endoskopi 1

65
STANDAR PELAYANAN ENDOSKOPI Unit endoskopi adalah suatu pelayanan khusus di rumah sakit, tempat melakukan tindakan, pemeriksaan secara langsung ke dalam tubuh dengan menggunakan alat fiberskop (serat optik). I. PERSYARATAN UNIT ENDOSKOPI Unit endoskopi yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Letak Letak unit endoskopi sebaiknya berada di tengah- tengah rumah sakit yang berdekatan dengan unit ICU, kamar bedah, radiologi. 2. Bentuk dan ukuran - Bentuk a. Lantai, dinding, dan langit-langit rata, warna tidak mencolok. b. Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang keras, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu. - Ukuran ruang prosedur Kurang lebih 6 x 6 m. 3. Sistem ventilasi 1

Upload: masry-madjido

Post on 01-Dec-2015

893 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: endoskopi 1

STANDAR PELAYANAN ENDOSKOPI

Unit endoskopi adalah suatu pelayanan khusus di rumah sakit,

tempat melakukan tindakan, pemeriksaan secara langsung ke dalam

tubuh dengan menggunakan alat fiberskop (serat optik).

I. PERSYARATAN UNIT ENDOSKOPI

Unit endoskopi yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Letak

Letak unit endoskopi sebaiknya berada di tengah-tengah rumah

sakit yang berdekatan dengan unit ICU, kamar bedah, radiologi.

2. Bentuk dan ukuran

- Bentuk

a. Lantai, dinding, dan langit-langit rata, warna tidak mencolok.

b. Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang keras,

kedap air, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu.

- Ukuran ruang prosedur

Kurang lebih 6 x 6 m.

3. Sistem ventilasi

- Ruang prosedur harus memiliki ventilasi yang baik yang

dilengkapi dengan exhaust fan dan AC, idealnya menggunakan

sentral AC.

- Suhu ruangan antara 19oC – 22oC

- Kelembaban udara ± 55% - 60%

4. Sistem penerangan

Lampu penerangan ruangan menggunakan lampu neon dengan

penerangan yang cukup.

5. Peralatan

- Semua perabotan yang ada di dalam ruang prosedur, sebaiknya

beroda dan mudah dibersihkan.

1

Page 2: endoskopi 1

- Untuk peralatan yang menggunakan arus listrik, petunjuk

penggunaan harus menempel pada alat tersebut, sehingga

mudah digunakan.

- Sistim pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengna elektroda

untuk memusatkan arus listrik dan mencegah terjadinya

bahaya. Pada setiap dinding ada stop kontak (sesuai dengan

kebutuhan)

6. Pintu

- Pintu masuk ruang endoskopi sebaiknya lebar, sehingga

memungkinkan tempat tidur pasien bisa masuk dan keluar

(lebar 2,5 m)

7. Air

Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung zat

beracun.

II. BAGIAN DAN DENAH UNIT ENDOSKOPI

Unit endoskopi terbagi atas :

1. Area bebas

Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan

pakaian khusus untuk endoskopi.

Area bebas meliputi :

Ruang penerimaan pasien/tata usaha

Ruang kepala unit endoskopi

Ruang perawat kepala/perawat pelaksana endoskopi

Ruang ganti baju pasien dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet

Ruang ganti baju petugas dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet

Ruang tunggu pasien

Ruang pencucian alat dan endoskopi

Ruang pertemuan

Ruang Istirahat

2. Area semi steril

2

Page 3: endoskopi 1

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus

endoskopi : baju endoskopi, dan sandal.

Area semi steril meliputi :

Ruang Persiapan

Ruang Prosedur

Ruang Peritonoskopi

Ruang Pulih (RR)

III. STANDAR UNIT ENDOSKOPI

1. Ruang penerimaan pasien/tata usaha, yang dilengkapi dengan

peralatan sebagai berikut :

- Kursi dan meja kerja

- Alat komunikasi dan alat tulis

- Mesin tik/komputer (bila dimungkinkan)

- Papan tulis untuk jadwal prosedur endoskopi

- Filling kabinet

- Tempat sampah tertutup.

2. Ruang kepala unit endoskopi/ruang pertemuan dilengkapi dengan :

- Kursi dan meja tulis

- Papan tulis

- Alat komunikasi dan alat tulis

- Filling kabinet

- Tempat sampah tertutup

3. Ruang perawat kepala/perawat pelaksana endoskopi yang

dilengkapi dengan :

- Kursi dan meja tulis

- Papan tulis

- Alat komunikasi dan alat tulis

- Filling kabinet

- Tempat sampah tertutup

3

Page 4: endoskopi 1

4. Ruang ganti baju pasien dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet

dengan peralatan sebagai berikut :

- Ember

- Gayung

- Sandal khusus kamar mandi

- Gantungan pakaian

- Tempat sampah tertutup

- Pewangi kamar mandi/toilet

- Kertas toilet

5. Ruang ganti baju petugas dilengkapi dengan kamar mandi dan

toilet, yang mempunyai peralatan sebagai berikut :

- lemari pakaian

- locker/bila memungkinkan

- rak sepatu

- tempat cuci tangan dan cermin

- tempat alat tenun kotor yang tertutup

- tempat sampah tertutup

- tempat menggantung baju

- ember

- gayung

6. Ruang tunggu pasien yang mempunyai peralatan sebagai berikut :

- Kursi

- Meja

- Tempat sampah tertutup

7. Ruang pencucian alat endoskopi, yang dilengkapi dengan

peralatan sebagai berikut :

- Bak pencuci alat endoskopi dengan kran yang mengalir.

- Sikat halus

- Cairan desinfektan

- Alat desinfeksi elektronik

- Alat pencuci ultrasonic

4

Page 5: endoskopi 1

- Lemari dinding (kalau ada)

- Standar untuk menggantung fiberskop setelah didesinfeksi

- Tempat sampah tertutup.

8. Ruang istirahat yang dilengkapi dengan :

- Kursi tamu/sofa

- Kursi dan meja makan

- Peralatan makan dan minum

- Tempat cuci tangan dan cermin

- Tempat sampahj dan tertutup

9. Ruang persiapan yang dilengkapi dengan :

- Lemari gantung untuk menyimpan alat kesehatan, seperti :

spuit, obat-obatan cairan infus, dll.

- Tempat tidur pasien/brankard

- Oksigen dan selang oksigen

- Toilet dan peralatan untuk klisma.

10. Ruang tindakan prosedur endoskopi, dilengkapi dengan :

- lemari khusus untuk penyimpanan fiberskop

- meja endoskopi

- meja tulis

- kursi

- sumber cahaya

- perlatan asesori

- TV monitor

- Oksigen dan selang oksigen

- Suction

- Diatermi/kauter, forswp biopsy

- Kanula

- Konektor

- Selang lambung (NGT)

- Jarum suntik steril berbagai ukuran

5

Page 6: endoskopi 1

- Set infus dan standardt infus

- Intra Vena Kateter

- Sarung tangan

- Kapas desinfektan

- Plester

- Kasa

- Gunting verban

- Sandal khusus

Obat-obatan dan cairan

- obat-obatan premedikasi

- cairan infus (sesuai kebutuhan)

- cairan desinfektan

11.Ruang peritoneoskopi, dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut

a. Peralatan steril yang terdiri dari :

- Pinset chirurgis, pinset antomi, pisau bisturi dan gagangnya,

nald voeder, gunting, jarum otot dan jarum kulit, benang cat

gut jarum abram, duk klem, duk bias am duk bolong, stilet,

mangkok kecil, klem pean, veres kanula.

