penddikan pemakai dan manfaatnya bagi...
TRANSCRIPT
1
PENDDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYABAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
PERPUSTAKAAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSIDiajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar SarjanaIlmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)
Disusun Oleh :
SALAPUDDINNIM : 104025000879
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASIFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1429 H / 2009 M
2
PENDDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYABAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
PERPUSTAKAAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSIDiajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar SarjanaIlmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)
Disusun Oleh :
SalapuddinNIM : 104025000879
Pembimbing
Ulfah Andayani, M. Hum.NIP: 150.289.371
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASIFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1429 H / 2009 M
3
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PENDIDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA
BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAN DI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR telah diujikan dalam sidang munaqosyah
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 6 Desember 2008. Skripsi ini telah di terima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Jakarta, 6 Desember 2008
Sidang MunaqosyahKetua Sekretaris
Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLISNIP. 780.005.380 NIP. 150.295.486
Penguji Pembimbing
Pungki Purnomo, MLIS Ulfah Andayani, S. Ag, M. HumNIP. 150.295.486 NIP. 150.289.371
4
ABSTRAK
Judul Skripsi : Pendidikan Pemakai dan Manfaatnya Bagi Mahasiswa dalamMenggunakan Perpustakaan di Institut Pertanian Bogor.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaanprogram pendidikan pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalammenggunakan perpustakaan serta untuk mengetahui sejauh mana respon darimahasiswa terhadap perlunya pengembangan program pendidikan pemakai.Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatankuantitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuransehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya terhadap gejalayang ada pada saat penelitian dilakukan. Metode yang digunakan penulis untukmendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini ialah studi kepustakaandan penelitian lapangan. Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkandata-data secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan menggunakaninstrument (alat ukur) dalam penelitian, alat ukur yang digunakan yaitu :Observasi, kuesioner dan wawancara. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data : dari 97 responden, mayoritas hampir seluruhnya 77 orang (79.3 %)responden menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikanperpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik. Dari77 responden yang menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikanperpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baikhampir setengahnya (40.2 %) responden menyatakan program pendidikanpemakai membantu dalam melakukan penelusuran informasi dan yangmenyatakan membantu dalam memanfaatkan semua layanan perpustakaansebanyak (37.6 %). Hanya sebagian kecil responden menyatakan membantudalam menyelesaikan tugas kuliah yaitu sebanyak (15.5 %) dan responden yangmenyatakan membantu dalam menemukan koleksi yaitu sebanyak (6.4 %).Selanjutnya dari hasil penelitian juga di peroleh data : dari 97 respondenmayoritas sebagian besar 52 orang (53.6 %) responden menyatakan pengetahuanmereka terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baikbelum cukup. Kondisi ini mengindikasikan bahwa mayoritas sebagian besarmahasiswa baru merasa bahwa pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalammenggunakan perpustakaan dengan efektif belum cukup.
5
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ilahi robbi yang telah
menganugerahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda
Rosulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga
akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan barbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terima kasih tidak
terhingga kepada :
1. Bapak Dr. Abdul Chair, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora beserta jajarannya yang telah banyak memberikan pengarahan
dan perhatiannya selama menjalani proses perkuliahan.
2. Bapak Drs. Rizal Saeful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi dan Bapak Pungki Purnomo. MLIS, selaku
Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
3. Ibu Ulfah Andayani, S.Ag, M. Hum. Sebagai pembimbing yang senan
tiasa memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan serta selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.
4. Bapak Ir. Toha Nursalam, SIP, MSi selaku Kepala perpustakaan IPB
beserta jajarannya khususnya kepada Ibu Ir. Sumarlinah, M.Si selaku
sekretaris Perpustakaan IPB yang telah banyak membantu penulis dalam
memperoleh data yang penulis buituhkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Yang tercinta dan teristimewa untuk bapak dan ibu penulis yang tidak
lelah berjuang, memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang kepada
penulis. Harapan mereka untuk melihat penulis menyelesaikan studinya
dan menjadi orang yang berhasil menjadi motivasi terbesar bagi penulis.
6. Untuk kakak dan teteh tersayang. Nurinayah Sanda Albagiry, S.Pd.I,
Muhibatul Hasanah, S.Ag. dan Agus Faizin, SEI yang memberikan
inspirasi dan motivasi yang sangat luar biasa kepada penulis.
6
7. Untuk Adikku Asep, jejen dan Irfan terimakasih untuk do’a dukungan dan
bantuan yang telah kalian persembahkan untukku.
8. Teruntuk sahabatku di HIMA-PUI Jakarta Adi, Ade, Bagus, Diah,
Fatullah, Hikmah, Lukman, Mi’roji, Mustar, Pipin, Rizki Amali,
Sangidun, Setiawan, Sudirman, Syamsul, Suharto, Taupik, Yaser dan
Zamroni yang selalu berjuang bersama menegakan nilai-nilai Intisab dan
Ishlahuttsamaniyah yang ditorehkan atas nama persahabatan semoga
menjadi hal indah untuk dipertahankan dan menjadi kenangan untuk kita
selamanya.
9. Teruntuk para ustadz keluarga besar Persatuan Ummat Islam (PUI)
khususnya kepada ustadz Wildan Hakim, MA yang memberikan suntikan
motivasi bagi penulis untuk bergerak menuju perbaikan dan perubahan.
10. Teman-teman IPI angkatan 2004 Aje, Fuji, Gigih, Gunaevi, Hani, Iin,
Indra, Lesdi, Muji, Mulki, Nurul Afwi, Nursetiyono, Putri, Ratih, Retna,
Sahal, Subarna, Tedi dan Yaser yang selalu semangat dalam belajar.
Terimakasih, semoga persahabatan ini selalu kukuh dalam naungan Allah
SWT.
11. Teruntuk pujaan hatiku Lilis Komariah yang selalu memberikan spirit
dalam hidupku.
12. Pengelola Perpustakaan Utama UIN yang banyak memberikan kemudahan
bagi penulis dalam mencari referansi. Serta semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terealisasikannya
skripsi ini. Semoga Allah AWT mambalas segala kebaikan kalian.
Penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri.
Oleh karena itu, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.
Jakarta,25 November 2008
Salapuddin
7
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................… 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 7
E. Metode Penelitian ........................................................... 7
F. Sistematika Penyusunan ................................................ 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pemakai dan Pendidikan Pemakai .............. 13
B. Tingkatan Program Pendidkan Pemakai ........................ 17
C. Metode Pendidikan Pemakai .......................................... 21
D. Keterampilan yang perlu diajarkan dalam
Pendidikan Pemakai ………………………………….. 25
E. Tujuan Pendidikan Pemakai .......................................... 47
F. Manfaat Pendidikan Pemakai ......................................... 48
G. Evaluasi Program Pendidikan Pemakai .......................... 50
8
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT
PERTANIAN BOGOR (IPB)
A. Sejarah singkat dan Perkembangannya .......................... 53
B. Visi dan Misi ................................................................. 58
C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan .................................... 59
D. Tata Tertib Perpustakaan ................................................ 60
E. Struktur Organisasi dan Manajemen .............................. 60
F. Layanan Perpustakaan ................................................... 68
G. Koleksi ........................................................................... 73
H. Sarana dan Prasarana serta Fasilitas
Perpuistakaan IPB............…………………………….. 77
I. Gambaran Program Pendidikan Pemakai
Perpustakaan IPB ........................................................... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 85
B. Pengolahan Data ............................................................ 87
C. Penyajian data dan analisis mengenai :
I. Data responden ........................................................ 87
II. Frekuensi Kunjungan ke perpustakaan…………..... 98
III. Tujuan mengunjungi perpustakaan .......................... 99
IV. Pengalama responden menggunakan perpustakaan.. 99
V. Saran dan pendapat mengenai pengelolaan
9
perpustakaan dan pendidikan pemakai .......................... 123
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 129
B. Saran ............................................................................... 130
Daftar Pustaka ............................................................................................ 133
Lampiran
10
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Pengaturan Sistem Kontrbusi .................................................. 66
2. Tabel 2 Jumlah Pustakawan Menurut Jabatan...................................... 67
3. Tabel 3 Perkembangan Jumlah Pustakawan ........................................ 68
4. Tabel 4 Pengadaan Item Pustaka dari Dana APBN ............................. 74
5. Tabel 5 Jumlah Item Pustaka yang di terima......................................... 75
6. Tabel 6. Data Buku berdasarkan Profil Koleksi ................................... 75
7. Tabel 7. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Fakultas ......................... 76
8. Tabel 8. Perkembangan Koleksi berdasarkan profil ............................. 76
9. Tabel 9. Daftar Peralatan yang ada di Perpustakaan IPB ..................... 79
10. Tabel 10. Fakultas Responden............................................................... 88
11. Tabel 11. Fakultas Pertanian ................................................................. 89
12. Tabel 12 Fakultas Perikanan dan Kelautan ........................................... 90
13. Tabel 13. Fakultas Kehutanan ............................................................... 91
14. Tabel 14. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ............... 92
15. Tabel 15. Fakultas Teknologi Pertanian................................................. 93
16. Tabel 16. Fakultas Peternakan ............................................................... 94
17. Tabel 17. Fakultas Ekonomi dan Manajemen ....................................... 95
18. Tabel 18. Fakultas Ekonomi Manusia ................................................... 96
19. Tabel 19. Fakultas Kedokteran Hewan.................................................. 96
20. Tabel 20. Fakultas Ekologi Manusia ..................................................... 97
21. Tabel 21. Jenis Kelamin ........................................................................ 97
22. Tabel 22. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan.................................. 98
23. Tabel 23. Tujuan ke Perpustakaan......................................................... 99
24. Tabel 24. Pengalaman Menggunakan Perpustakaan ............................ 100
25. Tabel 25. Tempat pengalaman menggunakan perpustakaan.................. 101
26. Tabel 26. Pengalaman menerima pengajaran pendidikan pemakai ...... 102
27. Tabel 27. Pengajaran yang di sampaikan dalam pendidikan pemakai .. 103
28. Tabel 28. Bagaimana mencari buku di perpustakaan ............................ 104
29. Tabel 29. Apakah saudara tahu apa yang di maksud dengan
11
sarana penelusuran informasi ................................................................ 105
30. Tabel 30. Pengetahuan mengenai sarana penelusuran informasi........... 106
31. Tabel 31. Apakah saudara bisa menggunakan katalog online (OPAC). 107
32. Tabel 32. Tanggapan mengenai penggunaan katalog online (OPAC) .. 108
33. Tabel 33. Akses yang digunakan ketika menggunakan OPAC ............. 109
34. Tabel 34 Sumber-sumber referensi yang diketahui dan
dapat digunakan ………………………………………………………. 110
35. Tabel 35. Pengetahuan mengenai layanan yang ada
di perpustakaan IPB ............................................................................... 111
36. Tabel 36. Apa saudara mengenal layanan SAC (Self Access Center)..... 112
37. Tabel 37. Pengetahuan tentang layanan SAC ........................................ 112
38. Tabel 38. Apa saudara mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library)114
39. Tabel 39. Pengetahuan tentang layanan IEL .......................................... 114
40. Tabel 40. Apakah anda mengenal layanan Cafe HKI ............................ 116
41. Tabel 41. Pendapat mengenai layanan Cafe HKI .................................. 117
42. Tabel 42. Apakah anda mengenal Proquest ........................................... 118
43. Tabel 43. Pendapat mengenai manfaat dari Proquest ............................ 119
44. Tabel 44. Tanggapan mengenai nomor klasifikasi yang terdapat
dalam koleksi di rak ............................................................................... 120
45. Tabel 45. Apakah program pendidikan pemakai membantu anda dalam
menggunakan perpustakaan dengan baik................................................ 121
46. Tabel 46. bagaimana program tersebut dapat membantu saudara.......... 122
47. Tabel 47. Perpustakaan yang pernah di kunjungi responden ................ 123
48. Tabel 48. Pendapat mengenai pengelolaan perpustakaan IPB .............. 125
49. Tabel 49. Pertanyaan mengenai kemampuan dalam menggunakan
perpustakaan yang efektif ...................................................................... 126
50. Tabel 50. Saran mengenai program pendidikan pemakai ..................... 127
12
Daftar Gambar
1. Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan IPB ………………………… 60
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan pokok perpustakaan adalah dibidang pendidikan. Kita
menyadari bahwa proses pendidikan berlangsung sepanjang masa (life long
education). Perpustakaan merupakan tempat yang tepat untuk melaksanakan
pendidikan sepanjang masa, karena perpustakaan dapat dikunjungi oleh siapa
saja, baik itu pegawai, pelajar, mahasiswa, peneliti, anak-anak, remaja, orang
tua, ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Semua elemen masyarakat dapat
mengunjungi dan belajar diperpustakaan kapan saja mereka menginginkannya.
Sehingga merekapun dapat meningkatkan ilmu pengetahuan , kemampuan dan
keterampilan mereka. Untuk itu pembangunan perpustakaan merupakan
keharusan yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan karena keberadaan
perpustakaan untuk mendukung dan memfasilitasi dilaksanakannya
pendidikan seumur hidup tersebut, baik secara formal maupun nonformal.
Ketika pembangunan perpustakaan sudah dilaksanakan maka kegiatan
selanjutnya adalah mendayagunakan. Konsep pendayagunaan dalam hal ini
diartikan sebagai upaya mendayagunakan dan menggunakan. Ini berarti
setelah perpustakaan berhasil dibangun hendaknya selalu dilanjutkan dengan
kegiatan mendayakan atau membuat perpustakaan selalu berdaya dalam
memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Selain itu perpustakaan harus selalu
digunakan, baik oleh pemakai maupun oleh pihak perpustakaan sendiri untuk
14
memberikan pelayanan informasi. Tapi masalahnya, terkadang para pemakai
tidak mampu menggunakan perpustakaan dengan baik. Hal itu dikarenakan
tidak menguasai berbagai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
dengan baik, untuk itu perpustakaan harus memberikan bimbingan pendidikan
pemakai kepada para pengguna perpustakaan bagaimana cara menggunakan
perpustakaan dengan baik.
Perpustakaan perguruan tinggi adalah sumber pusat informasi dan ilmu
pengetahuan sering disebut sebagai jantung perguruan tinggi. Perumpamaan
perpustakaan sebagai sebuah jantung bagi instansi pendidikan tinggi
(perguruan tinggi) bahwa keberadaan perpustakaan mutlak sangat diperlukan
dan sangat penting dan berperan sekali untuk menunjang proses pendidikan
dan belajar mengajar. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penunjang
Tri Dharma perguruan tinggi yaitu sebagai pusat kegiatan belajar mengajar,
pusat penelitian dan informasi.
Perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat belajar, pusat informasi dan
pusat ilmu pengetahuan keberadaanya mutlak sangat diperlukan. Hal ini
diperkuat dengan adanya undang-undang melalui peraturan pemerintah No.19
tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional yang menyebutkan sebagai
berikut :”setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang memiliki
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel, yang
diperlukan untuk penunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.1
1 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan(Jakarta : LekDis, 2005), h. 11
15
Sebagai pusat belajar, perpustakaan harus menyediakan koleksi yang
menunjang proses belajar mahasiswa dan dosen. Koleksi perpustakaan harus
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran, agar dapat memenuhi kebutuhan
sivitas akademiknya yaitu mahasiswa, dosen, karyawan dan peneliti. Koleksi
perpustakaan adalah semua koleksi yang dikumpulkan, diolah dan disimpan
untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi
mereka. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi terdiri dari buku, majalah,
Koran, skripsi, tesis, disertasi, dan audio visual seperti CD-ROM.2 Tetapi
masalahnya seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, terkadang pemakai
dalam hal ini mahasiswa tidak mampu menemukan sumber informasi yang
dibutuhkannya, baik itu cetak maupun noncetak. Padahal sumber tersebut
sudah disediakan oleh pustakawan yang sudah bekerjasama dengan staf
pengajar dalam pengadaan koleksi. Hal ini karena tidak menguasai berbagai
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat menggunakan
dan memanfaatkan berbagai fasilitas atau bahan pustaka yang ada
diperpustakaan dengan sebaik-baiknya. Kerjasama antara perpustakaan dalam
hal ini pustakawan sebagai penyedia informasi dengan pemakai dalam hal ini
mahasiswa perlu terjalin agar koleksi yang ada diperpustakaan benar-benar
bermanfaat. Oleh karena itu, para pemakai perpustakaan dalam hal ini
mahasiswa dituntut agar menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai
fasilitas perpustakaan dengan efektif.
2 Tati Ridowati, “Pustakawan Perlu Terus Belajar,” artikel di akses 4 April 2007 darihttp: //www.lib.ui.ac.id/readarticle.php?article id =3
16
Untuk itu seorang pustakawan yang baik akan membantu pemakainya dari
A sampai Z untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan. Pustakawan
akan membimbing dan mengajarkan bagaimana mendapatkan informasi
tersebut dengan cepat, tepat dan akurat. Sebagai contoh, setiap tahun
perpustakaan berpartisipasi untuk membimbing mahasiswa baru dalam bentuk
pendidikan pemakai. Pustakawan juga mengajarkan bagaimana cara
menggunakan OPAC (Online Public Acces Catalog) yaitu sarana temu
kembali informasi yang disediakan dalam bentuk pangkalan data, sehingga
informasi yang mereka butuhkan bisa dengan mudah mereka dapatkan dan
pustakawan melayani pemakai dengan semaksimal mungkin.3
Di era informasi sekarang ini merupakan tantangan yang mau tidak mau
menuntut kita untuk memiliki berbagai keterampilan dalam mengakses
informasi secara efektif dan efisien. Kemampuan tersebut diperlukan agar kita
dapat hidup dan bekerja secara mandiri ditengah masyarakat yang lebih
bertumpu pada jasa informasi. Penerapan program intruksional (pengajaran)
berbasis perpustakaan pada perguruan tinggi, adalah untuk bertujuan agar
berbagai komponen keterampilan informasi dari program yang disiapkan
tersebut menjadikan para mahasiswanya dapat menjadi lebih mandiri dalam
belajar dan melaksanakan tugas-tugas akademiknya. Ini berarti bahwa
keahlian mencari informasi sama pentingnya, jika tidak lebih penting dari
informasi itu sendiri. Dan tidak ada informasi yang tidak dapat ditemukan,
semua informasi yang kita butuhkan akan dapat kita temukan apabila kita
3 Ibid.,
17
mempunyai keterampilan bagaimana cara mengakses informasi secara cepat
dan tepat serta efektif dan efisien.
Lebih jauh lagi Rice berpendapat bahwa suatu lembaga pendidikan
seharusnya mempunyai komitmen untuk memperkuat koleksi
perpustakaannya dan memberikan pendidikan pemakai untuk dapat
menggunakannya, karena kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat
dan terkini sudah menjadi kebutuhan setiap manusia pembelajar. Akibatnya
bagi para mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan menggunakan
perpustakaan akan gagal dalam mencapai pendidikan seumur hidupnya.4
Artinya terampil menggunakan perpustakaan merupakan suatu hal yang perlu
dipelajari.
Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan merupakan
suatu dasar yang amat penting dalam proses pendidikan. Kemampuan tersebut
untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Dengan demikian pendidikan
pemakai ini, diharapkan mahasiswa aktif dan mandiri dalam mencari
informasi yang dibutuhkannya.
Institut Pertanian Bogor atau yang dikenal dengan IPB sebagai salah satu
perguruan tinggi terkemuka Indonesia yang mempunyai perpustakaan dengan
koleksi yang sangat beragam dan fasilitas yang sudah otomasisasi adalah salah
satu perguruan tinggi yang telah mengadakan program pendidikan pemakai
terhadap mahasiswanya. Dengan diadakannya program pendidikan pemakai
tersebut mahasiswa diharapkan memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan
mandiri.
4 James Rice. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction (London :Greenwood Press, 1981), h. 3
18
Oleh karena itu berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka
penulis tertarik untuk mengangkat tentang pendidikan pemakai (User
Education) dan untuk meneliti seberapa besar manfaat pendidikan pemakai
khususnya oleh mahasiswa dalam menemukan bahan pustaka. Dengan
demikian penulis memilih judul “ PENDIDIKAN PEMAKAI DAN
MANFAATNYA BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN
PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada masalah yang telah diungkapkan pada latar belakang maka
masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah :
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini akan memfokuskan pada pendidikan pemakai dan
manfaatnya dalam kemampuan menggunakan perpustakaan di Institut
Pertanian Bogor.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini yaitu :
Bagaimana manfaat pendidikan pemakai bagi mahasiswa dalam
menggunakan perpustakaan.
C. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari melalui penelitian ini
adalah sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
19
1. Untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan program pendidikan
pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam menggunakan
perpustakaan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana respon dari mahasiswa terhadap
perlunya pengembangan program pendidikan pemakai.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi Institut Pertanian Bogor agar menjadi
dasar untuk meningkatkan program pendidikan pemakai.
2. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang mengangkat topic
yang serupa dalam penelitiannya.
3. Sebagai bahan masukan bagi perpustakaan lainnya terhadap
pentingnya program pendidikan pemakai agar mencapai beberapa manfaat
dan tujuannya.
4. Melengkapi penelitian sebelumnya yang mengangkat topik yang
serupa dalam penelitiannya.
5. Memperkaya khazanah pembahasan dalam ilmu perpustakaan
khususnya mengenai pendidikan pemakai.
E. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini adalah penulis menggunakan metode penelitian sebagai
berikut :
20
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif, yaitu jenis
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan
sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang di teliti.5
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu
penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran sehingga dapat
menggunakan data statistik dalam pengujiannya terhadap gejala yang ada
pada saat penelitian dilakukan.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yaitu
terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang
ditemui langsung dilapangan (lokasi penelitian) yaitu mahasiswa
Institut Pertanian Bogor program S1 dan yang sudah mengikuti
program pendidikan pemakai.
4. Penarikan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara Acak, yaitu sampel yang diambil
dari siapa saja yang kebetulan ada di Asrama Mahasiswa IPB yang secara
kebetulan semua penghuni Asrama Mahasiswa tersebut adalah mahasiswa
baru yang pernah mengikuti program pendidikan pemakai. Sampel ini di
5 Ronny Kountur. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta : PPM,2005), h. 53
21
peroleh dari bagian layanan Perpustakaan IPB yang menyimpan data
mahasiswa baru yang telah mengikuti program pendidikan pemakai.
5. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau
informasi dalam penelitian ini adalah :
a. Studi Kepustakaan
Dalam riset ini peneliti melakukannya dengan mempelajari dokumen-
dokumen, buku-buku, literature-literatur, artikel-artikel atau catatan-
catatan yang menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Dengan
maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah
yang dibahas dalam skripsi ini.
b. Field Research (Penelitian Lapangan)
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara
langsung dari objek penelitian, yaitu dengan menggunakan instrument
(alat ukur) dalam penelitian. Alat ukur yang digunakan yaitu :
1) Observasi : Yaitu melakukan pengamatan secara langsung
untuk mendapatkan data dari obyek penelitian
yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis melakukan pengamatan terhadap
mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan.
Hasil dari pengamatan itu ialah bagaimana
mahasiswa menelusur informasi dan
22
menggunakan layanan-layanan serta fasilitas yang
ada di perpustakaan IPB.
2) Kuesioner : Yaitu dengan menyebarkan formulir-formulir
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada responden untuk mendapatkan tanggapan
atau jawaban dan informasi yang diperlukan
dalam penulisan skripsi ini.
3) Wawancara : dilakukan dengan kontak langsung dengan pihak
yang ada kaitannya dengan subyek penelitian ini.
Yaitu dengan Ibu Yanti selaku kepala bagian
pelayanan perpustakaan IPB.
6. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian, sebab pada bagian inilah diungkapkan hasil penelitian. Hasil
tersebut merupakan pengungkapan hasil survei yang digali dari pertanyaan
dan kuesioner. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif untuk menghitung
persentase hasil penelitian. Data penelitian yang sudah diolah dituangkan
dalam bentuk tabel. Hasil jawaban dari responden ditabulasikan sesuai
dengan jumlah responden kemudian dihitung presentasenya. Hasil tabulasi
data kemudian di analisis dalam bentuk penelitian juga. Analisis data
dimulai dengan analisis data kelompok. Setiap analisis data diikuti dengan
pengambilan kesimpulan sementara yang merupakan hasil perbandingan
23
antara data yang diperoleh dengan presentasenya. Selanjutnya diikuti
dengan analisis data secara keseluruhan.
Teknik penulisan ini, penulis berpedoman kepada buku : Pedoaman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini penulis akan menguraikan secara
sistematis. Skripsi ini dibagi dalam lima bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah , tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penyusuanan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai
definisi pemakai, pengertian pendidikan pemakai dan
istilah-istilahnya, tingkatan program pendidkan pemakai,
metode pendidikan pemakai, keterampilan yang perlu
diajarkan dalam pendidikan pemakai, tujuan pendidikan
pemakai, manfaat pendidikan pemakai dan evaluasi
program pendidikan pemakai.
24
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT
PERTANIAN BOGOR.
Bab ini merupakan bab mengenai sejarah singkat dan
perkembangannya, visi dan misinya, tugas dan fungsi, tata
tertib perpustakaan, struktur organisasi dan manajemen,
sarana dan prasarana serta fasilitas yang dimiliki, gambaran
umum program pendidikan pemakai perpustakaan IPB.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini diterangkan tentang hasil penelitian tentang
teknik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian dan
dan analisis mengenai : Data responden, frekuensi dan
tujuan mengunjungi perpustakaan, prilaku penelusuran dan
pemanfaatan bahan pustaka, saran dan pendapat mengenai
pengelolaan perpustakaan dan pendidikan pemakai.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir penulis mengemukakan
suatu kesimpulan dari pembahasan skripsi ini. Selain itu
dalam bab ini penulis akan mengungkapkan beberapa saran
berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini yang
diharapkan menjadi bahan masukan dan sumbangan
pemikiran penulis yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
terkait.
25
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pemakai dan Pendidikan Pemakai
1. Pengertian Pemakai
Pemakai menurut Whitaker yaitu, “ as a person who use or more of
libraries services at last once a year”.6 Menurut badawi, pemakai jasa
perpustakaan ialah pengunjung perpustakaan yang bertujuan untuk
menggunakan fasilitas perpustakaan dalam mencari informasi guna
memperoleh bahan pengetahuan.7
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemakai perpustakaan
adalah orang yang mengunjungi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
akan informasi yang diperlukan.
2. Pengertian Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai atau seringkali disebut user education adalah
suatu proses di mana pemakai perpustakaan pertama-tama disadarkan oleh
luasnya dan jumlah sumber-sumber perpustakaan, jasa layanan, dan
sumber informasi yang tersedia bagi pemakai, dan kedua diajarkan
bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber
informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan
perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta
6 Kennet Whittaker. The Basic of Library Used Services (London : Library AssociationPublishing Ltd., 1993). Cet.1, h. 21
7 Ahmad Badawi, ” Bimbingan Terhadap Pemakai Jasa Perpustakaan”, Buletin BinaPustaka, (September, 1981), h. 12
26
mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang
tersedia.8 Adapun pendidikan pemakai menurut Sutarno NS yaitu :
“Kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan tentang seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota,persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistemkatalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat dalamperpustakaan, dan lain sebagainya. Semua itu dikerjakan dalamrangka memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakatpemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepattanpa banyak kesulitan.”9
Dalam perpustakaan perguruan tinggi Black seperti yang dikutip oleh
Seandy Irawan mengemukakan beberapa kendala dalam program
pendidikan pemakai, yaitu :
1) Pengajar kurang menaruh perhatian terhadap perpustakaan dan tidak
mengetahui apakah informasi yang tersedia di perpustakaan perguruan
tinggi bermanfaat bagi dukungan kuliahnya.
2) Pengajar dan mahasiswa mempunyai koleksi sendiri yang di anggap
cukup memberi informasi. Perpustakaan di anggap berisi buku lama
dan tidak relevan dengan program kebutuhan mereka.
3) Lokasi perpustakan terlalu jauh dan belum tahu peran jaringan
informasi.10
8 Ian Malley, The basic of information skills teaching (London : Bingley, 1984), h. 149 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,
2003), h. 10210Seandy Irawan, “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam Penelusuran
Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN SyarifHidayatullah JakartNa,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam NegeriJakarta, 2005), h. 13
27
Sedangkan Agha seperti yang dikutip oleh Seandy Irawan
menyimpulkan beberapa faktor penyebab rendahnya penggunaan
perpustakaan, antara lain :
1) Kekurangan motivasi dari pemakai
2) Sistem perpustakaan semakin rumit
3) Kurang keakraban pihak pemakai dengan sumber daya informasi yang
tersedia.
4) Kurang petunjuk untuk memperoleh dan memanfaatkan layanan yang
ada.11
Anne F. Roberts dan Susan G. Blandy mendefinisikan pendidikan
pemakai sebagai instruksi perpustakaan yang mengacu kepada penggunaan
gedung-gedung, tempat-tempat, fasilitas-fasilitas dan bahan-bahan dalam
mengajarkan pemakai bagaimana cara menggunakan perpustakaan dalam
rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka akan informasi.12
Selain dari dua istilah di atas Barbara H. Phipps memberikan definisi
untuk kedua istilah tersebut yaitu pendidikan pemakai adalah sebuah usaha
yang di buat untuk menentukan atau mengatasi masalah-masalah di
perpustakaan bagi pemakai.13
Pendidikan pemakai dikenal dengan berbagai nama seperti : orientasi
perpustakaan (Library Orientation) merupakan istilah yang banyak
digunakan di Inggris, instruksi bibliografi (Bibliografi Instruction),
11 Ibid.,12Anne F. Roberts & Susan G. Blandy, Library Instruction for Librarians (Englewood :
Libraries Unlimited, 1989), ed. 2, h. 2813 Barbara H. Phipps, Library Instruction for Undergraduete, (Chicago : College and
Research Libraries, 1968), h. 324
28
pengajaran pemakai perpustakaan (Library User Instruction) dan panduan
pemakai (User Guidance)14
Orientasi Perpustakaan yaitu orientasi yang diberikan kepada pemakai,
biasanya dalam bentuk kunjungan dan penjelasan singkat tentang jasa,
koleksi, jam buka dan fasilitas lain. Bantuan pemakai ialah bantuan yang
diberikan pustakawan kepada pemakai dalam menelusur dan
menggunakan sumber informasi. Sedangkan instruksi bibliografi menurut
Leonard Montague yaitu “... is the proses where by library staf help user
to gain access to information, both by formal instructional methods and
training on the spot. A variety of techniques will be used, including
multimedia and interactive systems...”15 Yaitu proses dimana pemakai
memperoleh bantuan untuk mengakses informasi dari staf perpustakaan,
kedua dengan metode-metode instruksi formal dan pelatihan di tempat
perpustakaan dengan menggunakan berbagai macam tehnik yaitu sistem
multimedia dan sistem interaktif’,
Kemudian istilah pendidikan pemakai juga ada yang disebut dengan
pengajaran pemakai perpustakaan. Masih menurut Leonard Montague ia
berpendapat pengajaran pemakai perpustakaan yaitu “...is a program of
information provided by libraries to users, to enable them to make more
efficient, independent use of the library’s stock and services. A program of
user education might include tours, lectures, exercises and the provision of
14 Sulistyo Basuki, ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, Makalahdalam Pelatihan Pendidikan Pemakai Jaringan Perpustakaan” (Januari, 1999), h. 20
15Leonard Montague, “Harrod. Harrod’s Librarians Glossary : 9000 Terms Used inInformation Management Library Science Publishing The book Trades And ArchiveManagement“, (England : Gower Publishing Company Limited., 1995), h. 61
29
support materials...”16 Yaitu program informasi yang diberikan oleh
pustakawan kepada pemakai yang memungkinkan mereka dapat
menggunakan perpustakaan lebih efisien, bebas menggunakan layanan
yang tersedia di perpustakaan. Program pendidikan pemakai juga termasuk
wisata perpustakaan, ceramah, latihan dan menggunakan bantuan bahan-
bahan. Sedangkan panduan pemakai (User Guidance) menurut Sutarno
NS yaitu “...bantuan yang diberikan pustakawan kepada pemakai untuk
menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara
menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi, dan
menggunakan pedoman perpustakaan yang lain...”17
B. Tingkatan Program Pendidkan Pemakai
Tingkatan program pendidkan pemakai menurut Rice :
1. Orientasi Perpustakaan.
Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara
umum, biasanya diberikan ketika mahasiswa baru masuk Perguruan
Tinggi, materi yang diberikan dalam orientasi perpustakaan menurut
James Rice antara lain :
a. Pengenalan Gedung Perpustakaan.
b. Pengenalan Katalog dan Alat Penelusuran Lainnya.
16 Ibid., h. 66517 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h.55
30
c. Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan
dasar.18
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai masih menurut James Rice yaitu:
a. Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri.
b. Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara staf.
c. Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui
komputer, layanan peminjaman, dan lain-lain.
d. Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi
anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dan lain-lain.
e. Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi
kebingungnan pemakai dalam mencari bahan-bahn yang dibutuhkan.
f. Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber
yang ada di perpustakaan.
g. Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemakai dengan
pustakawan.19
Orientasi perpustakaan menurut Sulistyo Basuki bertujuan untuk
memperkenalkan :
a. Aspek fisik perpustakaan seperti lokasi, jam buka, koleksi.
b. Bagian-bagian perpustakaan seperti bagian pengolahan teknis, sirkulasi
rujukan serta jasa yang ditawarkan seperti pemecahan informasi
terpilih, informasi kilat.
18James Rice. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction (London :Greenwood Press, 1981) h. 26
19 Ibid.,
31
c. Jasa khusus seperti penelusuran berbantuan computer, koleksi
microfilm.
d. Organisasi koleksi yang digunakan seperti system catalog, Dewey
Decimal Classification, kartu katalog.
e. Menumbuhkan motivasi di kalangan pemakai untuk mau kembali ke
perpustakaan guna memanfaatkan koleksinya.20
2. Pengajaran Perpustakaan.
Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai
bahan-bahan perpustakaan secara spesifik. Ini berhubungan dengan
kemampuan mahasiswa dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
dengan menggunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan.
Menurut Nancy Fjallbrant “...Pengajaran perpustakaan ini berhubungan
dengan temu kembali informasi...”21 sedangkan materi yang diajarkan
dalam pengajaran perpustakaan menurut James Rice antara lain :
a) Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan
alat-alat bibliografi.
b) Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan subyek atau
jurusan.
c) Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah
tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.22
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai masih menurut James Rice yaitu:
20 Sulistyo Basuki, ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, h. 421 Nancy Fjallbrant, User education in libraries, (London : Bingley,1984), h.4322 James Rice, “Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction”, h. 55
32
a) Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahan-
bahan artikel.
b) Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek
khusus melalui katalog.
c) Dapat menggunakan bentuk micro dan alat-alat baca lainnya secara
tepat.
d) Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi,
Almanak dan Biliografi.
e) Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya.
f) Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan
dapat melakukan permintaaan peminjaman.
g) Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti
pada Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat menemukan
dan menggunakan hasil-hasil sitasi.23
3. Pengajaran Bibliografi
Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan
mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya
akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui Mata kuliah sebagai
bagian dari kurikulum Perguruan Tinggi. Masih menurut James Rice
materi yang ingin dicapai antara lain :
a) Informasi dan pengorganisasiannya.
23 Ibid.,
33
b) Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian, dan definisi
suatu topik karya ilmiah.
c) Macam-macam sumber untuk penelitian.
d) Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya ilmiah.
e) Teknik-teknik membuat catatan dalam karya ilmiah.
f) Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan.
g) Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian
yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan.
h) Membuat /menulis karya ilmiah.24
C. Metode Pendidikan Pemakai.
Agar program pendidikan pemakai perpustakaan berjalan dengan baik,
maka perlu menentukan terlebih dahulu metode apa yang sesuai dan efektif
untuk digunakan.
Kosterman seperti yang di kutip oleh Pungki Purnomo menyarankan
bahwa suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Dapat mengkomunikasikakan tujuan-tujuan yang telah dibuat.
b. Dapat membuat seseorang tertarik untuk perhatian dan memotivasi mereka
untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan
c. Dapat mendorong seseorang untuk ambil bagian dengan menolongnya
untuk mempersiapkan pelajaran-pelajaran.
d. Dapat ditindak lanjuti.
24Ibid.,
34
e. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektifitas metode tersebut
melalui indikator-indikator yang jelas.25
Menurut Nusharee Trelowjorg seperti yang dikutip oleh Sandy Irawan
pada dasarnya metode pengajaran pendidikan pemakai terbagi 2 (dua) macam,
yaitu metode pengajaran langsung dan metode pengajaran tidak langsung.
a. Pengajaran langsung adalah pelajaran yang diberikan melalui hubungan
langsung antara pengajar dengan mahasiswa. Metode dapat bersifat resmi
dan tidak resmi.
a) Pengajaran langsung bersifat resmi, yaitu pengajaran yang merupakan
bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan,
dan memperoleh bonbot kredit semester.
b) Pengajaran langsung bersifat tidak resmi, yaitu pengajaran tersebut
bukan bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi dan tidak
memperoleh bobot kredit semester.
b. Pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media
tertentu.26
Ada beberpa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan
pemakai dilingkungan sivitas Perguruan Tinggi, antara lain : Presentasi atau
kuliah dikelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan
dan Tugas Mandiri, Penggnaan Buku Pedoman atau Pamflet.
25Pungki Purnomo, “Pembekalan “Life Long Learning”di Madrasah Melalui PenerapanPembelajaran Berbasis Perpustakaan,” dalam Sudarnoto Abdul Halim, ed. Perpustakaan SebagaiCenter for Learning Society : Gagasan untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta :Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 119
26 Sandy Irawan, “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam PenelusuranInformasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN SyarifHidayatullah JakartNa,”., h. 21
35
a. Lectures atau Ceramah di kelas
Yaitu memberikan ceramah secara umum.27 Isi ceramah mengajarkan
pemakai dalam hal ini mahasiswa bagaimana cara menggunakan
perpustakaan dengan baik dalam rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan
mereka akan informasi.
b. The tour of the library atau Wisata Perpustakaan
Yaitu dengan melakukan perjalanan keliling di perpustakaan sekaligus
memperkenalkan perpustakaan secara umum.28 Kegiatan ini dapat
dilaksanakan pada masa orientasi mahasiswa. Beberapa teknik yang bisa
dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan , antara lain :
a) Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka
untuk beberapa pertanyaan.
b) Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap
kebingungan yang dialami pemakai.
c) Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang
didiskusikan, misal : penggunaan katalog.
d) Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan
fasilitas yang ada.
e) Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.
f) Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama
mengikuti wisata perpustakaan tersebut.29
27 Nancy Fjallbrant, User education in libraries, h. 4328 Ibid.,29 Ibid.,
36
c. Penggunaan Audio Visual/ Audio Visual methods
Metode ini merupakan pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang
diberikan melalui media tertentu. Media yang digunakan di antaranya
adalah kaset, televisi, slide, CD-ROM, dan lain-lain.30
Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan
mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat
mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya
dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset.
Orientasi perpustakaan dapat juga dikakukan melalui penggunaan
televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan
mengenai berbagai hal, seperti : fasilitas perpustakaan, pelayanan
perpustakaan, dan fungsinya masing-masing.
Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan
pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang
diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.
d. Printed guides /Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet.
Metode ini juga merupakan pengajaran tidak langsung. Teknik ini
biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal
perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan
atau pamflet.31 Biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata
perpustakaan. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan ketika
30 Ibid.,31 Ibid.,
37
membuat buku pedoman atau pamflet untuk keperluan pendidikan
pemakai ini, antara lain :
a) Buatlah buku panduan tersebut sesingkat mungkin.
b) Harus membuat pemakai jelas dalam melakukan hal yang berkenaan
dengan penggunaan perpustakaan.
c) Membuat pemakai kreatif.
d) Membuat langkah yang sedernhana, dengan demikian pemakai dapat
selangkah demi selangkah mencoba untuk mempraktekannya di
perpustakaan.32
D. Keterampilan Yang Perlu Diajarkan Dalam Pendidikan Pemakai
Dalam program pendidikan pemakai, pustakawan dituntut untuk
mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan-keterampilan yang dapat
membantu mahasiswa menggunakan perpustakaan dengan baik.
Keterampilan-keterampilan itu diantaranya :
1. Library skills (Keahlian Perpustakaan)
Keahlian perpustakaan diartikan sebagai suatu keahlian,
keterampilan dan atau kemampuan untuk menggunakan perpustakaan.33
Menurut Malley yang dikutip Wiranto informasi yang diberikan dalam
library skill sangat praktis, yaitu keberadaan perpustakaan di dalam
lembaga, fungsi perpustakaan, jam buka, persyaratan menjadi anggota,
32Ibid.,33Jonner Hasugian, ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna
Perpustakaan”, (Universitas Sumatera Utara, 2002) artikel di akses pada 21 agustus 2008 dari:ttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=7670&task=view
38
pengenalan petugas, koleksi dan ruang yang ada, cara meminjam buku dan
sebagainya.34 Chall dan Tan (1997) mengemukakan ada 6 (lima)
komponen yang perlu diperhatikan untuk mengetahui keahlian
perpustakaan mahasiswa sebagai pengguna utama perpustakaan perguruan
tinggi yaitu: previous library use and library instruction, basic information
retrieval skills, knowledge of basic reference sources, basic bibliographic
knowledge, proficiency in English dan Computer literacy. 35
a) Previous library use and library instruction.
Previous library use diartikan sebagai pengalaman seseorang
menggunakan perpustakaan sebelum diterima sebagai mahasiswa.
Maksudnya, apakah mahasiswa baru itu telah pernah memanfaatkan
jasa layanan perpustakaan di sekolahnya atau di perpustakaan lain,
sebelum diterima menjadi mahasiswa. Sedangkan library instruction
diartikan sebagai pengajaran atau pelatihan menggunakan
perpustakaan yang diberikan oleh guru atau pustakawan kepada
mereka di sekolah asalnya.
b) Basic information retrieval skills diartikan sebagai keahlian atau
kemampuan dasar yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan
penelusuran dan temu balik informasi. Untuk menemu-balikkan
informasi di Perpustakaan, ataupun dari berbagai media seperti
database CD-ROM, dan dari berbagai situs di internet, diperlukan
keterampilan dasar yang lajim disebut sebagai retrieval skills. Indikator
34 Wiranto, Tetap Perlu Program bimbingan Pembaca, (Pustakom, 1998), h. 1635Devindar Kaur Chall, ”A Survey of Library Skills and Computer Literacy. Kekal
Abadi:Berita Perpustakaan Universiti Malaya, no. 4 (Disember 1997): h.14
39
yang digunakan untuk mengetahui hal ini adalah kemampuan
menggunakan katalog perpustakaan untuk melakukan pencarian
dokumen berdasarkan titik akses judul, pengarang, subyek, nomor
panggil (call number), dan melalui kata kunci (keyword) tertentu, serta
kemampuan melakukan pencarian informasi pada sejumlah situs web
di internet dengan menggunakan search engine tertentu. Kemampuan
lain yang perlu dimiliki dalam rangka temu balik informasi ialah,
kemampuan menelusur dengan menggunakan operator Boolean,
menelusur dengan menggunakan teknik pemenggalan kata/istilah
(truncation), dengan menggunakan teknik kedekatan kata/istilah
(proximity), dan sebagainya.
c) Knowledge of basic reference sources diartikan sebagai pengetahuan
untuk mengenal sumber-sumber referensi dasar. Kemampuan untuk
mengenal sumbersumber referensi atau koleksi rujukan sangat
diperlukan untuk menjawab atau menyelesaikan sejumlah masalah,
khususnya masalah ilmiah.
d) Basic bibliographic knowledge adalah menyangkut pengetahuan
tentang dasar-dasar bibliografi. Termasuk dalam hal ini, kemampuan
mengenal format dasar bibliografi atau daftar kepustakaan, dan
membedakan format penulisan daftar suatu buku dengan
jurnal/majalah yang dikutip (disitir) dalam suatu karya ilmiah.
