penentuan awal bulan kamariyah menurut...

131
PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH MUJADADIYAH AL-ALIYAH DUSUN KAPAS DUKUHKLOPO PETERONGAN JOMBANG JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Syariah Oleh SITI KHOLISOH NIM 082111098 PROGRAM STUDI KONSENTRASI ILMU FALAK JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Upload: buihanh

Post on 02-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKAT

NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH MUJADADIYAH AL-ALIYAH

DUSUN KAPAS DUKUHKLOPO PETERONGAN

JOMBANG JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Syariah

Oleh

SITI KHOLISOH

NIM 082111098

PROGRAM STUDI KONSENTRASI ILMU FALAK

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2012

Page 2: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

ii

Page 3: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

iii

Page 4: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

iv

MOTTO

Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang,

agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala

sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. (QS, Al-isra : 12)1

1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, Jakarta : CV Penerbit J-ART, 2005, h.284

Page 5: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Bapak n Ibu (H.M.Syukron dan Hj.Mujiatin)

Yang telah membesarkan dan mendidikku selama ini.

Terimakasih Atas segala curahan Kasih Sayang, Nasehat serta do‟a yang tiada henti.

Adhek-adhek Q Muhib, Rahman dan Kamil.

Terimakasih atas Dukungan serta do‟a kalian,

semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua

Seluruh Keluarga Q di Tuban dan Demak

Untuk Teman-teman Q “Together „08”

CSS MoRA IAIN Walisongo, D‟Najira

Temen-temen Q

Page 6: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

vi

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis

menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang

pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan,

demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran orang

lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi

yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 18 April 2012

Deklarator,

Siti Kholisoh

082111098

Page 7: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

vii

Abstrak

Persoalan perbedaan penetapan awal bulan kamariyah semakin

mewarnai pluralisme di Indonesia, pasalnya persoalan seperti ini jarang

ditemui di negara-negara yang lain. Yang menjadi salah satu pemicu akan

keberagaman penetapan awal bulan kamariyah adalah munculnya berbagai

aliran maupun kelompok-kelompok yang mengeluarkan ketetapan secara

internal. Salah satunya adalah tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah

Al-Aliyah dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang Jawa Timur.

Sehingga penulis mencoba menelusuri dan menganalisa bagaimana metode

penetapan yang mereka gunakan serta faktor-faktor apa saja yang

melatarbelakangi tarekat ini sehingga masih mempertahankan prinsip

ketetapannya.

Adapun tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui dan

menganalisa pemikiran tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah dalam penentuan

awal bulan kamariyah. (2) untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor

yang melatarbelakangi tarekat ini mempertahankan prinsip metodenya dan

mengeluarkan ketetapan secara internal.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang

temasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Data primer diperoleh melalui

wawancara langsung dengan tokoh sentral tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah.

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi, berupa catatan dan tulisan.

Sedangkan dalam menganalisa penulis menggunakan diskiptif analitik.

Temuan penulis menunjukkan tarekat ini termasuk aliran semi Aboge

bukan aliran murni Aboge, karena mereka mengelaborasikan Aboge dan

rukyatul hilal sebagai metode penentuan awal bulan kamariyah. Namun, dalam

penetapannya mereka mendasarkan pada hasil rukyatul hilal saja. Adapun yang

melatarbelakangi tarekat ini mempertahankan metode serta ketetapan secara

intern yakni pertama, factor historis dimana secara turun temurun cara ini

merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan. Kedua, intrepetasi

nash yang memaknai hadist rukyat dengan mata telanjang. Ketiga,

kepercayaan, tarekat memiliki prinsip bahwa persoalan ibadah adalah otoritas

individu bukan wewenang pemerintah.

Key word : Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah, bulan kamariyah, Aboge dan

Rukyatul hilal

Page 8: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas

segala limpahan rahmat, hidayah, serta inayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : Penentuan Awal Bulan Kamariyah

Menurut Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al-Aliyah

Dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang Jawa Timur. Dengan

segala kemudahan yang telah diberikannya.

Untuk kedua kalinya salawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada pahlawan revolusiner Rasulullah Saw beserta keluarga, sahabat dan

para pengikutnya yang telah memberikan teladan dalam kehidupan.

Penulis menyadari skripsi ini dapat terselesaikan tidak luput dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak penulis ingin menyampaikan

terimakasih terutama kepada :

1. Kementrian Agama RI cq Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren atas

beasiswa yang diberikan selama menempuh perkuliahan hingga selesai.

2. Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang beserta pembantu

dekan dan staf-staf nya yang telah memberikan izin dan memberikan

fasilitas selama masa perkuliahan.

3. Kepada Ketua Prodi Konsentrasi Ilmu Falak Dr.H.Moh.Arja Imroni,M.Ag

beserta staf-staf nya yang telah memberikan fasilitas, pelayanan dan

pengarahan selama penulis menempuh perkuliahan.

4. H.Muhammad Saifullah,M.Ag selaku pembimbing I, terimakasih atas

segala bimbingan dan pengarahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ahmad Syifaul Anam.S.HI,MH selaku pembimbing II yang selalu

memberikan motivasi dan perhatian kepada penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orangtua penulis (Bpk.H.M.Syukron dan Ibu Hj.Mujiatin) beserta

adhik-adhik dan segenap keluarga atas segala do’a, dukungan dan kasih

sayang yang tidak bisa tulis ucapkan dengan untaian kata.

Page 9: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

ix

7. Bpk.KH.Nasuha Anwar selaku pimpinan tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah Mujadadiyah Al-Aliyah beserta warga dusun Kapas, atas segala

informasi yang diberikan dan sambutannya.

8. Temen ku Evi dan Eni terimakasih atas waktunya menemani penulis dalam

melakukan penelitian.

9. Keluarga di Semarang dan Demak, terimakasih atas perhatian dan kasih

sayang, sebagai tempat singgah penulis selama di Semarang

10. Keluarga Besar Pondok Pesantren Daarunnajaah Jrakah Tugu Semarang

khususnya KH.Sirojd Khudori dan Dr.H.Ahmad Izzuddin,M.Ag, selaku

pengasuh terimakasih banyak atas ilmu, didikan dan arahannya.

11. Keluarga Besar P.P Al Hamidiyyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang

khususnya Abah KH.Irfan Sholeh dan Ibu Nyai Hj.Fatihah Irfan atas

sambutan dan tempat singgah penulis selama melakukan penelitian.

12. Buat keluarga besar D’Najira, atas saksi usapan keringat penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Khususnya kamar Asy-Syamsiah (Iun, mb opil,

Yani, Najib, Nay, Endang).

13. Buat sahabat-sahabat “Together 08” mas Ade, Fajar, Amar, Sila, Entong,

Vian, Tucin, Ashud, Uuliyah, Mbok, Endang, Hestie, Ihwan, Mb Jo,

Tuing, Onde2 beracun, Angkot, Cacing, Ndes, Adon, Ebon, Until, Mak

Cik, Kang Harir, Sopret, SadamQ, Chanif, Syekh, Latipong, mb Eme,

Teyong, mbah Pur, mz Rifki, Cubit, mb Atul, Bang Daus, Yadun,

Tumena, Udin. everything will be memorian in the future, just keep our

relation a long time ago. Khususnya buat oink n mb emee, thanks buat

rempongnya menjajaki kota semarang.

14. Terimakasih banyak keluarga besar CSS MoRA IAIN Walisongo, yang

banyak memberikan kontribusi dan tempat untuk belajar berorganisasi.

15. Untuk “pae_muti” yang setia menemani dan memberikan bimbingan

kepada penulis, serta tempat curahan penulis selama menjalani

perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

16. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, semangat dan arahan agar

cepat terselesainya tugas akhir ini dengan baik.

Page 10: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

x

17. Temen-temen semua, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang

disebabkan keterbatasan penulis. Sehingga penulis mengharapkan saran dan

kritik konstruksi sebagai bekal penulis untuk karya-karya selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap skrisi ini dapat memberikan manfaat yang

positif bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 18 April 2012

Penulis

Siti Kholisoh

Page 11: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........ i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ……………………………………… .. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………....... iii

HALAMAN DEKLARASI ………………………………………………....... iv

HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………… .. v

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… . ..... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ………………………………………..... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………………....... ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………... 9

C. Tujuan Penulisan………………………………………….. 10

D. Telaah Pustaka ……………………………………………. 11

E. Metode Penelitian…………………………………………. 15

F. Sistematika Penulisan……………………………………… 18

BAB II TINJAUN UMUM HISAB RUKYAT

A. Pengertian Hisab Rukyat……………………………………. 20

1. Pengertian Hisab…………………………………………. 20

2. Pengertian Rukyat………………………………………... 24

B. Dasar Hukum Hisab Rukyat………………………………… 26

Page 12: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

xii

1. Dasar Hukum Dari Al-Qur’an……………………………... 27

2. Dasar Hukum Dari Al-Hadits……………………………... 30

C. Sejarah dan Perkembangan Hisab Rukyah di Indonesia……… 32

D. Aliran dalam Penentuan Awal Bulan Kamariyah di Indonesia.. 37

1. Menurut Kelompok Hisab……………………………….. 37

2. Menurut Kelompok Rukyat……………………………… 41

E. Problematika Hisab dan Rukyat di Indonesia………………… 48

1. Problematika Kelompok Hisab-Rukyat …………………... 48

2. Problematika Kelompok Hisab…………………………… 49

3. Problematika Kelompok Rukyat………………………….. 51

BAB III DISKURSUS TENTANG TAREKAT NAQSABANDIYAH

KHALIDIYAH MUJADADIYAH AL- ALIYAH

A. Seputar Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah………………. .... 53

1. Historisitas………………………………………... 53

2. Tokoh-tokoh……………………………………….. 55

3. Pola Peribadatan dan Ajaran…………………….. .. 58

4. Politik…………………………………………….. 61

B. Penentuan Awal Bulan Kamariyah Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

Mujadadiyah Al-Aliyah……………………….... ..................... 61

1. Dasar Hukum ………………………….............. 61

2. Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah…......... 63

3. Cara Penetapan Awal Bulan Kamariyah ………… 69

Page 13: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

xiii

C. Penentuan 1 Syawal 1432 H Menurut Tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah Mujadadiyah Al-Aliyah ……………………… .... 71

BAB IV ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH

TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH

A. Analisis terhadap Penentuan Awal Bulan Kamariyah menurut

Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah ……………………. 76

1. Analisis Metode Hisab ………………………… 77

2. Analisis Metode Rukyatul Hilal ………………… 84

B. Latar Belakang Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

Mempertahankan Prinsip Hisab Rukyat dalam Penentuan Awal

Bulan Kamariyah ………………………...................... 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………….. 97

B. Saran-saran ………………………………………….. 98

C. Penutup…….………………………………………… 99

Page 14: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penetapan awal bulan kamariyah merupakan salah satu lahan

ilmu hisab1 dan rukyat

2. Yang memiliki banyak metode perhitungan

(hisab) maupun pengamatan hilal (rukyat). Sehingga tidak jarang

hasil yang digunakan berbeda-beda. Hal ini sering menjadi

perdebatan umat dibanding persoalan penentuan waktu salat dan arah

kiblat. Menurut Ibrahim Husain persoalan ini dikatakan sebagai

persoalan klasik3 dan senantiasa aktual

4.

Masalah hisab dan rukyat awal bulan kamariyah merupakan

salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari

besar umat Islam. Contohnya bulan Ramadhan, Syawal, dan

Zulhijah5. Bulan-bulan inilah yang banyak menjadi sorotan umat

1Hisab secara harfiyah bermakna perhitungan. Di dunia Islam istilah hisab sering

digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memerkirakan posisi matahari dan bulan

terhadap bumi. 2 Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hila, yakni penampakan bulan

sabit yang pertama kali tampak setelah ijtima’. Rukyat dapat dilakukan dengan mata

telanjang dan dengan alat bantu optic atau teleskop. 3Klasik, karena persoalan ini semenjak masa-masa awal Islam sudah

mendapatkanperhatian dan pemikiran yang cukup mendalam dan serius dari parapakar

hukum Islam. Mengingat hal ini berkaitan erat dengan salah satu kewajiban (ibadah),

sehingga melahirkan sejumlah pendapat yang bervariasi. 4Actual, karena hamper disetiap tahun terutama menjelang bulan Ramadhan,

syawal, dan Zulhijah. Lihat Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyat (menyatukan NU dan

Muhammadiyyah dalam penentuan awal Ramadhan, idul Fitri dan Idul Adha) Penerbit

Erlangga : Jakarta.2007, h. 2 5Diantara kedua belas bulan Hijriyah yang paling mendapat perhatian umat

Islam adalah bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah, sebab didalamnya terdapat

kewajiban berpuasa haji , hari raya dan haji atas umat Islam . lihat Q.S al Baqarah : 185

dan 197. Penetapan awal bulan hijriyah selain ketiga bulan tersebut dapat dipakai hisab.

Page 15: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

2

muslim karena terdapat pelaksanaan ibadah wajib. Pada bulan

Ramadhan misalnya, yang menjadi penentuan hari pertama kewajiban

puasa, dimana umat Islam melaksanakan puasa selama satu bulan dan

diiringi dengan berbagai ritual-ritual untuk menambah kebarakahan

pada bulan suci ini.

Kedua, penentuan awal bulan Syawal sebagai hari Idul Fitri,

yang merupakan hari kemenangan umat Islam diseluruh penjuru

dunia. Khususnya di Indonesia, lebaran (hari raya Idul Fitri) adalah

momentum yang sangat penting. Lebaran menjadi saat yang tepat

ketika bisa berkumpul dan bersilahturahim kepada keluarga dan

handai taulan. Selain itu, tradisi mudik juga telah membudaya di

masyarakat ini. Moment hari raya bukan hanya dinikmati umat Islam

sendiri, melainkan juga dimanfaatkan oleh kaum non muslim untuk

menghormati atau sekedar beristirahat setelah setiap hari berutinitas

dengan kesibukan.

Dan yang ketiga, adalah penentuan bulan Zulhijah sebagai

hari raya umat Islam yang kedua. Pada bulan ini tepatnya pada

tanggal 10 Zulhijah dan hari tasyri’ 11, 12, dan 13 Zuhijah6 umat

Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan kurban untuk para

kaum faqir miskin. Dan pada bulan ini pula umat Islam bebondong-

Karena dalam hal ini tidak diperlukan itsbat al Qadhi. Penetapan bulan ini semata-mata

untuk perhitungan waktu, tidak benar-benar untuk kepentingan ibadah. Baca Imam Abu

al –Hayan, al Bahr al muhith, Kairo : Beirut jilid II, h. 62 6 Jumhur ulama –antara lain Imam Malik dan Imam Syafi’i- mengatakan haram

melakukan puasa dihari yang diragukan

Page 16: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

3

bondong ke kota suci Makkah Al-Mukarramah untuk melaksanan

rukun Islam yang kelima yakni ibadah haji.

Dari ketiga contoh bulan-bulan besar umat Islam diatas,

dapat kita mengerti betapa pentingnya penetapan awal bulan

kamariyah secara tepat dan sesuai. Karena pada dasarnya konsekuensi

hukum mengatakan tidak sah puasa seseorang pada hari syak (hari

yang diragukan), Selain itu haram bagi orang yang berpuasa

sedangkan hari itu dimungkinkan telah memasuki Syawal (Idul Fitri).

Sehingga persoalan seperti ini harus mampu ditemukan titik

penyelesaiannya dengan berbagai perkembangan metode hisab dan

rukyat yang ada.

Dari latar belakang persoalan itulah, maka timbulah sikap

kehati-hatian dari umat Islam dalam menentukan hari-hari sakral di

atas. Sehingga dengan berbagai metode dan pemanfaatan tekhnologi

canggih umat Islam berusaha untuk setepat mungkin menentukan dan

menetapkan jatuhnya hari-hari besar tersebut. Walaupun pada bulan-

bulan Islam lain juga terdapat banyak sekali ibadah sunnah yang

sangat dianjurkan pelaksanaannya.

Akan tetapi, dalam perkembangannya perayaan hari-hari

besar tersebut masih sering kali berbeda. Hilangnya kebersamaan

umat Islam dalam menyambut hari-hari besar (Ramadhan, Syawal

dan Zulhijah) yang mulia ini, menambah konfigurasi umat yang lebih

nyata. Banyak faktor yang melatarbelakangi timbulnya perbedaan

Page 17: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

4

tersebut, yang memang menjadi agenda umat Islam untuk

menghapusnya. Salah satu hal yang mungkin menjadi pemicu adalah

begitu beragamnya metode-metode yang dipakai dalam menentukan

awal bulan kamariyah baik secara individu ataupun organisasi.

Artinya di negara ini tidak ada aturan yang mengikat untuk mengikuti

ketetapan pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Kementrian Agama

RI. Jadi, tidak ada larangan bagi setiap instansi maupun ahli yang

menetapkan awal bulan kamariyah menurut perhitungan kalender dan

dasar hukum yang mereka terapkan. Sehingga wajar apabila sering

dan banyak terjadi perbedaan penetapan.

Selain itu secara historis Indonesia merupakan negara yang

kaya akan tradisi, adat istiadat dan kultur yang begitu kompleks.

Ditambah dengan ciri masyarakat Indonesia yang nota bene adalah

masyarakat tradisional-religius juga menambah warna keberagaman

yang ada. Tidak terkecuali mengenai aturan syar’i yang mereka

berlakukan di kalangan populasi-populasi antar anggotanya. Hal

tersebut juga sangat mempengaruhi pemahaman dasar nash yang

mereka mengerti, sehingga tentu menjadi kemungkinan sangat besar

jika kondisi budaya, lingkungan fisik dan kepercayaan masyarakatnya

juga berpengaruh pada metode yang dipakai komunitas-komunitas

tersebut misal saja pada gerakan-gerakan keagamaan seperti tarekat.

Dalam kacamata publik, memang selama ini perbedaan

begitu tampak hanya terjadi antara dua ormas besar yakni NU yang

Page 18: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

5

diidentikkan mazhab rukyatnya dan Muhammadiyyah dengan

mazhab hisabnya. Keduanya sama mengklaim dengan ciri khasnya

masing-masing, walaupun pada prakteknya keduanya juga sama-sama

memakai kedua metode tersebut yakni hisab dan rukyat.

Misal saja, pada penetapan awal Idul Fitri 1432 H / 2011 M,

masyarakat Indonesia kembali diresahkan dengan perbedaan

penetapan jatuhnya hari raya Idul Fitri. Muhammadiyah melalui

Majlis Tarjihnya menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh pada tanggal 30

Agustus 2011, hal ini didasarkan pada konsep hisab wujudul hilal7

yang selama ini menjadi pedoman hisabnya. Dimana secara resmi

Muhammadiyah menetapkan bahwasanya hilal sudah tampak, dan

secara otomatis pada hari sesudahnya sudah masuk tanggal 1 bulan

baru.

Berbeda dengan pemerintah dan ormas-ormas lainnya,

pemerintah yang memakai konsep imkanurrukyah8 dengan kriteria

batas kemungkinan hilal bisa dilihat yakni 20 di atas ufuk. Melalui

sidang itsbat (penetapan)9 pada tanggal 29 Agustus 2011, secara

7 Wujudul hilal secara harfiah berarti hilal telah wujud. Sementara itu menurut ilmu falak

matahari terbenam terlebih dahulu daripada bulan (meskipun hanya selisih satu menit atau kurang)

yang diukur dari titik Aries hingga benda langit dimaksud dengan pengukuran berlawanan dengan

jarum jam. Lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cet

II.2008, h. 240 8Imkanurrukyah secara harfiah berarti “perhitungan kemungkinan hilal terlihat.” Dalam

menyusun hipotesisnya juga dipertimbangkan pula data statistik keberhasilan dan kegagalan

rukyat, perhitungan teoritis, dan kesepakatan para ahli. Hisab imkanurrukyah adalah yang palinng

mendekati persyaratan yang dituntut fiqh dalam penentuan waktu ibadah. Lihat Farid Ruskanda,

100 Masalah Hisab dan Rukyat, Jakarta:Gema Insani Perss, 1996, h. 32 9 Sidang Itsbat (ketetapan) adalah siding untuk menetapkan kapan jatunya tanggal 1

Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah yang dihadiri oleh berbagai ormas Islam di Indonesia dan

langsung dipimpin oleh menteri Agama RI. Susiknan Azhari, op.cit, h. 106

Page 19: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

6

resmi pemerintah cq. Kementrian Agama, menetapkan 1 Syawal 1432

H jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011. Ketetapan ini cukup

memunculkan banyak dialektika di masyarakat, senyatanya dalam

beberapa taqwim yang beredar di masyarakat libur lebaran jatuh pada

hari Selasa, 30 Agustus 2011. Hal tersebut berdasarkan pada Surat

Keputusan tiga Menteri tentang penetapan libur lebaran.

Persoalan penetapan awal bulan kamariyah, sejauh

pengamatan penulis ternyata semakin hari persoalan ini menjadi

semakin kompleks, hal ini ditengarai bermunculannya kelompok-

kelompok minoritas yang juga memiliki metode penentuan awal

bulan kamariyah yang begitu beragam. Dimana kelompok-kelompok

seperti ini lebih mengikuti dan meyakini hasil penetapannya sendiri-

sendiri, dibanding mengikuti keputusan yang dikeluarkan oleh

pemerintah. Dengan demikian, fenomena seperti ini berimplementasi

terhadap integritas umat Islam khususnya yang ada di Indonesia, yang

menjadi keunikan tersendiri bahwasanya fenomena perbedaan

penetapan awal bulan kamariyah hanya terjadi di negara yang sistem

pemerintahan demokrasi seperti Indonesia.

Padahal pemerintah sendiri dalam pelaksanaan sidang istbat

telah melibatkan seluruh golongan-golongan maupun ormas-ormas

Islam yang dinilai memiliki pengaruh di masyarakat. Meskipun

demikian, dalam beberapa kasus perbedaan tersebut tidak juga dapat

Page 20: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

7

teratasi.10

Dan masing-masing ormas tersebut tetap saja

mengeluarkan keputusannya (apapun istilahnya –apa itu hanya

dengan istilah intruksi atau ikhbar- tetap saja itu adalah keputusan).11

Sedangkan, pemerintah sendiri berasumsi bahwa menyatukan

umat Islam di Indonesia khususnya masalah penetapan awal bulan

Ramadhan, Syawal dan Zulhijah menjadi sesuatu yang sangat sulit

dan dilematis. Sebab permasalahannya terletak pada plurarisme

keyakinan umat Islam itu sendiri. Untuk merubahnya tentu bukan

semudah mengembalikan telapak tangan karena hal tersebut

menyangkut ideologi dan kemantapan ibadah.

Di Indonesia hampir setiap tahun terjadi perbedaan antar

ormas dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah, tak

terkecuali salah satunya adalah “Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah

Al Mujadadiyah Al-Aliyah (yang selanjutnya disebut Naqsabandiyah

Kholidiyah) di dusun Kapas, Dukuhklopo Peterongan Jombang Jawa

Timur.12

Sejauh penulis mengamati, dalam beberapa pemberitaan di

media massa, baik televisi13

maupun media cetak tentang penetapan

awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, tarekat ini banyak menjadi

10

Susiknan azhari, Hisab dan Rukyat (Wacana Untuk Membangun Kebersamaan

Ditengah Perbedaan), Yogyakarta; pustaka pelajar, Cet, ke-1, 2003, h. 98 11

Ahmad izzuddin dalam artikelnya yang berjudul “Menyikapi Perbedaan Hari

Raya” yang dimuat dalam kumpulan artikel yang juga ditemukan didalam bukunya “ilmu

falak praktis (metode hisab rukyah praktis dan solusi permasalahannya), Semarang : IAIN

Walisongo Perss 12

Diambil dari media jatim.com.on line pada 2 Juni 2011 13

Dalam headline news yang disiarkan langsung oleh Metro Tv pada Sabtu, 11

Agustus 2010 pukul 10 : 00 WIB. Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah al Mujadadiyah Al

aliyah desa Dukuh Lopo, Peterongan Jombang menetapakan awal Ramadhan jatuh pada

12 Agustus 2010.

Page 21: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

8

sorotan publik dimana selalu menetapkan awal bulan khususnya

Ramadhan, Syawal dan Zulhijah tersebut yang berbeda dengan

pemerintah. Biasanya mereka berpuasa atau berlebaran lebih lambat 1

sampai 2 hari dengan ketetapan pemerintah.

Dalam penetapan 1 Syawal 1432 H, jamaah yang sering

dianggap aliran Islam Aboge ini bersamaan dengan ketetapan

pemerintah. Hal tersebut didasarkan pada rukyatul hilal pada tanggal

30 Agustus 2011 atau 29 Ramadhan untuk kalender jawa Islam

Aboge. Jamaah tarekat ini berhari raya pada tanggal 31 Agustus

2011, mereka berpuasa selama 29 hari. Karena pada penetapan awal

Ramadhan 1432 H, tarekat ini juga lebih mundur 1 hari dari ketetapan

pemerintah sebelumnya.

Ini merupakan salah satu tarekat yang masih kukuh

mempertahankan metode klasiknya ditengah metode dan tekhnologi

hisab dan rukyat yang telah berkembang pesat. Padahal sistem hisab

rukyat dan tarekat Naqsabandiyah itu sesuatu yang berbeda dan

terpisah. Sehingga tidak semua tarekat memiliki metode dalam

menetapkan awal bulan kamariyah. Pada dasarnya gerakan

keagamaan semacam tarekat itu jarang memberikan perhatian khusus

tentang ketetapan hukum Islam, apalagi persoalan penetapan waktu

ibadah yakni awal bulan kamariyah.

