pendahuluan - bappeda.banyuwangikab.go.id · menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau...
TRANSCRIPT
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
1
Latar Belakang
Pembangunan daerah merupakan suatu perwujudan dari tugas pokok
bagi suatu pemerintah daerah. Fungsi pembangunan daerah dapat berwujud
pembangunan fisik, maupun pembangunan sumberdaya manusia. Untuk
menjalankan fungsi pembangunan tersebut pemerintah daerah memerlukan
sumber pembiayaan yang biasanya didapatkan melalui APBD. Besarnya
kebutuhan dana untuk menyokong program-program pembangunan daerah
tentunya tidak dapat seluruhnya ditompang oleh APBD yang tersedia, masih
banyak program-program pembangunan yang belum tersentuh oleh pembiayaan
APBD.
Pemerintah hendaknya harus mencari solusi pembiayaan alternative untuk
mendanai program-program yang belum tersentuh oleh APBD. Alternatif
pembiayaan atas kekurangan APBD tersebut hendakannya bersumber dari dana
yang justru malah tidak membebani pemerintah daerah dimasa mendatang
seperti kekurangan tersebut diambilkan dari dana hutang yang justru
kedepanakan membebani APBD lebih besar.
Sumber alternative yang bisa digali salah satunya adalah dari dana-dana
CSR (Corporate Social Resposibility) dimana dana tersebut merupakan bagian
keuntungan yang disisihkan perusahaan untuk tujuan mengitegrasikan
keperdulian social dalam interaks dengan berbagai pihak. Dana CSR yang
dikeluarkan oleh perusahaan mengacu kepada UU No 25 tahun 2007 serta PT No.
40 tahun 2007 yang mewajibkan setiap perusahaan untuk melaksanakan
tanggungjawab social perusahaan.
Sayangnya di Indonesia walaupun sudah ada Undang-Undang yang
mengatur perihal CSR, cangkupannya masih sangat terbatas pada perusahan-
perusahan yang ada kaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya alam.
PENDAHULUAN
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
2
Alhasil maraknya kegiatan CSR yang dilakukan pihak-pihak swasta dalam sepuluh
tahun terakhir ini masih terkesan tidak terarah dan untuk publikasi. Bahkan ada
perusahan yang salah kaprah mengartikan CSR dan menjadikan CSR sebagai
media promosi terselubung. Menurut Garriga dan Mele (2004) perusahan
semacam ini adalahperusahan yang masih menerapkan asas instrument dalam
pelaksaan CSR, asas yang melihat CSR sebagai instrument penambah
keuntungan semata.
Sepertihalnya permasalahan yang berkembang umum di Indonesia
permasalahan yang dihadapi oleh di Kabupaten Banyuwangi juga serupa.
Terbatasnya pembiayaan pembangunan dari APBD membuat banyak program-
program yang tidak terakomodir sehingga pemerintah daerah Kabupeten
Banyuwangi sangat perlu mencari sumber pembiayaan program pembangunan
alternative salah satunya adalah dengan bersinergi dengan program CSR.
Berdasarkan definisi, fungsi dan manfaat dari CSR dengan fungsi pemerintah
yang dijabarkan sebelumnya maka sangat tepat jika antara pemeritah dengan
program CSR. Dana CSR ini dapat menjadi alternative pembiayaan yang tepat
dalam mendukung pembiayaan non APBD sebab tidak membebani pemerintah
dibandingkan apabila menggunakan dana hutang.
Dalam penjelasan sebelumnya diuraikan bagaimana permasalahan yang
kerap terjadi dalam pengelolaan CSR yaitu tidak terkoordinir dan terarah, yang
mengakibatkan kurang efektifnya pelaksanaan CSR. Kekurangefektifnya program
CSR terlihat dari masih seringnya terjadi tumpangtindih wilayah penyaluran
program CSR, terkadang terdapat daerah yang dimasuki oleh beberapa program
CSR dari beberapa perusahaan padahal didaerah lainnya terdapat daerah yang
tidak terjamah oleh program CSR padahal daerah tersebut potensial. Selain
permasalahan program yang kerap tumpangtindih permasalahan lain adalah
kurang terkontrolnya program CSR yang mengakibatkan banyak program yang
bersifat hit and run sehingga dampak dan manfaat dari program tersebut tidak
ada keberlanjutannya.
Permasalahn yang terjadi dalam program CSR ini hendaknya dapat di cari
solusinya terutama oleh pemerintah daerah sebagai lembaga yang memiliki
fungsi regulator agar supaya program CSR memiliki manfaat yang lebih luas baik
manfaat bagi perusahaan sebagai pihak yang mengeluarkan dana CSR juga bagi
Pemerintah Daerah sebagai dana non APBD yang membantu meringakan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
3
program pembangunan tentunya juga manfaat bagi masyarakat Kabupaten
Banyuwangi. Berdasarkan uraian tersebut maka kajian mengenai Sinergitas
Pembiayaan Pembangun Non APBD ini adalah memberikan gambaran yang
komprehensif sebagai bahan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyuwangi
Rumusan Masalah
1. Apakah program-program pembangunan Kabupaten Banyuwangi yang
potensial dibiayai oleh permbiayaan Non APBD?
2. Bagaimana potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten
Banyuwangi?
3. Bagaimana strategi dalam mensinergikan program Pembangunan
Pemerintah Daerah dengan Program CSR di Kabupaten Banyuwangi?
Tujuan Penelitian
1. Menganalisa Program-program pembangunan Kabupaten Banyuwangi
yang potensial di biayai oleh permbiayaan Non APBD
2. Menganalisa Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten
Banyuwangi.
3. Menyusun Strategi dalam mensinergikan program Pembangunan
Pemerintah Daerah dengan Program CSR di Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
4
Corporate Social Responsibility (CSR)
Definisi tertua dari CSR diartikan oleh Howard.R Bowen dalam bukunya
yang berjudul Social Responsibility of the businessman tahun 1953. Menurut
Bowen, CSR adalah tanggungjawab seorang pengusaha yang mencoba
berkomitmen menunjukkan sebuah nilai misi sosial
Bradshaw dan Harahap mengemukakan ada tiga bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan, yaitu :
1. Corporate Philanthrophy, tanggung jawab perusahaan sebatas
kedermawanan atau kerelaan belum sampai tanggung jawabnya. Bentuk
tanggung jawab ini biasanya merupakan kegiatan amal, sumbangan atau
kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan perusahaan. Misalnya,perusahaan BUMN mengadakan bakti
sosial dengan membagikan sembako kepada masyarakat.
2. Corporate Responsibility, kegiatan pertanggungjawaban merupakan
bagian dari tanggung jawab perusahaan karena ketentuan Undang-
undang atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.
3. Tanggung jawab sosial perusahaan sudah merupakan bagian dari
kebijakannya. Misalnya,pada PT. Indosat menerapkan CSR berdasarkan
ISO 26000 yang dilakukan tidak terbatas hanya pada pengembangan dan
peningkatan kualitas masyarakat pada umumnya, namun juga
menyangkut tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance). Kepedulian terhadap pelanggan, pengembangan Sumber
Daya Manusia, mengembangkan Green Environment serta memberikan
dukungan dalam pengembangan komunitas dan lingkungan sosial
Carrol dalam Solihin menjelaskan komponen-komponen tanggung jawab
sosial perusahaan ke dalam empat kategori yaitu:
KAJIAN PUSTAKA
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
5
1. Ekonomi responsibilities
Tanggung jawab sosial utama perusahaan adalah tanggung jawab
ekonomi karena lembaga bisnis terdiri atas aktivitas ekonomi yang
mengahasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan.
2. Legal responsibilities
Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan menaati hukum dan
peraturan yang berlaku dimana hukum dan peraturan tersebut pada
hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legislatif.
3. Ethical responsibilities
Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis. Etika
bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis
secara perorangan maupun secara kelembagaan (organisasi) untuk
menilai sebuah isu dimana penilaian ini merupakan pilhan terhadap nilai
yang berkembang dalam suatu masyarakat.
4. Discretionary responsibilities
Masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan
manfaat bagi mereka. Ekspektasi masyarakat tersebut dipenuhi oleh
perusahaan melalui berbagai program yang bersifat filantropis.
Carroll menggambarkan CSR sebagai sebuah piramida, yang tersusun dari
tanggung jawab ekonomi sebagai landasannya, kemudian tanggung jawab
hukum, lantas tanggung jawab etika , dan tanggung jawab filantropis berada di
puncak piramida.
Gambar 2.2 Piramida CSR Carrol
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
6
Masih menurut Carroll dalam Susanto (2007:32-33), tanggung jawab
ekonomi adalah memperoleh laba, sebuah tanggung jawab agar dapat
menghidupi karyawan, membayar pajak, dan kewajiban-kewajiban perusahaan
lainnya.Kemudian sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan di
bidang hukum perusahaan mesti mematuhi hukum yang berlaku sebagai
representasi dari rule of the game.Berikutnya tanggung jawab soial juga harus
tercermin dalam tindakan etis perusahaan, dan memuncaknya adalah tanggung
jawab filantrofis yang mengharuskan perusahaan untuk berkontribusi terhadap
komunitasnya.
Pengaturan dan Pelaksanaan CSR di Indonesia
Pelaksanaan Program CSR di Indonesia telah dilakukan dengan berbagai
aturan sebagai berikut
1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah sebagai berikut:
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan (Pasal 6:1).
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat
mengenai pengelolaan lingkungan hidup (Pasal 6:2).
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan
(Pasal 16:1).
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib
melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (Pasal
17:1).
2. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Undang-undang ini banyak mengatur tentang kewajiban dan
tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya. Perlindungan
konsumen ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran corporate
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
7
tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam perilaku
berusaha. Hal-hal lain yang diatur di sini adalah larangan-larangan
pelaku usaha, pencantuman klausula baku dan tanggung jawab
pelaku usaha.
3. UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Beberapa ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah
sebagai berikut.
Setiap penanam modal berkewajiban (Pasal 15):
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi
kegiatan usaha penanaman modal;
Yang dimaksud dengan "tanggung jawab sosial
perusahaan" adalah tanggung jawab yang melekat pada
setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai
dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat (penjelasan pasal 15 Huruf b).
Setiap penanam modal bertanggung jawab (Pasal 16)
menjaga kelestarian lingkungan hidup;
menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kesejahteraan pekerja; … Pasal 34:
(1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai
sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembatasan kegiatan usaha
b. pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
penanaman modal; atau
c. pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
penanaman modal.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
8
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha
perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pengaturan-pengaturan di atas, kewajiban dan tanggung
jawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik modal saja,
melainkan juga kepada karyawan dan keluarganya, konsumen dan
masyarakat sekitar, serta lingkungan hidup.
4. UU NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas
Undang-undang ini diundangkan secara resmi pada tanggal 16
Agustus 2007. Ketentuan dalam Pasal 74 ayat (1): Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
Bagi BUMN yang sudah melakukan alokasi biaya untuk bina
wilayah atau yang sejenis sebelum diterbitkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), maka dalam pelaksanaannya agar
dilakukan sesuai dengan mekanisme korporasi dengan
memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Bagi BUMN yang sumber dana program kemitraan dan bina
lingkungan (PKBL)-nya berasal dari penyisishan laba, maka tetap
melaksanakan PKBL sesuai dengan alakosi dana yang disetujui
RUPS.
Bagi BUMN yang sumber dana program kemitraan dan/atau bina
lingkungan (PKBL)-nya dibebankan/menjadi biaya perusahaan
sebagai pelaksanaan Pasal 74 UUPT,maka dalam pelaksanaannya
agar tetap berpedoman pada peraturan menteri Negara BUMN No:
Per-05/MBU/2007, sampai adanya penetapan lebih lanjut dari
menteri Negara BUMN.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
9
Selengkapnya tentang Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007 tersebut
adalah sebagai berikut:
Bab V – Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Pasal 74:
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhitungkan
kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
Bunyi Pasal 21 UU No. 20 Tahun 2008:…..Badan Usaha Milik Negara
dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan
yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk
pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.
PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan
kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian
laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program
maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program
Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk
Program Bina Lingkungan (CSR). Ketentuan UU inilah yang dijadikan
dasar bagi penataan tentang pemanfaatan CSR di Indonesia.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
10
6. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) 15 April 2009
Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusannya 15 April 2009 menolak
gugatan uji material oleh Kadin terhadap pasal 74 Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) mengenai
kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bagi
perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Karena
putusan MK bersifat final dan mengikat, maka lebih baik kita melihat
dari sisi positifnya, yaitu sinergi antara pasal PJSL dengan UU Pajak
Penghasilan 36/2008 (UU PPh) pasal 6 ayat 1 huruf a yang sekarang
memberlakukan beberapa jenis sumbangan sosil sebagai biaya, yaitu.
Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional
yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang
dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
Biaya pembangunan infrasrtuktur sosial yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah;
Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah:dan
Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan komitmen perusahaan
untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para
pihak yang terkait, utamanya masyarakat di sekelilingnya dan lingkungan sosial
dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan
usahanya secara berkelanjutan. Sayangnya, masih ada perusahaan yang
mempersepsi CSR sebagai bagian dari biaya atau tindakan reaktif untuk
mengantisipasi penolakan masyarakat dan lingkungan. Beberapa perusahaan
memang mampu mengangkat status CSR ke tingkat yang lebih tinggi dengan
menjadikannya sebagai bagian dari upaya brand building dan peningkatan
corporate image. Namun upaya-upaya CSR tersebut masih jarang yang dijadikan
sebagai bagian dari perencanaan strategis perusahaan.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
11
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif kuantitatif, karena memberikan uraian mengenai hasil
penelitian yang dimuat dalam satu analisis yang terkait dengan hasil penelitian.
Sedangkan untuk menganalisis permasalahan ini menggunakan deskriptif
evaluatif
Lingkup Penelitian
Lingkup yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah wilayah yang
mendapatkan progam CSR di Kabupaten Banyuwangi. Metode pengambilan
sampel adalah dalam penelitian ini adalah Purposive random sampling, Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Purposive
sampling juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu.
Ketika populasi yang diinginkan untuk penelitian ini adalah langka atau sangat
sulit untuk ditemukan dan diajak untuk menyelesaikan studi, purposive sampling
mungkin adalah satu-satunya pilihan.
Data danJenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder yaitu data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk melengkapi informasi yang
akan disajikan pada penyusunan rencana aksi.
a. Data Primer : pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur. Untuk wawancara terstruktur seluruh pertanyaan
akan dituangkan dalam sebuah uraian-uraian maupun susunan
pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dalam proses
wawancara, telah disiapkan sebelumnya dan dituangkan dalam wujud
suatu kuesioner.
METODOLOGI PENELITIAN
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
12
Wawancara terstruktur akan dipergunakan untuk menggali
informasi yang bersumber dari responden yang merupakan pemangku
kepentingan atau key informan yang berkaitan dengan pengelolaan CSR
di Kabupaten Banyuwangi
b. Data Sekunder : Data diperoleh dari literatur-literatur yang ada serta
badan-badan terkait yang sesuai dengan kajian yaitu pengelolaan
program CSR. Data tersebut dapat berupa dokumen laporan SPJ dari
dinas di Kabupaten Banyuwangi terkait mengenai penyaluran CSR,
literature peraturan – peraturan yang mengatur pengelolaan CSR,
dokumen – dokumen lainnya yang yang berkaitan dengan implementasi
CSR.
Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui pengabungan
atau kolaborasi dari beberapa pengumpulan data penelitian yaitu:
1. Kuisioner,
2. Focus Group Discussion (FGD),.
3. Wawancara.
Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis data dalam
penelitian ini disesuaikan dengan tujuan, permasalahan, dan metode yang
digunakan.Data penelitian yang berupa data primer, data sekunder, dan
informasi-informasi pendukung lainnya diolah secara manual dan dianalisis.
Analisa Data Model Interaktif Pendekatan SWOT
Dalam merumuskan dan menyusun strategi sinergitas pembiayaan no
APBD, peneliti akan menggunakan model analisa SWOT dimana Analisa SWOT
(SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan
(Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin
terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau
institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut
diperlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang berasal dari lingkungan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
13
internal maupun eskternal yang mempengaruhi pola strategi institusi/lembaga
dalam mencapai tujuan.
Tabel Matrik Analisa SWOT
Dari hasil analisa SWOT ini kemudian akan digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih besar untuk kemudian bisa digunakan sebagai visi misi
institusi serta strategi yang ingin dicapai. Visi merupakan capaian jangka panjang
yang diinginkan dan diimpikan oleh seluruh stakeholders dalam suatu proses
pembangunan. Tujuan penetapan visi antara lain adalah :
1) mencerminkan apa yang akan dicapai
2) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas
3) menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik
4) memiliki orientasi terhadap masa depan.
Analisa Ziel Orentierte Project Planung (ZOPP)
Metode Ziel Orentierte Project Plannung ZOPP adalah perencanaan yang
berorientasi kepada tujuan ZOPP adalah singkatan dari
Ziel , Tujuan
Orienterte, berarti Berorientasi
Projekt berarti proyek
Planung berarti perencanaan
Perencanaan dengan menggunakan ZOPP mempunyai kegunaan untuk
meningkatkan kerjasama semua pihak yang terkait, mengetahui keadaan yang
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
14
ingin diperbaiki melalui proyek merumuskan tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan sebagai dasar pelaksanaan proyek.
Metode ZOPP (Ziel Orentierte Project Planung) ini adalah melalui tujuan yang
bermanfaat yang dapat di rumuskan apabila sebab-sebab dan akibat-akibat dari
masalah-masalah yang akan di tanggulangi telah di analisis secara mendalam,
yang digambarkan dalam suatu analisis permasalahan, dalam pengertian,
bukanlah hipotesis yang berdasarkan pemikiran teoritis, tetapi masalah-masalah
yang benar-benar yang di alami masyarakat.
