pendidikan_lingkungan

Upload: agus-irwanto-kila

Post on 08-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    1/16

    1)UPAYA MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN

    PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SEKOLAHOleh

    2|AEP SYAEPUL ROHMAN

    ABSTRAK

    Kerusakan lingkungan sebagai dampak negatif eksploitasi, pengolahan dan

    pemanfaatan sumberdaya alam, sudah merupakan fenomena yang mudah

    dijumpai sehari-hari. Kerusakan hutan, penyusutan keanekaan jenis flora danfauna secara tajam, kerusakan lahan, pencemaran, tanah longsor, banjir,

    perubahan iklim, peningkatan suhu bumi, , sulit dihindari. Berbagai upaya telahdilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk memecahkan permaslahan tersebut,

    namun hingga kini belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Penulis

    melihat ada upaya yang harus terus lebih diintensifkan yakni pendidikanlingkungan hidup atau pendidikan konservasi di sekolah-sekolah. Pokok persoalan

    yang cukup jelas untuk didekati adalah peningkatan kualitas pembelajaran tentangpendidikan lingkungan hidup atau pendidikan konservasi itu. Tulisan ini

    membahas pentingnya upaya meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan

    lingkungan hidup atau pendidikan konservasi di sekolah, melalui peran guru dan

    pengembangan sarana pembelajaran konservasi dengan menanfaatkan kawasanpelestarian alam, kawasan suaka alam dan / atau kebun raya.

    Kata kunci : pendidikan lingkungan hidup, konservasi, sumberdaya alam hayati.

    1) Makalah pada Simposium Nasional Hasil Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2010,diselenggarakan oleh Puslit Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Balitbang Kementerian

    Pendidikan Nasional. Agustus 2010

    2) Ketua Lembaga Penelitian, dan Dosen Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan.

    1

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    2/16

    Eucation is necessary to ensure appropriate action,through motivation, widespread understanding,

    and sound information and technical skills (Dr. Mostafa Kamal Tolba,former Executive Director of the UN Environment Programme).

    The job of environmental education is to providethese key understandings, information, skills, and

    inspiration (Donella Meadows).

    I PENDAHULUAN

    Permasalahan lingkungan hidup di dunia dari tahun ke tahun tak pernah

    ada henti-hentinya; demikian halnya dengan di Indonesia. Masalah pencemaran

    lingkungan, kerusakan hutan, kepunahan jenis flora dan fauna, pemanasan global,

    perubahan iklim dan masih banyak yang lainnya merupakan isu-isu lingkungan

    yang akhir-aklhir ini terus membahana di seluruh penjuru dunia. Nampaknya sulit

    dihindari munculnya permasalahan lingkungan sebagai dampak samping yang

    tidak diharapkan dari berbagai kegiatan manusia. Untuk betul-betul menbuat nihil

    masalah lingkungan adalah mustahil. Tetapi, manusia harus terus-menerus,

    konsisten dan bersungguh-sungguh menekan permasalahan lingkungan sampi ke

    tingkat yang serendah-rendahnya.

    Lingkungan jelas sangat terkait dengan unsur manusia. Manusia adalah

    aktor utama dalam mempengaruhi kualitas lingkungan. Oleh sebab itu perlu

    terus diupayakan program-program terkait dengan upaya memberikan

    pengetahuan dan upaya mempengaruhi perilaku atau tindakan manusia, yaitu

    melalui pendidikan, khususnya pendidikan lingkungan atau pendidikan

    konservasi.

    Pendidikan lingkungan bagi anak-anak sekolah sebetulnya sudah berjalan, baik

    dalam mata pelajaran tersendiri (Pendidikan Lingkungan Hidup) ataupun

    terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain (biologi, geografi, IPA, kimia, fisika

    dan lain-lain). Namun demikian, perlu direnungkan lagi hal-hal berikut ini :

    1) Apakah tenaga pendidik memiliki wawasan pengetahuan yang cukup

    terkait dengan isu-isu lingkungan ?

    2) Apakah tenaga pendidik menghadapi kemudahan dalam mengskses

    informasi / pengetahuan untuk memperkaya pengetahuan dirinya ?

    2

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    3/16

    3) Apakah tenaga pendidik atau fihak sekolah memiliki perhatian yang

    serius terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup ?

    4) Apakah tenaga pendidik atau fihak sekolah memiliki pola pikir bahwa

    pendidikan lingkungan hidup merupakan hal penting dan fundamental

    diberikan kepada siswa sekolah ?

