pendahuluan - bappeda.banyuwangikab.go.id · menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau...

94
SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD 1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan suatu perwujudan dari tugas pokok bagi suatu pemerintah daerah. Fungsi pembangunan daerah dapat berwujud pembangunan fisik, maupun pembangunan sumberdaya manusia. Untuk menjalankan fungsi pembangunan tersebut pemerintah daerah memerlukan sumber pembiayaan yang biasanya didapatkan melalui APBD. Besarnya kebutuhan dana untuk menyokong program-program pembangunan daerah tentunya tidak dapat seluruhnya ditompang oleh APBD yang tersedia, masih banyak program-program pembangunan yang belum tersentuh oleh pembiayaan APBD. Pemerintah hendaknya harus mencari solusi pembiayaan alternative untuk mendanai program-program yang belum tersentuh oleh APBD. Alternatif pembiayaan atas kekurangan APBD tersebut hendakannya bersumber dari dana yang justru malah tidak membebani pemerintah daerah dimasa mendatang seperti kekurangan tersebut diambilkan dari dana hutang yang justru kedepanakan membebani APBD lebih besar. Sumber alternative yang bisa digali salah satunya adalah dari dana-dana CSR (Corporate Social Resposibility) dimana dana tersebut merupakan bagian keuntungan yang disisihkan perusahaan untuk tujuan mengitegrasikan keperdulian social dalam interaks dengan berbagai pihak. Dana CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan mengacu kepada UU No 25 tahun 2007 serta PT No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan setiap perusahaan untuk melaksanakan tanggungjawab social perusahaan. Sayangnya di Indonesia walaupun sudah ada Undang-Undang yang mengatur perihal CSR, cangkupannya masih sangat terbatas pada perusahan- perusahan yang ada kaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya alam. PENDAHULUAN

Upload: vuongduong

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

1

Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan suatu perwujudan dari tugas pokok

bagi suatu pemerintah daerah. Fungsi pembangunan daerah dapat berwujud

pembangunan fisik, maupun pembangunan sumberdaya manusia. Untuk

menjalankan fungsi pembangunan tersebut pemerintah daerah memerlukan

sumber pembiayaan yang biasanya didapatkan melalui APBD. Besarnya

kebutuhan dana untuk menyokong program-program pembangunan daerah

tentunya tidak dapat seluruhnya ditompang oleh APBD yang tersedia, masih

banyak program-program pembangunan yang belum tersentuh oleh pembiayaan

APBD.

Pemerintah hendaknya harus mencari solusi pembiayaan alternative untuk

mendanai program-program yang belum tersentuh oleh APBD. Alternatif

pembiayaan atas kekurangan APBD tersebut hendakannya bersumber dari dana

yang justru malah tidak membebani pemerintah daerah dimasa mendatang

seperti kekurangan tersebut diambilkan dari dana hutang yang justru

kedepanakan membebani APBD lebih besar.

Sumber alternative yang bisa digali salah satunya adalah dari dana-dana

CSR (Corporate Social Resposibility) dimana dana tersebut merupakan bagian

keuntungan yang disisihkan perusahaan untuk tujuan mengitegrasikan

keperdulian social dalam interaks dengan berbagai pihak. Dana CSR yang

dikeluarkan oleh perusahaan mengacu kepada UU No 25 tahun 2007 serta PT No.

40 tahun 2007 yang mewajibkan setiap perusahaan untuk melaksanakan

tanggungjawab social perusahaan.

Sayangnya di Indonesia walaupun sudah ada Undang-Undang yang

mengatur perihal CSR, cangkupannya masih sangat terbatas pada perusahan-

perusahan yang ada kaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya alam.

PENDAHULUAN

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

2

Alhasil maraknya kegiatan CSR yang dilakukan pihak-pihak swasta dalam sepuluh

tahun terakhir ini masih terkesan tidak terarah dan untuk publikasi. Bahkan ada

perusahan yang salah kaprah mengartikan CSR dan menjadikan CSR sebagai

media promosi terselubung. Menurut Garriga dan Mele (2004) perusahan

semacam ini adalahperusahan yang masih menerapkan asas instrument dalam

pelaksaan CSR, asas yang melihat CSR sebagai instrument penambah

keuntungan semata.

Sepertihalnya permasalahan yang berkembang umum di Indonesia

permasalahan yang dihadapi oleh di Kabupaten Banyuwangi juga serupa.

Terbatasnya pembiayaan pembangunan dari APBD membuat banyak program-

program yang tidak terakomodir sehingga pemerintah daerah Kabupeten

Banyuwangi sangat perlu mencari sumber pembiayaan program pembangunan

alternative salah satunya adalah dengan bersinergi dengan program CSR.

Berdasarkan definisi, fungsi dan manfaat dari CSR dengan fungsi pemerintah

yang dijabarkan sebelumnya maka sangat tepat jika antara pemeritah dengan

program CSR. Dana CSR ini dapat menjadi alternative pembiayaan yang tepat

dalam mendukung pembiayaan non APBD sebab tidak membebani pemerintah

dibandingkan apabila menggunakan dana hutang.

Dalam penjelasan sebelumnya diuraikan bagaimana permasalahan yang

kerap terjadi dalam pengelolaan CSR yaitu tidak terkoordinir dan terarah, yang

mengakibatkan kurang efektifnya pelaksanaan CSR. Kekurangefektifnya program

CSR terlihat dari masih seringnya terjadi tumpangtindih wilayah penyaluran

program CSR, terkadang terdapat daerah yang dimasuki oleh beberapa program

CSR dari beberapa perusahaan padahal didaerah lainnya terdapat daerah yang

tidak terjamah oleh program CSR padahal daerah tersebut potensial. Selain

permasalahan program yang kerap tumpangtindih permasalahan lain adalah

kurang terkontrolnya program CSR yang mengakibatkan banyak program yang

bersifat hit and run sehingga dampak dan manfaat dari program tersebut tidak

ada keberlanjutannya.

Permasalahn yang terjadi dalam program CSR ini hendaknya dapat di cari

solusinya terutama oleh pemerintah daerah sebagai lembaga yang memiliki

fungsi regulator agar supaya program CSR memiliki manfaat yang lebih luas baik

manfaat bagi perusahaan sebagai pihak yang mengeluarkan dana CSR juga bagi

Pemerintah Daerah sebagai dana non APBD yang membantu meringakan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

3

program pembangunan tentunya juga manfaat bagi masyarakat Kabupaten

Banyuwangi. Berdasarkan uraian tersebut maka kajian mengenai Sinergitas

Pembiayaan Pembangun Non APBD ini adalah memberikan gambaran yang

komprehensif sebagai bahan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten

Banyuwangi

Rumusan Masalah

1. Apakah program-program pembangunan Kabupaten Banyuwangi yang

potensial dibiayai oleh permbiayaan Non APBD?

2. Bagaimana potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten

Banyuwangi?

3. Bagaimana strategi dalam mensinergikan program Pembangunan

Pemerintah Daerah dengan Program CSR di Kabupaten Banyuwangi?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisa Program-program pembangunan Kabupaten Banyuwangi

yang potensial di biayai oleh permbiayaan Non APBD

2. Menganalisa Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten

Banyuwangi.

3. Menyusun Strategi dalam mensinergikan program Pembangunan

Pemerintah Daerah dengan Program CSR di Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

4

Corporate Social Responsibility (CSR)

Definisi tertua dari CSR diartikan oleh Howard.R Bowen dalam bukunya

yang berjudul Social Responsibility of the businessman tahun 1953. Menurut

Bowen, CSR adalah tanggungjawab seorang pengusaha yang mencoba

berkomitmen menunjukkan sebuah nilai misi sosial

Bradshaw dan Harahap mengemukakan ada tiga bentuk tanggung jawab

sosial perusahaan, yaitu :

1. Corporate Philanthrophy, tanggung jawab perusahaan sebatas

kedermawanan atau kerelaan belum sampai tanggung jawabnya. Bentuk

tanggung jawab ini biasanya merupakan kegiatan amal, sumbangan atau

kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan

kegiatan perusahaan. Misalnya,perusahaan BUMN mengadakan bakti

sosial dengan membagikan sembako kepada masyarakat.

2. Corporate Responsibility, kegiatan pertanggungjawaban merupakan

bagian dari tanggung jawab perusahaan karena ketentuan Undang-

undang atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.

3. Tanggung jawab sosial perusahaan sudah merupakan bagian dari

kebijakannya. Misalnya,pada PT. Indosat menerapkan CSR berdasarkan

ISO 26000 yang dilakukan tidak terbatas hanya pada pengembangan dan

peningkatan kualitas masyarakat pada umumnya, namun juga

menyangkut tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance). Kepedulian terhadap pelanggan, pengembangan Sumber

Daya Manusia, mengembangkan Green Environment serta memberikan

dukungan dalam pengembangan komunitas dan lingkungan sosial

Carrol dalam Solihin menjelaskan komponen-komponen tanggung jawab

sosial perusahaan ke dalam empat kategori yaitu:

KAJIAN PUSTAKA

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

5

1. Ekonomi responsibilities

Tanggung jawab sosial utama perusahaan adalah tanggung jawab

ekonomi karena lembaga bisnis terdiri atas aktivitas ekonomi yang

mengahasilkan barang dan jasa bagi masyarakat secara menguntungkan.

2. Legal responsibilities

Masyarakat berharap bisnis dijalankan dengan menaati hukum dan

peraturan yang berlaku dimana hukum dan peraturan tersebut pada

hakikatnya dibuat oleh masyarakat melalui lembaga legislatif.

3. Ethical responsibilities

Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis. Etika

bisnis menunjukkan refleksi moral yang dilakukan oleh pelaku bisnis

secara perorangan maupun secara kelembagaan (organisasi) untuk

menilai sebuah isu dimana penilaian ini merupakan pilhan terhadap nilai

yang berkembang dalam suatu masyarakat.

4. Discretionary responsibilities

Masyarakat mengharapkan keberadaan perusahaan dapat memberikan

manfaat bagi mereka. Ekspektasi masyarakat tersebut dipenuhi oleh

perusahaan melalui berbagai program yang bersifat filantropis.

Carroll menggambarkan CSR sebagai sebuah piramida, yang tersusun dari

tanggung jawab ekonomi sebagai landasannya, kemudian tanggung jawab

hukum, lantas tanggung jawab etika , dan tanggung jawab filantropis berada di

puncak piramida.

