laporan penelitian tindakan kelas peningkatan …... · di sdn mojolegi khususnya kelas v pada...

60
1 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu pada siswa kelas v sd Mojolegi Teras Boyolali tahun 2009/2010 OLEH : Sarti NIM : X 8906521 PROGRAM STUDI PJJ S1 PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DESEMBER 2009

Upload: nguyenkien

Post on 05-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

1

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia dengan teknik permainan pemilahan

kartu pada siswa kelas v sd

Mojolegi Teras Boyolali

tahun 2009/2010

OLEH :

Sarti

NIM : X 8906521

PROGRAM STUDI PJJ S1 PGSD

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

DESEMBER 2009

Page 2: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1.

udul Penelitian

PENINGKA

TAN

PEMAHAM

AN

KEANEKA-

RAGAMAN

INDONESIA

DENGAN

TEKNIK

PERMAINA

N

PEMILAHA

N KARTU

PADA

SISWA

KELAS V

SD

MOJOLEGI

TERAS

BOYOLALI

TAHUN

2009/2010

2.

a .Mata Pelajaran

b. Bidang Kajian

IPS

Keanekargm

an Budaya

Indonesia

denganTekni

k Permainan

Pemilahan

Page 3: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

3

Kartu

3. Peneliti

a. Nama/ NIM

b. Program Studi

c. Jurusan

d. Fakultas

e. AlamatRumah

f. Sekolah

Sarti / X

8906521

S1 PGSD

Ilmu

Pendidikan

Keguruan

dan Ilmu

Pendidikan

Mojolegi

Teras

Boyolali

SD Negeri

Mojolegi,

Teras,

Boyolali

4. Lama Penelitian

5 bulan (1

Juli s.d 6

November

2009)

5. Biaya Penelitian Rp

775.000,00

ii

Page 4: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

4

Mengetahui Boyolali, Desember 2009

Dosen Pembimbing Kepala SDN Mojolegi

Dra. Rukayah, M.Hum. Joko Marsudi, S.Pd

NIP. 195708271982032002 NIP. 195711121975061002

Menyetujui

Pembantu Dekan I FKIP

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP. 196604151991031002

iii

Page 5: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

5

Persetujuan Loporan Penelitian

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul Peningkaan

Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan Teknik

Permainan Pemilahan Kartu pada Siswa Kelas VI SDN Mojolegi Teras

Boyolali Tahun 2009/2010.

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Supervisor,

Dra.Rukayah,M.Hum Joko Marsudi

NIP. 195708271982032002 NIP. 195711121975061002

iv

Page 6: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

6

ABSTRAKSI

Sarti, 2009. Permainan Pemilahan kartu sebagai Teknik Pembelajaran Keaneragaman Budaya pada Siswa KelasV SDN Mojolegi Teras Boyolali Tahun 2009 / 2010

Kata kunci : Permainan pemilahan kartu, Keanekaragaman Budaya

Indonesia, dan teknik pembelajaran Pembelajaran keanekaragaman di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu

bidang garapan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memegang peranan penting untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar agar siswa mampu melihat kenyataan sosial yang mungkin dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan strategi dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh guru, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat mencapai sasaran. Berdasarkan kenyataan, yang sering dihadapi penulis, diketahui bahwa kemampuan keanekaragaman budaya pada Siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali masih di bawah Standar Ketuntasan Batas Minimal (SKBM). Salah satu penyebabnya adalah adanya persepsi siswa yang selama ini menganggap bahwa pembelajaran keanekaragaman itu sulit, teknik yang digunakan guru belum mampu menggairahkan siswa, serta materi itu sendiri merupakan materi baru bagi siswa.

Permasalahan yang dihadapi siswa pada pembelajaran keanekaragaman budaya ini, antara lain adalah : bagaimana permainan pemilahan kartu sebagai teknik pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan keanekaragaman pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali dan bagaimana perubahan-perubahan perilaku yang ada pada siswa setelah mengikuti permainan pemilahan kartu pada kegiatan pembelajaran keanekaragaman budaya? Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali, melalui teknik permainan pemilahan kartu, dan memaparkan perubahan-perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran ini.

Desain yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Action Research) dengan dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes. Alat pengambilan data tes berupa tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya. Alat pengambilan data nontes, berupa pedoman observasi siswa, dan dokumentasi foto. Analisa data menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Hasil analisis data menunnjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada, pratindakan sebesar 59,00 dan pada siklus I meningkat sebesar 39,72%, dengan nilai rata-rata kelas 69,80 dengan kategori cukup, kemudian pada pada siklus II meningkat lagi sebesar 15,24% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,20 dengan kategori baik, Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran Keanekaragaman Budaya dengan teknik permainan pemilahan kartu, nilai rata-rata pemahaman Keanekaragaman Budaya pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali mengalami peningkatan.

Peningkatan kemampuan siswa ini juga diikuti dengan perubahan perilaku dari negatif menjadi positif. Pada siklus I siswa yang berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru masih sebagian yaitu 58%, Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II telah terjadi perubahan perilaku siswa kearah yang positif, siswa merasa senang dan menikmati pembelajaran yang diberikan guru. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan respon yang

v

Page 7: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

7

ditunjukkan siswa melalui observasi siswa bahwa sebanyak 79% siswa sudah berkonsentrasi dengan pembelajaran yang diterapkan guru. Mereka terlihat senang dan kreatif bahkan terjadi kompetisi yang positif dalam pencapaian kemampuan antar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan perilaku positif siswa dan dapat mengubah perilaku negatif menjadi perilaku yang positif yang selanjutnya meningkatkan Pemahaman siswa yang ditunjukkan dengan prestasi yang baik pula.

vi

Page 8: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

8

ABSTRAC Sarti, 2009. Permainan Pemilahan Kartu sebagai Teknik Pembelajaran

Keanekaragaman Budaya Indonesia pada Siswa Kelas V SD N Mojolegi, Teras, Boyolali tahun 2009 / 2010

Key word. Card selection game, education technique.

Comprehension multiculture education, one of the element of Social lesson,

has on important part to develop a knowledge and a skill of the student in order to make them be able to fece the social fact on their daily life. Teacher must have to consider the suitable strategy and approach, so that the aim of education will reach for the target. In fact, was known that the students ability to Comprehension multiculture in SDN Mojolegi, Teras, Boyolali below the SKBM, it is caused by the student's perception it self. They are considering that Comprehension multiculture is a very difficult. Besides, teacher has not applied technique and it is also new matter.

There is some problems faced by the student in Comprehension multiculture: How does the card selection games will increase the 4th grade student of SDN Mojolegi, Teras, Boyolali ability Comprehension multiculture? Is there any charges with student's after joining the card selection game?

The aims of this research, are to improve the 4th grade student of SDN Mojolegi, Teras, Boyolali's ability Comprehension multiculture. And also to explain the changes of student's behavior after joining the lesson.

This action research was done in 2 cycle and every cycle consist of planning, action, observation and reflection. The data was obtained by testing the ability to Comprehension multicilture of Central Java-Province and non test such as orientation of student's observation, interview, and pictures / documentation. Analyzing is using kuantitatif and kualitatif approach.

The result of the analysis shows that the average class value in pre action 59, 00 with average doss value 69, 80 in 2th with average doss value 74, 70. This result shows improving the student's, behavior. Most of student seems happy following the game. They become more creative and even more there is a positive competition.

vii

Page 9: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

9

KATA PENGANTAR

Pu

ji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas berkah, hidayah dan

rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tindakan

Kelas. Laporan ini membahas Peningkaan Pemahaman Keeanekaragaman

Budaya Indonesia dengan Teknik Permainan Pemilahan Kartu pada Siswa

Kelas VI SDN Mojolegi Teras Boyolali Tahun 2009/2010.

Masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan laporan

ini. Oleh karena itu masukan dan saran dari semua pihak selalu kami

harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dengan selesainya penelitian dan laporan ini kami menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Ibu Dra.Rukayah,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing

2. Bp. Joko Marsudi sebagai Kepala SD Mojolegi Teras Boyolali

3. Rekan-rekan guru yang telah membantu dalam pengambilan data

penelitian

4. Siswa-siswa kelas V SD Mojolegi Teras Boyolali Tahun Ajaran

2009/2010.

5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut

membantu terselesaikannya penelitian dan laporan ini.

A

khirnya semoga apa yang kami hasilkan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja

yang memerlukannya

Boyolali, Desember 2009

Page 10: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

10

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................iv

ABSTRAK.................................................................................................v

KATA PENGANTAR...............................................................................viii

DAFTAR ISI..............................................................................................ix

DAFTAR TABEL......................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah........................................................... 1

B. Rmusan Masalah

dan Pemecahannya....................................... 3

C. Tujuan

Penelitian.......................................................................6

D. Manfaat Hasil

Penelitian...........................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian

Teori.............................................................................. 8

B. Temuan Hasil

Penelitian yang Relevan......................................12

C. Keangka

Pikir............................................................................ 15

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan

Waktu Penelitian......................................................18

viii

Page 11: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

11

B. Subyek

Penelitian...................................................................... 18

C. Prosedur

Penelitian.................................................................... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian...........................................................................24

B. Pembahasan........

.........................................................................40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan............

.........................................................................45

B. Saran..................

........................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 47

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Keanekaragaman Budaya

Indonesia……………………………………………………… 25

Tabel 2 Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman budaya……………… 26

Tabel 3 Hasil Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia

pada Siklus II…………………………………………………. 33

Tabel 4 Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia pada

Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.................................... .........41

ix

Page 12: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses Awal Pembelajaran Siklus I...............................................24.