- Spuit

- Baju operasi, sarung tangan, topi, kain kasa

- Troycart, forsep biopsy, peritonoskop, kabel listrik khusus.

- Balon dan selang pemompa.

b. Peralatan yang tidak steril yang terdiri dari :

- Sumber cahaya/light source, kamera (bila perlu)

- Meja operasi

- Alat pemeriksaan USG

- Lampu sorot kecil

- Masker, tali pengikat, papan penyangga tangan

- Tensimeter dan stetoskop

- Oksigen dan slang oksigen

- Lemari obat

6

Page 7: endoskopi 1

- Meja trolli

- Set infus, cairan infus, dan standart infus

- Obat-obat (premedikasi : sulfa atropin, pethidin, dormicum,

anexate)

- Tempat sampah tertutup.

12.Ruang pulih, dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

- Meja trolli dilengkapi dengan :

1. Obat-obatan penyelamat hidup/emergency (Oradexon,

Adrenalin, Dopamin, Dextrose 24%).

2. Cairan infus

3. Gudel berbagai ukuran

4. laringoskop lurus dan bengkok dengan blade berbagai

ukuran

5. Margyl-forcep

6. Face mask

7. Suction pump dan kateter suksion

8. Termometer

9. Sudip lidah

10.Set infus, cairan infus dan standard infus

11.Set transusi

12.Set C.V.P

13.Oksigen dan slang oksigen

14.Alat resusitasi

15.Tensimeter dan stetoskop

16.Bengkok dan tissu

17.Tempat tidur periksa

18.Kasa steril

19.Alat komunikasi dan alat tulis

20.Tempat sampah tertutup.

7

Page 8: endoskopi 1

IV. PEMBERSIHAN RUANG PROSEDUR

Pembersihan ruang prosedur merupakan salah satu cara

pemeliharaan ruang prosedur beserta peralatannya, yang bertujuan

untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien.

1. Pembersihan rutin/harian

Pembersihan rutin/harian adalah pembersihan sebelum dan

sesudah penggunaan ruang prosedur agar siap pakai, dengan

ketentuan sebagai berikut :

- Semua permukaan peralatan harus dibersihkan dengan

menggunakan desinfektan.

- Permukaan meja periksa dan meja pritoneoskopi harus

dibersihkan dengan menggunakan desinfektan.

- Semua alat kesehatan yang digunakan untuk tindakan

endoskopi dibersihkan antara lain :

a. Selang suksion dan botol suksion

b. Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari ruang prosedur.

Jika alat tenun tersebut bekas pasien infeksi, maka

penanganannya harus sesuai prosedur/kebijakan yang

berlaku di rumah sakit.

c. Kebersihan ruangan dan lingkungan harus selalu dijaga,

termasuk sandak kaki khusus ruang prosedur, lantai dan

sebagainya.

2. Pembersihan sewaktu

Pembersihan sewaktu dilakukan bila ruang prosedur digunakan

untuk tindakan endoskopi pada kasus infeksi, dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Ruang prosedur secara menyeluruh, meliputi : dinding, meja

periksa dan semua peralatan yang ada di ruang prosedur.

8

Page 9: endoskopi 1

b. Alat bekas pakai harus dipisahkan, tidak boleh dicampur

dengan yang lain, sebelum didesinfeksi.

V. KETENAGAAN/TIM

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan endoskopi, dibutuhkan

berbagai jenis tenaga. Berikut ini akan dibahas tentang : jenis Tenaga

dan uraian tugas tim perawat endoskopi.

A. Jenis Tenaga

1. Tim endoskopi terdiri dari :

- Ahli bedah

- Ahli penyakit dalam yang terampil dalam endoskopi

- Perawat endoskopi

- Ahli anestesi (bila diperlukan)

- Ahli radiology

2. Tim Perawat endoskopi, terdiri dari

a. Perawat kepala unit endoskopi

b. Perawat pelaksana

3. Tenaga lain terdiri dari :

- Tata usaha

- Pekarya ksehatan/cleaning service

Ad 2a.Perawat kepala unit endoskopi

- Nama jabatan : Perawat Kepala unit endoskopi

- Pengertian : Seorang tenaga perawatan professional yang

bertanggung jawab dan berwewenang dalam

mengelola kegiatan keperawatan di unit

endoskopi.

- Persyaratan : * Diutamakan sarjana muda keperawatan/

lulusan DIII Keperawatan.

* Telah mengikuti pelatihan dan memiliki

sertifikat keperawatan endoskopi.

9

Page 10: endoskopi 1

* Memiliki sertifikat manajemen keperawatan

* Mempunyai pengalaman kerja endoskopi

minimal 5 tahun.

10

Page 11: endoskopi 1

* Memiliki kemampuan kepemimpinan

* Sehat

Uraian tugas

11

Page 12: endoskopi 1

1) Melaksanakan fungsi perencana (P1)

- Bersama dengan kepala unit endoskopi menyusun rencana

kegiatan endoskopi berdasarkan jenis, jumlah dan kapasitas

ruang tindakan. Perubahan perencanaan mungkin dilakukan

berdasarkan kebutuhan pasien, atau alasan lain yang

rasional.

- Menyusun daftar kebutuhan alat dan obat yang diperlukan

sesuai dengan jenis tindakan endoskopi.

- Menyusun daftar dinas berdasarkan jumlah dan tingkat

kemampuan tenaga perawat.

- Menyusun program pengembangan staf

- Menentukan jumlah/jenis tenaga yang dibutuhkan di unit

endoskopi.

- Menyusun pedoman kerja di ruang endoskopi, termasuk

menyusun pedoman penggunaan alat.

2) Melaksanakan fungsi penggerak dan pelaksana (P2)

- Mengatur pelayanan prosedur endoskopi

- Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan

- Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan

efisien

- Mengadakan pelatihan pegawai secara berkesinambungan

- Memberi orientasi pegawai baru/siswa di unit endoskopi

- Menciptakan suasana kerja yang harmonis

- Melakukan komunikasi efektif antar anggota tim (dokter,

perawat).

- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian/

Wasdanil (P3)

12

Page 13: endoskopi 1

- Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan

peraturan etik yang berlaku di ruang prosedur.

- Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan.

- Menilai hasil-hasil kerja pegawai dan memberikan

penghargaan untuk prestasinya.

- Mengisi dan menyimpan “anecdotal record” serta

menandatangani daftar prestasi untuk berbagai kepentingan

pegawai.

- Mengawasi pendayagunaan/inventarisasi alat

- Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan pegawai.

Ad. 2b. Perawat pelaksana unit endoskopi

- Nama jabatan : Perawat pelaksana unit endoskopi

- Pengertian : Seorang tenaga preofesional yang diberi

wewenang dan tanggung jawab sebagai

anggota tim endoskopi untuk kelancaran

pelaksanaan tindakan endoskopi serta

ditugaskan dalam pengelolaan dan

pemeliharaan alat endoskopi.

- Persyaratan : * Berijazah pendidikan formal kepera-

watan dari semua jenjang yang diakui

oleh pemerintah atau yang berwenang

(SPK, AKPER).

* Memiliki sertifikat : teknik keperawatan

endoskopi.

* Mempunyai bakat, minat dan iman

* Berdedikasi tinggi

* Berkepribadian mantap/emosional stabil

* Dapat bekerjasama dengan anggota tim

- Tanggung jawab

13

Page 14: endoskopi 1

Secara administrative maupun secara operasional seluruh petugas

unit endoskopi bertanggung jawab kepada kepala unit endoskopi

dan perawat kepala endoskopi.