    5) Apakah fihak sekolah telah melaksanakan pendidikan lingkungan hidup

    memenuhi goals seperti dikemukakan UNESCO : awarness, knowledge,

    attitude, skill, participation ?

    Upaya memperbaiki mutu pembelajaran pendidikan lingkungan hidup atau

    pendidikan konservasi khususnya konservasi sumberdaya alam hayati di sekolah-

    sekolah penting dilakukan. Pelaksanaan mata ajaran Pendidikan Lingkungan

    Hidup di sekolah-sekolah jangan hanya memeunuhi syarat kurikulum saja.

    Pendidikan Lingkungan hidup harus diselenggarakan dengan penuh tanggung

    jawab dan kesungguhan. Harus diingat bahwa anak-anak yang sekarang

    bersekolah di jenjang pendidikan dasar atau menengah akan menjadi pengguna

    atau pengelola sumberdaya alam di masa yang akan datang. Entah seperti apa

    kehidupan masyarakat di Indonesia yang akan datang bila dikelola oleh orang-

    orang yang tidak memiliki pengetahuan, kecakapan dan tidak bermoral

    konservasi. Suatu kenyataan tak dapat kita pungkiri bahwa pembangunan di

    Indonesia hingga kini masih bertumpu pada modal sumberdaya alam (SDA).

    Dan, kita pun tidak bisa memastikan kapan atau tahun berapa SDA ini tidak

    menjadi modal utama lagi untuk membiayai pembngunan di Indonesia. Oleh

    sebab itu konservasi SDA khususnya SDA hayati mutlak harus ditegakkan, dan

    pendidikan konservasi pun harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan

    penuh tanggung jawab. Pendidikan lingkungan tak boleh sekedar transfer

    pengetahuan saja, tetapi harus memenuhi unsur yang lain, yakni awarness,

    attitude, skill danparticipation.

    Tulisan ini menyoroti tentang upaya meningkatkan mutu pembelajaran

    Pendidikan lingkungan hidup atau pendidikan konservasi di sekolah, melalui

    peran guru dan pengembangan sarana pembelajaran konservasi. yaitu

    3

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    4/16

    menanfaatkan kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam dan / atau kebun

    raya.

    II KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Arti Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam.

    Dibawah ini dikemukakan masing-masing arti Kawasan Pelestarian

    alam dan Kawasan Suaka Alam menurut Undang-undang Nomer 5 tahun 1990

    tentang Konservasu Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.. Kawasan

    pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun

    di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan,

    pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara

    lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan suaka alam adalah

    kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang

    mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman

    tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah

    sistem penyangga kehidupan. Selanjutnya dekemukakan dalam UU 5/1990 bahwa

    kawasan pelestariam alam meliputi taman nasional; taman hutan raya dan taman

    wisata alam.. sedangan kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka marga

    satwa.

    Taman national adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

    ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

    penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan

    rekreasi.. Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi

    tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli,

    yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

    menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman wisata alam

    adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata

    dan rekreasi alam. Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan

    alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau

    4

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    5/16

    ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung

    secara alami.. Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai

    ciri khas berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk

    kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

    (Undang-undang Nomer 5 tahun 1990).

    Sebagai gambaran berapa banyak kawasan pelestarian alam dan kawasan

    suaka alam di Indonesia penulis kemukakan data berikut ini; diunduh dari

    Direktorat Jenderal Pelestarian Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian

    Kehutanan : http://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=dk.

    No Fungsi Kawasan Konservasi Jumlah Luas (Ha)

    1Cagar Alam 243 4.333.630,44

    2Cagar Alam Laut 5 152.610,00

    3Suaka Margasatwa 73 5.052.973,64

    4Suaka Margasatwa Laut 2 5.220,00

    5Taman Nasional 43 12.284.031,34

    6Taman Nasional Laut 7 4.043.541,30

    7Taman Wisata Alam 104 258.469,85

    8Taman Wisata Alam Laut 14 491.248,009Taman Buru 14 225.103,94

    10Taman Hutan Raya 22 344.174,41

    Jumlah 527 27.190.992,91

    2.2 Manfaat Sumberdaya Alam Hayati

    Beraneka ragam kebutuhan hidup manusia bersumber dari sumberdaya

    alam hayati. Gaston dan Spicer (2004) menguraikan dengan jelas bagaimana

    sumberdaya alam (SDA) hayati memberikan manfaat yang sangat luas dalam

    kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan bahan makanan dipenuhi oleh SDA