Tabel Langkah langkah Dalam Metode ZOPP
Analisis Partisipasi Analisis dari kelompo sasaran proyek, serta orang orang atau instansi lain yang berpartisipasi dan terlibat dalam proyek.
Analisis Masalah 1 Mengidentifikasi semua masalah inti yang diekspresikan dalam kalimat negative.
Analisis Masalah 2 Menganalisis penyebab dan akibat dari masalah inti, menjadi pohon masalah.
Analisis Tujuan Pohon masalah yang ditransformasi menjadi pohon tujuan dengan cara mengubah pernyataan masalah menjadi kondisi positif yang akan dicapai di masa depan.
Diskusi Alternatif Mengidentifikasi solusi alternative yang potensial dengan menggunakan pohon tujuan yang ada.
Menyususn Matriks Perencanaan Proyek 1
Menentukan asumsi asumsi penting, menetapkan indicator, alat verifikasi.
Menyusun Matriks Perencanaan Proyek 2
Menganalisis seberapa relevan asumsi, resiko dan memasukkannya dalam konsep proyek dan mencek seberapa jauh pelaksanaan proyek menuju menjamin hasil/output.
Menyususn Matriks Perencanaan Proyek 3
Memutuskan spesifikasi dari jumlah dan biaya dari setiap aktualisasi.
Masalah dan penyebabnya tidak berada dalam isolasi, tetapi terkait
dengan orang, kelompok dan organisasi. Oleh sebab itu, kita hanya bias
berbicara tentang masalah jika kita meiliki pemahaman dan gambaran yang
komprehensif tentang kepentingan dari kelompok, individu dan institusi yang
terlibat. Hasil analisis dicatat dalam bentuk dokumen sbb:
Review partisipasi
Pohon masalah
Pohon tujuan, indikasi alternative potensial.
Solusi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
15
Kabupaten Banyuwangi dalam melaksanakan program pembangunan ke
depan masih dihadapkan beberapa persolan utama dan mendasar. Sebagaimana
tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011-2015 Persoalan
pembangunan tersebut antara lain: 1) Pendidikan dan kesehatan, 2) Kemiskinan
& pengangguran, 3) Revitalisasi Sektor pertanian, 4) Akselarasi perkembangan
pariwisata yang masih lambat, 5) Infrastruktur, 6) Degradasi lingkungan, 7) Tata
kelola pemerintahan berbasis prinsip-prinsip good governance.
TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI,
SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI PENINGKATAN
PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA.
Visi pembangunan tersebut diwujudkan dalam misi pembangunan
sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-2015
sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih dan demokratis melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan
transparan;
2. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha
dan kelompok-kelompok masyarakat untuk mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
3. Membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan
mengoptimalkan sumberdaya daerah yang berpijak pada pemberdayaan
masyarakat, berkelanjutan, dan aspek kelestarian lingkungan;
4. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi
pembangunan melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk pengembangan
usaha dan penciptaan lapangan kerja;
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN
KABUPATEN BANYUWANGI
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
16
5. Mengoptimalkan ketepatan alokasi dan distribusi sumber-sumber daerah,
khususnya APBD, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat;
6. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
beriman dan bertaqwa kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa;
7. Meningkatkan kualitas pelayanan bidangkesehatan, pendidikan dan sosial
dasar lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kearifan lokal;
8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan;
9. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat melalui pembuatan peraturan
daerah, penegakan peraturan dan pelaksanaan hukum yang berkeadilan.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
17
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dalam bab sebelumnya
setiap tahunnya menunjukan angka perkembangan yang sangat baik. Hal tesebut
terlihat dengan terus meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi dari tahun
ketahun bahkan mendekati angka pertumbuhan provinsi. Pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Banyuwangi pada umumnya merata disumbang oleh seluruh sektor
yang ada baik sektor pertanian, pertambangan , industri, jasa serta sektor
lainnya. tumbuhnya perekonomian tersebut menjadi indikator bahwa kondisi
usaha semakin berkembang yang konsekuensi akhirnya adalah dengan
meningkatnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Peningkatan keuntungan perusahaan semestinya harus dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan yang beragam bukan hanya sebatas peningkatan
kesejahteraan pegawai namun harus diwujudkan dalam bentuk lainnya seperti
keperdulian sosial. Bentuk keperdulian terhadap lingkungan diluar perusahaan
merupakan hal yang harus dilakukan sebab tanpa disadari bagi beberapa jenis
usaha keberadaan mereka akan membawa suatu dampak (eksternalitas) ke
sekitar seperti dengan dibangunya suatu pabrik akan membawa dampak
terhadap pencemaran baik air maupun udara. Wujud keperdulian tersebut
dikenal sebagai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR).
Pentingnya keperdulian sosial perusahaan dipertegas dengan munculnya
UU No 25 tahun 2007 serta PT No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan perusahaan
untuk melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Dalam pelaksanaan masih
ditemui berbagai variasi kendala dalam pelaksanaan program CSR tersebut
seperti kurang terencanaannya pelaksanaan yang akhirnya berdampak kepada
kekurang tepatan sasaran pelaksanaan, adanya tumpang tindih wilayah
pelaksanaan dan berapa permasalahan lainnya. permasalahan tersebut
menunjukan bahwa belum terjadinya sinergitas dalam pelaksanaan CSR baik dari
GAMBARAN UMUM
IMPLEMENTASI KEGIATAN CSR
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
18
segi perusahaan maupun dari segi tingkat koordinasi dengan pemerintahn
daerah.
Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyuwangi terdapat sekitar 14
perusahaan yang melaporkan kegiatan CSR mereka ke Pemerintah Daerah
dengan total dana yang tersalurkan sebesar Rp. 17.422 milliar dengan beragam
kegiatan CSR. Perusahaan dan ragam kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh
ke-14 perusahaan tersebut antara lain sebagai berikut :
Tabel Ragam Kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012
No Uraian Kegiatan CSR 1 PT. BCA Persero
- Sosialisasi Tabunganku & Pemberian Sumbangan
- Pemberian Sumbangan
2 PT. PELNI
PROGRAM KEMITRAAN
- Program Kemitraan Tahun 2007
- Program Kemitraan Tahun 2008
- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2008
- Program Kemitraan Tahun 2009
- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2009
- Program Kemitraan Tahun 2010
- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2010
- Program Kemitraan Tahun 2011
PROGRAM BINA LINGKUNGAN
- Program Bina Lingkungan Tahun 2008
- Program Sembako Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2008
- Program Bina Lingkungan Tahun 2009
- Program Bina Lingkungan Tahun 2010
- Program Bazar Murah Tahun 2010
- Program Gizi Sehat Tahun 2011
- Program Penghijauan Tahun 2011
3 PT. Bank Jatim
PROGRAM KEMITRAAN (sudah dilaksanakan)
- Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun 2010
- Program Penanggulangan Kemiskinan (sedang dilaksanakan)
- Rehabilitasi dan Plesterisasi Rumah
Masih Dikaji :
- Pendidikan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
19
No Uraian Kegiatan CSR - Budaya
- Kesehatan
- Pelestarian Alam dan Lingkungan
- Pengembangan prasarana dan /atau Prasarana Umum
- Pemberian Armada Ambulance
4 PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) KETAPANG
- ID Card
- Kaos Lengan Pendek, Rompi dan Topi untuk asongan
- Kotak Acrylyc untuk pedagan asongan
- Kaos untuk pedagang lesehan
- Khitanan Umum
- Bantuan Pembangunan Masjid
- Bantuan Renovasi Masjid
- Bantuan Renovasi Musholla
- Sepeda Motor Pengangkut Sampah
- Renovasi Musholla
- Renovasi Masjid
- Khitanan Masal
- Santunan Anak Yatim
- Sosialisasi KUR
- Tendanisasi PKL
- Bantuan Pembangunan TPQ
- Bantuan Bibit Tanaman Produktif
5 PT. Perhutani
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
20
No Uraian Kegiatan CSR istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
- Penyaluran Dana Pinjamam Lunak CSR/PKBL (Tahap I)
1. Sektor Perdagangan Obat2n Pertanian
2. Sektor Perdagangan Empon2
3. Sektor Industri Ringan (aneka kripik)
4. Sektor Pertanian (budaya buah naga)
5. Sektor peternakan
6. Sektor Peternakan
- Rencana Permohonan Dana Pinjaman Lunak CSR/PKBL (Tahap II)
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Perikanan
3. Sektor Peternakan
4. Sektor Peternakan
5. Sektor Pertanian
6. Sektor Industri
7. Sektor Peternakan
PERHUTANI KPH BANYUWANGI BARAT
- Penyaluran dana pinjaman lunak
- Penyaluran dana pinjaman lunak
PERHUTANI KPH BANYUWANGI UTARA
- Penyaluran Pinjaman PKBL
- Bantuan Pendidikan SD Fillial
- Bantuan Perbaikan Sarana MCK
- Bantuan Genteng Kaca
- Bantuan Sunatan Massal
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
21
No Uraian Kegiatan CSR - Bantuan Hutan Kota
- Bantuan Pelatihan PKBL
6 PERKEBUNAN KALIKLATAK
Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi
- Donatur Poskesdes
- Posyandu
- Donatur SLB, YPAC, Yayasan Kanker
- Bantuan sarana pendidikan siswa siswi berprestasi
- Bantuan kesejahteraan Guru-guru TK di Kec. Kalipuro
- Bantuan kesejahteraan Guru-guru SDN II & IV Gombengsari
- Pelatihan Lancar Baca Tulis (Pengentasan Buta Aksara)
- TK (Taman Kanak-kanak)
- Bantuan Honor Guru Ngaji serta lomba rohani untuk anak-anak
(Membaca Ayat Suci, Shalat)
- PKK (Pembinaan/Pendidikan Kesejah-teraan keluarga) dalam wadah PKP (Perkumpulan keluarga pegawai), PKK (perkumpulan keluarga karyawan) dan RIKA (rukun istri karyawan), mengadakan lomba kebersihan dan keindahan dalam rangka HUT perkebunan.
- Pelestarian Budaya (kesenian) dan kegiatan Olahraga
- Bantuan untuk BBM / operasional kepala lingkungan
7 PT. CANDI NGRIMBI
- Bantuan Rutin
- Bantuan Sembako
- Pembersihan kanan-kiri jalan buat sudetan air
- Pembersihan kanan-kiri jalan
- Bantuan rutin
- Pemberian Sembako
- Pembersihan dan potong rumput kanan kiri jalan
8 PT. ASKES BANYUWANGI
- Bantuan Rumah Sehat Layak Huni untuk RTM
- Bantuan Sarana Peningkatan Kesehatan
- Bantuan Pos Kamling dan MCK
9 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi
- Mandiri Peduli Pendidikan
- Business Meeting
- Bantuan pembangunan sarana ibadah
- Mandiri Peduli Pendidikan
- Program Kemitraan Bina Lingkungan (Kelompok tani benih)
- Mandiri Peduli Kesehatan
10 Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Penyeberangan (GAPASDAP) Banyuwangi
- Bantuan Bedah Rumah
11 PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tanjung Wangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
22
No Uraian Kegiatan CSR - Beasiswa Pendidikan
- Bantuan 1.028 Kacamata Baca Siswa
- Penghijauan Penanaman 500 Bibit Trembesi
- Peningkatan Kualitas Rumah Miskin
- Pemberdayaan Usaha Mandiri Masyarakat Pembuatan dan Pengolahan Kerupuk Ikan
- Perlindungan Keanekaragaman Hayati (Budidaya Penyu Laut)
- Pertamina Sehati (Bantuan Sarana Posyandu & Pemantapan Kinerja Kader Posyandu)
- Penataan PKL Pelabuhan Tanjung Wangi
12 PDAM Kabupaten Banyuwangi
- Gebyar Hadiah Pelanggan
- Penghijauan
- Bantuan Sosial
- Bantuan Sosial
- Pipa Langring
- Persewangi
- Zakat dan Yatim Piatu
- Qurban
- Bantuan Kekeringan
- Kemitraan dengan Kepolisian
13 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO TBK Kantor Cabang Jember
- Sarana Promosi Neon Box
- Sarana Promosi Tenda
Pembangunan Jalan Mushola Mbah Saeran
- Pembangunan Jalan Mushola Pak Tarip
- Pembangunan Pemasaran Keramik Lantai Miftahul Hidayat Blok Agung
14 PTPN XII (Persero) Wil. 1 Jember
BINA LINGKUNGAN
- Pasewaran
a. Kegiatan Anak Yatim Lomba Tartir Al-Qur'an, Adzan, dll
b. Bantuan biaya pendidikan
c. Sarana ibadah
- Kaliselogiri
a. Bantuan biaya pendidikan
b. Pembangunan saluran air bersih
- Sumberjambe
a. Bantuan biaya pendidikan
b. Bantuan perbaikan jalan
c. Bantuan kayu & batu utk pemb. Desa
d. Pembuatan taman terbuka
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
23
No Uraian Kegiatan CSR e. Infaq Bayuwangi (Ibuwangi)
f. Bantuan Pondok Pesantren Darul Atam
- Sungailembu
a. Perbaikan Jalan Ds. Gunung Gamping; S.Lembu 3,78 Km lbr 4 Mtr
b. Pembangunan Balai Desa Sumberagung
c. Bantuan biaya pendidikan
d. Partisipasi perbaikan gereja
e. Partisipasi perbaikan gereja
- Kalisepanjang
a. Bantuan biaya pendidikan
b. Rehab Masjid Ar Roudloh
c. Rebab Mushola Al Burdah
- Kaletelpak
a. Bantuan biaya pendidikan
b. Pembangunan asrama
c. Pembangunan Madrasah Dinniyah
d. Pengadaan Mebel
- Kalirejo
a. 2 rehab Masjid
b. Bantuan Ponpes
c. Bantuan Puskesmas
d. Bantuan biaya pendidikan
- Kalikempit
a. Pengaspalan Jalan desa
b. Rehab Gedung Madrasah
- Jatirono
a. Sarana belajar meja dan bangku
b. Renovasi Mushola
- Malangsari
Bantuan Biaya Pendidikan Anak Sekolah
- Gunung Gumitir
NIHIL
MITRA BINAAN
- Kendenglembu (Sapi Kereman)
- Jatirono (Sapi Kereman)
- Gunung Gumitir (Perdagangan/Toko)
- Malangsari (Pembinaan Kopi Rakyat)
- Sumberjambe (Sapi Kereman)
- Kalirejo (Sapi ISS)
15 BANK INDONESIA JEMBER
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
24
No Uraian Kegiatan CSR - Bantuan buku perpustakaan
- Program pemberdayaan usaha tani beras organik dengan pendekatan Solitude Coorperative Farming di Kab. Bwi
- Program cooling unit koperasi ternak sapi perah "Dadi Mulyo" Kab. Bwi - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki
Sumber : Bappeda Kabupaten Banyuwangi
Pemerintah daerah salah satu fungsi utamanya adalah melaksanakan
pembangunan daerah yang biasanya didanai oleh dana APBD, namun karena
keterbatasan dalam segi jumlah anggaran maka tidak keseluruhan program
mampu untuk dijalankan. CSR merupakan salah satu alternatif sumberdana bagi
pembangunan, namun dengan dengan berbagai permasalahan yang terjadi
tersebut dimana apabila program CSR tersebut dilaksanakan dengan terencana
dan merata mampu membantu pelaksanaan program pembangunan pemerintah.
Dalam kajian ini sampel penelitian yang diambil adalah didasarkan kepada
3 (tiga) jenis perusahaan yaitu perusahaan BUMN yang ada di Kabupaten
Banyuwangi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta perusahaan swasta.
Dimana pada dasarnya dari sampel yang diambil mereka pada umumnya telah
melakukan kegiatan CSR dengan beragam entuk serta beragam permasalahan
yang melingkupinya. Berbagai implementasi dalam pelaksanaan program CSR
dari sampel yang diambil adalah sebagai berikut :
A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Untuk perusahaan dengan jenis BUMN sampel yang dapat diambil
keterangannya adalah perusahaan PT. Pelindo, PT. ASDP, PT. Bank Mandiri
1. PT. Pelindo
a. Profil Perusahaan dan Responden
Kami mewawancarai Ibu Indah sebagai responden, Beliau adalah
salah satu staff di bidang keuangan yang juga mengurusi CSR Pelindo.
b. Penjelasan Mengenasi CSR Perusahaan
PT. Pelindo memiliki 2 jenis CSR yang diberikan kepada
masyarakat dan kebijakan megnenai CSR ini merupakan kebijakan dari
pusat. CSR yang mereka lakukan adalan Progam Kemitraan dan Program
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
25
Bina Lingkungan dimana biasa disebut PKBL (Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan). Keduanya merupakan program yang sangat berbeda.
Program Kemitraan merupakan program yang mefokuskan pada
aspek ekonomi, dimana dalam program ini masyarakat desa dibina dan
diberikan permodalan untuk melakukan usaha. Bagian keuangan PT.
Pelindo membentuk tim yang bertugas untuk melakukan survey untuk
mencari desa yang sekiranya pantas untuk dibina.
Pembinaan dilakukan melalui kerjasama dengan konsultan luar.
Sebelum dana diturunkan PT. Pelindo dan konsultan tersebut memberikan
pembinaan yang intens di awal dan pembinaan secara berkala
selanjutnya. Hal ini ditujukan agar warga desa tersebut memiliki keahlian
khusus yang nantiknya dapat menciptakan produk khusus dari desa
tersebut serta tentu saja pengelolaan keuangan dan organsiasi yang baik.
Salah satu contohnya adalah Desa Gombongsari yang dibina serta diberi
dana untuk menciptakan produk berupa anyaman kayu.