Gambar 2 Aktifitas Siswa Saat Memberi Pendapat Tentang

Keanekaragaman Budaya ( tanya jawab ).................................... 30

Gambar 3 Diskusi Kelompok Saat Siswa Melakukan Kegiatan

Permainan Pemilahan Kartu Siklus I…………………………... 31

Gambar 5 Proses Awal Pembelajaran Siklus II …………………………… 36

Gambar 6 Kegiatan Siswa Memulai Diskusi Kelompok............................... 37

Gambar 7 Aktifitas Siswa Dalam Permainan Pemilahan Kartu…………… 38

Gambar 8 Kegiatan siswa saat Berdigkusi kelas siklus II....................... ...... 39

Gambar 9 Kegiatan Akhir Pembelajaran Saat Siswa Mengerjakan .............. 40

Gambar 10 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Pratindakan,

Siklus I, dan Siklus II................................................................................................ 43

xi

Page 13: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran ( Siklus I )…………………………. 48

Lampiran 2 Rencana Pembelajaran ( Siklus II )………………………… 51

Lampiran 3 Media Pembelajaran………………………………………... 54

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa………………………………………... 56

Lampiran 5 Soal-soal Tes……………………………………………….. 57

Lampiran 6 Hasil Siklus I……………………………………………….. 59

Lampiran 7 Hasil Test Siklus II……………………………………......... 60

Lampiran 8 Pedoman Observasi Siswa…………………………………. 61

Lampiran 9 Hasil Observasi Siswa Siklus I…………………………...... 63

Lampiran 10 Hasil Observasi Siswa Siklus II…………………………... 64

Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Mojolegi Tahun

2009/2010……………………………………………………………….. 65

Lampiran 12 Kurikulum Vitae………………………………………….. 66

Lampiran 13 Personalia Peneliti………………………………………… 67

Page 14: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengajaran pengetahuan sosial di sekolah dasar berfungsi

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat

kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Dari fungsi di atas mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkugannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki kemampuan berkomunikasi bekerjasama dan

berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat

lokal, nasional, dan global.

Dalam kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dijelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS

meliputi aspek-aspek pertama : manusia, tempat dan lingkungan,

kedua : waktu, keberlanjutan dan perubahan, ketiga : sistem sosial

dan budaya, keempat : perilaku ekonomi dan kesejakteraan.

Kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan ”Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan” mengharapkan dan mengarahkan kepada setiap

guru dalam proses pembelajaran mampu tercipta suasana yang aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan. Melalui muatan minimal guru

diharapkan mampu mengembangkan dan menyesuaikan pada

lingkungan, kondisi dan kemampuan siswa di setia sekolah.

1

Page 15: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

15

Kajian materi pelajaran pengetahuan sosial yang cukup luas dan

selalu berkembang, sering membuat guru dan siswa mengalami

hambatan atau kesulitan dalam memahami esensi materi yang sangat

penting. Kenyataan ini juga didukung bahwa melalui hasil wawancara

dan observasi siswa cenderung kurang berminat dalam pembelajaran

pengetahuan sosial bahkan prestasi siswa yang diperoleh dari nilai

raport dan ulangan-ulangan menunjukkan hasil yang kurang

memuaskan.

Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran

2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial

masih rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (65). Nilai

rata-rata yang dicapai baru 60. hal ini belum termasuk beberapa siswa

tertentu yang mengalami kesulitan.

Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa

dari beberapa materi yang dipelajari, siswa mengalami kesulitan

dalam hal mengenal dan memahami keanekaragaman budaya

Indonesia. Data ini didukung dengan nilai pada kompetensi dasar

keanekaragaman kebudayaan Indonesia masih di bawah standart

kriteria ketuntuasan minimal yaitu (59).

Kurikulum 2006 mengamanatkan bahwa setiap sekolah

dibebaskan untuk menentukan KKM setiap mapel. Dengan kebabasan

yang ada, setiap guru juga bebas untuk mengembangkan teknik-

teknik atau cara pembelajaran yang sekiranya paling sesuai agar

mengacapi standar yang ditentukan. Pengalaman penulis yang selama

ini mengajar kelas, proses pembelajaran keanekaragaman budaya

Indonesia yang selama ini diterapkan memang belum menggunakan

teknik-teknik pembelajaran yang berteknik yang digunakan masih

sebatas menyuruh anak membaca kemudian diterangkan oleh guru.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi masalah

yang mempengaruhi rendahnya hasil pembelajaran keanekaragaman

Page 16: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

16

budaya Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi Kec. Teras

Kabupaten Boyolali.

Berkaitan dengan keadaan siswa kelas V yang nilai mata

pelajaran IPS terutama tentang keanekaragaman budaya masih

rendah, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut kiranya perlu

dipilih suatu teknik pembelajaran yang baru yang mengajak siswa

untuk memahami keanekaraman budaya Indonesia secara menarik,

mengasyikan, variatif, rekreatif, serta bermakna. Untuk itu peneliti

teringat untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan teknik

permainan kartu dalam pembelajaran keanekaragaman budaya

Indonesia.

Pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia belum

mengunjukkan hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu : (1) teknik pembelajaran yang digunakan guru

kurang menarik, (2) motivasi belajar yang dimiliki siswa masih

rendah, (3) sarana dan prasarana kurang mendukung dalam keguatan

belajar mengajar dalam pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia, (4) situasi dan kondisi lingkungan belajar secara klasikal

kurang mendukung siswa untuk mendapat perhatian guru secara

khusus.

Berdasarkan permasalahan seperti terurai di atas, maka judul

penelitian yang diangkat di sini adalah : ”Peningkatan Pemahaman

Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan Teknik Pembelajaran

Permainan Pemilahan Kartu pada siswa Kelas V SD Mojolegi

Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Rumusn Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah teknik permainan pemilahan kartu dapat

meningkatkan keaktifan belajar tentang keanekaragaman

Page 17: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

17

budaya Indonesia.pada siswa kelas V SD Mojolegi Teras

Boyolali?

2. Apakah teknik permainan pemilahan kartu dapat

meningkatkan pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi Teras

Boyolali?

2. Pemecahan Masalah

Keanekaragaman Budaya Indonesia adalah salah satu

kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V.

Kemampuan ini penting artinya bagi bekal siswa dalam

kehidupan sosial di masyarakat. Dengan kemampuan memahami

keanekaragaman budaya Indonesia siswa dapat mengenal,

mengakui, dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia.

Permasalahanya pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia pada siswa kelas SDN Mojolegi Boyolali belum

memuaskan. Faktor penyebab belum optimalnya kemampuan

tersebut pada siswa adalah teknik pembelajaran yang masih

bersifat klasikal. Kurangnya ketertarikan siswa saat mengikuti

pembelajaran akibat sistem klasikal yang begitu dominan dan

belum variatifnya metode pembelajaran juga belum mendukung

optimalnya keberhasilan yang dicapai siswa.

Berdasar fenomena tersebut pembelajaran hendaknya dibuat

berdasarkan prisip pembelajaran aktif dan atraktif. Permainan

pemilahan kartu sebagai teknik yang menumbuhkan sikap cermat,

sabar, dan terliti dapat dijadikan sebagai pilihan dalam

pebelajaran keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui

permainan pemilahan kartu siswa diajak terlibat secara aktif

dalam suasana yang menyenagkan dan kompetitif serta tidak

membosankan karena bersifat nonklasikal.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

18

Dengan kartu-kartu yang bermacam-macam sebagi panduan

memahami keanekaragaman budaya Indonesia dibagi dalam

kelompok-kelompok mampu memilah-milah kartu mana yang

cocok untuk bagian kelompoknya. Teknik permainan ini

dianggap bermakna bagi siswa karena siswa terlibat secara

langsung dalam menemukan dan menunjukkan letak kota dalam

peta.

Permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan minat,

motivasi dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar

memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan demikian,

permainan pemilahan kartu yang menghasilkan suasana

menyenangkan dan menggembirakan benar-benar mengacu pada

prinsio belajar sambil bermain serta melibatkan siswa untuk

langsung mengalami sendiri bagaimana cara memahami

keanekaragaman budaya Indonesia. Adapun langkah yang perlu

ditempuh dalam permainan pemilahan kartu adalah tiap-tiap

kelompok membuat presentasi pembelajaran tentang kategori

sesuai perintah guru yaitu :

a. Awal kegiatan membentuk tim atau kelompok.

b. Tiap tim/ kelompok diberi berapa kartu.

c. Tiap tim diperintahkan untuk memilah kartu agar

menjadi sejumlah kategori.

d. Memberikan nilai atau skor bagi tim yang memilih kartu

dengan benar.

Indikator yang akan dicapai setelah diterapkan teknik

pembelajaran permainan pemilahan kartu pada materi

keanekaragaman budaya Indonesia adalah : (1) jika siswa telah

menunjukkan hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia dengan rata-rata kelas sebesar 63, (2) jika siswa telah

menujukkan keaktifan pada proses pembelajaran keanekaragaman

budaya Indonesia.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

19

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Meningkatkan keaktifan belajar pada siswa kelas V SD

Mojolegi, Teras, Boyolali dalam proses pembelajaran

keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik

pemilahan kartu.

2. Meningkatkan pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia pada siswa kelas V SD Mojolegi, Teras, Boyolali

dengan teknik pemilahan kartu.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara praktis.