    hayati (ubi, padi, biji, buah, telur, daging, susu). SDA hayati memberikan manfaat

    dalam menyediakan bahan bangunan (kayu), bahan mebel (kayu, rotan), bahan

    obat (kina, pulai, matoa, sembung), tanaman hias (anggrek, suplir, pakis), satwa

    piaraan yang menyenangkan (ikan hias, burung). Selain itu SDA hayati (flora /

    tumbuhan) memberikan manfaat yang sangat besar yang sulit dihitung nilai

    5

    http://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=dkhttp://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=dk
  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    6/16

    valuasinya yaitu penghasil oksigen, penyerap CO2, penyimpan karbon (carbon

    sink), mengatur system hidologis dan lain-lain.

    Indonesia di dunia terkenal sebagai the Mega Biodiversity Country

    julukan untuk sebuah negara yang memiliki kekayaan hayati dengan

    keanekaragaman yang sangat tinggi, baik pada tingkat individu, jenis mapun

    ekosistem. Dalam hal kekayaan hayati, Indonesia menduduki peringkat kedua

    terkaya di dunia (peringkat kesatu adalah Brazil). Indonesia memiliki 515 jenis

    mamalia, 1.531 jenis burung, 511 jenis reptil, 270 jenmis amfibia, 1.400 jenis ikan

    air tawar, dan sekitar 37.000 jenis tumbuhan tinggi. (Mittermeier & Mittermeier,

    1997 dalam Noerjito dan Maryanto eds. 2005). Walau luas Indonesia hanya

    1,3% luas daratan dunia, Indonesia dihuni oleh 10% jenis tumbuhan berbunga

    dunia, 12% jenis mamalia dunia, 16% jenis reptil dan amfibia, 17% jenis burung

    dan 25% lebih jenis ikan dunia (National Development Planning Agency, 1993).

    2.3 Arti Konservasi Sumberdaya Alam Hayati

    Arti Konservasi adalah menggunakan SDA untuk memenuhi kebutuhan

    manusia dalam jumlah yang besar dalam jangka waktu yang lama. Konservasi

    SDA hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya

    dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya

    dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan

    nilainya. Dari definisi tersebut, jelas bahwa konservasi SDA mengandung

    pengertian bahwa dalam menggunakan SDA hayati untuk memenuhi kebutuhan

    hidup atau mencapai kesejahteraan hidup harus diusahakan manfaat SDA hayati

    itu dapat dinikmati pula oleh generasi-generasi yang akan dating.

    2.3 Manfaat Kawasan Konservasi

    Pearce (1992) dan Effendi (2001) yang dikutip dari Darusman dan

    Widada (2004), Chivian and Bernstein (2008) menguraikan nilai manfaat kawasan

    konservasi (termasuk taman nasional) dan / atau layanan ekosistem adalah

    sebagai berikut :

    6

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    7/16

    1. Nilai penggunaan langsung, yaitu manfaat yang diperoleh secara langsung

    dari kawasan konservasi melalui konsumsi atau produksinya. Contoh : sumber

    air, yang bermanfaat bagi memenuhi kebutuhan air rumah tangga, air untuk

    pertanian, air untuk perikanan dan air untuk dikomersialkan seperti produk

    air minum dalam kemasan. Manfaat langsung lainnya adalah jasa lingkungan

    yang bernilai ekonomi berupa wisata alam atau ekowisata.

    2. Nilai penggunaan tak langsung, yaitu manfaat yang diperoleh secara tak

    langsung dari kawasan konservasi yang memberikan jasa pada aktivitas

    ekonomi atau kehidupan masyarakat.

    Contoh : (1) proses-proses ekologis: perlindungan tanah dan pengendalian

    banjir, stabilitas iklim mikro, produksi oksigen, mengurangi ancaman

    pemanasan global dan penyimpan karbon. (2) pelesatarian keanekaan flora

    dan fauna akan memberikan manfaat pada perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi (IPTEK) serta terjaminnya ketersediaan sumberdaya alam

    hayati untuk mendukung proses-proses produksi dalam kegiatan

    pembangunan ekonomi.

    3. Nilai pilihan, yaitu potensi nilai manfaat ekomomi kawasan konservasi di

    masa yang akan datang. Karena IPTEK-nya belum tersedia pada masa

    sekarang, sumberdaya hayati kawasan konservasi tidak diketahui manfaatnya

    secara ekonomi, namun dengan perkembangan iptek, suatu saat nanti kawasan

    konservasi kemudian memberikan nilai ekonomi yang sangat besar.

