pendidikan karakter kajian pemikiran imam al-ghazali...

86
i PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : FITRI NUR CHASANAH NIM : 11112250 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NRGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: buituyen

Post on 02-Mar-2019

292 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

i

PENDIDIKAN KARAKTER

Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

FITRI NUR CHASANAH

NIM : 11112250

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NRGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

ii

Page 3: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

iii

PENDIDIKAN KARAKTER

Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

FITRI NUR CHASANAH

NIM: 11112250

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NRGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 4: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

iv

Page 5: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

v

Page 6: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

vi

Page 7: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

vii

MOTTO

Menuntut ilmu adalah taqwa, Menyampaikan ilmu adalah ibadah, Mengulang-ulamg

ilmu adalah zikir, Mencari ilmu adalah jihad

(Imam Al-Ghazali)

Page 8: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Almamaterku tercinta, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Ayahanda (Sulasno) dan Ibunda (Istikomah) tercinta yang tak pernah henti-hentinya

memberikan do‟a dan jalan petunjuk untuk meraih kesuksesan hidup.

3. KH. Nasafi dan Ibu Nyai Hj.Asfiyah selaku pengasuh pesantren Nurul Asna Pulutan

Salatiga.

4. Kakakku tercinta Wahid Fatoni, S.Pdi yang senantiasa mencurahkan kasih sayang

memberikan doa dan dukungan yang tiada henti kepada penulis demi terselesaikannya

skripsi ini.

5. Kakak ipar tercinta Alfiah, S.Pdi yang selalu mendukungku.

6. Keponakan-keponakanku tersayang “Nezza Farra Putri Wahid & M. Haikal al-

Wahid” yang selalu menghibur hatiku.

7. Para guru terhormat yang telah memberikan ilmu dan jembatan hati.

8. Teman-teman PAI G angkatan 2012

9. Sahabat-sahabatku di pondok Nurul Asna

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

taufiq dan hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Salam dan

sholawat selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para

pengikutnya.

Skripsi ini berjudul: “PENDIDIKAN KARAKTER KAJIAN PEMIKIRAN AL-

GHAZALI DALAM KITAB AYYUHAL WALAD” ini, disusun guna memenuhi salah satu

syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak yang ikut serta dalam

memberikan bantuan kepada penulis baik moril maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan

kali ini penulis mengucapkan terima kasih tiada terhingga pada :

1. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku pembimbing yang penuh kesabaran membimbing

penulis sehingga terwujudlah skripsi ini.

5. Dr. Mukti Ali, S.Ag, M.Hum selaku dosen pembimbing akedemik selama menuntut

ilmu di IAIN Salatiga yang telah memberikan pengarahan dalam melaksanakan kuliah

selama ini.

6. Kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah mendoakannku,

pengorbananmu yang penuh keikhlasan sehingga berdampak luar biasa bagi penulis.

7. Bapak dan ibu dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu dalam menuntut ilmu.

8. Staf Perpustakaan dan staf Akademik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang telah

berpartisipasi dalam penyususnan skripsi ini.

9. KH. Nasafi dan Ibu Hj. Nyai Asfiyah yang selalu mendorong dan mendoakan

terselesainya skripsi ini.

Page 10: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

x

10. Teman-teman PAI G angkatan 2012, teman-teman pondok pesantren Nurul Asna

Pulutan Salatiga.

11. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membatu dalam penulisan

skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai

kesempurnaan yang diharapkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan demi demi kesempurnaan skripsi ini. Namun demkian, penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Salatiga, 14Maret 2017

Page 11: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

xi

ABSTRAK

FITRI NUR CHASANAH, 2017, Pendidikan Karakter Kajian Pemkiran Imam Al-Ghazali

dalam Kitab Ayyuhal Walad. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

Islam Negeri. Dosen Pembimbing Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Imam Al-Ghazali, Kitab Ayyuhal Walad.

Penelitian ini membahas pendidikan karakter dalam kitab Ayyuhal Walad. Kajiannya

dilatarbelakangi karya Imam Al-Ghazali yang sangat signifikan dengan tuntutan pendidikan

karakter era modern.

Dunia pendidikan sekarang mengabaikan aspek pendidikan karakter peserta didik,

pendidikan lebih sibuk dengan urusan akademik agar siswa mendapat nilai yang lebih tinggi.

Keberadaan nila-nilai moral mulai dipertanyakan lagi. Padahal karakter merupakan kunci

perubahan individu, sosial, atau kesejahteraan dan kebahagiaan hakiki. Penelitian.ini

dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan : (1) Bagaimana Pemikiran Imam Al-

Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad (2)Bagaimana Muatan Pendidikan Karakter Kajian

Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad (3) Bagaimana Relevansi

Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad dengan

Pendidikan Islam di Indonesia kontemporer. Skripsi ini merupakan jenis penelitian library

research atau studi kepustakaan dengan mengambil objek kitab Ayyuhal Walad berkaitan

dengan pendidiian karakter. sumber data primer dan sekunder diperolah melalui penelitian

kepustakaan dengan alat pengumpul data berupa metode dokumentasi. Setelah data

terkumpul selanjutnya dilakukan analisis. Adapun analisisnya dengan data kualitatif dengan

dua langkah yaitu metode deduktif dan induktif.

Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali, didalamnya antara lain berisi : tentang

akidah yaitu beriman kepada Allah SWT, anjuran beribadah kepada Allah, dan nasihat-

nasihat yang edukatif terhadap anak. Khusus dengan pendidikan meliputi : materi (subject

matter) tentang akhlak, metode dan tujuan pendidikan. Pendidikan karakter kajian pemikiran

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad mencakup dua nilai yakni : nilai individu yang

meliputi karakter religius dan nilai kolektif atau sosial yang meliputi karakter peduli sosial,

tanggung jawab, kerja keras, menghargai prestasi. Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad sangat relevan dengan Pendidikan Agama

Islam seperti materi, metode dan tujuan. Terkait dengan materi, yang paling relevan adalah

bahasan tentang akhlak, untuk membentuk manusia yang berkarakter. Adapun metode yang

ditawarkan Imam Al-Ghazali memiliki kesamaan dalam konteks penyesuaian metode

terhadap perkembangan anak. Tujuan pendidikan yang dikemukakan Imam Al-Ghazali

memiliki relevansi dengan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu tumbuhnya nilai-nilai moral

dalam pribadi anak.

Page 12: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

xii

DAFTAR ISI

Sampul ............................................................................................................................. i

Lembar Berlogo ....................................................................................................... ........ ii

Judul ................................................................................................................................. iii

Persetujuan Pembimbing .................................................................................................. iv

Pengesahan ............................................................................................................... ......... v

Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................................................... ......... vi

Halaman Motto ...................................................................................................... ......... vii

Halaman Persembahan ............................................................................................ ......... viii

Kata Pengantar .......................................................................................................... ......... ix

Abstrak ..................................................................................................................... ......... xi

Daftar Isi ........................................................................................................................... xii

Daftar Lampiran ................................................................................................................ xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... ......... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4

E. Penegasan Istilah .......................................................................................... 5

F. Telaah Kepustakaan ....................................................................................... 7

G. Metode Penelitian ........................................................................................ 9

H. Sistematika Penulisan ................................................................................... 11

BAB II : BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI

A. Latar Belakang Imam Al-Ghazali ........................................................ ......... 12

B. Latar Belakang Pendidikan Imam Al-Ghazali ............................................ 14

Page 13: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

xiii

C. Kondisi Sosio Kultural pada Masa Imam Al-Ghazali.................................... 16

D. Kondisi Pendidikan pada Masa Imam Al-Ghazali ....................................... 18

E. Hasil Karya-karya Imam Al-Ghazali ............................................................ 19

BAB III : MUATAN ISI KITAB AYYUHAL WALAD

A. Penulisan Sistematika Kitab Ayyuhal Walad ............................................ 24

B. Latar Belakang Penulisan Kitab Ayyuhal Walad ....................................... 24

C. Kandungan Isi Kitab Ayyuhal Walad ........................................................ 26

D. Metode Pendidikan dalam kiitab Ayyuhal Walad .................................... 31

E. Tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali .......................................... 33

BAB VI : ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI TENTANG PENDIDIKAN

KARAKTER DALAM KONTEKS KEKINIAN

A. Analisis Kitab Ayyuhal Walad .............................................................. 34

B. Muatan Pendidikan Karakter dalam Kitab Ayyuhal Walad ................... 54

C. Relevansi Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali .... 59

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 61

B. Saran-saran ............................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Halaman Judul Kitab Ayyuhal Walad

Lampiran 2 Lembar Kunsultasi Skripsi

Lampiran 3 Nilai SKK Mahasiswa

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

Page 15: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena itu merupakan

kebutuhan manusia yang sangat esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi

yang ada pada diri manusia, baik potensi jasmani/rohani. Hal tersebut sesuai yang

diungkapkan oleh Ramayulis (2002: 69) bahwa tujuan umum pendidikan harus

diarahkan untuk mencapai pertumbuhan, keseimbangan, kepribadian manusia yang

menyeluruh melalui latihan jiwa intelektual, jiwa rasional, perasaan dan penghayatan

lahir .

Pendidikan juga merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter),

pikiran (intellect) dan tubuh anak. Ketiganya tidak boleh dipisahkan, agar anak dapat

tumbuh dan berkembang secara baik terutama pada akhlaknya. Anak yang masih kecil

perlu adanya penekanan pada pendidikan karakter, karena pendidikan karakter

merupakan hal penting untuk menanamkan nilai-nilai perilaku (karakter). Pendidikan

karakter pada anak meliputi pendidikan karakter yang berhubungan dengan

Tuhannya, dirinya, sesama manusia maupun lingkungannya.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian yang mantap dan mandiri, sehat jasmani dan rohani, serta bertanggung

jawab pada masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di

setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.

Hal tersebut terkait dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu

Page 16: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

2

bersaing, beretikat baik, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

Tetapi dunia pendidikan mengabaikan aspek pendidikan karakter peserta didik,

pendidikan lebih sibuk dengan urusan akademik agar siswa mendapat nilai yang

tinggi. Keberadaan pembelajaran nilai-nilai moral dan karakter mulai dipertanyakan

lagi.

Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

melupakan pendidikan karakter (Muslih,2011: 1). Sebagai contoh antara lain:

terjadinya tawuran antar pelajar, antar warga, penggunaan obat-obat terlarang,

pencurian dan tindakan asusila. Hal tersebut mengintimidasikan bahwa anak bangsa

sudah kehilangan rasa malu. Sekolah menjadi kambing hitam atas kemerosotan watak

karakter bangsa. Sekolah hanya menjadi ajang transfer of knowledge bukan character

building.

Pendidikan karakter dalam perspektif Islam secara teoretik sebenarnya telah

ada sejak Islam diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya para Nabi untuk

memperbaiki dan menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Penggagas pendidikan

karakter dalam masyarakat Muslim sekarang adalah Nabi Muhammad Saw, yang

merupakan teladan bagi umat manusia. Tidak ada satu orang pun di dunia yang

berkarakter semulia Nabi Muhammad Saw.

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan sikap urusan manusia, salah

satunya yaitu tata cara dalam mempelajari kehidupan ini. Banyak tokoh Islam yang

memiliki kepedulian dan menyumbangkan pemikirannya tentang aktivitas belajar dan

pembelajarannya, di antaranya adalah Imam Al-Ghazali. Tokoh ini telah banyak

mewarnai pendidikan masyarakat Islam Indonesia.

Imam Al-Ghazali adalah ulama besar yang terkemuka dan menyejarah hingga

kini dalam bidang agama. Imam Al-Ghazali termasuk salah seorang terpenting dalam

Page 17: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

3

sejarah pemikiran agama secara keseluruhan. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid

Muhammad bin Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali yang bergelar Syaikh Al Ajal Al

Imam Al Zahid, Al Said Al Muwafaq Hujjatul Islami (Nata, 2001: 55).

Imam Al-Ghazali merupakan ulama yang produktif dalam menulis. Secara garis

besar karangan Imam Al-Ghazali terbagi dalam empat bidang : Ilmu Kalam, Falsafah,

Batiniyah, Tassawuf. Dari sebagian banyak buku Imam Al-Ghazali yang terkenal

diantaranya adalah : Muqisdul Falasifah, Tahafutul Falasifah, Al Munqidz Minandh

Dhalal dan Ihya‟ Ulumudin (Munir, 1991: 114).

Salah satu kitab karangan Imam Al-Ghazali yang tak kalah fenomenal di dunia

pendidikan adalah kitab Ayyuhal Walad. Kitab tersebut membahas beberapa pokok

bahasan tentang beragama. Salah satu yang menarik dalam pembahasan kitab ini

adalah tentang konsep pendidikan akhlak untuk menjadikan manusia yang

berkarakter.

Kitab Ayyuhal Walad berisikan tentang adab dalam belajar. Sehingga dalam

pembahasan kitab Ayyuhal Walad dapat membantu dalam memperbaiki pendidikan

karakter saat ini yang mulai mengalami kemerosotan. Serta dapat memberikan

sumbangsih dalam Pendidikan Agama Islam.

Dengan latar belakang yang telah terpapar di atas penulis termotivasi untuk

mengkaji lebih lanjut tentang pendidikan nilai karakter dalam penelitian ini dengan

judul “Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab

Ayyuhal Walad”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya penulis mengemukakan

pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas, supaya dapat mempermudah

penelitian ini, antara lain yaitu :

Page 18: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

4

1. Bagaimana pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad ?

2. Bagaimana muatan pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al-Ghazali dalam

kitab Ayyuhal Walad ?

3. Bagaimana relevansi pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al Ghazali

dalam kitab Ayyuhal Walad dengan pendidikan Islam di Indonesia kontemporer?

C. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapaun dalam

penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad

2. Untuk mengetahui muatan pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al-Ghazali

dalam kitab Ayyuhal Walad

3. Untuk mengetahui relevansi pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al-

Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad dengan pendidikan Islam di Indonesia

kontemporer

D. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat dijadikan referensi dalam upaya pengembangan pendidikan pada umumnya

dan pendidikan Islam pada khususnya.

2. Dapat dijadikan rujukan yang tepat untuk mengembangkan pendidikan ke arah

yang lebih baik.

3. Memberikan informasi dan memperkaya wacana mengenai pemikiran tentang

cendekiawan muslim Imam Al-Ghazali.

4. Bagi pendidikan Islam, penelitian ini menjadi salah satu sumbangan pemikiran

bagi perbaikan pendidikan Islam di masa yang akan datang untuk mewujudkan

manusia yang seutuhnya (insan kamil) dengan mempertahankan konsep hidup

Page 19: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

5

yang selalu berdasarkan ilmu yang sekaligus menjadi pikiran dalam kehidupan di

dunia dan bimbingan menuju Illahi Rabbi.

5. Memberikan manfaat bagi guru Pendidikan Agama Islam.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah adalah untuk mendapatkan kejelasan tentang judul skripsi di

atas, supaya tidak terjadi kesalahpahaman maka penulis perlu memberikan batasan-

batasan dan penegasan secukupnya terhadap istilah-istilah yang ada, yaitu :

1. Tinjauan dari Pendidikan Karakter

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingannnya, pengajaran atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang (Mansur,2004: 57). Pendidikan merupakan upaya

mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penentuan dalam menjalani

kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradapan umat manusia

(Mansur, 2001: 1).

Jadi pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan berarti

proses bimbingan oleh pendidik (guru, orang tua, masyarakat ataupun lingkungan)

kepada anak didik baik jasmani maupun rohani yang dilakukan secara sadar dan

sengaja agar terbentuk kepribadian yang sempurna serta untuk memperbaiki

kualitas hidup manusia.

Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan orang lain. Karakter juga bisa dipahami tabiat atau

watak. Dengan demikian orang yang memiliki karakter adalah orang yang

memiliki kepribadian atau watak.

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik

untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimnsi hati, pikir, raga,

Page 20: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

6

serta rasa dan karsa. Pandidikan karakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk untuk memberikan keputusan

yang baik maupun yang buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan

kebaikan itu alam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai upaya yang terncana untuk

menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai

sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.

Pendidikan nilai karakter yang menjadi kunci keberhasilan dalam mencetak

generasi bangsa yang berkarakter baik adalah sifat utama Rasullulah SAW yaitu

shidiq, amanah, fathonah dan tabligh.

2. Imam Al Ghazali

Nama Imam Al-Ghazali yang dimaksud adalah Abu Hamid Muhammad bin

Muhammad at Tusi Al Ghazali, Imam Al-Ghazali termasuk seorang pemikir

Islam, teolog, filsuf dan sufi yang termasyhur. Imam Al-Ghazali dilahirkan di kota

Gazalah, sebuah kota kecil dekat Tus di Khurasan, yang pada waktu itu sebagai

salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia Islam. Imam Al-Ghazali meninggal di

kota Tus setelah perjalanan mencari ilmu dan ketenangan batin, kemudian nama

Al-Ghazali dan at Tusi itu dinitsbatkan kepada tempat kelahirannya (Ensiklopedi

Islam, 1994 : 25).

3. Kitab Ayyuhal Walad

Kitab Ayyuhal Walad adalah kitab kecil berbahasa Arab dan termasuk salah

satu karya Hujjatul Islam Al-Ghazali. Di dalam kitab ini dari segi isinya

menggunakan metode mauziah atau pemberian nasehat dengan memberikan

arahan-arahan kepada anak meliputi teori-teori yang disandarkan pada al-Qur‟an

Page 21: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

7

maupun hadist juga dengan menggunakan pemikiran-pemikiran Imam Al-Ghazali

itu sendiri dengan pengalamannya sebagai seorang pendidik yang profesional.

Kitab ini muncul karena permintaan dari salah satu siswa zaman dahulu, yang

meminta kepada Imam Al-Ghazali untuk menulis kitab yang didalamnya memuat

ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat bagi dirinya di dunia maupun di

akhirat.

F. Telaah Kepustakaan

Untuk mencapai hasil penelitian ilmiah diharapkan data-data yang digunakan

dalam penyusunan skripsi ini dan menghindari tumpang tindih dari pembahasan

penelitian. Dalam kajian pustaka yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa

hasil penelitian yang temanya hampir sama dan dari pengarang yang sama dengan

judul penelitian ini, yaitu tokoh “Imam Al-Ghazali”. Diantara hasil penelitian

terdahulu adalah sebagai berikut :

1) Skripsi Paryono, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, 2014, yang

mengangkat tema dengan pendididkan akhlak dengan judul “ Konsep Pendidikan

Akhlak Imam Al-Ghazali (Studi analisis kitab Ihya‟ Ulumudin)” ( Paryono, 2014).

Kesimpulan dari skripsi ini konsep pendidikan akhlak dalam kitab Ihya‟ Ulumudin

antara lain : Pengajaran Keteladan dan Kognifistik, Mengolaborasi Behavioristik

dengan pendekatan Humanistik serta relevansinya terhadap Pendidikan Agama

Islam dam membentuk akhlak yang mulia.

2) Skripsi Muhammmad 'Athoillah, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tasawuf dan

Psikoterapi, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, 2015, yang

mengangkat tema pendidikan karakter sufistik dengan judul “Pendidikan Karakter

Sufistik menurut Imam Al-Ghazali (Studi Analisis dalam Kitab Ihya‟ Ulumudin

Page 22: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

8

Bab Riyadlatun al-Nafs)” („Athoillah, 2015). Kesimpulan dari skripsi ini

pendidikan karakter sufistik dalam kitab Ihya‟ Ulumudin bab Riyadlatun al-Nafs

antara lain: pentingnya akhlak dan dengan hati bersih yang didalamnya terdapat

keimanan yang kuat akan menghasailkan karakter yang baik yang religius,

humanis, sosialis, tidak sombong yang bisa menjaga hawa nafsu amarah serta

relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam dalam memebentuk manusia yang

berkarakter.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, tentunya berbeda dengan

penelitian sebelumnya. Perbedaanya yaitu :

1) Paryono mengangkat tema tentang pendidikan akhlak, sedang penelitian yang

dilakukan penulis mengangkat tema tentang pendidikan karakter. Skripsi Paryono

berjudul “Konsep Pendidikan Akhlak Imam Al-Ghazali (Studi analisis kitab Ihya‟

Ulumudin)”. Fokus penelitian skripsi Paryono adalah mengenai konsep

pendidikan akhlak, sedang fokus penelitian penulis adalah menenai pendidikan

karakter yang ada dalam kitab Ayyuhal Walad serta relevansinya dengan

pendidikan Agama Islam. Jadi, baik secara tema, judul serta fokus pembahasan

sangat jelas sekali perbedaanya.

2) Muhammmad 'Athoillah, mengangkat tema tentang pendidikan karakter sufistik,

sedaang penulis mengangkat tema tentang pendidikan karakter. Skripsi

Muhammmad 'Athoillah berjudul “ Pendidikan Karakter Sufistik menurut Imam

Al-Ghazali (Studi Analisis dalam Kitab Ihya‟ Ulumudin Bab Riyadlatun al-

Nafs)”. Fokus penelitian skripsi Muhammmad 'Athoillah adalah menganai

Pendidikan Karakter Sufistik, sedang fokus penelitian penulis adalah menenai

pendidikan karakter yang ada dalam kitab Ayyuhal Walad serta relevansinya

Page 23: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

9

dengan pendidikan Agama Islam. Jadi, baik secara tema, judul serta fokus

pembahasan sangat jelas sekali perbedaanya.

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa

sudah ada skripsi yang mengkaji tentang pemikiran Imam Al-Ghazali. Namun judul

dan fokus pembahasannya berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Skripsi

ini mengkaji tentang pendidikan karakter yang ada dalam kitab Ayyuhal Walad serta

relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam.

G. Metode Penelitian

Proses dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode sebagai

acuan dalam penulisan karya ilmiah, diantaranya yaitu :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bibliografi, karena dengan metode sejarah untuk

mencari, menganalisa, membuat interprestasi serta generalisasi dari fakta-fakta

yang merupakan pendapat para ahli dan mencakup hasil-hasil para pemikir dan

ahli-ahli (Nasir,1995: 62). Penelitian literer lebih dimaksudkan studi

“kepustakaan” dan bukan studi “perpustakaan” (Arifin, 1990 : 135).

Jadi penelitian ini menggali datanya dari bahan-bahan tertulis (khususnya

berupa teori-teori). Penelitian didasarkan pada studi literer dari buku-buku yang

ada hubungannnya langsung dengan penelitian ini.

2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini diperoleh dari riset

kepustakaan (library research) yaitu hasil dari penelitian sebagai buku dan karya

ilmiah yang ada relevansinya dengan permasalahan, terutama buku-buku tentang

pendidikan karakter baik itu karya Imam Al-Ghazali maupun lainnya.

Adapun sumber data dibagi menjadi dua :

Page 24: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

10

a. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang secara langsung berkaitan dengan obyek riset

(Dharaha, 1985 : 60). Dalam penelitien ini sumber data primernya adalah kitab

Ayyuhal Walad karya Imam Al Ghazali.

a. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber data primer

dalam penelitian ini dan merupakan bacaan yang ada kaitannya dengan

permasalahan dalam penelitian.

3. Teknik Pengelolaan Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data pustaka yaitu membaca bahan dan mencatat serta mengolah bahan penelitian

(Zed, 2004:3) dari berbagai buku dan karya ilmiah yang ada hubungannnya

dengan permasalahan dengan mengutamakan data pokoknya yaitu Kitab Ayyuhal

Walad kemudian data ari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan.

4. Analisis Data

Melihat obyek penelitian ini adalah buku-buku atau literatur yang termasuk

dalam kategori penelitian kepustakaan, maka penelitian ini adalah merupakan

library reseacrh.

Data yang terkumpul selanjutnya akan penulis analisa dengan menggunakan

teknik analisa kualitatif dengan cara :

a. Deduktif

Maksudnya adalah dari hal-hal atau teori yang bersifat umum untuk

menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Dalam arti pengambilan

kesimpulan yang berawal dari suatu pernyataan tentang pendidikan karakter

secara umum kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari pendidikan nilai

Page 25: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

11

karakter menurut Imam Al Ghazali sehingga menghasilkan kesimpulan yang

bersifat khusus.

b. Induktif

Maksudnya adalah mengambil kesimpulan yang bertitik tolak dari hal-hal

yang bersifat khusus dan mengambil atau menarik kesimpulan yang bersifat ke

dalam berangkat dari uraian-uraian khusus Imam Al-Ghazali, kemudian

diformulasikan ke dalam suatu kesimpulan yang bersifat umum.

a. Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan ini dibagi lima bab yang perinciannnya sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan membahas tentang latar belakang dan dasar-dasar

aktivitas pokok penelitian.

Bab II Berisi tentang pengenalan tokoh yang diteliti.

Bab III Mengenal kitab Ayyuhal Walad, yang membahas tentang latar

belakang penulisan Ayyuhal Walad dan isi pokok kitab Ayyuhal

Walad.

Bab IV Analisis karya Imam Al-Ghazali yang secara khusus membahas

pendidikan karakter.

Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan serta saran.

Page 26: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

12

BAB II

BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI

A. Latar Belakang Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin

Muhammad al-Tusi Al-Ghazali. Versi lain menyebutkan bahwa nama lengkap Imam

Al-Ghazali dengan gelarnya adalah Syaikh al-Ajal al-Iman al-Zahid, al-Said al-

Mawafaq Hujjatul Islam. Zainul Syaraf mengatakan bahwa nama lengkap Imam Al-

Ghazali adalah al-Ummah bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali al-Tusi

(Nata,2001: 55). Imam Al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 (1058) dibesarkan di

kota Tus, sekarang dekat Masyhad, sebuah kota kecil di Khurasan yang sekarang

adalah Iran.

Imam Al-Ghazali lahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya Muhammad

adalah seorang pengusaha yang bekerja memintal wol dan menjual di tokonya sendiri.

Muhammad seorang yeng mempunyai tipe pecinta ilmu, sehingga disamping

menekuni pekerja‟anya, juga sering mengunjungi mejelis-majelis pengajian untuk

menuntut ilmu agama. Disinilah Muhammad berkeinginan dan berdoa supaya

dikaruniai anak yang kelak menjadi orang besar dan berpengetahuan luas seperti

ulama-ulama tempat ia mengambil ilmu (Ghofur, 2006: 25-26).

Imam Al-Ghazali memiliki saudara laki-laki yang bernama Abu al-Futuh

Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad at Tusi Al Ghazali, dengan gelar

Majdudin, keduanya menjadi ulama besar. Hanya saja, Majdudin lebih berprofesi

pada kegiatan dakwah sedangkan Imam Al-Ghazali lebih berkonsentrasi menjadi

penulis dan pemikir. Pendidikan Imam Al-Ghazali pada masa kecil berlangsung di

kampung halamannya. Setelah ayahnya meninggal dunia, Imam Al-Ghazai dan

saudaranya dididik oleh salah seorang sufi yang mendapat wasiat dari ayah keduanya

Page 27: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

13

untuk mengasuh mereka, yaitu Ahmad bin Muhammad ar Razikani at Tusi, ahli

tasawuf dan fiqh dati Tus. Mula-mula sufi ini mendidik keduanya secara langsung.

Tatapi, setelah harta keduanya habis, sementara sufi itu seorang yang miskin, mereka

dimasukkan ke sebuah madrasah di Tus (Ensiklopedia Hukum Islam, 1997 : 404).

Setelah itu Imam Al-Ghazali pindah ke Naisabur, Imam Al-Ghazali belajar

kepada al Juwaini yang terkenal dengan sebutan Imam Al Haramin, seorang teolog

Asy‟ariyah. Imam Al Ghazali belajar ilmu fiqih dan ilmu kalam kepada gurunya. Dari

Naisabur Imam Al-Ghazali pindah ke Mu‟skar kemudian ia berkenalan dengan

Nizamul Mulk, perdana Mentri bani Saljuk. Nizamul Mulk menjadikan Imam Al-

Ghazali sebagai guru pada tahun 1091 m di madrasah al Nizamiyah Baghdad yang

telah didirikan Nizamul Mulk sendiri. Di kota Baghdad ini Imam Al-Ghazali menjadi

terkenal. Pengajian halaqahnya semakin ramai. Imam Al-Ghazali pun telah menulis

banyak karya ilmiah. Pada tahun 1095 M, Imam Al-Ghazali meninggalkan jabatan

terhormat di Baghdad, kemudian menuju kota Makkah (Zuhri, 1997 : 31), guna

menunaikan ibadah haji. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Syam dan tinggal

sementara di kota Baitul Maqdis. Selanjutnya Imam Al-Ghazali pergi ke Damaskus

dan ber‟uzlah di sebuah Zawwiyah di dalam masjid raya Al Umawi Zawiyah tempat

Imam Al-Ghazali uslah tersebut dengan sebutan Az Zawiyat Al Ghazaliyah. Di

tempat inilah Imam Al-Ghazali menggunakan waktunya untuk menulis kitab Ihya‟

Ulumuddin (An Nadwi, 1418 H : 11).

Akhirnya Imam Al-Ghazali kembali ke Tus. Sampai di sana Imam Al-Ghazali

mendirikan lembaga pendidikan. Di lembaga pendidikan tersebut Imam Al-Ghazali

mengajar dan beribadah. Kemudian di akhir kehidupannya tepatnya pada tanggal 14

Jumadil Akhir tahun 505 H, setelah selesai berwudhu dengan sempurna, lalu

Page 28: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

14

berbaring meluruskan badan dan tidak lama setelah itu Imam Al-Ghazali meninggal

dunia (Ibrohim, 1987 : 192).

Demikianlah sekelumit sejarah hidup dari ulama besar ini, dimana Imam Al-

Ghazali memiliki saham yang tidak kecil baik dalam bidang pendidikan, tasawuf, fiqh

dan lain-lain. Semoga pusaka ilmiah yang titinggalkan Imam Al-Ghazali dapat

kiranya diambil faidahnya oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada

khususnya.

B. Latar Belakang Pendidikan Imam Al-Ghazali

Latar belakang pendidikan Imam Al-Ghazali dimulai dari belajar al- Qur‟an

pada ayahnya sendiri Muhammad. Sepeninggal ayahnya Imam Al-Ghazali dan

saudaranya (Abu al-Futuh Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad at Tusi

Al Ghazali) dititipkan kepada teman ayahnya, Ahmad bin Muhammad al-Rizkani,

seorang sufi besar. Imam Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqh, riwayat hidup para wali,

dan kehidupan spiritual mereka, selain itu Imam Al-Ghazali belajar tentang syair-

syair tentang mahabbah (cinta) kepada Tuhan, belajar al-Qur‟an dan sunnah

(Nata,2001: 58).

Kerena harta peninggalan ayah Imam Al-Ghazali cepat habis, maka Imam Al-

Ghazali dimasukkan ke sebuah sekolah yang menyediakan beasiswa bagi para

muridnya, gurunya adalah Yusuf al-Nassj juga seorang sufi. Setelah tamat Imam Al-

Ghazali melanjutkan sekolah ke kota Jurjan yang ketika itu juga menjadi pusat

kegiatan ilmiah. Disini Imam Al-Ghazali mempelajari ilmu bahasa Arab dan Persia,

disamping mempelajari pejaran agama. Di antara gurunya adalah Imam Abu Nasr al-

Ismaili. Guna memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuannya Imam Al-Ghazali

pergi ke Nahipur dan disana memasuki Madrasah Nidzamiyah yang dipimpin ulama

besar Imam al-Haramain al-Juwaini seorang tokoh aliran Asy‟ariyah (Nata, 2001: 5).