Uraian Tugas

1) Sebelum pelaksanaan endoskopi

a. Sehari sebelum tindakan, melakukan kunjungan pada pasien

yang dirawat inap yang akan menjalani tindakan endoskopi,

untuk koordinasi.

b. Menyiapkan ruangan prosedur endoskopi agar siap pakai

mencakup :

- Kebersihan ruangan

- Meja periksa

- Serat optik

- Sumber cahaya

- Asesori endoskop

- Alat pengisap lendir/suksion

- Oksigen

- Tempat untuk bahan pemeriksaan jaringan/patolgi anatomi

c. Memeriksa kelengkapan dokumen medis, antara lain :

- Izin tindakan endoskopi atau yang biasa disebut “informed

consent”

- Hasil pemeriksaan lab terakhir

- Hasil pemeriksaan radiology + EKG

- Hasil konsultasi dengan hal lain sesuai kebutuhan

- Kelengkapan obat-obatan, cairan dan alat kesehatan.

d. Memeriksa persiapan fisik

e. Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isi

chelist dengan perawat ruang rawat.

2) Saat pelaksanaan endoskopi :

14

Page 15: endoskopi 1

a. Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas

kewenangannya meliputi :

- Tindakan endoskopi yang akan dilakukan

- Tim endoskopi yang akan menolong

- Fasilitas yang ada dalam unit endoskopi

- Tahap-tahap emberian sedasi

b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan tindakan endoskopi

yang dilakukan.

c. Mendampingi pasien dan dokter endoskopi untuk memasukkan

fiberskop.

d. Mencatat obat yang diberikan kepada pasien saat prosedur

berlangsung.

e. Mengukur dan mencatat tanda vital.

f. Melakukan pengisapan lendir bila diperlukan.

g. Mendokumentasikan pelaksanaan endoskopi yang dilaksa-

nakan.

h. Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli

endoskopi

i. Menyiapkan bahan pemeriksaan.

3) Pasca pelaksanaan endoskopi

a. Membersihkan dan merapikan pasien yang telah selesai

menjalani tindakan endoskopi

b. Memindahkan pasien ke ruang pulub (RR)

c. Mengukur dan mencatat tanda vital : Tensis, Nadi, Pernapasan,

Suhu, di ruang pulih.

d. Memeriksa tingkat kesadaran pasien, cara memanggil nama

pasien, memberikan rangsang, memeriksa reaksi pupil.

e. Mencatat obat serta cairan yang diberikan pada pasien (bila

ada), mencakup nama obat, dosis.

f. Mendokumentasikan reaksi pasien selama tindakan endoskop

15

Page 16: endoskopi 1

g. Melakukan serah terima dengan perawat ruang inap tentang :

- Kelengkapan dokumen medik

- Keadaan umum pasien

- Obat-obatan dan resep baru

h. Membersihkan dan membereskan alat

i. Membuat jadwal pemeriksaan ulang (bila diperlukan, terutama

pasien yang mendapat tindakan therapy endoskopi), seperti

halnya skerotegrapi, dll).

VI. ETIKA KERJA

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN / URAIAN TUGAS

Etika kerja adalah nilai/norma tentang sikap/perilaku/adab yang

baik yang telah disepakati oleh masing-masing kelompok profesi

pada unit endoskopi.

Tujuan adalah agar setiap anggota tim melaksanakan kewajibam

tanggung jawabnya dengan baik serta penuh kesadaran, baik

terhadap pasien dan keluarga, maupun terhadap sesama anggota

tim endoskopi.

B. RUANG LINGKUP

1. Persetujuan tindakan untuk prosedur endoskopi

Persetujuan tindakan endoskopi dari pasien/walinya

merupakan hal yang mutlak diperlukan sebelum dilaksanakan

tindakan endoskopi , untuk menghindarkan tim endoskopi dari

tuntutan huku, bila ada hal-hal yang terjadi, sehubungan dengan

tindakan endoskopi yang dilakukan dan untuk melindungi

pasien dari tindakan malpraktek.

a. Setiap tindakan endoskopi harus ada persetujuan tindakan

endoskopi secara tertulis. Persetujuan tindakan endoskopi

ini berdasarkan ketentuan pemerintah No. 585/MENKES/

PER/1989, perihal : persetujuan tindakan medis.

16

Page 17: endoskopi 1

b. Persetujuan tindakan endoskopi diperoleh dari pasien/wali

yang sah menurut hukum.

c. Pasien harus mendapat informasi lengkap dan jelas, tentang

prosedur endoskopi yang akan dilakukan atas dasar tujuan

dan manfaatnya.

d. Perawat menjadi saksi dalam pemberian informasi dan

penandatanganan surat persetujuan (informed consent).

e. Persetujuan tindakan merupakan dasar pertanggung

jawaban yang sah bagi dokter kepada pasien dan walinya.

f. Persetujuan tindakan endoskopi harus disimpan dalam

rekam medik pasien.

2. Tata tertib unit endoskopi

Tata tertib unit endoskopi disusun dengan tujuan agar semua

petugas dan anggota tim endoskopi memahami dan mentaati

ketentuan yang berlaku, sehingga program tindakan endoskopi

yang dilakukan dapat berjalan lancar.

Tata tertib yang perlu ditaati antara lain :

1. Semua yang memasuki ruang prosedur endoskopi harus

memakai alas kaki khusu.

2. Setiap petugas harus memahami dan melaksanakan teknik

desinfeksi.

3. Semua anggota tim harus melaksanakan jadwal harian

prosedur.

4. Perubahan jadwal prosedur endoskopi yang dilakukan atas

indikasi kebutuhan dan konsisi pasien harus ada persetujuan

antara lain ahli endoskopi dan perawat endoskopi .

5. Pembatalan tindakan endoskopi harus dijelaskan oleh ahli

endoskopi harus menjelaskan kepada anak/wali tentang efek

obat bius yang digunakan dan hal yang harus ditaati.

17

Page 18: endoskopi 1

6. Pada pasien anak yang memerlukan anestesi umum, ahli

endoskopi harus menjelaskan kepada anak/wali tentang efek

obat bius yang digunakan dan hal yang harus ditaati. .

7. Selam prosedur endoskopi berlangsung, perawat endoskopi

harus selalu membimbing pasien agar selalu kooperatif (bila

pasien sadar).

3. Pencatatan dan pelaporan

pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu aspek dari suatu

proses akhir tindakan endoskopi yang merupakan

pertanggungjawaban dari tim endoskopi pada pelaksanaan

endoskopi pada pasien dan rumah sakit.

Pencatatan dan pelaporan mencakup :

1. Asuhan keperawatan

2. Catatan identitas pasien, jenis tindakan yang dilakukan dalam

buku registrasi endoskopi.

3. pemakaian obat-obatan, harus dituliskan dengan jelas dan

lengkap pada formulir yang tersedia.

4. peristiwa/kejadian luar biasa harus segera dilaporkan sesuai

dengan sistem yang berlaku.

5. Catatan pengiriman bahan pemeriksaan laboratorium harus

ditulis secara lengkap, jelas dan singkat pada formulir yang

tersedia.

6. Laporan tindakan endoskopi harus ditulis lengkap, jelas dan

singkat oleh ahli endoskopi.

Keselamatan dan keamanan Kerja

Keselamatan dan kerja ditujukan kepada pasien, petugas dan alat,

yang mencakup :

1. Keselamatan dan keamanan pasien, antara lain :

Untuk menjamin keselamatan dan keamanan pasien, semua

anggota tim endoskopi meneliti kembali :

18

Page 19: endoskopi 1

- Identitas pasien

- Jenis sedasi yang akan digunakan.

- Respon pasien selama tindakan berlangsung

- Meneliti kembali penggunaan alat untuk menghindari pasien

dari bahaya fisik.

