penelitian tindakan kelas mata pelajaran bahasa indonesia
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang pada dasarnya selalu
membutuhkan interaksi dengan orang lain. Untuk dapat berinteraksi dengan
orang lain, manusia membutuhkan alat , sarana , atau media yaitu bahasa.
Dengan bahasa kita dapat menyampaikan keinginan , pendapat , dan perasaan
kita. Agar dapat berinteraksi dengan baik, dibutuhkan kemampuan berbahasa
yang baik pula.
Selain itu, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Kemampuan berbahasa
yang baik dapat dicapai melalui pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa
adalah suatu proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa
dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara
lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan.
1
Keterampilan berbahasa terdiri keterampilan berbahasa tulis dan
keterampilan berbahasa lisan. Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari
keterampilan membaca dan menulis, sedangkan keterampilan berbahasa lisan
terdiri dari keterampilan menyimak / mendengarkan dan berbicara. Berbicara
dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi – bunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran , gagasan , atau perasaan secara
lisan ( Brown & Yule ,1983 ). Kegiatan berbicara tentunya melibatkan
hadirnya orang kedua sebagai pemerhati atau penyimak. Oleh sebab itu
Valette ( 1977 ) berpendapat bahwa berbicara merupakan kemampuan
berbahasa yang bersifat sosial.
Meskipun berbicara telah kita lakukan sehari – hari, bukan berarti
pembelajaran bahasa aspek berbicara tanpa ada kendala. Sebagai guru kelas 1
di SD ........................ 2 Tahun Pelajaran 2007 / 2008, peneliti menemui
hambatan dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek
berbicara dengan kompetensi menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri
sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti. Masalah yang timbul
adalah siswa belum terampil berbicara untuk menjelaskan isi gambar tunggal
atau gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dari 36
siswa kelas 1 , hanya 6 siswa yang berani dan mampu menceritakan isi
gambar tunggal dan gambar seri sederhana sehingga bisa dikatakan
pembelajaran belum berhasil.
2
2. Identifikasi Masalah
Pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia aspek berbicara di
kelas satu SD ........................ 2 dengan kompetensi menjelaskan isi gambar
tunggal dan gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti,
suasana kelas nampak pasif. Ketika diadakan evaluasi yang berupa tes
perbuatan ( menceritakan isi gambar ) , hasilnya sangat mengecewakan karena
hanya ada 6 orang dari 36 siswa yang berani dan mampu menceritakan
gambar . Sisanya 30 orang siswa tidak berani berbicara untuk menceritakan /
menjelaskan isi gambar.
Berpijak dari kenyataan di atas peneliti berusaha melakukan
refleksi atas ketidakberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dalam hal ini peneliti mengajak teman sejawat untuk berdiskusi guna
menemukan penyebab ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran. Di
samping itu peneliti juga berkonsultasi dengan pembimbing untuk semakin
memperdalam proses identifikasi. Dari hasil diskusi dan konsultasi tersebut
peneliti dapat mengidentifikasi beberapa faktor yang menjadi penyebab
ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu :
a. Siswa kurang memahami contoh guru.
b. Siswa tidak berani berbicara untuk menceritakan / menjelaskan
isi gambar.
c. Siswa pasif.
d. Siswa tidak memiliki motivasi belajar.
3
3. Analisis Masalah
Setelah peneliti mengidentifikasi berbagai kekurangan yang
dialami oleh siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek berbicara
kompetensi menjelaskan isi gambar tunggal dan gambar seri dengan bahasa
yang mudah dimengerti, ditemukan bahwa proses pembelajaran tersebut
belum berhasil.
Untuk mengetahui secara lebih dalam penyebab ketidakberhasilan
dalam proses pembelajaran tersebut peneliti melakukan refleksi dengan
menjawab pertanyaan – pertanyaan yang berkenaan dengan proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pertanyaan – pertanyaan tersebut
meliputi :
a. Apakah penjelasan dan contoh dari guru mudah dipahami ?
b. Apakah guru mampu memotivasi sehingga siswa berani
berbicara?
c. Apakah guru menggunakan alat peraga ?
d. Apakah guru memberi waktu yang cuklup bagi siswa untuk
berpikir dalam menyusun cerita / menjelaskan isi gambar ?
e. Apakah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih
berbicara ?
f. Apakah guru memberi respon positif terhadap kemampuan
berbicara siswa ?
4
Jawaban dari pertanyaan – pertanyaan di atas mengungkapkan
berbagai kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan,
yaitu :
a. Penjelasan dan contoh guru kurang dapat dipahami siswa .
b. Guru kurang bisa memberi motivasi pada siswa agar aktif
c. Alat peraga / media yang digunakan kurang mendukung proses
pembelajaran karena hanya mengandalkan gambar yang ada di
buku siswa.
d. Guru kurang memberi waktu yang cukup bagi siswa untuk
berpikir dalam menyusun cerita.
e. Guru tidak memberi pada kesempatan pada siswa untuk
berlatih berbicara.
f. Guru kurang memberi respon positif terhadap kemampuan
berbicara siswa.
Keberanian dan kemampuan siswa dalam berbicara untuk
menceritakan / menjelaskan isi gambar tunggal dan seri dengan bahasa yang
mudah dimengerti terkait juga dengan kreativitas siswa. Guru harus mampu
memberi motivasi pada siswa untuk membangkitkan kreativitasnya.
Kreativitas sangat menunjang untuk membuka imajinasi anak dalam dalam
menceritakan gambar. Dengan imajinasi yang kreatif, tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal. Adapun ciri – ciri orang yang kreatif menurut
Utami Munandar ( 1987 ) yaitu :
5
a. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
b. Mempunyai inisiatif.
c. Mempunyai minat yang luas.
d. Bebas dalam berpikir.
e. Bersifat ingin tahu.
f. Selalu ingin mendapat pengalaman – pengalaman baru.
g. Percaya pada diri sendiri.
h. Berani mengambil resiko.
i. Penuh semangat.
j. Berani dalam pendapat dan keyakinan ( tidak ragu – ragu
menyatakan pendapat meskipun mendapat kritik dan berani
mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya ).
Kreativitas banyak berkaitan dengan lingkungan yang kondusif.
Suasana pendidikan yang demokratis dan penuh kasih sayang
menumbuhkan kreativitas pada anak.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat uraian dan sebab – sebab timbulnya masalah di
atas , peneliti merumuskan masalah yang menjadi fokus dalam proses
pembelajaran sebagai berikut:
1. “ Bagaimana upaya guru dalam menerapkan metode
kerja kelompok dan latihan untuk meningkatkan kemampuan
6
berbicara siswa dalam menceritakan/ menjelaskan isi gambar
tunggal dan gambar seri dengan bahasa yang mudah dimengerti
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IB ?”
2. “ Apakah penerapan metode kerja kelompok dan
latihan dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam
menceritakan/menjelaskan isi gambar tunggal dan gambar seri
dengan bahasa yang mudah dimengerti pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IB ?”
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan penerapan metode kerja kelompok untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam
menceritakan/menjelaskan isi gambar tunggal dan gambar seri
dengan bahasa yang mudah dimengerti pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IB .
2. Mendeskripsikan penerapan metode latihan untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam
menceritakan/menjelaskan isi gambar tunggal dan gambar seri
dengan bahasa yang mudah dimengerti pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IB .
7
3. Menganalisis dampak penerapan metode kerja kelompok dan
metode latihan untuk meningkatkan kemampuan berbicara
siswa dalam menceritakan/menjelaskan isi gambar tunggal dan
gambar seri dengan bahasa yang mudah dimengerti pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IB .
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.
1. Bagi Siswa :
a. Meningkatkan keberanian siswa dalam berbicara
mengungkapkan pendapat.
b. Membantu mengembangkan kreativitas dan imajinasi siswa.
c. Meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
d. Meningkatkan prestasi akademik siswa .
e. Meningkatkan rasa setia kawan dan kerja sama melalui kerja
kelompok.
2. Bagi Guru :
a. Memacu para guru untuk meningkatkan pengelolaan
pembelajaran dengan metode yang bervariasi dan sarana yang
mendukung.
8
b. Mendorong para guru agar mereka dapat menerapkan
pembelajaran yang inovatif, sesuai dengan tuntutan
perkembangan masa kini.
c. Membantu para guru untuk menciptakan proses pembelajaran
yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
d. Sebagai referensi atau acuan apabila ada guru yang menjumpai
kesulitan dalam masalah pembelajaran yang sama.
e. Sebagai salah satu unsur penunjang dalam penilaian portofolio
untuk sertifikasi guru.
3. Bagi Sekolah :
a. Membantu sekolah untuk mencapai visi, misi, dan tujuan
sekolah.
b. Meningkatkan prestasi sekolah .
c. Meningkatkan mutu sekolah.
d. Sebagai salah satu penunjang dalam penilaian akreditasi
sekolah.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
9
Bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam kehidupan umat
manusia. Dengan bahasa manusia dapat berhubungan dengan orang lain ,
menyatakan pendapat , serta mengutarakan perasaan kepada orang lain.
Bahasa bukan hal yang sulit dipelajari, karena sejak kecil anak sudah terbiasa
bergaul dengan bahasa ibunya. Kadang – kadang keterampilan berbicara
dipengaruhi bakat, sehingga ada anak yang menonjol berbicara dan
mengungkapkan isi hatinya dengan bahasa yang runtut , kosakata yang luas,
dan tata bahasa yang benar.
