repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/monalisa-fk.pdf ·...

77

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil „alamin, puji syukur selalu terpanjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan nikmat kesehatan, kesempatan. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada

Baginda Muhammad SAW. Nabi yang selalu memberikan contoh kepada umatnya untuk

tidak berputus asa sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Proporsi

Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

Jakarta pada Tahun 2015-2018”

Pada penelitian ini dari tahap awal sampai tahap akhir semua berjalan lancar berkat

dukungan, doa, bimbingan serta semangat dari orang-orang yang berada di sekeliling peneliti.

Untuk itu peneliti ingin mengucapakan terima kasih banyak kepada :

1. dr. Hari Hendarto, PhD., SpPD-KEMD selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT, selaku ketua Program Studi Kedokteran Fakultas

Kedokteran UIN Syarid Hidayatullah Jakarta

3. dr. Femmy Nurul Akbar, SpPD, K-GEH, selaku Ketua Program Profesi Dokter dan

pembimbing I yang senantiasa membimbing kami, membagi ilmunya dan selalu

mengarahkan kami dalam menyelesaikan penelitian skripsi kami.

4. Dr.dr.Francisca A Tjakradidjaja,Ms. Sp.GK selaku pembimbing II yang senantiasa

membimbing kami, membagi ilmunya dan selalu mengarahkan kami dalam

menyelesaikan penelitian kami.

5. Drg. Laifa Annisa Hendarmin.Ph.D selaku penanggung jawab riset 2015 yang

senantiasa memberikan kami semangat dalam mengerjakan penelitian

6. Dr.Flori Ratna Sari.Ph.D dan dr.Sayid Ridho,Sp.PD.FINASIM selaku penguji yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk mengajari kami.

7. Kedua orang tua saya yang saya sayangi Isirang dan Latang, terima kasih banyak

karena selalu mendoakan, menyemangati , memotivasi saya dan juga saudara-saudara

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

vi

saya Kak Munira, Kak Mutiara, Kak Etos, kak Nurdiana, kak Haerul, kak Podding

serta kak Darmawati serta seluruh keluarga besar saya yang selalu menjadi semangat

bagi saya sehingga bisa menyelesaikan penelitian dan menggapai cita-cita saya

8. Kepada Direktur Rumah Sakit Haji Jakarta serta staf bersangkutan yang telah

memberikan kami kesempatan dalam pengambilan data dan membantu kami selama

proses pengambilan data di Rumah Sakit Haji Jakarta

9. Ust Rusman Madina, Ibu Mahfudzah, serta guru- guru saya di Al Badar yang selalu

mensupport saya dalam mengerjakan penelitian.

10. Unianti, Jumiati, Nurmiati, Surianti, Kartini, Sitti Nur, Aswinda dan teman- teman

saya yang lainnya yang selalu menyemangati saya dalam mengerjakan penelitian

sehingga saya dapat menyelesaikannya.

11. Teman seperjuangan riset saya Megawati Latenriolle dan Lathifa An Nada Rahma

yang selalu menemai, membantu, memotivasi saya dalam menyelesaikan penelitian

12. Khusnul Khatima, Rahmawati Syatha, Annisah Nurrahmah S, Nurlaelatul Qadria,

Inayah Ulfah, Atiqoh Murtadha, Nurfauziah Syam, Thoriq Assegaf, Abd. Rahman,

Muhammad As‟ad, Agung Saputra, Niswatur Rosyidah, dan Nur Fadillah yang selalu

memotivasi, mendukung, dan mendengarkan keluh kesah saya selama proses

penelitian sehingga penelitian dapat terselesaikan

13. Kak Syahriani, S.Ked, Kak Sri Nur Shadrina,S.Ked, Kak Astuti Akin, Kak Irfany

Fauziah S,S.Ked, dr.Irwana Arif dan kak Muh.Fadli Aziz,ST, MSc yang telah

menyemangati, dan menasehati saya dalam mengerjakan penelitian

14. Keluarga CSS MoRA, Costavera, Amigdala, dan adik keluarga pohon FK UIN

Salsabila Hafsah, Rikit yang selalu memberikan saya semangat dalam menyelesaikan

penelitian ini.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini semoga

mendapatkan balasan dari Allah Swt. Penelitian ini masih sangat banyak

kekurangannya. Untuk itu, peneliti membutuhkan kritik dan saran sehingga dapat

memperbaikinya. Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat

memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis.

Ciputat, 10 Oktober 2018

Monalisa

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

vii

ABSTRAK

Monalisa. Program Studi Kedokteran. Proporsi Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan

Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2015-2018

Latar belakang : Gastritis erosif merupakan kelainan gaster yang disebabkan oleh kerusakan

pertahanan mukosa yang superfisial namun tidak menembus lapisan mukosa muskularis.

Gastritis erosif merupakan salah satu penyebab perdarahan saluran cerna atas yang

disebabkan oleh faktor risiko seperti, usia, jenis kelamin, merokok, alkohol dan penggunaan

obat NSAID. Diagnosis gastritis erosif dengan pemeriksaan endoskopi. Pada penelitian yang

dilakukan di Korea (2015) didapatkan gastritis erosif (38%). Tujuan : Untuk mengetahui

proporsi gastritis erosif, untuk mengetahui karakteristik sampel, untuk mengetahui

karakteristik gastritis erosif berdasarkan jenis kelamin, usia dan riwayat penggunaan obat

NSAID, untuk mengetahui hubungan gastritis erosif berdasarkan jenis kelamin dan usia

dengan pemeriksaan endoskopi di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun Januari 2015- April 2018.

Metode : Penelitian dengan menggunakan metode observasional deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional, berdasarkan perhitungan statistik di dapatkan 194 sampel dengan

teknik random sampling pada Januari 2015- April 2018. Hasil : Proporsi gastritis erosif

sebanyak 47 orang (24,7%), karakteristik sampel lebih banyak pada perempuan (58,8%)

dengan usia tersering pada 26- 45 tahun (40,7%). Karakteristik pada penderita gastritis erosif

juga lebih banyak pada perempuan (62,5%) dibandingkan dengan laki-laki (37,5%) dengan

usia tersering pada 26- 45 tahun (37,5%) penggunaan NSAID sebesar 59,6% dan konsumsi

obat tersering yaitu ketorolak 19,5%. Berdasarkan pada uji statistik tidak ditemukan

hubungan antara gastritis erosif dengan jenis kelamin (p= 0.544) dan usia (p= 0.134).

Kesimpulan : Proporsi gastritis erosif 24,7% umumnya lebih sering terjadi pada wanita

62,5% dengan usia tersering pada 26- 45 tahun 37,5% dan tidak ditemukan hubungan antara

gastritis erosif dengan usia dan jenis kelamin.

Kata kunci : Gastritis erosif, Jenis kelamin, Usia, NSAID

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

viii

ABSTRACT

Monalisa. Medical Study Programme. The Proportion of Erosive Gastritis Patients

Based on Endoscopic Examination at the Haji Jakarta Hospital 2015-2018

Background: Erosive gastritis is a disorder gastric caused by damage to the superficial

mucosal defences but does not penetrate the muscular mucosal layer. Erosive gastritis is one

of the causes of upper gastrointestinal bleeding caused by risk factors such as age, sex,

smoking, alcohol and NSAID drug use. Diagnosis of erosive gastritis with endoscopic

examination. In a Korea (2015) the proportion patients of erosive gastritis (38%) was

obtained Objective: To determine the proportion of erosive gastritis, to determine the

characteristics of the sample, to determine the characteristics of erosive gastritis based on

gender, age and history of NSAID drug use, to determine the relationship of erosive gastritis

by sex and age with endoscopic examination at the Haji Jakarta Hospital from January 2015

to April 2018. Methods: This research used the analytic descriptive observational method

with cross sectional approach, based on statistical calculations obtained 194 samples with

random sampling technique in January 2015- April 2018. Results: The proportion of erosive

gastritis (24,7%). The characteristics of the subjects are more in women (58,8%) with the

most common age at 26-45 years (40,7%). Characteristics in erosive gastritis patients are also

higher in women (62.5%) compared to men (37,5%) with the most common age at 26-45

years (37.5%), NSAID use at 59,6% and consumption drug ketorolac 19,5%. Based on the

statistical test, there is no correlation between erosive gastritis with sex (p = 0.474) and age (p

= 0.153). Conclusion: The proportion of erosive gastritis 24,7% is generally more common

in women 62,5% with the most common age in 26-45 years 37,5% and there is no association

between erosive gastritis with age and sex.

Keyword : Gastritis erosive, Sex, Age, NSAID

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

ix

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiv

BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1.Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 2

1.3.Hipotesis ............................................................................................... 2

1.4.Tujuan Penelitian .................................................................................. 2

1.5.Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

1.4.1 Bagi Peneliti ................................................................................ 3

1.4.2 Bagi Institusi ............................................................................... 3

1.4.3 Bagi Masyarakat .......................................................................... 3

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

2.1 Anatomi dan Fisiologi Lambung .......................................................... 4

2.1.1 Anatomi Lambung .................................................................... 4

2.1.2 Fisiologi .................................................................................... 6

2.1.3 Histologi Lambung ................................................................. 10

2.1.4 Definisi Gastritis Erosif .......................................................... 11

2.1.5 Epidemiologi Gastritis Erosif ................................................. 11

2.1.6 Etiologi Gastritis Erosif .......................................................... 12

2.1.7 Klasifikasi Gastritis ............................................................... 13

2.1.8 Patofisiologi Gastritis Erosif .................................................. 15

2.1.9 Faktor Risiko ......................................................................... 17

2.1.10 Manifestasi Klinis Gastritis Erosif ......................................... 20

2.1.11 Diagnosis Gastritis Erosif ....................................................... 20

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

x

2.1.12 Komplikasi Gastritis Erosif .................................................... 25

2.1.13 Tatalaksana Gastritis Erosif ................................................... 25

2.2 Pandangan dokter muslim pada penelitian ........................................ 27

2.3 Kerangka Teori ................................................................................... 29

2.4 Kerangka Konsep .............................................................................. 30

2.5 Definisi Operasional .......................................................................... 31

BAB 3 : METODE PENELITIAN .............................................................. 32

3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 32

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 32

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 32

3.3.1 Populasi Target ....................................................................... 32

3.3.2 Populasi Terjangkau ............................................................... 32

3.3.3 Besar Sampel .......................................................................... 32

3.3.4 Cara Pengambilan Sampel ..................................................... 32

3.4 Kriteria Inkluasi dan Eksklusi ............................................................ 33

3.5 Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 33

3.6 Analisis Data ...................................................................................... 33

3.7 Alur Penelitian .................................................................................... 34

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 35

4.1 Karakteristik Sampel ......................................................................... 35

4.2 Proporsi Gastritis Erosif ................................................................. 36

4.3 Karakteristik subjek penderita gastritis erosif ................................... 37

4.4 Analisis Bivariat ............................................................................... 40

4.3.1 Hubungan gastritis erosif dengan jenis kelamin ..................... 40

4.3.2 Hubungan gastritis erosif dengan usia .................................... 41

4.4 4.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 41

BAB 5 :KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 42

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 42

5.2 Saran .................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 43

LAMPIRAN ................................................................................................. .49

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi obat NSAID .................................................................................. 18

Tabel 2. Klasifikasi endoskopi erosi lambung .............................................................. 22

Tabel 3. Temuan gastritis dari histopatologis dan kriteria diagnosisnya ...................... 24

Tabel 4. Strategi untuk mencegah kerusakan gastrointestinal oleh NSAID-induced ... 26

Tabel 5. Distribusi sampel berdasarkan usia ................................................................ 35

Tabel 6. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ................................................. 35

Tabel 7. Proporsi gastritis erosif ................................................................................... 36

Tabel 8. Distribusi gastritis erosif berdasarkan jenis kelamin. ..................................... 37

Tabel 9. Distribusi gastritis erosif berdasarkan usia ..................................................... 37

Tabel 10. Distribusi gastritis erosif berdasarkan riwayat penggunaan NSAID. ............ 38

Tabel 11. Frekuensi distribusi penggunaan obat NSAID ............................................... 39

Tabel 12. Hubungan gastritis erosi dengan jenis kelamin .............................................. 40

Tabel 13. Hubungan gastritis erosif dengan usia ............................................................ 41

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambara 2.1. Anatomi lambung ............................................................................................. 4

Gambara 2.2. Pembuluh darah dan persarafan lambung......................................................... 5

Gambar 2.3. Pembuluh darah vena lambung ........................................................................ 5

Gambar 2.4. Pencampuran makanan di lambung.................................................................. 7

