pendahuluan - universitas brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/ekologi.pdf · 2013. 3....

40
Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang PENDAHULUAN Tujuan observasi Penerapan ekologi adalah pemanfaatan penelitian ekologi untuk mencapai tujuan- tujuan yang praktis. Penelitian ekologi membantu untuk menjaga dan mengatur sumber- sumber alam dan melindungi lingkungan agar tetap seimbang dan sesuai dengan daya dukung lingkungan. Tujuan tersebut diantaranya yaitu: 1. Mengetahui sejarah dibangunnya Alun-alun Kota Malang. 2. Mengetahui fungsi dan tujuan dibangunnya Alun-alun Kota Malang. 3. Mengetahui metode pembangunan kawasan Alun-alun Kota Malang. 4. Mengetahui luas dan kapasitas Alun-alun Kota Malang. 5. Mengetahui kekayaan hayati yang ada di Alun- alun kota Malang, serta faktor- faktor yang terkait didalamnya. 6. Memprediksi tingkat kelimpahan kekayaan hayati dan menganalisis keadaannya serta peranannya dalam ekosistem. 7. Menganalisis komponen biotik dan abiotik yang ada di Alun-alun kota Malang. 8. Menganalisis pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Alun-alun kota Malang dari berbagai aspek. 9. Konservasi kawasan alun-alun kota Malang 10. Mengetahui pengaruh pada lingkungan antara alun-alun kota Malang jaman Dahulu dengan alun-alun kota Malang jaman sekarang. 11. Menganalisis Analisa Pola Penataan Kawasan Pusat Kota (Alun-alun Kota Malang). 12. Menganalisis kondisi saat ini alun-alun kota Malang yang dapat diperbaiki melalui gagasan baru. 13. Penelitian ekologi juga bisa membantu untuk menjaga kelestarian dan mengatur sumber-sumber alam serta melindungi lingkungan agar tetap seimbang dan sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

PENDAHULUAN

Tujuan observasi

Penerapan ekologi adalah pemanfaatan penelitian ekologi untuk mencapai tujuan-

tujuan yang praktis. Penelitian ekologi membantu untuk menjaga dan mengatur sumber-

sumber alam dan melindungi lingkungan agar tetap seimbang dan sesuai dengan daya

dukung lingkungan. Tujuan tersebut diantaranya yaitu:

1. Mengetahui sejarah dibangunnya Alun-alun Kota Malang.

2. Mengetahui fungsi dan tujuan dibangunnya Alun-alun Kota Malang.

3. Mengetahui metode pembangunan kawasan Alun-alun Kota Malang.

4. Mengetahui luas dan kapasitas Alun-alun Kota Malang.

5. Mengetahui kekayaan hayati yang ada di Alun- alun kota Malang, serta faktor-

faktor yang terkait didalamnya.

6. Memprediksi tingkat kelimpahan kekayaan hayati dan menganalisis

keadaannya serta peranannya dalam ekosistem.

7. Menganalisis komponen biotik dan abiotik yang ada di Alun-alun kota Malang.

8. Menganalisis pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Alun-alun kota

Malang dari berbagai aspek.

9. Konservasi kawasan alun-alun kota Malang

10. Mengetahui pengaruh pada lingkungan antara alun-alun kota Malang jaman

Dahulu dengan alun-alun kota Malang jaman sekarang.

11. Menganalisis Analisa Pola Penataan Kawasan Pusat Kota (Alun-alun Kota

Malang).

12. Menganalisis kondisi saat ini alun-alun kota Malang yang dapat diperbaiki

melalui gagasan baru.

13. Penelitian ekologi juga bisa membantu untuk menjaga kelestarian dan

mengatur sumber-sumber alam serta melindungi lingkungan agar tetap

seimbang dan sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Page 2: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Metodologi Observasi

Waktu dan Tempat Observasi

Observasi ekologi ini dilaksanakan pada Hari Selasa, Tanggal 12 maret 2013,

Jam 13.00 WIB , bertempat di Area Taman Kota II (Alun-alun Kota Malang dan

Sekitarnya).

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan survey lapang atau mengunjungi

langsung Area Taman Kota II (Alun-alun Kota Malang dan Sekitarnya), serta

penelusuran informasi elektronik (internet) dan studi literatur .

Page 3: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Page 4: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Selayang Pandang

lun-alun merupakan identitas kota maupun kabupaten di Jawa pada

umumnya. Konsep keruangan alun-alun merupakan simbol kesatuan aktivitas

yang bersifat filosofis-religius, politis, ekonomis dan kultural, namun dalam

perkembangannya dari jaman kerajaan hingga sekarang selalu mengalami perubahan

maupun pergeseran makna. Kawasan Alun-alun Kota Malang merupakan pusat

pemerintahan Kabupaten Malang pada jaman dulu sekaligus merupakan lokasi awal

pertumbuhan wilayah Malang. Identifikasi terhadap sejarah dan perkembangan

kawasan Alun-alun Kota Malang dilakukan untuk menemukan potensi pelestarian

pada kawasan alun-alun, sebagai wujud menghargai warisan budaya, perwujudan

identitas dan mewarisi nilai sejarah. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif,

analisis sinkronik diakronik perkembangan kawasan serta potensi pelestarian dengan

penilaian makna kultural, nilai guna serta perkembangan kawasan. Kebijakan politik

yang berpengaruh terhadap perkembangan kawasan alun-alun di antaranya: Staadblad

1819 No. 16, kebijakan UU Gula dan UU agraria (1870) UU desentralisasi (1903)

serta proklamasi kemerdekaan RI.

awasan Alun-alun kota Malang sebagai pusat kota, akan berkembang

dan tumbuh, seiring dengan perkembangan waktu, serta perubahan

elemen-elemen kota dalam inter-relasinya. Studi eksploratif bertujuan untuk

’menggambarkan’ suatu gejala, secara lebih terinci dari karakter spasial kawasan

Alun-alun. Kawasan Alun-alun kota Malang, ditinjau dalam keterkaitan dengan

fungsi bangunan-bangunan sekitarnya, serta dalam perannya sebagai ruang publik

kota. Pendekatan sejarah lebih ditekankan kepada perkembangan fisik kawasan

Alun-alun kota Malang, yang signifikan berpengaruh kepada pembentukan

karakter spasial. Pendekatan ini, bertujuan untuk memahami proses ’pembentuk’

karakter spasial kawasan Alun-alun kota Malang yang ada sekarang. Pendekatan

lapangan (eksplorasi lapangan) dalam penelitian ini, merupakan hal yang utama,

untuk melihat dan memahami kondisi aktual karakter spasial kawasan. Perubahan

A

K

Page 5: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

karakter spasial Alun-alun, terjadi cukup signifikan setelah kawasan tersebut

menjadi CBD (Central Bisnis Distrik). Alun-alun bergeser peran, menjadi

penyangga kegiatan komersial, kawasan sekitarnya. Alun-alun menjadi tempat

parkir, menjadi tempat berjualan para PKL, selain untuk rekreasi masyarakat

kota.

Page 6: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Alun-alun Kota Malang

Pada zaman sekarang, hampir semua kota di Indonesia memiliki sebuah alun-

alun. Alun-alun pada masa sekarang ini lebih berfungsi sebagai pusat keramaian atau

tempat berkumpulnya masyarakat dari segala lapisan.

Alun-alun kota malang sudah ada sejak tahun 1882 pada saat masa

pemerintahan gubernur jenderal Daendels (1808-1811). Alun-alun kota Malang ini

didesain dengan adanya kolam yang disertai dengan air mancur di tengah-tengahnya.