Selain itu sebelum dana dicairkan pengaju dana perlu mengajukan
proposal yang nantinya harus disetujui oleh PT. Pelindo dan juga pihak
Pelindo pusat yang bertanggung jawab mengenai hal ini. Setelah proposal
diajukan maka tim akan melakukan survey ke tempat yang bersangkutan
untuk menilai apakah benar-benar ada usaha yang akan didanai. Apabila
lolos tahap ini, maka pengaju dana harus menyertakan agunan berupa
BPKB kendaran, surat tanah, atau surat rumah tergantung dari jumlah
yang diajukan.
Dana yang diberikan nanti harus dikembalikan ke PT. Pelindo
melalui Bank Jatim sebagai perantara. Seluruh dana wajib dikembalikan
dalam waktu sekurang-kurangnya 3 bulan dengan bunga ringan. Apabila
dalam tiga bulan dana belum kembali maka tim CSR akan mendatangi
rumah warga untk mencari tahu penyebabnya. Apabila penyebabnya
adalah adanya kendala dalam pengelolaan maka tim akan membantu
semampunya untuk memperbaiki pengelolaan. Pelindo tidak berniat untuk
menyita barang jaminan, namun menunggu hingga dana dapat kembali.
Kendala dari program ini adalah letak desa binaan yang cukup
terpencil sehingga relatif sulit dijangkau. Selain itu juga masalah
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
26
pengembalian yang terkadang sulit (kredit macet). Namun untuk masalah
kredit macet ini, perusahaan akan terus berusaha melakukan penagihan.
Program selanjutnya adalah Program Bina Lingkungan. Program ini
pada intinya adalah memberikan dana sosial secara sukarela kepada
masyarakat. Yang paling sering dilakukan adalah bantuan dana dalam
pembangunan masjid dan fasilitas umum seperti sekolah dsb. Selain itu
dalam aspek lingkungan, perusahaan juga telah melakukan penghijauan
di beberapa daerah. Dana hibah PKBL ini juga Program ini tidak memiliki
banyak hambatan karena sifatnya sosial.
Penentu kebijakan dari Program Ini adalah dari pusat. Ketika
ditanya mengenai motivasi mengapa melakukan bina lingkungan dalam
hal tertentu maka jawaban yang diberikan adalah karena memang hal
tersebut keputusan dari pusat. Tim yang melakukan survey adalah tim
dari Pelindo Banyuwangi dan juga perwakilan dari pusat Pelindo.
c. Pemahaman Mengenai CSR
Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki responden sudah cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari pemberian kejelasan dua program CSR
hingga teknis pelaksanaan CSR tersebut. Responden telah memahai
kewajiban CSR meskipun belum sampai pemahaman ke ranah undang-
undang. Selain itu, responden juga telah dapat memahami tujuan dari
diadakan CSR dimana memang CSR merupakan kewajiban yang
dibebankan kepada perusahaan. Responden juga telah mengerti bahwa
setiap BUMN pasti memiliki CSR dimana hal tersebut merupakan instruksi
yang diberikan dari pusat.
d. Sinergitas Dengan Pemerintah
Dalam malakukan CSR, selama ini Pelindo selalu melakukan
koordinasi dengan pemerintah. Hal ini ditujukan agar daerah yang dituju
benar-benar tepat sasaran. Responden mengatakan bahwa memang yang
lebih mengerti kondisi masyarkat adalah peerintah itu sendiri oleh karena
itu sinergitas perlu dibangun agar CSR dapat tepat sasaran
Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan
perusahan PT. Pelindo maka jika di petakan dalam analisa SWOT maka hasil
analisa adalah sebagai berikut :
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
27
Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Pelindo
No Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) Perusahaan memiliki tim khusus untuk melakukan
CSR
Keterlibatan pusat sangat tinggi, hal ini terlihat
ketika melakukan survey tim pusat selalu
mendampingi
Perusahaan melakukan koordinasi dengan baik
dengan pemerintah
2 Weakness
(Kelemahan)
Pemahaman CSR yang terbatas pada PKBL
Program CSR merupakan kebijakan dari pusat
3 Oportunity (Peluang) Perusahaan memiliki konsultan eksternal yang
bekerja sama untuk melaksanakan CSR
Luasnya daerah yang menjadi lingkup CSR
perusahaan, sehingga banyak daerah yang
berpotensi mendapat penyaluran CSR
4 Threat (Ancaman) Dana kemitraan yang dikeluarkan tidak semuanya
dapat kembali dalam waktu yang ditentunkan (3
bulan)
Sumber : wawancara lapang diolah
2. PT. ASDP
a. Profil Perusahaan dan Responden
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah BUMN di Indonesia
yang bergerak dalam jasa angkutan penyeberangan dan pengelola
pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
28
Dalam kajian ini responden adalah Bapak Thoyib Armanu selaku
Kabag Umum
b. Penjelasan tentang CSR Perusahaan
Seperti BUMN pada umumnya, program CSR yang dilakukan
oleh ASDP sampai saat ini adalah program PKBL( Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan). Program Kemitraan diwujudkan dalam bentuk
pemberian modal usaha kepada masyarakat yang membutuhkan
dengan adanya jaminan atau agunan. Namun sampai saat ini program
kemitraan belum bs dilaksanakan dikarenakan masyarakat sekitar
ASDP keberatan dengan adanya agunan yang disyaratkan untuk
mendapatkan pinjaman lunak dari perusahaan. Sedangkan program
lainnya adalah program Bina lingkungan yang sampai saat ini masih
berjalan. Program bina lingkungan ini diwujudkan dalam bentuk
bantuan pembangunan sarana umum dan tempat ibadah yang bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Di tahun 2013 nanti
berdasarkan permintaan dari pemerintah Kabupaten Banyuwangi
untuk merapikan pedagang kaki lima di sekitar pelabuhan ketapang,
maka direncanakan akan diberikan gerobak oleh PT ASDP kepada
para pedagang kaki lima yang sering berjualan di areal pelabuhan
dengan harapan para pedagang itu bisa berjualan lebih tertib dan
tidak mengganggu keindahan jalan sekitar Pelabuhan.
c. Sinergitas dengan Pemerintah
bentuk sinergi yang selama ini sudah dilakukan oleh PT ASDP
dengan pemerintah baru sebatas koordinasi dengan pemerintah
wilayah setempat yang akan menjadi tempat mereka memberikan
dana hibah bina lingkungan seperti perangkat Desa,kelurahan atau
Kecamatan. Sehingga diharapkan bantuan dana hibah yang diberikan
bisa tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sedangkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten baru sebatas
pelaporan terkait kegiatan sosial apa saja yang telah dilakukan
perusahaan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
29
Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan
perusahan PT. ASDP maka jika di petakan dalam analisa SWOT maka hasil
analisa adalah sebagai berikut :
Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. ASDP
No Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) Program PKBL sudah diupayakan untuk berjalan
dengan rutin setiap tahun
Kesediaan untuk berkoordinasi dengan
pemerintah terkait pengelolaan dana hibah bina
lingkungan
2 Weakness
(Kelemahan)
Cakupan program CSR masih sebatas di sekitar
masyarakat yang tinggal di daerah ketapang(
Cakupan wilayah terbatas)
3 Oportunity (Peluang) Cakupan wilayah yang diberikan dana hibah bina
lingkungan masih bisa diperluas
4 Threat (Ancaman) Program Kemitraan belum bisa dijalankan karena
masyarakat sekitar blm mampu mengikuti
prosedur pemberian dana program kemitraan
yang mensyaratkan adanya jaminan atau agunan
Minimnya koordinasi dengan pemerintah
Kabupaten Banyuwangi terkait pengelolaan CSR
Perusahaan dikarenakan koordinasi hanya
dilakukan dengan perangkat desa setempat
Sumber : wawancara lapang diolah
3. PT. Bank Mandiri
a. Profil Perusahaan dan Responden
Responden kami bernama Bpk. Dandung M. Qomari. Beliau
adalah kepala cabang PT. Bank Mandiri Banyuwangi.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
30
b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan
Perusahaan memiliki program CSR dari beberapa aspek yaitu:
pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan hidup, pembangunan
prasarana umum, dan pemberdayaan perekonomian masyarakat. Dari
kelima aspek CSR tersebut yang menjadi fokus utama perusahaan
adalah dibidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Ada beberapa hal CSR yang dilakukan perusahaan dalam
aspek pendidikan. Yang pertama adalah, perusahaan memberikan
sumbangan berupa buku untuk perpustakaan. Kedua, perusahaan
juga memberikan edukasi kepada anak-anak SMA dan juga
mahasiswa mengenai perbankan. Hal ini ditujukan supaya siswa SMA
dan juga memiliki pandangan yang lebih luar mengenai aktivitas-
aktivitas perbankan dan juga memberikan pemahaman mengenai
dunia perbankan dalam konteks dunia kerja.
Dalam hal pemberdayaan masyarakat, perusahaan memiliki
program PKBL dimana program ini bertujuan untuk memberikan
permodalan dengan suku bunga yang lunak. Bank Mandiri
memberikan suku bunga sebesar 6%. Sasaran dari program ini adalah
masyarakat yang sebenarnya tidak cukup secara prasyarat untuk
mendapatkan pendanaan dari Bank, namun mereka memiliki usaha
dan membutuhkan tambahan dana. Selain memberikan kredit lunak,
perusahaan juga memberikan pembinaan. Dalam melakukan hal ini,
bank harus bersifat sangat selektif. Tahun lalu, perusahaan
mengeluarkan CSR melalui program ini seesar 800 juta.
Keharusan bersikap selektif akhirnya membawa perusahaan
dalam keputusan untuk membentuk tim khusus yang bertugas untuk
melakukan validasi secara langsung kepada calon pihak yang akan
diberikan dana PKBL tersebut. Dalam beberapa kasus, pemberian
dana tidak disetujui karena ketika dilakukan validasi ternyata tidak
sesuai dengan data yang diterima perusahaan. Dengan adanya
validasi ini maka perusahaan dapat memastikan bahwa dana diberikan
kepada pihak yang tepat dan menghindari moral hazard yang
merugikan mental masyarakat itu sendiri.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
31
Selain itu masih dalam program PKBL, perusahana juga
memberikan bantuan langsung. Dalam hal ini perusahaan telah
memberikan dana langsung kepada beberapa pura yang ada dan
beberapa bantuan langsung alinnya.
Hambatan dari program CSR PKBL adalah adanya anggapan di
masyarakat bahwa program CSR ini hanya memberikan bantuan tanpa
ada prasyarat-prasyarat. Hal ini juga karena ada perusahaan lain yang
memberikan bantuan serupa tanpa prasyarat atau dengan prasyarat
yang lunak serta dengan pengawasan dan validasi yang kurang
memadai. Hal ini menyebabkan munculnya mindset yang buruk di
masyarakat dan juga menumbuhkan sikap konsumtif dalam
masyarakat. Dengan adanya bantuan semacam ini, perusahaan selalu
mendapat masukan yang bersifat membanding-bandingkan dengan
perusahaan lain yang memiliki CSR sejenis yang akhirnya berdampak
pada berkurangnya masyarakat yang mengajukan dana pada
perusahaan.
Hambatan lainnya adalah pemahaman kurangnya peran dari
pemerintah dalam memberikan data sasaran masyarakat. Data yang
diberikan pemerintah seringkali kurang bagus. Hal ini menyebabkan
selama ini dalam mencari pihak-pihak yang membutuhkan bantuan,
perusahaan melakukan survey sendiri dan tidak hanya bersandarkan
dari data pemerintah.
c. Pemahaman Mengenai CSR
CSR yang baik adalah CSR yang menyentuh masyarkat. Hal ini
lah yang dipahami perusahaan sebagaimana terucap oleh responden.
Selain itu perusahaan mamahami bahwa CSR yang diberikan
perusahaan adalah CSR yang harus dapat membangun tidak hanya
secara ekonomi namun juga secara mental . Hal ini teercermin dari
pernyataan responden bahwa CSR yang diberikan perusahaan adalah
CSR yang bersifat bantuan finansial permodalan agar pihak yang
menerima CSR dapat merdeka secara ekonomi.
Perusahaan juga memahami bahwa CSR harus diberikan dan
dialokasikan setiap tahunnya. Hal ini tercermin dari pernyataan
responden bahwa perusahaan tanpa dipaksa tetap harus
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
32
mengeluarkan dana CSR dan alokasi dana tersebut harus dikeluarkan
secara efektif dan tepat sasaran.
d. Sinergitas Dengan Pemerintah
Perusahan menganggap pemerintah kurang memberikan kontribusi
yang baik dalam membantu terlaksananya program CSR perusahaan.
Responden mengatakan bahwa data yang diberikan pemerintah
terkadang merupakan data yang kurang baik sehingga perusahaan
masih harus melakukan validasi sendiri terhadap target CSR. Namun
perusahaan telah melakukan komunikasi secara terus menerus
dengan pemerintah.
Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan
perusahan PT. Bank Mandiri maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil
analisa adalah sebagai berikut :
Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Bank Mandiri
Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) Pemahaman yang baik mengenai CSR (CSR
bersifat keharusan, CSR harus menyentuh
masyarakat, dsb.)
Besarnya dana yang dialokasikan untuk CSR
(tahun lalu PKBL 800jt)
Perusahaan memiliki CSR dari beberapa aspek
(Pendidikan, kesehatan, PLH, pembangunan saran
umum, dan pemberdayaan ekonomi masy.)
meskipun tergantung fokus mana yang dipilih
perusahaan.
Perusahaan dapat secara bebas melaksanakan
CSR sesuai dengan kebijakan cabang (karena
cabang lebih mengerti masyarakat sekitar).
2 Weakness
(Kelemahan)
Kurang memiliki data yang baik untuk mencari
target CSR yang tepat
Data yang diberikan pemerintah untuk keperluan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
33
Indikator Deskripsi
CSR bukan data yang baik
3 Oportunity (Peluang) Masih banyak aspek yang dapat dijangkau
4 Threat (Ancaman) Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai
CSR (CSR hanya pemberian cuma-Cuma)
4. PT. Askes
a. Profil Perusahaan dan Responden
PT Askes adalah BUMN yang bergerak di bidang asuransi
kesehatan yang mengcover seluruh Pegawai Negeri di indonesia.
Responden dalam penelitian lapang di PT Askes adalah Bapak Agus
selaku Staf PKBL dan Bagian Umum
b. Penjelasan Tentang CSR perusahaan
Program CSR yang dilakukan oleh PT ASKES sampai saat ini
berbentuk PKBL(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Program
kemitraan ini dilakukan dengan cara pemberian pinjaman lunak
kepada masyarakat yang membutuhkan modal untuk menjalankan
sebuah bisnis baru. Pinjaman ini bisa diberikan selama masyarakat
memiliki barang yang bisa dijaminkan seperti surat kendaraan
bermotor,rumah dan tanah. Sedangkan program Bina lingkungan
sampai saat ini dilakukan dengan pemberian dana hibah untuk
pembangunan sarana pendidikan,sosial maupun tempat ibadah. Pada
tahun 2012 lalu, Program Bina lingkungan PT ASKES dilakukan dengan
pemberian dana hibah untuk pembangunan rumah sehat di sebuah
kecamatan yang ada di kabupaten banyuwangi. Pemberian dana
hibah untuk pembangunan 100 rumah sehat ini dilakukan atas
permintaan bupati banyuwangi kepada direktur PT ASKES secara
langsung yang mengharapkan ada perusahaan yang bersedia
memberikan dana nya untuk merehabilitasi rumah kurang layak yang
ada di Kabupaten Banyuwangi. Selain itu PT ASKES juga memiliki
program beasiswa untuk anak-anak dari karyawan PT ASKES yang
berprestasi.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
34
Untuk PT ASKES Banyuwangi sendiri dalam proses
pelaksanaan program CSR hanya sebagai fasilitator yang
menghubungkan masyarakat yang membutuhkan dengan penentu
kebijakan CSR di perusahaan yaitu kantor pusat di Jakarta. Sehingga
ASKES banyuwangi tidak memiliki wewenang untuk menentukan bisa
atau tidaknya bantuan diberikan pada masyarakat yang
membutuhkan. Untuk pelaporan program CSR yang telah dilakukan
oleh perusahaan sampai saat ini pertanggungjawaban perusahaan
hanya pada Kementrian BUMN secara langsung meskipun PT ASKES
Banyuwangi tetap memberikan laporan CSR mereka pada pemerintah
setempat sebagai bentuk pemberitahuan.
c. Pemahaman mengenai CSR
Pemahaman PT ASKES terkait program CSR sendiri sampai
saat ini sesuai dengan Undang-Undang Tentang CSR yang
mewajibkan 2,5% dari laba bersih perusahaan digunakan untuk
kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan.