Di samping itu, jamaah tarekat ini memang dikenal sangat

konsisten dengan ketetapan tarekatnya. Faktor-faktor sosial kultur

Page 22: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

9

juga sangat melekat kepada para pengikutnya sehingga mereka sangat

konsisten dalam mengikuti ketetapan pemimpinnya. Aliran ini

tergolong masih bersifat minoritas, karena para pengikutnya hanya

mencapai kurang lebih 3.000 anggota dan tersebar di Jombang Jawa

timur dan sekitarnya.

Sehingga, hal ini begitu menarik untuk ditelisik dan dikaji

karena merupakan bagian dari khazanah perkembangan ilmu hisab

dan rukyat. Sebuah kelompok minoritas yang masih berpegang kukuh

pada metode dan cara-cara klasik serta keyakinan untuk berbeda

dengan penetapan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Padahal

dalam prakteknya masih terdapat banyak dialektika antar

masyarakatnya dalam mengikuti hasil ketentuan tarekatnya.

Dari sedikit penjelasan persoalan diatas, sehingga penulis

tertarik untuk melacak dan mengkaji pemikiran “Tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas, Dukuhklopo Peterongan

Jombang Jawa Timur.” Yang rentan akan adanya perbedaan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

yang akan penulis angkat adalah :

1. Bagaimana penentuan awal bulan Kamariyah menurut tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah dusun Kapas Dukuhklopo

Peterongan Jombang Jawa Timur ?

Page 23: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

10

2. Apa faktor-faktor yang melatarbelakangi Tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah di Dusun Kapas, Dukuhklopo Peterongan Jombang

Jawa Timur sehingga mempertahankan prinsip hisab rukyahnya

dalam penentuan awal bulan kamariyah ?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pemikiran Tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas, Dukuhklopo

Peterongan Jombang Jawa Timur khususnya terkait

pemikirannya dalam dunia hisab rukyat dalam penentuan waktu

ibadah khususnya awal bulan Kamariyah.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa hal-hal yang melatar

belakangi tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas,

Dukuhklopo Peterongan Jombang Jawa Timur, sehingga masih

mempertahankan prinsip metode nya dan mengeluarkan

ketetapan secara internal.

D. TELAAH PUSTAKA

Sejauh penulusuran penulis, telah ada tulisan yang membahas

mengenai metode penentual awal bulan kamariyah menurut tarekat

ini yakni karya Rizal Zakaria dalam skripsinya “Tinjauan Hukum

Page 24: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

11

Islam Terhadap Penggunaan Kalender Jawa Islam Aboge Sebagai

Ancer-ancer Rukyah Dalam Penentuan 1 Syawal 1430 H Aliran

Thoriqoh Naqsabandiyah Kholidiyah Mujadadiyah Al Aliyah Dusun

Kapas Klopo Peterongan Jombang14

“ dalam tulisannya Rizal Zakaria

membahas tentang metode hisab rukyah yang mereka pakai dalam

penentuan awal bulan kamariyah dimana dalam kesimpulannya, yang

ditinjau dari hukum Islam penggunaan hisab rukyah Thoriqoh ini,

maka Rizal menyatakan sah dan boleh, hal ini dikarenakan dasar

hukum serta tatacara dalam melakukan rukyah sesuai dengan tatacara

yang selama ini dijelaskan oleh Rasulullah dengan sunnahnya.

Penggunakan kalender Jawa Aboge sebagai penentuan awal

bulan kamariyah juga pernah diteliti dalam tulisan Tahrir Fauzi yang

berjudul “Studi Analisis penentuan awal bulan kamariyah sistem

Aboge di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas

Jawa Tengah”15

Dalam analisanya penulis berpendapat ada tiga faktor

yang melatarbelakangi mengapa masyarakat setempat masih

mempertahankan metode Aboge tersebut, yakni karena kepercayaan

masyarakat, kurangnya pendidikan dan kurangnya sosialisasi

kalender Jawa.

14

Rizal Zakaria. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggunaan Kalender Jawa

Islam Aboge Sebagai Ancer-ancer Rukyah Dalam Penentuan 1 Syawal 1430 H Aliran

Thoriqoh Naqsabandiyah Kholidoyah Mujadadiyah Al Aliyah Dusun Kapas Klopo

Peterongan Jombang. Skripsi sarjana Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya,

2010, td 15

Tahrir Fauzi, Studi Analisis Penetapan Awal Bulan Kamariyah Sistem Aboge

di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Skripsi

sarjana Fakultas Syariah IAIN Wallisongo.2010, td

Page 25: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

12

Selain tulisan-tulisan di atas, sudah banyak hasil penelitian

tentang hisab rukyah, ada beberapa tulisan yang menyinggung

persoalan hisab dan rukyat sudah banyak ditemukan. Diantara tulisan-

tulisan tersebut adalah Fiqh Hisab Rukyah Indonesia (sebuah upaya

Penyatuan Mazhab Rukyah dengan Mazhab Hisab) karya Ahmad

Izzuddin.16

Yang mana di dalamnya diuraikan diantaranya mengapa

perbedaan itu dan juga solusi alternatif atas perbedaan itu. Karya ini

dipertajam lagi dalam buku Fiqh Hisab Rukyah (Menyatukan NU dan

Muhammadiyah dalam Penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan

Idul Adha)17

yang mencoba menghadirkan kembali pengetahuan

hisab dan rukyat dengan pendekatan holistik serta bagaimana

menyikapi sebuah perbedaan dengan mengambil sebuah keputusan

yang cerdas dengan ilmu dan keyakinan penuh. Kemudian Hisab dan

Rukyat (Wacana untuk membangun Kebersamaan di Tengah

Perbedaan) karya Susiknan Azhari.18

Di dalamnya mengulas tentang

beberapa pandangan para ahli tentang hisab rukyat, serta akar

persoalan yang menyebabkan sebuah perbedaan itu muncul dan

terjadi.

16

Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyat di Indonesia (Upaya Penyatuan Mazhab

Rukyat dengan Mazhab Hisab) Yogyakarta : Logung Pustaka, Cet. ke-1, 2003 17

Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyat (menyatukan NU dan Muhammadiyyah

dalam penentuan awal Ramadhan, idul Fitri dan Idul Adha), Penerbit Erlangga : Jakarta,

2007. 18

Susiknan Azhari, Hisab dan Rukyat (Wacana untuk Menbangun Kebersamaan

di Tengah Perbedaan,. Pustaka Pelajar ; Yogyakarta. Cet. ke-1, 2007

Page 26: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

13

Kemudian Muhyidin Khazin karyanya Ilmu Falak (Dalam

Teori dan Praktek)19

yang menjelaskan diantaranya bagaimana

menentukan awal bulan kamariyah baik dengan hisab maupun rukyat

dan langkah perhitungannya serta dalil yang mendasarinya.

Kemudian Almanak Hisab Rukyat karya Badan Hisab Rukyah

Departemen Agama.20

Buku Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam

dan Sains Modern) karya Susiknan Azhari,21

yang menguraikan

tentang pengetahuan dalam menentukan waktu-waktu ibadah dengan

menggunakan teori dasar serta kerangka filosofis yang dikomparasi

antara sains dengan khazanah Islam.

Sedangkan karya hisab rukyah secara fiqh diantaranya

“Rukyah dengan Teknologi” dengan pengantar BJ Habibie22.

Merupakan rangkaian beberapa makalah dari berbagai kalangan,

diantaranya tulisan Ma’ruf Amin (PBNU), Darsa Sukarta Diredja

(Planetarium Jakarta), Basith Wahid (Muhammadiyah), dan Wahyu

Widiana (Departemen Agama RI). Kemudian buku Menggagas Fiqih

Astronomi (Telaah Hisab Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan

Hari Raya) oleh Thomas Djamaluddin23

juga merupakan kumpulan

beberapa tulisan Thomas Djamaluddin yang pada intinya buku ini

19

Muhyidin Khazin, Ilmu Falak (Dalam Teori dan Praktik), Yogyakarta : Buana

Pustaka, Cet.1, 2004. 20

Badan Hisab dan Rukyah, Almanak Hisab Rukyah, Proyek Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, Jakarta, 1981 21

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains

Modern)Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, Cet II, 2007 22

B.J.Habibie, Rukyah Dengan Teknologi, Jakarta: Gema Insani, 1996, h. 23 23

Thomas Djamaluddin, Menggagas Fiqh Astronomi (Telaah Hisab Rukyat dan

Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya), Bandung : Kaki Langit, 2005.

Page 27: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

14

berupaya menguak permasalahan hisab rukyah khususnya perbedaan

penetapan awal bulan kamariyah, dan berusaha mengajukan beberapa

gagasan untuk solusi persatuan dari sudut fiqh maupun astronominya.

Penelitian Ahmad Izzuddin yaitu Melacak Pemikiran Hisab

Rukyah Tradisional (Studi Atas Pemikiran Muhammad Mas Manshur

al Batawi),24

Kajian dalam sebuah skripsi ini juga memfokuskan pada

kajian seorang tokoh yakni pelacakan pemikiran Muhammad Mansur

al-Batawi. Serta penelitian Slamet Hambali tentang Melacak Metode

Penentuan Poso dan Riyoyo Kalangan Keraton Yogyakarta25

yang

menjelaskan bagaimana metode keraton Yogyakarta dalam penetapan

puasa dan berhari raya.

Untuk mengetahui istilah-istilah yang menggunakan bahasa

asing yang terkait dengan persoalan hisab rukyat, maka penulis

menelusurinya dalam Kamus Ilmu Falak Karya Muhyiddin Khazin26

,

serta karya Susiknan Azhari yang berjudul Ensiklopedi Hisab

Rukyah27

Akan tetapi, yang menjadi catatan adalah dalam tulisan Rizal

Zakaria sebelumnya tidak dijelaskan latarbelakang tarekat ini masih

mempertahankan metode klasiknya. Serta bagaimana metode yang

24

Ahmad Izzuddin, Melacak Pemikiran Hisab Rukyah Tradisional (Studi Atas

Pemikiran Muhammad Mas Manshur al Batawi) penelitian individual IAIN Walisongo

Semarang, 2004 25

Slamet Hambali, Melacak Metode Penentuan Poso dan Royoyo Kalangan

Keraton Yogyakarta, Penelitian Individual IAIN Walisongo Semarang, 2003, tp 26

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005 27

Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005.

Page 28: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

15

dipakai tarekat ini ditinjau dari sisi astronomi maupun teoritisnya.

Sehingga, dapat dikatakan belum ada tulisan yang secara langsung

membahas penentuan awal bulan Kamariyah menurut Tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas, Dukuhklopo Peterongan

Jombang Jawa Timur secara gamblang mengulas pada metode yang

dipakai sehingga mereka berbeda dengan pemerintah. Karena pada

dasarnya tulisan Rizal Zakaria hanya terfokuskan bagaimana metode

tersebut ditinjau dari hukum Islam saja.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Adapun penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penulis

ingin mengetahui gambaran tentang metode yang digunakan oleh

Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah dusun Kapas Dukuhklopo

Peterongan Jombang Jawa Timur dalam penetapan awal bulan

kamariyah terutama awal dan akhir bulan Ramadhan, Syawal serta

Zulhijah.

2. Sumber dan Jenis Data

Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai

sumber primer dan sumber sekunder.

Page 29: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

16

a. Sumber primer

Sumber primer adalah sumber-sumber yang memberikan data

secara langsung dari tangan pertama atau merupakan sumber asli.28

Yakni yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data primer ini

penulis dapatkan melalui wawancara langsung dan observasi di

tempat dan kepada para pimpinan maupun pengikut tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah Al Mujadadiyah Al-Aliyah.

b. Sumber sekunder

Sumber sekunder adalah sumber-sumber yang diambil dari

sumber yang lain yang tidak diperoleh dari sumber primer. Yakni

data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subyek penelitiannya.29

Data sekunder diperoleh dari

dokumentasi, yaitu berupa pustaka hisab rukyat baik kajian fiqh

maupun astronomi.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam skripsi ini,

penulis melakukan beberapa metode pengumpulan data antara lain :

a. Wawancara

Wawancara atau interview kepada pihak-pihak yang

berkompeten. Dalam hal ini adalah tokoh dan para pengikut tarekat

28

Nasution, Metode Reseach Penelitian Ilmiah, Edisi I, (Jakarta : Bumi Aksara,

Cet. ke-1, 2001, h. 150. 29

Saifuddin Anwar, op.cit. h. 91

Page 30: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

17

Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas, Dukuhklopo Peterongan

Jombang Jawa Timur.

b. Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari data-data yang telah ada

sebelumnya berupa tulisan-tulisan, buku-buku, hasil penelitian,

jurnal, majalah, karya ilmiyah, koran, artikel, tulisan dari internet dan

data lain yang ilmiyah yang bertautan dengan penelitian.30

4. Metode Analisa Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan tehnik

deskriptif analitik yakni menggambarkan terlebih dahulu bagaimana

keadaan sosial kultural masyarakat dusun Kapas khususnya para

anggota tarekat ini terhadap penetapan awal bulan kamariyah

menurut pemikiran hisab rukyah di Indonesia, dan pemikiran hisab

rukyah tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas,

Dukuhklopo Peterongan Jombang Jawa Timur.

Setelah semua data dapat berkumpul dan dijabarkan

kemudian penulis menganalisisnya dengan metode kualitatif, karena

data yang didapatkan oleh penulis dilakukan melalui pendekatan

kualitatif.31

Yaitu dengan cara menganalisa metode serta cara

30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

PT Renika Cipta, Cet. ke-13, 2006, h. 231. 31

Analisa kualitatif pada dasarnya merupakan pemikiran logis, analisa dengan

logika, dengan induksi, deduksi, analogi, komparasi dan sejenis itu. Lihat dalam Tatang

M. Amirin. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : PT Radja Grafindo Persada, 1995.

h. 95

Page 31: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

18

penetapan awal bulan kamariyah menurut tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah dilanjut dengan analisis tentang factor-faktor yang

melatarbelakangi tarekat ini mempertahankan prinsip metode hisab

rukyatnya sehingga mengeluarkan ketetapan secara internal.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan dalam memahami dan mempelajari

skripsi ini, maka disini akan dijelaskan mengenai sistematika

penulisan penelitian, dimana penelitian ini terdiri dari lima bab, yang

diperjelas dengan sub bab yang ada.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan pembahasan tentang tinjauan umum

tentang hisab rukyat meliputi pengertian umum hisab rukyat, dasar

hukum hisab rukyat, sejarah dan perkembangan pemikiran hisab

rukyat di Indonesia. Ditambah pembahasan mengenai aliran-aliran

hisab rukyat di Indonesia berikut problematikanya.

Bab III merupakan pembahasan tentang diskursus tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah. Yang meliputi historisitas pemberlakuan

hisab rukyat tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah dalam penentuan

awal bulan Kamariyah, Serta dasar hukum serta pemikiran tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah tentang hisab rukyat.

Page 32: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

19

Bab IV merupakan bab analisis penulis terhadap penetapan

awal bulan kamariyah tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah yakni

meliputi analisis tentang metode dan cara penetapan awal bulan

kamariyah menurut tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah, serta analisis

faktor yang melatarbelakangi tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

dalam mempertahankan prinsip metodenya dalam penentuan awal

bulan kamariyah.

Bab V merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan,

saran-saran dan penutup.

Page 33: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

20

BAB II

TINJAUAN UMUM HISAB RUKYAT

A. Pengertian Hisab dan Rukyat

Dalam persoalan penetapan awal bulan kamariyah secara garis besar

terdapat dua pemikiran yang berbeda. Hal tersebut disebabkan adanya

perbedaan dasar dan interpretasi serta pemahaman nash yang heterogen. Oleh

karena itu, penulis mencoba menguraikan satu persatu terkait pemikiran

tersebut.

1. Pengertian Hisab

Menurut bahasa, kata hisab berasal dari bahasa arab hasiba-

yahsibu-hisāban yang memiliki arti menghitung, mengira dan

membilang32

. Dalam bahasa inggris ilmu hisab disebut “Arihmatic”

adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang seluk beluk

perhitungan. „hisab” itu sendiri berarti hitung, jadi ilmu hisab33

adalah

ilmu hitung. Ilmu hisab sering digunakan dalam ilmu falak untuk

memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.34

32

Louis Ma‟luf, al-Munjid fi al-Lughah Dar al-Masyruq, Beirut : Maktabah Al-Tajriyah Al-

Kubro, 1986, h. 132. 33

Ilmu hisab yang dimaksud disini adalah ilmu hisab sebagai ilmu falak yang biasa

digunakan umat Islam dalam proses penentuan berbagai hal dalam praktik ibadah. Ia hanya

memberikan hasil perhitungan terkait persoalan waktu dan posisi saja. Lihat Encup Supriatna, Hisab

Rukyat dan Aplikasinya, Bandung : PT Rafika Aditama, 2007, h. 2 34

Ibid, h. 1

Page 34: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

21

Dalam Al-Quran Surat Yunus Ayat 5 disebutkan :

Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya

dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi

perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan

perhitungan (waktu)”. (QS. Yunus:5)35

Juga dalam Surat ar-Rahman ayat 5 :

Artinya : “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”. (QS. Ar-

Rahman:5)36

Sedangkan menurut bahasa (etimologi) kata falak37

artinya (انفهك)

orbit38

atau madar.39

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

diartikan sebagai lingkaran atau cakrawala. Sehingga ilmu falak adalah

ilmu pengetahuan tentang lintasan benda-benda langit (khususnya bumi,

bulan, matahari) pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk

35 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Bandung : CV Penerbit Jumanatul

‟Ali, 2005, h. 209.

36

ibid, h. 532. 37

Jalan benda-benda langit atau garis lengkung yang dilalui oleh suatu benda langit dalam

lingkaran hariannya. Falak disebut dengan orbit yang diterjemahkan dengan “lintasan.” Lihat

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Jogjakarta : Buana Pustaka, 2005, h. 24 38

Orbit = falak.ibid, h. 62 39

Madar adalah lingkaran yang sejajar dengan equator. Madar ini merupakan tempat suatu

benda langit beredar, sehingga ia disebut pula dengan “lingkaran harian” suatu benda langit. Ibid, h. 50

Page 35: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

22

diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat

diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.40

Di kalangan umat Islam ilmu falak dan ilmu faraidh dikenal

dengan sebutan ilmu hisab, sebab kegiatan yang paling menonjol pada

kedua ilmu tersebut yang dipelajari dan dipergunakan oleh umat Islam

dalam praktek ibadah adalah melakukan perhitungan-perhitungan.

Ilmu ini disebut dengan ilmu falak, karena ilmu ini mempelajari

lintasan benda-benda langit. Ilmu ini disebut pula dengan ilmu hisab,

karena ilmu ini menggunakan perhitungan. Selain itu, ilmu ini disebut

pula ilmu rashd, karena ilmu ini memerlukan pengamatan. Ilmu ini juga

sering disebut ilmu miqat, karena ilmu ini mempelajari tentang batas-batas

waktu.41

Dari keempat istilah di atas, yang populer di masyarakat adalah

“ilmu falak” dan “ilmu hisab”.42

Ilmu hisab juga diartikan sebagai ilmu untuk menentukan awal

bulan kamariyah yang didasarkan kepada peredaran bulan mengelilingi

bumi.43

Dengan metode ini dapat menetapkan awal bulan jauh-jauh hari

sebelumnya. Sehingga secara tidak langsung ilmu hisab sangat dibutuhkan

40

Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta : Buana Pustaka,

2004

41

Ibid.

42

Zubair Umar al-Jailany, Khulashah al-Wafiyah, h. 3. 43

Bulan beredar mengelilingi bumi dalam waktu 27,32166 hari atau 27h7

j43

m11,42

d. waktu

edar inik dikenal dengan periode sideris. Lihat Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah

Islam dan Sains Modern), Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2007, Cet, ke-2, h.18

Page 36: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

23

dalam pembuatan kalender dan pedoman dalam pelaksanaan rukyatul

hilal.44

Ilmu falak atau ilmu hisab secara garis besarnya ada dua macam,

yaitu „ilmiy dan „amaly. Ilmu hisab ilmiy adalah ilmu yang membahas

berbagai teori serta konsep-konsep benda langit, misalnya dari segi asal

mula kejadiannya (cosmogoni), bentuk dan tata himpunannya (cosmologi),

jumlah anggotanya (cosmografi), ukuran dan jaraknya (astrometrik),

gerak dan gaya tariknya (astromekanik), dan kandungan unsur-unsurnya

(astrofisika).45

Sedangkan ilmu hisab „amaly adalah ilmu yang melakukan

perhitungan untuk mengetahui posisi dan kedudukan benda-benda langit

antara satu dengan yang lain.46

Ilmu hisab „amaly inilah yang oleh

masyarakat umum dikenal dengan ilmu hisab.

Pokok bahasan dalam ilmu hisab adalah penentuan waktu dan

posisi benda-benda langit (matahari dan bulan) yang diasumsikan

memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan ibadah (hablun min Allah).

Sehingga pada dasarnya pokok bahasan ilmu falak adalah berkisar pada:47

44

Rukyatul Hilal adalah usaha melihat atau mengamati hilal di tempat terbuka dengan mata

bugil atau peralatan pada saat matahari terbenam menjelang bulan baru kamariyah. Muhyidin Khazin,

op.cit, h. 69 45

Muhyidin Khazin, Ibid, h. 4 46

Muhyidin Khazin, loc.cit, h. 4

47

Ahmad Izzudin, Ilmu Falak Praktis (Metode HIsab Rukyat Praktis dan Solusi

Permasalahannya), Semarang : Komala Grafika, 2006, h. 3.

Page 37: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

24

1. Penentuan arah kiblat dan bayangan arah kiblat

2. Penentuan waktu shalat

3. Penentuan awal bulan (khususnya bulan kamariah)

4. Penentuan gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan.

Adapun pembahasan awal bulan dalam ilmu hisab adalah menghitung

waktu terjadinya konjungsi (ijtima‟),48

yakni posisi matahari dan bulan

memiliki nilai bujur astronomi yang sama, serta menghitung posisi (tinggi dan

azimuth49

) bulan (hilal) dilihat dari suatu tempat ketika matahari terbenam

pada hari terjadinya konjungsi itu.50

2. Pengertian Rukyat

Kata rukyat51

secara bahasa berasal dari bahasa arab ( -ش –سأ

yaitu melihat dengan mata atau (ظشبانع أ با انفعم) yang artinya (سأت

dilaksanakan dengan langsung.52

Dalam kamus besar bahasa Indonesia rukyat

48 Ijtima‟ artinya kumpul atau bersama, yaitu posisi matahari dan bulan berada pada satu

bujur astronomi. Dalam astronomi dikenal dengan istilah conjunction (konjungsi). Para ahli astronomi

murni menggunakan ijtima‟ ini sebagai kriteria penggantian bulan Kamariah, sehingga ia disebut pula

dengan New Moon. Lihat Muhyiddin Khazin, 99 Tanya Jawab Masalah Hisab dan Rukyat,

Yogyakarta : Ramadhan Press, 2009, h. 70.

49

Azimuth atau jihah berarti arah, yaitu harga suatu sudut untuk tempat atau benda langit

yang dihitung sepanjang horizon dari titik utara ke timur searah jarum jam sampai titik perpotongan

antara lingkaran vertikal yang melewati tempat atau benda langit itu dengan lingkaran horizon. Lihat

Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, h. 40.

50

Muhyidin Khazin, Ibid, hlm. 3. 51

Rukyat adalah perihal melihat bulan tanggal satu untuk menentukan hari permulaan dan

penghabisan puasa Ramadhan. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum, Edisi,ke-4, Cet. ke-4, 2008, h.1187 52

Louis Ma‟luf, op cit, h. 243

Page 38: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

25

yakni “pengamatan”53

lafad rukyat sudah merupakan istilah yang biasa

dipakai oleh ulama fiqh atau masyarakat luas untuk pengertian melihat bulan

baru (hilal) yang ada kaitannya dengan awal bulan kamariyah setiap tanggal

29 bulan kamariyah.

Dalam interpretasi pemaknaan kata rukyat itu berbeda-beda, maka

timbulah banyak makna yang mengiringinya. Rukyah ditinjau dari segi

ephistimologi terkelompokkan menjadi dua pendapat,54

yaitu :

a. Kata rukyah adalah masdar dari kata ra‟a yang secara harfiyah diartikan

melihat dengan mata telanjang.

b. Kata rukyah adalah masdar yang artinya penglihatan, dalam bahasa

inggris disebut vision, yang artinya melihat, baik secara lahiriyah maupun

bathiniyyah.

Sedangkan yang dimaksud dengan rukyatul hilal adalah suatu

kegiatan atau usaha melihat atau mengamati hilal55

di langit (ufuk) sebelah

barat sesaat setelah matahari terbenam menjelang awal bulan kamariyah

dengan mata atau alat. Dalam astronomi dikenal dengan istilah observasi.