Air mancur adalah bagian yang utama yang tidak bisa dihilangkan dari bagian alun-

alun. Menurut kepala bidang fisik dan prasarana, Badan Perencanaan Pembangunan

Kota (Bappeko) Malang Bapak Drs. Ir. Jarot Edy Sulistyono, MS. , Bentuk air mancur

alun-alun kota Malang adalah kontemporer. Disebut kontemporer karena gerakannya

tidak simetris seperti sebelumnya. Kolam air mancur dikelilingi oleh tangga yang

memberi kesan seperti ruang teater terbuka. Disekitar kolam, terdapat taman yang

berumput dengan pohon-pohon yang besar dan rindang. Dan ada pula tempat duduk

atau gazebo yang ada disekitar pohon. Hal inilah yang menyebabkan alun-alun kota

malang tampak sejuk dan nyaman untuk dikunjungi.

Alun-alun Malang

Page 7: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Alun-alun Malang

Pada awalnya Alun-alun merupakan tempat berlatih perang (gladi yudha) bagi

prajurit kerajaan, tempat penyelenggaraan sayembara dan penyampaian titah (sabda)

raja kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan rakyat dan juga hiburan.

(Habraken, 1978)

Dari buku Nagara Kertagama, dapat diketahui bahwa alun-alun telah ada pada

zaman Hindu-Budha, ada bukti yang menjelaskan bahwa di Candi Trowulan terdapat

alun-alun. Asal-usul alun-alun ini sebenarnya berawal dari kepercayaan masyarakat

tani yang setiap kali ingin menggunakan tanah untuk bercocok tanam, harus

mengadakan upacara minta izin kepada “dewi tanah,” yaitu dengan jalan membuat

sebuah lapangan “tanah sakral” yang berbentuk “persegi empat” yang selanjutnya

dikenal sebagai alun-alun.

Page 8: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Alun-alun Malang Tempoe-Doeloe

Masa kerajaan Mataram, di Alun-alun depan istana secara rutin rakyat

Mataram menghadap Penguasa. Alun-alun pada masa ini sudah berfungsi sebagai

pusat administratif dan sosial bagi penduduk pribumi. Fungsi administratif:

masyarakat berdatangan ke alun-alun untuk memenuhi panggilan ataupun

mendengarkan pengumuman atau melihat unjuk kekuatan berupa peragaan bala

prajurit dari penguasa setempat. Fungsi Sosial dapat dilihat dari kehidupan masyarakat

dalam berinteraksi satu sama lain, apakah dalam perdagangan, pertunjukan hiburan

ataupun olah raga. Untuk memenuhi seluruh aktivitas dan kegiatan tersebut alun-alun

hanya berupa hamparan lapangan rumput yang memungkinkan berbagai aktivitas

dapat dilakukan.

Alun-alun Malang

Masa masuknya Islam, bangunan Masjid dibangun di sekitar alun-alun. Alun-

alun juga digunakan sebagai tempat kegiatan-kegiatan hari besar Islam termasuk

Sholat Idul Fitri. Pada saat ini banyak alun-alun yang digunakan sebagai perluasan

dari masjid seperti Alun-alun Kota Bandung.

Page 9: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Masjid Jami

(Habraken, 1978)

Pada periode berikutnya kehadiran kekuasaan Belanda di Nusantara, ikut

memberi warna bentuk baru dalam tata lingkungan alun-alun. Hal ini terlihat dengan

didirikannya bangunan penjara pada sisi lain alun-alun, termasuk di Alun-alun

Yogyakarta. Pendirian bangunan-bangunan untuk kepentingan Belanda sekaligus

mengurangi fungsi simbolis alun-alun, kewibawaan penguasa setempat (penguasa

pribumi).

Periode zaman Kemerdekaan, Banyak alun-alun yang beralih fungsi. Salah

satunya Alun-alun Malang. Faktor pendorong perubahan / pertumbuhan ini

bermacam-macam, diantaranya Kebijakan Pemerintah, Aktivitas Masyarakat, dan

Perdagangan. Agar tidak tertinggal dengan gerak zaman, beberapa alun-alun juga

menyediakan fasilitas “Hot-Spot,” seperti di alun-alun Kota Batu.

B. Fungsi dan Tujuan Alun-alun Kota Malang

Fungsi Alun-alun kota Malang, dapat ditinjau dari beberapa segi kehidupan

diantaranya yaitu:

Segi ekonomi

Alun-alun kota Malang jika dipandang dari segi ekonomi berfungi sebagai

sektor perdagangan atau ajang untuk mencari nafkah. Seperti yang kita ketahui

Page 10: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

bahwa didalam alun-alun banyak terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan

dagangannya, yang juga merupakan sumber mata pencarian bagi warga kota

Malang . Selain itu juga terdapat Mall di sekitar alun alun yang merupakan pusat

perbelanjaan warga Malang dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa Alun-alun

Kota Malang mempunyai daya tarik tersendiri berupa tempat yang cukup strategis

dalam menjalankan siklus ekonomi sehingga banyak pedagang dan Mall di sekitar

Alun-alun.

Segi Sosial

Alun-alun kota Malang merupakan tempat rekreasi keluarga yang murah

meriah dan sangat nyaman. Di Alun-alun sangat banyak warga kota Malang

maupun wisatawan asing yang berkunjung untuk jalan-jalan menikmati indahnya

taman kota. Selain itu juga banyak muda-mudi atau kaum remaja yang berkumpul

untuk sekedar melepas penat maupun menikmati udara perkotaan.

Sebagai Ruang Terbuka Hijau

Di sekitar Alun-alun kota Malang banyak terdapat pohon-pohon yang besar

dan dalam jumlah yang banyak, hal ini tentu saja juga merupakan merupakan

fungsi alun-alun sebagai ruang terbuka hijau kota Malang. Fungsi ini sangat

penting untuk kota Malang yang mulai padat dengan pembangunan gedung. Alun

alun juga bisa dikatakan sebagai jantung kota malang.

Sebagai Sarana Hiburan

Di alun-alun ini kita juga bisa melihat langsung pertunjukan yang sudah ada

sejak bertahun-tahun yang lalu, yaitu sebuah tontonan yang menampilkan

kepandaian seekor kera kecil mengendarai sepeda pancal, menggendong boneka

kecil, memikul keranjang, dan tingkah-tingkah lucu lainnya, si pemilik biasanya

mengiringi pertunjukan ini dengan tabuhan ala kadarnya sambil memberikan

instruksi pada si kera. Masyarakat biasa menyebut pertunjukan ini dengan istilah

“Komidi Bedes.”

Page 11: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Daerah Resapan Air

Selain ruang terbuka hijau, alun alun Malang juga memiliki fungsi yang

tidak kalah penting untuk Kota Malang yaitu sebagai daerah resapan air. Di dalam

alun alun banyak terdapat lubang lubang resapan atau biasa disebut gorong-gorong

untuk menampung air hujan agar tidak terjadi banjir. Di Malang sudah sangat

jarang daerah resapan air, dan banyak yang sudah beralih fungsi menjadi gedung-

gedung bertingkat.

Taman Kota

Fungsi ini menegaskan bahwa alun-alun kota Malang sebagai taman kota

yang mempunyai nilai keindahan taman atau estetika kota dan ciri khas tersendiri.

Tujuan dibangunnya Alun-alun kota Malang ini secara garis besar adalah

untuk membangun pusat kota yang dalam peranannya sebagai ruang publik kota,

dimana pusat kota ini akan tumbuh dan berkembang seiring dengan berjalannya

waktu.

