pendekatan risiko pada sistem rujukan obstetri

Upload: nurhafizahimfista

Post on 02-Mar-2016

41 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sistem rujukan

TRANSCRIPT

PENDEKATAN RISIKO PADA SISTEM RUJUKAN OBSTETRI DAN PENGANTAR ILMU ETIKA

Oleh:NURHAFIZAH0808121345

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU2012Pendekatan Risiko Pada Sistem Rujukan Obstetri

Pendekatan risiko merupakan strategi operasional untuk mencegah proaktif dalam pelayanan kebidanan melalui upaya dini pengendalian / pencegahan proaktif terhadap komplikasi dalam persalinan, merupakan:1. Strategi, mengatur dan menegakkan prioritas, berawal dari pengenalan dini masalah kesehatan dan sosial, diikuti dengan mengukur kebutuhan ibu untuk perawatan kehamilan, tempat dan penolong persalinan aman sesuai dengan kondisi ibu hamil dan janin.2. Metode, untuk menilai kebutuhan sumber daya dalam keluarga, masyarakat dan fasilitas kesehatan yaitu pemanfaatan biaya dan transportasi yang efisien / efektif.3. Alat, menentukan fasilitas kesehatan secara relevan, rasional, dan profesional di tiap tingkat pelayanan dalam melakukan penanganan adekuat untuk semua ibu hamil, ibu risiko rendah atau ibu risiko tinggi yang masih sehat, serta ibu dengan komplikasi persalinan dini.

Tujuan pendekatan risiko pada ibu hamil:1. Meningkatkan mutu pelayanan dimulai pengenalan dini faktor risiko pada semua ibu hamil.2. Memberikan perhatian lebih khusus dan lebih intensif kepada ibu yang berisiko tinggi yang kemungkinan lebih besar terjadi komplikasi persalinan dengan risiko lebih besar terjadi kematian, kesakitan, kecacatan, ketidakpuasan, ketidaknyamanan pada ibu atau bayi baru lahir atau disingkat dengan 5K.3. Mengembangkan perilaku pencegahan proaktif antisipatif dengan dasar Paradigma sehat melalui pemberdayaan ibu hamil, suami, dan keluarga agar mempersiapkan mental, biaya, dan transportasi.4. Melakukan peningkatan rujukan terencana melalui upaya pengendalian / pencegahan proaktif terhadap terjadinya rujukan estafet dan rujukan terlambat.Faktor risiko pada ibu hamil yang merupakan masalah suatu keadaan atau ciri tertentu pada seseorang atau suatu kelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan risiko terjadinya komplikasi persalinan dan merupakan suatu mata rantai dalam proses yang merugikan yang berujung kematian/kesakitan/kecacatan/ketidaknyamanan/ketidakpuasan pada ibu atau janin. Dampak kecacatan dapat terjadi pada ruptura uteri yang dilakukan histerektomi,ibu akan cacat karena tidak mempunyai rahim lagi serta fungsi reproduksinya berakhir. Faktor risiko dikelompokkan dalam 3 kelompok:1. Kelompok faktor risiko IAda potensi gawat obstetri dengan 7 terlalu dan 3 pernah. 7 terlalu : primi muda, primi tua, primi tua sekunder, umur 35 tahun, grade multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah 145 cm.3 pernah : riwayat obstetri jelek, persalinan lalu mengalami perdarahan pascapersalinan dengan infus/transfusi, uri manual, tindakan pervaginam, bekas operasi sesar. Ibu dengan kelompok faktor risiko I selama hamil sehat, membutuhkan KIE pada tiap kontak mengenai kemungkinan terjadinya komplikasi persainan.

2. Kelompok faktor risiko IIAda gawat obstetri penyakit ibu, seperti preeklampsia ringan, hamil kembar, hidramnion, hamil serotinus, letak sungsang, dan letak lintang. Biasanya pada ibu yang umur kehamilan lebih lanjut yang memungkinkan terjadinya komplikasi persalinan lebih besar, membutuhkan KIE untuk melakukan rujukan terencana ke pusat rujukan.

3. Kelompok faktor risiko IIIAda gawat darurat obstetri, seperti perdarahan antepartum dan preeklampsi berat. Pada keadaan ini nyawa ibu / janin bisa terancam dan harus segera dirujuk tepat waktu ke RS dalam upaya menyelamatkan ibu/bayi baru lahir.

Risiko merupakan ukuran statistik epidemiologi terjadinya suatu keadaan gawat darurat obstetri yang tidak diinginkan pada masa mendatang yaitu perkiraan akan terjadinya komplikasi dalam persalinan dengan dampak kematian pada ibu dan bayi.Sistem rujukan merupakan sistem pelayanan kesehatan di mana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan. Sistem rujukan terbagi atas rujukan terencana dan rujukan tepat waktu. Rujukan terencana terdiri dari rujukan dini berencana dan rujukan dalam rahim. Rujukan terencana ini berhasil dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir, pratindakan tidak membutuhkan stabilisasi, penanganan dengan prosedur standar, alat, obat generik, dengan biaya mudaha terkendali.

Pengantar Ilmu Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti kebiasaan-kebiasaan atau tingkah laku manusia. Etika merupakan studi tentang nilai-nilai tentang bagaimana kita sebaiknya berperilaku berdasarkan pertimbangan baik buruk.Prinsip-prinsip utama untuk tindakan profesional dan menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan adalah otonomi,yang dalam praktek kedokteran mengandung arti mengatur diri sendiri, menghormati otonomi pasien berarti mengakui hak individu. Beneficence yang berarti berbuat baik yang mengharuskan dokter bertindak dengan cara menguntungkan pasien. Nonmalefience yang berarti tidak merugikan atau menyebabkan luka. Justice (keadilan) adalah prinsip yang paling belakangan diterima, ini merupakan prinsip yang paling kompleks karena tidak hanya kewajiban dokter untuk memberikan yang terbaik, tetapi juga peran dokter dalam mengalokasikan sumber daya medik yang terbatas.Pengambilan keputusan etik dalam bidang klinik tidak dapat secara khusus mengandalkan pendekatan tunggal etika biomedik. Langkah-langkah pedoman dalam pengambilan keputusan etik:1. Identifikasi pembuatan keputusan2. Kumpulkan data, tetapkan fakta dan masalah3. Identifikasi semua pilihan tindakan4. Evaluasi pilihan-pilihan tindakan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terlibat5. Identifikasi konflik etika dan coba terapkan prioritas6. Seleksi pilihan yang paling baik7. Evaluasi ulang keputusan setelah diimplantasikan.Persetujuan tindakan (informed consent) adalah memberikan kewenangan kepada dokter setelah mengerti sepenuhnya dan mendapat informasi mengenai manfaat dan risiko tindakan yang akan dilakukan, termasuk prosedur dan alternatif tindakan atau pengobatan. Pasien berhak menolak atas tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses mendapatkan persetujuan:1. Siapa yang akan mengambil keputusan2. Ciri pasien: latar belakang, pendidikan, dan bahasa pasien harus dipahami dokter.3. Emosi. Perasaan dan ketakutan dari pasien jangan ditimbulkan.