laporan penelitian tindakan kelas peningkatan …... · di sdn mojolegi khususnya kelas v pada...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia dengan teknik permainan pemilahan
kartu pada siswa kelas v sd
Mojolegi Teras Boyolali
tahun 2009/2010
OLEH :
Sarti
NIM : X 8906521
PROGRAM STUDI PJJ S1 PGSD
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
DESEMBER 2009
2
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.
udul Penelitian
PENINGKA
TAN
PEMAHAM
AN
KEANEKA-
RAGAMAN
INDONESIA
DENGAN
TEKNIK
PERMAINA
N
PEMILAHA
N KARTU
PADA
SISWA
KELAS V
SD
MOJOLEGI
TERAS
BOYOLALI
TAHUN
2009/2010
2.
a .Mata Pelajaran
b. Bidang Kajian
IPS
Keanekargm
an Budaya
Indonesia
denganTekni
k Permainan
Pemilahan
3
Kartu
3. Peneliti
a. Nama/ NIM
b. Program Studi
c. Jurusan
d. Fakultas
e. AlamatRumah
f. Sekolah
Sarti / X
8906521
S1 PGSD
Ilmu
Pendidikan
Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan
Mojolegi
Teras
Boyolali
SD Negeri
Mojolegi,
Teras,
Boyolali
4. Lama Penelitian
5 bulan (1
Juli s.d 6
November
2009)
5. Biaya Penelitian Rp
775.000,00
ii
4
Mengetahui Boyolali, Desember 2009
Dosen Pembimbing Kepala SDN Mojolegi
Dra. Rukayah, M.Hum. Joko Marsudi, S.Pd
NIP. 195708271982032002 NIP. 195711121975061002
Menyetujui
Pembantu Dekan I FKIP
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si
NIP. 196604151991031002
iii
5
Persetujuan Loporan Penelitian
Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul Peningkaan
Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan Teknik
Permainan Pemilahan Kartu pada Siswa Kelas VI SDN Mojolegi Teras
Boyolali Tahun 2009/2010.
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Supervisor,
Dra.Rukayah,M.Hum Joko Marsudi
NIP. 195708271982032002 NIP. 195711121975061002
iv
6
ABSTRAKSI
Sarti, 2009. Permainan Pemilahan kartu sebagai Teknik Pembelajaran Keaneragaman Budaya pada Siswa KelasV SDN Mojolegi Teras Boyolali Tahun 2009 / 2010
Kata kunci : Permainan pemilahan kartu, Keanekaragaman Budaya
Indonesia, dan teknik pembelajaran Pembelajaran keanekaragaman di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu
bidang garapan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memegang peranan penting untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar agar siswa mampu melihat kenyataan sosial yang mungkin dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan strategi dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh guru, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat mencapai sasaran. Berdasarkan kenyataan, yang sering dihadapi penulis, diketahui bahwa kemampuan keanekaragaman budaya pada Siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali masih di bawah Standar Ketuntasan Batas Minimal (SKBM). Salah satu penyebabnya adalah adanya persepsi siswa yang selama ini menganggap bahwa pembelajaran keanekaragaman itu sulit, teknik yang digunakan guru belum mampu menggairahkan siswa, serta materi itu sendiri merupakan materi baru bagi siswa.
Permasalahan yang dihadapi siswa pada pembelajaran keanekaragaman budaya ini, antara lain adalah : bagaimana permainan pemilahan kartu sebagai teknik pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan keanekaragaman pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali dan bagaimana perubahan-perubahan perilaku yang ada pada siswa setelah mengikuti permainan pemilahan kartu pada kegiatan pembelajaran keanekaragaman budaya? Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali, melalui teknik permainan pemilahan kartu, dan memaparkan perubahan-perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran ini.
Desain yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Action Research) dengan dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes. Alat pengambilan data tes berupa tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya. Alat pengambilan data nontes, berupa pedoman observasi siswa, dan dokumentasi foto. Analisa data menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Hasil analisis data menunnjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada, pratindakan sebesar 59,00 dan pada siklus I meningkat sebesar 39,72%, dengan nilai rata-rata kelas 69,80 dengan kategori cukup, kemudian pada pada siklus II meningkat lagi sebesar 15,24% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,20 dengan kategori baik, Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran Keanekaragaman Budaya dengan teknik permainan pemilahan kartu, nilai rata-rata pemahaman Keanekaragaman Budaya pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali mengalami peningkatan.
Peningkatan kemampuan siswa ini juga diikuti dengan perubahan perilaku dari negatif menjadi positif. Pada siklus I siswa yang berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru masih sebagian yaitu 58%, Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II telah terjadi perubahan perilaku siswa kearah yang positif, siswa merasa senang dan menikmati pembelajaran yang diberikan guru. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan respon yang
v
7
ditunjukkan siswa melalui observasi siswa bahwa sebanyak 79% siswa sudah berkonsentrasi dengan pembelajaran yang diterapkan guru. Mereka terlihat senang dan kreatif bahkan terjadi kompetisi yang positif dalam pencapaian kemampuan antar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan perilaku positif siswa dan dapat mengubah perilaku negatif menjadi perilaku yang positif yang selanjutnya meningkatkan Pemahaman siswa yang ditunjukkan dengan prestasi yang baik pula.
vi
8
ABSTRAC Sarti, 2009. Permainan Pemilahan Kartu sebagai Teknik Pembelajaran
Keanekaragaman Budaya Indonesia pada Siswa Kelas V SD N Mojolegi, Teras, Boyolali tahun 2009 / 2010
Key word. Card selection game, education technique.
Comprehension multiculture education, one of the element of Social lesson,
has on important part to develop a knowledge and a skill of the student in order to make them be able to fece the social fact on their daily life. Teacher must have to consider the suitable strategy and approach, so that the aim of education will reach for the target. In fact, was known that the students ability to Comprehension multiculture in SDN Mojolegi, Teras, Boyolali below the SKBM, it is caused by the student's perception it self. They are considering that Comprehension multiculture is a very difficult. Besides, teacher has not applied technique and it is also new matter.
There is some problems faced by the student in Comprehension multiculture: How does the card selection games will increase the 4th grade student of SDN Mojolegi, Teras, Boyolali ability Comprehension multiculture? Is there any charges with student's after joining the card selection game?
The aims of this research, are to improve the 4th grade student of SDN Mojolegi, Teras, Boyolali's ability Comprehension multiculture. And also to explain the changes of student's behavior after joining the lesson.
This action research was done in 2 cycle and every cycle consist of planning, action, observation and reflection. The data was obtained by testing the ability to Comprehension multicilture of Central Java-Province and non test such as orientation of student's observation, interview, and pictures / documentation. Analyzing is using kuantitatif and kualitatif approach.
The result of the analysis shows that the average class value in pre action 59, 00 with average doss value 69, 80 in 2th with average doss value 74, 70. This result shows improving the student's, behavior. Most of student seems happy following the game. They become more creative and even more there is a positive competition.
vii
9
KATA PENGANTAR
Pu
ji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas berkah, hidayah dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tindakan
Kelas. Laporan ini membahas Peningkaan Pemahaman Keeanekaragaman
Budaya Indonesia dengan Teknik Permainan Pemilahan Kartu pada Siswa
Kelas VI SDN Mojolegi Teras Boyolali Tahun 2009/2010.
Masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan laporan
ini. Oleh karena itu masukan dan saran dari semua pihak selalu kami
harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Dengan selesainya penelitian dan laporan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Rukayah,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing
2. Bp. Joko Marsudi sebagai Kepala SD Mojolegi Teras Boyolali
3. Rekan-rekan guru yang telah membantu dalam pengambilan data
penelitian
4. Siswa-siswa kelas V SD Mojolegi Teras Boyolali Tahun Ajaran
2009/2010.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
membantu terselesaikannya penelitian dan laporan ini.
A
khirnya semoga apa yang kami hasilkan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang memerlukannya
Boyolali, Desember 2009
10
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................iv
ABSTRAK.................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................viii
DAFTAR ISI..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah........................................................... 1
B. Rmusan Masalah
dan Pemecahannya....................................... 3
C. Tujuan
Penelitian.......................................................................6
D. Manfaat Hasil
Penelitian...........................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian
Teori.............................................................................. 8
B. Temuan Hasil
Penelitian yang Relevan......................................12
C. Keangka
Pikir............................................................................ 15
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan
Waktu Penelitian......................................................18
viii
11
B. Subyek
Penelitian...................................................................... 18
C. Prosedur
Penelitian.................................................................... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian...........................................................................24
B. Pembahasan........
.........................................................................40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............
.........................................................................45
B. Saran..................
........................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 47
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Keanekaragaman Budaya
Indonesia……………………………………………………… 25
Tabel 2 Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman budaya……………… 26
Tabel 3 Hasil Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia
pada Siklus II…………………………………………………. 33
Tabel 4 Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia pada
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.................................... .........41
ix
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Awal Pembelajaran Siklus I...............................................24.
