pendahuluan seminar maternitas

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada akhir proses kehamilan ibu hamil akan mengalami inpartu. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang mengalami proses persalinan. Persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan dianggap normal jikwa wanita berada pada/ dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat 1 janin dengan presentasi puncak kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam. Pada masa inpartu terdapat berbagai macam resiko persalinan yang dapat membahayakan ibu dan janin. Eklamsia secara global terjadi pada 0,5% kehahiran hidup dan 4,5% hipertensi dan kehamilan. Preklamsia memperngaruhi banyak organ vital pasca konpulsi pada eklamsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, edema paru, perdarahan serebral dan ablasia retina. Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara global. Komplikasi yang dapat terjadi adalah vistula vesikovaginalis dan atau rektovaginalis. Disamping itu dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan spesis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini komplikasi lain adalah ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan dan sock bahkan kematian. Oleh karena itu asuhan ibu persalinan dan bayi baru lahir yang efektif diperlukan agar tidak terjadi komplikasi pada persalinan.

Upload: fitriana-andarwati

Post on 21-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Seminar Maternitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada akhir proses kehamilan ibu hamil akan mengalami inpartu. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang mengalami proses persalinan. Persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan dianggap normal jikwa wanita berada pada/ dekat masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat 1 janin dengan presentasi puncak  kepala, dan persalinan selesai dalam 24 jam. Pada masa inpartu terdapat berbagai macam resiko persalinan yang dapat membahayakan ibu dan janin.

Eklamsia secara global terjadi pada 0,5% kehahiran hidup dan 4,5% hipertensi dan kehamilan. Preklamsia memperngaruhi banyak organ vital pasca konpulsi pada eklamsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, edema paru, perdarahan serebral dan ablasia retina.Persalinan macet merupakan 8% penyebab kematian ibu secara global. Komplikasi yang dapat terjadi adalah vistula vesikovaginalis dan atau rektovaginalis. Disamping itu dapat terjadi komplikasi yang berhubungan dengan spesis, terutama jika terjadi ketuban pecah dini komplikasi lain adalah ruptura uteri yang dapat mengakibatkan perdarahan dan sock bahkan kematian. Oleh karena itu asuhan ibu persalinan dan bayi baru lahir yang efektif diperlukan agar tidak terjadi komplikasi pada persalinan.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu memberikan asuhan

keperawatan pada klien dengan inpartu di ruang obstetric RSUP Dr.

Kariadi Semarang

2. Tujuan khusus

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa mampu:

a. Memahami definisi inpartu

b. Memahami etiologi inpartu

c. Memahami patofisiologi inpartu

Page 2: Pendahuluan Seminar Maternitas

d. Memahami manifestai klinis inpartu

e. Memahami pengkajian keperawatan pasien dengan inpartu

f. Memahami diagnosa keperawatan pada pasien dengan inpartu

g. Memahami intervensi keperawatan pada pasien dengan inpartu

h. Memberikan asuhan keperawatan pasien dengan inpartu

Page 3: Pendahuluan Seminar Maternitas

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Inpartu

Inpartu adalah seorang wanita yang sedang mengalami proses persalinan

(Wiknyosastro H,2005). Persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau

tanpa bantuan (Mnuaba,2007).

Persalinan dimulai (Inpartu) sejak uterus berkonsentrasi dan menyebabkan

perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya

plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak

mengakibatkan perubahan serviks (Manuaba,2007).

B. Macam-MacamPersalinan

1. Persalinan Spontan. Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri.

2. Persalinan Buatan. Bila proses persalinandengan bantuan tenaga dari

luar.

3. Persalinan Anjuran. Bila kekuatan yang perlukan untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan (Manuaba, 2010).

C. Gambaran Perjalanan Persalinan Secara Klinis

Gambaran perjalanan persalinan secara klinis dikemukakan Manuaba

(2007) sebagai berikut :

Page 4: Pendahuluan Seminar Maternitas

1. Tanda Persalinan Sudah Dekat

a.Terjadi lightening Menjelang minggu ke-36 pada primigravida

terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk

pintu atas panggul yang disebabkan oleh :

- Kontraksi Braxton Hicks.

- Ketegangan dinding perut

- Ketegangan ligamentum rotundum

1. Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah.

