penempatan tanaman upakara sebagai elemen … · penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya...

23
i PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN LUNAK TAMAN PEKARANGAN RUMAH DITINJAU DARI ASPEK FILOSOFI BUDAYA BALI DI KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana Oleh Desak Putu Lola Ambarani NIM.1205105041 KONSENTRASI ARSITEKTUR LANSEKAP PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Upload: dangdieu

Post on 29-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

i

PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN LUNAK TAMAN PEKARANGAN RUMAH DITINJAU DARI ASPEK FILOSOFI BUDAYA BALI

DI KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh

Desak Putu Lola Ambarani NIM.1205105041

KONSENTRASI ARSITEKTUR LANSEKAP PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia

dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti

bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 1 Nopember 2016 Yang menyatakan,

Desak Putu Lola Ambarani NIM.1205105041

Page 3: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

iii

ABSTRACT

Desak Putu Lola Ambarani. NIM 1205105041. Placement of Ritual Plants as an Soft Elements of Garden Review from Aspect of Balinese Culture Philosophy in District of Payangan, Gianyar Regency, Bali Province. Supervised by Ir. A.A. Gede Dalem Sudarsana, MS and Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si

Hindu community in Bali always held a religious rituals throughout the

year. Most of the rituals elements are descended from plants which are well known as “ritual plants”. Traditional garden of Bali should use ritual plants as a landscaping plant. Objectives of this research were determine ritual plant as an soft elements of garden located in district of Payangan, Gianyar regency, province of Bali and placement ritual plants review from aspects of Balinese culture philosophy. Data were collected from three villages in Payangan throught a survey. Results of research conducted on 48 samples of house, showed as many as 80 species of ritual plants be used as a elements of garden in district of Payangan. Placement of ritual plants appropriate philosophical concepts of Balinese culture that is Tri Mandala and Asta Dala still has not been done because of the lack of public knowledge

Keyword : placement, Bali’s Hindu ritual plants, soft elements, traditional garden,

philosophy of Balinese Culture

Page 4: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

iv

ABSTRAK

Desak Putu Lola Ambarani. NIM 1205105041. Penempatan Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah Ditinjau dari Aspek Filosofi Budaya Bali di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Dibimbing oleh Ir. A.A. Gede Dalem Sudarsana, MS dan Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si

Masyarakat Hindu di Bali selalu melaksanakan ritual keagamaan sepanjang tahun. Sebagian besar elemen ritual berasal dari tanaman yang dikenal dengan sebutan tanaman upakara. Taman tradisional Bali sebaiknya menggunakan tanaman upakara sebagai tanaman pertamanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanaman upakara yang digunakan sebagai elemen lunak taman pekarangan rumah di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dan penempatannya ditinjau dari aspek filosofi budaya Bali. Data diambil dari tiga desa di Kecamatan Payangan melalui survei. Hasil penelitian yang dilakukan pada 48 sampel rumah menunjukkan sebanyak 80 jenis tanaman upakara digunakan sebagai elemen lunak taman pekarangan rumah di Kecamatan Payangan. Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya pengetahuan masyarakat.

Kata Kunci : penempatan, tanaman upakara, elemen lunak, taman tradisional,

folosofi budaya Bali

Page 5: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

v

RINGKASAN

Pulau Bali dikenal sebagai Pulau Seribu Pura dengan mayoritas penduduk

beragama Hindu yang tidak pernah lepas dari ritual keagamaan yang dilakukan

hampir sepanjang tahun. Pelaksanaan ritual keagamaan di Bali membutuhkan

berbagai jenis tumbuhan-tumbuhan yang digunakan sebagai sarana kelengkapan

upakara. Upakara merupakan bentuk pelayanan yang diwujudkan dari hasil

kegiatan kerja berupa materi yang dipersembahkan atau dikurbankan dalam suatu

upacara keagamaan. Keberadaan tanaman upakara harus tetap lestari selama

agama Hindu masih eksis di Bali. Menggunakan tanaman upakara sebagai salah

satu elemen lunak taman pekarangan rumah selain untuk pemenuhan arsitektural,

estetika, dan fungsional, juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan upakara,

sehingga tanaman yang digunakan dalam pertamanan tradisional Bali dapat

memiliki fungsi ganda, di samping itu pemanfaatan tanaman upakara sebagai

elemen taman juga merupakan salah satu upaya pelestarian tanaman upakara.