Kesenangan anak berbicara kadang – kadang terkendala setelah
anak memasuki bangku sekolah. Di sekolah diajarkan beberapa komponen
bahasa yang dirasa sulit oleh siswa sehingga bahasa Indonesia yang mulanya
mudah dan menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang sulit dan
membosankan ( Goodman, 1986 ). Kesulitan ini disebabkan beberapa faktor,
yaitu :
a. Guru yang kurang memahami metodologi pengajaran bahasa lisan
yang sesuai dengan kondisi siswa , sehingga pembelajaran
cenderung monoton, tidak kreatif, dan membosankan apalagi tanpa
disertai penggunaan alat peraga yang menunjang proses
pembelajaran.
b. Kurikulum yang tidak mengajarkan Bahasa Indonesia secara
terpadu tetapi terpisah – pisah menjadi sub – sub yang berdiri
sendiri sehingga kadang – kadang tumpang tindih antara aspek
yang satu dengan yang lainnya.
10
c. Siswa yang kurang mendukung tuntutan kurikulum. Banyak siswa
yang ketika masuk kelas satu masih butuh penyesuaian yang cukup
lama , akibatnya waktu tersita untuk bersosialisasi dengan
lingkungan. Kebiasaan untuk tidak berani mengeluarkan pendapat
amat menghambat perkembangan kemampuan berbicara pada
siswa.
Berikut ini peneliti akan memaparkan upaya - upaya yang telah ditempuh
dalam proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam proses
perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II sehingga tujuan perbaikan
pembelajaran berhasil dicapai. Adapun hal – hal yang akan dikupas tentang :
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia , Metode Latihan , Motivasi Belajar ,
Metode Kerja Kelompok , dan Strategi Pembelajaran.
1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam rangka memperbaiki kualitas dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan jaman pemerintah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) yang diharapkan dapat membangkitkan peran siswa
secara optimal dalam proses pembelajaran. Dalam latar belakang standar
kompetensi dan kompetensi dasar disebutkan bahwa bahasa memiliki peran
sentral dalam perkembangan intelektual , sosial , dan emosional peserta didik
dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal
dirinya , budayanya , dan budaya orang lain , mengemukakan gagasan dan
11
perasaan , berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut
dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang
ada dalam dirinya.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas satu adalah sebagai
berikut:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan , memperhalus budi pekerti , serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek – aspek mendengarkan, berbicara, membaca , dan menulis.
2. Metode Latihan
12
Dalam mencapai tujuan sesuai yang diamanatkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) hal yang sangat penting untuk dilakukan
adalah banyaknya latihan . Latihan yang terus menerus secara tidak langsung
akan melatih kemampuan siswa dalam memahami suatu pengetahuan.
Menurut teori linguistik struktural / deskriptif , pengajaran bahasa yang
berpola pelatihan terus menerus beroperasi berdasarkan hal – hal sebagai
berikut :
a. Bahasa terutama sekali merupakan fenomena lisan. Bahasa tulis
merupakan bahasa kedua dari ujaran.
b. Linguistik mencakup telaah pengulangan pola – pola bahasa.
c. Pusat perhatian utama telaah adalah fonologi dan morfologi.
d. Bahasa diperoleh melalui mempelajari secara berulang – ulang pola –
polanya.
e. Semua bahasa asli dipelajari secara lisan sebelum kegiatan membaca
terlaksana. Oleh karena itu bahasa – bahasa kedua haruslah dipelajari
dalam urutan alamiah : menyimak , berbicara , membaca , dan menulis.
f. Dalam belajar bahasa siswa haruslah mulai dengan pola – pola bahasa
bukan dengan belajar kaidah – kaidah ketatabahasaan secara deduktif.
Pada premis tersebut pengajaran bahasa pada mulanya secara lisan ,
maka bila seorang guru menggali kemampuan siswa untuk berbicara untuk
menceritakan atau menjelaskan sesuatu, hal tersebut sesuai dengan premis
teori pengulangan atau latihan terus – menerus.
13
Menurut Ladc ( Henry Guntur Tarigan , 1988 ) dikemukakan
hukum – hukum empiris belajar :
a. Hukum dasar hubungan menyatakan bahwa dua pengalaman
terjadi bersama – sama maka kemunculan yang satu akan
mengingatkan kita kembali kepada yang satu lagi.
b. Hukum latihan mengemukakan dengan tegas bahwa semakin
sering suatu respon dipraktekkan maka semakin baik hal itu
dipelajari dan semakin lama diingat.
c. Hukum intensitas menyatakan bahwa semakin intensif suatu
respon dipraktekkan maka semakin mantap hal itu dipelajari
dan semakin lama pula akan diingat.
d. Hukum asimilasi menyatakan bahwa setiap kondisi yang baru
terangsang justru cenderung menimbulkan respon yang sama
dengan yang telah ditimbulkan oleh kondisi – kondisi yang
sama pada masa lalu .
e. Hukum pengaruh menyatakan bahwa apabila suatu respon
disertai atau diikuti oleh peristiwa – peristiwa yang memuaskan
maka respon itu semakin diperkuat. Apabila suatu respon
diikuti oleh peristiwa yang menjengkelkan maka respon itu
dihindarkan .
Dari hukum –hukum di atas maka hukum latihan amat sesuai
dengan sistem pembelajaran bahasa Indonesia terutama yang menyangkut
aspek berbicara. Apabila latihan dilakukan secara terus – menerus maka
14
keterampilan berbicara dan menceritakan sesuatu berdasarkan obyek tertentu
akan dapat dicapai .
Latihan yang terus – menerus kadang – kadang sangat
membosankan dan melelahkan siswa . Untuk mengatasi hal tersebut motivasi
belajar harus selalu dihidupkan oleh guru agar pembelajaran bahasa Indonesia
tidak membosankan dan target kurikulum dapat dicapai.
3. Motivasi Belajar
Menurut WS Winkel ( 1989 ) motivasi adalah daya penggerak
dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan tertentu. Menurut James O Whittaker ( 1970 ) motivasi adalah suatu
istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi
kondisi – kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi
kekuatan kepada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme untuk
mencapai tujuan. Di dalam diri seseorang ada dua motivasi yaitu motivasi
primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer adalah motivasi bawaan tidak
dipelajari . Motivasi ini timbul akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat
pada setiap orang . Motivasi sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari
belajar melalui pengalaman . Dari beberapa motivasi yang mendasari diri
manusia untuk mencapai harapannya maka secara lebih terfokus akan
dibahas faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa , yaitu :
a. Cita – cita atau aspirasi
b. Kemampun belajar
15
c. Kondisi siswa
d. Kondisi lingkungan
e. Unsur - unsur dinamis dalam belajar
f. Upaya guru membelajarkan siswa
Cara – cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan penerapan prinsip – prinsip belajar.
b. Mengoptimalkan unsur – unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan
yang telah dimiliki oleh siswa.
d. Mengembangkan cita – cita atau aspirasi siswa.
4. Metode Kerja Kelompok
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran perlu digunakan
metode yang sesuai dengan aspek yang menjadi bahasan. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk menggali kemampuan berbicara untuk menceritakan atau
menjelaskan isi gambar adalah metode kerja kelompok. Menurut Prasetyo ( 2003 )
metode kerja kelompok adalah suatu metode dimana siswa di dalam kelas
dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
Menurut R.L. Gilstrap dan WR Martin ( Prasetyo 2003 ) kerja kelompok sebagai
kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil yang diorganisir untuk
kepentingan belajar. Menurut Ulin Bukit Karo Karo ( Prasetyo , 2003 ) metode
16
kerja kelompok adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru
setelah mengelompokkan siswa menyuruh siswa mengerjakan tugas tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Alasan –alasan perlunya seorang guru menggunakan metode kerja
kelompok didasari oleh rasionalitas sebagai berikut :
a. Siswa sebagai individu memiliki kemampuan yang berbeda –
beda. Melalui kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dan prestasi terutama bagi siswa yang nilai
belajarnya rendah.
b. Kerja kelompok sangat bermanfaat untuk menyalurkan dan
mengarahkan kreatifitas belajar siswa sesuai dengan
kemampuannya.
c. Mengingat banyaknya persoalan yang tidak dapat dipecahkan
sendiri maka metode kerja kelompok sangat sesuai untuk saling
memberi dan menerima antar siswa.
d. Proses dan hasil yang diperoleh dari kerja kelompok lebih
kaya, variatif , dan komprehensif. Siswa memperoleh
kesempatan yang luas untuk berbicara menceritakan sesuatu
atau berekspresi sehingga metode kerja kelompok dapat
merangsang siswa untu aktif dalam proses pembelajaran.
Menururt Rogers ( Wahyudi , 2004 ) pelibatan partisipasi siswa se-
cara penuh dalam proses pembelajaran, bahwa belajar harus memiliki makna bagi
peserta didik. Pengorganisasian bahan dan ide baru harus dalam kerangka
17
memberi makna kepada peserta didik. Di lain pihak belajar yang optimal akan
terjadi manakala peserta didik berpartisipasi penuh serta memiliki tanggung jawab
dalam bekerja.
5. Strategi Pembelajaran
Menurut T. Raka Joni ( Ngatmini , 2005 ) strategi pembelajaran
adalah pola umum perbuatan guru mengajar di dalam perwujudan proses belajar
mengajar. Dengan demikian strategi pembelajaran adalah kegiatan belajar
mengajar yang dipilih guru yang memberi kemudahan siswa untuk dapat
mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan efektif.
Menurut Edi Sugito ( 1998 ) strategi yang dipakai untuk
pembelajaran bahasa lisan atau berbicara agar mencapai sasarannya dilandasi oleh
prinsip :
a. Pengajaran keterampilan berbahasa lisan harus mempunyai
tujuan yang jelas yang diketahui oleh guru dan siswa.
b. Pengajaran keterampilan berbahasa lisan disusun dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks sesuai dengan tingkat
perkembangan bahasa siswa.
c. Pengajaran keterampilan berbahasa lisan harus mampu
menumbuhkan partisipasi aktif terbuka pada diri siswa.
d. Pengajaran keterampilan berbahasa lisan harus benar – benar
mengajar bukan menguji . Artinya skor yang diperoleh siswa
harus dipandang sebagai umpan balik bagi guru.