    4. Manfaat spiritual, seperti kekayaan dan keindahan kawasan konservasi

    membangkitkan rasa syukur manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    5. Manfaat estetika, contohnya : keindahan bentang alam, keindahan flora dan

    fauna.

    6. Manfaat kultural atau budaya, contohnya kegiatan ekowisata di suatu

    kawasan konservasi menciptakan ketrampilan masyarakat membuat kerajinan

    tangan untuk dijual.

    Nilai manfaat lain dari kawasan konservasi (taman nasional) lainnya yang

    penting adalah sebagai sumber gen (gen pool) atau plasma nutfah . Beberapa

    contoh : beras yang sekarang menjadi bahan makanan pokok kita berasal dari

    7

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    8/16

    jenis padi (Oryza sativa) liar yang telah mengalami pemuliaan dan

    pembudidayaan. Demikian pula dengan tanaman tebu (Saccharum officinarum),

    kelapa (Cocos nucifera), kelapa sawit ( Elaeis guinensis), coklat (Teobroma

    cacao), kina (Cinchona pubeschens), kapas (Gossypium hirsutum), dan jenis-jenis

    tanaman lainnya yang telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan

    manusia semuanya berasal dari flora/ jenis hidupan liar yang telah mengalami

    pemuliaan dan pembudidayaan berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Bukan hanya tanaman saja, jenis-jenis hewan yang sekarang telah memberikan

    manfaat bagi manusia beasal dari fauna flora/ jenis hidupan liar yang telah

    mengalami pemuliaan dan pembudidayaan. Sebut saja sapi, kerbau, kambing dan

    ayam semuanya berasal dari fauna/ jenis hidupan liar yang telah mengalami

    pemuliaan dan pembudidayaan berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Semua jenis-jenis hayati tanaman dan binatang bididaya yang kita manfaatkan

    sebagai sumber makanan (daging, telor, susu, keju, minyak, ubi-ubian, kacang-

    kacangan, biji-bijian, buah-buahan dan lain-lain), bahan sandang (kapas .), bahan

    bangunan (kayu), bahan obat (kina, temu lawak) berasal jenis hidupan liar yang

    telah mengalami pemuliaan dan pembudidayaan.

    2.5 Pendidikan Konservasi

    Pendidikan konservasi adalah suatu bentuk pendidikan yang memusatkan

    perhatian pada isu-isu konservasi, lingkungan, habitat, ekosistem dan lain-lain

    untuk membantu perubahan persepsi orang sehingga mampu melakukan jalan

    hidup yang berkelanjutan (http://www.izea.net/education/38_conserveddef.pdf).

    Dari definisi ini dapat diambil point-point penting dalam pendidikan konservasi

    sebagai berikut :

    (1) Pendidikan konservasi memberikan wawasan pengetahuan terkait dengan

    pemanfaatan SDA hayati dan lingkungan secara berkelanjutan.

    (2) Pendidikan konservasi menciptakan kesadaran orang, merubah perilaku

    dan kebiasaan, serta memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang

    pengelolaan dan pemeliharaan alam.

    8

    http://www.izea.net/education/38_conserveddef.pdfhttp://www.izea.net/education/38_conserveddef.pdfhttp://www.izea.net/education/38_conserveddef.pdf
  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    9/16

    Menurut Jacobson et al (2006) pendidikan konservasi memiliki banyak

    tujuan yang lebih luas daripada pendidikan lingkungan dimana proses belajar

    mengarahkan peserta didik memiliki sikap sebagai berikut seperti dikemukakan

    oleh UNESCO (1978) :

    (1) Kesadaran (awareness) : memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap

    lingkungan dan permasalahannya.

    (2) Pengetahuan (knowledge) : memberikan berbagai pengalaman yang

    medorong peserta didik memiliki pengetahuan dasar tentang lingkungan

    dan permasalahan yang terkait dengan lingkungan.

    (3) Sikap (attitude) : untuk memberikan seperangkat nilai-nilai dan perasaan

    kepedulian terhadap lingkungan dan motivasi berpartisipasi aktif dalam

    perbaikan dan perlindungan lingkungan.

    (4) Keterampilan (skills) : memberikan keterampilan mengidentifikasi dan

    memecahkan masalah-masalah lingkungan.