Payangan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gianyar yang

sebanyak 99,7% penduduknya beragama Hindu (Lampiran 3) yang menggunakan

tanaman upakara sebagai elemen lunak taman pekarangan rumah. Kenyataannya

belum banyak masyarakat yang menata pertamanannya sesuai dengan filosofi

budaya Bali yang terdiri dari filosofi Tri Mandala dan Asta Dala. Tri Mandala

merupakan konsep tiga wilayah, sedangkan Asta Dala adalah delapan arah

penjuru mata angin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan inventarisasi tanaman

upakara dan mengetahui penempatannya sebagai elemen lunak taman pekarangan

rumah ditinjau dari aspek filosofi budaya Bali di Kecamatan Payangan,

Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data melalui

observasi, wawancara dan kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan ialah

sebanyak 48 rumah yang dianggap dapat mewakili rumah penduduk yang lainnya

yang memiliki kriteria sebagai berikut: rumah tradisional Bali di Desa Melinggih,

Desa Bukian dan Desa Kerta yang menggunakan tanaman upakara sebagai

elemen lunak pada taman pekarangan rumahnya.

Page 6: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

vi

Hasil survei menunjukkan 80 jenis tanaman upakara telah digunakan

sebagai elemen lunak taman pekarangan rumah di Kecamatan Payangan dengan

total jumlah mencapai 2722 tanaman. Tanaman upakara yang ditanam tersebar di

tiga area yaitu Utama Mandala atau areal merajan atau sanggah, Madya Mandala

atau areal natah dan Nista Mandala atau areal telajakan. Tanaman berdasarkan

fungsi yang digunakan dalam upakara dikelompokkan menjadi tanaman yang

dimanfaatkan daunnya sebanyak 30 jenis, bunganya sebanyak 25 jenis, buahnya

sebanyak 18 jenis, umbinya sebanyak enam jenis dan batangnya sebanyak satu

jenis. Survei menunjukkan masyarakat Payangan dalam menata taman pekarangan

rumah belum sesuai dengan filosofi Tri Mandala, namun secara tidak sengaja

sebanyak 35% penempatan tanaman sudah sesuai filosofi Tri Mandala,

sedangkan penempatan berdasarkan Asta Dala masih belum dilakukan karena

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penempatan tanaman sesuai filosofi

tersebut. Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 77% masyarakat meyatakan

setuju apabila taman yang sesuai dengan filosofi budaya Bali dikembangkan di

Kecamatan Payangan, namun sebanyak 79% masyarakat menyatakan belum tahu

tentang penempatan tanaman sesuai filosofi Budaya Bali. Pemerintahan desa di

Kecamatan Payangan belum pernah mengadakan penyuluhan pengenai

penempatan tanaman, sehingga perlu dilakukannya penyuluhan kepada

masyarakat Kecamatan Payangan agar masyarakat mengetahui penempatan

tanaman sesuai filosofi budaya Bali. Tanaman upakara yang digunakan sebagai

elemen lunak taman pekarangan rumah di Kecamatan Payangan memiliki fungsi

yang ganda yaitu sebagai tanaman upakara dan sebagai tanaman lansekap yang

dapat memperindah pekarangan rumah. Sebanyak 22 tanaman dapat difungsikan

sebagai kontrol pandangan, 17 tanaman sebagai pembatas fisik, enam tanaman

sebagai pengendali iklim, enam tanaman sebagai pencegah erosi, lima tanaman

sebagai habitat satwa dan 24 tanaman sebagai tanaman hias yang memiliki nilai

estetika.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintahan Kecamatan

Payangan memberikan penyuluhan mengenai penempatan tanaman upakara

sebagai elemen lunak taman pekarangan rumah agar masyarakat mengetahui lebih

jelas tentang penempatan tanaman berdasarkan filosofi budaya Bali.

Page 7: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

vii

PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN LUNAK TAMAN PEKARANGAN RUMAH DITINJAU DARI ASPEK FILOSOFI BUDAYA BALI

DI KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI

Oleh

Desak Putu Lola Ambarani NIM. 1205105041

Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. A.A. Gede Dalem Sudarsana, MS Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si NIP. 19521231 198003 1 018 NIP. 19550927 198603 1 002

Mengesahkan Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS.