18
Guru yang sudah mengenal , mengetahui , menghayati , dan dapat
menerapkan berbagai strategi pembelajaran berbahasa lisan memiliki rasa percaya
diri yang kuat sehingga kerjanya di dalam kelas lebih meyakinkan. Guru seperti
ini akan mampu membangun suasana belajar yang baik dan dapat memusatkan
perhatian siswa pada materi pelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai siswa
lebih bermakna dan optimal.
Menurut Edi Sugito ( 1998 ) strategi yang digunakan guru harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Relevan dengan tujuan pembelajaran.
b. Menantang dan merangsang siswa untuk belajar.
c. Mengembangkan kreativitas siswa secara individual maupun
kelompok.
d. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran.
e. Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
f. Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan
yang rumit.
g. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Strategi pembelajaran yang dipakai untuk mengajarkan mata pelajaran
Bahasa Indonesia aspek berbicara untuk menceritakan / menjelaskan isi gambar
tunggal dan gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti adalah
Picture And Picture ( Widyaiswara LPMP Jawa Tengah ). Adapun langkah –
langkah strategi pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut :
19
a. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar – gambar
yang berkaitan dengan indikator hasil belajar.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
memasang atau mengurutkan gambar – gambar menjadi urutan
yang logis.
e. Guru menanyakan alasan – alasan pemikiran urutan gambar
tersebut.
f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan indikator hasil
belajar yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.Subyek Penelitian
20
1. Lokasi
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas I B pada semester 2 Tahun
Pelajaran 2007/2008 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek berbicara
dengan kompetensi dasar menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri
sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti.
2.Waktu
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 21 Januari 2008 dengan
alokasi waktu 2 X 35 menit ( 1X pertemuan )
b. Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 29 januari 2008 dengan
alokasi waktu 2 X 35 menit ( 1 X pertemuan )
3. Karakteristik Siswa
Siswa kelas I B SD ........................ 2 berjumlah 36 siswa yang terdiri
dari 21 siswa perempuan dan 15 siswa laki – laki. SD ........................ 2 terletak di
jalur utama – Yogyakarta dan berada dekat jalur utama – Solo. Kawasan ini
merupakan kawasan industri , sehingga 72 % orang tua siswa bekerja di pabrik,
18 % berdagang / wiraswasta , dan sisanya 10 % sebagai ABRI dan PNS.Dengan
demikian latar belakang siswa amat beragam. Bagi siswa yang orang tuanya
menjadi buruh pabrik , perhatian orang tua kepada anak, terutama dalam belajar
boleh dikata kurang karena mereka berangkat kerja pagi dan pulang sampai rumah
sudah malam , apalagi kalau mereka harus lembur. Kondisi ini cukup menjadi
21
kendala bagi guru , karena ada anak yang benar – benar diperhatikan oleh orang
tuanya , sementara yang kurang mendapat perhatian dari orang tua juga cukup
banyak, sehingga nampak sekali kesenjangannya baik dari segi fasilitas belajar ,
pola belajar , dan sikap sosial anak.
B. Deskripsi Per Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang di
setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
1. Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan
1) Setelah melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek
berbicara dengan kompetensi dasar menjelaskan isi gambar,
peneliti merasakan adanya masalah dalam pembelajaran karena
melihat rendahnya prestasi yang dicapai siswa . Peneliti
kemudian berdiskusi dengan teman sejawat dan berkonsultasi
dengan pembimbing untuk mengidentifikasi, menganalisis dan
merumuskan masalah . Pembimbing membantu memperjelas
masalah yang dihadapi peneliti untuk mencari jalan pemecahan
masalah tersebut.
22
2) Peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri
dari kegiatan awal , kegiatan inti , dan kegiatan akhir ( RPP
terlampir ).
3) Peneliti berdiskusi dengan pengamat untuk menyepakati hal –
hal berkenaan dengan proses observasi, seperti: fokus yang
amati, instrumen yang digunakan untuk memperoleh data
( aspek - aspek perbaikan yang perlu diamati ), serta di mana
pengamat akan duduk untuk mengamati proses pelaksanaan
perbaikan pembelajaran.
4) Peneliti merancang / menyusun alat evaluasi berupa tes
formatif yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran
serta menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan dalam proses
perbaikan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Setelah Rencana Perbaikan Pembelajaran I disetujui oleh pembimbing ,
peneliti meminta ijin kepala sekolah untuk melakukan perbaikan pembelajaran .
Rencana perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia siklus I dilaksanakan pada
hari Senin, 21 Januari 2008 jam pelajaran 1 – 2 , yaitu pukul 07.00 – 08.10.
Adapun rekan sejawat yang menjadi pengamat adalah ........................ , rekan guru
23
dan mahasiswa ......................... Dalam pelaksanaannya rekan sejawat duduk di
belakang dan mengamati berlangsungnya proses perbaikan pembelajaran.
Pengamat bertugas mengamati serta mencatat seluruh informasi mengenai proses
pembelajaran dan mengisi lembar observasi yang aspek – aspeknya telah
disepakati bersama dengan peneliti.
Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan skenario rencana perbaikan pembelajaran pembelajaran ( RPP ) yang telah
disusun sebagai berikut :
1) Siswa diajak menyanyikan lagu “Bangun Tidur” setelah itu
bertanya jawab tentang isi lagu dan kegiatan siswa di pagi hari
setelah bangun tidur ( sesuai dengan tema yaitu tentang
Kebersihan dan Kesehatan ).
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa berani
dan mampu menjelaskan isi gambar .
3) Siswa diajak melihat gambar yang ada di buku Bahasa
Indonesia .
4) Siswa diajak bertanya jawab tentang gambar yang diamati.
5) Siswa memperhatikan contoh guru cara menceritakan isi gambar.
6) Siswa berdiskusi berpasangan menyusun cerita berdasarkan isi
gambar secara tertulis .
7) Siswa maju ke depan kelas menceritakan isi gambar.
8) Siswa bersama guru membuat kesimpulan bahwa menceritakan /
menjelaskan isi gambar itu tidak sulit.
24
9) Siswa diberi tugas untuk belajar menjelaskan isi gambar yang
mereka lihat di rumah di hadapan orang tuanya.
b. Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat selama proses
perbaikan pembelajaran berlangsung , diperoleh temuan sebagai berikut :
1) Dalam kegiatan awal guru sudah menyampaikan tujuan
pembelajaran .
2) Guru sudah memberi kesempatan/waktu yang cukup bagi siswa
untuk berpikir dalam menyusun cerita berdasarkan gambar
melalui kegiatan berpasangan.
3) Guru belum memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
berbicara sebelum maju menjelaskan isi gambar tunggal.
4) Guru kurang memberi motivasi bagi siswa agar berani maju
menceritakan isi gambar ke depan kelas.
5) Pelaksanaan kerja kelompok belum maksimal, ada kelompok
yang anggotanya semua pasif.
6) Penggunaan alat bantu / media belum maksimal karena guru
hanya mengandalkan gambar yang ada di buku siswa.
d. Refleksi
Setelah rencana perbaikan pembelajaran I terlaksana peneliti melakukan
refleksi atas tindakan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam
25
refleksi ini peneliti berdiskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat dan
berkonsultasi dengan pembimbing untuk mengkaji semua temuan , baik
kekurangan maupun kelebihan proses perbaikan pembelajaran pada siklus I.
1.) Kekuatan / kelebihan yang muncul dalam tindakan perbaikan pembe
lajaran adalah sebagai berikut :
a) Guru sudah mampu melaksanakan perbaikan pembelajaran
sesuai rencana ( RPP ).
b) Tema serta materi gambar relevan dengan situasi dan kondisi
siswa sehari – hari sehingga mempermudah siswa dalam
menjelaskan isi gambar.
2.) Kelemahan yang muncul dalam tindakan perbaikan pembelajaran :
a) Guru tidak memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
berbicara sebelum maju ke depan kelas, padahal pembelajaran
ini tentang aspek berbicara yang membutuhkan banyak latihan.
b) Guru kurang dapat memberi motivasi bagi siswa untuk berani
maju ke depan kelas serta mampu menceritakan /menjelaskan
isi gambar, guru kurang memberi respon positif terhadap siswa
yang sudah berani maju berbicara untuk menjelaskan isi
gambar sehingga siswa yang lain kurang termotivasi.
c) Guru kurang teliti dalam mengelompokkan siswa, ada
kelompok yang semua anggotanya kemampuannya kurang
sehingga kelompok tersebut nampak pasif.
26
d) Alat bantu/media yang digunakan kurang mendukung
pembelajaran.
Selanjutnya hasil refleksi pada siklus I tersebut peneliti pergunakan
untuk menyusun langkah –langkah perbaikan pembelajaran dalam siklus II.
2. Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran pada
siklus I, peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II yang juga
terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Dari hasil refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran
pada siklus I peneliti bersama dengan pengamat menemukan
adanya kekurangan / kelemahan pada proses perbaikan
pembelajaran siklus I. Di samping itu peneliti juga mencari
upaya yang lebih tepat supaya pada perbaikan pembelajaran
siklus II lebih berhasil.
2) Merancang perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang
lebih menarik bagi siswa dengan penerapan metode diskusi
dan latihan secara tepat sehingga hasil belajar dapat
meningkat.
3) Memaksimalkan penggunaan alat bantu/media dengan
menerapkan strategi picture and picture .
27
4) Mencari upaya untuk memotivasi siswa agar berani dan
mampu menjelaskan isi gambar.
5) Bersama pengamat menyusun alat observasi sebagai panduan
dalam mengobservasi proses perbaikan pembelajaran pada
siklus II.
