penelitian spo - pasien jatuh
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
1/15
oq':t-t
ii
IiJi:r'
.-
r*1
i
--
.-- --...:*:dj
..1,' ,r
-i"-
' 1i,
',
''
:/
I
".:
.'
I
il
:
l
:
:
,,
l:
j...
i
.,
f.-
r
lt
l
,1;
t'-\
-
-,
.''jr?
'*
4j1'tqt
"*
h"ta,)j
'l
"""*.,\
The
Fro
The
Assoeiation of
lndone$iart
National
Partner:
Universitas
Syiah
Kuala; i.lniversitas
Sumfitera
Utara;#nivcr*ltas
Andalas;
Univcrsitas
Riau;
$TlKss
Muhammadiyah
Lhokseumaw+;
STlKes
$ari
Mutiara;
STIKes
Flora
Medan;
STll{es
Cut
Nyak
*hien;
STlKes
Yayasan Harapan
Bangsa;
STlKes
Nurul
Hasanah
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
2/15
19
20
22
23
24
25
26
Space
Pandeglang
Year 2013
(Milawati
Lusiani & Dini Rachmaniah)
.....................
The Effect
of Health
Education
About
lmplementation
Of The Family
On
The
Hallucinations
Role
Strategy ln Helping
Schizophrenia
Clients
To
Control Hallucinations
ln
City
Of
Kediri
(Byba
Melda
Suhita, & lntan Fazrin)
lncreasing
Nursing
Students Studying
Concentration
by Repairing
Sleep
Quality
in
Sekolah Tinggi
llmu
Kesehatan
Sumatera
Utara Medan
(Mazly
Astuty&
Dian Fajariadi)....
The
Relation between Nurse Obedient
in
lmplementing Standards Operational
Procedure:
Patient
Fall Prevention
and Risk Falls
lncidence in
the Saint Borromeo
Hospital
(Elizabeth
Ari;
Lidwina
&
Lusiana)
The Relationship
between
Problem
Based
Learning
Methods
on
Competency Based
Curricula
and
Students Soft
Skills in
University
of
Riau
Nursing Program
(Ari
Pristiana
Dewi;Febriana
Sabrian
& Erwin)
Leadership
Practices
of Head
Nurses as
Expected
and Perceived by
staff Nurses
in
Public Hospitals
in
Banda Aceh,
lndonesia
(Dara
Febriana
&
Andara
Maurissa)
Modern
Wound
Care Managemen
ln
Cut Nyak Dhien Langsa
General Hospital
(Edy
Mulyadi;
Nurahmawati
&
Ajma'in)
.....................
Mother's
Practice
to
Prevention
to Child Transmission
of HIV/AIDS
(Ernawati
&
Siti
Effect Model Perilaku Kesehatan Keluarga Penerima
Jamkesmas
(Sandu Siyoto)..........
18
19
20
21
23
24
25
26
1V
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
3/15
A21
Title
Authors
Affiliations
Quality
lmprovement in Nursing Education toward Global Standard
to
Achieve
Quality
in
Health
Seivices
The Relation Between Nurse Obedient
ln
lmplementing
Standards
Operational
Procedure: Patient
Fa
Prevention
And Risk
Falls lncidence
n The
Saint Borromeo Hospital
Elizabeth
Ari
(1),
Lidwina(2), Lusiana(3)
STIKES Santo Borromeus
ABSTRACT
Saint Borromeo Hospital as market
leader
in
Bandung and
toward
the international
recognition
through
JCl,
committed
to
take
patient
safety
referring
to
six
goals
patient
safety. Socialization
patient
safety in the
prevention patients
fall
has done since
2010
hoping the
patient
experienced
fall is
zero but still
found patients
fall
during
the
period
2010-2012. Research purposes
to
identify relation between
nurseobedientin implementating
Standard
Operational
Procedure:
prevention patients
fall with the risks
fallsincidence
in the Saint
BorromeoHospital.
Method
research used is
quantitative
method and design
research is analytic
correlational
by approach
observational. This research use instruments observation
with direct
observation
to nurses
from
Yosep
3
Saint Borromeo Hospital.
Charging
from
the
observation
this
is with
checklist
sheet.
Population in this research is all
nurse
in the Yoseph 3 Saint
Borromeo
Hospital
(samples
saturated)
that
total
50
people.
The
results of
research
provides
a
description
not
relations
nurse obedient in implementating Standard
Operational
Procedure:
prevention patients
fall
with
the
risks fall incidence in
the Saint
Borromeo Hospital
(p
value
>
0.05).
Recommendation
in this
research controling and evaluation
of the team
patient
safety hospital
and consciousness
nurse
in managing
patients
in
effort
to
prevent
patients
fall.
Keywords:
obedient,
prevention, patient
falls
21
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
4/15
MANUSKRIP PENELITIAN
*HUBUNGAN KEPATUHAN
PERAwAT
MELAKSANAKAN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
:
PENCEGAIIAN
PASIEN
JATUH
DENGAN KEJADIAN
RESIKO
JATUH
DI RUMAH
SAKIT
66X"
Peneliti
Utama : Ns. Elizabeth
Ari
SetyarinlrS.Kep.rM.Kes
Peneliti
Anggota
:
1. Ns.
Lidwina
Triastuti.rM.Kep
2. Lusiana
Lina
Herlina,rA.Md.Kep
SEKOLAH
TINGGI
ILMU
KESEHATAN
SAI{TO
BORROMEUS
2013
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
5/15
I{UBI'NGAN
KEPATTJHAN
PERAWAT
MELAKSANAKAN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAI., :
PENCEGAIIAN
PASIEN
JATIIH
I}ENGAhI
KEJADIAN
RESII(O
JATTIII
DI RUMAII
SAKIT
..X"
Eliz.beth
Ari
(r),
Lidwinao), Luslanao)
ABSTRAK
Rrmah Sakit
*)('
sebagai morkat leader di
Baodung dan
menuju
pengakuao internasional melalui
JCI,
berkomimen
untuk meningkatkan
keselamatan
pasien
yang
moogacu
pada
enam
sasafim
keselamatan
pasie,n.
Sosialisasi keselamaan
pasien
dalam
pencegahm
pasien
j*uh
telah
digalal*an
sejak tahun
2010
de,ngan
harapan
pasien
mengalami
jatuh
adalah
nol teepi
66si[
fi1ps'kan
pasien
jatuh
selaura
periode
20rcA0l2.
Tujuan
penelitian
untuk mengidentifikasi
hubungan
kepatuhan
perawat
melaksanakan
Standu
hosedur Oporasional
:
pem.cesahao
pasien
jatuh
dengan
resiko
kejadian
iatuh
di
Rumah
Sakit
o'X'.
Metode
penelitian
yang
digunflkan adalah
motode kuantitatif
dm
desain
penelitian
adalah snalitik
korplasional de,ngan
pendekatan
observasional. Penetitian
ini
menggunakan
instumen observasi
dengan
pngamatan
langsung kepada
prewat
di ruang
Y RS
")f'.