NIP.19630515 198803 1 001

Tanggal Lulus: 11 Nopember 2016

Page 8: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

viii

PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN LUNAK TAMAN PEKARANGAN RUMAH DITINJAU DARI ASPEK FILOSOFI BUDAYA BALI

DI KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI

dipersiapkan dan diajukan oleh

Desak Putu Lola Ambarani

NIM.1205105041

telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji

pada tanggal 11 Nopember 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana

No. : 171E/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 20 September 2016

Tim Penguji Skripsi adalah

Ketua : Ir. A.A. Gede Sugianthara, MS. Anggota :

1. Naniek Kohdrata, SP., MLA

2. Ir. Cokorda Gede Alit Semarajaya, MS

3. Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si

4. Ir. A.A. Gede Dalem Sudarsana, MS

Page 9: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Desak Putu Lola Ambarani dilahirkan

di Payangan pada tanggal 18 September 1994. Penulis

merupakan anak pertama dari pasangan Ngakan Made

Lamantara dan Desak Ketut Juniantari

Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di SD

Negeri 4 Melinggih, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar tahun 2000-2006.

Melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Payangan,

Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar tahun 2006-2009. Melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Payangan, Kecamatan

Payangan, Kabupaten Gianyar tahun 2009-2012. Sejak tahun 2012 diterima

sebagai mahasiswa di Program Studi Agroekoteknologi, Konsentrasi Arsitektur

Lansekap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana (FP Unud).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi Himpunan

Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek) FP Unud periode 2013–2014,

Himagrotek FP Unud periode 2014-2015 dan kepanitiaan. Pada bulan Agustus

2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan

Masyarakat (KKN PPM) Unud periode ke-XI tahun 2015 di Desa Mangguh,

Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Page 10: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penempatan

Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah Ditinjau

dari Aspek Filosofi Budaya Bali di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gaianyar,

Provinsi Bali”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian di FP Unud. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S., selaku Dekan FP Unud, serta staf yang

telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, M.S., selaku Ketua Jurusan Agroekoteknologi

FP Unud beserta staf atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis

selama penelitian dan penulisan skripsi.

3. Ir. A.A. Gede Dalem Sudarsana, MS., selaku pembimbing I yang telah

mendampingi, membimbing, memberikan masukan, motivasi, dan

meluangkan waktu serta terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing

saya selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

4. Ir. Sang Made Sarwadana, M.Si., selaku pembimbing II yang telah

mendampingi, membimbing, memberikan masukan, motivasi, dan

meluangkan waktu serta terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing

saya selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Ir. A.A. Gede Sugianthara, MS., Naniek Kohdrata, SP., MLA., Ir. Cokorda

Gede Alit Semarajaya, MS selaku dosen penguji atas segala ilmu, saran-

saran dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Ir. A.A. Made Astiningsih, MP., selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan dukungan, saran dan pendapat selama penulis

menjadi mahasiswa

7. Bapak dan ibu dosen di lingkungan FP Unud yang telah memberikan ilmu

pengetahuan selama menempuh pendidikan di kampus, memeberikan arahan

dan motivasi kepada penulis.

Page 11: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xi

8. Staf pegawai di lingkungan FP Unud atas bantuannya dalam menyelesaikan

segala keperluan administrasi.

9. Terima kasih juga atas doa restu dan dukungan yang sangat besar dari

keluarga tercinta Ayahanda Ngakan Made Lamantara, Ibu Desak Ketut

Juniantari, adik Desak Made Lora Ambarini, Desak Nyoman Tri Permata

Ayu dan Desak Ketut Sarisha Ayu, serta seluruh keluarga besar penulis

dengan kasih sayang yang tulus, memberikan dukungan moral, selalu berdoa

tiada henti-hentinya dan bantuan material, sehingga studi penulis dapat

diselesaikan dengan baik.

10. Sahabat seperjuangan Windy Ferina, Ari Nirmalayanti, Ayu Padmawati,

Sukasari yang banyak membantu, dan memberikan motivasi, serta masukan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada rekan-rekan seperjuangan di Konsentrasi Arsitektur Lansekap FP

Unud (Ratih, Dharma, Pebry, Rijal dan Merta) yang menemani, membantu

dan memberi semangat selama penelitian dan penulisan skripsi.