2. Masuknya kepala bayi di pintu atas panggul dirasakan ibu

hamil:

a. Terasa ringan dibagian atas, rasa sesak berkurang.

b. Dibagian bawah tersa sesak

c. Terjadi kesulitan saat berjalan

d. Sering miksi

Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan

normal antara ketiga faktor yaitu power (kekuatan ibu), passage (jalan

lahir), passenger( janin dan plasenta). Pada inti gambarannya tidak jelas

karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.

2.   Terjadi His Permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks, kontraksi ini

dapat dikemukakan sebagai keluhan, karena dirasakan sakit dan

mengganggu konsentrasi. Braxton Hicksterjadi karena perubahan estrogen.

Progesteron dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan

Page 5: Pendahuluan Seminar Maternitas

makin tua kehamilan, pengeluaran oksitosin dan progesteron makin

kurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering

sebagai his palsu.

Sifat his pemulaan (palsu)

1)        Rasa nyeri ringan bagian bawh

2)        Datangnya tidak teratur

3)        Durasinya pendek

4)        Tidak bertambah bila beraktivitas

1..3.2 Tanda persalinan kala I

a. Terjadi his persalinan

1) Pinggang tersa sakit yang menjalar kedepan

2) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin

besar.

3) Intensitas kesakitan meningkat bila dibawah berjalan.

b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his persalinan

terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :

1) Pendataran dan pembukaan kala I.

2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis lepas.

3) Terjadi perdarahan kapiler karena pembulu darah pecah.

c. Pengeluaran cairan ketuban

Pada bebrapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan ketuban. Sebagian ketuban baru pecah menjelang

Page 6: Pendahuluan Seminar Maternitas

pembukaan lengap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan perlangsungan

persalinan berlangsung kurang lebih 24 jam.

b. Mekanisme Persalinan Normal

Menurut Hakimi (2010) terdapat 3 faktor penting yang memegang

peran pada persalinan ialah : 1) Tenaga yang mendorong anak keluar

seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan, 2) keadaan jalan lahir, dan 3)

janin.

His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang

menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah pada

presentase kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai

masuk kedalam rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas

panggul, dapat dalam keadaan sinklitismus ialah bila arah sumbu janin

tegak lurus dengan pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam

keadaan asinklitismus yaitu kearah sumbu kepala janin miring denagn

pintu atas panggul, asinklitismus anterior menurut Neagele ialah apabila

arah sumbu sudut lancip kedepan dengan pintu atas panggul. Dapat pula

asinklitismus anterior.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada

mekanisme turunya kepala dengan sinklitismus posterior karena ruangan

pelvis didaerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan diruangan

pelvis didaerah anterior. Hal asinklitismus penting, apabila ada akomodasi

panggul agak terbatas, akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak

simetris dengan sumbu lebih mendekati suboksiput maka tahanan oleh

Page 7: Pendahuluan Seminar Maternitas

jaringan dibawahnya terdapat kepala yng akan menurun menyebabkan

kepala fleksi dibawah rongga panggul.

Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran

yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksiput bregmatikus (9,5 cm)

dan sirkumfarensia suboksiput bregmatikus (32 cm) sampai didasar

panggul kepala janin dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang

turun menemui diagfragma pelvis dan tekanan intra uterin disebabkan his

yang berulanh-ulang, kepala mengadakn rotasi, disebut dengan putaran

paksi dalam didalam mengadakan rotasi ubun-ubun kecil dibawah

simpisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoglion, kepala

mengadakn gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.

Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin nampak,

perinium menjadi makinlebar dan tipis, anus membuka dinding rectum.

Dengan keadaan his bersama dengan kekuatan mengedan. Berturut-turut

tanpa beragam, dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir,

kepala segera mengadakan rotasi yang disebut putaran palsi luar.

Putaran paksi luar ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam

terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan penggung anak.

Bahu melintas pintu atas panggul dalam keadaan miring, didalam rongga

panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang

dilaluinya, sehingga dasar panggul, apabila kepala telah lahir, bahu akan

berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya lahir bahu depan baru

Page 8: Pendahuluan Seminar Maternitas

belakang.kemudian pula lahir trokanter belakang kemudian bayi lahir

seluruhnya.