53

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Umum, edisi. 4, Cet. ke-4, 2005, h.1108 54 Burhanuddin Jusuf Habibie, Rukyah dengan Teknologi, Jakarta : Gema Insani Press, h. 14. 55

Hilal (الل) atau bulan sabit yang dalam astronomi dikenal dengan nama crescent adalah

bagian bulan yang tampak terang dari bumi sebagai akibat cahaya matahari yang dipantulkan olehnya

pada hari terjadinya ijtima‟ sesaat setelah matahari terbenam. Hilal ini dapat dipakai sebagai pertanda

pergantian bulan kamariyah. Apabila setelah matahari terbenam hilal tampak maka malam itu dan

keesokan harinya merupakan tanggal satu bulan berikutnya. Muhyiddin Khazin, op.cit, h. 30

Page 39: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

26

Saat ini pemaknaan rukyat berarti melihat secara visual (melihat

dengan mata kepala). Selain itu, masih banyak ulama yang menganggap

segala macam perhitungan untuk menentukan pengamatan hilal dengan

mengabaikan pengamatan secara visual adalah tidak memiliki dasar hukum

bahkan dianggap merekayasa atau bid‟ah. Hal ini pernah dijadikan suatu

fatwa suatu fatwa resmi di Mesir pada masa Fatimid, saat Jenderal Jawhar

memerintah pada tahun 359 H atau 969 M.56

Rukyatul hilal dikenal sebagai sistem penentuan awal bulan

kamariyah terutama bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijah, sejak masa

Rasulullah saw, dan permulaan Islam. Pada masalah itu, dalam awal bulan

kamariyah untuk keperluan waktu-waktu ibadah ditentukan secara sederhana,

yaitu dengan pengamatan hilal secara langsung tanpa menggunakan alat

(rukyat bil fi‟li)57

B. Dasar Hukum Hisab dan Rukyat

Banyak ayat Al-Quran dan Hadits yang dijadikan petunjuk sebagai

landasan dan kemudian ditafsirkan dengan menggunakan dua cara tersebut

yakni hisab dan rukyat. Secara keseluruhan dalil-dalil naqli (baik Al-Quran

maupun hadits) memberikan petunjuk dan motivasi umat manusia agar selalu

mempelajari benda-benda langit (matahari, bumi, bulan dan bintang) untuk

56

Tono Saksono, h. 84-85 57

Moh.Murtadho, Ilmu Falak Praktis, Malang : UIN Malang Perss, 2008, h. 215

Page 40: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

27

menetapkan waktu-waktu ibadah. Yang salah satunya adalah untuk

menentukan awal bulan kamariyah. Adapun dalil-dalil tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Dasar Hukum dalam Al-Quran

a. Surat Al-Baqarah Ayat 189

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah:

"Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan

(bagi ibadah) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-

rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah

kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah

itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu

beruntung”. (QS. Al-Baqarah:189)58

Sebagian riwayat mengatakan bahwa nabi saw pernah ditanya tentang

bulan sabit (االهت) berikut dengan urgensinya. Karena itu dari kelanjutannya

ayat tersebut dijelaskan “katakanlah, bulan sabit itu adalah tanda-tanda

waktu bagi manusia dan ibadah haji.” Dari jawaban tersebut praktis bahwa

58 Departemen Agama RI, op.cit, hlm. 30.

Page 41: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

28

adapun maksud dan tujuan penciptaan bulan sabit adalah sebagai tanda-tanda

waktu bagi manusia dalam menentukan waktu ibadah.59

b. Surat Al-Baqarah Ayat 185

Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan

yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai

petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai

petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat

tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan

itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia

berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang

ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki

kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah

kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan

kepadamu, supaya kamu bersyukur.“60

(QS Al-Baqarah : 185)

59 Yang dimaksud waktu adalah sebagai tengara (tanda-tanda) waktu bagi manusia untuk

bertahallul dan berirham, untuk berpuasa dan tidak berpuasa untuk nikah, talak, dan iddah. Untuk

mengadakan transaksi-transaksi, perniagaan, utang piutang, dan untuk urusan-urusan agama maupun

urusan-urusan dunia. Selengkapnya lihat As‟ad Yasin et, Terjemah Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an Jilid ,

Jakarta:Gema Insani, 2006, Cet. ke-5, h. 215 60

Departemen Agama, op.cit, h.

Page 42: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

29

c. Surah Al-Anbiya ayat 33

Artinya: “Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari

dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam

garis edarnya”. (QS. Al-Anbiya:33)61

d. Surat Yasin ayat 40

Artinya: “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan

malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing

beredar pada garis edarnya”. (QS. Yasin : 40)62

e. Surat Yunus ayat 5

Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-

tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui

bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak

61 Ibid, h. 325.

62

Ibid, h. 442.

Page 43: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

30

menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang

yang mengetahui.”(QS. Yunus ayat : 5 ).63

Dari beberapa ayat Al Qur‟an di atas, tidak ada ayat yang secara

tegas menjelaskan tentang penentuan awal bulan kamariyah dengan

metode hisab dan rukyat. Ayat di atas hanya menjelaskan bahwasannya

matahari dan bulan dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan waktu-

waktu ibadah. Sehingga ayat-ayat Al-Quran yang tautan di atas masih

bersifat global. Yang kemudian baru dijelaskan secara gamblang dan

dispesifikasikan dalam hadits-hadits nabi.

2. Dasar Hukum dalam Al-Hadits

a. Hadits riwayat Muslim dari Ibn Umar

اب افع ع ع ذ انه ا عب ا أب أسايت حذث بت حذث أب ش ا أب بكش ب حذث

سهى ركش سيضا عه صه انه سسل انه اأ ع انه ش سض ع

فقال ا ذ ف انثانثت فصيا فضشب ب اي كزا ثى عقذ إب كزا كزا ش نش

ثهاث )سا يسهى( كى فاقذسا ن عه أغ فإ أفطشا نشؤت نشؤت64

Artinya: “Bercerita kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah bercerita

kepada kami Abu Usāmah bercerita kepada Kami Ubaidillah

dari Nasi‟ bin Umar radiallahu „anhu bahwa rasulullah Saw

menuturkan masalah bulan Ramadan sambil menunjukkan

kedua tangannya kemudian berkata ; bulan itu seperti ini,

seperti ini, seperti ini, kemudian menelungkupkan ibu jarinya

pada saat gerakan yang ketiga. Maka berpuasalah kalian karena

melihat hilal dan berbukalah karena melihat hilal pula, jika

63

Ibid, h. 531 64

Maktabah Syamilah, Shahih Muslim, edisi ke-2, jus. 5, h. 431, hadist ke 1796

Page 44: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

31

terhalang oleh awan terhadapmu maka genapkanlah tiga puluh

hari.”(HR.Muslim)

b. Hadits Riwayat Bukhori dari Abu Hurairah

انه شة سض ش عت أبا صاد قال س ذ ب ا شعبت حذثا يح ا آدو حذث حذث

عه قال قال أب انقاسى صه انه سهى أ عه صه انه قل قال انب ع

هسهى صي كى فأك عه غب فإ أفطشا نشؤت ا نشؤت ا عذة شعبا

)سا انبخاس(ثهاث65

Artinya : “Diceritakan dari Adam dari Syu‟bah dari Muhammad bin

Ziyad bahwasanya berkata saya mendengar Abu Hurairah

RA berkata Rasulullah pernah bersabda berpuasalah kalian

karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihat

hilal maka jika tertutup oleh awan maka sempurnakanlah

bilangan Sya‟ban 30 hari.” (HR.Bukhori)

c. Hadits Muslim dari Ibnu Umar

قال سسل اهلل صه اهلل عه سهى اا اهلل عا قال سضع اب عش

انشش تسع عشش فال تصيا حت تش ال تفطشا حت تش فا غى

عهكى فاقذسا ن )سا يسهى(66

Artinya : “Dari Ibnu Umar ra. Berkata Rasulullah saw bersabda satu

bulan hanya 29 hari, maka jangan kamu berpuasa sebelum

melihat bulan, dan jangan berbuka sebelum melihatnya dan

jika tertutup awal maka perkirakanlah.” (HR. Muslim).

Puasa Ramadhan wajib dilakukan dengan melihat hilal masuknya

bulan Ramadhan. Untuk melihat hilal tidak disyaratkan diseluruh kaum

muslim. Namun cukuplah kiranya jika “terlihatnya hilal benar-benar dapat

dibuktikan, sekalipun hanya melalui berita dari seseorang yang

65

Ibid

66

Abu Husain Muslim bin Al Hajjaj, Shahih Muslim, Juz ke-3, Beirut: Dar al Fikr, tt, h. 122.

Page 45: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

32

berpredikat adil. Apabila penglihatan terhalang oleh awan, baik untuk

masuknya bulan Ramadhan ataupun keluarnya, maka bilangan bulan

digenapkan menjadi tiga puluh hari.67

C. Sejarah Dan Perkembangan Pemikiran Hisab Rukyat di Indonesia

Berbicara tentang sejarah perkembangan pemikiran hisab rukyat di

Indonesia, ada dua periode yang mendapat perhatian khusus, yakni periode

masuknya Islam di Indonesia dan zaman reformisme pada abad ke 20.

Pembahasan ini lebih menitikberatkan pada persoalan kedua dengan

menfokuskan setelah berdirinya Badan Hisab dan Rukyat.68

Berbicara mengenai perkembangan pemikiran hisab rukyat di

Indonesia tidak akan pernah luput dari sejarah peradaban dunia. Sejak zaman

kekuasaan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, umat Islam sudah terlibat

dalam pemikiran hisab, yang ditandai dengan penggunaan kalender Hijriyah

sebagai kalender resmi. Dimana menurut sebagian pendapat hal tersebut lebih

merupakan salah satu strategi budaya69

yang dilakukan raja untuk

menghubungkan budaya Islam dan jawa.

67

Bahrun Abu Bakar, Penjelasan Hukum-Hukum Syariat Islam (Terjemah Ibaanatul Ahkam),

Bandung : Penerbit Sinar Baru Algesindo, 1994, h. 1086 68

Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

Cet, ke-1, 2002, h. 9 69

Sejauh pengetahuan penulis strategi ini dicetuskan oleh sultan agung sebagai raja mataram

pertama konsep Strategi ini adalah untuk membaurkan Islam dengan budaya Jawa dimulainya dengan

mengganti tahun Saka berdasarkan perjalanan matahari, menjadi perhitungan Jawa berdasarkan bulan.

Setelah itu disesaikan dengan perhitungan Hijriyah. Mingguan Hijriyah yang terdiri dari tujuh hari

diintegrasikan dengan mingguan Jawa yang terdiri dari 5 hari. Senin Wage Selasa Kliwon, Rabo Paing

Page 46: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

33

Perlu dicatat suatu peristiwa penting dan bersejarah, yaitu

penggabungan penanggalan Hindu Jawa (saka) yang berdasarkan peredaran

matahari dengan penanggalan hijriyah. Hal ini merupakan suatu ciptaan baru

yang perlu dicatat dalam sejarah, karena telah merubah masyarakat kehindu-

hinduan menuju masyarakat ke-Islaman.70

Sehingga dapat dikatakan sejak

adanya peninggalan Hindu dan penanggalan Islam di Indonesia, khususnya di

Pulau Jawa serta adanya perpaduan kedua penanggalan tersebut menjadi

penanggalan Jawa Islam oleh Sultan Agung, sebenarnya bangsa Indonesia

sudah mengenal ilmu falak.

Awal mula perkembangan metode hisab rukyat dalam penentuan awal

bulan kamariyah, diawali dari penemuan metode yang mulai sederhana

sampai yang paling kontemporer. Karena pada zaman dahulu dengan

keterbatasan pendidikan dan sumber daya manusia mereka telah mampu

menciptakan metode-metode sederhana dan tidak terlalu rumit.

Dalam rentetan sejarah mencatat bahwasanya pada abad ke 17 sampai

abad ke 19 M pemikiran hisab di Indonesia tidak bisa lepas dengan pemikiran

hisab negara-negara Islam lain. Bahkan tradisi ini masih kentara pada awal

abad ke 20. Peringkat kajian Islam yang paling tinggi hanya dapat dicapai di

dan seterusnya. Demikian bulan bulan Jawa disesuaikan dengan bulan-bulan Hijriyah. Misalnya

Mulud, Rejeb, Ruwah, Poso dan seterusnya. 70

Pencipta utama penanggalan gabungan tersebut diatas yang selanjutnya dikenal sebagai

penanggalan jawa (Islam) yang hingga sekarang masih tetap berlaku, ialah Sri sultan Muhammad

Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma di kerajaan Mataram II (1613-1645). Lihat Muhammad

Wardan, Hisab Urfi dan Hakiki, cet I, Yogyakarta, 1957, h. 12

Page 47: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

34

Makkah lalu kemudian beralih ke Madinah. Sehingga kajian Islam termasuk

kajian hisab rukyat tidak dapat lepas dari adanya jaringan ulama, posisi

penting kedua kota suci ini khususnya dalam kaitannya dengan ibadah haji,

mendorong sejumlah guru besar (ulama) dan penuntut ilmu dari berbagai

wilayah dunia muslim datang dan bermukim di sana, yang pada gilirannya

menciptakan semacam jaringan keilmuan yang menghasilkan wacana ilmiah

yang unik (meminjam istilah Azyumardi Azra).71

Pada tahun 1314 H/ 1896 M Syekh Abdurrahman bin Ahmad al Misri

datang ke Jakarta membawa Zaij (Tabel Astronomis) Ulugh Beg72

dan

mengajarkannya kepada para ulama muda di Indonesia seperti Habib Usman

bin Abdillah bin „aqil bin Yahya.73

Selanjutnya Habib Usman juga

mengajarkan kepada para muridnya di Jakarta, yang selanjutnya oleh

muridnya yang bernama Muhammad Mansur bin Abdul Hamid Dumairi al

71

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII, Jakarta : Kencana Pernada Media Group, Cet ke-3, 2007. 72

Ulugh Beg merupakan seorang Turki yang menjadi matematikawan dan ahli falak yang

lahir di Soltamiya pada 1394 M. ia dikenal sebagai pendiri observatorium dan pedukung

pengembangan ilmu astronomi. Observatorium ini menjadi observatorium nonoptik terbesar di dunia

dengan alat fahri sextant (mempunyai radius 40 meter) itu sayangnya hanya bertahan selama dua

tahun. hasil observasi Ulugh Beg beserta sejawatnya terhimpun antara lain dalam Zij Jadidi Sulthani.

Lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cet ke-2, 2008, h 223-

224 73

Habib Usman bin Abdillah bin „aqil bin Yahya dikenal dengan julukan Mufti Betawi, ia

menyusun buku yang berjudul “iqadzun Niyam fi ma yata‟alaqahu bil ahillah wa Shiyam” yang

dicetak tahun 1321 H/1903 M oleh percetakan al Mubarakah Betawi. Buku ini bukan termasuk buku

ilmu falak namun terkait dengan ilmu falak, karena ia memuat beberapa permasalahan ilmu hukum

tentang puasa, rukyat dan hisab. Ilmu falak yang ia ajarkan adalah perhitungan ijtima‟ dengan epoch

Batavia atau Jakarta (λ = 1060 49‟), hanya saja beliau tidak menyusun buku ilmu falak. Lihat Muhyidin

Khazin, op.cit, h. 31

Page 48: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

35

Batawi74

dibukukan dan dikenal dengan nama kitab Sullamun Nayyirain

(1925) yang terpengaruh oleh sistem Ulugh Bek. Dapat dikatakan Ini

merupakan hasil rihlah ilmiyah yang dilakukan para ulama Indonesia selama

di Jazirah Arab. Sehingga diakui atau tidak, pemikiran hisab rukyat di Jazirah

arab, seperti di Mesir sangat berpengaruh dalam pemikiran hisab rukyat di

Indonesia.75

Pada masa penjajahan, persoalan penentuan awal bulan berkaitan

dengan ibadah diserahkan pada kerajaan-kerajaan Islam yang masih ada.

Kemudian setelah Indonesia merdeka, secara berangsur-angsur mulai terjadi

perubahan. Dan setelah terbentuk Departemen Agama pada tanggal 3 Januari

1946, persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hari libur (termasuk

penutupan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 10 Zulhijah) diserahkan kepada

Departemen Agama berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 1946

No.2/Um,7/Um,9/Um jo Keputusan Presiden No.25 tahun 1967, No. 148

tahun 1968 dan No. 10 tahun 1971.76

74

Muhammad Mansur bin Abdul Hamid Dumairi al Batawi adalah ahli falak dengan

karyanya yang berjudul Sullamun Nayyirain fi Ma rifati Ijtima‟ wal Kusufain. Kitab Sullamun

Nayyirain ini oleh penyusunnya dibagi menjadi tiga risalah, pertama berjudul Risalatul Ula fi

Ma‟rifatil Ijtima‟in Nayyirain, yakni memuat perhitungan ijtima‟ irtifa‟ hilal, posisi hilal dan umur

hilal. Kedua berjudul Risalatus Saniyah fi Ma‟rifatil Khusufil Qamar, yakni memuat perhitungan

gerhana bulan dan yang ketiga berjudul Risalatus Saniyah fi Ma‟rifati Kusufis Syams, yakni memuat

perhitungan gerhana matahari. Kitab Sullamun Nayyirain ini dipakai sebagai salah satu pertimbangan

penetapan awal bulan dalam Muker Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama RI. Lihat Muhyiddin

Khazin, Kamus Ilmu Falak, op cit, h. 111 75

Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyat Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam

Penentuan Awal Bulan Ramadhan Idul Fitri dan Idul Adha, Jakarta : Erlangga, 2007, h. 54 76

Susiknan Azhari, op.cit, h. 12

Page 49: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

36

Walaupun penetapan hari libur telah diserahkan pada Departemen

Agama, namun dalam wilayah etis praktis saat ini masih (terkadang) belum

seragam. Hal ini merupakan dampak dari adanya perbedaan antara beberapa

pemahaman yang ada dalam wacana hisab rukyat.77

Untuk menjaga persatuan dan ukhuwah Islamiyah, maka pemerintah

(dalam hal ini Kementerian Agama) selalu berusaha untuk mempertemukan

antara faham para ahli hisab dan rukyat dalam masyarakat Indonesia terutama

di kalangan ulama-ulamanya dengan mengadakan konferensi-konferensi

untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan perbedaan penentuan

Ramadhan, Syawal dan Zulhijah. Musyawarah-musyawarah tersebut diadakan

setiap tahun. Selanjutnya, maka dibentuklah Lembaga Hisab Rukyat, atas

desakan dari para peserta musyawarah. Dan pada tanggal 16 Agustus 1972

dikeluarkan S.K. Menteri Agama No 76 Tahun 1972 tentang pembentukan

Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama.78

Dengan berdirinya Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama

(sekarang menjadi Kementerian Agama) diharapkan mampu mengakomodir

segala persoalan khususnya yang berkaitan dengan hisab dan rukyat yang ada

di Indonesia. Ini merupakan salah satu wujud perhatian dari pemerintah untuk

mencoba mencari solusi tentang polemik perbedaan penetapan awal bulan

kamariyah (Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah). Melalui badan inilah

77 Ibid, h. 58.

78 Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, Almanak Hisab dan Rukyat, Jakarta:Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, h. 23-24

Page 50: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

37

pemerintah melalui Kementerian Agama mencoba menjadi penengah diantara

pluralisme ideologi golongan.

D. Aliran Dalam Penentuan Awal Bulan Kamariyah di Indonesia

1. Menurut Kelompok Hisab

Dalam menggunakan dalil-dalil syar‟i, kelompok ahli hisab berpegang

kepada banyaknya ayat-ayat yang memerintahkan untuk melakukan

perhitungan berdasarkan ilmu pengetahuan dan beberapa hadits nabi Saw.

yang juga mengisyaratkan agar melakukan perhitungan.79

Perkembangan

pemikiran hisab di Indonesia mencakup beberapa aliran yang ditinjau dari

segi sistem perhitungannya dapat dibagi menjadi dua kelompok besar80

:

a. Hisab Urfi

Hisab urfi adalah sistem perhitungan tanggal yang didasarkan

pada peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi dan ditetapkan

secara konvensial.81

Yakni dalam kalender Islam ditentukan adanya

periode 30 tahun dengan tahun panjang dan tahun pendek.82

79

M.Yunan Yusuf, et al. Ensiklopedi Muhammadiyah, Jakarta:PT Grafindo Persada, 2005,

h.151 80

Badan Hisab dan Rukyat Dep.Agama, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta:Proyek Pembinaan

Badan Peradilan Agama, 1981, h. 37 81

Susiknan Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2002, h. 23 82

Ada 11 tahun panjang dalam periode 30 tahun itu, disamping ada 19 tahun biasa. Tahun

biasa memiliki 354 hari, sedangkan tahun panjang memiliki 355 hari. Jumlah hari setiap bulan

diberikan secara silih berganti : Muharram 30 hari, Shafar 29 hari, Rabiul awal 30 hari,,,,,dan

seterusnya. Sedangkan Zulhijah, dalam tahun biasa memiliki 29 hari dan dalam tahun panjang 30 hari.

Page 51: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

38

Kegiatan hisab ini dilandaskan kepada kaidah-kaidah yang

bersifat tradisional („urf). Yaitu dalam hisab urfi ini telah dibuat

ketentuan-ketentuan atau beberapa kaidah dalam menentukan

perhitungan masuknya awal bulan itu dengan anggaran yang

didasarkan kepada peredaran bulan.

Nama-nama dan panjang bulan hijriyah dalam hisab urfi83

No Nama Bulan Jumlah

1 Muharam 30

2 Safar 29

3 Rabiul Awal 30

4 Rabiul Akhir 29

5 Jumadil Awal 30

6 Jumadil Akhir 29

7 Rajab 30

8 Sya‟ban 29

9 Ramadhan 30

10 Syawal 29

11 Zulkaidah 30

12 Zulhijah 29

Sistem hisab ini tak ubahnya seperti kalender syamsiyah

(miladiyah), bilangan hari pada tiap-tiap bulan berjumlah tetap kecuali

bulan tertentu pada tahun-tahun tertentu jumlahnya lebih panjang satu

hari. Sehingga sistem hisab ini tidak dapat dipergunakan dalam

menentukan awal bulan kamariyah untuk pelaksanaan ibadah karena

Adapun 11 tahun panjang dalam periode 30 tahun ditentukan sebagai tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18,

21, 24, 26 dan 28. Lihat tulisan Basith Wachid.Hisab Untuk Menentukan awal dan Akhir Ramadhan

dalam buku Rukyah dengan Tekhnologi.Jakarta : Gema Insani Press.1994.hlm 97 83

Op.Cit.Susiknan Azhari

Page 52: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

39

menurut sistem umur bulan Sya‟ban dan Ramadhan adalah tetap yaitu

29 hari untuk Sya‟ban dan 30 hari untuk Ramadhan.84

Dengan demikian, seiring dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan terbukti bahwa sistem hisab ini kurang akurat digunakan

untuk keperluan penentuan waktu ibadah. Karena perata-rataan

peredaran bulan tidaklah tepat sesuai dengan penampilan hilal (new-

moon) pada awal bulan.

b. Hisab Islam Jawa

Sebelum masuknya agama Islam, para suku bangsa di

Nusantara bagian barat yang terkena pengaruh agama Hindu

menggunakan kalender Saka. Namun kalender Saka yang

dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa sukubangsa, terutama suku

Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara

penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh

Sultan Agung diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan

perpaduan antara kalender Islam dan kalender Saka. Di Bali kalender

Saka yang telah ditambahi dengan unsur-unsur lokal dipakai sampai

sekarang, begitu pula di beberapa daerah di Jawa, seperti di Tengger

yang banyak penganut agama Hindu.85

84

Susiknan Azhari, op.cit. h, 24 85

Diunduh dari http//www.wikipedia,org.com pada tanggal 18 September puku 10:00 WIB

Page 53: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

40

Mula pertama perhitungan jawa ini didasarkan pada sistem

Jawa-Hindu, yang terkenal dengan tahun “Soko” yang sistem

penanggalannya didasarkan sistem peredaran matahari. Menurut

penelitian tanggal 1 Kasa tahun pertama soko bertepatan hari Sabtu 14

Maret 78 M yaitu bertepatan dengan 1 tahun setelah dinobatkannya

Prabusyaliwahono (Aji Soko) sebagai raja di India.86

Kemudian pada tahun 1633 M yang bertepatan dengan tahun

1043 H atau 1555 Soko, oleh Sri Sultan Muhammad yang terkenal

dengan nama Sultan Agung Anyokrokusumo yang bertahta di kerajaan

Mataram, kedua sistem ini dipertemukan yaitu tahunnya mengambil

tahun Soko, yakni meneruskan tahun Soko (1555), tetapi sistemnya

mengambil tahun Hijriyah yakni berdasarkan peredaran bulan

mengelilingi bumi. Oleh karena itu, sistem ini dikenal dengan sistem

Penanggalan Jawa Islam.87

Atau juga dikenal dengan sebutan

Kalender Sultan Agung yang nama ilmiyahnya disebut Anno

Javanico.88

Setiap 120 tahun, tahun Jawa akan lebih banyak 1 hari

dibandingkan tahun Hijriah, karena dalam 120 tahun tahun Jawa Islam

mempunyai 45 tahun kabisat (120 dibagi 8 = 15, kemudian dikalikan

3), sedangkan Hijriah urfi hanya mempunyai tahun kabisat sebanyak

86

Op.Cit.Badan Hisab Rukyat Departemen Agama, h. 19 87

Muhyiddin Khazin, op.cit, h.118 88

Susiknan Azhari, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains), h. 156

Page 54: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

41

44 (120 dibagi 30 = 4, kemudian dikalikan 11). Sehingga dilakukan

pengurangan 1 hari setiap 120 tahun. Sampai saat ini telah mengalami

perubahan empat kali yakni, Ajumgi (tahun Alip Jum'at Legi 1555-

1674 J = 120 tahun), Amiswon (1675-1746 J = 72 tahun), Aboge

(1747-1866 J = 120 tahun), dan Asapon (1867-1986 J = 120 tahun).89

Sehingga yang berlaku saat ini adalah periode terakhir yakni

Asapon.90

Dapat disimpulkan penanggalan Jawa Islam merupakan produk

dari hasil interelasi Islam dan Jawa. Yang sampai saat ini masih

digunakan pedoman bagi orang-orang Jawa khususnya karaton

Yogyakarta dalam penetapan hari-hari besar. Namun demikian tahun

Jawa bukanlah tahun Hijriah, tahun Jawa hanya disesuaikan dengan

tahun Hijriah oleh Sultan Agung yang saat itu beragama Islam. Selain

itu, jika kita melihat penetapannya sebenarnya tahun Jawa usianya

lebih muda dibandingkan dengan tahun Hijriah, tapi karena tahun

Jawa Islam meneruskan tahun Jawa (saka) maka seolah-olah tahun

Jawa lebih dahulu daripada tahun Hijriah.