C. Metode Pembangunan Kawasan Alun-alun Kota Malang

Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga

berpusat di alun alun. Di alun-alun ini terdapat bangunan pemerintahan seperti Kantor

Bupati, Asisten Residen, dan Penjara. Pusat Bisnis seperti bank, Kantor Pos, Bioskop

serta pusat keramaian lainnya. Selain itu pusat keagamaan seperti Masjid dan dua

gereja, katolik dan protestan. Dapat disimpulkan bahwa alun-alun di kota Malang juga

merupakan sentra keramaian karena berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau tempat

orang-orang beraktivitas. Pada umumnya struktur tata ruang kota tradisional di Jawa

terdiri atas sebuah lapangan luas yang di tengahnya ditanam sebuah atau dua buah

pohon beringin. Lapangan ini disebut alun-alun.

Page 12: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Pola arsitektur alun-alun Malang merupakan poros bagi bangunan-bangunan

yang ada di sekitarnya dan merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan erat,

sehingga membentuk struktur tata ruang pusat kota yang baik dengan perletakan

gedung-gedungnya. Tata letak kotanya didominasi oleh sebuah alun-alun yang terletak

di pusat kota; dimana secara garis besar mirip dengan tipologi kota-kota kabupaten di

Jawa. Hanya saja, perletakan bangunan penting – seperti Kantor Kabupaten – tidak

berhadapan dengan Kantor Asisten Residen (sekarang Kantor KPN). Letak Kantor

Asisten Residen tersebut berada di sebelah Selatan alun-alun, sedangkan Kantor

Kabupaten terletak di sebelah Timur alun-alun dan tidak menghadap ke alun-alun.

Seiring dengan perkembangan suatu kota, banyak perubahan yang terjadi pada

penataan ruang kawasan. Bergantinya fungsi-fungsi yang ada menjadi fungsi tertentu

yang baru (perdagangan dan jasa), dimana di satu pihak sangat menguntungkan pihak

swasta dan Pemerintah Kota dalam meningkatkan perekonomian kota. Akan tetapi, di

lain pihak akan merugikan kalangan tertentu yang berusaha melestarikan bangunan-

bangunan kuno bersejarah. Meskipun perkembangan jaman menuntut adanya

perubahan, namun hendaknya tidak sampai menghilangkan konsep dasarnya. Kiranya

akan lebih baik jika dipadukan antara dua kepentingan yang berbeda tersebut.

Hal ini nampak pada kondisi eksisting kawasan pusat kota alun-alun Kota

Malang, dimana beberapa bangunan baru yang telah menggantikan bangunan-

bangunan lama, seperti Penjara Wanita berubah menjadi Alun-alun Mall, Gedung

Bioskop Ria berubah menjadi Bank Lippo, Rumah Wakil Residen Kabupaten berubah

menjadi Kantor Pos dan Giro, Societet Concordia berubah menjadi Sarinah, dan

Nederlands Indishe Escompto Mij berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak.

Perubahan-perubahan yang terjadi merupakan hasil dari tuntutan kebutuhan

kota akan fasilitas-fasilitas penunjang kota, yang tidak mungkin untuk dihalangi.

Selama penentuan fungsi baru yang akan menggantikan fungsi lama masih sesuai

dengan tata guna lahan kawasan pusat kota. Dengan kata lain, fungsi baru tersebut

tidak mengalahkan fungsi dominan kawasan, yaitu kawasan pusat kota, antara lain

fungsi pendidikan, peribadatan, perdagangan, dan jasa.

Page 13: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

D. Luas Kawasan Alun-alun Kota Malang

Alun-alun merdeka kota Malang memiliki bentuk persegi dan luas area 23.970

m2

yang terletak di jalan merdeka.

(Peta alun-alun kota Malang)

Sketsa peta alun-alun kota Malang

(Habraken,1978)

Page 14: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

E. Kekayaan Hayati, Flora dan Fauna

Taman kota atau alun-alun kota merupakan paru-paru kota. Alun-alun adalah

cerminan identitas dari suatu kota. Sehingga penataan alun-alun kota sangat

berpengaruh terhadap pandangan para pelancong ataupun masyarakat yang singgah

disuatu kota.Penataan alun-alun kota malang ini sangat baik dengan air mancur

sebagai bagian utamanya dan di sekeliling air mancur terdapat pepohonan dan

tanaman yang sangat menghijaukan mata,sehingga banyak keluarga atau rombongan

pengunjung dari luar kota memanfaatkan alun-alun kota malang sebagai tempat

persinggahan sekaligus melepas rasa penat,ini terbukti ketika kami melakukan

observasi tempat ini sangat ramai sekali.

Kekayaan hayati yang ada dialun-alun kota malang ini meliputi komponen

biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik yaitu berupa:

1. Pohon : Tanaman kayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar dengan

percabangan yang kokoh. Yang termasuk dalam jenis pohon ini adalah beringin,

cemara, palem, dan lainnya.

2. Perdu : Jenis tanaman seperti pohon terapi berukuran kecil, batang cukup berkayu

tetapi kurang tegak dan kurang kokoh. Yang termasuk dalam jenis perdu adalah

bougenvillle, kembang sepatu, dan lainnya.

3. Semak : Tanaman yang agak kecil dan rendah, tumbuhnya melebar atau merambat.

4. Tanaman penutup tanah : Tanaman yang lebih tinggi rumputnya, berdaun dan

berbunga indah. Yang termasuk dalam jenis ini adalah krokot .

5. Rumput : Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman yang persisi berada diatas

tanah. Yang termasuk dalam jenis ini adalah rumput jepang.

Sedangkan komponen yang abiotik berupa air yang ada di air mancur, Batuan yang

berada di dalam taman ini memberikan kesan natural, Gazebo yang dibuat di sekitar taman

ditujukan sebagai tempat istirahat dan menikmati pemandangan, paving yang digunakan

sebagai jalan setapak,udara,serta lampu taman sebagai penerang pada malam hari dan

menambah keindahan alun-alun kota malang.

Page 15: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Tumbuhan (flora) sangat memegang peranan penting terhadap masa depan dunia

yang lebih baik. Karena tumbuhan mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting dalam

kehidupan ini yaitu menyerap karbon dioksida (CO2) dan mengubahnya menjadi oksigen

(O2). Salah satu fungsi dari tumbuhan adalah sebagai penghias baik taman, rumah, jalan

sebagai peneduh jalan dan sebagainya. Dari observasi kelompok kami (kelompok 9), flora

yang terdapat ditaman kota sebagian besar didominasi oleh pepohonan yaitu pohon

cemara, pohon mahoni, pohon beringin ,pohon palem botol, pohon karsen, pohon mangga,

pohon pisang kipas, pohon sikat botol, pohon pinus, dan pohon kelapa. Pohon dapat

membantu dalam penyimpanan air hasil prestipitasi (hujan). Akar pohon akan menyerap

air dan menyimpannya didalam tanah sebagai air tanah dan air bawah tanah. Sehingga

dapat menggurangi limpasan air permukaan (run off) dan dapat mengurangi bahaya banjir.

Selain pepohonan juga terdapat tanaman lain yaitu bunga boegenvil, rerumputan,

krokot. Selain itu terdapat tanaman Perdu yang menyerupai pohon, tetapi berukuran kecil,

batangnya berkayu tetapi kurang tegak dan kurang kokoh. Seperti pohon bunga sepatu.

Selain flora, di alun-alun kota malang ini juga terdapat fauna. Fauna yang paling

banyak disini yaitu burung dara. Dialun-alun kota malang ini terdapat sarang burung dara

sehingga banyak dijumpai burung dara disini. Selain burung dara juga ada kucing serta

monyet karena terdapat topeng monyet sebagai hiburan. Dengan adanya fauna yang ada

disekitar alun-alun kota Malang ini maka dapat menambah keindahan tamannya.