    (5) Partisipasi (participation) : mendorong warga masyarakat menggunakan

    pengetahuan mereka menjadi aktif terlibat pada seluruh tingkat

    pekerjaan terkait dengan resolusi lingkungan.

    Jacobson et al., (2006) juga menyatakan bahwa dalam proses pendidikan

    konservasi seorang guru dapat memilih cara memaparkan isu-isu lingkungan,

    mengajak siswa melakukan eksperimen, diskusi, simulasi, observasi lapangan,

    memberikan suatu projek kepada murid, dan membina siswa membentuk

    kelompok-kelompok pembelajaran atau kajian seperti kelompok kajian sungai,

    kelompok kajian danau, kelompok kajian tumbuhan, kelompok kajian hewan dan

    lain-lain.

    Menurut Caldecott (1996) konservasi bukan hanya menetapkan cagar alam,

    berapa luas cagar alam, atau bagaimana mengatur pengambilan sumberdaya

    hayati dari alam, tetapi juga merubah cara pandang orang . caranya dengan

    pendidikan. Dinyatakannya pula bahwa suatu pendidikan lingkungan diarahkan

    untuk membantu orang mengenal tentang lingkungan hidupnya. Ini penting agar

    mereka memahami resiko-resikonya apa yang akan dihadapinya atas tindakannya

    terhadap alam.

    9

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    10/16

    III SUMBANGAN PEMIKIRAN

    Uraian dalam Bab Pendahuluan jelas bahwa permasalahan lingkungan

    hidup khususnya menyangkut konservasi sumberdaya alam hayati (SDA hayati)

    perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam proses belajar mengajar

    di sekolah-sekolah. Peserta didik perlu diberikan pengetahuan tentang konservasi

    SDA hayati, misalnya kekayaan SDA hayati Indonesia, manfaatnya, dan

    bagaimana cara melestarikan SDA hayati. Peserta didik juga perlu dibangkitkankepeduliannya agar mereka memiliki ketertarikan melakukan aksi-aksi yang

    terkait dengan konservasi SDA hayati.

    3.1 Kawasan PASA dan Kebun Raya sebagai Gudang Ilmu dan SumberInspirasi

    Pendidikan konservasi bagi siswa sekolah sangat baik bila ditunjang oleh

    laboratorium alam yakni kawasan pelastarian alam atau kawasan suakan alam.

    Di beberapa daerah juga terdapat kebun raya, yaitu Kebun Raya Bogor di Kota

    Bogor Jawa Barat, Kebun Raya Cipanas di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Kebun

    Raya Purwodadi di Pasuruan Jawa Timur dan Kebun Raya Bali di Bali. Kebun

    raya juga dapat dijadikan sarana pembelajaran atau pendidikan konservasi bagi

    para siswa sekolah.

    Pembelajaran atau pendidikan konservasi seperti apa yang dapat dialami

    oleh para siswa di Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan Suaka Alam

    (Kawasan PASA) atau kebun raya ? Bila para siswa diajak belajar konservasi di

    kawasan PASA atau kebun raya, pendidikan konservasi berikut ini tidak akan

    sulit didapat oleh para siswa (dengan bimbingan guru tentunya).

    1) Para siswa menyaksikan dengan mata kepala sendiri begitu

    beraneka-ragamnya jenis-jenis tumbuhan dan satwa di Indonesia.

    Mereka menyaksikan negaranya Indonesia kaya akan sumberdaya

    alam hayati. Di dalam kawasan PASA siswa memiliki pengalaman

    mengenal berbagai jenis satwa hidup secara alamiah di habitat

    1

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    11/16

    aslinya yang sebelumnya mereka tidak mengetahuinya. Misalnya

    di Taman Naional Baluran di Jawa Timur, siswa dapat

    menyaksikan banteng merumput di savanna, indahnya burung

    merak dan ayam hutan, dan rusa yang sedang tiduran santai di

    hamparan rumput savanna. Di Suaka Margasatwa Cikepuh,

    Sukabumi, Jawa Barat, siswa dapat menyaksikan kegiatan

    penangkaran penyu hijau. Di Taman Nasional Laut, Kepulauan

    Seribu, siswa dapat menyaksikan kehidupan biota laut seperti

    terumbu karang hidup, ikan hias laut, dan hasil revegetasi kawasan

    hutan mangrove.

    2) Para siswa mengetahui bahwa hutan-hutan alam adalah sumber

    berbagai tanaman dan binatang budidaya yang dimanfaatkan bagi

    kehidupan manusia (bahan makanan, bahan bangunan, bahan baku

    industri, bahan obat, tanaman hias, hewan piaraan seperti burung

    dan ikan hias, dan lain-lain).