1. Bagi siswa bermanfaat antara lain sebagai berikut :

a. Dapat memudahkan siswa dalam memahami

keanekaragaman budaya Indonesia.

b. Dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap

pelajaran IPS.

c. Dapat mengubah pandangan awal siswa terhadap

pelajaran IPS yaitu pelajaran yang sulit, banyak hafalan

dan membosankan menjadi pelajaran yang

menyenangkan dan berperan penting bagi kehidupan

siswa.

2. Bagi guru bermanfaat sebagai berikut :

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alternatif

dalam pemilihan dan penentuan teknik yang digunakan

sehingga pembelajaran keanekaragaman kebudayaan

Indonesia dapat berjalan menyenagkan dan bermakna.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi

guru agar lebih memahami karakter siswa serta

Page 20: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

20

lingkungan sekitar sehingga dapat menentukan teknik

pembelajaran yang paling tepat dan menyenangkan

untuk kompetensi dasar yang hendak diajarkan.

3. Bagi sekolah bermanfaat sebagai berkut :

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar bagi siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan

mutu pendidikan juga.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi

guru atau sekolah lain sebagai inovasi pembelajaran

IPS SD khususnya pemahaman terhadap

keanekaragaman budaya Indonesia..

Page 21: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Keanekaragaman Budaya Indonesia

Untuk dapat mendalami tentang keanekaragaman budaya

Indonesia teori yang digunakan harus menujuk pada bidang ilmu

antropologi. Karena pengetahuan keanekaragaman budaya adalah

pokok bahasan ilmu antropologi. Antropologi adalah disiplin ilmu

sosial yang mempelajari tentang manusia yakni tentang

bagaimana manusia hidup dan berperilaku.

Faqih Samilawi dan Benyamin Mafhih (2001 :29)

menyebutkan bahwa antropologi mempelajari manusia dari dua

sudut pandang, yaitu fisik dan budaya. Antropologi fisik

merupakan cabang antropologi yang mempelajari tentang evoludi

manusia dan perbedaan (fisik) manusia di muka bumi. Sedangkan

antropologi budaya memusatkan perhatian pada apa yang telah

dan sedang dilakukan manusia untuk beradaptasi dan tetap hidup

di lingkungan yang di tempati.

a. Pengertian keanekaragaman

Menurut W.J.S Purwodarminto dalam Kamus Umum

Bahasa Indonesia (1983 : 42 dan 789) bahwa kata

keanekaragaman berasal dari kata aneka dan ragam. Aneka

berarti tidak satu atau banyak dan selanjutnya bermacam-

macam. Ragam berarti tingkah, laku, cara, dan bersatu hati,

rukun.

b. Pengertian budaya

Menurut E.B Tylor dalam ayat Suyatno (1996 : 25)

dijelskan bahwa kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan

yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral keilmuan, adat

istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang

8

Page 22: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

22

didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. R. Linton

dala ayat Suyatno (1996 : 25) juga mendefinisikan bahwa

kebudayaan dapat dipandang sebagai konfiginasi tingkah laku

yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana

unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota

masyarakat lainnya. Demikian juga Koenjaraningrat dalam

ayat Suyatno (1996 : 25) juga mengartikan bahwa

kebudayaan mempunyai tiga wujud, yakni wujud kebudayaan

sebagai suatu kompleks dari ide-ide, norma-norma, peraturan,

dan sebagainya. Wujud. Kedua, sebagai kompleks aktivitas

kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Ketiga,

wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Masih banyak lagi pendapat dari para ahli tentang pengertian

kebudayaan.

Berikut ini dikutip pengertian kebudayaan antara lain :

(1). Douglas Jackson dalam Enok Maryani (1999 : 104)

kebudayaan adalah akumulasi pengalaman manusia yang

ditranmisikan dari generasi ke generasi dan difungsikan dari

satu kelompok ke kelompok lainnya di permukaan bumi. (2).

Spikler dalam Enok Maryani (1999 : 105) kebudayaan adalah

adaptasi biologis yang ditranmisikan secara nongenetik. (3).

Kluekhon dan Kelly dalam Enok Maryani (1999 : 105)

kebudayaan adalah semua rencana hidup yang tercipta secara

historis baik yang eksplisit maupun emplisit, rasional, dan

irrasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman

perilaku manusia. (4). Selo Soemardjan dalam Enok Maryani

(1999 : 105) bahwa kebudayaan adalah hasil karya seni, dan

cipta manusia.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa pada dasarnya kebudayaan disiptakan oleh manusia

Page 23: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

23

melalui rasa karsa, karya dan dibutuhkan oleh manusia untuk

menyesuaikan diri serta dimiliki dan diakuai oleh masyarakat.

c. Wujud kebudayaan

Menurut Julian Hotley dalam Enok Maryani (1999 :

105) bahwa wujud kebudayaan dibagi menjadi 3 wujud : (1)

Mentifact adalah kebudayaan yang bersifat abstrak dan tidak

tampak, yaitu berupa aspek mental yang mendasari perilaku

dan hasil kebendaan manusia, (2) Sosiofact adalah

kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai anggota

masyarakat, (3) Artefact adalah kebudayaan material dan

kebendaan.

Keontjaraningrat dalam Enok Maryani (1999 : 106)

berpendapat bahwa ada tiga wujud kebudayaan, yaitu : (1)

wujud kebudayaan sebagai suatu hal yang kompleks dari ide-

ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan

sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks

aktivitas dan tindakan berpola dari manusia bermasyarakat,

(3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya

manusia.

d. Unsur kebudayaan

Unsur kebudayaan antara lain sebagai berikut : (Enok

Maryani, 1999 : 107-114) : (1). Teknologi adalah semua cara

dan alat yang dipergunakan manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. (2). Sistem ekonomi berhubungan

dengan alokasi produksi, tenaga kerja, dan distribusi. (3).

Sistem sosial,keluarga merupakan unit terkecil dari

masyarakat sebagai satu kesatuan. Karena itu dalam sistem

sosial terdapat pengaturan tentang perkawinan, tempat

tinggal, dan sistem kekerabatan. (4). Sistem kepercayaan lahir

dari adanya kesadaran akan kekuatan supernatural

(kepercayaan bahwa adanya kekuatan pada benda tertentu).

Page 24: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

24

(5). Kesenian adalah sarana yang dipergunakan untuk

mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.

2. Tinjauan tentang Permainan Pemilahan Kartu sebagai Tindakan

Pembelajaran

a. Pengertian permainan kartu

Permainan adalah suatu yang dilakukan untuk kegiatan

olah raga atau bersenang-senang. Permainan selalu

mendatangkan kesenangan, karena itu manusia baik tua muda

suka akan permainan. Uraian tersebut sesuai dengan endapat

Subana dan Sunarti, (1990 : 206-208) yang menyatakan

bahwa orang yang sedang bermain berarti orang itu sedang

mencari sekelumit kebahagiaan atau kesenangan dalam

hidupnya.

Hampir seluruh lapisan usia di kehidupan ini terdapat

permainan mulai dari yang sederhana dan murah misalnya

petak umpet, hingga permainan play station yang rumit dan

berharga mahal. Dari sekian banyak jenis permainan, salah

saru permainan yang dapat kita perkenalkan adalah

permainan pemilahan kartu.

Permainan pemilahan kartu adalah permainan yang

melibatkan aktivitas kerjasama dengan memilah kartu sesuai

karakteristik. Untuk menemukan kartu yang dibutuhkan harus

mencari atau memilah melalui kelompok/ orang lain. Dalam

permainan ini dibutuhkan kerjasama dan menjauhkan sikap

egois.

Permainan pemilahan kartu adalah permainan yang

membutuhkan kecerdasan dan ketelitian peserta. Permainan

ini memiliki sisi positif yaitu adanya kerjasama, saling

berbagi, sabar, cermat, dan teliti agar dapat berhasil memilah

kartu sesuai kebutuhan.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

25

Teknik pembelajaran adalah teknik, cara, atau kiat yang

digunakan dalam proses pembelajaran (Subana dan Sunati,

2000 : 195). Sementara itu, menurut Sudjana (2001 : 2) teknik

pembelajaran adalah langkah atau cara khusus yang

digunakan pendidik dalam masing-masing metode

pembelajaran. Oleh karena itu pemilahan kartu sebagai teknik

pembelajaran membaca peta dengan menemutunjukkan letak

kota-kota/ kabupaten diperlukan langkah khusus dalam proses

pembelajaran.

b. Langkah-langkah dalam permainan pemilahan kartu :

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam permainan

pemilahan kartu : (1). Beri tiap siswa kartu index yang berisi

informsi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa

kategori. (2). Perintahkan siswa untuk mengambil kartu yang

cocok dengan kategori yang lengkap. (3). Perintahkan para

siswa yang kartunya memiliki kategori lengkap untuk

memasangkan menjadi pasangan kartu yang benar. (4).

Ketika, memasangkan menjadi pasangan kartu yang benar,

kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut anda penting.

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang mengujicobakan suatu konsep permainan untuk

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonsia yang dapat dijadikan pijakan

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Rohman (2001). Pada

penelitian yang berjudul "Peningkatan Ketrampilan Membaca

Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas IIA SLTPN 1

Patean Kendal", Rohman mengujicobakan teknik skrambel yang pada

mulanya adalah sejenis permainan untuk anak-anak berupa perlombaan

menyusun atau mengurutkan suatu struktur yang sebelumnya disengaja

telah dikacaukan susunannya.