6) Merancang alat evaluasi yang berupa tes formatif.
b. Pelaksanaan
Rencana perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Selasa,
29 Januari 2008 pada pukul 07.00 – 18.10. Pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun sebagai berikut:
1) Siswa diajak menyanyikan lagu “ O Ibu dan Ayah “ sambil
memperagakan dengan gerakan mengikuti guru.
2) Siswa menceritakan kegiatan mereka di pagi hari.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Siswa mendengarkan cerita dari guru berjudul “ Temanku
Sakit”.
5) Siswa diajak bertanya jawab tentang isi cerita.
6) Guru memasang media gambar seri secara acak.
7) Siswa maju secara bergantian mengurutkan gambar – gambar
menjadi urutan yang logis.
8) Guru menanyakan alasan – alasan pemikiran urutan gambar
tersebut.
28
9) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
10) Dalam kelompok siswa berdiskusi menulis cerita berdasarkan
gambar seri.
11) Siswa berlatih berbicara dalam kelompok untuk menjelaskan /
menceritakan gambar seri.
12) Siswa maju menceritakan gambar.
13) Siswa bersama guru menarik kesimpulan bahwa untuk dapat
menceritakan gambar seri dengan baik diperlukan latihan terus
menerus.
14) Siswa diberi tugas ( PR ) untuk menceritakan gambar seri di
hadapan orang tuanya.
c. Pengamatan
Pengamat mengamati seluruh proses perbaikan pembelajaran pada
siklus II dan mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran. Dari
pengamatan tersebut diperoleh temuan sebagai berikut :
1) Dalam kegiatan awal guru sudah memberi motivasi agar siswa
bersemangat dalam belajar dengan mengajak siswa bernyanyi
sambil memperagakan gerakan.
2) Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru sudah memberi kesempatan/waktu yang cukup bagi siswa
untuk berpikir dalam menyusun cerita gambar seri melalui
diskusi kelompok.
29
4) Guru sudah memberi kesempatan bagi siswa untuk berlatih
berbicara menceritakan isi gambar di dalam kelompok.
5) Guru telah memberi motivasi pada siswa agar berani maju untuk
menceritakan isi gambar seri dengan memberi respon positif
terhadap kemampuan berbicara siswa.
6) Pelaksanaan kerja kelompok sangat mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran karena guru telah membagi kelompok secara
tepat, di mana siswa yang pandai dipisah dan dikelompokkan
dengan siswa yang berkemampuan sedang dan kurang sehingga
dengan kerja kelompok siswa yang kurang mampu merasa
terbantu.
7) Penggunaan strategi picture and picture sangat mendukung
penggunaan alat peraga sehingga memperjelas pemahaman siswa
dan mampu menarik minat siswa.
d. Refleksi
Setelah perbaikan pembelajaran siklus II selesai peneliti dan pengamat
berdiskusi mengenai pelaksanaan perbaikan. Hasil diskusi ini menjadi bahan
refleksi bagi peneliti. Dari hasil diskusi diperoleh refleksi sebagai berikut :
1) Penampilan aktivitas perbaikan pada siklus I yang telah baik
dipertahankan dan yang belum baik telah ditingkatkan pada
siklus II.
30
2) Guru telah menerapkan metode latihan secara berkelompok
dengan baik. Metode ini sangat membantu terutama bagi siswa
yang sedang dan kurang kemampuannya. Metode ini juga
meningkatkan rasa percaya diri pada siswa.
3) Guru dapat memberi motivasi pada siswa agar berani dan
mampu menceritakan isi gambar seri. Guru memberi respon
positif terhadap kemampuan berbicara siswa meski sebenarnya
siswa tersebut belum begitu terampil berbicara. Namun dengan
respon yang positif ini memberi motivasi pada siswa tersebut
dan yang lainnya sehingga berani maju untuk menceritakan
gambar dengan bahasa yang mudah dimengerti. Di samping itu
siswa merasa bahwa hasil usahanya dihargai oleh guru.
4) Penggunaan alat bantu/ media sudah mendukung proses
pembelajaran, terlebih dengan strategi picture and picture yang
mampu menarik minat siswa.
Dilihat dari hasil evaluasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus II,
tingkat ketuntasan siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Oleh
karena itu proses perbaikan pembelajaran Bahasa Indonsia aspek berbicara
kompetensi menjelaskan isi gambar tunggal dan gambar seri dengan bahasa yang
mudah dimengerti dianggap sudah selesai.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam proses penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti telah
melakukan perbaikan sebanyak dua siklus. Pencapaian hasil pada setiap siklus
mencakup dua hal yaitu perbaikan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari
lembar observasi dan hasil belajar siswa pada hasil tes formatif.
32
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II pada
hakekatnya sama yaitu penggunaan metode kerja kelompok dan latihan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek
berbicara dengan kompetensi menjelaskan isi gambar tunggal dan gambar seri
dengan bahasa yang mudah dimengerti. Penilaian penampilan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan alat ukur rating scale dengan skala 1 – 5 ,
sedangkan pengukuran prestasi belajar siswa menggunakan tes formatif baik
untuk siklus I maupun II dengan rentang nilai 10 – 100.
A. Deskripsi per Siklus
Pada setiap siklus disajikan data hasil observasi yang dilakukan oleh
pengamat tentang aktivitas pembelajaran. Untuk mengukur prestasi belajar siswa
digunakan tes formatif untuk masing – masing siklus . Deskripsi pelaksanaan tiap
– tiap aktivitas perbaikan pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada siklus I
dan II akan dibahas sebagai berikut.
1. Siklus I
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I ditemukan kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut :
a. Kekuatan / kelebihan yang muncul dalam tindakan perbaikan pembe -
lajaran :
1) Guru sudah mampu melaksanakan perbaikan pembelajaran
sesuai rencana ( RPP ).
33
2) Tema serta materi gambar relevan dengan situasi dan kondisi
siswa sehari – hari sehingga mempermudah siswa dalam
menjelaskan isi gambar.
b. Kelemahan yang muncul dalam tindakan perbaikan pembelajaran :
1) Guru tidak memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
berbicara sebelum maju ke depan kelas, padahal pembelajaran
ini tentang aspek berbicara yang membutuhkan banyak latihan.
2) Guru kurang dapat memberi motivasi bagi siswa untuk berani
maju ke depan kelas serta mampu menceritakan /menjelaskan
isi gambar, guru kurang memberi respon positif terhadap siswa
yang sudah berani maju berbicara untuk menjelaskan isi
gambar sehingga siswa yang lain kurang termotivasi.
3) Guru kurang teliti dalam mengelompokkan siswa, ada
kelompok yang semua anggotanya kemampuannya kurang
sehingga kelompok tersebut nampak pasif.
4) Alat bantu/media yang digunakan kurang mendukung
pembelajaran
Dari observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan lembar observasi
dalam skala 1 – 5 dapat diketahui nilai rata – ratanya adalah 3,0. Prestasi belajar
siswa dalam tes formatif tergolong sedang dengan nilai rata –rata 71,94 dalam
skala 10 -100. Nilai terendah 10 dan tertinggi 100. Ketuntasan belajar 80,5 %.
a. Pengolahan Data
34
Sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus I peneliti
melakukan perbaikan pembelajaran melalui aktifitas sebagai berikut :
1) Siswa diajak menyanyikan lagu “Bangun Tidur” setelah itu
bertanya jawab tentang isi lagu dan kegiatan siswa di pagi hari
setelah bangun tidur ( sesuai dengan tema yaitu tentang
Kebersihan dan Kesehatan ).
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa berani
dan mampu menjelaskan isi gambar .
3) Siswa diajak melihat gambar yang ada di buku Bahasa Indonesia.
4) Siswa diajak bertanya jawab tentang gambar yang diamati.
5) Siswa memperhatikan contoh guru cara menceritakan isi gambar.
6) Siswa berdiskusi berpasangan menyusun cerita berdasarkan isi
gambar secara tertulis .
7) Siswa maju ke depan kelas menceritakan isi gambar.
8) Siswa bersama guru membuat kesimpulan bahwa menceritakan /
menjelaskan isi gambar itu tidak sulit.
9) Siswa diberi tugas untuk belajar menjelaskan isi gambar yang
mereka lihat di rumah di hadapan orang tuanya.
Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus satu dapat diketahui dari hasil
observasi pengamat yang datanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
35
Tabel 1 : Lembar observasi siklus satu
LEMBAR OBSERVASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : I / 2
Hari / Tanggal : Senin, 21 Januari 2008
Fokus Observasi : Penggunaan metode kerja kelompok dan latihan agar siswa berani dan mampu/terampil menjelaskan isi gambar tunggal
No. Aspek Perbaikan Pembelajaran Skala Nilai Keterangan
36
1 2 3 4 51. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran√
2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dalam menyusun cerita
√
3. Penggunaan alat peraga √
4. Siswa diberi kesempatan yang cukup untuk berlatih berbicara
√
5. Guru memberi respon yang positif terhadap kemampuan berbicara siswa
√
6. Penggunaan metode kerja kelompok berpasangan
√
7. Guru mampu memberi motivasi √
Jumlah 2 3 2 Nilai rata -rata 3,0
Keterangan : 1 = kurang sekali 4 = baik 2 = kurang 5 = baik sekali 3 = cukup
Hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran
Bahasa Indonesia aspek berbicara dengan kompetensi menjelaskan isi gambar
tunggal dan gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti di
kelas IB dapat dilihat pada tabel berikut ini .
Tabel 2 : Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I
X F fX100 4 40090 9 81080 7 56070 7 490
37
60 4 24050 1 5040 - -30 - -20 _ _10 4 4050 2 10045 1 4540 1 40
Jumlah 36 2590Rata - rata 71,94
Keterangan :
X = Nilai
f = frekuensi, jumlah siswa yang mendapat nilai tertentu
fX = jumlah siswa X nilai
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata – rata hasil tes formatif adalah 71,94.
b. Deskripsi Temuan
Pelaksanaan tiap – tiap aktivitas yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran
akan diuraikan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode kerja kelompok
Penggunaan metode ini kurang maksimal. Siswa dikelompokkan
secara berpasangan, namun ada kelompok yang keduanya
kemampuannya kurang sehingga keduanya pasif dan pada akhirnya
tidak mampu berbicara untuk menceritakan gambar.
