pendahuluan - rsud-kelet.jatengprov.go.id

37
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam otonomi daerah saat ini dimana daerah mempunyai urusan-urusan wajib dan pilihan sesuai yang diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka setiap daerah mempunyai keinginan untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya disemua aspek kehidupan masyarakat. Salah satu urusan yang menjadi urusan wajib yang diamanatkan kepada Pemerintah Daerah adalah urusan kesehatan. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di Indonesia Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 2004. Disamping Undang- Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, SKN telah berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Disamping itu SKN juga berperan sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan. RSUD Kelet merupakan rumah sakit kelas C, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor : 829/MENKES/SK/VII/2010 tentang Penetapan Kelas RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet telah terakreditasi lima pelayanan pada tahun 2012 meliputi kelompok kerja keperawatan, kegawatdaruratan, rekam medis, pelayanan medik serta administrasi dan manajemen. Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009 RSUD Kelet telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 059/80/2008 tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Bertahap pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah dan terjadi peningkatan berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 901/151/2012 tentang Penetapan Peningkatan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dari Bertahap Menjadi Penuh Pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam otonomi daerah saat ini dimana daerah mempunyai urusan-urusan

wajib dan pilihan sesuai yang diatur dalam UU Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, maka setiap daerah mempunyai keinginan untuk memberikan

pelayanan yang prima kepada masyarakat, memberdayakan masyarakat dan

meningkatkan kesejahteraannya disemua aspek kehidupan masyarakat. Salah satu

urusan yang menjadi urusan wajib yang diamanatkan kepada Pemerintah Daerah

adalah urusan kesehatan.

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan

dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Di Indonesia Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 2004. Disamping Undang-

Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, SKN telah

berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMN). Disamping itu SKN juga berperan sebagai acuan dalam

penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan

kesehatan.

RSUD Kelet merupakan rumah sakit kelas C, sesuai dengan Keputusan

Menteri Kesehatan nomor : 829/MENKES/SK/VII/2010 tentang Penetapan Kelas

RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. RSUD Kelet telah terakreditasi lima pelayanan

pada tahun 2012 meliputi kelompok kerja keperawatan, kegawatdaruratan, rekam

medis, pelayanan medik serta administrasi dan manajemen.

Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2009 RSUD Kelet telah menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) sesuai dengan

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 059/80/2008 tentang Penetapan Status Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Bertahap pada RSUD Kelet

Provinsi Jawa Tengah dan terjadi peningkatan berdasarkan Keputusan Gubernur

Jawa Tengah No. 901/151/2012 tentang Penetapan Peningkatan Status Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dari Bertahap Menjadi

Penuh Pada RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Page 2: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

2

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum Daerah Kelet pada awal berdirinya bernama Rumah Sakit

Kusta Kelet/Donorojo. Rumah Sakit Kusta Donorojo dibangun sekitar tahun 1916

oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Zending. Tujuan pembangunan

Rumah Sakit Kusta Donorojo waktu itu adalah untuk pengobatan dan rehabilitasi

pasien kusta. Rumah Sakit Kusta Donorojo berlokasi di Desa Banyumanis,

Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas 1.791.740 m2,

termasuk lahan di kampung rehabilitasi yang dihuni oleh 155 KK.

Rumah Sakit Kusta Kelet dibangun pada tahun 1915 dan Pada awalnya RS

Kusta Kelet adalah Rumah Sakit Umum yang dikelola oleh Zending dengan

direkturnya dr. H. Bervoets dibantu dr. Durachim. Lokasi RS Kelet berada di Desa

Kelet, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara berdiri diatas lahan seluas 258.600 m2.

Pada tahun 1950-an karena pihak Zending tidak bisa lagi membiayai

operasional RS Kelet dan RS Donorojo maka pengelolaan kedua Rumah Sakit

tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sejak itu kedua RS

tersebut menjadi Rumah Sakit Kusta dan Pengelolaannya lebih bersifat leproseri.

Sejak tahun 1978 sampai 1998 tidak ada tenaga medis/dokter yang secara full shifte

yang mengelola Rumah Sakit, tidak adanya dokter yang mengelola secara purna

waktu membuat mutu pelayanan dan kemungkinan pengembangan Rumah Sakit

tidak mendapat pendampingan yang memadai. Sehingga fungsi Rumah Sakit tidak

dapat dilakukan secara baik, meskipun ada kunjungan tenaga medis/dokter

seminggu sekali dari RS Kusta Tugurejo Semarang.

Oleh karena hal-hal tersebut diatas maka sejak tahun 1999 mulai dirintis

langkah-langkah menata ulang fungsi pelayanan di RS Kusta Kelet/Donorojo dan

kemungkinan “optimalisasi” sarana untuk pelayanan masyarakat umum. Karena

struktur komposisi SDM yang kurang dan terjadi perubahan budaya kerja dilakukan

langkah perbaikan secara gradual yang meliputi Fase Inisiasi, Fase Transformasi

dan Fase Integrasi agar langkah yang diambil oleh managemen betul-betul

dipahami dan didukung seluruh karyawan.

Page 3: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

3

Sejak tahun 2006 RS Kelet keberadaannya berdasarkan pada Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pembentukan,

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum

Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah, yang kemudian

diperbarui dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 8 tahun 2008

tentang Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Jawa Tengah.

1. Letak Geografis

RSUD Kelet merupakan Rumah Sakit Kelas C milik Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah. RSUD Kelet terletak di dua lokasi yaitu RS Kelet yang berfungsi

untuk pelayanan umum terletak di Desa Kelet, Kecamatan Keling Kabupaten

Jepara dan RS Donorojo berfungsi untuk pelayanan khusus kusta terletak didesa

Banyumanis, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Letak RS Kelet dengan RS

Donorojo berjarak lebih kurang 20 KM. Secara geografis RSUD Kelet sangat

strategis karena berada di tepi Jalan Raya Utama Jepara – Pati tepatnya berjarak

33 KM dari Kabupaten Jepara dan terletak dibagian shiftur dari Kabupaten

Jepara, wilayah bagian shiftur berbatasan dengan Kabupaten Pati, bagian utara

berbatasan dengan laut Jawa dan sebelah selatan berbatasan dengan lereng

gunung Muria.

Jumlah penduduk kabupaten Jepara dan Pati pada tahun 2012 adalah

1.144.916 jiwa dan 1.219.993 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk

wanita sedikit lebih besar dibandingkan dengan penduduk pria. Dilihat dari

penyebarannya, sebagian penduduk bermukim di daerah pedesaan. Kemampuan

ekonomi dan mata pencaharian dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat,

termasuk dari sisi pencarian pengobatan atau pelayanan kesehatan.

