bab ii kajian teoretis a. model inquiry based learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/bab ii.pdf ·...

55
23 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learning 1. Pengertian Model Inquiry Based Learning Model inkuiri merupakan proses pembelajaran yang dibangun atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Para siswa didorong untuk berkolaborasi memecahkan masalah, dan bukannya sekedar menerima instruksi langsung dari gurunya. Tugas guru dalam lingkungan belajar berbasis pertanyaan ini bukanlah untuk menyediakan pengetahuan, namun membantu siswa menjalani proses menemukan sendiri pengetahuan yang mereka cari. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan bukan sumber jawaban. Inquiry Based Learning didasari atas pemikiran John Dewey, seorang pakar pendidikan Amerika, yang mengatakan bahwa pembelajaran, perkembangan, dan pertumbuhan seorang manusia akan optimal saat mereka dihadapkan dengan masalah nyata dan substantif untuk dipecahkan. Ia percaya bahwa kurikulum dan instruksi seharusnya didasarkan pada tugas dan aktivitas berbasis komunitas yang integratif dan melibatkan para pembelajar dalam tindakan-tindakan sosial pragmatis yang membawa manfaat nyata pada dunia. Inkuiri mengasumsi bahwa sekolah berperan sebaik mungkin untuk mempermudah pengembangan diri sendiri (self - development). Oleh karena itu, inkuiri bersifat berpusat pada siswa, menentukan supaya para siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajarannya. Inkuiri melibatkan unsur search-

Upload: trinhanh

Post on 07-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

23

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Model Inquiry Based Learning

1. Pengertian Model Inquiry Based Learning

Model inkuiri merupakan proses pembelajaran yang dibangun atas

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Para siswa didorong untuk

berkolaborasi memecahkan masalah, dan bukannya sekedar menerima

instruksi langsung dari gurunya. Tugas guru dalam lingkungan belajar

berbasis pertanyaan ini bukanlah untuk menyediakan pengetahuan, namun

membantu siswa menjalani proses menemukan sendiri pengetahuan yang

mereka cari. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan bukan sumber jawaban.

Inquiry Based Learning didasari atas pemikiran John Dewey, seorang

pakar pendidikan Amerika, yang mengatakan bahwa pembelajaran,

perkembangan, dan pertumbuhan seorang manusia akan optimal saat mereka

dihadapkan dengan masalah nyata dan substantif untuk dipecahkan. Ia

percaya bahwa kurikulum dan instruksi seharusnya didasarkan pada tugas dan

aktivitas berbasis komunitas yang integratif dan melibatkan para pembelajar

dalam tindakan-tindakan sosial pragmatis yang membawa manfaat nyata pada

dunia. Inkuiri mengasumsi bahwa sekolah berperan sebaik mungkin untuk

mempermudah pengembangan diri sendiri (self - development). Oleh karena

itu, inkuiri bersifat berpusat pada siswa, menentukan supaya para siswa ikut

serta secara aktif dalam pembelajarannya. Inkuiri melibatkan unsur search-

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

24

surprise, dan sifat ini menjadikannya bersifat sangat memotivasi siswa. Tidak

ada kumpulan pengetahuan dan kecakapan yang harus dipelajari oleh semua.

Proses pembelajaran dipandang sebagai hasil yang penting seperti produknya,

misalnya apa yang dipelajari.

Sedangkan guru dalam model Inquiry Based Learning berperan sebagai

fasilitator yang memberikan tantangan kepada para siswa dengan membantu

mereka mengidentifikasi pertanyaan dan masalah, serta membimbing inkuiri

yang dilakukan. Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa

sebagai pemikir yang aktif mencari, memeriksa, memproses data dari

lingkunganya menuju beragam tujuan yang paling cocok dengan

karakteristik-karakteristik mentalnya.

Menurut khoirul Anam (2015, h. 7) mengemukakan bahwa :

Secara bahasa, Inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata,

dalam bahasa inggris yang berarti; penyelidikan/meminta keterangan;

terjemahan bebas untuk konsep ini adalah “ siswa diminta untuk mencari

dan menemukan sendiri’’. Dalam konteks penggunaan inkuiri sebagai

metode belajar mengajar, siswa ditempatkan sebagai subjek

pembelajaran, yang berarti bahwa siswa memiliki andil besar dalam

menentukan suasana dan model pembelajaran. Dalam metode ini, setiap

peserta didik didorong untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar,

salah satunya dengan secara aktif mengajukan pertanyaan yang baik

terhadap setiap materi yang disampaikan dan pertanyaan tersebut tidak

harus selalu dijawab oleh guru, karena semua peserta didik memiliki

kesempatan yang sama untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan.

Sumantri (1999, h. 164) menyatakan bahwa metode inkuiri adalah cara

penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

25

Model inkuiri berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada

diri siswa, dan menempatkan siswa dalam suatu peran yang menuntut inisiatif

besar dalam menemukan hal-hal penting untuk dirinya sendiri.

Menurut (Gulo 2002 dalam Trianto 2014, h. 78) berpendapat bahwa :

Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran

utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (a) keterlibatan siswa secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar; (b) keterarahan kegiatan secara

logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (c) mengembangkan

sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses

inkuiri.

Menurut Carin and Sund dalam Ahmadi (2005, h.108) berpendapat

bahwa :

Metode inkuiri didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk

mencari dan menyelidiki masalah secara sistematis, kritis, logis, dan

analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan mereka

dengan rasa percaya diri.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa

inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh pada keterlibatan siswa secara maksimal dalam

kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa

yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

26

2. Karakteristik Model Inquiry Based Learning

Karakteristik model Inquiry Based Learning menurut Gulo (2002, h.95)

adalah sebagai berikut: a. driving question or problem, b. interdisciplinary

focus, c. authentic Investigation, d. production of artifacts and exhibits, e.

collaboration Inquiry Based Learning mengorganisasikan pengajaran seputar

penemuan dan pemecahan masalah yang penting secara sosial dan bermakna

secara personal bagi peserta didik. Masalah yang diinvestigasi dipilih karena

solusinya menuntut peserta didik untuk menggali banyak subjek. Investigasi

autentik yang berusaha menemukan solusi riil untuk masalah riil. Peserta

didik harus menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan

hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi,

melaksanakan eksperimen, membuat referensi, dan menarik kesimpulan.

Hasil investigasi berbentuk produk berupa pemahaman dengan

mengkonstruksi hal yang dapat menjelaskan atau merepresentasikan solusi

mereka. Produk itu bisa berbentuk debat bohong-bohongan, bisa berbentuk

laporan, model fisik, video, atau program komputer yang nanti akan

dideskripsikan, dirancang oleh peserta didik untuk mendemonstrasikan

kepada orang lain apa yang telah mereka pelajari dan memberikan alternatif

yang menyegarkan untuk makalah wajib atau ujian tradisional. Kolaborasi

atau kerja sama memberikan motivasi untuk keterlibatan secara berkelanjutan

dalam tugas-tugas kompleks dan meningkatkan kesempatan untuk berdialog

bersama, dan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

27

Sifat-sifat atau karakteristik yang ingin dimunculkan dari para siswa

dalam lingkungan IBL ini, menurut Neil Postman dan Charles Weingartner

dalam Nuhardi, dkk, (2009:9) adalah:

a. Percaya diri terhadap kemampuan belajarnya.

b. Senang saat berusaha memecahkan masalah.

c. Percaya pada penilaian sendiri dan tidak sekedar bergantung pada

penilaian orang lain maupun lingkungan.

d. Tidak takut menjadi salah.

e. Tidak ragu dalam menjawab.

f. Fleksibilitas pandangan.

g. Menghargai fakta dan mampu membedakan antara fakta dan opini.

h. Tidak merasa perlu mendapat jawaban final untuk semua pertanyaan

dan lebih merasa nyaman saat tidak mengetahui jawaban dari

pertanyaan sulit daripada sekedar menerima jawaban yang terlalu

disederhanakan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa

karakteristik model Inquiry Based Learning adalah dapat menemukan dan

memecahkan masalah dengan rasa percaya diri.

