penegakan hukum terhadap tindak pidana …digilib.unila.ac.id/30329/20/skripsi tanpa bab...

62
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) DALAM TRANSAKSI PERBANKAN (Skripsi) Oleh M FERRYZAL PRATAMA NPM: 1412011223 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: haquynh

Post on 28-Mar-2019

279 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN(FRAUD) DALAM TRANSAKSI PERBANKAN

(Skripsi)

OlehM FERRYZAL PRATAMA

NPM: 1412011223

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

ABSTRAK

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN(FRAUD) DALAM TRANSAKSI PERBANKAN

OlehM FERRYZAL PRATAMA

Pelaksanaan perjanjian antara pihak bank dengan pihak nasabah dapat memicusuatu tindakan fraud, baik yang dilakukan oleh pihak internal bank maupun yangdilakukan oleh pihak luar bank. Fraud sendiri adalah sebuah perbuatankecurangan yang melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja dan sifatnyadapat merugikan pihak lain. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalahbagaimanakah penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan frauddalam transaksi perbankan? dan apakah faktor yang menjadi penghambat dalampenegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan fraud dalam transaksiperbankan?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridisempiris. Sedangkan berdasarkan sifat, bentuk, dan tujuannya adalah penelitiandeskriptif dan problem identification, yaitu mengidentifikasi masalah yangmuncul kemudian dijelaskan berdasarkan peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang berlaku serta ditunjang dengan landasan teori yang berhubungandengan penelitian. Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian iniadalah kualitatif, dan prosedur pengumpulan data dalam penulisan penelitian inidengan cara studi kepustakaan dan lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diketahuibahwa penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan fraud dalamtransaksi perbankan adalah melalui upaya dengan diterapkannya tahap-tahappenegakan hukum yaitu tahap formulasi, aplikasi dan eksekusi, serta faktor-faktoryang menjadi penghambat yaitu faktor Undang-Undang, sebenarnya sudah sangatjelas, namun nyatanya dilapangan belum diterapkan. Faktor penegak hukum,dalam hal ini aparat penegak hukum harus meningkatkan kualitas dan kuantitas.Aparat penegak hukum khususnya sumber daya manusia Kepolisian masih perlumengetahui tentang bidang tindak pidana penyimpangan fraud dalam transaksiperbankan untuk proses penyelidikan dan penyidikan. Faktor sarana dan fasilitas,kurangnya sarana dan fasilitas penunjang diantaranya mekanisme untukmenunjang dalam proses penyelidikan dan penyidikan. Faktor masyarakat,

Page 3: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

M Ferryzal Pratamakurangnya kesadaran masyarakat terhadap hukum. Terakhir faktor kebudayaan,pada era modern seperti ini, siapapun dapat melakukan perbuatan yang dapatmerugikan orang lain, baik materi maupun bukan materi, dikarenakan faktorkesempatan serta kehidupan glamour dari pelaku tindak pidana penyimpanganfraud dalam transaksi perbankan dikalangan pergaulan teman-temannya.Ditambah kurangnya akan kesadaran dari masyarakat akan tentang penegakanhukum terhadap tindak pidana perbankan dimana memerlukan barang bukti yangkuat sehingga bagi yang melakukan perbuatan tersebut dapat dikenakan sanksihukuman pidana.

Saran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah Bank diharapkan agar lebihterbuka dan dapat bekerja sama dengan aparat penegak hukum terhadap kasus-kasus tindak pidana perbankan agar kasus tersebut dapat diproses hingga ke ranahpengadilan, dengan begitu tujuan akhir penegakan hukum dapat tercapai. SertaPerlunya peningkatan kualitas dari aparat penegak hukum dengan caradiberikannya pemahaman yang mendalam tentang tindak pidana penyimpanganfraud dalam transaksi perbankan.

Kata Kunci: Penegakan hukum, fraud, transaksi perbankan

Page 4: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN

(FRAUD) DALAM TRANSAKSI PERBANKAN

Oleh

M FERRYZAL PRATAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM
Page 6: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM
Page 7: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM
Page 8: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Muhammad Ferryzal Pratama,

penulis dilahirkan di Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 18

September 1995. Penulis adalah anak pertama dari tiga

bersaudara, dari pasangan Bapak Muhammad Isa Iskandar, dan

Ibu Nelis Susilawati.

Penulis mengawali pendidikam formal di TK Taruna Jaya yang diselesaikan

pada Tahun 2001, SDN 3 Perumnas Way Halim yang diselesaikan pada Tahun

2007, SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2010 , dan

SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2013.

Selanjutnya penulis pada Tahun 2014 diterima sebagai Mahasiswa Fakultas

Hukum Universitas Lampung, dalam program pendidikan Strata 1 (S1) melalui

jalur seleksi SBMPTN, dan pada pertengahan Juni 2016 penulis memfokuskan

diri dengan mengambil bagian Hukum Pidana. Pada Tahun 2017, penulis

mengikuti program pengabdian langsung kepada masyarakat yaitu Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten

Lampung Tengah.

Page 9: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

MOTTO

“The beauty of sujud is, you whisper down on earth and it’s heard up in

the heavens”

“Hidup bukan tentang siapa yang terbaik,

tetapi siapa yang bisa berbuat baik dan bukan yang pura-pura baik”

(Muhammad Ferryzal Pratama)

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu,

dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu,

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

( Q.S Al-Baqarah: 216 )

Page 10: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT.

Atas rahmat hidayah-Nya dan dengan segala kerendahan hati,

Ku persembahkan Skripsi ini kepada:

Kedua Orang Tua Tercinta,

Ayahanda Muhammad Isa Iskandar dan Ibunda Nelis Susilawati

yang Senantiasa membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan,

berkorban dan mendukungku, terimakasih untuk semua kasih sayang dan

cinta yang luar biasa sehingga aku bisa menjadi seseorang yang kuat dan

konsisten kepada cita-cita.

Adik-adikku Farryza Dwi Putri Iskandar dan Fellyzia Tri Febriana

yang selalu memotivasi dan memberikan doa untuk keberhasilanku.

Teman-teman tersayang

Terimakasih untuk seluruh teman-teman yang telah memberikan

dorongan semangat dan cinta kasih sayangnya sampai saya menjadi

pribadi yang sukses

Almamater tercinta Universitas Lampung

Tempatku memperoleh ilmu dan merancang mimpi untuk jalan menuju

kesuksesanku kedepan

Semoga ALLAH SWT. selalu memberikan Karunia dan nikmat yang tiada

henti

Untuk kita semua. Aamiin

Page 11: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT.

karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana

Penyimpangan (Fraud) Dalam Transaksi Perbankan” Sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. pada penulisan skripsi ini

penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak

sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya

terhadap:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P, selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Armen Yasir, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

Page 12: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

3. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung.

4. Ibu Dona Raisa Monica, S.H., M.H., selaku Sekertaris Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung sekaligus selaku Dosen Pembimbing

II yang telah memberikan arahan, masukan, dan saran serta kepedulian yang

luar biasa kepada penulis sehinga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

5. Ibu Firganefi, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan, masukan, dan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Gunawan Jatmiko, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan arahan, kritikan, dan saran serta masukan kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Ibu Rini Fathonah, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah

memberikan arahan, kritikan, dan saran serta masukan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Ibu Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang memberikan arahan, kritikan, dan saran serta masukan dalam proses

pembelajaran perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung

serta para Dosen pengajar di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

10. Para Staf dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, terutama

kepada bagian Hukum Pidana: Bu As, Bude Siti, dan Pakde.

Page 13: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

11. Bapak Hasmy S.H., M.H., selaku Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Karang,

Bapak M Rama Erfan S.H., M.H., selaku Jaksa Kejaksaan Negeri Bandar

Lampung, Bapak Rinaldy Sucipno selaku Anggota Penyidik Reskrim Polresta

Bandar Lampung, Ibu Fitria Agustina S.H selaku Kepala Verifikator Bank

Mandiri Cabang Kartini Bandar Lampung, dan Ibu Dr. Erna Dewi S.H.,

M.H., selaku Dosen atau Akademisi Hukum Pidana yang telah membantu

dalam mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini,

terimakasih untuk semua kebaikan dan bantuannya kepada penulis.

12. Sangat teristimewa untuk kedua orang tuaku papa Muhammad Isa Iskandar

dan mama Nelis Susilawati yang telah memberikan perhatian, kasih sayang,

cinta, semangat, dan doa serta dukungan yang tak terhingga selama ini

diberikan kepada anak laki-laki pertamamu selama ini. Terimakasih teramat

dalam atas segalanya semoga abang dapat membahagiakan, membanggakan,

dan menjadi anak yang selalu berbakti untuk Papa dan Mama.