Gambar 2.2 Piramida CSR Carrol

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

6

Masih menurut Carroll dalam Susanto (2007:32-33), tanggung jawab

ekonomi adalah memperoleh laba, sebuah tanggung jawab agar dapat

menghidupi karyawan, membayar pajak, dan kewajiban-kewajiban perusahaan

lainnya.Kemudian sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan di

bidang hukum perusahaan mesti mematuhi hukum yang berlaku sebagai

representasi dari rule of the game.Berikutnya tanggung jawab soial juga harus

tercermin dalam tindakan etis perusahaan, dan memuncaknya adalah tanggung

jawab filantrofis yang mengharuskan perusahaan untuk berkontribusi terhadap

komunitasnya.

Pengaturan dan Pelaksanaan CSR di Indonesia

Pelaksanaan Program CSR di Indonesia telah dilakukan dengan berbagai

aturan sebagai berikut

1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah sebagai berikut:

Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi

lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi

pencemaran dan perusakan (Pasal 6:1).

Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan

berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat

mengenai pengelolaan lingkungan hidup (Pasal 6:2).

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan

(Pasal 16:1).

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib

melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (Pasal

17:1).

2. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Undang-undang ini banyak mengatur tentang kewajiban dan

tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya. Perlindungan

konsumen ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran corporate

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

7

tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam perilaku

berusaha. Hal-hal lain yang diatur di sini adalah larangan-larangan

pelaku usaha, pencantuman klausula baku dan tanggung jawab

pelaku usaha.

3. UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Beberapa ketentuan UU ini yang berkaitan dengan CSR adalah

sebagai berikut.

Setiap penanam modal berkewajiban (Pasal 15):

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;

menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi

kegiatan usaha penanaman modal;

Yang dimaksud dengan "tanggung jawab sosial

perusahaan" adalah tanggung jawab yang melekat pada

setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap

menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai

dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat

setempat (penjelasan pasal 15 Huruf b).

Setiap penanam modal bertanggung jawab (Pasal 16)

menjaga kelestarian lingkungan hidup;

menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan

kesejahteraan pekerja; … Pasal 34:

(1) Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai

sanksi administratif berupa:

a. peringatan tertulis;

b. pembatasan kegiatan usaha

b. pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

penanaman modal; atau

c. pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

penanaman modal.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

8

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha

perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan pengaturan-pengaturan di atas, kewajiban dan tanggung

jawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik modal saja,

melainkan juga kepada karyawan dan keluarganya, konsumen dan

masyarakat sekitar, serta lingkungan hidup.

4. UU NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas

Undang-undang ini diundangkan secara resmi pada tanggal 16

Agustus 2007. Ketentuan dalam Pasal 74 ayat (1): Perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan

sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

Bagi BUMN yang sudah melakukan alokasi biaya untuk bina

wilayah atau yang sejenis sebelum diterbitkan Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 (UUPT), maka dalam pelaksanaannya agar

dilakukan sesuai dengan mekanisme korporasi dengan

memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Bagi BUMN yang sumber dana program kemitraan dan bina

lingkungan (PKBL)-nya berasal dari penyisishan laba, maka tetap

melaksanakan PKBL sesuai dengan alakosi dana yang disetujui

RUPS.

Bagi BUMN yang sumber dana program kemitraan dan/atau bina

lingkungan (PKBL)-nya dibebankan/menjadi biaya perusahaan

sebagai pelaksanaan Pasal 74 UUPT,maka dalam pelaksanaannya

agar tetap berpedoman pada peraturan menteri Negara BUMN No:

Per-05/MBU/2007, sampai adanya penetapan lebih lanjut dari

menteri Negara BUMN.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

9

Selengkapnya tentang Pasal 74 UU No. 40 tahun 2007 tersebut

adalah sebagai berikut:

Bab V – Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Pasal 74:

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang

dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhitungkan

kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah

5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah

Bunyi Pasal 21 UU No. 20 Tahun 2008:…..Badan Usaha Milik Negara

dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba tahunan

yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk

pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.

PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan

kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian

laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program

maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program

Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk

Program Bina Lingkungan (CSR). Ketentuan UU inilah yang dijadikan

dasar bagi penataan tentang pemanfaatan CSR di Indonesia.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

10

6. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) 15 April 2009

Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusannya 15 April 2009 menolak

gugatan uji material oleh Kadin terhadap pasal 74 Undang-Undang

Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) mengenai

kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bagi

perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam. Karena

putusan MK bersifat final dan mengikat, maka lebih baik kita melihat

dari sisi positifnya, yaitu sinergi antara pasal PJSL dengan UU Pajak

Penghasilan 36/2008 (UU PPh) pasal 6 ayat 1 huruf a yang sekarang

memberlakukan beberapa jenis sumbangan sosil sebagai biaya, yaitu.

Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional

yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang

dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan

Peraturan Pemerintah;

Biaya pembangunan infrasrtuktur sosial yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Pemerintah;

Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Pemerintah:dan

Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang

ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan komitmen perusahaan

untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para

pihak yang terkait, utamanya masyarakat di sekelilingnya dan lingkungan sosial

dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan

usahanya secara berkelanjutan. Sayangnya, masih ada perusahaan yang

mempersepsi CSR sebagai bagian dari biaya atau tindakan reaktif untuk

mengantisipasi penolakan masyarakat dan lingkungan. Beberapa perusahaan

memang mampu mengangkat status CSR ke tingkat yang lebih tinggi dengan

menjadikannya sebagai bagian dari upaya brand building dan peningkatan

corporate image. Namun upaya-upaya CSR tersebut masih jarang yang dijadikan

sebagai bagian dari perencanaan strategis perusahaan.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

11

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk jenis

penelitian deskriptif kuantitatif, karena memberikan uraian mengenai hasil

penelitian yang dimuat dalam satu analisis yang terkait dengan hasil penelitian.

Sedangkan untuk menganalisis permasalahan ini menggunakan deskriptif

evaluatif

Lingkup Penelitian

Lingkup yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah wilayah yang

mendapatkan progam CSR di Kabupaten Banyuwangi. Metode pengambilan

sampel adalah dalam penelitian ini adalah Purposive random sampling, Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Purposive

sampling juga bisa berarti sampling yang menentukan target kelompok tertentu.

Ketika populasi yang diinginkan untuk penelitian ini adalah langka atau sangat

sulit untuk ditemukan dan diajak untuk menyelesaikan studi, purposive sampling

mungkin adalah satu-satunya pilihan.

Data danJenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data

primer. Data sekunder yaitu data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk melengkapi informasi yang

akan disajikan pada penyusunan rencana aksi.

a. Data Primer : pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur

dan tidak terstruktur. Untuk wawancara terstruktur seluruh pertanyaan

akan dituangkan dalam sebuah uraian-uraian maupun susunan

pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dalam proses

wawancara, telah disiapkan sebelumnya dan dituangkan dalam wujud

suatu kuesioner.

METODOLOGI PENELITIAN

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

12

Wawancara terstruktur akan dipergunakan untuk menggali

informasi yang bersumber dari responden yang merupakan pemangku

kepentingan atau key informan yang berkaitan dengan pengelolaan CSR

di Kabupaten Banyuwangi

b. Data Sekunder : Data diperoleh dari literatur-literatur yang ada serta

badan-badan terkait yang sesuai dengan kajian yaitu pengelolaan

program CSR. Data tersebut dapat berupa dokumen laporan SPJ dari

dinas di Kabupaten Banyuwangi terkait mengenai penyaluran CSR,

literature peraturan – peraturan yang mengatur pengelolaan CSR,

dokumen – dokumen lainnya yang yang berkaitan dengan implementasi

CSR.

Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui pengabungan

atau kolaborasi dari beberapa pengumpulan data penelitian yaitu:

1. Kuisioner,

2. Focus Group Discussion (FGD),.

3. Wawancara.

Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis data dalam

penelitian ini disesuaikan dengan tujuan, permasalahan, dan metode yang

digunakan.Data penelitian yang berupa data primer, data sekunder, dan

informasi-informasi pendukung lainnya diolah secara manual dan dianalisis.

Analisa Data Model Interaktif Pendekatan SWOT

Dalam merumuskan dan menyusun strategi sinergitas pembiayaan no

APBD, peneliti akan menggunakan model analisa SWOT dimana Analisa SWOT

(SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan

untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (Strengths), Kelemahan

(Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin

terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau

institusi/lembaga dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut

diperlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang berasal dari lingkungan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

13

internal maupun eskternal yang mempengaruhi pola strategi institusi/lembaga

dalam mencapai tujuan.

Tabel Matrik Analisa SWOT

Dari hasil analisa SWOT ini kemudian akan digunakan untuk mendapatkan

gambaran yang lebih besar untuk kemudian bisa digunakan sebagai visi misi

institusi serta strategi yang ingin dicapai. Visi merupakan capaian jangka panjang

yang diinginkan dan diimpikan oleh seluruh stakeholders dalam suatu proses

pembangunan. Tujuan penetapan visi antara lain adalah :

1) mencerminkan apa yang akan dicapai

2) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas

3) menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik

4) memiliki orientasi terhadap masa depan.

Analisa Ziel Orentierte Project Planung (ZOPP)

Metode Ziel Orentierte Project Plannung ZOPP adalah perencanaan yang

berorientasi kepada tujuan ZOPP adalah singkatan dari

Ziel , Tujuan

Orienterte, berarti Berorientasi

Projekt berarti proyek

Planung berarti perencanaan

Perencanaan dengan menggunakan ZOPP mempunyai kegunaan untuk

meningkatkan kerjasama semua pihak yang terkait, mengetahui keadaan yang

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

14

ingin diperbaiki melalui proyek merumuskan tindakan-tindakan yang diperlukan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan sebagai dasar pelaksanaan proyek.

Metode ZOPP (Ziel Orentierte Project Planung) ini adalah melalui tujuan yang

bermanfaat yang dapat di rumuskan apabila sebab-sebab dan akibat-akibat dari

masalah-masalah yang akan di tanggulangi telah di analisis secara mendalam,

yang digambarkan dalam suatu analisis permasalahan, dalam pengertian,

bukanlah hipotesis yang berdasarkan pemikiran teoritis, tetapi masalah-masalah

yang benar-benar yang di alami masyarakat.

Tabel Langkah langkah Dalam Metode ZOPP

Analisis Partisipasi Analisis dari kelompo sasaran proyek, serta orang orang atau instansi lain yang berpartisipasi dan terlibat dalam proyek.