F. Kelimpahan, Keadaan , dan Peranan Kekayaan Hayati serta

Flora dan Fauna Dalam Ekosistem

Kekayaan hayati yang ada dialun-alun kota malang ini sangat banyak terutama

didominasi oleh komponen biotik yang berupa pepohonan,rerumputan. Sedangkan

komponen abiotik yang paling banyak yaitu tanah, udara serta batu. Keadaan

komponen biotik dan abiotik dialun-alun kota malang ini sudah terawat dengan baik

karena terlihat subur dan rindang namun, masih ada saja pengunjung yang kurang

Page 16: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

bertanggung jawab dengan membuang sampah sembarangan sehingga dapat

mengurangi keindahan alun-alun kota. Padahal di alun-alun kota malang ini telah

disediakan tempat sampah. Peranan yang paling menonjol dari komponen biotik yaitu

menyerap karbon dioksida (CO2) dan mengubahnya menjadi oksigen (O2) sehingga

dapat membersihkan dan menyegarkan udara.

Flora (tumbuhan) yang ada di alun-alun kota malang ini memiliki peranan

yang berbeda beda yaitu:

1. Pohon mahoni

Dialun-alun kota malang terdapat pohon mahoni cukup banyak.Pohon

mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m dan

diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir.

Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan

kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi

cokelat tua, beralur dan menge lupas setelah tua.

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga

disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.

Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya,

dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya

menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan

mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.

2. Pohon Beringin

Pohon beringin dialun-alun kota malang ini hanya sedikit jumlahnya dan

sangat besar,munkin karena sangat besar sehingga jumlahnya sedikit bila

dibandingkan pohon yang lainnya. Beringin yang bernama latin Ficus benyamina

L, memiliki ketinggian sekitar 20 - 25 m. Batangnya tegak, bulat, dengan

permukaan kasar. Pada bagian batang ini keluar akar gantung (akar udara). Pohon

yang disebut waringin pada masyarakat Jawa dan Sumatera ini, memiliki bentuk

daun tunggal, bertangkai pendek, dengan letak bersilang berhadapan. Bunganya

tunggal, keluar dari ketiak daun, sementara buahnya buni bewarna hijau saat masih

muda dan merah setelah tua.

Page 17: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Pohon beringin memiliki kemampuan sebagai tanaman konservasi mata air

dan penguat lereng alami. Hal tersebut dapat dilihat dari struktur perakarannya

yang dalam dan akar lateral yang mencengkeram tanah dengan baik. Selain itu,

jenis-jenis beringin memang diketahui sebagai habitat beberapa burung, reptilian,

serangga dan mamalia yang mengkonsumsi buahnya. Jadi, dengan menanam

beringin, secara tidak langsung juga akan mengkonservasi fauna yang menjadikan

beringin sebagai tempat hidupnya. Beringin juga memiliki kemampuan yang tinggi

untuk menyerap polusi dalam hal ini CO2 dan timbal hitam di udara.

3. Pohon Karsen

Pohon karsen di alun-alun kota malang ini terletak disekeliling luar

sehingga membentuk lingkaran serta jumlahnya juga banyak. nama latin atau nama

ilmiah untuk tanaman ini adalah Muntingia calabura, tanaman ini banyak di temui

di daerah tropis. banyak juga ditemui di pinggir selokan, retakan dinding dan

tempat lainnya.Pohon kersen sangat bermanfaat sebagai peneduh jalan karena

daunya yang lebat dan batangnya yang lebih lentur namun kuat.

4. Pohon Cemara

Pohon cemara (Casuarina sp.) di alun-alun kota ini jumlahnya cukup

banyak dan tersebar disekitar taman. Manfaat pohon Cemara sesuai dengan

pengamatan kami ada beberapa yaitu sebagai perindang taman, sebagai penahan

angin serta penahan erosi atau banjir.

5. Pohon Pisang Kipas

Pohon kipas di alun-alun kota ini tersebar diarea taman dengan jumlah yang

banyak.Tinggi Pohon Pisang Kipas 3 meter hingga 9 meter dan batangnya kokoh.

Pelepahnya bertindih-tindih dan keluar dari kiri dan kanan batang dengan daun

yang mempunyai tetulang. Pokok ini tidak berbunga kecuali di tempat asalnya

kerena perbedaan iklim. Sulur tumbuh daripada bahagian pangkal pokok induk.

Akarnya jenis merayap. Pohon ini berfungsi sebagai tanaman hiasan.

Page 18: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

6. Pohon mangga

Pohon mangga di alun-alun kota malang ini jumlahnya sedikit dan terletak

dipinggir jalan setapak.Pohon mangga ini berfungsi sebagai peneduh dan buahnya

bisa di manfaatkan untun dikonsumsi.

7. Palem Botol (Hyophorbe lagenicaulis )

Palem botol di alun-alun kota malang ini terdapat disekeliling luar dari air

mancur.Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwasanya palem botol merupakan pohon yang beasal dari salah satu suku

Palmae yang ketinggiannya mencapai kurang lebih sekitar 2 meter. Bentuknya

hampir mirip dengan palem raja, tetapi batang yang tumbuh tegak meninggi

mempunyai bagian terbesar pada bagian batang bawah, kelihatan menggembung,

mirip seperi botol, sehingga dinamakan palem botol.Palem botol merupakan salah

satu tanaman hias dari keluarga Araceceae dimanfaatkan sebagai penghias di alun-alun

kota ini.

8. Rumput

Sebagian besar area dialun-alun kota malang ini dipenuhi rumput walaupun

ada sebagian yang dipaving.Dengan adanya rumput di alun-alun kota malang ini

menambah suasana hijau disini dan segar. Rumput terkadang dianggap sebagai

gulma, yaitu tumbuhan pengganggu tanaman bila berada di sekitar tanaman utama

atau tanaman yang sengaja ditanam. Meskipun begitu, rumput juga bisa dijadikan

sebagai penghias taman.

Peranan rumput disini yaitu sebagai pelindung tanaman dan penahan air.

Jadi tak hanya pohon saja yang dapat menahan air, rumput juga dapat menutupi

tanah dan mencegah pengikisan tanah di saat hujan. Pada saat hujan, air akan

diserap ke tanah dibantu oleh rumput. Dengan begitu, air hujan tidak langsung

mengalir ke selokan, tetapi ditahan dulu oleh rumput. Di samping itu, rumput juga

bisa memperbaiki kesuburan tanah.

Page 19: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

9. Tanaman hias lainnya

Dialun-alun kota malang ini tanamannya banyak sekali selain pohon

tanaman yang lainnya yaitu bunga boegenvil, krokot, bunga sepatu dan bunga

lainnya yang berfungsi sebagai penghias taman. Bunga-bunga ini tersebar di area

alun-alun ini sehingga menambah keindahan alun-alun. Bunga-bunga ini juga ada

yang diletakkan di pot yang terletak mengelilingi air mancur.

Sedangkan untuk fauna yang ada dialun-alun kota malang ini yaitu burung

dara, kucing dan monyet. Burung dara berfungsi untuk menambah hiburan serta

memperindah taman sehingga menarik pengunjung. Sedangkan monyet disini menjadi

objek tontonan yang bisa disewa sebagai hiburan.

G. Komponen Biotik dan Abiotik yang Berpengaruh

Alun-alun kota Malang, membentuk suatu ekosistem alun-alun. Komponen

penyusunnn ekosistem terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik.

Komponen biotik (bio=hidup) meliputi semua makhluk hidup yang terdapat

dalam ekosistem. Diantaranya yaitu burung merpati, nyamuk, tanaman (pepohonan &

rerumputan), alga, fitoplankton, kucing, semut, serangga.

Berdasarkan fungsinya, makhluk hidup dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Produsen

Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri.