13. Adik-adik tercintaku Farryza Dwi Putri Iskandar dan Fellyzia Tri Febriana

terimakasih untuk doa dan dukungan yang selama ini diberikan kepada abang

selama ini. Semoga kelak kita dapat menjadi orang sukses yang akan

mengangkat derajat dan membuat Papa dan Mama bangga.

14. Terima kasih kepada seseorang yang namanya selalu kuselipkan dalam doa,

atas semangat, motivasi, serta nasihat dan masukan-masukan yang

membangun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. ECS sahabat yang sudah ku anggap seperti saudara namun tak sedarah:

Faris Faishol Nur Sudiharta S.P, Rizka Masfufa S.H, Wiranida S.STP yang

telah mendengarkan keluh kesahku, baik persoalan perkuliahan maupun

Page 14: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

kehidupan, mendukung, membantu, menyemangatiku dalam proses

menyelesaikan studi di Universitas Lampung ini. Semoga persahabatan

kita selalu kompak untuk selamanya dan kita semua bisa menjadi orang

yang sukses nantinya.

16. Badoq Cherereu teman seperjuangan dalam proses perkuliahan dari awal

hingga akhir: M Eldi Ermawan S.H, Maharani Ari Putri S.H, Kesuma Irdini

S.H, Mas Achmad Hadiansyah S.H, terimakasih telah membantu,

mendengarkan keluh kesahku, dan mendukung serta menyemangatiku dalam

proses menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung ini,

semoga pertemanan kita selalu kompak untuk selamanya dan kita semua

menjadi orang yang sukses dunia maupun akhirat. Aamiin

17. Teman-teman seperjuangan skripsi yang penuh perjuangan mulai dari

pengajuan judul skripsi sampai ujian terakhir: Siti Novalda Rigayo S.H,

Meilinda Sari S.H, M Raka Edwira S.H, M Randa Edwira S.H, Melinda

Sopiani S.H, Nisa Cornelya S.H, Regina Prananda S.H , Adelia Monica S.H ,

Anggia Jelita S.H, Siska Dwi Azizah Warganegara S.H, Andrea Ayu S.H,

Nita Triani S.H, Marsha Atma S.H, Novia Rahmayani S.H, Destea Susagiani

S.H, Shabrina Kirana S.H, Korin Suryani Sirait S.H, Karina Gita S.H, Mayza

Amelia S.H.

18. Teman-teman KKN Desa Terbanggi Illir, Kecamatan Bandar Mataram,

Kabupaten Lampung Tengah: Faris Faisol Nur Sudihartha, Lucyani Putri

Wulandari, Milia Rahman, Fajriza Suthoni, Rian Parsaoran, Suseno Akbar,

Anggi Prasetyo, Eganio, Rosita, Juwita Anjelina, Sabrina Afifah, Siti Amelia,

dan Adinda Ayu Lintang S. Terimakasih telah memberikan cerita baru dalam

Page 15: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

hidup saya dan membatu dalam kebersamaan selama KKN dan sampai

sekarang, semoga kita selalu bahagia.

19. Kakak-Kakak 2013 Fakultas Hukum: M Yulian S.H, Roro Ayu S.H, Niken

Chandra S.H, Auliannisa Saraswati S.H, Yunicha Nita S.H, Alya Nurhafidza

S.H, Panji Arianto S.H, M Akbar S.H terimakasih atas bantuan serta

masukan dalam proses perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

20. Teman yang tak terduga hingga menjadi sahabat: Lucyani Putri Wulandari

S.H, Kgs Ahmad Zulfikar S.Kom, Jenny Rafiqah Akmal A.md, Anggi

Ananda Putri S.Pd, Ria Monica Fitaloca S.E, Chintara S.P, Rizki Ade Maulita

S.P terimakasih telah membantu, menemaniku, serta meluangkan waktu

untuk mendengarkan keluh kesahku selama proses penyusunan penulisan

skrispi ini maupun yang lainnya.

21. Gerbong Squad teman pance sepermainan: Windi Rosalita A.md, Gita Ratna

A.md A.K, Fadlillah Ahmad A.md Kep, Esta Kania A.md Keb yang telah

membantu, menemaniku, serta meluangkan waktu untuk mendengarkan

keluh kesahku selama proses penyusunan penulisan skripsi ini maupun

yang lainnya.

22. Almamater tercinta, Universitas Lampung yang telah memberikan banyak

kenangan, banyak ilmu, banyak teman dan sampai saya menjadi seseorang

yang berguna bagi almamaterku dan negeriku.

23. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

Page 16: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

Akhir kata atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa dari kalian semua, penulis

hanya mampu mengucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila ada yang salah

dalam penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan

pada umumnya dan ilmu hukum khususnya hukum pidana.

Bandar lampung, 08 Februari 2018

Penulis

M Ferryzal Pratama

Page 17: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN Halaman

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ............................................. 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 8

D. Kerangka Teori dan Konseptual ....................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penegakan Hukum ........................................................... 14

B. Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum ............................... 18

C. Pengertian Tindak Pidana Perbankan ................................................ 19

D. Pengertian Tindak Pidana Fraud ....................................................... 23

E. Dasar Hukum Tindak Pidana Fraud .................................................. 27

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah ........................................................................... 32

B. Sumber Data ....................................................................................... 32

C. Penentuan Narasumber ........................................................................ 34

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan ....................... 35

E. Analisis Data ....................................................................................... 36

Page 18: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyimpangan (Fraud)

Dalam Transaksi Perbankan ................................................................. 37

B. Faktor Penghambat Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana

Penyimpangan (Fraud) Dalam Transaksi Perbankan .......................... 67

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 76

B. Saran .................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 19: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang memiliki kegiatan menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, deposito, dan menyalurkan

dana kepada masyarakat bagi yang memerlukan dana dalam bentuk kredit. Peran

bank sangat penting bagi perekonomian Indonesia karena bank memiliki peran

untuk pengendalian stabilitas keuangan, pengendalian inflasi, dan pengaturan

sistem pembayaran. Dengan semakin kompleksnya produk dan aktivitas bank,

maka risiko yang dihadapi bank akan semakin meningkat, sehingga perlu

diimbangi dengan kualitas penerapan manajemen resiko yang memadai.1

Pendirian bank di Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan

ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.2

Dengan berpedoman usaha yang dilakukan bank, yaitu menarik uang dari

masyarakat dan menyalurkan kembali kemasyarakat3, dalam hal ini sebuah bank

dapat mengajak masyarakat untuk ikut berpatisipasi dalam meningkatkan

1Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas Bank IndonesiaNomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum,hlm.1 butir (a).

2 Malayu S. P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, PT.Bumi Aksara., Jakarta, 2001, hlm. 4.3Ibid

Page 20: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

2

ekonomi Indonesia pada umumnya, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat itu

sendiri pada khususnya.

UUD 1945 hasil perubahan menegaskan, bahwa Indonesia adalah negara yang

berdasarkan hukum (rechtstaat), bukan berdasarkan kekuasaan (machstaat),

apalagi bercirikan negara penjaga malam (nachtwachterstaat). Penegakan

hukum sebagai bagian dari legal sistem, tidak dapat dipisahkan dengan

substansi hukum (legal substance) dan budaya hukum (legal culture).4

Penegakan hukum pada hakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau konsep-

konsep tentang keadilan, kebenaran, kemanfaatan sosial, dan sebagainya.

Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide dan konsep-konsep

tersebut menjadi kenyataan. Hakikatnya penegakan hukum mewujudkan nilai-

nilai atau kaedah-kaedah yang memuat keadilan dan kebenaran, penegakan

hukum bukan hanya menjadi tugas dari para penegak hukum yang sudah di kenal

secara konvensional , tetapi menjadi tugas dari setiap orang. Meskipun demikian,

dalam kaitannya dengan hukum publik pemerintahlah yang bertanggung jawab.5

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok

Perbankan yang telah disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perbankan, dalam Pasal 3 disebutkan bahwa fungsi utama

Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa transaksi keuangan

berkaitan dengan produk dan jasa yang ditawarkan oleh pihak perbankan. Produk

4Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Alumni: Bandung, 1986.5Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan Hukum Di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti:

Bandung, 2005.

Page 21: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

3

dan jasa yang ditawarkan oleh pihak perbankan tersebut antara lain berupa

tabungan, deposito, giro, dan kredit.