2. Keselamatan dan keamanan petugas

- Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, khususnya

Hepatitis B, Hepatitis C.

- Memperhatikan dan menggunakan alat film bedge (alat

pengukur sinar rontgen pada pemeriksaan ERCP).

3. Keselamatan dan keamanan alat

- Menyediakan pedoman/manual tentang cara penggunaan alat,

yang ditaruh pada tempatnya.

- Memeriksa secara kondisi alat secara berkala dan memberi

label pada alat yang rusak dan melaporkannya untuk diperbaiki.

- Semua petugas harus memahami penggunaan alat dengan

tepat.

- Melakukan pelatihan tentang cara penggunaan dan

pemeliharaan alat endoskop.

VII. PERALATAN/DESINFEKTAN DAN STERILISASI ALAT

Peralatan endoskop merupakan seperangkat alat serap optik yang

dipergunakan untuk memeriksa organ di dalam tubuh secara audio

visual.

Untuk mendapat hasil endoskopi yang baik, maka perawat harus

perlu menjaga keutuhan alat menurut prosedur PEDOMAN KERJA

PERAWAT ENDOSKOPI GASTROINTESTINAL yang dikeluarkan dan

disahkan oleh Depkes RI.

Dalam melaksanakan prosedur endoskopi harus ada “Alat Dasar”,

yaitu yang dipergunakan oleh setiap unit endoskopi sebagai

persyaratan.

19

Page 20: endoskopi 1

Alat dasar tersebut terdiri dari :

1. sumber cahaya 2. Fiberskop

3. Suction 4. Kamera

4. Biopsi Forceps

Untuk melengkapi kinerja endoskopi terdapat sejumlah peralatan

endoskopi antara lain :

1. Fiberskop

2. Light souce

3. Suction Pump

4. Kamera / TV Monitoring

5. Aksesoris Fiberskop

6. Electro Surgical Unit

7. Medical TV Sistem

8. EVIS (Endoscopi Video Information System)

9. Lemari endoskopi

10.Lecture Skop

11.Trolley endoskopi

12.Ultra Sonic Cleaner

13.Endoskopi Washer Medicine Desinfection (Alat mesin cuci dan

untuk desinfeksi).

14.Water container

Yang akan diuraikan dalam kinerja kelengkapan endoskopi adalah

sebagai berikut :

A. Fiberskop

B. Light Source (sumber cahaya)

C. Suction Pump

D. Water Container

E. Asseories Fiberskop

F. Electro Surgical Unit (Diatermi)

A. Fiberskop

20

Page 21: endoskopi 1

Sejak ditemukan, telah terjadi beberapa kali pengembangan

teknologi peralatan endoskopi.

Generasi pertama fiberskop yang disebut generasi pra OES, dalam

pencucian dan desinfeksinya tidak dapat dicelupkan seluruhnya

kedalam cairan desinfektan.

Generasi kedua, yang dipakai dewasa ini, strukturnya telah

disempurnakan sehingga keseluruhan alat (dari kepala sampai ekor)

dapat dicelupkan kedalam cairan desinfektan, termasuk desinfektan

kuat.

Dengan desinfektan menyeluruh ini, kontaminasi bakter dan virus

(terutama kuman TBC, virus hepatitis B, dan virus AIDS) kontaminasi

dari satu pasien ke pasien lain dapat dicegah.

Selain OES Fiberskop ada juga system fiberskop yang disebut

“Medical TV Sistem dengan menggunakan OTV F”, dimana gambar

dari satu pasien ke pasien monitor.

Dewasa ini juga telah dikembangkan teknologi endoskopi yang

disebut EVIS (Endoscopi Video Information System) dengan

menggunakan komponen electronic computerized, yaitu penayangan

gambar langsung melalui TV-monitor, tanpa menggunakan lensa “eye

pieces”.

Untuk selanjutnya dalam bab ini kita akan menguraikan :

A.1. Kegunaan Fiberskop

A.2. Struktur Anatomi/Konstruksi Fiberskop

A.3. Pembersihan dan Desinfeksi Fiberskop

A.4. Pemeliharaan Fiberskop

A.5. Penyimpanan Fiberskop.

A.1. Kegunaan Fiberskop

Fiberskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat dan

memeriksa saluran cerna melalui cahaya yang dialirkan dengan listrik.

Berdasarkan penggunaannya Fiberskop dikategorikan menjad 3 (type

yaitu :

21

Page 22: endoskopi 1

1. Gastro Intestinal Fiberskop, yang digunakan untuk tindakan

Esofago Gatro Duodenoskopi dan Skleroterapi Endoskopik.

2. Kolono Fiberskop/GF, yang digunakan untuk tindakan kolonoskopi

dan polipektomi kolonoskopi.

3. Duodeno Fiberskop/JF, yang digunakan untuk tindakan Endoskopi

Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP) dan Papilotomi.

A.2. Struktur Anatomi/Konstruksi Fiberskop

Struktur anatomi/konstruksi Fiberskop terdiri dari :

A.2.1. Kepala, terdiri dari :

A.2.1.1. Eyepiece Section terdiri atas :

A.2.1.1.a. Electrical Contact

A.2.1.1.b. Eyepiece

A.2.1.1.c. Diopter Adjustment Ring

A.2.1.2. Light Guide Connector Section terdiri dari :

A.2.1.2.a. Light Guide

A.2.1.2.b. Air pipe

A.2.1.2.c. Electrical Contact

A.2.1.2.d. S. Cord Connector Mount

A.2.1.2.e. Suction Connector

A.2.1.2.f. Venting Connector & Venting Cap

A.2.1.2.g. Serial No.

A.2.1.2.h. Water Container Connector

Struktur Anatomi/Konstruksi Fiberskop lihat Gambar 10

dan 11.

A.2.2. Leher, terdiri dari :

A.2.2.1. Waterproof Symbol (Blue Ring)

A.2.2.2. Control Section, terdiri dari :

A.2.2.2.a Up/down Angulation Lock

A.2.2.2.b. Elevator Control Lever

22

Page 23: endoskopi 1

A.2.2.2.c. Up/down Angulation Control Knob

A.2.2.2.d. Right/Left Angulation Lock

A.2.2.3. Elevator Wire Channel Cleaning Tube mount

A.2.2.4. Air/Water valve

A.2.2.5. Suction Valve

A.2.2.6. Channel Opening

A.2.2.7. Colour Code (Yellow)

A.2.3. INSERTION TUBE, terdiri dari :

A.2.3.1. Flexible Portion

A.2.3.2. Bending Section

A.2.3.3. Distal End, terdiri dari :

A.2.3.3.a. Air/Water Nozzle

A.2.3.3.b. Objective Lens

A.2.3.3.c. Light Guide

A.2.3.4.d. Forceps Elavator

A.2.3.3.e. Instrument Channel

Kegunaan dari bagian-bgian Fibeskop tersebut :

A.2.1. bagian kepala :

A.2.1.1. Eyepiece Section terdiri atas :

A.2.1.1.a. Electrical Contact digunakan untuk

memasukkan teaching scope.

A.2.1.1.b. Eyepiece digunakan untuk melihat organ

tubuh yang dicapai oleh Distal End.

A.2.1.1.c. Diopter Adjustment Ring yaitu cincin pengatur

dioptri untuk menyesuaikan lobang pengintai

pada dioptri pengamat, untuk memperoleh

pandangan yang sejelas-jelasnya. Garis-garis

index diwarnai dengan tanda sebagai

penunjuk untuk pemasangan cincin secara

tepat.

23

Page 24: endoskopi 1

A.2.1.2. Light Guide Connector Section terdiri dari :

A.2.1.2.a. Light Guide yaitu lampu yang keluar dari

sumber cahaya (light source) untuk memberi

penerangan pada organ tubuh yang akan

dilihat.