    3) Kawasan hutan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia yang

    sangat penting yakni mata air yang mengeluarkan air bersih. Jutaan

    umat manusia membutuhkan air setiap harinya untuk kebutuhan air

    rumah tangga dan jutaan masyarakat juga menggunakan air dalam

    kemesan.

    4) Bagi siswa yang lokasi sekolahnya jauh ke tempat kawasan

    PASA, dapat memanfaatkan kebun raya. Kebun raya merupakan

    sebidang lahan yang luas yang dijadikan tempat mengoleksi

    berbagai jenis tumbuhan (flora) yang ada di wilayah Indonesia,

    bahkan ada yang berasal dari negara lain. Di dalam areal kebun

    raya ini dikoleksi ribuan jenis flora dari berbagai kelompok :

    tumbuhan berkayu, anggrek, palm, bambu, pisang, paku-pakuan,

    polomg-pologan, bunga bangkai ( Amorphophallus, Raflesia),

    anggrek kantong semar (Nephenthes), tumbuhan air, tanaman hias,

    tanaman buah-buahan, talas, tanaman obat dan tanaman merambat.

    Dengan hanya datang di satu tempat ( di kebun raya) para siswa

    1

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    12/16

    dapat mengenal berbagai jenis flora dari berbagai daerah di

    Indonesia. Di Kebun Raya Bogor misalnya, siswa dapat

    menyaksikan sangat banyaknya variasi jenis-jenis anggrek. Di

    Kebun Raya Bogor dikoleksi sebanyak 550 jenis anggrek (dikutip

    dari website Kebun Raya Bogor :

    http://www.bogorbotanicgardens.org , tanggal 18 Mei 2010). Di

    sini juga para siswa dapat menyaksikan beraneka macamnya jenis

    bambu dan jenis palm.

    Pembelajaran dengan menggunakan sarana Kawasan PASA ataupu kebun

    raya bukan sekedar akan memberikan wawasan mengenai kekayaan jenis-jenis

    tumbuhan Indonesia kepada siswa, melainkan juga kebanggaan siswa akan

    tingginya keanekaragaman sumberdaya alam hayati Indonesia, tumbuhnya rasa

    syukur yang mendalam bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah mengkaruniai

    Indonesia dengan SDA hayati yang melimpah, dan tumbuhnya tekad mereka

    untuk menggali potensi mafaat SDA hayati Indonesia untuk kemakmuran bangsa

    secara berkelanjutan.

    Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana caranya agar pembelajaran /

    pendidikan konservasi siswa sekolah dapat menanfaatkan sarana Kawasan PASA

    atau kebun raya ? Menurut hemat penulis ada dua faktor yang sangat terkait yaitu

    guru dan pengelola kawasan PASA dan fihak pengelola kebun raya.

    Guru memainkan peran yang sangat penting. Guru mengajak, mengelola,

    memotivasi, mendorong dan membimbing siswa. Guru ini harus memiliki

    wawasan pengetahuan yang cukup luas, memiliki komitmen yang kuat dan cakap

    dalam membangun jejaring. dengan fihak-fihak lain. Dalam hal inipun

    dibutuhkan dukungan kepala sekolah kepada guru. Tidak akan memberikan

    suasana kondusif bagi proses pendidikan bila kepala sekolah tidak mendukung

    inisiatif, kreatifitas dan komitmen guru.

    Fihak pengelola kawasan PASA atau fihak pengelola kebun raya haruslah

    memiliki kemauan turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan konservasi

    anak-anak sekolah. Pengelola kawasan PASA (terutama taman nasional dan

    taman hutan raya) atau pengelola kebun raya harus membuka diri seluas-luasnya

    1

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    13/16

    diakses oleh siswa sekolah dan guru untuk tujuan pendidikan konservasi. Cara-

    cara yang dapat ditempuh oleh pengelola Kawasan PASA atau kebun raya adalah

    1) Mempermudah dalam pengurusan perizinan.

    2) Mengundang siswa sekolah dan guru berkunjung ke kawasan yang

    di kelolanya untuk belajar konservasi.

    3) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan konservasi bagi siswa

    sekolah dan guru.

    4) Menyebarkan liflet atau buklet informasi ke sekolah-sekolah.

    5) Menyediakan tenaga pemandu gratis bagi siswa dan guru yang

    belajar konservasi di kawasan yang dikelolanya.