Usaha dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh bank, akan membuka kesempatan

bagi pihak yang tidak bertanggung jawab atau oknum-oknum tertentu untuk

memetik keuntungan pribadi, yakni dengan melakukan kecurangan-kecurangan

yang merugikan pihak lain atau bahkan melakukan suatu tindak pidana. Pihak

atau oknum yang melakukan suatu tindak pidana tersebut adalah mereka yang

dalam pekerjaan sehari-harinya menggunakan bank sebagai sarana untuk

melakukan tindak pidana baik yang meliputi pihak eksternal bank maupun yang

meliputi pihak internal bank, misalnya pegawai bank, anggota direksi bank,

nasabah bank, anggota dewan komisaris bank, pemegang saham bank, maupun

pejabat negara yang berwenang dalam mengawasi bank.

Tindak pidana adalah suatu perbuatan (handeling) yang diancam dengan pidana

oleh Undang-Undang, bertentangan dengan hukum (onrechtmatig) dilakukan

dengan kesalahan (schuld) oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab.

Rumusan pengertian tindak pidana oleh Simons dipandang sebagai rumusan yang

lengkap karena akan meliputi :

1. Diancam dengan pidana oleh hukum

2. Bertentangan dengan hukum

3. Dilakukan oleh seseorang dengan kesalahan (schuld)

4. Seseorang itu dipandang bertanggung jawab atas perbuatannya.6

6Roni Wiyanto, Asas-asas Hukum Pidana Indonesia, C.V.Mandar Maju: Bandung, 2012, Hlm. 160.

Page 22: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

4

Terdapat klasifikasi pelaku tindak pidana didalam ketentuan Pasal 55 dan Pasal 56

KUHP, yaitu:

1. Mereka yang melakukan (Plegen);

2. Mereka yang menyuruh melakukan (Doen Plegen);

3. Mereka yang turut serta (Mede Plegen); dan

4. Mereka yang menggerakkan atau menganjurkan atau membujuk (Uitlokker).7

Kegiatan transaksi keuangan biasanya pihak nasabah dengan bank mengadakan

suatu perjanjian yang berisi kesepakatan antara bank dengan nasabah di dalam

melakukan suatu transaksi perbankan. Perjanjian tersebut dapat berupa antara

pihak bank dengan nasabah penyimpan dana (kreditur) ataupun dengan nasabah

peminjam dana (debitur). Di dalam pelaksanaan perjanjian antara pihak bank

dengan pihak nasabah dapat memicu suatu tindakan fraud, baik yang dilakukan

oleh pihak internal bank maupun yang dilakukan oleh pihak luar bank.

Fraud sendiri adalah sebuah istilah di bidang IT yang artinya sebuah perbuatan

kecurangan yang melanggar hukum (illegal acts ) yang dilakukan secara sengaja

dan sifatnya dapat merugikan pihak lain. Istilah keseharian adalah kecurangan

diberi nama yang berlainan seperti pencurian, penyerobotan, pemerasaan,

penjiplakan, penggelapan, dan lain-lain. Orang awam sering kali mengartikan

bahwa fraud secara sempit adalah tindak pidana atau perbuatan korupsi. Fraud

atau kecurangan itu sendiri adalah tindakan yang melawan hukum oleh orang-

orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan

keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak

7 Diah Gustiniati dan Budi Rizki Husin, Azas-Azas dan Pemidanaan Hukum Pidana Di Indonesia,Justice Publisher: Bandar Lampung, 2014, hlm. 175-176.

Page 23: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

5

lain.8 Dasar hukum fraud terdapat didalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan terbagi menjadi tiga belas

macam tindak pidana yang diatur mulai dari Pasal 46 sampai dengan Pasal 50A.

Salah satu contoh kasus fraud yang terjadi adalah masalah yang melibatkan salah

satu bank BUMN dengan pejabat publik di Lampung. Kasus dengan modus yang

terjadi di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Utama Teluk Betung,

Bandar Lampung oleh Natar Perdana Group (NPG), perusahaan milik Wakil

Bupati Lampung Selatan Eky Setyanto (ES). Saat mengajukan kredit, tercatat

Direktur PT NPM dan CV NPA adalah Eky Setyanto, NPG berperan sebagai

avalis (lembaga pembiayaan) dan mengajukan kredit kendaraan bermotor/KKB

kepada PT BRI KCU Telukbetung Bandar Lampung, Diduga NPG

menyalahgunakan kesepakatan dengan memalsukan dokumen kredit, dari jumlah

kreditor tersebut sebanyak 10.795 kreditor atau senilai Rp81,2 miliar dinyatakan

fiktif. Kredit macet tersebut terjadi disinyalir atau diduga karena dana KKB

dipergunakan untuk keperluan ES dalam proses pencalonannya sebagai wakil

bupati pada Pilkada Kabupaten Lampung Selatan 2010. CV NPA pada tahun 2011

secara bertahap mengembalikan seluruh tunggakan dana, berikut bunga ke BRI

dalam tempo yang cukup singkat, sekitar empat bulan, NPA mengembalikan

seluruh pinjaman ke BRI pada pertengahan tahun 2011.9

Kasus fraud lainnya yang terjadi adalah kasus pencairan deposito dan melarikan

pembobolan tabungan nasabah Bank Mandiri yang melibatkan lima tersangka

8https://arezky125.wordpress.com/ Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017, pada pukul 14:20 WIB.9http://www.gresnews.com/berita/analisis_hukum/0282-analisis-dugaan-kredit-fiktif-bri-teluk-

betung/0/ Diakses pada tanggal 30 Juli 2017 pada pukul 11:30 WIB.

Page 24: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

6

dimana salah satu pelakunya Costumer Service bank tersebut. Modusnya

memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening

tersangka. Kasus yang juga terjadi pada tahun 2011 ini menyebabkan kerugian

Rp.18 miliar.10

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/DPNP tanggal 9

Desember 2011, fraud merupakan tindakan penyimpangan atau pembiaran yang

sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah,

atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan bank dan atau menggunakan sarana

bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian

dan atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung

maupun tidak langsung.11

Tindakan fraud dapat dipicu oleh beberapa faktor yang dapat berasal dari dalam

diri ataupun yang berasal dari luar dirinya. Secara umum penyebab seseorang

melakukan tindakan fraud, yaitu tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Semakin

banyak transaksi yang dilakukan perbankan maka potensi fraud akan semakin

tinggi, sehingga industri perbankan perlu mewaspadai terjadinya fraud di tengah

perkembangan ekonomi saat ini.

Fraud sendiri dilihat sangat merugikan dalam sektor perbankan karena dapat

menyebabkan hilangnya kepercayaan dari masyarakat atau nasabah kepada bank

yang berdampak buruk bagi keberlangsungan kegiatan bank. Tindak pidana fraud

sangat merugikan nasabah bahkan pemerintah melalui kas Negara. Dengan kata

10http://tekno.kompas.com/read/2011/05/03/09441743/inilah.9.kasus.kejahatan.perbankanDiakses pada tanggal 30 Juli 2017 pada pukul 12:15 WIB.

11Surat Edaran Nomor 15/15/DPNP/2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagiBank Umum,hlm.2 Poin (1) Bag. A.

Page 25: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

7

lain, dapat dikatakan bahwa dampak yang akan dirasakan akibat dari ambruknya

atau hancurnya sebuah bank tidak hanya terbatas berdampak pada bank yang

bersangkutan melainkan akan berdampak luas pada bank-bank lain atau bahkan

berdampak pada sistem perekonomian suatu negara yang tidak mustahil akan

sangat mengganggu fungsi sistem keuangan (sistem moneter) dan sistem

pembayaran dari negara yang bersangkutan dan sistem pembayaran dunia.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penegakan hukum terhadap tindak

pidana fraud itu sendiri belum maksimal di dalam proses penyelesaiannya, bahkan

dari kasus-kasus yang sudah terjadi di Indonesia masih mengalami ketidakjelasan

dalam proses penyelesaiannya, baik proses penyeselesaian melalui pengadilan

maupun proses secara intern antara pihak bank itu sendiri maupun dari pihak

nasabah.

Sepatutnya diberlakukan peningkatan dalam penegakan hukum terhadap pelaku

atau oknum-oknum tertentu yang melakukan tindak pidana fraud dalam transaksi

perbankan agar bagi pelaku atau oknum-oknum yang melakukan perbuatan

tersebut dapat dikenakan hukuman pidana. Oleh karena itu maka penulis

menganggap bahwa perlunya penulis memilih judul ini. Dalam skripsi yang

dibahas, penulis mengangkat sebuah judul yaitu: “Penegakan Hukum Terhadap

Tindak Pidana Penyimpangan (Fraud) Dalam Transaksi Perbankan”.

Page 26: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

8

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan memperhatikan pokok-pokok pikiran di

atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan

(fraud) dalam transaksi perbankan ?

b. Apakah faktor yang menghambat penegakan hukum terhadap tindak pidana

penyimpangan (fraud) dalam transaksi perbankan ?