Ketidakmampuan untuk mengenal penulisan bibliografi yang
dikutip/disitir dalam suatu karya ilmiah, akan menyulitkan untuk
40
mencari sumber utama yang digunakan oleh pengarang, dan juga akan
mengalami kesulitan untuk membedakan judul artikel dengan judul
buku.
e) Proficiency in English diartikan sebagai tingkat kemakhiran berbahasa
Inggris. Kemampuan ini sangat diperlukan, mengingat koleksi
Perpustakaan Perguruan Tinggi umumnya kebanyakan berbahasa
Inggris. Hal itu berarti bila seorang mahasiswa yang kurang atau tidak
makhir berbahasa Inggris akan mengalami kesulitan dalam mengakses
informasi yang dibutuhkannya baik melalui buku teks, maupun melalui
sumber lainnya.
f) Computer literacy. Lebih jauh Chall dan Tan (1997) menjelaskan
bahwa computer literacy diartikan sebagai tingkat melek komputer.
Melek komputer mencakup kemampuan untuk bisa menggunakan
komputer terutama untuk melakukan pencarian informasi di
perpustakaan. Kemampuan ini mutlak diperlukan karena umumnya
Perpustakaan Perguruan Tinggi telah menyediakan sumber-sumber
informasi yang berbasis digital dan atau elektronik, yang
mengaksesnya mutlak menggunakan komputer. 36
2. Learning skills (Keterampilan Belajar)
Keterampilan Belajar adalah keterampilan yang digunakan agar kita
selalu dapat mengembangkan diri melalui proses belajar yang
36Jonner Hasugian, ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru PenggunaPerpustakaan”, (Universitas Sumatera Utara, 2002) artikel di akses pada 21 agustus 2008 dari:ttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=7670&task=view
41
berkelanjutan.37 Dengan pengenalan dan penguasaan katerampilan belajar
yang tepat, kita dapat melakukan aktifitas belajar atau bahkan menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
Paling tidak ada empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan
belajar, yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan
untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama. Hal ini sejalan dengan
penegasan UNESCO dalam konferensi tahunannya di Melbourne Australia
tahun 1998 yang menekankan perlunya Masyarakat Belajar yang berbasis
pada empat kemampuan yakni: (1) belajar untuk mengetahui, (2) belajar
untuk dapat melakukan, (3) belajar untuk dapat mandiri, dan (4) belajar
untuk dapat bekerjasama.38
Empat kemampuan tersebut di atas merupakan pilar-pilar belajar yang
akan menjadi acuan bagi Perguruan Tinggi dalam menyelenggarakan
kegiatan belajar-membelajarkan yang akan bermuara pada hasil belajar
aktual yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Hasil belajar aktual
merupakan akumulasi kemampuan konkrit dan abstrak untuk memecahkan
persoalan hidup
Belajar untuk tahu menjadi basis bagi belajar untuk dapat melakukan;
belajar untuk dapat melakukan merupakan basis bagi belajar untuk
mandiri; belajar untuk mandiri merupakan basis bagi belajar untuk
bekerjasama. Tahu, dapat, mandiri, dan kemampuan bekerjasama
37 Dwi Nugroho Hidayanto, ”Learning Skills. artikel di akses pada 20 Agustus 2008dari http://keyshani.wordpress.com/category/education/
38 Sujarwo, ” Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global”, artikel di aksespada 20 Agustus 2008 dari http://pakguruonline.pendidikan.net
42
merupakan kesatuan dan prasyarat bagi individu untuk meningkatkan
kualitas kehidupannya.
Bahwa tidak semua mahasiswa yang tahu dapat melakukan dalam arti
memiliki keterampilan; tetapi yang dapat melakukan pasti memiliki
pengetahuan sebagai dasar teoretik. Tidak semua yang dapat melakukan
dapat memiliki kemandirian, karena untuk menjadi mandiri memerlukan
syarat-syarat lain; tetapi yang memiliki kemandirian pasti memiliki
keterampilan khusus sebagai basisnnya.
Tidak semua yang mandiri mampu bekerjasama dengan orang lain,
karena kemampuan bekerjasama menuntut syarat-syarat lain yang lebih
terkait dengan aspek psikologis; dan yang mampu bekerjasama pasti telah
memiliki basis kemandiran, keterampilan, dan pengetahuan yang cukup
memadai. Oleh karena itu, pengetahuan menjadi basis dan awal dari
proses pemilikan keterampilan; pengetahuan dan keterampilan menjadi
basis dan awal dari kemandirian; dan pengetahuan, keterampilan dan
kemandirian menjadi basis dan awal dari kemampuan melakukan
kerjasama dengan orang lain. Akumulasi dari pengetahuan, keterampilan,
kemandirian dan kemampuan bekerjasama tersebut merupakan modalitas
bagi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving).
Harefa mengatakan “...seorang yang terampil belajar ia akan menjadi
pembelajar bagi dirinya yang berbasis pada kesadaran bahwa kita adalah
ciptaan yang dicipta oleh Sang Pencipta dan dianugerahi daya cipta untuk
43
mencipta...”39 bila seseorang telah menjadi manusia pembelajar, ia akan
dapat menciptakan organisasi pembelajar, yakni organisasi yang terus
menerus memperluas kapasitas menciptakan masa depan. Seorang
pembelajar akan lebih memiliki tanggung jawab baik kepada Tuhan,
kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia
Seorang pembelajar akan memperoleh keterampilan belajar dan
akhirnya akan lebih manusiawi, sebagaimana penegasan Senge yang
dikutip oleh Harefa bahwa “...dari belajar individu akan: (1) menciptakan
kembali kepribadiannya, (2) melakukan sesuatu yang baru, (3) merasakan
hubungan yang lebih dalam dengan dunia, (4) dapat memperluas kapasitas
proses pembentukan kehidupan...”40
Keterampilan belajar sangat penting diajarkan oleh pustakawan pada
saat program pendidikan pemakai yaitu dengan mengajarkan mahasiswa
empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan belajar, yakni
pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dan bekerjasama yang merupakan modalitas bagi
kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving). Semua ini
dilakukan agar mahasiswa selalu dapat mengembangkan diri melalui
proses belajar yang berkelanjutan dan dapat melakukan aktifitas belajar
serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Tujuan akhir dari keterampilan belajar ialah dimilikinya kemampuan
memecahkan masalah secara bertanggung jawab. Tanggung jawab ini
39 Andreas Harefa. Menjadi Manusia Pembelajar (Jakarta: Kompas, 2000), h. 11940 Ibid., h. 139
44
memiliki makna yang sangat dalam, melampaui kemampuan-kemampuan
lain yang diperoleh dari belajar. Untuk mencapai tujuan akhir tersebut,
harus dilampuai dua tujuan antara, yakni: (1) mampu mengenali hakikat
dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya, dan (2) dapat berusaha sekuat
tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya, mengekspresikan
dan menyatakan dirinya sepenuhnya-seutuhnya dengan cara menjadi diri
sendiri.41
3. Media skills (Keterampilan Media)
Media Skills bisa disebut juga dengan Media Literacy. Ofcom seperti
yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita mengatakan literasi
adalah keterampilan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi dan
sekaligus mengkomunikasikannya dalam berbagai macam format. 42Lebih
dari pada itu adalah mampu mengenali dan mengerti informasi secara
komprehensif untuk mewujudkan cara berpikir kritis, seperti tanya jawab,
menganalisa dan mengevaluasi informasi itu.
Media Literacy di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Melek
Media. James Potter dalam bukunya yang berjudul “Media Literacy”
(Potter, dalam Kidia) seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni
& Evita mengatakan bahwa media Literacy adalah sebuah perspekif yang
digunakan secara aktif ketika, individu mengakses media dengan tujuan
41 Ibid., h. 13642Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap
Media Dan Informasi (Media And Information Literacy),” artikel di akses pada 20 Agustus 2008dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69
45
untuk memaknai pesan yang disampaikan oleh media.43 Jane Tallim
seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita juga
menyatakan bahwa media literacy adalah kemampuan untuk menganalisis
pesan media yang menerpanya, baik yang bersifat informatif maupun yang
menghibur44
Allan Rubin seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni &
Evita menawarkan tiga definisi mengenai media literacy. Yang pertama
dari National Leadership Conference on Media Literacy (Baran and Davis,
2003) yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi
dan mengkomunikasikan pesan.45 Yang kedua dari ahli media, Paul
Messaris seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita,
yaitu pengetahuan tentang bagaimana fungsi media dalam masyarakat.46
Yang ketiga dari peneliti komunikasi massa, Justin Lewis dan Shut Jally
seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, yaitu
pemahaman akan batasan-batasan budaya, ekonomi, politik dan teknologi
terhadap kreasi, produksi dan transmisi pesan.47 Rubin seperti yang dikutip
oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menambahkan bahwa definisi-
definisi tersebut menekankan pada pengetahuan spesifik, kesadaran dan
rasionalitas, yaitu proses kognitif terhadap informasi. Fokus utamanya
adalah evaluasi kritis terhadap pesan. Media literasi merupakan sebuah
pemahaman akan sumber-sumber dan teknologi komunikasi, kode-kode
43 Ibid.,44 Ibid.,45 Ibid.,46 Ibid.,47 Ibid.,
46
yang digunakan, pesan-pesan yang dihasilkan serta seleksi, interpretasi
dan dampak dari pesan-pesan tersebut.
1. Elemen-Elemen Literasi Media
Terdapat dua pandangan mengenai media literacy yaitu dari Art
Silverblatt dan James Potter (Potter dalam Kidia). Silverblatt seperti
yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menyatakan
bahwa seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi media
apabila dirinya memuat faktor-faktor sebagai berikut :
1) Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan
masyarakat
2) Sebuah pemahaman akan proses komunikasi massa
3) Pengembangan strategi-strategi yang digunakan untuk
menganalisis dan membahas pesan-pesan media
4) Sebuah kesadaran akan isi media sebagai ‘teks’ yang memberikan
wawasan dan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia
dan diri manusia sendiri
5) Peningkatan kesenangan, pemahaman dan apresiasi terhadap isi
media.48
Di sisi lain, Potter (Baran and Davis, 2003 dalam Kidia) seperti yang
dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita memberikan pendekatan
48 Ibid.,
47
yang agak berbeda dalam menjelaskan ide-ide mendasar dari media
literacy, yaitu: 49
1) Sebuah rangkaian kesatuan, yang bukan merupakan kondisi
kategorikal
2) Media literacy perlu dikembangkan dengan melihat tingkat
kedewasaan seseorang
3) Media literacy bersifat multidimensi, yaitu domain kognitif yang
mengacu pada proses mental dan proses berpikir, domain emosi
yaitu dimensi perasaan, domain estetis yang mengacu pada
kemampuan untuk menikmati, memahami dan mengapresiasi isi
media dari sudut pandang artistik, dan domain moral yang
mengacu pada kemampuan untuk menangkap nilai-nilai yang
mendasari sebuah pesan
4) Tujuan dari media literacy adalah untuk memberi kita kontrol yang
lebih untuk menginterpretasi pesan.50
4. Information Technology skills (Keahlian Teknologi Informasi)
Secara sederhana, definisi Teknologi Informasi menurut Abdul Main
dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan,
menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Definisi tersebut
49 Ibid.,50 Ibid.,
48
menganggap bahwa Teknologi Informasi tergantung pada kombinasi
komputasi dan teknologi telekomunikasi berbasis mikroelektronik. 51
Berdasarkan pada pengertian di atas maka yang dimaksud dengan
keahlian teknologi informasi adalah keterampilan dalam menyimpan,
menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi dengan bantuan
teknologi informasi dan telekomunikasi berbasis mikroelektronik.
Menurut G. Widiadnyana Merati dengan adanya perkembangan
teknologi dan jaringan informasi global maka :
a) Perpustakaan harus memperluas layanannya dalam menyediakan
informasi.
b) Tidak lagi terbatas pada aktifitas lokal.
c) Terbuka untuk nasional, regional & internasional.52
Selain itu masih menurut G. Widiadnyana Merati, secara sepintas
teknologi Informasi adalah :
a) Wahana Transportasi Informasi.
b) Tidak terikat pada dimensi ruang / jarak & waktu.
c) Di dorong oleh perkembangan PC & telekomunikasi.
d) Kombinasi Teknologi Informasi & SDM untuk menjadi produsen
informasi.53
51 Abdul Main , ”Teknologi Informasi Dalam Sistem Jaringan Perpustakaan PerguruanTinggi,”di akses pada 21 Agustus 2008 dari http://arjunaganteng.blogspot.com/2007/11/teknologi-informasi-dalam-sistem.html
52 G. Widiadnyana Merati, ”Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi,”artikel inidi akses pada 22 Agustus 2008 dari http://ppt-perpustakaan-dalam-era-teknologi-informasi-03-1998.ppt
53 Ibid.,
49
Masih menurut G. Widiadnyana Merati , setidaknya ada 3 point
penting jika perpustakaan ingin dikatakan sebagai perpustakaan dalam era
teknologi informasi, diantaranya :
a) Perubahan konsep perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan
berbasis teknologi informasi.
b) Akses informasi perpustakaan dapat dilakukan secara virtual tanpa
perlu datang ke perpustakaan.
c) Perpustakaan menjadi pusat informasi & lebih proaktif mencari
pembacanya.54
Untuk menuju perpustakaan dalam era teknologi informasi ada 4 hal
yang perlu dilakukan:
a) Peningkatan pengetahuan & keterampilan.
b) Peningkatkan jiwa kepeloporan & adaptability terhadap perkembangan
baru.
c) terus menerus melakukan pelatihan.
d) penyediaan alat & infrastruktur.55
5. Information Seeking skills (Keterampilan Mencari Informasi)
Keahlian dalam mencari informasi bisa juga di sebut dengan Literasi
informasi. Literasi Informasi terdiri dari dua kata, yakni literasi dan
informasi. Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan
54 Ibid.,55 Ibid.,
50
membaca dan menulis atau dengan kata lain melek aksara.56 Dari kedua
macam definisi sederhana tadi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
literasi informasi adalah kemampuan untuk mencari, mempelajari, dan
memanfaatkan berbagai sumber informasi dalam berbagai bentuk. Istilah
literasi informasi juga dapat disamakan dengan istilah ’melek informasi’.
Dalam CILIP seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni &
Evita dikemukan bahwa literasi informasi adalah keterampilan untuk
mengetahui kapan dan mengapa kita membutuhkan sebuah informasi,
dimana mendapatkannya, bagaimana cara mengevaluasinya, menggunakan
dan mengkomunikasikannya dengan tata cara yang benar.57
Sedangkan menurut APISI seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami
Wahyuni & Evita Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk
mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada58. Ketrampilan ini
mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi,
menyortir, menyusun, memanfaatkan, mengkomunikasikan dan
mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi
tadi.
1. Keterampilan Literasi Informasi
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi informasi jika
memiliki keterampilan sebagai berikut :
56 Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasi”.artikel di akses pada 24Agustus 2008 dari: http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:replies=threaded.
57 S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi MahasiswaTerhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 darihttp://lussysf.multiply.com/journal/item/69
58 Ibid.,
51
a. Mengetahui kebutuhan akan informasi
a) Mengetahui bahwa sebuah informasi diperlukan
b) Kenapa informasi tersebut diperlukan,
c) Apa yang diperlukan dari sebuah informasi (berapa banyak;
seperti apa) dihubungkan dengan batasan-batasan yang ada
(seperti waktu, bentuk, finansial, akses)
d) Mengenali bahwa informasi itu tersedia di suatu cakupan luas
dari bentuk-bentuk dalam berbagai lokasi-lokasi maya dan
geografis.59
Informasi bisa tersedia secara tertulis (buku, acuan bekerja,
jurnal-jurnal, surat kabar, surat kabar, dll), secara digital (CD-
ROMs, internet atau World Wide Web, DVDs, komputer,
website pribadi, dll), melalui media yang lain seperti siaran
atau film, atau dari seorang rekan kerja atau teman.
Intinya dalam tahap ini mahasiswa sudah dapat mengambil
keputusan yang tepat saat dia membutuhkan informasi, dengan cara
mencari informasi dari tempat terdekat, cepat, dan mudah.
b. Mengetahui dimana sumber informasi
Dalam tahap ini :
a) Sudah dapat mengidentifikasi apakah sumber dari informasi
tersebut dapat dieksploitasi/digunakan,
b) Mengetahui dimana informasi tersebut tersedia,
59 Ibid
52
c) Mengetahui bagaimana cara mengaksesnya
d) Mengetahui baik buruk individu yang menjadi nara sumbernya.
e) Kapan informasi tersebut sesuai digunakan, dan
f) Mengetahui apa yang menjadi perbedaan diantaranya seperti :
artikel jurnal ada yang tersedia dalam bentuk tercetak,
elektronik, dan ataupun sebagai database saja.60
c. Memahami bagaimana memperoleh informasi
Dalam tahap ini :
a) Sudah memiliki keterampilan untuk dapat mencari informasi
secara cepat dari berbagai sumber yang terkait dengan
pencarian.
b) Sudah memiliki strategi kapan dia harus mulai dan mengakhiri
pencarian informasi hanya dengan membaca sekilas sebuah
sumber informasi.61
Intinya dalam tahap ini seseorang sudah memiliki keterampilan
”purposive searching”
d. Memahami bagaimana melokasi dan mengumpulkan informasi
Melokasi dan mengumpulkan informasi merupakan
keterampilan dasar yang perlu dikuasai para mahasiswa agar
mereka mampu menelusur/mencari informasi di perpustakaan
sebagai pembelajar mandiri. Keterampilan ini mencakup :
a. Pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor
60 Ibid.,61 Ibid.,
53
b. Pemahaman menggunakan berbagai jenis alat untuk
penelusuran informasi di pangkalan data di komputer dan
Internet.
Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan melokasi
informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhan dan
dikembangkan secara progresif dalam konteks subyek. Latihan
untuk keterampilan ini hendaknya mencakup penggunaan majalah
indeks, berbagai sumber rujukan dan jangkauan penuh teknologi
informasi. Mahasiswa yang kompeten yang menguasai
keterampilan ini akan mampu mengintegrasikan semua hasil
informasi tersebut pada saat dia bekerja dengan menggunakan
metode yang berbeda-beda seperti survei, wawancara, eksperimen,
observasi dan kajian sumber.62
Pustakawan hendaknya mendisain pelatihan keterampilan
melokasi dan mengumpulkan informasi yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain
tersebut hendaknya dikerjakan bersama guru.
Secara umum, pelatihan keterampilan semacam itu merupakan
bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di perpustakaan.
e. Memiliki pemahaman tentang memilih dan mengevaluasi hasil
temuan informasi
62 IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Sekolah”, artkel di akses tanggal 25Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
54
Program yang didisain guna meningkatkan keterampilan ini,
hendaknya mencakup latihan berikut ini:
a) Membentuk pertanyaan yang tepat
b) Mengidentifikasi sumber informasi yang diperkirakan dapat
digunakan
c) Menggunakan bermacam-macam strategi
d) Menentukan perkiraan kesesuaian waktu
e) Membuat berbagai etika.63
Pustakawan hendaknya secara khusus memfokuskan dalam
membimbing mahasiswa dalam hal bagaimana mencari informasi
otoritatif, terkini dan relevan serta bagaimana mendeteksi setiap
bias atau ketidaktepatan. Sejumlah besar cakupan sumber
informasi perlu diperiksa, dibandingkan dan dinilai guna
memastikan bahwa hipotesis serta kesimpulan terbentuk
berdasarkan landasan pengetahuan yang luas. Mahasiswa yang
kompeten hendaknya mampu mengidentifikasi kriteria berkaitan
otoritas, kelengkapan, format dan relevansi, sudut pandang,
keandalan dan kesesuaian waktu.
Dalam tahap ini : Sudah mempunyai kesadaran untuk
mengecek keakuratan, keaslian, ataupun apakah isi dari informasi
63 S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi MahasiswaTerhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 darihttp://lussysf.multiply.com/journal/item/69
55
tersebut dapat dipertanggungjawabkan (dengan kata lain tidak
menyesatkan).
f. Mengetahui bagaimana cara untuk bekerja dengannya atau
mengolah informasi yang didapat. Dalam tahap ini :
a) Mengetahui bahwa untuk memahami sebuah informasi, maka
terlebih dahulu harus memaknai dan mengolah informasi yang
didapatnya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan
membandingkan, mengkombinasikan, menambah catatan, dan
menerapkan (penggunaan) informasi ditemukan.
b) Membuat keputusan apakah perlu mencari informasi tambahan
atau tidak.64
g. Memiliki etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya
Dalam tahap ini : seseorang sudah memiliki etika dan rasa
tanggung jawab yang tinggi dalam setiap menggunakan informasi
yang diperolehnya. Salah satu caranya, yaitu dengan
mencantumkan sumber asal informasi tersebut diperoleh. Hal ini
untuk menjauhkan plagiat dan ketidakadilan dalam menggunakan
informasi.65
h. Memiliki pemahaman tentang bagaimana caranya
mengkomunikasikan atau membagi apa yang telah ditemukan.