12. Rekan-rekan di FP Unud, terutama mahasiswa Agroekoteknologi angkatan

2012 dan rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini tidak akan berhasil tanpa

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak dan penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran

dan petunjuk yang mengarah pada penyempurnaan skripsi penelitian ini. Besar

harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Nopember 2016

Penulis

Page 12: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xii

DAFTAR ISI Halaman

SAMPUL DALAM ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................ ii

ABSTRACT . ............................................................................................ iii

ABSTRAK . .............................................................................................. iv

RINGKASAN ........................................................................................... v

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. vii

TIM PENGUJI .......................................................................................... viii

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv

DAFTAR ISTILAH .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3 1.3 Tujuan ........................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5 2.1 Gambaran Umum Kecamatan Payangan ........................................ 5 2.2 Tanaman Upakara ......................................................................... 5 2.3 Fungsi Tanaman dalam Lansekap .................................................. 6 2.4 Taman Tradisional Bali ................................................................. 8 2.5 Penempatan Tanaman Ditinjau dari Aspek Filosofi Budaya Bali ..... 11

2.5.1 Tri Hita Karana ................................................................... 11 2.5.2 Tri Mandala ......................................................................... 12 2.5.3 Tri Angga ............................................................................. 15 2.5.4 Asta Dala ............................................................................. 16

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 19 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 19 3.2 Alat ............................................................................................. 20 3.3 Jenis Data .................................................................................... 20 3.4 Sifat Tulisan ................................................................................ 21

Page 13: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xiii

3.5 Populasi dan Sampel ................................................................... 21 3.6 Metode Penelitian ........................................................................ 22 3.7 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 22

3.7.1 Observasi ............................................................................. 22 3.7.2 Wawancara .......................................................................... 23 3.7.3 Kuesioner ............................................................................ 23

3.8 Analisis Data ................................................................................. 23 3.9 Batasan Penelitian ......................................................................... 24 3.10 Kerangka Pikir Penelitian ............................................................. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 26 4.1 Hasil ............................................................................................ 26

4.1.1 Tanaman Upakara yang Digunakan sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan .......... 26

4.1.2 Fungsi Tanaman dalam Upakara ...................................... 29 4.1.3 Hasil Sebaran Kuesioner Penempatan Tanaman Upakara

sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah Ditinjau dari Aspek Filosofi Budaya Bali di Kecamatan Payangan.................................................... 33

4.1.4 Hasil Wawancara Penempatan Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah Ditinjau dari Aspek Filosofi Budaya Bali di Kecamatan Payangan ....... 34

4.1.5 Hasil Wawancara Fungsi Tanaman Upakara sebagai Elmen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan ....................................................... 35

4.2 Pembahasan ................................................................................ 36 4.2.1 Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Rumah

di Kecamatan Payangan .................................................... 36 4.2.2 Penempatan Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak

Taman Pekarangan Rumah Ditinjau dari Aspek Filosofi Budaya Bali di Kecamatan Payangan ................................ 44 4.2.2.1 Tri mandala ........................................................... 45 4.2.2.2 Asta dala ............................................................... 49

4.2.3 Fungsi Tanaman dalam Arsitektur Lansekap ...................... 52

V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 57 5.1 Simpulan ....................................................................................... 57 5.2 Saran ............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 59

Page 14: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xiv

DAFTAR TABEL Nomor Judul Tabel Halaman

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 19

4.1 Tanaman yang Dimanfaatkan Daunnya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan .......................... 26

4.2 Tanaman yang Dimanfaatkan Bunganya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan ........................... 27

4.3 Tanaman yang Dimanfaatkan Buahnya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan ............................ 28

4.4 Tanaman yang Dimanfaatkan Umbinya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan ............................ 29

4.5 Tanaman yang Dimanfaatkan Batangnya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan ............................ 29

4.6 Tanaman Upakara yang Digunakan sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan ............................ 29

4.7 Fungsi Tanaman dalam Upakara ........................................................ 30

4.8 Hasil Sebaran Kuesioner Penempatan Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah Ditinjau dari Aspek Filosofi Budaya Bali di Kecamatan Payangan ..................................... 34

4.9 Hasil Wawancara Penempatan Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah Ditinjau dari Aspek Filosofi Budaya Bali di Kecamatan Payangan ..................................... 35