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang

mempunyai klorofil serta organisme autotrof. Di dalam ekosistem perairan,

komponen biotik yang berfungsi sebagai produsen adalah berbagai jenis

fitoplankton dan alga (yang ada dikolam air mancur).

Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri yang

berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari

dan kimia.

Page 20: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan

perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ”

seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya).

Fitoplankton adalah salah satu komponen autotrof plankton yang memperoleh

energi melalui proses fotosintesis sehingga mereka harus berada pada bagian

permukaan (disebut sebagai zona euphotic) lautan, danau atau kumpulan air yang

lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton menghasilkan banyak oksigen yang

memenuhi atmosfer Bumi.

b. Konsumen

Konsumen adalah makhluk hidup yang memperoleh energi dari bahan

makanan yang dibuat oleh produsen. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah

manusia dan hewan. Karena tidak dapat membuat makanan sendiri dan selalu

bergantung pada makhluk hidup lain, maka konsumen bersifat heterotrof.

Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dapat dibagi menjadi tiga jenis:

Herbivora, konsumen yang hanya mengonsumsi tumbuhan dan merupakan

konsumen tingkat pertama.

Karnivora, organisme pemakan daging saja dan juga memakan hewan

herbivora sehingga disebut dengan konsumen kedua.

Omnivora, pemakan segala (tumbuhan dan hewan).

Heterotrof adalah organisme yang tergantung pada organisme lain untuk

mendapatkan makanan.

c. Dekomposer

Dekomposer atau Pengurai adalah komponen biotik yang berperan

menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun

hasil pembuangan sisa pencernaan. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai

adalah bakteri dan jamur saprofit. Dengan adanya organisme pengurai, zat mineral

atau unsur hara hasil penguraian yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dapat

meresap ke dalam tanah.

Bakteri Saprofit adalah bakteri yang menguraikan tumbuhan atau hewan mati,

serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri saprofit menguraikan protein,

karbohidrat, dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-

Page 21: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

senyawa lain yang lebih sederhana sehingga keberadannya sangat berperan dalam

membersihkan sampah organik di lingkungan sekitar.

Komponen Abiotik (a=tidak, bio=hidup). Abiotik adalah komponen yang tidak

hidup. Komponen abiotik menyediakan tempat hidup, makanan, dan kondisi yang

diperlukan oleh komponen biotik, sehingga komposisi komponen abiotik sangat

memengaruhi jenis komponen biotik yang dapat hidup. Di alun-alun kota Malang,

meliputi air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara, batu, sampah.

a. Air

Air berfungsi sebagai pelarut zat-zat dalam tubuh, sistem pengangkut, dan

tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh. Keberadaan air pada

suatu ekosistem sangat memengaruhi jenis makhluk hidup yang dapat hidup.

Hewan dan tumbuhan juga beradaptasi untuk menyesuaikan dengan keadaan air di

lingkungannya.

b. Tanah

Keadaan tanah menentukan jenis tumbuhan yang dapat hidup dan jenis-jenis

tumbuhan akan menentukan jenis-jenis hewan yang dapat hidup.

c. Suhu

Suhu memengaruhi reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Suhu yang terlalu

rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pada reaksi-reaksi

biokimiawi di dalam tubuh sehingga aktivitasnya terganggu. Oleh karena itu setiap

makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk pertumbuhan dan

perkembangannya.

d. Cahaya Matahari

Cahaya matahari diperlukan untuk proses fotosintesis tumbuhan hijau. Cahaya

matahari juga memengaruhi suhu bumi menjadi sesuai untuk kehidupan berbagai

makhluk hidup.

Page 22: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

e. Udara

Udara merupakan campuran berbagai macam gas. Gas-gas tersebut memiliki

fungsi berbeda pada ekosistem. Misalnya Oksigen diperlukan oleh makhluk hidup

untuk respirasi/bernapas.

f. Batu

Batu juga termasuk komponen abiotik penyusun ekosistem di alun-alun kota

Malang. Batu banyak dijumpai disekitar kolam air mancur dan disekitar areal

pepohonan yang rindang, yang biasanya oleh pengunjung digunakan untuk duduk-

duduk santai.

g. Sampah

Sampah dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia. Di alun-alun kota malang,

masih saja ditemukan sampah bekas makanan. Khususnya di setiap sudut area alun-

alun. Padahal di sekitar alun-alun telah disediakan banyak tempat sampah.

Kurangnya kesadaran manusia untuk membuang sampah pada tempatnya, akan

mengurangi nilai estetika dari alun-alun tersebut.

H. Pemanfaatan Sumber Daya yang Ada Jika Ditinjau dari

Beberapa Aspek

Karakter spasial sumber daya alun-alun Kota Malang:

Ditinjau dari aspek politik

Perkembangan kawasan alun-alun terlihat pada perubahan massa bangunan,

gaya bangunan dan fungsi bangunan.

Ditinjau dari aspek ekonomi

Perkembangan kawasan alun-alun terlihat pada perubahan guna lahan, fungsi

bangunan, kondisi fisik alun-alun serta aktivitas. Perkembangan ekonomi semakin

pesat, diiringi dengan perubahan tatanan fisik.

Page 23: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Ditinjau dari aspek sosial budaya

Perkembangan kawasan alun-alun terlihat pada perubahan aktivitas, gaya

bangunan serta citra kawasan. Potensi pelestarian di Kawasan Alun-alun Kota

Malang ditemukan pada bangunan Hotel Riche, Toko Oen, Gereja Hati Kudus, Mall

Sarinah, Kantor Pajak Pratama, Bank Indonesia, Kantor Kabupaten, Pendopo

Kabupaten, Hotel Santoso, Kantor KPPN, Hotel Pelangi, Bank Mandiri, Masjid

Jami’, Kantor Sekretariat Masjid Jami’, Gereja Imanuel, dan alun-alun.

I. Konservasi Kawasan Alun-alun Kota Malang

Konservasi kawasan diterapkan pada pusat kota alun-alun Kota Malang

dimaksudkan sebagai upaya untuk memanfaatkan obyek pelestarian guna menunjang

kehidupan masa kini, mengarahkan perkembangan yang diselaraskan dengan

perencanaan masa lalu yang tercermin dalam obyek pelestarian, serta menampilkan

sejarah pertumbuhan lingkungan kota.

Pengembangan prasarana konservasi sumber daya air, terdiri atas :

Pengembangan prasarana imbuhan alami ( natural recharge) dengan cara

mempertahankan hutan kota atau ruang-ruang terbuka hijau eksisting serta

menambah kawasan hutan kota dan ruang-ruang terbuka hijau sampai mencapai

minimal 30% .

Pengembangan prasarana imbuhan buatan ( artificial recharge) dengan cara

mempertahankan sumur resapan dan waduk-waduk kota eksisting, penambahan

serta pembangunan sumur-sumur resapan dangkal dan/atau biopori serta sumur

resapan dalam (injection well), situ (tampungan sementara) kota dan teknik-

teknik konservasi lain dalam rangka memasukkan air sebanyak-banyaknya ke

dalam tanah, sebagai upaya menabung air, mengurangi limpasan permukaan

(genangan atau banjir) dan mengurangi dampak perubahan iklim global.

Page 24: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan perumahan dan

permukiman secara bertahap.

Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah.

Pengembangan sistem pusat pelayanan kegiatan kota yang melayani seluruh

wilayah kota dan/atau regional, yakni pada Kawasan Alun-alun dan sekitarnya,

dengan fungsi :

1. Pelayanan primer : pemerintahan, perkantoran, perdagangan dan jasa, sarana

olahraga, dan peribadatan;

2. Pelayanan sekunder : pendidikan, fasilitas umum dan sosial, perdagangan dan

jasa, perumahan serta ruang terbuka hijau.