Dalam tahap ini :
64Ibid.,65Ibid.,
56
a) Seseorang sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana
caranya mengkomunikasi informasi yang dia dapatkan secara
benar.
b) Sudah memiliki kemampuan mensintesa (lebih dari sekedar
analisa) dan selanjutnya
c) Dapat menginformasikannya dalam format diseminasi yang
sesuai.66
i. Memiliki pemahaman tentang bagaimana mengorganisasi,
mencatat dan memenej sebuah temuan informasi
Pustakawan hendaknya membantu mahasiswa dalam
pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek
dan tugas lain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknya
seorang pakar dalam kaidah struktural laporan proyek dan
membantu mahasiswa mengenai bagaimana menulis tajuk, bab dan
daftar pustaka. Di samping itu, keterampilan mahasiswa
meringkas, mengutip dan menulis daftar bacaan secara lengkap dan
akurat, hendaknya dikembangkan di perpustakaan serta dibantu
oleh pustakawan. Mahasiswa yang kompeten hendaknya sanggup
membuat catatan, menyimpan informasi dan menjadikannya siap
untuk digunakan.67
66Ibid.,67 IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi”, artkel di akses
tanggal 25 Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
57
Dalam tahap ini : seseorang sudah mengetahui sekaligus
memahami bagaimana caranya menyimpan dan mengatur
informasi yang sudah diperolehnya dengan menggunakan metode-
metode yang paling efektif. Hasil temuannya tersebut dapat
mencerminkan proses berpikir kritisnya dalam mengolah dan
meramu kembali semua informasi yang telah diperolehnya.
Jadi, seseorang yang memiliki tingkat literasi informasi yang
tinggi mengetahui lebih dari hanya sekedar bagaimana memperoleh
informasi. Mereka juga memahami batasan-batasan dan kebutuhan
untuk menguji bagaimana mereka menggunakan informasi, dan
mereka memahami bagaimana caranya mengatur dan
mengkomunikasikan informasi. Informasi melek huruf adalah satu
keterampilan terpisah dan sangat penting bagi setiap orang yang
setiap harinya selalu bergulat dengan informasi
6. Keterampilan Berkomunikasi dan Realisasi
Mentransformasikan informasi yang telah terkumpul agar benar-benar
dipahami orang lain merupakan aktivitas penuh tantangan. Mahasiswa
yang kompeten hendaknya sanggup memproses informasi sesuai urutan
berikut :
a) Mengintegrasikan informasi yang berasal dari bermacam-macam
sumber
b) Membuat hubungan berbagai informasi yang terkumpul
c) Membuat kesimpulan
58
d) Membentuk makna
e) Membentuk keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.68
Lebih lagi, mahasiswa yang kompeten hendaknya dapat melakukan hal
berikut:69
a) Berkomunikasi secara jelas
b) Menyatakan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan
c) Mendemonstrasikan presentasi secara efektif.
Selain itu juga mahasiswa harus memiliki pemahaman tentang bagaimana
caranya mengkomunikasikan atau membagi apa yang telah ditemukan.
Dalam tahap ini :
a) Seseorang mahasiswa sudah mengetahui sekaligus memahami
bagaimana caranya mengkomunikasikan informasi yang dia dapatkan
secara benar.
b) Sudah memiliki kemampuan mensintesa (lebih dari sekedar analisa)
dan selanjutnya
c) Dapat menginformasikannya dalam format diseminasi yang sesuai.70
D. Tujuan Pendidikan Pemakai
Perpustakaan perguruan tinggi harus memberikan memberikan suatu
bimbingan kepada pemakainya dalam hal ini mahasiswa sebagaimana
68 IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi”, artkel di aksestanggal 25 Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
69 Ibid70 S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa
Terhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 darihttp://lussysf.multiply.com/journal/item/69
59
dikatakan bahwa pendidikan pemakai adalah pusat dari segala tujuan
perpustakaan yang efektif dan sumber daya informasi.
Tujuan pendidikan pemakai adalah membimbing mahasiswa untuk
mengenal lembaga perpustakaan dan menggunakan sumbr daya informasi
yang terkandung di dalamnya.71 Menurut Nancy Fjallbrant dan Ian Malley,
mengapa pendidikan pemakai penting dilaksanakan :
“karena berdasarkan pada kepercayaan bahwa untukmengetahui bagaimana cara menggunakan perpustakaan adalahbagian yang terpenting dari pendidikan seumur hidup atau educationfor life, yaitu untuk mempersiapkan mahasiswa-mahasiswa untuknantinya melakukan proses berkelanjutan untuk pendidikan mandiridalam mengikuti pendidikan formal.72
Menurut Rikarda Ratih Saptaastuti bimbingan pendidikan pemakai
bertujuan memberikan keterampilan kepada civitas akademika untuk dapat
memanfaatkan layanan perpustakaan secara mandiri dan membuka wawasan
pengetahuan jenis informasi dan fasilitas belajar diperpustakaan serta menjalin
komunikasi73
Tujuan program pendidikan pemakai di sekolah yaitu :
a) Memperkenalkan siswa kepada perpustakaan sebagai sumber
pendukung belajar.
b) Memberi penjelasan akan konsep perpustakaan.
c) Menjelaskan cara menggunakan perpustakaan.
d) Menjelaskan layanan yang disediakan perpustakaan
71 Nancy Fjallbrant and Ian Malley, User Education in Libraries, (London : CliveBingley, 1984).Ed. 2.h. 7
72 Ibid., h. 10.73 Rikarda Ratih Saptaastuti, ”Jurus Menggaet Peminat Perpustakaan,” Kronik Unika
Soegijapranata, Ed. 8 (Juni 2005):h. 1.
60
e) Menjelaskan sistem dan peran staff perpustakaan dalam membantu
mereka mengadakan penelusuran.74
Penulis berpendapat bahwa tujuan dari program pendidikan pemakai di
sekolah yang di sebutkan di atas bisa di terapkan di Perguruan Tinggi. Karena
tujuan dari program pendidikan pemakai yang di adakan perguruan tinggi juga
yaitu memperkenalkan siswa kepada perpustakaan sebagai sumber pendukung
belajar, memberi penjelasan akan konsep perpustakaan,.menjelaskan cara
menggunakan perpustakaan, menjelaskan layanan yang disediakan
perpustakaan dan menjelaskan sistem dan peran staff perpustakaan dalam
membantu mereka mengadakan penelusuran.
E. Manfaat Pendidikan Pemakai
Seorang ilmuwan, Howard W. Dillon, menyatakan betapa vitalnya
pendidikan pemakai karena :
a) Bahwa sumber-sumber yang ada di perpustakaan merupakan komponen
penting dalam proses pendidikan, karena itu koleksi yang memadai
penting guna menunjang kurikulum resmi.
b) Bahwa sumber-sumber di perpustakaan harus merefleksikan suatu
pendekatan meltimedia terhadapa pengajaran, mencakup materi tercetak
dan materi tidak tercetak.
74, ” Mengajarkan Library skills di sekolah” , artikel di akses 25 Agustus dari : http://teacherlibrarian. wordpress.com/ 2007/05/10/mengajarkan-library-skills-di- sekolah/
61
c) Bahwa kemampuan menggunakan perpustakaan merupakan bekal utama
dari pendidikan bebas, karena itu perpustakaan bertanggung jawab untuk
menggunakan kemampuan itu.75
Selain dari tujuan yang disebutkan di atas maka terdapat pula manfaat
dari pendidikan pemakai perpustakaan perguruan tinggi. Menurut Sonia Bodi
manfaat dari pendidikan pemakai perpustakaan perguruan tinggi yaitu suatu
proses pemindahan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu dasar asumsi dari
pendidikan yang mengacu dalam makna umum pada pengaruh ilmu
pengetahuan utama ke lanjutan.76
Dalam melakukan studinya di perguruan tinggi mahasiswa dapat juga
menggunakan literatur-literatur penting yang terdapat di perpustakaan sebagai
bahan penunjang perkuliahan dan penelitian mereka. Menurut Katz, literatur-
literatur tersebut adalah :
a) Literatur primer, yaitu karya asli seseorang yang belum di
interpretasikan, di ringkas ataupun di evaluasi oleh orang lain.
b) Literatur sekunder, yaitu sebuah indeks yang digunakan untuk
menemukan literatur primer, yang memuat karya asli yang telah
dimodifikasi, diseleksi dan disusun kembali untuk tujuan tertentu.
c) Literatur tersier, berisi informasi mengenai literatur sekunder.77
Selain itu yang diharapkan dari pendidikan pemakai antara lain adalah:
75 Howard W. Dilion, Organizing the Academic Library for Instruction (The Jornal ofAcademic Librarianship. 1975). h. 4
76 Sonia Bodi. Relevance in Library Instruction: The Pursuit. (Chicago: College andResearch Libraries. 1984). H. 60
77 William Katz. Introduction to Reference Work: Basic Information Source. (NewYork, 1987), h. 9
62
a) Mahasiswa mengerti lokasi dan isi perpustakaan
b) Mahasiswa memahami perpustakaan sebagai pusat informasi terbatas
untuk menunjang tugas-tugas belajar mereka.
c) Mahasiswa dapat menggunakan perpustakaan secara mandiri melalui
penggunaan indeks dan OPAC
d) Mahasiswa mengerti masing-masing tugas staf perpustakaan untuk
membantu mereka.
e) Mahasiswa dapat memahami peraturan perpustakaan dan
menggunakan perpustakaan sesuai peraturan tsb.
f) Mahasiswa memahami arti penomoran koleksi untuk membantu
mereka dalam proses retrieval.
g) Mahasiswa memiliki Information Literacy skill, terutama standard 1
dari AASL (Standar Litarasi)78
E. Evaluasi program pendidikan pemakai
Tujuan evaluasi adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan yang telah
dicapai dalam penyelenggaraan program pendidikan pemakai. Dari hasil
evaluasi ini dapat disusun rencana pengembangan program pendidikan
pemakai.
Menurut penelope pearson yang dikutip Wering...”dalam tingkat program
pemakai perpustakaan diadakan evaluasi dengan memberikan semacam daftar
78 , ” Mengajarkan Library skills di sekolah” artikel di akses tanggal 25 Agustus dari :http://teacherlibrarian.wordpress.com/2007/05/10/mengajarkan-library-skills-di-sekolah
63
pertanyaan...”79 Dari data yang diperoleh akan didapat kesimpulan apakah
perlu mengubah metode, materi, format maupun bentuk latihan-latihan.
Pada dasarnya evaluasi dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner,
observasi dan bisa juga dengan menilai data statistik perpustakaan dan dari
pertanyaan layanan referensi.
Evaluasi dalam program pendidikan pemakai perpustakaan penting
dilakukan untuk melihat apakah kebutuhan mahasiswa dapat dipenuhi melalui
program tersebut, dan untuk menganalisa apakah metode dan materi yang
diberikan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan.
Meskipun ada berbagai bentuk evaluasi yang dilakukan pada dasarnya
semua dilakukan untuk menilai efektifitas program dan meneliti manfaat yang
bisa diambil dari program tersebut, sehingga hasil evaluasi tadi dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan tahap selanjutnya.
Adapun yang bertugas membimbing program pendidikan pemakai ini,
Hazel Mews menyatakan bahwa ada 3 (tiga) unsur yang dapat memberikan
bimbingan yaitu; pengajar, pustakawan atau gabungan antara pengajar dan
pustakawan.80 Namun demikian, yang sesuai memberikan bimbingan adalah
pustakawan, karena pustakawan lebih paham tentang masalah perpustakaan
dan materi rujukan yang menjadi koleksi perpustakaan.
79Heri van Wering, ”Strategi Pelaksanaan Program Pendidikan PemakaiPerpustakaan”,Makalah dalam Kursus Penyegaran dan Penambahan ilmu Perpustakaan,Dokumentasi dan Informasi.(Depok : Februari 1992), h. 5
80Hazel Mews. Readers Instruction in College and Universitas: An IntroducturyHandbook (London : Clive Bingley, 1972), h. 7
64
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya.
Menelusuri sejarah singkat perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB)
jauh kebelakang, maka kita akan menemui seorang ibu bernama Lily K.
Somadikarya, MSc., yang merupakan salah seorang tokoh di dunia
kepustakawanan Indonesia. Beliau mulai menjadi kepala perpustakaan IPB
pada tahun 1958. Perpustakaan IPB awalnya merupakan pengabungan antara
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Perpustakaan Fakultas
Pertanian (Faperta) Universitas Indonesia. Pada masa itu Perpustakaan di FKH
dan Faperta menggunakan skema Klasifikasi Library of Congress. Pada tahun
1964 sistem perpustakaan Faperta dan Perpustakaan Kedokteran Hewan dan
Peternakan disatukan. Pada saat itu mulailah digunakan nama perpustakaan
Institut Pertanian Bogor, karena fakultas-fakultas dari Universitas Indonesia
yang ada di bogor telah memisahkan diri dan dibentuk menjadi Institut
Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun 1968 Ibu Somadikarya mengundurkan diri
dari IPB dan pindah ke Universitas Indonesia. Kepindahan ini pada akhirnya
tercatat dalam sejarah dan membuat Ibu Somadikarta menjadi salah seorang
pendiri Jurusan Ilmu Perustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Pada tahun 1968-1979 perpustakaan IPB di pimpin oleh Dr. R. Achmad
Mukhlis, M.Sc. Pada masa itu banyak staf perpustakaan IPB di sekolahkan
65
lagi. Namun beliu berani bertindak tegas bila ada staf yang salah
memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Disamping itu pula beliau banyak
mengembangkan berbagai sarana perpustakaan, seperti micro reader,
menggunakan bantuan dari Kentucky Contract Team dan MUCIA. Pada masa
kepemimpinan bapak Mukhlis, beliau dibantu oleh Komisi Ahli Perpustakaan
yang beranggotakan para guru besar.
Pada tahun 1979-1990 perpustakaan IPB dipimpin oleh Drs. Fahidin, BSc.
Pada masa kepeminpinan beliau inilah dimulainya era pustakawan dari alumni
perguruan tinggi bidang pertanian, terutama dari IPB. Saat itu ada 13 orang
sarjana bidang pertanian yang bekerja di perpustakaan IPB. Para sarjana
tersebut kemudian disekolahkan lagi baik melalui program non gelar seperti
Program Sertifikat untuk Perpustakaan dan Dokumentasi di Universitas
Indonesia, maupun program gelar. Beliau juga mengembangkan pendidikan
diploma perpustakaan di IPB. Beliau mengembangkan sistem pengumpulan
karya tulis staf pengajar IPB yang kemudian dijadikan koleksi khusus. Dari
sistem ini kemudian terbit SK Rektor IPB mengenai Wajib Simpan Karya
Tulis Staf Pengajar IPB. Pada masa kepemimpinan beliu juga telah dibangun
Information Resource Center (IRC) di kampus Darmaga melaui proyek
kerjasama IPB dengan University of Wisconsin/USAID. Gedung itu
dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang canggih pada saat itu, yang
berkaitan dengan pengolahan dan produksi informasi. Lebih kurang 60% dari
gedung tersebut dirancang untuk kegiatan perpustakaan modern, dan lebih
kurang 40% untuk kegiatan produksi media informasi (percetakan, audio
66
visual,university press), dan kegiatan komunikasi lainnya. Pada tahun 1986
perpustakaan IPB mulai menempati gedung baru di kampus Darmaga, pada
tahun ini Perpustakaan IPB menjadi Unit Pelaksana Teknis(UPT)
perpustakaan IPB. Dalam rangka penempatan gedung baru ini Perpustakaan
IPB dibantu oleh konsultan dari University of Wisconsin-Madison, Amerika
Serikat Prof. Leroy Zweifel (Alm). Untuk mewujudkan rancangan fungsi IRC,
pada tanggal 11 Januari 1988 diterbitkan SK Rektor No. 003/C/88 tentang
pedoman pengolahan dan personalia Lembaga Simber Daya Inforrnasi (LSI)
IPB. Lembaga ini menjadi koordinator dan pengarah diantara dua kegiatan,
yaitu perpustakaan dan produksi informasi, sehingga tidak terjadi tumpang
tindih baik dalam hal pemanfaatan peralatan/fasilitas maupun
pekerjaan/aktivitas. Pada masa kepemimpinan beliau pula pertama kalinya
Perpustakaan IPB mulai menggunakan komputer. Komputerisasi Perpustakaan
IPB dimulai pada tahun 1986 dengan membangun Sistem informasi
perpustakaan (SIMPUS) dengan menggunakan database III Plus. Inilah cikal
bakal program otomasi Perpustakaan IPB. Sayang sekali pada saat itu
perpustakaan IPB sangat kekurangan staf yang menguasai teknologi komputer.
SIMPUS berakhir pada tahun 1989 ketika saat itu Perpustakaan IPB
mamutuskan intuk menggunakan CDS/ISIS sebagai perangkat lunak otomasi
perpustakaan.
Pada tahun 1990-1991 Perpustakaan IPB dipimpin oleh Drs. Jan Pieter
Saragih. Pada masa kepemimpinan yang pendek ini beliau mengisinya dengan
mulai membangun basisdata katalog UPT Perpustakaan dengan menggunakan
67
perangkat lunak CDS/ISIS. Data katalog dengan perangkat lunak yang lama,
secara perlahan dan bertahap diketik ulang, mulai dari tahun yang paling baru
sampai tahun-tahun yang agal lama.
Pada tahun 1991-1993 Perpustakaan IPB di pimpin oleh DR. Ir. Eriyatno.
Pada masa kepemimpinan beliau ada empat hal yang sangat penting telah
dilaksanakan yaitu :
a. Dibuatnya Dokumen Prosedur operasional Baku (Standar Operating
Procedure/SOP)
b. Penerapan Jabatan fungsional Pustakawan
c. Komputerisasi Perpustakaan.
d. Pengembangan Institusi.
Pada tahun 1993-2003 perpustakaan IPB di pimpin oleh Ir. Abdul R.
Saleh, Dip. Lib., M. Sc. Beliau lulus dari University College of Wales,
Aberystwyth Inggris dan memperoleh gelar Post Graduate Diploma dalam
bidang Informasi dan Perpustakaan pada tahun 1990. setahun kemudian ia
memperoleh gelar M.Sc. dalam bidang ilmu Informasi (Information Studies)
dari University of Sheffield, England. Pada masa kepemimpinannya beliau
memberi kesempatan belajar kepada stafnya untuk memperoleh kompetensi
akademik setinggi-tingginya. Terbukti selama kepemimpinannya staf yang
bergelar S1 dan S2 bertambah secara signifikan. Pengembangan sistem
“library housekeeping” sangat menjadi perhatiannya, sehingga pada akhir
kepemimpinannya ia berhasil mengintegrasikan layanan mulai dari
pengadaan, pengolahan, OPAC, serta sirkulasi, bahkan pencataan pengunjung
menjadi suatu sistem terpadu. Pembuatan perangkat lunak sistem informasi
68
layanan (yang pada mulanya bernama ISISCIR) dimulai sejak ia menjabat
kepala (1993). Pada tahun 1994 dan 1995 dilakukan uji coba. Sejak tahun
1996 berganti nama menjadi SIPISIS dan resmi digunakan di Perpustakaan
IPB. Dengan keberhasilannya tersebut perpustakaan IPB berhasil menjadi
“leader” dan bahkan “tren setter” dibidang otomasi perpustakaan.
Keberhasilan lain pada kepemimpinannya adalah membangun koleksi digital.
Dimulai pada tahun 1999 dengan men’digitalisasi koleksi disertasi lulusan
Program Pascasarjana IPB.
Pada tahun 2003-2007 Perpustakaan IPB di pimpin oleh Dr. Ir. Kudang
Boro Seminar, MSc. Beliau mendapat gelar Master dan Doktoral di bidang
Ilmu komputer pada tahun 1989 dan 1993 di University of New Brunswick,
Canada. Pada tahun 2003 terbit SK Rektor No: 181/K13/OT/2003 tanggal 6
November 2003, Perpustakaan yang tadinya adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) telah dikembangkan dan ditetapkan oleh pimpinan Institut sebagai
pusat pelayanan perpustakaan institut yang berada langsung dibawah rektorat.
Dengan ketetapan ini Perpustakaan mencakup peleburan dari UPT
Perpustakaan, Lembaga Sumberdaya Informasi, UPT Produksi media
Informasi dan IPB Press. Sehubungan dengan hal tersebut, Perpustakaan perlu
menjawab tantangan global yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan
layanan modern untuk mendukung Visi, Misi dan Program Universitas. Dalam
masa jabatannya ini Pak kudang mengfokuskan modernisasi tersebut pada 5
target :
a. Item Pustaka
b. Layanan Pustaka
69
c. Organisasi dan Manajemen Pustaka
d. Ruang dan Lingkungan Pustaka
e. Internetworking.