Pengisian
dari
hasil observmi
ini
adalah
dengan
menggunakan
checWist.
Populasi dalam
penelitian
ini.adalah
seluruh
pemwat
yang
berdinas
di
nrang
Y
Rumah Sakit
')('
(sampel
jenuh)
yang
berjutrlah
50
orang.
Hasil
penelitian
memberikan
ganrbmn
tidak ada
hubungan arfiara
kepatuhan
perawat
melaksanakan
Standar
Frosedn
Operasional
:
pencegahan
pasien
jatuh
dmgan
Kejadian
Resiko
Jatuh(p
valuP
0,05).
Rekomendasi
dalarn
poelitian
ini tontroting
dan
evaluasi
dri
tim
patie'nt
safety
rumah sakit dan
kesadaran
perawat
dalam
mengelola
pasiur
dalam
upap
mencegah
pasien
j*uh.
Kata kunci
:
kepatuhan,
pencegahan,
pasienjatuh
Lettr
Belekang
Penditian
Rumah
Sakit merupakan
sarana
pelayanan
kesehatan
yang
berhduan untuk
pemulihan
dan
pemeliharaan
kesehatan
yang
lebih
baik.
Pada
era
globalisasi
ini
tuntutan
pelayanan
kesehatan
temrasuk
pelayanan
keperawatan
yang
profesional
dengan
standar
internasional
$dah
didepan
mata.
Pelayanan tidak
lagi
hanya berfokus
pada
kepuasan
pasien
tetapi
lebih
pentirXg
adalah
keselamatan
pasien
(patient
safety)
yang
merupakan
prioritas
utama
pelayanan
yang
bedampak
pada peningkatan
mutu
darrcifiaRumah
Sakit.
Dengan
adanya lembaga
al$editasi
internasional
rumah
sakit
yang
telah
diakui
oleh
dunia
yaitu
Joint Comrnission
Internosional
(JCI)
semakin
mmrberikan
peluang
bagi
rumah
sakit
untuk
meounjukkan
eksistensinya
dalam
memberikau
pelayanan
yang
berkualitas.
Patient
safety
Rumah
Sakit telatt
dicanangkan
oleh Depkes
RI
pada
tahun
2005 dan
Perhimpunan
Rumah
Sakit
Indonesia (PERSD
menjadi
pemmkarsa
utanra
dengan
membenurk
Komite
Keselamatan
Pasien
RS.
Rumatr
Sakit'.X'
sebagai
malket
leader
di
Bandung
dan
menuju
Peugakuan
internasional
melalui
JCI
berkomitmen
untuk me,ningkatkar
keselamatan
pasien
yang
mengacu
pada
enam
sa$arall
keselamatan
pasien
(SLr
Goals
Patient
Salbty). Sosialisasi
keselanratan
pasien
dalam
pencegatran
pasien
jatuh
di
RS
"X'
telah
digala*&an sejak tahun 2010
dengan harapan
pasien
mengalami
jatuh
di
RS
*X"
adalah
Zerolnol.
Berdasarkan
data
yang
didapat
dali
team
patient
safety
RS
")f'
pasien
yang
iatuh
pada
tatrun 2010
sebanyak
7 orang
dan
pada
iatr* 2011
sebanyak
fIffi-g:Tada
bulan
Januari
- Oktober
20lfffiak
4
orang.
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
6/15
Kejadian
jatuh
pada pasien
dapat disebabkan
oleh beberapa
hal
diantaranya adalatl
kepatuhan
perawat
dalam
mengidentifikasi
ketepatan
resiko
pasien
jatuh
dan melakukan
intervensinya.
Menurut Schafer,
dkk
(2000)
kepatuhan
telah ditentukan.
Dengan
perilalu
perawat
sesuai
dengan
aturan
dan
disiplin
3
D,Waktu dan
Temprt Penelitian
Penelitian dilaksanakan
pada
bulai Mei
-
Juli
2013
di
ruang Y RS
*)C'
Jalan
H.
Djuanda
100
Bandung
E,
Hasil
Penelitian
Tabel 1.1
Distibusi
berdasarkan
pendidikan
di
adalah ketaatan
seseorang
pada
tujuan
yang
1.
Karakteristik
rcsponden
penelitian
iri d"td
mengidintifikasi
kl-KeRerawaan
45
90
ilubungan
perawat
6sl6i5anat
Standar Prosedur
Operasional ,
p"n
pasien
jatutr
dengan
kejadian
Resiko
ffi;A
Hffiffi'r:, u*"*ri bahwa hampir
selunrh
Rumah Sakit
*X".
responden
mempunyai
latarbelakang
B.
Metode
penelitian
pendidikan
D-3
Keperawatan
yaitu 45
orang
Metode
penelitian yang
digunakan
adalah
(90o/o)
rnetode
-
kuantitatif
-
dritg*
desain
,
Tabel l'2
peneritiannya
adalat'
analitik mrrJffi
'*T,t1,::3$tt.$ffi""u*iu
r'.v*uarrrrJq'
*i:
-11'1
1*:*1",'a _
di
Ruang.Y
RS
"I"
(q=5Q)
dengan
pendekatan
observasional.
Populasi
-Usia
Jumlrh
perscntsss
berpengaruh
dalam
memberikan
acrrhan Ruans
Y RS
t.X"
(n:50)
keperawatan
yang
komprehensif, Tujuan
dalam
penelitian
ini
adalah
semua
perawat
Y
sebanyak 50 orang dengan
sarnpel
penelitian
ZO
-
gS
tuh*
24
4g
50
orang.
Teknik
sampling
yang
digunakan
36-45uhun
8
16
adalah sampel
jenutr.
Instrumen
yang
46
-
55
tatrPn
4 E
digunakan
adalalt observasi
deagan
-
.
Total
50
100
mengadakan
pengamatan
langsung
kepada
Interpretasi:
pada
perawat
di
ruang
Y
RS
'.X'
Dari tabel
1.2
diperoleh
data
bahwa
sebagian
dengan
menggunakan
lembaran observasi
responden berusia
26
*
35 tahun
yutlt
24
deogan
dichecklist.
orang
(484/o)
Tabcl
13
C.Analisa
Data
Distribusi responden
berdasarkan
masa kerja
Pada
penelitian
ini
analisis univariat
.-
di
Ruang
I
RS
"X'(n=50)
menggunakan
disnibusi &ekuensi
dari
tiap
Yrs
Kgria JuPloh
Persentose
variabel
(Notoamrodjo,
2005)
dan
analisis
-l
-
j,
tahun
22
M
bivariat
utruk
membuktikan
d*;;
f
-
t^otatun
l0
20
hubungan
antara
dua
variabel
tersebffij;
il:ilff}
':
Y
rrruuuEq"r.r
crlrcrs.
uuc
vq.rrouvMrDsuuL.
trJl
2l
_35talfUn
6
12
yang
dilakukan dengan
uji
chi-
kuadrat
melalui
bantuan perangkat
lunalL
setelah
data
diolah lihat
tabel
chi- htodrat
bila
nilai
n"ri
t*"f
13
diketatrui bahwa berdasarkan
signifikan
S
0,05 maka variabet independen
**u t
rja,
sebagian
responden
mempunyai
dengan
dependen
bila
nilai
,,,*u
t
r:, I
-
5 6hun
y*t
ZZorang
0,05 maka variabel independen
--------'---r-
dengan
dependen
tidak
berhubungan.