89 Slamet Hambali, Pemikiran Tahun Jawa Islam Sultan Agung, dalam Zenith, edisi I 2009.

90 Dalam Almanak Hisab Rukyat Depag RI, ada sedikit perbedaan masa; Ajumgi (1555-

1627= 27 tahun), Amiswon (1627-1747=120 tahun) , Aboge (1747-1867=120), dan Asapon (1867-

1987=120 tahun), lihat Departemen Agama RI, Pedoman Perhitungan Awal Bulan Kamariah, Jakarta:

Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan Badan Peradilan

Agama Islam, 1994, h. 46

Page 55: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

42

c. Hisab Hakiki

Hisab hakiki adalah sistem hisab yang didasarkan pada

peredaran bulan dan bumi yang sebenarnya. Yang menurut sistem ini

setiap umur bulan tidaklah konstan dan juga tidak beraturan,

melainkan tergantung posisi hilal setiap awal bulan.91

Atas dasar

tersebut terdapat beberapa macam hisab hakiki sesuai dengan kriteria

yang diterapkan masing-masing untuk menentukan awal bulan

kamariyah. Berbagai kriteria yang dimaksud adalah :

a. Ijtima‟ sebelum fajar (al-ijtima‟ qabla al-fajr). Mereka

menetapkan kriteria apabila ijtima‟ terjadi sebelum terbit fajar

maka sejak terbit fajar itu sudah masuk bulan baru dan apabila

ijtima‟ terjadi sesudah terbit fajar maka hari sesudah terbit fajar itu

masih termasuk hari terakhir dari bulan yang sedang

berlangsung.92

b. Ijtima‟ sebelum Ghurub (al ijtima‟ qabla al ghurub). Kriteria ini

menentukan bahwa apabila ijtima‟ terjadi sebelum matahari

tenggelam, maka malam itu dan esok harinya adalah bulan baru,

dan apabila ijtima‟ terjadi sesudah matahari terbenam, maka

91

Muhyiddin Khazin, 99 Tanya Jawab Masalah Hisab dan Rukyat, Yogyakarta : Ramadan

Press, 2009, cet. 1, h. 79 92

Depag RI.Pedoman Penetapan Awal Bulan Qamariyah.

Page 56: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

43

malam itu dan esok harinya adalah hari penggenap bulan berjalan,

dan bulan baru dimulai lusa.93

c. Hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal. Menurut kriteria ini

bulan kamariyah baru dimulai apabila pada hari ke-29 bulan

kamariyah berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat

berikut secara kamulatif yaitu (1). Telah terjadi ijtimak, (2) ijtimak

terjadi sebelum matahari terbenam, (3) pada saat matahari

terbenam, bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk. Apabila

salah satu dari kriteria tersebut tidak dipenuhi, maka bulan berjalan

digenapkan tiga puluh hari dan bulan baru dimulai lusa.94

d. Hisab Hakiki kriteria Imkanurrukyat

Memiliki pengertian bahwa hilal kemungkinan dapat

dilihat. Mazhab imkanurrukyat berupaya bagaimana hasil hisab

dapat sesuai dengan rukyat dan rukyatnya tepat sasaran sesuai

dengan data hisabnya, karena dalam hal ini obyek sasarannya sama

yakni hilal.95

Menurut aliran ini awal bulan kamariyah dimulai saat

terbenam matahari setelah terjadi ijtima‟ dan pada saat itu hilal

sudah diperhitungkan untuk dapat dirukyat.

93

Penganut Hisab ini memulai hari sejak saat matahari terbenam, dan hisab ini tidak

mempertimbangkan apakah pada saat matahari bulan sudah berada di atas ufuk atau di bawah ufuk.

Lihat Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hisab Muhammadiyah,

Yogyakarta:Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2009, h. 22 94

Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyyah, op.cit, h. 24 95

Ahmad Izzuddin, Fiqh Hisab Rukyat, Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007, h. 153

Page 57: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

44

Menurut sistem ini, meskipun posisi hilal sudah wujud di

atas ufuk hakiki atau mar‟i, awal bulan kamariyah masih tetap

belum dapat ditetapkan, kecuali apabila hilal sudah mencapai

posisi yang dinyatakan dapat dilihat. Yakni apabila ketinggian

hilal 2 derajat atau lebih, maka awal bulan dapat ditetapkan. 96

Konsep imkanurrukyah ini muncul berawal pada bulan

Maret 1998 para ulama ahli hisab dan rukyat dan para perwakilan

organisasi masyarakat Islam mengadakan musyawarah kriteria dan

keputusan musyawarahnya baru dihasilkan pada tanggal 28

September 1998. 97

Akan tetapi, walaupun sudah disepakati adanya batas

minimal imkanurrukyat, namun ternyata belum disepakati tentang

kekuatan hukum untuk menggunakan metode imkanurrukyat

tersebut. Alhasil sampai saat ini banyak organisasi masyarakat

yang masih berpegang pada prinsip masing-masing dan terkesan

imkanurrukyat sebagai mazhab pemerintah. Sedangkan, Para ahli

hisab yang mendukung aliran ini juga masih berbeda pendapat

dalam menetapkan kriteria visibilitas hilal untuk dapat dirukyat.98

96

Ibid, h. 91 97

Ibid, h. 92 98

T.Djamaluddin, Hisab Astronomi dalam Republika, Rabu 8 Januari 1997, h. 6

Page 58: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

45

2. Menurut Kelompok Rukyat

a. Kelompok rukyat kriteria Wilayat Al-hukmi

Rukyat bagi kelompok ini adalah merupakan alat paling shahih

khususnya bagi penetapan awal bulan yang berkaitan dengan waktu-waktu

ibadah sesuai dengan bunyi hadits nabi saw. Hadits ini dianggap sebagai

taqyid bagi kemutlakan beberapa ayat al-Quran tentang hisab yang

berhubungan dengan ketentuan peredaran matahari dan bulan. Kelompok

ini juga melakukan hisab sebagai persiapan untuk rukyat, tetapi terbatas

hanya sebagai sarana pendukung untuk keberhasilan rukyat dan bukan

sebagai penentu.99

Rukyat di sini adalah Rukyat bil haal yakni usaha melihat hilal

dengan mata telanjang pada saat matahari terbenam tanggal 29 akhir bulan

kamariyah. Prinsip kerjanya ialah jika pada waktu tersebut telah berhasil

melihat hilal,100

maka malam itu atau keesokan harinya telah ditetapkan

sebagai tanggal 1 bulan baru. Namun, jika hilal gagal terlihat, tanggal 1

bulan baru ditetapkan pada malam hari berikutnya yakni dengan di-

istikmalkan akhir bulan menjadi 30 hari. Hal ini didasarkan pada hadits

99

Maskufa, Ilmu Falaq, Jakarta:Gaung Persada Perss, 2009, h. 163 100

Hilal dalam bahasa arab adalah sepatah kata isim yang terbentuk dari 3 huruf asal, yaitu

ha-lam-lam ( ل -ل -ـ ), sama dengan asal terbentuknya fi‟il (kata kerja) م dan tashrifnya ام. Hilal

(jamaknya ahillah) artinya bulan sabit, suatu nama bagi cahaya bulan yang nampak seperti sabit. م

dan ام dalam konteks hilal mempunyai arti bervariasi sesuai dengan kata lain yang mendampinginya

yang membentuk isthilahi (idiom). Jadi menurut bahasa arab, hilal adalah bulan sabit yang tampak

pada awal bulan dan dapat dilihat. Kebiasaan orang arab berteriak kegirangan ketika melihat hilal.

Lihat Ghozali Masruri. Devinisi Hilal Menurut Syar‟i.yang dipost oleh www.badilag.net Kamis, 02

Desember 2010 pukul 04:05 WIB.

Page 59: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

46

yang dianggap muqoyyad dimana perintah Nabi agar kaum muslimin

menyempurnakan bilangan bulan Sya‟ban 30 hari apabila bulan tidak

dapat dirukyat.

Di Indonesia mazhab rukyat diusung oleh organisasi keagamaan

Nahdhatul Ulama (NU),101

walaupun pada kenyataannya banyak sekali

kelompok yang memakai metode rukyat sebagai penentu awal bulan

kamariyah. Menurut kelompok ini kedudukan hisab dalam menetapkan

awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah hanyalah sebagai pembantu dan

pemandu dalam memperlancar pelaksanaan rukyatul hilal.

Pada dasarnya mazhab rukyat juga terdapat beberapa mazhab

kecil yang mempunyai perbedaan-perbedaan secara prinsipil, salah

satunya yakni masalah menetapkan mathla,102

ada yang menganggap hasil

rukyat suatu tempat hanya berlaku untuk suatu wilayah hukum (wilyatul

hukmi). Namun, ada pula yang menganggap hasil rukyat berlaku bagi

seluruh penduduk di dunia.

101

Hal tersebut didasarkan pada putusan Muktamar NU ke-27 tahun 1405 H/Tahun 1984 di

Situbondo dan Munas Alim ulama NU di Cilacap tahun 1409 H/1987, bahwa penetapan Awal

Ramadhan, Syawal dan Zulhijah wajib didasarkan pada atas Rukyatul Hilal bil Fi‟li atau Istikmal.

Sedangkan kedudukan hisab hanyalah sebagai pembantu dalam melakukan rukyat. Lajnah Falakiyah

PBNU, Pedoman Operasional Penyelenggaraan Rukyat bil Fi‟li di Lingkungan Nahdlatul Ulama,

Lampiran SK PBNU No.311/A.II.03/I/1994 102

Mathla‟ adalah luas daerah atau wilayah pemberlakuan hukum ketetapan awal bulan

kamariyah. Ada tiga pendapat tentang mathla‟ ini. Pertama, mathla‟ Masafatul Qashri, yakni

pemberlakuan hukum ketetapan awal bulan itu hanya sebatas diperkenankan melakukan salat qashar,

yaitu radius 90 km. kedua, mathla‟ Wilayatul Hukmi, yakni pemberlakuan hukum ketetapan awal bulan

itu untuk seluruh wilayah territorial wilayah suatu Negara. Ketiga, Mathla‟ Global yakni

pemberlakuan hukum ketetapan awal bulan itu untuk seluruh wilayah di permukaan bumi. Muhyiddin

Khazin, op.cit, h. 55

Page 60: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

47

b. Kelompok Rukyat Global

Merupakan kelompok yang menyatakan bahwa hasil rukyat di

suatu tempat berlaku untuk seluruh dunia. Hal ini dengan argumentasi

bahwa khithab dari hadits-hadits hisab rukyat ditunjukkan pada seluruh

umat Islam di dunia, tidak dibedakan oleh perbedaan geografis dan batas-

batas daerah kekuasaan.103

Tidak ada bedanya antara orang Syam dan

orang Hijaz. Begitu pula tak ada bedanya antara orang Indonesia dengan

orang Irak. Sebab, lafadz- lafadz dalam hadits - hadits tersebut bersifat

umum.104

Menurut konsep ini, jika seorang muslim telah melihat hilal untuk

bulan Ramadhan maupun Syawal, di manapun ia berada, maka wajib atas

seluruh kaum muslimin untuk berpuasa ataupun berbuka (beridul fitri).

Tidak ada perbedaan antara satu negara dengan negara lainnya, atau antara

seorang muslim dengan muslim lainnya. Sebab rukyatul hilal oleh siapa

saja dari kaum muslimin, merupakan hujah bagi orang yang tidak melihat

hilal.

Kelompok ini usung oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan

Jama‟ah Muslimin (Hizbullah). Kasus seperti ini banyak terjadi jika Saudi

Arabia telah dikabarkan telah berhasil rukyat, maka Indonesia akan

103

Ahmad Izzuddin, op.cit, h. 86 104

Penjelasan dan pendapat ini sudah dipaparkan dalam skripsi Ansorullah, Penentuan Awal

Bulan Qamariyah Jamaah Muslimin (Hizbullah) di Indonesia, Skripsi Sarjana Fakultas Syari‟ah IAIN

Walisongo Semarang, 2010, h. 56-60.

Page 61: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

48

terpengaruh dengan informasi hasil rukyat. Karena pada prinsipnya

khusus untuk penentuan Idul Adha, Hizbut Tahrir mengacu pada

pemerintah Saudi Arabia karena tanggal 9 Zulhijah merupakan wukuf

Arafah. Patokannya sederhana, satu hari setelah wukuf Arafah adalah Idul

adha.

E. Problematika Penetapan Awal Bulan Kamariyah di Indonesia

1. Problematika kelompok hisab-rukyat

Dalam penetapan awal bulan kamariyah terdapat kelompok yang

berpedoman pada hisab dan kelompok yang berpegang pada rukyat.

Kedua kelompok ini sangat sulit untuk disatukan karena mempunyai

argumentasi fiqh yang berbeda satu sama lain. Hal tersebut sangat

mengusik kesatuan umat yang berbeda-beda dalam penetapan awal bulan

kamariyah (Ramadhan, Syawal dan Zulhijah).

Sistem hisab dan rukyat secara teoritis merupakan dua sistem

yang simbiosis mutualisme (saling melengkapi). Bukan dua sistem yang

terpisah dan berbeda. Mempertentangkan keduanya merupakan sebuah

kesia-siaan yang tidak akan menghasilkan kemanfaatan apapun kecuali

perpecahan dan tidak berkembangnya ilmu falak yang menjadi induk

hisab rukyat sendiri.105

105

Hendro Setyanto, Membaca Langit, Jakarta : al-Guraba, 2008, h. 16

Page 62: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

49

Pada dasarnya persoalan penetapan awal bulan itu lebih kepada

persoalan ijtihadiyah semata. Kesaksian melihat hilal (rukyatul hilal),

keputusan hasil hisab, dan akhirnya keputusan oleh pemerintah. hal

tersebut adalah hasil ijtihad yang kebenarannya bersifat relatif.

Walaupun demikian, persoalan perbedaan hari raya antara

kelompok hisab dan rukyat sangat mengusik kebersamaan umat. Sehingga

hal tersebut menjadi persoalan yang begitu krusial. Sehingga perlu

dicarikan titik temu yakni salah satunya menyamakan kriteria yang selama

ini menjadi akar permasalahan antara kelompok hisab dan kelompok

rukyat.

2. Problematika kelompok hisab

Perbedaan dikalangan ahli hisab bermuara pada dua hal, pertama

karena bermacam-macamnya sistem dan referensi hisab, dan kedua karena

berbeda-beda kriteria hasil hisab yang dijadikan pedoman. Sistem hisab

tersebut dikelompokkan menjadi tiga yakni hisab taqribi,106

hisab

tahqiqi107

dan hisab kontemporer.108

106

Hisab taqriby menyajikan data dan sistem perhitungan posisi bulan dan matahari secara

sederhana tanpa mempergunakan tanpa mempergunakan ilmu segitiga bola. Refresentasi kelompok ini

adalah : kitab sullamunnayyirain, al qawaidul falaqiyyah dan faturroufil manan. 107

Hisab haqiqy menyajikan data dan sistem perhitungan dengan menggunakan kaidah-

kaidah ilmu ukur segitiga bola. Yang termasuk kelompok ini al khulasotul al wafiyah, hisab haqiqy

dan nurul anwar.

Page 63: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

50

Sedangkan mengenai kriteria hasil hisab, para ahli hisab pun

juga berbeda-beda dalam menerapkan kriterianya. Sebagian berpedoman

pada ijtima‟ qabla ghurub, sebagian berpegang pada posisi hilal di atas

ufuk. Dan yang berpegang pada posisi hilal di atas ufuk juga berbeda-

beda. Ada yang berpendapat pada wujudul hilal di atas ufuk, dan ada yang

berpedoman pada imkanurrukyat 20

sampai 50.

Perbedaan-perbedaan tersebut kerap kali menimbulkan hasil

yang berbeda-beda. Akan tetapi, sampai sejauh ini belum ada kesepakatan

bersama mengenai metode hisab maupun kriteria hasil hisab. Banyaknya

komunitas masyarakat yang masih mempertahankan hisab klasiknya juga

menambah dinamika dalam penggunaan metode hisab.

Dikalangan ormas penganut hisab ada perbedaan, sebagaimana

penulis sebutkan diatas tentang perkembangan kriteria-kriteria metode

hisab yang dipakai diantara kalangan. Muhammadiyah menggunakan

kriteria wujudul hilal (hilal wujud diatas ufuk) dengan prinsip wilayatul

hukmi (wujud disebagian wilayah diberlakukan untuk seluruh wilayah

hukum di seluruh Indonesia), sedangkan Persatuan Islam (Persis)

menggunakan criteria wujudul hilal di seluruh Indonesia (sebelumnya

menggunakan kriteria imkanur rukyat 20). Ketika ketinggian hilal positif,

108

Hisab kontemporer disamping menggunakan kaidah ilmu ukur segitiga bola, juga

menggunakan data yang up to date. Representasi dari hisab kontemporer ini adalah sistem

H.Saadoedin Jambek dengan Almanak Nautika, Jean Meeus dan Ephemeris Hisab Rukyat.

Page 64: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

51

tetapi kurang dari atau sekitar 2 derajat potensi terjadinya perbedaan hari

raya sangat terbuka.109

Sehingga dapat dikatakan ahli hisab pada suatu kelompok masih

sangat taklid dengan perhitungan yang digunakan, meskipun sering kali

telah dibuktikan dengan fenomena alam seperti gerhana, yang

menunjukkan kurang akuratnya data dengan hasil observasi. Sampai saat

ini belum ada hisab yang diakui secara universal dan disepakati oleh

seluruh kelompok hisab untuk diamalkan bersama. Disamping itu, solusi

yang dihasilkan melalui berbagai seminar dan musyawarah kerja yang

diadakan baru bersifat penyatuan pendapat dan kesepakatan semata.110

3. Problematika kelompok rukyat

Sebagaimana kelompok hisab, dalam perkembangan metode

hisab rukyat pada kelompok rukyat juga terjadi berbagai polemic.

Diantaranya adalah tentang aturan persaksian rukyatul hilal, alat rukyat

serta masalah pemberlakuan hasil rukyat yang meliputi persoalan mathla‟.

Dalam pesoalan persaksian rukyatul hilal, yang masih menjadi perdebatan

mengenai perbedaan pendapat jumlah dan syarat menjadi saksi. Secara

kuantitas, apakah persaksian satu orang sudah dapat diterima atau dua

109

Thomas Djamaluddin, Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Ummat, Jakarta:Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), 2011, .h. 11 110

Hendro Setyanto, op.cit, h. 20

Page 65: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

52

orang saksi bahkan lebih. Selain itu, mengenai kesaksian seorang

perempuan dalam rukyatul hilal juga masih terjadi ikhtilaf pendapat.

Pengertian rukyatul hilal adalah rukyatul hilal bil fi‟li tanpa alat.

Adapun rukyatul hilal bil fi‟li dengan menggunakan alat (nadhdharah)

masih memerlukan pengkajian lebih lanjut, sesuai dengan adanya dua

pendapat yang berkembang di kalangan para ulama.111

Di tengah

perkembangan tekhnologi seperti saat ini, pada realitanya masih ada

kalangan yang tidak ingin menggunakan alat bantu dalam pelaksanaan

rukyat, mereka menggunakan mata telanjang sebagai alat yang mereka

kenal dengan metode rukyat bil haq sebagaimana yang dipakai oleh

tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al aliyah dusun Kapas

Dukuh Klopo Jombang Jawa Timur.

Selanjutnya yakni masalah mathla‟ (batas wilayah berlakunya

hasil rukyat) juga masih menimbulkan perbedaan. di Indonesia beberapa

ormas menggunakan matlak global, dimana sebuah negara melihat hilal

maka ormas tersebut akan mengikuti penetapan negara tersebut. Meskipun

perbedaan ini tidak sampai berakibat pada kontak fisik, tetapi telah

meresahkan masyarakat dan mengusik ukhuwah Islamiyah seperti tidak

111

Lajnah Falakiyah PBNU.Pedoman Rukyat dan Hisab Nahdlatul Ulama.Jakarta:Lajnah

Falakiyah PBNU.2006.hlm, 2

Page 66: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

53

leluasanya umat Islam untuk silaturrahmi pada hari raya, karena orang lain

masih menunaikan puasa.112

Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah harus mengeluarkan

standar operasional rukyat, yang memuat berbagai hal yang terkait

masalah rukyat. Sebagaimana yang disebutkan yakni meliputi, syarat-

syarat, prinsip serta criteria rukyat. Selain itu, sedikit demi sedikit

pemerintah juga harus menghimbau seluruh lapisan dan kalangan

masyarakat untuk membangun wacana bersama untuk kembali mencari

titik temu perbedaan metode rukyat tersebut.

112

Fairuz Sabiq, Telaah Metodologi Penetapan Awal Bulan Qamariyah di Indonesia, (tesis),

Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2007, hlm. 47.

Page 67: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

54

BAB III

DISKURSUS TENTANG TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH

MUJADADIYAH AL-ALIYAH

A. Seputar Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

1. Historisitas

Jombang adalah salah satu kabupaten yang terletak dibagian tengah

provinsi Jawa Timur, luas wilayah kota Jombang kurang lebih 1.159,50 km2

dengan jumlah penduduk sebanyak 1.201.557 jiwa (Th.2010). Pusat kota

Jombang terletak di tengah-tengah wilayah kabupaten, yang memiliki

ketinggian 44 meter di atas permukaan laut. Secara geografis Jombang

merupakan dataran rendah, wilayah Jombang terbagi menjadi beberapa

bagian.112

Jombang dikenal sebagai kota santri, karena banyaknya sekolah

pendidikan Islam dan pondok pesantren yang tumbuh berkembang di kota

tersebut. Banyak santri yang berdatangan dari berbagai wilayah di Indonesia.

112

Pertama, bagian utara berada disebelah utara sungai Brantas, meliputi sebagian besar

kecamatan Plandaan, kecamatan Kabuh dan sebagian kecamatan Ngusikan dan kecamatan kudu.

Merupakan daerah perbukitan yang landai yang berada di ujung timur Pegunungan Kendeng. Kedua,

bagian tengah yakni sebelah selatan sungai Brantas merupakan dataran rendah yang digunakan sebagai

kawasan pertanian dan jaringan irigasi. Ketiga, bagian selatan meliputi kecamatan Wonosalam dan

sebagian kecamatan Bareng dan Mojowarno, dan merupakan daerah pegunungan. Diunduh dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang pada 18 Desember 2011.

Page 68: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

55

Letaknya yang strategis berada dipersimpangan jalur lintas selatan pulau jawa

juga membuat pertumbuhan kota ini cukup signifikan.

Berdasarkan pembagian wilayah administratif kabupaten Jombang

terbagi atas 21 kecamatan, yang mencakup 306 desa dan 4 kelurahan. Sebagai

pusat pemerintahan berada di Kecamatan Jombang. Kurang lebih 3 km masuk

dari arah utara terminal Kepuhsari Jombang, kita akan menemukan desa

Dukuhklopo kecamatan Peterongan. Desa ini merupakan pusat ajaran tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah.

Sekilas ketika memasuki dusun Kapas, Dukuhklopo Peterongan

Jombang tidak ada hal yang aneh maupun ada sesuatu yang berbeda. Dusun

Kapas merupakan salah satu dusun di desa Dukuhklopo Peterongan Jombang.

Luas desa Dukuhklopo sendiri sekitar 222.183 hektar dengan jumlah

pendudukan 5231 jiwa yang terbagi menjadi empat dusun yakni Kapas,

Jalineng, Dukuh dan Kaplingan.113

Mayoritas mata pencarian penduduk desa

setempat adalah petani. Di sekeliling desa dibatasi dengan hamparan sawah-

sawah yang cukup luas.

Dusun Kapas sendiri terletak sekitar 7 Km dari kota Jombang. Di

sinilah merupakan pusat aktifitas Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah. Tarekat

ini berdiri kurang lebih pada abad ke 18 M, dan didirikan oleh Syekh

113

Diambil dari data statistic desa Dukuhklopo di Balai desa Dukuhklopo Peterongan

Jombang. Tanggal 26 September 2011 pukul 12.30 WIB

Page 69: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

56

Abdullah Faqir, salah seorang ulama yang juga menyebarkan Islam di

Jombang.