2. Wilayah Cakupan Pelayanan

Wilayah cakupan pelayanan RSUD Kelet relatif sempit meliputi delapan

kecamatan diwilayah Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, antara lain:

- Kecamatan Keling

- Kecamatan Donorojo

- Kecamatan Kembang

- Kecamatan Bangsri

Page 4: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

4

- Kecamatan Cluwak

- Kecamatan Gunungwungkal

- Kecamatan Dukuhseti

- Kecamatan Tayu

Page 5: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

5

BAB III

VISI, MISI, NILAI, TUJUAN DAN SASARAN RUMAH SAKIT

Dalam rangka mencapai visi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018

“Menuju Jawa Tengah yang Sejahtera dan Berdikari” dan misi keenam yaitu

Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat sehingga program unggulan rakyat sehat dapat terwujud maka RSUD

Kelet mendukung dengan visi “Profesional Dalam Memberikan Pelayanan

Kesehatan Rujukan”.

Dari rumusan visi tersebut dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud

Profesional adalah orang yang menyandang jabatan atau pekerjaan yang

dilakukan dengan keahlian atau ketrampilan yang tinggi. Sedangkan yang

dimaksud dengan Rujukan adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan setelah

pelayanan dasar yang dilaksanakan oleh pemberi pelayanan kesehatan tingkat

dasar.

Misi RSUD Kelet merupakan upaya untuk mencapai visi, yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan SDM yang kompeten dan berkarakter unggul.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu.

3. Mengupayakan sarana dan prasarana yang sesuai standar rumah sakit kelas B.

4. Mengembangkan sistem manajemen rumah sakit yang berkualitas.

RSUD Kelet memiliki niali-nilai yang diambil dari K-E-L-E-T akronim dari:

Komitmen

Etika

Loyalitas

Empati

Tulus

Sebagai suatu organisasi, RSUD Kelet mempunyai tujuan dan sasaran.

Adapun tujuan dan sasaran nya adalah:

1. Tujuan

1. Meningkatkan kompetensi SDM dan berkarakter unggul.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan.

Page 6: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

6

3. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai standar

rumah sakit kelas C.

4. Meningkatkan sistem manajemen operasional berbasis kepuasan

pelanggan.

2 Sasaran

1. Meningkatnya kompetensi SDM dan berkarakter unggul.

2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan rujukan.

3. Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan yang sesuai standar

rumah sakit kelasC.

4. Meningkatnya pemanfaatan aset non pelayanan secara produktif.

5. Meningkatnya kepuasan pelanggan.

Page 7: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

7

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi

Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah NO. 8 Tahun 2008. Organisasi dan Tata Kerja ini

diharapkan mampu mewadahi seluruh aspek kegiatan pelayanan dan administrasi

RSUD Kelet.

RSUD Kelet juga memiliki berbagai kelompok jabatan fungsional yang

bertugas memberikan pelayanan pada masing-masing instalasi. Selain yang

terdapat dalam susunan organisasi tersebut diatas ada kelompok jabatan yang

sangat menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di RSUD Kelet adalah Komite

Medik, Komite Keperawatan, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dan Dewan

Pengawas BLUD.

Susunan Organisasi RSUD Kelet berdasarkan Peraturan Daerah Jawa

Tengah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Pembentukan kedudukan, tugas pokok,

fungsi dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa

Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Susunan organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :

a. Direktur;

b. Kabag. TU;

c. Kabid Pelayanan dan Perawatan Umum;

d. Kabid Pelayanan dan Perawatan Khusus;

e. Kasubag Perencanaan dan Keuangan;

f. Kasubag Umum dan Kepegawaian;

g. Kasie Pelayanan dan penunjang Umum;

h. Kasie Perawatan Umum;

i. Kasie Pelayanan dan penunjang Khusus;

j. Kasie Perawatan Khusus;

Page 8: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

8

Adapun bagan Organisasi RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :

BAGAN ORGANISASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET

PROVINSI JAWA TENGAH

PP 41 TAHUN 2007 - Perda No.8 TAHUN 2008 – Pergub 96 TAHUN 2008

DIREKTUR

BIDANGPELAYANAN DAN

PERAWATAN UMUM

BIDANGPELAYANAN DAN

PERAWATAN KHUSUS

BAGIANTATA USAHA

SEKSIPELAYANAN DAN

PENUNJANG

SEKSIKEPERAWATAN

SEKSIKEPERAWATAN

SEKSIPELAYANAN DAN

PENUNJANG

SUBBAGIANUMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SUBBAGIANPERENCANAAN DAN

KEUANGAN

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

Page 9: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

9

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI

INSTALASI FARMASI

A. Struktur Organisasi

1. Secara struktur organisasi, instalasi farmasi berada dibawah Ka Sie

Pelayanan dan Penunjang Umum. Dalam hal yang berkaitan dalam SDM

kefarmasian dan sarpras instalasi farmasi akan berkoordinasi dengan Ka Sie

Pelayanan dan Penunjang Umum.

2. Instalasi Farmasi adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh

seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kefarmasian.

3. Instalasi farmasi membawahi beberapa instalasi atau depo yang meliputi

instalasi farmasi rawat jalan, instalasi farmasi rawat inap, instalasi farmasi

gawat darurat serta instalasi farmasi rehabilitasi kusta.

4. Struktur organisasi Instalasi farmasi sebagai berikut:

Page 10: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

11

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH

Ka Instalasi farmasi

Pengelolaan perbekalan

farmasi

Pengelolaan F.klinik

Pelayanan perbekalan

farmasi

Pelayanan informasi obat

perencanaan pengadaan gudang

Depo Farmasi R.Jalan

Depo farmasi R.inap

Depo Farmasi IGD

Depo unit rehabilitasi kusta

Monitoring dan Evaluasi

Page 11: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

12

BAB VI

URAIAN JABATAN

1. KEPALA INSTALASI FARMASI

A. TUGAS POKOK Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar

yang ditetapkan melalui sumber daya yang tersedia secara efektif, efisien dan

produktif

B. FUNGSI

1.) Pengelolaan dan pelayanan perbekalan farmasi

Pengelolaan meliputi kegiatan pemilihan, perencanaan, pengadaan,

pemeriksaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan,

evaluasi dan pengendalian serta penghapusan.

2.) Pelayanan meliputi kegiatan penyiapan resep dan pelayanan farmasi klinik

Pelayanan farmasi klinik meliputi kegiatan pelayanan informasi obat,

penyuluhan tindakan promotif kesehatan kepada masyarakat, konseling

obat, asuhan farmasi yang mencakup pemantauan terapi obat pasien

serta evaluasi pengobatan pasien.