Hasil penelitian Rohman adalah teknik skrambel dapat

meningkatkan keterampilan membaca siswa dan dapat menanggulangi

Page 26: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

26

masalah kejenuhan, kelelahan, dan kebosanan yang dihadapi siswa saat

mengikuti pembelajaran. Ini terbukti hasil tes awal, tes siklus I dan tes

siklus II, semuanya menunjukkan adanya kenaikkan yang berkategori

cukup. Hasil tes awal rata-rata 6,17 , hasil tes siklus 1 sebesar 6,57 dan

hasil rata-rata siklus II 7,12. Peningkatan dari tes awal (pratindakan) ke

siklus I ada peningkatan 6,48% dan dari tes siklus I ke tes siklus II adalah

8,37%.

Perubahan perilaku tampak dalam pembelajaran membaca

pemahaman dengan teknik skrambel. Data yang diperoleh melalui

observasi, wawancara, dan jurnal siswa membuktikan bahwa sebagian

besar siswa tertarik dengan teknik skrambel. Situasi dan kondisi jenuh,

lelah, bosan, dan tertekan dapat diatasi dengan permainan skrambel

sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif.

Berdasarkan kelemahan yang diakui sendiri oleh peneliti, bahwa

teknik skrambel memerlukan waktu yang lama untuk persiapan sehingga

disarankan agar teknik ini digunakan sebagai selingan saat anak-anak

dalam keadaan bosan, jenuh, dan tidak bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran.

Penelitian lain yang mengujicobakan sebuah konsep permainan

untuk dijadikan teknik pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah

penelitian yang menggunakan media Teka -Teki Silang (TTS) yang

dilakukan oleh Tohar (2001).

Tohar dalam skripsinya yang berjudul "Penguasaan Kosakata

Bahasa Indonesia dengan penggunaan media Teka-Teki Silang pada

Siswa kelas III E SLTP N 2 Gebog Kudus" menyimpulkan terjadi

peningkatan penguasaan kosakata pada siswa setelah digunakan media

teka-teki silang. Dilihat dari nilai rata-rata tes pada kondisi awal 6,325.

pada siklus I nilai rata-rata 7,93, dan pada siklus II nilai rata-rata 8,687.

Kenaikan pada prasiklus ke siklus 1 sebesar 25,47% dan pada siklus 1 ke

siklus 11 sebesar 9,45%. Peningkatan juga dapat dilihat dari hasil non

tes, hasil non tes yang berupa observasi terdapat kenaikan perilaku siswa

Page 27: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

27

yang positif. Pada siklus 1 jumlah siswa yang sudah baik dalam

mengikuti pembelajaran hanya 23 siswa atau 57,5%. Pada siklus 11

sebanyak 34 sisswa atau 85%. Dengan demikian, mengalami kenaikan

47,82%. Dilihat dari hasil non tes yang berupa wawancara, siswa masih

belum ada respon dan kurang memperhatikan pada siklus 1, pada siklus

11 sudah mulai ada peningkatan. Mereka sudah mulai menyukai

pembelajaran kosakata dengan menggunakan teknik permainan bahasa.

Bahkan menurut mereka, pembelajaran dengan teknik ini tidak cepat

jenuh.

Kelemahan pada teka-teki silang untuk digunakan sebagai

pembelajaran adalah terbatasnya kosakata yang dapat diajarkan pada

siswa, karena kosakata-kosakata tersebut harus saling berhubungan satu

sama lain. Jika tidak ada kosakata yang berhubungan maka TTS tidak

dapat dibuat. Selain itu, media TTS telah membatasi jumlah kosakata

yang mungkin dapat dikuasai oleh siswa karena siswa hanya terpaku

pada kosakata yang terdapat pada TTS.

Relevansi dari penelitian. Rohman bagi penelitian ini adalah

persamaan penggunaan konsep permainan dalam pembelajaran.

Perbedaannya terletak pada teknik dan media yang digunakan yaitu

skrambel dan TTS, sedangkan pada penelitian ini teknik yang digunakan

adalah teknik permainan pemilahan kartu.

Berpijak dari hasil penelitian Rohman dan Tohar, penggunaan

permainan, di dalamnya termasuk media permaian. Sebagai teknik

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya untuk

menanggulangi masalah kebosanan siswa dan menimbulkan motivasi

siswa sangatlah penting karena dengan permainan, siswa akan terhibur

dan pembelajaran berlangsung menjadi lebih menyenangkan.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa penelitian yang berkonsep belajar sambil bemain

yang dilakukan dengan teknik skrambel dan TTS, oleh beberapa

mahasiswa di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terutama dalam

Page 28: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

28

membaca pemahaman maupun dalam kosakata, sudah banyak

dilakukan. Namun, penelitian tentang keanekaragaman budaya sebagai

pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan teknik permainan

pemilahan kartu, belum pernah dilakukan.

Selain itu, meskipun seluruh penelitian yang ditinjau telah

terbukti berhasil dengan meningkatkan hasil penelitian yang dicapai

siswa, namun masih terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki. Salah

satu hal yang penting adalah penerapan sistem yang tidak sekedar

bersifat klasikal sebagai alternatif pembelajaran yang aktif dan atraktif

sehingga siswa menjadi lebih senang untuk belajar. Oleh karena itu

penelitian yang peneliti lakukan ini dapat berguna sebagai pelengkap

penelitian sebelumnya dan sebagai perintis penelitian pemahaman

keanekaragaman dengan teknik yang bertumpu pada pembelajaran aktif

dan atraktif.

C. Kerangka Pikir

Keanekaragaman Budaya Indonesia adalah salah satu

kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V.

Kemampuan ini penting artinya bagi bekal siswa dalam kehidupan

sosial di masyarakat. Dengan kemampuan memahami

keanekaragaman budaya Indonesia siswa dapat mengenal, mengakui,

dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia.

Permasalahanya pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia pada siswa kelas SDN Mojolegi Boyolali belum

memuaskan. Faktor penyebab belum optimalnya kemampuan tersebut

pada siswa adalah teknik pembelajaran yang masih bersifat klasikal.

Kurangnya ketertarikan siswa saat mengikuti pembelajaran akibat

sistem klasikal yang begitu dominan dan belum variatifnya metode

pembelajaran juga belum mendukung optimalnya keberhasilan yang

dicapai siswa.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

29

Berdasar fenomena tersebut pembelajaran hendaknya dibuat

berdasarkan prisip pembelajaran aktif dan atraktif. Permainan

pemilahan kartu sebagai teknik yang menumbuhkan sikap cermat,

sabar, dan terliti dapat dijadikan sebagai pilihan dalam pebelajaran

keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui permainan pemilahan

kartu siswa diajak terlibat secara aktif dalam suasana yang

menyenagkan dan kompetitif serta tidak membosankan karena bersifat

nonklasikal.

Dengan kartu-kartu yang bermacam-macam sebagi panduan

memahami keanekaragaman budaya Indonesia dibagi dalam

kelompok-kelompok mampu memilah-milah kartu mana yang cocok

untuk bagian kelompoknya. Teknik permainan ini dianggap bermakna

bagi siswa karena siswa terlibat secara langsung dalam memahami

keanekaragaman budaya Indonesia.

Permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan minat,

motivasi dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar memahami

keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan demikian, permainan

pemilahan kartu yang menghasilkan suasana menyenangkan dan

menggembirakan benar-benar mengacu pada prinsio belajar sambil

bermain serta melibatkan siswa untuk langsung mengalami sendiri

bagaimana cara memahami keanekaragaman budaya Indonesia.

Adapun langkah yang perlu ditempuh dalam permainan pemilahan

kartu adalah tiap-tiap kelompok membuat presentasi pembelajaran

tentang kategori sesuai perintah guru yaitu :

a. Awal kegiatan membentuk tim atau kelompok.

b. Tiap tim/ kelompok diberi berapa kartu.

c. Tiap tim diperintahkan untuk memilah kartu agar menjadi

sejumlah kategori.

d. Memberikan nilai atau skor bagi tim yang memilih kartu dengan

benar.

Page 30: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

30

Indikator yang akan dicapai setelah diterapkan teknik

pembelajaran permainan pemilahan kartu pada materi

keanekaragaman budaya Indonesia adalah : (1) jika siswa telah

menunjukkan hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia dengan rata-rata kelas sebesar 63, (2) jika siswa telah

menujukkan keaktifan pada proses pembelajaran keanekaragaman

budaya Indonesia.

Page 31: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

31

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mojolegi,

Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, yang beralamat di Jalan Solo-

Semarang. Berdasarkan waktu yang telah ditentukan serta instrument

pengamatan (observasi siswa, wawancara, serta dokumentasi foto)

yang telah disiapkan, peneliti segera melaksanakan tindakan dengan

dibantu oleh teman guru sebagai observator dan dokumentator foto.

Prosedur tindakan penelitian dilakukan dengan terlebih

dahulu melakukan tindakan prasiklus dengan memberikan pretes

untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Adapun penelitian

ditetapkan dengan rincian waktu sebagai berikut :

1. Tanggal 5 Agustus 2009 melakukan tindakan siklus I, selama dua

jam pembelajaran (2 x 35 menit)

2. Tanggal 2 Oktober 2009 melanjutkan tindakan siklus I, untuk

melanjutkan materi pembelajaran pada siklus I dengan waktu yang

sama yaitu 70 menit (2 jam pembelajaran)

B. Subyek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, subyek yang menjadi

sasaran penelitian yaitu pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia. Salah satu sifat dari manusia pada umunya menyukai

permainan. Responden penelitian ini adalah siswa kelas V SDN

Mojolegi Kecamatan Teras kabupaten Boyolali Tahun Ajaran

2009/2010. Jumlah responden penelitian adalah 20 siswa yang

terdiri 9 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

Latar belakang keluarga mereka adalah karyawan pabrik

petani dan PNS.Dari 20 siswa ini kesemuanya adalah anak yang

normal,tidak cact dalam artian tidak ada anak ABK(Anak

Berkebutuhan Khusus).