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari Hukum Pidana Materiil, Hukum Pidana

Formil dan Hukum Pelaksanaan Pidana dengan membahas bagaimana penegakan

hukum terhadap pelaku penyimpangan (fraud) dalam transaksi perbankan serta

faktor yang menghambat penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan

(fraud) dalam transaksi perbankan. Sedangkan ruang lingkup tempat dan waktu

yakni penelitian skripsi ini dilakukan di Bandar Lampung, pada tahun 2017.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adanya penelitian ini dimaksudkan untuk mencapainya suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

hukum ini adalah sebagai berikut :

Page 27: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

9

a. Untuk mengetahui penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan

(fraud) dalam transaksi perbankan.

b. Untuk mengetahui faktor yang menghambat terhadap penegakan hukum

terhadap tindak pidana penyimpangan (fraud) dalam transaksi perbankan.

2. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kegunaan Teoritis

Kegunaan penulisan ini secara teoritis adalah untuk menganalisis bagaimana

penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan (fraud) dalam transaksi

perbankan.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat berguna untuk memberi informasi bagi masyarakat,

aparat penegak hukum, dan mahasiswa mengenai bagaimana penegakan hukum

terhadap tindak pidana penyimpangan (fraud) dalam transaksi perbankan.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah susunan dari beberapa anggapan, pendapat, cara, aturan,

asas, keterangan sebagai satu kesatuan yang logis yang menjadi landasan, acuan,

dan pedoman untuk mencapai tujuan dalam penelitian atau penulisan.12

a. Penegakan hukum pidana apabila dilihat sebagai bagian dari mekanisme

penegakan hukum (Pidana), maka pemidanaan yang biasa juga diartikan

12 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti: Bandung, 2004, hlm.77.

Page 28: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

10

pemberian pidana tidak lain merupakan suatu proses kebijakan yang sengaja

direncanakan. Artinya pemberian pidana itu untuk benar-benar dapat terwujud

direncanakan melalui beberapa tahap, yaitu:

1) Tahap Formulasi yaitu tahap penetapan pidana oleh pembuat Undang-

Undang.

2) Tahap Aplikasi yaitu tahap pemberian pidana oleh badan yang berwenang.

3) Tahap Eksekusi yaitu tahap pelaksanaan pidana oleh instansi pelaksana

yang berwenang.13

Pada skipsi ini penulis menggunakan teori penegakan hukum yang lebih

berfokus di tahap aplikasi tanpa mengesampingkan tahap formulasi dan tahap

eksekusi. Tahap pertama sering disebut juga tahap pemberian pidana “in

abstracto”, sedangkan tahap kedua dan ketiga merupakan tahap “in concreto”.

Dilihat dari suatu proses mekanisme penegakan hukum pidana, maka ketiga

tahapan tersebut diharapkan merupakan satu jalinan mata rantai yang saling

berkaitan dalam satu kebulatan sistem.14

Penegakan hukum pidana dapat terwujud melalui tahap formulasi yaitu tahap

penegakan hukum pidana in abstracto oleh badan pembuat Undang-Undang.

Dalam tahap ini pembuat Undang-Undang melakukan kegiatan memilih nilai-

nilai yang sesuai dengan keadaan dan situasi masa kini dan masa yang akan

datang, kemudian merumuskannya dalam bentuk perundang-undangan pidana

untuk mencapai perundang-undangan pidana yang paling baik dalam arti

memenuhi syarat keadilan dan daya guna.

13Muladi dan Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti:Bandung, 2002, hlm. 173.

14 Muladi dan Barda Nawawi, Bunga Rampai Hukum Pidana, Alumni: Bandung, 1992, hlm. 91.

Page 29: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

11

b. Keberhasilan penegakan hukum mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang mempunyai arti yang netral, sehingga dampak negatif atau positifnya

terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor ini saling berkaitan

dengan eratnya, merupakan esensi serta tolak ukur dari efektivitas penegakan

hukum. Faktor-faktor tersebut adalah:

1) Perundang-Undangan (Substansi Hukum).

2) Penegak Hukum, yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan

hukum.

3) Sarana atau Fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

4) Masyarakat, yakni dimana hukum tersebut diterapkan.

5) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.15

2. Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara

konsep-konsep khusus yang mempunyai arti-arti yang berkaitan dengan istilah

yang diteliti atau diketahui.16 Berdasarkan definisi tersebut, maka konseptualisasi

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penegakan Hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya atau

berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam

lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara.17

15 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rineka Cipta:Jakarta, 1983, Hlm. 8-10.

16Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia: Jakarta, 2007, hlm.132.

17Sunarso, Loc. Cit.

Page 30: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

12

b. Tindak Pidana adalah kelakuan yang diancam dengan pidana, yang bersifat

melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh

orang yang mampu bertanggung jawab.18

c. Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan

untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain,

yang terjadi di lingkungan bank dan atau menggunakan sarana bank sehingga

mengakibatkan bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan atau

pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun

tidak langsung.19

d. Transaksi adalah suatu kejadian ekonomi atau keuangan yang melibatkan

paling tidak dua pihak (seseorang dengan seseorang atau beberapa orang

lainnya) yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perserikatan

usaha pinjam meminjam dan lain-lain atas dasar suka sama suka ataupun atas

dasar suatu ketetapan hukum atau syariat yang berlaku.20

e. Perbankan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.21

18 Diah Gustiniati dan Budi Rizki Husin, Azas-Azas dan Pemidanaan Hukum Pidana Di Indonesia,Justice Publisher: Bandar Lampung, 2014, hlm. 84.

19 Surat Edaran Nomor 13/28/DPNP/2011 tentang Penerapan Strategi Anti-Fraud bagi BankUmum, hlm.2 Poin (2).

20 Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akutansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK danPAPSI, PT Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta, 2005.

21 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7Tahun 1992 tentang Perbankan, 1998, Pasal 1 butir (2).

Page 31: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

13

E. Sistematika Penulisan

I. PENDAHULUAN

Pada bagian memuat latar belakang, rumusan permasalahan dan ruang lingkup,

tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, serta

sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini menjelaskan mengenai pengertian penegakan hukum, faktor

yang mempengaruhi penegakan hukum, pengertian tindak pidana perbankan,

pengertian tindak pidana fraud, serta dasar hukum tindak pidana fraud dari

buku referensi, opini serta pendapat para ahli.

III. METODE PENELITIAN

Pada bagian ini menjelaskan metode apa saja yang digunakan dalam

melakukan penelitian hukum, prosedur-proser penelitian, sumber dan jenis

data, serta pengumpulan data sehingga dapat mempermudah dalam

menganalisis objek penelitiannya.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini berisi tentang pembahasan berdasarkan hasil penelitian

terhadap permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini dengan studi

kepustakaan dan studi lapangan.

V. PENUTUP

Pada bagian ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari

penelitian dan pembahasan serta berisikan saran-saran penulis yang diberikan

berdasarkan penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan

dalam penelitian skripsi ini.

Page 32: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum merupakan salah satu bentuk layanan pemerintah dalam bidang

hukum yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga negara penegak hukum,

terintegrasi dalam sistem peradilan pidana yang terdiri dari unsur kepolisian,

kejaksaan, pengadilan, lembaga pemasyarakatan, belakangan ditambah dengan

unsur penasehat hukum. Tugas pokok masing-masing lembaga penegak hukum

tersebut diatur di dalam undang-undang tersendiri.

Penegakan hukum, Soerjono Soekanto menyatakan:

Secara konsepsional inti dan arti dari penegakan terletak pada kegiatanmenyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidahyang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaianpenjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, danmempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Di dalam penegakan hiduppasangan nilai-nilai ketertiban dan nilai ketentraman, nilai kepentinganumum dan nilai kepentingan pribadi, nilai kelestarian dan nilai inovatismeyang dijabarkan dalam kaidah-kaidah hukum yang kemudian menjadipedoman atau patokan bagi perilaku atau sikap tindak yang dianggap pantasyang bertujuan untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankankedamaian.22

22 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengeruhi Penegakan Hukum, Raja GrafindoPersada, 2004, hlm. 5.

Page 33: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

15

Penegakan hukum secara konkret adalah berlakunya hukum positif dalam praktik

sebagaimana seharusnya patut dipatuhi. Oleh karena itu, memberikan keadilan

dalam suatu perkara berarti memutuskan hukum in concreto dalam

mempertahankan dan menjamin di taatinya hukum materiil dengan menggunakan

cara prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal.23

Suatu negara yang sedang membangun, fungsi hukum tidak hanya sebagai alat

kontrol sosial atau sarana untuk menjaga stabilitas semata, tetapi juga sebagai alat

untuk melakukan pembaharuan atau perubahan didalam suatu masyarakat.