Page 29: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

15

Di Baghdad Imam Al-Ghazali mulai menekuni kehidupan formal sebagai

seorang tenaga pengajar di Universitas an-Nizdamiyah, Baghdad ketika itu

merupakan pusat perkembangan ilmu pengetahuan sejak Dinasti Abbasiyah masih

jaya, serta aliran ang beraneka ragam, sangat pesat, sebagaimana yang digambarkan

oleh Imam Al-Ghazali sendiri.

Melalui al-Juwaini inilah Imam Al-Ghazali memperoleh ilmu fiqh, ilmu mantiq

dan ilmu kalam, karena Imam Al-Ghazali dinilai berbakat dan berprestasi kemudian

diangkat sebagai asistennya al-Juwaini sebagai gurunya merasa kagum dan sering

memuji-muji Imam Al-Ghazali. Dalam menempuh pendidikan itu Imam Al-Ghazali

selalu memohon kepada Allah SWT agar diberi pengetahuan yang berguna dan

berbuah selama hidupnya. Ia kemudian memperdalam pengetahuannya di Tus selama

tiga tahun, yaitu memperdalam ilmu yang diperolehnya dengan jalan muzakarah dan

muthala‟ah sehingga hafal semua apa yang ada di benaknya.

Dalam bidang tasawuf Imam Al-Ghazali belajar kepada Imam Yusuf al-Nassj

dan Imam al-Zahid Abi Alial Fadhlu bin Muhammad bin Ali al-Farmudzi al-Thusi,

yaitu sebagian murid Abi al-Qasimal-Qusyairi. Selanjutnya dalam bidang hadist

Imam Al-Ghazali belajar kepada Abi Sahl Muhammad bin Ahmad al-Hifsi al-

Maruzis. Kepadanya Imam Al-Ghazali belajar kitab Shahih Bukhari. Guru lainnnya

dalam bidang hadist adalah Abu al-Fath Nasr bin Ali bin Ahmad al-Hakimi al-Thusi,

Abu Muhammad bin Muhammad al-Khuri, Muhammad bin Yahya bin Muhammad

al-Suja‟i al-Zu‟zini, al-Hafidz Abu al-Fiyan Umar bin abi-hasan al-Ruaisi al-

Dahastani dan nasr bin Ibrahim al-Maqdisi (Nata, 2001: 60).

Dengan demikian tuntaslah studi yang Imam Al-Ghazali lakukan, termasuk

bidang kepemimpinan politik, dan berhak mendapatkan gelar kebesaran dan guru-

guru, orang-orang yang hidup sezaman dengannya dan yang datang kemudian,

Page 30: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

16

sehingga seorang muridnya bernama Muhammad bin Yahya al-Naisaburi

menyatakan, tidaklah dikenal Imam Al-Ghazali menilai seorang yang telah mendekati

mencapai kesempurnaan akalnya. Sementara gurunya Imam al-Haramain menyatakan

kekagumannya dan menyimpatinya sebagai Bahrun Mudghah (lautan yang tidak

bertepi). Hal ini tidak lain karena banyaknya bidang pengetahuan yang dikuasai Imam

Al-Ghazali, baik tentang aliran-aliran, perbedaan-perbedaan, pokok-pokok agama,

fiqh, mantiq, hikmah, filasafat, dan semua itu dupahami secara benar, menguasai

semuanya, sangat cerdas, tajam daya analisisnya, kuat hafalanya dan argumentasinya

(Nata,2001: 59).

C. Kondisi Sosio-Kultural pada Masa Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali adalah seorang tokoh Islam yang hidup pada zaman raja-raja

Daulat Saljuk Raya (Turki) yang telah menguasai daerah Khurasan, Ray, Jibal, Irak,

Jazirah, Persia dan Ahwaz. Kemudian yang mendirikan Daulat Saljuk Raya tersebut

adalah Rukunuddin Abu Thalib Thughrul Bek, dan Imam Al-Ghazali sendiri pada

waktu itu telah menyaksikan masa Adududdin Abu Syuja‟ Alp Arsalan, jalaludin Abil

Fatah Malik Syah, Nasiruddin Mahmud, Rukunuddin Abul Muzafar Barkiaruk,

Rukunuddin Malik Syah (11) dan Muhammad bin Malik Syah. Kelahiran Imam Al-

Ghazali bertepatan pada akhir pemerintahan Thughrul Bek yang telah mengusai kota

Baghdad (Bahreis, 1981: 17).

Imam Al-Ghazali, secara politik hidup dan bekerja pada zaman kekacauan.

Menurut sejarawan Abu Al Fida‟, pemerintahan Abbasiyah tengah mengalami posisi

kemerosotan, kekuasaan Arab di daerah kota Baghdad telah hilang atau hampir

hilang, Spanyol tengah melakukan pemberontakan melawan para pejabat muslimnya.

Peter Sang Pertapa menyeru Eropa ke dalam Perang Salib. Pada masa itu pula

masyarakat (umum) terbagi menjadi kelompok Syiah dan Sunnah berdasarkan

Page 31: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

17

perbadaan-perbedaan keagamaan dan politik. Sementara aliran Asy‟ariyah dan filsafat

Skolastik Islam, dengan mendapatkan dukungan orang-orang Seljuk, guna menentang

terhadap orang-orang Mu‟tazilah. Rezim politik di daerah Baghdad sangat rumit dan

membingungkan. Satu sisi di dalamnya terdapat Khalifah, yang luas kekuasaannya

sebatas perebutan namanya pada shalat Jum‟at, dan di sisi yang lain terdapat Sultan

Seljuk, yang telah menguasai pasukan dan politik .

Imam Al-Ghazali mendengar tentang peristiwa kehancuran dan menimpa dunia

Islam pada tahun-tahun terakhir kehidupannya, yaitu peristiwa serangan yang

dilakukan oleh tentara salib yang mengarah ke Raha (di lembah Eufrat) pada tahun

490 H dan di Antioch pada tahun 491 H dan Tripoli (Lebanon) pada tahun 595 H.

Peristiwa-peristiwa ini tidak tercatat pada karya-karya Imam Al-Ghazali berada di

Khusaran, yang letaknya jauh dari tempat pertempuran, dan pada saat itu kawasan-

kawasan Islam semuanya terlibat dalam permusuhan dan pertikaian. Sedangkan

perebutan kekuasaan antara para penguasa tidak kunjung usai dan peristiwa ini yang

telah memisahkan orang-orang muslim di satu negeri dari berbagai peristiwa yang

telah terjadi di negeri-negeri muslim yang lain. Dalam masa hal ini juga muncul

ancaman teror kelompok Bathiniyah yang telah merajalela, yang ujung-ujungnya

berpuncak pada pembunuhan terhadap Nizam al Mulk pada 485 H dan putranya.

Fakhr al Dawla pada tahun 500 H juga terhadap Wazir dari Sultan Barkyaruq pada

tahun 495 H.

Masa Imam Al-Ghazali hidup, banyak sekali para pemimpin negara dan ulama-

ulama sebagai penjilat yang menipu masyarakat guna memperoleh keuntungan-

keuntungan dunia. Adapun bukti nyata peristiwa ini yaitu munculnya kitab Imam Al-

Ghazali yang berjudul “ Al Munqidz Minandh Dhalal” (Pembebasan Kesesatan) yang

telah berusaha membebaskan masyarakat dari kesesatan yang telah terjadi pada waktu

Page 32: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

18

itu. Hal ini diakibatkan banyaknya ulama pada masa itu yang saling mengadu

kekuatan dengan perdebatan untuk memamerkan ilmu dan agamanya, dibalik semua

itu sebenarnya berkeinginan meminta sanjungan dari masyarakat, karena mereka

termasuk ulama-ulama yang mencari harta semata. Sehingga Imam Al-Ghazali

menggambarkan masyarakat pada waktu itu sebagai orang-orang yang takwa tapi

palsu, juga sebagai orang-orang sufi palsu yang menipu manusia dengan

ketakwaannya, kedudukan menteri-menteri dan raja-raja Islam pada masa itu

kebanyakan berusaha memperalat rakyat guna berperang atas nama agama, sehingga

terjadi perang saudara dalam Islam yang dipimpin oleh rajanya masing-masing, yang

sebenarnya keadaan masyarakat Islam cukup baik, tetapi fitnah yang sengaja

dikeluarkan oleh pemimpin-pemimpin mereka baik di Mesir, Siria, Irak, Khurasan

dan lain-lain telah dikuasai oleh pemimpin-pemimpin tercela (Bahreis, 1881: 18-19).

D. Kondisi Pendidikan pada Masa Imam Al-Ghazali

Abu Hamid Al-Ghazali hidup pada masa Nizamul Mulk, seorang wazir besar

dari kalangan Bani Saljuk, pada waktu itu wazir telah berhasil mendirikan sekolah-

sekolah tinggi yang disediakan untuk memperdalam penyelidikan tentang agama dan

perkembangannya. Ini membuktikan bahwa kondisi pendidikan pada masanya

mengalami kemajuan (Hamka, 1993: 120).

Abad ke 5/11 merupakan masa terjadinya konflik antara kelompok-kelompok

beragama dalam Islam, seperti halnya Mu‟tazilah, Syi‟ah, Asy‟ariyah, Hanafiyah, dan

Syafi‟iyah. Wazir Saljik sebelum Nizham Al Mulk yaitu Al Kunduri salah seorang

yang menganut mazhab Hanafi dan pendukung Mu‟tazilah, termasuk dalam

kebijakannya sebagai wazir adalah mengusir dan menganiaya para penganut

Asy‟ariyah yang sering kali juga berarti penganut madzhab Syafi‟i. Al Kunduri

selanjutnya digantikan posisinya sebagai wazir oleh Nizham Al Mulk, salah seorang

Page 33: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

19

yang menganut madzhab Syafi‟i Asy‟ariyah, oleh karena itu secara alamiah

berhadapan dengan kelompok yang bermadzhab Mu‟tazilah, Hambaliyah dan

Hanafiyah. Tidak atau bukti bahwa Nidzam Al Mulk sebagai seorang Syafi‟iyah,

seluruh sekolah yang ia bangun diperuntukan secara khusus bagi penganut madzhab

yang sama. Jelas bahwa hal ini posisi madzhab Syafi‟iyah Asy‟ariyah menjadi

semakin kuat dan secara tidak langsung melemahkan. Walaupun para pengkaji yang

dahulu menyimpulkan bahwa pembangunan sekolah atau madrasah oleh Nidzam Al

Mulk guna menghancurkan madzhab-madzhab yang lain terutama Mu‟tazilah dan

Syi‟ah. Hal ini tidak didasari alasan dan bukti yang kuat. Bahwa dirinya

menginginkan kuatnya posisi Syafi‟iyah Asy‟ariyah yang sebelumnya telah dianiaya,

tetapi hal ini tidak berarti Nidzam Al Mulk menghancurkan yang lain. Jadi pada

dasarnya, percecokan kelompok inilah yang melatarbelakangi usahanya lewat

pembangunan sekolah, guna memperbaiki keadaan kelompok yang bermadzhab

Syafi‟iyah Asy‟ariyah guna mencapai stabilitas yang diinginkan dengan jalan

pendidikan (Asari, 1994: 51-52).

Teladan yang dilakukan oleh Nizham Al Mulk segera menjadi terkenal. Para

penguasa, bangsawan juga para hartawan lainnya segera mengikuti tindakannya

dengan mendirikan berbagai sekolah. Jika Nizham Al Mulk membangun sekolahnya

untuk golongan Syafi‟iyah maka pada waktu selanjutnya para mazhab lainya masing-

masing juga membangun jaringan sekolahnya sendiri guna mendukung penyebaran

ajarannya (Asari, 1994: 55).

E. Hasil Karya-Karya Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali adalah ulama yang produktif dalam menyampaikan

pemikirannya lewat tulisan-tulisan (karya ilmiah) yang banyak jumlahnya mencapai

300 buah karangan. Betapa rajinnya Imam Al-Ghazali menulis (selama 30 tahun,

Page 34: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

20

diselingi 10 tahun pengembaraan). Sejak umur 25 sampai 55 tahun telah menulis

sebanyak 300 buah karya, dapat dibayangkan betapa kesanggupan dan kesungguhan

hatinya, kekerasan dan kemampuannya dalam berkarya (Munir, 1991: 114).

Secara garis besar Al-Ghazali terbagi dalam empat bidang: Ilmu Kalam,

Falsafah, Batiniyah, Tasawuf.

Sebagian banyak buku Imam Al-Ghazali, yang terkenal di antaranya adalah :

Muqisdul Falsafah, Tahafutul Falasifah, Al Munqidz Minandh Dhalal dan yang

terakhir adalah Ikhya‟ Ulumuddin (Munir, 1991: 114).

Sebagaian para peneliti menerangkan bahwa Imam Al-Ghazali menulis hampir

100 buku yang meliputi berbagai pengetahuan, seperti ilmu kalam (Theologi Islam),

Fiqih (Hukum Islam), Tasawuf, Filsafat, Akhlaq dan Otobiografi, karangannya itu

ditulis dalam bahasa Arab dan Persia, sebagaian pendapat lain mengatakan bahwa

karangan Al-Ghazali mencapai kira-kira 70 buku. Sementara buku yang benar-benar

dapat disebut sebagai karangan Al-Ghazali 69 buah yaitu :

1. Kitab al-ta‟liqat fi furu alz fi madzhabab

2. Al-Mausbul fi al-Ushul

3. Al-Basith fi al-ushul

4. Al-Basith

5. Al-Wajiz

6. Khulashah al-Mutakhatashar wa Nuqawh al-Mutakhashar

7. Al-Mantabul fi Ilm al-Jadal

8. Ma‟akhidz al-khilaf

9. Lubab al-Nadzar

10. Tahsin al-ma‟akhidz fi ilm khilaf

11. Kitab al-mabadi wa al-ghayah

Page 35: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

21

12. Syifa‟al-ghalil i al-qiyas wa al-ta‟lil

13. Fatwa al-ghazali

14. Fatwa

15. Ghayah al-Ghaur fi dirayah al-Dur

16. Muqhasid al-filsafah

17. Talsafut al-falsifah

18. Miyar al-amfi fann al-mantiq

19. Miyar al-ma‟qul

20. Mibak al-nazrfi al-mantiq

21. Mizan al-amal

22. Al-mustadzhiri fi al radd ala al-batiniyah

23. Hujjat al-haq

24. Qawashim al-batiniyah

25. Al aqtisbad fi al-ittiqad

26. Al-risalah al-qudsiyah fi qawaid al-aqaid

27. Al-mu‟arif al-aqliyah

28. Ikhya‟ ulum al-din

29. Fi mas‟alah kulli mujtahid masib

30. Jawab li al-Ghazali „an da‟wah al-ma ayyad al-mulklabu li muawwidah al-

tadris bi al-mudzamiyah

31. Jawab mufassal al-khilaf

32. Jawab al-masail

33. Jawab al-masail al-arba‟a alhu al-batiniyah bil hamdan min al ayaikh li ajl

Abi Hamid Muhammad bin Mukammad al-Ghazali

34. Al-Maqsud al-asnasyarh asma Allah Al Husna

Page 36: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

22

35. Risalah fi raju asma Allah swt. Ila zat wahidah ala ra‟yi al-mu‟tazilah wa al-

falsafah

36. Bidayah al-bidayah

37. Al-Wajiz fi al-fiqh

38. Jawabil al-Qur‟an

39. Al-arbain fi usul ad-din

40. Al-madlnun bihi ala ghair ahlihi

41. Al-madlnun bihi al-jawadil

42. Al-Darj al-marqum bin al-jawadil

43. Al-Qisthas al-mustaqim

44. Faisal al-taeriqiyah bain al-Islam wa al-zindiqiyah

45. Al-qannun al-qulli fa al-ta‟wil

46. Kimiya sa‟adah

47. Ayyuhal al-walad

48. Nasihat al-mulk

49. Zad akhirat

50. Al-risalah

51. Risalah ala ba‟di ahl al-dzikir

52. Misykatul anwar

53. Tafsir yaqut al-ta‟wil

54. Al-kasyfa al-tabyin fi gharur al-khalaq ajmain

55. Tablis iblis

56. Al munqidz min al-Dialal wa al-mufhasa

57. Khutub fi sirh wa al khasawaah wa al kimiya

58. Ghur al-Dur fi al-mas‟alah al-syari‟iyah

Page 37: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

23

59. Tahzib al-ushul

60. Hakikat Al-Qur‟an

61. Asas al-Qiyas

62. Hakikat al-Qoulain

63. Al-Mushtasbfa min iml usul

64. Al-amla‟ ala musykil al ikhya

65. Al-Istidraj

66. Al-Dhurrah al-Faqhirrah fi kasyf ulum al-Akhitah

67. Sir al-Alamin wakasyf ma fi al-darain

68. Asrary al-Muamalat al-Din

69. Jawab al-masail saula anha finashah (Nata, 2001 : 64-65).

Karya-karya Imam Al-Ghazali dapat dibaca sebagai khazanah ilmu

pengetahuan dan dijadikan rujukan kegiatan ilmiah. Hal ini menujukkan bahwa karya

Imam Al Ghazali punya arti besar pada perkembangan dunia ilmu dan pengetahuan.