    6) Memberikan tarif masuk yang murah bagi siswa dan guru yang

    belajar konservasi di kawasan yang dekelolanya

    3.2 Menciptakan Atmosfer Konservasi di Lingkungan Sekolah

    Pendidikan konservasi penting untuk mengarahkan siswa tertarik pada

    aksi-aksi yang bertemakan konservasi. Ketertarkan siswa sekolah terhadap aksi-

    aksi konservasi SDA hayati akan banyak dipengaruhi oleh peran guru. Guru

    sangat penting dalam memberikan pengetahuan dan dorongan semangat siswa

    tertarik pada hal-hal berbau konservasi SDA hayati. Bentuk ketertarikan siswa

    yang dapat didorong oleh guru antara lain adalah semangat para siswa melakukan

    penanaman tanaman-tanaman baik di sekitar rumahnya ( tanaman di dalam pot

    atau tanaman di lahan pekarangan rumah) atau di lahan-lahan kosong yang ada di

    sekitar tempat tinggalnya. Guru dapat menggiatkan para siswa menanam tanaman

    di pot-pot di sekolah, di lahan kosong di sekolah atau melibatkan murid dalam

    kegiatan penghijauan atau reboisasi bekerja sama dengan masyarakat dan

    pemerintah daerah.. Kegiatan guru beserta para siswa dalam gerakan penanaman

    pohon, tidak perlu fihak sekolah mengeluarkan biaya untuk membeli bibit

    tanaman karena bibit dapat disediakan secara cuma-cuma oleh pemerintah daerah

    atau instansi lain yang terkait.

    Kebiasaan murid dibimbing menanan tanaman dan memelihara tananaman

    oleh guru akan membentuk suasana penjiwaan makna konservasi di kalangan

    1

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    14/16

    para siswa. Siswa bukan hanya mendengar pengetahuan teoritis saja dari guru,

    tetapi melihat dan merasakan sendiri suasana atau hasil nyata atmosfer

    konservasi di lingkungan sekitarnya.

    Di Indonesia masih cukup banyak sekolah-sekolah yang memiliki lahan-

    lahan kosong tidak terbangun (tidak ada bangunan fisik). Lahan-lahan seperti ini

    jangan dibiarkan begitu saja, tetapi dimanfaatkan untuk kegiatan menananm para

    siswa. Para siswa dibimbing menanam tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman

    buah-buahan ataupun tanaman-tanaman yang dapat menarik kedatangan kupu-

    kupu atau beraneka jenis burung. Suatu kebanggaan dan kesenangan yang besar

    dalam pengalaman mereka bersekolah yang akan dirasakan oleh para siswa.

    Mereka menikmati hasil karya menamam dan pemeliharaan tanaman yang mereka

    lakukan sendiri.

    Di lingkungan sekolahnya mereka menikmati kenyamananan, keindahan

    melihat tanaman-tanam yang berbunga, kupu-kupu yang warna-warni indah

    terbang menghiasi taman sekolah atau keindahan burung dan suaranya yang

    merdu hinggap di pohon-pohon yang mereka tanaman. Atau, mereka menikmatai

    merasakan enaknya goreng kentang hasil panen tanaman mereka, merasakan

    segarnya memakan buah papaya yang mereka tanam. Sungguh suatu pengalaman

    yang akan membekaskan kesan pendidikan lingkungan yang kuat pada diri anak

    sekolah. Dengan terciptanya suasana seperti itu, siswa akan memaknai pendidikan

    lingkungan secara baik. Mereka bersemangat menanam tanaman dan memelihara

    tanaman atau kegiatan lainnya, bukan karena teori-teori yang diterangkan guru

    seperti tanaman menghasilkan oksigen, oksigen diperlukan untuk bernapas,

    tanaman dapat menyerap zat pencemar (CO2 misalnya) atau pengetahuan-

    pengetahuan lainnya

    Tanaman-tanaman di sekolah (atau para siswa mempraktekkannya sendiri

    di lingkungan tempat tinggalnya) yang mengundang kehadiran satwa misalnya

    kupu-kupu dan burung selain menambah keasrian lingkungan juga dapat menjadi

    bahan belajar siswa melakukan pengamatan. Mereka dapat mengamati

    keanekaragman jenis kupu-kupu, keanekaragaman jenis burung, perilaku makan

    1

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    15/16

    kupu-kupu, perilaku makan burung, manfaat ekologis kupu-kupu dan burung

    dam masih banyak yang lainnya.