Apabila bayi lahir segera jaln napas dibersihkan, tali pusat dijepit

diantara 2 koher pada jarak 5 cm. Kemudian digunting diantara kedua

koher tersebut, lalu diikat. Tunggul tali pusat diberi septika segera setelah

bayi lahir, his mempunyai ampitudo yang kira-kira sama tingginya hanya

frekuensi berkurang. Akibat his ini, uterus akan mengecil, sehingga

perlekatan plasenta dengan dinding uterus akan terlepas. Melepasnya

plasenta pada dinding uterus ini dapat dimulai dari 1) tengah (sentral

menurut Schultze), 2) pinggir (marginal menurut Mathews-Ducan), 3)

kombinasi I dan II yang tebanyak menurut Schultze. Umumnya kala III

kira-kira 2 jari dibawah pusat.

c. Pembagian Tahap persalinan(Manuaba, 2007)

1. Kala I (Kala Pengeluaran)

Yang dimaksud dengan kala satu adalah kala pembukaan

yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan

lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak

begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan.

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam

sedangkam multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve

friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan

pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut

Page 9: Pendahuluan Seminar Maternitas

maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan (Manuaba,

2007).

2. Kala II ( Kala Pembukaan)

Kala II mulai jika pembukaan serviks lengkap, umumnya

pada akhir kala I atau permulaan kalaII dahengan kepala janin

sudah masuk dalam ruang panggul, ketuban pecah sendiri, bila

ketuban belum pecah, ketuban harus dipecahkan. Kadang-kadang

pada permulan kala II ini wanita tersebut mau muntah atau mau

muntah disertai rasa ingin mengedan kuat. His aka timbul sering

dan merupakan tenaga pendorog janin. Disamping his wanita

tersebut harus dipimpin mengejan pada waktu ada his. Diluar his

denyut jantung janin harus sering diawasi (Wiknyosastro, 2005).

Lamanya kalaII untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30

menit.

Gejala kala II adalah:

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan

durasi 50 sampai seratus detik.

b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus

frankenhouser.

Page 10: Pendahuluan Seminar Maternitas

d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga terjadi:

e. Kepala membuka pintu

1. Subocciput bertindak sebagai hipomoglobin berturut-turut

lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka, dan kepala

seluruhnya.

2. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar,

yaitu penyesuaian kepada pada punggung

3. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong dengan jalan:

a. Kepala dipegang oleh os occiput dan dibawah dagu,

ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan,

dan curam ke atas untuk mekahirkan bahu belakang.

b. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk

melahirkan sisa badan bayi

c. Bayi lahir diikuti dengan sisa air ketuban.

3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai

10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta

pada lapisan nitabush, karena sifat retraksi otot rahim.

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda-tanda dibawah ini:

a. Uterus menjadi bundar

Page 11: Pendahuluan Seminar Maternitas

b. Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi perdarahan

e. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara

crede dan fundus uteri. (Manuaba, 2007)

4. Kala IV ( Kala Pengawasan )

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan:

a. Tingkat kesadarah penderita

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu,

pernapasan

c. Kontraksi uterus

d. Terjadinya perdarahan (Manuaba, 2010).

Page 12: Pendahuluan Seminar Maternitas

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian Kala I

Adapun data dasar yang didapatkan pada pengkajian klien dengan inpartu

kala I, menurut Doengoes dan moorhouse, (2001) adalah sebagai berikut:

1) Fase Laten

a. Integritas Ego

Pasien senang atau cemas

b. Nyeri/Ketidaknyamana

1. Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan

keparahan.

2. Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit, berakhir 10-30

detik.

c. Kecemasan : Irama jantung janin paling baik terdengar pada

umbilikus (tergantung pada posisi janin.

d. Seksualitas :

1. Membran mungkin atau tidak pecah

2. Serviks dilatasi dari0-4 cm

3. Bayi mungkin pada 0 (primigravida) atau dari 0-2 cm

(multigravida)

4. Rabas vagina sedikit, mungkin lendir merah muda, kecoklatan,

atau terdiri dari plak lendir.