Pada masa kepemimpinannya pengembangan sistem layanan perpustakaan
dikembangkan ke arah layanan digital dan virtual sehingga memungkinkan
pengguna perpustakaan akses on-line melalui internet, Ekstranet maupun
Intranet. Layanan digital dan virtual ini diberi nama IEL (IPB Electronic
Library) dengan alamat home page (situs): www.iel.ipb.ac.id. Pelayanan yang
baru di jaman kepemimpinan pak Kudang adalah program SAC (Self Access
Center) yang dirintis melalui Produk DUE-LIKE IPB telah disetujui pimpinan
IPB untuk diintegrasikan sebagai suatu layanan yang ada dalam tanggung
jawab Perpustakaan IPB untuk belajar mandiri bagi mahasiswa IPB. SAC
menyediakan berbagai macam materi perkuliahan dalam bentuk elektronik
maupun cetak, peralatan audio visual, dan ruang diskusi yang dapat
dipergunakan mahasiswa untuk pembelajaran mandiri (self-learning) di luar
perkuliahan formal. Materi kuliah on-line SAC sudah diintegrasikan dengan
IEL (IPB Electronic Library). enterprises perpustakaan.
B. Visi dan Misi Perpustakaan IPB
a. Visi Perpustakaan IPB :
“ Menjadikan Perpustakaan IPB sebagai sistem layanan dan basis
pengetahuan global berbasis teknologi informasi yang mendukung riset
unggulan bertaraf internasional”
70
b. Misi Perpustakaan IPB:
a) Menyediakan pusat layanan perpustakaan modern bagi bagi civitas
akademika IPB dan masyarakat umumnya.
b) Menyediakan informasi yang mendukung tridharma perguruan tinggi.
c) Mengembangkan jaringan perpustakaan global pada lingkup nasional
dan internasional
d) Menciptakan lingkungan gemar membaca yang tertib, nyaman dan
bersahabat.
C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan
a. Tugas Perpustakaan IPB
Tugas Perpustakaan IPB adalah menyediakan layanan dan memproduksi
item pustaka dan informasi yang mendukung tridharma perguruan tinggi
baik di lingkungan IPB maupun masyarakat luas yang memerlukan.
b. Fungsi Perpustakaan IPB
Adapun Fungsi dari Perpustakaan IPB adalah sebagai berikut :
a) Sebagai unit kerja yang menjadi sentral layanan pustaka dan informasi
untuk sivitas akademika IPB khususnya dan masyarakat umumnya.
b) Sebagai unit kerja yang mengembangkan dan mengelola item pustaka
yang meliputi produk riset, teknologi dan seni, kebijakan, jurnal, buku,
majalah baik dalam bentui cetak maupun digital yang dapat diakses di
lingkungan IPB maupun diluar IPB.
71
c) Sebagai unit kerja yang menyediakan sarana baca dan belajar yang
nyaman, berkualitas dan lengkap.
d) Sebagai unit kerja yang mengembangkan dan mangkoordinasikan
jaringan Perpustakaan IPB sebagai bagian dari jaringan perpustakaan
global
D. Tata Tertib Perpustakaan
a. Kartu perpustakaan harus di bawa ketika masuk perpustakaan
b. Tidak diizinkan membawa makanan dan minuman ke dalam area
perpustakaan
c. Tas dan jaket dititipkan di tempat penitipan tas yang telah disediakan
d. Tidak dibenarkan menggunakan sandal ketika memasuki perpustakaan
e. Buku yang telah dipinjam tidak boleh dibawa masuk ke dalam
perpustakaan
E. Struktur Organisasi dan Manajemen
1. Struktur Organisasi
Untuk menghasilkan layanan prima, perpustakaan IPB terus
melakukan berbagai perubahan yang diantaranya adalah melakukan
perubahan struktur organisasi. Pada penataan organisasi Perpustakaan IPB
telah dihasilkan struktur organisasi berdasarkan SK Kepala Perpustakaan
IPB Nomor 097/K13.14/KP/2006 tanggal 15 Februari 2006 seperti
disajikan pada Gambar 1.
72
2. Tugas Pokok Semua Bidang dan Sekretariat
a. Bidang Administrasi dan Sarana
a) Mengkoordinir rencana dan pelaksanaan kegiatan semua bidang
b) Mengelola penjadwalan dan agenda kegiatan pertemuan
c) Merangkum hasil-hasil pertemuan
d) Mengelola korespondensi dan kearsipan
e) Mengelola sarana dan prasarana perpustakaan serta kebersihan
b. Sekretariat Keuangan
a) Menyusun dan mengelola rencana serta realisasi anggaran tahunan.
b) Mengelola buku induk kas keuangan perpustakaan,
c) Melaksanakan transaksi pembayaran.
d) Merekapitulasi dan melaporkan kas keuangan secara periodik.
c. Sekretariat Personalia
a) Menyusun profil dan perencanaan personalia
b) Menyusun dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi
c) Mengelola pengembangan personalia perpustakaan
d. Bidang Pengembangan Layanan Pustaka
a) Melaksanakan layanan perpustakaan kepada pengguna
b) Menyusun dan melaksanakan rencana pengembangan layanan
perpustakaan
c) Melakukan evaluasi dan pemantauan pelaksanaan layanan serta
pemeliharaan koleksi.
73
e. Bidang Pengembangan item Pustaka
a) Menyusun dan melaksanakan rencana pengembangan dan
pengolahan
b) Evaluasi dan pemantauan item pustaka da informasi
f. Unit Usaha Komersial
Tugasnya : menyusun dan mengkoordinasikan dan mengevaluasi
pelaksanaan program produksi dan penerbitan median cetak dan digital
untuk kebutuhan layanan perpustakaan dan kegiatan tridharma
perguruan tinggi.
g. Bidang Teknologi Informasi dan Kerjasama
a) Menyusun dan melaksanakan pengembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang mendukung tugas, fungsi dan aktivitas
perpustakaan
b) Melaksanakan perawatan sarana teknologi informasi
c) Melakukan pemantauan dan evaluasi pengadaan sarana teknologi
informasi
d) Mengembangkan kerjasama dan program diklat dengan berbagai
pihak.
3. Sistem Manajemen
Azas yang menjadi landasan sistem manajemen yang dikembangkan di
Perpustakaan IPB adalah manajemen terbuka (open manajemen) yang
berpijak pada transparansi yang dipandang sebagai modal utama untuk
membentuk kerjasama yang sinergis dalam mencapai tujuan organisasi.
74
Manajemen terbuka menuntut akuntabilitas dan kejujuran (accuntability
and trust) yang diharapkan menimbulkan rasa saling percaya (mutual
trust), sehingga menimbulkan kemauan dan semangat bekerjasama
(enthusiastic teamwork & collaboration) dalam pencapaian tujuan
organisasi (corporate goal) secara terbadu.
Implementasi sistem manajemen terbuka telah diwujudkan dalam
berbagai hal yang mencakup:
1) Administrasi
2) Program dan Kegiatan
3) Keuangan
4) Sistem Merit dan kontribusi
5) Sumberdaya Manusia (SDM)
Perencanaan dan pelaksanaan semua aspek manajemen diatas dilakukan
secara terbuka dan terpadu dengan melibatkan semua kaBid, kasub-Bid
dan KaSek dalam rapat kerja baik yang rutin maupun ad-hoc.
1) Manajemen Administrasi
Sistem administrasi terpusat dan terpadu telah diimplementasikan
melalui pintu dan repositori sekretariat administrasi , yang mengolah,
menata, dan merawat arsip administrasi perputakaan dengan
manggunakan sistem kearsipan.
2) Manajemen Program dan Kegiatan
Manajemen program dilakukan dengan pendekatan top-down
dimulai dari penyusunan induk (global) dan kemudian dikomposisikan
75
(diturunkan) ke program bidang dengan keterkaitan yang
terindentifikasi dan terpelihara dengan baik untuk melandasi
pelaksanaan (eksekusi) program. Program keseluruhan yang telah
disusun dijadikan landasan untuk penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan (RKAT). Setelah RKAT diserahkan ke Pimpinan
Institut dan mendapatkan persetujuan, maka eksekusi program
dilaksanakan sesuai dengan revisi terakhir pada RKAT yang disetujui.
Koordinator program dapat dilakukan oleh Kepala Bidang (kaBid) atau
Kepala panitia ad-hoc yang dibentuk sesuai kebutuhan.
3) Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dilaksanakan secara terpusat (satu pintu)
melalui koordisi dan kendali Sekretariat Keuangan Pusat. Perencanaan
keuangan dalam bentuk RKAT dirumuskan pada rapat tahunan.
Sedangkan evaluasi dan pelaporan cash flow dilakukan setiap bulan
dengan melibatkan semua kabid, Kasek, Kasub-bid, dan koordinator.
Hal ini dilakukan sebagaia mekanisme evaluasi terbuka dan deteksi
dini secara periodik terhadap cash flow perpustakaan.
4) Manajemen Sistem Merit dan kontribusi.
Sistem merit yang merupakan faktor yang penting dalam
menciptakan etos kerja yang baik telah dibakukan dan
diimplementasikan. Sistem intensif merupakan sistem penghargaan
kepada pegawai yang mencakup kedisiplinan, kinerja, dan tugas
tambahan, yang dilakukan diperpustakaan. Sedangkan sistem
76
kontribusi mengatur kontribusi staf/pegawai ke perpustakaan yang
mencakup hasil kiprah kepakaran staf perpustakaan, hasil penggunaan
sarana/prasarana perpustakaan, hasil training, kerjasama dan
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh staf individu
maupun kolekstif Perpustakaan IPB.
Sistem merit dan kontribusi telah ditetapkan dan diatur dengan
mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yaitu : (1) intensif kedisiplinan (2)
intensif tugas tambahan, dan (3) intensif kinerja.
a. Internsif Pegawai Honorer
Intensif ini diberikan untuk tenaga honorer yang penilaiannya
ditentukan oleh kabid atau Kasek masing-masing pegawai dengan
persetujuan Kepala Perpustakaan.
Intensif ini meliputi pelaksanaan tugas rutin maupun non-rutin
yang meliputi kreativitas, produktivitas (kemauan
bekerjasama/berkoporasi), serta agresivitas untuk maju dalam
penggunaan prosedur, metode dan teknologi baru dalam tugasnya.
Perhitungan intensif untuk tenaga honorer menggunakan sistem
penilaian kinerja untuk staf administrasi yang telah ditetapkan oleh
Direktorat SDM dan AU. Pembayaran intensif dilakukan setiap
pertengahan akhir tahun.
b. Intensif Tugas Tambahan
Intensif ini meliputi pelaksanaan tugas non-rutin yang meliputi:
pelatihan, produksi jasa atau barang , tugas menghadiri pertemuan
atau perjalanan dinas, kepanitiaan.
77
Sistem kontribusi mengatur mekanisme pemberdayaan aset
perpustakaan berupa (SDM, sarana dan prasarana) yang terlibat dalam
suatu pekerjaan yang berasal dari instansi luar perpustakaan, sehingga
pemberdayaan tersebut memberikan keuntungan modal investasi bagi
perpustakaan. Pengaturan sistem kontribusi telah diformulasikan pada
tabel berikut.
Tabel 1. Pengaturan Sistem Kontribusi
No Kontribusi ke Unit Basis Kontribusi Besaran
1 Konsultasi / Training Fee institusiFee salary
15%10%
2 Mengejardalam jamkerja
Nonreguler
Prosentasi/waktu 10%
Reguler(SPP-IPB)
Prosentase 5%
3 Penjualan Produk Prosentase 30%-100%4 Pemakaian/peminjaman
SaranaTarif standar Ruangan/Alat
5 Magang di PerpustakaanTarif standar Rp 1≤ X ≤ 3 hari
Tarif standar Rp 3≤ X ≤ 7 hari
Tarif standar Rp X ≤ 7 hari
6A. Pelatihan (kerjasama) Fee institusi ≤ 15%6B. Pelatihan (terjadwal) Tarif standar ≤ 10%7 Kontribusi Tamu Variabel ≤ 10%8 Peminjaman untuk tugas
protitableA. Dalam IPB
1. Institusi Fee institusi ≤ 10%2. Pribadi Fee Pribadi ≤ 5%
B. Luar IPB Fee Pribadi ≤ 10%9 Pengolahan Data
A. Alat Pengolahan Tarif standar Ruangan/Alat
B. PersonilPengolahan
DalamIPB
Fee Personil ≤ 5%
LuarIPB
≤ 5%
78
5) Manajemen Pegawai
Manajemen kepegawaian yang menyangkut pemetaan pegawai,
pengelolaan data dan arsip kepegawaian, pengolahan nilai kerja,
pengusulan kenaikan pangkat/jabatan dan pembinaan pegawai
ditugaskan kepada Sekretariat Personalia. Dalam melaksanakan
tugasnya Sekretariat Personalia dapat berkoordinasi dengan Bidang-
bidang/Sekretariat/unit Usaha komersial di lingkungan perpustakaan
Perpustakaan IPB dan Direktorat SDM dan Administrasi Umum IPB
sebagai unit kerja yang berwenang mengelola SDM di IPB.
Tabel 2. Jumlah Pustakawan Menurut Jabatan
Jenjang Jabatan Golongan Ruang Jumlah
Pustakawan TingkatAhli
11
Pustakawan Madya IV/c 1IV/b 3IV/a 2
Pustakawan Muda III/d 1III/c 2
Pustakawan Pertama III/b 2Pustakawan TingkatTerampil
19
Pustakawan Penyelia III/d 4III/c 7
Pustakawan PelakasanaLanjutan
III/b 3
III/a 2
Pustakawan Pelaksana II/d 2Iic 1
Jumlah 30
Adapun perkembangan jumlah pustakawan mulai tahun 2003 sampai
dengan tahun 2007 dapat dilihat pada tabel.3.
79
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Pustakawan Mulai Tahun 2003-2007
Tahun Jumlah Pegawai(orang)
Jumlah pustakawan(orang)
2003 83 30
2004 82 29
2005 75 28
2006 75 29
2007 76 30
F. Layanan Perpustakaan
Pelayanan perpustakaan :
Jam buka :
Senin s/d Kamis : 08.00-21.00
Jum’at : 08.00-11.00
14.15-21.00
Sabtu : 08.00-21.00
Layana IEL : 24 jam / hari
Layanan perpustakaan IPB diantaranya yaitu
a. Layanan Keanggotaan
Anggota Perpustakaan IPB terdiri dari berbagai 2 kelompok, yakni
kelompok sivitas IPB dan dari luar IPB. Kelompik sivitas IPB terdiri
dari : mahasiswa, staf pengajar dan staf pegawai. Untuk kelompok luar
IPB di kategorikan sebagai pengunjung umum, mereka terdiri dari :
kalangan dari lembaga pendidikan dan penelitian, pemerintahan dan
dari kalangan bisnis di seluruh Indonesia. Untuk kelompok
80
pengunjung umum ini mereka mendapatkan kartu studi pustaka (KSP).
Untuk mendapatkan KSP ini pengguna dapat menghubungi Bagian
Pendaftaran.
Layanan keanggotaan ini diantaranya :
a) Pendaftaran anggota perpustakaan
b) Pembuatan Kartu Anggota perpustakaan
b. Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi yaitu layanan peminjaman dan pengembalian
koleksi buku bagi anggota perpustakaan serta melakukan administrasi
pendaftaran anggota perpustakaan dan bebas pustaka. Untuk layanan
peminjaman dan pengembalian koleksi Perpustakaan IPB memberikan
layanan mulai hari senin sampai dengan hari sabtu. Pelayanan dimulai
jam 08.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB. Dari kegiatan sirkulasi
bisa diambil beberapa jenis data diantaranya data jumlah buku yang
dipinjam dan jumlah mahasiswa yang melakukan transaksi
peminjaman. Jumlah buku yang boleh di pinjam maksimalnya yaitu 7
buku.
Adapun tata tertib peminjaman koleksi adalah :
a) Setiap buku yang akan dipinjam harus ditransaksikan dahulu di
komputer peminjaman
b) Setiap keterlambatan pengembalian buku akan dikenai denda
c) Apabila buku hilang atau rusak peminjam diharuskan mengganti
dengan buku yang sama
81
c. Layanan Pendidikan Pemakai
Kegiatan Pendidikan Pemakai ini bertujuan agar para pengguan
perpustakaan dapat mengoptimalkan semua fasilitas layanan yang ada
di Perpustakaan IPB. Kegiatan ini dilakukan atas adanya kerjasama
dengan Badan Pengelola Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan
Bersama (TPB), Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya
(PPAMB). Kegiatan ini diberi nama dengan Mahasiswa Cinta
Perpustakaan (MCP). Waktu yang digunakan untuk pengenalan
tersebut, yaitu pada saat mahasiswa mulai menempati asrama pada
masa awal perkuliahan.
d. SAC (Self Access Center)
Program SAC (Self Access Center) adalah ruangan belajar mandiri
yang merupakan implementasi dari kegiatan Proyek Due-like IPB yang
sudah terintegrasi dengan Perpustakaan IPB. Fasilitas ini utamanya di
peruntukan bagi mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) dan
mahasiswa dari berbagai studi yang terkait dengan Proyek Due-like.
program studi itu diantaranya :
a) Program Studi Hortikultura-Fakultas Pertanian.
b) Program Studi Gizi Masyarakat Keluarga (GMK)-Fakultas Ekologi
Manusia.
c) Program Studi Teknik Pertanian (TEP)-Fakultas Teknologi
Pertanian
d) Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP)-Fakultas
Peternakan.
82
SAC menyediakan berbagai macam materi perkuliahan dalam
bentuk elektronik maupun cetak, dilengkapi oleh fasilitas modern
seperti : Ruangan ber-AC, 14 unit komputer dengan Online internet, 2
unit televisi (TV), 15 set VCD player/radio/record players (audio
visual), dan ruang diskusi yang dapat dipergunakan mahasiswa untuk
pembelajaran mandiri (self-learning) di luar perkuliahan formal.
Materi kuliah on-line SAC sudah diintegrasikan dengan IEL (IPB
Electronic Library).
e. Layanan Bebas Pustaka
Layanan diberikan bagi mahasiswa IPB dari semua program,
S0/S1/S2/S3, yang :
a) lulus
b) keluar / pindah
c) pindah program studi
Pengecekan pinjaman, menonaktifkan keanggotaannya dan
memberikan Surat Keterangan Bebas Pustaka.
f. Cafe HKI
Cafe HKI adalah salah satu layanan dari Kantor Hak atas
Kekayaan Intelektual IPB (Kantor HKI-IPB) yang berada di
Perpustakaan IPB, yang mempunyai visi menjadikan pelayanan dan
pengelolaan hak kekayaan intelektual yang profesional khususnya di
bidang pertanian. Salah satu dari fungsi Kantor HKI-IPB adalah
sebagai unit kerja yang menginventarisasi, mensosialisasikan, dan
83
mempromosikan HKI bagi institut dan masyarakat. Untuk itu
penyelenggaraan Cafe HKI ditempatkan di perpustakaan IPB karena
perpustakaan merupakan pusat layanan informasi bagi sivitas IPB
maupun masyarakat diluar IPB. Adapun jenis layanan yang diberikan
Cafe HKI adalah memberikan informasi tentang ruang lingkup HKI,
penelusuran database paten, serta layanan lainnya yang berkaitan
dengan kegiatan Kantor HKI. Apabila pengguna Cafe HKI
berkepentingan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam,
maka petugas menganjurkan untuk menghubungi langsung Kantor
HKI-IPB.
g. Layanan Digital Corner
h. Layanan fotokopi dan Scanning
i. Layanan Penerbitan dan percetakan
j. Layanan Audio Visual
k. Layanan Penelusuran Informasi
Layanan penelusuran informasi ini menggunakan sarana
penelusuran informasi di antaranya :
OPAC (Online Public Acces Catalog),
IEL (IPB Electronic Library) dengan home page (situs)
www.iel.ipb.ac.id
TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) jurnal
ilmiah luar negeri berbentuk CD-ROM berisi artikel-artikel
ilmiah fulltext
84
www.proquest.com (jurnal online luar negeri fulltext), dan
KMS - IPB (Knowledge Management System IPB) mozilla firefox
ialah suatu proses sistematis melalui media internet untuk
menemukan, memilih, mengorganisasikan, menyarikan, dan
menyajikan informasi, dalam rangka berbagi (sharing) pengetahuan
dan informasi yang sumberdaya utamanya dari seluruh asset IPB.
l. Layanan IEL
Layanan IEL adalah layanan perpustakaan yang sudah
dikembangkan ke arah layanan digital yang virtual sehingga
memungkinkan pengguna perpustakaan akses on-line melalui Internet,
Ekstranet maupun Intranet. Layanan digital dan virtual ini diberi nama
IEL (IPB Eledtronic Library) dengan alamat home page (situs) :
www.iel.ipb.ac.id.
G. Koleksi
Item pustaka yang diadakan oleh perpustakaan didapatkan dari berbagai
sumber seperti dari pembelian/langganan, hadiah dan hasil pertukaran. Banyak
lembaga/instansi pemerintah dan swasta baik di dalam negeri maupun luar
negeri yang memberikan buku-buku dan jurnal secara Cuma-Cuma ke
Perpustakaan IPB, seperti Bank Dunia yang telah menunjuk Perpustakaan IPB
sebagai salah satu Perpustakaan Deposit di Indonesia untuk semua terbitan
Bank Dunia. Sedangkan untuk penyebarluasan terbitan Sekolah Pascasarjana
IPB yaitu Forum Pascasarjana selama ini dilakukan oleh Perpustakaan IPB,
85
baik unit kerja dilingkungan IPB maupun Lembaga/instansi yang ada di dalam
negeri yang selama ini menjalin kerjasama dalam pertukaran item pustaka
khususnya jurnal.
