pendekatan inquiry
DESCRIPTION
Tugas Dasar2 PembelajaranTRANSCRIPT
Makalah Dasar-dasar Pembelajaran Fisika
tentang
PENDEKATAN INQUIRY
disusun oleh :
Fanesa Prousvaliza R. (06101011012)
Lira Vantari (06101011026)
Intan Permata Sari (06101011027)
Reny (06101011037)
Iful Amri (06101011041)
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Pendiddikan Fisika 2010
Universitas Sriwijaya
Inderalaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berkenaan dengan materi “Pendekatan Inquiry”
yang merupakan salah satu dari materi pembelajaran Dasar-Dasar Pemelajaran Fisika2
yang harus kami pelajari pada semester VI ini.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak, kepada teman-teman yang
telah membantu menysun makalah ini dan kepada Bapak Muhammad Yusup,S.Pd.,M.Pd.
., Dr. Ketang Wiyono,S.Pd., M.Pd. dan Drs.Abidin Pasaribu,M.M. selaku dosen Dasar-
dasar Pemelajaran Fisika 2.
Dalam pembuatan makalah ini sudah pasti banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kami minta maaf. Saran dan kritik yang besifat membangun
sangat kami harapkan guna mencapai kesempurnaan makalah ini untuk yang akan
datang.
Indralaya, Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................i
Kata Pengantar ............................................................................................................ii
Daftar Isi ....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................................1
BAB II ISI .....................................................................................................................2
2.1 Pengertian Inquiry ...................................................................................................2
2.2 Komponen Model Pembelajaran Inquiry .................................................................4
2.3 Tingkatan-tingkatan dalam Pembelajaran Inquiry....................................................4
2.4 Pembelajaran Berbasis Inquiry.................................................................................4
2.5 Keunggulan dan Kelemahan Model Inquiry..............................................................4
BAB III PENUTUP........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Rumusan Masalah
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN INQUIRY
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris ”inquiry” yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan
pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri
adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003).
Joko Sutrisno (David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science
Through Inquiry :1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak.
“Inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia
untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa
ingin tahu. Dengan kata lain, inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan
keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman
untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993)”.
Disimpulkan, bahwa model inquiry merupakan model pembelajaran
yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa,
sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
2.2 KOMPONEN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
Dalam praktiknya aplikasi model pembelajaran inkuiri ini sangatlah
beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun menurut Garton,
(2005) bahwa pembelajaran dengan model inkuiri memiliki 5 komponen yang
umum yaitu :
Question
Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka
yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan
suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang
dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan
oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau
masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa.
Student Engangement
Dalam model inquiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu
keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan
secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau
menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut
terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan
pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam
melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction
Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam
kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa
bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan
guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua
jawaban benar.
Performance Evaluation.
Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk
membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya
mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini
dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.
Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources
Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya
buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan
lain sebagainya.
2.3 TINGKATAN-TINGKATAN DALAM PEMBELAJARAN INQUIRY
Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang meliputi
topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau
rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan
kesimpulan Bonnstetter (2000) membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu
praktikum (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur (structured
science experiences), inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri siswa mandiri
(student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research).
1) Traditional hands-on
Praktikum (tradisional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling
sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai
dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk
buku petunjuk yang lengkap. Pada tingkat ini komponen esensial dari
inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, oleh karena itu,
Martin-Hansen (2002), menyatakan bahwa praktikum tidak termasuk
kegiatan inkuiri.
2) Pengalaman sains yang terstruktur
Tipe inkuiri berikutnya ialah pengalaman sains terstruktur (structured
science experiences), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan
topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan
kesimpulan dilakukan oleh siswa.
3) Inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Pada inkuiri terbimbing, siswa diberikan kesempatan untuk bekerja
merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan
secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan
bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
4) Inkuri Siswa Mandiri (student directed inquiry)
Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakan sebagai
inkuiri penuh (Martin-Hansen, 2002) karena pada tingkatan ini siswa
bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru
hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan
pengembangan pertanyaan.
5) Penelitian Siswa (student research)
Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan
proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.