Gambar 2 Aktifitas Siswa Saat Memberi Pendapat Tentang
Keanekaragaman Budaya ( tanya jawab ).................................... 30
Gambar 3 Diskusi Kelompok Saat Siswa Melakukan Kegiatan
Permainan Pemilahan Kartu Siklus I…………………………... 31
Gambar 5 Proses Awal Pembelajaran Siklus II …………………………… 36
Gambar 6 Kegiatan Siswa Memulai Diskusi Kelompok............................... 37
Gambar 7 Aktifitas Siswa Dalam Permainan Pemilahan Kartu…………… 38
Gambar 8 Kegiatan siswa saat Berdigkusi kelas siklus II....................... ...... 39
Gambar 9 Kegiatan Akhir Pembelajaran Saat Siswa Mengerjakan .............. 40
Gambar 10 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II................................................................................................ 43
xi
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pembelajaran ( Siklus I )…………………………. 48
Lampiran 2 Rencana Pembelajaran ( Siklus II )………………………… 51
Lampiran 3 Media Pembelajaran………………………………………... 54
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa………………………………………... 56
Lampiran 5 Soal-soal Tes……………………………………………….. 57
Lampiran 6 Hasil Siklus I……………………………………………….. 59
Lampiran 7 Hasil Test Siklus II……………………………………......... 60
Lampiran 8 Pedoman Observasi Siswa…………………………………. 61
Lampiran 9 Hasil Observasi Siswa Siklus I…………………………...... 63
Lampiran 10 Hasil Observasi Siswa Siklus II…………………………... 64
Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Mojolegi Tahun
2009/2010……………………………………………………………….. 65
Lampiran 12 Kurikulum Vitae………………………………………….. 66
Lampiran 13 Personalia Peneliti………………………………………… 67
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengajaran pengetahuan sosial di sekolah dasar berfungsi
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat
kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dari fungsi di atas mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkugannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki kemampuan berkomunikasi bekerjasama dan
berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat
lokal, nasional, dan global.
Dalam kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dijelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi aspek-aspek pertama : manusia, tempat dan lingkungan,
kedua : waktu, keberlanjutan dan perubahan, ketiga : sistem sosial
dan budaya, keempat : perilaku ekonomi dan kesejakteraan.
Kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan ”Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan” mengharapkan dan mengarahkan kepada setiap
guru dalam proses pembelajaran mampu tercipta suasana yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Melalui muatan minimal guru
diharapkan mampu mengembangkan dan menyesuaikan pada
lingkungan, kondisi dan kemampuan siswa di setia sekolah.
1
15
Kajian materi pelajaran pengetahuan sosial yang cukup luas dan
selalu berkembang, sering membuat guru dan siswa mengalami
hambatan atau kesulitan dalam memahami esensi materi yang sangat
penting. Kenyataan ini juga didukung bahwa melalui hasil wawancara
dan observasi siswa cenderung kurang berminat dalam pembelajaran
pengetahuan sosial bahkan prestasi siswa yang diperoleh dari nilai
raport dan ulangan-ulangan menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan.
Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran
2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
masih rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (65). Nilai
rata-rata yang dicapai baru 60. hal ini belum termasuk beberapa siswa
tertentu yang mengalami kesulitan.
Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa
dari beberapa materi yang dipelajari, siswa mengalami kesulitan
dalam hal mengenal dan memahami keanekaragaman budaya
Indonesia. Data ini didukung dengan nilai pada kompetensi dasar
keanekaragaman kebudayaan Indonesia masih di bawah standart
kriteria ketuntuasan minimal yaitu (59).
Kurikulum 2006 mengamanatkan bahwa setiap sekolah
dibebaskan untuk menentukan KKM setiap mapel. Dengan kebabasan
yang ada, setiap guru juga bebas untuk mengembangkan teknik-
teknik atau cara pembelajaran yang sekiranya paling sesuai agar
mengacapi standar yang ditentukan. Pengalaman penulis yang selama
ini mengajar kelas, proses pembelajaran keanekaragaman budaya
Indonesia yang selama ini diterapkan memang belum menggunakan
teknik-teknik pembelajaran yang berteknik yang digunakan masih
sebatas menyuruh anak membaca kemudian diterangkan oleh guru.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi masalah
yang mempengaruhi rendahnya hasil pembelajaran keanekaragaman
16
budaya Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi Kec. Teras
Kabupaten Boyolali.
Berkaitan dengan keadaan siswa kelas V yang nilai mata
pelajaran IPS terutama tentang keanekaragaman budaya masih
rendah, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut kiranya perlu
dipilih suatu teknik pembelajaran yang baru yang mengajak siswa
untuk memahami keanekaraman budaya Indonesia secara menarik,
mengasyikan, variatif, rekreatif, serta bermakna. Untuk itu peneliti
teringat untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan teknik
permainan kartu dalam pembelajaran keanekaragaman budaya
Indonesia.
Pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia belum
mengunjukkan hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu : (1) teknik pembelajaran yang digunakan guru
kurang menarik, (2) motivasi belajar yang dimiliki siswa masih
rendah, (3) sarana dan prasarana kurang mendukung dalam keguatan
belajar mengajar dalam pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia, (4) situasi dan kondisi lingkungan belajar secara klasikal
kurang mendukung siswa untuk mendapat perhatian guru secara
khusus.
Berdasarkan permasalahan seperti terurai di atas, maka judul
penelitian yang diangkat di sini adalah : ”Peningkatan Pemahaman
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan Teknik Pembelajaran
Permainan Pemilahan Kartu pada siswa Kelas V SD Mojolegi
Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Rumusn Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah teknik permainan pemilahan kartu dapat
meningkatkan keaktifan belajar tentang keanekaragaman
17
budaya Indonesia.pada siswa kelas V SD Mojolegi Teras
Boyolali?
2. Apakah teknik permainan pemilahan kartu dapat
meningkatkan pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi Teras
Boyolali?
2. Pemecahan Masalah
Keanekaragaman Budaya Indonesia adalah salah satu
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V.
Kemampuan ini penting artinya bagi bekal siswa dalam
kehidupan sosial di masyarakat. Dengan kemampuan memahami
keanekaragaman budaya Indonesia siswa dapat mengenal,
mengakui, dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia.
Permasalahanya pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia pada siswa kelas SDN Mojolegi Boyolali belum
memuaskan. Faktor penyebab belum optimalnya kemampuan
tersebut pada siswa adalah teknik pembelajaran yang masih
bersifat klasikal. Kurangnya ketertarikan siswa saat mengikuti
pembelajaran akibat sistem klasikal yang begitu dominan dan
belum variatifnya metode pembelajaran juga belum mendukung
optimalnya keberhasilan yang dicapai siswa.
Berdasar fenomena tersebut pembelajaran hendaknya dibuat
berdasarkan prisip pembelajaran aktif dan atraktif. Permainan
pemilahan kartu sebagai teknik yang menumbuhkan sikap cermat,
sabar, dan terliti dapat dijadikan sebagai pilihan dalam
pebelajaran keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui
permainan pemilahan kartu siswa diajak terlibat secara aktif
dalam suasana yang menyenagkan dan kompetitif serta tidak
membosankan karena bersifat nonklasikal.
18
Dengan kartu-kartu yang bermacam-macam sebagi panduan
memahami keanekaragaman budaya Indonesia dibagi dalam
kelompok-kelompok mampu memilah-milah kartu mana yang
cocok untuk bagian kelompoknya. Teknik permainan ini
dianggap bermakna bagi siswa karena siswa terlibat secara
langsung dalam menemukan dan menunjukkan letak kota dalam
peta.
Permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan minat,
motivasi dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar
memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan demikian,
permainan pemilahan kartu yang menghasilkan suasana
menyenangkan dan menggembirakan benar-benar mengacu pada
prinsio belajar sambil bermain serta melibatkan siswa untuk
langsung mengalami sendiri bagaimana cara memahami
keanekaragaman budaya Indonesia. Adapun langkah yang perlu
ditempuh dalam permainan pemilahan kartu adalah tiap-tiap
kelompok membuat presentasi pembelajaran tentang kategori
sesuai perintah guru yaitu :
a. Awal kegiatan membentuk tim atau kelompok.
b. Tiap tim/ kelompok diberi berapa kartu.
c. Tiap tim diperintahkan untuk memilah kartu agar
menjadi sejumlah kategori.
d. Memberikan nilai atau skor bagi tim yang memilih kartu
dengan benar.
Indikator yang akan dicapai setelah diterapkan teknik
pembelajaran permainan pemilahan kartu pada materi
keanekaragaman budaya Indonesia adalah : (1) jika siswa telah
menunjukkan hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia dengan rata-rata kelas sebesar 63, (2) jika siswa telah
menujukkan keaktifan pada proses pembelajaran keanekaragaman
budaya Indonesia.
19
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Meningkatkan keaktifan belajar pada siswa kelas V SD
Mojolegi, Teras, Boyolali dalam proses pembelajaran
keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik
pemilahan kartu.
2. Meningkatkan pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia pada siswa kelas V SD Mojolegi, Teras, Boyolali
dengan teknik pemilahan kartu.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara praktis.
1. Bagi siswa bermanfaat antara lain sebagai berikut :
a. Dapat memudahkan siswa dalam memahami
keanekaragaman budaya Indonesia.
b. Dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap
pelajaran IPS.
c. Dapat mengubah pandangan awal siswa terhadap
pelajaran IPS yaitu pelajaran yang sulit, banyak hafalan
dan membosankan menjadi pelajaran yang
menyenangkan dan berperan penting bagi kehidupan
siswa.