Gambar 2.5. Pengosongan makanan di lambung .................................................................. 8

Gambar 2.6. Mekanisme sekresi asam lambung ................................................................... 8

Gambar 2.7 Histologi lambung ......................................................................................... 11

Gambar 2.8. Skematik penghambatan sintesis prostaglandin oleh NSAID ....................... 16

Gambar 2.9. Mekanisme NSAID menginduksi kerusakan gastrointestinal ....................... 16

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian dan Anggaran Penelitian ...................................................... 48

Lampiran 2 Hasil Rekam Medik ........................................................................................... 49

Lampiran 3 Surat Penelitian dan Anggaran Penelitian ......................................................... 56

Lampiran 4 Hasil Analisis ..................................................................................................... 57

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ 63

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

xiv

DAFTAR SINGKATAN

COX : Siklooksigenase

NSAID : Non steroidal anti inflammatori drugs

H.pylori : Helicobakter pylori

CMV : Cytomegalovirus

WHO : World Health Organization

HCl : Hidroclorida

CCK : Cholecystokinine

ECL : Enterochromaffin-like

cAMP : cyclic AMP

Ach : Asetilkolin

LOX : Lypoxygenase

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastritis erosif merupakan komplikasi dari penyakit gastritis yang

mengakibatkan kelainan erosi mukosa gaster yang disebabkan oleh kerusakan

pertahanan mukosa yang superfisial namun tidak menembus lapisan mukosa

muskularis1.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI

yang menunjukkan angka kejadian gastritis tertingggi mencapai 91,6% yaitu di

Medan,dan beberapa kota di Indonesia seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%,

Jakarta 50% dan Bandung 32,5%. Pada tahun 2013 dan 2014 dari data Dinas

Kesehatan menunjukkan bahwa Propinsi Sumatera Selatan menempatan urutan

kedua dengan jumlah penderita sebesar 202.137 kasus.2 Indonesia kasus dengan

keluhan perdarahan saluran cerna atas disebabkan oleh gastritis erosif 25-30%,

tukak peptik 10-15%, dan varises gastroesofagei 50-60%.3

Pada penelitian yang

dilakukan di Korea (2015) didapatkan 38% proporsi gastritis erosif dengan

melihat faktor risiko kecepatan makan, merokok, usia dan jenis kelamin.4

Pada Penelitian yang dilakukan di Iran (2016) dengan 400 pasien dispepsia

yang dilakukan pemeriksaan endoskopi didapatkan gastritis erosif (15%),

prepyloric ulcer (10%), ulcers duodenitis (22,5%), dan esofagitis erosif (7,5%).5

Penelitian Kaliamurthy (2011) di India 104 pasien dengan riwayat upper

gastroenterologi bleeding dengan 28% pasien memiliki riwayat penggunaan

NSAID. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan endoskopi didapatkan ulcers

duodenal 28%, gastritis erosif 20%, ulcers gastric 13%, duodenitis 8%, gastritis

erosions 5%.6

Salah satu penyebab tersering pada gastritis erosif yaitu penggunaan Non

Steroid Anti Inflamasi (NSAID) yang umumnya digunakan sebagai obat anti

nyeri, rheumatoid artritis, dan osteoartritis. Mekanisme kerja dari obat NSAID

menyebabkan kerusakan pada gastroduodenal dengan menghambat sintesis

prostaglandin. Prostaglandin diproduksi dari lambung yang berasal dari COX-1

dan COX-2 yang berfungsi sebagai pertahanan mukosa gastroduodenal7,8

sehingga pada NSAID penggunaan jangka panjang menyebabkan kerusakan pada

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

2

2

lambung (gastropati). Faktor risiko penggunaan NSAID dalam jangka panjang

dapat meginduksi komplikasi pada saluran pencernaan termasuk usia, riwayat

penggunaan obat sebelumnya, dan infeksi Helicobacter pylori.8

Untuk

mendiagnosis gastritis erosif umumnya dengan menggunakan endoskopi dengan

biopsi lambung. Sebelum pemeriksaan endoskopi biasanya dokter akan

memberikan obat untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien. Dokter akan

memasukkan endoskopi dengan ukuran tabung tipis dengan kamera kecil di

ujungnya yang dapat melewati mulut ataupun hidung.

Melihat angka kejadian gastritis erosif yang tinggi maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai proporsi gastritis erosif berdasarkan

pemeriksaan endoskopi. Peneliti mengumpulkan data endoskopi dan menganalisa

data rekam medik berdasarkan karakteristik subjek jenis kelamin dan usia pada

penderita gastritis erosif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proporsi gastritis erosif berdasarkan pemeriksaan endoskopi di

Rumah Sakit Haji Jakarta 2015-2018 ?

2. Apakah terdapat hubungan antara gastritis erosif dengan jenis kelamin dan

usia ?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara gastritis erosif dengan jenis kelamin dan usia.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui proporsi gastritis erosif berdasarkan pemeriksaan

endoskopi di Rumah Sakit Haji Jakarta Januari 2015- April 2018

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik subjek berdasarkan usia dan jenis

kelamin sampel pada proporsi gastritis erosif di Rumah Sakit Haji

Jakarta.

b. Untuk mengetahui proporsi gastritis erosif dengan pemeriksaan

endoskopi berdasarkan karakteristik subjek jenis kelamin dan usia di

Rumah Sakit Haji Jakarta Januari 2015- April 2018

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

3

3

c. Untuk mengetahui hubungan gastritis erosif berdasarkan usia dan jenis

kelamin dengan pemeriksaan endoskopi di Rumah Sakit Haji Jakarta

Januari 2015- April 2018

d. Untuk mengetahui gambaran gastritis erosif berdasarkan usia, jenis

dan riwayat penggunaan NSAID dengan pemeriksaan endoskopi di

Rumah Sakit Haji Jakarta Januari 2015- April 2018

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

a. Mendapatkan informasi mengenai proporsi gastritis erosif berdasarkan

pemeriksaan endoskopi di RS Haji Jakarta Januari 2015- April 2018

b. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran di

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5.2 Bagi Institusi

Dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi Fakultas Kedokteran

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang faktor risiko

dari penyakit gastritis erosif

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

4

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Lambung

2.1.1 Anatomi Lambung

Gaster atau lambung merupakan salah satu bagian tractus

gastrointestinal yang berbentuk huruf J dan memiliki kemampuan untuk

berdilatasi. Organ gaster terletak diantara esofagus pars abdominalis dan

instestinum tenue, di bagian regio epigastrium, umbilicalis, dan

hyphochondrium sinistra abdomen. Lambung terletak oblik dari kiri ke

kanan menyilang di abdomen tepat dibawah diafragma. 10,11,12

Gambar 2.1 Anatomi lambung12

Lambung terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : pars cardiaca, bagian

yang mengelilingi lubang esofagus kedalam lambung. Fundus gastricus,

area diatas ostium cardiacum. Corpus gastrium, merupakan area terluas

dari lambung. Pars pylori, merupakan ujung distal dari lambung yang

terbagi menjadi antrum pyloricum dan canalis pyloricus.12

(Seperti yang

terlihat pada gambar 2.1). Lambung memiliki tiga lapisan otot yang

berbeda dengan saluran cerna lain, lapisan otot longitudinal di bagian luar,

lapisan sirkular ditengah, dan lapisan oblik di bagian dalam. Susunan

serabut otot yang tebal mampu melakukan kontraksi sehingga mampu

memecah makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk,

mencampur makanan dengan cairan, dan mendorong ke daerah

duodenum.10

Pyloric antrum

Circular layer

Fundus

Serosa Muskularis

Longitudinal layer

Oblique layer

Curvatura mayor

Curvatura minor

Cardia

Rugae mucosa

Sfingter pylorus

Pylorus

duodenum

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

5

Selain itu, lambung juga memiliki lapisan submukosa yang tersusun atas

jaringan areolar longgar yang menghubungkan antara mukosa dan muskularis

lambung sehingga mampu melakukan gerakan peristaltik. Sedangkan mukosa

lambung, memiliki rugae merupakan lipatan-lipatan longitudinal sehingga mampu

melakukan distensi lambung ketika terisi oleh makanan.8 Perdarahan lambung

berasal dari arteri seliaka atau trunkus seliakus, yang bercabang-cabang

menyuplai kurvatura mayor dan kurvatura minor. Dua arteri yang penting dalam

klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreatikoduodenalis yang

berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum.10

Seperti yang terlihat pada

gambar 2.2 dan gambar 2.3.

Gambar 2.2 Pembuluh darah dan persarafan lambung13

Gambar 2.3 Pembuluh darah vena lambung13

Persarafan lambung berasal dari sistem saraf otonom. Suplai sistem saraf

parasimpatis untuk duodenum dan lambung dihantarkan ke dan dari abdomen

Aortic hiatus

Posterior gastric artery

Short gastric arteries

Splenic artery

Spleen

Splenic branches

Left gastro-omental artery

Abdominal aorta

Right gastro-omental artery

Superior

pancreaticoduodenal artery

Anterior view

Supraduodenal artery

Gastroduodenal artery

Common hepatic artery

Right gastric artery

Hepatic artery proper

Superior

pancreaticoduodenal artery

Cystic artery

Right and left branches

Cellac trunk

Left gastric artery

Esophageal branch

Prepyloric vein

Right gastroduodenal vein

Spleen vein

Left gastric duodenal vein

Gastric vein

Portal vein

Duodenum

Right gastric vein

Left gastric vein

Anterior view

Superior mesenteric vein

Anterior view

Inferior mesenteric vein

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

6

melalui saraf vagus. Persarafan simpatis berasal dari saraf splacnicus major dan

ganglia seliaka. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang

dirangsang oleh perengangan, kontraksi otot, serta peradangan, dan dirasakan

didaerah epigastrium abdomen.11

( Gambar 2.2).

2.1.2 Fisiologi

Lambung memiliki tiga fungsi yaitu : berfungsi sebagai tempat

penyimpanan makanan hingga makanan di salurkan ke usus halus. Penyerapan

dan pencernaan makanan dalam satu porsi memerlukan waktu beberapa jam

karena usus halus sebagai tempat penyerapan dan pencernaan utama maka

lambung harus menyimpan dan meyalurkannya dalam kecepatan yang tidak

melebihi kapasitas dari usus halus. Lambung menyekresikan asam hidroklorida

(HCl) dan enzim yang memulai pencernaan protein. Lambung mencampur

makanan yang halus dengan cairan kental yang disekresikan lambung yang

dikenal sebagai kimus. Kimus merupakan hasil akhir dari lambung yang akan

disalurkan ke duodenum.11

Beberapa tahap dalam proses pencernaan makan di dalam lambung, yaitu :

a. Pengisian

Dalam keadaan kosong, lambung mampu memiliki volume sekitar

50 mL, namun volume lambung masih mampu bertambah volume hingga

sekitar 1 liter ( 1000 mL) ketika saat makan. Namun, makanan yang di

lambung melebihi 1 liter maka akan terjadi peregangan berlebihan,

tekanan intra lambung meningkat, dan akan menimbulkan rasa tidak

nyaman.11

b. Penyimpanan

Sel interstitial atau sel pemacu terletak di bagian atas fundus yang

menghasilkan potensial gelombang untuk menyapu makanan ke bagian

sfingter pylorus dengan tiga kali per menit. Pola ini terus menerus dan

disertai kontraksi otot polos sirkular lambung. Namun, kontraksi peristaltik

di bagian fundus dan korpus lemah karena memiliki lapisan otot yang tipis

sehingga di daerah fundus hanya mengandung kantong gas dan makanan

yang berasal dari esofagus di simpan dikorpus sedangkan pada bagian

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

7

antrum, kontraksi peristaltik kuat karena lapisan otot yang tebal dan

tempat pencampuran makanan.11

c. Pencampuran

Pencampuran makanan berlangsung di antrum karena memiliki

kontraksi peristaltik yang kuat sehingga mampu mencampur makanan

dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Kimus yang telah

dihasilkan akan di dorong menuju sfingter pylorus.11

(Gambar 2.4)

Gambar 2.4 Pencampuran makanan di lambung11

Kontraksi peristaltik yang kuat mencapai sfingter pylorus dan

menutupnya dengan erat, partikel akan di dorong kembali ke korpus

lambung. Massa kimus yang terdorong kembali merupakan aksi retropulsi,

yang terus menerus terjadi akan menghancurkan dan melunakkan kimus

hingga menjadi partikel kecil cukup untuk pengosongan lambung.11

d. Pengosongan

Kontraksi peristaltik antrum yang kuat selain untuk mecampur isi

lambung juga untuk mengosongkan isi lambung. (Gambar 2.5).