Untuk pemahaman mengenai program CSR sendiri perusahaan hanya
terfokus pada program-program PKBL
d. Sinergitas dengan pemerintah
sampai saat ini sinergitas PT ASKES dengan pemerintah
Kabupaten Banyuwangi hanya sebatas pemberian laporan formal
mengenai kegiatan sosial yang telah dilakukan perusahaan. Untuk
sinergitas dengan pemerintah setempat,PT ASKES Banyuwangi masih
belum bisa dilakukan dikarenakan sampai saat ini mereka hanya
sebagai fasilitator saja dan bukan sebagai penentu kebijakan terkait
program CSR itu sendiri. Berdasarkan temuan lapang sementara dari
hasil wawancara dengan perusahan PT. Askes maka jika dipetakan
dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut :
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
35
Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Askes
No Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) Dana PKBL yang disediakan oleh ASKES pusat
tergolong tinggi
2 Weakness
(Kelemahan)
Kesadaran perusahaan tentang CSR baru sebatas
pengaplikasian PKBL
Penyaluran dana PKBL hanya tergantung
permintaan masyarakat
Penyaluran dana PKBL ditentukan terpusat oleh
PT ASKES Jakarta
3 Oportunity (Peluang) -
4 Threat (Ancaman) Ketidakmampuan PT ASKES Banyuwangi untuk
berkoordinasi dengan pemerintah setempat
mengenai pengelolan CSR
Sumber : wawancara lapang diolah
B. BUMD
1. PDAM
a. Profil Perusahaan dan Responden
PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum yang bergerak
pada penyediaan air bersih di Kabupaten Banyuwangi. Sampai saat ini
jangkauan Wilayah PDAM Banyuwangi mencakup 9 Kecamatan yang
ada di Kabupaten Banyuwangi. Dalam penelitian lapang yang menjadi
responden adalah bapak Agus Tjahyono selaku kepala bagian produksi
dan distribusi PDAM Banyuwangi
b. Penjelasan tentang CSR perusahaan
PDAM termasuk salah satu perusahaan yang rutin dan
konsisten menerapkan prinsip CSR meskipun tidak instruksi mengenai
keharusan melakukan program ini. Program CSR yang telah dilakukan
oleh PDAM terbagi ke dalam beberapa hal :
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
36
1) Pemberian Kompensasi 5-10 juta per tahun pada desa yang salah satu
sumber airnya digunakan oleh PDAM
2) Pemberian fasilitas air gratis untuk sarana umum seperti tempat
ibadah,pendidikan dan sosial yang dilewati oleh pipa air PDAM
3) Pemberian fasilitas air siap minum gratis untuk acara-acara sosial dan
keagamaan yang diadakan oleh masyarakat.
4) Berdasarkan kesepakatan seluruh karyawan PDAM banyuwangi, maka
setiap bulannya akan ada pemotongan gaji mulai 10rb-50rb
tergantung dari jabatannya yang nantinya dari dana yang terkumpul
itu akan digunakan untuk program santunan dan tali asih pada
masyarakat yang membutuhkan
c. Pemahaman Mengenai CSR
Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki oleh PDAM
banyuwangi sampai saat ini tergolong sudah tepat karena bagi
manajemen PDAM sendiri keberadaan mereka sudah sepantasnya
juga berdampak positif bagi lingkungan disekitar mereka. Hal ini
sebagai kompensasi kegiatan produksi dan distribusi mereka yang
mungkin menyebabkan masyarakat sekitar terganggu ketika ada
pemasangan pipa PDAM maupun ketika sumber air di desa mereka
diambil.
d. Sinergitas dengan pemerintah
Sampai saat ini PDAM Banyuwangi belum memiliki alur
koordinasi yang intensif dengan pemerintah kabupaten terkait
pelaksanaan CSR di perusahaan. Koordinasi yang dilakukan sampai
saat ini baru sebatas adanya surat edaran bupati yang menyebutkan
mengenai keharusan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab
sosialnya. Namun PDAM secara tersirat mengungkapkan kesiapannya
untuk berkoordinasi dengan pemerintah terkait program CSR asalkan
tidak mempengaruhi dan berdampak negatif pada kebijakan CSR
perusahaan yang telah ada sebelumnya. Kesiapan PDAM ini
dikarenakan pada kenyataannya walaupun belum ada intruksi terkait
CSR pun perusahaan telah melakukan program tanggungjawab
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
37
sosialnya secara rutin sebagai bentuk kesadaran dan tanggungjawab
perusahaan secara moral kepada masyarakat sekitar
Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan
perusahan PDAM maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa
adalah sebagai berikut:
Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PDAM Kabupaten Banyuwangi
Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) Kesadaran mengenai pentingnya CSR bagi
perusahaan sudah terbentuk dengan atau tanpa
peraturan pemerintah
Laba Perusahaan Cukup tinggi dan cenderung
meningkat dari tahun ke tahun
Kesiapan untuk berkoordinasi dengan pemerintah
terkait pengelolaan CSR
2 Weakness
(Kelemahan)
Program CSR yang di buat masih belum beragam.
Karena sampai saat ini program-programnya CSR
nya masih berupa kompensasi dari pengelolaan
air mereka
Kurangnya data yang dimiliki perusahaan terkait
wilayah yang membutuhkan bantuan perusahaan
3 Oportunity (Peluang) Masih banyak bidang lainnya yang potensial untuk
dikembangkan melalui program CSR perusahaan
4 Threat (Ancaman) Belum adanya koordinasi secara intensif dengan
pemerintah setempat
Karena belum ada koordinasi menyebabkan
jalannya CSR perusahaan masih tergantung dari
internal perusahaan sendiri
Sumber : wawancara lapang diolah
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
38
C. SWASTA
1. PT. Candi Ngrimbi
a. Profil Perusahaan dan Responden
PT. Candi Ngrimbi adalah perusahaan swasta dengan pusat di
Surabaya yang bergerak di Bidang penambangan belerang yang
terletak di Desa Tamansari dan dekat dengat tempat wisata yang juga
sumber belerang Kawah Ijen. Penambangan aktif diadakan mulai
pukul 6 pagi higga pukul 4 sore hari.
Responden bernama Bapak Budi. Beliau adalah kepala bagian
keuangan PT. Candi Ngrimbi. Beliau bertempat tinggal tidak jauh dari
tempatnya bekerja.
b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan
Responden menjelaskan bahwa CSR yang dilakukan oleh
perusahaan adalah CSR yang bersifat sosial, yakni pemberian satunan
kepada yayasan yatim piatu di sekitar Tamansari. Santunan diberikan
dalam bentuk uang tunai sebersar Rp 1.000.000,- setiap bulannya
dimana uang tersebut nantinya bebas digunakan oleh pengurus
yayasan yatim piatu tersebut.
Selain itu perusahaan juga aktif dalam memberikan bantuan
dana pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga sekitar. Salah
satu contoh yang diutarakan responden adalah membantu
memberikan dana dalam kegiatan kompetisi bola voli warga sekitar.
Berdasarkan apa yang diucapkan responden, ada beberapa
alasan yang menyebabkan mengapa perusahaan memilih untuk
melakukan CSR dalam bentuk tersebut. Adanya kepedulian terhadap
yatim piatu di kalangan warga sekitar menjadi salah satu
penyebabnya. Selain itu, PT. Candi Ngrimbi pusat juga menyarankan
agar unit tersebut menjalan CSR di kalangan sekitar warga saja.
Responden juga mengatakan bahwa perusahaan bertanggung
jawab juga terhadap kondisi jalan yang setiap hari dilalui untuk
melakukan kegiatan penambangan. Oleh karena itu, perusahaan juga
harus memastikan bahwa kondisi jalan tesebut selalu dala keadaan
yang baik. Mengingat juga bahwa jalan yang dilalui juga merupakan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
39
jalan utama menuju wisata kawah ijen yang cukup terkenal secara
Internasional.
Responden kurang yakin kapan edaran mengenai CSR dari
pemerintah diterima oleh perusahaan, antara tahun 2010 atau 2011.
Namun bukan berarti CSR belum dilakukan sebelu itu. Perusahaan
telah lama memberikan bantuan keapda warga sekitar bahkan sejak
beberapa tahun sebelum surat edaran tersebut diberikan. Bantuan
yang diberikan adalah dalam bentuk uang tunai yang diberikan sesuai
dengan keperluan warga selama warga mengajukan permohonan
kepada perusahaan.
Ada satu hal yang cukup menarik dari CSR PT. Candi Ngrimbi.
Ketika kondisi Gunung Ijen sedang aktif, ada larangan dari pemerintah
untuk mendekati kawah gunung tersebut. Hal ini menyebabkan
perusahaan tidak dapat melakukan produksi sehingga tidak ada
pemasukan sama sekali. Namun karena ada rasa “sungkan” dengan
yayasan yang selalu diberikan dana CSR, perusahaan tetap
memberikan dana CSR sebesar 1 juta pada yayasan tersebut.
c. Pemahaman Mengenai CSR
Pemahaman yang dimiliki oleh respoden mengenai CSR masih
kurang. Sebelum surat edaran dari bupati masuk, responden belum
mengerti apa-apa mengenai CSR meskipun perusahaan telah
melaksanakan CSR dalam bentuk bantuan kepada masyarakat.
Responden baru menyadari bahwa perusahaan telah melakukan CSR
setelah edaran diterima.
Pengetahuan responden hanya sebatas dari edaran dari Bupati
yang intinya adalah mewajibkan perusahaan untuk meluangkan sekian
persen pendapatannya untuk membangun masyarakat sekitar
perusahaan. Ketika dilakukan wawancara dan diberi pertanyaan
mengenai undang-undang yang mewajibkan CSR, responden
menjawab belum mengerti hal tersebut.
Responden juga sempat kebingungan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan
dimana sifatnya individu. Responden menganggap hal tersebut bukan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
40
terasuk CSR meskipun hal tersebut dapat digolongkan dalam kegiatan
sosial. Dan seiring dengan berjalannya wawancara, responden
menganggap bahwa hal tersebut bukan termasuk CSR.
d. Sinergitas Dengan Pemerintah
Komunikasi antara perusahaan dan aparat pemerintah
setempat masih terus dilakukan. Responden menyatakan bahwa
kepala desa setempat selalu meminta perusahana agar terus
melaporkan kegiatan CSR yang dilakukan. Untuk perihal sinegitas
antara pemeritah dan perusahaan, responden belum berani menjawab
dikarenakan apabila benar-benar terjadi maka perusahaan tersebut,
yang merupakan unit usaha dengan pusat di Surabaya, masih perlu
mengkomunikasikan perihal sinergitas tersebut kepada pusat.
Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan
perusahan PT. Ngrimbi maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil
analisa adalah sebagai berikut:
Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Ngrimbi
No Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) Pemahaman CSR yang merupakan bagian dari
ibadah (sehingga tetap memberi CSR meskipun
kondisi rugi)
2 Weakness
(Kelemahan)
Pemahaman CSR yang masih lemah karena
hanya berdasar dari edaran pemerintah.
Keputusan pemberian CSR harus sesuai dengan
persetujuan pusat
Koordinasi yang dilakukan hanya dengan kepala
desa
3 Oportunity (Peluang) Masyarakat sekitar perusahaan merasa cukup
terbantu dengan CSR perusahaan
4 Threat (Ancaman) Perusahaan belum berani melakukan sinergi lebih
lanjut karena semua tergantung dari keputusan
PT. Candi Ngrimbi pusat
Sumber : wawancara lapang diolah
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
41
2. PT. Bank Central Asia (BCA)
a. Profil Perusahaan dan Responden
Bank BCA adalah salah satu perusahaan swasta yang ada di
kabupaten banyuwangi dan bergerak di bidang jasa perbankan.
Responden kami adalah Bapak Hadi Waskito selaku Kepala
Operasional BCA Banyuwangi
b. Penjelasan Tentang CSR yang telah dilakukan perusahaan
Berdasarkan penjelasan responden,sampai saat ini BCA tidak
hanya concern pada bidang bisnis belaka namun juga concern pada
pemberdayaan sosial kemasyarakatan. Proses pemberdayaan sosial
masyarakat ini ada sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan.
Pelaksanaan CSR di BCA sendiri ada yang dilakukan oleh BCA pusat
namun ada pula yang pelaksanaannya diserahkan kepada daerah
yang itu artinya dilakukan oleh kantor cabang masing-masing
Sampai saat ini ada beberapa program perusahaan yang telah
dilaksanakan sebagai bentuk CSR perusahaan:
1. Donor darah untuk karyawan BCA setiap 2 bulan sekali
2. Bantuan beasiswa secara rutin tiap tahun untuk karyawan agar
dapat melanjutkan sekolahnya
3. Bantuan dana hibah untuk tempat-tempat ibadah masyarakat
4. Bantuan alat olahraga untuk sekolah maupun universitas yang
menjalin kerjasama dengan Bank BCA
Selain beberapa program diatas,ada pula program khusus dari
BCA pusat untuk berkontribusi pada pengembangan sosial masyarakat
dan budaya seperti:
1. Diterbitkannya kartu kredit dengan motif batik beberapa saat
setelah batik diresmikan sebagai warisan budaya indonesia
2. Pemberian bantuan dana untuk atlet nasional kita yang akan
berlaga di luar negeri
c. Sinergitas dengan pemerintah
Menurut pengakuan responden, untuk kerjasama dengan pihak
pemerintah setempat yang dalam hal ini adalah pemerintah
Kabupaten masih belum masimal. selama ini koordinasi masih sebatas
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
42
surat edaran yang dikeluarkan oleh bupati tentang kewajiban
melaksanakan program CSR bagi perusahaan. Selain itu belum ada
forum yang digunakan untuk keperluan koordinasi intens antara pihak
BCA dengan pemerintah padahal untuk Bank BCA sendiri selalu
melakukan koordinasi intens dengan bank-bank lainnya melalui forum
komunikasi perbankan se Banyuwangi. Inilah yang menyebabkan
sampai saat ini pihak BCA Banyuwangi masih mengalami kesulitan
dalam mengimplementasikan program-program CSR yang dimiliki.
karena kurangnya data dan informasi yang dimiliki oleh pihaknya
terkait kebutuhan masyarakat banyuwangi sendiri. Untuk itu ke
depannya pihak BCA Banyuwangi mengharapkan adanya komunikasi
yang jelas dengan pemerintah sehingga program-program perusahaan
bisa benar-benar menimbulkan kemanfaatan yang jelas bagi
masyarakat Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan.
Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan
perusahan PT. Bank Central Asia (BCA) maka jika dipetakan dalam analisa SWOT
maka hasil analisa adalah sebagai berikut:
Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT.Bank Centra Asia (BCA)
No Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) BCA memiliki program CSR pusat dan juga
memiliki program CSR dari cabang, sehingga
banyak CSR yang dilakukan
2 Weakness
(Kelemahan)
CSR yang diberikan belum memiliki alasan dan
fokus yang jelas, seperti ada donor darah, operasi
katarak, bantuan terhadap acara sekitar, dsb.
Kurangnya data yang dimiliki untuk menunjang
CSR
3 Oportunity (Peluang) Banyaknya aspek dan lingkup yang bisa
dijangkau oleh persuahaan
4 Threat (Ancaman) kurang data untuk menunjang jalannya CSR
perusahaan
Sumber : wawancara lapang diolah
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
43
Berdasarkan pengamatan dilapangan terhadap beberapa sampel dari
perusahaan BUMN, BUMD, serta Swasta terhadap dinamika pelaksanaan program
tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR)
didapatkan gambaran umum sebagai berikut:
Tabel Uraian Temuan Lapang Kegiatan CSR dunia usaha di Kabupaten Banyuwangi
No Indikator Deskripsi
1 Strength (kekuatan) Adanya kesadaran beberapa perusahaan
mengenai pelaksanaan program CSR
Peraturan beberapa perusahan yang mendukung
Dukungan finansial perusahaan
Beragamnya kegiatan CSR yang dilakukan
perusahaan.
2 Weakness
(Kelemahan)
Lemahnya koordinasi, baik antara perusahaan
dengan perusahaan ataupun antara perusahaan
dengan pemerintah.
Lemahnya koordinasi berdampak kepada
lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan CSR
Belum terbentuknya forum yang menaungi
MEMBANGUN SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
44
No Indikator Deskripsi
Belum adanya payung hukum yang memayungi
adanya sinergitas
3 Oportunity (Peluang) Peraturan daerah yang menghimbau kegiatan
CSR dari masing-masing perusahaan
Semakin bertambahnya dunia usaha di
Kabupaten Banyuwangi
Semakin tumbuhnya perekonomian yang
berimbas kepada peningkatan laba perusahaan.
Adanya kemauan dari beberapa perusahaan
untuk saling bersinergi
4 Threat (Ancaman) Pemahaman yang salah dari masyarakat
mengenai program CSR.
Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan
Perbedaan kepentingan dari masing-masing
perusahaan
Minimnya data dalam menunjang pelaksanan
CSR
Salah satu yang paling menonjol dari beberapa bentuk kekuatan dalam
kegiatan CSR dari berbagai dunia usaha yang berada di Kabupaten Banyuwangi
adalah sudah mulai munculnya kesadaran akan pentingnya kegiatan CSR,
kekuatan tersebut semakin tumbuh dengan didukung oleh peraturan perusahaan
dalam pelaksanaan program CSR di perusahaan. Hal tersebut memang bukan
muncul disemua jenis usaha namun masih sebagian, terdapat perusahaan yang
malah tidak memahami apa yang dimaksud dengan CSR tersebut sehingga
mereka tidak melakukan kegiatan CSR. Pemahaman mengenai CSR ini dapat
menjadi suatu hambatan dalam pelaksanaan program CSR yang dapat berimbas
kepada kekurangtepatan bentuk kegiatan CSR yang dilakukan serta salahnya
sasaran dari kegiatan tersebut.
Pengetahuan perusahaan terhadap pemahaman CSR juga ditunjang oleh
belum adanya komunikasi yang intensif antara perusahaan dengan perusahaan
maupun perusahaan dengan pemerintah daerah. Pemerintah daerah sebenarnya
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
45
telah mengeluarkan Peraturan Bupati yang menghimbau setiap perusahaan
melakukan program keperdulian sosial / CSR namun karena masih kurang
intensifnya sosialisasi dan pengawasan masih banyak perusahaan yang masih
enggan untuk melakukan program tersebut terutama untukperusahaan-
perusahaan swasta, sedangkan perusahaan BUMN pengamatan dilapangan
seluruhnya telah melakukan program CSR karena diperkuat dengan adanya
peraturan menteri BUMN yang mengharuskan setiap perusahaan BUMN untuk
menjalankan program CSR. Tingkat kesadaran dan pemahaman perusahaan yang
kurang, ditunjang oleh lemahnya sosialisasi semakin diperparah dengan tingkat
kepentingan perusahaan yang berbeda-beda dapat menjadi ancama terhadap
sinergitas pembiayan non APBD sebab dengan perusahaan yang tingkat
kepentingan yang berbeda apalagi berseberangan maka akan sangat sulit untuk
bersinergi dalam program CSR ini.