Sejak tahun 2006 cara pengadaan buku dan jurnal berubah dari sistem
swakelola menjadi tender. Besarnya dana untuk pengadaan item pustaka di
tentukan oleh IPB yang berasal dari anggaran APBN. Untuk tahun 2007,
Perpustakaan IPB mendapat dana APBN sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu
milyar rupiah) yang terdiri dari Rp. 650.000.000 (enam ratus lima puluh juta
rupiah) untuk pengadaan buku dalam dan luar negeri, dan Rp. 350.000.000
(tiga ratus lima puluh juta rupiah) untuk pengadaan jurnal luar negeri. Dari
dana di atas item pustaka yang di hasilkan dapat di lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Pengadaan Item Pustaka dari Dana APBN
No Jenis Item PustakaJumlah Jumlah Dana
(Rp)Judul Eksemplar
1. Buku Luar Negeri 546 546 600.000.0002. Buku Dalam negeri 336 717 50.000.0003. Jurnal Luar Negeri 67 484 350.000.000
Pengadaan item pustaka selain berasal dari sumber dana APBN juga
berasal dari Dana Masyarakat (DM). Selain itu Perpustakaan IPB juga
menerima item pustaka yang berasal dari hadiah. Adapun jumlah item pustaka
yang diterima Perpustakaan IPB tahun 2007 baik dari dana APBN, DM
maupun hadiah, dan pertukaran dapat di lihat pada tabel berikut ini
86
Tabel 5. Jumlah Item Pustaka Yang Diterima
Dari hasil pertambahan koleksi tersebut di atas, maka data profil koleksi
Perpustakaan IPB tahun 2007 untuk koleksi buku dapat di lihat pada tabel 4.12
Selain Perpustakaan pusat, di unit kerja lainnya seperti fakultas dan
departemen yang memiliki perpustakaan. Jumlah koleksi bukju di tingkat
Perpustakaan fakultas dapat dilihat pada tabel. Untuk koleksi buku perpustakaan
tingkat departemen saat ini belum bsa di identifikasi. Direncanakan tahun 2008
semua koleksi di semua unit kerja di lingkungan IPB bisa di identifiksi.
Tabel 6. Data Buku berdasarkan Profil Koleksi
Subjek Golongan Jumlah (judul) Persentase
Karya Umum 0 1.277 2.910Ilmu Filsafat, Psikologi 1 1795 0.444
Agama 2 425 0.968Ilmu Sosial 3 12.877 29.343
Bahasa 4 62 0.341Ilmu Murni 5 8.105 18.469
Ilmu Terapan 6 19.408 44.225Kesenian dan seni dekorasi 7 407 0.927
Kesusastraan 8 685 1.561Geografi, Sejarah 9 444 1.012
Jumlah 43.885 100%
No
JenisItempustaka
Asal Perolehan Bahasa Jumlah
Beli Hadiah tukar Ind Eng lain Jdl Eks.
Jdl Eks. Jdl Eks. Jdl Eks. Jdl Eks Jdl Eks Jdl eks
1. Buku 1055 1670 777 1073 513 1186 1319 1557 1832 37432 skripsi 2519 2519 3440 3440 3440 3440
3 Tesis 418 418 418 418 418 418
4 Disertasi 231 231 231 231 231 231
5 Jurnal 78 652 168 747 107 511 122 779 17 105 246 1399
6 CD-ROM
107 107 4509 4509 4616 4616
7 IPBana 307 487 307 487 307 487
8 Koran 8 2320 39 779 19 631 20 148 47 3099
87
Tabel 7. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Fakultas tahun 2007
No Perpustakaan FakultasJumlah
Judul Eksemplar
01. Pertanian 31.226 31.22602. Kedokteran Hewan 1.781 2.52103. Perikanan dan Ilmu Kelautan 8.555 11.44204. Peternakan 2.277 3.07705. Kehutanan 6.360 6.76406. Teknologi Pertanian 4.188 4.18807. Matematika dan Ilmu
Pengetahuan6.207 7.063
08. Ekonomi dan Manajemen 694 84809. Manajemen Bisnis 3.690 5.778
Jumlah 64.978 72.907
Berikut ini adalah data perkembangan profil koleksi Perpustakaan IPB
mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
Tabel 8. Perkembangan Koleksi berdasarkan profil Tahun 2005-2007
No Subjek Gol Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007Judul % Judul % Judul %
1. Karya Umum 0 1.164 2.9 1.223 2.935 1.277 2.9102. Ilmu Filsafat,
Psikologi1 158 0.4 178 0.427 195 0.444
3. Agama 2 361 0.9 409 0.981 425 0.9684. Ilmu Sosial 3 11.427 28.70 12.229 29.351 12.877 29.3435. Bahasa 4 62 0.2 62 0.149 62 0.1416. Ilmu Murni 5 7.502 18.9 7.732 18.558 8.105 18.4697. Ilmu Terapan 6 17.747 44.6 18.415 44.199 19.408 44.2258. Kesenian dan
seni dekorasi7 349 0.9 370 0.889 407 0.927
9. Kesusastraan 8 606 1.5 624 1.498 685 1.56110. Geografi,
Sejarah9 400 1 422 1.013 444 1.012
Jumlah 39.776 100 41.664 100 43.885 100
a. Pengadaan Koleksi IPBana
Koleksi IPBana merupakan koleksi hasil karya staf pengajar di
lingkungan IPB. Ini merupakan tindak lanjut dari SK Rektor No. 104
88
tahun 1979 tentang wajib simpan karya tulis dan penerbitan IPB. Pada
tahun 2007 wajib simpan karya tulis staf IPB disamping menerima dari
LPPM juga dari staf pengajar yang menyerahkan langsung sebagai
salah satu syarat dalam kenaikan pangkat. Selain itu Perpustakaan IPB
juga berusaha untuk mengadakan koleksi IPBana melalui pembelian.
Untuk buku-buku karya staf pengajar yang dicetak di percetakan IPB
secara otomatis dimasukan sebagai koleksi Perpustakaan IPB, hal ini
membantu dalam meningkatkan jumlah koleksi IPBana.
H. Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Perpustakaan IPB
Gedung Perpustakaan IPB terdiri atas 4 lantai dengan luas seluruhnya ±
10.000 meter persegi. Namun kondisi yang ada sekarang sekitar ± 4.000 meter
persegi (40%) di tempati oleh beberapa unit kerja di antaranya ; Direktorat
Tingkat Persiapan Bersama (TPB), MKDU, Konseling, dan IPB Press.
Perpustakaan IPB sendiri menempati sekitar ± 6.000 meter persegi (60%) dari
luas keseluruhan. Adapun fasilitas yang ada di Perpustakaan IPB adalah
sebagai berikut :
Lantai 4.
R. Kepala Perpustakaan
R. Administrasi dan Kesekretariatan (Personalia, Keuangan)
R. Rapat / Sidang
R. Tamu
R. Teknnogi Informasi dan Kerjasama
R. User Education
89
R. ThiPA (Think Plan and Action)
R. Mushola
R. Dapur
R. Toilet
Lantai 3
R. Pengembangan Item Pustaka
R. Staf Multimedia
R. Sarana dan Kebersihan
R. Baca/koleksi Majalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi
R. Layanan Foto Copy
R. Layanan Penelusuran/Self Access Center (SAC)
R. Toilet
Lantai 2
R. Baca/Koleksi IPBana dan World Bank
R. Baca/Koleksi Buku
R. Baca/Koleksi rujukan
R. Katalog Komputer (OPAC)
R. Layanan HKI (Hak Kekayaan Intelektual)
R. Layanan Peminjaman/Pengembalian Koleksi (Sirkulasi)
R. Baca Mahasiswa Pascasarjana
R. Santai
R. Server
R. Kabid. Layanan Item Pustaka
90
R. Penitipan Tas dan Barang
R. L-Books Mart (Toko Buku)
R. L-Mart
R. Layanan Keanggotaan Perpustakaan
R. Mushola
R. Toilet
Lantai 1
R. Penerbitan (IPB Press)
R. Gudang
R. Percetakan
R. Mushola
R. Staf Percetakan dan IPB Press
R. Toilet
Tabel 9. Daftar Peralatan yang ada di Perpustakaan IPB
No Jenis barang Jumlah SatuanUkuran
Keterangan
1. AC (Air Condisioner) 12 Unit -2 Audio Mixer (Portable) 2 Buah -3. Barcode Scanner 4 Buah -4. Batere Charger 1 Buah -5. Brand Kas 1 Buah -6. Camera Adaptor 4 Buah -7 Camera Video 5 Buah -8 Camera View Finder 4 Buah -9 Cardex 5 Buah -10 Carrel Baca (Besi) 6 Buah -11 Carrel Baca (Kayu) 77 Buah -12 Compugrafic 1 set +
Printernya1 Set -
13 Create CD (CCD) 1 Unit CD Writer14 Deckable Rec 1 Unit -15 Dispenser 11 Unit -16 Display Kaca 1 Buah -17 Display Majalah Besi
(Bostinco)5 Buah -
91
18 Display Majalah Kayu 5 Buah -19 Dissolve Control 1 Buah -20 Dry Mounting Press 1 Buah -21 Duplicating Printer 1 Buah -22 Emergency Lamp 5 Buah -23 Equalizer Amplifier 1 Buah -24 Exhause Fan ( Blower ) 24 Unit -25 Filling Box 6 Buah -26 Filling Cabinet 42 Buah -27 Gambar Garuda 1 Buah -28 Gambar Harimau 1 Buah -29 Gambar Pres/wapres 1 Buah -30 Genator (Disel Yamaha
Dy6500k)1 Unit -
31 Globe (Bola Dunia) 1 Buah -32 Holio Print 1 Unit -33 Intercome (Aiphone) 5 Buah -34 Jam Dinding (Elektronik) 21 Buah -35 Kacip Pemotong Kertas
(Besar)1 Buah -
36 Kacip Pemotong Kertas(Kecil)
2 Buah -
37 Kalkulator 10 Buah -38 Kereta Buku 10 Buah -39 Kipas Angin 22 Unit -40 Kipas Angin Dinding
(Walpan)2 Buah -
41 Kipas Angin Flapon 18 Unit -42 Kipas Angin Tower 3 Unit -43 Kitchen Set 2 Buah -44 Kodak Ekstragraphic
Proyektor2 Buah -
45. Kompor Gas 2 Unit -56 Kursi Besi/metal (Baja) 491 Buah -47 Kursi Kayu 2 Buah -48 Kursi Kerja dengan
Tangan16 Buah -
49 Kursi Kerja Putar 50 Buah -50 Kursi Lipat 285 Buah -51 Kursi Plastik (putih) 12 Buah -52 Kursi Tamu (Non Sofa) 2 Set -53 Kusi Tamu (Sofa) 13 Set -54 Lambang garuda 1 Buah -55 Lampu Blizt Kamera
(Meca Blizt)1 Buah -
56 Lap Top Komputer 1 Unit -57 Laser Dise (VCD 818) 1 Buah -58 Layar Proyektor (OHP) 1 Buah -59 LCD Proyektor 1 Unit -60 Lemari (Kayu) 3 Buah -61 Lemari CD 2 Buah -62 Lemari Katalog 19 Unit -63 Lemari Kayu Kaca (Besar) 3 Buah -
92
64 Lemari Kayu Kaca (Kecil) 2 Buah -65 Lemari Komputer 16 Buah -66 Lemari Kunci 1 Buah Rusak67 Lemari Pendingin
(Kulkas)3 Buah -
68 Lemari Peralatan 20 Buah -69 Lemari Roll O pack 3 Buah PPs-IPB70 Lihgting 1 Set -71 Locker (Penitipan Barang) 16 Buah -72 Loud Speaker 4 Buah -73 Lukisan Berbingkai 2 Buah -74 Macintosh SE 1 Unit -75 Meja Counter 2 Set -76 Meja Editing Film 1 Buah -77 Meja Gambar 4 Buah -78 Meja Kamus 1 Buah -79 Meja Kayu 19 Buah -80 Meja Kayu (Baca Bundar) 1 Buah -81 Meja Kayu (Baca) 89 Buah -82 Meja Kayu (Kecil) 1 Buah -83 Meja Kayu ½ Lingkaran 1 Buah -84 Meja Kayu Kaca 16 Buah -85 Meja Kayu vinil Hitam 15 Buah -86 Meja Kerja (Biro. ½ Biro,
Biasa83 Buah -
87 Meja Kerja L 2 Buah -88 Meja komputer 34 Buah -89 Meja Layout 1 Buah -90 Meja Makan 1 Buah -91 Meja Mesin Ketik 7 Buah -92 Meja Rapat 1 Set -93 Meja Telepon 4 Buah -94 Meja Tulis Kantor 45 Buah -95 Mesin Ketik Electric 5 Buah Rusak Berat96 Mesin Ketik Manual 7 Buah -97 Mesin Laminating 3 Unit -98 Mesin Penghisap Debu 2 Buah -99 Mesin Potong Handle
Clem1 Buah -
100 Mesin Stensil 1 Unit -101 Micro Film Cabinet 1 Unit -102 Micro Film Reader 2 Unit -103 Microfich Reader 1 Unit -104 Microfich Reader Printer 1 Unit -105 Monitor PC 52 Unit -106 Multi Effect Switcher 1 Buah -107 Opeque Proyektor 1 Buah -108 Oscilascope 1 Buah -109 Over Head Proyektor
(OHP)2 Unit Sumbangan
110 Papan Pengumuman 1 Buah -111 Philips Stereo Tunner 1 Buah -112 Portable Video Cassette 2 Buah -
93
Recorder113 Power Amplifier 1 Buah -114 Printer 22 Unit -115 Program Control 1 Buah -116 Proyektor Dissolve
Control2 Buah -
117 Radio Mini Compo 1 Unit -118 Rak Arsip 6 Buah -119 Rak Besi (Bostinco,
Godraj)32 Buah -
120 Rak Display Kunci 5 Buah --
H. Gambaran Umum Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB
1. Latar Belakang
Pendidikan Pemakai pertama kali dilaksanakan di Perpustakaan
IPB yaitu pada tahun 2005. di ikuti oleh mahasiswa baru IPB. Kegiatan ini
dilakukan atas adanya kerjasama antara Perpustakaan IPB dengan Badan
Pengelola Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan
Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya (PPAMB). Kegiatan ini
diberi nama dengan Mahasiswa Cinta Perpustakaan (MCP). Waktu yang
digunakan untuk pengenalan tersebut, yaitu pada saat mahasiswa mulai
menempati asrama pada masa awal perkuliahan. Adapun Jumlah
mahasiswa yang telah mengikuti program MCP pada tahun 2007 yaitu
2.286 orang.
2. Tujuan Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB
Adapun tujuan dari kegiatan pendidikan pemakai ini adalah Agar para
pengguna perpustakaan dalam hal ini mahasiswa dapat mengoptimalkan
semua fasilitas layanan yang ada di Perpustakaan IPB.
94
3. Materi Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB
Adapun materi-materi yang diberikan pada saat program pendidikan
pemakai yaitu :
a. Memeperkenalkan visi-misi Perpustakaan IPB
b. Memperkenalkan tata tertib Perpustakaan IPB
c. Memperkenalkan layanan-layanan Perpustakaan IPB
d. Pengenalan koleksi-koleksi Perpustakaan IPB
e. Pengenalan sarana penelusuran informasi
f. Memperkenalkan tata-tertib peminjaman koleksi Perpustakaan IPB
4. Sarana dan Fasilitas yang digunakan
Sarana dan fasilitas penunjang yang di gunakan dalam program pendidikan
pemakai yaitu :
a. Tempat
b. Infokus
c. Komputer
d. CD-Video
e. Buku panduan
5. Metode
Metode yang di gunakan dalam program pendidikan pemakai yaitu
menggunakan metode Lectures/ceramah dengan dua orang pemateri.
Ceramah ini dibagi beberapa kelompok. Perkelompok berjumlah 100
orang dengan beberapa sesion. Persesion lamanya 1 jam. Metode ini di
bantu dengan video yang berisi panduan tentang tata cara menggunakan
95
perpustakaan dengan baik dan tata cara penelusuran informasi dengan
menggunakan sarana penelusuran informasi
96
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan metode angket. Metode angket merupakan
suatu cara pengambilan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan
yang di ajukan untuk di jawab secara tertulis oleh responden.
Populasi yang di ambil merupakan mahasiswa baru yang pernah mengikuti
program pendidikan pemakai angkatan 2008 yang seluruhnya berjumlah 3423
orang. Dari 3423 orang yang telah mengikuti program pendidikan pemakai
angkatan tahun 2008 di ambil sampel 10 %.
Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi dalam penelitian ini
penulis menggunakan rumus Slovin :81
Nn =
1+ Ne ²
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = Nilai kritis (batas ketelitian ) yang di inginkan, persen kelonggaran
ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel.
81 Consuello G. Sevilla et. Al. Pengantar Metedologi Penelitian (Jakarta : UI Press,1993), h. 71
97
Nn =
1+ Ne ²
3423n =
1+ 3423 (10) ²
3423n =
1+ 34.23
3423n =
1+ 35.23
n = 97
Dari hasil perhitungan rumus di atas, maka sampel yang di ambil ialah 97
orang. Dari 100 angket yang di sebar yang telah kembali 98 angket sedangkan
sampel yang diambil 97 orang.
Untuk perhitungan perumusan data digunakan rumus sebagai berikut :
P = F/N x 100 %.82
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi yang sedang dicari %
N = Number of Case (banyaknya individu)
Adapun parameter untuk penafsiran nilai prosentase adalah :
0 % : Tidak ada satupun
1 % - 25 % : Sebagian kecil
26 % - 49 % : Hampir Setengahnya
82 Anas Sudijodo, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada,1997), h. 40
98
50 % : Setengahnya
51 % - 75 % : Sebagian besar
76 % - 99 % : Hampir seluruhnya
100 % : Seluruhnya.83
B. Pengolahan Data
Tujuan pengolahan adalah untuk menyederhanakan penyajian seluruh data
yang terkumpul. Lalu menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapih.
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan penelitian
ini. Sebab pada bagian inilah di ungkapkan hasil penelitian. Pengungkapan
hasil penelitian survei yang digali dari pertanyaan dalam kuesioner yang di
berikan kepada responden.
Data penelitian yang sudah di olah di tuangkan dalam bentuk tabel. Hasil
jawaban dari responden kemudian di hitung prosentasenya. Setiap analisis
data disertai dengan pengambilan kesimpulan yang merupakan hasil
perbandingan anta ra data yang di peroleh dengan prosentasenya.
C. Penyajian Data
I. Data Responden
Dalam penelitian ini mahasiswa yang menjadi responden berjumlah 97
orang dari berbagai fakultas dan jurusan dengan karakteristik sebagai
berikut :
1. Fakultas
83 Hermawan Warsito, Pengantar Metedologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa(Jakarta : Gramedia, 1992), h. 11
99
Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki fakultas berjumlah 11
(sebelas) fakultas, di antaranya yaitu : Fakultas Pertanian (Faperta),
Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Fakultas Peternakan, Fakultas Kehutanan, Fakultas Teknologi
Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Fakultas Manajemen Bisnis, Fakultas
Ekonomi Manusia dan Fakultas Ekologi Manusia
Tabel 10. Fakultas Responden
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Fakultas Pertanian 11 11.3 %
Fakultas Kedokteran Hewan 9 9.2 %
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 12 12.3 %
Fakultas Peternakan 10 10.3 %
Fakultas Kehutanan 10 10.3 %
Fakultas Ekonomi dan Manajemen 11 11.3 %
Fakultas Ekonomi Manusia 7 7.2 %
Fakultas Teknologi Pertanian 8 8.2 %
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan
14 14.4 %
Fakultas Ekologi Manusia 5 5.1 %
Jumlah 97 100 %
100
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 97 responden, sebagian kecil
responden berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
(14.4 %), Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan (12.3 %), Fakultas
Pertanian (11.3 %), Fakultas Ekonomi dan Manajemen (11.3 %),
Fakultas Peternakan (10.3 %), Fakultas Kehutanan (10.3 %), Fakultas
Kedokteran Hewan (9.2 %), Fakultas Teknologi Pertanian (8.2 %),
Fakultas Ekonomi Manusia (7.2 %) dan Fakultas Ekologi Manusia (5.1
%.)
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan paling banyak
responden berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
dengan (14.4 %).