4.10 Hasil Wawancara Fungsi Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan .......................... 36

4.11 Penempatan Tanaman Upakara Berdasarkan Warna Bunga dan Buahnya ........................................................................................... 51

4.12 Fungsi Tanaman Upakara dalam Arsitektur Lansekap....................... 56

Page 15: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

3.1 Peta Lokasi Penelitian ........................................................................ 20

3.2 Kerangka Berpikir .............................................................................. 25

4.1 Tanaman yang Dimanfaatkan Daunnya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah .................................................................. 39

4.2 Tanaman yang Dimanfaatkan Bunganya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah .................................................................. 40

4.3 Tanaman yang Dimanfaatkan Buahnya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah ................................................................. 41

4.4 Tanaman yang Dimanfaatkan Umbinya sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah ................................................................. 42

4.5 Tanaman Tebu yang Digunakan sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah ............................................................................ 43

4.6 Tanaman Beringin dan Pulai yang Digunakan sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah .................................................................. 44

4.7 Penempatan Tanaman Upakara sebagai Elemen Lunak Taman Pekarangan Rumah di Kecamatan Payangan ............................ 49

Page 16: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xvi

DAFTAR ISTILAH A Adegan patulangan : simbol mayat pada upacara Pitra Yadnya Adegan tukon : upakara yang digunakan dalam upacara Pitra Yadnya B Bade : bangunan untuk mengusung mayat ke kuburan Bagia Pula Kerti : simbol alam semesta pada upacara Dewa Yadnya Bambang Rsi Gana : lubang untuk mengubur sisa caru Banten ngeruat : upakara untuk membuat batas bangunan Base tampel : kelengkapan dalam upakara Dewa Yadnya dan Manusa Yadnya Bebangkit : Tingkat upakara yang paling besar Bebayuhan : upakara untuk Manusa Yadnya Boreh : Lulur C Canang : upakara yang paling sederhana Cane : canang yang dipakai pada saat rapat Caru : upakara dalam upacara Bhuta Yadnya Catur : upakara untuk kelengkapan Dewa Yadnya D Daksina : upakara dalam upacara Panca Yadnya E Eteh-eteh byakala : untuk pebersihan G Gebogan : upakara dalam upacara Dewa Yadnya Gelar sanga : upakara di depan bangunan surya pada upacara Dewa Yadnya Guru piduka : upakara untuk memohon maaf pada dewa J Jerimpen : bangunan jajan pada upacara Dewa Yadnya K Katik sibuh pepek : pegangan untuk mengambil air suci Kembang rampai : daun pandan harum yang dipotong halus Ketopot : makanan yang dibungkus daun bambu

Page 17: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xvii

L Lampad catur : upakara dalam upacara Dewa Yadnya Lis pebuan : alat untuk memercikkan air suci M Manca kelud : sejenis caru tingkat menengah pada upacara Bhuta Yadnya Mapandes : upacara potong gigi Mapegatan : upacara untuk memutus alam dengan orang yg sudah meninggal Mukur : tingkat lebih lanjut dari upacara Pitra Yadnya (ngaben) N Ngaben : upacara membakar mayat (Pitra Yadnya) Ngenteg linggih : upacara Dewa Yadnya O Orti : kelengkapan dalam mengupacarai bangunan P Pabyakaonan : upacara Manusa Yadnya Padanggal : alat untuk mengganjal rahang mulut pada upacara potong gigi Padudusan : upacara Dewa Yadnya Panjangilang : upakara yang digunakan dalam upacara Pitra Yadnya Pajegan : kelengkapan dalam upacara Dewa Yadnya Pawintenan : upacara pada orang yang akan menjadi pendeta Panyegjeg : upacara Dewa Yadnya Paleletan : untuk mengikat mayat Panca : lima Pangelukatan : air untuk pembersihan diri Pangurip : mengidupkan bangunan Pasucian : upacara untuk menyucikan Pemegat karya : penutupan suatu upacara Pendeman : upakara yang ditanam di bawah bangunan Penjor : bambu yang dihias Perangkatan : upakara Dewa Yadnya Plaspas : upacara penyucian bangunan Plawa : daun Porosan : sara kelengkapan canang Prayascita : upakara dalam Dewa Yadnya Puspa : bunga