Kebijakan hukum pidana sebagai salah satu usaha dalam menanggulangi

kejahatan dalam penegakan hukum pidana yang rasional. Penegakan hukum

pidana yang rasional tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu:24

1. Tahap Formulasi, adalah tahap penegakan hukum pidana in abstracto oleh

badan pembentuk Undang-Undang. Dalam tahap ini pembentuk Undang-

Undang melakukan kegiatan memilih nilai-nilai yang sesuai dengan keadaan

dan situasi masa kini dan masa yang akan datang, kemudian merumuskannya

dalam bentuk peraturan perundang-undangan pidana untuk mencapai hasil

perundang-undangan pidana yang paling baik, dalam arti memenuhi syarat

keadilan dan daya guna. Tahap ini dapat juga disebut dengan tahap kebijakan

legislatif.

23 Dellyana Shant,Konsep Penegakan Hukum, Liberty: Yogyakarta, 1998, hlm. 33.24 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti:

Bandung, hlm. 173.

Page 34: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

16

2. Tahap Aplikasi, adalah tahap penerapan hukum pidana oleh aparat-aparat

penegak hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan hingga pengadilan. Dalam

tahap ini aparat penegak hukum menegakkan serta menerapkan peraturan

perundang-undangan pidana yang telah dibuat oleh badan pembentuk Undang-

Undang. Dalam melaksanakan tugas ini, aparat penegak hukum harus

memegang teguh nilai-nilai keadilan dan daya guna. Tahap kedua ini dapat

juga disebut tahap kebijakan yudikatif.

3. Tahap Eksekusi, adalah tahap pelaksanaan hukum pidana secara konkret oleh

aparat pelaksana pidana. Dalam tahap ini aparat pelaksana pidana bertugas

menegakkan peraturan pidana yang telah dibuat oleh pembentuk Undang-

Undang melalui penerapan pidana yang telah ditetapkan oleh pengadilan.

Aparat pelaksana dalam menjalankan tugasnya harus berpedoman kepada

peraturan perundang-undangan pidana yang telat dibuat oleh pembentuk

Undang-Undang (Legislatur) dan nilai-nilai keadilan serta daya guna.

Ketiga tahap penegakan hukum pidana tersebut, dilihat sebagai suatu usaha atau

proses yang rasional yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Cita hukum bangsa dan negara Indonesia adalah pokok-pokok pikiran yang

terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, untuk membangun

negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, cita hukum itulah

Pancasila.25

25 Roeslan Saleh, Pembinaan Cita Hukum dan Asas-Asas Hukum Nasional, Dunia Pikir: Jakarta,1996, hlm. 15.

Page 35: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

17

Hakikatnya penegakan hukum mewujudkan nilai-nilai atau kaedah-kaedah yang

memuat keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas

dari para penegak hukum yang sudah di kenal secara konvensional , tetapi

menjadi tugas dari setiap orang. Meskipun demikian, dalam kaitannya dengan

hukum publik pemerintahlah yang bertanggung jawab.

Penegakan hukum dibedakan menjadi dua, yaitu:26

1. Ditinjau dari sudut subyeknya:

Pengertian arti luas, proses penegakkan hukum melibatkan semua subjek hukum

dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau

melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada

norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan

aturan hukum. Sedangkan dalam arti sempit, penegakkan hukum hanya diartikan

sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan

memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya.

2. Ditinjau dari sudut obyeknya, yaitu dari segi hukumnya:

Pengertian dalam arti luas, penegakan hukum yang mencakup pada nilai-nilai

keadilan yang di dalamnya terkandung bunyi aturan formal maupun nilai-nilai

keadilan yang berada dalam bermasyarakat. Sedangkan dalam arti sempit,

penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan

yang tertulis.

26 Ibid hlm. 34.

Page 36: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

18

B. Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Penegakan hukum bukan semata-mata pelaksanaan perundang-undangan saja,

namun terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai

berikut:27

1. Faktor Perundang-Undangan (Substansi Hukum)

Praktek penyelenggaraan penegak hukum di lapangan seringkali terjadi

pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan. Hal ini dikarenakan konsepsi

keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak sedangkan kepastian

hukum merupakan prosedur yang telah ditentukan secara normatif. Kebijakan

yang tidak sepenuhnya berdasarkan hukum merupakan suatu yang dapat

dibenarkan sepanjang kebijakan tidak bertentangan dengan hukum.

2. Faktor Penegak Hukum

Salah satu kunci dari keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau

kepribadian dari penegak hukumnya sendiri. Dalam rangka penegakan hukum

oleh setiap lembaga penegak hukum, keadilan dan kebenaran harus dinyatakan,

terasa, terlihat dan diaktualisasikan.

3. Faktor Sarana dan Fasilitas

Sarana dan fasilitas yang mendukung mencakup tenaga manusia yang

berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,

27 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rineka Cipta:Jakarta, 1983, Hlm. 8-10.

Page 37: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

19

penegakan hukum tidak dapat berjalan dengan lancar dan penegak hukum tidak

mungkin menjalankan peran semestinya.

4. Faktor Masyarakat

Masyarakat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pelaksanaan penegakan

hukum, sebab penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk

mencapai dalam masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka

akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik.

5. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan Indonesia merupakan dasar dari berlakunya hukum adat. Berlakunya

hukum tertulis (perundang-undangan) harus mencerminkan nilai-nilai yang

menjadi dasar hukum adat. Dalam penegakan hukum, semakin banyak

penyesuaian antara peraturan perundang-undangan dengan kebudayaan

masyarakat, maka akan semakin mudah menegakannya.

C. Pengertian Tindak Pidana Perbankan

Pengertian istilah tindak pidana dibidang perbankan adalah tindak pidana yang

terjadi di kalangan dunia perbankan, baik yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan maupun dalam

perundang-undangan lainnya.

Tindak pidana perbankan adalah tindak pidana yang hanya diatur dalam Undang-

Undang Perbankan, yang sifatnya intern. Beberapa kalangan berpendapat bahwa

pengertian tindak pidana perbankan dan tindak pidana di bidang perbankan tidak

Page 38: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

20

perlu dibedakan mengingat tindak pidana perbankan merupakan kejahatan atau

delik umum yang dilakukan di dalam lembaga perbankan.

Terdapat perbedaan pengertian tindak pidana perbankan dengan tindak pidana di

bidang perbankan. Perbedaan tersebut didasarkan pada perlakuan peraturan

terhadap perbuatan-perbuatan yang telah melanggar hukum yang berhubungan

dengan kegiatan dalam menjalankan usaha bank. Selanjutnya dikatakan bahwa

tindak pidana perbankan terdiri atas perbuatan-perbuatan pelanggaran terhadap

ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-

Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan.28

Pengertian tindak pidana perbankan tersebut di atas maka dapat disimpulkan

terdapat dua pengertian, yaitu:

1. Tindak pidana perbankan adalah setiap perbuatan yang melanggar ketentuan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Tindak Pidana Perbankan sendiri

berarti perbuatan pelanggaran terhadap Undang-Undang Perbankan dan

Peraturan Pelaksananya. Tindak pidana ini mengandung pengertian tindak

pidana itu semata-mata dilakukan oleh bank atau orang bank. Adapun tentang

istilah “Tindak Pidana Perbankan” mengartikannya sebagai tindak pidana yang

terdiri atas perbuatan-perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan

28 Moch Anwar, Tindak Pidana Dibidang Perbankan, Alumni: Bandung, 1986.

Page 39: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

21

Pokok-Pokok Perbankan, pelanggaran mana dilarang dan diancam dengan

hukuman oleh undang-undang itu.29

2. Tindak Pidana di bidang Perbankan adalah setiap perbuatan yang melanggar

ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, KUHP dan

Peraturan Hukum Pidana Khusus seperti Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 tentang Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002

tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Tindak Pidana di bidang Perbankan itu

sendiri berarti perbuatan-perbuatan yang melawan hukum dalam ruang lingkup

seluruh kegiatan usaha pokok lembaga keuangan bank. Tindak pidana ini lebih

netral dan lebih luas karena dapat mencakup tindak pidana yang dilakukan oleh

orang diluar dan didalam bank atau kedua-duanya.30

Tindak Pidana di bidang Perbankan Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dapat dikategorikan

sebagai tindak pidana kejahatan di bidang perbankan sebagaimana menurut

ketentuan Pasal 51 Ayat 1:31

“Tindak pidana sebagai mana dimaksud dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal 47A, Pasal 48 ayat (1), Pasal 49, Pasal 50, dan Pasal 50 A adalah kejahatan.”