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
7/15
-
2.
Univariat
Tebel l.4
Distribusi
Kepatuhan
Perawat
Melalcsanakan
Stmdar Prosedur Operasional
: Pencegatran Pasien
4
whiteboard
diketahui
bahwa
sebagian
responden
patutr
yaitu
29
orang
(58o/o)"
mengatur
tinggi
rendatrnya tempat
tidur
sesuai
dengan
prosedur pencegahan pasien
jatr*r
sebagian besar responden
pat$h yaitu
3t
ffiang
(62yo)
daro,
kepatuhan
perawat
memasang
pagtr
pergaman
(hek)
hampir selurutr
responden
patuh
yaitu
48 orang
(960/o').
Tabel L5
Distibusi ldentifikasi
Kejadian
Resiko
Jatuh
di
Ruang
Y
RS
'.X"
(n:50
Kejadian
Resiko Jatuh)
KeJodten
Rculko Jumlah
Porcontrso
Jatuh
_
Kejadiaa
Resiko
27 54
Jatuh tinggi
Kejadim Resiko
23
46
Jatuh
reidah
-
Total 50
Interpretasi :
Berdasarkan tabel
1.5 diketahui
identifikasi
kejadian
Resiko Jatuh tinggi
adalah
sebagian
kecil
yaitu
27
(54%)
dan
kejadiao Kejadian
Resiko Jatuh
rcndah 23
(MY").
3. Bivrriot
t
Analisis
n"u**
ri?kl1'$"**",
Melaksanakan
Staildar
Psosedur
Operasional
;
Peucegahan Pasien Jetuh
Yaitu Melakukan
penglojian
MFS
dengan Kejadian
Resiko Jatuh Di
Rumah Sakit
n.X'(n=50)
100
Kepanhan
prawat
KejadiatResiko
Jatuh
F
o/o
F
o/o
F
o/o
Pvalrc
Resiko
ot
Jatuh
al
Resiko
Jatuh
Rendah
Tidakl100001l00
melakukan
pengkajian
MFS
Melakukan
23
47
26
53
49 100
pengkajian
MFS
0,968
24
48
26
52
s0
100
Interpretasi :
Bendasarkan
data
pada
tabel 1.6
menuqiu*kan
bahwa
hubrmgan kepatuhan
perawat
yang
regl
vrYrts9
JatuhdiRumah
Sakit*X'
o
SPO:
Pencegahan
PasienJ*uh
PaArh
Tidak
Paafi
Toal
.F
o/o
F
o/o
F
o/o
I
vtlalcukan
rnglcajian
v[FS
49 98
I
2
50
100
2
vlemasang
plaog
di
rcrgelangan
nncan
nasien
34
68
l6
32 50 100
? ueletakkm
anda
rcncegalun
atuh
(label
Egtiga
runing/merah
tdipapan
pmoattidw
34
68
l6
32
50
100
4
V{enulislso
di
ohiteboard
lada
nurse
tdlon
29 58
2l
42 50
100
5
VIengear
inggi
endahnya
empattidur
rcsuai
dengan
rrosedur
xncegahan
nsien ituh
3l
62 l9 38
50 100
6
vlemastikan
,ogar
)mgamsn
cmpdtidur
lalam
readaan
ismeqans
48 96 2
4
50
100
Interpretasi :
Berdasarkan
tabel
1.4
i
5'l
melakukan
pengkajian
lvtrS diketalui
perawat
bahwa
hampir selunrh responden
patuh
yaitu
49 orang
(98yn),
memasang
gelang
di
petgelangan
tangan
pasien
sebagian
besar responden
patuh
yaitu
34
orang
(687o),
meletakkan
tanda
pencegalran
jatuh
(label
setigita
kuning/me,rah)
di
papan
tempat
tidur
dikstah-ui
bahwa
sebagian
bcsar
patutr
yaitu
34 orang
(68W,
menuliskan
pada
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
8/15
melakukan
pengkajian
MFS
sebanyak
23
oraog
(48W
dengan
kejadian
beresiko
jatutr
rendah
dan
yang
be.resiko
jatuh
tingg
sebanyak 27
oftmg
(53W
pade
49
oftrng
perawat.
Hasil
uji statistik
diperoleh
p
value
0,968
(>0,05),
maka dapat disimpulkan
bahwa
Ho
diterima
dan
Ha
ditolak,
hal
ini
mernperlihatkan
bahwa
tidak
ada
hubungan
mtara
kepatuhan
perawat
melaksanakan
Standar
Prosedur
Operasional
:
pencegahan
pasien
jatuh
yaitu
Melah*an
pengkajian
Morse
Fall
Scale
GVIF$
dengan Kejadian
Resiko Jatuh Di
Rumah Sakit
*)C'.
Analisis
Hrb,#1H:f""han
Perawat
Melaksanakan Standar Prosedur
Operasional
:
Pencegahan Pasien Jahrh
Yaitu
Memasang Gelang
Pada
pergelangan
tangan Pasien
dengan
Kejadian
Resiko Jatuh Di Rumatr
Sakit
*X'(n{0)
$ejadian
Resikq
Jatuh
Resiko
Resiko
Jatuh
Rendah
19
56
15 44 34 100
24
4E 26
52
50
100
Berdasarkan
data
pada
tabel
1.7
menunjukkan bahwa dari
16
omng
perawat
yang
memiliki
hubungan kepatuhan perawat
yang
tidak
me,masang
gelmg
pada pergelangan
tangan
pasien yang
kejadian beresiko
jatuh
rendah
sebmyak
5
orang
(3lW
dan
kejadian
beresiko
jatuh
tinggi I
I
orang
(690/o)
sedangkan
dart
34
orang
perawat yang
memasang
gelang
pada
pergelangan
trngan
pasien
yang
kejadian
be,resiko rendah
sebanyak 19
orang
(560/o)
dan
5
kejadian
beresiko
jatuh
tinggi
sebanyak 15
orarg
(44W.
Hasil
uji statistik diperoleh
p
value
0,182
(>0,05),
maka
dapat disirupulkan
bahwa
Ho diterima dan Ha ditolalq hal
ini
memperlihatkan
bahwa
tidak
ada
hubungan
antara
kepatuhan
prrawat
melaksanakan
Standar Prosedur Operasional
:
pencegahan
pasien
jatutr
yaitu
memasaog
gelang pada
pergelangan
tangan
pasien
dengan
Kejadian
Resiko
Jatuh
Di
Rumatr
Sakit
*)f'.