Perbekalan farmasi meliputi obat, alat kesehatan habis pakai, reagen

laboratorium, serta gas medik

C. URAIAN TUGAS

Melakukan supervisi dan koordinasi kegiatan yang dilaksanaka oleh seluruh

staf instalasi sehingga terselenggara pengelolaan dan pelayanan farmasi.

Kegiatan tersebut meliputi :

1. Mengelola perbekalan farmasi :

a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah

sakit.

b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi rumah sakit secara

optimal

c. Mengadakan perbekalan farmasi dengan berpedoman pada

perecanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi sesuai dengan

spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

Page 12: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

13

e. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

f. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan standar.

g. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di

rumah sakit.

h. Mencatat seluruh data penerimaan dan pengeluaran perbekalan

farmasi serta melakukan evaluasi.

i. Melakukan penghapusan perbekalan farmasi yang rusak, melebihi

batas kadaluarsa serta tidak memenuhi syarat.

j. Melaporkan hasil pencatatan dan evaluasi.

2. Menyusun rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional

dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).

3. Melaksanakan rencana kerja instalasi sesuai dengan tugas pokok dan

standar pelayanan yang telah ditetapkan.

4. Menyusun rencana kebutuhan mutasi dan Diklat pegawai di lingkup

instalasi.

5. Menyusun standar pelayanan minimal instalasi.

6. Mengevaluasi standar pelayanan minimal instalasi.

7. Mengelola dan memberdayakan sumber daya di instalasi dalam rangka

untuk meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan.

8. Mengupayakan pemenuhan target, sarana dan tujuan instalasi sesuai

dengan rencana kerja dan standar pelayanan minimal.

9. Menyediakan sarana dan prasarana secara proporsional sesuai

kebutuhan.

10. Mengembangkan kemampuan instalasi dalam pelayanan secara

berkelanjutan

a. Mengembangkan sistem pelayanan perbekalan pasien

b. Mengembangkan pelayanan farmasi klinik secara bertahap disesuaikan

dengan perkembangan ilmu farmasi, kondisi dan tuntutan lingkungan.

11. Melaksanakan administrasi secara tertib, transparan dan akuntabel.

12. Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka

pelaksanaan tugas instalasi.

13. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan

kegiatan dan sumber daya yang digunakan di lingkup instalasi.

14. Menyelesaikan masalah yang menghambat tugas operasional instalasi.

Page 13: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

14

15. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

operasional kepada direktur secara berjenjang.

D. KEWENANGAN

1. Menyelenggarakan pengelolaan perbekalan farmasi.

2. Mengusulkan rencana kerja, kebutuhan sarana, prasarana, operasional

dalam suatu Rencana Bisnis Anggaran (RBA).

3. Mengusulkan rencana kebutuhan mutasi dan Diklat pegawai.

4. Mengusulkan standar pelayanan minimal instalasi.

5. Melakukan supervisi di masing-masing ruang farmasi dan obat

emergency dengan dibantu oleh apoteker pendamping.

6. Memimpin koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka

pelaksanaan tugas instalasi.

7. Mengatur penggunaan sarana dan prasarana secara efektif, efisien dan

produktif.

8. Menyusun dan mengusulkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan

dengan pelaksanaan dan kelancaran pelayanan instalasi.

9. Melaksanakan ketentuan disiplin kerja di instalasi.

10. Mengusulkan penilaian kinerja karyawan, Daftar Penilaian Pegawai (DP3)

di lingkup instalasi.

11. Melaksanakan sistem “reward dan punishment” terhadap kinerja

karyawan sesuai dengan batas kewenangannya

E. TANGGUNG JAWAB

1. Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada Direktur rumah

sakit secara berjenjang.

2. Mengupayakan kelancaran operasional dalam pelayanan dan atau

dukungan pelayanan secara efisien, efektif, bermutu dan produktif.

3. Mengupayakan tercapainya sarana dan target sesuai dengan program

kerja / ketentuan yang telah ditetapkan

2. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

1.) PERENCANAAN

A. TUGAS POKOK : Penyusunan data dan perencanaan perbekalan farmasi

B. URAIAN TUGAS :

1. Mengumpulkan data kebutuhan perbekalan farmasi berdasarkan stok di

gudang IFRS.

Page 14: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

15

2. Mengolah dan menganalisis data tersebut di atas.

3. Menyusun rancangan kebutuhan perbekalan farmasi untuk periode satu

tahun kerja.

4. Membuat laporan pemakaian perbekalan farmasi setiap bulan dan pada

akhir tahun.

5. Menyusun kebutuhan perbekalan farmasi untuk satu bulan.

6. Memonitor dan mengevaluasi perbekalan farmasi yang dibutuhkan

rumah sakit

2.) PENGADAAN

A. TUGAS POKOK : Pemesanan perbekalan farmasi

B. URAIAN TUGAS :

1. Melakukan pemesanan perbekalan farmasi pada periode tertentu (setiap

hari) berdasarkan kondisi stok obat di gudang IFRS.

2. Mencatat data pemesanan kedalam buku pemesanan barang.

3. Memasukkan data tersebut dalam sistem SIM.

4. Menginformasikan kepada depo-depo farmasi status perbekalan farmasi

yang sudah dipesan akan tetapi belum dikirim oleh distributor.

5. Membuat laporan distributor yang tidak melakukan pengiriman barang

karena rumah sakit melakukan keterlambatan pembayaran.

6. Mencatat dan melaporkan kepada atasan tentang permasalahan dengan

distributor

3.) GUDANG

A. TUGAS POKOK :

1. Penerimaan dan penyimpanan perbekalan farmasi

2. Pengendalian /penjagaan mutu perbekalan farmasi

3. Penyimpanan Obat dengan kondisi suhu terkontrol ( 2 - 8º C / Kulkas )

4. Administrasi

5. Distribusi

B. URAIAN TUGAS :

1. Penerimaan dan penyimpanan perbekalan farmasi

a. b. a. Mempelajari spesifikasi perbekalan farmasi yang dipesan.

b. Menatalakasanakan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai

prosedur kerja IFRS (menyimpan perbekalan farmasi dengan

mengklasifikasikan berdasarkan bentuk sediaan, abjad, waktu

kadaluarsa, narkotika, psikotropika, suhu penyimpanan dll)

Page 15: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

16

c. Melaksanakan stock opname / pencacahan perbekalan farmasi dua

kali dalam setahun.

d. Menyusun daftar perbekalan farmasi yang kosong di gudang IFRS,

untuk direncanakan pemesanannya

e. Menyiapkan /merancang kebutuhan rak, stampel, almari, dll untuk

penyimpanan perbekalan farmasi di gudang IFRS

2. Pengendalian /penjagaan mutu perbekalan farmasi

a. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keamanan gudang IFRS,

berkoordinasi dengan unit terkait.