29 Ibid.30 Marjono Reksodiputro, Kemajuan Pembangunan Ekonomi Dan Kejahatan, Pelayanan Keadilan

Dan Pengabdian Hukum: Jakarta Pusat, 1994, hlm. 74.31 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Page 40: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

22

Perbuatan-perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 51 Ayat (1) adalah perbuatan

yang digolongkan sebagai tindak pidana kejahatan yang dimana akan dikenakan

ancaman hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan sekedar pelanggaran.

Hal ini mengingat, bahwa bank adalah lembaga yang menyimpan dana yang

dipercayakan masyarakat kepadanya, sehingga perbuatan yang dapat

mengakibatkan rusaknya kepercayaan masyarakat kepada bank, yang pada

dasarnya juga akan merugikan bank maupun masyarakat perlu segera dihindarkan.

Dengan digolongkan sebagai tindakan kejahatan, diharapkan akan lebih terbentuk

ketaatan yang tinggi terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Mengenai tindak pidana kejahatan yang dilakukan oleh anggota Dewan

Komisaris, Direksi, atau pegawai Bank pada dasarnya berlaku ketentuan-

ketentuan tentang sanksi pidana, mengingat sifat ancaman pidana dimaksud

berlaku umum. Terkategori sebagai unsur-unsur tindak pidana di bidang

perbankan terkait ketentuan-ketentuan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, adalah Barang Siapa

yang :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha

dari pimpinan Bank Indonesia

b. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan

atau dalam proses laporan, ataupun dalam dokumen atau laporan kegiatan

usaha, laporan transaksi, atau rekening suatu bank.

c. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak

dilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, ataupun

Page 41: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

23

dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau

rekening suatu bank.

d. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau

menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalam

laporan, ataupun dalam dokumen atau laporan transaksi atau rekening suatu

bank atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan, menghilangkan,

menyembunyikan, atau merusak catatan pembukuan tersebut.

Pelaku tindak pidana di bidang perbankan dapat dikenakan sanksi hukum berupa

pidana penjara dan pidana denda berdasarkan ketentuan Pasal 46, Pasal 47A,

Pasal 48, dan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-

Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 tentang Perbankan.

Tindak Pidana Perbankan sering kali mengandung elemen-elemen kecurangan

(deceit), penyesatan (misrepresentation), penyembunyian kenyataan (concealment

of facts), manipulasi (manipulation), pelanggaran kepercayaan (breach of trust),

akal-akalan (subterfuge), atau penggelakan peraturan (ilegal circumvention)

sehingga sangat merugikan masyarakat secara luas”.32

D. Pengertian Tindak Pidana Fraud

1. Definisi Fraud

Hukum Pidana secara umum menyebut fraud dengan “Pencurian dengan

Penipuan”, “Pencurian dengan Penggelapan dan Penipuan”, “Penyelewengan

32 Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Kejahatan Bisnis, Jakarta Timur: Prenada Media, 2003,hlm, xiii.

Page 42: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

24

yang dilakukan oleh Pegawai Bank” dan lain sebagainya. Namun ada pula yang

mendefinisikan fraud sebagai tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber

daya perusahaan secara tidak wajar dan menyembunyikan fakta dengan maksud

memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud

adalah penyelewengan.

Berdasarkan Surat Edaran Nomor 13/28/DPNP perihal penerapan strategi anti

fraud bagi bank umum menjelaskan pengertian fraud adalah tindakan

penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui,

menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di

lingkungan bank dan atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan

bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan atau pelaku fraud

memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak

langsung.33Fraud juga bisa berati proses pembuatan meniru suatu benda

(dokumen-dokumen) dengan maksud untuk menipu.

Menurut BPK RI fraud didefinisikan sebagai salah satu tindakan melawan hukum

yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh sesuatu dengan cara menipu.

Istilah fraud memiliki banyak arti, namun pada dasarnya fraud adalah tindakan

kecurangan yang merugikan berbagai pihak dikarenakan informasi yang

terkandung di dalamnya menjadi tidak relevan lagi. Akibat adanya perilaku

manajemen yang tidak transparan ini menyebabkan kecurangan pelaporan

keuangan dalam perusahaan terus tumbuh dari waktu ke waktu.

33 Surat Edaran Nomor 13/28/DPNP/2011 tentang Penerapan Strategi Anti-Fraud bagi BankUmum, hlm.2 Poin (2).

Page 43: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

25

Fraud sendiri mengandung unsur-unsur:

1. Kecurangan yaitu pegawai bank melakukan kecurangan dengan cara

mengambil dana nasabah yang seharusnya bukan miliknya.

2. Penyembunyian fakta, yang mana pegawai bank melakukannya dengan cara

mentransfer uang nasabah kepada rekening pribadinya, namun tidak tercantum

di dalam buku tabungan nasabah. Ketika nasabah menanyakan uangnya

kemana, pegawai bank tersebut akan beralasan adanya error system sehingga

dana tidak tercantum di dalam buku nasabah, ataupun cara-cara lain yang

dilakukan oleh pelaku untuk menyembunyikan fakta yang sebenarnya.

3. Memanipulasi data, dengan cara misalnya merubah nama nasabah menjadi

orang lain (pihak ketiga diluar bank), yang mana pada akhirnya uang nasabah

akan beralih pada pihak ketiga tersebut.

4. Pelanggaran kepercayaan, dalam hal ini pegawai bank jelas telah melakukan

pelanggaran kepercayaan karena tidak bisa menjaga kepercayaan yang telah

diberikan oleh nasabah tersebut.

2. Faktor Penyebab Fraud

Pelaku suatu tindakan fraud dalam melakukan tindakan kecurangannya biasanya

disebabkan karena beberapa alasan, baik yang berasal dari dalam dirinya sendiri

maupun yang berasal dari luar dirinya. Seseorang bisa melakukan tindakan fraud

apabila dilandasi oleh tiga hal yaitu kesempatan (opportunity), tekanan atau

insentif (pressure or incentive), dan rasionalisasi (rationalization). Ketiganya

Page 44: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

26

saling mendukung sama lain dan membentuk pilar kecurangan yang disebut

sebagai segitiga fraud (fraud triangle).34

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing segitiga fraud yaitu :

a. Tekanan (Pressure)

Keinginan seseorang untuk hidup yang lebih baik dan lepas dari keadaan

ekonomi yang buruk serta dorongan dari lingkungan untuk bergaya hidup

mewah membuat seseorang mendapatkan tekanan untuk memenuhi semua

keinginannya sehingga melakukan suatu tindakan kecurangan atau fraud.

b. Kesempatan (Opportunity)

Pengawasan internal yang lemah serta pengelolaan manjamen yang kurang

memadai menyebabkan seseorang berani untuk melakukan tindakan fraud

dengan alasan tidak akan ada yang mengetahui tindakannya sehingga

membuat pelaku berani mengambil kesempatan melakukan tindakan fraud.

c. Rasionalisasi (Rationalization)

Para pelaku fraud biasanya mencari berbagai alasan secara rasional untuk

menutupi tindakan mereka. Sehingga membuat tindakan yang mereka

lakukan seolah-olah dianggap wajar oleh masyarakat.

3. Pelaku Fraud

Pelaku fraud dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu manajemen dan

karyawan atau pegawai. Pihak management biasanya melakukan tindakan fraud

ditujukan untuk kepentingan perusahaan. Bentuk-bentuk tindakan fraud yang

34 Maylia Pramono Sari & Sukirman, Model Deteksi Kecurangan Berbasis Fraud Triangle,Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013, dalam jurnal Akuntansi & Auditing volume 9 No.2,hlm.206.

Page 45: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

27

sering dilakukan oleh pihak manajemen dapat berupa memanipulasi, pemalsuan,

atau pengubahan terhadap dokumen pendukung yang merupakan sumber

penyajian laporan keuangan.

Sedangkan tindakan fraud yang dilakukan oleh karyawan atau pegawai ditujukan

untuk keuntungan individu, yang biasa dikenal dengan employee fraud . Tindakan

fraud yang dilakukan oleh karyawan atau pegawai umumnya yang sedang

menghadapi situasi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya

peluang yang disebabkan karena kurang memadainya pengawasan internal dalam

bank tersebut.

E. Dasar Hukum Tindak Pidana Fraud

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan terbagi menjadi tiga belas macam tindak pidana yang diatur mulai dari

Pasal 46 sampai dengan Pasal 50A. Ketiga belas tindak pidana itu dapat

digolongkan ke dalam empat macam:35

a. Tindak pidana yang berkaitan dengan perizinan, diatur dalam Pasal 46.

b. Tindak Pidana yang berkaitan dengan rahasia bank, diatur dalam Pasal 47

Ayat (1) Ayat (2) dan Pasal 47 A.

c. Tindak pidana yang berkaitan dengan pengawasan dan pembinaan bank diatur

dalam pasal 48 Ayat (1) dan Ayat (2).

d. Tindak pidana yang berkaitan dengan usaha bank diatur dalam pasal 49 Ayat

(1) huruf a,b dan c, Ayat (2) huruf a dan b, Pasal 50 dan Pasal 50A.