2. Penggunaan alat peraga
Alat peraga / media gambar yang digunakan dalam proses
perbaikan pembelajaran kurang menarik karena hanya
38
mengandalkan gambar yang ada di buku siswa, sehingga ada
kemungkinan siswa malas mengamati gambar yang kecil di
bukunya , atau mungkin siswa bosan karena sudah pernah
melihatnya sehingga sudah tertarik lagi.
3. Pemberian Latihan
Agar siswa terampil berbicara tentu saja membutuhkan latihan
yang berulang -ulang, tetapi dalam proses perbaikan pembelajaran
ini tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk berlatih
berbicara.
4. Pemberian Motivasi
Guru kurang dapat memberi motivasi bagi siswa untuk berani maju
dan menjelaskan / menceritakan isi gambar, guru kurang memberi
respon positif terhadap siswa yang sudah berani maju berbicara
untuk menjelaskan / menceritakan isi gambar sehingga siswa yang
lain kurang termotivasi.
5. Pelaksanaan pembelajaran
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai
dengan rencana perbaikan siklus 1. Guru juga telah mampu
memanfaatkan waktu secara efisien. Langkah – langkah
pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan waktu yang sudah
direncanakan.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif bagi siswa dan dari
hasil tes tersebut diketahui nilai rata – rata kelasnya adalah 71,94. Hasil yang
39
diraih siswa dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I ini memang lebih baik
( meningkat ) daripada sebelum diadakan perbaikan. Namun demikian belum
begitu memuaskan karena masih ada 7 anak yang belum tuntas karena nilainya
masih di bawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ).
2. Siklus II
Perbaikan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar. Semua hal
yang telah direncanakan sudah direalisasi dengan baik. Hasil observasi perbaikan
pembelajaran siklus II 4,14 pada skala 1- 5 dan prestasi belajar siswa pada tes
formatif 85,0 pada skala 10 – 100.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan kelebihan –
kelebihan sebagai berikut :
1) Penampilan aktivitas perbaikan pada siklus I yang telah baik
dipertahankan dan yang belum baik telah ditingkatkan pada
siklus II.
2) Guru telah menerapkan metode latihan secara berkelompok
dengan baik. Metode ini sangat membantu terutama bagi siswa
yang sedang dan kurang kemampuannya. Metode ini juga
meningkatkan rasa percaya diri pada siswa.
3) Guru dapat memberi motivasi pada siswa agar berani dan mampu
menceritakan isi gambar seri. Guru memberi respon positif
terhadap kemampuan berbicara siswa meski sebenarnya siswa
tersebut belum begitu terampil berbicara. Namun dengan respon
40
yang positif ini memberi motivasi pada siswa tersebut dan yang
lainnya sehingga berani maju dan menceritakan gambar. Di
samping itu siswa merasa bahwa hasil usahanya dihargai oleh
guru.
4) Penggunaan alat bantu/ media sudah mendukung proses
pembelajaran, terlebih dengan strategi picture and picture yang
mampu menarik minat siswa.
a. Pengolahan Data
Sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran maka penulis melakukan
aktivitas sebagai berikut :
1) Siswa diajak menyanyi “ O Ibu dan Ayah “ sambil
memperagakan dengan gerakan mengikuti guru.
2) Siswa menceritakan kegiatan mereka di pagi hari.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Siswa mendengarkan cerita dari guru berjudul “ Temanku Sakit “
5) Siswa diajak bertanya jawab tentang isi cerita.
6) Guru memasang media gambar seri secara acak.
7) Siswa maju secara bergantian mengurutkan gambar – gambar
menjadi urutan yang logis.
8) Guru menanyakan alasan – alasan pemikiran urutan gambar
tersebut.
9) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
41
10) Dalam kelompok siswa berdiskusi menulis cerita berdasarkan
gambar seri.
11) Siswa berlatih berbicara dalam kelompok untuk menjelaskan /
menceritakan gambar seri.
12) Siswa maju menceritakan gambar.
13) Siswa bersama guru menarik kesimpulan bahwa untuk dapat
menceritakan gambar seri dengan baik diperlukan latihan terus
menerus.
14) Siswa diberi tugas ( PR ) untuk menceritakan gambar seri di
hadapan orang tuanya.
Untuk melihat hasil perbaikan pembelajaran, dapat dilihat nilai dari
lembar observasi yang dilakukan pengamat sebagai berikut :
Tabel 3 : Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
LEMBAR OBSERVASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / 2Hari / Tanggal : Selasa, 29 Januari 2008Fokus Observasi : Penggunaan metode kerja kelompok dan latihan
No. Aspek Perbaikan Pembelajaran Skala Nilai Keterangan1 2 3 4 5
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dalam menyusun cerita
√
42
3. Penggunaan alat peraga dalam strategi picture and picture
√
4. Siswa diberi kesempatan yang cukup untuk berlatih berbicara
√
5. Guru memberi respon yang positif terhadap kemampuan berbicara siswa
√
6. Penggunaan metode kerja kelompok
√
7. Guru mampu memberi motivasi √
Jumlah 6 1 Nilai rata -rata 4,14
Keterangan : 1 = kurang sekali 4 = baik 2 = kurang 5 = baik sekali 3 = cukup
Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui tes formatif dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4 : : Nilai tes formatif perbaikan pembelajaran siklus II
X F fX
100 8 800
90 12 1080
80 10 800
70 2 140
60 4 240
50 - -
40 - -
43
30 - -
20 - -
10 - -
Jumlah 36 3060
Rata - rata 85,0
Keterangan :
X = Nilai
f = frekuensi, jumlah siswa yang mendapat nilai tertentu
fX = jumlah siswa X nilai
Untuk memperjelas hasil dari pengolahan data disajikan grafik diagram
batang sebagai berikut :
Grafik Nilai Observasi Siklus I dan II
3
4.14
0
1
2
3
4
5
Siklus I Siklus II
Siklus I
Siklus II
Gambar1
Grafik hasil nilai observasi pembelajaran Bahasa Indonesia siklus I dan siklus II
44
Gambar 2 Grafik nilai rata –rata tes formatif Bahasa Indonesia pada pra pembelajaran, perbaikan
siklus I dan siklus II
Gambar 3:Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar Pra pembelajaran, Perbaikan Siklus I dan SiklusII.
Grafik Prestasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
85.00
53.88
71.94
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Grafik Tingkat Ketuntasan Belajar Pra Pembelajaran, Siklus I, Siklus II
55.0045.00
88.8
60.5
39.5
11.2
0102030405060708090
100
Pra Pembelajaran Siklus I Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
45
Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pra Pembelajaran, Siklus I dan Siklus II
13
5
0
10 11
4
13
20
32
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra Pembelajaran Siklus I Siklus II
≤ 6,0 6,0<7,5 ≥7,5 ≤ 6,0 6,0<7,5 6,0<7,5≤ 6,0 ≥7,5 ≥7,5
≤ 6,0 6,0 < Nilai 7,5
Nilai ≥ 7,5
Gambar 4:
Grafik Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Bahasa Indonesia pada pra pembelajaran,
perbaikan siklus I dan siklus II.
b.Deskripsi Temuan
Pelaksanaan tiap – tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang menjadi
pusat perhatian dalam observasi siklus II dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
1) Guru telah menerapkan metode latihan secara berkelompok
dengan baik. Metode ini sangat membantu terutama bagi siswa
yang sedang dan kurang kemampuannya. Metode ini juga
meningkatkan rasa percaya diri pada siswa. Siswa sebelum
menceritakan isi gambar di hadapan guru dan teman – temannya
terlebih dulu diberi kesempatan untuk berlatih di dalam
kelompoknya.
46
2) Penerapan metode kerja kelompok sudah baik, siswa
dikelompokkan secara merata, siswa yang pandai disebar ke
seluruh kelompok sehingga bisa menjadi tutor sebaya bagi
temannya yang kurang mampu. Kerja kelompok juga memberi
kesempatan pada siswa untuk mendiskusikan isi gambar dan
menyusun cerita berdasarkan gambar.
3) Guru dapat memberi motivasi pada siswa agar berani dan
mampu menceritakan isi gambar seri. Guru memberi respon
positif terhadap kemampuan berbicara siswa meski sebenarnya
siswa tersebut belum begitu terampil berbicara. Namun dengan
respon yang positif ini memberi motivasi pada siswa tersebut dan
yang lainnya sehingga berani maju dan menceritakan gambar. Di
samping itu siswa merasa bahwa hasil usahanya dihargai oleh
guru.
4) Penggunaan alat bantu/ media sudah mendukung proses
pembelajaran, terlebih dengan strategi picture and picture yang
mampu menarik minat siswa. Guru telah menggunakan gambar
seri yang menarik, sesuai tema dan dekat dengan pengalaman
sehari –hari siswa.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif bagi siswa dan dari
hasil tes tersebut diketahui nilai rata – rata kelasnya adalah 88,8. Hasil yang diraih
siswa dalam perbaikan pembelajaran pada siklus dua ini lebih baik ( meningkat )
daripada perbaikan pada siklus satu.
47
B.Pembahasan Hasil Penelitian per Siklus
Dari data pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan prestasi belajar yang
dicapai siswa pada tes formatif Bahasa Indonesia aspek berbicara kompetensi
menjelaskan isi gambar tunggal dan gambar seri sederhana dengan bahasa yang
mudah dimengerti di kelas IB Tahun Pelajaran 2007/2008 cenderung meningkat.
Penilaian observasi tentang perbaikan pembelajaran meningkat dari 3,00 menjadi
4,14 pada skala 1-5 diukur dengan alat ukur rating scale.