18

Page 32: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

32

C. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

penelitian tindakan kelas, yang lazim disebut PTK. Dengan

deniukian, penelitian ini sifatnya berbasis kelas, karena dilakukan

dengan melibatkan komponen yang terdapat di dalam peroses

belajar mengajar di dalam kelas, meliputi siswa, materi

pembelajaran, dan teknik pembelajaran.

Tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk

memperbaiki pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia

melalui teknik permainan pemilahan kartu. Diharapkan dari

penelitian ini hasil belajar dapat lebih maksimal.

Terdapat empat tahapan yang digunakan secara sistematis

dalam proses penelitian ini dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu

proses tindakan siklus I dan proses tindakan siklus II. Keempat

tahap dalam sebuah PTK dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Namun, dalam hal ini, peneliti memerlukan kajian awal

berupa renungan atau refleksi awal sebagai studi pendahuluan

sebelum melakukan perencanaan penelitian. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui semua gejala atau informasi tentang situasi-

situasi yang relefan dengan topik penelitian. Dengan demikian,

dalam tahap perencanaan, sebenarnya terdapat dua hal, yaitu

Siklus I

Siklus II

1. Perencanaan 1. Perencanaan

2. Tindakan 2. Tindakan

3. Pengamatan 3. Pengamatan

4. Refleksi 4. Refleksi

Page 33: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

33

refleksi awal dan perencanaan. Uraian selengkapnya dijelaskan di

bawah ini.

a. Proses Tindakan Silkus I

Proses penelitian tindakan siklus I terdiri atas empat

tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Proses penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai brikut :

1. Perencanaan

Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Kegiatan

ini dimulai dengan renungan atau pemikiran terhadap

pengamatan siswa kelas V. Kegiatan dilanjutkan dengan

perencanaan pembelajaran yang dilakukan sebagai upaya

memecahkan segala permasalahan yang ditemukan pada

kegiatan refleksi awal, dan segala hal yang perlu

dilakukan pada tahap tindakan. Dengan adanya

perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan akan

lebih rerarah dan sistematis.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti

proses pembelajaran keanekaragaman budaya sesuai

tindakan perencanaan yang telah disusun.

Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar

adalah melaksanakan proses pembelajaran

keanekaragaman dengan teknik permainan pemilahan

kartu. Tindakan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut.

Tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa

agar siap melaksanakan proses pembelajaran.

Tahap pelaksanaan yaitu tahap melakukan

kegiatan pembelajaran keanekaragaman budaya dengan

teknk pembelajaran permainan pemilahan kartu.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

34

Tahap tindak lanjut yaitu tahap dari akhir

pembelajaran.

3. Pengamatan

Pengamatan atau sering disebut observasi

dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Dalam pengamatan ini, akan diungkap segala peristiwa

yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas

siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun

respon siswa terhadap teknik pembelajaran, yaitu

permainan pemilahan kartu.

4. Evaluasi refleksi

Evaluasi dilaksanakan melalui tes tertulis

evaluasi digunakan untuk mengetahui tentang

pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya

Indonesia.

Guru mencatat dan menganalisis bahkan dari

siswa sehingga diketahui apakah pembelajarannya

berhasil atau tidak. Dari hasil catatan dan hasil analisis

digunakan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

b. Proses Tindakan Silkus II

Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari

siklus I. Perbaikan pada proses pembelajaran siklus II terletak

pada persiapan pembelajaran, pengkondisian suasana

pembelajaran agar lebih tenang dan konsentrasi. Langkah-

langkah siklus II adalah perencanaan, tindakan, pengamatan,

refleksi atau ecaluasi.

1. Perencanaan

Langkah-langkah proses perencanaan antara lain :

(1) mengadakan perbaikan rencana pembelajaran sesuai

dengan tindakan yang akan dilakukan, (2) menyusun

Page 35: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

35

pedoman pengamatan yaitu observasi siswa, (3) menyusun

rencana evaluasi program.

2. Tindakan

Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti

proses pembelajaran keanekaragaman budaya ini sesuai

tindakan dengan perencanaan yang telah disusun.

Tindakan yang akan dilakukan peneliti secara

garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran

keanekaragaman budaya Indonesia degan teknik

pembelajaran permainan pemilahan kartu. Tindakan ini

meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut.

3. Pengamatan

Pengamatan atau sering disebut observasi

dilakukan semala proses pembelajaran berlangsung. Dalam

pengamatan ini, akan diungkap segala peristiwa yang

berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa

selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon

siswa terhadap teknik pembelajaran, yaitu permainan

pilihan kartu

4. Evaluasi Refleksi

Evaluasi dilaksanakan melalui tes tertulis dan

observasi terhadap siswa saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Evaluasi tertulis digunakan untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya

Indonesia. Observasi digunakan untuk mengetahui

keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Refleksi guru mencatat dan menganalisis hasil

dan kegitan pembelajaran siswa sehingga diketahui apakah

pembelajaran berhasil atau tidak.

Page 36: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

36

Keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut:

SIKLUS I SIKLUS II

Perencanan: Penyusunan rencana pembelejaran dengan teknk permainan pemilahan kartu.KD :Keanekaragamn Budaya Indonesia.

Perencanan: Penyusunan rencana pembelejaran dengan teknk permainan pemilahan kartu.KD :Keanekaragamn Budaya Indonesia.

Tindakan: Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pemilahan kartu.

Tindakan: Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pemilahan kartu.

Obsevasi dan Evaluasi : Ø Observasi pelaksanaan

pembelajaran dengan teknik permainan pmilahan kartu

Ø Tes KD keanekaragaman budaya Indonesia.dengan menggunakan permainan kartu setelah tindaka dilaksanakan.

Obsevasi dan Evaluasi : Ø Observasi pelaksanaan

pembelajaran dengan teknik permainan pmilahan kartu

Ø Tes KD keanekaragaman budaya Indonesia.dengan menggunakan permainan kartu setelah tindaka dilaksanakan.

Analisis dan Refleksi: Ø Analisis pelaksanaan KBM Ø Analisis hasil tes Ø Refleksi untuk perbaikan KBM

pada siklus berikutnya.

Analisis dan Refleksi: Ø Analisis pelaksanaan KBM Ø Analisis hasil tes Ø Diharapkan sudh mencapai

target..

TINDAK LANJUT

Page 37: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Kondisi awal

Kondisi awal merupakan keadaan sebelum tindakan dilaksanakan.

Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1, terlebih dahulu dilakukan

pretest pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), kompetensi

dasar (KD)

Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan menggunakan skala

sederhana. Pretes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan siswa dalam memahami Keanekaragaman Budaya

Indonesia. Hasil pretes ini dijadikan pijakan dalam pelaksanaan tindakan

(pembelajaran) selanjutnya. Dalam hal ini guru memberikan beberapa

soal tertulis untuk dijawab siswa secara individu sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

Setelah dilakukan pretes tersebut, diperoleh hasil bahwa

kemampuan siswa dalam memahami keanekaragaman budaya Indonesia

kurang. Hal ini terlihat melalui jawaban siswa bahwa hampir sebagian

besar siswa belum mampu memahami Keanekaragaman Budaya

Indonesia. Bahkan ketika ditampilkan gambar tentang bentuk

kebudayaan, siswa masih ragu-ragu juga tampak bingung untuk

manjawab pertanyaan.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman

keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi,

Boyolali tahun pelajaran 2009 / 2010 dilakukan pretes.

1. Hasil Tes Prasiklus

Tindakan prasiklus yang dilakukan berupa pemberian soal tes

tertulis tentang Keanekaragaman budaya indonesia meliputi

pengertian budaya, rumah adat, pakaian daerah, senjata tradisional,

upacara adat, lagu daerah, dan tarian daerah. Penilaian dilakukan di

18 24

Page 38: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

38

dalam kelas. Hasil yang diperoleh dari uji kemampuan membaca peta

Propinsi Jawa Tengah pada prasiklus dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 1.

Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia

No Kategori Rentang

nilai Frekuensi

Bobot /

Skor Rata-rata

1

2

3

4

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

1

3

6

10

26

20

123

135

354 =17,5 28 N = 59,00

Berkategori

Kurang

Jumlah 354

Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa Pemahaman siswa kelas V

SD N Mojolegi, Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam

memahami keanekaragaman budaya masih kurang, dengan skor rata-rata

59,00. Adapun rincian data dapat dijelaskan sebagai terikut. Dari jumlah

seluruh siswa 20 siswa), ada 10 siswa diantaranya termasuk dalam

kategori kurang dengan skor nilai 0-59. Kategori cukup dengan nilai 60-74

hanya dicapai 6 siswa dari jumlah seluruh siswa. Selajutnya untuk kategori

baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai oleh 3 orang siswa dan kategori

sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai seorang siswa. Masih

rendahnya pemahaman siswa tentang keanekaragaman budaya ini

dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal

dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri siswa antara lain

motivasi siswa dan perhatian siswa untuk menangkap penjelasan guru

masih kurang. Sedangkan faktor eksternal lebih disebabkan dari materi itu

sendiri, yakni keanekaragaman budaya Indonesia yang sulit.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

39

b. Hasil Siklus 1

Siklus 1 merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan

menggunakan permainan pemilahan kartu. Tindakan siklus 1 dilakukan

setelah siswa mengikuti tindakan prasiklus, dimana kegiatan ini

merupakan upaya memperbaiki dan memecahkan masalah yang ditemukan

pada prasiklus.