J. Pengaruh Pada Lingkungan Antara Alun-alun Kota Malang

Jaman Dahulu dengan Alun-alun Kota Malang Jaman

Sekarang

Alun-alun jaman dahulu berfungsi sebagai pusat kota atau poros bagi bangunan-

bangunan yang ada di sekitarnya sehingga membentuk struktur tata ruang pusat kota yang

baik dengan perletakan gedung-gedungnya. Di sebelah Selatan alun-alun terletak Keraton

Raja atau Penguasa setempat. Di sebelah Barat ada Masjid Agung, sedangkan sejumlah

bangunan resmi lainnya didirikan di sisi Barat atau Timur. Alun-alun merupakan titik

pertemuan dari jalan-jalan utama yang menghubungkan Keraton dengan bagian Barat, Utara,

dan Timur dari kota. Sedangkan daerah Selatan Keraton merupakan daerah tempat tinggal

keluarga Raja dan para pengikutnya.

Saat ini bangunan-bangunan disekitar alun-alun tersebut sudah berubah fungsi. Seperti

Penjara Wanita berubah menjadi Alun-alun Mall, Gedung Bioskop Ria berubah menjadi Bank

Lippo, Rumah Wakil Residen Kabupaten berubah menjadi Kantor Pos dan Giro, Societet

Concordia berubah menjadi Sarinah, dan Nederlands Indishe Escompto Mij berubah menjadi

Kantor Inspeksi Pajak. Dengan perubahan fungsi bangunan tersebut membuat daerah alun-

Page 25: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

alun tidak hanya menjadi pusat kota tetapi juga menjadi pusat perekonomian dan perkantoran.

Hal ini membuat daerah sekitar alun-alun Kota Malang menjadi semakin padat oleh pejalan

kaki maupun kendaraan.

Dengan perubahan yang begitu pesat di Kota Malang, alun-alun yang awalnya

merupakan daerah terbuka berbentuk pelataran karena perubahan tersebut saat ini di alun-

alun menjadi lahan terbuka hijau dimana terdapat pola pertamanan, street furniture, dan

penempatan parkir kendaraan di alun-alun yang seakan-akan membatasi gerak masyarakat

dalam berinteraksi dengan ruang luarnya.

K. Analisa Pola Penataan kawasan Pusat Kota (Alun-alun Kota

Malang)

Kawasan alun-alun dalam interelasinya dengan lingkungan sekitar

Keterangan gambar :

1. Alun-alun kota Malang 8. Hotel Pelangi

2. Kantor Kabupaten 9. Pusat Perbelanjaan Sarinah

3. Masjid Agung 10. Ramayana Mall

7

3

4 9

5

10

1

8 6 11

2 14

12

13

Page 26: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

4. Gereja kristen protestan 11. Pusat Perbelanjaan Mitra & Gajah Mada Plaza

5. Gereja Katredal 12. Malang Plaza

6. Kantor Pos 13. Pasar Besar

7. Kampung Kauman 14. Kampung Kidul Dalem

Kawasan Alun-alun kota Malang secara garis besar dibatasi oleh :

Barat : Masjid Jami, Gereja

Timur : Kantor Bupati

Utara : Sarinah, Bank Indonesia

Selatan : Kantor Pelayanan Pembendaraan Negara, Kantor pos

Landasan Analisis

Pusat kota yang berperan sebagai simpul aktifitas kota didukung oleh letak

geografis Kota Malang yang cukup strategis menjadikan kota tersebut makin maju dan

berkembang di segala bidangnya. Potensi internal ini diwujudkan dalam

perkembangan ekonomi, terutama sektor perdagangan dan jasa. Oleh sebab itu,

segenap potensi yang ada sebaiknya dapat dikendalikan, agar kawasan dapat

dioptimalkan secara rasional.

Konsepsi Dasar Analisis

Penelusuran pola penataan kawasan pusat kota alun-alun Malang

dititikberatkan pada perpaduan dua hal, yaitu:

(a) Kajian dan telaah kembali konsepsi penataan pusat kota alun-alun Malang

berdasarkan konsep awal penataannya untuk menghindari adanya kecenderungan

perubahan.

(b) Pembatasan terhadap adanya penambahan aktifitas baru yang dikhawatirkan

akan semakin menambah parah kondisi yang sudah ada.

Perpaduan kedua hal tersebut dilakukan dengan melihat potensi kawasan –

baik fisik, lokasi, aktifitas, dan pola tata guna lahannya – terhadap pengembangan

Page 27: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

kawasan tersebut. Dari hasil analisa ini akan diperoleh suatu acuan bagi pembatasan

aktifitas dan tata guna lahan kawasan pusat kota alun-alun Malang.

Analisis Visual Kawasan

(a) Karakter Kawasan

Dalam kawasan alun-alun Malang dapat ditelaah dua elemen rona kawasan

utama yang memiliki karakteristik khas, yaitu:

1. Elemen ruang terbuka:

Alun-alun sebagai ruang terbuka hijau kota semula hanya berupa pelataran.

Dalam perkembangan-nya, terdapat pola pertamanan, street furniture, dan

penempatan parkir kendaraan di alun-alun yang seakan-akan membatasi gerak

masyarakat dalam ber-interaksi dengan ruang luarnya. Sebagai urban mass, alun-

alun semakin terjepit oleh luapan parkir dari bangunan-bangunan yang ada di

sekiling alun-alun.

2. Elemen yang berkaitan dengan nilai estetis ruang:

Secara visual kendaraan yang menempati area hijau alun-alun mengurangi

nilai estetis ruang luar. Peranan ruang terbuka alun-alun dengan tekstur lansekap

yang berbaur dengan beragam bentuk elemen material memberi kesan kualitas dan

karakter crowded (berdesak-desakan).

(b) Tata Ruang dan Massa Bangunan

Pola tata ruang kawasan alun-alun tidak terlepas dari sistem dan distribusi

pusat kegiatan di sekitar kawasan alun-alun Malang. Jaringan dan sistem sirkulasi kota

telah merangsang pusat kegiatan ekonomi di kawasan alun-alun, seperti pertokoan dan

perbelanjaan yang mendominasi struktur ruang kawasan.

Pola ruang terbuka (open space) alun-alun tidak boleh digunakan sebagai

peluberan aktifitas kaki lima dan tempat parkir. Massa bangunan memiliki

keseimbangan (balance) dengan ruang luar alun-alun, yang dalam perkembangannya

Page 28: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

mengalami ketidakseimbangan dengan ruang sekitar kawasan akibat pertumbuhan

kawasan pertokoan dan jasa lainnya.

Urban mass yang berupa solid-mass maupun void-mass terhadap struktur

ruang pusat kawasan alun-alun menunjukkan daerah yang padat bangunan dan

crowded (berdesak-desakan) bagi sirkulasi pejalan kaki maupun transportasi angkutan

kota.

(c) Kualitas Visual

Karakter lingkungan melalui pe-maknaan ruang akan mempengaruhi fungsi

ruang dalam pengaturannya dengan komunikasi perilaku masyarakat pemakai ruang.

Di kawasan alun-alun Malang, karakter visual lingkungan interaksi dengan diwarnai

oleh berbagai bentuk, elemen, benda (bangunan dan ruang) dan perilaku

masyarakatnya.

Kejelasan bentuk massa bangunan akan memperkuat kejelasan terhadap

kehadiran suatu tempat. Keterpaduan visual dan fasad akan memberikan citra pemakai

terhadap karakter visual. Kejelasan tata guna dan pengaturan tata bangunan terhadap

ruang-ruang luar serta jaringan (lingkage) akan memudahkan masyarakat pemakai,

mengenali kawasan dan kejelasan arah yang akan dituju. Hal ini berkaitan langsung

terhadap kehadiran massa bangunan yang ada di kawasan alun-alun Malang. Karakter

visual lingkungan dan bangunan akan memudahkan masyarakat segi kenikmatan dan

kenyamanan ketika mengakomodasikan kegiatannya.