2. Bagi guru bermanfaat sebagai berikut :
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alternatif
dalam pemilihan dan penentuan teknik yang digunakan
sehingga pembelajaran keanekaragaman kebudayaan
Indonesia dapat berjalan menyenagkan dan bermakna.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi
guru agar lebih memahami karakter siswa serta
20
lingkungan sekitar sehingga dapat menentukan teknik
pembelajaran yang paling tepat dan menyenangkan
untuk kompetensi dasar yang hendak diajarkan.
3. Bagi sekolah bermanfaat sebagai berkut :
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar bagi siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan juga.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi
guru atau sekolah lain sebagai inovasi pembelajaran
IPS SD khususnya pemahaman terhadap
keanekaragaman budaya Indonesia..
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan tentang Keanekaragaman Budaya Indonesia
Untuk dapat mendalami tentang keanekaragaman budaya
Indonesia teori yang digunakan harus menujuk pada bidang ilmu
antropologi. Karena pengetahuan keanekaragaman budaya adalah
pokok bahasan ilmu antropologi. Antropologi adalah disiplin ilmu
sosial yang mempelajari tentang manusia yakni tentang
bagaimana manusia hidup dan berperilaku.
Faqih Samilawi dan Benyamin Mafhih (2001 :29)
menyebutkan bahwa antropologi mempelajari manusia dari dua
sudut pandang, yaitu fisik dan budaya. Antropologi fisik
merupakan cabang antropologi yang mempelajari tentang evoludi
manusia dan perbedaan (fisik) manusia di muka bumi. Sedangkan
antropologi budaya memusatkan perhatian pada apa yang telah
dan sedang dilakukan manusia untuk beradaptasi dan tetap hidup
di lingkungan yang di tempati.
a. Pengertian keanekaragaman
Menurut W.J.S Purwodarminto dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (1983 : 42 dan 789) bahwa kata
keanekaragaman berasal dari kata aneka dan ragam. Aneka
berarti tidak satu atau banyak dan selanjutnya bermacam-
macam. Ragam berarti tingkah, laku, cara, dan bersatu hati,
rukun.
b. Pengertian budaya
Menurut E.B Tylor dalam ayat Suyatno (1996 : 25)
dijelskan bahwa kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral keilmuan, adat
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang
8
22
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. R. Linton
dala ayat Suyatno (1996 : 25) juga mendefinisikan bahwa
kebudayaan dapat dipandang sebagai konfiginasi tingkah laku
yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana
unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakat lainnya. Demikian juga Koenjaraningrat dalam
ayat Suyatno (1996 : 25) juga mengartikan bahwa
kebudayaan mempunyai tiga wujud, yakni wujud kebudayaan
sebagai suatu kompleks dari ide-ide, norma-norma, peraturan,
dan sebagainya. Wujud. Kedua, sebagai kompleks aktivitas
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Ketiga,
wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Masih banyak lagi pendapat dari para ahli tentang pengertian
kebudayaan.
Berikut ini dikutip pengertian kebudayaan antara lain :
(1). Douglas Jackson dalam Enok Maryani (1999 : 104)
kebudayaan adalah akumulasi pengalaman manusia yang
ditranmisikan dari generasi ke generasi dan difungsikan dari
satu kelompok ke kelompok lainnya di permukaan bumi. (2).
Spikler dalam Enok Maryani (1999 : 105) kebudayaan adalah
adaptasi biologis yang ditranmisikan secara nongenetik. (3).
Kluekhon dan Kelly dalam Enok Maryani (1999 : 105)
kebudayaan adalah semua rencana hidup yang tercipta secara
historis baik yang eksplisit maupun emplisit, rasional, dan
irrasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman
perilaku manusia. (4). Selo Soemardjan dalam Enok Maryani
(1999 : 105) bahwa kebudayaan adalah hasil karya seni, dan
cipta manusia.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya kebudayaan disiptakan oleh manusia
23
melalui rasa karsa, karya dan dibutuhkan oleh manusia untuk
menyesuaikan diri serta dimiliki dan diakuai oleh masyarakat.
c. Wujud kebudayaan
Menurut Julian Hotley dalam Enok Maryani (1999 :
105) bahwa wujud kebudayaan dibagi menjadi 3 wujud : (1)
Mentifact adalah kebudayaan yang bersifat abstrak dan tidak
tampak, yaitu berupa aspek mental yang mendasari perilaku
dan hasil kebendaan manusia, (2) Sosiofact adalah
kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai anggota
masyarakat, (3) Artefact adalah kebudayaan material dan
kebendaan.
Keontjaraningrat dalam Enok Maryani (1999 : 106)
berpendapat bahwa ada tiga wujud kebudayaan, yaitu : (1)
wujud kebudayaan sebagai suatu hal yang kompleks dari ide-
ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas dan tindakan berpola dari manusia bermasyarakat,
(3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
d. Unsur kebudayaan
Unsur kebudayaan antara lain sebagai berikut : (Enok
Maryani, 1999 : 107-114) : (1). Teknologi adalah semua cara
dan alat yang dipergunakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. (2). Sistem ekonomi berhubungan
dengan alokasi produksi, tenaga kerja, dan distribusi. (3).
Sistem sosial,keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat sebagai satu kesatuan. Karena itu dalam sistem
sosial terdapat pengaturan tentang perkawinan, tempat
tinggal, dan sistem kekerabatan. (4). Sistem kepercayaan lahir
dari adanya kesadaran akan kekuatan supernatural
(kepercayaan bahwa adanya kekuatan pada benda tertentu).
24
(5). Kesenian adalah sarana yang dipergunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.
2. Tinjauan tentang Permainan Pemilahan Kartu sebagai Tindakan
Pembelajaran
a. Pengertian permainan kartu
Permainan adalah suatu yang dilakukan untuk kegiatan
olah raga atau bersenang-senang. Permainan selalu
mendatangkan kesenangan, karena itu manusia baik tua muda
suka akan permainan. Uraian tersebut sesuai dengan endapat
Subana dan Sunarti, (1990 : 206-208) yang menyatakan
bahwa orang yang sedang bermain berarti orang itu sedang
mencari sekelumit kebahagiaan atau kesenangan dalam
hidupnya.
Hampir seluruh lapisan usia di kehidupan ini terdapat
permainan mulai dari yang sederhana dan murah misalnya
petak umpet, hingga permainan play station yang rumit dan
berharga mahal. Dari sekian banyak jenis permainan, salah
saru permainan yang dapat kita perkenalkan adalah
permainan pemilahan kartu.
Permainan pemilahan kartu adalah permainan yang
melibatkan aktivitas kerjasama dengan memilah kartu sesuai
karakteristik. Untuk menemukan kartu yang dibutuhkan harus
mencari atau memilah melalui kelompok/ orang lain. Dalam
permainan ini dibutuhkan kerjasama dan menjauhkan sikap
egois.
Permainan pemilahan kartu adalah permainan yang
membutuhkan kecerdasan dan ketelitian peserta. Permainan
ini memiliki sisi positif yaitu adanya kerjasama, saling
berbagi, sabar, cermat, dan teliti agar dapat berhasil memilah
kartu sesuai kebutuhan.
25
Teknik pembelajaran adalah teknik, cara, atau kiat yang
digunakan dalam proses pembelajaran (Subana dan Sunati,
2000 : 195). Sementara itu, menurut Sudjana (2001 : 2) teknik
pembelajaran adalah langkah atau cara khusus yang
digunakan pendidik dalam masing-masing metode
pembelajaran. Oleh karena itu pemilahan kartu sebagai teknik
pembelajaran membaca peta dengan menemutunjukkan letak
kota-kota/ kabupaten diperlukan langkah khusus dalam proses
pembelajaran.
b. Langkah-langkah dalam permainan pemilahan kartu :
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam permainan
pemilahan kartu : (1). Beri tiap siswa kartu index yang berisi
informsi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa
kategori. (2). Perintahkan siswa untuk mengambil kartu yang
cocok dengan kategori yang lengkap. (3). Perintahkan para
siswa yang kartunya memiliki kategori lengkap untuk
memasangkan menjadi pasangan kartu yang benar. (4).
Ketika, memasangkan menjadi pasangan kartu yang benar,
kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut anda penting.
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang mengujicobakan suatu konsep permainan untuk
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonsia yang dapat dijadikan pijakan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Rohman (2001). Pada
penelitian yang berjudul "Peningkatan Ketrampilan Membaca
Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas IIA SLTPN 1
Patean Kendal", Rohman mengujicobakan teknik skrambel yang pada
mulanya adalah sejenis permainan untuk anak-anak berupa perlombaan
menyusun atau mengurutkan suatu struktur yang sebelumnya disengaja
telah dikacaukan susunannya.
Hasil penelitian Rohman adalah teknik skrambel dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa dan dapat menanggulangi
26
masalah kejenuhan, kelelahan, dan kebosanan yang dihadapi siswa saat
mengikuti pembelajaran. Ini terbukti hasil tes awal, tes siklus I dan tes
siklus II, semuanya menunjukkan adanya kenaikkan yang berkategori
cukup. Hasil tes awal rata-rata 6,17 , hasil tes siklus 1 sebesar 6,57 dan
hasil rata-rata siklus II 7,12. Peningkatan dari tes awal (pratindakan) ke
siklus I ada peningkatan 6,48% dan dari tes siklus I ke tes siklus II adalah
8,37%.