Rata-rata pengikut tarekat ini berada di dusun Kapas, dan beberapa

wilayah lain di sekitar Jombang. Dan jamaahnya didominasi orang-orang

yang berusia 50 tahun ke atas, karena amalan-amalan yang dilakukan cukup

berat. Sehingga banyak diantara para pemuda yang tidak mengikuti jejak

orang tuanya mengikuti tarekat tersebut.114

2. Tokoh-tokoh tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

Syekh Abdullah Faqir merupakan menantu Syekh Utsman Ja‟fani.

Syekh Ja‟fani merupakan salah satu pembawa agama Islam di Jawa

khususnya di daerah Jombang. Sehingga nama beliau diabadikan menjadi

salah satu nama desa di kecamatan Gudo kabupaten Jombang yakni desa

Japanan.115

Syekh Abdullah Faqir merupakan salah satu murid Syekh Alawi

Gedangan Tambakberas Jombang, beliau juga mendapatkan ilmunya dari

Jabalqubais Makkah.116

Ajaran-ajaran tersebut juga diajarkan kepada putranya

114

Wawancara dengan kepala desa Dukuhklopo pada tanggal 26 September 2011 115

Japanan merupakan salah satu nama desa di kecamatan Gudo kabupaten Jombang.

Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Desa_di_Kabupaten_Jombang pada tanggal 10

November 2011 116

Dimana pada waktu itu, dalam rentang sejarah mencatat banyak ulama Indonesia yang

melakukan ibadah haji sekaligus melakukan rihlah ilmiyahnya untuk mendapatkan berbagai ilmu dari

para ulama Timur Tengah. Wawancara dengan bapak Mustaqim di dusun Kapas Dukuhklopo

Peterongan Jombang Jawa Timur, 27 September 2011

Page 70: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

57

Syekh Yazidil Bustomi. Dari sinilah cikal bakal berdirinya tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas ini.

Setelah Syekh Abdullah Faqir wafat pada tahun 1919 M, penyebaran

ajaran agama Islam di sekitar dusun Kapas ini dilanjutkan oleh puteranya

yang bernama kiai Yazidil Bustomi, beliau adalah seorang ulama rekan dari

kiai Wahab Hasbullah dari Tambakberas dan kiai Hasyim Asy‟ari dari

Tebuireng. Pada masa mudanya mereka bertiga pernah pergi bersama untuk

menimba ilmu di pulau Madura tepatnya kepada kiai Kholil Bangkalan

Madura. Namun, setelah sampai di sana kiai Yazidil Bustami disuruh pulang

kembali ke Jombang. Karena „ngendika’ kiai Kholil bahwa ayah dari kiai

Yazid adalah orang yang sakti dan memiliki tingkatan keilmuan yang cukup

tinggi. 117

Pelan-pelan kiai Yazidil Bustami merintis gerakan keagamaan yang

diberi nama Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah di dusun Kapas, Dukuhklopo

Peterongan Jombang Jawa Timur. Nama tarekat ini diambil dari nama sebuah

kitab118

yang kirim oleh kiai Kholil melalui santrinya untuk diberikan kepada

kiai Yazidil Bustomi dan oleh kiai Yazid, sapaan akrabnya dijadikan sebagai

sebuah nama tarekat ini.

117

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang.

6 Agustus 2011 118

Kitab ini berisi tentang beberapa ajaran tarekat, dan beberapa amalan untuk mendekatkan

diri ke pada Allah SWT. Ibid, Wawancara Kiai Nasuha Anwar,

Page 71: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

58

Kiai Yazidil Bustomi juga merupakan mursyid dari tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah. Kiai Yazid wafat pada tahun 1957 M, selanjutnya

pimpinan tarekat ini dilanjutkan oleh puteranya yakni kiai Anwar. Kiai Anwar

terkenal sebagai sosok yang alim dan memiliki keilmuan yang luas dan

mendalam. Keilmuannya diwariskan kepada putranya kiai Nasuha Anwar

yang saat ini menjadi tokoh sentral tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah ini.

Keilmuan yang ditularkan termasuk tentang ilmu hisab Jawa Islam Aboge.119

Sistem perhitungan Aboge diajarkan kiai Anwar kepada kiai Nasuha

Anwar di rumahnya. Selain itu, kiai Nasuha juga men-tashih-kannya kepada

beberapa guru beliau yang tidak disebutkan namanya, sehingga tidak ada buku

panduan atau pegangan yang beliau pakai. Hanya saja, kiai Nasuha Anwar

berinisiatif untuk mencatat apa yang telah diajarkan oleh ayahnya ke dalam

catatan.120

Namun, sampai saat ini belum ada yang menggatikan kiai Anwar

sebagai mursyid. Status kiai Nasuha hanya sebatas tokoh sentral atau

pimpinan tarekat belum mencapai tingkatan sebagai seorang mursyid. Karena

masyarakat desa setempat menuturkan, bahwasanya setiap pergantian mursyid

119

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar di Dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan. 7

Agustus 2011. 120

Ibid,

Page 72: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

59

ada sebuah ritual atau fenomena (keluarnya seluruh kitab, namun hal tersebut

hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya - red).121

3. Pola peribadatan dan ajaran tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

Ajaran tarekat ini sebagaimana ajaran tarekat pada umumnya yang

mengajarkan tentang zuhud, mensucikan hati dan mendekatkan diri untuk

makrifat kepada Allah. Tarekat ini lebih menekankan pada amalan salat dan

wirid. Berbeda dengan ajaran tarekat lain, Tarekat ini hanya mengijazahkan

amalan pada waktu tertentu yang dikenal dengan istilah “lelebon” artinya para

jamaah akan berkhalwat selama 40 hari terhitung sejak memasuki tanggal 1

bulan Selo (Zulqo‟dah) sampa pada tanggal 10 Zulhijjah. Khalwat dilakukan

dengan melakukan salat malam dan membaca beberapa wirid yang

diijazahkan oleh leluhur tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah.122

Dalam pelaksanaan ibadah, tarekat ini sama halnya dengan umat Islam

pada umumnya. Walaupun ada kecenderungan tarekat ini lebih bersifat Islam

tradisionalis. Misal saja untuk meminta rizki mereka sangat kental dengan

bacaan manaqib. Di samping itu, dalam pelaksanaan salat tarawih, sama

121

Wawancara dengan Muhaimin, salah seorang yang pernah menjadi anggota tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al-Aliyah.Tuban, 24 September 2011 122

Wawancara dengan Syukur, salah seorang tokoh masyarakat setempat. pada tanggal 25

September 2011

Page 73: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

60

halnya dengan Nahdlatul Ulama (NU) yakni 20 rakaat tarawih, 3 rakaat salat

witir.123

Di dusun Kapas terdapat sebuah masjid kuno yang diberi nama Baitul

Muttaqin. Masjid ini dibangun pada tahun 1898 M, masjid ini berada tepat di

depan rumah kiai Nasuha Anwar, tokoh sentral tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah. Masjid tersebut merupakan pusat kegiatan tarekat ini beserta para

jamaahnya. Setiap hari raya masjid ini sangat ramai, karena para pengikut

tarekat ini datang dari berbagai wilayah Jombang dan sekitarnya. Di belakang

masjid ini juga terdapat beberapa makam mursyid tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah seperti kiai Abdullah Faqir.

Aliran ini sangat yakin cara yang dilakukan ini dapat memperpendek

jalan menuju surga. Selain itu, dalam ritual-ritualnya tarekat ini juga

menekankan pembacaan manaqib.124

Masyarakat dusun Kapas khususnya

anggota tarekat ini memegang prinsip “lalakon wong duwuran” atau

“lelampahe wong tuwo”125

artinya mereka hanya menjalankan amalan-amalan

yang telah ditekuni dan dijalankan para sesepuhnya. Sehingga mereka hanya

melanjutkan dan melestarikan tradisi yang ditanamkan masyarakat terdahulu.

123

Ibid, 124

Manaqib merupakan kitab yang berisi tentang perjalanan ulama besar Syaikh Abdul Qadir

Jailani, di dalamnya juga tertulis bacaan-bacaan shalawat nabi. Yang nanti barangsiapa yang sering

membacanya akan mendapat keberkahan, pelimpahan rizki serta syafaat dari Nabi SAW. 125

Wawancara bapak Mustaqim (64 th) sesepuh dusun Kapas, sekaligus pengikut tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al-Aliyah dusun Kapas, Dukuhklopo Peterongan Jombang

Jawa Tmur. Pada 25 September 2011

Page 74: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

61

Selain itu, untuk amalan setiap hari tidak ada yang berbeda dengan

amaliyah umat Islam pada umumnya. Namun ada hal yang menarik di dusun

Kapas, yakni di dusun ini tidak ada pengajian-pengajian ceramah agama

maupun ngaji kitab kuning sebagaimana yang dilakukan di pondok-pondok

pesantren dan musholla-musholla.126

Dengan demikian, secara umum memang tidak ada hal yang ekstrim

yang diajarkan oleh tarekat ini. Sebagaimana ajaran-ajaran Islam pada

umumnya secara syari‟at mereka tetap menanamkan nilai-nilai keislaman

secara kuat yang dibalut dengan tradisi-tradisi lokal yang telah berlaku sejak

nenek moyang mereka. Karakteristik dari masyarakat Dusun Kapas sendiri

sangat menjunjung tinggi tradisi keislaman yang telah membudaya, dan lebih

mengutamakan prinsip bahwa persoalan ibadah adalah otoritas pribadi

masing-masing.

Tentang penentuan awal bulan kamariyah, tarekat yang akrab disebut

Nashabandiyah Khalidiyah ini juga meyakini telah menggunakan cara-cara

beribadah Rasulullah Muhammad SAW dengan utuh. Cara-cara itu yang

selama ini sudah mulai ditinggalkan oleh umat Islam kebanyakan dan

menggantinya dengan pendekatan teknologi. Yang paling khas adalah

126

Ibid,

Page 75: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

62

penggunaan cara hitung kuno (Aboge) untuk menentukan awal Ramadhan,

Syawal dan Zulhijah.127

Karena mereka menganggap selama ini umat islam kebanyakan hanya

menggunakan rukyatul hilal atau melihat bulan secara langsung (biasa dipakai

Nahdlatul Ulama) dan hisab atau menghitung secara matematis pergantian

bulan (biasa dipakai Muhammadiyyah). Namun menurut tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah cara Aboge lebih bisa menentukan dengan pas

seperti yang diajarkan oleh mursyid (panutan) syekh Abdullah Faqir.128

4. Politik

Dalam kancah dunia perpolitikan yang ada di Indonesia, para guru

dan murid-murid tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah ternyata masih peduli

dengan isu-isu politik, meskipun tarekat itu adalah kegiatan membersihkan

diri dan lebih mementingkan akhirat. Para guru tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah kebanyakan adalah pendukung Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) dan beranggapan bahwa partai ini adalah representasi ideologi politik

Islam. Namun, dalam kaitannya dengan afiliasi politik, para murid tarekat

127

Diunduh dari http://indosufinews.blogspot.com/2010_01_01_archive.html pada tanggal 28

Oktober 2011

128 Ibid,

Page 76: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

63

Naqsabandiyah Khalidiyah pada umumnya sudah tidak begitu tergantung

dalam pilihan afiliasi politik gurunya.129

B. Penentuan Awal Bulan Kamariyah Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

1. Dasar Hukum

a. Al Quran surat Al-Hujurot ayat 1

Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian semua

mendahului kehendak Allah SWT dan Rosul-Nya.” (QS. Al

Hujurot : 1)130

b. Hadits riwayat Bukhori

Artinya :”Diceritakan oleh „Abdullah bin Maslamah diceritakan oleh

Malik dari Nafi‟ dari „Abdullah bin „Umar r.a bahwasanya

Rosulullah SAW suatu ketika berbincang tentang ramadhan,

kemudian beliau berkata : janganlah kalian berpuasa sampai

kalian melihat bulan dan janganlah kalian berbuka sampai

kalian melihatnya, namun apabila tertutup mendung, maka

kira-kirakanlah.” (HR. Bukhari).

129

Mahmud Sujuthi, Politik Tarekat, Yogyakarta:Galang Press, 2001, h. xxiv 130

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar pada 6 Agustus 2011, lihat juga Lembaga

Percetakan Al-Quran Raja Fahd, al-Quran dan Terjemahnya, h. 845 131

Ibid, Lihat Imam Bukhari, Shahih Bukhori, Juz 2, (Libanon : Darul Kitab Alamiyah), h.

577

Page 77: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

64

c. Hadits riwayat Bukhori

Artinya : “Diceritakan oleh Adam diceritakan oleh Su‟bah diceritakan

oleh Muhammad bin Ziyad berkata, saya mendengar Abu

Hurairah r.a berkata, Rosulullah SAW bersabda : berpuasalah

kalian semua karena melihat hilal dan berbukalah kalian semua

karena melihatnya dan apabila tertutup mendung olehmu, maka

sempurnakan bilangan bulan Sya‟ban 30 hari“ (HR. Bukhari).

2. Metode Penentuan Awal Bulan Kamariyah

Mengenai historisitas pemberlakuan metode hisab rukyat yang

mereka pakai, mereka lebih menekankan pada prinsip mengikuti “lelakon

wong duwuran” artinya segala tatacara yang mereka lakukan lebih mengikuti

pada tradisi yang telah berlangsung pada zaman leluhur mereka. Tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah mengenal metode hisab Jawa Islam Aboge

memang sudah lama. Selain itu, metode rukyat juga beliau peroleh dari

pengetahuan tentang hadits masalah penetapan awal bulan kamariyah. Hadits

132

Ibid., 827

Page 78: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

65

tersebut mereka temukan dalam sebuah kitab hadits dengan terjemahan bahasa

Jawa.133

Tentang persoalan penentuan awal bulan kamariyah yang berbeda

dengan ketetapan pemerintah, ternyata penetapan telah ada sejak kiai Yazidil

Bustami. Di mana, sang rekan kiai Wahab sempat menanyakan kepada kiai

Yazid mengenai ketetapan hari raya, kiai Yazid secara tegas menjawab

bahwasanya beliau mempunyai dasar hukum tersendiri dalam menentukan

puasa dan hari raya. Dan kiai Yazid mengemukakan keengganannya untuk

mengikuti ketetapan pemerintah. karena untuk masalah agama pemerintah

dianggap tidak cukup kompeten dalam persoalan tersebut.134

Dalam penetapan awal bulan kamariyah, biasanya setiap tanggal 27,

28, 29 kalender Jawa Islam Aboge tarekat ini mengirim sejumlah pemuda

dibeberapa titik yang dianggap bisa melihat hilal seperti kawasan pegunungan

Tunggorono Jombang, Tembalang, Tanjungkodok dan lain-lain. Selanjutnya,

jika hilal memang sudah nampak maka pimpinan tarekat dalam hal ini

diwakili oleh kiai Nasuha Anwar mengumumkan kepada seluruh jamaah di

dusun Kapas bahwasanya besok sudah mulai bulan baru.

133

Sayang sekali kitab hadits tersebut sudah hilang ketika tahun 2010 dipinjam oleh

Kementerian Agama untuk difoto copy. Sehingga penulis belum bisa melihatnya secara langsung.

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar (pimpinan tarekat), Dukuh Klopo Jombang 7 Agustus 2011 134

Ibid,

Page 79: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

66

Metode yang dipakai tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

menggunakan dua cara yakni hisab dan rukyat sebagaimana yang digunakan

pemerintah cq Kementerian Agama RI :

a. Menggunakan Hisab

Sebelum menentukan awal bulan kamariyah aliran ini melakukan

hisab dengan menggunakan prinsip Aboge. Aboge ini digunakan karena

menurutnya merupakan metode yang pas dan pasti.135

Tehnik tersebut di atas

dilakukan perhitungan sejak tiga bulan sebelum bulan Syawal secara berturut-

turut mengingat tiga bulan itu berkaitan langsung dengan rangkaian ritual

keagamaan yang mereka lakukan.136

Menurut tarekat ini, hisab artinya hitung. Sedangkan kata hitung

diartikan sebagai “perselisihan”. Pada dasarnya mereka sudah mengenal

berbagai metode hisab dalam penentuan awal bulan kamariyah.137

Akan

tetapi, mereka memegang prinsip bahwasanya metode hisab tidak akan pernah

135

Wawancara Bapak Mustaqim, sesepuh dusun Kapas sekaligus anggota jama‟ah tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al aliyah Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang. 26

September 2011 136

Rizal Zakaria Dalam Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggunaan Kalender Jawa Islam

Aboge Sebagai Ancer-ancer Rukyat Dalam Penentuan 1 Syawal 1430 H Aliran Thariqoh

Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al Aliyah Dusun Kapas Klopo Peterongan Jombang Jawa

Timur. IAIN Sunan Ampel Surabaya 2010 137

Metode-metode hisab yang mereka ketahui sebagaimana metode-metode hisab yang

berkembang khususnya di Indonesia seperti hisab Urfi, Hisab Nayyirain, penanggalan tarikh hijriyah,

kalender Jawa Islam, kalender Aboge, Asapon, Ephimeris, hisab Taqribi, hisab hakiki tahqiqy, hisab

Kontemporer, hisab sistem Taqwim. Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar pada 7 Agustus 2011

Page 80: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

67

menghasilkan hasil yang sama, karena hisab adalah perselisihan. Sehingga

untuk membuktikan kebenarannya dilakukanlah rukyatul hilal.138

Aliran ini melakukan perhitungan sendiri untuk penentuan awal

bulan kamariyah. Mereka tidak menggunakan patokan kalender hijriyah yang

biasanya sudah tertera pada taqwim (kalender) yang beredar di masyarakat.

Karena menurut mereka kalender yang beredar beserta datanya merupakan

buatan manusia, sehingga untuk lebih memberikan kemantapan Haqqul Yaqin

dalam penetapan ibadah mereka melakukan perhitungan sendiri.139

Adapun yang menjadi titik tekan hisab pada aliran ini adalah metode

hisab menggunakan sistem Aboge. Kemudian, hasil hisabnya digunakan

sebagai arah-arah atau pedoman dalam rukyatul hilal. Bukan menjadi dasar

dalam penentuan awal bulan kamariyah. Sedangkan yang menjadi dasar dalam

penetapan awal bulan kamariyah adalah rukyatul hilal. Namun, jika gagal

terlihat, maka harus diistikmalkan (disempurnakan). Hal tersebut sesuai

dengan firman Allah :

Artinya :”Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian semua

mendahului kehendak Allah SWT dan Rosul-Nya.” (QS. Al

Hujurot : 1)140

138

Wawancara KH.Nasuha Anwar di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang Jawa

Timur pada tanggal 7 Agustus 2011 139

Wawancara bapak Mustaqim, sesepuh tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah sekaligus dewan

penetapan untuk awal bulan Kamariyah (Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah) 27 September 2011 140

Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, Bandung : CV Penerbut J-Art, 2005,

h. 516

Page 81: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

68

Aliran ini menyandarkan ayat ini sebagai landasan hukum

bahwasanya manusia itu tidak boleh mendahului kehendak Allah. Artinya jika

memang hilal belum tampak atau belum memungkinkan untuk dirukyat maka

yang harus dilakukan yakni melakukan istikmal. Bukan kembali kepada data

hisab, karena menurut mereka menggunakan data hisab sebagai penetapan

sama halnya mendahului kehendak Allah.141

Sehingga tarekat ini memilih

menekankan pada metode rukyatul hilal sebagai pedoman penetapan.

b. Menggunakan Rukyatul Hilal

Di samping menggunakan hisab, tarekat ini juga melanjutkan hasil

hisabnya dengan rukyatul hilal pada tanggal 27, 28, 29 pada waktu sore hari

menjelang maghrib ke arah mana dimungkinkan hilal akan muncul. Adapun

cara yang ditempuh dalam rukyatul hilal adalah dengan mengirimkan

kelompok-kelompok delegasi yang ditugaskan untuk melakukan rukaytul

hilal, baik secara kelompok, secara pribadi maupun bergabung dengan

kelompok rukyatul hilal yang diadakan pemerintah.142

Tarekat ini mengenal dua metode rukyat, antara lain :

a. Rukyat bil Fi’li

Rukyat bil Fi’li diartikan sebagai rukyat dengan mata telanjang.

Tanpa menggunakan alat bantu apapun. Hilal harus dilihat dengan mata

141

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang,

7 Agustus 2011 142

Ibid,

Page 82: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

69

telanjang, masyarakat kapas mengenal metode ini dengan sebutan Rukyat

bil Haq.143

Ketentuan jika hilal bisa dilihat dengan menggunakan alat, hal

tersebut belum dikatakan hilal telah tampak. Jamaah tarekat ini tidak

mempercayai akan keberadaan alat bantu buatan manusia. Mereka

menganggap bahwasanya alat-alat tekhnologi tersebut merupakan buatan

manusia sehingga kemungkinan besar akan menimbulkan kesalahan itu

amat besar. Dengan mata adalah indra penglihatan yang diberikan oleh

Allah SWT untuk melihat kekuasaannya. Sebagai isyarat petunjuk dari

Allah SWT bahwasanya telah ditetapkan esok harinya adalah bulan baru.

Mengenai langkah, prinsip dan tatacara rukyat sama halnya

bagaimana rukyat pada umumnya. Mereka tidak memiliki kriteria serta

batasan hilal kemungkinan dapat dilihat. Untuk membantu mereka

terkadang memakai gawang lokasi, hal tersebut hanya bersifat membantu

mengfokuskan pandangan mata perukyat.

Karena mereka tidak menggunakan alat bantu sama sekali,

terkadang mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan kemunculan hilal.

Sehingga jika rukyat dimulai pada tanggal 27 maka mereka akan

melakukan rukyat kembali pada tanggal berikutnya. Jika sampai tanggal

143

Wawancara dengan Sa‟adah (21 th), salah satu pemuda dusun Kapas sekaligus anggota

tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah. Tanggal 27 September 2011

Page 83: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

70

29 mereka tetap tidak mendapatkan hilal. Maka mereka akan melakukan

Istikmal menjadi 30 hari.

b. Rukyah bil Qalbi

Rukyat bil Qalbi adalah rukyat dengan keyakinan. Pendekatan ini

jarang digunakan dan hanya digunakan oleh orang-orang tertentu yang

mencapai tingkatan tertentu. Maksudnya, dalam melakukan rukyatul hilal,

tidak semata-mata melakukan rukyat dengan mata saja, melainkan melihat

dengan hati disertai adanya keyakinan dalam hati yang berkaitan dengan

Haq Al-Yaqin dan Akmal Al-Yaqin. Adapun dasar yang mereka gunakan

adalah Qoidah Al-Ushuliyyah yang berbunyi :144

145اليقين ال يزال بالشك

Artinya : “Keyakinan itu tidak bisa hilang dengan keragu-raguan.”

Sehingga rukyat bil Qalbi sebagai penunjang untuk lebih

memperkuat keyakinan terhadap hasil rukyat. Serta meningkatkan

kemantapan hati dalam mengambil keputusan dalam penetapan awal bulan

kamariyah khususnya Ramadhan, Syawal dan Zulhijah.146

144

Ibid. 145

A.Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqh, Jakarta:Prenada Media Group, 2007, h. 33 146

Wawancara dengan bapak Mustaqim di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang

Jawa Timur pada tanggal 26 September 2011

Page 84: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

71

3. Cara Penetapan Awal Bulan Kamariyah

Penggunaan hisab dan rukyah yang digunakan secara beriringan ini

dimaksudkan agar hasil penentuan awal bulan menghasilkan keputusan yang

sangat akurat dengan bukti yang valid, sehingga dapat

dipertanggungjawabkan baik dihadapan manusia maupun dihadapan Allah

SWT. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa perhitungan berdasarkan

sistem Aboge dan atau Asopon ini meleset sebagaimana awal bulan Syawal

1430 Hijriyah tahun lalu, sehingga aliran ini tidak menggunakan Aboge dalam

menetapkan awal Syawal, melainkan berpedoman kepada hasil rukyatul hilal,

sedangkan rukyatul hilal dinyatakan tidak berhasil, sehingga aliran ini

menggunakan istikmal dalam menetapkan awal Syawal.147

Cara ini dilakukan agar penetapan awal bulan kamariyah sesuai

dengan perintah Allah SWT yang telah dinyatakan di dalam nashnya. Dan

juga sebagai pembuktian atas metode hisab yang telah dilakukan terlebih

dahulu, serta hasil yang diperoleh lebih tepat. Karena telah sesuai dengan

realita yang dilihat dan keyakinan hati bahwasanya telah berganti bulan baru.