Prestasi belajar siswa juga menjadi lebih baik dari nilai rata – rata kelas 53,88
pada pra pembelajaran menjadi 71,94 pada perbaikan pembelajaran siklus I dan
meningkat lagi menjadi 85,0 pada siklus II. Prosentase ketuntasan belajar pada
pra pembelajaran 55% menjadi 60,5% pada perbaikan pembelajaran siklus I dan
meningkat menjadi 88,8% pada siklus II.
Peningkatan prestasi belajar siswa terjadi karena peneliti secara
konsekuen menerapkan aktivitas perbaikan pembelajaran seperti berikut ini :
1) Penggunan Metode Kerja Kelompok
Dalam penelitian yang telah dilakukan metode kerja kelompok sangat
menunjang proses pembelajaran. Penggunaan metode kerja kelompok
ternyata amat membantu peningkatan prestasi belajar siswa karena
dengan metode kerja kelompok siswa yang lemah terbantu.
Menurut Wahyudi ( 2004 ) belajar harus memiliki makna bagi peserta
didik. Pengorganisasian bahan dan ide baru harus dalam kerangka
memberi makna bagi peserta didik. Di lain pihak belajar optimal akan
48
terjadi manakala peserta didik berpartisipasi penuh serta memiliki
tanggung jawab dalam belajar.
Menurut Sadiman ( 1987 ) penggunaan metode yang tepat akan
meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai oleh indikator
sebagai berikut :
a) Hasil belajar itu tahan lama dan dapat digunakan dalam
kehidupan oleh siswa.
b) Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik.
Dari hasil penelitian metode kerja kelompok sangat membantu siswa
dalam menyerap materi – materi pelajaran. Penerapan metode ini
sesuai dengan rasionalitas penggunaannya yaitu :
a. Siswa sebagai individu memiliki kemampuan yang berbeda –
beda. Melalui kerja kelompok diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dan prestasi terutama bagi siswa yang nilai
belajarnya rendah.
b. Kerja kelompok sangat bermanfaat untuk menyalurkan dan
mengarahkan kreatifitas belajar siswa sesuai dengan
kemampuannya.
c. Mengingat banyaknya persoalan yang tidak dapat dipecahkan
sendiri maka metode kerja kelompok sangat sesuai untuk saling
memberi dan menerima antar siswa.
d. Proses dan hasil yang diperoleh dari kerja kelompok lebih kaya
, variatif , dan komprehensif. Siswa memperoleh kesempatan
49
yang luas untuk berbicara menceritakan sesuatu atau
berekspresi sehingga metode kerja kelompok dapat merangsang
siswa untu aktif dalam proses pembelajaran.
2. ) Metode Latihan
Metode latihan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
Keterampilan berbicara pada siswa. Menurut teori Linguistic
Struktural Deskriptif yang dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan
( 1988 ) pengajaran bahasa yang berpola latihan terus menerus
beroperasi berdasarkan prinsip bahwa bahasa merupakan fenomena
lisan. Bahasa tulis merupakan bahasa kedua dari ujaran. Linguistik
mencakup telah pengulangan pola – pola bahasa. Dari penelitian yang
telah dilakukan apabila seorang guru akan menggali kemampuan siswa
untuk berbicara untuk menceritakan/menjelaskan sesuatu sangat cocok
menggunakan teori Linguistic Struktural Deskriptif. Sejalan dengan
efektivitas metode latihan menurut Ladc ( Henry Guntur Tarigan ,1988
) dikemukakan hokum empiris bahwa semakin sering sutu respon
dipraktekkan maka semakin baik hal itu dipelajari dan semakin lama
diingat.
3.) Motivasi Belajar
Dari penelitian yang telah dilakukan salah satu unsur yang
menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah pemberian
50
motivasi . Menurut WS Winkel ( 1989 ) motivasi adalah daya
penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan tertentu. Guru amat berperan dalam
membangkitkan motivasi siswa sehingga siswa tertarik untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran dan berani mengungkapkan pendapat dan
perasaannya. Dalam hal ini siswa menjadi berani untuk menjelaskan isi
gambar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Cara – cara yang dapat
dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah
sebagai berikut :
a) Mengoptimalkan penerapan prinsip – prinsip belajar
b) Mengoptimalkan unsur – unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran
c) Mengoptimalkan pengalaman – pengalaman atau kemampuan
yang telah dimiliki oleh siswa
d) Mengembangkan cita – cita atau aspirasi siswa.
Dari data tersebut pemberian motivasi dari guru dan penerapan
tentang teori motivasi belajar amat mendukung keberhasilan perbaikan
pembelajaran.
4)Strategi Pembelajaran Picture And Picture
51
Dalam proses pembelajaran penerapan strategi amat berpengaruh
tehadap keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia
aspek berbicara dengan kompetensi menjelaskan/menceritakan isi
gambar tunggal dan gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah
dimengerti sangat tepat menggunakan strategi pembelajaran yang
dikemukakan oleh Edi Sugito ( 1998 ). Penggunaan strategi tersebut
dilandasi oleh prinsip sebagai berikut :
a) Pengajaran keterampilan berbahasa lisan harus mempunyai
tujuan yang jelas yang diketahui oleh guru dan siswa.
b) Pengajaran keterampilan berbahasa lisan disusun dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks sesuai dengan tingkat
perkembangan bahasa siswa.
c) Pengajaran keterampilan berbahasa lisan harus mampu
menumbuhkan partisipasi aktif terbuka pada diri siswa.
d) Pengajaran keterampilan berbahasa lisan harus benar – benar
mengajar bukan menguji.
Dari penelitian yang telah dilakukan penggunan strategi picture
and picture ( LPMP Jawa Tengah 2006 ) sangat mendukung proses
pembelajaran. Strategi picture and picture apabila diterapkan untuk
mengajarkan Bahasa Indonesia dengan kompetensi
menjelaskan/menceritakan isi gambar tunggal dan gambar seri
52
sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti sangat cocok serta
menunjang proses pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan beberapa data dari
kegiatan yang telah dilakukan. Perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek
berbicara dengan kompetensi menjelaskan/menceritakan isi gambar tunggal dan
gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti di kelas IB Tahun
Pelajaran 2007/2008 berjalan lancar sesuai dengan rencana. Prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan dengan baik, terlihat dari peningkatan nilai rata – rata tes
53
formatif pra pembelajaran ( 53,88 ) pada siklus I ( 71,94 ) dan pada siklus II
( 85,00 ). Nampak pula peningkatan dalam nilai hasil observasi oleh pengamat
pada siklus I ( 3,0 ) dan pada siklus II ( 4,14 ). Adapun hasil ketuntasan belajar
siswa mengalami peningkatan dari 55 % pada pra pembelajaran menjadi 80,5 %
pada siklus I dan 88,8% pada siklus II.
Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan penerapan metode kerja kelompok dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa dalam menjelaskan/menceritakan isi gambar
tunggal dan gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IB Tahun Pelajaran
2007/2008.
2. Dengan penerapan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara siswa dalam menjelaskan/menceritakan isi gambar tunggal dan
gambar seri sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IB Tahun Pelajaran 2007/2008.
3. Dengan penerapan metode kerja kelompok dan latihan dalam
meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam
menjelaskan/menceritakan isi gambar tunggal dan gambar seri sederhana
dengan bahasa yang mudah dimengerti pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IB Tahun Pelajaran 2007/2008 berdampak signifikan.
B. Saran Tindak Lanjut
54
Bertolak dari penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyampaikan
saran kepada rekan – rekan guru apabila akan mengajarkan mata pelajaran
Bahasa Indonesia aspek berbicara dengan kompetensi
menjelaskan/menceritakan isi gambar tunggal dan gambar seri sederhana
dengan bahasa yang mudah dimengerti agar mendapatkan hasil seperti yang
diharapkan, maka dapat menggunakan hasil – hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti sebagai berikut :
1. Menggunakan metode kerja kelompok
2. Menggunakan metode latihan
3. Memberikan motivasi belajar pada siswa
4. Menggunakan strategi picture and picture
5. Menggunakan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran
Untuk menindaklanjuti penelitian ini mungkin di waktu mendatang dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai referensi bagi rekan – rekan guru khususnya guru kelas I apabila
mengalami kesulitan pembelajaran yang sama dengan yang peneliti alami.
55
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini. 1987. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Guntur Tarigan Henry. 1998. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa.
Hadi Subroto Tisno. 1998. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbu ka.
Ngatmini. 2005. Perencanaan Pengajaran. : IKIP PGRI
Purwanto M. Ngalim. 1990. Psykologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Rahman Maman. 1993. Strategi dan Langkah – langkah Penelitian Pendidikan. : IKIP Press.
Sardiman AM. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
56
Surya HM. 1997. Kapita Selekta Pendidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sunaryo. 2007. Bimbingan Penyusunan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ). : UPBJJ .
Sumantri Mulyani. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sutadi Rusda Koto. 1996. Belajar dan Pembelajaran. : IKIP Press.
Suparno Paul. 1999. Pendidikan Dasar yang Demokratis. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.
Suprayekti. 2007. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santoso Puji. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Udin. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K.2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka
Widya Iswara LPMP Jawa Tengah. 2006. Model Pembelajaran. : LPMP Jawa Tengah.
57
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( Siklus 1 )
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Kebersihan dan Kesehatan
Kelas/ Semester : 1 / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi :
BERBICARA :
6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan
gambar, percakapan sederhana, dan dongeng.
B. Kompetensi Dasar :
58
6.1 Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan bahasa
yang mudah dimengerti.
C. Indikator :
6.1.1 Menceritakan isi gambar tunggal.
D. Tujuan Perbaikan :
1. Siswa berani dan mau maju ke depan kelas untuk menceritakan gambar.
2. Siswa mampu menceritakan isi gambar dengan bahasa yang mudah
dimengerti.