3. Prinsip-Prinsip Inquiry Based Learning

Sagala (2009, h. 69) menyatakan bahwa prinsip pembelajaran yang

digunakan mengalami perubahan pendekatan cara lama menjadi cara baru,

karena pendekatan tersebut mengedepankan kajian psikologi. Pendekatan ini

mengacu pada kondisi dan situasi peserta didik dalam menjalani proses

pembelajaran, pendekatan inkuiri mengedepankan kajian psikologi dan

beracuan pada kondisi dan situasi peserta didik dalam menjalani proses

pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman, pendekatan

pembelajaran kini telah banyak mengalami perubahan.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

28

Dalam hal ini Sagala (200 9, h. 69) mengidentifikasi beberapa prinsip

dalam pendekatan dari cara lama ke cara yang baru sebagai berikut:

a. Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan

terencana.

b. Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkat peserta

didik.

c. Dalam proses pembelajaran menghormati individu peserta didik.

d. Memperhatikan kondisi objektif individu bertitik tolak pada

perkembangan pribadi peserta didik.

e. Menggunakan metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan

materi pelajaran.

f. Memaparkan konsep masalah dengan penuh disiplin.

g. Menggunakan pengukuran dan evaluasi belajar yang standar untuk

mengukur kemampuan belajar.

h. Penggunaan alat-alat audio visual dengan memanfaatkan fasilitas

maupun perlengkapan yang tersedia secara optimal.

Menurut Sanjaya (2010, h.199) penggunaan inkuiri harus memperhatikan

bebrapa prinsip-prinsip, yaitu diantaranya:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan

kemamapuan berpikir. Strategi pembelajaran ini selain berorientasi

pada hasil belajar juga beroreintasi pada proses belajar. Kriteria

keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan

strategi inkuiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat

menguasai materi pelajaran, namun sejauh mana siswa beraktivitas

mencari dan menemukan.

b. Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik

interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan

antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses

interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,

tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu

sendiri.

c. Prinsip Bertanya

Peran guru dalam menggunakan model inkuiri adalah guru sebagai

penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap

pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses

berpikir.

d. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, namun belajar

adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

29

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak

kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan

otak secara maksimal.

e. Prinsip Keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba kemungkinan, segala sesuatu

mungkin saja terjadi. Oleh karena itu anak-anak perlu diberikan

kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan

kemampuan logika dan nalar. Pembelajaran yang bermakna adalah

pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai

hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah

menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa

mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan

kebenaran hipotesis yang diajukan.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa prinsip

dalam Inquiry Based Learning adalah mengacu pada aspek perkembangan

siswa, mengembangkan kemampuan berpikir, bertanya berinteraksi, dan

mencoba segala kemungkinan yang ada dengan memanfaatkan beragam cara.

4. Langkah-Langkah Model Inquiry Based Learning

Langkah-langkah dengan model inkuiri menurut (Suchman dalam

Arikunto 2014, h. 84-85) sebagai berikut :

a. Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang

sebenarnya.

b. Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada di sekeliling

kondisi tersebut.

c. Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi

tersebut.

d. Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan

dan jawabannya “ya” atau “tidak”.

e. Membuat kesimpulan dari data-data yang diperoleh.

Secara umum, langkah-langkah model inkuiri based learning dalam

[http://ronisaputra01.blogspot.co.id/2014/11/model-embelajaran-inkuiri-

based-learning.html dikutip pada tanggal 22 Mei 2016] sebagai berikut:

a. Orientasi

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

30

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan

agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang

dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah

orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan

strategi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas

menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa

kemauan dan kemampuan maka proses pembelajaran tidak akan

berjalan dengan lancar.

b. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan

adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan

teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin

dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa

didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban

itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu

melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang

sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses

berpikir.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang

perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,

sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.

Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh

kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.

Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan

akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam

pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses

pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat

dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti

mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan

tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

31

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai

kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada

siswa data mana yang relevan.

Gulo (2005) menyatakan bahwa inquiry tidak hanya mengembangkan

kemampuan dan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk

pengembangan emosional dan keterampilan inquiry merupakan suatu proses

yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan langkah-

langkah dari model Inquiry Based Learning adalah :

a. Stimulation : Guru mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau

menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat

permasalahan.

b. Problem statement : peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi

berbagai permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang dipandang

paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih ini

selanjutnya harus dirumuskan dalam pertanyaan atau hipotesis (pernyataan

sebagai jawaban sementara atas pertanyaan tersebut)

c. Data collection : untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar

tidaknya hipotesis itu peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan

berbagai informasi yang relevan, dengan jelas membaca literatur, mengamati

objeknya, mewawancarai orang sumber, mencoba (uji coba) sendiri dan

sebagainya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

32

d. Data processing : semua informasi (hasil bacaan wawancara, observasi, dan

sebagainya) itu diolah diacak diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan kalau

perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan dengan tingkat

kepercayaan tertentu.

e. Verification : berdasarkan hasil olahan dan tafsiran atau informasi yang ada

tersebut(available information), pertanyaan atau hipotesis yang dirumuskan

terlebih dahulu kemudian dicek, atau apakah terjawab atau, dengan kata lain

terbukti atau tidak.

f. Generalization : tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa

belajar menarik generalisasi/ kesimpulan tertentu.

5. Kelebihan dan Kelemahan Inquiri Based Learning

Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, peran guru lebih

aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi peserta didik, guru dianggap sebagai

sumber informasi, sedangkan peserta didik hanya sebaga subjek yang harus

menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Akibatnya peserta didik

memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak pernah dilatih untuk menemukan

pengetahuan dan konsep sehingga peserta didik cenderung lebih cepat bosan

dalam mengikuti pelajaran, serta cepat lupa dengan materi pelajaran yang

diajarkan.

Masalah demikian dapat diatasi dengan cara menerapkan model Inquiry

Based Learning dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan pendekatan ini

peserta didik dilibatkan secara aktif dalam kegiatan. Dari uraian di atas dapat

diketahui bahwa model Inquiry Based Learning mempunyai banyak

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

33

kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah. Adapun kelebihan model

dengan pendekatan Inquiry Based Learning menurut Sagala (2009, h.69)

sebagai berikut:

a. Kelebihan Model Inquiry Based Learning

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri

peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep

dasar dan ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi

proses belajar yang baru.

3) Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap obyektif, jujur, dan terbuka.

4) Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan

hipotesisnya sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri.

9) Peserta didik dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga

mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Menurut Arikunto 2014, h. 80 berpendapat bahwa kelebihan

pembelajaran inkuiri :

1) Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap

jauh lebih bermakna.

2) Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa utuk belajar

sesuai dengan gaya belajar mereka.

3) Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4) Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki

kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki

kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang

lemah dalam belajar.

Berdasarkan kelebihan tersebut di atas, model Inquiry Based Learning

merupakan model pembelajaran yang memotivasi peserta didik untuk lebih

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

34

aktif dalam mengikuti pembelajaran, namun selain memiliki kelebihan, model

Inquiry Based Learning ini juga meiliki kekurangan.

b. Kekurangan Model Inquiry Based Learning menurut Sagala (2009,

h.69) sebagai berikut:

1) Diharuskan adanya kesiapan mental pada peserta didik.

2) Perlu adanya proses penyesuaian/adaptasi dari metode tradisional ke

pendekatan ini.

3) Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang

sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah

ditentukan.

Menurut Arikunto 2014, h. 80 berpendapat bahwa kekurangan

pembelajaran inkuiri :

1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan

kebiasaan siswa dalam belajar.

3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan

waktu yang telah ditentukan.

4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan

sulit diimplemetasikan.

Berdasarkan kekurangan tersebut di atas, model Inquiry Based Learning

merupakan model pembelajaran yang membutuhkan kesiapan mental, proses

penyesuaian, dan waktu yang panjang dalam mengimplementasikannya.

B. Tipe Pembelajaran Make A Match

1. Pengertian Tipe Pembelajaran Make A Match

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah model make a match. Pembelajaran dengan

menggunakan model ini menitik beratkan kepada kartu pasangan sebagai

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

35

media penanaman suatu konsep tertentu. Kartu pasangan yang disajikan atau

diberikan menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran karena siswa akan

belajar memahami suatu konsep atau fakta dengan cara mendeskripsikan dan

menceritakan kartu yang diberikan berdasarkan ide/gagasannya.

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match)

dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini

adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam

semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. (Anita Lee,

2010, h. 55). Salah satu keunggulan dari teknik ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana

yang menyenangkan (Rusman, 2010, h. 223).