Buku-buku yang dan risalah-risalah Imam Al-Ghazali mencapai ratusan, bahkan sulit

di hitung , tidak mudah orang yang ingin mengenal nama-nama kitabnya.

Pada urutan nomor 46 (empat puluh enam) itulah karya imam Al-Ghazali

yang berkaitan dengan pendidikan akhlak. Salah satu yang terkenal adalah kitab

Ayyuhal Walad yang mengulas akhlak. Di kitab tersebut membahas bagaimana

berakhlak yang baik dengan penjelasan secara komprehensif dan luas dalam semua

bidang, baik secara vertical maupun horizontal.

Page 38: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

24

BAB III

MUATAN ISI KITAB AYYUHAL WALAD

A. Sistematika Penulisan Kitab Ayyuhal Wallad

Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali memiliki sistematika penulisan

pertama-tama adalah halaman judul yang diikuti dengan nama pengarangnya yaitu

Imam Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali. Halaman berikutnya adalah tentang

latar belakang penulisan kitab Ayyuhal Walad. Dengan gaya bahasa yang halus dan

sopan penulisannya didahului dengan bacaan basmalah dan hamdalah kemudian

diikuti dengan penjelasan tentang permulaan kejadian yang mendorong untuk

penulisan kitab Ayyuhal Walad tersebut.

Pembahasan berikutnya tentang materi yang berhubungan dengan akhlak anak

didik yang diakhiri dengan materi doa. Kitab tersebut menjelaskan sistem pergantian

antara pembahasan masalah yang satu dengan pembahasan masalah yang lain tidak

ditandai dengan bab-bab tertentu yang sesuai dengan pembahasan masalah, tetapi

ditandai dengan kalimat “Ayyuhal Walad” (wahai anakku) kemudian baru

menyampaikan materi yang disampaikan.

Sistematika penulisan kitab Ayyuhal Walad dapat dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu :

1. Halaman judul

2. Latar belakang penulisan kitab

3. Isi atau kandungan kitab, yang diakhiri dengan do‟a

B. Latar Belakang Penulisan Kitab Ayyuhal Walad

Kitab Ayyuhal Walad yang ditulis oleh seorang yang sangat berkompeten dalam

berbagai bidang keilmuan. Seorang yang mendapat gelar Hujjatul Islam (Pembela

Page 39: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

25

Kebenaran Ajaran Islam), dilatar belakangi dari salah satu siswa (yang tidak

disebutkan namanya) yang selalu memberikan pelayanan kepada Syeikh Al Imam

Zamuddin Hujjatul Islam Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali, ia telah sibuk

dengan menghasilkan dan membaca ilmu di hadapan Imam Al-Ghazali. Sehingga ia

berhasil mengumpulkan berbagai macam ilmu yang lembut serta telah berhasil

menyempurnakan beberapa keutamaan jiwanya.

Siswa tersebut pada suatu hari merenung dan berfikir tentang keadaan jiwanya

serta berkata-kata dalam hati dan mengucapkan : “Saya telah membaca berbagai

macam ilmu, dan mengarahkan keutamaan umurku untuk mempelajari dan

mengumpulkannya. Sekarang sebaiknya bagiku mengetahui manakah ilmu yang

bermanfaat bagiku dikemudian hari serta menjadikanku tentram di dalam kuburku ?

dan apakah ilmu yang tidak memberikan manfaat bagiku, sehingga aku

meninggalkannya”, sebagimana sabda Rasullulah SAW: (Al-Ghazali,1420 H: 2-4).

عيفىنػيػىلىمولعنمكىبذيوعياىم هيللاى

Artinya :

“ Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak

bermanfaat”.

Renungan fikiran tersebut terus-menerus pada jiwanya, sehingga pada akhirnya

ia mengirim sepucuk surat kepada gurunya yaitu Hujattul Islam Abu Hamid bin

Muhammad Al Ghazali, isi surat tersebut yaitu :

Meskipun kitab-kitab Syeikh seperti Ihya‟ dan lain sebagainya telah memuat

jawaban masalah-masalah saya, tetapi saya berkeinginan agar Syeikh

menuliskan kebutuhan-kebutuhan saya pada beberapa lembaran-lembaran

yang ada bersamaku selama hidup ”. Maka kemudian Syeikh Imam Al-

Ghazali menulis kitab Ayyuhal Walad sebagai jawaban dari surat yang telah

dikirimkan oleh salah satu siswa beliau tersebut (Al-Ghazali, 1420 H: 4-5).

Page 40: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

26

C. Kandungan Isi Kitab Ayyuhal Walad

Imam Al-Ghazali dengan pemikirannya dalam kitab Ayyuhal Walad lebih

menekankan pada aspek akhlak yang harus ditanamkan pada anak didik supaya

memiliki jiwa yang tenang dan tidak khawatir untuk menghadapi kehidupan

selanjutnya di akhirat.

Dua jalur komunikasi yang sangat penting untuk dihadapi manusia dalam

kehidupannya yaitu jalur vertikal dan horisontal. Jalur vertikal adalah jalur

komunikasi antara manusia dengan Tuhannya, sedangkan jalur horisontal adalah jalur

komunikasi antara manusia dengan alam sekitarnya, terutama dengan manusia itu

sendiri (Tatapangarsa: 181), Begitu pula dengan pemikiran Imam Al-Ghazali dalam

kitab Ayyuhal Walad yang memuat jalur vertikal dan jalur horisontal, sebagaimana

yang akan disajikan berikut ini :

1. Akhlak Anak Didik Kepada Tuhan

a. Beriman kepada Allah

يىافي اؿكىال افكىدىليليالىعمى بالىنىافكىعىمىلهبالىركى بالسىافكىتىصديقه قػىوؿهمو رى اهللتػىعىاىلكىكى الىن ةىبفىضل ليغي يػىبػ العىبدي كىافى اىفييصىىكىاف اىكثػىريمن

اىفيىستىعد بطىاعىتوكىعبىادىتولىف الميحسنيىلكنبػىعدى منى رىحىةىاهللقىرويبه (Al-Ghazali, 1420 H: 15-16)

Artinya :

“Iman adalah mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati

dan mengamalkannya dengan anggota badan dalil-dalilnya amal itu

lebih banyak daripada sesuatu yang dibatasi, walaupun hamba itu

bisa masuk surga dengan anugerah dan kemulyaan Allah tetapi

setelah mempersiapkan dengan ketaatan kepada Allah dan beribadah

kepadaNya karena sesungguhnya rahmat Allah itu sangat dekat

dengan orang-orang yang berniat baik”.

Page 41: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

27

b. Taat dan Beribadah kepada Allah

اعلىماىف الط اعىةى صىةيالعلماىفتػىعلىمىالط اعىةىكىالعبىادىةىمىاىىى لىدي،خيلى يػهىاالوى اى

ليكىالعبىادىةىميتىابػىعىةيالش ارعفالىكىامركىالنػ وىاىى,بالقىوؿكىالفعل.يػىعن:كيلكىتػىفعىـىالت شريقتىكيوفي اىي ا ـىالعيدكى يػىو كىمىالىوصيمتى اءالش رع يىكيوفيباقتدى ؾي كىتػىتػري

. كىانىتصيورىةىعبىادىةوتىأثىي ,كىاف مىغصيوبو فثػىوبو عىاصينا,اىكصىل يتى(Al-Ghazali, 1420 H: 35-36)

Artinya :

“wahai anak, inti sari ilmu yaitu apabila engkau mengetahui apa itu

taat dan ibadah, ketahuilah bahwa taat dan ibadah itu adalah

mengikuti terhadap yang membuat syariat (aturan agama) baik itu

perintah-perintahNya maupun larangan-larangaNya, dengan ucapan

maupun perbuatan serta apa yang kamu tinggalkan itu semua

mengikuti syariat (aturan agama). Seperti halnya kamu berpuasa di

hari tasriq maka kamu termasuk maksiat, atau apabila kamu

melaksanakan sholat memakai pakaian yang kamu ghasab walaupun

bebtuknya ibadah tetapi engkau berdosa”.

c. Menambah Ketaatan kepada Allah dengan ibadah Shalat Tahajud, Membaca

Al-Qur‟an dan Beristighfar.

حبىويفىقيػرنايػىوـىالقيىامىة بالل يليىدىعيصى ثػرىةىالنػ وـ كى تيكثرالنػ وـىبالل يلفىاف فيلى .يىافيلى,كىبالىسحىارىيميىستػىغفريكفى ,اىمره لىدي,كىمنىالل يلفػىتػىهىجدبونىافلىةنلىكى يػهىاالوى اىثىةياىصوىات ـيثىلى ةيكىالس لى عىلىيواص لى ,قىاؿى بالىاسحىار,ذكره ,كىالميستػىغفرينى شيكره

,صى تػىعىاىلى بػهىااهللي يستػىغفرينىييامل ال ذميػىقرىأيالقيرانػىوىصىوتي الديككىصىوتي وتي

سحىار. بالى(Al-Ghazali, 1420 H: 31-32)

Artinya :

“Wahai fulan, janganlah engkau memperbanyak tidur di waktu

malam, karena sesungguhnya banyaknya tidur di malam hari akan

menyebabkan pelakunya menjadi fakir di hari kiamat yang akan

datang. Wahai anak, ingatlah firman Allah yang artinya “ di

Page 42: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

28

sebagian malam, sholatlah tahajud sebagai tambahan bagimu, ini

adalah perintah, dan di waktu sahur orang-orang sama-sama

memohon ampun, ini adalah syukur, dan orang-orang yang

membaca istighfar adalah zikir. Nabi saw bersabda : ada tiga suara

yang disukai Allah, yakni suara ayam jago, suara orang yang

membaca Al-Qur‟an, dan orang yang membaca istighfar di waktu

sahur”.

2. Akhlak Anak Didik kepada Sesama Manusia.

ستقىامىةيمىعىاهللتػىعىلى،كىالسكيوفىعىنالىلق لىويخىصلىتىاف.ال ؼى اىعلىماىف الت صىو ثي صيوفه ـىمىعىاهللعىز كىجىل كىاىحسىنىخيليقىويبالنىاسكىعىامىليهيمباللمفػىهيوى فىمىناستػىقىا

كىالستقىامىةياى اليليقمىعىالن اساىل كىحيسنى نػىفسوعىلىىاىمراهللتػىعىاىلى فيػىفدلىحىظ ييىالفيواالش رعى. عىلىىميرىادىممىالى بىلنػىفسىكى عىلىىميرىادنػىفسكى ملىالن اسى تى

(Al-Ghazali, 1420 H: 65-66)

Artinya :

“Kemudian ketahuilah bahwa ilmu tasawuf itu memilki dua tingkah

laku yaitu istiqamah (selalu) beribadah kepada Allah dan tenang

menghadapi masyarakat, maka barang siapa yang beristiqamah

beribadah keapada Allah baik budi pekertinya terhadap masyarkat dan

mempergauli dengan lemah lembut, orang itulah ahli tasawuf, yang

dinamakan istiqamah yaitu apabila orang menebus bagian nafsunya

terhadap perintah Allah SWT dan baik budi pekertinya dengan sesama

manusia, itu apabila kamu tidak membebani manusia untuk menuruti

keinginanmu, tetapi dirimulah yang menuruti kehendak masyarakat

selagi tidak melanggar syariat (aturan agama)”.

3. Akhlak Guru terhadap Anak Didik

يىعىلي ؽالس يئىةىمنويبتػىربيىتوكى لييخرجىالىخلى يػىنبىعىللس الكشىيخهميرشدهميرىب مىكىانػىهىاخيليقناحىسىننا.

(Al-Ghazali, 1420 H: 57)

Artinya :

“Sebaiknya bagi orang yang belajar memiliki guru yang mampu

mendidik dan menunjukkan untuk mengeluarkan budi pekerti yang

buruk darinya dengan proses pendidikan, serta menjadikan tempat

akhlak buruk tersebut dengan akhlak yang baik”.

Page 43: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

29

4. Akhlak Anak Didik terhadap Gurunya

ييىادلىوي ـيالظ اىرفػىهيوىاىفلى مىويظىاىرناكىبىاطننا.اىم ااحتىا كىقىبلىوالش يخييػىنبىغىاىنػيىحتىحتجىاجمىعىوىف يىشىتىغليبال بػىيكىلى يػيلقىى كىلى قي كيلمىسئػىلىةو،كىافعىلمىخىطىأى

ييكثرىنػىوىافلىالص لىة ةفىاذىافػىرىغىيػىرفػىعيهىا،كىلى اىدىاءالص لى كىقتى يوسىج ادىتىويال يىدى

العىمىلبقى ميريهيالش يخيمنى دركيسعوكىطىاقىتهؤ،كىاىم ااحتىابىضرىتو،كىيػىعمىليمىايىأفىالبىاطن قي يػينكري كيل مىايىسمىعيكىيػىقبىليمنويفالظ اىرلى اىف طنفػىهيوى ـيالبى

يىستىطعيػىتػريؾصيحبىتىويا بالنػفىاؽ،كىافلى يػىت سمى قػىولن،لئىل لىفعلنكىلى ىلىاىفيػيوىافقىطيى يىةىشىياى كلى السوءلىيػىقصيرى توصىاحبى عىنميىالىسى يىتىزي كى قي بىاطنيويظىاىرى

النكىالنسعىنصىحنقػىلبوفػىييصىف ىمنلىوثالش يطىنة،(Al-Ghazali, 1420 H: 62-63)

Artinya :

“Dan guru menerima murid, sebaiknya murid memuliakan guru baik

secara lahir maupun secara batin. Adapun memuliakan lahir yaitu

murid dengan tidak berdebat dengan gurunya pada tiap-tiap masalah

walaupun mengetahui bahwa gurunya adalah salah. Tidak

membentangkan sajadah gurunya dihadapannya kecuali pada waktu

melaksanakan sholat, apabila selesai shalat maka ia mengangkat

sajadah gurunya. Tidak memperbanyak sholat sunah disanping

gurunya. Mengerjakan apa yang diperintahkan gurunya dengan

sekedar waktu luang dan kemampuannya. Sedangkan memuliakan

secara batin yaitu setiap sesuatu yang didengar atau diterima dari

gurunya tidak diingkarinya dengan batinnya baik berupa perbuatan

maupun ucapan, supaya tidak membuat tanda munafik apabila tidak

kuat melaksanakan perintah gurunya supaya ia meninggalkan diri

menemani gurunya sehibgga batinnya cocok denga zahirnya. Dan

menjaga dan berteman dengan orang yang buruk untuk

mempersempit kekuasaan setan, jin, manusia dan lubuk hatinya.