2. Jurusan Responden
a) Fakultas Pertanian
Tabel 11. Fakultas Pertanian
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Agronomi Hortikultura 5 45
Proteksi Tanaman 2 18 %
Manajemen Agribisnis 1 9 %
Hama Penyakit Tanaman 2 18 %
ARL 1 9 %
Jumlah 11 100 %
101
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 11 responden yang
berasal dari Fakultas Pertanian, hampir setengahnya (45 %)
responden berasal dari Jurusan Agronomi Hortikultura. Sebagian
kecil responden berasal dari Jurusan Proteksi Tanaman (18 %),
Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan (18 %), Jurusan Manajemen
Agrabisnis (9 %) dan Jurusan Arsitektur Lanskap 9 %.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 11
responden yang berasal dari Fakultas Pertanian paling banyak
responden berasal dari Jurusan Agronomi Hortikultura yaitu (45
%).
b) Fakultas Perikanan dan Kelautan
Tabel 12 Fakultas Perikanan dan Kelautan
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Teknologi Hasil Perairan 4 33 %
Manajemen Sumberdaya Perairan 1 8.3 %
Ilmu dan Teknologi Kelautan 2 16.6 %
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan 4 33 %
Budi Daya Perairnan 1 8.3 %
Jumlah 12 99 %
102
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 12 responden yang
berasal dari Fakultas Perikanan dan Kelautan, hampir setengahnya
berasal dari Jurusan Teknologi Hasil Perairan (33 %), Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (33 %) dan hanya sebagian
kecil responden berasal dari Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan
(16.6 %), Jurusan Budi Daya Perikanan (8.3 %) dan Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan (8.3 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 12
responden yang berasal dari Fakultas Perikanan dan Kelautan
paling banyak responden berasal dari Jurusan Teknologi Hasil
Perairan dan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan yaitu (33
%).
c) Fakultas Kehutanan
Tabel 13. Fakultas Kehutanan
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata
2 20
Hasil Hutan 1 10
Manajemen Kehutanan 4 40
Silvikultur 1 10
Teknologi Hasil Hutan 2 20
Jumlah 10 100 %
103
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 10 responden yang
berasal dari Fakultas Kehutanan, hampir setengahnya responden
berasal dari Jurusan Manajemen Kehutanan (40 %). Sebagian kecil
responden berasal dari Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata (20 %), Jurusan Teknologi Hasil Hutan 20 % , Jurusan
Hasil Hutan (10 %) dan Jurusan Silvikultur (10 %)
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 10
responden yang berasal dari Fakultas Kehutanan paling banyak
responden berasal dari Jurusan Manajemen Kehutanan (40 %).
d) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Tabel 14. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Fisika 1 7.1 %
Biologi 2 14.2 %
Biokimia 2 14.2 %
Statistika 3 21.8 %
Meterologi dan Geofisika 1 7.1 %
Matematika 3 21.8 %
Ilmu Komputer 1 7.1 %
Kimia 1 7.1 %
Jumlah 14 99.7 %
104
Tabel di atas menunjukan dari 14 responden yang berasal dari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, hanya sebagian
kecil responden berasal dari Jurusan Statistika (21.8 %), Jurusan
Matematika (21.8 %), Jurusan Biologi (14.2 %), Jurusan Biokimia
(14.2 %), Jurusan Ilmu Komputer (7.1 %), Jurusan Fisika (7.1 %)
dan Jurusan Kimia (7.1 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 14
responden yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam paling banyak responden berasal dari Jurusan
Statistika (21.8 %) dan Jurusan Matematika (21.8 %)
e) Fakultas Teknologi Pertanian
Tabel 15. Fakultas Teknologi Pertanian
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Teknologi Pangan 1 12.5 %
Teknologi Industri Pertanian 3 37.5 %
Teknik Sipil dan Lingkungan 1 12.5 %
Ilmu dan Teknologi Pangan 3 37.5 %
Jumlah 8 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 8 responden yang berasal
dari Fakultas Teknologi Pertanian, hampir setengahnya responden
berasal dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian (37.5 %) dan
105
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan (37.5 %). Sebagian kecil
responden berasal dari Jurusan Teknologi Pangan (12.5 %) dan
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan (12.5 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 8
responden yang berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian paling
banyak responden berasal dari Jurusan Teknologi Industri
Pertanian (37.5 %) dan Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan (37.5
%).
f) Fakultas Peternakan
Tabel 16. Fakultas Peternakan
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
IPTP 7 70 %
Peternakan 3 30 %
Jumlah 10 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 10 responden yang
berasal dari Fakultas Peternakan, sebagian besar responden berasal
dari Jurusan IPTP (70 %) dan Hampir setengahnya berasal dari
Jurusan Peternakan (30 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 10 responden yang berasal dari Fakultas Peternakan paling
banyak responden berasal dari Jurusan IPTP yaitu (70 %).
106
g) Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Tabel 17. Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ekonomi dan Studi Pembangunan 4 36.3 %
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan 4 36.3 %
Manajemen 3 27.2 %
Jumlah 11 99.8 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 11 responden yang berasal
dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen, hampir setengahnya
responden berasal dari Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan (36.6
%), Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (36.3 %) dan
Jurusan Manajemen (27.2 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 11
responden yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen paling
banyak responden berasal dari Jurusan Ekonomi dan Studi
Pembangunan (36.6 %) dan Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan (36.3 %).
107
h) Fakultas Ekonomi Manusia
Tabel 18. Fakultas Ekonomi Manusia
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Agribisnis 7 100 %
Jumlah 7 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 7 responden yang berasal
dari Fakultas Ekonomi Manusia, seluruhnya berasal dari Jurusan
Agribisnis (100 %). Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan
dari Fakultas Ekonomi Manusia responden seluruhnya berasal dari
Jurusan Agribisnis 100 %.
i) Fakultas Kedokteran Hewan
Tabel 19. Fakultas Kedokteran Hewan
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Kedokteran Hewan 9 100 %
Jumlah 9 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 9 responden yang berasal
dari Fakultas Kedokteran Hewan, seluruhnya berasal dari Jurusan
Kedokteran Hewan (100 %). Dengan demikian dapat diambil
108
kesimpulan dari Fakultas Kedokteran Hewan responden seluruhnya
berasal dari Jurusan Kedokteran Hewan (100 %).
j) Fakultas Ekologi Manusia
Tabel 20. Fakultas Ekologi Manusia
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ilmu Gizi 5 100 %
Jumlah 5 100 %
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 5 responden yang berasal
dari Fakultas Ekologi Manusi, seluruhnya berasal dari Jurusan
Ilmu Gizi (100 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
dari Fakultas Kedokteran Hewan responden seluruhnya berasal dari
Jurusan Ilmu Gizi (100 %).
3. Jenis Kelamin Responden
Tabel 21. Jenis Kelamin
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Laki-laki 42 43.2 %
Perempuan 55 56.7 %
Jumlah 97 100 %
Tabel di atas menunjukan dari 97 responden sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan (56.7 %) dan hampir
109
setengahnya (43.2 %) berjenis kelamin laki-laki. Dengan demikian
dapat di ambil kesimpulan sementara paling banyak responden
berjenis kelamin perempuan yaitu (56.7 %)
II. Frekuensi Kunjungan ke perpustakaan
Tabel 22. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Kali 34 35 %
2 Kali 25 25.7 %
3 Kali 19 19.5 %
4 Kali 19 19.5 %
Jumlah 97 100 %
Dari tabel frekuensi kunjungan perpustakaan di atas
menunjukan bahwa dari 97 responden, hampir setengahnya (35 %)
responden menjawab hanya mengunjungi perpustakaan 1 kali
dalam sebulan dan yang menjawab 2 kali sebanyak (25.7 %)
Sebagian kecil responden menjawab hanya mengunjungi
perpustakaan 3 kali (19.5 %) dan yang menjawab 4 kali sebanyak
(19.5 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab hanya
mengunjungi perpustakaan 1 kali dalam sebulan yaitu sebanyak
(35 %)
110
III. Tujuan Mengunjungi Perpustakaan
Tabel 23. Tujuan ke Perpustakaan
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Persiapan Menghadapi Ujian 19 19.5 %
Mengerjakan Tugas Kuliah 51 52.5 %
Rekreasi 14 14.4 %
Lainnya :
Untuk menambah pengetahuan
Membaca
Internet
Baca koran
Mencari Informasi
Belajar
Mencari Buku
1
2
2
3
1
2
2
1 %
2 %
2 %
3 %
1 %
2 %
2 %
Jumlah 97 100 %
Tabel di atas menunjukan dari 97 responden, sebagian besar
(52.5 %). responden mengatakan tujuan mereka pergi ke
perpustakaan ialah mengerjakan tugas kuliah. Sedangkan hanya
sebagian kecil responden mengatakan tujuan mereka pergi ke
perpustakaan untuk persiapan menghadapi ujian (19.5 %) untuk
rekreasi (14.4 %) dan yang lainnya respoden menjawab tujuan
mereka pergi ke perpustakaan ialah untuk membaca (2 %), mencari
111
informasi (1 %), membaca koran (3 %), internet (2 %), mencari
buku (2 %) dan menambah ilmu pengetahuan (1 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulkan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak mengatakan tujuan mereka pergi
ke perpustakaan yaitu untuk mengerjakan tugas kuliah (52.5 %).
IV. Pengalaman Responden Menggunakan Perpustakaan
Tabel 24. Pengalaman Menggunakan Perpustakaan
Sebelum di terima Sebagai Mahasiswa IPB
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 95 97.9 %
Tidak 2 2 %
Jumlah 97 99 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya responden (97.9 %)
pernah menggunakan perpustakaan sebelum mereka diterima
sebagai mahasiswa IPB. Sedangkan sekalipun persentasenya kecil
(2 %), ternyata masih ada mahasiswa baru IPB yang belum pernah
menggunakan perpustakaan sebelumnya. Diduga mereka ini akan
mengalami kesulitan menggunakan perpustakaan yang tersedia di
IPB. Oleh karena itu, pendidikan pemakai untuk pengenalan
perpustakaan masih dipandang perlu diberikan kepada mereka agar
bisa menggunakan perpustakaan dengan baik.
112
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab pernah
menggunakan perpustakaan sebelum di terima sebagai mahasiswa
IPB yaitu (97.9 %).
Tabel 25. Jika pernah, dimanakah tempatnya ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Perpustakaan SD 10 10.5 %
Perpustakaan SLTP 15 15.7 %
Perpustakaan SLTA 48 50.5 %
Perpustakaan Umum 22 23 %
Jumlah 95 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 95 responden yang menjawab pernah menggunakan
perpustakaan sebelum mereka diterima sebagai mahasiswa IPB,
setengahnya (50.5 %) responden menjawab pernah menggunakan
perpustakaan SLTA. Sebagian kecil respoden menjawab pernah
menggunakan perpustakaan umum (23 %), menggunakan
perpustakaan SLTP (15.7 %) dan menggunakan perpustakaan SD
(10.5 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 95 responden yang menjawab pernah menggunakan
113
perpustakaan sebelum mereka diterima sebagai mahasiswa IPB
paling banyak responden menjawab pernah menggunakan
perpustakaan SLTA sebelum di terima sebagai mahasiswa IPB
yaitu (50.5 %).
Tabel 26. Pengalaman menerima pengajaran
latihan menggunakan perpustakaan sebelumnya
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 82 84.5 %
Tidak 15 15.4 %
Jumlah 97 97%
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 97 responden, hampir
seluruhnya (82 %) responden menyatakan bahwa mereka pernah
menerima pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan
(library instruction) sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa tingkat penggunaan perpustakaan yang dilakukan oleh
responden sebelumnya sudah optimal. Mereka setidak-tidaknya
telah mengenal perpustakaan dengan baik . hanya sebagian kecil
saja (15%) responden yang menyatakan mereka belum pernah
menerima pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan
(library instruction) sebelumnya.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab bahwa
114
mereka pernah menerima pengajaran atau latihan menggunakan
perpustakaan (library instruction) sebelumnya yaitu (82 %)
Tabel 27. Jika pernah, pengajaran apa yang di sampaikan?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Pengenalan Koleksi 9 10.9 %
Penelusuran Informasi 17 20.7 %
Pengenalan jenis layanan perpustakaan 24 29.2 %
Informasi tata cara peminjaman koleksi 32 39 %
Jumlah 82 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 82 responden yang menjawab pernah menerima
pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan (library
instruction) sebelumnya, hampir setengahnya (39 %) responden
menjawab pengajaran yang pernah di sampaikan ketika mengikuti
program pendidikan pemakai sebelum di terima sebagai mahasiswa
IPB ialah informasi tentang tata cara peminjaman koleksi.
Sebagian kecil responden menjawab pengajaran yang pernah di
sampaikan ketika mengikuti program pendidikan pemakai sebelum
di terima sebagai mahasiswa IPB ialah pengenalan jenis layanan
pustaka (29.2 %), penelusuran informasi (20.7 %) dan pengenalan
koleksi (10.9 %).
115
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 82 responden yang menjawab pernah menerima pengajaran
atau latihan menggunakan perpustakaan (library instruction)
sebelumnya paling banyak responden menjawab pengajaran yang
pernah di sampaikan ketika mengikuti program pendidikan
pemakai sebelum di terima sebagai mahasiswa IPB ialah informasi
tentang tata cara peminjaman koleksi yaitu (39 %) .
Tabel 28. Bagaimana saudara mencari buku di perpustakaan ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Menelusur melalui OPAC 37 38.1 %
Langsung ke Rak koleksi 32 32.9 %
Bertanya kepada teman 12 12.3 %
Bertanya ke petugas perpustakaan 16 16.4 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (38.1 %) responden
menjawab mereka mencari buku di perpustakaan menelusur
melalui OPAC dan yang menjawab langsung ke rak koleksi (32.9
%) dan hanya sebagian kecil responden menjawab bertanya ke
petugas perpustakaan (16.4 %) dan yang menjawab bertanya
kepada teman (12.3 %).
116
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab mereka
mencari buku di perpustakaan menelusur melalui OPAC yaitu
(38.1 %).
Tabel 29. Apakah saudara tahu apa yang di maksud
dengan sarana penelusuran informasi?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 95 97.9 %
Tidak 2 2 %
Jumlah 97 97%
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya (97.9 %) responden
menjawab mereka mengetahui sarana penelusuran informasi dan
hanya sebagian kecil (2 %) responden menjawab tidak mengetahui
sarana penelusuran informasi.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab mereka
mengetahui sarana penelusuran informasi yaitu (97.9 %)
117
Tabel 30. Jika tahu, dari istilah di bawah ini mana yang saudara
ketahui sebagai sarana penelusuran informasi?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
OPAC 45 47.3 %
IEL (IPB Electronoc Library) 50 52.6 %
TEEAL 0
www.proquest.com 0
Jumlah 95 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 95 responden yang menjawab mengetahui sarana
penelusuran informasi sebagian besar (52.6%) responden
menjawab mengetahui IEL (IPB Ilectronoc Library) sebagai
sarana penelusuran informasi dan yang menjawab OPAC sebagai
sarana penelusuran informasi (47.3%). Tidak ada satupun
responden yang menjawab TEEAL dan www.proquest.com
sebagai sarana penelusuran informasi.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 95 responden yang menjawab mengetahui sarana penelusuran
paling banyak responden menjawab mengetahui IEL (IPB
Ilectronoc Library) sebagai sarana penelusuran informasi yaitu
(52.6 %)
118
Tabel 31. Apakah saudara bisa menggunakan
katalog online(OPAC)?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 45 46.3 %
Tidak 52 53.6 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (46.3 %) responden
menjawab bisa menggunakan katalog online (OPAC) dan sebagian
besar (53.6 %) responden menjawab tidak bisa menggunakan
katalog online (OPAC).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab tidak bisa
menggunakan katalog online (OPAC) yaitu (53.6 %
119
Tabel 32. Jika bisa, apakah menurut saudara
katalog online (OPAC) mudah di gunakan?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Sangat mudah digunakan 15 33.3 %
Mudah digunakan 24 53.3 %
Sulit digunakan 2 4.4 %
Sangat sulit digunakan 4 8.8 %
Jumlah 45 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan
katalog online (OPAC), setengahnya (53.3 %) responden
menjawab katalog online (OPAC) mudah digunakan dan hampir
setengahnya responden menjawab katalog online (OPAC) sangat
mudah digunakan (33.3 %). Hanya sebagian kecil saja responden
yang menjawab katalog online (OPAC) sulit digunakan (4.4 %)
dan yang menjawab sangat sulit digunakan (8.8 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan katalog
online (OPAC) paling banyak responden menjawab katalog online
(OPAC) mudah digunakan yaitu (53.3 %).
120
Tabel 33. Jika saudara menggunakan OPAC
akses apa yang saudara gunakan ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Berdasarkan Judul 20 44.4 %
Berdasarkan Pengarang 14 33.3 %
Berdasarkan Subjek 5 11.1 %
Berdasarkan dengan istilah anda 6 13.3 %
Jumlah 45 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan
katalog online (OPAC), hampir setengahnya (44.4 %) responden
menjawab jika menggunakan OPAC mereka menggunakan akses
berdasarkan judul dan yang menjawab menggunakan akses
berdasarkan pengarang (33.3 %). Hanya sebagian kecil yang
menjawab menggunakan akses berdasarkan subjek (11.1 %) dan
yang menjawab menggunakan akses berdasarkan dengan istilah
anda (13.3 %)
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan katalog
online (OPAC), paling banyak responden menjawab jika
121
menggunakan OPAC mereka menggunakan akses berdasarkan
judul (44.4 %)
Tabel 34. Di bawah ini merupakan sumber-sumber referensi,sumber
referensi yang manakah yang saudara tahu dan dapat menggunakannya?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ensiklopedi 38 39.1 %
Kamus 39 40.2 %
Direktori 11 11.3 %
Lainnya 9 9.2 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (40.2 %) responden
menjawab kamus sebagai sumber referensi yang mereka tahu dan
dapat menggunakannya dan responden yang menjawab ensiklopedi
(39.1 %). Sebagian kecil (11.3 %) responden menjawab direktori
sebagai sumber referensi yang mereka tahu dan dapat
menggunakannya dan yang menjawab lainnya (9.2 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab kamus
sebagai sumber referensi yang mereka tahu dan dapat
menggunakannya yaitu (40.2 %)
122
Tabel 35. Layanan apa yang saudara ketahui di perpustakaan IPB ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Layanan Sirkulasi 17 17.5 %
Layanan Keanggotaan 23 23.7 %
Layanan Penelusuran Informasi 55 56.7 %
Lainnya
Layanan SAC (Self Access Center)
Layanan IEL (IPB Electronic Library)
1
1
1 %
1 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden sebagian besar (56.7 %) responden
menjawab mengetahui layanan penelusuran informasi sebagai
layanan yang ada di perpustakaan IPB dan hanya sebagian kecil
(23.7 %) yang menjawab layanan keanggotaan, yang menjawab
layanan sirkulasi (17.5 %) dan yang menjawab lainnya yaitu
Layanan SAC (Self Access Center) 1 % dan layanan IEL (IPB
Electronic Library) 1 %.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab mengetahui
layanan penelusuran informasi sebagai layanan yang ada di
perpustakaan IPB yaitu (56.7 %)
123
Tabel 36. Apa saudara mengenal layanan SAC (Self Access Center) ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 50 51.5 %
Tidak 47 48.4 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, sebagian besar (51.5 %) responden
menjawab mengenal layanan SAC (Self Access Center) dan hampir
setengahnya (48.4 %) responden menjawab tidak mengenal
layanan SAC (Self Access Center).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab mengenal
layanan SAC (Self Access Center) yaitu (51.5 %)
Tabel 37. Jika iya, apa yang saudara ketahui tentang layanan SAC ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Program khusus yang dirancang untuk
menunjang proses belajar untuk mata kuliah
bahasa inggris dan ilmu-ilmu dasar di tingkat
TPB (Tingkat Persiapan Bersama)
17 34 %
Ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu
kegiatan nyata dari program cakupan perguruan30 60 %
124
tinggi-Due-like IPB
Layanan dari kantor Hak atas kekayaan
intelektual IPB
1 2 %
Layanan bimbingan pengguna Perpustakaan 2 4 %
Jumlah 50 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan SAC
(Self Access Center), sebagian besar (60 %) responden menjawab
SAC merupakan ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu
kegiatan nyata dari program cakupan perguruan tinggi-Due-like
IPB dan hampir setengahnya (34 %) responden menjawab SAC
merupakan program khusus yang dirancang untuk menunjang
proses belajar untuk mata kuliah bahasa inggris dan ilmu-ilmu
dasar di tingkat TPB (Tingkat Persiapan Bersama). Hanya sebagian
kecil responden yang menjawab SAC merupakan layanan
bimbingan pengguna perpustakaan (4 %) dan yang menjawab SAC
merupakan layanan dari kantor Hak atas kekayaan intelektual IPB
(2 %)
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan SAC (Self
Access Center) paling banyak responden menjawab SAC
merupakan ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu
125
kegiatan nyata dari program cakupan perguruan tinggi-Due-like
IPB yaitu (60 %)Kondisi ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar mahasiswa baru sudah paham tingkat terhadap layanan SAC.
Tabel 38. Apakah anda mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library)?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 50 51.5 %
Tidak 47 48.4 %
Jumlah 97 99 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden setengahnya (51.5 %) responden
menjawab mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library) dan
hampir setengahnya (48.4 %) responden yang menjawab tidak
mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab mengenal
layanan IEL (IPB Electronic Library) yaitu (51.5 %)
Tabel 39. Jika iya, apa yang saudara ketahui tentang layanan IEL?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Layanan digital dan virtual dengan alamat home
page (situs) : www.iel.ipb.id
42 84 %
Ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu
jegiatan nyata dari program cakupan perguruan
5 10 %
126
tinggi-Due-like IPB
Layanan dari kantor Hak atas kekayaan
intelektual IPB
Layanan bimbingan pengguna Perpustakaan 3 6 %
Jumlah 50 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan IEL
(IPB Electronic Library), hampir seluruhnya (84 %) responden
menjawab IEL (IPB Electronic Library) merupakan layanan digital
dan virtual dengan alamat home page (situs) : www.iel.ipb.id . Hanya
sebagian kecil responden yang menjawab IEL (IPB Electronic
Library) merupakan ruang belajar mandiri yang merupakan salah
satu kegiatan nyata dari program cakupan perguruan tinggi-Due-
like IPB (10 %) dan responden yang menjawab IEL (IPB
Electronic Library) merupakan layanan bimbingan pengguna
perpustakaan hanya (6 %) dan tidak ada satupun responden yang
menjawab IEL (IPB Electronic Library) merupakan layanan dari
kantor Hak atas Kekayaan Intelektual IPB.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan IEL (IPB
Electronic Library) paling banyak responden menjawab IEL (IPB
Electronic Library) merupakan layanan digital dan virtual dengan
127
alamat home page (situs) : www.iel.ipb.id yaitu (84 %). Kondisi ini
mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa baru kenal dan
paham terhadap layanan IEL.