Analisis Penyediaan Tempat Parkir

Parkir merupakan perantara bagi orang yang mempergunakan sarana

transportasi menuju ke tempat pedestrian sebelum menuju ke tempat tujuan akhirnya.

Tempat parkir sebagai tempat pemberhentian kendaraan harus tetap sedekat mungkin

dengan tujuan yang hendak dicapai. Idealnya dekat dengan pintu yang dilalui dan

masih di dalam lingkup pencapaian si pemarkir.

Pada kondisi eksisting, di kawasan alun-alun Malang perletakan tempat parkir

sudah semakin meluber hingga memakan sebagian tempat di alun-alun. Hal ini dirasa

Page 29: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

cukup mengganggu masyarakat yang ingin melakukan aktifitas non-formal di alun-

alun, karena ruang yang seharusnya digunakan untuk bersantai menjadi semakin

berkurang oleh pemanfaatan sebagian ruang bagi kepentingan tempat parkir.

Penyediaan tempat parkir hendak-nya cukup disediakan oleh masing-masing

bangunan yang ada di kawasan alun-alun. Indoor parking lebih sesuai karena

pencapaian ke tempat tujuan bisa dilakukan sedekat mungkin. Hal ini jika di

perbandingkan dengan tempat parkir yang ada di alun-alun, maka masyarakat yang

akan menuju ke tempat tujuan seperti ke pertokoan harus menyeberang jalan yang

lalu lintasnya cukup padat. Dengan demikian tingkat kenyamanan, keamanan dan

jarak tempuh ke tujuan akan semakin berkurang. Hendaknya dihindari adanya parkir

di pinggir jalan (on street parking) pada kawasan alun-alun Malang karena hal

tersebut sangat mengganggu kelancaran arus lalulintas.

Analisis Penyediaan Pedestrian

Penyediaan pedestrian sebagai prasarana pejalan kaki harus mem-perhatikan

kualitasnya terhadap faktor material, faktor keamanan, dan kenyamanan. Hal tersebut

sangat penting, mengingat pedestrian meru-pakan prasarana pejalan kaki yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat terutama bagi mereka yang memerlukan jarak capai yang

lebih dekat ke tempat tujuan.

Prasarana pejalan kaki yang ada dinilai cukup bagus namun perlu pelebaran,

khususnya trotoar, karena kondisi eksisting saat ini sekedar sebagai pelengkap.

Disamping itu, perlu diperhatikan faktor keamanan dan kenyamanannya; seperti masih

adanya penempatan tiang listrik yang memakan ruang pada trotoar bahkan hingga

menjorok ke jalan. Penempatan tiang listrik yang ada di depan Kantor Kabupaten,

Bank Lippo, Pertokoan Ria, Pertokoan Sarinah, Kantor Pos dan Giro, serta Hotel

Pelangi harus dipindahkan ke tempat yang lebih menjamin tingkat keamanan dan

kenyamanan pejalan kaki.

Analisis Tata Guna Lahan Kawasan

Analisis tata guna lahan dimaksudkan untuk mengatur jenis kegiatan yang

diijinkan di atas lahan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi

Page 30: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

guna lahan pada kawasan pusat kota alun-alun Malang yang terdiri atas fungsi

perkantoran, peribadatan, perdagangan, jasa dan ruang terbuka, serta pendidikan.

Pada tata guna lahan kawasan alun-alun Malang menunjukkan fungsi-fungsi

tersebut di atas telah tercakup, namun nampak adanya indikasi bahwa fungsi

komersial akan semakin mendominasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan keberadaan

Alun-alun Mall, Mitra Pasaraya, Plasa Malang, Sarinah Plasa, Gajah Mada Plasa, dan

sekitarnya. Kenyataan tersebut jelas akan menambah semakin dominannya fungsi

komersial (perdagangan dan perbelanjaan) pada kawasan alun-alun Malang. Dengan

demikian, fungsi lain di luar fungsi komersial pada kawasan alun-alun Malang

tersebut diharapkan tetap dipertahankan dari adanya kecenderungan semakin

menumpuknya kegiatan di pusat kota.

Pusat kota alun-alun Malang memiliki peruntukan tanah campuran (mixed-use)

yang penerapannya telah berlangsung sejak pertama kali dibangun pada masa

kolonial. Penerapan konsep mixed-use yang hingga kini tetap terpelihara merupakan

suatu inspirasi bagi Pemerintah Kota Malang dalam menentukan kebijakan

pengembangan kawasan selanjutnya.

Konsep dasar yang dipergunakan dalam pengerahan peruntukan tanah Kota

Malang sebagai acuan bagi peruntukan tanah di kawasan pusat kota alun-alun Malang

adalah zoning. Atas dasar hal tersebut masih cukup fleksibel terhadap peruntukan

tanah yang lain dengan beberapa persyaratan. Sebagai zoning yang memberikan arti

fungsi dominan kawasan memerlukan persyaratan pengendalian sebagai berikut:

(a) Penggunaan tanah sesuai dengan dasarnya harus dijaga lebih besar dari 60%.

(b) Kegiatan-kegiatan maupun peng-gunaan tanah selain yang sesuai dengan fungsi

dasar, diper-kenankan masuk ke dalam kawasan tertentu dengan syarat:

Memenuhi persyaratan HO (hinter ordonantie).

Mempunyai kaitan fungsional yang kuat.

Tidak mendominasi dalam pemanfaatan tanah di dalam kawasan tertentu.

Page 31: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Merujuk pada rencana tata ruang kota yang ada, maka telah ditetapkan fungsi

lahan pusat kota sebagai perkantoran, perdagangan dan jasa, maupun fasilitas kota

lainnya seperti fasilitas sosial. Hal tersebut pada gilirannya akan memberikan

pengaruh terhadap perkembangan guna lahan pusat Kota Malang.

Perkembangan pusat kota akan diikuti oleh meningkatnya tuntutan akan

kebutuhan lahan. Keterbatasan lahan dan tingginya intensitas pembangunan

mengakibatkan adanya kecenderungan yang besar terhadap pertumbuhan bangunan

pusat kota secara vertikal. Kenyataan ini juga dihadapi oleh kawasan pusat kota alun-

alun Malang dengan intensitas bangunan yang tinggi.

Dengan demikian, konsep struktur penataan ruang kawasan pusat kota alun-

alun Malang bisa diperoleh dari pengamatan pola perkembangan guna lahan pusat

kota Malang sejak tahun 1914 hingga saat ini dengan menerapkan super impose pada

peta tata guna lahan. Dari hasil analisa ini diharapkan akan diperoleh suatu

kesimpulan sementara tentang konsep struktur penataan ruang kawasan pusat kota

alun-alun Malang.

L. Kondisi Saat ini Alun-alun Kota Malang yang Dapat

Diperbaiki Melalui Gagasan Baru

Kegiatan komersial

para PKL di alun-alun

Kegiatan rekreasi di depan

kantor pos di area selatan alun-

alun

Page 32: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Berdasarkan hasil observasi kelompok 9, dewasa ini kondisi Alun-alun

khususnya kota Malang telah mengalami pergeseran fungsi. Alun-alun kota Malang

hanya terkesan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai wilayah

untuk singgah sejenak tanpa memiliki kesan yang berarti. Alun-alun kota Malang

hanya sebatas digunakan untuk tempat berjualan pedagang kaki lima, tempat pasangan

memadu kasih, tempat berkumpulnya keluarga yang berkunjung, dan tempat pemuda-

pemuda bermain sepak bola. Kondisi ini tidak mencerminkan fungsi dari keberadaan

alun-alun itu sendiri. Tidak ada yang istimewa dari alun-alun kota Malang sehingga

tidak ada yang diingat atau tidak terlintas di pikiran tentang keberadaan Alun-Alun

kota Malang jika mereka (pengunjung) diminta untuk menceritakan tempat-tempat

mana saja yang mereka kunjungi di Kota Malang.