Kontraksi

peristaltik

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

8

Gambar 2.5 Pengosongan lambung11

Jumlah kimus yang masuk ke duodenum bergantung dari kekuatan

kontraksi peristaltik antrum untuk mendorong kimus ke sfingter pilorus

sebelum tertutup. Intensitas peristaltik antrum dan kecepatan pengosongan

lambung sangat bervariasi dan dipengaruh oleh beberapa faktor. Faktor utama

yang mempengaruhi kekuatan kontraksi adalah jumlah kimus di dalam

lambung.11

e. Mekanisme sekresi asam lambung

Gambar 2.6 Mekanisme sekresi asam14

Acid secretion by parietal cells. Top.: Upon stimulation, tubulovesicular network in theparietal cell fuses to form an

extensive canalicularmembrane with microvili, which increases the surface area. Bottom : the mechanisms of HCl

secretion by parietal cells, stumulated byhistamine, acetylcholine, and gastrin, are demonstrated.

Canalicular membrane,

microvili

Kontraksi

peristaltik

Gerakan kimus

Duodenum

Sfingter pilorus

Sfingter

gastroesofagus

Arah gerakan

kontraksi

peristlatik

Esofagus

Lambung

Resting

Tubulovesicular

network

stimulated

Gastrin

CCKB-R

M3-R

Acetycoline

H2-R

Histamine

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

9

Seperti pada Gambar 2.6 terdapat 3 yang merangsang sekresi ion H+ yaitu

asetilkolin, gastrin dan histamin, semuanya merangsang sekresi HCl dan

menginduksi perubahan bentuk karakteristik dari sel parietal. Asetilkolin

dikeluarkan dari vagal postganglionik neuron atau enterik selama makan.

Asetilkolin berikatan dengan reseptor muskarinik tipe M3 pada sel parietal untuk

menstimulasi sekresi ion H+.

Gastrin merupakan hormon peptida dari 7 atau 34

asam amino yang di sekresi dari sel-sel G di antrum lambung selama makan.

Gastrin berikatan dengan reseptor cholecystokinin (CCK) tipe B pada sel parietal

yang mana juga merangsang sekresi ion H+ jalur transduksi sinyal: aktivasi

fosfolipase Cβ, menyebabkan generasi inositol triphosphate yang memobilisasi

Ca2+

dari penyimpanan intraseluler, dan diasilgliserol yang aktivasi protein

kinase C.14

Histamin merupakan subtansi parakrin yang di sekresikan oleh

enterochromaffin-like (ECL) dan sel mast mukosa korpus saat makan. Histamin

berikatan dengan reseptor H2 di sel parietal untuk mengaktivasi adenylyl cyclase

peningkatam cAMP. cAMP aktivasi protein kinase A sehingga merangsang

sekresi ion H+. Gabungan histamin, asetilkolin dan gastrin akan meningkatkan

produksi asam 10 kali diatas tingkat basal. Somatostatin merupakan peptida 14

atau 28 asam amino, yang penting untuk menghambat sekresi asam lambung.

Somatostatin secara langsung menghambat sekresi proton oleh aktivasi reseptor

sel parietal, yang menghambat produksi cAMP. somatostatin juga meghambat

sekresi gastrin dan histamin yang secara tidak langsung juga menghambat

sekresi proton. Somatostatin di sekresikan oleh sel D dalam korpus dan antrum

lambung. Sel D didalam antrum lambung secara langsung kontak dengan

lumen (sel endokrin terbuka), sehingga memungkinkan untuk kontak dengan isi

luminal. Proton didalam antrum merangsang sekresi somatostatin, yang berperan

sebagai agen parakrin untuk menghambat sekresi gastrin dari sel G yang

berdekatan dan secara tidak langsung menurunkan sekresi asam lambung.14

Selain itu, kelenjar gastric terdapat di epitel sel lamina propria yang beisi

3 tipe kelenjar sel eksokrin yang menyekresikan produk ke dalam lumen

lambung yaitu sel chief di kelenjar korpus lambung yang menyekresikan

pepsinogen prekursor yang tidak aktif (zimogen) protease aktif, pepsin. Pepsin

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

10

merupakan endopeptidase yang memecah protein menjadi peptida kecil yaitu

protease.

Asetilkolin merupakan perangsang utama pengeluaran pepsinogen.

Meskipun faktor lain juga (seperti gastrin) juga merangsang sekresi pepsinogen.

Setelah di lepaskan ke dalam lumen lambung, asam lambung dan pepsin yang

dikonversi pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin mempunya pH optimal 3.0 dan

aktif di lambung. Sel parietal memproduksi faktor intrinsik yang dibutuhkan

untuk absorbsi vitamin B12 dan asam hidroklorik.15,14

2.1.3 Histologi lambung

Lambung merupakan organ endokrin-eksokrin campuran yang mencerna

makanan dan mensekresi hormon. Terdapat beberapa daerah dari lambung

diantaranya (Gambar 2.6)

a. Daerah kardia merupakan daerah peralihan dari esofagus menjadi

lambung. Pada daerah kardia terdapat lamina propria yang mengandung

kelenjar simpleks. Hampir semua sel sekresi menghasilkan mukus dan

lisozim.16

b. Fundus & Korpus merupakan daerah yang juga memiliki lamina propria

yang terisi kelenjar lambung. Pada bagian fundus kelenjar mengandug

sel induk berupa sel silindris rendah dengan inti lonjong dekat basis sel.

Sel ini banyak mengalami mitosis yang beberapa diantaranya

berkembang dan bergeser ke atas untuk mengganti sel-sel sumur dan

sel-sel mukosa permukaan yang pergantiannya 4-7 hari.16

c. Pilorus memiliki sumur-sumur lambung yang dalam sebagai tempat

bermuara kelenjar-kelenjar pilorus tubular. Kelenjar ini mengeluarkan

mukus, dan cukup banyak enzim lisozim. Sel gastrin tersebar diantara

sel-sel mukosa dari kelenjar pilorus. Gastrin merangsang pengeluaran

oleh sel parietal dari kelenjar lambung.16

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

11

Gambar 2.7 Histologi lambung16

2.1.4 Definisi gastritis erosif

Gastritis erosif merupakan erosi mukosa gaster yang disebabkan

oleh kerusakan pertahanan mukosa yang superfisial namun tidak

menembus lapisan mukosa muskularis.1Gastritis adalah suatu peradangan

lambung yang dapat bersifat kronik dan subakut, difus atau lokal yang

disebabkan oleh bakteri atau obat-obatan.10

2.1.5 Epidemiologi gastritis erosif

Badan penelitian kesehatan WHO (2012) melakukan tinjauan

terhadap hasil presentae dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya

Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis

29,5%. Di dunia angka kejadian gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah

penduduk setiap tahunnya. Di Indonesia tahun 2009 mendapatkan bahwa

penyakit gastritis merupakan salah satu sepuluh penyakit terbanyak di

rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 30.154 kasus

(4,9%).17

Berdasarkan penelitian Toljamo (2012) dengan gastritis erosif

yaitu 25 pasien menggunakan NSAID ( 59%) dan 17 tidak menggunakan

NSAID (41%).1 Suatu penelitian yang dilakukan di Italia (2001) dengan

94 pasien pengguna obat NSAID dan dilakukan pemeriksaan endoskopi

didapatkan 33 orang (35%) gastritis erosif, 22 orang (23%) ulcers, 20

orang (21%) gastritis active dan 45 orang (48%) Helicobacter pylori.

Dalam penelitian tersebut juga mengategorikan penggunaan NSAID

dengan 118 pasien, didapatkan laki-laki 51 orang, perempuan 67 orang

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

12

dengan rata-rata usia 66,5 tahun dengan rentan usia 22 tahun sampai

88tahun.18

Penelitian yang dilakukan di India (2012) penggunaan obat NSAID

pada laki-laki dan perempuan menunjukkan 2,1: 1. Hal ini menunjukkan

bahwa penggunaan NSAID di Negara India lebih banyak pada laki-laki

dibandingkan perempuan. Sebagian besar pasien pengguna NSAID usia

berusia 21-39 tahun (41,8%), usia <20th (13,1%), usia 40-59th (32,7%)

dan usia >60th (12,4%).19

Pada penelitian yang dilakukan di New York

dengan 1192 pasien didapatkan 338 pasien Gastritis erosif/gastropathy/

gastritis erosif (43%) dengan prevalensi yang sering digunakan pada

pasien yaitu obat NSAID (74%), Aspirin (70%), Clopidogrel (50%), dan

warfarin (91%).20

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Nepal (2009)

dengan 2761 pasien dengan 983 pasien gastritis erosif (35,60%), ulkus

peptikum aktif 177 pasien (6,5%) atau duodenal ulcer (3,9%), gastric

ulcer (2,6%). Pada pasien yang gastritis erosif pada usia 20-45 tahun

sebanyak 764 pasien (27,67%).21

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pada tahun 2016

angka gastritis akut 20% dan gastritis kronik 80% pada kejadian penyakit

gastritis pada lansia, penelitian yang dilakukan di Gresik populasi lansia

dengan sampel sebanyak 96 orang yang penderita gastritis. Penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan metode random sampling mendapatkan

hasil hampir seluruhnya (96%) berjenis kelamin laki-laki; hampir

setengahnya (39%) berumur 55-61 tahun; sebagian besar (57%) tingkat

pendidikan SD; dan sebagian besar (65%) mempunyai pekerjaan sebagai

petani. Hasil penelitian juga didapatkan bahwa hampir seluruhnya (86%)

lansia memiliki riwayat merokok >10 tahun dan pada kategori perokok

berat (86%); sebagian besar (72%) mempunyai pola makan yang tidak

teratur dan hampir seluruhnya (80%) mengalami kejadian gastritis

kronis.22

2.1.6 Etiologi Gastritis Erosif

Erosi terbentuk dari kematian sel atau terlepasnya sel epitel yang

melebihi dari regenerasi dari sel epitelnya. Beberapa faktor yang

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

13

menyebabkan gastritis erosif diantaranya : penggunaan obat NSAID,

infeksi Helicobacter pylori, alkohol dan merokok.1 Pada awal infeksi

menyebabkan respon inflamasi akut. Namun, penyebab lain dari

penyakit gastritis adalah penggunaan obat non steroid anti inflamasi

contohnya aspirin, ibuprofen, neproxen, cocaine, iron.10

Obat steroid non inflamasi memiliki efek samping menyebabkan

iritasi lambung dengan 2 cara mekanisme yaitu :

a. Iritasi lambung secara lokal yang mengakibatkan difusi asam

lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan pada jaringan.

b. Dapat terjadi iritasi atau perdarahan lambung yang secara

sistemik dengan melalui hambatan biosintesis prostaglandin E2 dan

prostasiklin (prostaglandin I2). Kedua prostaglandin dapat ditemukan di

mukosa lambung yang berfungsi menghambat sekresi asam lambung

secara berlebihan dan merangsang sekresi mukus usus halus yang

bersifat sitoprotektif.23

Selain penggunaan NSAID yang mengakibatkan iritasi lambung

juga penggunaan antibiotik, terutama pada pasien yang mengalami

infeksi paru yang mempengaruhi penularan kuman di komunitas karena

antibiotik dapat mengeradikasikan infeksi helikobacter pylori.23

Terdapat beberapa yang dapat menyebabkan penyakit gastritis dan

gastritis erosif diantaranya : infeksi jamur (kandidiasis, histoplasmosi)

infeksi virus (CMV), radiasi, stres akut, alkohol, dan merokok juga

dapat menyebabkan iritasi pada lambung.24

2.1.7 Klasifikasi Gastritis

Klasifikasi gastritis yaitu

a. Gastritis akut

Gastritis akut merupakan suatu proses peradangan pada

mukosa lambung secara akut dengan menyebabkan kerusakan erosi

pada bagian superfisial. Gastritis akut terdiri dari beberapa tipe

yaitu : gastritis infeksi akut, gastritis erosif yang disebabkan oleh

penggunaan NSAID, alkohol atau merokok), gastritis hemoragik

dan necrotising yang disebabkan oleh adanya iskemik.25

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

14

Gastritis erosif merupakan erosi mukosa gaster yang

disebabkan oleh kerusakan pertahanan mukosa yang superfisial

namun tidak menembus lapisan mukosa muskularis.9 Umumnya

dapat ditemukan erosi yang berwarna putih, meskipun kadang

ditemukan dasar hitam dapat dilihat sebagai tanda perdarahan baru.