Tabel 40. Apakah anda mengenal layanan Cafe HKI ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 26 26.8 %
Tidak 71 73.1 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, sebagian besar (73.1 %) responden
menjawab tidak mengenal layanan Cafe HKI dan hampir
setengahnya (26.8 %) responden menjawab mengenal layanan Cafe
HKI.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab tidak
mengenal layanan Cafe HKI (73.1 %).Kondisi ini mengindikasikan
bahwa masih banyak mahasiswa IPB yang belum mengenal
layanan Cafe HKI.
128
Tabel 41. Jika iya, bagaimana pendapat anda
tentang layanan Cafe HKI?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Layanan Cafe HKI memberikan pemahaman
tentang hak atas kekayaan intelektual IPB
12 46.1 %
Layanan Cafe HKI memberikan penghormatan
terhadap karya seseorang
1 3.8 %
Layanan Cafe HKI mencegah plagiarisme 3 11.5 %
Layanan Cafe HKI memberikan informasi
mengenai karya-karya mahasiswa, dosen dan
pegawai IPB.
10 38.4 %
Jumlah 26 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 26 responden yang menjawab mengenal layanan Cafe
HKI, hampir setengahnya (46.1 %) responden berpendapat layanan
Cafe HKI memberikan pemahaman tentang hak atas kekayaan
intelektual IPB dan responden yang berpendapat layanan Cafe HKI
memberikan informasi mengenai karya-karya mahasiswa, dosen
dan pegawai IPB (38.4 %). Sedangkan hanya sebagian kecil
responden yang berpendapat layanan Cafe HKI mencegah
plagiarisme (11.5 %) dan responden yang berpendapat layanan
129
Cafe HKI memberikan penghormatan terhadap karya seseorang
hanya (3.8 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 26 responden yang menjawab mengenal layanan Cafe HKI,
paling banyak responden berpendapat layanan Cafe HKI
memberikan pemahaman tentang hak atas kekayaan intelektual IPB
yaitu (46.1 %)
Tabel 42. Apakah anda mengenal Proquest ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 15 15.4 %
Tidak 82 84.5 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya (84.5 %) responden
menjawab tidak mengenal Proquest dan hanya sebagian kecil (15.4
%) responden yang menjawab mengenal Proquest.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
paling banyak responden menjawab tidak mengenal Proquest yaitu
(84.5 %). Kondisi ini mengindikasikan bahwa masih banyak
mahasiswa IPB yang belum mengenal Proquest.
130
Tabel 43. Jika iya, menurut saudara apa manfaat dari Proquest?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkuliahan
6 40 %
Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan
pembuatan skripsi
1 6.6 %
Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan
tugas karya ilmiah
3 20 %
Proquest sangat membantu dalam menambah
wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa
5 33.3 %
Jumlah 15 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 15 responden yang menjawab mengenal Proquest,
hampir setengahnya (40 %) responden menjawab manfaat dari
Proquest adalah Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkuliahan dan responden yang menjawab Proquest
sangat membantu dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan
mahasiswa (33.3 %). Hanya sebagian kecil responden yang
menjawab Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan tugas
karya ilmiah (20 %) dan responden yang menjawab Proquest
sangat membantu dalam menyelesaikan pembuatan skripsi hanya
(6.6 %).
131
Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa
dari dari 15 responden yang menjawab mengenal Proquest paling
banyak responden menjawab manfaat dari Proquest adalah
Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkuliahan (40 %)
Tabel 44. Apakah nomor klasifikasi yang terdapat dalam koleksi
di rak mambantu saudara mempermudah menemukan
koleksi yang saudara butuhkan?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Sangat membantu 31 31.9 %
Membantu 57 58.7 %
Tidak membantu 5 5.1 %
Sangat tidak membantu 4 4.1 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden sebagian besar (58.7 %) responden
menjawab nomor klasifikasi yang terdapat dalam koleksi di rak
membantu dalam menemukan koleksi dan hampir setengahnya
(31.9 %) responden menjawab sangat membantu. Hanya sebagian
kecil saja yang menjawab tidak membantu (5.1 %) dan responden
yang menjawab sangat tidak membantu hanya (4.1 %).
132
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden, paling banyak responden menjawab nomor
klasifikasi yang terdapat dalam koleksi di rak membantu dalam
menemukan koleksi yaitu (58.7 %)
Tabel 45. Apakah program pendidikan pemakai yang di berikan
perpustakaan membantu anda dalam menggunakan
perpustakaan dengan baik?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Ya 77 79.3 %
Tidak 20 20.6 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya (79.3 %) responden
menjawab program pendidikan pemakai yang di berikan
perpustakaan membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan
baik dan hanya sebagian kecil saja (20.6 %) responden yang
menjawab program pendidikan pemakai yang di berikan
perpustakaan tidak membantu dalam menggunakan perpustakaan
dengan baik
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden, paling banyak responden menjawab program
133
pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan membantu
dalam menggunakan perpustakaan dengan baik yaitu (79.3 %).
Tabel 46. Jika iya, bagaimana program tersebut
dapat membantu saudara?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Membantu dalam melakukan penelusuraninformasi
31 40.2 %
Membantu dalam menemukan koleksi 5 6.4 %
Membantu dalam menyelesaikan tugaskuliah
12 15.5 %
Membantu dalam memanfaatkan semualayanan perpustakaan
29 37.6 %
Jumlah 77 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 77 respoden yang menjawab program pendidikan
pemakai yang di berikan perpustakaan membantu dalam
menggunakan perpustakaan dengan baik, hampir setengahnya
(40.2 %) responden menjawab program pendidikan pemakai
membantu dalam melakukan penelusuran informasi dan responden
yang menjawab membantu dalam memanfaatkan semua layanan
perpustakaan sebanyak (37.6 %). Sebagian kecil responden
menjawab membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah sebanyak
134
(15.5 %) dan responden yang menjawab membantu dalam
menemukan koleksi sebanyak (6.4 %).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari dari 77 respoden yang menjawab program pendidikan pemakai
yang di berikan perpustakaan membantu dalam menggunakan
perpustakaan dengan baik paling banyak responden menjawab
program pendidikan pemakai membantu dalam melakukan
penelusuran informasi yaitu (40.2 %).
V. Saran dan Pendapat Mengenai Pengelolaan Perpustakaan dan Mengenai
Program Pendidikan Pemakai.
Tabel 47. Perpustakaan yang pernah di kunjungi responden
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Perpustakaan SD 6 6.1 %
Perpustakaan SMP 5 5.1 %
Perpustakaan SMA 26 26.8 %
Perpustakaan Daerah 9 9.2 %
Perpustakaan Gramedia 1 1 %
Perpustakaan Plaza DepartemenPendidikan Jakarta
1 1 %
Perpustakaan Universitas PendidikanIndonesia Bandung
1 1 %
Perpustakaan Departemen PekerjaanUmum
1 1 %
Perpustakaan BBIA 1 1 %
Perpustakaan umum kota Bogor 21 21.6 %
Perpustakaan Nasional 16 16.4 %
Perpustakaan Pusat UniversitasAndalas Padang
1 1 %
135
Perpustakaan LIA 1 1 %
Perpustakaan Universitas Indonesia 3 3 %
Perpustakaan Mastrib Jombang 1 1 %
Perpustakaan Pramuka 1 1 %
Perpustakaan Sejarah 1 1 %
Perpustakaan taman baca 1 1 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (26.8 %) responden
menjawab perpustakaan SLTA sebagai perpustakaan yang pernah
di kunjungi selain perpustakaan IPB dan hanya sebagian kecil
responden menjawab Perpustakaan Umum Kota Bogor (21.6 %),
Perpustakaan Nasional (16.4 %), Perpustakaan Daerah (9.2 %),
Perpustakaan SMP (5.1 %), Perpustakaan SD (6.1 %),
Perpustakaan Universitas Indonesia (3 %). Perpustakaan Gramedia
(1 %), Perpustakaan Plaza Departemen Pendidikan Jakarta (1 %),
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (1 %),
Perpustakaan Departemen Pekerjaan Umum (1 %), Perpustakaan
BBIA(1 %), Perpustakaan Pusat Universitas Andalas Padang (1
%), Perpustakaan LIA (1 %), Perpustakaan Mastrib Jombang (1
%), Perpustakaan Pramuka (1 %), Perpustakaan Sejarah(1 %) dan
Perpustakaan taman baca (1 %).
136
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab
Perpustakaan SLTA sebagai perpustakaan yang pernah di kunjungi
selain perpustakaan IPB yaitu (26.8 %).
Tabel 48. Pendapat mengenai pengelolaan perpustakaan IPB
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Sangat memuaskan 35 36 %
Memuaskan 52 53.6 %
Kurang memuaskan 6 6.1 %
Sangat kurang memuaskan 4 4.1 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, sebagian besar (53.6 %) responden
menjawab pengelolaan Perpustakaan IPB memuaskan dan hampir
setengahnya respoden menjawab sangat memuaskan (36 %).
Hanya sebagian kecil saja responden menjawab kurang
memuaskan (6.1 %) dan yang menjawab sangat kurang
memuaskan (4.1 %).
Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa
dari 97 responden paling banyak responden menjawab pengelolaan
Perpustakaan IPB memuaskan (53.6 %). Ini mengindikasikan
bahwa pengelolaan Perpustakaan IPB memuaskan.
137
Tabel 49. Apakah menurut saudara pengetahuan saudara sudah cukup
terhadap kemampuan saudara dalam menggunakan
perpustakaan yang efektif?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Sudah 45 46.3 %
Belum 52 53.6 %
Jumlah 97 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 97 responden, sebagian besar (53.6 %) responden
menjawab pengetahuan terhadap kemampuan dalam menggunakan
perpustakaan dengan baik belum cukup dan hampir satengahnya
(46.3 %) responden menjawab sudah cukup kemapuannya dalam
menggunakan perpustakaan dengan baik.
Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa
paling banyak responden menjawab pengetahuan terhadap
kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum
cukup (53.6 %)
138
Tabel 50. Jika jawaban saudara belum cukup,
mohon berikan saran saudara ?
Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase
Sebaiknya buat informasi tata caramenggunakan perpustakaan yangbenar di setiap tempat yang strategisuntuk di baca mahasiswa.
5 9.6 %
Harap program pendidikan pemakaiwaktunya di tambah lagi agarmahasiswa bisa lebih paham.
12 23 %
Sosialisasikan program pendidikanpemakai secara rutin.
3 5.7 %
Pengenalan pelayanan perpustakaansebaiknya di praktikan, tidak hanyadengan menampilkan slide.
13 25 %
Harap diberitahukan lagi tentangCafe HKI dan Proquest.
9 17.3 %
Program pendidikan pemakai sangatmembosankan, harap di jelaskansecara jelas dan menarik tentangfasilitas dan layanannya.
10 19.2 %
Jumlah 52 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar
bahwa dari 52 responden yang menjawab pengetahuan terhadap
kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum
cukup, sebagian kecil (25 %) responden memberikan saran
pengenalan pelayanan perpustakaan sebaiknya di praktikan, tidak
hanya dengan menampilkan slide, yang memberikan saran program
pendidikan pemakai waktunya di tambah lagi agar mahasiswa bisa
lebih paham (23 %), yang memberikan saran program pendidikan
pemakai supaya tidak membosankan, harap di jelaskan secara jelas
139
dan menarik tentang fasilitas dan layanannya (19.2 %) dan yang
memberikan saran harap diberitahukan lagi tentang Cafe HKI dan
Proquest (17.3 %)
Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa
dari 52 responden yang menjawab pengetahuan terhadap
kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum
cukup, paling banyak responden memberikan saran pengenalan
pelayanan perpustakaan sebaiknya di praktikan, tidak hanya
dengan menampilkan slide (25 %). Ini mengindikasikan bahwa
banyak mahasiswa yang menyarankan agar pengenalan pelayanan
perpustakaan sebaiknya di praktikan, tidak hanya dengan
menampilkan slide.
140
BAB V
PENUTU P
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di uraikan dalam bab IV, maka penulis
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Pendidikan pemakai pertama kali dilaksanakan di IPB yaitu pada tahun
2005. di ikuti oleh mahasiswa baru IPB. Kegiatan ini dilakukan atas adanya
kerjasama antara Perpustakaan IPB dengan Badan Pengelola Asrama
Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan Program Pembinaan
Akademik dan Multi Budaya (PPAMB). Kegiatan ini diberi nama dengan
Mahasiswa Cinta Perpustakaan (MCP). Waktu yang digunakan untuk
pengenalan tersebut, yaitu pada saat mahasiswa mulai menempati asrama pada
masa awal perkuliahan
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 97 responden yang nerupakan
mahasiswa baru, mayoritas hampir seluruhnya 77 orang (79.3 %) responden
menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB
membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik. Hal ini di buktikan
berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari 77 responden yang menyatakan
program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB membantu
dalam menggunakan perpustakaan dengan baik hampir setengahnya (40.2 %)
responden menyatakan program pendidikan pemakai membantu dalam
melakukan penelusuran informasi dan yang menyatakan program pendidikan
141
pemakai membantu dalam memanfaatkan semua layanan perpustakaan
sebanyak (37.6 %). Hanya sebagian kecil responden menyatakan program
pendidikan pemakai membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah yaitu
sebanyak (15.5 %) dan responden yang menyatakan program pendidikan
pemakai membantu dalam menemukan koleksi yaitu sebanyak (6.4 %).
Mengenai pengetahuan terhadap kemampuan dalam menggunakan
perpustakaan yang efektif. Dari 97 responden mayoritas sebagian besar 52
orang (53.6 %) responden menyatakan pengetahuan mereka terhadap
kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa mayoritas sebagian besar mahasiswa baru
merasa bahwa pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalam menggunakan
perpustakaan dengan baik belum cukup. Hal ini di buktikan berdasarkan data
yang diperoleh bahwa dari 97 responden mayoritas sebagian besar 52 orang
(53.6 %) responden menyatakan tidak bisa menggunakan katalog online
(OPAC). Hampir seluruhnya 82 orang (84.5 %) responden menyatakan tidak
mengenal layanan Proquest dan sebagian besar 71 orang (73.1 %) responden
menyatakan tidak mengenal layanan Cafe HKI.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah di uraikan dalam BAB IV, maka penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut :
a. Sebaiknya program pendidikan pemakai waktunya di tambah lagi tidak
hanya 1 jam agar mahasiswa bisa lebih paham dan mengerti.
142
b. Agar mahasiswa bisa lebih paham tentang layanan-layanan perpustakaan
IPB, sebaiknya pengenalan pelayanan perpustakaan ketika program
pendidikan pemakai di praktikan, tidak hanya dengan menampilkan slide.
c. Agar program pendidikan pemakai tidak membosankan, harap penjelasan
materi pendidikan pemakai di buat lebih menarik dan jelas yaitu diselingi
dengan permainan-permainan dan agar lebih jelas disertai dengan Wisata
Perpustakaan, khususnya mengenai fasilitas dan layanan perpustakaan.
d. Sebaiknya buat informasi tentang tata cara menggunakan perpustakaan
yang benar di setiap tempat yang strategis agar di baca oleh mahasiswa.
e. Harap diberitahukan lagi tentang layanan Cafe HKI dan layanan Proquest
karena hampir seluruh mahasiswa baru tidak mengenal layanan Cafe HKI
dan layanan Proquest.
f. Sebaiknya jumlah peserta program pendidikan pemakai untuk setiap
kelompok tidak terlalu banyak (100 orang), hal ini akan membuat materi
yang di sampaikan tidak efektif di karenakan terlalu banyaknya jumlah
orang yang berada di ruangan.
g. Sebaiknya dalam penyampaian materi program pendidikan pemakai yang
menggunakan metode Lectures/ceramah di barengi dengan wisata
perpustakaan Yaitu dengan melakukan perjalanan keliling di perpustakaan
sekaligus memperkenalkan perpustakaan secara umum. Hal ini agar
membantu mahasiswa lebih mengenal dan paham mengenai perpustakaan
secara keseluruhan.
143
h. Harap program pendidikan pemakai yang di adakan oleh perpustakaan IPB
terus di tingkatkan lagi. Agar bisa lebih banyak lagi mahasiswa/mahasiswi
IPB yang bisa menggunakan perpustakaan dengan baik.
144
Daftar Pustaka
Agha, Syed Salim, ” Influence of User Education and Evolving ProfessionalAttitudes Toward Enhancing Library Benefits ”, Proceeding of the vithworlds congress of the international Association of AgricultiralLibrarian and Documentalist, Maret 1980.
Badawi, Ahmad, ” Bimbingan Terhadap Pemakai Jasa Perpustakaan”, BuletinBina Pustaka (September 1981): h. 12
Basuki, Sulistyoi. ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, Makalahdalam Pelatihan Pendidikan Pemakai Jaringan Perpustakaan” (Januari,1999)., h.20
Beaubean, Anne. Learning the library. New York : Bowker, 1982
Black, J.E. The Library, Teaching Material, Research InformationChallenge.Yogyakarta : Fisipol UGM, 1983
Bodi, Sonia. Relevance in Library Instruction: The Pursuit. Chicago: College andResearch Libraries. 1984.
Chall, Devindar Kaur, ”A Survey of Library Skills and Computer Literacy. KekalAbadi: Berita Perpustakaan Universiti Malaya, no. 4 (Disember 1997):h.14
Davies. R.H. and Stimberling. Life Long Educatian and the School. Hamburg :UNISCO Institute for Edicatioan, 1973
Dilion, Howard W. “Organizing the Academic Library for Instruction.”The Jornalof Academic Librarianship. 1975: h. 4
Fjallbrant, Nancy. User education in libraries. London : Bingley,1984
Harefa, Andreas. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas, 2000
Harrod, Leonard Montague. Harrod’s Librarians Glossary : 9000 Terms Used inInformation Management Library Science Publishing The book TradesAnd Archive Managemen ,Ed. 8. England : Gower Publishing CompanyLimited., 1995: h. 61
Hasugian, Jonner. ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa BaruPengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik2002/2003,“ artikel di akses pada 21 Agustus 2008 dari
145
:http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=7670&task=view
Hidayanto, Dwi Nugroho, ”Learning Skills. artikel di akses pada 20 Agustus2008 dari http://keyshani.wordpress.com/category/education/
IFLA/UNESCO. ”Pedoman Perpustakaan Sekolah.” Artikel di akses tanggal 25Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm
Irawan, Seandy. “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalamPenelusuran Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasuspada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah JakartNa.” SkripsiS1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta,2005.
Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasi.” Artikel di akses tanggal 24Agustus 2008 dari:http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:replies=threaded
Katz, William. Introduction to Reference Work: Basic Information Source. NewYork, 1987.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta :PPM, 2005
Laporan Tahunan 2007 Perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Institut PertanianBogor, 2008.
Main, Abdul. “Teknologi Informasi Dalam Sistem Jaringan PerpustakaanPerguruan Tinggi.”Artikel di akses pada 21 Agustus 2008 darihttp://arjunaganteng.blogspot.com/2007/11/teknologi-informasi-dalam-sistem.html
Malley, Ian. 1984. The basic of information skills teaching. London : Bingley,1984
Mardalis. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : BumiAksara, 1995
Mc Elroy, A. Rennie. 1982. User education-for life? Library review, 31, 3-10.
146
”Mengajarkan Library skills di sekolah.” Artikel di akses tanggal 25 Agustus dari
: http://teacherlibrarian.wordpress.com/2007/05/10/mengajarkan-library-
skills-di-sekolah/
Merati, Widiadnyana. ”Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi.” Artikel diakses pada 22 Agustus 2008 dari http://ppt-perpustakaan-dalam-era-teknologi-informasi-03-1998.ppt
Mews, Hazel Mews. Readers Instruction in College and Universitas: AnIntroductury Handbook. London : Clive Bingley, 1972
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan .Jakarta : LekDis, 2005
Perpustakaan IPB Memasuki Era Digital dan Virtual: Sejarah Singkat 40 TahunPerpustakaan IPB (IPB Electronic Library)
Phipps, Barbara H. Library Instruction for Undergraduete. Chicago : College andResearch Libraries, 1968.
Purnomo, Pungki, “Pembekalan “Life Long Learning”di Madrasah MelaluiPenerapan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan,” dalam SudarnotoAbdul Halim, ed. Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society :Gagasan untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta :Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006 : h. 119
Rice, James. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction. London :Greenwood Press, 1981
Ridowati, Tati. “Pustakawan Perlu Terus Belajar,” Artikel di akses 4 April 2007dari http: //www.lib.ui.ac.id/readarticle.php?article id =3
Roberts, Anne F dan Blandy Susan G. Library Instruction for Librarians.Englewood : Libraries Unlimited, 1989.
Saptaastuti, Rikarda Ratih. ”Jurus Menggaet Peminat Perpustakaan.” KronikUnika Soegijapranata, Ed. 8 (Juni 2005):h. 1.
Sudijodo, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada,1997
Sujarwo. ”Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global.” artikel di aksespada 20 Agustus 2008 dari http://pakguruonline.pendidikan.net
Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat .Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003.
147
Wahyuni, Lussy Dwiutami dan Evita. ”Survei Tingkat Literasi MahasiswaTerhadap Media Dan Informasi (Media And Information Literacy).”Artikel di akses pada 20 Agustus 2008 darihttp://lussysf.multiply.com/journal/item/69
Warsito, Hermawan. Pengantar Metedologi Penelitian : Buku PanduanMahasiswa. Jakarta : Gramedia, 1992.
Wering, Heri van. ”Strategi Pelaksanaan Program Pendidikan PemakaiPerpustakaan.” Makalah dalam Kursus Penyegaran dan Penambahanilmu Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi.Depok, Februari 1992.h.5
Whittaker, Kennet. The Basic of Library Used Services. London : LibraryAssociation Publishing Ltd, 1993.