Analisis Masalah 1 Mengidentifikasi semua masalah inti yang diekspresikan dalam kalimat negative.

Analisis Masalah 2 Menganalisis penyebab dan akibat dari masalah inti, menjadi pohon masalah.

Analisis Tujuan Pohon masalah yang ditransformasi menjadi pohon tujuan dengan cara mengubah pernyataan masalah menjadi kondisi positif yang akan dicapai di masa depan.

Diskusi Alternatif Mengidentifikasi solusi alternative yang potensial dengan menggunakan pohon tujuan yang ada.

Menyususn Matriks Perencanaan Proyek 1

Menentukan asumsi asumsi penting, menetapkan indicator, alat verifikasi.

Menyusun Matriks Perencanaan Proyek 2

Menganalisis seberapa relevan asumsi, resiko dan memasukkannya dalam konsep proyek dan mencek seberapa jauh pelaksanaan proyek menuju menjamin hasil/output.

Menyususn Matriks Perencanaan Proyek 3

Memutuskan spesifikasi dari jumlah dan biaya dari setiap aktualisasi.

Masalah dan penyebabnya tidak berada dalam isolasi, tetapi terkait

dengan orang, kelompok dan organisasi. Oleh sebab itu, kita hanya bias

berbicara tentang masalah jika kita meiliki pemahaman dan gambaran yang

komprehensif tentang kepentingan dari kelompok, individu dan institusi yang

terlibat. Hasil analisis dicatat dalam bentuk dokumen sbb:

Review partisipasi

Pohon masalah

Pohon tujuan, indikasi alternative potensial.

Solusi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

15

Kabupaten Banyuwangi dalam melaksanakan program pembangunan ke

depan masih dihadapkan beberapa persolan utama dan mendasar. Sebagaimana

tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2011-2015 Persoalan

pembangunan tersebut antara lain: 1) Pendidikan dan kesehatan, 2) Kemiskinan

& pengangguran, 3) Revitalisasi Sektor pertanian, 4) Akselarasi perkembangan

pariwisata yang masih lambat, 5) Infrastruktur, 6) Degradasi lingkungan, 7) Tata

kelola pemerintahan berbasis prinsip-prinsip good governance.

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI,

SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI PENINGKATAN

PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA.

Visi pembangunan tersebut diwujudkan dalam misi pembangunan

sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2011-2015

sebagai berikut:

1. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih dan demokratis melalui

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif dan

transparan;

2. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha

dan kelompok-kelompok masyarakat untuk mempercepat peningkatan

kesejahteraan masyarakat;

3. Membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan

mengoptimalkan sumberdaya daerah yang berpijak pada pemberdayaan

masyarakat, berkelanjutan, dan aspek kelestarian lingkungan;

4. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi

pembangunan melalui penciptaan iklim yang kondusif untuk pengembangan

usaha dan penciptaan lapangan kerja;

ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

KABUPATEN BANYUWANGI

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

16

5. Mengoptimalkan ketepatan alokasi dan distribusi sumber-sumber daerah,

khususnya APBD, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat;

6. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

beriman dan bertaqwa kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa;

7. Meningkatkan kualitas pelayanan bidangkesehatan, pendidikan dan sosial

dasar lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kearifan lokal;

8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan;

9. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan

bernegara, berbangsa dan bermasyarakat melalui pembuatan peraturan

daerah, penegakan peraturan dan pelaksanaan hukum yang berkeadilan.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

17

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dalam bab sebelumnya

setiap tahunnya menunjukan angka perkembangan yang sangat baik. Hal tesebut

terlihat dengan terus meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi dari tahun

ketahun bahkan mendekati angka pertumbuhan provinsi. Pertumbuhan ekonomi

di Kabupaten Banyuwangi pada umumnya merata disumbang oleh seluruh sektor

yang ada baik sektor pertanian, pertambangan , industri, jasa serta sektor

lainnya. tumbuhnya perekonomian tersebut menjadi indikator bahwa kondisi

usaha semakin berkembang yang konsekuensi akhirnya adalah dengan

meningkatnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.

Peningkatan keuntungan perusahaan semestinya harus dapat

dimanfaatkan bagi kepentingan yang beragam bukan hanya sebatas peningkatan

kesejahteraan pegawai namun harus diwujudkan dalam bentuk lainnya seperti

keperdulian sosial. Bentuk keperdulian terhadap lingkungan diluar perusahaan

merupakan hal yang harus dilakukan sebab tanpa disadari bagi beberapa jenis

usaha keberadaan mereka akan membawa suatu dampak (eksternalitas) ke

sekitar seperti dengan dibangunya suatu pabrik akan membawa dampak

terhadap pencemaran baik air maupun udara. Wujud keperdulian tersebut

dikenal sebagai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR).

Pentingnya keperdulian sosial perusahaan dipertegas dengan munculnya

UU No 25 tahun 2007 serta PT No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan perusahaan

untuk melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Dalam pelaksanaan masih

ditemui berbagai variasi kendala dalam pelaksanaan program CSR tersebut

seperti kurang terencanaannya pelaksanaan yang akhirnya berdampak kepada

kekurang tepatan sasaran pelaksanaan, adanya tumpang tindih wilayah

pelaksanaan dan berapa permasalahan lainnya. permasalahan tersebut

menunjukan bahwa belum terjadinya sinergitas dalam pelaksanaan CSR baik dari

GAMBARAN UMUM

IMPLEMENTASI KEGIATAN CSR

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

18

segi perusahaan maupun dari segi tingkat koordinasi dengan pemerintahn

daerah.

Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyuwangi terdapat sekitar 14

perusahaan yang melaporkan kegiatan CSR mereka ke Pemerintah Daerah

dengan total dana yang tersalurkan sebesar Rp. 17.422 milliar dengan beragam

kegiatan CSR. Perusahaan dan ragam kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh

ke-14 perusahaan tersebut antara lain sebagai berikut :

Tabel Ragam Kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012

No Uraian Kegiatan CSR 1 PT. BCA Persero

- Sosialisasi Tabunganku & Pemberian Sumbangan

- Pemberian Sumbangan

2 PT. PELNI

PROGRAM KEMITRAAN

- Program Kemitraan Tahun 2007

- Program Kemitraan Tahun 2008

- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2008

- Program Kemitraan Tahun 2009

- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2009

- Program Kemitraan Tahun 2010

- Pelatihan Kewirausaan dan Manajemen Usaha 2010

- Program Kemitraan Tahun 2011

PROGRAM BINA LINGKUNGAN

- Program Bina Lingkungan Tahun 2008

- Program Sembako Peduli Ketahanan Pangan Tahun 2008

- Program Bina Lingkungan Tahun 2009

- Program Bina Lingkungan Tahun 2010

- Program Bazar Murah Tahun 2010

- Program Gizi Sehat Tahun 2011

- Program Penghijauan Tahun 2011

3 PT. Bank Jatim

PROGRAM KEMITRAAN (sudah dilaksanakan)

- Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun 2010

- Program Penanggulangan Kemiskinan (sedang dilaksanakan)

- Rehabilitasi dan Plesterisasi Rumah

Masih Dikaji :

- Pendidikan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

19

No Uraian Kegiatan CSR - Budaya

- Kesehatan

- Pelestarian Alam dan Lingkungan

- Pengembangan prasarana dan /atau Prasarana Umum

- Pemberian Armada Ambulance

4 PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) KETAPANG

- ID Card

- Kaos Lengan Pendek, Rompi dan Topi untuk asongan

- Kotak Acrylyc untuk pedagan asongan

- Kaos untuk pedagang lesehan

- Khitanan Umum

- Bantuan Pembangunan Masjid

- Bantuan Renovasi Masjid

- Bantuan Renovasi Musholla

- Sepeda Motor Pengangkut Sampah

- Renovasi Musholla

- Renovasi Masjid

- Khitanan Masal

- Santunan Anak Yatim

- Sosialisasi KUR

- Tendanisasi PKL

- Bantuan Pembangunan TPQ

- Bantuan Bibit Tanaman Produktif

5 PT. Perhutani

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

20

No Uraian Kegiatan CSR istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi ) yang sekarang istilahnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)

- Penyaluran Dana Pinjamam Lunak CSR/PKBL (Tahap I)

1. Sektor Perdagangan Obat2n Pertanian

2. Sektor Perdagangan Empon2

3. Sektor Industri Ringan (aneka kripik)

4. Sektor Pertanian (budaya buah naga)

5. Sektor peternakan

6. Sektor Peternakan

- Rencana Permohonan Dana Pinjaman Lunak CSR/PKBL (Tahap II)

1. Sektor Pertanian

2. Sektor Perikanan

3. Sektor Peternakan

4. Sektor Peternakan

5. Sektor Pertanian

6. Sektor Industri

7. Sektor Peternakan

PERHUTANI KPH BANYUWANGI BARAT

- Penyaluran dana pinjaman lunak

- Penyaluran dana pinjaman lunak

PERHUTANI KPH BANYUWANGI UTARA

- Penyaluran Pinjaman PKBL

- Bantuan Pendidikan SD Fillial

- Bantuan Perbaikan Sarana MCK

- Bantuan Genteng Kaca

- Bantuan Sunatan Massal

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

21

No Uraian Kegiatan CSR - Bantuan Hutan Kota

- Bantuan Pelatihan PKBL

6 PERKEBUNAN KALIKLATAK

Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi

- Donatur Poskesdes

- Posyandu

- Donatur SLB, YPAC, Yayasan Kanker

- Bantuan sarana pendidikan siswa siswi berprestasi

- Bantuan kesejahteraan Guru-guru TK di Kec. Kalipuro

- Bantuan kesejahteraan Guru-guru SDN II & IV Gombengsari

- Pelatihan Lancar Baca Tulis (Pengentasan Buta Aksara)

- TK (Taman Kanak-kanak)

- Bantuan Honor Guru Ngaji serta lomba rohani untuk anak-anak

(Membaca Ayat Suci, Shalat)

- PKK (Pembinaan/Pendidikan Kesejah-teraan keluarga) dalam wadah PKP (Perkumpulan keluarga pegawai), PKK (perkumpulan keluarga karyawan) dan RIKA (rukun istri karyawan), mengadakan lomba kebersihan dan keindahan dalam rangka HUT perkebunan.