Otoritas penetapan awal bulan Kamariyah diserahkan sepenuhnya

kepada pimpinan tarekat. Para jamaah tidak berani mengeluarkan keputusan

sendiri-sendiri. Ketika dalam pelaksanaan rukyat, dan salah satu tim atau

individu berhasil melihat hilal. Maka perukyat tersebut langsung memberikan

kabar kepada pimpinan tarekat, yang selanjutnya para pimpinan tarekat

147

Wawancara dengan KH. Nasuha Anwar Dusun Kapas Klopo Peterongan, 7 Agustus 2011

Page 85: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

72

beserta tokoh sesepuh setempat melakukan musyarawah dan melakukan

ikhbar kepada penduduk Kapas setempat melalui pemberitahuan secara

langsung dengan pengeras suara masjid maupun melalui alat komunikasi

seperti Handphone.148

Ketetapan yang dikeluarkan oleh tarekat ini sebenarnya tidak

memiliki kekuatan hukum yang mengikat, artinya ketetapan ini lebih bersifat

fakultatif. Mereka mengenal istilah “mbok gawe yo nggak bungah, nggak

mbok gawe yo nggak susah”149

sehingga lebih mengedepankan sikap toleransi

terhadap jamaah yang tidak mengikuti ketetapan terebut. Apa yang mereka

yakini terbangun dari sebuah gertakan kepercayaan yang telah melekat pada

masyarakat Kapas khususnya pengikut tarekat ini. Karena persoalan-persoalan

seputar agama itu tidak perlu diperdebatkan secara panjang, karena itu lebih

kepada hubungan manusia dan Allah SWT (hablu minannas)

Setiap hari raya Idul Fitri para jamaah tarekat ini akan berkumpul

untuk melaksanan salat Ied di masjid Baitul Muttaqin, mereka datang dari

berbagai wilayah di sekitar Jombang. Setelah salat Ied mereka melakukan

ritual bersalaman di jalan-jalan sekeliling masjid di dusun Kapas. Sehingga,

perayaan Idul Fitri semakin semarak di kalangan tarekat Naqsabandiyah

148

Ibid, 149

“tidak semua anggota tarekat mengikuti ketetapan pimpinan tarekat, ada sebagian juga

anggota yang tidak mengikuti ketetapan. Akan tetapi, kita tidak tidak mempermasalahkan hal itu.

Dalam prinsip kita, anda ikutketetapan kita tidak terlalu senang, anda tidak mengikuti ketetapan kita

juga tidak sedih.” Wawancara dengan bapak Mustaqim di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan

Jombang Jawa Timur pada tanggal 26 September 2011

Page 86: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

73

Khalidiyah Mujadadiyah Al-Aliyah dusun Kapas Dukuh Klopo Peterongan

Jombang Jawa Timur.

C. Penentuan 1 Syawal 1432 H Menurut Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

a. Perhitungan kalender Jawa Islam Aboge

Hasil ini bukan merupakan acuan untuk menentukan awal bulan,

namun merupakan pedoman dalam melakukan rukyat untuk menentukan 1

Syawal 1432 H. Sedangkan dalam menetapkan tarekat ini melakukan rukyatul

hilal pada tanggal 28 Jawa Aboge dan 29 Jawa Aboge, tepatnya pada hari

Senin dan Selasa tanggal 30 dan 31 Agusutus 2011. Sebagaimana dalam

prinsip kalender Jawa Islam Aboge, untuk mengetehui tahun Jawa Islam.

Maka tahun hijriyah ditambah + 512 tahun. Sehingga 1432 H + 512 tahun =

1944 J. Berikut tabel kalender Jawa Islam Aboge tahun 1944 J. 150

No Bulan Hari Pasaran

1 1 Suro 1 Kamis 1 Legi

2 1 Sapar 3 Satbu 1 Legi

3 1 Mulud 4 Ahad 5 Kliwon

4 1 Bakdomulud 6 Selasa 5 Kliwon

5 1 Jumadilawal 7 Rabu 4 Wage

6 1 Jumadilakhir 2 Jumat 4 Wage

7 1 Rejeb 3 Sabtu 3 Pon

8 1 Ruwah 5 Senin 3 Pon

9 1 Poso 6 Selasa 2 Pahing

10 1 Sawal 1 Kamis 2 Pahing

11 1 Selo 2 Jumat 1 Legi

12 1 Besar 4 Ahad 1

Legi

Legi

150

Diolah dari data dan cara perhitungan hisab Jawa Islam Aboge dalam pustaka Muhyiddin

Khazin, Ilmu Falak Praktis, Yogyakarta : 2004, h. 118

Page 87: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

74

Hasil perhitungan kalender Jawa Islam Aboge ini merupakan acuan

yang dipakai dalam rukyatul hilal untuk penetapan awal Syawal 1432 H. Dari

tabel di atas dapat diketahui bahwasanya 1 Syawal 1432 H menurut

penanggalan Jawa Islam Aboge Jatuh pada hari Kamis Pahing. Akan tetapi,

hal tersebut tidak dijadikan dasar penetapan karena mereka pada akhir

Ramadhan akan melakukan pembuktian dengan melakukan rukyatul hilal.151

b. Rukyatul hilal penetapan awal bulan kamariyah

Rukyat tanggal 31 Agustus 2011 pada mulanya hilal belum begitu

Nampak di dusun kapas namun setelah memakai alat pembesar hilal mulai

Nampak. Mereka telah memulai memakai peralatan sebagai alat bantu untuk

melihat hilal, hal tersebut sebagai upaya menyeimbangkan dengan kemajuan

zaman. Alat tersebut hanya sekedar membantu mata dalam melihat.

Mengenai tempat rukyat mereka juga tidak memiliki standar khusus

dalam memilih tempat, biasanya hilal akan tampak jika Allah memang telah

menunjukkan kepada mereka. Biasanya mereka melakukan rukyat juga di

dusun kapas setempat, jika memang hilal sudah terlihat.

Dalam rukyatul hilal pada tanggal 30 Agustus 2011, karena kondisi

hilal pada waktu itu sudah cukup tinggi, sehingga tim rukyat yang terdiri dari

para pemuda dusun kapas setempat telah berhasil melihat hilal. Dan hasil

inilah yang dijadikan dasar oleh pimpinan tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

dalam penetapan 1 Syawal 1432 H. Selanjutnya, pimpinan tarekat

151

Wawancara dengan KH. Nasuha Anwar dusun Kapas, 27 September 2011

Page 88: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

75

Naqsabandiyah Khalidiyah menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari

Rabu Legi tanggal 31 Agustus 2011.152

Fenomena penentuan 1 Syawal 1432 H/ Sawal 1944 J merupakan

bukti konkret bahwa tarekat ini menerapkan dua metode hisab dan rukyat.

Akan tetapi, pada prinsipnya mereka lebih menitikberatkan hasil rukyatnya.

Sebagaimana uraian diatas hasil hisab Aboge menunjukkan jatuh pada hari

Kamis Pahing, 1 September 2011, sedangkan pemerintah menetapkan pada

Rabu, 31 Agustus 2011. Dan tarekat ini menetapkan 1 Syawal 1432 H pada

hari Rabu Legi, 31 Agustus 2011 sebagaimana ketetapan pemerintah.

Sehingga pada bulan Ramadhan kemarin mereka hanya menjalankan puasa

selama 29 hari.153

Karena pada penetapan awal Ramadhan 1432 H, mereka lebih lambat

satu hari dari ketetapan pemerintah. 1 Ramadhan 1432 H, dimulai pada hari

Selasa Pahing tanggal 2 Agustus 2011, sedangkan berdasarkan itsbat

pemerintah 1 Ramadhan 1432 H jatuh pada hari Senin Legi tanggal 1 Agustus

2011.

Dalam hal ketetapan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah, rukyat

dan istikmal lebih dikuatkan. Selain itu, mereka juga tidak memakai kalender

hijriyah pada umumnya. Karena mereka menganggap bahwa kalender-

kalender tersebut merupakan ciptaan manusia yang riskan terjadi kesalahan

152

ibid, 153

Ibid,

Page 89: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

76

sehingga mereka lebih memilih memakai kalender jawa Islam Aboge yang

menurut mereka lebih tepat, pasti dan pas.154

“ya kita ini pasti rukyat tanggal 29 Aboge, karena itu lebih pas dan jumlah

harinya tidak bisa ditawar. Sebenarnya persoalan penetapan awal bulan

kamariyah itu persoalan yang mudah dan jangan dibuat sulit. Ketika hilal

memang belum tampak, maka dengan melakukan istikmal itu sudah

cukup.”155

“pada awalnya hilal memang belum tampak pada tanggal 30 Agustus itu, tapi

kita tunggu mbak. Dan menggunakan alat keker (alat untuk melihat benda

jauh) itu sebagai usulan pemuda sini Alhamdulillah kami berhasil melihat

hilal”156

Dengan demikian, dari contoh dalam penetapan awal Syawal 1432 H

di atas, aliran ini tidak murni menggunakan Aboge sebagai dasar penetapan.

Namun, mereka juga melakukan ijtihad untuk membuntikan kebenaran hisab

yang telah mereka hitung sebelumnya yakni dengan mengadakan rukyatul

hilal pada 28 dan 29 kalender Aboge disejumlah titik khususnya di daerah

Jombang dan sekitarnya. Alhasil rukyatul hilal pada tanggal 30 Agustus 2011

lalu berhasil dilakukan. Dan mereka menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh pada

tanggal 31 Agustus 2011 sebagaimana Ketetapan Pemerintan RI. Ketetapan

tersebut sangat tidak sesuai dengan kalender Aboge yang 1 Syawal 1432 H

jatuh pada hari Kamis 1 September 2011.

154

Ibid, 155

Ibid, 156

Ibid,

Page 90: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

77

BAB IV

ANALISIS PENETAPAN AWAL BULAN KAMARIYAH

TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH MUJADADIYAH

AL- ALIYAH

A. A nalisis Terhadap Penentuan Awal Bulan Kamariyah Menurut

Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

Pemikiran hisab rukyat aliran tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah memadukan dua metode hisab rukyat yakni metode hisab

tradisional ala Islam Jawa yang sering disebut dengan pemikiran Aboge

yakni cara penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah dengan

bersandarkan pada perhitungan tahun Jawa Islam, dan rukyatul hilal

(observasi dengan mata telanjang saat tenggelamnya matahari).

Mereka menggunakan kalender Jawa Islam sebagai pedoman

atau “arah-arah” dalam melakukan rukyat saja, bukan sebagai penentu.

Karena mereka lebih menitikberatkan hasil rukyatul hilal mereka

sebagai dasar penentuan awal bulan kamariyah nantinya. Yang menurut

hemat penulis, hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk asimilasi metode

hisab dan rukyat, yakni perkawinan antara kalender Jawa Islam Aboge

dan rukyatul hilal. Dimana metode seperti sejauh penulis mengetahui

Page 91: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

78

pula jarang dilakukan oleh aliran hisab Aboge. Karena pada umumnya

mereka hanya berpatokan pada hasil hisab saja.

Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah menentukan awal bulan

kamariyah berdasarkan Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana yang dipakai oleh umat Islam sebagai dasar perintah untuk

menentukan waktu ibadah. Dengan intrepetasi yang tekstual mereka

melandaskan hadits rukyat sebagai perintah melihat hilal dengan indra

(mata).

Sebagaimana sedikit dari ulasan di atas, untuk mempermudah

pembahasan dalam analisis kali ini penulis akan mengelompokkan dua

bagian yakni metode hisab dan rukyat yang dipakai tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah dalam penentuan awal bulan kamariyah

sebagai berikut :

1. Analisis metode hisab Aboge yang dipakai tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah

Pada dasarnya dalam pemikiran Aboge ada beberapa prinsip

utama, yakni: pertama, prinsip penentuan tanggal selain berdasarkan

kalender Hindu-Muslim-Jawa, adalah “dina niku tukule enjing lan

Page 92: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

79

ditanggal dalu” (hari itu lahirnya pagi dan diberi tanggal malam

harinya). 145

Kedua, bahwa jumlah hari dari bulan puasa menurut cara

perhitungan Aboge selalu genap 30 hari, tidak pernah 29 hari. Hal ini

disebabkan kalender Jawa Islam Aboge termasuk metode hisab urfi.

Adapun istilah Aboge dapat dirinci bahwa “a” berasal dari Alip, salah

satu dari delapan tahun siklus windu; “bo” mengacu pada Rebo (hari

Rabu); dan “ge” berasal dari Wage, salah satu dari hari pasaran yang

lima. Ini berarti bahwa tahun alip selalu dimulai pada hari Rabu Wage,

dengan mengetahui ini maka akan dapat menghitung hari jatuh

Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah setiap tahun.

Ketiga, penentuan awal bulan puasa dan awal bulan Syawal

digunakan istilah ”pletek” yang berarti terbukti atau semua masyarakat

telah melihat bulan dengan mata telanjang, sebagaimana dasar dari

hadits-hadits hisab rukyah.146

Sehingga menurut hemat penulis, landasan

inilah yang juga dijadikan sebagai dasar rukyatul hilal dengan pedoman

kalender Jawa Islam Aboge. Sehingga pengikut pemikiran ini, sering

memulai puasa atau lebaran selalu setelah satu hari dari penetapan

pemerintah.

145

Ahmad Izzuddin dalam laporan Penelitian.Fiqh Hisab Rukyat Kejawen (Studi

Atas Penentuan Poso dan Riyoyo Masyarakat Dusun Golak Desa Kenteng Ambarawa Jawa

Tengah). IAIN Walisongo Semarang.2006.hlm, 37-38 146

Ibid,

Page 93: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

80

Metode hisab tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah ini

merupakan bagian dari ragam pemikiran great tradition (Islam) dan

little tradition (budaya Jawa) meminjam istilah Ahmad Izzuddin.147

Fenomena seperti inilah yang sering melahirkan pemikiran tersendiri,

dalam pemikiran hisab rukyat seperti pemikiran hisab rukyat Aboge dan

Asapon. Masyarakat lokal percaya dan lebih yakin jika mereka bisa

rukyat secara individu untuk melihat kemungkinan munculnya hilal

pada awal bulan kamariyah.

Tidak ada tokoh ahli dalam tarekat ini, karena mereka hanya

memakai satu metode perhitungan yakni Aboge. Dalam pengambilan

keputusan, hanya diwakilkan oleh para sesepuh tarekat ini saja yang

berembuk untuk menetapkan kapan jatuhnya awal bulan kamariyah

(Ramadhan, Syawal dan Zulhijah) adapun untuk perhitungannya sudah

banyak yang mahir untuk menghitungnya, karena cara tersebut cukup

mudah dan sederhana.148

Menurut tarekat ini hisab rukyat dan tarekat itu berbeda,

artinya hisab Aboge hanya salah satu metode yang tarekat ini gunakan

dalam menetapkan awal bulan kamariyah. Sehingga tarekat ini menolak

jika dikatakan sebagai aliran Aboge. Karena menurut tarekat ini, antara

tarekat dan metode Aboge tidak ada kolerasi. Aboge dan rukyatul hilal

147

Ahmad Izzuddin, Op.Cit,. h. 2 148

Wawancara dengan kiayi Mustaqim sesepuh dusun Kapas sekaligus anggota rapat

penetapan awal bulan kamariyah. 27 September 2011

Page 94: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

81

hanya sebagai cara dalam melakukan ijtihad penentuan awal bulan

kamariyah.

Merujuk pada fenomena yang ada di masyarakat yang

menyatakan bahwa tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah merupakan aliran

pengikut Jawa Islam Aboge, sebagaimana yang diberitakan dibeberapa

media elektronik dan media massa.149

Nampaknya penulis kurang begitu

setuju dengan pernyataan tersebut. Penulis lebih berargumentasi jika

dikategorikan sebagai aliran semi Aboge, karena aliran ini tidak serta

merta secara utuh menggunakan hasil kalender Aboge dalam penetapan

awal bulan kamariyah. Karena faktanya mereka menggunakan

perhitungan Aboge hanya dijadikan sebagai arah-arah (pedoman) ketika

melaksanakan rukyatul hilal. Sedangkan, untuk ketetapannya mereka

merujuk pada hasil rukyat yang dilaksanakan setiap tanggal 27, 28 dan

29 kalender Aboge. Inilah yang menjadi perbedaan, aliran ini dengan

aliran Aboge yang lain.

Sebagaimana yang penulis ketahui, fenomena penentuan 1

Syawal 1432 H merupakan bukti bahwa tarekat ini mengeluarkan

ketetapan sendiri yang didasarkan hisab rukyat sebagaimana yang

mereka terapkan, semestinya jika mereka konsisten dengan prinsip

Aboge, maka mereka akan menetapkan Idul Fitri jatuh pada hari Kamis

Pahing/1 September 2011 sebagaimana penanggalan Jawa Islam Aboge.

149

Diunduh dari dari mediajatim.com.on line

Page 95: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

82

Akan tetapi, dalam kenyataannya mereka menetapkan 1 Syawal 1432 H

pada hari Rabu Legi/31 Agustus 2011. 150

Tabel kalender Jawa Islam menurut prinsip Aboge 1944 J/ 1432 H151

No Bulan Hari Pasaran

1 1 Suro 1 Kamis 1 Legi

2 1 Sapar 3 Satbu 1 Legi

3 1 Mulud 4 Ahad 5 Kliwon

4 1 Bakdomulud 6 Selasa 5 Kliwon

5 1 Jumadilawal 7 Rabu 4 Wage

6 1 Jumadilakhir 2 Jumat 4 Wage

7 1 Rejeb 3 Sabtu 3 Pon

8 1 Ruwah 5 Senin 3 Pon

9 1 Poso 6 Selasa 2 Pahing

10 1 Sawal 1 Kamis 2 Pahing

11 1 Selo 2 Jumat 1 Legi

12 1 Besar 4 Ahad 1

Legi

Legi

Dari tabel perhitungan Aboge di atas, dapat diketahui

bahwasanya 1 Syawal 1944 J jatuh pada hari Kamis Pahing. Akan tetapi,

jika kita dapat membandingkan dengan kalender jawa Islam Asapon

sebagaimana yang masih berlaku di keraton Yogyakarta sampai saat ini.

Akan terlihat bahwa dalam keputusan 1 Syawal 1432 H lalu, sama

halnya dengan hasil perhitungan hisab Asapon yang jatuh pada Rabo

Legi.

150

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar selaku pimpinan tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah Mujadadiyah Al Aliyah dusun Kapas Dukuhklopo Jombang Jawa Timur 151

Diolah dari data dan cara perhitungan hisab Jawa Islam Aboge dalam pustaka Muhyiddin

Khazin, Ilmu Falak Praktis, Yogyakarta:2004, h.118

Page 96: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

83

Tabel awal bulan kalender Jawa Islam prinsip Asapon 1994/1432 H152

No Bulan Hari Pasaran

1 1 Suro 1 Rabu 1 Kliwon

2 1 Sapar 3 Jumat 1 Kliwon

3 1 Mulud 4 Sabtu 5 Wage

4 1 Bakdamulud 6 Senin 5 Wage

5 1 Jumadilawal 7 Selasa 4 Pon

6 1 Jumadilakhir 2 Kamis 4 Pon

7 1 Rejeb 3 Jumat 3 Pahing

8 1 Ruwah 5 Ahad 3 Pahing

9 1 Poso 6 Senin 2 Legi

10 1 Syawal 1 Rabo 2 Legi

11 1 Selo 2 Kamis 1 Kliwon

12 1 Besar 4 Sabtu 1 Kliwon

Dari perbandingan di atas, ada dua kesimpulan yang dapat kita

tarik yakni menurut hemat penulis, secara tidak langsung tarekat ini

inkonsistensi dalam menggunakan prinsip hisab Aboge dengan indikasi :

pertama, dalam prinsip Aboge bulan puasa berjumlah 30 hari, akan

tetapi mereka hanya melaksanakan puasa selama 29 hari.153

Hal tersebut

sangat menyalahi aturan Aboge yang pada prinsipnya umur bulan

Ramadhan adalah 30 hari karena termasuk bulan-bulan genap. Kedua,

sesuai dengan perhitungan kalender Aboge, hari raya 1 Syawal 1432 H

152

Ibid, 153

Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al Aliyah menetapkan awal puasa jatuh

pada hari Selasa, 2 Agustus 2011 lebih telat satu hari dari ketetapan Pemerintah yang menetapkan 1

Ramadhan jatuh pada hari Senin (1 Agustus 2011), hal tersebut berdasarkan istikamal. Diambil dari

http://nasional.inilah.com/read/detail/1754672/jemaah-islam-aboge-jombang-mulai-puasa-besok pada

hari Senin, 9 Januari 2012

Page 97: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

84

akan jatuh pada hari Kamis Pahing, akan tetapi mereka menetapkan hari

raya pada hari Rabu Legi.154

Dengan demikian, posisi kalender Jawa Islam Aboge bagi

tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah bukan menjadi dasar ketetapan,

namun sekedar untuk menentuan kapan waktu untuk melakukan

rukyatul hilal, karena pada realitasnya mereka lebih menguatkan metode

rukyat sebagai bahan penetapan awal bulan kamariyah.

Dalam diskursus ilmu falak, hisab Aboge termasuk dalam

kategori hisab urfi. Sedangkan hisab urfi tidak relevan jika dijadikan

pedoman dalam penentuan awal bulan kamariyah. Karena hisab urfi

umur bulan Ramadhan selalu 30 hari. Sedangkan dalam konteks ilmu

astronomi modern, bulan Ramadhan bisa saja berumur 29 hari atau 30

hari. Umur bulan dalam hisab urfi bersifat statis, bulan ganjil berumur

30 hari, sedangkan bulan genap berumur 29 hari. Hisab yang lebih

relevan jika dijadikan pedoman dalam penentuan awal bulan kamariah

adalah hisab hakiki, baik hakiki takribi, hakiki tahkiki, dan hakiki

kontemporer. Hisab kontemprer merupakan hisab yang paling akurat

jika dijadikan pedoman dalam penentuan awal bulan kamariah,

khususnya bulan ibadah yakni Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, karena

menyangkut keabsahan ibadah.155

154

Ibid, 155

Slamet Hambali. Op.cit, h. 16

Page 98: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

85

Walaupun pada dasarnya mereka telah mengenal berbagai

metode hisab serta berbagai rukyat dengan alat kontemporer. Namun,

mereka lebih berkeyakinan metode Aboge adalah cara perhitungan yang

cocok dan pas karena prinsip perhitungannya yang sudah pasti. Lepas

dari itu, penulis menduga bahwa penggunaan metode hisab Aboge

hanya dikarenakan metode tersebut cukup mudah untuk dipelajari serta

perhitungan sangat sederhana. Artinya mereka terbelenggu oleh

kesederhanaan metode yang diturunkan telah lama oleh sesepuh mereka.

2. Analisis metode rukyatul hilal yang dipakai tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah

Menurut tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah, rukyatul hilal

adalah sebagai ijtihad untuk membuktikan kebenaran hisab. Agar

penentuan awal bulan kamariyah mecapai tingkat ainul yakin (benar-

benar yakin). Dalam pelaksanaan rukyatul hilal, pada tanggal 27, 28 dan

29 kalender Aboge pimpinan tarekat mengutus para santri dan pemuda

setempat untuk melaksanakan rukyatul hilal di tempat-tempat yang

dianggap memungkinkan hilal terlihat.156

Berpijak pada permasalahan rukyatul hilal, penulis

mengidentifikasi ada dua hal yang menjadi persoalan tentang rukyatul

hilal menurut tarekat ini. Pertama, rukyat yang mereka lakukan

156

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar pada 7 Agustus 2011

Page 99: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

86

dianggap termasuk kategori rukyat istitar,157

yakni melihat bulan yang

sudah terlihat. Sebagaimana ketentuannya mereka melakukan pedoman

dengan menggunakan penanggalan Aboge yang pada prinsip

pemberlakuannya kalender ini mundur 1 hari dari kalender Hijriyah.

Sehingga, rukyat yang mereka lakukan terindikasi telah masuk bulan

baru kamariyah, dan kemungkinan besar hilal pada tanggal tersebut

sudah cukup tinggi dan mudah terlihat. Biasanya mereka meyakininya

sebagai petunjuk dari Allah SWT yang memberikan petunjuk dengan

memperlihatkan bulan sebagai tanda mulainya bulan baru.

Kedua, karena mereka enggan untuk menggunakan alat bantu

atau teknologi sebagai sarana untuk mempermudah dalam pelaksanaan

rukyat, sebagaimana pemahaman mereka bahwa penggunaan alat rukyat

tersebut barangkali lebih riskan terjadi kesalahan yang disebabkan alat

tersebut hasil ciptaan manusia yang memiliki kemampuan sangat

terbatas. Sedangkan, dengan menggunakan mata telanjang merupakan

asli ciptaan Allah SWT, dimana prinsipnya ketika rukyat berhasil

melihat hilal berarti hal tersebut merupakan petunjuk langsung dari

Allah SWT untuk penentuan awal bulan.

Akan tetapi, walaupun demikian perkembangan terakhir

memperlihatkan jika mereka sedikit bergeser untuk mengikuti

157

Menurut KH.Nasuha Anwar rukyat istitar yakni melihat hilal ketika sudah tanggal

1 dan 2, dimana ketika hilal akhir bulan tidak terlihat maka biasanya diawal bulan bisa

terlihat. Ibid,

Page 100: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

87

perkembangan zaman. Terbukti dengan menggunakan alat bantu

teropong atau alat pengamat benda jauh, hal tersebut merupakan desakan

dari para tokoh muda tarekat tersebut untuk memudahkan dalam

pelaksanaan rukyatul hilal.158

Sehingga penulis berpendapat, jika rentan

waktu mendatang barangkali sedikit demi sedikit minside yang mereka

bawa akan mulai ditinggalkan.

Untuk tempat pelaksanaan rukyatul hilal, mereka tidak

memberikan standar khusus dimana mereka akan melaksanakan rukyatul

hilal, yang mana selain di pantai Tanjungkodok dan Kenjeran Surabaya.

Mereka juga melaksanakan rukyatul hilal di daerah sekitar Jombang

seperti pegunungan Tunggorono dan kawasan persawahan Tembalang.

Padahal, sebagaimana penulis ketahui di daerah pegunungan

Tunggorono dan kawasan persawahan di kecamatan Tembelang.

