pendahuluan seminar maternitas
DESCRIPTION
pendahuluanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada akhir proses kehamilan ibu hamil akan mengalami inpartu. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang mengalami proses persalinan. Persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan dianggap normal jikwa wanita berada pada/ dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat 1 janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam. Pada masa inpartu terdapat berbagai macam resiko persalinan yang dapat membahayakan ibu dan janin.
Eklamsia secara global terjadi pada 0,5% kehahiran hidup dan 4,5% hipertensi dan kehamilan. Preklamsia memperngaruhi banyak organ vital pasca konpulsi pada eklamsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, edema paru, perdarahan serebral dan ablasia retina.Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara global. Komplikasi yang dapat terjadi adalah vistula vesikovaginalis dan atau rektovaginalis. Disamping itu dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan spesis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini komplikasi lain adalah ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan dan sock bahkan kematian. Oleh karena itu asuhan ibu persalinan dan bayi baru lahir yang efektif diperlukan agar tidak terjadi komplikasi pada persalinan.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan inpartu di ruang obstetric RSUP Dr.
Kariadi Semarang
2. Tujuan khusus
Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu:
a. Memahami definisi inpartu
b. Memahami etiologi inpartu
c. Memahami patofisiologi inpartu
d. Memahami manifestai klinis inpartu
e. Memahami pengkajian keperawatan pasien dengan inpartu
f. Memahami diagnosa keperawatan pada pasien dengan inpartu
g. Memahami intervensi keperawatan pada pasien dengan inpartu
h. Memberikan asuhan keperawatan pasien dengan inpartu
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Inpartu
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang mengalami proses persalinan
(Wiknyosastro H,2005). Persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (Mnuaba,2007).
Persalinan dimulai (Inpartu) sejak uterus berkonsentrasi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Manuaba,2007).
B. Macam-MacamPersalinan
1. Persalinan Spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan Buatan. Bila proses persalinandengan bantuan tenaga dari
luar.
3. Persalinan Anjuran. Bila kekuatan yang perlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan (Manuaba, 2010).
C. Gambaran Perjalanan Persalinan Secara Klinis
Gambaran perjalanan persalinan secara klinis dikemukakan Manuaba
(2007) sebagai berikut :
1. Tanda Persalinan Sudah Dekat
a.Terjadi lightening Menjelang minggu ke-36 pada primigravida
terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk
pintu atas panggul yang disebabkan oleh :
- Kontraksi Braxton Hicks.
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotundum
1. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah.
2. Masuknya kepala bayi di pintu atas panggul dirasakan ibu
hamil:
a. Terasa ringan dibagian atas, rasa sesak berkurang.
b. Dibagian bawah tersa sesak
c. Terjadi kesulitan saat berjalan
d. Sering miksi
Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan
normal antara ketiga faktor yaitu power (kekuatan ibu), passage (jalan
lahir), passenger( janin dan plasenta). Pada inti gambarannya tidak jelas
karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
2. Terjadi His Permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks, kontraksi ini
dapat dikemukakan sebagai keluhan, karena dirasakan sakit dan
mengganggu konsentrasi. Braxton Hicksterjadi karena perubahan estrogen.
Progesteron dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan
makin tua kehamilan, pengeluaran oksitosin dan progesteron makin
kurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering
sebagai his palsu.
Sifat his pemulaan (palsu)
1) Rasa nyeri ringan bagian bawh
2) Datangnya tidak teratur
3) Durasinya pendek
4) Tidak bertambah bila beraktivitas
1..3.2 Tanda persalinan kala I
a. Terjadi his persalinan
1) Pinggang tersa sakit yang menjalar kedepan
2) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar.
3) Intensitas kesakitan meningkat bila dibawah berjalan.
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan kala I.
2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas.
3) Terjadi perdarahan kapiler karena pembulu darah pecah.
c. Pengeluaran cairan ketuban
Pada bebrapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan ketuban. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan perlangsungan
persalinan berlangsung kurang lebih 24 jam.
b. Mekanisme Persalinan Normal
Menurut Hakimi (2010) terdapat 3 faktor penting yang memegang
peran pada persalinan ialah : 1) Tenaga yang mendorong anak keluar
seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan, 2) keadaan jalan lahir, dan 3)
janin.