- Pelestarian Budaya (kesenian) dan kegiatan Olahraga

- Bantuan untuk BBM / operasional kepala lingkungan

7 PT. CANDI NGRIMBI

- Bantuan Rutin

- Bantuan Sembako

- Pembersihan kanan-kiri jalan buat sudetan air

- Pembersihan kanan-kiri jalan

- Bantuan rutin

- Pemberian Sembako

- Pembersihan dan potong rumput kanan kiri jalan

8 PT. ASKES BANYUWANGI

- Bantuan Rumah Sehat Layak Huni untuk RTM

- Bantuan Sarana Peningkatan Kesehatan

- Bantuan Pos Kamling dan MCK

9 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi

- Mandiri Peduli Pendidikan

- Business Meeting

- Bantuan pembangunan sarana ibadah

- Mandiri Peduli Pendidikan

- Program Kemitraan Bina Lingkungan (Kelompok tani benih)

- Mandiri Peduli Kesehatan

10 Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Penyeberangan (GAPASDAP) Banyuwangi

- Bantuan Bedah Rumah

11 PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tanjung Wangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

22

No Uraian Kegiatan CSR - Beasiswa Pendidikan

- Bantuan 1.028 Kacamata Baca Siswa

- Penghijauan Penanaman 500 Bibit Trembesi

- Peningkatan Kualitas Rumah Miskin

- Pemberdayaan Usaha Mandiri Masyarakat Pembuatan dan Pengolahan Kerupuk Ikan

- Perlindungan Keanekaragaman Hayati (Budidaya Penyu Laut)

- Pertamina Sehati (Bantuan Sarana Posyandu & Pemantapan Kinerja Kader Posyandu)

- Penataan PKL Pelabuhan Tanjung Wangi

12 PDAM Kabupaten Banyuwangi

- Gebyar Hadiah Pelanggan

- Penghijauan

- Bantuan Sosial

- Bantuan Sosial

- Pipa Langring

- Persewangi

- Zakat dan Yatim Piatu

- Qurban

- Bantuan Kekeringan

- Kemitraan dengan Kepolisian

13 PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO TBK Kantor Cabang Jember

- Sarana Promosi Neon Box

- Sarana Promosi Tenda

Pembangunan Jalan Mushola Mbah Saeran

- Pembangunan Jalan Mushola Pak Tarip

- Pembangunan Pemasaran Keramik Lantai Miftahul Hidayat Blok Agung

14 PTPN XII (Persero) Wil. 1 Jember

BINA LINGKUNGAN

- Pasewaran

a. Kegiatan Anak Yatim Lomba Tartir Al-Qur'an, Adzan, dll

b. Bantuan biaya pendidikan

c. Sarana ibadah

- Kaliselogiri

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Pembangunan saluran air bersih

- Sumberjambe

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Bantuan perbaikan jalan

c. Bantuan kayu & batu utk pemb. Desa

d. Pembuatan taman terbuka

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

23

No Uraian Kegiatan CSR e. Infaq Bayuwangi (Ibuwangi)

f. Bantuan Pondok Pesantren Darul Atam

- Sungailembu

a. Perbaikan Jalan Ds. Gunung Gamping; S.Lembu 3,78 Km lbr 4 Mtr

b. Pembangunan Balai Desa Sumberagung

c. Bantuan biaya pendidikan

d. Partisipasi perbaikan gereja

e. Partisipasi perbaikan gereja

- Kalisepanjang

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Rehab Masjid Ar Roudloh

c. Rebab Mushola Al Burdah

- Kaletelpak

a. Bantuan biaya pendidikan

b. Pembangunan asrama

c. Pembangunan Madrasah Dinniyah

d. Pengadaan Mebel

- Kalirejo

a. 2 rehab Masjid

b. Bantuan Ponpes

c. Bantuan Puskesmas

d. Bantuan biaya pendidikan

- Kalikempit

a. Pengaspalan Jalan desa

b. Rehab Gedung Madrasah

- Jatirono

a. Sarana belajar meja dan bangku

b. Renovasi Mushola

- Malangsari

Bantuan Biaya Pendidikan Anak Sekolah

- Gunung Gumitir

NIHIL

MITRA BINAAN

- Kendenglembu (Sapi Kereman)

- Jatirono (Sapi Kereman)

- Gunung Gumitir (Perdagangan/Toko)

- Malangsari (Pembinaan Kopi Rakyat)

- Sumberjambe (Sapi Kereman)

- Kalirejo (Sapi ISS)

15 BANK INDONESIA JEMBER

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

24

No Uraian Kegiatan CSR - Bantuan buku perpustakaan

- Program pemberdayaan usaha tani beras organik dengan pendekatan Solitude Coorperative Farming di Kab. Bwi

- Program cooling unit koperasi ternak sapi perah "Dadi Mulyo" Kab. Bwi - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki - Program bantuan sarana dan prasarana wilayah karesidenan Besuki

Sumber : Bappeda Kabupaten Banyuwangi

Pemerintah daerah salah satu fungsi utamanya adalah melaksanakan

pembangunan daerah yang biasanya didanai oleh dana APBD, namun karena

keterbatasan dalam segi jumlah anggaran maka tidak keseluruhan program

mampu untuk dijalankan. CSR merupakan salah satu alternatif sumberdana bagi

pembangunan, namun dengan dengan berbagai permasalahan yang terjadi

tersebut dimana apabila program CSR tersebut dilaksanakan dengan terencana

dan merata mampu membantu pelaksanaan program pembangunan pemerintah.

Dalam kajian ini sampel penelitian yang diambil adalah didasarkan kepada

3 (tiga) jenis perusahaan yaitu perusahaan BUMN yang ada di Kabupaten

Banyuwangi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta perusahaan swasta.

Dimana pada dasarnya dari sampel yang diambil mereka pada umumnya telah

melakukan kegiatan CSR dengan beragam entuk serta beragam permasalahan

yang melingkupinya. Berbagai implementasi dalam pelaksanaan program CSR

dari sampel yang diambil adalah sebagai berikut :

A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Untuk perusahaan dengan jenis BUMN sampel yang dapat diambil

keterangannya adalah perusahaan PT. Pelindo, PT. ASDP, PT. Bank Mandiri

1. PT. Pelindo

a. Profil Perusahaan dan Responden

Kami mewawancarai Ibu Indah sebagai responden, Beliau adalah

salah satu staff di bidang keuangan yang juga mengurusi CSR Pelindo.

b. Penjelasan Mengenasi CSR Perusahaan

PT. Pelindo memiliki 2 jenis CSR yang diberikan kepada

masyarakat dan kebijakan megnenai CSR ini merupakan kebijakan dari

pusat. CSR yang mereka lakukan adalan Progam Kemitraan dan Program

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

25

Bina Lingkungan dimana biasa disebut PKBL (Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan). Keduanya merupakan program yang sangat berbeda.

Program Kemitraan merupakan program yang mefokuskan pada

aspek ekonomi, dimana dalam program ini masyarakat desa dibina dan

diberikan permodalan untuk melakukan usaha. Bagian keuangan PT.

Pelindo membentuk tim yang bertugas untuk melakukan survey untuk

mencari desa yang sekiranya pantas untuk dibina.

Pembinaan dilakukan melalui kerjasama dengan konsultan luar.

Sebelum dana diturunkan PT. Pelindo dan konsultan tersebut memberikan

pembinaan yang intens di awal dan pembinaan secara berkala

selanjutnya. Hal ini ditujukan agar warga desa tersebut memiliki keahlian

khusus yang nantiknya dapat menciptakan produk khusus dari desa

tersebut serta tentu saja pengelolaan keuangan dan organsiasi yang baik.

Salah satu contohnya adalah Desa Gombongsari yang dibina serta diberi

dana untuk menciptakan produk berupa anyaman kayu.

Selain itu sebelum dana dicairkan pengaju dana perlu mengajukan

proposal yang nantinya harus disetujui oleh PT. Pelindo dan juga pihak

Pelindo pusat yang bertanggung jawab mengenai hal ini. Setelah proposal

diajukan maka tim akan melakukan survey ke tempat yang bersangkutan

untuk menilai apakah benar-benar ada usaha yang akan didanai. Apabila

lolos tahap ini, maka pengaju dana harus menyertakan agunan berupa

BPKB kendaran, surat tanah, atau surat rumah tergantung dari jumlah

yang diajukan.

Dana yang diberikan nanti harus dikembalikan ke PT. Pelindo

melalui Bank Jatim sebagai perantara. Seluruh dana wajib dikembalikan

dalam waktu sekurang-kurangnya 3 bulan dengan bunga ringan. Apabila

dalam tiga bulan dana belum kembali maka tim CSR akan mendatangi

rumah warga untk mencari tahu penyebabnya. Apabila penyebabnya

adalah adanya kendala dalam pengelolaan maka tim akan membantu

semampunya untuk memperbaiki pengelolaan. Pelindo tidak berniat untuk

menyita barang jaminan, namun menunggu hingga dana dapat kembali.

Kendala dari program ini adalah letak desa binaan yang cukup

terpencil sehingga relatif sulit dijangkau. Selain itu juga masalah

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

26

pengembalian yang terkadang sulit (kredit macet). Namun untuk masalah

kredit macet ini, perusahaan akan terus berusaha melakukan penagihan.

Program selanjutnya adalah Program Bina Lingkungan. Program ini

pada intinya adalah memberikan dana sosial secara sukarela kepada

masyarakat. Yang paling sering dilakukan adalah bantuan dana dalam

pembangunan masjid dan fasilitas umum seperti sekolah dsb. Selain itu

dalam aspek lingkungan, perusahaan juga telah melakukan penghijauan

di beberapa daerah. Dana hibah PKBL ini juga Program ini tidak memiliki

banyak hambatan karena sifatnya sosial.