E. Langkah – Langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal : ( 5 menit )
a.) Menyanyikan lagu “ Bangun Tidur “
b.) Tanya jawab tentang kegiatan siswa :
Apa yang kamu lakukan setelah bangun tidur ?
Apa saja benda yang kamu gunakan untuk mandi dan menggosokgigi ?
c.) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti : ( 60 menit )
a.) Siswa diminta mengamati gambar di buku Bahasa Indonesia.
b.) Tanya jawab tentang gambar yang diamati :
Apa yan kamu lihat dalam gambar ?
Apa yang sedang dilakukan anak dalam gambar ?
d.) Siswa memperhatikan contoh guru cara menceritakan isi gambar.
59
e.) Siswa diskusi berpasangan menceritakan isi gambar secara tertulis.
f.) Evaluasi siswa maju ke depan kelas menceritakan isi gambar.
3. Kegiatan Akhir : ( 5 menit )
a.) Siswa bersama guru menyimpulkan bahwa menceritakan gambar itu
tidak sulit.
b.) Siswa diberi tugas ( PR ) untuk belajar menjelaskan isi gambar yang
mereka lihat di rumah di hadapan orang tuanya..
F. Sarana dan Sumber Belajar :
1.Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD Kelas I
Aneka Ilmu halaman 71.
2.Gambar anak yang sedang mencuci tangan.
G. Metode :
1. Kerja Kelompok
2. Latihan
3. Tanya jawab
H. Evaluasi :
1. Awal : -
2. Proses : -
3. Akhir :
60
Jenis Tes : Perbuatan
Alat Tes : Ceritakan isi gambar tunggal yang kamu amati !
( Aspek Penilaian Terlampir )
Mengetahui , 21 Januari 2008
Pembimbing Guru Kelas 1 B,
Dra. Eem Kurniasih, M.Pd. Siti Kadariyah
NIP 131692680
Tes Formatif
Ceritakan isi gambar di bawah ini !
61
LEMBAR OBSERVASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / 2Hari / Tanggal : Senin, 21 Januari 2008Fokus Observasi : Penggunaan Metode Kerja Kelompok dan Latihan
No. Aspek Perbaikan Pembelajaran Skala Nilai Keterangan1 2 3 4 5
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dalam menyusun cerita
√
3. Penggunaan alat peraga √
4. Siswa diberi kesempatan yang cukup untuk berlatih berbicara
√
5. Guru memberi respon yang positif terhadap kemampuan berbicara siswa
√
6. Penggunaan metode kerja kelompok berpasangan
√
7. Guru mampu memberi motivasi √
62
Jumlah 2 3 2 Nilai rata -rata 3,0
Keterangan : 1 = kurang sekali 4 = baik 2 = kurang 5 = baik sekali 3 = cukup
Pengamat,
Theresia Seniwati
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( Siklus 2 )
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Kebersihan dan Kesehatan
Kelas/ Semester : 1 / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi :
BERBICARA :
6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan
gambar, percakapan sederhana, dan dongeng.
B.Kompetensi Dasar :
6.1 Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri sederhana dengan
bahasa yang mudah dimengerti.
63
C. Indikator :
6.1.1 Menceritakan isi gambar seri
D.Tujuan Perbaikan :
1. Siswa berani dan mau maju ke depan kelas untuk menceritakan
gambar.
2. Siswa mampu menceritakan isi gambar dengan jelas.
E Langkah – Langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal : ( 5 menit )
a. Menyanyi lagu “ O Ibu dan Ayah “
b. Siswa menceritakan kegiatan mereka di pagi hari.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.Kegiatan Inti : (60 menit )
a.Siswa mendengarkan cerita berjudul “Temanku Sakit”
b.Tanya jawab isi cerita :
Siapa yang sakit dalam cerita tadi ?
Dia sakit apa ?
Siapa saja yang menengoknya ?
Apa yang diucapkan ketika menengok teman yang sakit ?
c. Guru memasang gambar seri secara acak
d. Siswa maju bergantian mengurutkan gambar – gambar menjadi
urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan – alasan pemikiran urutan gambar
tersebut
f. Siswa dibagi beberapa kelompok
g. Guru menjelaskan tugas yang harus dilaksanakan dalam kelompok
h. Siswa berkelompok menulis cerita berdasarkan gambar seri.
i. Siswa berlatih menceritakan gambar seri di kelompoknya.
64
j. Siswa maju menceritakan isi gambar seri.
4. Kegiatan Akhir : ( 5 menit )
Siswa bersama guru menyimpulkan bahwa untuk
mampu/terampil menceritakan isi gambar seri dibutuhkan
latihan yang terus menerus.
Siswa diberi tugas untuk mengurutkan dan menceritakan
gambar seri.
F. Sarana dan Sumber Belajar :
1. Buku Lancar Membaca dan Menulis untuk SD Kelas I , Tim Grasindo
halaman 20 – 21
2. Gambar seri tentang anak yang sedang sakit
G. Metode dan Strategi :
1.Metode :
Kerja kelompok
Latihan
Tanya jawab
2.Strategi :
Picture And Picture
H. Evaluasi :
1. Awal : -
2. Proses : Menilai proses diskusi kelompok
3. Akhir :
65
Jenis Tes : Perbuatan
Alat Tes : Ceritakan isi gambar seri yang kamu amati !
( Aspek penilaian terlampir )
Mengetahui , 29 Januari 2008
Pembimbing Guru Kelas 1 B,
Dra. Eem Kurniasih, M.Pd. Siti Kadariyah
NIP 131692680
Tes Formatif
Ceritakan isi gambar seri di bawah ini !
66
LEMBAR OBSERVASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / 2Hari / Tanggal : Selasa, 29 Januari 2008Fokus Observasi : Penggunaan Metode Kerja Kelompok dan Latihan
No. Aspek Perbaikan Pembelajaran Skala Nilai Keterangan1 2 3 4 5
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
2. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dalam menyusun cerita
√
3. Penggunaan alat peraga dalam strategi picture to picture
√
4. Siswa diberi kesempatan yang cukup untuk berlatih berbicara
√
5. Guru memberi respon yang positif terhadap kemampuan berbicara siswa
√
6. Penggunaan metode kerja kelompok
√
7. Guru mampu memberi motivasi √
67
Jumlah 6 1 Nilai rata -rata 4,14
Keterangan : 1 = kurang sekali 4 = baik 2 = kurang 5 = baik sekali 3 = cukup
Pengamat,
Theresia Seniwati
LEMBAR PENILAIAN SEBELUM PERBAIKAN
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaJenis Tes : PerbuatanKompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri
sederhana dengan bahasa yang mudah dimengertiKelas / Semester : 1 / 2Tahun Pelajaran : 2007/2008
No. Nama Siswa ASPEK YANG DINILAI JUMLAHSKOR
NILAI AKHIR
Keberanian
Kesesuaian Cerita dng. gambar
Penggunaan Bahasa
1. Aloysius Aryk P. 10 - - 10 102. Afif Fahrur R. 10 - - 10 103. Agnes Wahyu P 10 - - 10 104. Agustina M. 30 30 30 90 905. Andres Susanto 20 30 30 80 806. Bintang Pradhana 20 30 20 70 707. Bofly Ebenhaezer 20 30 30 80 808. Brillian Prinanda 10 - - 10 109. Christina Elsa M. 20 20 30 70 7010. Daniel Andre D. 10 - - 10 10
68
11. Elisabeth Pilisra 20 20 30 70 7012. Ezra Julyan Dhita 10 - - 10 1013. FX. Aditiya S. 10 - - 10 1014. Gisella Destiny L 30 30 30 90 9015. Gisela Yonanda I. 20 20 30 70 7016. Gracetia Ratna H. 20 20 30 70 7017. Ignatia Chavella 20 30 30 80 8018. Intan Sekarwangi 30 30 40 100 10019. Jeanicha Firstke 30 30 40 100 10020. Kiya Ambun A. 30 30 40 100 10021. Mareta Invika A. 10 - - 10 1022. Maya Antika 10 - - 10 1023. Mayschell M. 20 20 30 70 7024. Maria Dhanis W. 20 30 30 80 8025. Meylina Tri H. 20 30 30 80 8026. Monica D. 10 - - 10 1027. Nikolas Reza P. 20 30 30 80 8028. Novia Indah P. 20 30 30 80 8029. Oei, Yanashia S. 30 30 40 100 10030. Oktalya Ayu L. 10 - - 10 1031. Petra Valentine N 20 30 20 70 7032. Restu Budi P. 20 20 20 60 6033. Robertus Galuh A 10 - - 10 1034. Stephani D. 20 20 20 60 6035. Yohanes W. 10 - - 10 1036. Yosefa Johan M. 20 20 20 60 60
Keterangan :
Rentang Skor
1. Aspek Keberanian
Berani bercerita di depan kelas Skor : 30Berani bercerita di tempat duduk Skor : 20Tidak berani bercerita Skor : 10
2. Aspek kesesuaian cerita dengan gambar