Analisis
"rb*rJ:f;"1l,*
Perawat
Melaksanakan Standar Prosedur Operasional
:
Pencegahan
Pasien Jatuh
Yaitu meletaklon
tanda
pencegahan
jatuh
(abel
sestiga kuning/merah)
dipapan teurpat
tidur
dengan
Kejadian Resiko Jatuh
Di Rumah
Sakit
*)f
(n=50)
Kepatuhan Kejadian Resiko Jatuh
perawat
Resiko
Resiko
Total
Jatuh
Jatult
Rendah Tinssi
P value
Fo/oF
P value
Tot
al
%
mo
0,186
F
G
%
6
11
%
v
5
Jatuh
Tinesi
a.Tidak
meletal*an
tanda
pencegahan
jatuh
(label
segitiga
kuning/mera
h) dipapan
tsmpat tidur
b.
Meletatckan
tanda
pencegahan
jatuh
flabel
segitiga
tuning/mera
h)
dipapan
tempat tidur
5
3l ll
t6
100
0,186
Total
24 48 26 52 50
100
lnterpretasi
:
Berdasarkan
datapata
tabel
1.8 menunjulckan
batrwa
dari 16 oftrng
perawat yang
memiliki
hubungan kepatuhan
perawat
yang
tidak
meletakkan
tanda
pencegahan
jatuh
(abel
segltiga
kuninglorcrah) dipupao tempat tidur
dengan
kejadian beresiko
jatuh
rendah
sebanyak
19 56 l5
44 34 100
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
9/15
5 orang
(3lyr)
dan
kejadian
beresiko
jatuh
tingg 11 orang
(69/o)
sedangkan daxi
34 omng
perawat yang
meletakkm tanda
pencegahan
jatuh
(label
segrtiga *minglmeran)
dipapan
tempat
tidur
dengan
kejadian
beresiko
rendah
sebanyak
19
omng
(560/o)
dan
kejadian beresiko
jatuh tinggi
sebanyak
15
orang
(44W.
flasil uji
statistik diperoleh
p
value
0,182
(>0,05),
maka
dapat
disimpulkan
batrwa
Ho diterima
dan
Ha
ditolalL hat
ini
memperlihatkan
bahwatidak ada
hubungan
antara kepatuhan
prawat
melaksanakan Standar
Prosedur
Operasional
:
pencegahan
pasien
jatuh
yaitu
meletakkan tanda
pencegahan
jatuh
$abel
segitiga kuning/merah)
dipapan
tempat
tidur
dengan
Kejadian
Resiko
Jatuh Di Rumah Sakit
*)C'.
Tabcl1.9
Analisis Hubungaa Kepatuhan Perawat
Melaksanakan
Shndar
Prosedur
Oprasional :
Pemcagahan Pasier
Jrtnh Yaitu hdcnuliskan
Di
Whiteboard
PadaMwse Staion Dengan Kejadian
Resiko
Jatuh Di Rumah
Sakit
*)(,
(n=50)
6
sebanyak 8
orang
(38W
dan
kejadian
beresiko
jafifi
tinggl 13
orang
(67/o)
sedangkan
dartzg
orang
perawat
yang
menuliskan
di
whiteboard
paAa
nurse
station
deogan
kejadian
beresiko
rendah
sebanyak
16 orang
(55W
dan
kejadian
beresiko
jattfi
tingei
sebanyak
13 oraog
$si,'A.
Hasil
uji
statistik
diperoleh
p
value
0,365
(>0,05),
maka dapat disimpulkan
bahwa
Ho
diterima
dan
Ha ditolak,
hal
ini
memperlihatkan
bahwa
tidak ada
hubungan
antara kepatnhan
perawat
melaksanakan
Standar
Prosedur
Operasional
:
pencegahan
pasien
jatutr
yaitu
menuliskan
di
whiteboard
pada
nurse stqtion
dengan
Kejadian
Resiko
Jatutr
Di
Rumah Sakit
"X'
. Trbel1.10
Analisis
Hubungan Kepatuhan Perawat
Melaksanakan
Stand{r
Prosedur Operasional
:
Pencegahan Pasieu
Jatuh Yaiar
MengaturTinggi
Rendahnya
Tempat
Tidur Sesuai Dengan
Prosedur
Pencegahan
Pasien Jatrrh
Dengan Kejadian
Resiko
Jatuh
Di
Rumah Sakit'.X'(n=50)
Kepatuhan
perawat
Kejadian Resiko
Jatuh
Resiko
Jatuh
Renda
h
F%
a
Tidak I
38 13 62
21
100
menuliskan
di
whitehowd
padanwse
station
b.
Menuliska
16
55
ndi
whitebord
padanwse
station
Dvahre
Kepatuhan
Total
pefawat
Kejadian
Resiko
Jatuh Total
Resiko Resiko
Jatuh
Jatuh
Resiko
Jatuh
Tinggi
Tinggi
F%
%
F
o/o
F%Fo/o
a.
Tidak 9
47 10 53 19
100
mengatur
tinggi
rendahny
0,365
atemPat
tidur.
b.
Mengatur
tingei
rendahny
atempat
tidur.
1,00
t3
4s 29 100
Total
24 48 26 52
50
100
lnterpretasi
:
Berdasarkan data
pada
tabl 1.9 menrmju*kan
bahwa
dart
2l
orang
perawat yang
memiliki
hubungan
kepatuhan
perawat
yang
tidak
menuliskan
dr
whitebowd
pada
rurse
station
dengan kejadian
beresiko
jatuh
rendah
dengan
prosedur
15
48 16
52
31
100
pncegah
an
pasien
iatuh
sesual
Total 24
48 26 52
50
100
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
10/15
Interpretasi:
Berdasarkan
data
pada
tabel
menunfukkan
bahwa
dari 19
orang
perawat
yang
memiliki
hubungan kepatuhan
perawat
yang
tidak mengatur tinggl rendahnya tempat
tidur
sesuai dengan
prosedur
pencegatran
pasien
jatutr
dengan
kejadian
beresiko
jatuh
rendatr sebanyak
9 orang
(n%)
dan kejadian
beresiko
jatuh
tinegr 10
orang
(53%)
sedangkan daxi 31
orang
perawat yang
mengatur
tinggr
reudahnya
tempat tidur sesuai
dengan
prosedur
pencegahan
pasien
jatuh
dengan
kejadian beresiko
rendah sebanyak
15
orang
(48W
dan kejadian
beresiko
jatult
tinegr
sebanyak
16
orang
(52'/").
Hasil uji
statistik
diperoleh
p
value
1,000
(>0,05),
maka dapat
disimpulkan
bahwa
Ho
diterima
dan
Ha ditolal$ hal
ini
memperliha*an batnla
tidak
ada hubungan antara kepatuhan
perawat
melaksanakan
Standar Prosedur Operasional
:
penoegahan pasien
jattrtr
yaitu
mengatur
ttnggr
rendahnya tempat tidur sesuai dengan
prosedur
pencegahan
pasien
jatuh
dengan
Kejadian Resiko Jstrft Di RumBh
Sakit
*)C'.