Perubahan perilaku tampak dalam pembelajaran membaca
pemahaman dengan teknik skrambel. Data yang diperoleh melalui
observasi, wawancara, dan jurnal siswa membuktikan bahwa sebagian
besar siswa tertarik dengan teknik skrambel. Situasi dan kondisi jenuh,
lelah, bosan, dan tertekan dapat diatasi dengan permainan skrambel
sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif.
Berdasarkan kelemahan yang diakui sendiri oleh peneliti, bahwa
teknik skrambel memerlukan waktu yang lama untuk persiapan sehingga
disarankan agar teknik ini digunakan sebagai selingan saat anak-anak
dalam keadaan bosan, jenuh, dan tidak bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
Penelitian lain yang mengujicobakan sebuah konsep permainan
untuk dijadikan teknik pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah
penelitian yang menggunakan media Teka -Teki Silang (TTS) yang
dilakukan oleh Tohar (2001).
Tohar dalam skripsinya yang berjudul "Penguasaan Kosakata
Bahasa Indonesia dengan penggunaan media Teka-Teki Silang pada
Siswa kelas III E SLTP N 2 Gebog Kudus" menyimpulkan terjadi
peningkatan penguasaan kosakata pada siswa setelah digunakan media
teka-teki silang. Dilihat dari nilai rata-rata tes pada kondisi awal 6,325.
pada siklus I nilai rata-rata 7,93, dan pada siklus II nilai rata-rata 8,687.
Kenaikan pada prasiklus ke siklus 1 sebesar 25,47% dan pada siklus 1 ke
siklus 11 sebesar 9,45%. Peningkatan juga dapat dilihat dari hasil non
tes, hasil non tes yang berupa observasi terdapat kenaikan perilaku siswa
27
yang positif. Pada siklus 1 jumlah siswa yang sudah baik dalam
mengikuti pembelajaran hanya 23 siswa atau 57,5%. Pada siklus 11
sebanyak 34 sisswa atau 85%. Dengan demikian, mengalami kenaikan
47,82%. Dilihat dari hasil non tes yang berupa wawancara, siswa masih
belum ada respon dan kurang memperhatikan pada siklus 1, pada siklus
11 sudah mulai ada peningkatan. Mereka sudah mulai menyukai
pembelajaran kosakata dengan menggunakan teknik permainan bahasa.
Bahkan menurut mereka, pembelajaran dengan teknik ini tidak cepat
jenuh.
Kelemahan pada teka-teki silang untuk digunakan sebagai
pembelajaran adalah terbatasnya kosakata yang dapat diajarkan pada
siswa, karena kosakata-kosakata tersebut harus saling berhubungan satu
sama lain. Jika tidak ada kosakata yang berhubungan maka TTS tidak
dapat dibuat. Selain itu, media TTS telah membatasi jumlah kosakata
yang mungkin dapat dikuasai oleh siswa karena siswa hanya terpaku
pada kosakata yang terdapat pada TTS.
Relevansi dari penelitian. Rohman bagi penelitian ini adalah
persamaan penggunaan konsep permainan dalam pembelajaran.
Perbedaannya terletak pada teknik dan media yang digunakan yaitu
skrambel dan TTS, sedangkan pada penelitian ini teknik yang digunakan
adalah teknik permainan pemilahan kartu.
Berpijak dari hasil penelitian Rohman dan Tohar, penggunaan
permainan, di dalamnya termasuk media permaian. Sebagai teknik
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya untuk
menanggulangi masalah kebosanan siswa dan menimbulkan motivasi
siswa sangatlah penting karena dengan permainan, siswa akan terhibur
dan pembelajaran berlangsung menjadi lebih menyenangkan.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang berkonsep belajar sambil bemain
yang dilakukan dengan teknik skrambel dan TTS, oleh beberapa
mahasiswa di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terutama dalam
28
membaca pemahaman maupun dalam kosakata, sudah banyak
dilakukan. Namun, penelitian tentang keanekaragaman budaya sebagai
pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan teknik permainan
pemilahan kartu, belum pernah dilakukan.
Selain itu, meskipun seluruh penelitian yang ditinjau telah
terbukti berhasil dengan meningkatkan hasil penelitian yang dicapai
siswa, namun masih terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki. Salah
satu hal yang penting adalah penerapan sistem yang tidak sekedar
bersifat klasikal sebagai alternatif pembelajaran yang aktif dan atraktif
sehingga siswa menjadi lebih senang untuk belajar. Oleh karena itu
penelitian yang peneliti lakukan ini dapat berguna sebagai pelengkap
penelitian sebelumnya dan sebagai perintis penelitian pemahaman
keanekaragaman dengan teknik yang bertumpu pada pembelajaran aktif
dan atraktif.
C. Kerangka Pikir
Keanekaragaman Budaya Indonesia adalah salah satu
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V.
Kemampuan ini penting artinya bagi bekal siswa dalam kehidupan
sosial di masyarakat. Dengan kemampuan memahami
keanekaragaman budaya Indonesia siswa dapat mengenal, mengakui,
dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia.
Permasalahanya pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia pada siswa kelas SDN Mojolegi Boyolali belum
memuaskan. Faktor penyebab belum optimalnya kemampuan tersebut
pada siswa adalah teknik pembelajaran yang masih bersifat klasikal.
Kurangnya ketertarikan siswa saat mengikuti pembelajaran akibat
sistem klasikal yang begitu dominan dan belum variatifnya metode
pembelajaran juga belum mendukung optimalnya keberhasilan yang
dicapai siswa.
29
Berdasar fenomena tersebut pembelajaran hendaknya dibuat
berdasarkan prisip pembelajaran aktif dan atraktif. Permainan
pemilahan kartu sebagai teknik yang menumbuhkan sikap cermat,
sabar, dan terliti dapat dijadikan sebagai pilihan dalam pebelajaran
keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui permainan pemilahan
kartu siswa diajak terlibat secara aktif dalam suasana yang
menyenagkan dan kompetitif serta tidak membosankan karena bersifat
nonklasikal.
Dengan kartu-kartu yang bermacam-macam sebagi panduan
memahami keanekaragaman budaya Indonesia dibagi dalam
kelompok-kelompok mampu memilah-milah kartu mana yang cocok
untuk bagian kelompoknya. Teknik permainan ini dianggap bermakna
bagi siswa karena siswa terlibat secara langsung dalam memahami
keanekaragaman budaya Indonesia.
Permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan minat,
motivasi dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar memahami
keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan demikian, permainan
pemilahan kartu yang menghasilkan suasana menyenangkan dan
menggembirakan benar-benar mengacu pada prinsio belajar sambil
bermain serta melibatkan siswa untuk langsung mengalami sendiri
bagaimana cara memahami keanekaragaman budaya Indonesia.
Adapun langkah yang perlu ditempuh dalam permainan pemilahan
kartu adalah tiap-tiap kelompok membuat presentasi pembelajaran
tentang kategori sesuai perintah guru yaitu :
a. Awal kegiatan membentuk tim atau kelompok.
b. Tiap tim/ kelompok diberi berapa kartu.
c. Tiap tim diperintahkan untuk memilah kartu agar menjadi
sejumlah kategori.
d. Memberikan nilai atau skor bagi tim yang memilih kartu dengan
benar.
30
Indikator yang akan dicapai setelah diterapkan teknik
pembelajaran permainan pemilahan kartu pada materi
keanekaragaman budaya Indonesia adalah : (1) jika siswa telah
menunjukkan hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia dengan rata-rata kelas sebesar 63, (2) jika siswa telah
menujukkan keaktifan pada proses pembelajaran keanekaragaman
budaya Indonesia.
31
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mojolegi,
Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, yang beralamat di Jalan Solo-
Semarang. Berdasarkan waktu yang telah ditentukan serta instrument
pengamatan (observasi siswa, wawancara, serta dokumentasi foto)
yang telah disiapkan, peneliti segera melaksanakan tindakan dengan
dibantu oleh teman guru sebagai observator dan dokumentator foto.
Prosedur tindakan penelitian dilakukan dengan terlebih
dahulu melakukan tindakan prasiklus dengan memberikan pretes
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Adapun penelitian
ditetapkan dengan rincian waktu sebagai berikut :
1. Tanggal 5 Agustus 2009 melakukan tindakan siklus I, selama dua
jam pembelajaran (2 x 35 menit)
2. Tanggal 2 Oktober 2009 melanjutkan tindakan siklus I, untuk
melanjutkan materi pembelajaran pada siklus I dengan waktu yang
sama yaitu 70 menit (2 jam pembelajaran)
B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, subyek yang menjadi
sasaran penelitian yaitu pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia. Salah satu sifat dari manusia pada umunya menyukai
permainan. Responden penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Mojolegi Kecamatan Teras kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2009/2010. Jumlah responden penelitian adalah 20 siswa yang
terdiri 9 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
Latar belakang keluarga mereka adalah karyawan pabrik
petani dan PNS.Dari 20 siswa ini kesemuanya adalah anak yang
normal,tidak cact dalam artian tidak ada anak ABK(Anak
Berkebutuhan Khusus).