Menurut Agus Suprijono (2010, h. 94) hal-hal yang perlu dipersiapkan

jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu.

Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu

lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Menurut Suyatno (2009, h. 72) menungkapkan bahwa model Make A

Match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi

soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa

mencari pasangan kartunya.

Menurut Wahab (2009, h. 5) model pembelajaran Make A Match adalah

sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial

terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

36

kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan

dibantu kartu.

Jadi dari pendapat tersebut dapat kita simpulkan Make A Match

merupakan cara belajar dengan mencari pasang yang cocok dengan kartu

yang dipegang, karena dalam pembelajaran ini, siswa ada yang memegang

kartu jawaban dan ada yang memegang pertanyaan-pertanyaan.

2. Prinsip Dasar dan Tujuan Metode pembelajaran Make A Match

Metode pembelajaran tipe Make A Match melatih siswa untuk memiliki

sikap sosial yang baik dan melatih kemapuan siswa dalam bekerjasama

disamping melatih kecepatan berpikir siswa. Metode pembelajaran Make A

Match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada

permainan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan

dengan Make A Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari

kartu berisi pertanyaan-pertanyaan/soal dan kartu lainnya berisi jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Menurut Suyatno (2009 : 102) Prinsip-prinsip model make and match

antara lain :

a. Anak belajar melalui berbuat

b. Anak belajar melalui panca indera

c. Anak belajar melalui bahasa

d. Anak belajar melalui bergerak

Tujuan dari pembelajaran dengan model make and match adalah untuk

melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya

terhadap suatu materi pokok (Fachrudin, 2009 : 168). Siswa dilatih berpikir

cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

37

Menurut Benny (2009 : 1001), sebelum guru menggunakanan model

make and match guru harus mempertimbangkan : (a) indicator yang ingin

dicapai (b) kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa dan efektifitas ruangan

(c) alokasi waktu yang akan digunakan dan waktu persiapan. Pertimbangan

diatas sangat diperlukan karena model make and match tidak efektif apabila

digunakan pada kelas yang jumlah siswanya diatas 40 dengan kondisi ruang

kelas yang sempit. Sebab dalam pelaksanaan pembelajaran, make and match,

kelas akan menjadi gaduh dan ramai. Hal ini wajar asalkan guru dapat

mengendalikannya.

Model pembelajaran make and match dapat dipergunakan pada alokasi.

Dalam mengembangkan dan melaksanakan model Make and Match, menurut

Suyatno (2009 : 42) guru seharusnya mengembangkan hubungan baik dengan

siswa dengan cara :

a. Perlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat

b. Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka dan perasaan

mereka

c. Bayangkan apa yang akan mereka katakan mengenai diri sendiri dan

guru

d. Ketahuilah hambatan-hambatan siswa

e. Berbicaralah dengan jujur dan halus

f. Bersenang-senanglah bersama mereka

Model pembelajaran make and match merupakan model yang

menciptakan hubungan baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa

bersenang-senang dalam permainan. Kesenangan tersebut juga dapat

mengenai materi dan siswa dapat belajar secara langsung maupun tidak

langsung.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

38

Dari paparan di atas mengenai prinsip-prinsip dan tujuan dari model

Make A Match, penulis simpulkan bahwa dengan menggunakan model Make

A Match siswa akan banyak belajar dan mulai belajar dari mulai belajar

berbuat, belajar melalui panca indera dan belajar bergerak. Maka aktivitas

siswa di kelas lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi yang

diajarkan sesuai dengan prinsip dari model Make A Match ini.

3. Langkah-Langkah Tipe Pembelajaran Make A Match

Langkah-langkah model pembelajaran Make a Match (mencari pasangan)

dalam Miftahul Huda (2013, h. 252) adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk

mempelajari materi di rumah.

b. Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan

kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

c. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu

jawaban kepada kelompok B.

d. Guru menyampakian kepada siswa bahwa mereka harus

mencari/mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok

lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimal waktu yang ia

berikan kepada mereka.

e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari

pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan

pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri

kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah

dipersiapkan.

f. Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah

habis. Siswa yang belum menemukan pasangannya diminta untuk

berkumpul sendiri.

g. Guru memanggil satu pasangaan untuk prsentasi. Pasangan lain dan

siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan

tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan

presentasi.

i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai

seluruh pasangan melakukan presentasi.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

39

Langkah-langkah model pembelajaran Make a Match menurut Rusman

(2011,h. 223) adalah sebagai berikut:

a. Guru meyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik

yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi

sebaliknya berupa kartu jawaban).

b. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atu soal

dari kartu yang dipegang.

c. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (kartu soal / kartu jawaban).

d. Siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin.

e. Setelah babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

f. Kesimpulan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Pembelajaran Make A Match

Kelebihan dan kelemahan model Make A Match menurut Miftahul Huda

(2013, h. 253-254) adalah :

Kelebihan model pembelajaran tipe Make A Match antara lain:

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif

maupun fisik.

b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.

c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi

e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

Kelemahan media Make A Match antara lain:

a. Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu

yang terbuang.

b. Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu

berpasangan dengan lawan jenisnya;

c. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa

yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.

d. Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa

yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.

e. Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

40

Kelebihan Dan Kekurangan pembelajaran Make A Match menurut

Prawindra Dwitantra (2011) ada beberapa kelebihan dan kelemahan model

make a match, sebagai berikut :

Kelebihan model Make A Match :

a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

b. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan

belajar secara klasikal 87,50%.

Kelemahan model Make A Match:

Disamping memiliki kelebihan, belajar dengan make a match juga

memiliki kelemahan, diantarannya :

a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak

bermain-main dalam proses pembelajaran.

c. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai.

Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat kita simpulkan kelemahan dan

kelebihan metode Make A Match sebagai berikut :

Kelebihan tipe Make A Match:

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif

maupun fisik;

b. Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan;

c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;

d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi;

e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar;

f. Kerjasama antar siswa terwujud dengan dinamis;

g. Munculnya dinamika gotong royong yang merat di seluruh siswa.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

41

Kelemahan model Make A Match :

a. Jika anda tidak merancangnya dengan baik, maka banyak waktu

terbuang;

b. Pada awal-awal penerpaan model ini, banyak siswa yang malu bisa

berpasangan dengan lawan jenisnya;

c. Menggunakan model ini secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan.

d. Jika kelas termasuk kelas gemuk (lebih dari 30 orang/kelas) apabila

guru kurang bijaksana maka yang muncul adalah susunan seperti

pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini

akan mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi

jika gedung kelas tidak kedap suara. Tapi hal ini dapat diantisispasi

dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa

sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Pada dasarnya

mengendalikan kelas itu tergantung bagaimana guru memotivasinya

pada langkah pembukaan.

e. Guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan kartu-kartu

tersebut sebelum masuk ke kelas.

C. Aktivitas Belajar

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih

dahulu dijelaskan tentang Aktivitas dan Belajar. Menurut Anton M. Mulyono

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

42

(2001, h. 26), Aktivitas artinya “kegiatan / keaktifan”. Jadi segala sesuatu

yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-

fisik, merupakan suatu aktivitas.

Menurut Poerwadarminta (2003, h. 23) “aktivitas adalah kegiatan”, jadi

aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan

belajar.

Menurut Nana Sudjana (1989, h. 105) mengatakan, “aktivitas belajar

sebagai proses yang terdiri beberapa unsur yaitu tujuan belajar, siswa yang

termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, siswa yang

memahami situasi, dan pola respon siswa”.

Aktivitas belajar adalah upaya yang dilakukan oleh guru agar peserta

didik belajar. Dalam pembelajaran peserta didik lah yang menjadi subjek,

dialah pelaku kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran peserta

didik dituntut keaktifannya. Aktif yang dimaksud adalah peserta didik

aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan dan terlibat

aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena belajar memang merupakan

suatu proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuannya.

Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut

bertentangan dengan hakikat belajar (Dimyati, 1999, h.262).

[http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-aktivitas-belajar-

dan.html diakses pada tanggal 22 Mei 2016]

Adapun menurut Gie (dalam Florensiana, 2011,h.18), Aktivitas belajar

adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan

seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan

pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada banyaknya

perubahan. Menurut Sardiman (dalam Saminanto, 2010, h. 97), yang

dimaksud aktivitas belajar adalah keaktifan yang bersifat fisik maupun

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

43

mental. Dalam kegiatan pembelajaran, kedua aktivitas tersebut harus saling

menunjang agar diperoleh hasil yang maksimal.