b. Menyelenggarakan manajemen lokasi obat / menata ulang letak obat,

sebagai langkah pengawasan dan pemeliharaan mutu perbekalan

farmasi.

c. Memberitahukan perbekalan farmasi yang mendekati batas waktu

kadaluarsa kepada depo-depo farmasi.

d. Menatalaksanakan obat Rusak dan obat Kadaluarsa , dengan cara :

Mengumpulkan obat rusak dan obat yang tidak memenuhi syarat

untuk disimpan di Gudang Obat Rusak IFRS

Melasanakan penghapusan perbekalan farmasi.

e. Mengontrol perbekalan farmasi dan suhu almari pendingin tempat

penyimpanan perbekalan farmasi yang ada di gudang IFRS

3. Penyimpanan Obat dengan kondisi suhu terkontrol ( 2 - 8º C / Kulkas )

a. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk penjagaan mutu

obat yang disimpan di kulkas.

b. Mempelajari spesifikasi obat yang disimpan pada suhu terkontrol

c. Menyimpan obat sesuai prosedur kerja IFRS (meletakkan obat

berdasarkan kelompok suhu, waktu kadaluarsa/FIFO/FEFO, bentuk

sediaan, Alfabet dll)

d. Menyusun daftar obat yang kosong untuk dipesankan / dimintakan

kepada bagian gudang obat / pengadaan

e. Melakukan pemantauan suhu

f. Mencatat suhu di Kartu Catatan suhu pada saat pemantauan

g. Secara periodik menata ulang letak obat, sebagai langkah

pengawasan dan pemeliharaan mutu perbekalan farmasi.

h. Menghubungi IPSRS apabila ada kerusakan kulkas atau termometer

i. Memindahkan, mencari tempat penyimpanan obat dengan kondisi

Page 16: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

17

yang sama selama kulkas diperbaiki

j. Melaksanakan stock opname satu kali dlm sebulan.

k. Memberitahukan obat-obat yang mendekati batas waktu kadaluarsa

kepada depo-depo farmasi, untuk dipakai terlebih dahulu.

l. Mengumpulkan obat yang tidak memenuhi syarat (rusak, kadaluarsa

dll) untuk dipindahkan ke Gudang Obat peyimpanan khusus.

m. Mengusulkan, merancang kebutuhan plastik, penyimpanan,

termometer dan prasarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan

obat di kulkas.

n. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan tata letak

obat-obat yang disimpan di kulkas

o. Secara periodik melaporkan kegiatan kepada kepala Inst. Farmasi

4. Administrasi :

a. Menyiapkan lembar Kartu Monitor Suhu

b. Mengarsipkan Kartu Monitor Suhu yang telah digunakan.

c. Mencatat semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obat di

kulkas (masa kalibrasi, kejadian kerusakan atau perbaikan kulkas

dan termometer dll)

d. Koordinasi dengan IPRS jika terdapat peralatan yang perlu dikalibrasi

dan atau rusak

5. Distribusi

a. Mendistribusikan perbekalan farmasi berdasarkan permintaan untuk

kebutuhan depo-depo farmasi dan unit–unit di rumah sakit sesuai

prosedur kerja IFRS (pengambilan obat berdasarkan FIFO, FEFO)

b. Melakukan pengamatan mutu perbekalan farmasi yang akan

disalurkan.

c. Memantau dan mengevaluasi perbekalan farmasi yang ada di depo-

depo farmasi dan unit-unit di rumah sakit.

3. PELAYANAN PERBEKALAN FARMASI

1.) DEPO FARMASI RAWAT JALAN

URAIAN TUGAS :

1. Menyusun daftar kebutuhan perbekalan farmasi untuk Depo IRJA pada

setiap pagi hari sebelum pelayanan berlangsung.

2. Mengajukan daftar kebutuhan perbekalan farmasi kepada gudang IFRS.

Page 17: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

18

3. Menatalaksanakan penerimaan perbekalan farmasi dari gudang IFRS

sesuai prosedur kerja IFRS (memeriksa spesifikasi, jumlah, waktu

kadaluarsa dll).

4. Menatalaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai prosedur kerja

IFRS ( menyimpan obat berdasarkan bentuk sediaan, Abjad, waktu

kadaluarsa dll )

5. Melaksanakan pelayanaan farmasi pasien rawat jalan berdasarkan resep

dokter dengan mempertimbangkan persyaratan yang ada.

6. Melaksanakan produksi obat berdasarkan resep dokter sesuai prosedur

kerja IFRS.

7. Melakukan pengemasan kembali obat-obatan.

8. Menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan resep

9. Mengontrol perbekalan farmasi dan suhu di almari pendingin tempat

penyimpanan obat yang berada di Depo IRJA.

10. Mengumpulkan data perbekalan farmasi yang tidak memenuhi

syarat / rusak / kadaluarsa

11. Mengirimkan perbekalan farmasi yang rusak / kadaluarsa ke gudang

IFRS.

12. Memasukkan data penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi dalam

sistem SIM untuk pasien rawat jalan.

13. Melakukan koordinasi dengan PDE sehubungan dengan program SIM

untuk depo IRJA.

14. Melaksanakan stock opname / pencacahan jumlah perbekalan farmasi

sekali dalam setahun.

15. Merekapitulasi kritik dan saran dari pasien serta melaporkan kepada

atasan.

16. Menjaga kebersihan ruang pelayanan di IRJA.

17. Melakukan telaah resep

18. Memeriksa ulang dan menyerahkan obat kepada pasien/ keluarga dengan

memberikan penjelasan/ informasi tentang cara pakai, cara penyimpanan,

jangka waktu pengobatan, serta aktivitas dan makanan minum yang harus

dihindari

19. Melakukan penyimpanan resep sesuai dengan peraturan yang berlaku

20. Melaksanakan penyuluhan tentang sediaan farmasi

21. Melaksanakan kegiatan penunjang tugas apoteker

22. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik secara lisan maupun

Page 18: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

19

tertulis sebagai bahan pertimbangan pimpinan

23. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

2.) DEPO FARMASI GAWAT DARURAT

URAIAN TUGAS :

1. Menyusun daftar kebutuhan untuk Depo IGD pada pagi hari sebelum

pelayanan di IGD berlangsung.

2. Mengajukan daftar kebutuhan perbekalan farmasi kepada gudang IFRS.

3. Menatalaksanakan penerimaan perbekalan farmasi dari gudang IFRS

sesuai prosedur kerja IFRS (memeriksa spesifikasi, jumlah, waktu

kadaluarsa dll).

4. Mentalaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai prosedur

kerja IFRS ( menyimpan obat berdasarkan bentuk sediaan, Abjad, waktu

kadaluarsa dll )

5. Melaksanakan pelayanaan farmasi untuk pasien IGD berdasarkan resep

dokter dengan mempertimbangkan persyaratan yang ada dan sesuai

prosedur kerja IFRS (pengambilan perbekalan farmasi berdasarkan

sistem FIFO dan FEFO).

6. Mengontrol perbekalan farmasi dan suhu di almari pendingin tempat

penyimpanan obat yang berada di Depo IGD.

7. Mengumpulkan data perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat /

rusak / kadaluarsa.

8. Menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan resep

9. Mengirimkan perbekalan farmasi yang rusak / kadaluarsa ke gudang

IFRS.

10. Melaksanakan stock opname / pencacahan jumlah perbekalan farmasi

sekali dalam setahun.

11. Memasukkan data penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi

dalam sistem SIM untuk pasien IGD.

12. Berkoordinasi dengan PDE sehubungan dengan program SIM untuk depo

IGD.

13. Merekapitulasi kritik dan saran atas pelayanan di IGD serta melaporkan

kepada atasan.

14. Menjaga kebersihan ruang pelayanan di IGD.

Page 19: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

20

3.) DEPO FARMASI RAWAT INAP

URAIAN TUGAS :

1. Menyusun daftar kebutuhan untuk Depo IRNA setiap pagi hari sebelum

pelayanan berlangsung

2. Mengajukan daftar kebutuhan perbekalan farmasi kepada gudang

IFRS.

3. Menatalaksanakan penerimaan perbekalan farmasi dari gudang IFRS

sesuai prosedur kerja IFRS (memeriksa spesifikasi, jumlah, waktu

kadaluarsa, narkotika, psikotropika, suhu penyimpanan dll).

4. Mentalaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai prosedur

kerja IFRS ( menyimpan obat berdasarkan bentuk sediaan, Abjad,

waktu kadaluarsa dll )

5. Melaksanakan pelayanaan farmasi untuk pasien IRNA dengan

mempertimbangkan persyaratan yang ada dan sesuai prosedur kerja

IFRS (pengambilan perbekalan farmasi berdasarkan sistem FIFO dan

FEFO).

6. Melaksanakan asuhan kefarmasian untuk pasien rawat inap sesuai

prosedur kerja IFRS.

7. Mengontrol perbekalan farmasi dan suhu di almari pendingin tempat

penyimpanan obat yang berada di Depo IRNA

8. Menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan resep

9. Mengumpulkan data perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat /

rusak / kadaluarsa

10. Mengirimkan perbekalan farmasi yang rusak / kadaluarsa ke gudang

IFRS.

11. Memasukkan data perbekalan farmasi yang digunakan untuk pasien

IRNA ke dalam sistem SIM.

12. Melaksanakan stock opname / pencacahan jumlah perbekalan farmasi

sekali dalam setahun.

13. Merekapitulasi kritik dan saran atas pelayanan di IRNA serta

melaporkan kepada atasan.

14. Menjaga kebersihan ruang pelayanan di IRNA

15. Pelaporan narkotika, psikotropika dan potensial error setiap bulan

Page 20: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

21

4.) ASISTEN APOTEKER

URAIAN TUGAS :

1. Mengolah data sederhana dalam rangka menyusun rencana tahunan,

tiga bulanan dan bulanan

2. Menyiapkan dan menimbang bahan obat,

3. Melakukan pengemasan kembali,

4. Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

rumah tangga

5. Memberi harga obat

6. Meracik dan mengemas obat

7. Memeriksa ulang sediaan obat dan memberikan penjelasan

penggunaan obat kepada pasien

8. Menyiapkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

rumah tangga yang akan kadaluarsa dan kadaluarsa

9. Menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan resep

10. Melaksanakan kegiatan pengembangan profesi

11. Melaksanakan kegiatan penunjang kefarmasian

12. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik secara lisan

maupun tertulis sebagai bahan pertimbangan pimpinan

13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan, Antara lain :

Melakukan pencatatan mengenai obat yang diluar formularium rumah sakit dan atau

jaminan asuransi

Melakukan pencatatan penggunaan obat narkotika dan psikotropika

Melakukan pencatatan penggunaan obat-obatan program seperti obat antiretroviral,

obat anti tuberkulosis dan obat progam kusta (MB dan PB)

Melakukan pencatatan jumlah pelayanan resep menurut jaminan masing-masing

Melakukan pencatatan monitoring dan suhu

Melakukan pencatatn respon time pelayanan resep

4. PELAYANAN FARMASI KLINIK

1.) Pelayanan Informasi Obat

Membuat program pelayanan informasi obat secara akurat tidak bias

dan terkini kepada pasien rawat jalan dan rawat inap, staf medis dan

paramedis dengan cara aktif maupun pasif.

Melaksanakan PIO secara aktif

Page 21: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

22

1. Menentukan prioritas topik yang perlu dibuat sebagai pelayanan

informasi obat

2. Menyiapkan, membuat produk PIO aktif yang berupa leaflet, brosur,

poster, banner dll.

Melaksanakan PIO yang bersifat pasif

1. Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan obat dari pasien dan

Keluarganya baik rawat inap maupun rawat jalan (disebut dari

pelanggan eksternal) serta dari Tenaga Kesehatan di rumah sakit

(pelanggan internal)

2. Merumuskan sifat pertanyaan

3. Menelusuri sumber informasi sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan

(text book, brosur obat dll sesuai kebutuhan)

4. Merumuskan jawaban dari pertanyaan

5. Menyampaikan jawaban sesuai kebutuhan

6. Mengevaluasi kegiatan

7. Mendokumentasikan kegiatan PIO.

8. Melaporkan dalam bentuk pilot project farmasi klinik kepada Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengan setiapo awal bulan

2.) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dengan KONSELING

Pelayanan komunikasi informasi edukasi kepada pasien dengan cara

konseling

1. Menentukan prioritas kebutuhan konseling pasien, yaitu untuk

a. Pasien dengan penyakit kronis.

b. Pasien yang mendapat peresepan polifarmasi/ poliprescribing

c. Pasien yang mendapat obat menggunakan alat tertentu.

d. Pasien tertentu, misal pasien geriatri

2. Melaksanakan, memberikan konseling kepada pasien rawat jalan di

ruang konseling, sedangkan konseling pasien rawat inap di bangsal

3. Melayani konseling sesuai permintaan pasien

4. Mengevaluasi kegiatan

5. Mendokumentasikan kegiatan KIE dan Konseling

Page 22: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

23

3.) Visite

Apoteker melakukan asuhan kefarmasian untuk pasien rawat inap di

bangsal yang bertujuan perbaikan outcome pasien

1. Menjalin kerjasama dengan Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, Ahli

Gizi) guna meningkatkan outcome pasien dengan melaksanakan visite

bersama

2. Menentukan prioritas pasien (pasien dengan penyakit kronis,

poliprescribing, obat tertentu)