Setelah mendapatkan IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal
Factor Evaluation) maka langkah selanjutnya adalah membuat matrik SWOT
dimana Matriks Strength – Weaknesses – Opportunities - Threat (SWOT)
merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan
empat tipe strategi, yaitu strategi SO (Strength-Opportunity), strategi WO
(Weakness-Opportunity), strategi ST (Strength-Threat), dan strategi WT
(Weakness-Threat). Keempat tipe strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Strategi SO (Strength-Opportunitiy), strategi ini menggunakan
kekuatan internal pemerintah daerah untuk meraih peluang-peluang
yang ada di luar pemerintah daerah.
Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi bertujuan untuk
memperkecil kelemahan-kelemahan internal pemerintah daerah
sinergitas pembiayaan non APBD dengan memanfaatkan peluang-
peluang eksternal.
Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini pemerintah
daerah berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman-ancaman eksternal.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
46
Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taktik
untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta
menghindari ancaman.
Berdasarkan matrik IFE dan EFE maka matrik SWOT bagi program
Sinergitas Pembiayaan Non APBD diuraikan sebagai berikut:
Tabel Matching Tool Strategi Sinergitas Pembiayaan Non APBD
Streght (Kekuatan)
Adanya kesadaran beberapa perusahaan mengenai pelaksanaan program CSR
Peraturan beberapa perusahan yang mendukung
Dukungan finansial perusahaan Beragamnya kegiatan CSR yang
dilakukan perusahaan.
Weakness (Kelemahan)
Kurang bervariasinya kegiatan CSR disebabkan kurangnya pengetahuan dari beberapa perusahaan
Lemahnya koordinasi, baik antara perusahaan dengan perusahaan ataupun antara perusahaan dengan pemerintah.
Lemahnya koordinasi berdampak kepada lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan CSR
Belum terbentuknya forum yang menaungi
Belum adanya payung hukum yang memayungi adanya sinergitas
Opportunity (Peluang)
Peraturan daerah yang menghimbau kegiatan CSR dari masing-masing perusahaan
Semakin bertambahnya dunia usaha di Kabupaten Banyuwangi
Semakin tumbuhnya perekonomian yang berimbas kepada peningkatan laba perusahaan.
Adanya kemauan dari beberapa perusahaan untuk saling bersinergi.
Strategi SO
Mengembangkan ragam kegiatan program CSR yang lebih bermanfaat dan cakupan wilayah yang semakin luas.
Strategi WO
Membentuk sebuah forum yang menaungi kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi
Membentuk payung hukum untuk pelaksanaan CSR.
Membuat sebuah pertemuan rutin untuk membahas isu strategis pembangunan
Treath (Ancaman)
Pemahaman yang salah dari masyarakat mengenai program CSR.
Strategi ST
Intensitas sosialisasi program CSR ke Masyarakat
Peningkatan koordinasi dan
Strategi WT
Memperkuat fungsi dari forum, utamanya terhadap komunikasi baik antar perusahaan maupun
Faktor Internal
Faktor Eksternal
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
47
Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan
Perbedaan kepentingan dari masing-masing perusahaan
Minimnya data dalam menunjang pelaksanan CSR
komunikasi antar perusahaan serta pemerintah
pemerintah.
Dari berbagai daftar kekuatan (streght), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity) serta ancaman (treath) akan di dapatkan matching tool dimana
tujuan matching tool ini juga untuk melihat strategi yang akan muncul bilamana
diketahui jenis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Apabila dalam
upaya untuk mensinergikan pembiayaan non APBD diketahui kekuatannya adalah
sudah mulai munculnya kesadaran untuk melakukan CSR serta adanya peluang
yang dimiliki yaitu semakin berkembangnya dunia usaha dengan semakin
meningkatnya perekonomian di Kabupaten Banyuwangi maka strategi yang dapat
diambil adalah dengan semakin meningkatkan ragam kegiatan CSR dari saat ini.
Lalu pendekatan ini bila dikaitkan antara kelemahan dan peluang maka
dapat dimana dalam upaya sinergitas pembiayaan non APBD memiliki kelemahan
berupa masih rendahnya koordinasi antar perusahaan maupun dengan
pemerintah dilihat dari sisi peluang yang memperlihatkan adanya kemauan
perusahaan untuk bersinergi maka alternatf terhadap strateginya adalah dengan
membentuk forum yang menaungi kegiatan CSR dimana elemen dalam forum
tersebut terdiri dari perusahaan-perusahaan baik perusahaan sejenis maupun
lintas perusahaan serta elemen pemerintah. Agenda yang terdapat dalam forum
tersebut setidakanya dapat membahas mengenai berbagai perpektif CSR , isu-isu
strategis pengembangan CSR di Banyuwangi maupun membahas permasalahan-
permasalahan yang melingkupi kegiatan CSR.
Dari segi kekuatan dilihat dari segi ancaman terhadap sinergitas
pembiayaan non APBD dapat terlihat alternatif strategi yang dapat dimunculkan
bilamana terdapat kemauan perusahaan untuk melakukan CSR namun terdapat
ancaman yaitu persepsi masyarakat yang salah mengenai program CSR maka
alternative straegi yag dapat muncul adalah dengan mengintensifkan sosialisasi
kepada masyarakat agar tujuan dari pelaksanaan program CSR dapat terlaksana.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
48
Dilihat dari segi kelemahan dan ancaman salah satu alternatif yang dapat
muncul apabila melihat jenis kelemahan dilihat dari segi ancaman seperti bila
kelemahan berupa kurangnya komunikasi dengan melihat ancaman mengenai
tingkat kepentingan masing-masing perusahaan yang berbeda bahkan terdapat
perusahaan yang tingkat otoritasnya ditentukan oleh perusahaan pusat maka
strategi yang muncul adalah dengan mengintensifkan keberadaan forum agar
komunikasi antar perusahaan dapat meningkat dan tercipta berbagai solusi
terhadap permasalahn komunikasi antar perusahaan.
Penggunaan analisa SWOT sangat berguna untuk membuat alternatif-
alternatif terhadap suatu tujuan dengan mempertimbangkan unsur kekuatan
(streght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (treath).
Berdasarkan unsur-unsur tersebut akan tercipta berbagai alternatif strategi untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai jika dalam kajian ini adalah untuk tujuannya
membuat sinergitas pembiayaan non APBD maka dengan pendekatan tersebut
akan lahir alternatif strategi terhadap tujuan yang hendak dicapai.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
Strategi Sinergitas Pembiayaan Non APBD
Masalah Internal
jenis dan ragam kegiatan terbatas
Pemahaman CSR yang masih
kurang
Otoritas Terbatas
peraturan perusahaan
Masalah Ekternal
sasaran kurang tepat
kurangnya data yang akurat
kekurang berhasilan kegiatan
Pandangan salah mengenai
masyarakat
Masalah Kelembagaan
Berjalan Sendiri-sendiri
Belum adanya forum
kepentingan berbeda
Belum adanya ketentuan yang
tegas
tidak dijalankanya
CSR
Fungsi Pengawasan
kurang
keterbatasan aparatur
Gambar Diagram Pohon Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
87
Untuk mencapai tujuan terciptanya sinergitas pembiayaan non APBD di
kabupaten Banyuwangi berdasarkan pendekatan alat analisis akar masalah terdapat
beberapa permasalahan yang dapat menjadi penghambat tersinerginya pembiayaan
non APBD. Dalam gambar tersebut permasalahn-permasalahan yang terdapat pada
bagian yang paling bawah adalah permasalahan yang harus segera di buatkan
solusinya, semisal adanya pemahaman yang kurang dari perusahaan mengenai definisi
CSR maka berdampak kepada kurang beragamnya pelaksanaan CSR atau perusahaan
bingun mengenai kegiatan CSR apa yang hendak dilakukan. Artinya dengan
permasalahan tersebut pemerintah daerah harus membuat solusi agar perusahaan
mendapatkan pemahaman yang luas mengenai kegiatan CSR, berdasarkan analisa akar
masalah maka solusi untuk mengatasi permasalahn tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel Jenis Masalah Dan Solusi permasalah Berdasarkan Analisa Akar
Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD
No Jenis Permasalahan Solusi Permasalahan
1 Pemahaman CSR yang masih kurang Diadakannya sosialisasi ataupun
workshop mengenai kegiatan CSR
kepada perusahaan
2 Peraturan perusahaan Pemerintah Daerah Melakukan
Mediasi kepada perusahaan induk
3 Kurangnya data yang akurat Pengakurasian dan Pensinergian
data dari masing-masing SKPD
4 Pandangan masyarakat yang salah
terhadap program CSR
Mengintensifkan sosialisasi kepada
masyarakat
5 Belum adanya forum dan perbedaan
kepentingan.
Mensinergikan kegiatan CSR dari
masing-masing perusahaan dalam
suatu wadah forum.
6 Tidak terlaksanakannya CSR oleh
beberapa perusahaan
Sosialisasi dan Pembuatan
peraturan yang tegas
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
88
Program dan Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR per Wilayah
Peta Program
Bantuan dana CSR yang dilakukan di Banyuwangi disebar di 24 kecamatan yang ada di
kabupaten Banyuwangi . dalam pembagiannya, dana CSR ini dikelompokkan dalam 9
bidang meliputi bidang pertanian, ketahan pangan, peternakan , kelautan perikanan,
lingkungan hidup, Koperasi dan UMKM, Pemberdayaan masyarakat, pendidikan serta
perdagangan. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pembagian CSR di 9 bidang
tersebut serta kecamatan- kecamatan yang memperoleh bantuan dana CSR.
1. Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang paling dominan berdasarkan
struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Sektor pertanian tersusun atas
beberapa sub sektor yang sangat potensial.Peranan sub sektor tanaman bahan
makanan dapat me-nyumbang produksi padi Jawa Timur, yang mana Kab. Banyuwangi
merupakan salah satu daerah lumbung padi. Kabupaten Banyuwangi me-rupakan salah
satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang mempunyai luas daerah terbesar,
sehingga dengan adanya ketersediaan luas daerah yang begitu besar tersebut,
kesempatan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian akan mempunyai peluang
besar.Pada tahun 2010 produksi Padi sawah dan ladang sebesar 852.536 ton (dalam
bentuk gabah kering giling) telah mengalami kenaikan sebesar 10,95 persen dibanding
tahun 2009.Sedangkan Untuk produksi tanaman sayuran, didominasi Cabe Besar,
Sawi/Petsai dan Tomat.
Untuk pengembangan di sektor pertanian, maka pemerintah bekerja sama
dengan stakeholder yang ada mendanai beberapa kegiatan daerah dengan dananCSR.
Untuk program CSR bidang pertanian pada umumnya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang bergerak dalam produksi yang berkaitan dengan pertanian seperti
perusahaan pupuk, perusahaan kimia untuk obat-obatan pertanian, perusahaan bibit
pertanian dan perusahaan sejenisnya. Perusahaan-perusahaan tersebut pada orientasi
utama program CSR yang disalurkan pada umumnya diprioritaskan untuk hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pertanian, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan
lain dapat menyalurkan bantuan program CSR ke dalam bidang pertanian.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
89
a. Bidang Tanaman Pangan
Untuk pertanian tanaman pangan menurut dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan setidaknya terdapat tiga program yang dapat disinergikan dengan program
CSR perusahaan. Salah satu bentuk program yang dapat disinergikan adalah bantuan
alat pengolahan tanah (hand tractor), Rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani,
serta bantuan penguatan modal bagi gabungan kelompok tani mitra Bulog.Wilayah
tersebut dinilai oleh pihak dinas tingkat ketersediaan masih kurang dan belum
sepenuhnya mampu terfasilitasi melalui dana dari dinas.
Bagi perusahaan yang memiliki perencanaan penyaluran program dibidang
pertanian semisal penyaluran dana CSR untuk pembangunan irigasi pertanian, maka
perusahaan dapat memperhatikan wilayah di Kecamatan Sempu dan Kecamatan
Genteng, karena diwilayah tersebut berdasarkan informasi dinas tingkat ketersediaan
sistem irigasi pertanian masih membutuhkan penambahan, selain itu juga karena
wilayah tersebut merupakan wilayah potensi pertanian tanaman pangan yaitutermasuk
sebagai wilayah penghasil tanaman padi sehingga ketersediaan saluran irigasi memang
sangat penting sebagai penyuplai kebutuhan air untuk proses tanam komoditas
tersebut.
b. Bidang Tanaman Holtikultur
Untuk sektor pertanian bidang tanaman holtikultur yang menangani masalah
pertanian buah-buahan dan tanaman hiassetidaknya terdapat 5 program yang dapat
disinergikan dengan program CSR seperti kebutuhan pengadaan sumur bor bagi
kebutuhan pengairan pertanian tanaman holtikultura komoditas jambu biji daging
merah serta komoditas jeruk siam. Dimana wilayah yang membutuhkan pengadaan
sumur tersebut adalah di Desa karangdoro Kecamatan Tegalsari untuk komoditas
jambu biji daging merah karena wilayah tersebut potensi pertanian komoditas tersebut
sedang menjadi perhatian namun masih membutuhkan dukungan system pengairan
untuk proses pertaniannya. Selain pengadaan sumur bor tingkat kebutuhan lainnya di
bidang tanaman holtikultur adalah kebutuhan pengadaan keranjang panen, serta
bantuan modal untuk pembelian benih tanaman holtikutur seperti benih pohon jeruk
yang terdapat di Kecamatan Bangorejo. Perusahaan – perusahaan yang hendak
menyalurkan dana CSR di bidang holtikultur dapat memperhatikan informasi tersebut
sebagai dasr pertimbangan untuk jenis penyaluran dan wilayah penyaluran.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
90
c. Bidang Perkebunan
Bidang perkebunan Kabupaten Banyuwangi menyimpan potensi yang sangat
besar karena ditunjang dengan kondisi geografis daerah terutama Banyuwangi bagian
barat yang merupakan daerah dataran tinggi.Beragam potensi perkebunan yang
dimiliki Banyuwangi diantaranya adalah perkebunan kopi, perkebunan kelapa, karet,
kakao, Lada, dan beragam tanaman perkebunan lainnya.potensi tersebut sangat
disayangkan apabila tidak mampu terkelola dengan optimal hanya karena kurangnya
pendanaan
Perusahaan yang perduli terhadap kondisi pertanian dan memiliki perencanaan
penyaluran dana CSR bidang perkebunai maka dapat menjadi pertimbangan seperti
pengembangan tanaman kopi arabika dengan wilayah sasaran Kecamatan Kalibaru dan
Kecamatan Wongsorejo.
2. Peternakan
Sektor peternakan saat ini sedang mendapatkan perhatian tinggi dari
pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi terutama peternakan sapi perah dan sapi
potong.Pemerintah sedang serius untuk terus mengembangkan sentra-sentra
peternakan sapi seperti wilayah Kecamatan Licin untuk peternakan sapi perah dan
Kecamatan Wongsorejo untuk peternakan sapi potong disamping wilayah lainnya di
Kabupaten Banyuwangi.
Agar dapat menghasilkan pembangunan yang maksimal maka program-
program tersebut hendaknya dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder yang
lainnya dan tidak hanya mengandalkan sumber dari pemerintah daerah.Seperti di
kecamatan purwoharjo dan cluring dana CSR digunakan untuk pembuatan biogas.
Pembuatan biogas diharapkan dapat membantu peternak memanfaatkan limbah ternak
dengan memanfaatkannya menjadi biogas yang bisa menjadi sumber kehidupan bagi
masyarakat setempat. Selain itu untuk mendukung program pemerintah
mengembangkan daerah peternakan di kecamatan licin, maka dana CSR digunakan
untuk membantu daerah setempat dengan mendistribusikan bibit sapi unggul di
kecamatan tersebut.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
91
3. Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintah Desa
Selain di bidang pertanian terdapat permasalahan lainnya yang menjadi
program pembangunan di Kabupaten Banyuwangi adalah permasalahan sosial.Salah
satu permasalahan social yang kerap melanda berbagai daerah tidak terkecuali untuk
negara maju adalah permasalahan kemiskinan.Di Kabupaten Banyuwangi
permasalahan kemiskinan terjadi merata di setiap Kecamatan dengan daerah yang
memiliki jumlah kemiskinan yang tertinggi adalah kecamatan Rogojampi dan Kalipuro
Kemiskinan memberikan dampak terhadap beberapa hal seperti tidak tercukupinya
kebutuhan dasar mereka karena rendahnya tingkat pendapat yang diterima
masyarakat. Salah satu kebutuhan dasar masyarakat selain kebutuhan akan pangan
adalaha kebutuhan akan tempat tingga yang layak. Kebutuhan tempat tinggal yang
layak tersebut menjadi kebutuhan dasar karena akan memberikan dampak terhadap
tingkat kesehatan masyarakat.
4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Pencapaian perekonomian Kabupaten Banyuwangi yang besar, salah satu
sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah berasal dari bentuk usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM).sektor ini menjadi penompang utama dalam struktur
perekonomian daerah dengan jumlah UMKM sudah mencapai lebih dari 200.000
UMKM. karena peranannya yang penting dalam perekonomian maka diperlukan
perhatian yang serius untuk menjaga agar usaha tersebut terus tumbuh dan
berkembang. Pengembangan UMKM diharapkan agar perekenomian di Banyuwangi
dapat berkembang serta menjadikan usaha kecil mampu bersaing dengan usaha besar
dengan mempunyai nilai tambah tersendiri. Fasilitas yang bisa didanai dari dana CSR
diantaranya yaitu fasilitas sarana tenda, fasilitas sarana kaos dan fasilitas ketrampilan .
program pengembangan ketrampilan bagi para pedagang kecil dan menengah
diharapkan mampu memperbaiki pedagang kecil agar dapat bersaing dengan
pedagang lainnya. Pelatihan ini juga sangat berguna bagi para pedagang, dikarenakan
masih banyak pedagang yang kurang terampil dalam penjualan serta pengelolaan
usaha , pengembangan ketrampilan bagi PKL diberikan di beberapa kecamatan di
antaranya purwoharjo, glagah, dan giri.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
92
5. Perikanan
Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan
terbesar di Jawa Timur, salah satu daerah di Banyuwangi penghasil ikan yaitu di
daerah muncar yang memiliki pelabuhan ikan.Produksi ikan di Kabupaten Banyuwangi
setiap tahun naik.Berdasarkan data di Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi,
tahun 2011 produksi ikan di Banyuwangi mencapai 57 ribu ton per tahun.Sementara di
tahun 2012 naik menjadi 66 ribu ton.