Menurut hemat penulis bahwa tempat rukyat tersebut tidak cukup

representatif apabila digunakan sebagai rukyatul hilal. Karena di

sekelilingnya merupakan perbukitan dan hutan jati. Selain itu, secara

geografis kabupaten Jombang letaknya cukup jauh dari laut.159

Sehingga

hal ini dimungkinkan sebagai penyebab ketidakberhasilan rukyatul hilal

yang mereka lakukan.

158

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar pada 27 September 2011 sebagaimana

pelaksanaan rukyatul hilal penentuan 1 Syawal 1432 H yang menggunakan teropong. 159

Sebagian besar wilayah di kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, yakni

90 % wilayahnya berada pada 500 m di atas permukaan laut. Yang terbagi menjadi tiga

wilayah besar. Diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang pada 9 Januari

2011

Page 101: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

88

Oleh sebab itu, rukyatul hilal merupakan metode yang dipakai

sebagai landasan penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijah.

Dalam hal ini, rukyatul hilal adalah upaya final dan penentu sekaligus

pedoman dalam rukyatul hilal. Hal ini menurut mereka sebagai wujud

aplikasi dari perintah Allah yang tertera di dalam nash nya.

Ketetapan tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah yang terkadang

bersamaan dengan ketetapan pemerintah hanya sebatas kebetulan.

Karena memang berdasarkan usaha dan hasil yang didapat memang

sama. Sebagaimana penulis ketahui pada tahun 2011 ini saja, moment

penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah. Tidak semuanya

berbeda dengan ketetapan pemerintah.

Tabel perbandingan ketetapan Ramadhan, Syawal dan Zulhijah 1432 H

BULAN T.Naqsabandiyah Pemerintah KETERANGAN

1 Ramadhan 2 Agustus 2011 1 Agustus 2011 Beda160

1 Syawal 31 Agustus 2011 31 Agustus 2011 Sama161

10 Zulhijah 7 November 2011 6 November 2011 Beda162

Momentum penentuan 1 Syawal 1432 H/1944 J, adalah salah

satu contoh ketetapan yang dikeluarkan tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah, yang secara kebetulan berbarengan dengan keputusan yang

160

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar (pimpinan tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah) di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang. 7 Agustus 2011 161

Wawancara.KH.Nasuha Anwar (pimpinan tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah) di

dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan Jombang. 27 September 2011 162

Diambil dari http//www.antaranews.co. Jamaah Naqsabandiyah Jombang salat

Idhul Adha Senin (7/11). Pada tanggal 9 Januari 2011.

Page 102: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

89

dikeluarkan pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Agama

RI.163

Sebagaimana hasil pengamatan penulis yang dicocokan pada

data pada tanggal 30 Agustus 2011/29 kalender Jawa Islam Aboge, hilal

memang cukup imkanurrukyah (memungkinkan untuk dilihat).

Data hilal pada tanggal 30 Agustus 2011 dengan hisab kontemporer164

Data ketinggian hilal pada tanggal 30 Agustus 2011 (29

kalender Aboge) sangat memungkinkan hilal akan terlihat, sekalipun

dari daerah Jombang yang notabene merupakan daerah yang tidak cukup

representatif untuk dilakukan rukyatul hilal. Sehingga, berdasarkan data

keadaan hilal inilah, penulis berasumsi rukyah yang mereka laksanakan

163

Diakses dari liputan Tvone.sidang itsbat penetapan 1 Syawal 1432. Senin, 29

Agustus 2011 pukul 20:00 WIB 164

Diolah dari Diolah dari makalah Slamet Hambali yang berjudul “Hisab Awal

Bulan Kamariyah Sistem Ephimeris” disampaikan pada orientasi Hisab Rukyat di Pondok

Pesantren Daarunnajaah Jerakah Tugu Semarang Jawa Tengah tanggal 30 Dzulqo’dah-2

Dzulhijjah 1429 H/28-29 November 2008

LT : -70 32’ BT : 112

0 13 Tinggi tempat : 44 m

1. Ijtima’ akhir Ramadhan 1432 H terjadi pada hari Senin Wage

tgl 29 Agustus 2011 pada pukul 10.05.16.27 WIB

2. Matahari terbenam pada tgl 30 Agustus 2011 : 17.31.3,02

WIB

3. Sudut waktu matahari : 890 50’ 38.16”

4. Tinggi hilal hakiki : 150 22

’ 9,04

5. Tinggi hilal mar’I :140 38’ 39.94”

6. Mukust / lama hilal di atas ufuk = 0j 58

m 34.66

d

7. Azimuth Bulan : 2690 20’ 32.1”

8. Azimuth Matahari = 2780 59’ 10.4”

9. Posisi Hilal -90 38’ 38,24” (Selatan Matahari)

Page 103: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

90

berhasil melihat hilal. Dan menetapkan 1 Syawal 1432 H jatuh pada

tanggal 31 Agustus 2011 sebagaimana Ketetapan Pemerintan RI. Yang

mana ketetapan tarekat tersebut sangat tidak sesuai dengan kalender

Aboge yang 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Kamis Pahing 1

September 2011.

Para penganut Aboge pada umumnya dalam penetapan awal

bulan kamariyah tentu akan lebih lambat dari ketetapan pemerintah. Hal

ini dikarenakan sifat dari pada prinsip Aboge itu sendiri yang

semestinya sudah ditinggalkan dan beralih pada perhitungan kalender

Jawa Islam dengan prinsip Asapon. Sehingga kurang tepat jika aliran ini

dikatakan sebagai aliran Aboge, karena pada kenyataannya tidak pasti

ketetapan yang mereka keluarkan selalu berbeda dengan pemerintah.

Hal di atas diperkuat sejauh penelusuran penulis, 4 tahun

terakhir dari tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 berturut-turut mereka

menetapkan idul fitri berbeda dengan pemerintah. Hal ini berdasarkan

keterangan tokoh sentral tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

Mujadadiyah Al-Aliyah. Namun demikian, dari pengurus sendiri tidak

memiliki data secara resmi yang mencatat ketetapan awal Ramadhan,

Syawal dan Zulhijah tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah. Umumnya

mereka memberikan ikhbar secara lisan saja. Mengenai data perhitungan

Page 104: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

91

hisab sendiri, hanya sebatas perhitungan biasa yang tidak ada catatan

secara structural.165

TABEL KETETAPAN 1 SYAWAL 1426-1432 H

Tahun Pemerintah166

T.Naqsabandiyah Keterangan

2005/1426 H 3 November 2005167

4 November 2005 Sama

2006/1427 H 26 Oktober 2006 27 Oktober 2006 Beda

2007/1428 H 12 Oktober 2007 13 Oktober 2007 Beda

2008/1429 H 1 Oktober 2008 2 Oktober 2008 Beda

2009/1430 H 20 September 2009 21 September 2009 Beda

2010/1431 H 10 September 2010 10 September 2010168

Sama

2011/1432 H 31 Agustus 2011 31 Agustus 2011 Sama

Selain itu, penulis menemukan indikasi bahwasanya ketetapan

ini bukanlah resmi ketetapan yang dikeluarkan tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah. Metode seperti di atas merupakan metode yang telah turun

temurun dipakai oleh kalangan keluarga pimpinan tarekat ini. Yang

mana sebagaimana tradisi masyarakat setempat mereka lebih

mengkultuskan hasil ketetapan kiai atau sesepuh mereka, dari pada

katetapan pemerintah. artinya ketetapan ini murni tidak

mengatasnamakan tarekat. Karena keduanya memang tidak memiliki

implementasi secara langsung.

165

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan

Jombang Jawa Timur pada 18 Mei 2012 166

Di unduh dari http:rukyatulhilal.org. pada 20 Mei 2012 167

Diakses Gatra.com.pemerintah Menetapkan Idul Fitri 3 November 2005 pada 14

Mei 2012 168

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar di dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan

Jombang Jawa Timur pada 18 Mei 2012

Page 105: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

92

B. Analisis Latar Belakang Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah

Mempertahankan Prinsip Hisab Rukyat dalam Penentuan Awal

Bulan Kamariyah

Secara sosial kultural para jamaah tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah merupakan gerakan keagamaan yang bercorak tasawuf dan

tradisionalis. Padahal gerakan tasawuf pada umumnya tidak terlalu

memberikan perhatian khusus terkait dengan penentuan awal bulan

kamariyah. Akan tetapi tarekat ini memiliki prinsip tersendiri tentang

hal tersebut tentunya disebab oleh beberapa faktor yang

melatarbelakanginya. Adapun faktor-faktor tersebut menurut penulis

adalah sebagai berikut :

a. Faktor Historis

Prinsip yang mereka pegang mengikuti “lelampahe wong

tuwo”169

yakni mengikuti apa yang telah diamalkan oleh para leluhur

dari sejak zaman dahulu. Metode hisab Aboge dan rukyatul hilal telah

dipakai dalam penentuan awal bulan kamariyah secara turun temurun.

Pada zaman dahulu, para sesepuh di dusun Kapas memiliki

prinsip dalam penetapan awal bulan kamariyah mereka melakukan

ijtihad dan menetapkan sendiri. Hal ini dikarenakan sebagai keyakinan

dalam penetapan waktu ibadah. Mereka tidak mempercayai penetapan

maupun ijtihad orang lain.

169

Wawancara dengan bpk.Mustaqim pada tanggal 26 September 2011

Page 106: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

93

Pada dasarnya, pimpinan tarekat ini (kiai Nasuha Anwar) telah

mengenal berbagai metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal

bulan kamariyah, akan tetapi menurut hasil analisis penulis dari

argumen-argumen yang diutaran dapat ditarik kesimpulan. Pertama,

mereka masih mempertahankan metode Aboge karena dirasa metode

paling mudah untuk dipelajari dan diterapkan, berbeda dengan metode

hisab yang lain. Kedua, hisab Aboge dan rukyatul hilal ini merupakan

warisan para nenekmoyang yang harus tetap dilaksanakan, adapun

mengapa mereka tidak beralih kehisab Asapon, hal tersebut disebabkan

kurangnya sosialisasi dan pengetahuan yang cukup intens tentang ilmu

hitung kalender Jawa Islam tersebut.

Jikalau dalam penetapnya ada diantara anggota tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah yang tidak mengikuti ketetapan pimpinan

tarekatnya maka mereka lebih bersikap menghormati dan bertoleransi

antar satu dengan yang lain. Karena sifat ketetapan ini tidak mengikat

keseluruhan anggota tarekat.

“anggota tarekat ingkang mboten Derek nggeh wonten, tur kito mboten

nopo-nopo Mbok gawe yo ora bungah, ora mbok gawe yo ora susah.”170

Ketetapan ini sangat demokratis, kebanyakan yang mengikuti

ketetapan ini berkisar mereka yang berasal dari desa Dukuhklopo yang

170

“tidak semua anggota tarekat mengikuti ketetapan pimpinan tarekat, ada sebagian

juga anggota yang tidak mengikuti ketetapan. Akan tetapi, kita tidak tidak

mempermasalahkan hal itu. Dalam prinsip kita, anda ikutketetapan kita tidak terlalu senang,

anda tidak mengikuti ketetapan kita juga tidak sedih.” Ibid,

Page 107: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

94

para sesepuhnya ketururan dari jamaah tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah. Sehingga, mereka ikut melestarikan kepercayaan dan tradisi

terdahulunya, serta enggan untuk meninggalkannya.

b. Interpretasi Nash

Alasan mengapa mereka memilih untuk menetapkan awal

bulan kamariyah secara internal. Hal tersebut dikarenakan interpretasi

terhadap nash-nash yang berkaitan dengan penetapan Ramadhan,

Syawal dan Zulhijah. Pemahaman Surat Al Baqarah Ayat 183, mereka

tafsirkan bahwasanya perintah untuk berpuasa hanya kepada orang-

orang yang beriman.

“Hai orang-orang yang beriman berpuasalah kalian ketika telah masuk

waktunya puasa, dan tingkatkanlah ketaqwaan mu kepada Allah SWT.

Dalam kutipan ayat di atas sudah jelas bahwa perintah puasa dan

penetapannya hanya kepada orang yang beriman bukan kepada

pemerintah yang saat ini diwarnai oleh korupsi dan lain-lain’’171

Hal ini diperkuat dengan pemahaman mereka terhadap

potongat ayat dalam surat Al-Baqarah ayat 185 :

فمن شهد منكم الشهر فليصمه

Artinya : “….barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat

tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada

bulan itu…”(Al-Baqarah : 185)

Dimana ayat ini dinyatakan sebagai peritah yang bersifat qath’i

sebagai dasar pelaksanaan rukyatul hilal. Bulan merupakan jalan

171

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar (tokoh sentral tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah). 7 Agustus 2011

Page 108: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

95

petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT dalam menentukan kapan awal

bulan baru.

“Dalil nya kan sudah sangat jelas toh, barangsiapa diantara kamu semua

telah bersaksi (melihat hilal), maka berpuasalah. Perintah itu sudah tidak

bisa ditawar lagi”172

Selain itu, dalam hadits tentang penetapan puasa dan hari raya

kata تهصوموالروءي diartikan sebagai perintah dalam menentukan awal

bulan kamariyah dengan menggunakan rukyat bil haq atau rukyat bin

nadhor yakni melihat hilal dengan mata telanjang.

Berdasarkan intrepetasi di atas, penulis menilai hal tersebutlah

sekiranya cukup mempengaruhi latar belakang mereka mempertahankan

prinsip metode yang mereka lestarikan dengan konsekuensi menafikan

perkembangan teknologi sebagai pembantu dalam pelaksanaan rukyatul

hilal, serta tetap mengeluarkan keputusan awal bulan kamariyah secara

intern.

c. Kepercayaan

Para leluhur tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah telah

menerapkan sistem hisab rukyat dalam penentuan awal bulan kamariyah

secara internal telah lama, sehingga para anak turun penganut tarekat ini

juga mengikuti. Walaupun tidak semuanya seperti itu, secara mayoritas

khususnya di dusun Kapas hampir semua ikut ketetapannya baik muda

maupun tua.

172

Ibid,

Page 109: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

96

Menurut pendapat mereka, ilmu falak sebagaimana yang

banyak dipelajari khalayak itu hanya sebatas sebagai prakiraan, tidak

bisa dijadikan sebagai penentu untuk masalah ritual keagamaan.

Demikian, dalam penetapan Ramadhan, Syawal dan Zulhijah harus

mencapai pada taraf haqqul yaqin karena ini adalah persoalan manusia

dengan Allah SWT.173

Dari sinilah, keyakinan akan tradisi yang telah

dipegang oleh leluhur mereka harus tetap dan terus dilestarikan.

Ditambah dengan adanya sebuah prinsip untuk selalu mengajarkan

kepada para anak cucu anggota tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah.

Dari tahun ke tahun dan sampai saat mereka memang tidak

pernah mengikuti ketetapan pemerintah. mereka selalu menetapkan

sendiri dan diikuti oleh penganut tarekat di desa setempat. Adapun jika

berbarengan dengan ketetapan pemerintah hal tersebut lebih karena

kebetulan ketetapan harinya sama.

Dari zaman dahulu nenek moyang tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah memang tidak mau terlibat dalam dunia politik, tidak ikut

campur dengan persoalan pemerintah. sebagai ulama mereka harus

menjaga “kealiman”. Mereka mengenal istilah yang diajarkan oleh para

sesepuh mereka terdahulu.

173

Wawancara dengan bpk. Mustaqim (sesepuh dusun Kapas, sekaligus Jamaah

tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah) 26 September 2011

Page 110: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

97

“sing sopo wonge wong alim nak wis gelem kumpul utowo dulen nang

nggone pemerintah akan dikurangi pahala ibadahnya selama 40 hari”174

Persoalan peribadatan merupakan persoalan otoritas individu

yang tidak boleh dikendalikan maupun ada intimidasi dari orang lain

sekalipun pemerintah sebagai otoritas yang berdaulah dan sah. Persoalan

agama itu lebih kepada persoalan keyakinan dan hubungan antara

manusia dengan Allah SWT, sehingga manusia satu dengan yang lain

tidak ada hak untuk ikut campur.

Ajaran yang berkembang, serta pemikiran yang telah tertanam

pada mereka menilai bahwa ulil amri dalam hal ini pemerintah sebagai

pemegang kendali dipegang oleh orang-orang yang kurang alim untuk

memahami dan menentukan persoalan agama.

Mereka mengibaratkan manusia memegang agama sama

halnya memegang “mowo” (api) jika tidak kuat memegangnya maka

akan mereka lepas. Mereka menggambarkan bagaimana persoalan

penetapan awal bulan kamariyah ini banyak para ilmuan dan tokoh

ulama yang saling berselisih pendapat dan bersteru dengan argumentasi

mereka masing-masing. Hal tersebut dinilai sebagai potret hasil dari

campur tangan pemerintah. Selain itu, mereka juga menyandar pada

hadits yang menjelaskan bahwasanya orang-orang alim tidak boleh

terlalu dekat para pemimpin. Karena hal tersebut akan mengurangi

174

“Barangsiapa orang alim yang suka bersilahturahmi dengan pemerintah bahkan

sering berkunjung ke rumah penguasa atau pemimpin maka akan dikurangi pahala ibadahnya

selama 40 hari” Wawancara KH.Nasuha Anwar pada tanggal 7 Agustus 2011

Page 111: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

98

tingkat kealimannya. Sehingga jika orang-orang terlalu mengikuti

pemerintah.175

Penulis menyadari bahwa aliran ini merupakan gerakan tarekat,

yang mana menurut pendapat penulis secara tidak langsung ajarannya

sangat mempengaruhi pemikiran mereka khususnya kaitannya dengan

penentuan awal bulan kamariyah. Yang sesungguhnya tidak ada

implikasinya sama sekali dengan keberadaan mereka sebagai gerakan

tasawuf.

Dan pada akhirnya, penulis lebih menilai jika kemunculan

tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah dengan metode penentuan awal

bulan kamariyahnya tersebut. Menjadi sebuah term baru yang mewarnai

dinamika pemikiran hisab rukyat di Indonesia. Pluralisme semakin

begitu tampak, ketika para kelompok minoritas yang mengatasnamakan

golongan secara mandiri mengeluarkan ketetapan dan tidak berpihak

terhadap pemerintah. sehingga, hal semacam ini menambah polemik di

kalangan umat dan mendorong adanya upaya untuk tercapainya ittahad

umat.

175

Ibid,

Page 112: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

99

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Dalam penentuan awal bulan kamariyah tarekat Naqsabandiyah

Khalidiyah Mujadadiyah Al-Aliyah dusun Kapas Dukuhklopo Peterongan

Jombang Jawa Timur mengkombinasikan dua metode hisab rukyat yang

jarang ditemukan pada kelompok-kelompok lain, yakni :

a. Kalender Jawa Islam Aboge dijadikan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan rukyatul hilal.

b. Rukyatul hilal atau rukyat bil haq, yang juga dikenal dengan rukyat

bin nadhor (rukyat dengan menggunakan mata telanjang).

c. Dalam penetapan awal bulan kamariyah mereka tetap berpedoman

pada hasil rukyat. Aboge hanya dijadikan pedoman dalam pelaksanaan

rukyatul hilal.

2. Sebagaimana analisa penulis, ada beberapa faktor-faktor yang

melatarbelakangi tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah Mujadadiyah Al-

Aliyah sehingga masih mempertahankan prinsip hisab dan rukyatnya,

yakni

Petama, faktor historis yang sangat kental sehingga membentuk sebuah

adat kebiasaan, yang secara turun temurun metode ini diajarkan dan

diwariskan. Praktis, mereka bersikukuh mempertahankan prinsip tersebut.

Page 113: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

100

Kedua, interpretasi nash yang tekstual seputar perintah untuk berpuasa

serta hadits nabi yang terkait perintah dalam pelaksanaan rukyatul hilal.

Ketiga, kepercayaan yang terbangun dan dipengaruhi oleh ajaran mereka

sebagai gerakan tarekat. Yakni asumsi mereka bahwa persoalan agama

adalah persoalan individu, sehingga siapapun itu tidak ada otoritas untuk

mencampurinya.

B. Saran-saran

1. Kepeda pemerintah, yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Agama

RI sekiranya tetap melakukan pendekatan-pendekatan emosional dan

dialogis tentang penentuan awal bulan kamariah kepada tarekat

Naqsabandiyah Khalidiyah, meskipun upaya seperti sudah pernah

dilakukan. Namun, pendekatan secara kontinuitas memang sangat perlu

dilakukan kembali.

2. Persoalan perbedaan penetapan memang seharusnya tidak pelu ditanggapi

secara ekstrim, karena mereka memiliki keyakinan dan dasar masing-

masing. Akan tetapi, jika hal tersebut sebagai upaya ittihad umat, maka

tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah, perlu menanggalkan sikap

egosentrisnya khususnya dalam penetapan awal Ramadhan, Syawal dan

Zulhijah.

Page 114: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

101

3. Penulis berasumsi dengan berpijak pada perkembangan zaman dan budaya

modernitas manusia lambat laun ketetapan individu akan sedikit ditinggal.

Kita bisa melihat indikasi jamaah yang mengikuti ketetapan tarekat ini

dari waktu kewaktu semakin bertambah ataukah berkurang.

C. Penutup

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Meskipun penulis telah berupaya secara optimal, namun penulis sadar skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga masih perlu adanya kritik dan

saran yang konstruktif sebagai bahan masukan dalam penulisan nantinya.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para penulis khususnya

dan para pembaca pada umumnya. Amiiiiiinnn

Page 115: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

1

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Abu Bakar, Bahrun, Penjelasan Hukum-Hukum Syariat Islam

(Terjemah Ibaanatul Ahkam), Bandung : Penerbit Sinar

Baru Algesindo, 1994.

Ansorullah, Penentuan Awal Bulan Qamariyah Jamaah Muslimin

(Hizbullah) di Indonesia, Skripsi Sarjana Fakultas

Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, 2010.

Anwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta, Pelajar Offse,

1998

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 2002

Azhari, Susiknan, Melacak Pemikiran Saadoeddin Djambek Dalam

Sejarah Pemikiran Hisab Di Indonesia, (Tesis)

Yogyakarta : PPs IAIN Sunan Kalijaga, 1998.

_________, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2005.

_________, Hisab dan Rukyat (Wacana Untuk Membangun

Kebersamaan Ditengah Perbedaan), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Cet.

ke-1, 2003.

_________, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains

Modern), Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, Cet. ke-2,

2007

Page 116: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

2

________, Pembaharuan Pemikiran Hisab di Indonesia, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 1972.

Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan

Nusantara Abad XVII dan XVIII, Jakarta : Kencana

Pernada Media Group, Cet. ke-3, 2007.

Badan Hisab dan Rukyah, Almanak Hisab Rukyah, Jakarta : Proyek

Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981

B.J.Habibie, Rukyah Dengan Teknologi, Jakarta : Gema Insani, 1996

D.N Danawas dan Purwanto, Tinjauan Sekitar Penentuan Awal Biulan

Ramadhan dan Syawal, makalah dalam BP Planetarium,

Jakarta, 1994.

Depag RI.Alamanak Hisab Rukyat, Jakarta: Ditbinbaper, 1981

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Bandung: CV

Penerbit Jumanatul ’Ali, 2005,

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi IV Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, Cet ke-4,

2008.

Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi

IV, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Umum, Cet ke-4, 2005

Djamaluddin, Thomas, Menggagas Fiqh Astronomi (Telaah Hisab

Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya),

Bandung : Kaki Langit, 2005.

________, Hisab Astronomi dalam Republika, edisi Rabu 8 Januari

1997

Fauzi, Tahrir. Studi Analisis Penetapan Awal Bulan Kamariyah Sistem

Aboge di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten

Banyumas Jawa Tengah. Skripsi sarjana Fakultas Syariah

IAIN Wallisongo.2010,tp

Hadi, Sutrisno. 1999. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset

Page 117: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

3

Hamidy, Muamal, Menuju Kesatuan Hari Raya, Surabaya: Bina Ilmu,

1995.

Hambali, Slamet Melacak Metode Penentuan Poso dan Royoyo

Kalangan Keraton Yogyakarta, Penelitian Individual IAIN

Walisongo Semarang, 2003,

________, Pemikiran Tahun Jawa Islam Sultan Agung, dalam Zenith

Husain, Abu Muslim bin Al Hajjaj, Shahih Muslim, Juz III, Beirut: Dar

al Fikr,

Ilyas, Muhammad 1984. Islamic Calender, Kuala Lumpur; Times and

Qiblat

Izzuddin, Ahmad, Analisis Krisis Hisab Awal Bulan Qomariyah Dalam

kitab Sullamun Nayyrain, (Skripsi), Semarang; Fakultas

Syari’ah IAIN Walisongo, 1997

________, Fiqh Hisab Rukyah di Indonesia ( Sebuah Upaya Penyatuan

Mazhab Hisab dan Mazhab Rukyah, (Tesis), Semarang;

PPs IAIN Walisongo, 2001

________, Fiqih Hisab Rukyat (menyatukan NU dan Muhammadiyyah

dalam penentuan awal Ramadhan, idul Fitri dan Idul

Adha) Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007

________, dalam laporan Penelitian, Fiqh Hisab Rukyat Kejawen

(Studi Atas Penentuan Poso dan Riyoyo Masyarakat

Dusun Golak Desa Kenteng Ambarawa Jawa Tengah).