Peserta didik merupakan suatu organisasi yang hidup, dalam dirinya

terkandung banyak kemungkinan dan potensi yang hidup, dalam dirinya

terkandung banyak potensi dan potensi yang hidup dan sedang berkembang.

Dalam diri masing-masing peserta didik tersebut terdapat “prinsip aktif”

yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan

tingkah lakunya. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke

tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup perlu mendapat

kesempatan berkembang ke arah tujuan tertentu.

Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana

peserta didik belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, peserta didik

memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku

lainnya termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem

pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan aktivitas

(keaktifan) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

Jadi dari pendapat tersebut dapat kita simpulkan dari pengertian yang

disampaikan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan siswa secara sadar dalam

setiap kegiatan pembelajaran yang dapat mengakibatkan perubahan

pengetahuan atau kemahiran pada siswa tersebut.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

44

2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan

klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich (Dimyati, 1999, h. 266) membagi

kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

a. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar,

mengamati eksperimen, demonstrasi, mengamati orang lain bekerja

atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi

saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan

suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan,

memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau

rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

e. Kegiatan-kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik,

diagram, peta, pola.

f. Kegiatan-kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan

permainan, menari, berkebun.

g. Kegiatan-kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memchkan

masalah, menganalisis faktor-faktor dan membuat keputusan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang,

dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada

semua kegiatan tersebut diatas, dan bersifat tumpang tindih (Walgito,

2003, h.136).

Sardiman (2011, h. 101) menyatakan bahwa jenis aktivitas yang dapat

dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebagai berikut:

a. kegiatan-kegiatan visual (visual activities), seperti: membaca, melihat

gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan

mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), seperti: mengemukakan suatu

fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan

pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,

diskusi, dan interupsi.

c. kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), seperti:

mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau

diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan

radio.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

45

d. kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), seperti: menulis cerita,

menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat

rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

e. kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), seperti:

menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

f. kegiatan-kegiatan motorik (motor activities), seperti: melakukan

percobaan, memilih alat-alat pembelajaran, melaksanakan pameran,

membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

g. kegiatan-kegiatan mental (mental activities), antara lain :

merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-

faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

h. kegiatan-kegiatan emosional (emotional activites), di antaranya yaitu:

minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan

dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan.

Dari paparan di atas penulis dapat simpulkan bahwa siswa diharapkan

mampu melakukan aktivitas yang dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk aktif dalam pembelajaran serta menuntut siswa untuk melakukan

kegiatan seperti membaca, mengajukan pertanyaan, mendengarkan

percakapan atau diskusi kelompok, membuat laporan, menggambar,

menyelenggarakan permainan, dapat mengingat dan berani mengemukakan

pendapat, siswa dituntut untuk melakukan kegiatan sehingga pembelajaran

aktif dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tercapai.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar secara umum faktor-

faktor yang mempengaruhi pada diri seseorang, menurut Ngalim Purwanto

(2004, h. 107) terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Secara rinci kedua faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu

yang belajar, baik aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis

(psikis).

1) Aspek Fisik (Fisiologis)

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

46

Orang yang belajar membutuhkan fisik yang sehat. Fisik yang sehat

akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga aktivitas belajar

tidak rendah. Keadaan fisik pada pisik/tubuh mengakibatkan cepat

lemah, kursng bersemangat, mudah pusing, dan sebagainya. Oleh

karena itu agar seseorang dapat belajar dengan baik maka harus

mengusahakan kesehatan dirinya (Ngalim Purwanto. 1992, h. 107)

2) Aspek Psikhis (Psikologis)

Menurut Sardiman A. M (2008, h. 45), sedikitnya ada delapan faktor

psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas

belajar. Faktor-faktor itu adalah perhatian, pengamatan, tanggapan,

fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan motif. Secara rinci faktor-faktor

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan yang diarahkan kepada suatu obyek, baik

didalam maupun di luar dirinya (Abu Ahmadi, 203:145). Makin

sempurna perhatian yang menyertai aktivitas maka akan semakin

sukseslah aktivitas belajar itu. Oleh karena itu, guru seharusnya selalu

berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya agar aktivitas belajar

mereka turut berhasil.

b) Pengamatan

Pengamatan adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri

maupun lingkungan dengan segenap panca indera. Karena fungsi

pengamatan sangat sentral, maka alat-alat pengamatan yaitu panca

indera perlu mendapatkan perhatian yang optimal dari pendidik, sebab

tidak berfungsinya panca indera akan berakibat terhadap jalannya

usaha pendidikan pada anak didik. Panca indera dibutuhkan dalam

melakukan aktivitas belajar. (Sardiman, 2008, h. 45)

c) Tanggapan

Tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan, dalam nama

obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu

pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya

tinggal kesan-kesannya saja. (Abu Ahmadi, 2003, h. 64) atau bekas

yang ditinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan.

Tanggapan itu akan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar

setiap siswa (Sardiman, 2008, h. 45)

d) Fantasi

Fantasi adalah sebagai kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-

tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi

manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan

menjangkau ke depan, keadaan-keadaan yang akan datang. Dengan

fantasi ini, maka belajar akan memiliki diri atau pihak lain (Abu

Ahmadi, 2003, h. 78).

e) Ingatan

Ingatan adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan

memproduksi kesan-kesan, menyimpan, dan memproduksi. Dengan

adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

47

suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan

menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami (Abu Ahmadi

2003, h. 70).

f) Bakat

Bakat adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu

keinginan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Hal ini dekat dengan

persoalan intelegensia yang merupakan struktur mental yang

melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu. Kemampuan itu

menyangkut: achievment, capacity, and attitude (Sardiman, 2008, h.

46).

g) Berfikir

Berfikir merupakan aktivitas mental untuk dapat merumuskan

pengertian, mensintesis, dan menarik kesimpulan (Sardiman, 2008, h.

46).

h) Motif

Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu

untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Apabila aktivitas belajar itu didorong oleh suatu motif dari dalam diri

siswa, maka keberhasilan belajar itu akan mudah diraih dalam waktu

yang relatif tidak cukup lama (Sardiman, 2008, h. 46).

b. Faktor Eksternal

Menurut Ngalim purwanto (2004, h. 102-106) faktor eksternal terdiri

atas : 1) keadaan keluarga, 2) guru dan cara mengajar, 3) Alat-alat

pelajaran, 4) motivasi sosial, dan 5) lingkungan serta kesempatan.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini:

1) Keadaan Keluarga

Siswa sebagai peserta didik di lembaga formal (sekolah) sebelumnya

telah mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga. Di keluargalah

setiap orang pertama kali mendapatkan pendidikan. Pengaruh

pendidikan di lingkungan keluarga, cara orang tua mendidik, keadaan

ekonomi, hubungan antar anggota keluarga, pengertian orang tua

terhadap pendidikan anak dan hal-hal lainnya di dalam keluarga turut

memberikan karakteristik tertentu dan mengakibatkan aktif dan

pasifnya anak dalam mengikuti kegiatan tertentu.

2) Guru dan cara Mengajar

Lingkungan sekolah, dimana dalam lingkungan ini siswa mengikuti

kegiatan belajar mengajar, dengan segala unsur yang terlibat di

dalamnya, seperti bagaimana guru menyampaikan materi, metode,

pergaulan dengan temannya dan lain-lain turut mempengaruhi tinggi

rendahnya kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

3) Alat-alat Pelajaran

Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengakapan yang

diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik

dari guru-gurunya. Kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu,

akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

48

4) Motivasi Sosial

Dalam proses pendidikan timbul kondisi-kondisi yang diluar tanggung

jawab sekolah, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan

lingkungan masyarakat atau bersumber pada lingkungan alam. Oleh

karena itu corak hidup suatu lingkungan masyarakat tertentu dapat

mendorong seseorang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar

atau sebaliknya.

5) Lingkungan dan Kesempatan

Lingkungan, dimana siswa tinggal akan mempengaruhi perkembangan

belajar siswa, misalnya jarak antara rumah dan sekolah yang terlalu

jauh, sehingga memerlukan kendaraan yang cukup lama pada

akhirnya dapat melelahkan siswa itu sendiri. Selain itu, kesempatan

yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh

lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di

luar kemmapuannya. Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih-

lebih lagi berlaku bagi cara belajar pada orang-orang dewasa.