2.4 PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY
Pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki
pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan
masalah sekaligus membuat keputusan. Pembelajaran berbasis inkuri
memungkinkan siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri
memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika siswa melakukan
eksplorasi, akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang melibat matematika,
bahasa, ilmu sosial, seni, dan juga teknik.
Menurut Hacket, (1998) di dalam Standar Nasional Pendidikan Sains di
Amerika Serikat, inkuiri digunakan dalam dua terminologi yaitu :
1. Sebagai pendekatan pembelajaran ( scientific inquiry ) oleh guru
Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara
terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu
pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan
melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa.
2. Sebagai materi pelajaran sains ( science as inquiry ) bagi siswa
Sebagai bagian dari materi pelajaran, inkuiri merupakan kemampuan
yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat melakukan penyelidikan
ilmiah.
Lebih lanjut, Joyce (dalam Gulo, 2005:194) menyatakan bahwa kondisi
umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah :
1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengandung siswa
berdiskusi;
2) Inkuiri berfokus pada hipotesis; dan
3) Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).
Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut :
a) Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.
b) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
c) Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
d) Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
e) Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
f) Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisai kelas.
g) Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai sisa.
Hasil yang diharapkan dari siswa
menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri
adalah seperti yang terlihat pada gambar
9.5, yakni :
Memperoleh pengetahuan tentang
fokus inkuiri
Mengembangkan keterampilan
berpikir dan memberi alasan
Mengembangkan keterampilan
metakognitif
Mengembangkan sikap positif terhadap inkuiri dan apresiasi terhadap
pengetahuan sementara (awal)
Pada makalah ini tahapan pembelajaran yang digunakan diadaptasi dari tahapan
pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak dalam (Trianto:172).
Adapaun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
Tabel 1. Tahap Pembelajaran Inkuiri
Fase Perilaku Guru1. Menyajikan pertanyaan
atau masalahGuru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan dipapan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.
5. Mengumpulkan dan menganalis data
Guru memberi kesempatan pada tiap kelopmpok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Sudjana dalam Trianto (2010:172), menyatakan ada lima tahapan yang
ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu:
1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa;
2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis;
3) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau
permasalahan;
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi;
5) Mengaplikasikan kesimpulan.
Sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran pada model pembelajaran inkuiri,
adalah:
Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar
disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.
Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.
Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada diri siswa tentang
apa yang ditemukan dalam proses pembelajaran inkuiri (Gulo, 2002:85).
2.5 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN MODEL INQUIRY
2.5. 1. Keunggulan Model Inquiry
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2000:143) keunggulan
model inkuiri adalah:
Siswa ikut berpartisispasi secara aktif didalam kegiatan belajarnya,
sebab metode inkuiri menekankan poad proses pengolahan infpormasi
pada peserta didik
Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep dan rumuis, sebab
siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan konsep atau rumus
tersebut.
Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulakan semangat
ingin tahu para siswa.
Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan demikian
kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi.
Guru tetap memiliki kontak pribadi
Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang
sangan sulit dilupakan.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai
dengan kemampuan sendiri.
Memungkinkan bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas
kemampuan intelektual secara mandiri.
2.5. 2. Kelemahan Model Inquiry
Kelemahan model Inkuiri adalah sebagai berikut :
Kurang berhasil bila jumlah siswa dalam jumlah yang banyak dalam satu
kelas
Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa
dengan metode ceramah dan tanya jawab
Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan
pada penguasaan kognitif dan mengabaikan aspek keterampilan, nilai
dan sikap
Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya dapat
dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadi siswa kebingungan
Memerlukan sarana dan fasilitas
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan olehh setiap guru.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard.2012. Learning to Teach,9th ed. New York : McGraw-Hill
A'izah, Nur Futchatil. 2011. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Dikaitkan
Dengan Gaya Belajar Siswa Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. [online]. Dari:
repository.upi.edu/operator/.../s_fis_0706583_chapter2.pdf diakses pada 04 Maret
2013
http://binham.wordpress.com/2012/04/25/metode-pembelajaran-inkuiri/ diakses pada
03 Maret 2013
http://mahurianasla.blogspot.com/search?q=inkuiri diakses pada 03 Maret 2013
http://susilofy.wordpress.com/2010/09/28/metode-pembelajaran-inkuiri/ diakses pada
03 Maret 2013
http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/03/metode-inkuiri/ diakses pada 03 Maret
2013