A.2.1.2.b. Air pipe yaitu pipa untuk mengeluarkan

penyambungan udara.

A.2.1.2.c. Electrical Contact, yaitu tempat

penyambungan fiberskop adaptor.

A.2.1.2.d. S. Cord Connector Mount, digunakan untuk

menghubungkan fiberskop ke electrosurgical

unit.

A.2.1.2.e. Suction Connector, digunakan untuk

menghubungkan ke suction pump.

A.2.1.2.f. Venting Connector & venting Cap, digunakan

untuk menghubungkan ke leakage tester,

A.2.1.2.g. Serial No. yaitu seri nomor yang digunakan

untuk setiap skop.

A.2.1.2.h. Water Container Connector, yang digunakan

untuk menhubungkan water container ke

skop.

24

Page 25: endoskopi 1

A.2.2. LEHER, terdiri dari :

A.2.2.1. Waterproff Symbol (Blue Ring), yaitu tanda biru untuk

menandai skop OES.

A.2.2.2. Control Section, terdiri dari :

A.2.2.2.a. Up/down angulation Lock, digunakan untuk

memberi gerakan bebas dari angulasi ke

kanan dan ke kiri, bila knop ini diputar ke

arah “F”. Bila knop diputar ke arah kebalikan

maka bending section terkunci.

A.2.2.2.b. Elevator Control Level, yaitu knob untuk

mengarahkan posisi assesoris sesuai

keperluan.

A.2.2.2.c. Up/down Angulation Control Knob, digunakan

untuk gerakan angulasi distal end ke arah

atas dan bawah. Bila knop ini diputar ke arah

“U”, maka bending section akan

membengkok ke sebelah atas, bila ke posisi

“D”, maka bending section akan

membengkok ke sebelah bawah.

A.2.2.2.d. Right/left Angulation Lock, digunakan untuk

gerakan angulasi distal end kearah kanan

dan kiri. Bila knob ini diputar kearah “L” maka

bending section akan membengkok ke kiri.

A.2.2.3. Elevator Wire Channel Cleaning tube mount, digunakan

untuk membersihkan tube connector dengan

memasukkan air beberapa kali dengan

menggunakan syringes 3 cc untuk

membersihkan pipa bagian dalam.

25

Page 26: endoskopi 1

A.2.2.4. Air/Water Valve, digunakan untuk menghembuskan

udara dari air/water outlet dengan menutup

lobang tombol ini. Air yang diisikan ke botol

(water container) akan keluar melalui distal

end dengan cara menekan tombol

sepenuhnya.

A.2.2.5. Suction Valve, digunakan untuk menghisap udara,

ciaran dari rongga perut/usus/duodenum

yang dapat mengganggu jalannya

pemeriksaan. Penghisapan dilakukan melalui

suction dengan menekan tombol ini

sepenuhnya.

A.2.2.6. Channel Opening, digunakan untuk memasukkan

forceps biopsy dan sebagainya/

A.2.2.7. Colour Code (Yellow), yaitu tanda dari alat fiberskop.

A.2.3. INSERTION TUBE, terdiri dari :

A.2.3.1. Flexible Portion, yaitu pipa fiber (serat optik) yang

mempunyai ukuran cm, yang digunakan langsung

kepada pasien.

A.2.3.2. Bending Section, yaitu pipa yang dilapisis karet lunak,

yang memungkinkan distal end bergerak keatas dan ke

bawah, ke kanan dan ke kiri.

Panjang dari distal end lebih kurang 10 cm.

Alat ini tidak boleh dipegang kuat-kuat, karena dapat

menyebabkan serat-serta fiber putus.

26

Page 27: endoskopi 1

A.2.3.3. Distal end, terdiri dari : yaitu ujung dari alat yang

mempunyai dua lobang, lampu dan lensa objective.

Lobang yang besar digunakan untuk keluarnya alat

forceps, brushing dan assesories lainnya, sedangkan

lobang yang kecil untuk keluarnya udara dan air yang

berasal dari water container.

A.2.3.3.a. Air/Water Nozzle, yaitu lobang untuk jalan

keluarnya udara/air yang dihembuskan dari

air/wter valve.

A.2.3.3.b. Objetive Lens, yaitu lampu yang terletak

disisi samping dari distal end yang berfugnsi

untuk memberi penerangan tubuh yan

dilihat.

A.2.3.3.c. Light Guide, yaitu lampu untuk memberi

penerangan organ tubuh yang dilihat yang

dipancarkan dari sumber cahaya (light

source).

A.2.3.3.d. Forceps Elevator, untuk mengatur posisi

assessories dalam keadaan membuka

maupun menutup.

A.2.3.3.e. Instrumen Channel, yaitu lobang tempat

keluar/masuknya assessories/suksion.

Kegunaan dari bagian-bagian Fiberskop

tersebut lihat gambar 10 dan 11.

A.3. Pembersihan dan desinfeksi Fiberskop.

Fiberskop mempunyai saluran di dalamnya dan semua saluran

dapat dibilas dengan detergent, desinfektan dan air pembilas,

selama prosedur dekontaminasi.

A.3.1. Pembersihan secara manual

Cara membersihakn dan mendesinfeksi fiberskop :

27

Page 28: endoskopi 1

1. Peganglah fiberskop dengan ert dan mantap, keringkan

tube insersi dengan kain basah.

2. Segera semprotkan air bersih ke fiberskop melalui kanal

biopsi, diulang diulang, beberapa kali, supaya tiodak terjadi

penyumbatan pada fiberskop.

3. Masukkan sikal kanal melalui kanal biopsy sampai ujung,

sikat keluar pada ujung fiberskop, kemudian tarik

sepenuhnya sikat, lakukan beberapa kali sampai kanal

bersih.

4. Bagian dalam fiberskop disemprot dengan cairan

desinfektan, melalui kanal biposi dengan suoit, kemudian

semprot dengan air bersih beberapa kali.

5. Fiberskop dicuci pada air kran yang mengalir hingga bersih.

6. Fiberskop dilap dengan handuk agar cepat kering.

7. Pasang light source dan fiberskop, kemudian tekan

air/water fedding selama 30 detik (sampai alat kering).

8. Bagian luar fiberskop dipoles dengan pesohex kecuali

bagian lensa.

A.4. Pemeliharaan Fiberskop

A.4.1. Periksa pandang

Semua perkakas harus diperiksa sesering mungkin dan

sebaiknya dilakukan setiap kali akan digunakan.

A.4.2. Pemeriksaan terhadap tabung penghubung

Periksalah permukaan tabung penghubung, baik secara

visual maupun dengan cara menggerakkan ujung jari

sepanjang permukaan pipa. Periksa kalau-kalau

tertekuk, adanya tonjolan atau kelainan lainnya.

A.4.3. Pemeriksaan mekanisme pelekukan

28

Page 29: endoskopi 1

Periksa adalah kunci angulasi menstabilkan ujung

fiberskop bila dihubungkan dan memungkinkan

bebasnya gerakan timbol pengatur pada saat

dilepaskan. Operasikan alat pengatur angulasi perlahan-

perlahan sampai batas akhir setiap arah untuk

memeriksa apakah alat berjalan lancar. Bila alatnya

baru, cocokkan derajat angulasi dengan standard yang

ditentukan. Periksalah karet pada bagian yang melekuk

untuk mengetahui apakah terdapat tanda aus dan

kerusakan fisik. Jangan sekali-kali menekuk ataupun

memutar bagian lekukan dengan tangan.

A.4.4. Pemeriksaan terhadap sistim optis.