Page 18: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xviii

R Raka-raka : buah-buahan Rerampai : bunga untuk upakara Rujak segara gunung : kelengkapan upacara Pitra Yadnya S Sam-sam : kelengkapan upacara Dewa Yadnya Sanggar suci : bangunan suci yang digunakan untuk menaruh upakara Sasayut ketipat : upakara yang berisi ketupat pada upacara Dewa Yadnya Sasayut ngraja swala : upakara untuk orang pertama kali haid Sayut Prayascita : upakara Dewa Yadnya Sawa prateka : memandikan dan menghias mayat Segehan : upakara untuk pembersihan wilayah tingkat paling kecil Sekah : upacara Pitra Yadnya setelah ngaben Sekarura : upacara menaburkan bunga dan uang kepeng pada saat

mengusung mayat ke kuburan Sendrong : kelengkapan upacara Pitra Yadnya Sigi : sumbu lampu minyak Suci : upakara digunakan dalam upacara Panca Yadnya T Tajar tulup : sejenis senjata Tatukon : upakara dalam upacara Pitra Yadnya Tebasan : upakara untuk Panca Yadnya Tebasan durmanggala : upakara dalam upacara Dewa Yadnya Tebasan pasupati : upakara dalam upacara Dewa Yadnya Tegen-tegenan : alat untuk memikul sarana upakara dalam upacara Dewa

Yadnya dan Manusa Yadnya Tubungan : keperluan upacara Dewa Yadnya

Page 19: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

1. Data Klimatologi Kecamatan Payangan ............................................... 61

2. Tabulasi Penempatan Tanaman Upakara yang Sesuai Filosofi Tri Mandala .......................................................................................... 62

3. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Payangan ................. 65

4. Daftar Nama Responden ...................................................................... 66

5. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ................................... 70

Page 20: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Bali dikenal sebagai Pulau Seribu Pura dengan mayoritas penduduk

beragama Hindu. Bali tidak pernah lepas dari ritual keagamaan yang dilakukan

hampir sepanjang tahun mulai dari ritual harian, bulanan, tahunan, puluhan tahun

dan bahkan ratusan tahun. Pelaksanaan upacara biasanya bergandengan dengan

yadnya seperti Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya dan

Bhuta Yadnya (Ayadnya dan Arinasa, 2004). Yadnya yang dilakukan umat Hindu

di Bali sesungguhnya merupakan perwujudan doa yang divisualkan dalam

berbagai simbol yang disebut upakara (Sardiana, dkk., 2010). Upakara atau

banten merupakan bentuk pelayanan yang diwujudkan dari hasil kegiatan kerja

berupa materi yang dipersembahkan atau dikurbankan dalam suatu upacara

keagamaan (Yogagiri, 2013). Manusia mengembangkan berbagai gagasan untuk

memohon agar terjadi kehidupan di bumi yang saling memelihara berdasarkan

yadnya (Sardiana dkk., 2012). Pelaksanaan ritual keagamaan di Bali

membutuhkan berbagai jenis tumbuhan-tumbuhan yang digunakan sebagai sarana

kelengkapan upakara.

Kitab Bhagavadgita Bab IX sloka 26 menyebutkan bahwa sarana pokok

yang wajib dipakai dasar untuk membuat persembahan terdiri dari pattram (daun-

daunan), puspam (bunga), phalam (buah-buahan) dan toyam (air suci atau tirtha)

(Srimad, 2006). Selain unsur air selebihnya adalah unsur tanaman. Keberadaan

tanaman upakara harus tetap lestari selama agama Hindu masih eksis di Bali.

Ketika aktivitas manusia berpacu dengan waktu, penyediaan sarana upakara

menjadi sesuatu yang sangat mahal, maka perlu diupayakan suatu cara untuk

Page 21: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

2

menjawab permasalahan tersebut, salah satunya adalah menjadikan tanaman

upakara sebagai elemen lunak taman rumah.

Tanaman merupakan elemen untuk mendukung keindahan suatu taman.