Untuk meningkatkan potensi perikanan serta mensejahterakan masyarakat
pesisir, maka pemerintah Banyuwangi melakukan program-program yang di danai oleh
CSR dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dana
tersebut akan digunakan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
kesehatan, dan lingkungan. Pasalnya, potensi yang dimiliki sektor kelautan dan
perikanan di Banyuwangisangatlah besar
Beberapa program yang dibaiayai dengan dana CSR diantaranya mengenai
pengolahan hasil laut.pengolahan hasil laut di antaranya yaitu pembuatan nugget,
pembuatan gel, pembuatan bakso, dll. Pelatihan ketrampilan ini bertujuan agar
pengolahan hasil laut tidak hanya berhenti pada penjualan bahan mentah hasil laut,
namun sudah berupa hasil olahan yang menghasilkan nilai jual lebih tinggi
dibandingkan hanya menjual hasil laut. Dan hal ini nantinya diharapkan dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. Program – program lain yang dapat
didanai oleh dana CSR yaitu bantuan peralatan pemasaran seperti freezer dan coolbox.
Penggunaan freezer diharapkan membantu penyimpanan ikan agar lebih tahan lama
dan tetap segar sehingga tidak membuat rugi negalayan jika ikan yang didapat tidak
terjual semua.
Program lain yang dibiayai oleh dana CSR di bidang perikanan yaitu gerakan
makan ikan yang ditujukan kepada seluruh warga Banyuwangi. Hal ini mengingat
bahwa Banyuwangi memiliki potensi yang baik di bidang perikanan, maka dengan
peningkatan jumlah konsumsi ikan karena pentingnya protein bagi tubuh maka nantiya
diharapkan akan berdampak pada pendapatn nelayan.
6. Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan
Dana CSR di Banyuwangi juga tidak luput pada program pembangunan pada
bidang perindustian, perdagangan dan pertambangan. Untuk peningkatan pada bidang
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
93
tersebut maka pembangunan program yang didanai oleh CSR di Banyuwangi banyak
ditujukan pada IKM . adanya bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
usaha masyarakat di Banyuwangi, dapat menciptkan sebuah kemandirian dan bisa
bersaing dengan usaha besar. Bantuan program yang diberikan berupa peralatan
produksi, bantuan pinjaman dengan bunga rendah, serta ketrampilan dalam bidang
pemasaran. Bantuan program yang di danai dengan CSR lebih banyak pada bantuan
peralatan IKM Gula sehat. Hal ini dikarenakan gula merupakan industri inti dan perlu
dikembangkan untuk kemajuan daerah Banyuwangi. Penerima bantuan inperalatan
gula ditujukan di kecamatan rogojampi, srono, bangorejo, pesanggaran dan siliragung.
Kecamatan- kecamatan tersebut merupakan daerah di Banyuwangi yang merupakan
sentra IKM di sektor gula.
7. Lingkungan Hidup
Kepedulian terhadap lingkungan sangat perlu perhatian khusus. Hal ini karena
lingkungan berperan banyak untuk kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Kerusakan
pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena
tangan-tangan jahil manusia.Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang
dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang
tidak maksimal pada lingkungan tersebut dan menghambat aktivitas manusia. Maka
dari itu, maka diperlukan program-program khusus untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan sekitar.
semakin meningkatnya kuantitas perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
Banyuwangidengan melakukan kegiatan eksploitasi serta ekstraksi terhadap lingkungan
hidup dan sumber daya alam harus pula berbanding lurus dengan kualitas
pertanggungjawaban dan penanganan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan dan sumber daya alam, sehingga, akan
tercipta harmonisasi dan keseimbangan antara kegiatan perekonomian (profit), sosial
(people) dan pelestarian terhadap lingkungan hidup (planet) oleh korporasi sesuai
dengan prinsip Triple Bottom Lines CSR (Keuntungan, tanggung jawab sosial dan
kelestarian lingkungan) sebagai tonggaknya. Pada tabel 7.4 dapat dilihat mengenai
program- program yang dilakukan untuk lingkungan hidup di Banyuwangi, diantaranya
yaitu pemeriksaan kesehatan masyarakat, pembentuka IPAL biogas, dan sebagainya.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
94
Tabel 7.4 Program-program Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup
Yang Dapat Dibiayai Melalui Program CSR
NO PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN
LOKASI KETERANGAN
1. Pemeriksaan kesehatan masyarakat sekitar pabrik terkait disfungsi paru-paru akibat debu semen dan asbes
Sekitar pabrik semen, asbes, mebeuler dan pecahan batu.
2. Pembentukan bank sampah (konsep : pinjam uang, bayar pakai sampah)
Lokasi timbulan sampah, lokasi padat penduduk, contoh : perumahan GGM, Sobo, Sutri, Brawijaya dll.
3. Pembentukan patroli lingkungan oleh my darling (masyarakat sadar lingkungan)
Sekitar pabrik yang berpotensi mencemari lingkungan, patrol perairan untuk kerusakan terumbu karang dan patrol sungai untuk pencemaran air.
4. Kemah hijau dan sekolah alam siswa SD/SMP, pembentukan karakterpeduli lingkungan
Kalongan licin, watudodol kalipuro, paltuding kawah ijen, trianggulasi alas purwo.
5. Pembuatan portaible biogas digester dari limbah rumah tangga (sisa makanan)
Pilot projek di beberapa perumahan
6. Pembuatan IPAL Biogas Masyarakat petani ternak
7. Bantuan sarana pengelolaan sampah dengan system 3 R (Reduse, Reuse, Recycle)
Masyarakat Kabupaten Banyuwangi
8. Penanaman pohon daerah penangkap air Sekitar sumber-sumber air, sempadan sungai
9. Penghijauan tanaman pantai dan tanaman produktif
Jalan lingkar timur (Kel. Mandar, Kepatihan, Karangrejo, Kertosari) kawasan pelabuhan ketapang.
10. Pembuatan Biopori Lahan yang cenderung kurang produktif
11. Sanitasi lingkungan / MCK (Mandi, Cuci, Kaskus)
Masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai MCK
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup
8. Pendidikan
Pendidikan merupakan unsur paling penting suatu bangsa.Kemajuan suatu
bangsa merupakan cerminan dari kemajuan pendidikan rakyatnya. Kemajuan di bidang
pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak tidak hanya pemerintah. Dengan
peran serta lembaga-lembaga terkait, tentunya dapat membantu meringankan beban
pemerintah guna memajukan pendidikantermasuk di daerah Banyuwangi. Peningkatan
di bidang pendidikan diharapkan menciptan generasi penerus bangsa yanglebih baik.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
95
Program bidang pendidikan yang didanai oleh CSR di daerah Banyuwangi dapat dilihat
pada tabel 7.5. pengembangan di bidang pendidikan di Banyuwangi tidak hanya
dilakukan dengan program peningkatan sarana dan prasarana sekolah serta bantuan
dan penghargaan bagi siswa. Namun juga termasuk penghargaan bagi guru yang
berprestasi. Hal ini dikarenakan guru dianggap sebagai salah satu indikator
keberhasilan pendidikan di indonesia.
Tabel 7.5 Program-program Pembangunan Bidang Pendidikan Yang
Dapat Dibiayai Melalui Program CSR
Nomor Pelaksanaan Program / Kegiatan pembangunan
Lokasi / Keterangan
1 Pembangunan Taman Posyandu Masing - masing desa se kabupaten Banyuwangi
2 Pembelian alat peraga, perlengkapan sekolah bagi siswa kurang mampu bagi SiswaSD, SMP, SMA dan SMK
Siswa se Kabupaten Banyuwangi
3 Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi kurang mampu
Siswa kurang mampu
4 Pemberian besiswa bagi siswa berprestasi
Siswa yang berprestasi
5 Pemberian penghargaan bagi guru berprestasi
Guru berprestasi
6 Pemberian Penghargaan bagi siswa berprestasi SD, SMP, SMA dan SMK
Siswa berprestasi
Sumber: Dinas Pendidikan
9. Ketahanan Pangan
Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pangan nasional di Jawa Timur,
yang memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi produksi pangan nasional.
Sektor pertanian di Banyuwangi tidak hanya berperan terhadap ketahanan pangan
tetapi juga mempunyai andil yang sangat besar terhadap sumber pendapatan,
kesempatan kerja, serta perekonomian regional maupun nasional.
Namun, permasalahan ketahanan pangan di berbagai daerah termasuk di
Banyuwangi sebagai implikasi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, konstruksi,
dan beberapa sektor non pertanian lainnya, telah terjadi konversi lahan pertanian
sehingga luas garapan usaha tani semakin berkurang dan kapasitas produksi semakin
menurun. Ini merupakan problem yang harus dihadapi dihadapi bersama. Dukungan
semua pihak diperlukan untuk menekan laju konversi lahan pertanian antara lain
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
96
melalui perencanaan dan pengendalian tata ruang, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan;
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha pertanian serta pengendalian
pertumbuhan penduduk.
Untuk meningkatkan ketahanan pangan di Banyuwangi, maka dilakukan
program-program pengembangan dan peningkatan baik di sektor pertanian maupun non
pertanian untuk ketahanan pangan di Banyuwangi. Beberapa program yang perlu
ditingkatkan dan didanai oleh biaya CSR meliputi beberapa sektor yaitu: pertanian,
peternakan, dan perikanan.
Di bidang pertanian bantuan yang diberikan dari dana CSR yaitu berupa
pemberian bibit tanaman sayur .Pemberian bibit diharapkan dapat mendongkrak petani
sayur untuk peninngkatan produksinya. Pembagian bibit sayur di antaranya bibit tomat,
terong, kacang panjang, cabe besar dan cabe kecil. Pemberian bibit sayur dikarenakan
karena produksi sayur di Banyuwangi rendah dibandingkan dengan padi. Kesulitan
mendapatkan bibit unggul mengakibatkan produksi sayur rendah.
Bantuan lain yang diberikan yaitu di bidang peternakan , perikanan dan pupuk.
Hal ini juga bertujuan agar pengembangan bidang tidak hannya di pertanian, namun
juga ke semua bidang. Pemberian bantuan di bidang peternakan yaitu berupa pemberian
bibit ayam buras, bibit itik, dan di bidang perikanan yaitu pemberian bibit lele di
kecamatan licin.
Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR per Wilayah
Dalam peningkatan CSR telah dijelaskan bahwa ada 9 bidang dinas yang
memperlihatkan keinginan untuk mensinergikan program pembangunannya dengan
program CSR dengan berbagai program dan kegiatan yang tersebar di 24 Kecamatan
di daerah Banyuwangi. Di Banyuwangi sendiri terdapat 24 kecamatan yang masing-
masing wilayah mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhan wilayah tersebut.
Berikut akan di jelaskan program – program yang didanai oleh dana CSR di 24
kecamatan yang tersebar luas di Kabupaten Banyuwangi.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
97
a. Kecamatan Gambiran
Kecamatan Gambiran merupakan salah
satu kecamatan yang ada di kabupaten
Banyuwangi. Secara geografis,
Kecamatan gambiran berbatasan
langsung dengan Kecamatan Genteng
dan Bangorejo di sebelah utara dan
selatan sedangkan di sebelah Barat dan
timur, Kecamatan Gambiran berbatasan
langsung dengan Kecamatan Tegalsari
dan Cluring.
Program CSR di kecamatan ini masih
dalam 2 lingkup yaitu di bidang pertanian
dan kelautan perikanan. Di bidang
pertanian, program yang masih terbuka
untuk dikembangkan adalah bantuan
penguatan untuk modal Gabungan
Kelompok Tani. Sedangkan di bidang kelautan program yang masih terbuka untuk
dikembangkan adalah program penguatan Gerakan Memasyarakat Makan Ikan seperti
yang ditunjukkan dalam tabel 7.6
Tabel7.6 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Gambiran
No Program
Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan
1 Bantuan penguatan modal bagi Gabungan Kelompok Tani Mitra Bulog
2 Pengembangan tanaman kelapa gejah
Bidang Kelautan Perikanan
3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
98
b. Kecamatan Bangorejo
Pada kecamatan Bangorejo sudah
banyak program-program yang
dikembangkan dengan bantuan dana CSR.
Salah satu contohya yaitu di bidang
peternakan. Potensi peternakan Banyuwangi
ini masih diperkaya produksi kulit. Program
yang mendukung pengembangan
peternakan di kecamatan ini yaitu
pembuatan biogas dan pabrik pakan ternak,
hal ini dikarenakan kecamatan bangorejo
memiliki potensi pada bidang peternakan.
Untuk menigkatkan nilai tambah pada
bidang peternakan maka program yang
dapat disenrgikan adalah pembuatan pabrik
pakan ternak dan biogas. Pembuatan pabrik
pakan ternak dibuat dengan tujuan untuk
mengurangi ketergantungan produk pakan
jadi dari luar kabupaten dengan harga pembelian yang tinggi. Dengan dibentuknya
pabrik pakan ternak di kecamatn ini, diharapkan mempermudah peternak dalam
mengelola peternakannya.
Untuk pembuatan biogas diharapkan mampu menggunakan sisa kotoran ternak
yang melimpah di kecamatan ini dan menjadikan kecamatan bungorejo menjadi
kecamatan mandiri. Selain di bidang ternak pengembangan program untuk kemajuan
daerah dapat dilihat pada tabel 7.7
Tabel7.7 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Bangorejo
No Keterangan
Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan
1 Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura (komoditas jeruk siam)
2 Pengadaan keranjang panen buah (komoditas buah naga)
3 Bantuan modal untuk pembenihan jeruk dalam rangka mendukung kawasan hortikultura
4 Pengembangan tanaman kelapa gejah
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
99
No Keterangan
5 Intensifikasi tanaman kelapa
6 pengembangan tanaman tebu rakyat
Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
7 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa
Bidang Peternakan
8 Pabrik pakan ternak
9 Biogas
Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan
10 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi
Bidang Kelautan Perikanan
11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
14 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
15 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
16 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
c. Kecamatan Banyuwangi
Kecamatan Banyuwangi merupakan ibu kota
dari kabupaten ini. Di kecamatan Banyuwangi
dapat dikatakan sebagai pusat perdagangan di
kabupaten Banyuwangi. Dari data Banyuwangi
dalam angka tahun 2010 tercatat indutri rumah
tangga yang bersifat informal sebanyak 416
industri dengan penyerapan tenaga kerja
sekitar 2.958 orang dan Industri kecil formal
sebanyak 130 industri dengan penyerapan
tenaga kerja sebanyak 891 orang. Hal ini telah
dapat menunjukkan bahwa kecamatan
Banyuwangi merupakan pusat perdagangan di
kabupaten ini.
Untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada di kecamatan Banyuwangi
maka program pemerintah yang dapat disinergikan dengan CSR dapat dilihat pada
tabel 7.8. karena kecamatan Banyuwangimerupakan ibukota dari kabupaten ini, maka
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
100
akses perusahaan swasta dan pemerintah untuk pengembangan daerah lebih mudah.
Banyak program-program dari berbagai bidang yang dilakukan di kecamatan ini.
Seperti bidang pemberdayaan masyarakat, perikanan, peternakan dan ketahanan
pangan.