IAIN Walisongo Semarang, 2006

________, Ilmu Falak Praktis (Metode HIsab Rukyat Praktis dan

Solusi Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika,

2006,

Khazin, Muhyiddin, Kamus Ilmu Falak, Yogyakarta: Buana Pustaka,

2005

Page 118: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

4

________, Ilmu Falak (Dalam Teori dan Praktik) Yogyakarta : Buana

Pustaka, Cet ke-1, 2004.

________, 99 Tanya Jawab Masalah Hisab dan Rukyat, Yogyakarta:

Ramadhan Press, 2009,

Lajnah Falakiyah PBNU, Pedoman Operasional Penyelenggaraan

Rukyat bil Fi’li di Lingkungan Nahdlatul Ulama, Jakarta :

PBNU.

Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah Dar al-Masyruq, Beirut:

Maktabah Al-Tajriyah Al-Kubro, 1986,

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman

Hisab Muhammadiyah, Yogyakarta:Majlis Tarjih dan

Tajdid PP Muhammadiyah, 2009

Maskufa, Ilmu Falaq, Jakarta : Gaung Persada Perss.2009.

Murtadho, Moh..Ilmu Falak Praktis, Malang : UIN Malang Perss.2008

M. Yunan Yusuf, Yusron Rozaq, Sudarnoto Abdul Hakim.Ensiklopedi

Muhammadiyah, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2005.

Nasution, Metode Reseach Penelitian Ilmiah, Jakarta : Bumi Aksara,

2001

Ruskanda, Farid, 100 Masalah Hisab Rukyah : Telaah Sains, Syari’ah,

Tehnologi, Jakarta : Gema Insani Press, 1996.

Sabiq, Fairuz, Telaah Metodologi Penetapan Awal Bulan Qamariyah di

Indonesia, (tesis), Semarang: Program Pascasarjana IAIN

Walisongo Semarang, 2007.

Setyanto, Hendro, Membaca Langit, Jakarta : al-Guraba, 2008,

Supriatna, Encup, Hisab Rukyat dan Aplikasinya, Bandung : PT Rafika

Aditama, 2007

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian.cet ke-9, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 1995

Page 119: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

5

Syifa’ul Anam, Ahmad.. Study Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyah

Dalam Kitab Khulasotul Wafiyah Dengan Metode Hakiki

Bit Tahqiq, (Skripsi) Semarang: Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo, 1997

Sujuthi, Mahmud, Politik Tarekat, Yogyakarta : Galang Press, 2001

Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 1995

Taufiq, M, Analisis Terhadap Penentuan Awal Bulan Qomariyah

Menurut Muhammadiyah Dalam Perspektif Hisab Rukyah

Di Indonesi, skripsi sarjana Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang, 2006

Wardan, Muhammad, Hisab Urfi dan Hakiki, cet ke-2, Yogyakarta,

1957

Yasin, As’ad, et al, Terjemah Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid I,

Jakarta:Gema Insani, 2006.

Zakaria, Rizal, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penggunaan Kalender

Jawa Islam Aboge Sebagai Ancer-ancer Rukyah Dalam

Penentuan 1 Syawal 1430 H Aliran Thoriqoh

Naqsabandiyah Kholidoyah Mujadadiyah Al Aliyah

Dusun Kapas Klopo Peterongan Jombang. Skripsi sarjana

Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010.

Wawancara

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar, 7-8 Agustus 2011

Wawancara dengan KH.Nasuha Anwar 27 September 2011

Wawancara dengan Mustaqim, 27 September 2011

Wawancara dengan Sa’adah, 27 September 2011

Wawancara dengan Kepala Desa Dukuhklopo 28 September 2011

Page 120: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

6

Wawanacara dengan Bapak Syukur, 27 September 2011

Wawancara dengan Muhaimin, 26 September 2011

Media on line

media jatim.com.on line

Maktabah Syamilah, Shahih Muslim, edisi ke-2,

www.badilag.net Kamis, 02 Desember 2010 pukul 04:05 WIB.

http//www.wikipedia,org.com pada tanggal 18 September puku 10:00

WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang pada 18 Desember 2011.

http://nasional.inilah.com/read/detail/1754672/jemaah-islam-aboge-

jombang-mulai-puasa-besok pada hari Senin, 9 Januari 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang pada 9 Januari 2011

Media Elektronik

Headline news yang disiarkan langsung oleh Metro Tv pada Sabtu, 11

Agustus 2010 pukul 10 : 00 WIB

Diakses dari liputan Tvone.sidang itsbat penetapan 1 Syawal 1432. Senin,

29 Agustus 2011 pukul 20:00 WIB

http//www.antaranews.co.id

Page 121: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

Lampiran I

PERHITUNGAN AWAL BULAN KAMARIYAH 1 SYAWAL 1432 H MARKAZ

JOMBANG (LT :-70 32’ dan BT : 112

0 13’)

A. Menentukan terjadinya ijtima’ akhir Ramadhan 1432 H, yang diperkirakan terjadi

antara tanggal 28 Agustus 2011 M atau 29 Agustus 2011 M, dengan langkah sebagai

berikut :

1. Perhatikan Fraction Illumination ( cahaya bulan ) terkecil dari Ephemeris 2011 pada

bulan juli, pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2011 M. cahaya bulan terendah diperoleh

pada tanggal 29 Agustus 2011 M. pk. 2 GMT, pk. 3 GMT dan pk. 4 GMT. yaitu

0,00182 kemudian 0.00180 dan 0.00183 Setelah itu perhatikan Ecliptic Longitude

Matahari ( EL ) dan Apparent Longitude Bulan ( AL ) pada jam jam tersebut dan pilih

yang cocok, yaitu yang pertama AL harus lebih kecil dari EL dan yang kedua AL harus

lebih besar dari EL. Dalam hal ini ternyata ijtima’ terjadi antara pukul 3 GMT dan 4

GMT atau antara pk.10 WIB dan pk. 11 WIB.

JAM GMT EL AL

3 1550 27’ 16” 155

0 24’ 13”

4 1550 29’ 41” 156

0 01’ 21”

2. Kemudian lakukan interpolasi dengan rumus sebagai berikut:

IJTIMA’ = J1 + ((EL

1 – AL

1) ((AL

2 – AL

1) – (EL

2 – EL

1)))

= pk.3 + ((1550 27’ 16”– 155

0 24’ 13”) ((156

0 01’ 21”-155

0 24’ 13”) –

(1550 29’ 41”- 155

0 27’ 16” )))

= pk. 30 5’ 16.27” GMT + 7

j

= pk. 10. 5. 16.27 GMT masuk pada tanggal 29 Agustus 2011 yaitu hari

Senin Wage

Berarti IJTIMA’ akhir Ramadhan 1432 H. terjadi hari Senin Wage, tanggal 29 Agustus

2011 M. pk. . 10.5. 16,27 WIB

A. Menentukan terbenam Matahari di kota Jombang Jawa Timur pada tanggal 30 Ramadhan

1432 H./ 30 Agustus 2011 M. dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Hitung tinggi Matahari saat terbenam ( h0 ) dengan rumus:

h0 = - ( ku + ref + sd )

ku adalah kerendahan ufuk dapat diperoleh dengan rumus:

- ku = 00 1’.76 h

= 00 1’.76 44 m

Page 122: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

= 00 11’ 40,47”

- ref = 00 34’(refraksi/pembiasan tertinggi saat ghurub)

- sd = 00 16’ semi diameter matahari rata-rata.

h0 = - ( ku + ref + sd )

= - ( 00 11’ 40.47” + 0

0 34’ + 0

0 16’ )

= - 10 1’ 40,47”

2. Tentukan deklinasi matahari ( 0 ) dan equation of time ( e ) pada tanggal 30 Ramadhan

1432 H./ 30 Agustus 2011 M. saat ghurub di kota Jombang dengan prakiraan ( taqriby )

maghrib kurang lebih pk. 18 WIB ( 11 GMT ), diperoleh:

0 = 090 02’ 09” dan e = -00

j 0

m 45

d.1

3. Tentukan sudut waktu matahari ( t0 ) prakiraan ( taqriby ) saat terbenam dengan rumus:

Cos t0 = sin h0 cos x cos 0 - tan

x tan 0 .

= sin -10 1’ 40.47” cos -7

0 32’ 00” cos 9

0 02’ 09” – tan-7

0 32’ 00”x

tan 90 02’ 09”

t0 = 89˚ 50’ 41.59”

= + 5˚ 59’ 22,77”

4. Terbenam matahari = pk. 12 + (+5j 59

m 22.77

d )

= pk. WH – e + ( BTd –BT

x )

= pk 17. 59. 55.42 – ( -00j 00

m 45

d) + ( 105

0-112

0 13’)

= pk. 17. 31. 16 WIB.

5. Tentukan deklinasi matahari ( 0 ) dan equation of time ( e ) pada tanggal 30 Ramadhan

1432 H./ 30 Agustus 2011M. Saat ghurub di Jombang Jawa Timur yang sesungguhnya (

hakiki ), yaitu pk. 17. 31. 16 WIB dengan melakukan interpolasi sebagai berikut:

6. Deklinasi matahari ( 0 ) pk. 17. 39. 11.89 WIB. dengan rumus :

0 = 01 + k (0

2 -0

1 )

01 ( pk. 17 WIB/10 GMT ) = 09

0 03’ 03”

02 ( pk. 18 WIB/11 GMT ) = 09

0 02’ 09”

k ( selisih waktu ) = 00 j 31

m 16

d

= 090 03’ 03”+ 00

j 31

m 16

d .( 9

0 02’ 09 ” - 9

0 03’ 03” ) = 9

0 2’ 34.86”

7. Equation of Time ( e ) pk. 17. 31. 16 WIB. dengan rumus:

1. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari'ah Ditjen Bimas Islam Depag RI, Ephemeris

2009, bulan September.

Page 123: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

e = e1 + k (e

2 - e

1 )

e1 ( pk. 17 WIB/10 GMT ) = -00

j 00

m 46

d

e2 ( pk. 18 WIB/11 GMT ) = -00

j 00

m 45

d

k ( selisih waktu ) = 00j

31m

16 d

e =-00j 00

m 46

d + 00

j 31

m 16

d .(-00

j 00

m 45

d -

_ 00

j 00

m 46

d )

=-000

00’ 44.48”

8. Tentukan sudut waktu matahari ( t0 ) sesungguhnya ( hakiki ), saat terbenam dengan

rumus:

Cos t0 = sin h0 cos x cos 0 - tan

x tan 0 .

= sin-10 11’ 40.47” cos -7

0 32’ 00” cos 9

0 2’ 34.86”

–tan-70 32’ 00” x tan 9

0 34.86”

t0 = 890 50’ 38.16”

= +5j 59

m 22.54

d

9. Terbenam matahari = pk. 12 + ( +5j 59

m 22.54

d )

= pk. 17. 59. 22.54 WH – e + ( BTd –BT

x )

= pk. 17. 59. 55.27 – (-00j 00

m 44.48

d) + ( 105

0-112

0 13’)

= pk 17. 31. 3.02 WIB.

B. Menghitung Azimuth Matahari ( Az0 ) saat ghurub pk. 17. 31.3.02 WIB ( pk. 10. 31. 3.02

GMT ) dengan rumus:

Cotan A0 = tan 0 cos x : sin t – sin

x : tan t0.

= tan 90

2’ 34.86” x cos -70 32’ 00” sin 89

0 50’ 38.16”

– sin -7

0 32’ 00”

tan 890 50’ 22.54”

A0 = 810 0’ 49.56” ( UB )

Azimuth Matahari ( Az0 ) = 3600 – 81

0 0’ 49.56”

= 2780 59’ 10.4”

C. Menentukan Right Ascension Matahari ( ARA0 ) pk. 17. 31. 3.02 WIB ( pk. 10. 31. 3.02

GMT ) dengan rumus interpolasi sebagai berikut:

ARA0 = ARA01 + k ( ARA0

2 – ARA0

1 )

ARA01

( pk. 17 WIB/10 GMT ) = 1580 26’ 29”

ARA02 ( pk. 18 WIB/11 GMT ) = 158

0 28’ 46”

k ( selisih waktu ) = 00 j 31

m 3.02

d

ARA0 = 1580 26’ 29”

+ 00

j 31

m 3.02

d (158

0 28’ 46” – 158

0 26’ 29”)

= 1580 27’ 39.9”

Page 124: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

D. Menentukan Right Acsension Bulan ( ARA ) pk. 17. 31. 3.02 WIB ( pk. 10. 31. 3.02 GMT )

dengan rumus interpolasi sebagai berikut:

ARA = ARA1 + k ( ARA

2 – ARA

1 )

ARA1 ( pk. 17 WIB/10 GMT ) = 173

0 10’ 16”

ARA2 ( pk. 18 WIB/11 GMT ) = 173

0 44’ 44”

k ( selisih waktu ) = 00j 31

m 3.02

d

ARA = 1730

10’ 16” + 00j 31

m 3.02

d x (173

0 44’ 44”– 173

0 10’ 16”)

= 1730 28’ 6.2”

G. Menentukan Sudut Waktu Bulan ( t ) pk. 17. 31. 3.02 WIB ( pk. 10. 31. 3.02 GMT ) dengan

rumus sebagai berikut:

t = ARA0 + t0 - ARA

= 1580 27’ 39.9”+ 89

0 50’ 38.16”

– 173

0 28’ 6.2”

= 740 50’ 11.86”

H. Menentukan deklinasi Bulan ( ) pk. 17. 31. 3.02 Wib ( pk. 10. 31. 3.02 GMT )) dengan

menggunakan rumus interpolasi sebagai berikut:

= 1 + k (

2 -

1 )

1 ( pk. 17 WIB/10 GMT ) = -02

0 29’ 41”

2 ( pk. 18 WIB/11 GMT ) = -02

0 44’ 16”

k ( selisih waktu ) = 00j 31

m 3.02

d

= -020 29’ 41” + 00

j 31

m 3.02

d x (-02

0 44’ 16”- (-02

0 29’ 41”))

= -20 37’ 13.82”

I. Menentukan Tinggi Bulan Hakiki ( h’ ) dengan menggunakan rumus:

Sin h = sin x sin + cos

x cos cos t .

Sin h = sin -70 32’ 00” x sin -2

0 37’ 13.82” + cos -7

0 32’ 00” x cos -2

0 37’ 13.82” x

cos 740 50’ 11.86”

h = 150 22’ 09.04” ( tinggi hilal hakiki )

J. Koreksi-koreksi yang diperlukan untuk memperoleh Tinggi Hilal Mar’i ( h ):

1. Parallaks ( Par ), digunakan untuk mengurangi tinggi hilal hakiki.

Untuk mendapatkan Parallaks ( Par ) harus melalui tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan Horizontal Parallaks (HP) saat ghurub, dengan rumus interpolasi

sebagai berikut:

Page 125: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

HP = HP1 + k ( HP

2 – HP

1 )

HP1 ( pk. 17 WIB/10 GMT ) = 01

0 00’ 45”

HP2 ( pk. 18 WIB/11 GMT ) = 01

0 00’ 45”

k ( selisih waktu ) = 00j 31

m 3.02

d

HP = 010 00’ 45” + 00

j 31

m 3.02

d x (01

0 00’ 45”– 01

0 00’ 45”)

= 10 0’ 45”

b. Parallaks ( Par ) = HP cos h.

= 10 0’ 45” x cos 15

0 22’ 9.04”

= 00 58’ 34.65”

1. Semi diameter ( s.d. ) bulan tidak perlu diperhitungkan karena yang memantulkan

cahaya bukan bagian atas, melainkan kadang kala busur bagian bawah kanan, kadang

kala bawah kiri dan kadang kala busur bagian bawah tepat. Dalam hal ini adalah bagian

bawah kanan.

2. Refraksi ( Ref ), digunakan untuk menambah tinggi hilal hakiki, dan untuk mendapatkan

refraksi dapat digunakan rumus interpolasi yang datanya diambil dari tabel refraksi:

Ref = Ref1 + k ( Ref

2 - Ref

1 )

Ref1 ( h = +15

0 52’ ) = 00

0 03,4’

Ref2 ( h = +15

0 27’ ) = 00

0 03,3’

k ( selisih ) = ((150 22’ 9.04” - 15

0 19’ ) ( 1

0 27’ - 1

0 18’ ))

Ref = 000 03.4’+((1

0 51’ 48.23” - 1

0 52’ ) ( 1

0 58’ - 1

0 52’ ))x(00

0 03.3’ - 00

0 03.4’ )

= 000 17’ 30.59”

3. Kerendahan ufuk ( ku / dip ), digunakan untuk menambah tinggi hilal hakiki. Dan untuk

mendapatkannya dapat digunakan rumus:

ku / dip = 00 1’,76 h

= 00 1’.76 44 m

= 00 11’ 40,47”

K. Menentukan tinggi hilal mar’i ( h’ ), dengan rumus:

h’' = h( - Par + Ref + ku

= 150 22’ 9.04” - 0

0 58’ 34.65” + 00

0 17’ 30.59 + 0

0 11’ 40.47”

= 140 38’ 00”

L. Azimuth hilal ( Az ) dapat diperoleh denga rumus:

Page 126: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

Cotan A = tan cos x : sin t – sin

x : tan t .

= tan -20 37’ 13.82” x cos -7

0 32’ 00” : sin 74

0 50’ 11.86” – sin -7

0 32’ 00” : tan

740 50’ 11.86”

= 890 20’ 32.16” UB

Az = 3600

- 890 20’ 32.16”

= 2690 20’ 32.1”

M. Posisi hilal ( P ) dapat diperoleh dengan rumus:

P = Az – Az0

= 2690 20’ 32.1” - 278

0 59’ 10.4”

= -090 38’ 38.24” ( sebelah selatan matahari terbenam ).

N. Cahaya hilal dapat diperoleh dengan rumus:

Cahaya hilal = PI1 + k ( PI

2 – PI

1 )

PI1 ( pk. 17 WIB/10 GMT ) = 0,00308

PI2 ( pk. 18 WIB/11 GMT ) = 0,00347

k ( selisih waktu ) = 00j 39

m 12.74

d.

Cahaya hilal = 0,00308 + 00j 39

m 12.74

d x ( 0,00347 – 0,00308 )

= 0,00333488016 ( 0,333488 % )

Data hilal pada tanggal 30 Agustus 2011 markaz kota Jombang :

1. Ijtima’ akhir Ramadhan 1432 H terjadi pada hari

Senin,,,tgl 29 Agustus 2011 pada pukul

2. Matahari terbenam pada tgl 30 Agustus 2011 =

17.31.3,02 WIB

3. Tinggi hilal hakiki = 150 22

’ 9,04

4. Tinggi hilal mar’I = 140 38

5. Mukust / lama hilal di atas ufuk =

6. Azimuth Bulan : 2690 20’ 32.1”

7. Azimuth Matahari = 2780 59’ 10.4”

8. Posisi Hilal -90 38’ 38,24”

Page 127: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

PERHITUNGAN KALENDER JAWA ISLAM 1944 J

Kalender Jawa Islam :

Tahun pertama = Alip (ا)

Tahun Kedua = ehe (ه)

Tahun kedua = jim (ج)

Tahun Keempat = Ze (ز)

Tahun Kelima = Dal (د)

Tahun keenam = Be (ب)

Tahun ketuju = Wawu (و)

Tahun kedelapan = jim akhir (ج)

Beberapa ketentuan dalam kalender jawa islam :

1. Tahun Jawa Islam = tahun Hijriyah + 512

2. Satu Windu = 8 Tahun = 2.385 hari

3. Tahun Panjang (wuntu) jatuh pada urutan ke 2, 5 dan 8

4. Selisih 1 Suro 1555 J dengan 1 Muharam 1 H = 369.251 hari

5. Selisih 1 Suro 1555 J dengan 1 Januari 1 M = 596.267

6. Tahun 1555-1626 J adalah Ajumgi (tahun alip jum’at legi)

7. Tahun 1627-1746 J adalah Amiswon (tahun Alip Kamis Kliwon)

8. Tahun 1747-1866 J adalah Aboge (Alip Rabu Wage)

9. Tahun 1867-1986 J adalah Asapon (tahun alip selasa pon)

10. Tahun 1987-2106 J adalah Anehing (tahun alip senin pahing)

Untuk mengetahui nama tahun serta nama hari dan pasaran pada tanggal 1 Suro tahun

tertentu, maka dapat diketahui dengan cara ybs di kurangi 1554 kemudian di bagi 8. Sisanya

dicocokkan pada jadwal berikut ini =

Page 128: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

JADWAL TAHUN JAWA

SISA NAMA TAHUN Hr Ps

111 Alip 1 1

2 Ehe 5 5

3 Jim awal 3 5

4 Ze 7 4

5 Dal 4 3

6 Be 2 3

7 Wawu 6 2

8 Jim Akhir 3 1

Contoh Perhitungan :

Menghitung tanggal 1 Syawal 1432 H

1432 + 512 = 1944

1944

1554 –

390 : 8 = 48 sisa 6

Tahun 1944 termasuk kelompok Asapon Lihat sisa 6 nama tahunya Be sedang hari dan

pasaranya Kamis Legi. Jadi 1 Suro 1944 J jatuh pada hari Kamis Legi (Menurut Aboge).

Jika kita urutkan

BULAN HR PS

Suro 1 1

Sapar 3 1

Mulud 4 5

Bakdo Mulud 6 5

Jumadil Awal 7 4

Jumadil Akhir 2 4

Rejeb 3 3

Ruah 5 3

Poso 6 2

Sawal 1 2

Dhulkangidah 2 1

Besar 4 1

Page 129: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

Keterangan :

Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 Suro tahun berapa saja nilainya adalah 1 (satu),

sehingga untuk tanggal 1 berikutnya, hari dan pasarannya tinggal mengurutkan hari dan

pasaran yang keberapa dari tanggal 1 Suro itu sesuai dengan angka yang ada pada jadwal

tersebut.

PENANGGALAN JAWA ISLAM ABOGE TAHUN 1944 JAWA

No Bulan Hari Pasaran

1 1 Suro 1 Kamis 1 Legi

2 1 Sapar 3 Sabtu 1 Legi

3 1 Mulud 4 Ahad 5 Kliwon

4 1 Bakdamulud 6 Selasa 5 Kliwon

5 1 Jumadilawal 7 Rabu 4 Wage

6 1 Jumadilakhir 2 Jumat 4 Wage

7 1 Rejeb 3 Sabtu 3 Pon

8 1 Ruwah 5 Senin 3 Pon

9 1 Poso 6 Selasa 2 Pahing

10 1 Syawal 1 Kamis 2 Pahing

11 1 Selo 2 Jumat 1 Legi

12 1 Besar 4 Ahad 1 Legi

PENANGGALAN JAWA ISLAM ASAPON 1944 JAWA

Jika berdasarkan perhitungan kalender Jawa Islam Asapon, maka 1944 merupakan tahun

Be dengan hari ke 2 adalah hari Rabu (dihitung dari hari Selasa), dan pasaran ke 3 adalah

Kliwon. Jadi 1 Suro 1944 berdasarkan prinsip Asapon jatuh pada hari Rabu Kliwon.

No Bulan Hari Pasaran

1 1 Suro 1 Rabu 1 Kliwon

2 1 Sapar 3 Jumat 1 Kliwon

3 1 Mulud 4 Sabtu 5 Wage

4 1 Bakdamulud 6 Senin 5 Wage

5 1 Jumadilawal 7 Selasa 4 Pon

6 1 Jumadilakhir 2 Kamis 4 Pon

7 1 Rejeb 3 Jumat 3 Pahing

8 1 Ruwah 5 Ahad 3 Pahing

9 1 Poso 6 Senin 2 Legi

10 1 Syawal 1 Rabo 2 Legi

11 1 Selo 2 Kamis 1 Kliwon

12 1 Besar 4 Sabtu 1 Kliwon

Page 130: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Kholisoh

Tempat, tanggal lahir : Tuban, 12 September 1990

Alamat Asal : Dungharjo RT 003/RW 002 Kedungharjo Bangilan

Tuban Jawa Timur

Alamat Sekarang : PP. Daarunnajaah Jalan Stasiun No. 275 Jrakah

Tugu Semarang Jawa Tengah

Jenjang Pendidikan :

a. Pendidikan Formal

1. MI Islamiyah Kedungharjo(Lulus 2002)

2. Mts Al Falah Bangilan (Lulus 2005)

3. MAN Tambakberas Jombang (Lulus 2008)

4. IAIN Walisongo Semarang (2008-sampai sekarang)

b. Pendidikan Non Formal

1. Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa

Timur tahun 2005-2008

2. Madrasah Diniyah Al-Ishlahiyah tahun2005-2008

3. Pendidikan Bahasa Inggris di Pare pada bulan Juli tahun 2009

4. Pondok Pesantren Daarunnajaah, Jalan Stasiun No.275 Jerakah Tugu

Semarang Jawa Tengah

Page 131: PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH MENURUT TAREKATlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/137/jtptiain... · salah satu masalah penting karena terkait dengan penentuan hari-hari besar

Pengalaman Organisasi

1. Devisi P3M CSS MoRA IAIN Walisongo

2. Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang

3. Sekretaris Umum Komunitas Falak Perempuan Indonesia (KFPI)

4. Redaksi Majalah Zenith

5. Redaktur Pelaksana Majalah Santri

6. Ketua Asrama Putri Daarunnajaah

7. Tim Magang Pusat Kajian dan Layanan Falakiyah (PUSKALAFALAK) IAIN

Walisongo Semarang

Semarang, 19 April 2012

Hormat Saya,

Siti Kholisoh

082111098