Pelaksanaan pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia pada

siklus 1 diungkap melalui data-data yakni data tes dan data non tes. Hasil

kedua data tersebut diurutkan secara rinci sebagai berikut.

1. Hasil tes

Hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya pada siklus

1 ini merupakan data awal setelah dilakukan tindakan pembelajaran

melalui teknik permainan pemilahan kartu. Kriteria penilaian pada

siklus I ini masih tetap sama seperti pada tes prasiklus yang meliputi

Pengertian budaya, rumah adat, pakaian daerah, senjata tradisional,

upacara daerah, lagu daerah, dan tarian daerah.

Secara umum hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya

Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.

Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman budaya

No Kategori Rentang

nilai Frekuensi

Bobot /

Skor Rata-rata

1

2

3

4

Sangat

baik Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

5

4

6

5

142

96

101

60

399 = 69,80 20 Kategori

Cukup

Jumlah 26 399

Page 40: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

40

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes

pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia secara klasikal

mencapai rata-rata 69,80 berkategori cukup. Skor rata-rata tersebut

dapat dikatakan telah mengalami peningkatan sebesar 39,72% dari hasil

prasiklus. Namun demikian, hasil penelitian pada siklus I belum

memenuhi target maksimal klasikal yaitu 70, sehingga diperlukan

penelitian siklus II.

Dari 20 ada 2 yang meraih kategori sangat baik dengan skor

antara 85-100, kategori baik dengan skor antara 75-84 hanya diperoleh

4 orang siswa sedangkan kategori cukup dengan skor nilai 60-74

dicapai 6 dan kategori kurang dengan skor antara 0-59 diperoleh oleh 5

orang siswa

Belum maksimalnya hasil tes pemahaman keanekaragaman

budaya Indonesia ini kemungkinan dikarenakan teknik yang

dipergunakan guru saat memberikan kartu-kartu baru sebagian-sebagian

yang dikuasai atau dimengerti siswa.

2. Hasil Nontes

Hasil penelitian nontes pada siklus 1 didapatkan dari hasil

observasi siswa. Hasil selengkapnya dijelaskan pada uraian berikut.

a. Hasil Observasi Siswa

Hasil observasi dalam penelitian ini adalah observasi siswa

yang dilaksanakan oleh teman peneliti sebagai observator.

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses

pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kelas

V SD N Mojolegi, Kabupaten Boyolali. Pengambilan data observasi

ini bertujuan untuk memotret respon perilaku siswa dalam

menerima pembelajaran keanekaragaman Indonesia dengan

menggunakan teknik permainan pemilahan kartu.

Objek sasaran yang diamati dalam observasi siswa meliputi 10

perilaku siswa baik positif maupun negatif yang muncul saat

Page 41: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

41

pembelajaran berlangsung. Adapun objek sasaran observasi tersebut

adalah (1) memperhatikan / merespon penjelasan guru, (2) aktif

dalam berdiskusi kelompok, (3) bekerjasama dalam kelompok/antar

kelompok, (4) aktif memilah kartu-kartu, (5) berkompetisi dalam

menempel kartu-kartu. (6) Menggangu teman, (7) Acuh tak acuh

terhadap proses pembelajaran/diam dan tetap duduk, (8) tampak

bingung. (9) bermain-main / bercakap-cakap dengan teman, (10)

tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya.

Pada siklus I ini terdapat beberapa perilaku siswa yang

terdiskripsi melalui observasi. Selama melakukan kegiatan

pembelajaran Keanekaragaman budaya Indonesia melalui teknik

permainan pemilahan kartu. Peneliti menyadari hal tersebut karena

pola pembelajaran yang diterapkan peneliti merupakan hal baru bagi

mereka, sehingga perlu proses untuk menyesuaikan.

Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa sebagian siswa

atau sebanyak 60% dari jumlah siswa seluruhnya (20 siswa)

memperhatikan / merespon penjelasan guru tentang bagaimana cara

melakukan permainan kartu, mereka secara berkelompok memilah-

milah kartu dan berusaha mencari kartu-kartu yang dalam

kelompoknya tidak dimiliki ke kelompok lain. Sisanya sebanyak

40% dari jumlah seluruh siswa tampak aktif dalam kelompok tetapi

terlihat bingung sambil membawa kartu dan tidak mengerti apa yang

harus mereka kerjakan. Aktivitas lain juga tampak pada beberapa

siswa yang bermain dengan kartu-kartunya bahkan

menyembunyikan kartunya. Hal yang cukup menarik adalah semua

siswa tampak aktif tidak ada yang diam atau hanya duduk-duduk

saja di tempatnya. Dalam lembar observasi siswa putra cenderung

lebih aktif dibanding siswa putri yang tampak malu-malu dalam

beraktivitas saat kartu-kartu mulai dibagikan.

Dari hasil observasi siswa dapat terlihat bahwa siswa yang

mendapat nilai rendah melakukan perilaku negatif pada saat proses

Page 42: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

42

pembelajaran. Perilaku siswa seperti bermain-main, mengobrol dan

menggangu teman sangat mempengaruhi hasil tes yang diperoleh

siswa. Hal ini terbukti dengan hasil observasi siswa yang

menunjukkan sebanyak 25% siswa dengan nilai rendah

melakukan perilaku negative saat melakukan permainan

pemilahan kartu.

b. Hasil Dokumentasi foto

Pada siklus I ini, dokumen foto yang diambil difokuskan

pada kegiatan selama proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

ini berupa berupa kegiatan pada saat awal pembelajaran kegiatan

menjawab pertanyaan, kegiatan permainan pemilahan kartu

berlangsung ( saat siswa berkelompok dan memilah-milah kartu.

Dokumentasi foto yang berupa gambar ini digunakan sebagai bukti

visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

Deskripsi gambar pada siklus 1 selengkapnya dipaparkan sebagai

berikut.

Gambar 1: Proses Awal Pembelajaran Siklus I

Page 43: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

43

Gambar diatas merupakan kegiatan awal pembelajaran,

tampak guru (peneliti) sedang memulai proses pembelajaran. Kegiatan

dimulai dengan perkenalan atau penjelasan, selanjutnya

penyampaian materi pembelajaran yang akan diberikan yaitu

keanekaragaman budaya Indonesia Pada gambar tersebut tampak para

siswa sedang menyanyikan lagu "Dari Sabang sampai Merauke"

sambil bertepuk tangan. Guru menyampaikan materi dengan cara

berceramah dan tanya jawab dengan siswa. Kemudian guru

melanjutkan pembelajaran dengan mengamati peraga tentang rumah

adat dan pakaian adat, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.

Gambar 2 : Aktifitas Siswa Saat Memberi Pendapat Tentang

Keanekaragaman Budaya ( tanya jawab )

Gambar tersebut merupakan aktivitas siswa saat guru meminta

siswa untuk bertanggung jawab. Siswa terlihat mengangkat jari agar

guru menunjuk mereka untuk memberi pendapat, menjawab pertanyaan

guru. Pada kegiatan ini siswa terlihat masih malu-malu dan tampak

bingung sehingga guru perlu memberi motivasi agar siswa berani

berpendapat atau menjawab pertanyaan. Kegiatan tanya jawab tentang

peta keanekaragaman budaya Indonesia ini dilanjutkan dengan

Page 44: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

44

permainan pemilahan kartu sebagai teknik pembelajaran

keanekaragaman budaya Indonesia. Deskripsi penjelasan ini dapat

dilihat pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3: Diskusi Kelompok Saat Siswa Melakukan Kegiatan

Permainan Pemilahan Kartu Siklus I

Seperti yang terlihat pada gambar 3 tersebut diambil saat

pembelajaran berlangsung. Situasi pembelajaran menggambarkan

kondisi siswa yang melakukan kegiatan permainan pemilahan kartu,

dalam gambar terlihat salah satu kelompok sedang asyik melakukan

pemilahan kartu yang dibutuhkan Selanjutnya siswa melakukan

kegiatan diskusi kelas, dimana masing-masing kelompok menunjukkan

kemampuannya untuk meletakkan kartu-kartu keanekaragaman budaya

Indonesia di papan tulis. Deskripsi penjelasan ini dapat dilihat pada

gambar 4 di bawah ini.

Page 45: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

45

Gambar diatas menunjukkan situasi pembelajaran dimana siswa

melakukan kegiatan meletakkan kartu keanekaragaman budaya yang

ditempel di papan tulis. Dalam gambar terlihat siswa yang maju

kedepan secara bergantian untuk menempel kartu-kartu sebagai wakil

kelompoknya.

Pada kegiatan ini memang belum semua siswa yang menjadi

wakil mampu menempel kartu-kartu dengan tepat, masih perlu

mendapat motivasi dari guru untuk memperbaiki kesalahan ini.

c. Hasil Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan karena. pada siklus I

pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kclas V

SDN Mojolegi, Boyolali masih termasuk dalam kategori cukup dan

belum memenuhi target maksimal pencapaian nilai rata-rata kelas yang

ditentukan. Selain itu perubahan tingkah laku dalam keanekaragaman

budaya Indonesia masih tergolong normal dan belum tampak perubahan

yang signifikan seperti yang diharapkan. Dengan demikian, tindakan

siklus II dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Pada siklus II ini peneliti melaksanakan tindakan dengan rencana

dan persiapan yang lebih matang daripada siklus I. Dengan adanya

perbaikan-perbaikan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan

hasil belajar, tanpa mengesampingkan proses pembelajaran dengan

teknik permainan pemilahan kartu, maka hasil penelitian yang berupa

nilai tes pemahaman siswa akan meningkat. Meningkatnya nilai tes ini

tentu akan diikuti pula dengan peningkatan perilakau siswa yang lebih

aktif, atraktif dan lebih terbuka dalam menerima pembelajaran dengan

teknik permaianan pemilahan kartu. Hasil tes siklus II ini diuraikan

secara rinci sebagai berikut.