35 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Page 46: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

28

Ketentuan Pasal 46 Ayat (1):

Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanantanpa izin usaha dari Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 16, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5(lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyakRp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).”

Ketentuan Pasal 46 Ayat (1) sering menimbulkan permasalahan yaitu: Pertama,

apakah yang dimaksud dengan “menghimpun dana dari masyarakat”. Kedua,

apakah simpanan yang dimaksudkan dalam pasal ini hanya berupa giro, tabungan,

deposito dan sertifikat deposito atau juga meliputi bentuk lain yang dipersamakan

dengan itu. Ketiga, apakah si pelaku harus menggunakan nama bank atau tidak.

Ketentuan Pasal 49 Ayat (1):

Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank yang dengan sengaja:

a. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuanatau dalam proses laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatanusaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank;

b. menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidakdilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan, maupundalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi ataurekening suatu bank;

c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, ataumenghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau dalamlaporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporantransaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja mengubah,mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau merusak catatanpembukuan tersebut, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan palingbanyak Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

Page 47: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

29

Suatu pertanyaan yang sering timbul adalah apakah tindak pidana yang diatur

dalam Undang-Undang Perbankan merupakan tindak pidana umum atau khusus.

Hal ini berkaitan dengan tugas penyidikan terhadap tindak pidana ini. Terdapat

kesan, bahwa pihak Kepolisian menganggapnya sebagai tindak pidana umum,

karena walaupun tindak pidana ini diatur di luar KUHP, tetapi Undang-Undang

Perbankan tidak mengatur Hukum Acara khusus mengenai tindak pidana

perbankan. Ada pihak lain yang menyebut sebagai tindak pidana khusus, karena

diatur di luar KUHP, ancaman hukum berat dan kumulatif dengan minimum

hukuman dan ada sedikit hukum acara seperti yang diatur dalam Pasal 42 yang

berkaitan dengan permintaan keterangan yang bersifat rahasia bank dalam proses

peradilan perkara pidana.

Keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Nomor: M01.PW.07.03 Tahun 1982 tanggal 4 Februari 1982 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana tindak pidana perbankan

termasuk dalam tindak pidana khusus (sebagai penjelasan dari Pasal 284

KUHAP).36

Hal yang terjadi didalam suatu tindak pidana di bidang perbankan yang dilakukan

oleh orang dalam terdapat beberapa Undang-Undang yang dapat dan biasanya

diterapkan yaitu, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Fraud sendiri dapat

ditemukan dalam Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

36 Penjelasan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang HukumAcara Pidana, ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 ), Pasal 284 Ayat (2).

Page 48: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

30

Tentang Pencurian, Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan, dan Pasal 378 KUHP

Tentang Perbuatan Curang.

Ketentuan Pasal 362 KUHP:

“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagiankepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawanhukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama limatahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.

Pasal ini termasuk dalam kategori fraud karena perbuatan yang dilakukannya

adalah dengan cara mengambil sesuatu milik orang lain (dalam hal ini adalah

mengambil uang nasabah yang seharusnya bukan dalam kekuasaan pegawai

banknya).

Ketentuan Pasal 372 KUHP:

“Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatuyang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang adadalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan,dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda palingbanyak sembilan ratus rupiah”. Pasal ini mencakup pengertian tentang fraudkarena dilakukan dengan sengaja mengambil sesuatu yang merupakan milikorang lain (dalam hal ini uang nasabah).

Ketentuan Pasal 378 KUHP:

“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau oranglain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabatpalsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkanorang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supayamemberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuandengan pidana penjara paling lama empat tahun”.

Pasal ini termasuk dalam kategori fraud karena perbuatan yang dilakukannya

untuk menguntungkan diri sendiri dan dilakukan secara melawan hukum. Karena

perilaku fraud jelas dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri, namun masih

Page 49: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

31

banyak kasus demi kasus yang terjadi sehingga dapat dilihat bahwa hukum

sepertinya tidak memiliki kekuatan bagi pelaku fraud itu sendiri.

Page 50: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan yuridis normatif dan

yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif merupakan upaya memahami

persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan atau kajian ilmu

hukum, sedangkan pendekatan yuridis empiris adalah untuk memperoleh

kejelasan dan pemahaman dari permasalahan penelitian berdasarkan realitas yang

ada atau studi kasus.37

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data primer (primary

data) dan data sekunder (secondary data).

1. Data Primer

Data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari lokasi penelitian,

responden yang terkait dengan transaksi perbankan antara pihak internal bank dan

nasabah. Sumber data yang ada di lokasi penelitian, yaitu berdasarkan wawancara.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan Kepala Verifikator

Bank Mandiri Cabang Kartini Bandar Lampung, Penyidik Polresta Bandar

37 Soerjono Soerkanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press.Jakarta, 2007,hlm.41.

Page 51: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

33

Lampung, Jaksa Kejaksaan Negeri Bandar Lampung, Hakim Pengadilan Negeri

Bandar Lampung dan salah satu Dosen atau Akademisi Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan

dokumen, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang sudah

tersedia dalam bentuk buku-buku atau dokumen yang biasanya disediakan di

perpustakaan, atau milik pribadi.38

Data sekunder mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan

hukum tersier.39 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu terdiri

dari:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer bersumber dari :

1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 jo. Undang-Undang Nomor 73

Tahun 1958 tentang Pemberlakuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP).

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP).

3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan.

38 Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, MandarMaju:Bandung, 1995 hlm. 65.

39 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press. Jakarta, 2007,hlm. 52.

Page 52: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

34

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum

primer, meliputi Keputusan Menteri, Peraturan Bank Indonesia, Surat Edaran

serta Lembaran Negara.

Bahan hukum sekunder bersumber dari:

1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas

Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko

bagi Bank Umum.

2) Surat Edaran Nomor 13/28/DPNP/2013 tentang Penerapan Strategi Anti-

Fraud bagi Bank Umum.

3) Surat Edaran Nomor 15/15/DPNP/2013 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum.

c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan hukum berupa literatur-literatur mengenai penelitian ini, meliputi

buku-buku ilmu hukum, hasil karya dari kalangan hukum, dan lainnya yang

berupa penelusuran internet, jurnal, surat kabar, makalah, kamus, ensiklopedia,

dan artikel pada majalah.

C. Penentuan Narasumber

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narasumber merupakan orang yang

mengetahui secara jelas atau menjadi sumber informasi.40 Narasumber dalam

penulisan skripsi ini adalah pihak-pihak yang mengetahui secara jelas berkaitan

40Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ke-4,Jakarta: Balai Pustaka, 2008, hlm. 58.

Page 53: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

35

dengan Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyimpangan (Fraud)

dalam Transaksi Perbankan :

1. Kepala Verifikator Bank Mandiri Cabang Kartini Bandar Lampung = 1 orang

2. Penyidik Polresta Bandar Lampung = 1 orang

3. Jaksa Kejaksaan Negeri Bandar Lampung = 1 orang

4. Hakim Pengadilan Negeri Bandar Lampung = 1 orang

5. Dosen Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Unila = 1 orang

Jumlah = 5 orang

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan

1. Prosedur pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh

sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan, Studi Kepustakaan adalah mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara membaca, mengutip, mencatat dan memahami

berbagi litertur yang ada hubungannya dengan materi penelitian, berupa

buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah, serta

dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

b. Studi Lapangan, Studi Lapangan adalah mengumpulkan data dengan

penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian yang dilakukan

dengan wawancara kepada para informan yang sudah ditentukan.

Page 54: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

36

2. Pengolahan Data

Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Identifikasi data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh dari

keterangan para responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk

mengetahui apakah data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk

proses selanjutnya. Semua data yang diperoleh kemudian disesuaikan

dengan permasalahan yang ada dalam penulisan ini, editing dilakukan

pada data yang sudah terkumpul diseleksi dan diambil data yang

diperlukan.

b. Klasifikasi data, yaitu menghubungkan, membandingkan dan

menguraikan data serta mendeskripsikan data dalam bentuk uraian untuk

kemudian ditarik kesimpulan.

c. Sistematisasi data, yaitu penyusunan data secara sistematis sesuai dengan

pokok bahasannya sehingga memudahkan analisis data.

E. Analisis Data

Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu

menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan

efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis

guna menjawab permasalahan yang ada.