Tebel
l.1l
Analisis Hubungan Kepatuhan
Perawat Melaksanakan
Standar
Prosedur
Operasional
:
Pencegahan Pasien
Jatuh
Yaitu
Memastikan Pagar Pengaman Tempat Tidur Dalarr
Kdaan
Terpasang
Dengan Kejadian
Resiko
Jatuh
Di
Rumah Sakit
*X"
(n=50)
Kepatuhan
perawat
Kejadian Resiko
Jatuh
Total
Fo/oFYo
F
o/o
1.10
Memastikan
pagar
pengaman
tempat
tidur
dalam
keadaan
terpasang
23
48 25 52
48 100
Toal
24
48 26 52
50 100
Interpretasi :
Berdasarkan
datzpada
tabel
1.11 menunjukkan
bahwa dan
2 orarlg
perawat yang
memiliki
hubungan kepatuhan
perawat yang
tidak
memastikan
pagar
pengaman
tempat
tidur
dalam
keadaan terpasang
dengan
kejadian
beresikojatuh
rendatr sebanyak
1 orang
(50%o)
dan
kejadian beresiko
jatuh
tines
I
orang
(50o/o)
bedangkan
dari
48
oraxrg
perawat
yang
memastikan
pagar
pengaman
tempat tidur
dalam
keadaan terpasang
deugan
kejadian
beresiko rendah
sebanyak
23
orang
(48%)
dan
kejadian
beresiko
jatuh
ti
ggi
sebanyak
25
orang
(52'A.
Hasil uji statistik
diperoleh
p
value
1,000
(>0,05),
maka dapat disimpulkan
bahwa
Ho ditedma dan
He ditolak,
hal
ini
memperlihatkan
bahwa
tidak ada
hubungan
antara kepatuhan
perawd
melaksanakan
Standar
Prosedur Operasional
:
pencegahan
pasien
jatnh
yaitu
memastikan
pagar
peryaman
tempat tidr.n
dalam
keadaan
terpasang dengan
Kejadian
Resiko Jatuh
Di Runah
Sakit
*)('.
LJ.
Pembahasan
value
Bsrdamtl
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
11/15
Nasional
BSI Bandung
2012
tentang
pelaksanaan
identifikasi
resiko
pasien
jatuh
dengan
MFS
Di Rumah
Sakit
6'X'
didapatkan
bahwa
pelaksanaan
identifikasi
pasien
resiko
jahrh
adatah
66.48
%
dengan
kriteria
baih
8.11%
dengan
laiteria
cukup
dan25.4l%
dengan
lriteria
kurang.
Patutr adalatt
suka
mentrnrt
perintah,
taat
pada
perintah
atau
atuxan,
sedangkan
kepafirhan adalah
perilaku
sesuai aturan
dan
berdisiplin.
(Lukmao
Ali et al, 1999).
Kepatuhan
seseorang
dipenganthi
oleh
tingkd
pendidikarg
jika
pendidikan
seseorang
tinggt
maka
mereka
lebih rasional
serta
terbuka
dalam
menerima
adanya
berrracam
progmm
pembaharuan
(Notoafinodjo, 2003).
Berdasarkan
tabel
1.4 kepafirhan
perawat
melakukan
pengkajian
MfS
diketattd
bahwa
hampir
selunrtr
responden
patuh
melal$kan
pengkajian
MFS
yaitu
49
orang
(98Y4.
Diduhmg
pula
bahwa
hantFir
seluruh
responden
mempmyai
latarbelakang
pendidikan
D-3
Keperawatan
yaitu
45 orang
(9V/o).
Menurut
analisa
peaeliti,
perawat
Yosef
3
dan
Suryakencana
sudah
patuh
melakukan
pengkajian
MFS
karena Keprala
Bagian
dan
Tim
Patient
Safery
RS
'.X'
sering
mensosialisasikan
kepada
perawat
saat
briefing
pagi
mengemi
Six Goal
Patient
Safety
yang
salah
satunya
menbatras
me,ngenai
Identifikasi
Pencegahan
Resiko
Jatuh.
b)
Memasang
gelang pada
lengan
pasien
Gelang
resiko
merupakan
salah
satu
identifikasi
untuk
mengetahui
pasien
yang
beresiko
jatuh.
Gelang
ini
dipasangkan
pada
pergelangan tangan pasien apabila
nilai
MFS
Z
45.
Berdasarkan
tabel
1.5
kepatuhan
pra\ilat
memasang
gelang
di
pergelangan
tangan
pasien
diketatui
batrwa
sebagian
besar
responden
patuh
yaitu
34
oraog
(68%).
Ini
menggambarkaa
bahwa
tidak
semua
perawat
memasang
gelang
resiko
jattrh,
hal
ini dapat
disebabkan
karena setelah
perawat
melakukan
pengkajian
MFS, tidak
langsung
8
memasang
gelang
resiko
jatuh
pada
pasien
saat
itujuga
dan
dari
hasil
observasi
peneliti
diketatrui
bahwa
pasien
yang
sudah
terpasang
gelang resiko
jatuh
tetapi
harus
diinfus
pada
pergelangan
tangannya
kareaa
ada
pemindatran
pemasangan infus dan
harus
digunting gelangnyq
Ptawaf,
tidak
memasang
ulang
pada
pergelangan
tangan
sebelahnya
c)
Meletakkan
talrrda
pencegahan
jatult
Qabel
segrtiga
krming/merah)
dipapan
tempat
tidu
Tanda
penceg*ran
jatutr
berupa
label
segitige
kuning
jika
pasien
berdasarkan
kategori
resiko
jattrh
rendah
dan
label
segrtiga
merah
dipasangkan
pada
papan
tempat
tidur
jika
pasie,n
beresiko
jahrh
tinggl.
Berdasarkan
tabel
1.6
kepaftfian
perawat
datam
meletakkan
tanda
pencegahan
jatuh
(label
setigia
lcuoing/merah)
di
papan
tempat
tidur
diketahui
bahwa
sebagian
besar
responden
patuh
meletakkan
tanda
pencegahan
jatuh
(label
setigia
kunine/merah)
di
papan
tempat
tidur
yaitu
34
orang
(6SYr).
Responden
Yang
tidak
meletakkan
tanda
pencegahan
jatuh
(labet
wtigita
kuning/merah)
di
papan
tempat
sejumlah
16 orang,
hal ini
dimugki*an
karena
perawat
tidak
segera
memasang
tanda
pencegahan
jatuh
setelah
melakukan
pengkajian
MFS
sehingga
pkerjaan
rnenjadi
tertunda
dan
menjadi
luPa
d)
Menuliskan
di
whiteboard
padanurse
station
Whiteboard
pada
mrse
station
merupakan
saf,aoa
pendokumentasian
perawat
dalam
menuliskan
hal-hal
penting
yang
dapat
diketahui
oleh
semu&
petugas
kesehatffi.