Lesi bersifat datar, minimal yang biasanya dikelilingi tepi eritema

yang sempit.1

Mikroerosi merupakan kerusakan epitel yang dapat dilihat

dengan pemeriksaan mikroskop dan terdapat beberapa grade, yaitu

Grade 1 : single cell dropouts are presentr

Grade 2 : dropouts consisting of multiple cell are present

Grade 3 : gradasi semakin meluas.

Perbedaan erosi dengan ulkus berdasarkan kedalaman kerusakan

mukosa. Berdasarkan definisi, ulkus menembus lapisan mukosa

muskularis sedangkan erosi tidak.1

b. Gastritis kronik

Gastritis kronik terdiri beberapa tipe, yaitu :

1. Gastritis atrofik terdiri dari dua jenis yaitu

a. Tipe A atau gastritis fundal yang mengenai fundus

lambung, tipe A merupakan penyakit autoimmune dengan

adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan

faktor intrinsik yang berhubungan dengan tidak adanya sel

parietal dan chief cell sehingga penurunan dari sekresi asam

yang menyebabkan kadar gastrin meningkat.10

b. Tipe B atau gastritis antral yang mengenai daerah antrum

lambug dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis

tipe A. Gastritis tipe B tidak menyebabkan anemia pernisiosa

dan sekresi asam lambung masih dalam keadaan normal.

Gastritis tipe B umumnya disebabkan oleh H.pylori dan

penyebab lain dari gastritis kronik diantaranya asupan alkohol

yang berlebihan, merokok, dan refluks empedu kronis dengan

kofaktor H.pylori.10

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

15

2. Gastritis superfisial di tandai dengan adanya mukosa memerah,

edema, dan ditutupi oleh mukus yang melekat, juga terjadi erosi

kecil dan perdarahan.10

2.1.8 Patofisiologi

Etiologi gastritis erosif yang multifaktor, maka patogenesisnya

berbagai multifaktor. Erosif dihasilkan dari ketidakseimbangan antara

faktor protektif dan destruktif. Erosif dan ulkus terjadi dengan proses yang

sama dan berbagai faktor yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa.1

Gastritis akut memiliki sejumlah penyebab, termasuk penggunaan

obat, alkohol, iskemik, bakteri, virus dan infeksi jamur, stres akut, radiasi

dan trauma yang secara langsung. Mekanisme yang terjadi adanya

ketidakseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif dalam

menjaga integritas lapisan lambung atau mukosa lambung. Gatritis erosif

didapatkan dari berbagai pajanan agent atau faktor.1 Gastritis ini di anggap

sebagai gastritis reaktif. Agent atau faktor yang dimaksud adalah NSAID,

alkohol, kokain, stres, radiasi, dan iskemik. Pada mukosa lambung

menunjukkan adanya perdarahan, erosi, dan ulcers. NSAID seperti

ibuprofen, aspirin, dan naproxen sebagai agent yang berhubungan dengan

gastritis erosif akut.1

Terdapat 3 mekanisme obat NSAID yang dapat menginduksi

komplikasi gastrointestinal yaitu menghambat COX-1 & prostaglandin

gastroprotektif, permeabilitas membran, dan produksi mediator

proinflamasi.26

Mekanisme proses penghambatan sintesis prostaglandin

dengan obat NSAID, membran fosfolipid akan diubah oleh enzim

fosfolipase menjadi asam arakidonat kemudian akan diubah menjadi

prostaglandin, tromboksan oleh enzim siklooksigenase dan juga diubah

menjadi leukotriens dan monohydroxy fatty acid oleh enzim lipoxygenase.

Namun dengan penggunaan obat NSAID maka akan menghambat kerja

enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin juga

terhambat (Gambar 2.8). NSAID menghambat COX-1,COX-2, dan secara

langsung memiliki efek sitotoksik. Pada penghambatan COX-1 maka akan

menghambat sintesis prostaglandin proinflamasi sehingga memiliki efek

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

16

sebagai anti inflamasi, sedangkan pada penghambatan COX-2 akan

mengaktivasi 5-LOX pathway sehingga produksi mediator proinflamasi

dan menghambat sintesis prostaglandin gastroprotektif sehingga

menyebabkan kerusakan sistem pencernaan26

(Gambar 2.9).

Gambar 2.8 : Skematik penghambatan sintesis prostaglandin oleh

NSAID26

Gambar 2.9 :Mekanisme NSAID menginduksi kerusakan

Gastrointestinal.2

Prostaglandin

Leukotriens Monohydroxy fatty

acid

Lipoxygenase

Asam arakidonat

Siklooksigenase

Nonsteroidal anti-

inflammatory drugs

Fosfolipase A2

Fosfolipid

Tromboksan

Production of additional

proinflammatory

mediator for example

leukotriens, TNf-α

Anti-inflammation

Inhibition of

proinflammatory

PG synthesis

Activation of 5-

LOX pathway

Membrane

permeabilitation

, necrosis,

apoptosis

Inhibition of

gastroprotective

PG Synthesis

Direct sitotoxic

effects

Inhibition of

COX-1

Inhibition of

COX-2

Nonsteroidal ant-inflammatory drugs

Gastrointestinal injury and damage

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

17

2.1.9 Faktor Risiko

Pada umumnya keadaan yang memiliki risiko menyebabkan

gastritis erosif yang berhubungan dengan infeksi dengan H.Pylori dan

NSAID. Selain itu juga terdapat beberapa faktor risiko yang lain yaitu

alkohol, perokok, kokain penyakit berat, masalah auto imun, terapi radiasi

dan chron disease lainnya.

a. Non Steroidal Anti Inflamasi

Penggunaan NSAID penyebab utama ulkus peptik, walaupun

patofisiologi interaksi antara infeksi H.pylori dan NSAID masih

kontroversial. NSAID mengganggu pertahanan mukosa lambung

melalui efek toksik langsung menghambat siklooksigenase dan

penurunan sintesis prostaglandin endogen. Penggunaan NSAID dalam

jangka panjang menimbulkan gejala pada saluran pencernaan berupa

lesi mukosa, perdarahan, ulkus peptik, inflamasi pada intestine dapat

menjadi perforasi, penyempitan pada usus halus dan usus besar yang

dapat menjadi suatu masalah kronik.27,28

Obat NSAID diklasifikasi

dalam beberapa golongan, yaitu salisilat, derivat asam propionic atau

profen, derivat asam asetat, derivat asam enolic atau oxicams, derivast

asam fenamik atau fenamat, phenylpyrazolones, COX-2 selective

inhibitors anilides and sulphoanilides26

(Tabel.1).

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

18

Tabel.1. Klasifikasi obat NSAID26

Tipe Chemical composition Common NSAIDs

Salisilat Derivatives of 2-

hydroxybenzoic acid

(salicylic acid)

Aspirin, diflunisal, dan

salsalate

Derivat asam propionic

atau profen

Derivatives of arylacetic

acids

Ibuprofen, dexibuprofen,

ketoprofen, dexketoprofen,

naproxen, fenoprofen,

flurbiprofen, oxaprozin, dan

loxoprofen

Derivat asam asetat Derivat asam asetat

Indometasin, diklofenak,

nabumetone, tolmetin,

sulindak, etodolac, dan

ketorolak

Derivat asam enolic atau

oxicams

Derivatives of 4-hydroxy

benzothiazine

Heterocycle

Piroxicam, isoxicam,

meloxicam, tenodroxicam, dan

lornoxicam

Derivat asam fenamik

atau fenamat

Derivat asam anthranilic

Asam mefenamat, asam

flufenamik, asam tolfena, dan

asam meklofenamik

Phenylpyrazolones Derivatives of 1-aryl-

3,5pyrazolidinedione

Phenylbutazone,

oxyphenbutazone

COX-2 selective

inhibitors

Diaryl-5-membered

heterocycles

Celecoxib, rofecoxib, and

valdecoxib

Anilides and

sulphoanilides

Acetamides of aniline with

or without

Acetaminophen, and

phenacetin,

Keterangan : NSAID (Non Steroidal Anti-Inflammatory Drugs)

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

19

b. Helicobakter Pylori

Faktor penyebab utama 60% gastritis dan 50-75% ulkus duodenal

merupakan inflamasi kronik karena kolonisasi H.pylori di mukosa.

Sistem imun tidak mampu untuk membersihkan infeksi, meskipun

terdapat antibodi. Sehingga bakteri mampu mengaktifkan gastritis

kronik (tipe B). Gastrin merangsang produksi asam lambung oleh sel

parietal. Kolonisasi H.pylori merespon peningkatan gastrin,

meningkatkan asam sehingga menyebabkan erosi mukosa dan terbentuk

ulkus.2

c. Merokok dan alkohol

Konsumsi alkohol dan merokok merupakan faktor risiko. Alkohol

kronik mengganggu barrier mukosa lambung dengan penghambatan

reseptor COX 1 enzim yang menurunkan produksi cytoprotective

prostaglandin. Merokok menyebabkan penurunan faktor pertumbuhan

epidermal dan meningkatan produksi radikal bebas di dalam mukosa

lambung.2

d. Usia dan jenis kelamin

Gastritis dapat terjadi pada semua kalangan usia tapi puncaknya

pada usia >40 tahun. Usia lansia memiliki risiko mengalami gangguan

lambung yang dikaitkan dengan kondisi dinding mukosa lambung

menipis, jumlah sel sedikit serta mekanisme untuk mengalami

perbaikan sel terganggu. Umumnya gastritis juga lebih sering terjadi

pada wanita dibandingkan dengan laki-laki disebabkan pada pada

perempuan sering diet terlalu ketat, makan yang tidak beraturan, selain

itu perempuan lebih emosional. Faktor lain yang mengakibatkan

perempuan lebih sering gastritis karena stres dan hormon. Hormon

gastrin yang mensekresikan asam lambung lebih reaktif pada

perempuan dibandingkan laki-laki sedangkan faktor stres berkaitan

dengan pelepasan angiotensin II yang menyebabkan penurunan aliran

darah ke mukosa. Hal ini yang mengakibatkan pembentukan ROS

(reaktif oksigen spesies) yang menyerang DNA dan menghasilkan 8-

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

20

hydroxydeoxyguanosine (8-OHdG) sehingga terjadi mutagenik oksidatif

yang mengakibatkan terjadi stres oksidatif pada mukosa.29,30,31

2.1.10 Manifestasi Klinik

Banyak orang yang tidak memiliki gejala, tapi beberapa orang juga

memiliki seperti nyeri pada perut bagian atas, mual, muntah yang juga

bisa disebut sebagai dispepsia. Gastritis erosif menyebabkan ulkus atau

erosi pada lapisan lambung bisa terjadi perdarahan. Tanda perdarahan

pada lambung yaitu terdapat darah dalam muntahan. Gejala awal yang

terdapat pada gastritis erosif yaitu melena, hamtemesis, atau perdarahan

nasogatric aspirate, yang umumnya terjadi 2-5 hari saat terjadi.32

2.1.11 Diagnosis Gastritis Erosif

1. Gambaran klinis

Gambaran klinis gastritis erosif bervariasi dari

asimptomatis dan simptomatis meliputi anoreksia, nyeri

epigastrium, mual, muntah, sampai perdarahan saluran cerna

bagian atas ringan atau berat/masif. Gejala klinis yang berat

menyebabkan perdarahan yang fatal, perdarahan saluran cerna

dalam bentuk hematemesis dan melena. Gastritis erosif tidak

memiliki korelasi antara gejala dan derajat kelainan yang

ditemukan pada endoskopi.1

2. Pemeriksaan fisik

Berdasarkan dari pemeriksaan fisik pasien didapatkan

adanya tanda gangguan hemodinamik karena erosi lambung yang

menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian atas. Selain itu juga

didapatkan kondisi pasien tampak lemah dan pucat.1

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan endoskopi

Pemeriksaan endoskopi merupakan penunjang diagnostik

gastritis akut dan kronik. Dengan pemeriksaan endoskopi dapat di

nilai adanya erosi, ulkus maupun tumor sebagai penyebab erosi

maupun perdarahan saluran cerna. Gambaran makroskopik dan

patologi endoskopi bervariasi dan hiperemia mukosa ringan

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

21

sampai erosi mukosa, bintik-bintik perdarahan tersebar, gastritis

erosif akut dan ulcer.1 Pada pemeriksaan endoskopi dapat

diklasifikasi dalam beberapa kelas , yaitu kelas I komplit ( Tipe Ia

matur dan tipe Ib immatur), kelas II inkomplit (IIa dan IIb), kelas

III gastritis erosif-hemoragik dan erosive prepyloric change (EPC

grade 1, EPC grade 2 dan EPC grade 3).1(Tabel.2)