Page 55: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan diuraikan

oleh penulis, maka dapat disimpulkan yaitu:

1. Penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan fraud dalam

transaksi perbankan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dapat dilakukan dengan

melalui dua jalur yaitu dengan jalur non penal yang lebih menitikberatkan

pada sifat preventif atau pencegahan sebelum terjadinya kejahatan dengan

lebih mengarahkan kepada sosialisasi peraturan perundang-undangan

khususnya Undang-Undang yang mengantur tentang tindak pidana

perbankan. Selanjutnya melalui jalur penal yang menitikberatkan pada sifat

refresif atau pemberantasan setelah terjadinya kejahatan dengan dilakukannya

penyidikan untuk selanjutnya dapat di proses melalui pengadilan.

Pada proses tersebut termasuk pada tahap formulasi, dimana tahap formulasi

merupakan tahap penetapan sanksi oleh pihak yang berwenang. Agar

penegakan hukum pidana terhadap pelaku tindak pidana penyimpangan fraud

dalam transaksi perbankan lebih maksimal, penerapan tahap penegakan

Page 56: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

77

hukum harus berlanjut hingga ke tahap aplikasi yang merupakan tahap

pemberian sanksi oleh pihak yang berwenang serta tahap eksekusi yang

merupakan tahap dimana pelaksanaan sanksi dilakukan oleh pihak yang

berwenang.

2. Faktor Penghambat Penegakan hukum terhadap tindak pidana penyimpangan

fraud dalam transaksi perbankan, antara lain:

a. Undang-Undang, Undang-Undang tindak pidana perbankan memiliki

sanksi pidana yang berat tetapi pada penerapannya masih belum

maksimal.

b. Penegak Hukum, kelemahannya adalah terbatasnya jumlah aparat

penegak hukum dan unit khusus yang menangani kasus tindak pidana

penyimpangan fraud dan masih lemahnya pemahaman aparat penegak

hukum terhadap pengetahuan mengenai tindak pidana perbankan.

c. Sarana dan Fasilitas, tidak memiliki mekanisme yang memadai atau

bahkan aparat penegak hukum sebagian tidak mengetahui tindak pidana

penyimpangan fraud dalam transaksi perbankan yang terjadi. Jika hal-hal

tersebut tidak terpenuhi, maka mustahil penegakan hukum akan

mencapai tujuannya dengan baik.

d. Masyarakat, dimana para korban yang dirugikan atas tindak pidana

penyimpangan fraud dalam transaksi perbankan agar melaporkan kepada

pihak yang berwajib dan tidak mencabut lagi laporannya apabila dirasa

pelaku mengembalikan hak dari korban agar kasus tersebut tetap berjalan

sampai pada ranah pengadilan.

Page 57: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

78

e. Kebudayaan, pada era modern seperti ini, siapapun dapat melakukan

perbuatan yang dapat merugikan orang lain, baik materi maupun bukan

materi, dikarenakan kesempatan serta kehidupan glamour dari pelaku

tindak pidana penyimpangan fraud dalam transaksi perbankan dikalangan

pergaulan teman-temannya. Ditambah kurangnya akan kesadaran dari

masyarakat akan tentang penegakan hukum terhadap tindak pidana

perbankan dimana memerlukan barang bukti yang kuat sehingga bagi

yang melakukan perbuatan tersebut dapat dikenakan sanksi hukuman

pidana.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam hal ini penulis dapat memberikan

saran:

1. Bank diharapkan agar lebih terbuka dan dapat bekerja sama dengan aparat

penegak hukum terhadap kasus-kasus tindak pidana perbankan agar kasus

tersebut dapat diproses hingga ke ranah pengadilan sehingga kasus-kasus

tersebut dapat diselesaikan dan memberikan efek jera terhadap pelaku

oknum-oknum pegawai bank, dengan begitu tujuan akhir penegakan hukum

dapat tercapai.

2. Perlunya peningkatan kualitas dari aparat penegak hukum dengan cara

diberikannya pemahaman yang mendalam tentang tindak pidana

penyimpangan fraud dalam transaksi perbankan.

Page 58: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN Halaman

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ............................................. 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 8

D. Kerangka Teori dan Konseptual ....................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penegakan Hukum ........................................................... 14

B. Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum............................... 18

C. Pengertian Tindak Pidana Perbankan ................................................ 19

D. Pengertian Tindak Pidana Fraud ....................................................... 23

E. Dasar Hukum Tindak Pidana Fraud .................................................. 27

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah ........................................................................... 32

B. Sumber Data ....................................................................................... 32

C. Penentuan Narasumber........................................................................ 34

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan ....................... 35

E. Analisis Data ....................................................................................... 36

Page 59: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyimpangan (Fraud)

Dalam Transaksi Perbankan................................................................. 37

B. Faktor Penghambat Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana

Penyimpangan (Fraud) Dalam Transaksi Perbankan .......................... 67

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 76

B. Saran.................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 60: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Abdulkadir, Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Citra AdityaBakti: Bandung.

Anwar, Moch. 1986. Tindak Pidana Dibidang Perbankan. Alumni: Bandung.

Atmasasmita, Romli. 2003. Pengantar Hukum Kejahatan Bisnis. Prenada Media:Jakarta Timur.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia:Edisi Ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.

Gustiniati, Diah dan Budi Rizki Husin. 2014. Azas-Azas dan Pemidanaan HukumPidana Di Indonesia. Justice Publisher: Bandar Lampung

Hadikusuma, Hilman. 1995. Metode Pembuatan Kertas Kerja Atau Skripsi IlmuHukum. Mandar Maju: Bandung.

Harahap, M Yahya. 1985. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAPPenyidik dan Penuntutan. Sinar Grafika: Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Bumi Aksara: Jakarta.

Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1992. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana,Alumni: Bandung.

- - - - - - - - - -. 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Citra AdityaBakti: Bandung.

Nawawi Arief, Barda. 1998. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan danPengembangan Hukum Pidana. PT Citra Aditya Bakti: Bandung.

- - - - - - - - - -. 2008. Kebijakan Hukum Pidana, Kencana: Jakarta.

- - - - - - - - - -. 2008. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidanadalam Penanggulangan Kejahatan. Kencana: Jakarta.

Rahardjo, Satjipto. 1986. Ilmu Hukum. Alumni: Bandung.

- - - - - - - - - -. 2009. Masalah Penegakan Hukum. Sinar Baru: Bandung.

Page 61: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

Reksodiputro, Marjono. 1994. Kemajuan Pembangunan Ekonomi Dan Kejahatan.Pelayanan Keadilan Dan Pengabdian Hukum: Jakarta Pusat.

R.M, Sunarto. 1994. Penuntutan Dalam Praktek Peradilan. Sinar Grafika:Jakarta.

Saleh, Roeslan. 1996. Pembinaan Cita Hukum dan Asas-Asas Hukum Nasional.Dunia Pikir: Jakarta.

Shant, Dellyana. 1998. Konsep Penegakan Hukum. Liberty: Yogyakarta.

- - - - - - - - - -. Soerjono. 1983. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PenegakanHukum. Rineka Cipta: Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengeruhi PenegakanHukum. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

- - - - - - - - - -. 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia Press:Jakarta.

Sunarso, Siswanto. 2005. Wawasan Penegakan Hukum Di Indonesia, PT CitraAditya Bakti: Bandung.

Wiyanto, Roni. 2012. Asas-asas Hukum Pidana Indonesia. C.V. Mandar Maju:Bandung.

Wiyono, Slamet. 2005. Cara Mudah Memahami Akutansi Perbankan SyariahBerdasarkan PSAK dan PAPSI, PT Gramedia Widiasarana Indonesia:Jakarta.

2. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 jo. Undang-Undang Nomor 73 Tahun1958 tentang Pemberlakuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang HukumAcara Pidana (KUHAP).

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-UndangNomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas BankIndonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BankUmum.

Surat Edaran Nomor 13/28/DPNP/2013 tentang Penerapan Strategi Anti-Fraudbagi Bank Umum.

Page 62: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA …digilib.unila.ac.id/30329/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYIMPANGAN (FRAUD) D ALAM

Surat Edaran Nomor 15/15/DPNP/2013 tentang Pelaksanaan Good CorporateGovernance bagi Bank Umum.

3. Jurnal, Web

Sari, Maylia Pramono,dan Sukirman. 2013. Model Deteksi Kecurangan BerbasisFraud Triangle. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

http://www.gresnews.com/berita/analisis_hukum/0282-analisis-dugaan-kredit-fiktif-bri-teluk-betung/0/

http://tekno.kompas.com/read/2011/05/03/09441743/inilah.9.kasus.kejahatan.perbankan

https://arezky125.wordpress.com/