3. Mencegah adanya DRP’s pada pasien yang diprioritaskan

4. Mengidentifikasi adanya DRP’s pada pasien yang diprioritaskan (dengan

cara mewawancara pengobatan dengan pasien atau keluarga pasien)

5. Mengatasi adanya DRP’s pada pasien yang diprioritaskan (macam DRP :

interaksi obat, efeksamping dll) dengan cara KIE pada pasien Ranap,

rekomendasi pengatasan DRP kepada medis dan paramedis

6. Mengevaluasi kegiatan Visite

7. Mendokumentasikan kegiatan Visite

8. Melaporkan dalam bentuk pilot project farmasi klinik kepada Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah setiap awal bulan

5. SUPERVISI Tugas dan wewenang tenaga supervisi adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinir operasional pelayanan kefarmasian di RSUD Kelet

Provinsi Jawa Tengah selama bertugas

b. Mengidentifikasi kendala yang muncul

c. Memantau pekerjaan Asisten Apoteker, mengarahkan, memberi

instruksi, melakukan koreksi, atau memberikan latihan sesuai

kebutuhannya

d. Memantau kemajuan pekerjaan Asisten Apoteker dan segera

membantu bila diperlukan

e. Menganalisis dan mencatat permasalahan yang ada dan

mengupayakan penyelesaiannya

f. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya

g. Mencatat adanya kejadian kecelakaan kerja dan melaporkannya

Page 23: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

24

h. Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha

menyelesaikan permasalahan tersebut keesokan harinya

i. Memantau cek list suhu dan kelembaban ruang di tiap unit farmasi

j. Memantau stok emergency di setiap ruang keperawatan

k. Melakukan tugas supervisi setiap dua minggu sekali

l. Membuat laporan supervisi

5. MONITORING DAN EVALUASI

Tugas dan wewenang bagian monitoring dan evaluasi adalah sebagai

berikut: a. Memonitor seluruh kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi

b. Memonitor kegiatan farmasi klinik di bangsal

c. Mengevaluasi seluruh kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi

d. Mengevaluasi penggunaan obat formularium

e. Mengvaluasi peresepan obat diluar formualrium

Page 24: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

25

BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

A. Tata Hubungan Kerja Eksternal

Hubungan kerja dengan Farmasi:

Pelayanan order dan retur obat untuk semua unit di RSUD Kelet

Pelayanan obat Narkotika untuk IGD dan IBS menggunakan resep dengan

jumlah yang ditulis dengan angka dan huruf sesuai dengan SPO

Instalasi farmasi memberikan pelayanan yang komprehensip terhadap kebutuhan

pasien baik secara langsung yang berkaitan dengan peresepan dalam

pengobatan pasien maupun yang tidak langsung terkait dengan semua unit

medis dan penunjang.

KLINIK

UMUM

KLINIK

SPESIALIS

CSSD

GIZI

RADIOLO

GI UNIT HD RUANG

ISOLASI

BANGSAL

LABORATO

RIUM

FISIOTERA

PI

IBS

ICU

IGD

FARMASI

Page 25: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

26

B. Tata Hubungan Kerja Internal

Hubungan, koordinasi dan kewenangan, tugas pokok serta fungsi dalam rangka mewujudkan filosofi pelayanan farmasi sesuai dengan visi, misi, dan tujuan.

INSTALASI

FARMASI DEPO

FARMASI

RAWAT INAP

DEPO

FARMASI

RAWAT JALAN

DEPO FARMASI

GAWAT DARURAT

GUDANG

FARMASI

Page 26: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

27

BAB VIII

POLA KETENAGAKERJAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Perhitungan analisis beban kerja dan kebutuhan tenaga kesehatan di instalasi

farmasi sesuai dengan judul laporan magang penulis menggunakan metode

Workload indicator of Staffing Need (WISN) yaitu metode perhitungan kebutuhan

SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh

tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah

diterapkan, komprehensif dan realistis (Depkes, 2004).

Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Menetapkan waktu kerja tersedia, dengan rumus :

Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X F , dimana

A = Hari kerja yang mungkin dalam setahun

B = Cuti tahunan

C = Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan aturan rumah sakit

D = Hari Libur Nasional

E = Ketidakhadiran kerja karena sakit, izin dan lain sebagainya

F = Waktu kerja dalam satu hari

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM, dalam hal ini unit kerjanya adalah

instalasi farmasi dengan kategori SDM terdiri dari Apoteker dan Asisten

Apoteker.

3. Menyusun standar beban kerja. Standar beban kerja diperoleh dengan

membagi waktu kerja tersedia dalam satu tahun dengan rata-rata waktu

penyelesaian setiap unit kegiatan pokok.

Waktu penyelesaian setiap unit kegiatan pokok adalah rata-rata jumlah waktu

setiap kegiatan pokok (produktif langsung dan tidak langsung) dalam satu

hari dibagi dengan rata-rata jumlah kegiatan pokok dalam satu hari kerja.

4. Menyusun standar kelonggaran. Standar kelonggaran diperoleh dari jumlah

waktu kegiatan produktif lain dan kegiatan lain diluar kegiatan yang berhasil

diamati.

Page 27: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

28

5. Perhitungan kebutuhan tenaga dengan rumus :

Kebutuhan SDM =

Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran

Standar Beban Kerja

Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun

2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit beban kerja dan

kebutuhan tenaga farmasi diatur sebagai berikut:

1. Beban Kerja Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor

yang berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:

a) Kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR);

b) Jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan (manajemen, klinik

dan produksi);

c) Jumlah Resep atau formulir permintaan Obat (floor stock) per hari;

d) Volume Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai.

2. Penghitungan Beban Kerja Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan

beban kerja pada Pelayanan Kefarmasian di rawat inap yang meliputi

pelayanan farmasi manajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas

pengkajian resep, penelusuran riwayat penggunaan Obat, rekonsiliasi Obat,

pemantauan terapi Obat, pemberian informasi Obat, konseling, edukasi dan

visite, idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk

30 pasien.

Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada Pelayanan

Kefarmasian di rawat jalan yang meliputi pelayanan farmasi menajerial dan

pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian Resep, penyerahan Obat,

Pencatatan Penggunaan Obat (PPP) dan konseling, idealnya dibutuhkan tenaga

Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk 50 pasien. Selain kebutuhan Apoteker

untuk Pelayanan Kefarmasian rawat inap dan rawat jalan, maka kebutuhan tenaga

Apoteker juga diperlukan untuk pelayanan farmasi yang lain seperti di bagian

gudang, bagian dispensing, bagian pelayanan informasi Obat dan lain-lain

tergantung pada jenis aktivitas dan tingkat cakupan pelayanan yang dilakukan oleh

Instalasi Farmasi.