18
32
C. Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
penelitian tindakan kelas, yang lazim disebut PTK. Dengan
deniukian, penelitian ini sifatnya berbasis kelas, karena dilakukan
dengan melibatkan komponen yang terdapat di dalam peroses
belajar mengajar di dalam kelas, meliputi siswa, materi
pembelajaran, dan teknik pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk
memperbaiki pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia
melalui teknik permainan pemilahan kartu. Diharapkan dari
penelitian ini hasil belajar dapat lebih maksimal.
Terdapat empat tahapan yang digunakan secara sistematis
dalam proses penelitian ini dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu
proses tindakan siklus I dan proses tindakan siklus II. Keempat
tahap dalam sebuah PTK dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Namun, dalam hal ini, peneliti memerlukan kajian awal
berupa renungan atau refleksi awal sebagai studi pendahuluan
sebelum melakukan perencanaan penelitian. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui semua gejala atau informasi tentang situasi-
situasi yang relefan dengan topik penelitian. Dengan demikian,
dalam tahap perencanaan, sebenarnya terdapat dua hal, yaitu
Siklus I
Siklus II
1. Perencanaan 1. Perencanaan
2. Tindakan 2. Tindakan
3. Pengamatan 3. Pengamatan
4. Refleksi 4. Refleksi
33
refleksi awal dan perencanaan. Uraian selengkapnya dijelaskan di
bawah ini.
a. Proses Tindakan Silkus I
Proses penelitian tindakan siklus I terdiri atas empat
tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Proses penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai brikut :
1. Perencanaan
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Kegiatan
ini dimulai dengan renungan atau pemikiran terhadap
pengamatan siswa kelas V. Kegiatan dilanjutkan dengan
perencanaan pembelajaran yang dilakukan sebagai upaya
memecahkan segala permasalahan yang ditemukan pada
kegiatan refleksi awal, dan segala hal yang perlu
dilakukan pada tahap tindakan. Dengan adanya
perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan akan
lebih rerarah dan sistematis.
2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti
proses pembelajaran keanekaragaman budaya sesuai
tindakan perencanaan yang telah disusun.
Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar
adalah melaksanakan proses pembelajaran
keanekaragaman dengan teknik permainan pemilahan
kartu. Tindakan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut.
Tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa
agar siap melaksanakan proses pembelajaran.
Tahap pelaksanaan yaitu tahap melakukan
kegiatan pembelajaran keanekaragaman budaya dengan
teknk pembelajaran permainan pemilahan kartu.
34
Tahap tindak lanjut yaitu tahap dari akhir
pembelajaran.
3. Pengamatan
Pengamatan atau sering disebut observasi
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam pengamatan ini, akan diungkap segala peristiwa
yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas
siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun
respon siswa terhadap teknik pembelajaran, yaitu
permainan pemilahan kartu.
4. Evaluasi refleksi
Evaluasi dilaksanakan melalui tes tertulis
evaluasi digunakan untuk mengetahui tentang
pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya
Indonesia.
Guru mencatat dan menganalisis bahkan dari
siswa sehingga diketahui apakah pembelajarannya
berhasil atau tidak. Dari hasil catatan dan hasil analisis
digunakan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
b. Proses Tindakan Silkus II
Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari
siklus I. Perbaikan pada proses pembelajaran siklus II terletak
pada persiapan pembelajaran, pengkondisian suasana
pembelajaran agar lebih tenang dan konsentrasi. Langkah-
langkah siklus II adalah perencanaan, tindakan, pengamatan,
refleksi atau ecaluasi.
1. Perencanaan
Langkah-langkah proses perencanaan antara lain :
(1) mengadakan perbaikan rencana pembelajaran sesuai
dengan tindakan yang akan dilakukan, (2) menyusun
35
pedoman pengamatan yaitu observasi siswa, (3) menyusun
rencana evaluasi program.
2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti
proses pembelajaran keanekaragaman budaya ini sesuai
tindakan dengan perencanaan yang telah disusun.
Tindakan yang akan dilakukan peneliti secara
garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran
keanekaragaman budaya Indonesia degan teknik
pembelajaran permainan pemilahan kartu. Tindakan ini
meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut.
3. Pengamatan
Pengamatan atau sering disebut observasi
dilakukan semala proses pembelajaran berlangsung. Dalam
pengamatan ini, akan diungkap segala peristiwa yang
berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa
selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon
siswa terhadap teknik pembelajaran, yaitu permainan
pilihan kartu
4. Evaluasi Refleksi
Evaluasi dilaksanakan melalui tes tertulis dan
observasi terhadap siswa saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Evaluasi tertulis digunakan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya
Indonesia. Observasi digunakan untuk mengetahui
keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Refleksi guru mencatat dan menganalisis hasil
dan kegitan pembelajaran siswa sehingga diketahui apakah
pembelajaran berhasil atau tidak.
36
Keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKLUS I SIKLUS II
Perencanan: Penyusunan rencana pembelejaran dengan teknk permainan pemilahan kartu.KD :Keanekaragamn Budaya Indonesia.
Perencanan: Penyusunan rencana pembelejaran dengan teknk permainan pemilahan kartu.KD :Keanekaragamn Budaya Indonesia.
Tindakan: Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pemilahan kartu.
Tindakan: Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pemilahan kartu.
Obsevasi dan Evaluasi : Ø Observasi pelaksanaan
pembelajaran dengan teknik permainan pmilahan kartu
Ø Tes KD keanekaragaman budaya Indonesia.dengan menggunakan permainan kartu setelah tindaka dilaksanakan.
Obsevasi dan Evaluasi : Ø Observasi pelaksanaan
pembelajaran dengan teknik permainan pmilahan kartu
Ø Tes KD keanekaragaman budaya Indonesia.dengan menggunakan permainan kartu setelah tindaka dilaksanakan.
Analisis dan Refleksi: Ø Analisis pelaksanaan KBM Ø Analisis hasil tes Ø Refleksi untuk perbaikan KBM
pada siklus berikutnya.
Analisis dan Refleksi: Ø Analisis pelaksanaan KBM Ø Analisis hasil tes Ø Diharapkan sudh mencapai
target..
TINDAK LANJUT
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Kondisi awal
Kondisi awal merupakan keadaan sebelum tindakan dilaksanakan.
Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1, terlebih dahulu dilakukan
pretest pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), kompetensi
dasar (KD)
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan menggunakan skala
sederhana. Pretes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam memahami Keanekaragaman Budaya
Indonesia. Hasil pretes ini dijadikan pijakan dalam pelaksanaan tindakan
(pembelajaran) selanjutnya. Dalam hal ini guru memberikan beberapa
soal tertulis untuk dijawab siswa secara individu sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Setelah dilakukan pretes tersebut, diperoleh hasil bahwa
kemampuan siswa dalam memahami keanekaragaman budaya Indonesia
kurang. Hal ini terlihat melalui jawaban siswa bahwa hampir sebagian
besar siswa belum mampu memahami Keanekaragaman Budaya
Indonesia. Bahkan ketika ditampilkan gambar tentang bentuk
kebudayaan, siswa masih ragu-ragu juga tampak bingung untuk
manjawab pertanyaan.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman
keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi,
Boyolali tahun pelajaran 2009 / 2010 dilakukan pretes.
1. Hasil Tes Prasiklus
Tindakan prasiklus yang dilakukan berupa pemberian soal tes
tertulis tentang Keanekaragaman budaya indonesia meliputi
pengertian budaya, rumah adat, pakaian daerah, senjata tradisional,
upacara adat, lagu daerah, dan tarian daerah. Penilaian dilakukan di
18 24
38
dalam kelas. Hasil yang diperoleh dari uji kemampuan membaca peta
Propinsi Jawa Tengah pada prasiklus dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 1.
Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia
No Kategori Rentang
nilai Frekuensi
Bobot /
Skor Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
1
3
6
10
26
20
123
135
354 =17,5 28 N = 59,00
Berkategori
Kurang
Jumlah 354
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa Pemahaman siswa kelas V
SD N Mojolegi, Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam
memahami keanekaragaman budaya masih kurang, dengan skor rata-rata
59,00. Adapun rincian data dapat dijelaskan sebagai terikut. Dari jumlah
seluruh siswa 20 siswa), ada 10 siswa diantaranya termasuk dalam
kategori kurang dengan skor nilai 0-59. Kategori cukup dengan nilai 60-74
hanya dicapai 6 siswa dari jumlah seluruh siswa. Selajutnya untuk kategori
baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai oleh 3 orang siswa dan kategori
sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai seorang siswa. Masih
rendahnya pemahaman siswa tentang keanekaragaman budaya ini
dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri siswa antara lain
motivasi siswa dan perhatian siswa untuk menangkap penjelasan guru
masih kurang. Sedangkan faktor eksternal lebih disebabkan dari materi itu
sendiri, yakni keanekaragaman budaya Indonesia yang sulit.
39
b. Hasil Siklus 1
Siklus 1 merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan
menggunakan permainan pemilahan kartu. Tindakan siklus 1 dilakukan
setelah siswa mengikuti tindakan prasiklus, dimana kegiatan ini
merupakan upaya memperbaiki dan memecahkan masalah yang ditemukan
pada prasiklus.
Pelaksanaan pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia pada
siklus 1 diungkap melalui data-data yakni data tes dan data non tes. Hasil
kedua data tersebut diurutkan secara rinci sebagai berikut.