Dengan menggunakan kain kasa yang dibasahi dengan

kapas alkohol 70%, bersihkan permukaan lensa mata

maupun lensa pada tabung insersi. Jangan

menggunakan alat pembersih yang kasar, karena dapat

merusak lapisan lendsa. Hubungkan alat dengan sumber

cahaya dan nyalakan dengan menggunakan videoskop,

hubungkan dengan video prosessor dan nyalakan.

A.4.5. Pemeriksaan Umum

Periksalah keluarnya cahaya, dari ujung fiberskop untuk

memastikan berfungsinya, penuntun cahaya. Untuk

fiberskop yang masih diperlengkapi dengan kamera.

CCTV atau alat konvertor, video, periksalah keenam

pentil kontak di sekitar lensa mata. Semua kotoran harus

dibersihkan dengan kapas alcohol 70%. Semua bagian

lain peralatan harus diperiksa secara visual, apakah ada

tanda keausan atau kerusakan.

* Pada saat penggunaan alat penguji kebocoran,

selalu hubungkan terlebih dahulu dengan sumber

cahaya.

29

Page 30: endoskopi 1

* Hubungkan dengan fiberskop sebelum meletakkan

alat di dalam air, jika tidak, air akan masuk ke dalam

fiberskop.

30

Page 31: endoskopi 1

Selain pembersihan dan pemeliharaan seperti diuraikan diatas,

beberapa bagian dari endoskop perlu perhatian khusus, bagian itu

adalah :

Katup Piston

Katup ini termasuk katup udara dan air, katup suksion dan adaptor

pembersih saluran udara Piston udara/air yang seret.

Perlengkapan tambahan ini harus diperiksa untuk memastikan bahwa

perlengkapan tersebut dapat berfungsi dengan tepat.

Katup udara/air mempunyai penutup karet dan harus diperiksa, apakah

terjadi kerusakan serta keausan, jika terjadi kerusakan dan keausan,

maka perkakas ini harus diganti.

Piston udara/air yang seret

Jika setelah dibersihkan ternyata piston seret saat ditekan, maka

gunakan pelumas silicon pada bagian yang dapat digerakkan. Jika

masih seret, bersihkan kembali piston secara ultrasonic, berikan lagi

pelumas, dan coba lagi. Jika piston tetap tidak bekerja, gantilah piston

tersebut dengan baru.

Pelumasan

Piston udara/air dan piston suksion merupakan perlengkapan yang

memerlukan pelumasan serta proses desinfeksi/sterilisasi.

Minyak yang digunakan adalah minyak silkon MB146 yang cocok

dengan bahan pembentuk cincin “O”. gunakan pelumas secukupnya

untuk mengolesi katup.

Mengatasi kemacetan :

31

Page 32: endoskopi 1

Kemacetan sering terjadi pada saluran udara (> 80%) yaitu diantara

katup pengatur udara dan bagian ujung distal. Kemacetan diatasi

sesegera mungkin. Bila kemacetan baru saja terjadi (pada fiberskop

OES dan EVIS) bisa digunakan katup khusus pembilas saluran (bisa

didapat dari pabrik fiberskop), kalau kotoran sudah sering dan lengket,

harus segera dilaporkan untuk diperbaiki.

Katup Biopsi

Katup ini adalah perlengkapan yang semidispoable (setelah dipakai

beberapa kali, kemudian dapat dibuang) yang harus diperiksa,

dibersihkan dan didesinfeksi sama seperti pada skop. Jika ada tanda

keausan pada katup, maka katup tersebut harus dibuang dan diganti

dengan yang baru. Jika hal ini tidak dilakukan, maka akan

berpengaruh pada fungsi alat dan akan terjadi bahaya semburan

keluar.

Kaps, Hood dan Tombol

Semua perlengkapan tambahan lain yang merupakan bagian

fiberskop, misalnya distal hood serta tombol CO2, harus diperiksa

secara teratur dan dibersihkan serta didesinfeksi seperti halnya pada

fiberskop. Perlengkapan ini semidisposable (setelah dipakai beberapa

kali, kemudian dibuang) dan harus diganti, bila rusak.

Botol air

32

Page 33: endoskopi 1

Ada 4 jenis botol air yang berbeda yang digunakan bersama fiberskop

Olympus OES, jadi periksalah apakah anda sudah mempunyai botol

yang tepat untuk fiberskop tertentu atau belum. Pemeriksaan rutin

terhdap semua botol termasuk pemeriksaan cincin “O” dilakukan di

sekitar alat penghubung fiberskop. Periksalah juga cincin “O” ini dan

pastikan tidak rusak, dan gantilah dengan yang baru bila perlu. Botol

tersebut harus keras (infleksibel) agar dapat diauticlave, jadi botol

tersebut dijaga agar tidak terbentuk karena ini dapat menyebabkan

botol rusak.

33

Page 34: endoskopi 1

A.5. Penyimpanan Fiberskop

A.5.1. Fiberskop harus dikeringkan dengan cermat sebelum

disimpan. Ujung distal, lensa dan sambungan listrik

harus dikeringkan dengan cermat dan hati-hati.

A.5.2. Tempat penyimpanan harus bersih, kering, cukup aliran

udara dan suhu ruangan diatur antara 22oC dengan

kelembaban tidak melebihi 50%.

A.5.3. Fiberskop harus disimpan dengan pipa insersi selurus

mungkin. Idealnya fiberskop digantung pada

lemari/tempat yang didesain khusus.

A.5.4. Jika alat tersebut harus digulung sebelum disimpan, pipa

insersi jangan digulung melebihi keadaannya di dalam

otak.

A.5.5. Fiberskop tidak boleh disimpan dalam kotak dalam

waktu yang lama.

B. LIGHT SOURCE (SUMBER CAHAYA)

B.1. Light Source (Sumber Cahaya)

Merupakan seperangkat peraltan yang menghasilkan cahaya,

sarana air, udara tekan yang dibutuhkan dalam pengoperasian

fiberskop.

B.2. Konstruksi Light Source (Sumber cahaya) dilengkapi

dengan :

B.2.1. Power switch on-off (tombol menghidupkan, mematikan

alat)

B.2.2. Tombol output sokcket (tempat penghubung penuntun

cahaya dengan skop.

B.2.3. pengatur ketajaman cahaya untuk skop.

B.2.4. Tombol pengatur kecepatan cahaya untuk foto

B.2.5. Tombol pengatur laju aliran/udara

B.2.6. Pengatur lamanya pemakaian lampu.

34

Page 35: endoskopi 1

B.2.7. Kipas pendingin (ventilasi)

B.3. Pembersihan Light Source (sumber cahaya)

B.3.1. Bersihkan permukaan luar light source (sumber cahaya)

dengan menggunakan lap dibasahi alkohol.

B.3.2. Hindari percikan air masuk kedalam light source (sumber

cahaya)

B.3.3. melap/membersihkan light source (sumber cahaya) pada

saat alat sudah dingin.

B.3.4. Lakukan pembersihan rutin sehingga alat tetap siap

pakai.

B.4. Pemeliharaan Light Source (Sumber Cahaya)

B.4.1. Lakukan pemeriksaan rutin untuk tiap bagian alat,

sehingga alat tetap dalam kondisi siap pakai.

B.4.2. Bila ada kerusakan, langsung catat kondisi kerusakan

dan segera rujuk ke teknisi spesialis.

B.4.3. Sebelum meninggalkan ruangan/selesai kerja, pastikan

bahwa semua alat telah dimatikan.

B.5. Penyimpanan Light Source (Sumber Cahaya)

B.5.1. Letakkan/simpan alat pada kondisi aman, missal :

- Tempat penyimpanan rata/tidak miring, hindari dari

getaran dan benturan.