Menurut Jessica (2009:1-2) faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas

belajar, yaitu:

a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada

faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang

mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain

yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain

sebagainya.

b. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar

siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan

pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan

sikap.

Dari pemaparan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor

aktivitas belajar dipengaruhi oleh faktor internal yakni aspek fisik (fisiologi)

dan aspek psikis (psikologi), faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang

untuk melakukan aktivitas belajar. Faktor-faktor itu adalah perhatian,

pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan motif. Faktor

eksternal yakni keadaan keluarga, guru dan cara mengajar, alat-alat pelajaran,

motivasi sosial, lingkungan dan kesempatan.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

49

4. Indikator-Indikator Aktivitas Belajar

Hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh aktivitas peserta didik tetapi

aktivitas guru sangat diperlukan untuk merencanakan kegiatan peserta didik

yang bervariasi, sehingga kondisi pembelajaran akan lebih dinamis dan tidak

membosankan. Berikut ini jenis aktivitas belajar berdasarkan Depdiknas

(2004) pada [http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/definisi-aktivitas-

belajar.html diakses pada tanggal 22 Mei 2016]

Sebagai indikator aktivitas belajar peserta didik secara individual dalam

proses belajar mengajar di kelas adalah sebagai berikut:

a. Kehadiran di kelas

b. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas

c. Kelengkapan buku catatan Menyimak dan memperhatikan penjelasan

d. Menyampaikan pendapat

Sebagai indikator aktivitas belajar peserta didik dalam kegiatan

praktikum secara kelompok di laboratorium adalah sebagai berikut:

a. Kekompakkan kerjasama dalam kelompok

b. Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar

c. Menggunakan alat-alat pratikum dengan tepat

d. Memperoleh data dari percobaan Membuat kesimpulan dengan benar

MenurutErna(dalamhttp://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikato

r-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/) (13 Juni

2016) indikator keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari:

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

b. Kerjasamanya dalam kelompok

c. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli

d. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal

e. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok

f. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

g. Memberi gagasan yang cemerlang

h. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang

i. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain

j. Memanfaatkan potensi anggota kelompok

k. Saling membantu dan menyelesaikan masalah

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

50

D. Hasil belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan

hasil belajar, di dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai pengajar

sekaligus pendidik yanng memegang peranan dan tanggung jawab besar

dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan siswa dalam proses

belajar.

Ketika mengikuti proses pembelajaran di sekolah, setiap siswa

mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang

baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar

tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Menurut Hamalik (2002, h. 155) Hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam

perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan

menjadi sopan dan sebagainya.

Sudjana (2009, h. 22), mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa kearah yang lebih baik setelah

ia belajar yang dapat diamati dan di ukur dalam perubahan intelektual dan

sikap maupun keterampilan.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

51

Menurut Nasution (2006, h. 36) hasil belajar adalah hasil dari suatu

interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes

yang diberikan guru.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002, h. 36) hasil belajar adalah hasil

yang ditujukan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukan

dengan nilai tes yang diberikan guru.

Pengertian lain tentang hasil belajar dikemukakan oleh Howard dalam

Nana Sudjana (2002:22):

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (a) keterampilan dan

kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian,(c) sikap dan cita-cita,

masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan pelajaran yang

telah ditetapkan dalam kurikulum.

Dari pemaparan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian

hasil belajar merupakan perubahan perilaku akibat dari proses belajar

mengajar. Hasil belajar dapat diukur melalui kegiatan penilaian. Penilaian

dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan untuk menilai sejauh

mana materi yang diberikan yang dapat dikuasai oleh siswa. Hasil belajar

dapat dilaporkan dalam bentuk nilai atau angka.

2. Unsur-unsur Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom (Sudjana, 2009, h. 22) yang secara garis besar

membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik. Di bawah ini akan lebih dijelaskan mengenai ketiga

ranah tersebut, di antaranya:

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

52

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat

rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan reflex,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan

interaktif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru

di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai

isi bahan pengajaran dan pada penelitian ini peneliti hanya meneliti mengenai

hasil belajar dalam ranah kognitif dan ranah afektif saja.

3. Karakteristik Hasil Belajar

Menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2002) membagi beberapa ciri-ciri hasil

belajar sebagai berikut:

Page 31: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

53

a. Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan,

keterampilan sikap dan cita-cita.

b. Adanya perubahan mental dan perubahan jasmani.

c. Memiliki dampak pengajaran dan pengiring.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakteristik atau

ciri-ciri hasil belajar adalah berupa perubahan pengetahuan, kebiasaan, sikap

serta adanya perubahan mental dan perubahan jasmani yang ditunjukkan.

Ranah kognitif berkenaan dengan perubahan tingkah laku dan intelektual

(pengetahuan), dimana diterimanya pengetahuan oleh yang belajar sehingga

terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu.Ranah afektif berkenaan

dengan perubahan dari tingkah laku dalam sikap atau perbuatannya. Ranah

psikomotor berkenaan dengan kemampuan memanipulasi secara fisik, dimana

diperolehnya keterampilan bagi individu yang belajar sehingga terjadi

perubahan yang semula tidak biasa menjadi biasa.

4. Faktor Pendorong dan Penghambat Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Rusman (2012,

h. 124) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal

1) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak

dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani

dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam

menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki

kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut

mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi

intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan

daya nalar peserta didik.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

54

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor

lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan social.

Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar

pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan

sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran di

pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang

cukup untuk bernafas lega.

2) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan

dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar

yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum,

sarana dan guru.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor

pendorong dan penghambat hasil belajar adalah sebagi berikut:

1) Faktor Pendorong Hasil Belajar

Faktor pendorong kemapuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap

keberhasilan belajar siswa yang dicapai, motivasi belajar, keterampilan

belajar, ketekunan, dan sosial ekonomi.

2) Faktor Penghambat Hasil Belajar

Pengaruh dari dalam siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab

hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang

diniati dan disadarinya, siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan

untuk belajar dan berprestasi. Ia harus menggerakan segala daya dan upaya

untuk mencapainya.

5. Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, antara lain:

a. Menyiapkan Fisik dan Mental Siswa

Page 33: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

55

Persiapkanlah fisik dan mental siswa, karena apabila siswa tidak siap fisik

dan mentalnya dalam belajar, maka pembelajaran akan berlangsung sia-sia

atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan bisa belajar

lebih efektif dan hasil belajar akan meningkat. Semuanya di awali dengan

sebuah niat yang baik. Mulailah dengan mengajari mereka memulai dengan

baik.

b. Meningkatkan Konsentrasi

Lakukan sesuatu agar konsentrasi belajar siswa meningkat. Hal ini tentu akan

berkaitan dengan lingkungan dimana tempat mereka belajar. Kalau disekolah

pastikan tidak ada kebisingan yang membuat mereka terganggu. Kebisingan

biasanya memang faktor utama yang mengganggu jadi pihak sekolah harus

bisa mengatasinya. Apabila siswa tidak dapat berkonsentrasi dan terganggu

oleh berbagai hal diluar kaitan dengan belajar, maka proses dan hasil belajar

tidak akan maksimal. Pengajar juga harus tahu karakter siswa masing-masing.

Karena ada juga yang lebih suka belajar dalam kondisi lain selain ketenangan.

c. Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi juga merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak akan ada

keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi.