2) Fase Aktif

Page 13: Pendahuluan Seminar Maternitas

a. Aktivitas/istirahat ; kaji adanya bukti kelelahan

b. Nyeri/ketidaknyamanan

Kontraksi sedang, terjadi setiap 2,5-5 menit dan berakhir 30-45

detik

c. Keamanan

1. Irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada posisi

verteks

2. Denyut jantung janin (DJJ) bervariasi dan perubahan periodik

umumnya teramati pada respon terhadap kontraksi, palpasi

abdominal, and gerak janin.

d. Seksualitas

1. Dilatasi serviks dari kira 4-8 cm (1,5 cm/jam pada multipara,

1,2 cm/jam nulipara)

2. Perdarahan dalam jumlah sedang

3. Janin turun +1 - +2 cm dibawah tulang iskial.

2.2 Pengkajian Kala II

a.Aktivitas/istirahat

1. Laporkan kelelahan atau melaporkan ketidakmamuan melakukan

dorongan sendiri atau teknik relaksasi

2. Letargi

3. Lingkaran hitam dibawah mata

b. Seksual

Page 14: Pendahuluan Seminar Maternitas

Tekanan darah dapat meningkat 5-10 mmHg di antara kontraksi.

c. Integritas ego

Respon emosional dapat direntang dari perasaan. Dapat merasa

kehilangan kontrol atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat

mengejan secara aktif.

e.Eliminasi

1. Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada

kontrkasi, disertai tekanan inter abdomen dan tekanan uterus.

2. Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan

3. Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine

dikeluarkan selama upaya mendorong.

f. Nyeri/Ketidaknyamanan

1. Dapat merintih atau meringis selama kontraksi

2. Melaporkan rasa terbakar/meregang dari perinium

3. Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong

4. Dapat melawan kontraksi, khususnya bila ia tidak berpartisipasi

dalam kelas kelahiran anak.

g. Pernapasan

Adanya peningkatan frekuensi pernapasan

h. Seksualitas

1. Peningkatan penampakan perdarahan vagina

2. Penonjolan rektal/perineal dengan turunya janin

3. Memebran mungkin ruprur pada saat ini bila masih utuh

Page 15: Pendahuluan Seminar Maternitas

4. Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.

2.3 Pengkajian Kala III

a) Aktivitas/istirahat Perilaku dapat direntang dari senang sampai kelatihan

b) Sirkulasi :

1. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian

kembali ke tingkat normal dengan cepat

2. Hopotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesikdan anastesi

3. Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah

jantung

c) Makanan/Cairan Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 m

d) Nyeri/ketidaknyamanan Dapat mengeluh tremor kaki/menggigil

e) Keamanan : Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan

adanya robekan atau laserasi perluasan episiatomi atau laserasi jaln lahir

mungkin ada.

f) Seksualitas

1. Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta leoas dari

endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah malahirkan bayi.

2. Tali pusat memanjang pada muara vagina.

3. Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk globur dan menigginya

abdomen.

2.4 Pengkajian Kala 4

Page 16: Pendahuluan Seminar Maternitas

a. Aktivitas/ istirahat : tampak kelelahan / mengantuk atau tidak

b. Sirkulasi :

1.Nasi biasanya lambat (50-70 dpm) kerena hipersensitivitas vegal

2.Tekanan darah bervariasi mungkin lebih rendah pada respon anastesi

atau meningkat pada respon terhadap pemberian oksitosin.

3.Edema bila ada, mungkin dependen (misal ditemukan pada ekstremitas

bawah), atau dapat meliputi ekstremitas atas.

4.Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400-500 ml

untuk kelahiran vaginal atau 600-800 ml untuk kelahiran SC

c. Integritas ego

1.Reaksi emosional bervariaso dapat berubah misal tidak berminat

(kelelahan) atau kecewa

2.Dapat mengekspresikan masalah atau dapat mengekpresikan rasa

takut mengenai kondisi bayi

d. Eliminasi

1.Hemoroid sering ada dan menonjol

2.Kandung kemih mungkin teraba diatas simfisis atau kateter urinarius

terpasang

e. Nyeri/ ketidaknyamanan : dapat melaporkan ketidaknyamanan dari

berbagai sumber misal nyeri setelah trauma jaringan/perbaikan

episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin/kotor tremor

dengan menggigil

f. Seksual :

Page 17: Pendahuluan Seminar Maternitas

1.Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan letak setinggi

umbilicus

2.Drainase vagina atau lokhea jumlahnya sedang, merah gelap, dengan

hanya beberapa bekuan kecil

3.Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis atau rabas

4.Striae mungkin ada pada abdomen, paha dan payudara

5.Payudara lunak, dengan putting tegang

DAFTAR PUSTAKA

Hakimi,2010, Patofisiologi dan Fisiologi Persalinan, Yogyakarta : Penerbit Andi

Manuaba,2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta : EGC

Wiknyosastro H, 2005, Ilmu Kebidanan Edisi 7, Yayasan Bina Pustaka