Hasil
penitaian
MFS
ditulis
di
whiteboard
uutuk
mengingatkan
dan
menginformasikan
pasien
yang beresiko
jatuh
rendah
dan
resiko
jatuh
tinggi.
Berdasarkan
tabel
1.7
kepatutran
perawat
dalam
menuliskan
Pada
whiteboard
diketahui
bahwa
sebagran
responden
pamh
melahrkan
menuliskan
pada
whitebowd
yutu29
omng
(587o).
Kepatuhao
maupakao
suatu
hal
yang
Penting
agar
dapat
mengembangkan
nrtinitas
(kebiasaan)
yang
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
12/15
dapat membantu dalam mengikuti
jadwal
yang
telah
ditetapkan.
Pentingnya
pendoktrmentasian
di whiteboord dapat
memudahkan
perawat
dalam
mengevatrasi
perkembangan
kondisi kesehatan
pasien.
e)
Mengatur
tingg
rendahnya
tempat
tidur
sesuai dengan
prosedur
pencegahan pasien
jatuh.
Tempat
tidur
merupakan fasilitas
yang
digunakan
pasien
ketika
dirawat
di rumalr
sakit. Dengan mengatur tinggr
rendahnya
tempat tidur sesuai dengan
prosedru
pencegahan pasien
jatutr
dimungkinkan
resiko
jatuh
dapat
diantisipasi.
Berdasarkan
tabel 1.8
kepatuhan
perawat
dalanr mengatur
ting$ tempat
tidur
sesuai dengaa prosedur
pencegahan
pasien
jat&
diketahui
batrura sebagian besar
responden
patuh
yaitu
31
orang
(62%o),
sementara
38%
perawat
tidak melakukan
intervensi
mengatur
tingg
rendahnya
tempat
tidur karena salah satu kendala melalnrkan
hal tersebut disebabkan tempat
tidur
di
Yosef
3
Dago
masih ada
yang
belum
dapat
direndahkan dan
ditinggikan
sesuai
prosedur
pencegatran pasien
jatuh.
Upaya
yang
dilal$kan
oleh
perawat
adatah
me,lranrbahkan
bantal
dm
guling
yang
digunakan rmtuk
mnyangga tubuh
pasien.
$
Memastikan
pagar penganan
tenpat tidur
dalam
keadaan
terpasang.
Pagar
pengaman
te,mpat tidur
atau
hek
pengamao
bagi
pasien
saat
berada di
tempat
tidur.
Pada
pasien yang
dirawat
di rumah sakit,
pqgr
pengaman
harus
dalam keadaan
terpasang
untuk
menghindari
pasien
jatutt
dari tempat
tidurnya.
Berdasarkan
tabet
1.9
kepatuhan
perawat
memssang
pagar
pengaman
(hek)
diketahui
batrwa
hampir setunrh responden
patuh
memas{mg
pagarpengaman (hek)
yaitu
48
orang
(96%).
Hal
ini
diketahui
bahwa
perawat
sudah te6iasa
dan meqiadi
budaya
bahwa
sebelum
meninggalkan
pasien,
perawat
merrasang
pagar pemgaman
terlebih
datrulu.
Didr*ung
pula
batrwa
faktor
9
pengalamau
bekerja
turut menentukan
kine{a
seseorang.
Data
yang
diperoleh
bahwa
perawat
yang
bekerja
>
6 tahun
sebanyak
560/o
yatg
membuktikan
bahwa
semakin
lama seseorang
bekerja maka
pengalamm
tersebut
membangun kebiasaan
baik
dalam
hal
memasang
pagtr
pengarnan
sebelum
meninggalkan
pasien.
g)
Kejadian
resiko
jatuh
Kejadian
adalah
suatu kondisi
keadaan
berupa
peristiwa.
Resiko
jatuh
dibagi
menjadi
2
bagian
yaitu
resiko
jatuh
rendah
dengan score
(
45
dan
resiko ttnggt
dengan
score
)
45
dengan
menggunakan MFS.
Berdasarkan tabet
1.10
diketahui
idntifikasi
kejadian Resiko
Jatuh
tinggi
adalah
sebaeiar
kecil
yaitu 27
(54W
dan kejadian Kejadiaa
Resiko Jatuh rendah 23
(46yA.
Resiko
jatuh
dapat
terjadi
pada
pasien
ditiqiau dari
status
mental, kemampuan
bemktivitas
mandiri
atau dibantu, riwayat
jatuh
sebeltrmnya dan
riwayat
ponyakit
sekunder.
2.
Bivariat
Dari hsil
penelitian
diperoleh data
battwa
subvariabel
dari
bivariat
tidak
ada
yang
menu4iukkan
hubungan
antara
variabel
kepatuhan
perawat
melaksanakan
standar
prosedrn
operasional
:
pencegahan
pasien
jatuh
yaitu
dengan
kejadian
resiko
jatuh
di
Rumah Sakit
"X".
Berdasarkan
hasil
diatas,
hal
ini dapat
dimungkinkan
bahwa
perawat
di
RS
'.X'
sudatr
patuh
melaksamkan
Standar
Operasional
Prosedur
untuk
pencegahan
pasien
jatuh
tetapi resiko
jatuh
tetap dapat
terjadi
pada pasien
selama
dirawat
di ntmah
sakit.
Faktor pengetahuau
dm
sikap prawat
juga
memegang
peranan
penting
dalam
pencegalran
pasien
jatuh.
Dari
peuelitian
yang
dilakukan
oleh
Ikrolus
Yosef
Woitilawangi
tentaog
Pengetattuan
Dan
Sikap
Perawat
Tentang Standar
Keselamatan
Pasien Rumah
Sakit Di
RSUD Kota
Bandung
menunjulkan
bahwa
(0o/o)
memiliki
pengetatruan
baih
l0 orang
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
13/15
05,2YA
memiliki
pengetahrmn
cukup, dan
56
omng
(U,8%)
memiliki
pengetahuan
yang
kurang.
Variabel
sikap,
34
orang
(51,
5W
memiliki sikap
mendukung dan 32
onmg
(48,5Yo)
memiliki
sikap
tidak
mendukung. Saran dari
penelitian
tersebut
adalah
pihak
nrmah
sakit
dapat
menambah,
memperbaiki,
dan
memperbaharui
sistem
pelatihan, pendidikaq
dan
bentuk
sosialiasi
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
sikap
perawat
tentang
standar keselamatan
pasien
nrmatr sakit.