Pengajar dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi termotivasi

dalam belajar.

d. Menggunakan Strategi Belajar

Pengajar bisa juga harus membantu siswa agar bisa dan terampil

menggunakan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang

Page 34: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

56

sedang dipelajari. Setiap pelajaran akan memiliki karakter yang berbeda-beda

sehingga strateginya juga berbeda. Berikan tips agar bisa menguasai pelajaran

dengan baik. Tentu setiap pelajaran memiliki karakteristik dan kekhasannya

sendiri-sendiri dan memerlukan strategi khusus untuk mempelajarinya.

e. Belajar Sesuai Gaya Belajar

Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain. Pengajar

harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang memungkinkan

agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik. Pengajar harus bisa

memilih strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai akan

sangat berpengaruh. Gaya belajar yang terakomodasi dengan baik juga akan

meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga mereka dapat berkonsentrasi

dengan baik dan tidak mudah terganggu oleh hal-hal lain di luar kegiatan

belajar yang berlangsung. Siswa juga diajarkan untuk menerapkan strategi

sendiri jika memang siswa tersebut memilikinya.

f. Belajar Secara Menyeluruh

Maksudnya disini adalah mempelajari secara menyeluruh adalah mempelajari

semua pelajaran yang ada, tidak hanya sebagiannya saja. Perlu untuk

menekankan hal ini kepada siswa, agar mereka belajar secara menyeluruh

tentang materi yang sedang mereka pelajari. Jadi, sangat perlu bagi pengajar

untuk bisa mengajarkan kepada siswanya untuk bisa belajar secara

menyeluruh.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

57

g. Membiasakan Berbagi

Tingkat pemahaman siswa pasti lah berbeda-beda satu sama lainnya. Bagi

yang sudah lebih dulu memahami pelajaran yang ada, maka siswa tersebut di

ajarkan untuk 57ias berbagi dengan yang lain. Sehingga mereka terbiasa juga

mengajarkan atau berbagi ilmu dengan teman-teman yang lainnya.

E. Analisis dan Pengembangan Materi Mengenal Lembaga-Lembaga

Dalam Susunan Pemerintahan Desa Dan Pemerintahan Kecamatan

1. Ruang Lingkup Materi

Keluasan materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di

dalamnya yang harus dipelajari oleh siswa, sedangkan keluasan cakupan

materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang

dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.

Pembelajaran yang peneliti pilih adalah materi mengenai mengenal lembaga-

lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Kedalaman materi tersebut yaitu:

a. Pemerintahan Desa

Desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah

kecamatan, yang dipimpin oleh kepala desa. Menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal

Page 36: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

58

usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa adalah wilayah yang ditempati sejumlah penduduk dan merupakan

organisasi pemerintahan terendah. Wilayah desa terdiri atas beberapa dusun.

Dusun terdiri atas beberapa Rukun Warga (RW). RW sendiri terdiri atas

beberapa Rukun Tetangga (RT). Desa dipimpin seorang kepala desa yang

dipilih oleh rakyat.

1) Pemerintahan Desa

Pemerintahan adalah suatu sistem untuk menjalankan wewenang dan

kekuasaan dalam mengatur kehidupan rakyat di segala bidang kehidupan

mereka seperti sosial, ekonomi, dan politik. Pemerintah harus bertindak

semata-mata untuk kepentingan rakyat karena tujuan dibentuknya suatu

pemerintahan adalah agar rakyat dapat hidup dengan sejahtera. Lembaga

pemerintahan desa merupakan lembaga yang menjalankan pemerintahan

desa. Pemerintahan desa terdiri atas pemerintah desa dan bermitra dengan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Pemerintah desa terdiri atas :

a) Kepala desa

Kepala desa adalah kepala pemerintah desa yang dipilih langsung oleh

peduduk desa untuk masa jabatan 6 tahun melalui pemilihan kepala desa atau

disingkat pilkades. Kepala desa dapat dipilih satu kali lagi untuk masa jabatan

berikutnya. Kepala desa bertanggung jawab dalam bidang pembangunan dan

kemasyarakatan.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

59

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 14 s.d. 15

dengan tegas dijelaskan tugas, kewenangan, kewajiban, dan hak kepala desa.

Tugas kepala desa antara lain menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan. Kewenangan kepala desa antara lain

memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Kepala desa mempunyai tugas dan tanggung jawab, di antaranya:

(1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;

(2) Membina perekonomian desa;

(3) Membina kehidupan masyarakat desa;

(4) Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa;

(5) Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat di desa;

(6) Mewakili desanya baik di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk

kuasa hukumnya.

b) Pamong/Perangkat Desa

Perangkat desa membantu kepala desa di dalam sistem pemerintahan desa

dan dapat terdiri atas unsur staf, unsur pelaksana, dan unsur wilayah.

(1) Unsur staf, yaitu unsur pelayanan seperti sekretariat dan tata usaha.

(2) Unsur pelaksana, yaitu unsur pelaksana teknis lapangan seperti urusan

pamong tani desa dan urusan keamanan.

(3) Unsur wilayah, yaitu unsur pembantu kepala desa di wilayah bagian desa,

seperti kepala dusun, yang jumlahnya dan sebutannya sesuai kebutuhan dan

kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

60

Perangkat desa bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya yang dibantu beberapa staf seperti kepala urusan

(kaur), pelaksana teknis lapangan, dan unsur kewilayahan. Pamong desa atau

perangkat terdiri atas : Sekretaris Desa (Sekdes) atau Carik, Kepala Urusan

(Kaur), Kepala dusun atau kebayan.

(4) Sekretaris Desa (Sekdes/Carik)

Sekretaris desa merupakan unsur/staf yang membantu kepala desa.

Sekretaris desa bertugas di bidang administrasi, memberikan pelayanan teknis

administrasi kepala seluruh perangkat desa, dan pelayanan umum. Sekretaris

desa diangkat oleh sekretaris daerah kabupaten/kota atas nama

bupati/walikota.

(5) Kepala Urusan (Kaur)

Penetapan kepala urusan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya ada kepala

urusan pemerintahan, kepala urusan pembangunan, kepala urusan keuangan,

kepala urusan kemasyarakatan, dan kepala urusan umum. Tiap-tiap kepala

urusan bertugas sesuai dengan bidang masing-masing. Tugas utama kepala

urusan adalah membantu sekretaris desa.

(6) Kepala dusun atau Kebayanan

Kepala dusun adalah pelaksana tugas kepala desa di wilayah dusun.

Kepala dusun melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pembangunan dan

kemasyarakatan di wilayah kerjanya.

c) Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Page 39: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

61

Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sejajar dan menjadi mitra

kerja pemerintah desa. BPD terdiri atas ketua, wakil ketua, dan sekretaris

serta anggota yang dipilih atas dasar musyawarah. BPD adalah badan

perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa,

yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa,

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD

adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara

musyawarah dan mufakat, dengan masa jabatan 6 tahun dan dapat dipilih

kembali satu kali masa jabatan berikutnya

(1) menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,

(2) menyelenggarakan pemilihan kepala desa dan perangkat desa,

(3) melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah desa.

2) Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

Susunan organisasi pemerintahan di setiap desa tidak tentu sama. Hal ini

karena tergantung dari kebutuhan dan keadaan desa masing-masing. Lebih

lanjut bisa dirinci sebagai berikut.

a) Kepala desa

b) Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

c) Sekretaris Desa (Sekdes)

d) Kepala urusan (Kaur) pemerintahan

e) Kepala urusan (Kaur) pembangunan

f) Kepala urusan (Kaur) kesejahteraan rakyat

Page 40: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

62

g) Kepala urusan (Kaur) keuangan

h) Kepala urusan (Kaur) umum

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

b. Pemerintahan Kelurahan

Di daerah perkotaan, desa disebut Kelurahan. Kelurahan merupakan

wilayah yang terdiri atas beberapa kampung. Kampung terdiri atas beberapa

Rukun Warga (RW). RW terdiri atas beberapa Rukun Tetangga (RT).

Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah. Lurah adalah pegawai

negeri/pemerintah. Lurah tidak dipilih oleh rakyat, lurah ditunjuk oleh wali

kota/bupati atas usul camat.

1) Pemerintahan Kelurahan

Kelurahan biasanya terdapat di daerah perkotaan. Kepala kelurahan

sering disebut Lurah. Lurah adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

mampu dan cakap dalam menjalankan tugas. Lurah diangkat oleh

bupati/walikota atas usul kepala kecamatan dari pegawai negeri sipil yang

Page 41: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

63

berprestasi. dalam melaksanakan tugasnya, lurah bertanggung jawab kepada

bupati/walikota melalui camat. Lurah memiliki beberapa tugas pokok, di

antaranya sebagai berikut:

a) Menyusun dan menetapkan kebijakan pemberdayaan masyarakat.

b) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan masyarakat yang

menjadi kewenangannya.

c) Melaksanakan program pemberdayaan masyarakat.

d) Memelihara terciptanya ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

e) Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di masyarakat

f) Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan

Seksi-seksi yang terdapat di tingkat kelurahan, yaitu sebagai berikut.

a) Seksi pemerintahan.

b) Seksi ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

c) Seksi pemberdayaan masyarakat.

d) Seksi prasarana umum.

e) Seksi pelayanan umum.