Kemudian dibersihkan dari jiratan kotoran setan”.

5. Ahklak Terhadap Ilmu

a. Giat dalam Belajar

Page 44: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

30

اىحيػىيتػىهىابتىكرىارالعلمكىميطىالىعىةالكيتيبكىحىرىمتى كىممنلىيىاؿو لىدي: يػهىاالوى اىالنػ وـى. نػىفسكى عىلىى

(Al-Ghazali, 1420 H: 21).

Artinya :

“Wahai anak, berapa banyak kamu menghidupkan malam dengan

mengulang-ulang ilmu, muthalaah beberapa kitab dan jagalah

dirimu dari tidur Mengamalkan Ilmu”.

b. Mengamalkan Ilmu

حوى الى منى عمىاؿميفلسناكىلى ى الى تىكينمنى لىدي،لى يػهىاالوى اؿخىالينااى

(Al-Ghazali, 1420 H: 10-11)

Artinya:

“Wahai anak, janganlah kamu menjadi orang yang rugi amal (tidak

memiliki amal) dan janganlah kamu menjadi ornga yang sepi dari

tingkah (gerak hati)”.

6. Akhlak yang Baik dan Akhlak yang Tercela

a. Akhlak yang baik (mahmudah)

كىاليىقيكىالقىنىاعىة كلو كىالص بكىالصلىةكىالشكركىالتػ وى الىخلىقلىويسيػرىةن ميىاسنى

نىةالنػ فسكىاللمكىالتػ وىاضيعكىالعلمكىالصدؽكىالىيىاءكىالوىفىاءكىالوىقى أنيػ اركىطيمى كىالسكيوفكىالت أىن

(Al-Ghazali, 1420 H: 61).

Artinya :

“Contoh akhlak yang baik : sabar, sholat, syukur, tawakal yakin,

qanaah, tenag jiwanya, santun, tawadhu, mengetahui, benar, malu,

menepati, sopan, tenang, dan tidak tergesa-gesa”.

a. Akhlak yang tercela (mazmumah)

يىاءكىالىسىدكىالكبكىالقدكىالعىدىاكىةكىالميبىاىى كىالر ذىميمو ةاخيليقو

Page 45: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

31

(Al-Ghazali, 1420: 74)

Artinya :

“Ahklak yang tercela seperti riya, dengki, sombong, iri,

permusuhan, dan bermegah-megahan”.

D. Metode Pendidikan dalam Kitab Ayyuhal Walad

Metode merupakan salah satu yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan

dalam pendidikan. Metode untuk membentuk akhlak yang terpuji terhadap anak didik

dalam proses pendidikan anatara lain:

1. Metode Keteladanan

ىل اى كىمىكىةونىسىةوايىفىكىنمرىثػىكااىيىنػالدنىمعىمى ةيص عىلىيواىلاهللؿيوسيرىافىا لىـي دوم ميىاؿتىوقػيلعىجاىمىهيللاى:اؿىقىكىوتاىرىجيحيضعبػىلوكىلذد عييكىالس لى

ا.افنفىكى (Al-Ghazali, 1420 H: 105).

Artinya:

“Janganlah engkau mengumpulkan harta dunia lebih banyak dari

kecukupan satu tahun, sebagaimana yang dilaksanakan Rasullulah

SAW yaitu mempersiapkan kebutuhan dalam jangka satu tahun untuk

beberapa istrinya, dan beliau bersabda berdo‟a : ya Allah, jadikanlah

baham makanan keluarga Nabi Muhammad secukupnya”.

2. Metode Pemberian Nasehat

كىميلعفىوكييىل ئىلنامهىلبػىقػ:اىاءىيىشاىةيىانمىثىبكىحيصىناىن,اديلىوىاالهىيػاى

.ةامىيىقالـىويػى (Al-Ghazali, 1420 H: 72-73).

Artinya :

“Wahai anak, sesungguhnya saya menasehatimu dengan delapan

perkara, terimalah dariku supaya ilmumu tidak memusuhimu di hari

kiamat".

Page 46: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

32

3. Metode Pemberian Wasiat

ن نىوكييى:لىاؿىقىوين اىونبلميكلىاافىمىقاليايىصىكىفلىكري,ديلىوىاالهىيػاىئمه.انىتىناىكىارحىسالىلبادنىيػيكىنمسىيكىاىكييالد

(Al-Ghazali, 1420 H: 34)

Artinya:

“Wahai anak, diceritakan dalam wasiatnya Luqman Al Hakim kepada

putranya, ia berkata:” janganlah anak ayam jantan itu lebih pandai

daripada dirimu. Ayam jantan itu berkokok di waktu sahur sedang

engkau nyenyak tidur”.

4. Metode Cerita

ؼةالىعىبػىراىتيأرى:قػىؿىقاىكىاذوتىسايةائىمىعبىراىـىدىهللخىويحىرىي لبالشف اىيىكحي

نلىقياوىاسىمىتييل خىكىوبتيلمعىاكىدناحاكىثنيػداحىهىنػمتيرتػىخاثي ثويدحى

.ويفىاتنىىكىىصلىخىتيدجىوىفػىويتيلم أىتى (Al-Ghazali, 1420 H: 42-43).

Artinya:

“Diceritakan bahwa Imam Al-Syibli rahimatulullah itu telah membantu

empat ratus guru. Ia berkata: saya telah membaca empat ribu hadist

kemudian saya memilih satu hadist dari empat ribu hadist tersebut dan

mengamalkannya serta meninggalkan lainnaya karena saya berfikiran

dan yakin bahwa lulusku dan keslamatanku itu ada pada satu hadist

tersebut”.

5. Metode Perintah dan Larangan

ىت حىويفرىك فىتػىكىرىااخىمنلىكىنمعسىا,ديلىوىاالهىيػاى ا.صنلىخىدى (Al-Ghazali,1420 H: 102-103)

Artinya:

“Wahai anak, dengarkanlah perkataanku yang lain dan berfikirlah di

dalamnya sehingga ia menemukan keselamatan”.

.فبىااالافسىلبل اكىيلىعىلىكساايمىنلأىستىلى،ـويػىالدىعبػى¸ديلىوىاالهىيػاى (Al-Ghazali, 142- H: 70).

Page 47: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

33

Artinya:

"Wahai anak, setelah hari ini kamu jangan tanya kepadaku tentang apa

yang kamu anggap sulit untukmu kecuali dengan ucapan hati".

E. Tujuan Pendidikan menurut Imam Al-Ghazali

Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pendidikan. Setelah

melihat materi pendidikan akhlak dalam kitab Ayyuhal Walad maka penulis

merumuskan tujuan pendidikan akhlak menurut Imam Al-Ghazali bahwa tujuan

pendidikan Islam dapat diklasifikasikan:

1. Membentuk manusia purna sehingga pada akhirnya dapat mendekatkan diri

kepada Allah SWT.

2. Membentuk manusia purna untuk mendapatkan hidup, baik di dunia maupun

di akhirat.

Melihat dua tujuan pendidikan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan

menurut Imam Al-Ghazali tidak hanya bersifat ukhrawi saja (mendekatkan diri

kepada Allah), tetapi juga mengandung tujuan yang mengandung duniawi. Imam Al-

Ghazali memberikan tempat yang luas dalam sistem pendidikannya bagi

perkembangan duniawi tetapi dunia yang dimaksudkan hanya untuk mencapai

kebahagiaan hidup di akhirat yang lebih utama dan kekal di dalamnya.

Pemaparan isi kitab Ayyuhal Walad yang tersebut di atas, merupakan beberapa

pokok pesan yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali kepada murid kesayangannya

agar lebih mudah untuk dipahami dan dilaksanakan. Dapat dipahami bahwa Imam Al-

Ghazali dalam memberi nasihat kepada muridnya lebih mengorientasikan berbagai

hal yang harus dilaksanakan oleh seorang peserta didik dalam proses belajarnya

sehingga dapat tercapai sesuai dengan tujuannya

Page 48: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

34

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL-GHAZALI

TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KONTEKS KEKINIAN

A. Analisis Kitab Ayyuhal Walad

Kitab Ayyuhal Walad yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali merupakan kitab yang

lebih menekankan pada pendidikan akhlak terhadap anak didik yang bertujuan untuk

menyempurnakan akhlak, dan mengandung makna yang tinggi.

1. Analisis Kitab Ayyuhal Walad berkenaan dengan Materi

a. Akhlak Anak Kepada Allah SWT

1) Beriman kepada Allah SWT

Beriman kepada Allah SWT adalah merupakan suatu hal yang paling

pokok dan mendasar dari seluruh ajaran agama Islam yang harus diyakini

dengan ilmu yang pasti. Al-Qur‟an adalah sebagai pokok dan sumber

ajaran Islam.

Iman kepada Allah yaitu dengan cara memepercayai keesaan zat, sifat

dan faalNya. Artinya hanya Allah sajalah yang pantas dan berhak

disembah, karena hanya Allah yang menciptakan alam semesta yang

bersifat dengan segala sifat kesempurnaan dan berbeda dengan sifat yang

ada pada makhluknya. Segala apa yang diciptakan oleh Allah itu

merupakan ciptaanNya sendiri tanpa campur tangan lainnya, dan tidak ada

seorangpun dapat meniru dan menyerupainya (Depag RI, 2002: 63).

Bagi bangsa Indonesia bukan masalah lagi untuk mempercayai

adanya Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini jelas telah tercantum di dalam

bunyi Pancasila pada sila pertama. Bangsa Indonesia percaya bahwa kita

Page 49: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

35

adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan mempercayai akan

kekuasaaNya . Bagi umat Islam percaya kepada Tuhan Allah SWT adalah

merupakan rukun iman yang pertama dan mutlak harus dipercayai dan

tidak bisa ditawar .

Kepercayaan secara mutlak kepada Allah SWT ialah membenarkan

dan mengakui adanya (eksistensi) Allah SWT, sifat-sifatNya,

kekuasaanNya, pereturan-peraturanNya dan lain sebagainya. Kepercayaan

yang mutlak itu harus mengandung tiga unsur, yaitu :

a) Diikrarkan dengan lisan

b) Dipatrikan dalam hati

c) Dilaksanakan dengan anggota badan

Upaya penanaman nilai-nilai iman kepada peserta didik, maka perlu

dilakukan sejak usia lebih dini sehingga peserta didik akan selalu punya

ingatan yang senantiasa membekas dalam hatinya. Adapun metode yang

bisa diterapkan dalam penanaman iman tersebut bisa menggunakan metode

pembiasaan. Misalnya peserta didik dibiasakan untuk senantiasa berdo‟a

dalam setiap akan melakukan suatu perbuatan. Selain itu juga, metode kisah

juga bisa diterapkan dengan memberikan kisah-kisah tentang penciptaan

manusia, penciptaan alam dan penciptaan makhluk-makhluk seperti hewan,

tumbuhan dan benda-benda langit. Sebagai contoh kisah tentang penciptaan

Nabi Adam dan Siti Hawa sebagai manusia yang pertama kali diciptakan

oleh Allah.

Pendidik juga bisa menerapkan nilai keimanan dengan menggunakan

metode targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut) semisal

dengan memberi penjelasan akan karunia akan diperoleh oleh seseorang

Page 50: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

36

jika ia beriman kepada Allah secara sungguh maka Allah akan

memasukannya ke surga. Sedangkan orang yang tidak mau beriman kepada

Allah maka orang tersebut adalah orang akan celaka karena ia akan

dimasukan kedalam neraka jahanam yang mana tidak terkira siksaannya.

Dengan begitu maka nilai-nilai keimanan dalam diri peserta didik akan

semakin tertanam dan akan mengantarkannya sebagai insan yang telah

mampu mengimani bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah

ciptaan-Nya. Sehingga manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah

akan selalu beribadah kepada-Nya.

2) Taat dan Beribadah kepada Allah

Taat kepada Allah SWT berarti melaksanakan perintahNya dan

menjauhi laranganNya, apabila seseorang yang beriman dan taat kepada

Allah SWT itu dinamakan hamba Allah, sedangkan beribadah adalah

melaksanakan sesuatu untuk menghambakan diri kepada Allah SWT.

Taat dan beribadah tentu saja tidak meninggalkan konsep syari‟at,

syariat menurut bahasa berarti “ jalan yang lurus”. Para ahli dalam bidang

fiqih memaknai kata syari‟at ini sebagai nama hukum yang telah ditetapkan

Allah SWT untuk para hambaNya dengan perantara Rasullulah SAW

supaya hamba tersebut melaksanakan dengan dasar iman.

Syari‟at merupakan dasar dari ajaran maupun hukum Islam sebagai

ketetapan yang harus dijalani oleh umat manusia yang meliputi semua

aspek ajaran, termasuk aspek akidah atau keyakinan agama. Tetapi

kemudian mengalami penyempitan arti yang hanya mengenai hukum Islam

yang bersumber pada al-Qur‟an dan Sunnah Rasul, kemudian diwajibkan

untuk ditaati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya (Su‟ud, 2003: 163).

Page 51: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

37

3) Menambah Ketaatan dengan Ibadah Shalat Tahajud, Membaca al-Qur‟an

dan Beristighfar

Bagi orang muslim sudah selayaknya meraih kenikmatan munajat

kepada Allah SWT. Di saat ia bangun malam dan melakukan shalat

malam.

Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan di waktu

malam. Yang lebih baik lagi jika dilaksanakan sesudah shalat malam, di

saat suasana sunyi sepi hingga bisa tenang melakukannya hingga, dan

menambah kekhusyukan. Sedang bilangan raka‟atnya tidak terbatas

(Faruoq: 152).

Allah SWT menjadikan waktu menjadi siang dan malam. Waktu

siang adalah waktu yang digunakan manusia untuk bekerja mencari nafkah

dengan berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya di dunia dan aktivitas

lainnya. Sedangkan waktu malam adalah waktu untuk beribadah dan

berdo‟a memohon pengampunan dan keridhaan-Nya. Dengan demikian,

maka dapat dikatakan bahwa waktu siang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan jasmani dan waktu malam untuk kebutuhan rohaninya.

Keutamaan malam dalam beribadah ataupun berdo‟a kepada Allah karena

pada waktu malam menjelang pagi atau waktu menjelang sahur Allah

SWT turun ke langit dunia dan berseru kepada umat manusia untuk

beribadah dan berdo‟a memohon ampunan kepada-Nya. Dan hal tersebut

dilakukan Allah SWT terus menerus hingga fajar menyingsing. Oleh

karena itu, setiap manusia yang berdo‟a pada waktu tersebut akan

dikabulkan do‟anya dan orang yang melewatkan waktu tersebut termasuk

dari orang-orang yang rugi.

Page 52: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

38

Upaya orang tua agar anak mau menggunakan waktu malam untuk

perbuatan yang baik maka perlu keteladanan dari orang tua agar dalam

menggunakan waktu malam hari untuk belajar. Semisal dengan menemani

anaknya belajar atau dengan sama-sama melakukan tugasnya masing-

masing, semisal orang tua menyelesaikan tugas kantornya maka anaknya

mengerjakan tugas sekolahnya. Selain itu juga, setiap mau melakukan

sholat malam hendaknya dilakukan dengan berjamaah sehingga anakpun

akan selalu mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

Sementara itu, anak juga dibiasakan dengan melakukan sholat malam

ketika orang tua akan melakukan sholat-sholat sunnah, semisal sholat hajat

dan tahajud. Dengan pembiasaan tersebut maka anak akan terbiasa bangun

malam walaupun tanpa dibangunkan oleh orang tuanya.