Berdasarkan pemaparan diatas dalam mengoptimalkan fungsi sosial budaya

dari alun-alun, seharusnya antar pihak terkait mengupayakan optimalisasi lingkungan

fisik dan sosial alun-alun yang nantinya dapat menjadi tonggak sosial budaya dan aset

pariwisata kota Malang.

Gagasan baru dari kelompok 9 yakni membagi kawasan alun-alun kota Malang

menjadi beberapa bagian, dimana bagian tersebut menonjolkan aset yang khas dari

daerah Malang. Misalnya :

Pada bagian pertama adalah area khusus yang menyediakan makanan atau

minuman khas kota Malang. Area ini adalah cluster para PKL dan sebagai solusi

atas tidak tertatanya PKL di area Alun-alun Merdeka yang mengganggu badan trotoar

dan merusak pemandangan. Area ini tentu memudahkan pembeli untuk menikmati

sajian makanan dan minuman pada tempat yang lebih layak, bersih, dan tertata.

Kedua adalah area khusus yang menyediakan pertunjukan kesenian dan

budaya tradisional dari daerah Malang. Area ini diharapkan dapat mengakrabkan

masyarakat dengan kesenian tradisional sehingga masyarakat mengenal dan mencintai

kesenian tradisional. Di tengah era globalisasi yang rentan menyeret masyarakat pada

arus budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Area ini juga sebagai

ajang apresiasi seni masyarakat pada pelaku seni seperti penari, dalang, dan pemain

gamelan. Di sini masyarakat diberi hiburan sekaligus ajang penyaluran bakat bagi

Page 33: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

para pekerja seni tradisional. Event ini digelar satu bulan sekali pada waktu yang

potensial meningkatnya kunjungan wisatawan, sehingga misi pengenalan dan

pelestarian budaya menjadi efektif.

Ketiga adalah area khusus yang menyediakan oleh-oleh (cederamata atau

souvenir) khas kota Malang. Area ini diharapkan dapat menjadi wadah eksistensi

UKM industri kreatif serta memberi ruang bagi pengrajin untuk meningkatkan

kreativitasnya. Di area ini para wisatawan akan dengan mudah memilih dan membeli

oleh-oleh untuk rekan dan keluarga. Dengan area ini kerajinan tradisional akan tetap

terjaga dan menjadi aksesoris yang unik dan bernilai sejarah untuk menghiasi

ruangan.

Keempat adalah area khusus yang menyediakan permainan atau hiburan yang

berwawasan edukatif. Dapat pula berisi permainan tradisional yang memiliki nilai

edukatif tersendiri.

Kelima yaitu area khusus yang menyediakan tempat istirahat (rest area) bagi

wisatawan asing maupun domestik yang sedang berkunjung ke alun-alun kota

Malang. Merupakan tempat bagi para pengunjung untuk bersantai dan berinteraksi

satu sama lain dengan pengunjung lainnya. Dalam area ini juga terdapat power point

tentang pengenalan dan sosialisasi budaya-budaya Indonesia, terutama Malang serta

sejarah terbentuk budaya tersebut. area ini juga dilengkapi dengan wifi zone dan

beberapa unit PC untuk menunjukkan bahwa budaya modern dan tradisional tetap

dapat berjalan beriringan dan saling mendukung.

Jadi, dengan adanya strategi seperti diatas maka fungsi sosial budaya alun-

alun kota Malang dapat ter-optimalkan. Diantaranya dapat meningkatkan kualitas

sumber daya insani; dapat menambah wawasan budaya Indonesia; dapat mendorong

percepatan pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi, yang erat kaitannya dengan

akses masyarakat untuk mendapat informasi, bertukar pengetahuan dan pengalaman, sekaligus

akses pasar. Disisi lain kawasan alun-alun kota Malang menjadi tertata dengan rapi.

Page 34: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

M. Foto dan Keterangan

Berikut adalah foto hasil observasi kelompok 9 di alun-alun kota Malang

Tugu alun-alun kota Malang Peta wisata kota Malang

Bundaran air mancur Gazebo alun-alun

Toilet umum Aktivitas ekonomi warga

Page 35: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Pedagang asongan Pedagang kaki lima

Spider plant

(Chlorophytum comosum)

Pisang kipas

Sikat botol

Pink Meredian

Page 36: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Palem Hangjuang

Bunga kana Beringin

Cemara Norfolk

Cemara angin

Page 37: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

Nine’s grup crew

Nine’s group crew

Page 38: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

N. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan terhadap kawasan pusat kota

alun-alun Malang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(a) Kawasan pusat kota alun-alun Malang merupakan kawasan yang penting dalam

sejarah Kota Malang.

(b) Diperlukan adanya konsepsi penataan pusat kota alun-alun Malang berdasarkan

kondisi awal untuk menghindari adanya kecenderungan perubahan yang

menghilangkan eksistensi alun-alun.

(c) Diperlukan adanya kebijakan pembatasan aktifitas dan tata guna lahan kawasan

pusat kota alun-alun Malang yang tercermin dalam bangunan-bangunan di

sekitar alun-alun.

O. Saran

Dengan diadakannya kegiatan observasi di kawasan alun-alun kota Malang

ini, akan dapat menambah wawasan kita untuk menambah kemampuan dalam

menganalisis sebuah kawasan perkotaan. Serta bisa dijadikan sebagai bahan rujukan

oleh pihak-pihak yang terkait. Akan tetapi, kami (kelompok-9) menyadari bahwa

laporan observasi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan

masukan berupa kritikan yang membangun dari Bapak Dosen mata kuliah ekologi

demi kesempurnaan laporan observasi ini.

Page 39: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang

DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, Eko, & Hardjohubojo, Sudanti. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan.

Bandung: Penerbit Alumni.

Branch, Melville C. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif: Pengantar & Penjelasan.

Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Handinoto, & Soehargo, Paulus H. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial

Belanda di Malang. Yogyakarta: LPPM UK. Petra dan ANDI.

Hadi, Yusron. 1994. Pengembangan Bentuk Perdagangan dan Konservasi Bangunan:

Suatu Pendekatan Revitalisasi pada Kawasan Perdagangan Pecinan. Skripsi

Teknik Arsitektur. Yogyakarta: Universitas Gadjahmada.

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Seri Etnogarafi Indonesia No. 2. Jakarta:

PN. Balai Pustaka..

Wiryomartono, A Bagoes P. 1994. Bangunan Lama dan Bersejarah: Direvitalisasi Dalam

Konteks Kekinian. Artikel. Majalah Konstruksi.

___________. 1995. Seni Bangunan dan Seni Binakota Di Indonesia: Kajian

Mengenai Konsep, Struktur, dan Elemen Fisik Kota Sejak Peradaban Hindhu-

Budha, Islam, Hingga Sekarang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Link : blog.ub.ac.id/erina04

Page 40: PENDAHULUAN - Universitas Brawijayablog.ub.ac.id/erina04/files/2013/03/EKOLOGI.pdf · 2013. 3. 27. · Seperti kota di Jawa jaman Hindia Belanda pada umumnya, kota Malang juga berpusat

Kelompok-9 | Alun-alun kota Malang