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

22

Table 2. Klasifikasi endoskopi erosi lambung1

Main Class Subclass Karateristik

I Complete Perdarahan yang banyak di permukaan

mukosa

Ia Mature type

Ib Immature type

Peningkatan mukosa sekitar yang

irreversibel karena fibrosis

Terdapat batas bulging oleh edem

II Incomplete IIa

Iib

Kerusakan lapisan mukosa yang ringan

tanpa reaksi di sekitarnya

erosi dilapisan permukaan mukosa

erosi terletak dilipatan yang menonjol di

regio prepyloric

III

Haemorrhage-

erosive gastritis

Tak terhitung, perdarahan dipermukaan

mukosa dengan eritrodiapedesis dan

pembuluh darah membesar dalam mukosa

dan submukosa

Erosive

prepyloric

changes (EPC)

EPC grade 1

EPC grade 2

EPCGrade3(equal

s Incomplete type

Iib erosions)

Standing mucosal prepyloric fold,

independent of peristalsis and runnning

transverse or parallel into relation of antral

lumen

EPC grade 1 + bintik-bintik merah dan

/atau garis-garis yang terletak dibagian atas

lipatan

EPC grade 2+ erosi makroskopik

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

23

b. Pemeriksaan Histopatologik

Gastritis erosif pada pemeriksaan histopatologik ditandai dengan

defek sel epitel yang masuk ke dalam lapisan mukosa yang lebih

dalam. Erosi terbentuk karena kematian sel epitel (nekrosis atau

apoptosis) atau pelepasan epitel melebihi dari regenerasi epitel. Pada

pemeriksaan histopatologik erosi mengandung deposisi fibrin,

infiltrasi neutrofilik dan perubahan regeneratif dalam epitel yang

berdekatan1. Pada pemeriksaan histopatologik dapat dibedakan dalam

beberapa tipe yaitu : gastritis superfisial, gastritis hemoragik, gastritis

erosiva, gastritis verrukosa, gastritis atrofi, gastritis hipertrofi, gastritis

metaplastik dan gastritis kongestif33

( Tabel 3).

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

24

Temuan gastritis dari histopatologis dan kriteria diagnosisnya

Tabel 3. Temuan gastritis dari histopatologis dan kriteria diagnosisnya33

Tipe Histopatologi

Gastritis Superfisial Atrofi dan inflamasi sulit terlihat di kelenjar-

kelenjar, infiltrasi sel inflamatorik hanya di

permukaan mukosa

Gastritis Hemoragik Perdarahan, sedimentasi hemosiderin, makrofag

fagositik hemosiderin terlihat

Gastritis Erosiva Defek mukosa superfisial terlihat dengan

biorespons relevan (presipitasi fibrin, perdarahan,

edema, infiltrasi neutrofi, dan pertumbuhan

kapiler)

Gastritis Verrukosa Hiperregenerasi setelah erosi, dengan serat otot

yang berjalan ireguler pada mukosa muskularis

dan hiperplasia kelenjar-kelenjar pilorik

Gastritis Atrofi pada area kelenjar-kelenjar pilorik dan

penggantian kelenjar-kelenjar pseudopilorik dan

pergantian pada regenerasi epitelium foveolar

Gastritis Metaplastik Kelenjar-kelenjar atrofi terlihat

Gastritis Hipertrofi Metaplasia intestinal terlihat pada lebih dari 1/3

jaringan mukosa

Gastritis Kongestif Kelenjar-kelenjar hipertrofi terlihat, sedangkan

epitelium foveolar dapat normal atau hipertrofik

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

25

2.1.12 Komplikasi

Komplikasi gastritis termasuk :

a. Gastritis atrofi

Gastritis atrofi terjadi ketika inflamasi kronik pada lambung

menyebabkan kehilangan lapisan dan kelenjar. Gastritis kronik

yang progres dapat menjadi gastritis atrofi. Gastritis atrofi dapat

berkembang menjadi 2 tipe kanker yaitu : kanker lambung dan

gastric mukosa associated lymphoid tissue(MALT) lymphoma.34

b. Anemia

Gastritis erosif menyebabkan perdarahan kronik pada

lambung dan kehilangan darah yang menyebabkan anemia.

Anemia merupakan suatu kondisi sel darah merah kurang dari

nilai normalnya yang membuat sel tubuh untuk mendapatkan

oksigen tidak cukup.34

c. kekurangan vitamin B12

Seseorang dengan autoimun gastritis atrofi tidak dapat

memproduksi faktor intrinsik. Faktor intrinsik adalah pembuatan

protein dilambung dan membantu dalam absorbsi vitamin B12.

Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membuat sel darah

merah dan sel saraf.34

2.1.13 Tatalaksana

Untuk mencegah kerusakan dan efek samping yang mungkin

terjadi pada penggunaan NSAID beberapa cara yang digunakan dan

penting untuk di resepkan kepada pasien yaitu, kombinasi obat

NSAIDs dengan agent gastroprotektif dan menggunakan inhibitor

selective COX-2.35

Terdapat beberapa penatalaksanaan untuk

mencegah kerusakan sistem pencernaan oleh induksi NSAID

(Tabel.4).

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

26

Tabel.4. Strategi untuk mencegah kerusakan gastrointestinal oleh NSAID-induced35

Prosedur

penatalaksaan

gastroprotektif

Mekanisme Action

(i)Analogues

prostaglandin

Menggantikan

prostaglandin

Menurunkan ulceration dan mencegah

kerusakan gastrointestinal lainnya. Tidak

mencegah dispepsia namun menurunkan

dispepsia, ulceration dan yang

berhubungan dengan kerusakan lainnya.

Tidak cocok bagi pasien dengan infeksi

helikobacter pylori

(ii) Acid suppressants

seperti proton pump

inhibitor

Meningkatkan pH

intragastric

Menurunkan dispepsia, reverses

gastroduodenal ulcers dan pencegahan

kerusakan GI yang lainnya

Selective COX-2

inhibitors

Tidak menghambat

COX-1 dan

mempertahankan PG

gastroprotektif

Berhubungan dengan kejadian protrombin

dan meningkatkan risiko kardiovaskular

NSAID prodrugs like

NO-NSAID

Melepaskan NO

mempertahankan

integritas

mikrovaskular

Menurunkan kerusakan gastrointestinal,

efek antitrombotik

Inhibitors of COX and

5-LOX

Menghambat

pembentukan

leukotrien dan

mediator proinflamasi

lainnya

Mempertahankan gastroprotection dan

menurunkan kerusakan gastrointestinal

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

27

2.2 Pandangan dokter muslim dalam topik penelitian

Kesehatan dalam pandangan islam merupakan bagian dari nikmat Allah

yang paling besar. Maka dari itu manusia harus banyak bersyukur kepada-

Nya atas pemberian Allah kepadanya.36

Nabi Muhammad saw. Bersabda :

“ sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat yang ia berikan

kepada hamba-Nya” (HR. Tirmidzi dan Hakim, Imam Suyuthi meng-hasan-

kannya).36

Sedangkan Sakit merupakan suatu kondisi yang tidak nyaman bagi

tubuh manusia. Namun semua manusia pasti akan merasakan sakit, karena

seiring berjalannya waktu akan mengalami penurunan kondisi fisik yang di

sebabkan oleh berbagai faktor sehingga manusia akan mengalami sakit.37

Seseorang dikatakan sehat dapat ditinjau dari segi fisik maupun psikis.

Sehat fisik dapat di lihat dari segi bentuk tubuh yag segar bugar dan mampu

melakukan aktifitas. Sedangkan seseorang yang sehat secara psikis dapat

diketahui dengan melihat cara seseorang berfikir dengan baik dan bertindak

secara realistis. Dalam menjaga kesehatan maka harus memperbaiki pola

hidup sehat. Namun gaya hidup sekarang semua serba praktis seperti gaya

hidup yang konsumsi makanan yang siap saji seperti fast food, soft drink,

penggunaan bumbu penyedap rasa yang mengandung bahan kimiawi

sintesis. Hal tesebut tidak baik bagi kesehatan yang dapat mengakibatkan

penyakit dikemudian hari.

Hal lain yang mengakibatkan penyakit yaitu berlebih-lebihan. Berlebih-

lebihan yang dimaksud adalah makanan dan minuman. Allah berfirman

dalam Surah Al- A‟raf ayat 31 :

وا ل ك د و ج س ل ه د ك ن ن ع تك ين وا س ذ م خ ني آد يا ب

فين سز و و ل يحب ال ن وا إ ف سز ل ت بوا و ز اش و

Artinya :

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

(Q.S. Al- A‟raf :31)

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

28

Larangan berlebihan makan dan minum yag terkandung dalam surah

Al-A‟raf merupakan suatu tuntutan yang mempunyai rahasia yang luar biasa

terhadap manusia khususnya terhadap kesehatan. Imam Tantawi Jauhari

menyebutkan bahwa seluruh rasul yang diutus oleh Allah SWT

menyampaikan bahwa inti dari pengobatan adala segala sesuatu yang sesuai

dengan porsinya. Selain itu, juga dijelaskan bahwa manusia diperintahkan

untuk makan makanan yang halal. Namun membatasi makanan yang halal

untuk masuk ke dalam perut. Rasulullah SAW bersabda :

زدة ) رواه دارقطني(اصل داء الب

Sumber segala penyakit adalah al bardah ( pencernaan yang kurang

baik atau dispepsia).

Hadits tersebut menjelaskan untuk menjaga kesehatan sistem

pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan sebagai akibat dari

gangguan sistem pencernaan.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

29

2.3. Kerangka Teori

Faktor risiko gastritis

erosif

NSAID Alkohol Infeksi

Helicobacter

Pylori

Merokok

Produksi

urease

Urease

menghidrolisis

urea

Karbondioksida

& ammonia

Peningkatan

sekresi asam

lambung

Kolonisasi bakteri

Helicobacter

Pylori

Pengingkatan

sekresi gastrin

Menggangu

pertahanan

mukosa

lambung

Menghambat

siklooksigenase &

penurunan

prostaglandin

Mengganggu

barrier

mukosa

lambung

Menurunkan

produksi

cytoprotective

prostaglandin

Mengandung

nikotin

Gastritis

Erosif

Merangsang

sekresi

pepsinogen

Pepsinogen

akan diubah

menjadi pepsin

Menurunkan

produksi

prostaglandin

Jenis

kelamin

Usia

lansia

Penipisan

lapisan

mukosa

lambung Perempuan

Laki-laki

Hormon

Gastrin lebih

reaktif

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

30

2.4. Kerangka Konsep

Gastritis Erosif

Usia Jenis kelamin Obat NSAID

Penurunan

prostaglandin

Penipisan lapisan

mukosa

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Variabel yang berhubungan

Variabel yang tidak berhubungan

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

31

2.5 Definisi Operasional

No Varia Variabel Definisi Alat Ukur Cara

Pengukuran

Skala

1. Gastritis

erosif

Erosi pada

permukaan mukosa

lambung yang tidak

menembus lapisan

muskularis

lambung1

Rekam

medis

pemeriksaan

endoskopi

Nominal

(Ya,Tidak)

2. Jenis

kelamin

Karakteristik fisiologis dan

anatomis yang

membedakan manusia.48

Rekam

medis

Laki-laki dan

Perempuan

Nominal

(Laki-laki,

perempuan)

3. Usia Lama untuk hidup atau ada

(sejak dilahirkan).49

Rekam

medis

Kategori usia

berdasarkan

DEPKES

(2009) 1.12 -

25 tahun =

remaja

2.26-45 tahun

= dewasa

3.46-65 tahun

lansia

4.> 65 tahun

manula

Ordinal

(kategori

1,2,3,4)

4. Obat

NSAID

Suatu obat analgesik,

antipiretik, serta anti-

inflamasi non steroid yang

merupakan suatu

kelompok obat yang

heterogen, secara kimia.23

Rekam

medis

Riwayat

Penggunaan

Obat

Nominal

(Ya,Tidak)

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

32

32

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik dengan

pendekatan cross sectional mengenai gambaran pemeriksaan endoskopi di RS

Haji Jakarta.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan di RS Haji Jakarta pada

periode bulan Maret-Juli 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Target

Pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi di RS Haji Jakarta

3.3.2 Populasi terjangkau

Pasien yang di diagnosis gastritis erosif di RS Haji Jakarta

berdasarkan pemeriksaan endoskopi Januari 2015 - April 2018

3.3.3 Besar Sampel

Besar Sample di hitung dengan rumus di bawah ini

( √ √ )2

( )2

( √ √ )2

( )2

n1=n2=

n= 194

Keterangan :

P1 = Proporsi pada peneliti yang nilainya merupakan judgement

peneliti = P2 +0,2 = 0,38 + 0,2 = 0,58

Q1 = 1-P1 = 1- 0,58 = 0,42

P2 =Proporsi di Korea4 38%= 0,38

Q2 =1-P2 = 1-0,38 = 0,62

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

33

P = Porporsi total (P1+P2)/2 = (0,58+0,38)/2 = 0,48

Q = 1-P = 1-0,48 = 0,52

Zα = 1,96

Zβ = 0,84

3.3.4 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel berdasarkan data sekunder rekam medik dari

Rumah Sakit Haji Jakarta pada tahun Januari 2015 – April 2018 dengan

melihat riwayat penggunaan obat NSAID yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi. Berdasarkan rumusan besaran sampel yang

didapatkan jumlah sampel 194. Namun total sampel yang dilakukan

pemeriksaan endoskopi sebanyak 1.169 sehingga dalam pengambilan data

dengan menggunakan random sampling.