Penentu kebijakan dari Program Ini adalah dari pusat. Ketika

ditanya mengenai motivasi mengapa melakukan bina lingkungan dalam

hal tertentu maka jawaban yang diberikan adalah karena memang hal

tersebut keputusan dari pusat. Tim yang melakukan survey adalah tim

dari Pelindo Banyuwangi dan juga perwakilan dari pusat Pelindo.

c. Pemahaman Mengenai CSR

Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki responden sudah cukup

baik. Hal ini dapat dilihat dari pemberian kejelasan dua program CSR

hingga teknis pelaksanaan CSR tersebut. Responden telah memahai

kewajiban CSR meskipun belum sampai pemahaman ke ranah undang-

undang. Selain itu, responden juga telah dapat memahami tujuan dari

diadakan CSR dimana memang CSR merupakan kewajiban yang

dibebankan kepada perusahaan. Responden juga telah mengerti bahwa

setiap BUMN pasti memiliki CSR dimana hal tersebut merupakan instruksi

yang diberikan dari pusat.

d. Sinergitas Dengan Pemerintah

Dalam malakukan CSR, selama ini Pelindo selalu melakukan

koordinasi dengan pemerintah. Hal ini ditujukan agar daerah yang dituju

benar-benar tepat sasaran. Responden mengatakan bahwa memang yang

lebih mengerti kondisi masyarkat adalah peerintah itu sendiri oleh karena

itu sinergitas perlu dibangun agar CSR dapat tepat sasaran

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan

perusahan PT. Pelindo maka jika di petakan dalam analisa SWOT maka hasil

analisa adalah sebagai berikut :

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

27

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Pelindo

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Perusahaan memiliki tim khusus untuk melakukan

CSR

Keterlibatan pusat sangat tinggi, hal ini terlihat

ketika melakukan survey tim pusat selalu

mendampingi

Perusahaan melakukan koordinasi dengan baik

dengan pemerintah

2 Weakness

(Kelemahan)

Pemahaman CSR yang terbatas pada PKBL

Program CSR merupakan kebijakan dari pusat

3 Oportunity (Peluang) Perusahaan memiliki konsultan eksternal yang

bekerja sama untuk melaksanakan CSR

Luasnya daerah yang menjadi lingkup CSR

perusahaan, sehingga banyak daerah yang

berpotensi mendapat penyaluran CSR

4 Threat (Ancaman) Dana kemitraan yang dikeluarkan tidak semuanya

dapat kembali dalam waktu yang ditentunkan (3

bulan)

Sumber : wawancara lapang diolah

2. PT. ASDP

a. Profil Perusahaan dan Responden

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah BUMN di Indonesia

yang bergerak dalam jasa angkutan penyeberangan dan pengelola

pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

28

Dalam kajian ini responden adalah Bapak Thoyib Armanu selaku

Kabag Umum

b. Penjelasan tentang CSR Perusahaan

Seperti BUMN pada umumnya, program CSR yang dilakukan

oleh ASDP sampai saat ini adalah program PKBL( Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan). Program Kemitraan diwujudkan dalam bentuk

pemberian modal usaha kepada masyarakat yang membutuhkan

dengan adanya jaminan atau agunan. Namun sampai saat ini program

kemitraan belum bs dilaksanakan dikarenakan masyarakat sekitar

ASDP keberatan dengan adanya agunan yang disyaratkan untuk

mendapatkan pinjaman lunak dari perusahaan. Sedangkan program

lainnya adalah program Bina lingkungan yang sampai saat ini masih

berjalan. Program bina lingkungan ini diwujudkan dalam bentuk

bantuan pembangunan sarana umum dan tempat ibadah yang bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Di tahun 2013 nanti

berdasarkan permintaan dari pemerintah Kabupaten Banyuwangi

untuk merapikan pedagang kaki lima di sekitar pelabuhan ketapang,

maka direncanakan akan diberikan gerobak oleh PT ASDP kepada

para pedagang kaki lima yang sering berjualan di areal pelabuhan

dengan harapan para pedagang itu bisa berjualan lebih tertib dan

tidak mengganggu keindahan jalan sekitar Pelabuhan.

c. Sinergitas dengan Pemerintah

bentuk sinergi yang selama ini sudah dilakukan oleh PT ASDP

dengan pemerintah baru sebatas koordinasi dengan pemerintah

wilayah setempat yang akan menjadi tempat mereka memberikan

dana hibah bina lingkungan seperti perangkat Desa,kelurahan atau

Kecamatan. Sehingga diharapkan bantuan dana hibah yang diberikan

bisa tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten baru sebatas

pelaporan terkait kegiatan sosial apa saja yang telah dilakukan

perusahaan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

29

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan

perusahan PT. ASDP maka jika di petakan dalam analisa SWOT maka hasil

analisa adalah sebagai berikut :

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. ASDP

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Program PKBL sudah diupayakan untuk berjalan

dengan rutin setiap tahun

Kesediaan untuk berkoordinasi dengan

pemerintah terkait pengelolaan dana hibah bina

lingkungan

2 Weakness

(Kelemahan)

Cakupan program CSR masih sebatas di sekitar

masyarakat yang tinggal di daerah ketapang(

Cakupan wilayah terbatas)

3 Oportunity (Peluang) Cakupan wilayah yang diberikan dana hibah bina

lingkungan masih bisa diperluas

4 Threat (Ancaman) Program Kemitraan belum bisa dijalankan karena

masyarakat sekitar blm mampu mengikuti

prosedur pemberian dana program kemitraan

yang mensyaratkan adanya jaminan atau agunan

Minimnya koordinasi dengan pemerintah

Kabupaten Banyuwangi terkait pengelolaan CSR

Perusahaan dikarenakan koordinasi hanya

dilakukan dengan perangkat desa setempat

Sumber : wawancara lapang diolah

3. PT. Bank Mandiri

a. Profil Perusahaan dan Responden

Responden kami bernama Bpk. Dandung M. Qomari. Beliau

adalah kepala cabang PT. Bank Mandiri Banyuwangi.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

30

b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan

Perusahaan memiliki program CSR dari beberapa aspek yaitu:

pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan hidup, pembangunan

prasarana umum, dan pemberdayaan perekonomian masyarakat. Dari

kelima aspek CSR tersebut yang menjadi fokus utama perusahaan

adalah dibidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Ada beberapa hal CSR yang dilakukan perusahaan dalam

aspek pendidikan. Yang pertama adalah, perusahaan memberikan

sumbangan berupa buku untuk perpustakaan. Kedua, perusahaan

juga memberikan edukasi kepada anak-anak SMA dan juga

mahasiswa mengenai perbankan. Hal ini ditujukan supaya siswa SMA

dan juga memiliki pandangan yang lebih luar mengenai aktivitas-

aktivitas perbankan dan juga memberikan pemahaman mengenai

dunia perbankan dalam konteks dunia kerja.

Dalam hal pemberdayaan masyarakat, perusahaan memiliki

program PKBL dimana program ini bertujuan untuk memberikan

permodalan dengan suku bunga yang lunak. Bank Mandiri

memberikan suku bunga sebesar 6%. Sasaran dari program ini adalah

masyarakat yang sebenarnya tidak cukup secara prasyarat untuk

mendapatkan pendanaan dari Bank, namun mereka memiliki usaha

dan membutuhkan tambahan dana. Selain memberikan kredit lunak,

perusahaan juga memberikan pembinaan. Dalam melakukan hal ini,

bank harus bersifat sangat selektif. Tahun lalu, perusahaan

mengeluarkan CSR melalui program ini seesar 800 juta.

Keharusan bersikap selektif akhirnya membawa perusahaan

dalam keputusan untuk membentuk tim khusus yang bertugas untuk

melakukan validasi secara langsung kepada calon pihak yang akan

diberikan dana PKBL tersebut. Dalam beberapa kasus, pemberian

dana tidak disetujui karena ketika dilakukan validasi ternyata tidak

sesuai dengan data yang diterima perusahaan. Dengan adanya

validasi ini maka perusahaan dapat memastikan bahwa dana diberikan

kepada pihak yang tepat dan menghindari moral hazard yang

merugikan mental masyarakat itu sendiri.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

31

Selain itu masih dalam program PKBL, perusahana juga

memberikan bantuan langsung. Dalam hal ini perusahaan telah

memberikan dana langsung kepada beberapa pura yang ada dan

beberapa bantuan langsung alinnya.

Hambatan dari program CSR PKBL adalah adanya anggapan di

masyarakat bahwa program CSR ini hanya memberikan bantuan tanpa

ada prasyarat-prasyarat. Hal ini juga karena ada perusahaan lain yang

memberikan bantuan serupa tanpa prasyarat atau dengan prasyarat

yang lunak serta dengan pengawasan dan validasi yang kurang

memadai. Hal ini menyebabkan munculnya mindset yang buruk di

masyarakat dan juga menumbuhkan sikap konsumtif dalam

masyarakat. Dengan adanya bantuan semacam ini, perusahaan selalu

mendapat masukan yang bersifat membanding-bandingkan dengan

perusahaan lain yang memiliki CSR sejenis yang akhirnya berdampak

pada berkurangnya masyarakat yang mengajukan dana pada

perusahaan.

Hambatan lainnya adalah pemahaman kurangnya peran dari

pemerintah dalam memberikan data sasaran masyarakat. Data yang

diberikan pemerintah seringkali kurang bagus. Hal ini menyebabkan

selama ini dalam mencari pihak-pihak yang membutuhkan bantuan,

perusahaan melakukan survey sendiri dan tidak hanya bersandarkan

dari data pemerintah.

c. Pemahaman Mengenai CSR

CSR yang baik adalah CSR yang menyentuh masyarkat. Hal ini

lah yang dipahami perusahaan sebagaimana terucap oleh responden.

Selain itu perusahaan mamahami bahwa CSR yang diberikan

perusahaan adalah CSR yang harus dapat membangun tidak hanya

secara ekonomi namun juga secara mental . Hal ini teercermin dari

pernyataan responden bahwa CSR yang diberikan perusahaan adalah

CSR yang bersifat bantuan finansial permodalan agar pihak yang

menerima CSR dapat merdeka secara ekonomi.

Perusahaan juga memahami bahwa CSR harus diberikan dan

dialokasikan setiap tahunnya. Hal ini tercermin dari pernyataan

responden bahwa perusahaan tanpa dipaksa tetap harus

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

32

mengeluarkan dana CSR dan alokasi dana tersebut harus dikeluarkan

secara efektif dan tepat sasaran.

d. Sinergitas Dengan Pemerintah

Perusahan menganggap pemerintah kurang memberikan kontribusi

yang baik dalam membantu terlaksananya program CSR perusahaan.

Responden mengatakan bahwa data yang diberikan pemerintah

terkadang merupakan data yang kurang baik sehingga perusahaan

masih harus melakukan validasi sendiri terhadap target CSR. Namun

perusahaan telah melakukan komunikasi secara terus menerus

dengan pemerintah.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan

perusahan PT. Bank Mandiri maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil

analisa adalah sebagai berikut :

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Bank Mandiri

Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Pemahaman yang baik mengenai CSR (CSR

bersifat keharusan, CSR harus menyentuh

masyarakat, dsb.)