Tabel7.8 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Banyuwangi
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa
Bidang Peternakan
3 Alat pemotong rumput (chooper)
Bidang Perindustrian,Perdagangan dan Pertambangan
4 Bantuan peralatan membatik dan pelatihan untuk penumbuhan WUB dalam rangka pengembangan OVOP
5 home industry mamin dalam rangka penerapan good manufacturing practices
6 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi Industri kecil
7 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi pedagang kecil
8 Bantuan tenda dan gerobak dagang bagi PKL
9 Bantuan subsidi harga bahan pokok untuk pelaksanaan pasar murah
10 Fasilitasi promosi produk - produk unggulan IKM
Bidang Kelautan Perikanan
11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
14 Rehabilitasi ekosistem pantai
15 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
16 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
17 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
18 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan
Bidang Ketahanan Pangan
19 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
Dinas Koperasi dn UMKM
20 Fasilitas sarana Tenda
21 Fasilitasi sarana Kaos
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
101
d. Kecamatan Cluring
Kecamatan Cluring terletak di sebelah barat
dari kecamatan Muncar Kabupaten
banyuwangi. Letaknya yang dekat dengan
daerah muncar yang merupakan tempat
pelelangan ikan di Banyuwangi membuat
Kecamatan ini juga memiliki potensi
pemasaran perikanan yang juga perlu untuk
dikembangkan seperti program bantuan
peralatan pemasaran produk perikanan bagi
kelompok pemasar dan juga program
pelatihan dan bantuan alat pengolah produk
perikanan konsumsi. Beberapa program
yang dapat dilakukan di kecamatan Cluring
dalam rangka mengembangkan potensi
daerah dapat dilihat pada tabel 7.9
Tabel7.9 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Cluring
No Keterangan
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
1 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa
Bidang Peternakan
2 Biogas
Bidang Kelautan Perikanan
3 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
4 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
5 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
102
e. Kecamatan Genteng
Genteng merupakan salah satu kecamatan di
kabupaten Banyuwangi yang merupakan
pusat perdagangan ketiga setelah
Banyuwangi dan rogojampi. Karena
merupakan salah satu pusat
perdagangan,cukup banyak program-
program yang masih membutuhkan
pengembangan lebih lanjut seperti bantuan
rehabilitasi jaringan irigasi di bidang
pertanian, program pengentasan kemiskinan
dngan bantuan sosial bagi rumah yang tidak
layak, Pelatihan dan bantuan alat pengolah
produk perikanan konsumsi di bidang
perikanan dan lainnya. Program–program
pengembangan desa melalui dana CSR yang
dapat dilakukan di kecamatan Genteng dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 7.10
Tabel 7.10 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Genteng
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani
2 Pengembangan tanaman kelapa gejah
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa
Bidang Kelautan Perikanan
4 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
5 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
6 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Bidang Koperasi dan UMKM
7 Fasilitas sarana Tenda
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
103
f. Kecamatan Giri
Beberapa program yang dapat dilakukan di
kecamatan Giri dalam rangka
mengembangkan potensi daerah dapat
dilihat pada tabel 7.11. program yang
dilakukan sangat beragam di banyak
bidang. Dan program wajib yang dibuat
oleh pemerintah dengan bantuan dana
CSR adalah di bidang perikanan yaitu
gemar makan ikan (GEMARIKAN). Hal ini
mendukung dan menguatkan daerah
Banyuwangi sebagai penghasil ikan yang
sangat potensial. Walaupun kecamatan giri
bukan daerah pesisir, namun program ini
dilaksanakan guna mensosialisasikan
betapa pentingnya ikan dengan
kandungan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini juga menunjukkan
bahwa tingkat daya beli masyarakat rendah di daerah penghasil ikan. Maka program ini
dilaksnakan guna meningkatkan kesadaran masyrakat akan pentingnya ikan sebagai
sumber protein tinggi.
Tabel 7.11 Program - Program yang dapat di danai oleh dana CSR
di Kecamatan Giri
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa
Bidang Kelautan Perikanan
3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Bidang Koperasi dan UMKM
4 Fasilitas sarana Tenda
5 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
104
g. Kecamatan Glagah
Bidang pertanian,perkebunan, dan kehutanan
memiliki wilayah yang cukup luas di Kecamatan
Glagah sehingga dalam perkembangannya saat
ini masih banyak sekali program-program yang
dapat dikembangkan lebih lanjut di daerah ini
seperti Rehabilitasi tanaman kopi robusta,
Intensifikasi tanaman kopi robusta,
Pengembangan tanaman kelapa gejah,
Rehabilitasi tanaman cengkeh, Pengembangan
tanaman pala, Modal usaha kelompok tani kopi,
Pasca panen kopi. Untuk lebih jelasnya,
beberapa program yang dapat dilakukan di
kecamatan Glagah dalam rangka
mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.12.
Tabel 7.12 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Glagah
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta
2 Intensifikasi tanaman kopi robusta
3 Pengembangan tanaman kelapa gejah
4 Rehabilitasi tanaman cengkeh
5 Pengembangan tanaman pala
6 Modal usaha kelompok tani kopi
7 Pasca panen kopi
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
8 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa
Bidang Kelautan Perikanan
9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Bidang Koperasi dan UMKM
10 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
105
h. Kecamatan Glenmore
Kecamatan Glenmore memiliki sumber
daya alam yang potensial berupa
perkebunan kopi, kakao, dan karet.
Kecamatan ini terdiri dari 7 desa dengan
38 dusun. Kecamatan ini terlibat aktif
dalam program pemberdayaan
masyarakat.
Potensi perkebunan yang ada di daerah ini
membuat cukup banyak program yang
dapat dilakukan untuk
mengembangkannya lebih jauh seperti
program rehabilitasi, intensifikasi dan
pengembangan tanaman kopi sehingga
diharapkan ke depannya dapat
meningkatkan potensi Kecamatan
Glenmore secara maksimal. Beberapa
program lain yang dapat dilakukan di kecamatan ini dengan bantuan dana CSR dapat
dilihat pada tabel 7.13
Tabel 7.13 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Glenmore
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta
2 Intensifikasi tanaman kopi robusta
3 Pengembangan tanaman kelapa gejah
4 Rehabilitasi tanaman cengkeh
5 Pengembangan tanaman pala
6 Modal usaha kelompok tani kopi
7 Intensifikasi tanaman kelapa
8 Pasca panen kopi
Bidang Kelautan Perikanan
9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
106
i. Kecamatan Kabat
Kecamatan Kabat merupakan salah satu
kecamatan di Banyuwangi yang memiliki
potensi di bidang pertanian dan
perikanan. Namun potensi desa di
daerah ini lebih menonjol di bidang
perikanan. Hal ini dikarenakan karena
kecamatan kabat merupakan daerah
pesisir yang sebagian besar mata
pencaharian penduduk sebagai nelayan.
Untuk mengembangkan daerah ini,
maka pemerintah memiki program yang
dapat disinergikan dengan dana CSR.
Program-program tersebut dapat dilihat
pada tabel 7.14
Tabel 7.14 Program - Program yang
dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Kabat
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
2 Intensifikasi tanaman kelapa
BidangPemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa
Bidang Kelautan Perikanan
4 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
7 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
8 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
9 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
107
j. Kecamatan Kalibaru
Program yang dapat didanai di kecamatan
kalibaru di dominasi oleh bidang perkebunan.
Hal ini sesuai sekali karena di kecamatan
kalibaru memiliki potensi alam yang baik di
bidang perkebunan. Program yang masih
potensial untuk di danai lebih lanjut seperti
Rehabilitasi tanaman cengkeh, Modal usaha
kelompok tani kopi,pengembangan tanaman
tebu rakyat, Bidang Pemberdayaan
Masayarakat dan Pemerintah Desa, Program
pengentasan kemiskinan dengan kegiatan
bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi
masyarakat yang berpenghasilan rendah yang
tersebar di 2 desa. Beberapa program lain yang dapat dilakukan di kecamatan kalibaru
dalam rangka mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.15.
Tabel 7.15 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Kalibaru
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta
2 Intensifikasi tanaman kopi robusta
3 Pengembangan tanaman kelapa gejah
4 Rehabilitasi tanaman cengkeh
5 Modal usaha kelompok tani kopi
6 pengembangan tanaman tebu rakyat
7 Pasca panen kopi
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
8 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 2 desa
Bidang Kelautan Perikanan
9 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
10 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
108
k. Kecamatan Kalipuro
Di Kecamatan Kalipuro terdapat pelabuhan
penyeberangan antara pulau Jawa dan Bali,
yaitu di daerah Ketapang sehingga letaknya
cukup strategis dan ramai karena merupakan
perlintasan antara jawa bagian barat dengan
pulau bali. Beberapa program di bidang
kelautan dan perikanan yang berpotensi
untuk dikembangkan lebih lanjut seperti
Pengadaan bantuan rumpon laut dalam /
dangkal, Gerakan memasyarakatkan makan
ikan (GEMARIKAN), Sosialisasi peraturan bagi
masyarakat perikanan & kelautan, Bantuan
sarana bagi kelompokmasyarakat pengawas
(POKMASWAS) perairan. Program-program
lain di kecamatan kalipuro yang dapat di
danai oleh CSR dapat dilihat pada Tabel 7.16
dibawah ini.
Tabel 7.16 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
Di Kecamatan Kalipuro
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta
2 Intensifikasi tanaman kopi robusta
3 Pengembangan tanaman kelapa gejah
4 Rehabilitasi tanaman cengkeh
5 Pengembangan tanaman pala
6 Modal usaha kelompok tani kopi
7 Intensifikasi tanaman kelapa
8 Pasca panen kopi
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
9 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa
10 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
Bidang Kelautan Perikanan
11 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
12 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
13 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
14 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
15 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
16 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
109
l. Kecamatan Licin
Licin adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Kecamatan ini dibentuk
dari Kecamatan Glagah kabupaten
Banyuwangi menurut Peraturan Daerah
No. 31 Tahun 2004. Secara Geografis,saat
ini Kecamatan Licin berbatasan langsung
dengan Kecamatan Glagah,kalipuro, dan
Songgon. Selain memiliki potensi yang
cukup baik di bidang perkebunan dan
kehutanan, wilayah ini juga memiliki
potensi yang bagus di bidang peternakan
sehingga program distribusi sapi perah
menjadi salah satu hal yang sangat
potensial untuk dikembangkan melalui
program CSR. Tabel 7.17 menggambarkan
program-program lain di kecamatan licin yang potensial untuk didanai oleh CSR.
Tabel 7.17 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Licin
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta
2 Intensifikasi tanaman kopi robusta
3 Pengembangan tanaman kelapa gejah
4 Rehabilitasi tanaman cengkeh
5 Pengembangan tanaman pala
6 Modal usaha kelompok tani kopi
7 pengembangan tanaman tebu rakyat
8 Pasca panen kopi
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
9 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa
Bidang Peternakan
10 Distribusi bibit sapi perah
Bidang Kelautan Perikanan
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
110
No Keterangan
11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Bidang Ketahanan Pangan
12 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
m. Kecamatan Muncar
Kecamatan Muncar adalah
Kecamatan yang memiliki potensi
perikanan yang sangat tinggi. Hasil
tangkapan nelayan di kecamatan
muncar di antaranya ikan lemuru, ikan
tongkol, dan ikan layang. Di kecamatan
muncar terdapat puluhan pabrik
pengolahan ikan. Hasil ikan dan
pengolahan ikan di kecamatan muncar
banyak di ekspor ke negara lain seperti
hongkong, singapura dan belanda.
Selain penghasil ikan kecamatan
muncar merupakan sentra penghasil
semangka terutama di Desa
Tembokrejo dan Desa Bagorejo.
Sebagai kecamatan penghasil ikan terbesar di Banyuwangi dan merupakan
potensi daerah Banyuwangi maka pemerintah bekerja sama dengan swasta
memberikan bantuan di kecamatan muncar melalui dana CSR. Beberapa program yang
ditujukkan di kecamatan muncar sebagian besar merujuk pada perikanan, hal ini
dikarenakan memang di kecamatan muncar merupakan penghasil ikan. Untuk lebih
mengembangkan daerah ini maka program-program yang perlu dilakukan di
kecamatan muncar melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.18
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
111
Tabel 7.18 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Muncar
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Bantuan alat pengolah tanah (hand traktor)
2 Pengembangan tanaman kelapa gejah
3 Intensifikasi tanaman kelapa
Bidang Kelautan Perikanan
4 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
7 Rehabilitasiekosistem pantai
8 Rehabilitasi terumbu karang
9 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
11 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
12 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan
BIdang Koperasi dan UMKM
13 Fasilitas sarana Tenda
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
n. Kecamatan Pesanggaran
Pesanggaran adalah sebuah kecamatan di
barat daya Kabupaten Banyuwangi yang
memiliki wilayah cukup luas. Di kecamatan
ini merupakan kecamatan yang memiliki
potensi di bidang kelautan perikanan karena
letaknya yang berada di tepi pantai selatan
pulau jawa. Beberapa program
pengembangan potensi daerah di
kecamatan ini meliputi 3 bidang, yaitu
bidang pertanian, perindustrian dan
kelautan perikanan. Diantara ketiga bidang
itu, ada satu bidang yang sangat potensial
untuk dikembangkan kembali yaitu bidang
kelautan dan perikanan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7.19
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
112
Tabel 7.19 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Pesanggaran
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
2 Pengembangan tanaman lada
3 pengembangan tanaman tebu rakyat
Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan
4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi
Bidang Kelautan Perikanan
5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
7 Rehabilitasi terumbu karang
8 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
10 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
11 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
o. Kecamatan Purwoharjo
Pada kecamatan purwoharjo program
–program yang di danai oleh CSR meliputi
segala aspek. Dari hal ini dapt disimpulkan
bahwa kecamatan purwoharjo memiliki
potensi yang besar untuk pengembangan
kabupaten Banyuwangi. Mulai dari bidang
pertanian hingga koperasi dan UMKM.
Diantara bidang yang ada tersebut,bidang
perikanan dan kelautan menjadi bidang yang
lebih potensial untuk dikembangkan lebih
lanjut dengan program-program yang ada
seperti Pelatihan dan bantuan alat pengolahan
produk perikanan non konsumsi, Pelatihan
dan bantuan alat pengolah produk perikanan
konsumsi, Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
113
pemasar, Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal, Gerakan
memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN), Sosialisasi peraturan bagi masyarakat
perikanan & kelautan, Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas
(POKMASWAS) perairan
Pada tabel 7.20 dapat dilihat lebih jelas mengenai program-program yang didanai oleh
CSR pada kecamatan Purwoharjo.
Tabel 7.20 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Purwoharjo
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 pengembangan tanaman tebu rakyat
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 9 desa
Bidang Peternakan
3 Alat Pasteurisasi susu
4 Biogas
5 Distribusi bibit sapi perah
Bidang Kelautan Perikanan
6 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
7 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
8 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
9 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
11 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
12 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan
Bidang Koperasi dan UMKM
13 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
114
p. Kecamatan Rogojampi
Kecamatan Rogojampi merupakan salah satu
kecamatan di Banyuwangi yang memiliki
potensi di bidang pertanian dan perikanan.
Namun potensi di daerah ini lebih menonjol di
bidang perikanan. Hal ini dikarenakan karena
kecamatan Rogojampi merupakan daerah
pesisir yang sebagian besar mata pencaharian
penduduk sebagai nelayan. Untuk
mengembangkan daerah ini, maka pemerintah
memiki program yang dapat disinergikan
dengan dana CSR. Program-program tersebut
dapat dilihat pada tabel 7.21
Tabel 7.21 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Rogojampi
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
2 Intensifikasi tanaman kelapa
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 16 desa
Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan
4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi
Bidang Kelautan Perikanan
5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
8 Rehabilitasiekosistem pantai
9 Rehabilitasi terumbu karang
10 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
12 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
13 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan
Bidang Koperasi dan UMKM
14 Fasilitas sarana Tenda
15 Fasilitasi sarana Kaos
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
115
q. Kecamatan Siliragung
Siliragung adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kecamatan ini dibentuk pada tanggal
8 Juli2004 dari Kecamatan Pesanggaran
menurut Perda No. 33 Tahun 2004. Kecamatan
siliragung merupakan daerah pesisir sehingga
daerah ini banyak menghasilkan hasil laut.
Dalam pengembangan daerah ini, maka
pemerintah bersinergi dengan swasta mendanai
program dengan dana CSR dengan tujuan
meningkatkan potensi daerah agar menjadi
lebih maju dan berkembang. Pada tabel 7.22
dapat dilihat mengenai program dari dana CSR.
Tabel 7.22 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Siliragung
No Keterangan
Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
2 pengembangan tanaman tebu rakyat
Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa
Dinas Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan
4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi
Dinas Kelautan Perikanan
5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
8 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
9 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
116
r. Kecamatan Sempu
Kecamatan Sempu merupakan salah satu
kecamatan di Banyuwangi yang memiliki
potensi di bidang pertanian. Pertanian
merupakan sektor unggulan di kabupaten
Banyuwangi. Untuk mengembangkan
potensi pertanian di kecamatan tersebut
maka banyak program-program pemerintah
yang bekerja sama dengan swasta yang
didanai dari dana CSR yang dilakukan utnuk
pengembangan di bidang pertanian, namun
tidak melupakan bidang lain seperti
pemberdayaan masyarakat dan perikanan.
Program-program yang berpotensi untuk
dikembangkan lebih lanjut melalui didanai melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel
7.23
Tabel 7.23 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Sempu
No Keterangan
Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani
2 Pengembangan tanaman kelapa gejah
3 Rehabilitasi tanaman cengkeh
4 Modal usaha kelompok tani kakao
5 Intensifikasi tanaman kelapa
6 pengembangan tanaman tebu rakyat
Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
7 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa
Dinas Kelautan Perikanan
8 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
9 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
117
s. Kecamatan Singojuruh
Kecamatan singojuruh merupakan salah
satu kecamatan di Banyuwangi. Program-
program yang dapat dilaksanakan dengan
bantuan dana CSR dapat dilihat tabel 7.24.
pada kecamatan ini program yang paling
banyak dibutuhkan yaitu pemberdayaan
masyarakat, yaitu bantuan sosial rumah
yang tidak layak huni tersebar di 11 desa.
Kecamatan ini merupakan kecamatan ke-2
yang paling banyak membutuhkan bantuan
di bidang pemberdayaan masyarakat,
kurang lebih sebanyak 1.519 rumah yang
perlu bantuan. Namun,selain
membutuhkan bantuan di bidang
pemberdayaan masyarakat, wilayah ini
juga membutuhkan bantuan pengembangan program di bidang pertanian,kehutanan
dan perkebunan karena potensi di bidang ini juga berpotensi untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat sekitar. Program yang masih berpotensi untuk dikembangkan
melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.24 dibawah ini.