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.4.1 Inklusi

1. Pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi di Rumah Sakit Haji

Jakarta Januari 2015 – April 2018

2. Pasien yang berusia 12 - 80 tahun di Rumah Sakit Jakarta

3.4.2 Eksklusi

Pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi dan data rekam medik

(usia, jenis kelamin) tidak lengkap

3.5 Cara kerja penelitian

1. Persiapan penelitian (menentukan dosen pembimbing, menentukan judul

proposal, membentuk kelompok riset dll) di Fakultas Kedokteran UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Melakukan survey tempat pengambilan data di RS Haji Jakarta

3. Mengurus surat perizinan pengambilan data di RS Haji Jakarta

4. Melakukan pengolahan data menggunakan SPSS.2.3

5. Menampilkan hasil pengolahan data

3.6 Analisis Data

Semua data yang diambil dalam rumah sakit diolah dengan menggunakan

program SPSS 2.3 dengan mengumpulkan data pemeriksaan endoskopi Rumah

Sakit Haji Jakarta

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

34

3.7 Alur Penelitian

Populasi Target: Pasien

yang di lakukan

pemeriksaan endoskopi di

RS Haji Jakarta

SAMPLE

Frame Sampling

Usia Jenis kelamin Obat NSAID

Populasi Terjangkau : Pasien yang di diagnosis

gastritis erosif berdasarkan pemeriksaan

endoskopi di RS Haji Jakarta Januari 2015 - April

2018 Kriteria inklusi

dan eksklusi

Sistem Random

Sampling

Analisis Data

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

35

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian merupakan data sekunder, peneliti mengambil populasi

berdasarkan dari pemeriksaan endoskopi di Rumah Sakit Haji Jakarta pada tahun

Januari 2015- April 2018. Populasi sampel yang dilakukan pemeriksaan

endoskopi 1.169 orang dan tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara

random sampling dan didapatkan 194 orang yang memenuhi kriteria inklusi

4.1 Karakteristik sampel

Tabel.5 Distribusi sampel berdasarkan usia

Pada tabel di atas didapatkan paling banyak pada usia 26-45 tahun

didapatkan 79orang (41,1%) dan kedua pada usia 46-65 tahun sebanyak 71 orang

(37%). Pada penelitian yang dilakukan di Romania dengan usia 60-80 tahun

(46,6%) dan usia 40-60 tahun (39%).40

Beberapa faktor yang mengakibatkan

gastritis erosif terjadi pada orang yang lebih tua yaitu : produksi mukus,

prostaglandin dan bikarbonat yang rendah. Frekuensi konsumsi obat NSAID yang

tinggi berhubungan dengan penyakit sendi dan penggunaan obat aspirin,

clopidogrel, dan antikoagulan pada populasi geriatric.40

Tabel.6 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

Pada tabel di atas didapatkan pada perempuan lebih banyak

dibandingkan dengan laki-laki. Namun pada penelitian yang telah dilakukan oleh

Poudel di Nepal dengan 43 orang didapatkan laki-laki 29 orang (67,4%) dan

perempuan 14 orang (32,6%).41

Pada penelitian yang dilakukan oleh Kim di

Usia (Tahun) Frekuensi (n) Proporsi (%)

12-25 16 8,2

26-45 79 40,7

46-65 73 37,6

>65 26 13,4

Total 194 100

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Proporsi (%)

Perempuan

Laki-laki

Total Sampel

114

80

194

58,8

41,2

100

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

36

Korea (2015) didapatkan lebiha banyak pada laki-laki (54%) dibandingkan pada

perempuan (46%).4

4.2 Proporsi Gastritis Erosif

Tabel.7 Proporsi Gastritis erosif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Nepal (2009) dengan 2761

pasien didapatkan 983 pasien yang mengalami gastritis erosif (35,6%), dengan

usia tersering pada usia 20-45 tahun sebanyak 764 pasien (27,67%)41

. Hal ini

tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Brazil (2012) dengan 126

sampel didapatkan gastritis erosif 38 pasien (30,2).43

Sedangkan Pada penelitian

yang di lakukan di Iran dengan pemeriksaan endoskopi pada pasien dispepsia

didapatkan gastritis erosif (15%).43

Hal tersebut tidak jauh berbeda pada

penelitian yang dilakukan di Romania (2013) dengan 1.185 pasien dengan

perdarahan gastrointestinal atas didapatkan gastritis erosif sebesar (7,3%). Namun

pada penelitian ini tidak mencari proporsi berdasarkan dari perdarahan saluran

cerna atas sehingga pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Haji

didapatkan proporsi gastritis erosif sebanyak 48 orang (24,7%). Hasil tersebut

sesuai dengan penelitian di Indonesia dengan kasus keluhan perdarahan saluran

cerna atas disebabkan oleh gastritis erosif sebesar 25-30%.3

Hal ini menunjukkan

bahwa angka kejadian gastritis erosif masih tinggi yang penyebabnya dari

berbagai faktor risiko salah satunya karena penggunaan obat NSAID, infeksi

H.pylori, merokok dan alkohol yang dapat merusak sistem pertahanan dari

mukosa lambung.

Penyakit Frekuensi (n) Proporsi (%)

Gastritis Erosif

Non Gastritis Erosif

Total Sampel

48

146

194

24,7

75,3

100

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

37

4.4 Karakteristik subjek penderita gastritis erosif

4.4.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin

Angka kejadian Gastritis erosif berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit

Haji Jakarta pada Tahun Januari 2015- April 2018.

Tabel.8 Distribusi gastritis erosif berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Proporsi (%)

Laki – laki

Perempuan

Total Sampel

18

30

48

37,5

62,5

100

Pada tabel diatas, angka kejadian gastritis erosif berdasarkan jenis kelamin

pada tahun Januari 2015- April 2018, lebih banyak pada perempuan 30 pasien

(62,5%) dibandingkan dengan laki-laki 16 pasien (37,5%). Hal tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan di Jerman dengan perbandingan antara

perempuan dan laki-laki yaitu 15:8.45

Namun pada penelitian Toljamo dengan

117 sample didapatkan lebih banyak pada laki-laki 63 orang dibandingkan dengan

perempuan 54 orang.1 Pada penelitian yang dilakukan oleh Kim di Korea di

dapatkan laki-laki lebih banyak (57%) dibandingkan perempuan (43%).4 Hal

tersebut menunjukkan bahwa gastritis erosif dapat terjadi pada laki-laki maupun

perempuan namun pada penelitian ini lebih banyak pada perempuan dibandingkan

dengan laki-laki karena pada karakteristik sampel lebih banyak pada perempuan.

4.4.2 Distribusi Berdasarkan Usia

Tabel.9 Distribusi gastritis erosif berdasarkan usia

Usia Frekuensi (n) Proporsi (%)

12-25 2 4,2

26-45 18 37,5

46-65 17 35,4

>65 11 22,9

Total Sampel 48 100

Pada penelitian di India angka kejadian pada gastritis erosif rata-rata usia

55 tahun, tidak jauh berbeda dengan penelitian Toljamo (2012) dengan kasus

gastritis erosif didapatkan rata-rata usia 65 tahun.1 Pada penelitian yang dilakukan

di Kenya juga didapatkan rata-rata pasien berusia 43 tahun.45

Sedangkan

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

38

penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Haji Jakarta di dapatkan paling

banyak pada usia 26-45 tahun (37,5%) dan terbanyak kedua pada usia 46-65 tahun

(35,4%). Hal ini menunjukkan bahwa gastritis erosif dapat terjadi pada semua usia

yang penyebabnya dapat berbagai faktor. Namun pada usia tua penyebab karena

penggunaan obat NSAID dan sudah terjadi penurunan fungsi dari organ lambung

yang mengakibatkan lebih mudah terinfeksi Helicobacter pylori.

4.4.3 Distribusi sampel berdasarkan gastritis erosif riwayat

penggunaan NSAID

Tabel.10 Distribusi gastritis erosif berdasarkan riwayat penggunaan NSAID

Frekuensi (n) Proporsi (%)

Non NSAID

NSAID

19

29

39,6

60,4

Total Sampel 48 100

Berdasarkan tabel diatas, pengguna obat NSAID dan non NSAID di RS

Haji Jakarta pada tahun Januari 2015- April 2018, penggunaan obat NSAID pada

penderita gastritis erosif didapatkan sebesar (60,4%) . Berdasarkan dari penelitian

yang dilakukan di Italia dengan besar sampel 197 terdapat 118 orang yang

menggunakan NSAID dan didapatkan 33 orang yang mengalami gastritis erosif

(35%).46

Hal ini juga dijelaskan pada penelitian di Kenya jumlah penggunaan

NSAID 40 orang dengan gastritis erosif 3 orang (7,3%).45

Dalam suatu penelitian

yang dilakukan di Jerman (1999) dengan 122 pasien yang dilakukan pemeriksaan

histologi didapatkan 23 pasien (18,8%) dengan penggunaan NSAID dan terjadi

gastritis erosif.44

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan NSAID menyebabkan

kerusakan pada mukosa lambung.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

39

4.4.4 Frekuensi distribusi penggunaan NSAID

Tabel. 11. Frekuensi distribusi penggunaan obat NSAID

Obat Frekuensi (n) Proporsi (%)

Ketorolak 8 19,5

17,1 Asam mefenamat 7

Tramadol 6 14,6

Ketoprofen 5 12,2

Natrium Diklofenak 3 7,3

Allopurinol 3 7,3

Methamphyrone 2 4,9

Meloxicam 2 4,9

Metamizole Na 1 2,4

Ibuprofen 1 2,4

Aspirin 1 2,4

Total Sampel 41 100

Pada penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Haji Jakarta

penggunaan obat NSAID paling sering digunakan yaitu ketorolak (19,5%).

Berdasarkan dari penelitian Toljamo (2012) dengan studi control 117 pasien yang

di follow up dengan penggunaan NSAID didapatkan 21% gastritis erosif dengan

penggunaan NSAID jenis celecoxib dan 23% gastritis erosif dengan penggunaan

obat diklofenak.1

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

40

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Hubungan gastritis erosif dengan jenis kelamin

Tabel.12 Hubungan gastritis erosif dengan jenis kelamin

Penyakit

Gastritis Erosif Non Gastritis Erosif P

N % N %

Jenis

Kelamin

Laki-laki 18 37,5 62 42,5 0,544

Perempuan 30 62,5 84 57,5

Total 48 100 135 100

Analisis data menggunakan SPSS 2.3 dengan uji chi square didapatkan

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan terjadinya

penyakit gastritis erosif dengan nilai P value >0,05 yaitu p = 0,544 (Tabel.8). Hal

tersebut disebabkan pada karakteristik sampel penelitian didapatkan lebih banyak

pada perempuan sedangkan pada penelitian yang lain dijelaskan lebih banyak

pada laki-laki yang merupakan salah satu faktor sehingga pada penelitian

didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara jenis kelamin dengan gastritis

erosif. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Kim di Korea (2015) terdapat

hubungan yang bermakna pada jenis kelamin laki-laki dengan nilai p-value=

0,001. Penelitian yang dilakukan oleh Kim juga mencari hubungan antara

kecepatan makan dengan terjadinya gastritis erosif dan memasukkan variabel usia,

jenis kelamin, indeks massa tubuh dan merokok.4 Namun pada penelitian ini tidak

mencari hubungan gastritis erosif dengan kecepatan makan, merokok, dan indeks

massa tubuh sampel. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hawkey di Australia

(2009) mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan

gastritis erosif dengan nilai p= 0,97.47

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

41

4.3.2 Hubungan gastritis erosif dengan usia

Tabel.13 Hubungan gastritis erosif dengan usia

Penyakit

Gastritis Erosif Non Gastritis Erosif P

N % N %

Kategori

Usia

<46 19 39,6 76 52,1 0,134

≥46 29 60,4 70 47,9

Total 48 100 146 100

Pada analisis data hubungan antara usia dengan gastritis erosif dengan

menggunakan uji chi square didapatkan nilai p value = 0,134. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan gastritis erosif.

