pendahuluan1

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian keganasan hidung dan sinus paranasal tergolong rendah, akan tetapi diagnosis dini kasus ini seringkali mengakibatkan keterlambatan penatalaksanaan, sehingga memerlukan perhatian khusus oleh dokter umum maupun ahli Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Dari data ditemukan bahwa keganasan hidung dan sinus paranasal hanya merupakan 1% dari seluruh tumor ganas tubuh, dan 3% dari keganasan di kepala dan leher. 1,2,5,10 Dengan predileksi tersering adalah di sinus maksila (70-80%), diikuti sinus etmoid dan hidung (20- 30%), sedangkan sinus frontal dan sfenoid jarang dijumpai (kurang dari 1%). 1,4 Secara anatomis hidung dan sinus paranasal merupakan suatu struktur dan rongga yang berhubungan erat. Keganasan di hidung dapat lebih cepat terlihat dan menimbulkan gejala, tetapi keganasan di sinus yang merupakan rongga tersembunyi di dalam tulang-tulang pembentuk wajah, tidak mungkin terlihat hanya melalui pemeriksaan fisik biasa. Seringkali diagnosis baru ditegakkan setelah tumor sudah merusak struktur di sekitarnya sehingga asal tumor sangat sulit ditentukan. 1 0

Upload: syntia-ambelina

Post on 09-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wej

TRANSCRIPT

Case Report Session

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Angka kejadian keganasan hidung dan sinus paranasal tergolong rendah, akan tetapi diagnosis dini kasus ini seringkali mengakibatkan keterlambatan penatalaksanaan, sehingga memerlukan perhatian khusus oleh dokter umum maupun ahli Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Dari data ditemukan bahwa keganasan hidung dan sinus paranasal hanya merupakan 1% dari seluruh tumor ganas tubuh, dan 3% dari keganasan di kepala dan leher.1,2,5,10 Dengan predileksi tersering adalah di sinus maksila (70-80%), diikuti sinus etmoid dan hidung (20-30%), sedangkan sinus frontal dan sfenoid jarang dijumpai (kurang dari 1%).1,4

Secara anatomis hidung dan sinus paranasal merupakan suatu struktur dan rongga yang berhubungan erat. Keganasan di hidung dapat lebih cepat terlihat dan menimbulkan gejala, tetapi keganasan di sinus yang merupakan rongga tersembunyi di dalam tulang-tulang pembentuk wajah, tidak mungkin terlihat hanya melalui pemeriksaan fisik biasa. Seringkali diagnosis baru ditegakkan setelah tumor sudah merusak struktur di sekitarnya sehingga asal tumor sangat sulit ditentukan.1Hidung tersumbat, epistaksis dan rinorea merupakan gejala utama yang sering dikeluhkan pasien. Gejala ini mirip dengan rhinitis dan sinusitis pada umumnya, sehingga seringkali lewat dari pengamatan dokter pemeriksa. Gejala dan tanda klinis serta beragamnya gambaran histologis keganasan ini, memerlukan pemeriksaan histopatologik melalui biopsi untuk menentukan jenisnya. Pemeriksaan radiologik tomografi komputer (CT-Scan) atau MRI mempunyai peranan penting untuk menentukan asal dan perluasan tumor serta pengobatan yang akan dilakukan.1Umumnya keganasan hidung dan sinus paranasal ditemukan sudah berada dalam stadium lanjut, sehingga penanganannya harus bersifat multidisiplin dengan bagian yang terkait.1,2

21