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan

Page 42: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

64

2) Lembaga Kemasyarakatan

Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan, yaitu lembaga yang

dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra

pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.

Lembaga-lembaga kemasyarakatan di desa atau kelurahan, antara lain:

a) Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

b) Karang Taruna

c) Koperasi

d) Lembaga Musyawarah Desa (LMD)

e) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) atau Lembaga Ketahanan

Masyarakat Desa (LKMD)

f) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) atau Lembaga Pemberdayaan

Perempuan (LPP)

c. Pemerintahan Kecamatan

Kecamatan adalah wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten

atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.

Pemerintah kecamatan dipimpin oleh camat dengan dibantu oleh perangkat

kecamatan. Dengan demikian, wilayah kecamatan lebih luas dibandingkan

wilayah desa atau kelurahan.

1) Susunan Organisasi Pemerintah Kecamatan

Di dalam pemerintahan kecamatan terdapat susunan organisasi sebagai

berikut:

Page 43: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

65

a) Camat, merupakan jabatan tertinggi dalam pemerintahan kecamatan. Camat

diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi syarat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

b) Sekretaris kecamatan, diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pengangkatan, pemberhentian, dan pemindahan sekretaris kecamatan

dilakukan oleh bupati melalui sekretaris daerah atas usul camat.

c) Seksi pemerintahan.

d) Seksi ketenteraman dan ketertiban.

e) Seksi ekonomi dan pembangunan.

f) Seksi kesejahteraan rakyat.

g) Seksi pengembangan potensi dan pendapatan.

h) Kelompok jabatan fungsional.

i) Kepala seksi-kepala seksi yang berada di lingkungan pemerintah kecamatan,

dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dilakukan oleh bupati

melalui sekretaris daerah atas usul camat.

2) Tugas dan Fungsi Unsur-unsur Pemerintahan Kecamatan

a) Camat

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, tugas camat meliputi :

(1) mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,

(2) mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban

umum,

(3) mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan,

Page 44: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

66

(4) mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

(5) mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan,

(6) membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan, dan,

(7) melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya

dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

b) Sekretariat Kecamatan (Sekcam)

Sekretariat kecamatan dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada camat. Sekretaris kecamatan mempunyai

tugas membantu camat dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan

pemerintahan dan memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh

perangkat/aparatur kecamatan.

c) Seksi Pemerintahan

Seksi Pemerintahan mempunyai tugas membantu camat dalam menyiapkan

bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan

pemerintahan.

d) Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum

Seksi ketenteraman dan ketertiban umum mempunyai tugas membantu camat

dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan

pelaporan urusan ketenteraman dan ketertiban umum.

e) Seksi lain dalam lingkungan kecamatan

Disesuaikan dengan spesifikasi dan karakteristik wilayah kecamatan sesuai

kebutuhan daerah.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

67

f) Kelompok jabatan fungsional

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan masing-masing

dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang

diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Gambar 2. 3

Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan

Selain dibantu oleh perangkat kecamatan, camat juga dibantu oleh Unit

Pelayanan Tingkat Daerah atau UPTD dan instansi pemerintahan lainnya di

wilayah kecamatan

Unit-unit Pelayanan Tingkat daerah tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Kepolisian Sektor (Polsek).

(2) Komando Rayon Militer (Koramil).

(3) UPT Dinas Pendidikan.

(4) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

(5) UPT Dinas Pertanian.

(6) Kantor Pos

Page 46: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

68

(7) Bank (BRI, BPD/Bank Jateng, BKK, dll.)

(8) Kantor Urusan Agama (KUA)

(9) UPT Dinas Pasar

(10) UPT Dinas Perhubungan, dll.

Dalam membina wilayah kecamatan, ada tiga unsur yang mempunyai

peranan penting. Ketiga unsur tersebut adalah Camat, Komandan Komando

Rayon Militer (Danramil), dan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek). Ketiga

unsur tersebut disebut Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MUSPIKA)

2. Karakteristik Materi

Karakteristik materi yang akan dibahas disini mengenai materi

pembelajaran mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa

dan pemerintahan kecamatan. Materi pembelajaran secara garis besar terdiri

dari tiga aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengetahuan

yang berisi mengenai fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Sedangkan

keterampilan dan sikap merupakan nilai tersembunyi yang ada pada diri

siswa. Dilihat dari silabus KTSP, materi tentang mengenal lembaga-lembaga

dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan merupakan

materi semester satu kelas IV.

Standar Kompetensi (SK) pada materi ini adalah: 1. Memahami sistem

pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. Selain itu adapun

Kompetensi Dasar yang harus dicapai sebagai berikut: 1.1 Mengenal

lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan

kecamatan.

Page 47: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

69

Dalam KTSP terdapat Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan

tercapainya indikator pembelajaran sebagai berikut:1) menjelaskan

lingkungan desa, 2) menyebutkan perangkat desa, 3) menyebutkan sumber

keuangan desa, 4) Menjelaskan lingkungan kelurahan, 5) Menyebutkan

perangkat kelurahan, 6) Menyebutkan sumber keuangan kelurahan, 7)

menjelaskan lingkungan kecamatan dan menyebutkan perangkatnya.

3. Bahan dan Media

Bahan ajar merupkan bahan-bahan atau materi pelajaran yang di susun

secara sistematis yang di gunakan guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Sedangkan Media Pembelajaran merupakan alat bantu guru

yang digunakan untuk menyampaikan suatu pembelajaran atau informasi

kepada peserta didik, dan dibuat semenarik mungkin agar dapat memotivasi

peserta didik untuk menciptakan kelas yang aktif dan menyenangkan.

Pada Media Pembelajaran terdapat beberapa jenis media yang sering

digunakan oleh guru, terutama media gambar. Ada beberapa contoh dari

media gambar yaitu:

a. Poster

Poster adalah media pembelajaran berbentuk ilustrasi gambar yang

disederhanakan, dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik perhatian,

dan isi atau kandungannya berupa bujukan, memotivasi, atau mengingatkan

suatu gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Gagasan tadi disampaikan

dengan kata-kata singkat namun padat dan jelas.

Page 48: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

70

b. Kartun

Kartun merupakan sebuah media untuk mengemukakan gagasan. Kartun

dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat dipakai untuk

memotivasi siswa dan memberikan ilustrasi secara komunikatif.Kartun dibuat

dalam bentuk lukisan atau karikatur.

c. Komik

Komik adalah media pembelajaran berbentuk gambar selain kartun yang juga

bersifat unik.Bedanya, pada komik terdapat karakter yang memerankan suatu

cerita dalam urutan (rangkaian seri).Komik memiliki keunggulan tersendiri

sebagai media pembelajaran dalam bentuk gambar, karena komik sangat

akrab dengan keseharian siswa.

d. Gambar Fotografi

Gambar fotografi merupakan media pembelajaran yang sangat mudah dibuat

pada era digital sekarang ini. Berbagai macam gadget yang ada di sekitar kita

biasanya dilengkapi dengan fitur kamera yang memungkinkan kita membuat

gambar fotografi. Gambar fotografi karena langsung berisi foto nyata objek

atau situasi atau peristiwa, maka ia merupakan media pembelajaran gambar

yang sangat realistik (konkret).

e. Bagan

Bagan adalah kombinasi media grafis dan foto yang dirancang untuk

memvisualisasikan suatu fakta pokok atau gagasan dengan cara yang logis

dan teratur. Fungsi utama bagan sebagai media gambar adalah untuk

Page 49: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

71

memperlihatkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan,

proses, klasifikasi, dan organisasi.

f. Diagram

Diagram adalah gambar yang digunakan untuk media pembelajaran dalam

bentuk gambaran sederhana yang dibuat dengan tujuan memperlihatkan

bagian-bagian, atau hubungan timbal balik, biasanya dengan menggunakan

garus-garis dan keterangan bagian atau hubungan yang ingin ditunjukkan.

g. Grafik

Grafik adalah media gambar untuk tujuan penyajian data berupa angka-

angka. Grafik memberikan informasi inti suatu data, berupa hubungan antar

bagian-bagian data. Ada bermacam-macam bentuk media gambar grafik yang

dapat disajikan sebagai media pembelajaran kepada siswa, misalnya grafik

garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik bergambar. Setiap jenis

grafik mempunyai kekhususan dalam hal jenis data yang ditampilkan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

terutama media gambar dapat membantu ketercapaian tujuan pembelajaran

yang diharapkan, karena dengan adanya media siswa akan lebih mudah

memahami pembelajaran.