Menrnut Hasting G,
2006,
ada
delapan
langkah
yang
dapat
dilal$kan
untuk
mengembangkan
budaya
Patient safety
:
l. Put
the
focus
back on
sofety
Patient safety harus menjadi
prioritas
strategis dari
rumah sakit atau unit
pelayanan
kesehatan lainnya dan
tanggung
jawab
untuk
keselamatan
pasien
tidak
bisa
didelegasikan
dan tim kesehatan
memegang
pemn
kunci
dalam membangun
dan mempertahankan
folaspatient
safety
di
dalam
RS.
do
Memberikan
pelayanan
keselratan
yang
arnan
bagi
pasien
mungkin
mernbutuhkan
langkah-langkah
yang
agak
kompleks, tetapi
dengan
me,mecah kompleksitas
ini dan
membuat
langkah-langlmh
yang
lebih mudah
mungkin
aksn
memberikan
peningkatan
yang
lebih
nyatz
3.
Encourage
open
reporting
Belajar
dari
pengalaman,
meskipun
itu
sesuatu
yang
salatr
adatah
pengalaman yang
berhargaKoordinator
patient
salbty
dan
manajer
RS harus
membuat
budaya
yaog
mendorong
pelaporan.
Mencatat tindakan-
tindakan yang
membatrayakan
pasien
sama
pentingnya
dengan
mencatat
tindakar
tindakan
yang
menyelamatkan
pasien.
4.
Make
futa capture
a
priority
Dibutuhkan
sistem
pencatatan
dala
yang
lebih
baik
untuk mempelajari
dan mengikuti
perkembangan
kualitas
dari
waktu
ke
waktu
sebagai
contoh
data mortalitas.
Dengan
perubahan
data
mortalitas
dari
tatrun
ke
10
tatru&
klinisi
dan
manajer
bisa
melihat
bagaimana
manfaat dari
perrcrapaln
patient
safety.
5.
Use systems-wide
approaches
Keselamatan
pasien
tidak
bisa
menjadi
tanggung
jawab
individual.Pengembangan
hanya bisa
terjadi
jika
ada sistem pendukmg
yang
adekuat.Staf
juga
harus dilatih
dan
didorong
untuk
melakukan
peningkatan
kualitas
pelayanan
dan keselamatan
trhadap
pasien
6. Build
implementation
knowledge
Staf
juga
membutuhkan
motivasi
dan
dukungan
untuk
mengembangkan
metodologi,
sistem
berfikir,
dan
implementasi
program.Pemimpin
sebagai
pengarah
jalannya
prograrn
disini
memegang
peraoan
kunci.
T.Irwolve
patients
in
safety
efforts
Keterlibatan
pasien
dalam
pengembangan
patient
sdfety
terbukti
dapat
memberikan
pengaruh
yang
positif.
Peramya
saat
ini
mungkin masih
kecil, tetapi
alon
terus
berkembang.
Prioritas
keselamaan
pasien, pembangunan
sistem
untuk
pengumpulan
data-daa
berkualitas
tinggr,
mendorong
budaya
tidak
salmg menyalahkaq memotivasi
staf,
dan
melibatkan
pasien
dalam
lingkungan
krja
bukanlah
sesuatu
hal
yaog
bisa trcapai
dalam semalam.
Diperlukan
kepemimpinan
yang
kuat,
tim
yang
kompak,
serta
dedikasi
dan
komitnoen
yang
tinggi
unttrk tercapainya
tujuan
pengembangan
buday
a
patient
safety.
Hal
ini
didukung
dari
penelitian yang
dilakukan
oleh
Puteri Cira
dengan
judul
penelitian
"Implementasi
Prograrn
Patient
Safety
Di
Rumah
sakit
Umum
Di
Damh
Istimewa
Yogyakarta"
yang
mer,ryatakan
bahwa
pelaksanaan
sfrategpatient
safety
di
12 RS
D.I.
Yogyakarta
sudah
berjalan,
namtrn
visi
dan
misi
rumah sakit
yang
mencakup
keselamatan
pasien
masih
rendah.
Pelaksanaarr
mekanisme
patient
safety
masih
sangat
rendah,
*husumya
ketersediaan
dan
pengontolan
peresepan
secara
elekfonik.
2,
Think smoll and
make the right thing easy
to 8. Develop
top-class
patient
safety leaders
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
14/15
Oleh
karena
itu
diperlukan
komitmen
dan
konsistensi
pimpinan
RS
dalarn
pemantauan
patient
safety
di
RS.
(Komalawati,
2010).
Penelitian
yang
dilakukan oleh
Marcia Kirwan
dkk
pada
30
RS
di Irlandia
dalam
"The
Impact
Of
Ihe
Work
Environment
Of
N*rses
On
Patient Safey Outeomes:
A
Multi-Level
Modelling Approacit'
menuqiukkan batrwa
pentingnya
leveling
perawat
sesuai
dengan
pengetahuan, pendidikan, pengalaman
kerja
yang
mempenganrhi asuhan
keperawaan
dalan
keselamatan
pasien
di
nrmah sakit.
Notoatmodjo,
(2003)
menyatakan bahwa
faktor
yang
mempenganrhi kepatuhan seseoraog
adalah
umur,
pendidikan,
masa
kerja
dan
jenis
kelamin.
Dile'ngkapi
pula
dengan
sikap
yaitu
keadaan
mental dalam
kesiapao
yang
diatur
melalui
pengalaman
yang
dapat
memberikan
pengaruh
terhadap respon individu
Berdasarkan
karakteristik
lahan
di
RS
'6X"
diketahui
bahwa sosialisasi SPO
pencegahan
pasien
jatuh
sering disampaikaa dalam
briefing
pagi
setelah operan dinas
sehingga
memacu
perawat
untuk
melaksanakannya
Dengan
demikian
kepatutran
perawat
dalam
melaksanakan SPO
:
pencegahan pasien
jatutt
dengan
kejadian
resiko
jatuh
merupakan
perilaku
sebagai dorongan
dari
did
sendiri
yang
dipeogaruhi
oleh umur,
pengetahuan
melalui
pendidikan,
informasi
yang
diperoleh
secara
terus meneru$ dan
pengalarnan
kerja
untuk
melakukan upaya keselamatan
pasien
agar
tidak
terjadi
jatuh
pada pasien
selama
di
rawat
dirumah
sakit.
V.
Kesimpulan
&
Rekomendasi
1. Kesimpulan
a-
Kepatuhan
perawat
melakukan
pengkajian
MFS
diketahui
bahwa hampir
seluruh
yaitu
49 oraog
(98W,
flremasang
gelang
di
pergelangan
tailgan
pasien
sebagian
besar responden
patuh yaitu
34
orarlg
(680/o),
meletakkan
tanda
pencegalran
jatuh
(label
setigita
kuninglmerah)
di
papan
tempat tidur
diketahui
bahwa sebagian
besar
patutt
11
yaitu
34
orang
(68yo),
menuliskan
pada
whiteboard
diketahui
bahwa
sebagian
responden
patuh
yutu
29 orang
(58%),
mengattr
tinggi rendahnya
ternpat
tidur
sesuai
dengan
prosedur
pencegahan
pasien
jatuh
sebagian
besar
responden
patuh
yaitu
3l
oftmg
(62Yo)
dan
kepatuhan
perawat
meurasang
pagar
pengaman
(hek)
hampir
seluruh
responden
patuh)
yaitu
48
orang
(96Yr).
b.