His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah pada
presentase kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai
masuk kedalam rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas
panggul, dapat dalam keadaan sinklitismus ialah bila arah sumbu janin
tegak lurus dengan pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam
keadaan asinklitismus yaitu kearah sumbu kepala janin miring denagn
pintu atas panggul, asinklitismus anterior menurut Neagele ialah apabila
arah sumbu sudut lancip kedepan dengan pintu atas panggul. Dapat pula
asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada
mekanisme turunya kepala dengan sinklitismus posterior karena ruangan
pelvis didaerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan diruangan
pelvis didaerah anterior. Hal asinklitismus penting, apabila ada akomodasi
panggul agak terbatas, akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak
simetris dengan sumbu lebih mendekati suboksiput maka tahanan oleh
jaringan dibawahnya terdapat kepala yng akan menurun menyebabkan
kepala fleksi dibawah rongga panggul.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran
yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksiput bregmatikus (9,5 cm)
dan sirkumfarensia suboksiput bregmatikus (32 cm) sampai didasar
panggul kepala janin dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang
turun menemui diagfragma pelvis dan tekanan intra uterin disebabkan his
yang berulanh-ulang, kepala mengadakn rotasi, disebut dengan putaran
paksi dalam didalam mengadakan rotasi ubun-ubun kecil dibawah
simpisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoglion, kepala
mengadakn gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin nampak,
perinium menjadi makinlebar dan tipis, anus membuka dinding rectum.
Dengan keadaan his bersama dengan kekuatan mengedan. Berturut-turut
tanpa beragam, dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir,
kepala segera mengadakan rotasi yang disebut putaran palsi luar.
Putaran paksi luar ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan penggung anak.
Bahu melintas pintu atas panggul dalam keadaan miring, didalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga dasar panggul, apabila kepala telah lahir, bahu akan
berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya lahir bahu depan baru
belakang.kemudian pula lahir trokanter belakang kemudian bayi lahir
seluruhnya.
Apabila bayi lahir segera jaln napas dibersihkan, tali pusat dijepit
diantara 2 koher pada jarak 5 cm. Kemudian digunting diantara kedua
koher tersebut, lalu diikat. Tunggul tali pusat diberi septika segera setelah
bayi lahir, his mempunyai ampitudo yang kira-kira sama tingginya hanya
frekuensi berkurang. Akibat his ini, uterus akan mengecil, sehingga
perlekatan plasenta dengan dinding uterus akan terlepas. Melepasnya
plasenta pada dinding uterus ini dapat dimulai dari 1) tengah (sentral
menurut Schultze), 2) pinggir (marginal menurut Mathews-Ducan), 3)
kombinasi I dan II yang tebanyak menurut Schultze. Umumnya kala III
kira-kira 2 jari dibawah pusat.
c. Pembagian Tahap persalinan(Manuaba, 2007)
1. Kala I (Kala Pengeluaran)
Yang dimaksud dengan kala satu adalah kala pembukaan
yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak
begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkam multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve
friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut
maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan (Manuaba,
2007).
2. Kala II ( Kala Pembukaan)
Kala II mulai jika pembukaan serviks lengkap, umumnya
pada akhir kala I atau permulaan kalaII dahengan kepala janin
sudah masuk dalam ruang panggul, ketuban pecah sendiri, bila
ketuban belum pecah, ketuban harus dipecahkan. Kadang-kadang
pada permulan kala II ini wanita tersebut mau muntah atau mau
muntah disertai rasa ingin mengedan kuat. His aka timbul sering
dan merupakan tenaga pendorog janin. Disamping his wanita
tersebut harus dipimpin mengejan pada waktu ada his. Diluar his
denyut jantung janin harus sering diawasi (Wiknyosastro, 2005).
Lamanya kalaII untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30
menit.
Gejala kala II adalah:
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan
durasi 50 sampai seratus detik.
b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus
frankenhouser.
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi:
e. Kepala membuka pintu
1. Subocciput bertindak sebagai hipomoglobin berturut-turut
lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka, dan kepala
seluruhnya.
2. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,
yaitu penyesuaian kepada pada punggung
3. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan:
a. Kepala dipegang oleh os occiput dan dibawah dagu,
ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan,
dan curam ke atas untuk mekahirkan bahu belakang.
b. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi
c. Bayi lahir diikuti dengan sisa air ketuban.
3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai
10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta
pada lapisan nitabush, karena sifat retraksi otot rahim.
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda dibawah ini:
a. Uterus menjadi bundar
b. Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim
c. Tali pusat bertambah panjang
d. Terjadi perdarahan
e. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara
crede dan fundus uteri. (Manuaba, 2007)
4. Kala IV ( Kala Pengawasan )
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan:
a. Tingkat kesadarah penderita
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan (Manuaba, 2010).
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian Kala I
Adapun data dasar yang didapatkan pada pengkajian klien dengan inpartu
kala I, menurut Doengoes dan moorhouse, (2001) adalah sebagai berikut:
1) Fase Laten
a. Integritas Ego
Pasien senang atau cemas
b. Nyeri/Ketidaknyamana
1. Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan
keparahan.
2. Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit, berakhir 10-30
detik.
c. Kecemasan : Irama jantung janin paling baik terdengar pada
umbilikus (tergantung pada posisi janin.
d. Seksualitas :
1. Membran mungkin atau tidak pecah
2. Serviks dilatasi dari0-4 cm
3. Bayi mungkin pada 0 (primigravida) atau dari 0-2 cm
(multigravida)
4. Rabas vagina sedikit, mungkin lendir merah muda, kecoklatan,
atau terdiri dari plak lendir.
2) Fase Aktif
a. Aktivitas/istirahat ; kaji adanya bukti kelelahan
b. Nyeri/ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan berakhir 30-45
detik
c. Keamanan
1. Irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada posisi
verteks
2. Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan periodik
umumnya teramati pada respon terhadap kontraksi, palpasi
abdominal, and gerak janin.
d. Seksualitas
1. Dilatasi serviks dari kira 4-8 cm (1,5 cm/jam pada multipara,
1,2 cm/jam nulipara)
2. Perdarahan dalam jumlah sedang
3. Janin turun +1 - +2 cm dibawah tulang iskial.
2.2 Pengkajian Kala II
a.Aktivitas/istirahat
1. Laporkan kelelahan atau melaporkan ketidakmamuan melakukan
dorongan sendiri atau teknik relaksasi
2. Letargi
3. Lingkaran hitam dibawah mata
b. Seksual
Tekanan darah dapat meningkat 5-10 mmHg di antara kontraksi.
c. Integritas ego
Respon emosional dapat direntang dari perasaan. Dapat merasa
kehilangan kontrol atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat
mengejan secara aktif.
e.Eliminasi
1. Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada
kontrkasi, disertai tekanan inter abdomen dan tekanan uterus.
2. Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
3. Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine
dikeluarkan selama upaya mendorong.
f. Nyeri/Ketidaknyamanan
1. Dapat merintih atau meringis selama kontraksi
2. Melaporkan rasa terbakar/meregang dari perinium
3. Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
4. Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak.
g. Pernapasan
Adanya peningkatan frekuensi pernapasan
h. Seksualitas
1. Peningkatan penampakan perdarahan vagina
2. Penonjolan rektal/perineal dengan turunya janin
3. Memebran mungkin ruprur pada saat ini bila masih utuh
4. Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
2.3 Pengkajian Kala III
a) Aktivitas/istirahat Perilaku dapat direntang dari senang sampai kelatihan
b) Sirkulasi :
1. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat
2. Hopotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesikdan anastesi
3. Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah
jantung
c) Makanan/Cairan Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 m
d) Nyeri/ketidaknyamanan Dapat mengeluh tremor kaki/menggigil
e) Keamanan : Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan
adanya robekan atau laserasi perluasan episiatomi atau laserasi jaln lahir
mungkin ada.
f) Seksualitas
1. Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta leoas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah malahirkan bayi.
2. Tali pusat memanjang pada muara vagina.
3. Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globur dan menigginya
abdomen.
2.4 Pengkajian Kala 4
a. Aktivitas/ istirahat : tampak kelelahan / mengantuk atau tidak
b. Sirkulasi :
1.Nasi biasanya lambat (50-70 dpm) kerena hipersensitivitas vegal
2.Tekanan darah bervariasi mungkin lebih rendah pada respon anastesi
atau meningkat pada respon terhadap pemberian oksitosin.
3.Edema bila ada, mungkin dependen (misal ditemukan pada ekstremitas
bawah), atau dapat meliputi ekstremitas atas.
4.Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400-500 ml
untuk kelahiran vaginal atau 600-800 ml untuk kelahiran SC
c. Integritas ego
1.Reaksi emosional bervariaso dapat berubah misal tidak berminat
(kelelahan) atau kecewa
2.Dapat mengekspresikan masalah atau dapat mengekpresikan rasa
takut mengenai kondisi bayi
d. Eliminasi
1.Hemoroid sering ada dan menonjol
2.Kandung kemih mungkin teraba diatas simfisis atau kateter urinarius
terpasang
e. Nyeri/ ketidaknyamanan : dapat melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misal nyeri setelah trauma jaringan/perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin/kotor tremor
dengan menggigil
f. Seksual :
1.Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan letak setinggi
umbilicus
2.Drainase vagina atau lokhea jumlahnya sedang, merah gelap, dengan
hanya beberapa bekuan kecil
3.Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis atau rabas
4.Striae mungkin ada pada abdomen, paha dan payudara
5.Payudara lunak, dengan putting tegang
DAFTAR PUSTAKA
Hakimi,2010, Patofisiologi dan Fisiologi Persalinan, Yogyakarta : Penerbit Andi
Manuaba,2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta : EGC
Wiknyosastro H, 2005, Ilmu Kebidanan Edisi 7, Yayasan Bina Pustaka