    IV SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan dari uraian diatas adalah : (1) Konservasi sumberdaya alam hayati

    mutlak penting dilakukan , baik untuk kepentingan masa kini maupun

    kepentingan generasi-generasi yang akan datang. (2) Pendidikan konservasi

    sumberdaya alam hayati penting diberikan kepada para siswa sekolah. (3)

    Pendidikan lingkungan atau pendidikan konservasi di sekolah-sekolah yang

    sekarang sudah berjalan harus ditingkatkan kualitasnya, melalui peran guru dan

    pengembangan sarana pembelajaran konservasi. yaitu menanfaatkan kawasan

    pelestarian alam, kawasan suaka alam dan / atau kebun raya.

    Sebagai bagian akhir artikel ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran

    sebagai berikut : (1)Fihak pengelola kawasan pelestarian alam, kawasan suaka

    alam atau fihak pengelola kebun raya agar turut berpartisipasi aktif dalam

    kegiatan pendidikan konservasi anak-anak sekolah dan guru dengan penuh

    ketulusan dan kesungguhan. (2) Diperlukan perangkat hukum yang dapat

    menjadi payung hukum pendidikan lingkungan atau pendidikan konservasi

    memanfaatkan kawasan pelestarian alam, kawasan suaka alam dan kebun raya. (3)

    Guru dan murid harus diberikan kemudahan mendapatkan buku dan referensi

    yang lain serta fasilitas internet. (4) Diselenggarakan pendidikan dan pelatihan

    untuk guru. Pelatihan ini tidak diselenggarakan secara sporadis, tetapi

    diselenggarakan secara berkelanjutan. (5) Perlu diberikan penghargaan dan

    insentif kepada siswa, guru atau fihak sekolah yang dinilai berprestasi dalam

    melaksanakan aksi-aksi nyata pelestarian atau konservasi lingkungan. Pemberian

    penghargaan dan intensif ini bisa melalui perlombaan-perlombaan, baik

    diselengarakan oleh pemerintah atau perusahaan-perusahaan.

    1

  • 8/7/2019 pendidikan_lingkungan

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Caldecott, J. 1996. Designing Conservation Project. Cambridge University

    Press. Cambridge.

    Chivian, E. and Aaron Bernstein (eds.). 2008. Sustaining Life How Human

    Health Depend on Biodiversity. Oxford University Press. Oxford.

    Darusman, D. dan Widada. 2004. Konservasi dalam Perspektif Ekonomi

    Pembangunan. Ditjen PHKA, JICA, Fahuta IPB. Bogor.

    Jacobsons, S.K., M.D. McDuff, M.C. Moenroe. 2006. Conservation Educatioband Outreach. Oxford University Press. Oxford.

    Noerjito, M. dan Ibnu Maryanto (eds.). 2005. Kriteria Jenis Hayati yang Harusdilindungi oleh dan untuk Masyarakat Indonesia, Puslitbang Biologi LIPI dan

    ICRAF. Bogor

    Vinas, S.M. 2005. Contemporary Theori of Conservation. Elsevier Butterworth-

    Heineman. Oxford.

    Undang-undang Nomer 5 tahun 1990 tentang Konservasu Sumberdaya AlamHayati dan Ekosistemnya.

    http://www.dephut.go.id/informasi/statistik/2004/PHKA/II_2_1.pdf.;http://www.bogorbotanicgardens.org

    http://www.izea.net/education/38_conserveddef.pdfhttp://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=dk.

    KETERANGAN PENULIS

    Nama : Drs. Aep Syaepul Rohman, M.Si.Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 13 Oktober 1960

    Pekerjaan : Dosen tetap Kopertis Wilayah IV Jawa Barat,dpk. Universitas Pakuan

    NIP : 131691458NIDN : 0013196001

    Pendidikan : S 1 : Jurusan Biologi FMIPA Universitas

    Padjadjaran. S2 : Program Studi PengelolaanSumberdaya Alam dan Lingkungan Program

    Pascasarjana IPB.

    1

    http://www.dephut.go.id/informasi/statistik/2004/PHKA/II_2_1.pdfhttp://www.izea.net/education/38_conserveddef.pdfhttp://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=dkhttp://www.dephut.go.id/informasi/statistik/2004/PHKA/II_2_1.pdfhttp://www.izea.net/education/38_conserveddef.pdfhttp://www.ditjenphka.go.id/index.php?a=dk