Taman pada umumnya, termasuk taman yang mempunyai konsep budaya Bali

tidak terlepas dari elemen tanaman sebagai penyusun utamanya. Menggunakan

tanaman upakara sebagai salah satu elemen lunak taman rumah selain untuk

pemenuhan arsitektural, estetika, dan fungsional, juga dapat dimanfaatkan untuk

keperluan upakara, sehingga tanaman yang digunakan dalam pertamanan

tradisional Bali dapat memiliki fungsi ganda, di samping itu pemanfaatan tanaman

upakara sebagai elemen taman juga merupakan salah satu upaya pelestarian

tanaman upakara.

Menurut Prajoko (2012) taman di Bali bukan saja melibatkan arsitektural,

fungsional, estetika, akan tetapi juga melibatkan filosofi budaya Bali di setiap

penempatan komponen pertamanannya, sehingga terpola sedemikian rupa, baku

dan khas untuk setiap komponen yang ada. Kekhasan dan keunikan pertamanan

tradisonal Bali sebagai kearifan lokal, sangat berpotensi dikembangkan sebagai

keunggulan lokal di bidang desain pertamanan. Menurut Raharja (2005) secara

konsep, pengertian tentang taman tradisional Bali sama dengan pengertian taman

pada umumnya. Secara khusus, perancangan taman tradisional Bali lebih

menekankan pada taman alami yang merupakan wujud miniatur jagad raya

(bhuwana agung) berlandaskan Tri Hita Karana. Dalam filosofinya, arsitektur

pertamanan Bali adalah keselarasan dan keseimbangan antara Tuhan, alam dan

sesama manusia. Ketiga unsur keselarasan itu, dalam suatu rumah tradisional Bali

terimplementasikan berupa tempat suci, natah (halaman rumah), flora fauna dan

Page 22: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

3

elemen pelengkap ruang luar, sedangkan wujud perencanaannya merupakan

satukesatuan dengan perancangan arsitektur bangunannya.

Ciri pertamanan tradisional Bali adalah dijiwai oleh filosofi budaya Bali.

Contoh konsep penanaman tanaman di Utama Mandala diutamakan tanaman

yang bagian bunga, daun dan batangnya berfungsi sebagai sarana upakara.

Keindahan dan aroma wangi bunga akan memberikan efek menentramkan bathin.

Fakta di lapangan di Kecamatan Payangan hampir di setiap rumah penduduk

sudah memanfaatkan tanaman upakara sebagai elemen lunak taman pekarangan

rumah seperti tanaman kamboja (Plumeria acuminata), cempaka (Michelia

champaka), soka (Ixora paludosa) dan lain-lain. Kenyataannya belum banyak

masyarakat yang menata pertamanannya sesuai dengan filosofi budaya Bali yang

terdiri dari filosofi Tri Mandala dan Asta Dala. Oleh karena itu, penulis merasa

perlu untuk melakukan penelitian mengenai penempatan tanaman upakara

sebagai elemen lunak taman pekarangan rumah ditinjau dari aspek filosofi

budaya Bali di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

1.2. Rumusan Masalah

1. Tanaman upakara apa saja yang dimanfaatkan sebagai elemen lunak

taman pekarangan rumah di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar,

Provinsi Bali?

2. Bagaimana penempatan tanaman upakara sebagai elemen lunak taman

pekarangan rumah ditinjau dari aspek filosofi budaya Bali di Kecamatan

Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali?

Page 23: PENEMPATAN TANAMAN UPAKARA SEBAGAI ELEMEN … · Penempatan tanaman sesuai dengan filosofi budaya Bali yaitu Tri Mandala dan Asta Dala masih belum dilakukan karena kurangnya ... sebagai

4

1.3 Tujuan Penelitian

1. Melakukan inventarisasi tanaman upakara yang dimanfaatkan sebagai

elemen lunak taman pekarangan rumah di Kecamatan Payangan,

Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

2. Untuk mengetahui penempatan tanaman upakara sebagai elemen lunak

taman pekarangan rumah ditinjau dari aspek filosofi budaya Bali di

Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah yaitu sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk

mengambil suatu kebijakan di dalam penataan taman pekarangan rumah

yang sesuai filosofi budaya Bali

2. Bagi masyarakat luas yaitu sebagai acuan untuk menata taman pekarangan

rumah sesuai filosofi budaya Bali

3. Bagi peneliti yaitu dapat mengetahui tanaman upakara yang digunakan

sebagai elemen lunak taman pekarangan rumah di Kecamatan Payangan

dan memahami penempatan tanaman ditinjau dari aspek filosofi budaya

Bali