1. Hasil tes
Hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya pada siklus
1 ini merupakan data awal setelah dilakukan tindakan pembelajaran
melalui teknik permainan pemilahan kartu. Kriteria penilaian pada
siklus I ini masih tetap sama seperti pada tes prasiklus yang meliputi
Pengertian budaya, rumah adat, pakaian daerah, senjata tradisional,
upacara daerah, lagu daerah, dan tarian daerah.
Secara umum hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.
Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman budaya
No Kategori Rentang
nilai Frekuensi
Bobot /
Skor Rata-rata
1
2
3
4
Sangat
baik Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
5
4
6
5
142
96
101
60
399 = 69,80 20 Kategori
Cukup
Jumlah 26 399
40
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes
pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia secara klasikal
mencapai rata-rata 69,80 berkategori cukup. Skor rata-rata tersebut
dapat dikatakan telah mengalami peningkatan sebesar 39,72% dari hasil
prasiklus. Namun demikian, hasil penelitian pada siklus I belum
memenuhi target maksimal klasikal yaitu 70, sehingga diperlukan
penelitian siklus II.
Dari 20 ada 2 yang meraih kategori sangat baik dengan skor
antara 85-100, kategori baik dengan skor antara 75-84 hanya diperoleh
4 orang siswa sedangkan kategori cukup dengan skor nilai 60-74
dicapai 6 dan kategori kurang dengan skor antara 0-59 diperoleh oleh 5
orang siswa
Belum maksimalnya hasil tes pemahaman keanekaragaman
budaya Indonesia ini kemungkinan dikarenakan teknik yang
dipergunakan guru saat memberikan kartu-kartu baru sebagian-sebagian
yang dikuasai atau dimengerti siswa.
2. Hasil Nontes
Hasil penelitian nontes pada siklus 1 didapatkan dari hasil
observasi siswa. Hasil selengkapnya dijelaskan pada uraian berikut.
a. Hasil Observasi Siswa
Hasil observasi dalam penelitian ini adalah observasi siswa
yang dilaksanakan oleh teman peneliti sebagai observator.
Pengambilan data observasi dilakukan selama proses
pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kelas
V SD N Mojolegi, Kabupaten Boyolali. Pengambilan data observasi
ini bertujuan untuk memotret respon perilaku siswa dalam
menerima pembelajaran keanekaragaman Indonesia dengan
menggunakan teknik permainan pemilahan kartu.
Objek sasaran yang diamati dalam observasi siswa meliputi 10
perilaku siswa baik positif maupun negatif yang muncul saat
41
pembelajaran berlangsung. Adapun objek sasaran observasi tersebut
adalah (1) memperhatikan / merespon penjelasan guru, (2) aktif
dalam berdiskusi kelompok, (3) bekerjasama dalam kelompok/antar
kelompok, (4) aktif memilah kartu-kartu, (5) berkompetisi dalam
menempel kartu-kartu. (6) Menggangu teman, (7) Acuh tak acuh
terhadap proses pembelajaran/diam dan tetap duduk, (8) tampak
bingung. (9) bermain-main / bercakap-cakap dengan teman, (10)
tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya.
Pada siklus I ini terdapat beberapa perilaku siswa yang
terdiskripsi melalui observasi. Selama melakukan kegiatan
pembelajaran Keanekaragaman budaya Indonesia melalui teknik
permainan pemilahan kartu. Peneliti menyadari hal tersebut karena
pola pembelajaran yang diterapkan peneliti merupakan hal baru bagi
mereka, sehingga perlu proses untuk menyesuaikan.
Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa sebagian siswa
atau sebanyak 60% dari jumlah siswa seluruhnya (20 siswa)
memperhatikan / merespon penjelasan guru tentang bagaimana cara
melakukan permainan kartu, mereka secara berkelompok memilah-
milah kartu dan berusaha mencari kartu-kartu yang dalam
kelompoknya tidak dimiliki ke kelompok lain. Sisanya sebanyak
40% dari jumlah seluruh siswa tampak aktif dalam kelompok tetapi
terlihat bingung sambil membawa kartu dan tidak mengerti apa yang
harus mereka kerjakan. Aktivitas lain juga tampak pada beberapa
siswa yang bermain dengan kartu-kartunya bahkan
menyembunyikan kartunya. Hal yang cukup menarik adalah semua
siswa tampak aktif tidak ada yang diam atau hanya duduk-duduk
saja di tempatnya. Dalam lembar observasi siswa putra cenderung
lebih aktif dibanding siswa putri yang tampak malu-malu dalam
beraktivitas saat kartu-kartu mulai dibagikan.
Dari hasil observasi siswa dapat terlihat bahwa siswa yang
mendapat nilai rendah melakukan perilaku negatif pada saat proses
42
pembelajaran. Perilaku siswa seperti bermain-main, mengobrol dan
menggangu teman sangat mempengaruhi hasil tes yang diperoleh
siswa. Hal ini terbukti dengan hasil observasi siswa yang
menunjukkan sebanyak 25% siswa dengan nilai rendah
melakukan perilaku negative saat melakukan permainan
pemilahan kartu.
b. Hasil Dokumentasi foto
Pada siklus I ini, dokumen foto yang diambil difokuskan
pada kegiatan selama proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
ini berupa berupa kegiatan pada saat awal pembelajaran kegiatan
menjawab pertanyaan, kegiatan permainan pemilahan kartu
berlangsung ( saat siswa berkelompok dan memilah-milah kartu.
Dokumentasi foto yang berupa gambar ini digunakan sebagai bukti
visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
Deskripsi gambar pada siklus 1 selengkapnya dipaparkan sebagai
berikut.
Gambar 1: Proses Awal Pembelajaran Siklus I
43
Gambar diatas merupakan kegiatan awal pembelajaran,
tampak guru (peneliti) sedang memulai proses pembelajaran. Kegiatan
dimulai dengan perkenalan atau penjelasan, selanjutnya
penyampaian materi pembelajaran yang akan diberikan yaitu
keanekaragaman budaya Indonesia Pada gambar tersebut tampak para
siswa sedang menyanyikan lagu "Dari Sabang sampai Merauke"
sambil bertepuk tangan. Guru menyampaikan materi dengan cara
berceramah dan tanya jawab dengan siswa. Kemudian guru
melanjutkan pembelajaran dengan mengamati peraga tentang rumah
adat dan pakaian adat, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Gambar 2 : Aktifitas Siswa Saat Memberi Pendapat Tentang
Keanekaragaman Budaya ( tanya jawab )
Gambar tersebut merupakan aktivitas siswa saat guru meminta
siswa untuk bertanggung jawab. Siswa terlihat mengangkat jari agar
guru menunjuk mereka untuk memberi pendapat, menjawab pertanyaan
guru. Pada kegiatan ini siswa terlihat masih malu-malu dan tampak
bingung sehingga guru perlu memberi motivasi agar siswa berani
berpendapat atau menjawab pertanyaan. Kegiatan tanya jawab tentang
peta keanekaragaman budaya Indonesia ini dilanjutkan dengan
44
permainan pemilahan kartu sebagai teknik pembelajaran
keanekaragaman budaya Indonesia. Deskripsi penjelasan ini dapat
dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3: Diskusi Kelompok Saat Siswa Melakukan Kegiatan
Permainan Pemilahan Kartu Siklus I
Seperti yang terlihat pada gambar 3 tersebut diambil saat
pembelajaran berlangsung. Situasi pembelajaran menggambarkan
kondisi siswa yang melakukan kegiatan permainan pemilahan kartu,
dalam gambar terlihat salah satu kelompok sedang asyik melakukan
pemilahan kartu yang dibutuhkan Selanjutnya siswa melakukan
kegiatan diskusi kelas, dimana masing-masing kelompok menunjukkan
kemampuannya untuk meletakkan kartu-kartu keanekaragaman budaya
Indonesia di papan tulis. Deskripsi penjelasan ini dapat dilihat pada
gambar 4 di bawah ini.
45
Gambar diatas menunjukkan situasi pembelajaran dimana siswa
melakukan kegiatan meletakkan kartu keanekaragaman budaya yang
ditempel di papan tulis. Dalam gambar terlihat siswa yang maju
kedepan secara bergantian untuk menempel kartu-kartu sebagai wakil
kelompoknya.
Pada kegiatan ini memang belum semua siswa yang menjadi
wakil mampu menempel kartu-kartu dengan tepat, masih perlu
mendapat motivasi dari guru untuk memperbaiki kesalahan ini.
c. Hasil Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan karena. pada siklus I
pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kclas V
SDN Mojolegi, Boyolali masih termasuk dalam kategori cukup dan
belum memenuhi target maksimal pencapaian nilai rata-rata kelas yang
ditentukan. Selain itu perubahan tingkah laku dalam keanekaragaman
budaya Indonesia masih tergolong normal dan belum tampak perubahan
yang signifikan seperti yang diharapkan. Dengan demikian, tindakan
siklus II dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Pada siklus II ini peneliti melaksanakan tindakan dengan rencana
dan persiapan yang lebih matang daripada siklus I. Dengan adanya
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan
hasil belajar, tanpa mengesampingkan proses pembelajaran dengan
teknik permainan pemilahan kartu, maka hasil penelitian yang berupa
nilai tes pemahaman siswa akan meningkat. Meningkatnya nilai tes ini
tentu akan diikuti pula dengan peningkatan perilakau siswa yang lebih
aktif, atraktif dan lebih terbuka dalam menerima pembelajaran dengan
teknik permaianan pemilahan kartu. Hasil tes siklus II ini diuraikan
secara rinci sebagai berikut.