Besarnya dana yang dialokasikan untuk CSR

(tahun lalu PKBL 800jt)

Perusahaan memiliki CSR dari beberapa aspek

(Pendidikan, kesehatan, PLH, pembangunan saran

umum, dan pemberdayaan ekonomi masy.)

meskipun tergantung fokus mana yang dipilih

perusahaan.

Perusahaan dapat secara bebas melaksanakan

CSR sesuai dengan kebijakan cabang (karena

cabang lebih mengerti masyarakat sekitar).

2 Weakness

(Kelemahan)

Kurang memiliki data yang baik untuk mencari

target CSR yang tepat

Data yang diberikan pemerintah untuk keperluan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

33

Indikator Deskripsi

CSR bukan data yang baik

3 Oportunity (Peluang) Masih banyak aspek yang dapat dijangkau

4 Threat (Ancaman) Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai

CSR (CSR hanya pemberian cuma-Cuma)

4. PT. Askes

a. Profil Perusahaan dan Responden

PT Askes adalah BUMN yang bergerak di bidang asuransi

kesehatan yang mengcover seluruh Pegawai Negeri di indonesia.

Responden dalam penelitian lapang di PT Askes adalah Bapak Agus

selaku Staf PKBL dan Bagian Umum

b. Penjelasan Tentang CSR perusahaan

Program CSR yang dilakukan oleh PT ASKES sampai saat ini

berbentuk PKBL(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Program

kemitraan ini dilakukan dengan cara pemberian pinjaman lunak

kepada masyarakat yang membutuhkan modal untuk menjalankan

sebuah bisnis baru. Pinjaman ini bisa diberikan selama masyarakat

memiliki barang yang bisa dijaminkan seperti surat kendaraan

bermotor,rumah dan tanah. Sedangkan program Bina lingkungan

sampai saat ini dilakukan dengan pemberian dana hibah untuk

pembangunan sarana pendidikan,sosial maupun tempat ibadah. Pada

tahun 2012 lalu, Program Bina lingkungan PT ASKES dilakukan dengan

pemberian dana hibah untuk pembangunan rumah sehat di sebuah

kecamatan yang ada di kabupaten banyuwangi. Pemberian dana

hibah untuk pembangunan 100 rumah sehat ini dilakukan atas

permintaan bupati banyuwangi kepada direktur PT ASKES secara

langsung yang mengharapkan ada perusahaan yang bersedia

memberikan dana nya untuk merehabilitasi rumah kurang layak yang

ada di Kabupaten Banyuwangi. Selain itu PT ASKES juga memiliki

program beasiswa untuk anak-anak dari karyawan PT ASKES yang

berprestasi.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

34

Untuk PT ASKES Banyuwangi sendiri dalam proses

pelaksanaan program CSR hanya sebagai fasilitator yang

menghubungkan masyarakat yang membutuhkan dengan penentu

kebijakan CSR di perusahaan yaitu kantor pusat di Jakarta. Sehingga

ASKES banyuwangi tidak memiliki wewenang untuk menentukan bisa

atau tidaknya bantuan diberikan pada masyarakat yang

membutuhkan. Untuk pelaporan program CSR yang telah dilakukan

oleh perusahaan sampai saat ini pertanggungjawaban perusahaan

hanya pada Kementrian BUMN secara langsung meskipun PT ASKES

Banyuwangi tetap memberikan laporan CSR mereka pada pemerintah

setempat sebagai bentuk pemberitahuan.

c. Pemahaman mengenai CSR

Pemahaman PT ASKES terkait program CSR sendiri sampai

saat ini sesuai dengan Undang-Undang Tentang CSR yang

mewajibkan 2,5% dari laba bersih perusahaan digunakan untuk

kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan.

Untuk pemahaman mengenai program CSR sendiri perusahaan hanya

terfokus pada program-program PKBL

d. Sinergitas dengan pemerintah

sampai saat ini sinergitas PT ASKES dengan pemerintah

Kabupaten Banyuwangi hanya sebatas pemberian laporan formal

mengenai kegiatan sosial yang telah dilakukan perusahaan. Untuk

sinergitas dengan pemerintah setempat,PT ASKES Banyuwangi masih

belum bisa dilakukan dikarenakan sampai saat ini mereka hanya

sebagai fasilitator saja dan bukan sebagai penentu kebijakan terkait

program CSR itu sendiri. Berdasarkan temuan lapang sementara dari

hasil wawancara dengan perusahan PT. Askes maka jika dipetakan

dalam analisa SWOT maka hasil analisa adalah sebagai berikut :

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

35

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Askes

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Dana PKBL yang disediakan oleh ASKES pusat

tergolong tinggi

2 Weakness

(Kelemahan)

Kesadaran perusahaan tentang CSR baru sebatas

pengaplikasian PKBL

Penyaluran dana PKBL hanya tergantung

permintaan masyarakat

Penyaluran dana PKBL ditentukan terpusat oleh

PT ASKES Jakarta

3 Oportunity (Peluang) -

4 Threat (Ancaman) Ketidakmampuan PT ASKES Banyuwangi untuk

berkoordinasi dengan pemerintah setempat

mengenai pengelolan CSR

Sumber : wawancara lapang diolah

B. BUMD

1. PDAM

a. Profil Perusahaan dan Responden

PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum yang bergerak

pada penyediaan air bersih di Kabupaten Banyuwangi. Sampai saat ini

jangkauan Wilayah PDAM Banyuwangi mencakup 9 Kecamatan yang

ada di Kabupaten Banyuwangi. Dalam penelitian lapang yang menjadi

responden adalah bapak Agus Tjahyono selaku kepala bagian produksi

dan distribusi PDAM Banyuwangi

b. Penjelasan tentang CSR perusahaan

PDAM termasuk salah satu perusahaan yang rutin dan

konsisten menerapkan prinsip CSR meskipun tidak instruksi mengenai

keharusan melakukan program ini. Program CSR yang telah dilakukan

oleh PDAM terbagi ke dalam beberapa hal :

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

36

1) Pemberian Kompensasi 5-10 juta per tahun pada desa yang salah satu

sumber airnya digunakan oleh PDAM

2) Pemberian fasilitas air gratis untuk sarana umum seperti tempat

ibadah,pendidikan dan sosial yang dilewati oleh pipa air PDAM

3) Pemberian fasilitas air siap minum gratis untuk acara-acara sosial dan

keagamaan yang diadakan oleh masyarakat.

4) Berdasarkan kesepakatan seluruh karyawan PDAM banyuwangi, maka

setiap bulannya akan ada pemotongan gaji mulai 10rb-50rb

tergantung dari jabatannya yang nantinya dari dana yang terkumpul

itu akan digunakan untuk program santunan dan tali asih pada

masyarakat yang membutuhkan

c. Pemahaman Mengenai CSR

Pemahaman mengenai CSR yang dimiliki oleh PDAM

banyuwangi sampai saat ini tergolong sudah tepat karena bagi

manajemen PDAM sendiri keberadaan mereka sudah sepantasnya

juga berdampak positif bagi lingkungan disekitar mereka. Hal ini

sebagai kompensasi kegiatan produksi dan distribusi mereka yang

mungkin menyebabkan masyarakat sekitar terganggu ketika ada

pemasangan pipa PDAM maupun ketika sumber air di desa mereka

diambil.

d. Sinergitas dengan pemerintah

Sampai saat ini PDAM Banyuwangi belum memiliki alur

koordinasi yang intensif dengan pemerintah kabupaten terkait

pelaksanaan CSR di perusahaan. Koordinasi yang dilakukan sampai

saat ini baru sebatas adanya surat edaran bupati yang menyebutkan

mengenai keharusan perusahaan untuk melakukan tanggung jawab

sosialnya. Namun PDAM secara tersirat mengungkapkan kesiapannya

untuk berkoordinasi dengan pemerintah terkait program CSR asalkan

tidak mempengaruhi dan berdampak negatif pada kebijakan CSR

perusahaan yang telah ada sebelumnya. Kesiapan PDAM ini

dikarenakan pada kenyataannya walaupun belum ada intruksi terkait

CSR pun perusahaan telah melakukan program tanggungjawab

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

37

sosialnya secara rutin sebagai bentuk kesadaran dan tanggungjawab

perusahaan secara moral kepada masyarakat sekitar

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan

perusahan PDAM maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil analisa

adalah sebagai berikut:

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PDAM Kabupaten Banyuwangi

Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Kesadaran mengenai pentingnya CSR bagi

perusahaan sudah terbentuk dengan atau tanpa

peraturan pemerintah

Laba Perusahaan Cukup tinggi dan cenderung

meningkat dari tahun ke tahun

Kesiapan untuk berkoordinasi dengan pemerintah

terkait pengelolaan CSR

2 Weakness

(Kelemahan)

Program CSR yang di buat masih belum beragam.

Karena sampai saat ini program-programnya CSR

nya masih berupa kompensasi dari pengelolaan

air mereka

Kurangnya data yang dimiliki perusahaan terkait

wilayah yang membutuhkan bantuan perusahaan

3 Oportunity (Peluang) Masih banyak bidang lainnya yang potensial untuk

dikembangkan melalui program CSR perusahaan

4 Threat (Ancaman) Belum adanya koordinasi secara intensif dengan

pemerintah setempat

Karena belum ada koordinasi menyebabkan

jalannya CSR perusahaan masih tergantung dari

internal perusahaan sendiri

Sumber : wawancara lapang diolah

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

38

C. SWASTA

1. PT. Candi Ngrimbi

a. Profil Perusahaan dan Responden

PT. Candi Ngrimbi adalah perusahaan swasta dengan pusat di

Surabaya yang bergerak di Bidang penambangan belerang yang

terletak di Desa Tamansari dan dekat dengat tempat wisata yang juga

sumber belerang Kawah Ijen. Penambangan aktif diadakan mulai

pukul 6 pagi higga pukul 4 sore hari.

Responden bernama Bapak Budi. Beliau adalah kepala bagian

keuangan PT. Candi Ngrimbi. Beliau bertempat tinggal tidak jauh dari

tempatnya bekerja.

b. Penjelasan Mengenai CSR Perusahaan

Responden menjelaskan bahwa CSR yang dilakukan oleh

perusahaan adalah CSR yang bersifat sosial, yakni pemberian satunan

kepada yayasan yatim piatu di sekitar Tamansari. Santunan diberikan

dalam bentuk uang tunai sebersar Rp 1.000.000,- setiap bulannya

dimana uang tersebut nantinya bebas digunakan oleh pengurus

yayasan yatim piatu tersebut.