Selain shalat tahajud, bentuk-bentuk ibadah itu bisa dengan membaca

al-Qur‟an. Al-Qur‟an merupakan sumber kehidupan bagi orang yang

beriman, oleh karena itu hendaknya selalu dobaca, ditelaah kemudian

amalkan isi kandungannya yang luar biasa. Dengan membacanya akan

mendapatkan pahala. Bagi orang-orang yang beriman, al-Qur‟an berfungsi

sebagai obat, penentram hati. Al-Qur‟an juga sebagai rahmat. Sedangkan

bagi orang zalim, al-Qur‟an hanya menembah penyakit baginya

(Takariawan, 2005: 50).

Manusia hidup di dunia, tentu saja tidak lepas dari suatu kesalahan.

Baik itu kesalahan dengan sesama manusia ataupun dengan Allah.

Pernyataan penyesalan terhadap kesalahan yang telah dilakukan atau

pernyataan permohonan ampun kepada Allah SWT yang disebut dengan

istighfar sebagai pernyataan taubat kepadaNya.

Page 53: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

39

Kebiasaan mengucap istighfar akan lebih sempurna bila diikuti

kebiasaan meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain. Karena

dengan kesadaran sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan.

Membaca istighfar hendaknya diikuti dengan perbuatan baik dan

meninggalkan perbuatan yang buruk.

b. Akhlak Anak terhadap Sesama Manusia

Manusia adalak makhluk yang hidup bermasyarakat dan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, dalam Islam terdapat hak-hak

bertetangga yaitu berbuat baik kepadanya dan menjauhkan diri dari

mengganggunya walaupun berbeda.

Tetangga adalah orang yang mendiami rumah berdampingan dengan

rumah kita dan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan kita,

sebagaimana yang kita rasakan selama ini. Karena sangat pentingnya, kadang-

kadang peranannya melebihi peranan keluarga dan saudara yang tempatnya

jauh.

Jar atau tetangga itu meliputi semua orang yang berdekatan tempatnya.

Termasuk di dalamnya orang muslim atau kafir, abid atau fasik, teman, seteru,

pribumi, orang asing baik kerabat maupun bukan, baik dekat maupun jauh

rumahnya. Sedangkan mememuliakan tetangga itu merupakan sebagian dari

iman itu merupakan upaya dalam pembinaan iman (Depag RI, 2001: 201).

Kewajiban kita terhadap tetangga antara lain :

1) Hendaklah memulai perjumpaan dengan mengucapkan salam

2) Tidak memeperpanjang percakapan dengan tetengga dan tidak banyak

bertanya kepadanya

3) Menjenguk den mendoakannya ketika sakit

Page 54: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

40

4) Berduka cita ketika tertimpa musibah

5) Menegurnya dengan ramah tamah ketika melakukan kekeliruan

6) Menundukkan pandangan

7) Menolongnya ketika membutuhkan pertolongan

8) Tidak membiasakan memandangi pelayan perempuannnya

(Al-Ghazali, 1997: 40)

Dalam kehidupan bertetangga ada beberapa tingkatan tetangga. Yang

pertama adalah tetangga yang memeiliki satu hak saja (hak ketetanggaan saja)

yaitu tetangga yang musyrik, yang kedua adalah tetangga yang memiliki dua

hak yaitu hak ketetanggaan dan hak keislaman, yang ketiga yaitu memiliki tiga

hak yaitu hak ketetanggaa, hak keislaman dan hak kekerabatan.

Berbuat baik kepada tetangga (jar) adalah dengan cara menyampaikan

bermacam-macam kebijakan sesuai dengan kesanggupannya, seperti memberi

hadiah, memberi salam, bermanis muka dikala berjumpa dan lain sebagainya

(Depag RI, 2001: 202).

Bertetangga atau bersosialaisasi sejak dini sangat penting diajarkan

pendidik kepada anak didik guna menjadikan anak didik yang mempunyai

jiwa sosial dan mampu hidup bermasyarakat kelak.

c. Akhlak Guru terhadap Anak Didik

Guru ataupun pendidik menurut Islam adalah siapa saja yang memilki

tanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Orang yang pertama-tama

kali bertanggung jawab adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik disebabkan

karena qadrat yaitu ditakdirkan sebagai orang tua anak dan karena kemajuan

perkembangan yaitu suksesnya seorang anak berarti juga suksesnya orang tua

Page 55: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

41

tersebut. menurut teori pendidikan Barat, tugas pendidikan menurut

pandangan islam secara umum yaitu dengan mendidik dengan selalu

mengembangkan potensi anak didik baik potensi psikomotor, kognitif maupun

afektif secara seimbang sampai ke tingkat setinggi-tingginya (an Nahlawi,

1992: 74).

Seorang guru yang lebih mengetahui tentang ilmu pengetahuan akan

lebih efektif dalam proses transfer nilai pengetahuan terhadap anak didiknya.

Kemudian lebih wara‟ akan lebih mendorong untuk mengajarkan akhlak yang

mulia dengan cara memberikan contoh yang baik. Sedangkan guru yang lebih

tua umurnya akan lebih dihormati oleh anak didiknya, karena berwibawa

daripada guru yang lebih muda dihadapan anak didik. Sehingga akan mudah

untuk mengajarkan ilmu pengetahuan.

Syarat-syarat tertentu yang harus dimiliki oleh guru antara lain :

1) Tentang umur sudah dewasa

Tugas mendidik sanagtlah penting, karena berhubungan dengan

perkembangan anak didik dalam menentukan nasibnya. Maka tanggung

jawab harus dilaksanakan, dan yang dapat bertanggung jawab adalah orang

dewasa sedang anak-anak belum bisa dimintai pertanggung jawaban.

2) Tentang kesehatan harus sehat jasmani dan sehat rohani

Jasmani yang mengalami sakit dan tidak sehat akan menghambat

pelaksanaan proses pendidikan, dan dapat membahayakan dengan

menularnya penyakit pada peserta didik, sedang orang yang tidak sehat

rohaninya (gila) akan membahayakan bagi anak didik, dan orang yang

ediot tidak dapat bertanggung jawab dalam mendidik anak.

Page 56: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

42

3) Tentang kemampuan mengajar ia harus ahli

Ahli dalam mengajar sangat penting bagi pendidik ataupun guru

orang tua di lingkungan keluarga perlu mempelajari teori-teori ilmu

pendidikan. Dengan pengetahuan itu diharapkan supaya orang tua lebih

mampu menyelenggarakan pendidikan bagi anak didik di lingkungan

keluarga.

4) Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi

Seorang guru atau pengajar harus baik peragainya. Sehingga dapat

menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya , dedikasi (pengorbanan)

tinggi diperlukan dalam mendidik serta dalam meningkatkan mutu

mengajar.

Seorang pendidik merupakan orang yang selalu menjadi panutan bagi

peserta didiknya atau bagi masyarakat pada umumnya. Oleh karena sudah

sepatutnya seorang pendidik harus memiliki kepribadian yang baik

sehingga dia bisa menjadi contoh bagi peserta didik dan lingkungannya.

Pendidik merupakan unsur pokok dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan proses belajar mengajar merupakan penterjemahan dan

tranformasi nilai-nilai yang terkandung dalam materi. Hal ini menunjukan

bahwa ketercapaiannya tujuan pendidikan berdasar dari kompetensi guru

dalam menyampaikannya. Oleh karena itu pendidikan yang bukan hanya

sekedar transfer pengetahuan saja melainkan juga bagaimana seorang

pendidik bisa mengolah rasa dan melatihnya sehingga peserta didik juga

mempunyai kepribadian sesuai yang diharapkan oleh pendidiknya.

Seorang pendidik atau guru haruslah seorang yang mempunyai budi

pekerti yang mulia sehingga pendidik atau guru yang sudah mencapai

Page 57: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

43

tingkatan akhlak tersebut pantas dijadikan panutan dan pantas juga untuk

diikuti. Hal ini dimaksudkan agar seorang pendidik yang mempunyai gelar

pewaris para Nabi senantiasa memberikan cahaya-cahaya kenabian kepada

peserta didiknya. Cahaya-cahaya kenabian inilah yang merupakan pokok

dari suatu pengajaran atau pendidikan yakni pembentukan pribadi peserta

didik yang baik dan mulia. Dalam hal ini menunjukan bahwa kepribadian

seorang pendidik harus senantiasa melekat dalam dirinya sehingga tingkah

laku dan budi yang luhur akan selalu tampak pada dirinya.

Dalam pandangan umum, pribadi seseorang sering digambarkan

seperti layaknya sebuah baju. Baju adalah penutup bagian tubuh manusia

sehingga ia dikatakan sebagai seorang manusia. Jika seorang manusia

tidak memakai baju dalam suatu keramaian maka harkat dan martabatnya

sebagai manusia akan hilang. Begitu halnya dengan kepribadian seorang

pendidik yang tentu ia akan selalu menjadi bahan pengamatan dan contoh

bagi peserta didiknya. Jika seorang pendidik tidak memiliki kepribadian

yang baik maka wibawa dan kelayakannya akan hilang dimata peserta

didik dan orang lain. Oleh karena itu, pendidik sebagai figur yang tentu

saja menjadi panutan dan teladan bagi peserta didiknya maka ia pun harus

memiliki kepribadian yang baik sehingga ia mampu menjadi seorang yang

yang dicontoh dan ditauladani baik bagi peserta didik, teman sejawatnya

maupun masyarakat secara umum.

d. Akhlak Anak Didik terhadap Gurunya

Seorang murid yang sudah diterima oleh seorang guru untuk belajar

kepadanya maka dia harus menghormati guru baik secara lahir maupun secara

batin. Menghormati secara lahir berarti murid tidak mendebat dan beradu

Page 58: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

44

argument dengannya dalam persoalan apapun, sungguh pun kau telah tahu

bahwa dia telah salah menurutmu dan melakukan setiap perintah-perintahnya

sebisa mungkin dan sekuat tenaga. Sedangkan menghormati secara batin

berarti sang murid tidak menyangkal dalam hati terhadap setiap hal yang dia

dengar dan terima darinya baik berupa tindakan maupun ucapan, sehingga hati

murid tidak bercampur dengan kemunafikan.

Menghormati guru adalah kewajiban bagi seorang murid. Hal ini tidak

lain karena guru adalah orang yang mengarahkan, membimbing dan mendidik

murid sehingga menuju cita-cita yang ingin dicapainya. Selain itu juga,

seorang guru adalah seorang pemilik ilmu yang mana berarti orang tersebut

mempunyai kehormatam yang agung dan kedudukan yang tinggi disisi Allah

SWT. Oleh karena Allah mewajibkan mengagungkan apa-apa yang terhormat

di sisi Allah SWT.

Seorang anak didik yang sedang mencari ilmu haruslah bersikap sopan

santun atau tata krama terhadap pembimbingnya sebagai wujud penghormatan

terhadap gurunya. Sebab hal itu merupakan suatu perkara yang sangat penting.

Bagi para anak didik sendiri, jika hati seorang pembimbing atau guru terusik

oleh akhlak atau budi pekerti seorang anak didik yang menyimpang dari

kemulyaan, atau tata krama yang tercela, maka hal tersebut bisa menghambat

jalannya pendidikan, dalam arti ilmu yang disampaikan oleh pembimbing atau

guru itu akan terasa sulit diterimanya.

Islam pun menyuruh murid untuk menghormati dan memuliakan guru.

Seorang guru dimuliakan karena guru adalah orang yang sangat mulia. guru

adalah orang yang sangat banyak jasanya, kemudian dari segi usia guru pada

Page 59: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

45

umumnya usianya lebih tua, sedang orang yang lebih muda wajib

menghormati gurunya (Tatapangarsa: 118).

Adap anak didik terhadap gurunya, antara lain:

1) Patuh Terhadap perintahnya

Patuh atau taat terhadap guru di sini adalah selama apa yang

diperintahkan itu tidak bertentangan dengan syara‟ dan prinsip-prinsip

akidah Islam.

2) Menjauhi apa yang dibencinya

Menjauhi apa yang dibenci tersebut dengan syarat tidak bertentangan

dengan syara‟.

3) Sabar dalam menjalani pendidikan

Kaitannya sabar dalam belajar maka seseorang yang belajar dia harus

mau melalui proses dan tidak terburu-buru dalam belajar karena setiap

pelajaran ada waktu yang tepat kapan diajarkan oleh gurunya.

4) Memelihara Ilmu yang diberikan

Memilahara ilmu yang dimaksud adalah dengan mengamalkan ilmu

yang diperoleh.

e. Akhlak terhadap Ilmu

1) Giat dalam Belajar

Belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku siswa yang kompleks,

maka proses belajar itu hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah

sebagai penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Sedangkan

proses belajar itu terjadi berkat siswa telah memperoleh sesuatu yang ada

di sekitarnya. Sehingga kemudian dapat dipelajarinya (Dimyati &

Mudjiono, 2002: 7).

Page 60: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

46

Belajar merupakan salah satu sarana untuk mempermudah penerimaan

materi pembelajaraan dari guru terhadap anak didik, sehingga anak didik

mampu menerima, memahami, dan menghayati materi yang diterima. Oleh

sebab itu belajar juga efektif untuk dilaksanakan di masa sekarang ini, dan

sangat dianjurkan belajar sejak dini sebagaimana yang telah dilaksanakan

oleh Imam Al-Ghazali dalam mendidik akhlak anak.

2) Mengamalkan Ilmu

Ilmu dalam Islam, harus selalu berkaitan dengan kegunaan ilmu itu

sendiri, yaitu amal. Amal dapat dimaknai dengan perilaku, perbuatan,

pekerjaan, dan produktivitas. Lebih sempurnanya lagi amal dapat berarti

perbuatan, tindakan, aktivitas, pekerjaan, prestasi, kemajuan, produktivitas

dan semacamnya. Suatu amal menjadi tuntutan, dan ilmu pada hakikatnya

adalah untuk mewujudkan amal perbuatan. Lebih jelasnya lagi bahwa ilmu

itu haruslah diamalkan dan amal harus berlandaskan ilmu. Di dalam Islam,

ajaran mengenai amal saleh sangat fundamental, sehingga ilmu bukan

untuk ilmu tetapi ilmu untuk amal (Azizi, 2003: 97).

Mengamalkan ilmu sejak dini sangat penting diajarkan pendidik

kepada anak didik guna menjadikan anak didik yang mempunyai jiwa

sosial untuk berinteraksi dengan saling bertukar pikiran tentang ilmu yang

didapat atau membantu orang yang membutuhkan.

f. Akhlak mahmudah (baik) dan akhlak madzmumah (tercela)

Akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji yang harus dimilki oleh

semua orang. Sedangkan akhlak madzmumah adalah akhlak tercela yang harus

dujauhi oleh semua orang.

Page 61: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

47

Pada masa Rasuluulah, keluarganya dan para sahabatnya, akhlak

menunjuk pada suatu konsep yang mengandung arti kehidupan yang mulia

sebagai jalan menuju kebahagiaan manusia.

Apabila akhlak terpuji tertanam dalan jiwa setiap orang pasti akan

tercipta sesuatu kehidupan yang aman, tentram dan damai. Bahwa Rasullulah

saw berkata kepada Ali bin Abi Thalib antara lain berbunyi : “hendaklah

engkau berakhlak yang baik dan terapkanlah, dan jauhkanlah dirimu dari

perangai buruk dan jangan engkau terapkan hal itu. Kemudian, jika engkau

tidak melakukan itu, maka janganlah engkau mencela, kecuali dirimu sendiri”

(Subaiti, 2002: 22).