(Tabel.9). Hal tersebut di sebabkan pada sebaran usia <46 dan usia ≥46 tahun

memiliki distribusi yang hampir sama sehingga sebagai salah satu faktor yang

mengakibatkan hasil yang didapatkan tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara usia dengan gastritis erosif. Namun pada penelitian yang dilakukan di

Korea (2015) terdapat hubungan yang bermakna antara usia rata-rata 49,6 tahun

dengan gastritis erosif didapatkan nilai p value= 0,001. Selain itu, pada penelitian

tersebut mencari hubungan antara kecepatan makan dengan gastritis erosif dan

memasukkan variabel jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, merokok.4 Namun,

dalam penelitian ini tidak memasukkan variabel merokok dan indeks massa tubuh

sampel. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hawkey di Australia (2009) yang

mengatakan bahwa bertambahnya usia tidak berhubungan dengan peningkatan

angka kejadian gastritis erosif dengan nilai p = 0,303.47

Keterbatasan Penelitian

1. Dalam pengambilan data sekunder beberapa yang tidak tercantumkan dalam

rekam medik pasien seperti merokok, dan alkohol sehingga kesulitan dalam

mencari proporsi dari faktor risiko gastritis erosif.

2. Peneliti tidak dapat mencari hubungan antara penggunaan NSAID dan

faktor risiko lainnya seperti merokok, dan alkohol dengan penderita gastritis

erosif disebabkan data yang didapatkan tidak lengkap.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasi penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik subjek penderita gastritis erosif dan non gastritis erosif

berdasarkan jenis kelamin didapatkan perempuan (58,8%) dan laki-laki

(41,2%) dengan usia 26-45 tahun (40,7%)

2. Proporsi gastritis erosif (24,7%) berdasarkan pemeriksaan endoskopi di

Rumah Sakit Haji Jakarta Januari 2015- April 2018

3. Gambaran subjek penderita gastritis erosif berdasarkan karakteristik subjek

usia 26-45 tahun (37,5%), pada laki-laki (37,5%), perempuan (62,5%),

riwayat penggunaan NSAID (59,6%) dan obat yang tersering digunakan yaitu

ketorolak (19,5%)

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara gastritis erosif dengan usia (p

=0,134) dan jenis kelamin (p = 0,544)

5.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya

a. Peneliti menggunakan data primer dan lebih mencari hubungan antara

gastritis erosif dengan NSAID dan faktor risiko yang lainnya dengan

jumlah sampel minimal 194 orang.

2. Rumah Sakit Haji Jakarta

Membatasi pemberian obat NSAID pada pasien gastritis erosif di Rumah

Sakit Haji Jakarta

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

43

DAFTAR PUSTAKA

1. Taljamo, kari. Gastric erosions clinical significance and phatology a long

term follow up study. Universitas Ouluensis. 2012

2. Mustafa, Murtaza.dkk. Risk Factors,Diagnosis, and Management of Peptic

Ulcer Disease.Kinabalu:faculty of Medicine and Health

sciences,University Malaysia. 2015.

3. Djumhana A, Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas. 2011.

http//pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/03/pendarahan_akut_sa

luran_cerna_bagian_atas

4. Kim Kyung Min. Ko Joon Byung. Kim Yeon-E. Dkk. 2015. Fast Eating

Speed Increases the Risk of Endoscopic Erosive Gastritis in Korea

Adults.Korea : Korea Journal of Family Medicine. 2015

5. ME Chehreh Ghamar. E Shaverdi. H Khedmat. Dkk. Endoscopic Finding

in Patients with Dyspepsia in Iran. Iran : International Journal if Digestive

Disease. 2016.

6. Kaliamurthy ,K.Lee,MG.Mils,M.Murphy.T. upper gastrointestinal

bleeding : a Jamaican.west Indian Medical Journal. university of the west

indies, kingston : Departemen of Medicine. 2011. website

(http://caribbean.scielo.org/scielo.php?pid=s004331442011000300008&sc

ript=sci_arttext)

7. Tugushi M. Nonsteroidal anti inflamatory drug (NSAID) associated

gastropathies

(http://www.worldmedicine.ge/?Lang=2&level1=5&event=publication&id

=39)

8. Wallace L John. NSAID gastropathy and enteropathy: distinct

pathogenesis likely necessitates distinct prevention strategies

(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3252967/)

9. Lee Y, Liou J, Wu C, Lin J. Eradication of helicobacter pylori to prevent

gastroduodenal diseases : hitting more then one brd with the same

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

44

stone. Therapeutic advances in gastroenterologynational institute of

diabetes and digestive and kidney diseases.2008

10. Price,S.A dan Wilson,L.M. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit,Edisi VI.Volume 1.Jakarta:EGC.2006

11. Sherwood, lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi VI.

Jakarta:EGC.2011

12. Drake,L,Richard.Vogl,Wayne,A. Mitchell,W.M,Adam.Gray Dasar-dasar

Anatomi. Singapore: Elsevier.2014

13. Moree, K.L. Clinically Oriented Anatomy. Philadelphia: Lippincot

Williams & Wilkins. 2010

14. Hammer D Gary. McPhee J Stephen. Pathophysiology of Disease : An

Introduction to Clinical Medicine. Ed.VII.New York : Mc Graw hill

Education. 2010

15. Tortora, G J & Derrickson, B .Principles of Anatomy & Physiology. USA

: John Wiley & Sons. Inc. 2009

16. Junqueira,L.C.dkk. Histologi Dasar, Edisi VIII: penerbit EGC. 1997

17. Zhaoshen,L Duowu Z, Xiuqiang M, Jie C, Xingang S, Yanfang G, et al.

Epidemiology of peptic Ulcer Disease: Endoscopic Results Of The

systematic Investigation of Gastrointestinal Disease in China. . 2010

Website: Http//www.nature.com

18. Frezza M. Gorji N. Melato M. The histopathology of non-steroidal anti-

inflammatory drug induced gastroduodenal damage: correlation with

Helicobacter pylori, ulcers, and haemorrhagic events. Department of

Pathological Anatomy, General Hospital and University of Trieste.Italy :

Unit of Gastroenterology, General Hospital. 2001

19. Jhanwar P. Sharma N. Maheshwarl P.dkk. Drug utilization pattern in

presecribing gastroprotective drugs with non-steroidal anti-inflammatory

drugs in an orthopaedics outpatient unit of a tertiary care hospital of

Rajasthan. India : International journal of Pharmaceutical Sciences Review

and Research. 2012.

20. V Archana. Patel . etiology of Upper GI Bleed Among Inpatients

Presenting with Hematemesis, Melena, and/or Hematochezia. New York

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

45

:Universitas Concoridiae Department Of Internal Medicine, Division

Gastroenterology.

21. SK Sharma. DK Maharjan. PB Thapa. Hospital Based Analytic Study of

Peptic Ulcers Disease in Patients with Dyspeptic Symptoms. Nepal :

Kathmandu University Medical Journal. 2009.

22. Siyoto , Sandu. Muhith, abdul. Pengaruh pola makan dan merokok

terhadap kejadian gastritis pada lansia.sekolah tinggi ilmu kesehatan surya

Mitra Husada Kediri. 2016

23. Syarif, Amir. dkk. Farmakologi dan Terapi,Edisi VI.Jakarta: Departemen

Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

.2016

24. Setiati, Siti. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Edisi VI.Jilid 2. Jakarta:

Interna Publishing. 2014.

25. Daniel S. Wibowo. Widjaja Paryana. Anatomi Tubuh Manusia.

Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007

26. Mau Sinha, Lovely Gautam, Prakash Kumar Shukla, Punit Kaur, Sujata

Sharma, and Tej P. Singh. Review Article Current Perspectives in NSAID-

Induced Gastropathy Department of Biophysics, All India Institute of

Medical Sciences, Ansari Nagar New Delhi 110029. 2013 India

Correspondence should be addressed to Sujata Sharma;

[email protected] and Tej P. Singh; tpsingh.aiims@g

27. I. Bjarnason, J. Hayllar, A. J. MacPherson, and A. S. Russell,“Side effects

of nonsteroidal anti-inflammatory drugs on the small and large intestine in

humans,” Gastroenterology,vol.104,no. 6, pp. 1832–1847, 1993.

28. C. J. Hawkey, M. Koch. “Nonsteroidal anti-inflammatory drug

gastropathy,” Gastroenterology,vol.119,no.2,pp.521–535,2000.

29. Angkow J, Robot F, Onibala F. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

kejadian gstritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado.

Manado : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran.

30. Sujono H. Gastroenterologi. Bandung : PT Alumni. 2001.

31. Jackson S. Gastritis. 2006. https://www.gicare.com/pated/ecd9546.htm

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

46

32. Lee Y, Liou J, Wu C, Lin J. Eradication of helicobacter pylori to prevent

gastroduodenal diseases : hitting more then one brd with the same stone.

Therapeutic advances in gastroenterologynational institute of diabetes and

digestive and kidney diseases.2008

33. Guindy AE, Ghoraba H. A study of the concordance between endoscopic

gastritis and histological gastritis in nonulcer dyspeptic patients with and

without Helicobacter pylori infection. Tanta Med Sci J. 2007; 2(2): 67-82

34. Jones, Lindsay. dkk. Gastritis. American : National Digestive Diseases

Information Clearinghouse. 2014

35. J. L. Wallace, “Nonsteroidal anti-inflammatory drugs and

gastroenteropathy: the second hundred years,” Gastroenterology, vol. 112,

no. 3, pp. 1000–1016, 1997.

36. QS.Ibrahim:7 2 Dr. Yusuf al-Qardlawy, Al-Sunnah Mashdaran Li al-

Ma‟rifah wa al-Hadlarah, Kairo, Dar alSyuruq, 1997, Cet. I, 266

37. Xenohikari Muhammad. Hikmah Sakit Dalam Pandangan Agama Islam.

2016. Di akses pada tanggal 12 september 2018

(https://www.casadellibro.com/ebook-hikmah--makna-sakit-dalam-

pandangan-agama-islam-ebook/9781386649526/4797611)

38. Firmansyah Adi M. Pengaruh Puasa Ramadhan pada Beberapa Kondisi

Kesehatan. Vol. 42. no.7. Tangerang. 2015

(https://www.researchgate.net/publication/311810216)

39. Subhan MM, Siddiqui QA, Khan MN, Sabir S. Does Ramadan fasting aff

ect expiratory fl ow rates in healthy subjects? Saudi Med J. 2006; 27:

1656-60.

40. Popovici Cornelia. Matei Daniela. Torok Tunde. Evolution of the Causes

of Upper Gastrointestinal Bleeding. Romania. Departament of

Gastroenterology, University of Medicine and Pharmacy. 2013.

41. A Poudel. S Regmi. P Joshi. Correlation between Endoscopic and

Histopathological Finding Gastric Lesions. Nepal : Universal College of

Medical Sciences. 2013.

42. Dietz Judite. Kulcynski Ulbrich Maria Jane. Souto Pires Elisabete

Katia.dkk. Prevalence of Upper Digestive Endoscopy and Gastric

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

47

Histopathology Finding in Morbidly Obese Patients. Brazil : University

Federal do Rio Grande Do Sul, Hospital Nossa Sra. 2012

43. SK Sharma. DK Maharjan. PB Thapa. Hospital Based Analytic Study of

Peptic Ulcers Disease in Patients with Dyspeptic Symptoms. Nepal :

Kathmandu University Medical Journal. 2009

44. Stolte M. Schmitz J. Panayiotou S. Can NSAID/ASA-induced Erosion of

the Gastric Mucosa Be Identified at Histology. Germany: Intitute of

Pathology, Bayreuth Hospital. 1999.

45. W Wanjohi. E Ogutu. TM Mutie.dkk. Prevalence of gastroduodenal

lesions in chronic non steroidal anti-inflamatory drugs users presenting

with dyspepsia at the Kenyatta National hospital.Afr J

Rheumatol.2014.29-34

46. Melato M. Gorji N. Frezza M. The histopathology of non-steroidal anti-

inflamatory drug induced gastroduodenal damage: correlation with

helicobacter pylori,ulcers, and Haemorrhagic events. 2001.uint of

gastroenterology, general hospital,I-34149,Italy.Department of

Pathological Anatomy, General Hospital and University of Trieste.523

47. Hawkey J C. Hart J. Dkk. Predictors of Gastroduodenal Erosions in

Patients Taking Low-dose Aspirin. Australia : Alimentary Pharacology &

Therapeutics. 2009.