Isi cerita sesuai dengan gambar Skor : 30Isi cerita kurang sesuai dengan gambar Skor : 20Isi cerita tidak sesuai dengan gambar Skor : 10
69
3. Penggunaan Bahasa
Berbicara dengan lancar, bahasa mudah dimengerti Skor : 40Berbicara kurang lancar, bahasa mudah dimengerti Skor : 30Berbicara kurang lancar, bahasa sulit dimengerti Skor : 20
NILAI AKHIR = JUMLAH SKOR YANG DIPEROLEH
LEMBAR PENILAIAN PERBAIKAN I
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaJenis Tes : PerbuatanKompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri
sederhana dengan bahasa yang mudah dimengertiKelas / Semester : 1 / 2Tahun Pelajaran : 2007/2008
No. Nama Siswa ASPEK YANG DINILAI JUMLAHSKOR
NILAI AKHIR
Keberanian
Kesesuaian Cerita dng. gambar
Penggunaan Bahasa
1. Aloysius Aryk P. 30 30 20 80 802. Afif Fahrur R. 20 20 20 60 603. Agnes Wahyu P 10 - - 10 104. Agustina M. 30 30 30 90 905. Andres Susanto 30 30 30 90 906. Bintang Pradhana 30 30 20 80 807. Bofly Ebenhaezer 30 30 30 90 908. Brillian Prinanda 20 30 20 70 709. Christina Elsa M. 30 30 30 90 9010. Daniel Andre D. 10 - - 10 10
70
11. Elisabeth Pilisra 30 20 30 80 8012. Ezra Julyan Dhita 10 - - 10 1013. FX. Aditiya S. 20 10 20 50 5014. Gisella Destiny L 30 30 30 90 9015. Gisela Yonanda I. 20 20 30 70 7016. Gracetia Ratna H. 20 30 30 80 8017. Ignatia Chavella 20 30 30 80 8018. Intan Sekarwangi 30 30 40 100 10019. Jeanicha Firstke 30 30 40 100 10020. Kiya Ambun A. 30 30 40 100 10021. Mareta Invika A. 30 20 20 70 7022. Maya Antika 30 10 20 60 6023. Mayschell M. 30 20 30 80 8024. Maria Dhanis W. 30 30 30 90 9025. Meylina Tri H. 30 30 30 90 9026. Monica D. 20 30 20 70 7027. Nikolas Reza P. 30 30 30 90 9028. Novia Indah P. 30 30 30 90 9029. Oei, Yanashia S. 30 30 40 100 10030. Oktalya Ayu L. 30 10 20 60 6031. Petra Valentine N 30 30 20 80 8032. Restu Budi P. 20 30 20 70 7033. Robertus Galuh A 20 20 20 60 6034. Stephani D. 20 30 20 70 7035. Yohanes W. 10 - - 10 1036. Yosefa Johan M. 20 30 20 70 70
Keterangan :
Rentang Skor
1. Aspek Keberanian
Berani bercerita di depan kelas Skor : 30Berani bercerita di tempat duduk Skor : 20Tidak berani bercerita Skor : 10
2. Aspek kesesuaian cerita dengan gambar
Isi cerita sesuai dengan gambar Skor : 30Isi cerita kurang sesuai dengan gambar Skor : 20Isi cerita tidak sesuai dengan gambar Skor : 10
71
3. Penggunaan Bahasa
Berbicara dengan lancar, bahasa mudah dimengerti Skor : 40Berbicara kurang lancar, bahasa mudah dimengerti Skor : 30Berbicara kurang lancar, bahasa sulit dimengerti Skor : 20
NILAI AKHIR = JUMLAH SKOR YANG DIPEROLEH
LEMBAR PENILAIAN PERBAIKAN IIMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaJenis Tes : PerbuatanKompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar seri
sederhana dengan bahasa yang mudah dimengertiKelas / Semester : 1 / 2Tahun Pelajaran : 2007/2008
No. Nama Siswa ASPEK YANG DINILAI JUMLAHSKOR
NILAI AKHIR
Keberanian
Kesesuaian Cerita dng. gambar
Penggunaan Bahasa
1. Aloysius Aryk P. 30 30 20 80 802. Afif Fahrur R. 20 20 20 60 603. Agnes Wahyu P 20 20 20 60 604. Agustina M. 30 30 40 100 1005. Andres Susanto 30 30 30 90 906. Bintang Pradhana 30 30 30 90 907. Bofly Ebenhaezer 30 30 40 100 1008. Brillian Prinanda 30 30 20 80 809. Christina Elsa M. 30 30 30 90 9010. Daniel Andre D. 20 30 30 80 80
72
11. Elisabeth Pilisra 30 30 30 90 9012. Ezra Julyan Dhita 20 20 20 60 6013. FX. Aditiya S. 20 20 20 60 6014. Gisella Destiny L 30 30 30 90 9015. Gisela Yonanda I. 30 20 30 80 8016. Gracetia Ratna H. 20 30 30 80 8017. Ignatia Chavella 30 30 30 90 9018. Intan Sekarwangi 30 30 40 100 10019. Jeanicha Firstke 30 30 40 100 10020. Kiya Ambun A. 30 30 40 100 10021. Mareta Invika A. 30 30 30 90 9022. Maya Antika 30 20 20 70 7023. Mayschell M. 30 20 30 80 8024. Maria Dhanis W. 30 30 4 100 10025. Meylina Tri H. 30 30 30 90 9026. Monica D. 30 30 20 80 8027. Nikolas Reza P. 30 30 30 90 9028. Novia Indah P. 30 30 40 10 1029. Oei, Yanashia S. 30 30 40 100 10030. Oktalya Ayu L. 30 30 20 80 8031. Petra Valentine N 30 30 30 90 9032. Restu Budi P. 30 30 20 80 8033. Robertus Galuh A 20 30 30 80 8034. Stephani D. 30 30 30 90 9035. Yohanes W. 20 30 20 70 7036. Yosefa Johan M. 30 30 30 90 90
Keterangan :
Rentang Skor
1. Aspek Keberanian
Berani bercerita di depan kelas Skor : 30Berani bercerita di tempat duduk Skor : 20Tidak berani bercerita Skor : 10
2. Aspek kesesuaian cerita dengan gambar
Isi cerita sesuai dengan gambar Skor : 30Isi cerita kurang sesuai dengan gambar Skor : 20Isi cerita tidak sesuai dengan gambar Skor : 10
73
3. Penggunaan Bahasa
Berbicara dengan lancar, bahasa mudah dimengerti Skor : 40Berbicara kurang lancar, bahasa mudah dimengerti Skor : 30Berbicara kurang lancar, bahasa sulit dimengerti Skor : 20
NILAI AKHIR = JUMLAH SKOR YANG DIPEROLEH
DAFTAR NILAI DAN ANALISIS HASIL EVALUASI BELAJARSEBELUM DAN SESUDAH PERBAIKAN PEMBELAJARAN
.
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas / Semester : I / 2Tahun Pelajaran : 2007 / 2008
Kompetensi Dasar: 6.1 Menjelaskan isi gambar tunggal atau gambar
seri sederhana dengan bahasa yang mudah
dimengerti
No. Nama Siswa Nilai Sebelum Perbaikan
Nilai setelah
Perbaikan 1
Nilai setelah
Perbaikan 2
N T BT N T BT N T BT
1. Aloysius Aryk P. 10 √ 80 √ 80 √
2. Afif Fahrur Rozi 10 √ 60 √ 60 √
3. Agnes Wahyu Putri 10 √ 10 √ 60 √
4. Agustina Melani W. 90 √ 90 √ 100 √
74
5. Andres Susanto 80 √ 90 √ 90 √
6. Bintang Pradhana K. 70 √ 80 √ 90 √
7. Bofly Ebenhaezer Eta
80 √ 90 √ 100 √
8. Brillian Prinanda 10 √ 70 √ 80 √
9. Christina Elsa Manuella
70 √ 90 √ 90 √
10. Daniel Andre Dwie K.
10 √ 10 √ 80 √
11. Elisabeth Pilisra A. 70 √ 80 √ 90 √
12. Ezra Julyan Dhita 10 √ 10 √ 60 √
13. FX. Aditiya Saputra 10 √ 50 √ 60 √
14. Gisella Destiny Luh P.
90 √ 90 √ 90 √
15. Gisela Yonanda Ines S.
70 √ 70 √ 80 √
16. Gracetia Ratna Honesty
70 √ 80 √ 80 √
17. Ignatia Chavella A. A.
80 √ 80 √ 90 √
18. Intan Sekarwangi 100 √ 100 √ 100 √
19. Jeanicha Firstke A. 100 √ 100 √ 100 √
20. Kiya Ambun Antro W.
100 √ 100 √ 100 √
21. Mareta Invika Anggani
10 √ 70 √ 90 √
22. Maya Antika 10 √ 60 √ 70 √
23. Mayschell Mahammed
70 √ 80 √ 80 √
24. Maria Dhanis W. 80 √ 90 √ 100 √
25. Meylina Tri Habsari 80 √ 90 √ 90 √
26. Monica Damayanti 10 √ 70 √ 80 √
27. Nikolas Reza Pratama
80 √ 90 √ 90 √
28. Novia Indah Puspita S.
80 √ 90 √ 100 √
29. Oei, Yanashia Siswo H
100 √ 100 √ 100 √
30. Oktalya Ayu Lestari 10 √ 60 √ 80 √
75
31. Petra Valentine N. 70 √ 80 √ 90 √
32. Restu Budi Pratama 60 √ 70 √ 80 √
33. Robertus Galuh A. 10 √ 60 √ 80 √
34. Stephani Delayunenta
60 √ 70 √ 90 √
35. Yohanes Wiryawan 10 √ 10 √ 70 √
36. Yosefa Johan Magandi
60 √ 70 √ 90 √
a. Jumlah 1940 20 16 2590 29 7 3060 32 4
b. Nilai Rata – rata Kelas 53,88 71,94 85
c. Tingkat Ketuntasan
Klasikal
55 % 80,5 % 88,8 %
Keterangan :
N : Nilai
T : Tuntas BT : Belum TuntasSURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Kadariyah
NIM : 812 546 548
UPBJJ-UT :
Menyatakan bahwa :
Nama : Th. Seniwati
Tempat mengajar : SD ........................ 2
Guru Kelas : I A
76
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah PGSD 4412 Pemantapan
Kemampuan Profesional ( PKP ).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
, 21 Januari 2008
Yang Membuat Pernyataan
Teman Sejawat, Mahasiswa,
Th. Seniwati Siti Kadariyah
77
78
79
80
81
82