Akhlak yang baik sebagai jiwa agama, yang merupakan bentuk

keindahan yang dijadikan bentuk dan pakaian manusia sekaligus sebagai

hiasan bagi dirinya maka akhlak yang buruk adalah bentuk yang menakutkan

apabila dipakai oleh orang, maka orang itu menjadi sosok yang menakutkan

pula.

Sedangkan ciri-ciri orang yang berakhlak buruk antara lain bila bergaul

dengan orang lain ia bertindak zalim, apabila melakukan perjanjian maka ia

mengingkari, bila berkata ia berbohong, jika dipercaya ia berkhianat, bila ada

kesempatan ia menyimpang dan jauh dengan kebaikan dan dekat dengan

keburukan, cepat menyebar fitnah dan tidak mempu menciptakan persatuan.

Maka dari itu seorang pendidik membutuhkan materi tentang akhlak yang baik

dan akhlak yang buruk dalam mendidik anak didik. Hal tersebut dipergunakan

supaya bisa memilah manakah hal-hal yang baik dan manakan hal-hal yang

buruk.

Page 62: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

48

2. Analisis Kitab Ayyuhal Walad berkenaan dengan Metode

Metode pendidikan yaitu prosedur dalam penyampaian materi untuk

mencapai tujuan pendidikan yang didasarkan atas asumsi tertentu. Dapat dipahami

bahwa metode adalah segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru

dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri

perkembangan murid-muridnya, suasana alam sekitarnya, dengan maksud

menolong murid-muridnya mencapai proses belajar yang diinginkan dan

perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.

Seorang pendidik harus tahu bagaimana cara mengajar yang baik dan

bagaimana menggunakan metode yang pas untuk menyampaikan suatu pelajaran

sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta didik. Dalam

pendidikan Islam ada banyak metode yang bisa digunakan sehingga setiap

pendidik berbeda-beda dalam penggunaan metode pembelajaran.

Berkaitan dengan penggunan metode dalam pendidikan Islam, Imam Al-

Ghazali sendiri dalam kitab Ayyuhal Walad menggunakan beberapa metode yang

digunakannya, antara lain:

a. Metode Keteladanan

Keteladanan berarti perbuatan atau barang yang patut ditiru atau di

contoh. Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau

dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud

disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai pendidikan islam, yaitu

pendidikan yang baik (Arief, 2002: 117).

Metode keteladan merupakan metode yang paling ampuh membentuk

kepribadian peserta didik baik secara moral, sosial maupun spiritual. Tidak

dapat dipungkiri bahwa seorang pendidik sebagai tokoh figur dalam

Page 63: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

49

pendidikan sehingga sikap dan tingkah laku harus sesuai apa yang

dikatakannya.

Metode keteladaan sangat aplikatif apabila diterapkan dalam pendidikan

Islam. Pendidikan yang ada di sekolah tentu tidak lepas dari peran pendidik

sebagai orang yang akan selalu menjadi sorotan oleh peserta didiknya.

Keteladanan harus dilakukan oleh pendidik setiap saat dan sepanjang waktu.

Hal ini, bisa dilakukan memberikan peraturan-peraturan yang wajid diteladani

oleh semua pendidik atau peserta didik.

Oleh karena itu, metode keteladanan sangat efektif sekali jika digunakan

dalam pendidikan terutama pada masa sekarang. Hal tersebut tidak lain karena

keteladanan merupakan faktor penentu baik buruknya peserta didik. Jika

seorang pendidik seorang yang jujur dan dapat dipercaya, berakhlak mulia,

pemberani dan tidak berbuat maksiat maka kemungkinan besar peserta didik

akan tumbuh dengan sifat-sifat mulia tersebut.

b. Metode Pemberian Nasehat

Pemberian nasihat terhadap anak mengenai kebaikan sering juga disebut

dengan al mau‟izhah al hasanah (nasihat yang baik). Bahwa sesungguhnya

nasihat yang baik adalah menasihati seseorang dengan tujuan tercapainya

suatu manfaat atau kemaslahatan baginya.

Menurut Qosim (1997: 48) nasihat yang baik adalah nasihat yang dapat

masuk ke dalam hati disertai dengan penuh kasih sayang dan ke dalam

perasaan yang penuh kelembutan, tidak berupa larangan terhadap sesuatu yang

tidak harus dilarang, tidak menjelek-jelekkan atau membongkar suatu

kesalahan. Karena lemah lembut dalam memberi nasihat sering kali dapat

Page 64: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

50

meluluhkan hati yang keras dan mampu menjinakkan hati yang liar serta lebih

mudah melahirkan kemudahan.

Metode nasihat yang merupakan bagian dari beberapa metode yang

digunakan dalam pendidikan Islam. Metode ini sangat penting digunakan oleh

para pendidik bagi masa dulu sekarang maupun masa depan. Pentingnya

metode ini, dikarenakan pendidikan Islam yang merupakan proses

transformasi nilai-nilai pendidikan, baik itu bersifat keagamaan, alam dan

sosial. Sehingga seorang pendidik bisa menggunakan metode ini untuk

memberi penjelasan kepada peserta didik mengenai perbuatan-perbuatan

terkait ibadah, muamalah, pergaulan dan perbuatan-perbuatan yang lainnya.

Pendidikan Islam dari jaman dahulu sampai saat ini masih menggunakan

metode nasihat. Di mulai dari Nabi Muhammad Saw, sahabat, tabiin dan

hingga saat ini metode ini dipakai dalam merespon semua perubahan yang

terjadi pada manusia. Perubahan tersebut, bisa terjadi karena dampak dari

pertemanan, perkembangan industri dan Intelektual.

Dengan demikian maka metode nasihat menjadi sangat aplikatif bila

diterapkan dan digunakan dalam pendidikan Islam, karena anak didik sangat

membutuhkan kasih sayang.

c. Metode Pemberian Wasiat

Pendidikan terhadap anak didik dapat dilaksanakan dengan

menggunakan metode wasiat. Sebagaimana telah dikisahkan dalam al-Qur‟an

tentang wasiat Luqman terhadap anaknya dalam surat Luqman ayat 13

Yang artinya :

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,

diwaktu ia membaeri pelajaran kepadanya: “Hei anakku,

janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya

Page 65: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

51

mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang

besar” (Depag RI, 2001: 654).

Dari arti surat diatas, diterangkan tentang salah satu cara memberikan

pendidikan yaitu dengan metode wasiat, dengan metode ini seorang pendidik

memberikan suatu pelajaran yang diharapkan tetap dilaksanakan walaupun

yang mendidik telah meninggal dunia karena wasiat merupakan pesan tentang

suatu kebaikan yang akan dijalankan setelah seseorang yang berwasiat

meninggal dunia (Rasjid, 1996: 371).

Melihat keterangan tersebut, maka pendidikan akhlak anak dengan

menggunakan metode wasiat sanagtlah penting dilaksanakan, karena anak

secara umum bertmbah dewasa sedangakan pendidik membutuhkan metode

sabaimana yang dilakukan Imam Al-Ghazali.

d. Metode Cerita atau kisah

Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik murid agar

mengambil pelajaran dari kejadian di masa lampau.

Metode ini digunakan untuk mengambil hikmah dalam pesan yang

terdapat kisah. Metode kisah merupakan salah satu dari metode lain yang

digunakan oleh Imam Al-Ghazali. Hal ini dapat diterapkan dalam sebuah

pendidikan lantaran pada hakikatnya secara alamiah setiap manusia pasti

menyukai cerita. Dan sebuah cerita atau kisah bisa mempunyai daya tarik

dalam menyentuh perasaan orang yang mendengarnya. Oleh karena itulah,

dalam pendidikan Islam cerita atau kisah dieksploitasi untuk dijadikan teknik

pendidikan.

Kisah yang bisa dibawa dalam sebuah pendidikan adalah kisah yang

banyak mengandung nilai-nilai Islam sehingga nilai-nilai pendidikan Islam

tersebut dapat diterima oleh peserta didik menggunakan sebuah cerita yang

Page 66: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

52

menarik. Adapun kisah tersebut bisa diambil dari Al-Qur‟an, hadist atau dari

kisah-kisah para sahabat, tabi‟in dan ulama-ulama yang yang bisa diambil

nilai-nilai pendidikan Islam. Jika dikaitkan dengan pendidikan sekarang, maka

metode inipun masih sangat relevan bila diterapkan dalam pendidikan terlebih

lagi pendidikan Islam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pesan-pesan yang

terkandung dalam cerita atau kisah, terlebih jika kisah itu diambil dari al-

Qur‟an atau hadist Nabi yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan

Islam untuk ditransformasikan kepada peserta didik.

Setelah suatu kisah disampaikan kepada anak didik, maka seorang guru

bertanya kepada peserta didiknya tentang berbagai manfaat dan hikmah yang

dapat diambil dari kisah yang telah disampaikan. Hal yang demikian memiliki

pengaruh yang besar demi terserapnya hikmah atas kisah yang disampaikan ke

dalam pikiran dan terlukis dalam pemahaman (Syaikhah, 2007: 77).

Guru diharuskan untuk menjauhkan anak didiknya dari kisah-kisah yang

tidak bermanfaat, seperti kisah-kisah yang menakutkan tentang syaitan, jin dan

hantu. Karena kisah-kisah yang demikian akan menimbulkan rasa pengecut

pada diri anak didik (Syaikhah, 2007: 78).

Melihat uraian diatas menunjukkan bahwa metode cerita sangat

dibutuhkan dalam mendidik anak, dan sangat efektif untuk dipergunakan

dalam mendidik anak.

e. Metode Perintah dan Larangan

Memberi perintah kepada anak didik untuk melaksanakan kewajiban dan

melarang anak didik untuk meninggalkan kejelekan harus dilakukan oleh

seorang pendidik. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Luqman ayat 17

Yang artinya :

Page 67: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

53

“Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan

yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa

kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang

diwajibkan (oleh Allah)” (Depag RI, 2001: 655).

Bersumber dari arti ayat di atas, dapat dipahami bahwa memberikan

perintah kepada seseorang untuk melaksanakan kebaikan dan melarang

melaksanakan keburukan merupakan suatu keharusan, karena kebaikan

merupakan perintah dari Allah dan keburukan adalah larangan dari Allah

3. Analisis Kitab Ayyuhal Walad berkenaan dengan Tujuan

Tujuan adalah suatu yang diharapkan setelah usaha atau kegiatan selesai

dilaksanakan. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang bersifat tetap atau

statis, tetapi merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang yang

berhubungan dengan seluruh aspek kehidupannya.

Tujuan pendidikan dilaksanakan oleh seseorang adalah sebagai wujud untuk

beribadah kepada Allah, melatih akhlak sehingga berakhlak yang baik dan

mencari kebahagian dunia dan akhirat. Beribadah kepada Allah dilakukan oleh

orang Islam dengan senantiasa menjalankan perintah Allah dan menghidupkan

syari‟at Nabi Muhammad Saw. Manusia yang melakukan ibadah kepada Allah

maka berarti ia telah menjalin hubungan yang baik dengan Allah (habluminallah).

Sedangkan akhlak yang baik berupa kesempurnaan kepribadian manusia untuk

berinteraksi dengan orang lain. Dengan interaksi tersebut maka ia telah menjalin

hubungan dengan sesama manusia dengan baik (habluminannas). Adapun

konsekuensi dari terciptanya hubungan yang baik kepada Allah maupun sesama

manusia berarti ia telah menjadi orang bahagia baik didunia dan akhirat. Islam pun

mengatur kehidupan manusia agar seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

Akhlak Islam tidak mengorbankan kepentingan jasmani untuk rohani, begitu juga

Page 68: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

54

sebaliknya. Islam memberikan kebebasan manusia untuk memperoleh

kebahagiaan di dunia dan di akherat.

B. Analisis Pendidikan Karakter dalam Kitab Ayyuhal Walad

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003: 16).

Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama (Marimba, 1980: 19).

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat diambil kesimpulan pendidikan yaitu

memberi, menjaga dan memelihara fitrah anak hingga dewasa (baligh),

mengembangkan seluruh potensi, dan mengarahkan seluruh fitrah dan potensi menuju

kesempurnaan.

Secara etimologi (bahasa), kata karakter (inggris: character) berasal dari bahasa

dari bahasa yunani, charassein yang berarti “to engrave” dapat diterjemahkan

menjadi mengukir, melukis, memenggoreskan (Suyadi,2013: 5).

Menurut terminologi (istilah), karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian,

budi pekerti, perilaku, persoalan, sifat, tabiat, tempramen, watak. Berkarakter adalah

berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak (Zubaedi, 2012: 8).

Doni Koesoma (2007: 80) menyatakan bahwa karakter sama dengan

kepribadian. Kepribadian dianggap “ ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas

dari diri seseorang yang bersumber dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa

kecil atau sifat yang dibawa seseorang sejak kecil”.

Karakter yang dimiliki manusia bersifat fleksibel atau luwes serta bisa dirubah

atau dibentuk. Karakter manusia suatu saat bisa baik tetapi pada saat yang lain

Page 69: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

55

sebaliknya menjadi jahat. Perubahan ini tergantung bagaimana proses interaksi antara

potensi dan sifat alami yang dimiliki manusia dengan kondisi lingkungannya, sosial

budaya, pendidikan dan alam.

Karakter atau kualitas diri seseorang tidak berkembang dengan sendirinya.

Perkembangan karakter pada setiap individu dipengarui oleh faktor bawaan (nature)

dan faktor lingkungan (nuture). Seorang anak adalah gambaran awal manusia menjadi

manusia, yaitu masa kebijakan berkembang secara perlahan tapi pasti. Dengan kata

lain, bila dasar-dasar kebajikan gagal ditanamkan pada anak usia dini, maka ia akan

menjadi orang dewasa yang tidak memiliki nilai-nilai kebajikan. Usia dua tahun

pertama adalah usia kritis bagi pembentukan pola penyesuaian dan sosial.

Nilai-nilai dalam pengembangan karakter menurut kemendiknas (Kemendiknas,

2010: 9-10). Seluruh tingkat pendidikan seharusnya menyelipkan pendidikan karakter

tersebut dalam proses pendidikannya, diantaranya :

1. Religius 10. Semangat Kebangsaan

2. Jujur 11. Cinta tanah air

3. Toleransi 12. Menghargai prestasi

4. Disiplin 13. Bersahabat / komunikatif

5. Kerja keras 14. Cinta damai

6. Kreatif 15. Gemar membaca

7. Mandiri 16. Peduli lingkungan

8. Demokratis 17. Peduli sosial

9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung jawab

Dari ke-18 nilai karakter menurut kemendiknas diatas, maka pendidikan nilai

karakter menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad dikelompokkan

menjadi dua, yaitu :

Page 70: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

56

1. Nilai Individu

a. Religius

Religius yakni sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya.

Religius berarti mengadakan hubungan dengan sesuatu yang Adi

Kodrati, hubungan antara makhluk dengan Sang Kholik. Hubungan ini

mewujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya

dan tercermin pula dalam kesehariannya (Shihab, 1992: 210). Semua yang

religius tidak bisa dipungkiri keluar dari seseorang yang sudah mahir

mamaknai agama yaitu dengan teori-teori tentng iman, islam dan ihsan.

Berikut ungkapan Imam Al-Ghazali :

“Iman adalah mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati

dan mengamalkannya dengan anggota badan dalil-dalilnya amal itu

lebih banyak daripada sesuatu yang dibatasi, walaupun hamba itu

bisa masuk surga dengan anugerah dan kemulyaan Allah tetapi

setelah mempersiapkan dengan ketaan kepada Allah dan beribadah

kepadaNya karena sesungguhnya rahmat Allah itu sangat dekat

dengan orang-orang yang berniat baik” (Al Ghazali, 1420 H: 15-16).