- Alat tetap dalam kondisi kering, terhindar dari

percikan air/cairan

- Tekanan udara (70-1.000 mbar)

- Suhu udra (10-40oC)

- Kelembaban udara (30-80oC)

- Jauhkan dari gas/cairan yang gampang terbakar.

35

Page 36: endoskopi 1

C. WATER CONTAINER

Water container adalah botol plastik yang berisi air yang dialirkan ke

fiberskop agar air/water fedding dapat berfungsi pada waktu prosedur

berlangsung.

Pada Water container akan dijelaskan mengenai :

1. Kegunaan

Kegunaannya adalah untuk memompa udara dan air dari Water

container dialirkan ke saluran pencernaan lewat fiberskop dengan

tujuan agar lumen dapat kelihatan dengan jelas.

2. Konstruksi

Konstruksi terbagi beberapa bagian yaitu :

1. Lid

2. Tube

3. Metal tip

4. botol

3. Pembersihan dan Desinfeksi Water container

1. Water container yang sudah dipergunakan langsung dicuci dan

dibersihkan, disikat dengan air sabun kemudian bilas dengan air

bersih.

2. Cuci kembali dengan cidex, kemudian bilas dengan air bersih.

3. Keringkan water container dengan kasa bagian dalam,

kemudian bagian luar keringkan dengan lap handuk sampai

kering.

4. Pemeliharaan dan penyimpanan Water container

1. Agar alat tersebut tetap terpelihara jangan diisi air kalau alat

tersebut tidak dipakai.

2. Sebaiknya alat tersebut dibiarkan dalam keadaan kering.

3. pada waktu akan dipakai air diisi ¾ botol pada batas yang telah

ditentukan..

36

Page 37: endoskopi 1

D. SUCTION PUMP

Pada tindakan endoskopi, suction pump multak digunakan, karena

suction pump berguna untuk menghisap/membersihkan cairan yang

terdapat pada daerah yang diperiksa.

Konstruksi Suction Pump

D.1.1. Power swictch on/off

D.1.2. Tombol pengatur kekuatan tekanan

D.1.3. Botol A

D.1.4. Botol B

D.1.5. Slanag Suction

D.2. Pembersihan Suction Pump

D.2.1. Setelah suction pump dipakai cairan yang ada dalam botol

suction pump pada tempat yang telah disediakan.

D.2.2. Bersihkan botol suction pump dengan menggunakan air

sabun, lalu disikat, kemudian bilas dengan air bersih.

D.2.3. Keringkan botol suction dengna handuk.

F. ASSESSORIES FIBERSKOP

Assessories Fiberskop terdiri dari :

F.1. Forsep biopsy

F.2. Kateter injector Skleroterapi

F.3. Snare Polipektomi (Treatment of Tumor)

F.4. Kateter ERCP

F.5. Sikat (Citolog/brush)

F.6. Forceps angkat benda asing (Retrieval)

F.7. Basket (Extraction of Calculi)

F.8. Hemostasis

F.9. Papilotomo knife (Sphincterotomy)

37

Page 38: endoskopi 1

F.10. Basekt penghancur batu pada saluran empedu (lithotripsy)

F.11. Clipping (marking)

F.12. Biliary drainage

Yang akan dijelaskan dalam buku pedoman ini :

F.1. Forsep biopsy

F.2. Kateter ijection skleroterapai

F.3. Kateter ERCp.

F.1. FORCEP BIOPSI

Forcep Biopsi digunakan untuk mengambil spesimen dari jaringan

yang diperiksa.

Forcep biopsy terdiri dari sepasang cup yang tajam yang dikontrol

oleh kabel yang fleksibel.

F.1.1 Kontruksi forsep biopsy

F.1.1.a. Handle part

F.1.1.b. Flexible tube

F.1.1.c. Forcep Tip

F.1.2. Pembersihan dan desinfekosi forcep biopsi

Cara membersihkan dan mendesinfeksi forcep biopsi

- Sikat fleksibel biopsy sampai ke ujungnya dengan

menggunakan desinfektan yang sudah dilarutkan (Lihat

instruksi penggunaan desinfektan yang digunakan)

- Sikat ujung biopsy dengna sikat khusus (sikat gigi)

- Bilas di bawah air kran yang mengalir hingga bersih dan

keringkan dengan lap kering.

- Masukkan alat biopsy kedalam kantong plastik yang

berisi tablet formalin, kemudian masukkan kedalam bak

instrumen.

38

Page 39: endoskopi 1

F.1.3. Pemeliharaan forcep biopsi

Forcep Biopsi ini seringkali seret. Hal ini disebabkan oleh

karena adanya kotoran yang terdapat pada bagian-bagian

tertentu atau disebabkan karena kurangnya pelumas. Jika alat

ini digunakan, maka akan ada kotoran di bagian dalam, dan

bersihkan forsep secara ultrasonic setidak-tidaknya 5 menit.

Pembersihan secara ultrasonic dapat menghilangkan semua

pelumas. Jadi gunakan kembali pelumas silicon pada bagian

yang bergerak, agar dapat digunakan dengan baik. Jika tidak

berhasil dengna cara ini, maka gantilah dengan forcep yang

baru. Gunakanlah minyak silicon “ringan” untuk melumasi

perlengkapan (AO273).

Forcep Biopsi merupakan perlengkapan yang memerlukan

pelumasan. Minyak yang digunakan adalah minyak silicon

MB146 yang cocok dengan bahan pemebntuk cincin “O”.

gunakanlah pelumas secukupnya untuk mengolesi katup.

F.1.4. Penyimpanan forcep biopsi

Penyimpanan forcep biopsi sama halnya dengan penyimpanan

fiberskop. Alat yang sudah kering digulung dengan jarak 20 cm

dimasukkan kedalam kantong plastik yang berisi tablet formalin,

kemudian masukkan ke dalam bak instrumen.

Tulis jenis forcep biopsi pada setiap kantong plastik tersebut,

misalnya :

* Forcep Biopsi EGD

* Forcep Biopsi Kolonoskopi

* Forcep Biopsi ERCP

Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan petugas/perawat

dalam mempersiapkan alat-alat.

39

Page 40: endoskopi 1

F.2. Kateter Injector Skleroterapi

Kateter Skleroterapi adalah kateter yang terbuat dari bahan

yang flesibel, pada ujungnya terdapat jarum injector.

Kegunaan Kateter Skleroterapi adalah untuk menyuntik

bahan/obat sklerosan, Histoacryl dan Adrenalin untuk tujuan

terapi endoskopi.

F.2.1. Konstruksi Kateter Kateter Skleroterapi

Konstruk kateter Kateter Skleroterapi adalah sebagai

berikut :

F.2.1.a. Luer-Lock Moutpiece

F.2.1.b. Flexible Tube

F.2.1.c. jarum injector

F.2.2. Pembersihan dan desinfeksi Kateter Injector

Skleroterapi

F.2.2.a. Cara membersihkan dan mendesinfeksi Kateter

injector Skleroterapi secara manual.

F.2.2.a.1. Cuci bagian luar kateter, kemudian semprotkan

air bersih, semprotkan larutan cidex ke bagian

dalam, lalu bersihkan, sikat jarum sklero dengan

menggunakan sikat halus, kemudian rendam

kateter ke dalam larutan cidex selama 10-15

menit.

F.2.2.a.2. Bilas kateter bagian dalam dan bagian luar

dengan air bersih hingga bersih.

F.2.2.a.3. Gunakan tekanan suction untuk mengeluarkan

air yang didalam kateter agar lekas kering.