1. Hasil Tes
Hasil tes keanekaragaman budaya Indonesia pada siklus II ini
merupakan data kedua setelah diberlakukannya perbaikan tindakan
46
pembelajaran dari siklus, namun masih tetap menggunakan teknik
permainan pemilahan kartu. Kriteria penilaian pada siklus II ini
masih tetap sama seperti pada siklus I yaitu meliputi : Senjata
tradisional, lagu dan tarian daerah dan upacara derah Secara umum,
hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dapat
dilihat pada tabel 13 berikut.
Tabel 3.
Hasil Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada Siklus II
No Kategori Rentang
nilai Frekuensi
Bobot /
Skor Rata-rata
1
2
3
4
Sangat
baik Baik
Cukup
Kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
6
7
4
3
136
164
77
44
421 = 74,70 20 berkategori
baik
Jumlah 20
Data tabel 13 menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas V
SDN Mojolegi, Boyolali dalam keanekaragaman budaya Indonesia
berkategori baik, dengan nilai rata-rata kelas mencapai 74,70 dari
jumlah keseluruhan siswa, 6 siswa diantaranya termasuk dalam kategori
sangat baik dengan nilai antara 85-100. Kategori baik dengan nilai
antara 75-84 dicapai oleh 7 siswa dari jumlah keseluruhan siswa.
Kategori cukup dicapai oleh 4 siswa dengan skor antara 60-74. Kategori
kurang dengan. skor antara 0-59 dicapai oleh 3 siswa. Peningkatan
pemahaman keanekaragaman budaya pada siswa dikarenakan beberapa
factor yang mempengaruhinya, yaitu factor internal dan eksternal.
Faktor internal dapat dilihat pada kemampuan siswa (nilai) yang
semakin meningkat, siswa mulai memahami apa yang diajarkan guru.
Dengan latihan melalui lembar kerja siswa (LKS) yakni berupa latihan
memahami keanekaragaman budaya berulang-ulang tidak dapat
dipungkiri kemampuan siswa akan terus bertambah. Faktor eksternal
47
yang tidak kalah pentingnya adalah strategi pembelajaran yang
digunakan guru melalui teknik permainan pemilahan kartu, guru
berhasil meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa pemahaman
keanekaragaman budaya Indonesia.
2. Hasil Nontes
Hasil penelitian nontes pada siklus II ini diperoleh dari data
observasi, dan dokumentasi foto.
a. Hasil Observasi
Kegiatan observasi siswa pada siklus II dilaksanakan selama
proses pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan
teknik permainan.pemilahan kartu di kelas V SDN Mojolegi,
Boyolali. Observasi siswa ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru
dengan bantuan teman sebagai observator kelas. Objek sasaran dan
cara pelaksanaan observasi siswa yang yang meliputi perilaku positif
dan negative siswa selama proses pembelajaran. Pengambilan data
observasi ini bertujuan untuk memotret respon perilaku siswa dalam
menerima pembelajaran, keanekaragaman budaya Indonesia dengan
teknik permainan pemilahan kartu.
Pada siklus II ini terdapat beberapa siswa yang terdeskripsi
melalui
kegiatan observasi: Selama melakukan kegiatan pembelajaran
keanekaragaman budaya indonesia dengan teknik permainan
pemilahan kartu, guru melihat ada perubahan perilaku siswa.
Siswa yang sebelumnya tidak dapat mengikuti dengan baik,
pada siklus II ini siswa mulai mengerti akan pentingnya mengikuti
pembelajaran dan menikmati pembelajaran yang diterapkan guru.
Bukti ini dapat dilihat pada data observasi yang menyebutkan bahwa
17 siswa sudah mengikuti keanekaragaman budaya Indonesia
dengan baik. Peningkatan dari siklus I merupakan hal yang
menggembirakan. Berarti siswa sudah dapat menyesuaikan diri
48
dengan teknik permainan pemilahan kartu yang diberikan guru.
Siswa sudah merespon positif pembelajaran dengan baik, dan mulai
menyadari bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik
permainan pemilahan kartu sungguh menyenangkan.
Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa 17 dari 20 siswa
seluruhnya penuh konsentrasi mendengarkan penjelasan guru dan
melaksanakan diskusi dengan permainan pemilahan kartu. Sisanya
sebanyak 3 siswa dari 20 siswa merespon pembelajaran yang
diberikan guru tetapi diselingi ngobrol dengan teman. Sejumlah 1
orang siswa mengikuti pembelajaran sambil mengganggu teman dan
dua siswa lain melamun saat mengukuti pembelajaran. Namun pada
dasarnya seluruh siswa dalam siklus II merasa gembira saat saat
melakukan kegiatan permainan pemilahan kartu dalam pembelajaran
keanekaragaman budaya Indonesia.
Pada kegiatan pembelajaran ini, guru tugas pada siswa untuk
berdiskusi kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS).
Respon yang diberikan siswa pada saat itu adalah seluruh siswa
tampak gembira sambil menikmati permainan pemilahan kartu yang
sedang diberikan guru. Siswa tampak aktif dengan ikut bermain.
Kira-kira 90% siswa sudah cukup memahami keanekaragaman
budaya Indonesia Pada bagian akhir pembelajaran, guru
melaksanakan tes tentang keanekaragaman budaya Indonesia untuk
mengukur sejauh mana kadar kemampuan siswa dalam memahami
keanekaragaman budaya indonesia yang telah diajarkan guru.
Seluruh siswa terlihat gembira saat mengerjakan soal tes, walaupun
masih ada -beberapa siswa yang kelihatan bingung dalam
menghadapi soal-soal tes.
Berdasarkan pengamatan secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa sudah dapat diminimalisir
dan tergantikan dengan perilaku positif. Memang peneliti mengakui
49
bahwa peningkatan kemampuan siswa secara umum belum mencapai
nilai yang memuaskan.
b. Hasil Dokumentasi Foto
Pada siklus II ini. Dokumentasi foto yang diambil masih sama
dengan foto pada siklus I. pengambilan foto difokuskan pada
kegiatan selama proses pembelajaran, berupa awal pembelajaran,
diskusi kelompok atau kegiatan memilih kartu, Dokumentasi berupa
gambar ini digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran
selama penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus II,
selengkapnya dipaparkan sebagai berikut.
Gambar 5 : Proses Awal Pembelajaran Siklus II
Gambar 5 merupakan kegiatan awal dimana guru (peneliti)
sedang memberikan penjelasan dan tanya jawab pertemuan yang
lain. Pada gambar tersebut tampak siswa dengan tenang
mendengarkan penejelasan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk
50
mengungkap kembali ingatan siswa tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan yang lalu
Kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok
untuk membahas materi dengan permainan pemilahan kartu. Proses
kegiatan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6 : Kegiatan Siswa Memulai Diskusi Kelompok
Gambar tersebut menunjukkan bahwa siswa terlihat lebih aktif.
ingin segera memulai permainan pemilahan kartu sambil
mendengarkan penjelasan guru (peneliti). Peneliti mengamati
jalannya diskusi kelompok sambil memberikan arahan agar diskusi
dapat berjalan dalam suasana kondusif. Proses kegiatan diskusi
secara kelompok juga dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
51
Gambar 7 Aktifitas Siswa Dalam Permainan Pemilahan Kartu
Gambar tersebut menunjukkan aktivtas kelompok dalam
permainan pemilahan kartu. Salah satu dari siswa membagikan kartu
kepada anggota/siswa lainnya untuk dipilah sesuai dengan
pembagiannya. Selanjutnya adalah diskusi kelas dimana hasil diskusi
kelompok akan dipaparkan pada diskusi kelas. Proses ini merupakan
presentasi dari masing-masing kelompok untuk disampaikan pada
diskusi kelas. Proses kegiatan diskusi kelas dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
52
Gambar 8. kegiatan siswa saat Berdigkusi kelas siklus II
Gambar tersebut merupakan paparan dari kegiatan siswa saat
berdiskusi kelas, masing-masing kelompok menunjukkan
kemampuanya. Berakhir kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan
akhir yaitu kegiatan penilaian berupa tes tertulis siswa diberi lembar
soal untuk mengerjakan soal dengan waktu yang telah ditentukan
proses kegiatan penilaian ini dapat dilihat pada gambar 9 dibawah
ini.
53
Gambar 9 : Kegiatan Akhir Pembelajaran Saat Siswa Mengerjakan
Tes Tertulis pada Siklus II
Gambar tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penilaian
terlihat tenang. Siswa dengan tertib mengerjakan soal sesuai
kemampuan mereka.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil prasiklus,
hasil tindakan siklus I, dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan melalui 2 tahapan yaitu siklus I dan siklus II.
Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi hasil tes dan hasil nontes.
Hasil tes penelitian mengacu pemerolehan skor yang dicapai siswa dalam
uji kemampuan keanekaragaman budaya Indonesia. Pembahasan hasil
nontes pada 2 instrumen penalitian yaitu: (1) Lembar observasi siswa, (2)
Dokumentasi Foto.
Kegiatan pra tindakan dilakukan sebelum tindakan siklus I. Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kondisi
awal pemahaman kewarganegraan budaya Indonesia.