Tidak ada
hubungan
antara kepatuhan
perawat
melaksanakan
Standar
Prosedrn
Operasional :
pencegahan
pasien
jatuh
dengan
Kejadian
Resiko Jatuh
Di Rumah
sakit'x'
2.
Rekomendasi
a.
Kontroling
dari
tim
patient sofety
dan
evaluasi secara
berkala
pelaksanaan
SPO
:
pencegahan
pasien
jatuh
di tiap
nrulgan
b. Kesadaran
petawat
dalam melakukan
implementasi SPO
:
pencegahan
pasien
jatuh
dan
senantiasa
mendokumentasikan
dengan
baik
dan benar
c.
Pedrmya
memasukkan
anggarat]
dalam
RKA
Rumah Sakit
untuk
penyediaan
fasilitas tempat tidtr
yang
dapat
diatur
tinggr
rendatrnya
sesuai
dengan
standar
pencegahan pasien
j
atuh.
o.
Peran
serta
pasien
dan
keluarga
dalaln
mengelola
pasien
selanra
di
rumah
sakit
dalam upaya
pencegahan pasien
jatuh-
DATTAR
PUSTAKA
American
Association
for
ttre Advancement
of
Science
et
al.
(2010).
Proceedings
of
Enhancing
Pqtient Sdety
and
Reducing Errors
ini Health
Cwe.Illinois:
National
Patient Safety Foundation
Arikunto,
(2010).
Prosedur
Penelitian
&ntu
Pendelwtan
Prabik.
Jalrta
: Rineka
Cipta.
Ari,Elizabeth.,
Q0l2).
Pelaksanaan
SPO
:
Identifikasi
resiko
pasien
jatuh
dengan
Skala
jatuh
Morse di
RS
"A"
Bandung.,Seminar
Nasional
Inovasi &,
-
7/23/2019 Penelitian Spo - Pasien Jatuh
15/15
Tehnologi
(SNIT)
2012.,
Vol. I
hal
C12-
18.
Bakti
Husada
(2008).
Pan&tsn
Nasional
Keselamatan
Pasien Rumah
Sakit.
Jakarta
: KKPS-RS.
Boushon B,
Nielsen
G,
Quigley
P, Rutherford
P,
Taylor
J,
Shannon
D.
Transforming
Core
at
the
Bedside
Howlo Guide:
Reducing
Patient Injuries
from
Falls.
Cambridge,
MA: Institute
for
Healthcare
Improvement;
2008.
Available at:
http://www.IHl.org.
diunduh tanggal 01
lvlaret 2013
pukul
14.30
Cita, Puteri,.
(2012).
Implementasi Program
Patient SaJAry Di
Rumah
Sakit
Umum Di
Daerah Istimewa Yogtakarta.
Junnal
FK
UGM, diunduh
pada
tanggal
15
Agustus
2013
pukul21.00.
Gattinall
T.
(2003).
Mencegah
Clinical Error
dalan Pelayanan
Keperawatan
Kongres
PERSI.
Joint Commission Resources, Good
Practiees
in Preventing
Patient
Falls
hup ://www
j
crinc. com./Preventing-Patient-
Falls/
diunduh tanggal
01
Maret
2013
KARS.
(2006).
Standff
Pelayanan
Rumah
Sakit, Instrumen
Penilaian
Alceditasi
RS.
P e
I
oy anan
Int
e
ns
if
Bandung.
KARS.
KKP-RS.
(201l).
Worlalnp
Keselatnatan Pasien
dan
Manajemen
Risilco
Kints di
Rumah Sakit. Jakarta
:
PERSI.
Kirwan, MarciqAnne
Matthew, 2A12. The
Impact
Of
The Work
Etwironment
Of
Nurses
On
Patient Safety
Outcomes:
A
Multi-Level
Modelling Approach,
Intemational Journal of Nursing Studies
Volume
50.
Issue 2
,
Pages 253-263,
February
2013
Komalawati, Veronica. (2010)
Community
&
Patient Safety
Dalam Perspektif Hukum
Kesehatan.
KKP'
PERSI.
(2006).
Menbangun budrya
keselomatan
pasien
rumah
sakit.
Lokakarya
prograrn
KP-RS.
17
Nopember
2006
L2
KKP-PERSI.
(2008).
Hand
out
l{orlahop
P atient Safety.
Bandung:
KKP-PERSI.
Kozrer,
8., Erb., dan
Oliver,
R.
Q0Aq.
Fundamental of
Nursing;
Consept,
Process
and
Practice.
4th
edition.
California:
Addison-IVesley
Publishing
Co.
Notoatnodjo, Soekidjo
(2003).
Pendidikan
dan Perilaht
Keselwtan.
Rineka
Cipta
Jakarta.
Nwsalam
(2003).
Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
P
enelitian
llmu
Keperaw
atan.
Salemba
Medika.
Jakarta.
Pabuti,
Aumas.
(2011)
Tuiuh
l^angkah
Menuiu
Keselamotan
Pasien
(KP)
Rumah
Sakit.
Proceedings
of
expert lecture
of
medical
stirdent of Block
2f of
Andatas
University,
Indonesia.
Sitorus,
R.
(2006).
Metode
praldik
keperawatan
pofessional
di
rumah
sakit.
penataan
struktur
&
proses (sistem)
pemberian
asuhan
keperawatan
di ruang
rawat.EGC.
Jakarta.
Susanto,
T.
(2006).
Keamanan
(Safety).
Materi
Perkuliahan
Kebutqhan
Dasar
Manusia
Jember:
Laboratorium
Keperawatan
Dasar
PSIK Universitas
Jember.
Supranto.(2001).
Pengulwran
tingkat
lrepuasan
pelanggan
untuk
menaikJran
pangsa
p$sr.
Jakarta:
Rieneka
Cipta.
VISN 8
Patient Safety
Center.
(January
2040.
Proceedings:
Promoting
Patient
Freedom and
Safety:
Preventing
Falls.
YISN 8
Patient
Safety
Center
af
Inquiry
: St.
P
ete
Beach,
Fl.http
: //www.patie
n
t
s
afe
ry.
g
ov/
C
o
sAi
ds
/
F
al lpr
ev
ent
i
o rt/
diunduh
tanggal
01 Maret
2013
Yuhyq A.
A.(2007).
Kecarangan
dalam
jaminan
asuransi
kesehatan.
Fraud dan
Patient
Safef.
PAIVIJAKI.
Hotel
JalcartaSeminar
Yosef,
Karolus.,(2012).
Pengetahuan
Dan
Sikap
Perawat
Tentang
Standar
Keselamatan
Pasien
Rumah
Sakit
Di
RSUD
Kota
Bandung.
http://j urnal.unpad.ac.
id/ej ournaVarticle/viewl
831 diunduh
tanggal
15 Agustus 2013
pukul
11.15.