F.2.2.a.4. Kateter digulung dengan jarak 20 cm.

F.2.2.b. Cara membersihkan dan mendesinfeksi Kateter

injector skleroterapi secra automatif mesin.

40

Page 41: endoskopi 1

F.2.2.b.1. Lakukan pembersihan secara manual mulai

tahap 1 sampai tahap ke 3.

F.2.2.b.2. Letakkan kateter skleroterapi kedalam bak I

yang telah diisi larutan cidex, kemudian hidupan

mesin washer fibeskop selama 15 menit.

F.2.2.b.3. Angkat kateter tersebut, lalu pindahkan ke

dalam bak ke 2 yang bersih air bersih selama

15 menit.

F.2.2.b.4. Angkat kateter skleroterapi, kemudian keringkan

dengan handuk, bagian dalamnya keringkan

dengan menggunakan tekanan suction/

F.2.2.b.5. Kateter digulung dengan jarak 20 cm.

F.2.3. Penyimpanan dan pemeliharaan kateter

injector skleroterapi

F.2.3.a. Kateter injector Skleroterapi dimasukkan kedalam

kantong plastik yang berisi 2 tablet formalin yang

dibungkus dalam kasa.

F.2.3.b. Masukkan kantor plastik yang berisi Kateter

Skleroterapi kedalam bak instrumen.

F.2.3.c. Tulis jenis/nama kateter tersebut pada kantong

plastik.

F.3. Kateter ERCP

Kateter ERCP yang digunakan untuk diagnostik sebaiknya

memakai tip kateter, yang mana hal ini akan memudahkan

rotasi pada saluran empedu. Kateter ERCP berfungsi untuk

menyemprotkan kontras ke dalam saluran empedu, melalui

fiberskop, dan gambarnya dapat dilihat langsung melalui TV

monitor radiology.

F.3.1. Konstruksi Kateter ERCP

Konstruksi dari Kateter ERCP adalah sebagai berikut :

41

Page 42: endoskopi 1

F.3.1.a. Luer-Lock Mouthpiece

F.3.1.b. Flexible Tube

F.3.1.c. Distal End

F.3.1.d. Stylet wire

F.4. Pembersihan dan Desinfeksi Diatermi (Electro Surgical

Unit/ESU)

Bersihkan permukaan luar alat ESU penghubung dengan lap

yang dibasahi alcohol.

F.5. Pemeliharaan Diatermi ((Electro Surgical Unit/ESU)

F.3.1. Menjaga semua sambungan dalam keadaan kering

F.3.2. Letakkan ESU sejauh mungkin dari alat kontrol kamera

F.3.3. Gunakan stop kontak utama yang berbeda (arus ESU

dengan alat CCTV)

F.3.4. Jagalah agar alat selalu dalam keadaan bersih dan

kondisi baik, sehingga tetap dalam kondisi siap pakai,

serta tidak terjadi kebocoran arus listrik.

F.6. Penyimpanan Diatermi ((Electro Surgical Unit/ESU)

Perhatikan cara penyimpanan kabel-kabel alat penghubung

dalam gulungan yang baik.

42

Page 43: endoskopi 1

BAB II

PERSIAPAN PASIEN, ALAT DAN MENDAMPINGI DOKTER

DALAM TINDAKAN TTB (TRANSTORAKAL BIOPSI)

Definisi : TTB adalah melakukan biopsy jarum halus secara

transtorakal dengan tanpa atau tuntunan fluroskop/USG/CT

Scan untuk diagnostik.

Tujuan : Untuk pengambilan bahan sitopatologi dan mikroorganisme

dari lesi diparu.

Indikasi : - lesi padat di paru (perifer)

- lesi pada mediastinum

Kontra indikasi :

* Absolut : lesi dihilus (sentral)

* Relatif :

- Kelainan faktor pembekuan

- Hipertensi pulmoner

- Fistula artinovena paru

- Kista pulmoner

- Enfisena paru lanjut

PERSIAPAN PENDERITA SEBELUM TTB

Persiapan pada penderita yang akan dilakukan TTB terdiri dari

A. Persiapan Umum

1. Persiapan Psikologis

Memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai prosedur dan

kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi selama atau

sesudah tindakan TTB dengan tujuan agar pasien tidak cemas atau

takut sehingga membantu kelancaran TTB.

3. Administrasi

Mengisi surat pernyataan setuju atas tindakan yang ditanda tangani

oleh penderita atau keluarga.

43

Page 44: endoskopi 1

B. Persiapan Tindakan

1. Bahan dan Alat

- Jarum sumpit /spuit 20 cc

- Jarum lumbal ukuran 25 atau 23, panjang 120 mm

- Duck lubang steril

- Hidocoin 2% / xyclocoain 2%

- Gelas objek dan larutan fiksasi (alcohol 95%)

- Keadah herisi alcohol 95% untuk merendam objek gelas.

- Spuit 5 cc

- Spuit 2,5 cc

- Bethadin

- Sarung tangan

- Kosa steril

- Konsteril

- Plester

- Gunting

- Kamel kecil

- Penggaris

- Spidol

2. Persiapan pasien

- Foto thorax Ap dan lateral atau CT Scan pom.

3. Ruang dan fasilitas

Sebaiknya diruang tindakan khusus, tetapi dapat juga dilakukan

diruang rawat dan dilakukan dengan tuntunan flouroskop, USG dan

CT Scan.

PROSEDUR TINDAKAN

A. Tuntunan Fluoroskop :

- Dilakukan diruang radiology

- Penderita berbaring sesuai dengan rencana “Approach tindakan”

44

Page 45: endoskopi 1

- Disenfeksi dan tutup dengan duck lubang steril.

- Anastesi local dengan hidocein secukupnya pada dinding thorax

terdekat dengan lesi.

- Insersi jarum lumbal No. 25/23 dan arahkan dengan tuntunan sinar

X sampai target yang tepat, lepas mandrin, maju mundurkan 2-3

cm, cabut dan semprotkan pada beberapa gelas objek prosedur

dapat dinding sampai didapatkan hasil yang memuaskan.

- Awasi perdarahan dan pneumotoraks dengan monitor sinar X.

B. TUNTUNAN USG

- Dilakukan di ruang USC

- Pasien berbaring dilakukan pemeriksaan USG dengan “Probi”

khusus TTB menentukan lokasi dan kedalam lesi diberi tanda

pada kulit lokasi tersebut.

- Lakukan tindakan biopsy (seperti tuntutan dengan fluroskop).

- Awasi pneumotoraks paska tindakan.

C. TUNTUNAN CT. SCAN

- Dilakukan di ruang CT. Scan.

- Pasien berbaring, lakukan pemeriksaan CT Scan untuk

menentukan lokalisasi.

- Beri alat sebagai penanda pada lokasi lesi (yang tidak berpendar

seperti kateter vaskuler) lakukan pemeriksaan CT Scan lagi untuk

melihat posisi menunda (apakah sudah tepat atas lesi).

- Lakukan anatesi local pada tempat tersebut, masukan jarum lumbal

No. 25/23 dengan kedalaman sesuai lokasi lesi, lakukan

pengecekan lagi dengan CT Scan untuk melihat apakah sudah

tepat menembus lesi.

- Lakukan tindakan biopsy seperti diatas.

45

Page 46: endoskopi 1

KOMPLIKASI

- Batuk darah

- Pneumotorax

- Implatasi sel ganas

- Piotoraks/empisena

- Syok neuroganik

PENYULIT

- Pendarahan

- Henoptisis

- Syok Neurogenik

Interprestasi : Didapatkan jaringan paru.

46

Page 47: endoskopi 1

47

Page 48: endoskopi 1

48