1. Hasil Tes

Hasil tes keanekaragaman budaya Indonesia pada siklus II ini

merupakan data kedua setelah diberlakukannya perbaikan tindakan

Page 46: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

46

pembelajaran dari siklus, namun masih tetap menggunakan teknik

permainan pemilahan kartu. Kriteria penilaian pada siklus II ini

masih tetap sama seperti pada siklus I yaitu meliputi : Senjata

tradisional, lagu dan tarian daerah dan upacara derah Secara umum,

hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dapat

dilihat pada tabel 13 berikut.

Tabel 3.

Hasil Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada Siklus II

No Kategori Rentang

nilai Frekuensi

Bobot /

Skor Rata-rata

1

2

3

4

Sangat

baik Baik

Cukup

Kurang

85-100

75-84

60-74

0-59

6

7

4

3

136

164

77

44

421 = 74,70 20 berkategori

baik

Jumlah 20

Data tabel 13 menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas V

SDN Mojolegi, Boyolali dalam keanekaragaman budaya Indonesia

berkategori baik, dengan nilai rata-rata kelas mencapai 74,70 dari

jumlah keseluruhan siswa, 6 siswa diantaranya termasuk dalam kategori

sangat baik dengan nilai antara 85-100. Kategori baik dengan nilai

antara 75-84 dicapai oleh 7 siswa dari jumlah keseluruhan siswa.

Kategori cukup dicapai oleh 4 siswa dengan skor antara 60-74. Kategori

kurang dengan. skor antara 0-59 dicapai oleh 3 siswa. Peningkatan

pemahaman keanekaragaman budaya pada siswa dikarenakan beberapa

factor yang mempengaruhinya, yaitu factor internal dan eksternal.

Faktor internal dapat dilihat pada kemampuan siswa (nilai) yang

semakin meningkat, siswa mulai memahami apa yang diajarkan guru.

Dengan latihan melalui lembar kerja siswa (LKS) yakni berupa latihan

memahami keanekaragaman budaya berulang-ulang tidak dapat

dipungkiri kemampuan siswa akan terus bertambah. Faktor eksternal

Page 47: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

47

yang tidak kalah pentingnya adalah strategi pembelajaran yang

digunakan guru melalui teknik permainan pemilahan kartu, guru

berhasil meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa pemahaman

keanekaragaman budaya Indonesia.

2. Hasil Nontes

Hasil penelitian nontes pada siklus II ini diperoleh dari data

observasi, dan dokumentasi foto.

a. Hasil Observasi

Kegiatan observasi siswa pada siklus II dilaksanakan selama

proses pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan

teknik permainan.pemilahan kartu di kelas V SDN Mojolegi,

Boyolali. Observasi siswa ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru

dengan bantuan teman sebagai observator kelas. Objek sasaran dan

cara pelaksanaan observasi siswa yang yang meliputi perilaku positif

dan negative siswa selama proses pembelajaran. Pengambilan data

observasi ini bertujuan untuk memotret respon perilaku siswa dalam

menerima pembelajaran, keanekaragaman budaya Indonesia dengan

teknik permainan pemilahan kartu.

Pada siklus II ini terdapat beberapa siswa yang terdeskripsi

melalui

kegiatan observasi: Selama melakukan kegiatan pembelajaran

keanekaragaman budaya indonesia dengan teknik permainan

pemilahan kartu, guru melihat ada perubahan perilaku siswa.

Siswa yang sebelumnya tidak dapat mengikuti dengan baik,

pada siklus II ini siswa mulai mengerti akan pentingnya mengikuti

pembelajaran dan menikmati pembelajaran yang diterapkan guru.

Bukti ini dapat dilihat pada data observasi yang menyebutkan bahwa

17 siswa sudah mengikuti keanekaragaman budaya Indonesia

dengan baik. Peningkatan dari siklus I merupakan hal yang

menggembirakan. Berarti siswa sudah dapat menyesuaikan diri

Page 48: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

48

dengan teknik permainan pemilahan kartu yang diberikan guru.

Siswa sudah merespon positif pembelajaran dengan baik, dan mulai

menyadari bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik

permainan pemilahan kartu sungguh menyenangkan.

Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa 17 dari 20 siswa

seluruhnya penuh konsentrasi mendengarkan penjelasan guru dan

melaksanakan diskusi dengan permainan pemilahan kartu. Sisanya

sebanyak 3 siswa dari 20 siswa merespon pembelajaran yang

diberikan guru tetapi diselingi ngobrol dengan teman. Sejumlah 1

orang siswa mengikuti pembelajaran sambil mengganggu teman dan

dua siswa lain melamun saat mengukuti pembelajaran. Namun pada

dasarnya seluruh siswa dalam siklus II merasa gembira saat saat

melakukan kegiatan permainan pemilahan kartu dalam pembelajaran

keanekaragaman budaya Indonesia.

Pada kegiatan pembelajaran ini, guru tugas pada siswa untuk

berdiskusi kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).

Respon yang diberikan siswa pada saat itu adalah seluruh siswa

tampak gembira sambil menikmati permainan pemilahan kartu yang

sedang diberikan guru. Siswa tampak aktif dengan ikut bermain.

Kira-kira 90% siswa sudah cukup memahami keanekaragaman

budaya Indonesia Pada bagian akhir pembelajaran, guru

melaksanakan tes tentang keanekaragaman budaya Indonesia untuk

mengukur sejauh mana kadar kemampuan siswa dalam memahami

keanekaragaman budaya indonesia yang telah diajarkan guru.

Seluruh siswa terlihat gembira saat mengerjakan soal tes, walaupun

masih ada -beberapa siswa yang kelihatan bingung dalam

menghadapi soal-soal tes.

Berdasarkan pengamatan secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa sudah dapat diminimalisir

dan tergantikan dengan perilaku positif. Memang peneliti mengakui

Page 49: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

49

bahwa peningkatan kemampuan siswa secara umum belum mencapai

nilai yang memuaskan.

b. Hasil Dokumentasi Foto

Pada siklus II ini. Dokumentasi foto yang diambil masih sama

dengan foto pada siklus I. pengambilan foto difokuskan pada

kegiatan selama proses pembelajaran, berupa awal pembelajaran,

diskusi kelompok atau kegiatan memilih kartu, Dokumentasi berupa

gambar ini digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran

selama penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus II,

selengkapnya dipaparkan sebagai berikut.

Gambar 5 : Proses Awal Pembelajaran Siklus II

Gambar 5 merupakan kegiatan awal dimana guru (peneliti)

sedang memberikan penjelasan dan tanya jawab pertemuan yang

lain. Pada gambar tersebut tampak siswa dengan tenang

mendengarkan penejelasan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk

Page 50: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

50

mengungkap kembali ingatan siswa tentang kegiatan yang telah

dilaksanakan pada pertemuan yang lalu

Kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok

untuk membahas materi dengan permainan pemilahan kartu. Proses

kegiatan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6 : Kegiatan Siswa Memulai Diskusi Kelompok

Gambar tersebut menunjukkan bahwa siswa terlihat lebih aktif.

ingin segera memulai permainan pemilahan kartu sambil

mendengarkan penjelasan guru (peneliti). Peneliti mengamati

jalannya diskusi kelompok sambil memberikan arahan agar diskusi

dapat berjalan dalam suasana kondusif. Proses kegiatan diskusi

secara kelompok juga dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 51: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

51

Gambar 7 Aktifitas Siswa Dalam Permainan Pemilahan Kartu

Gambar tersebut menunjukkan aktivtas kelompok dalam

permainan pemilahan kartu. Salah satu dari siswa membagikan kartu

kepada anggota/siswa lainnya untuk dipilah sesuai dengan

pembagiannya. Selanjutnya adalah diskusi kelas dimana hasil diskusi

kelompok akan dipaparkan pada diskusi kelas. Proses ini merupakan

presentasi dari masing-masing kelompok untuk disampaikan pada

diskusi kelas. Proses kegiatan diskusi kelas dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Page 52: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

52

Gambar 8. kegiatan siswa saat Berdigkusi kelas siklus II

Gambar tersebut merupakan paparan dari kegiatan siswa saat

berdiskusi kelas, masing-masing kelompok menunjukkan

kemampuanya. Berakhir kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan

akhir yaitu kegiatan penilaian berupa tes tertulis siswa diberi lembar

soal untuk mengerjakan soal dengan waktu yang telah ditentukan

proses kegiatan penilaian ini dapat dilihat pada gambar 9 dibawah

ini.

Page 53: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

53

Gambar 9 : Kegiatan Akhir Pembelajaran Saat Siswa Mengerjakan

Tes Tertulis pada Siklus II

Gambar tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penilaian

terlihat tenang. Siswa dengan tertib mengerjakan soal sesuai

kemampuan mereka.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil prasiklus,

hasil tindakan siklus I, dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan

kelas ini dilaksanakan melalui 2 tahapan yaitu siklus I dan siklus II.

Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi hasil tes dan hasil nontes.

Hasil tes penelitian mengacu pemerolehan skor yang dicapai siswa dalam

uji kemampuan keanekaragaman budaya Indonesia. Pembahasan hasil

nontes pada 2 instrumen penalitian yaitu: (1) Lembar observasi siswa, (2)

Dokumentasi Foto.