Kemudian bahan ajar yang digunakan dapat diperoleh memalui buku

paket, teks bacaan, internet, gambar, dan lain sebagainya. Bahan

pembelajaran tersebut dirancang melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang di dalamnya berisi mengenai kegiatan pembelajaran dan diberi

Page 50: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

72

pendekatan sesuai dengan model pembelajaran yang berlaku sekarang

dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dan mudah memahami pembelajaran.

4. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu rancangan pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa termasuk dalam model, metode, dan kegiatan

pembelajaran. Strategi tersebut dirancang oleh guru bertujuan agar proses

pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan, serta

menciptakan suasana yang menyenangkan di dalam kelas.

Terdapat pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana

dikemukakan oleh dara ahli pembelajaran dalam Hamzah (2011, h. 1),

diantaranya akan dipaparkan sebagai berikut.

Kozna (1989) menjelaskan bahwa:

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang

dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada

peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Kemudian Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa:

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk

menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran

tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi

pembelajaran dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan

pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.

Pada materi mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan

desa dan pemerintahan kecamatan, penulis mencoba menggunakan media

visual atau gambar. Inquiry Based Learning tipe Make A Match merupakan

model pembelajaran yang penulis terapkan pada materi mengenal lembaga-

lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan,

Page 51: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

73

karena model tersebut dapat membimbing siswa melakukan kegiatan dengan

cara penemuan, guru disini hanya berperan sebagai fasilitator yang

mengarahkan siswa pada hasil pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan menggunakan enam tahap

implementasi Inquiry Based Learning tipe Make A Match, langkah-langkah

pembelajaran tersebut sebagai berikut: tahap pertama, Stimulation (memberi

stimulus); tahap kedua, Problem Statement (mengidentifikasi masalah); tahap

ketiga, Data Collecting (mengumpulkan data); tahap keempat, Data

Processing (mengelola data); tahap kelima, Verification (memferifikasi);

tahap terakhir, Generalization (menyimpulkan).

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, peneliti menyusun strategi

mengajar untuk dilaksanakan oleh guru pada proses pembelajaran materi

mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan

pemerintahan kecamatan. Untuk memulai, guru pertama kali harus mengenal

dengan baik kerangka konseptual bahwa struktur materi yang akan diajarkan,

aturan dasar, atau kebiasaan berpikir merupakan bagian penting dari bidang

ilmu. Pertanyaan adalah inti dari belajar melalui inquiry. Ketika pertanyaan

merupakan bagian dari kelas tradisional, sumber, tujuan, dan tingkat kesulitan

dari pertanyaan sangat berbeda-beda. Di dalam kelas tradisional, guru

seringkali sebagai penanya, dan tujuan pertanyaan adalah mengukur apakah

siswa telah belajar dan menyerap informasi yang diberikan atau belum.

Ketika guru memiliki pertanyaan dalam kelas inquiry, pertanyaan lebih

merupakan refleksi dari alam. Teknik bertanya yang tepat merupakan hal

Page 52: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

74

penting di dalam kelas inquiry terutama pada tingkat-tingkat kelas bawah di

mana guided inquiry sebagai dasarnya. Sehingga kegiatan ini juga dapat

melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

5. Sistem Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai

perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan

penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan

kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara

keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kinerja, atau

produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat

meningkatkan kualitas, kinerja, dan produktivitas maka kegiatan evaluasi

selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan asesmen. (Adi, 2011, h. 18)

Seperti di kutip oleh Mardapi, D. (2004) menyatakan bahwa evaluasi

merupakan proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.

Banyak definisi evaluasi yang disampaikan oleh para ahli tetapi pada

hakekatnya evaluasi selalu memuat masalah informasi dan kebijakan yaitu

informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang

selanjutnya digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya. Jika akan

mengevaluasi program pembelajaran yang telah dilakukan, maka harus

mengevaluasi pelaksanaan dan keberhasilan dari program pembelajaran yang

telah direncanakan. Hasil evaluasi pembelajaran diharapkan dapat mendorong

guru untuk mengajar lebih baik, dan mendorong siswa untuk belajar lebih

baik juga.

Page 53: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

75

Sistem evaluasi dalam pembelajaran tentang materi mengenal lembaga-

lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan

dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain menggunakan evaluasi

sumatif dalam bentuk soal pretest dan post test terhadap siswa. Pengambilan

data menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas dan hasil

belajar peserta didik terhadap pembelajaran dengan menggunakan model

Inquiry Based Learning tipe Make Make A Match.

F. Hasil Penelitian terdahulu

1. Hasil Penelitian Nurmawati tahun 2014

Nurmawati, Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Lampung dalam

sebuah penelitian yang berjudul “Penerapan Model Inquiry Based Learning

untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kasil Pembelajaran Tematik Siswa Kelas

IV SDN 1 Susunan Baru, Kota Bandar Lampung”. Aktivitas dan hasil belajar

siswa kelas IV SD Negeri 1 Susunan Baru masih rendah, dari 35 orang siswa

yang tuntas sebanyak 13 orang atau 37,14%.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

aktivitas dan hasil pembelajaran tematik melalui metode inkuiri pada siswa

kelas IV SD Negeri 1 Susunan Baru, Bandar Lampung yang berjumlah 35

orang siswa. Data diperoleh dengan tes dan pengamatan menggunakan

perangkat tes dan lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa

melalui metode inkuiri mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II

Page 54: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

76

yaitu, aktivitas siswa siklus I (71,42%) siklus II (82,85%), hasil belajar atau

siswa tuntas siklus I (68,57%) siklus II (82,85%).

2. Hasil penelitian Tria Khoirotinnisa tahun 2014

Tria Khoirotinnisa Mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Indonesia

dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry

Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dalam

Pembelajaran IPA Mengenai Pesawat Sederhana siswa kelas V SDN 1

Cikidang, Lembang”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep

siswa terhadap materi pesawat sedrhana yang kurang. Hal ini terlihat dari

hasil belajar siswa yang masih rendah dan di bawah KKM. KKm untuk mata

pelajaran IPA ini yaitu 65. Dari 29 orang siswa hanya 5 orang siswa

(17,24%) yang mencapai nilai di atas KKM, sedangkan 24 orang siswa

(82,76%) masih berada di bawah KKM. Salah satu penyebabnya yaitu peoses

pembelajaran yang cenderung konvensional sehingga keterlibatan siswa

dalam pembelajaran sangat minim dan siswa cenderung menerima apa yang

disampaikan guru, tidak mendapatkan pengalaman langsung.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti berusaha menerapkan

sebuah model yang mengaktifkan siswa dan memberikan pengalaman

langsung, yaitu

Penerapan model inkuiri terbimbijng untuk meningkatkan pemahaman

konsep siswa pada materi pesawat sederhana. Penelitian tindakan kelas ini

bertujuan untuk memperoleh data pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan

pemahaman konsep siswa dengan menerapkan model inkuiri terbimbing

Page 55: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Inquiry Based Learningrepository.unpas.ac.id/12866/5/BAB II.pdf · Dengan demikian, pendekatan inkuiri memandang siswa ... sistematis, kritis, logis,

77

dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana pada 29 siswa kelas V

SDN 1 Cikidang, Lembang.

Model penelitian ini mengadopsi dari model PTK Kemmis dan Mc.

Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus dengan setiap siklus terdiri dari

empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data

diperoleh dari lembar observasi dan tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Berdasarkan hasil data tersebut, pemahaman konsep siswa mengalami

peningkatan, pada siklus I persentase siswa yang tuntas adalah 58%, pada

siklus II mengalami peningkatan menjadi 85%, dan pada siklus ke III menjadi

100% dengan rata-rata nilai siswa setiap siklus yaitu 59, 75, dan 89. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model

inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi

pesawat sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka direkomendasikan untuk

perkembangan penelitian selanjutnya, agar peneliti lebih mendalami lebih

lanjut mengenai penerapan model inkuiri terbimbing ini agar dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu model inkuiri terbimbing ini

direkomendasikan pula untuk diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran

lainnya agar siswa mendapatkan pengalaman langsung sehingga pemahaman

siswa menjadi lebih baik.