“Wahai anak, inti sari ilmu yaitu apabila engkau mengetahui apa itu

taat dan ibadah, ketahuilah bahwa taat dan ibadah itu adalah

mengikuti terhadap yang membuat syariat (aturan agama) baik itu

perintah-perintahNya maupun larangan-larangaNya, dengan ucapan

maupun perbuatan serta apa yang kamu tinggalkan itu semua

mengikuti syariat (aturan agama). Seperti halnya kamu berpuasa di

hari tasriq maka kamu termasuk maksiat, atau apabila kamu

melaksanakan sholat memakai pakaian yang kamu ghasab walaupun

bebtuknya ibadah tetapi engkau berdosa” (Al-Ghazali, 1420 H: 35-

36).

“Wahai fulan, janganlah engakau memperbanyak tidur di waktu

malam, karena sesungguhnya banyaknya tidur di malam hari akan

menyebabkan pelakunya menjadi fakir di hari kiamat yang akan

datang. Wahai anak, ingatlah firman Allah yang artinya “ di sebagian

malam, sholatlah tahajut sebagai tambahan bagimu, ini adalah

perintah, dan di waktu sahur orang-orang sama-sama memohon

ampun, ini adalah syukur, dan orang-orang yang membaca isytighfar

adalag zikir. Nabi saw bersabda : ada tiga suara yang disukai Allah,

Page 71: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

57

yakni suara ayam jago, suara orang yang membaca Al-Qur‟an, dan

orang yang membaca isytighfar diwaktu sahur” (Al-Ghazali, 1420 H

:31-32).

Uraian diatas menunjukkan bahwa Imam Al-Ghazali menegaskan untuk

memperkuat dan menjaga keimanan karena iman yang terletak dihati

merupakan sumber dari semua akhlak. Dengan iman yang kuat diharapkan

menjadi solusi kebobrokan di zaman sekarang.

Disamping tentang iman, Imam Al-Ghazali juga menegaskan tentang

keharusan ketaatan kepada Allah sebagai pencipta alam semesta untuk

senantiasa beribadah kepadaNya karena manusia diciptakan untuk senantiasa

beribadah kepada Allah, dan menambah ketaatan kita dengan ibadah shalat

tahajud untuk mermunajat dengan Allah, membaca al-Qur‟an dan beristighfar

memohon ampun kepada Allah atas kesalahan kita baik terhadap Allah

maupun sesama manusia.

2. Nilai Kolektif / Sosial

a. Peduli sosial

Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin berinteraksi antar

sesama, tidak menutup diri dan berusaha memberi bantuan pada siapapun

yang membutuhkan (Zubaedi, 2012: 76).

Imam Al-Ghazli mengatakan :

“Kemudian ketahuilah bahwa ilmu tasawuf itu memilki dua tingkah

laku yaitu istiqamah (selalu) beribadah kepada Allah dan tenang

menghadapi masyatakat, maka barang siapa yang beristiqamah

beribadah keapada Allah baik budi pekertinya terhadap masyarkat

dan mempergauli dengan lemah lembut, orang itulah ahli tasawuf,

yang dinamakan istiqamah yaitu apabila orang menebus bagian

nafsunya terhadap perintah Allah SWT dan baik budi pekertinya

dengan sesama manusia, itu apabila kamu tidak membebani manusia

untuk menuruti keinginanmu, tetapi dirimulah yang menuruti kehendak

Page 72: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

58

masyarakat selagi tidak melanggar syareat (aturan agama)” (Al-

Ghazali, 1420 H: 65-66)

Melihat uraian diatas dapat dipahami dengan bersosialisasi diharapkan

seseorang peduli terhadap masyarakat sekitar. Sikap peduli terhadap siapapun

merupakan hal yang sangat diidamkan oleh seseorang, di zaman sekarang

dimana sifat egois, menang sendiri dan menutup diri sudah merajalela

dikarenakan sikap peduli tersebut sudah menghilang. Dengan ini maka

perlulah untuk menghadirkan kembali sikap peduli agar tercipta masyarakat

yang ramah tamah, saling tolong menolong dan sebagainya.

b. Tanggung jawab

Tanggung jawab yaitu sikap dan tindakan untuk melaksanakan tugas dan

kwajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,. masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa

(Zubaedi, 2012: 76).

Imam Al-Ghazali mengatakan :

“Sebaiknya bagi orang yang belajar memiliki guru yang mampu

mendidik dan menunjukkan untuk mengeluarkan budi pekerti yang

buruk darinya dengan proses pendidikan, serta menjadikan tempat

akhlak buruk tersebut dengan akhlak yang baik” (Al-Ghazali, 1420 H:

57).

Melihat uraian di atas menunjukkan nilai tanggung jawab yang tinggi

dengan mengajar anak dengan sebaik-baiknya agar anak mempunyai

kepribadian yang baik disamping nilai kognitif yang baik.

c. Kerja keras

Kerja keras adalah tindakan atau perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi sesuatu dan menyelesaikannya dengan

sebaik-baiknya, semua itu didasari niat keberhasilan yang tinggi, profesional

dan pantang menyerah (Zubaedi, 2012: 75).

Seorang muslim seharusnya mempunyai upaya yang sungguh-sungguh,

dengan mengerahkan semua aset, pikir, dan dzikirnya untuk

mengktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang

Page 73: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

59

harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagia bagian dari

masyarakat yang terbaik.

Berikut ungkapan Imam Al-Ghazali tentang bersungguh-sungguh (kerja

keras) dalam belajar :

“Wahai anak, berapa banyak kamu menghidupkan malam dengan

mengulang-ulang ilmu, muthalaah beberap kitab dan jagalah dirimu dari

tidur Mengamalkan Ilmu” (Al-Ghazali, 1420 H: 21).

Menurut ungkapan diatas bahwa dengan kerja keras akan memperoleh

hasil yang maksimal terhadap apa yang diinginkan.

d. Menghargai prestasi

Mengargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya

untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui

serta menghormati keberhasilan orang lain (Zubaedi, 2012: 75).

Ungkapan Imam Al-Ghazali tentang menghargai ilmu :

“Wahai anak, janganlah kamu menjadi orang yang rugi amal (tidak

memiliki amal) dan janganlah kamu menjadi ornga yang sepi dari

tingkah (gerak hati)” (Al-Ghazali, 1420 H: 10-11)

Menurut uraian diatas pentingnya mengamalkan ilmu adalah disamping

untuk mengajarkan kepada orang lain juga sebagai mengingat-ingat ilmu yang

kita punya.

C. Analisis Relevansi Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

dalam Kitab Ayyuhal Walad dengan Pendidikan Islam di Indonesia

Kontemporer

Sosok ulama seperti Imam Al-Ghazali merupakan agamawan, ilmuan dan ahli

filsafat sudah pasti ikut andil dalam peradaban manusia. Imam Al-Ghazali

Page 74: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

60

mencurahkan ilmunya dalam kitab-kitabnya. Dalam kitab Ayyuhal Walad

mengarahkan pentingnya pendidikan yang didasari keimanan.

Konsep pendidikan karakter yang ditawarkan Imam Al-Ghazali adalah suatu

usaha untuk memperkuat keimanan yang sangat berguna bagi manusia sebagai media

pembinaan akhlak dan bimbungan moral yang positif. sehingga akan tercipta

kehidupan yang agamis, sosialis dan humanis. Imam memiliki pengaruh yang

signifikan alam meluruskan perbuatan manusia dan membersihkan diri dari

kecenderungan pada kebejatan dan kekejian.

Pendidikan karakter Imam Al-Ghazali didalamnya tedapat point sosial, seorang

muslim yang menyadari dan melakukan ajaran-ajaran agamanya akan menjadi pribadi

yang berjiwa sosial. Karena dalam ajaran Islam terdapat juga tata cara bermasyarakat,

sopan santun, tolong menolong, saling mengingatkan dan sebagainya. Kepribadian

muslim adalah kepribadian sosial yang berkualitas tinggi yang terdiri dari karakter

mulia.

Sehingga cukup relevan jika pendidikan karakter Imam Al-Ghazali dalam kitab

Ayyuhal Walad diaplikasikan dalam pendidikan Islam di Indonesia sekarang.

Walaupun pendidikan karakter memiliki proses panjang, namun ibarat pohon yang

ditanam dengan kesabaran dan pelehiraan yang baik, maka pohon dan subur dan baik

buahnya. Karena untuk mencapai dan mewujudkan kehidupan yang berkarakter baik

bukanlah dengan cara instant, namun butuh kesabaran dan keseriusan.

Page 75: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisis yang telah penulis paparkan tentang pendidikan

karakter kajian pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad, maka dapat

ditarik kesimpulan :

1. Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali, didalamnya antara lain berisi :

tentang akidah yaitu beriman kepada Allah SWT, anjuran beribadah kepada Allah,

dan nasihat-nasihat yang edukatif terhadap anak. Khusus dengan pendidikan

meliputi : materi (subject matter) tentang akhlak, metode dan tujuan pendidikan.

2. Pendidikan karakter kajian pemikiran Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal

Walad mencakup dua nilai yakni : nilai individu yang meliputi karakter religius

dan nilai kolektif atau sosial yang meliputi karakter peduli sosial, tanggung jawab,

kerja keras, menghargai prestasi.

3. Relevansi Pendidikan Karakter Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab

Ayyuhal Walad sangat relevan dengan Pendidikan Agama Islam seperti materi,

metode dan tujuan. Terkait dengan materi, yang paling relevan adalah bahasan

tentang akhlak, untuk membentuk manusia yang berkarakter. Adapun relevansi

metode yang ditawarkan Imam Al-Ghazali memiliki kesamaan dalam konteks

penyesuaian metode terhadap perkembangan anak. Tujuan pendidikan yang

dikemukakan Imam Al-Ghazali memiliki relevansi dengan tujuan Pendidikan

Agama Islam yaitu tumbuhnya nilai-nilai moral dalam pribadi anak.

Page 76: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

62

B. Saran-saran

Pendidikan nilai karakter dalam kitab Ayyuhal Walad yang telah penulis

paparkan diatas sangat relevan dengan Pendidikan Agama Islam baik materi, metode

meupun tujuan yang digunakan dalam pembelajaran isi kitab tersebut.

Dengan demikian kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali sangat cocok

digunakan sebagai reverensi dalam mengajarkan pendidikan nilai karakter saat ini.

Khusussnya pendidikan nilai karakter yang dilaksanakan di sekolah umum maupun

pesentren guna penerapan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut.

Page 77: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

63

Page 78: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

64

Page 79: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

65

Page 80: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

66

Page 81: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

67

Page 82: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

68

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : FITRI NUR CHASANAH

Tempat / Tanggl Lahir : Temanggung, 19 April 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Dsn. Pongangan (04/05), Ds. Tegowanuh, Kec. Kaloran,

Kab. Temanggung

Latar Belakang Pendidikan

1998 – 2000 : TK Mardi Rahayu Tegowanuh

2000 – 2006 : SD N 02 Tegowanuh

2006 – 2009 : SMP N 06 Temanaggung

2009 – 2012 : MAN Parakan Temanggung

2012 – sekarang : IAIN Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Page 83: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

69

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Pers.

Arifin, Tatang. M. 1990. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: CV. Rajawali.

Asari, Hasan, 1994. Menyingkap Zaman Keemasan Islam Kajian Atas Lembaga-

lembagaPendidikan, Bandung: Mizan.

„Athoillah, Muhammad. 2015. Pendidikan Karakter Sufistik Menurut Imam Al-Ghazali (Stusi

Analisis dalam Kitab Ihya‟ Ulumudin Bab Riyadhatun al-Nafs), Fakultas Ushuluddin UIN

Walosongo Semarang.

Azizy, Qodry A. 2003. Pendidikann Agama untuk Membangun Etika Sosial, Semarang:

Aneka Ilmu.

Bahreis, Hussein, 1981. Ajaran-ajaran Akhlak Imam Al-Ghazali, Surabaya: Al Ikhlas.

Dharaha, Tahzidulum. 1985. Research Teory, Metodologi Administrasi, Jakart: Bina Aksara.

Departemen Agama RI. 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dirjend

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

____________. 2002. Kapita Selekta Pengetahuan Agama Islam, Jakarta: Dirdjen

Kelembagaan Agama Islam.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Doni, Koesoma A. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,

Jakarta: Grasindo.

Ensiklopedia Hukum Islam. 1997. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.

Ensiklopedi Islam. 1994, Jakarta: PT. Ictiahar Baru Van Hoeve.

Farouq, Umar. Kunci Ibadah, Surabaya: Mahkota.

Al-Ghazali. Abu Hamid Muhammad . Ayyuhal Walad, (Penyadur dalam bahasa Jawa Abi

Kamali Khalil Mustafa Kamali), Surabaya: Al Hidayah.

_____________ . 1997. Risalah-risalah Al-Ghazali, Bandung: Pustaka Hidayah.

Ghofur, Waryono Abdul. 2006. Kristologi Islam Telaah Kritis Kitab Rad al Jamil Karya Al-

Ghazali, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamka. 1993. Tasawuf Perkembangan dan Permuniannya, Jakarta: Pustaka Panjimas.

Ibrohim, Mahyudin. 1987. Nasehat 125 Ulama Besar, Jakarta: Darul Ulum Press.

Page 84: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

70

Kememndiknas. 2010. Membangun Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta: Puskur.

Kurniawan, Syamsul & Mahrus, Erwin. 2011. Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam,

Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Mansur. 2001. Diskursus Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______. 2004. Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munir, Mulham, Abdul. 1991.Mencari Tahun dan Tujuh Jalan Kebenaran, Jakarta: Bumi

Aksara.

Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Manjawab Tantangan Krisis Multidimensional,

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

An Nad‟wi, H.M. Fadlil Sa‟d. 1418 H. Tuntunan Mencapai Hidayah Ilahi, Surabaya: Al

Hidayah.

An Nahlawi. Abdurrahman. 1992. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung:

CV Diponegoro.

Nasir, Muh, 1995. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nata, Abbudin. 2001. Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid StudiPemikiran

Tasawuf Al-Ghazali, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Paryono. 2014. Konsep Pendidikan Akhlak Al-Ghazali (Studi Analisis Kitab Ihya‟ Ulumudin),

Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Qosim, Tarmana Ahmad. 1997. Metodologi Dakwah dalam Al-Qur‟an, Jakarta: PT. Lentera

Baristama.

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rasjid, Sulaiman. 1996. Fikih Islam, Bandung: PT. Sinar Baru Algensinda.

Shihab, Quraish. 1992. Membumikan al-Qur‟an, Bandung: Mizan.

Subaiti, Musa. 2002. Akhlak Keluarga Muhammad Saw, Jakarta: Lentera Basritama.

Su‟ud, Abu. 2003. Islamologi Sejarah Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat

Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdaya.

Syaikhah binti Abdillah. 2007. Mencetak Generasi Berkualitas, Surakarta: Aulia Press Solo.

Takariawan, Cahyadi. 2005. Prinsip-prinsip Dakwah, Yogyakarta: Izzan Pustaka.

Tatapangarsa, Humaidi, Akhlak yang Mulia, Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Page 85: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

71

Undang-undang Nomor. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Penjelasannya, Yogyakarta: Media Wacana Perss.

Zed, Mestika, 2004. Metode Penelitiaan Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana.

Zuhri, Muh. 1997. Hukum Islam dalam Lintas Sejarah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 86: PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1711/1/PENDIDIKAN KARAKTER... · iii PENDIDIKAN KARAKTER Kajian Pemikiran Imam Al-Ghazali

72