Kegiatan pra tindakan dilakukan sebelum tindakan siklus I. Hal

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kondisi

awal pemahaman kewarganegraan budaya Indonesia.

Page 54: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

54

Setelah melaksanakan kegiatan menganalisis, peneliti melakukan

tindakan siklus I dan siklus II. Proses pembelajaran keanekaragaman

budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu pada siklus I

dan siklus II dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian awal pembelajaran,

bagian inti dan penutup. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh teman

guru untuk melakukan observasi dan dokumentasi foto. Selanjutnya guru

melakukan apersepsi dengan menanyakan kaedaan siswa dan memancing

gairah siswa untuk memulai pembelajaran dengan menyanyikan salah

satu lagu wajib yaitu ”Dari Sabang Sampai Merauke”, dilanjutkan

dengan tanya jawab tentang lagu tersebut untuk menggiring siswa kearah

pemahaman materi yang akan dibahas. Setelah siswa benar-benar siap

untuk memulai kegiatan pembelajaran, guru mulai menjelaskan segala

kegiatan yang akan dilakukan selama 2 jam pembelajaran. Kegiatan inti

dalam pembelajaran berupa kegiatan guru dan siswa dalam permainan

pemilahan kartu untuk melatih kemampuan siswa dalam pemahaman

keanekaragaman udaya Indonesia. Siswa diberi 1 set kartu. Kegiatan

selanjutnya adalah diskusi kelompok untuk memilah kartu-kartu

berdasarkan pembagianya. Pada kegiatan ini dibutuhkan kerjasama

dalam kelompok maupun antar kelompok. Kartu-kartu yang sudah

ditemukan dituangkan dalam peta buta sebagai LKS.

Pada akhir pembelajaran ditutup dengan evaluasi yang berupa tes

tertulis. Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia.

Tabel 4.

Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia pada

Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.

Nilai Rata-rata Kelas Peningkatan (%)

Pra

Siklus Siklus I

Siklus

II

Pra

Siklus –

Siklus I

Siklus I –

Siklus II

Pra Siklus

– Siklus II

Page 55: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

55

59

69,80 74,70 18% 11% 26%

Berdasarkan rekapitulasi data pada tabel 18, hasil tes pemahaman

keanekaragaman budaya Indonesia dari pra siklus, siklus I sampai siklus

II sebagaimana tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa

pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya Indonesia hampira

semua mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut dapat dijelaskan

secara rinci sebagai berikut:

Hasil prasiklus; nilai rata-rata mencapai 59,00 termasuk dalam

kategori kurang karena masih berada pada rentang skor 0-59.

Rendahnya pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia

tersebut karena beberapa factor yang melingkupinya yaitu factor internal

dan eksternal. Faktor internal ini dapat dilihat pada kemampuan siswa

dalam memahami yang masih kurang. Faktor eksternal berasal dari pola

pembelajaran guru yang masih terikat dengan pola pembelajaran

tradisional. Pola pembelajaran yang statis, kaku, dan masih cenderung

mengutamakan hasil pembelajaran tanpa mempertimbangkan proses

pembelajaran itu sendiri.

Hasil tes Siklus I keanekaragaman budaya Indonesia dengan nilai

rata-rata kelas mencapai 69,80 atau dalam kategori cukup, karena berada

pada rentang skor 60-74. Hasil tersebut sudah memenuhi target nilai rata-

rata kelas pada siklus 1 yaitu 65.

Hasil tes siklus II pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia

di dapat nilai rata-rata 74,70 atau dengan kategori baik karena berada

pada rentang 75,84. Pencapaian skor pcncapaian skor tersebut berarti

sudah memenuhi target bahkan sudah melampui target yang telah

ditentukan, dengan demikian tindakan siklus III tidak perlu dilakukan,

Agar lebih jelas pada pembahasan penelitian tindakan kelas ini,

akan penulis sajikan perbandingan nilai rata-rata hasil tesb pemahaman

Page 56: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

56

keanekaragaman budaya Indonesia dicapai oleh siswa dalam pratindakan

siklus I dan siklus II.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nil

ai R

ata-

rata

Series1

Gambar 10.

Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Peningkatan pada aspek menemutunjukkan letak kota / kabupaten

pada Siklus I ke siklus II sebesar 23,37% merupakan bukti semakin

meningkatnya penahaman keanekaragaman budaya Indonesia sebab pada

aspek ini merupakan bobot pencapaian yang paling sukar daripada aspek-

aspek yang lain.

Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia

merupakan prestasi yang patut dibanggakan sebelum diberlakukannya

tindakan siklus I maupun siklus II kemampuan siswa masih sangat

kurang. Setelah diberlakukannya tindakan siklus I maupun siklus II

dengan menggunakan teknik permainan pemilahan kartu, kemampuan

memahami keanekaragaman budaya Indonesia mengalami peningkatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik permainan pemilahan

Page 57: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

57

kartu terbukti mampu membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan

memahami keanekaragaman budaya Indonesia.

Peningkatan prestasi siswa dalam memahami keanekaragaman

budaya Indonesia ini diikuti pula dengan adanya perubahan perilaku

siswa dari pratindakan sampai siklus II. Berdsarkan hasil nontes yaitu

melalui observasi siswa dan dokumentasi foto pada siklus 1 dapat

disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan

kartu belum begitu memuaskan. Sikap sebagian siswa masih

menunjukkan perilaku negative dalam menerima pembelajaran,

konsentrasi siswa belum sepenuhnya terfokus pada kegiatan

pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan beberapa siswa mengobrol,

tampak melamun, tampak mengganggu teman, bermain-main, dan

bergurau.

Kondisi yang tergambar pada siklus I merupakan permasalahan

yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut peneliti sengaja merevisi dan mematangkan rencana

pembelajaran pada siklus II.

Berdasarkan serangkaian analisis data situasi pembelajaran, dapat

dijelaskan bahwa perilaku siswa dalam pembelajaran menunjukkan

perubahan. Perubahan ini mengarah pada perilaku positif, dimana siswa

semakin giat dan sungguh-sungguh dalam belajar tanpa terbebani dan

tidak tertekan. Suasana yang semula agak pasif dan kurang konsentrasi,

kini berganti dengan keceriaan belajar. Keanekaragaman peta tidak lagi

sulit bagi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar

dengan menggunakan teknik permainan sangat menarik karena dapat

membantu siswa dalam menguasai pembelajaran memahami

keanekaragaman budaya Indonesia.

Page 58: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan

dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa pada siswa

kelas V SDN Mojolegi, Boyolali setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan teknik permainan pemilahan kartu mengalami

peningkatan 26%. Hasil tes pratindakan yaitu sebelum tindakan

penelitian dilakukan, menunjukkan rata-rata kelas yang dicapai 59,00

dan pada siklus I meningkat sebesar 10,80 dengan rata-rata nilai

menjadi 69,80, kemudian pada siklus II meningkat lagi sebesar 4,90

menjadi 74,70

2. Perilaku siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali setelah mengikuti

pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik

permainan pemilahan kartu mengalami perubahan. Perubahan-

perubahan perilaku siswa ini. dapat dibuktikan dari hasil data nontes

yang meliputi observasi, dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II.

Perubahan perilaku siswa dapat dilihat secara jelas saat proses

pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data pada observasi siklus I

kegiatan pembelajaran siswa kurang bersemangat dan kurang

konsentrasi, sebagian siswa masih kurang perhatian dengan

pembelajaran yang diberikan guru, sehingga hanya 15 dari 20 siswa

yang konsentrasi dan memperhatikan pembelajaran yang diberika guru.

Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II telah terjadi perubahan

perilaku siswa. Perubahan perilaku itu adalah perubahan perilaku yang

positif, siswa merasa sangat senang dan menikmati pembelajaran yang

diberikan guru. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan respon

positif yang ditunjukkan siswa 17 dari 20 siswa sudah dapat

berkonsentrasi dengan pembelajaran yang diterapkan guru. Mereka

terlihat senang terhadap permainan pemilahan kartu yang diterapkan 45

Page 59: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

59

guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik

permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan perilaku positif siswa

dan dapat mengubah perilaku negative menjadi perilaku yang positif.

B. Saran

Berdasarkan pada simpulan hasil penelitian tesebut, peneliti

memberikan saran sebagai berikut

1. Para guru SD hendaknya menggunakan teknik permainan pemilahan

kartu sebagai alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran IPS

terutama pada kompetensi dasar yang berhubungan dengan

keanekaragaman budaya, sebab teknik permainan pemilahan kartu

dapat menantang siswa sehingga aktif dalam mengikuti pembelajaran

serta mengandung unsur bermain yang mampu mempengaruhi siswa

untuk tertarik untuk belajar.

2. Para peneliti dibidang pendidikan dasar dapat menggunakan penelitian

ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan

media dan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan

berbagai alternatif media dan teknik pembelajaran keanekaragaman

budaya

Page 60: LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatan …... · Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih

60

c. DAFTAR PUSTAKA

Mintarsih. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Semarang

BNSD, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran

IPS SD/ MI Jakarta.

Enok Maryani. 1999. Antropologi untuk SMU kelas III : Grafindo.

Ayat Suyatno. 1996. Antropologi untuk SMU kelas III Bandung :

Gransca Exact Bandung.

Faqih Samilawi. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung. CV. Maulana

WJS Puwowidodo. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :

DN Balai Pustaka.

Melvin L. Siberman. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa

Aktif, Bandung : Nusantara dan Nuansa.

nn. Pendidikan dan Pembelajaran Atraktif,

http://bruderfic.or.id/artikel. diunduh tanggal 2 Juli 2009.