Page 28: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

29

Waktu Kerja Tersedia

Faktor Tenaga Farmasi Keterangan

Hari kerja efektif (7hr/mgg) 340 Hr/th

Cuti tahunan 14 Hr/th

Diklat 0 Hr/th

Ketidakhadiran 12 Hr/th

Libur nasional 18 Hr/th

Waktu kerja 8 Jam/hr

Hari kerja tersedia 288 Hr/th

Jam kerja tersedia 2304 Jam /th

Total menit kerja tersedia 138240 Menit/th

Standar Beban Kerja & Kebutuhan Sdm

NO Kegiatan Rata2 waktu

(menit)

Rata2 waktu/jam

WKT

(jam/th)

Standar beban kerja

Kuantitas keg

SK KG

(langkah 5)

=Kuantitas/SBK

Kebutuhan Tenaga

1 2=1/60 3 4=3/2 5 6 7=(5/4) 8=total 7+6

1 Pengambilan resep di IGD dan Laboratorium 5 0,083 2304 27759,03 340

2

0,0122

27,9764

2 Mengantar obat ke IGD dan Laboratorium 5 0,083 2304 27759,03 340 0,0122

3 Merapikan stok obat 5 0,083 2304 27759,03 340 0,0122

4 Menerima konsultasi resep obat 5 0,083 2304 27759,03 1700 0,0612

Page 29: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

30

5 Menyiapkan obat sesuai resep 5 0,083 2304 27759,03 3400 0,1224

6 Memberikan obat pada pasien 2 0,033 2304 69818,18 3400 0,0486

7 Input data obat manual dan ke sistem 5 0,083 2304 27759,03 3400 0,1224

8 Melakukan breafing dan evaluasi kegiatan 10 0,166 2304 13879,51 12 0,0008

9 Merekap stock opname obat 120 2 2304 1152 12 0,0104

10 Merapikan stok obat 30 0,5 2304 4608 36 0,0078

11 Mengikuti visit dokter ke ruang rawat inap 30 0,5 2304 4608 4 0,0008

12 Mengkroscek persediaan obat sesuai resep dari dokter saat visit dan mengisi lembar RM pasien rawat inap

120 2 2304 1152 4

0,0034

13 Memberikan asuhan kefarmasian pada pasien yang akan dirujuk ataupun akan pulang

5 0,083 2304 27759,03 36 0,0012

14 Menyiapkan kebutuhan obat pasien rawat inap

60 1 2304 2304 36000 15,625

15 Menyiapkan kebutuhan obat pasien pulang 5 0,083 2304 27759,03 36000 1,2968

16 Memberikan obat pada pasien yang akan pulang dan memberikan konsultasi obat pulang

5 0,083 2304 27759,03 10800 0,3890

17 Input data penggunaan obat manual dan sistem

30 0,5 2304 4608 36000 7,8125

18 Merekap stock opname obat 120 2 2304 1152 12 0,0104

19 Mengecek stok obat 5 0,083 2304 27759,03 36 0,0012

20 Menyiapkan obat sesuai resep untuk rawat jalan dari IGD dan pasien yang akan rawat

5 0,083 2304 27759,03 7200 0,2593

Page 30: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

31

inap masuk dari IGD

21 Memberikan obat sesuai resep untuk rawat jalan dari IGD dan pasien yang akan rawat inap masuk dari IGD

3 0,05 2304 46080 7200 0,1562

22 Merekap stock opname obat 120 2 2304 1152 12 0,0104

TOTAL 2 25,9764 27,9746

Standar Kelonggaran

Kegiatan Rata2 waktu/keg

Rata2 waktu jam/th

WKT (jam/th) SK

1 2 3 4=2/3

Perjalanan tugas dinas 2jam/keg 10jam/th 5 2

Jumlah SK 2

Analisa Hasil WISN

Kategori SDM Jml SDM yang ada Jml SDM dibutuhkan

Tenaga Farmasi 15 28+2= 30

Page 31: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

32

Sedangkan Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil Instalasi farmasi adalah:

Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah

Kebutuhan Kepala Instalasi Apoteker STRA dan

SIPA 1

Penanggung Jawab

Pelayanan Depo Apoteker STRA 4

Penanggung Jawab Pelayanan

Apoteker STRA dan SIPA

4 (1 Apoteker dengan 30 TT)

Pelaksana Asisten Apoteker

STRTTK dan

SIKTTK 30

Page 32: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

33

BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

A. PENGERTIAN

Orientasi khusus di Farmasi adalah waktu yang harus dijalani seorang karyawan baru

untuk pengenalan sampai pemahaman sistem managemen dan prosedur kerja di

Farmasi. Dengan program orientasi ini akan menolong karyawan baru (untuk

memahami secara lebih dalam akan pekerjaannya selaras dengan struktur oganisasi

dan sistem managemen yang ada didalamnya.

B. TUJUAN

a. Umum

Diharapkan setelah mengikuti program orientasi ini, karyawan baru sudah

memahami kedudukan, fungsi, dan tugasnya, sehingga mampu memberikan

pelayanan yang menyeluruh di bidang Farmasi

b. Khusus

Diharapkan karyawan baru mampu memahami dan mengikuti

peraturan dan budaya kerja rumah sakit pada umumnya dan Farmasi

pada khususnya

Diharapkan karyawan baru mampu memahami dan melaksanakan

pelayanan sesuai prosedur yang ada

Diharapkan karyawan baru mampu bekerjasama dengan tim

C. KEGIATAN

1. Kegiatan pokok

2. Menyiapkan materi yang akan digunakan orientasi

3. Menyusun jadwal orientasi

4. Melaksakan kegiatan orientasi

5. Melaksanakan evaluasi orientasi

6. Menyusun laporan orientasi

7. Rincian Kegiatan

8. Orientasi Umum

9. Orientasi khusus di Farmasi

Page 33: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

34

D. JADWAL DAN TATA CARA PELAKSANAAN

Jabatan No Materi Waktu Pembimbing

Tenaga

Teknis

Kefarmasi

an &

Apoteker

1

2

3

4

Mengikuti program orientasi sesuai dengan

prosedur yang belaku di Umpeg bagi staf

baru (Patient Safety & Fire Safety)

Struktur organisasi Farmasi, uraian tugas,

visi, misi, motto, falsafah dan tujuan

Farmasi

Mempelajari kebijakan-kebijakan direksi dan

prosedur-prosedur yang berlaku di farmasi

Orientasi di Farmasi rawat jalan

1. Mempelajari dan mengingat letak

sediaan perbekalan farmasi

ditempatkan.