Tabel 7.24 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Singojuruh
No Keterangan
Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 11 desa
Dinas Kelautan Perikanan
3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
118
t. Kecamatan Songgon
Kecamatan Songgon merupakan salah satu
kecamatan di Banyuwangi yang memiliki
potensi di bidang pertanian. Untuk
mengembangkan potensi di kecamatan
tersebut maka banyak program-program
pemerintah yang bekerja sama dengan
swasta yang didanai dari dana CSR yang
dilakukan untuk pengembangan di bidang
pertanian, namun tidak melupakan bidang
lain seperti pemberdayaan masyarakat dan
perikanan. Bidang Pertanian memiliki potensi
yang besar untuk dikembangkan melalui
program-program yang dibuat melalui CSR
seperti Rehabilitasi, intensifikasi dan pengembangan tanaman kopi robusta. Program-
program lain yang berpotensi dikembangkan melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel
7.25
Tabel 7.25 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Songgon
No Keterangan
Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta
2 Intensifikasi tanaman kopi robusta
3 Pengembangan tanaman kelapa gejah
4 Rehabilitasi tanaman cengkeh
5 Pengembangan tanaman pala
6 Modal usaha kelompok tani kopi
7 Modal usaha kelompok tani kakao
8 Intensifikasi tanaman kelapa
9 pengembangan tanaman tebu rakyat
10 Pasca panen kopi
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
11 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 4 desa
Dinas Kelautan Perikanan
12 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
119
u. Kecamatan Srono
Kecamatan srono merupakan salah satu
kecamatan di kabupaten Banyuwangi yang
memiliki potensi daerah berupa produksi
gula kelapa. Dan sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai
pengrajin gula. Diketahui dari data
Banyuwangi dalam angka bahwa kecamatan
srono memiliki jumlah penyerapan tenaga
kerja terbanyak di kabupaten Banyuwangi.
Tercatat sebanyak 12.591 orang pekerja di
industri kecil non formal dan sebanyak 726
orang di industri kecil formal. Dalam
pemebrian bantuan pada masyarakat melalui
bantuan CSR di kecamatan srono lebih
banyak pada pengembangan industri gula serta pengembangan tanaman penghasil
gula seperti kelapa dan tebu. Pada tabel 7.26 dapat dilihat menegnai program-program
CSR yang ada di kecamatan Srono.
Tabel 7.26 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Srono
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
2 Intensifikasi tanaman kelapa
3 pengembangan tanaman tebu rakyat
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
4 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa
BidangPerindustrian,perdagangan dan Pertambangan
5 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi
Bidang Kelautan Perikanan
6 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
7 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
120
v. Kecamatan Tegaldlimo
Kecamatan Tegaldlimo merupakan salah satu
kecamatan yag merupakan daerah pesisir.
Dengan demikian tegaldlimo memiliki potensi
daerah di bidang perikanan. Untuk
menguatkan potensi desa di daerah ini maka
beberapa program dirancang untuk
menjadikan kecamatan ini lebih baik serta
tidak ada ketimpangan antara kecamatan satu
dengan lainnya seperti program melalui
Program pengentasan kemiskinan dengan
kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak
huni bagi masyarakat yang berpenghasilan
rendah yang tersebar di 6 desa. Tabel 7.27 menyajikan program-program lain yang
berpotensi di danai oleh CSR.
Tabel 7.27 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Tegaldlimo
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kelapa gejah
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa
Bidang Kelautan Perikanan
3 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
4 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
5 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
6 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
7 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
8 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
121
w. Kecamatan Tegalsari
Kecamatan Tegalsari memiliki potensi daerah di
bidang pertanian. Salah satu hasil pertanian
yang ada di kecamatan Banyuwangi adalah labu
kuning dan jambu biji. Untuk meningkatkan
kesejahteraan petani di kecamatan ini, maka
diperlukan bantuan agar produk hasil pertanian
utamanya memiliki nilai ekonomi yang lebih
tinggi. Selain pertanian, bidang kehutanan dan
perkebunan juga tidak kalah penting untuk
dikembangkan melalui program CSR sehingga
mampu meningkatkan kehidupan ekonomi
masyarakatnya seperti Pengadaan sumur bor
mendukung kawasan hortikultura(komoditas
jambu biji daging merah), Pengadaan keranjang
panen buah (komoditas jambu biji daging
merah), Pengembangan tanaman kelapa gejah, pengembangan tanaman tebu rakyat
Beberapa bantuan pemerintah dan swasta lain yang dapat dilakukan melalui program
CSR dapat dilihat melalui tabel 7.28
Tabel 7.28 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Tegalsari
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura(komoditas jambu biji daging merah)
2 Pengadaan keranjang panen buah (komoditas jambu biji daging merah)
3 Pengembangan tanaman kelapa gejah
4 pengembangan tanaman tebu rakyat
BidangKelautan Perikanan
5 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
122
x. Kecamatan Wongsorejo
Kecamatan wongsorejo merupakan salah
satu kecamatan di Banyuwangi yang
memiliki potensi di bidang perikanan.
Kecamatan wongsorejo merupakan
kecamatan yang berada di daerah pesisir.
Hasil tangkap ikan di kecamatan ini
seperti ikan kakap,kerapu dan udang.
Selain itu, hasil non ikan seperti cumi-
cumi, kepiting juga bisa di dapatkan di
daerah ini. Untuk peningkatan potensi
daerah maka di kecamatan ini program-
program dari dana CSR lebih banyak
dilakukan untuk pengembangan
ekosistem air.upaya pengembangan
daerah laut perlu dilakukan untuk
meningkatkan tidak sekedar jumlah
produksinya saja tetapi juga kualitasnya, sehingga memenuhi standar untuk dieksport.
Disamping itu karena jenis-jenis ikan kerapu atau kakap merupakan ikan karang, maka
upaya penangkapannya hendaklah juga memperhatikan kelestarian lingkungan
terumbu karang sebagai habitat ikan-ikan karang tersebut. Program program CSR
dapat dilihat lebih lengkap pada tabel 7.29
Tabel 7.29 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR
di Kecamatan Wongsorejo
No Keterangan
Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan
1 Pengembangan tanaman kopi arabika
2 Pegembangan Tanaman Kelapa Gejah
3 Pasca panen kopi
Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa
4 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 12 desa
Bidang Kelautan Perikanan
5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi
6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
123
No Keterangan
7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar
8 Rehabilitasiekosistem pantai
9 Rehabilitasi terumbu karang
10 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal
11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)
12 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan
13 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan
Bidang Koperasi dan UMKM
14 Fasilitas sarana Tenda
Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN FORUM CSR
Dalam rangka meningkatkan optimalisasi pemanfaat dana CSR sebagai upaya
mendukung program-program pembangunan pemerintah daerah maka diperlukan
suatu wadah untuk mensinergikan CSR dengan pembangunan daerah. Salah satu
langkah yang dapat dilakukan adalah pemerintah daerah dapat menginisiasi
membentuk forum CSR. Forum CSR ini merupakan suatu wahana bertemunya
pemerintah daerah, dunia usaha (BUMN, BUMD, Perusahaan, etc.), organisasi
kemasyarakatan, LSM, lembaga pendidikan, dan stakeholders lainnya.
Gambar. 7.2
Model Kelembagaan Pengembangan Forum CSR
Sumber: Penulis, 2013
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
124
Pemerintah daerah dapat menginisiasi pembentukan forum CSR. Pemerintah
daerah harus memiliki semacam tim ad hoc (satgas/pokja) yang khusus menangani
CSR ini. Satgas/pojka ini dapat dinamakan sebagai Tim Fasilitasi CSR (TF-CSR). Pokja
ini terdiri dari SKPD-SKPD yang terkait, dimana salah satu SKPD dapat menajdi
koordinator Pokja ini, Misalnya Bappeda. Pokja ini melakukan sosialisasi-sosialisasi
penetingnya sinergi swasta dalam mendukung perekonomian daerah kesejahteraan
masyarakat melalui sinergi CSR dengan program pembangunan daerah. Pemerintah
daerah dapat mengundang pihak swasta (kalangan usaha), perguruan tinggi,
organisasi kemasyarakatan, dan stakeholders lainnya untuk mendorong pembentukan
forum CSR. Alangkah lebih baik jika forum CSR diberikan payung hukum, misalnya
melalui Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.
Dalam forum CSR ini, pemerintah daerah dapat memberikan fasilitasi kepada
dunia usaha untuk menyalurkan program CSR-nya. Di sisi lain, pemerintah daerah
harus memiliki data base terkait sasaran-sasaran yang dapat dibiayai oleh CSR.
Dengan adanya data base ini, perusahaan memiliki pilihan untuk menyalurkan dana
CSR-nya sesuai dengan minat dan kompetensi dari masing-masing perusahaan. Dalam
hal ini, Perusahan dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi maupun organisasi
kemasyarakatan untuk membantu atau memediasi penyaluran dana CSR perusahan
kepada kelompok sasaran.
Di kalangan perusahan, antar perusahaan dapat membentuk wadah tersendiri
antar perusahaan sebagai media komunikasi antar perusahaan dalam hal penyusunan
program CSR. Wadah ini dapat dinamkan Forum Pelaksana CSR (FP-CSR). FP-CSR
harus dapat menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi koordinator, dimana
tugas koordinator FP-CSR ini adalh menajalin komunikasi yang intensi dengan
koordinatir TF-CSR. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antar keduanya
diharapkan dapat menimbulkan sinergi antar program CSR dan program pembangunan
daerah.
Perguruan tinggi dapat dilibatkan dalam pelaksanaan CSR karena perguruan
tinggi meiliki kompetensi dalam hal pemberdayaan masyarakat, pembinaan maupun
pendampingan bagi pengembangan kelompok masyarakat. Selain itu, organisasi
kemasyarakat dapat dilibatkan dalam pelaksanaan program CSR, karena organisasi
kemasyarakatan biasanya memiliki modal sosial yang kuat yaitu trust (kepercayaan)
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
125
dan keeratan hubungan dengan masyarakat. Sehingga hal ini dapat menjadi garansi
bagi penyaluran dana CSR.
SINERGI PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN CSR
Dalam rangka mendorong sinergi dan arah yang lebih jelas prgram CSR dengan
program pembangunan daerah, maka perlu ada “rule of game” atau aturan main yang
jelas di dalam foum CSR. Perusahan-perusahan setiap tahun dapat menyusun program
CSR-nya masing-masing, kemudian menyampaikan rencana program CSR-nya kepada
koordinator FP-CSR. Kumpulan dari berbagai rencana program CSR yang telah disusun
oleh masing-masing perusahaan yang tergabung dalam FP-CSR kemudian disampaikan
kepada TF-CSR melalui koordinator FP-CSR. Selanjutnya, TF-CSR ini akan
mensinergikan dengan program pembangunan daerah, bisanya akan disinergikan
dengan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).
Gambar 7.3
Model Sinergi Program Pembangunan Daerah dengan CSR
Sumber: Penulis, 2013
Perusahan-perusahaan yang belum tergabung di dalam FP-CSR dapat
menyampaikan program-program CSR-nya langung kepada TF-CSR. TF-CSR dapat
mengarahkan perusahaan-perusahaan yang belum tergabung dalam FP-CSR untuk
bergabung dalam FP-CSR agar lebih memudahkan dalam sinergi dan koordinasi.
FP-CSR
Program CSR
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
126
Kesimpulan
Merujuk kepada hasil pengamatan di lapangan mengenai pelaksanaan
program CSR yang kemudian dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian mengenai
sinergitas pembiayaan non APBD terdapat beberapa poin yang dapat dikemukanan
yaitu :
1. Program – program pembangunan yang potensial dibiayai oleh pembiayaan non
APBD berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
kabupaten Banyuwangi bersadarkan isu strategis terdapat enam hal yaitu
a. Mengenai pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan
b. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran,
c. Pembangunan pertanian dan peningkatan pariwisata
d. Pembangunan infrastruktur,
e. Mengatasi permasalahn degradasi lingkungan,
f. serta peningkatan good government pemerintah daerah
Program tersebut potensial sesuai dengan perencanaan pembangunan
pembangunan jangka menengah daerah, sehingga pelaksanaan pembiayaan
non APBD dapat lebih terarah dan dapat mendukung program karena sejalan
dengan rencana pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi.
2. Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten Banyuwangi
berdasarkan observasi lapangan adalah:
a. Potensi :
Sudah banyak perusahaan yang melakukan program CSR dengan
berbagai variasi pelaksanaan kegiatan
PENUTUP
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
127
Sudah munculnya kesadaran untuk melakukan CSR
Adanya dukungan peraturan perusahaan untuk melakukan CSR
Adanya keterbukaan perusahaan untuk saling bersinergi
Pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan semakin berkembangnya
usaha dan industri yang kemudian akan berimbas kepada semakin
besarnya dana CSR yang akan disalurkan ke Masyarakat
b. Permasalahan:
Masih minimnya pengetahuan mengenai CSR yang menyebabkan
banyak perusahaan tidak memahami definisi dan manfaat CSR sehingga
mereka tidak melakukan CSR.
Minimnya data yang akurat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk
menetapkan sasaran kegiatan sehingga kerap mereka masih harus
melakukan observasi ulang saran kegiatan.
Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan utamanya perusahaan yang
meiliki induk di Jakarta atau Surabaya karena otoritas penentuan
program CSR ditentukan oleh pusat.
3. Permasalahan umum yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi mengenai
pelaksanaan program CSR adalah kurang terarahnya dan terkoordinirnya
pelaksanaan yang diakibatkan belum adanya forum yang mampu
mengakomodir pelaksanaan kegiatan CSR dari semua stakehorlder yang
melaksanakan CSR.
Saran
a. Agar pelaksanaan program CSR tidak terjadi simpang siur maka hendaknya
disesuaikan dengan perencanaan pembangunan daerah. Terdapat beberapa
alternatif bentuk CSR dengan mengacu kepada rencana pembangunan jangka
menengah daerah yaitu:
Tabel 8.1 Program Pembangunan Yang Dapat Dibantu Dengan CSR
NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR
1 Pendidikan 1. Rehabilitasi bangunan sekolah dan sarana
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
128
NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR
penunjang
2. Penyediaan buku-buku sekolah
3. Penyediaan alat-alat praktek & peraga pengajaran
4. Pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi dan
tidak mampu
5. Pemberian seragam sekolah bagi siswa tidak
mampu
6. Pelatihan dan bimibingan bagi peningkatan
kompetensi guru
7. Memberikan pelatihan kewirausahaan bagi siswa
8. Mempermudah akses magang bagi siswa SMK dan
sederajat.
2 Kesehatan
1. Peningkatan program sosial melalui layanan gratis,
misalnya operasi katarak, khitan massal,
pemeriksaan gigi, konsultasi dan pemeriksaan
kesehatan.
2. Penyuluhan kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
3. Peningkatan gizi masyarakat.
4. Bantuan peralatan kesehatan di tingkat posyandu
dan puskesmas pembantu.
5. Peningkatan partisipasi dalam pencegahan wabah
penyakit, misalanya bantuan fogging.
3 Infrastruktur
1. Bantuan penyediaan air bersih di daerah terisolasi
dan daerah kekeringan.
2. Penydiaan sanitasi di pusat-pusat kemiskinan
bayuwangi.
3. Bantuan perbaikan infrastruktur jalan pedesaan.
4. Bantuan penyediaan penerangan di kawasan
terpencil
5. Peningkatan akses informasi bagi masyarakat
melalui penyediaan Wifi gratis di pusat-pusat
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
129
NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR
bertemunya masyarakat, misalnya Alun-alun,
pusat perbelanjaan, dan kantor pemerintahan.
4 Kemiskinan
1. Rehabilitasi rumah bagi keluarga miskin
2. Bantuan modal usaha untuk keluarga miskin.
3. Pelatihan dan pendampingan pemberdayaan
ekonomi masyarakat.
4.
5 Pengangguran
1. Pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi
masyarakat, khususnya generasi muda di
banyuwangi
2. Prioritas tenaga kerja lokal untuk tenaga kerja
bagi perusahaan-perusahaan yang berada di
banyuwangi
3. Bantuan modal usaha bagi calon wirausaha muda
melalui kompetisi (dengan kompetisi busines plan
atau proposal usaha)
6 Sektor UMKM
1. Pembinaan dan pendampingan UMKM di
banyuwangi
2. Peningkatan kerjasama antara UMKM dan industri
besar.
3. Bantuan modal usaha bagi UMKM yang berpotensi
ekspor.
4. Bantuan modal usaha untuk pemberdayaan
ekonomi kaun perempuan
7 Sektor Pertanian
1. Bantuan sarana dan prasarana pertanian bagi
petani miskin
2. Membuat pilot project untuk pengembangan
vaietas tertentu dalam rangka meningkatkan
produktivitas pertanian
3. Memberikan prnyuluhan dan pendampingan bagi
petani dalam rangka proses produksi dan
pengendalian hama serta pasca panen.
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD
130
NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR
4. Kerjasama petani dan industri besar untuk
kepastian pembilian hasil-hasil pertanian yang
dapat mendukung input industri di banyuwangi.
7 Sektor Pariwisata
1. Promosi wisata di banyuwangi
2. Memberikan paket-paket murah untuk wisatawan
berlibur di banyuwangi
3. Peningkatan frekwensi gelar wisata dan festival
seni dan budaya banyuwangi
4. Pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata
8 Lingkungan
1. Bantuan rehabilitasi lingkungan, misalnya
penanaman pohon.
2. Membantu dalam pengelolalaan sampah
3. Memberikan kompensasi bagi masyarakat di
sekitar industri besar yang terkena dampak polusi
akibat proses produksi
9
Peningkatan good
governance pemerintah
daerah
1. Bantuan teknis penyusunan perencanaan
pembangunan yang dapat diberikan oleh lembaga
perguruan tinggi.
2. Mempublikasikan program-program pembangunan
daerah dan keberhasilannya melalui media cetak
dan media informasi lainnya.
Mendorong terbentuknya forum yang mampu menfasilitasi segala kebutuhan
yang berkaitan pelaksanaan kegiatan CSR ini. Forum tersebut merupakan
kumpulan dari beragam perusahaan yang mempunya visi dan misi yang sama
terhadap pentingnya pelaksanaan program CSR. Dengan adanya forum
tersebut diharapkan akan berfungsi sebagai:
a. Wadah untuk menampung aspirasi mengenai kegiatan CSR.
b. Wadah untuk bertukar fikir mengenai permasalahan yang melingkupi
pelaksanaan CSR yang kemudian dicarikan solusi terhadap permasalahn
tersebut.