48. Wade, Carole, dan Carol Tavris. Psychology,9th edition, bahasa. (2007).

49. Sugono, Dendy. Maryani, yeye. Dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakart : Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2008.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

48

LAMPIRAN 1

a. Jadwal Penelitian

No Kegiatan BULAN KE-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Pengajuan Izin √ √

2 Pembuatan Prop;osal

Penelitian

√ √ √

3 Pengambilan Data √ √ √ √

4 Pengolahan dan Analisis

Data

√ √

5 Pembuatan Laporan √

6 Publikasi Laporan

penelitian

b. Anggaran Penelitian

No Keterangan Total Biaya

1 Biaya Adminstratif RS 400.000

2 Biaya tak terduga (transport,

fotokopi/print, dan lainnya)

1.000.000

Total Biaya 1.400.000

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

49

LAMPIRAN 2

Usia Jenis kelamin Penyakit Riwayat konsumsi NSAID

49 Perempuan Esofagitis

17 Perempuan Esofagitis

68 Laki-laki Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

64 Laki-laki Gastritis

75 Perempuan Gastric Ulcers

40 Perempuan Gastritis

49 Laki-laki Prepyloric ulcers

46 Laki-laki Esofagitis

47 Perempuan Esofagitis

17 Perempuan Esofagitis

36 Laki-laki Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

35 Perempuan Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

66 Laki-laki Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

40 Perempuan Gastritis

21 Laki-laki Gastritis Moderate

44 Laki-laki Esofagitis

59 Laki-laki Esofagitis

56 Perempuan Varises Esofagus

26 Perempuan Gastritis Antral

78 Laki-laki Gastritis

55 Perempuan Esofagitis

61 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

77 Laki-laki Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

43 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

65 Perempuan Duodenitis

65 Perempuan Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

38 Laki-laki Gastritis Severe

47 Perempuan Gastritis Ringan

26 Perempuan Esofagitis

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

50

56 Laki-laki Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

52 Perempuan Gastroduodenitis

55 Perempuan Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

39 Laki-laki Gastritis

46 Perempuan Esofagitis

34 Perempuan Gastritis

53 Perempuan Gastritis Moderate

50 Laki-laki Gastroduodenitis

62 Laki-laki Esofagitis

34 Laki-laki Gastritis

68 Perempuan Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

62 Laki-laki Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

53 Perempuan Gastritis

72 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

66 Laki-laki Gastric Ulcers

70 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

66 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

74 Perempuan Gastritis

26 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

65 Laki-laki Gastritis Erosif Tidak Konsumsi NSAID

22 Laki-laki Esofagitis

75 Perempuan Duodenitis

52 Laki-laki Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

42 Perempuan Esofagitis

43 Perempuan Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

44 Laki-laki Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

50 Laki-laki Gastropati

47 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

57 Laki-laki Gastropati

41 Laki-laki Gastropati

24 Perempuan Esofagitis

39 Perempuan Esofagitis

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

51

39 Perempuan Gastritis Ringan

56 Laki-laki Gastropati

50 Perempuan Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

57 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

56 Laki-laki Gastritis Erosif konsumsi NSAID

28 Perempuan Gastritis

34 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

53 Perempuan Esofagitis

39 Perempuan Gastroduodenitis

72 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

63 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

50 Laki-laki Duodenitis

42 Perempuan Pan Gastritis

37 Laki-laki Gastric Ulcers

63 Laki-laki Gastroduodenitis

37 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

38 Perempuan Pan Gastritis

53 Perempuan Esofagitis

45 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

39 Laki-laki Gastritis Erosif konsumsi NSAID

41 Perempuan Gastritis

45 Laki-laki Gastritis Erosif Tidak Konsumsi NSAID

49 Perempuan Duodenal Ulcers

56 Laki-laki Pan Gastritis

36 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

19 Perempuan Gastritis Moderate

54 Laki-laki Pan Gastritis

55 Laki-laki Gastritis

23 Perempuan Gastritis Moderate

47 Perempuan Esofagitis

42 Perempuan Gastritis

35 Perempuan Gastritis Erosif Tidak Konsumsi NSAID

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

52

77 Laki-laki Gastric Ulcers

59 Perempuan Gastric Ulcers

63 Perempuan Gastropati

64 Perempuan Gastric Ulcers

18 Laki-laki Gastroduodenitis

30 Perempuan Gastric Ulcers

54 Laki-laki Duodenitis

43 Laki-laki Gastritis Erosif Tidak Konsumsi NSAID

29 Laki-laki Gastritis

42 Laki-laki Pan Gastritis

41 Laki-laki Pan Gastritis

76 Perempuan Esofagitis

65 Perempuan Gastritis

45 Laki-laki Esofagitis

15 Perempuan Gastritis Erosif Tidak konsumsi NSAID

36 Laki-laki Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

36 Perempuan Esofagitis

64 Perempuan Gastritis

56 Perempuan Pan Gastritis

64 Perempuan Gastritis Erosif Tidak Konsumsi NSAID

22 Perempuan Gastritis Erosif

36 Perempuan Duodenitis

54 Laki-laki Massa Esofagus

47 Perempuan Gastric Ulcers

55 Laki-laki Duodenitis

35 Laki-laki Esofagitis

51 Laki-laki Gastritis Erosif konsumsi NSAID

52 Perempuan Gastropati

43 Perempuan Prepyloric ulcers

43 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

59 Perempuan Duodenitis

30 Laki-laki Duodenitis

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

53

43 Perempuan Gastritis

38 Perempuan Gastritis

17 Perempuan Esofagitis

67 Perempuan Gastritis

41 Laki-laki Esofagitis

36 Laki-laki Gastritis Moderate

40 Perempuan Esofagitis

38 Perempuan Gastropati

36 Perempuan Gastritis

74 Perempuan Pan Gastritis

69 Laki-laki Esofagitis

20 Perempuan Gastritis Antral

64 Perempuan Duodenal Ulcers

48 Laki-laki Gastritis Erosif konsumsi NSAID

25 Perempuan Gastritis

41 Laki-laki Gastritis Moderate

56 Perempuan Varises Esofagus

31 Perempuan Gastric Ulcers

58 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

39 Perempuan Gastritis Moderate

54 Perempuan Gastroduodenitis

58 Laki-laki Esofagitis

47 Laki-laki Gastropati

70 Laki-laki Duodenitis

37 Perempuan Esofagitis

43 Laki-laki Esofagitis

56 Laki-laki Duodenitis

30 Laki-laki Esofagitis

44 Perempuan Duodenitis

39 Perempuan Gastritis

68 Perempuan Gastritis Erosif konsumsi NSAID

67 Perempuan Gastric Ulcers

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

54

52 Perempuan Duodenitis

39 Perempuan Gastric Ulcers

35 Laki-laki Gastritis Moderate

67 Laki-laki Gastric Ulcers

40 Perempuan Esofagitis

51 Perempuan Pan Gastritis

32 Laki-laki Esofagitis

37 Laki-laki Duodenal Ulcers

48 Laki-laki Gastritis

51 Perempuan Duodenitis

43 Laki-laki Esofagitis

30 Laki-laki Pan Gastritis

42 Laki-laki Gastritis

29 Laki-laki Pan Gastritis

51 Perempuan Gastritis Moderate

68 Perempuan Gastropati

32 Laki-laki Gastritis

36 Perempuan Gastritis

52 Laki-laki Duodenitis

20 Laki-laki Gastritis

45 Perempuan Gastritis Erosif tidak konsumsi NSAID

32 Perempuan Esofagitis

68 Perempuan Gastritis Erosif Konsumsi NSAID

20 Perempuan Esofagitis

48 Laki-laki Gastropati

55 Perempuan Gastritis Erosif

43 Laki-laki Gastroduodenitis

30 Perempuan Gastroduodenitis

54 Perempuan Duodenitis

36 Laki-laki Gastroduodenitis

29 Perempuan Gastritis

17 Perempuan Bile Reflux

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

55

30 Perempuan Esofagitis

78 Laki-laki Gastric Ulcer

75 Laki-laki Gastritis Erosif

59 Laki-laki Esofagitis

46 Laki-laki Gastritis erosif Konsumsi NSAID

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

56

LAMPIRAN 3

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

57

LAMPIRAN 4

Hasil analisis data

1. Grafik gambaran karakteristik sampel di Rumah Sakit Haji Jakarta

58,8 %

41,2%

8,2 %

40,7 % 37,6 %

13,4 %

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

58

2. Grafik proporsi penderita gastritis erosif di Rumah Sakit Haji Jakarta

3. Grafik karakteristik pada penderita gastritis erosif di Rumah Sakit Haji

Jakarta

24,7 %

75,3 %

37,5%

62,5%

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

59

4,2%

37,5 % 35,4 %

22,9%

60,4 %

39,6 %

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

60

4. Uji Chi Square hubungan antara gastritis erosif dengan jenis kelamin

Jenis Kelamin * Penyakit Crosstabulation

Penyakit

Total Gastritis Erosif

Non Gastritis

Erosif

Jenis Kelamin Laki-laki Count 18 62 80

Expected Count 19,8 60,2 80,0

% within Jenis Kelamin 22,5% 77,5% 100,0%

% within Penyakit 37,5% 42,5% 41,2%

% of Total 9,3% 32,0% 41,2%

Perempuan Count 30 84 114

Expected Count 28,2 85,8 114,0

% within Jenis Kelamin 26,3% 73,7% 100,0%

% within Penyakit 62,5% 57,5% 58,8%

% of Total 15,5% 43,3% 58,8%

Total Count 48 146 194

Expected Count 48,0 146,0 194,0

% within Jenis Kelamin 24,7% 75,3% 100,0%

% within Penyakit 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 24,7% 75,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,368a 1 ,544

Continuity Correctionb ,191 1 ,662

Likelihood Ratio ,370 1 ,543

Fisher's Exact Test ,614 ,333

N of Valid Cases 194

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,79.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

61

5. Uji Chi Square hubungan antara gastritis erosif dengan usia

umur * Penyakit Crosstabulation

Penyakit

Total Gastritis Erosif

Non Gastritis

Erosif

Umur Remaja+Dewasa Count 19 76 95

Expected Count 23,5 71,5 95,0

% within umur 20,0% 80,0% 100,0%

% within Penyakit 39,6% 52,1% 49,0%

% of Total 9,8% 39,2% 49,0%

Lansia+ Manula Count 29 70 99

Expected Count 24,5 74,5 99,0

% within umur 29,3% 70,7% 100,0%

% within Penyakit 60,4% 47,9% 51,0%

% of Total 14,9% 36,1% 51,0%

Total Count 48 146 194

Expected Count 48,0 146,0 194,0

% within umur 24,7% 75,3% 100,0%

% within Penyakit 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 24,7% 75,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2,248a 1 ,134

Continuity Correctionb 1,777 1 ,183

Likelihood Ratio 2,263 1 ,133

Fisher's Exact Test ,139 ,091

N of Valid Cases 194

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,51.

b. Computed only for a 2x2 table

Penggunaan Obat

Frequency

Perce

nt Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

62

Valid Allopurinol 3 7,3 7,3 7,3

Asam Mefenamat 7 17,1 17,1 24,4

Aspirin 1 2,4 2,4 26,8

Ibuprofen 1 2,4 2,4 29,3

Kalium Diklofenak 2 4,9 4,9 34,1

Ketoprofen 5 12,2 12,2 46,3

Ketorolak 8 19,5 19,5 65,9

Meloxicam 2 4,9 4,9 70,7

Metamizole Na 1 2,4 2,4 73,2

Methamphyrone 2 4,9 4,9 78,0

Natrium Diklofenak 3 7,3 7,3 85,4

Tramadol 6 14,6 14,6 100,0

Total 41 100,0 100,0

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47824/1/Monalisa-FK.pdf · Penderita Gastritis Erosif Berdasarkan Pemeriksaan Endoskopi di Rumah Sakit Haji

63

LAMPIRAN 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Monalisa

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Parepare, 13 November 1996

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl.P. Cangge Bilalang Parepare Sulsel

Nomor Telepon : 082306322247

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1) Tahun 2003 – 2009 : SDN 76 Parepare

2) Tahun 2009 – 2012 : SMP Al-Badar Parepare

3) Tahun 2012 – 2015 : MA Al-Badar Parepare

4) Tahun 2015 – Sekarang : Program studi Kedokteran UIN

Syarif Hidayatulla Jakarta