2. Mempelajari proses dan cara melayani

resep. Meliputi :

a. Mempelajari cara penerimaan resep

Mempelajari cara membaca

resep

Mempelajari cara mengentry

resep

Mempelajari cara menelpon

dokter

Mempelajari cara pembuatan

nota manual

b. Mempelajari cara pengambilan obat

(di Farmasi rawat jalan, di Famasi

rawat inap, digudang Farmasi)

c. Mempelajari cara menyiapkan resep

Mempelajari pembuatan etiket

Mempelajari pembuatan copy

1 hari

1 hari

1 hari

7hari

Umum dan

Kepegawaian

Kepala Instalasi

Farmasi

Kepala Instalasi

Farmasi

Apoteker

Page 34: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

35

Apoteker

5

6

7

8

9

resep

Mempelajari menghitung

dosis racikan (puyer, capsul,

salep, bedak, tetes telinga)

Mempelajari cara meracik

obat (puyer, capsul, salep,

bedak, tets telinga)

Mempelajari cara pengiriman

obat

d. Mempelajari cara pengcekan resep

e. Mempelajari cara penyerahan resep.

3. Mempelajari cara penyimpanan resep

4. Mempelajari cara penerimaan obat dari

gudang

5. Mempelajari cara permintaan obat ke

gudang

6. Mempelajari cara stok opname

7. Mempelajari pengelolaan Obat ED dan

rusak

8. Memahami program patient safety

a. Pemberian Scotte light pada obat

yang memiliki beberapa dosis.

b. Pemberian Stiker LASA pada obat

yang memiliki look alike dan

sound alike

c. Rak obat untuk diagnose Diabetes

mellitus terpisah dengan obat yang

lainnya.

Orientasi di Farmasi rawat inap

Orientasi di Farmasi rawat jalan

Orientasi di Farmasi Gawat Darurat

Orientasi di Gudang Farmasi

Manajemen Farmasi

1 hari

1 hari

1 hari

1 hari

1 hari

1 hari

1 hari

1 hari

Tenaga teknis

kefarmasian

Tenaga teknis

kefarmasian

Tenaga teknis

kefarmasian

Apoteker

Apoteker

Apoteker

Apoteker

Apoteker

Page 35: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

36

10 Pelayanan farmasi klinik

Pelayanan Informasi Obat

1 hari Apoteker

E. SASARAN

Karyawan baru di Farmasi

F. EVALUASI

Hasil Evalusi dibuat dalam bentuk rangkuman catatan tertulis :

No Nama Evaluasi Rekomendasi

G. PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN

Setiap kegiatan yang dilakukan dalam memberikan materi orientasi dicatat dalam

bukti penyampaian materi orientasi dan setiap kegiatan yang dilakukan karyawan baru

dalam orientasi dicatat dalam form kegiatan orientasi. Form kegiatan orientasi

ditandatangani pembimbing dan karyawan orientasi.

Evaluasi dilakukan setelah masa orientasi 6 bulan dilampaui dan laporan orientasi

dibuat oleh Ka Instalasi Farmasi untuk menjadi rekomenasi dan tindak lanjut.

Dengan disusunnya program orientasi Farmasi ini diharapkan dapat menjadi acuan

bagi karyawan baru di Farmasi dan petugas Farmasi yang menjadi pembimbing.

Page 36: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

37

BAB X

PERTEMUAN/ RAPAT

Instalasi farmasi melakukan pertemuan/rapat

1. Rapat rutin internal Instalasi Farmasi yang dihardiri seluruh staf dilaksanakan

setiap hari Sabtu atau minggu terakhir setiap bulannya.

2. Rapat rutin internal Instalasi Farmasi dimulai pukul 08.00 s/d selesai.

3. Apabila hari Sabtu jatuh pada hari libur nasional, maka rapat dilaksanakan

pada hari kerja berikutnya.

4. Rapat dipimpin oleh kepala Instalasi Farmasi.

5. Apabila kepala Instalasi berhalangan, maka rapat dipimpin oleh salah satu staf

Instalasi Farmasi, dengan urutan sbb :

a. Apoteker senior.

b. Apoteker yunior.

c. Asisten apoteker senior

Urutan di atas mempunyai pengertian bahwa bila apoteker senior berhalangan

maka rapat dipimpin oleh Apoteker yunior, dst.

6. Rapat internal masing-masing instalasi dilakukan setiap hari setiap pergantian

shift

7. Pada setiap rapat akan dibacakan notulen rapat sebelumnya, selanjutnya

dilaksanakan evaluasi serta tindak lanjut dari permasalahan yang dibahas pada

rapat sebelumnya.

8. Resume hasil rapat dibagikan pada semua peserta rapat oleh notulen rapat.

9. Semua hasil rapat yang bersifat tidak rahasia disosialisasikan ke seluruh staf

instalasi farmasi.

10. Rapat bersifat darurat / cito dilakukan sewaktu-waktu di luar jadwal pertemuan

rutin.

11. Resume dan semua hasil rapat diarsipkan

Page 37: PENDAHULUAN - rsud-kelet.jatengprov.go.id

38

BAB XI

PELAPORAN

A. Pengertian

Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk

melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian

asuhan kefarmasian dengan cara:

1. Pencatatan dilakukan secara manual pada buku, kartu stock dan secara

elektronik pada SIM-RS . Piranti lunak komputer diperbarui/ di-update

secara berkala

2. Masing-masing petugas farmasi mencatat kegiatannya sesuai dengan tugas

dan wewenang masing-masing.

3. Membuat laporan dilakukan oleh seorang koordinator atau yang mewakili

yang ditunjuk oleh kepala Instalasi dan dilaporkan setiap periode tertentu.

4. Mengarsipkan data yang telah dicatat dan dilaporkan berdasarkan sistem

pengarsipan yang berlaku.

5. Data yang dicatat, dilaporkan dan diarsipkan, dikelompokkan atas

B. Jenis Laporan

1. Laporan harian : Dailly Report (kegiatan farmasi), respon time, laporan

incident report

2. Laporan bulanan : Laporan KPI (key performance indicator), laporan

narkotika, laporan pendapatan farmasi, laporan sasaran mutu, laporan

indikator klinik, laporan evaluasi resep dokter, laporan penolakan resep,

laporan program kerja, laporan penggunaan formularium, laporan stok

opname

3. Laporan Tahunan : Laporan mutasi obat tahunan, laporan mutasi BHP

tahunan

DIREKTUR RSUD KELET

PROVINSI JAWA TENGAH

WIDYO KUNTO