54
Setelah melaksanakan kegiatan menganalisis, peneliti melakukan
tindakan siklus I dan siklus II. Proses pembelajaran keanekaragaman
budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu pada siklus I
dan siklus II dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian awal pembelajaran,
bagian inti dan penutup. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh teman
guru untuk melakukan observasi dan dokumentasi foto. Selanjutnya guru
melakukan apersepsi dengan menanyakan kaedaan siswa dan memancing
gairah siswa untuk memulai pembelajaran dengan menyanyikan salah
satu lagu wajib yaitu ”Dari Sabang Sampai Merauke”, dilanjutkan
dengan tanya jawab tentang lagu tersebut untuk menggiring siswa kearah
pemahaman materi yang akan dibahas. Setelah siswa benar-benar siap
untuk memulai kegiatan pembelajaran, guru mulai menjelaskan segala
kegiatan yang akan dilakukan selama 2 jam pembelajaran. Kegiatan inti
dalam pembelajaran berupa kegiatan guru dan siswa dalam permainan
pemilahan kartu untuk melatih kemampuan siswa dalam pemahaman
keanekaragaman udaya Indonesia. Siswa diberi 1 set kartu. Kegiatan
selanjutnya adalah diskusi kelompok untuk memilah kartu-kartu
berdasarkan pembagianya. Pada kegiatan ini dibutuhkan kerjasama
dalam kelompok maupun antar kelompok. Kartu-kartu yang sudah
ditemukan dituangkan dalam peta buta sebagai LKS.
Pada akhir pembelajaran ditutup dengan evaluasi yang berupa tes
tertulis. Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia.
Tabel 4.
Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia pada
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.
Nilai Rata-rata Kelas Peningkatan (%)
Pra
Siklus Siklus I
Siklus
II
Pra
Siklus –
Siklus I
Siklus I –
Siklus II
Pra Siklus
– Siklus II
55
59
69,80 74,70 18% 11% 26%
Berdasarkan rekapitulasi data pada tabel 18, hasil tes pemahaman
keanekaragaman budaya Indonesia dari pra siklus, siklus I sampai siklus
II sebagaimana tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa
pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya Indonesia hampira
semua mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut dapat dijelaskan
secara rinci sebagai berikut:
Hasil prasiklus; nilai rata-rata mencapai 59,00 termasuk dalam
kategori kurang karena masih berada pada rentang skor 0-59.
Rendahnya pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia
tersebut karena beberapa factor yang melingkupinya yaitu factor internal
dan eksternal. Faktor internal ini dapat dilihat pada kemampuan siswa
dalam memahami yang masih kurang. Faktor eksternal berasal dari pola
pembelajaran guru yang masih terikat dengan pola pembelajaran
tradisional. Pola pembelajaran yang statis, kaku, dan masih cenderung
mengutamakan hasil pembelajaran tanpa mempertimbangkan proses
pembelajaran itu sendiri.
Hasil tes Siklus I keanekaragaman budaya Indonesia dengan nilai
rata-rata kelas mencapai 69,80 atau dalam kategori cukup, karena berada
pada rentang skor 60-74. Hasil tersebut sudah memenuhi target nilai rata-
rata kelas pada siklus 1 yaitu 65.
Hasil tes siklus II pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia
di dapat nilai rata-rata 74,70 atau dengan kategori baik karena berada
pada rentang 75,84. Pencapaian skor pcncapaian skor tersebut berarti
sudah memenuhi target bahkan sudah melampui target yang telah
ditentukan, dengan demikian tindakan siklus III tidak perlu dilakukan,
Agar lebih jelas pada pembahasan penelitian tindakan kelas ini,
akan penulis sajikan perbandingan nilai rata-rata hasil tesb pemahaman
56
keanekaragaman budaya Indonesia dicapai oleh siswa dalam pratindakan
siklus I dan siklus II.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nil
ai R
ata-
rata
Series1
Gambar 10.
Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan pada aspek menemutunjukkan letak kota / kabupaten
pada Siklus I ke siklus II sebesar 23,37% merupakan bukti semakin
meningkatnya penahaman keanekaragaman budaya Indonesia sebab pada
aspek ini merupakan bobot pencapaian yang paling sukar daripada aspek-
aspek yang lain.
Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia
merupakan prestasi yang patut dibanggakan sebelum diberlakukannya
tindakan siklus I maupun siklus II kemampuan siswa masih sangat
kurang. Setelah diberlakukannya tindakan siklus I maupun siklus II
dengan menggunakan teknik permainan pemilahan kartu, kemampuan
memahami keanekaragaman budaya Indonesia mengalami peningkatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik permainan pemilahan
57
kartu terbukti mampu membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan
memahami keanekaragaman budaya Indonesia.
Peningkatan prestasi siswa dalam memahami keanekaragaman
budaya Indonesia ini diikuti pula dengan adanya perubahan perilaku
siswa dari pratindakan sampai siklus II. Berdsarkan hasil nontes yaitu
melalui observasi siswa dan dokumentasi foto pada siklus 1 dapat
disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan
kartu belum begitu memuaskan. Sikap sebagian siswa masih
menunjukkan perilaku negative dalam menerima pembelajaran,
konsentrasi siswa belum sepenuhnya terfokus pada kegiatan
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan beberapa siswa mengobrol,
tampak melamun, tampak mengganggu teman, bermain-main, dan
bergurau.
Kondisi yang tergambar pada siklus I merupakan permasalahan
yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut peneliti sengaja merevisi dan mematangkan rencana
pembelajaran pada siklus II.
Berdasarkan serangkaian analisis data situasi pembelajaran, dapat
dijelaskan bahwa perilaku siswa dalam pembelajaran menunjukkan
perubahan. Perubahan ini mengarah pada perilaku positif, dimana siswa
semakin giat dan sungguh-sungguh dalam belajar tanpa terbebani dan
tidak tertekan. Suasana yang semula agak pasif dan kurang konsentrasi,
kini berganti dengan keceriaan belajar. Keanekaragaman peta tidak lagi
sulit bagi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar
dengan menggunakan teknik permainan sangat menarik karena dapat
membantu siswa dalam menguasai pembelajaran memahami
keanekaragaman budaya Indonesia.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan
dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa pada siswa
kelas V SDN Mojolegi, Boyolali setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan teknik permainan pemilahan kartu mengalami
peningkatan 26%. Hasil tes pratindakan yaitu sebelum tindakan
penelitian dilakukan, menunjukkan rata-rata kelas yang dicapai 59,00
dan pada siklus I meningkat sebesar 10,80 dengan rata-rata nilai
menjadi 69,80, kemudian pada siklus II meningkat lagi sebesar 4,90
menjadi 74,70
2. Perilaku siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali setelah mengikuti
pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik
permainan pemilahan kartu mengalami perubahan. Perubahan-
perubahan perilaku siswa ini. dapat dibuktikan dari hasil data nontes
yang meliputi observasi, dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II.
Perubahan perilaku siswa dapat dilihat secara jelas saat proses
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data pada observasi siklus I
kegiatan pembelajaran siswa kurang bersemangat dan kurang
konsentrasi, sebagian siswa masih kurang perhatian dengan
pembelajaran yang diberikan guru, sehingga hanya 15 dari 20 siswa
yang konsentrasi dan memperhatikan pembelajaran yang diberika guru.
Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II telah terjadi perubahan
perilaku siswa. Perubahan perilaku itu adalah perubahan perilaku yang
positif, siswa merasa sangat senang dan menikmati pembelajaran yang
diberikan guru. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan respon
positif yang ditunjukkan siswa 17 dari 20 siswa sudah dapat
berkonsentrasi dengan pembelajaran yang diterapkan guru. Mereka
terlihat senang terhadap permainan pemilahan kartu yang diterapkan 45
59
guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik
permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan perilaku positif siswa
dan dapat mengubah perilaku negative menjadi perilaku yang positif.
B. Saran
Berdasarkan pada simpulan hasil penelitian tesebut, peneliti
memberikan saran sebagai berikut
1. Para guru SD hendaknya menggunakan teknik permainan pemilahan
kartu sebagai alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran IPS
terutama pada kompetensi dasar yang berhubungan dengan
keanekaragaman budaya, sebab teknik permainan pemilahan kartu
dapat menantang siswa sehingga aktif dalam mengikuti pembelajaran
serta mengandung unsur bermain yang mampu mempengaruhi siswa
untuk tertarik untuk belajar.
2. Para peneliti dibidang pendidikan dasar dapat menggunakan penelitian
ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan
media dan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan
berbagai alternatif media dan teknik pembelajaran keanekaragaman
budaya
60
c. DAFTAR PUSTAKA
Mintarsih. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Semarang
BNSD, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
IPS SD/ MI Jakarta.
Enok Maryani. 1999. Antropologi untuk SMU kelas III : Grafindo.
Ayat Suyatno. 1996. Antropologi untuk SMU kelas III Bandung :
Gransca Exact Bandung.
Faqih Samilawi. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung. CV. Maulana
WJS Puwowidodo. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :
DN Balai Pustaka.
Melvin L. Siberman. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa
Aktif, Bandung : Nusantara dan Nuansa.
nn. Pendidikan dan Pembelajaran Atraktif,
http://bruderfic.or.id/artikel. diunduh tanggal 2 Juli 2009.