Selain itu perusahaan juga aktif dalam memberikan bantuan

dana pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh warga sekitar. Salah

satu contoh yang diutarakan responden adalah membantu

memberikan dana dalam kegiatan kompetisi bola voli warga sekitar.

Berdasarkan apa yang diucapkan responden, ada beberapa

alasan yang menyebabkan mengapa perusahaan memilih untuk

melakukan CSR dalam bentuk tersebut. Adanya kepedulian terhadap

yatim piatu di kalangan warga sekitar menjadi salah satu

penyebabnya. Selain itu, PT. Candi Ngrimbi pusat juga menyarankan

agar unit tersebut menjalan CSR di kalangan sekitar warga saja.

Responden juga mengatakan bahwa perusahaan bertanggung

jawab juga terhadap kondisi jalan yang setiap hari dilalui untuk

melakukan kegiatan penambangan. Oleh karena itu, perusahaan juga

harus memastikan bahwa kondisi jalan tesebut selalu dala keadaan

yang baik. Mengingat juga bahwa jalan yang dilalui juga merupakan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

39

jalan utama menuju wisata kawah ijen yang cukup terkenal secara

Internasional.

Responden kurang yakin kapan edaran mengenai CSR dari

pemerintah diterima oleh perusahaan, antara tahun 2010 atau 2011.

Namun bukan berarti CSR belum dilakukan sebelu itu. Perusahaan

telah lama memberikan bantuan keapda warga sekitar bahkan sejak

beberapa tahun sebelum surat edaran tersebut diberikan. Bantuan

yang diberikan adalah dalam bentuk uang tunai yang diberikan sesuai

dengan keperluan warga selama warga mengajukan permohonan

kepada perusahaan.

Ada satu hal yang cukup menarik dari CSR PT. Candi Ngrimbi.

Ketika kondisi Gunung Ijen sedang aktif, ada larangan dari pemerintah

untuk mendekati kawah gunung tersebut. Hal ini menyebabkan

perusahaan tidak dapat melakukan produksi sehingga tidak ada

pemasukan sama sekali. Namun karena ada rasa “sungkan” dengan

yayasan yang selalu diberikan dana CSR, perusahaan tetap

memberikan dana CSR sebesar 1 juta pada yayasan tersebut.

c. Pemahaman Mengenai CSR

Pemahaman yang dimiliki oleh respoden mengenai CSR masih

kurang. Sebelum surat edaran dari bupati masuk, responden belum

mengerti apa-apa mengenai CSR meskipun perusahaan telah

melaksanakan CSR dalam bentuk bantuan kepada masyarakat.

Responden baru menyadari bahwa perusahaan telah melakukan CSR

setelah edaran diterima.

Pengetahuan responden hanya sebatas dari edaran dari Bupati

yang intinya adalah mewajibkan perusahaan untuk meluangkan sekian

persen pendapatannya untuk membangun masyarakat sekitar

perusahaan. Ketika dilakukan wawancara dan diberi pertanyaan

mengenai undang-undang yang mewajibkan CSR, responden

menjawab belum mengerti hal tersebut.

Responden juga sempat kebingungan dengan biaya yang

dikeluarkan untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan

dimana sifatnya individu. Responden menganggap hal tersebut bukan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

40

terasuk CSR meskipun hal tersebut dapat digolongkan dalam kegiatan

sosial. Dan seiring dengan berjalannya wawancara, responden

menganggap bahwa hal tersebut bukan termasuk CSR.

d. Sinergitas Dengan Pemerintah

Komunikasi antara perusahaan dan aparat pemerintah

setempat masih terus dilakukan. Responden menyatakan bahwa

kepala desa setempat selalu meminta perusahana agar terus

melaporkan kegiatan CSR yang dilakukan. Untuk perihal sinegitas

antara pemeritah dan perusahaan, responden belum berani menjawab

dikarenakan apabila benar-benar terjadi maka perusahaan tersebut,

yang merupakan unit usaha dengan pusat di Surabaya, masih perlu

mengkomunikasikan perihal sinergitas tersebut kepada pusat.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan

perusahan PT. Ngrimbi maka jika dipetakan dalam analisa SWOT maka hasil

analisa adalah sebagai berikut:

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT. Ngrimbi

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Pemahaman CSR yang merupakan bagian dari

ibadah (sehingga tetap memberi CSR meskipun

kondisi rugi)

2 Weakness

(Kelemahan)

Pemahaman CSR yang masih lemah karena

hanya berdasar dari edaran pemerintah.

Keputusan pemberian CSR harus sesuai dengan

persetujuan pusat

Koordinasi yang dilakukan hanya dengan kepala

desa

3 Oportunity (Peluang) Masyarakat sekitar perusahaan merasa cukup

terbantu dengan CSR perusahaan

4 Threat (Ancaman) Perusahaan belum berani melakukan sinergi lebih

lanjut karena semua tergantung dari keputusan

PT. Candi Ngrimbi pusat

Sumber : wawancara lapang diolah

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

41

2. PT. Bank Central Asia (BCA)

a. Profil Perusahaan dan Responden

Bank BCA adalah salah satu perusahaan swasta yang ada di

kabupaten banyuwangi dan bergerak di bidang jasa perbankan.

Responden kami adalah Bapak Hadi Waskito selaku Kepala

Operasional BCA Banyuwangi

b. Penjelasan Tentang CSR yang telah dilakukan perusahaan

Berdasarkan penjelasan responden,sampai saat ini BCA tidak

hanya concern pada bidang bisnis belaka namun juga concern pada

pemberdayaan sosial kemasyarakatan. Proses pemberdayaan sosial

masyarakat ini ada sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan.

Pelaksanaan CSR di BCA sendiri ada yang dilakukan oleh BCA pusat

namun ada pula yang pelaksanaannya diserahkan kepada daerah

yang itu artinya dilakukan oleh kantor cabang masing-masing

Sampai saat ini ada beberapa program perusahaan yang telah

dilaksanakan sebagai bentuk CSR perusahaan:

1. Donor darah untuk karyawan BCA setiap 2 bulan sekali

2. Bantuan beasiswa secara rutin tiap tahun untuk karyawan agar

dapat melanjutkan sekolahnya

3. Bantuan dana hibah untuk tempat-tempat ibadah masyarakat

4. Bantuan alat olahraga untuk sekolah maupun universitas yang

menjalin kerjasama dengan Bank BCA

Selain beberapa program diatas,ada pula program khusus dari

BCA pusat untuk berkontribusi pada pengembangan sosial masyarakat

dan budaya seperti:

1. Diterbitkannya kartu kredit dengan motif batik beberapa saat

setelah batik diresmikan sebagai warisan budaya indonesia

2. Pemberian bantuan dana untuk atlet nasional kita yang akan

berlaga di luar negeri

c. Sinergitas dengan pemerintah

Menurut pengakuan responden, untuk kerjasama dengan pihak

pemerintah setempat yang dalam hal ini adalah pemerintah

Kabupaten masih belum masimal. selama ini koordinasi masih sebatas

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

42

surat edaran yang dikeluarkan oleh bupati tentang kewajiban

melaksanakan program CSR bagi perusahaan. Selain itu belum ada

forum yang digunakan untuk keperluan koordinasi intens antara pihak

BCA dengan pemerintah padahal untuk Bank BCA sendiri selalu

melakukan koordinasi intens dengan bank-bank lainnya melalui forum

komunikasi perbankan se Banyuwangi. Inilah yang menyebabkan

sampai saat ini pihak BCA Banyuwangi masih mengalami kesulitan

dalam mengimplementasikan program-program CSR yang dimiliki.

karena kurangnya data dan informasi yang dimiliki oleh pihaknya

terkait kebutuhan masyarakat banyuwangi sendiri. Untuk itu ke

depannya pihak BCA Banyuwangi mengharapkan adanya komunikasi

yang jelas dengan pemerintah sehingga program-program perusahaan

bisa benar-benar menimbulkan kemanfaatan yang jelas bagi

masyarakat Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan.

Berdasarkan temuan lapang sementara dari hasil wawancara dengan

perusahan PT. Bank Central Asia (BCA) maka jika dipetakan dalam analisa SWOT

maka hasil analisa adalah sebagai berikut:

Tabel Analisa SWOT kegiatan CSR PT.Bank Centra Asia (BCA)

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) BCA memiliki program CSR pusat dan juga

memiliki program CSR dari cabang, sehingga

banyak CSR yang dilakukan

2 Weakness

(Kelemahan)

CSR yang diberikan belum memiliki alasan dan

fokus yang jelas, seperti ada donor darah, operasi

katarak, bantuan terhadap acara sekitar, dsb.

Kurangnya data yang dimiliki untuk menunjang

CSR

3 Oportunity (Peluang) Banyaknya aspek dan lingkup yang bisa

dijangkau oleh persuahaan

4 Threat (Ancaman) kurang data untuk menunjang jalannya CSR

perusahaan

Sumber : wawancara lapang diolah

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

43

Berdasarkan pengamatan dilapangan terhadap beberapa sampel dari

perusahaan BUMN, BUMD, serta Swasta terhadap dinamika pelaksanaan program

tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR)

didapatkan gambaran umum sebagai berikut:

Tabel Uraian Temuan Lapang Kegiatan CSR dunia usaha di Kabupaten Banyuwangi

No Indikator Deskripsi

1 Strength (kekuatan) Adanya kesadaran beberapa perusahaan

mengenai pelaksanaan program CSR

Peraturan beberapa perusahan yang mendukung

Dukungan finansial perusahaan

Beragamnya kegiatan CSR yang dilakukan

perusahaan.

2 Weakness

(Kelemahan)

Lemahnya koordinasi, baik antara perusahaan

dengan perusahaan ataupun antara perusahaan

dengan pemerintah.

Lemahnya koordinasi berdampak kepada

lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan CSR

Belum terbentuknya forum yang menaungi

MEMBANGUN SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

44

No Indikator Deskripsi

Belum adanya payung hukum yang memayungi

adanya sinergitas

3 Oportunity (Peluang) Peraturan daerah yang menghimbau kegiatan

CSR dari masing-masing perusahaan

Semakin bertambahnya dunia usaha di

Kabupaten Banyuwangi

Semakin tumbuhnya perekonomian yang

berimbas kepada peningkatan laba perusahaan.

Adanya kemauan dari beberapa perusahaan

untuk saling bersinergi

4 Threat (Ancaman) Pemahaman yang salah dari masyarakat

mengenai program CSR.

Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan

Perbedaan kepentingan dari masing-masing

perusahaan

Minimnya data dalam menunjang pelaksanan

CSR

Salah satu yang paling menonjol dari beberapa bentuk kekuatan dalam

kegiatan CSR dari berbagai dunia usaha yang berada di Kabupaten Banyuwangi

adalah sudah mulai munculnya kesadaran akan pentingnya kegiatan CSR,

kekuatan tersebut semakin tumbuh dengan didukung oleh peraturan perusahaan

dalam pelaksanaan program CSR di perusahaan. Hal tersebut memang bukan

muncul disemua jenis usaha namun masih sebagian, terdapat perusahaan yang

malah tidak memahami apa yang dimaksud dengan CSR tersebut sehingga

mereka tidak melakukan kegiatan CSR. Pemahaman mengenai CSR ini dapat

menjadi suatu hambatan dalam pelaksanaan program CSR yang dapat berimbas

kepada kekurangtepatan bentuk kegiatan CSR yang dilakukan serta salahnya

sasaran dari kegiatan tersebut.

Pengetahuan perusahaan terhadap pemahaman CSR juga ditunjang oleh

belum adanya komunikasi yang intensif antara perusahaan dengan perusahaan

maupun perusahaan dengan pemerintah daerah. Pemerintah daerah sebenarnya

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

45

telah mengeluarkan Peraturan Bupati yang menghimbau setiap perusahaan

melakukan program keperdulian sosial / CSR namun karena masih kurang

intensifnya sosialisasi dan pengawasan masih banyak perusahaan yang masih

enggan untuk melakukan program tersebut terutama untukperusahaan-

perusahaan swasta, sedangkan perusahaan BUMN pengamatan dilapangan

seluruhnya telah melakukan program CSR karena diperkuat dengan adanya

peraturan menteri BUMN yang mengharuskan setiap perusahaan BUMN untuk

menjalankan program CSR. Tingkat kesadaran dan pemahaman perusahaan yang

kurang, ditunjang oleh lemahnya sosialisasi semakin diperparah dengan tingkat

kepentingan perusahaan yang berbeda-beda dapat menjadi ancama terhadap

sinergitas pembiayan non APBD sebab dengan perusahaan yang tingkat

kepentingan yang berbeda apalagi berseberangan maka akan sangat sulit untuk

bersinergi dalam program CSR ini.

Setelah mendapatkan IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (Eksternal

Factor Evaluation) maka langkah selanjutnya adalah membuat matrik SWOT

dimana Matriks Strength – Weaknesses – Opportunities - Threat (SWOT)

merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan

empat tipe strategi, yaitu strategi SO (Strength-Opportunity), strategi WO

(Weakness-Opportunity), strategi ST (Strength-Threat), dan strategi WT

(Weakness-Threat). Keempat tipe strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Strategi SO (Strength-Opportunitiy), strategi ini menggunakan

kekuatan internal pemerintah daerah untuk meraih peluang-peluang

yang ada di luar pemerintah daerah.

Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi bertujuan untuk

memperkecil kelemahan-kelemahan internal pemerintah daerah

sinergitas pembiayaan non APBD dengan memanfaatkan peluang-

peluang eksternal.

Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini pemerintah

daerah berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari

ancaman-ancaman eksternal.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

46

Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taktik

untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta

menghindari ancaman.

Berdasarkan matrik IFE dan EFE maka matrik SWOT bagi program

Sinergitas Pembiayaan Non APBD diuraikan sebagai berikut:

Tabel Matching Tool Strategi Sinergitas Pembiayaan Non APBD

Streght (Kekuatan)

Adanya kesadaran beberapa perusahaan mengenai pelaksanaan program CSR

Peraturan beberapa perusahan yang mendukung

Dukungan finansial perusahaan Beragamnya kegiatan CSR yang

dilakukan perusahaan.

Weakness (Kelemahan)

Kurang bervariasinya kegiatan CSR disebabkan kurangnya pengetahuan dari beberapa perusahaan

Lemahnya koordinasi, baik antara perusahaan dengan perusahaan ataupun antara perusahaan dengan pemerintah.

Lemahnya koordinasi berdampak kepada lemahnya tingkat fokus sasaran kegiatan CSR

Belum terbentuknya forum yang menaungi

Belum adanya payung hukum yang memayungi adanya sinergitas

Opportunity (Peluang)

Peraturan daerah yang menghimbau kegiatan CSR dari masing-masing perusahaan

Semakin bertambahnya dunia usaha di Kabupaten Banyuwangi

Semakin tumbuhnya perekonomian yang berimbas kepada peningkatan laba perusahaan.

Adanya kemauan dari beberapa perusahaan untuk saling bersinergi.

Strategi SO

Mengembangkan ragam kegiatan program CSR yang lebih bermanfaat dan cakupan wilayah yang semakin luas.

Strategi WO

Membentuk sebuah forum yang menaungi kegiatan CSR di Kabupaten Banyuwangi

Membentuk payung hukum untuk pelaksanaan CSR.

Membuat sebuah pertemuan rutin untuk membahas isu strategis pembangunan

Treath (Ancaman)

Pemahaman yang salah dari masyarakat mengenai program CSR.

Strategi ST

Intensitas sosialisasi program CSR ke Masyarakat

Peningkatan koordinasi dan

Strategi WT

Memperkuat fungsi dari forum, utamanya terhadap komunikasi baik antar perusahaan maupun

Faktor Internal

Faktor Eksternal

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

47

Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan

Perbedaan kepentingan dari masing-masing perusahaan

Minimnya data dalam menunjang pelaksanan CSR

komunikasi antar perusahaan serta pemerintah

pemerintah.

Dari berbagai daftar kekuatan (streght), kelemahan (weakness), peluang

(opportunity) serta ancaman (treath) akan di dapatkan matching tool dimana

tujuan matching tool ini juga untuk melihat strategi yang akan muncul bilamana

diketahui jenis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Apabila dalam

upaya untuk mensinergikan pembiayaan non APBD diketahui kekuatannya adalah

sudah mulai munculnya kesadaran untuk melakukan CSR serta adanya peluang

yang dimiliki yaitu semakin berkembangnya dunia usaha dengan semakin

meningkatnya perekonomian di Kabupaten Banyuwangi maka strategi yang dapat

diambil adalah dengan semakin meningkatkan ragam kegiatan CSR dari saat ini.

Lalu pendekatan ini bila dikaitkan antara kelemahan dan peluang maka

dapat dimana dalam upaya sinergitas pembiayaan non APBD memiliki kelemahan

berupa masih rendahnya koordinasi antar perusahaan maupun dengan

pemerintah dilihat dari sisi peluang yang memperlihatkan adanya kemauan

perusahaan untuk bersinergi maka alternatf terhadap strateginya adalah dengan

membentuk forum yang menaungi kegiatan CSR dimana elemen dalam forum

tersebut terdiri dari perusahaan-perusahaan baik perusahaan sejenis maupun

lintas perusahaan serta elemen pemerintah. Agenda yang terdapat dalam forum

tersebut setidakanya dapat membahas mengenai berbagai perpektif CSR , isu-isu

strategis pengembangan CSR di Banyuwangi maupun membahas permasalahan-

permasalahan yang melingkupi kegiatan CSR.

Dari segi kekuatan dilihat dari segi ancaman terhadap sinergitas

pembiayaan non APBD dapat terlihat alternatif strategi yang dapat dimunculkan

bilamana terdapat kemauan perusahaan untuk melakukan CSR namun terdapat

ancaman yaitu persepsi masyarakat yang salah mengenai program CSR maka

alternative straegi yag dapat muncul adalah dengan mengintensifkan sosialisasi

kepada masyarakat agar tujuan dari pelaksanaan program CSR dapat terlaksana.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

48

Dilihat dari segi kelemahan dan ancaman salah satu alternatif yang dapat

muncul apabila melihat jenis kelemahan dilihat dari segi ancaman seperti bila

kelemahan berupa kurangnya komunikasi dengan melihat ancaman mengenai

tingkat kepentingan masing-masing perusahaan yang berbeda bahkan terdapat

perusahaan yang tingkat otoritasnya ditentukan oleh perusahaan pusat maka

strategi yang muncul adalah dengan mengintensifkan keberadaan forum agar

komunikasi antar perusahaan dapat meningkat dan tercipta berbagai solusi

terhadap permasalahn komunikasi antar perusahaan.

Penggunaan analisa SWOT sangat berguna untuk membuat alternatif-

alternatif terhadap suatu tujuan dengan mempertimbangkan unsur kekuatan

(streght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (treath).

Berdasarkan unsur-unsur tersebut akan tercipta berbagai alternatif strategi untuk

mencapai tujuan yang akan dicapai jika dalam kajian ini adalah untuk tujuannya

membuat sinergitas pembiayaan non APBD maka dengan pendekatan tersebut

akan lahir alternatif strategi terhadap tujuan yang hendak dicapai.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

Strategi Sinergitas Pembiayaan Non APBD

Masalah Internal

jenis dan ragam kegiatan terbatas

Pemahaman CSR yang masih

kurang

Otoritas Terbatas

peraturan perusahaan

Masalah Ekternal

sasaran kurang tepat

kurangnya data yang akurat

kekurang berhasilan kegiatan

Pandangan salah mengenai

masyarakat

Masalah Kelembagaan

Berjalan Sendiri-sendiri

Belum adanya forum

kepentingan berbeda

Belum adanya ketentuan yang

tegas

tidak dijalankanya

CSR

Fungsi Pengawasan

kurang

keterbatasan aparatur

Gambar Diagram Pohon Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

87

Untuk mencapai tujuan terciptanya sinergitas pembiayaan non APBD di

kabupaten Banyuwangi berdasarkan pendekatan alat analisis akar masalah terdapat

beberapa permasalahan yang dapat menjadi penghambat tersinerginya pembiayaan

non APBD. Dalam gambar tersebut permasalahn-permasalahan yang terdapat pada

bagian yang paling bawah adalah permasalahan yang harus segera di buatkan

solusinya, semisal adanya pemahaman yang kurang dari perusahaan mengenai definisi

CSR maka berdampak kepada kurang beragamnya pelaksanaan CSR atau perusahaan

bingun mengenai kegiatan CSR apa yang hendak dilakukan. Artinya dengan

permasalahan tersebut pemerintah daerah harus membuat solusi agar perusahaan

mendapatkan pemahaman yang luas mengenai kegiatan CSR, berdasarkan analisa akar

masalah maka solusi untuk mengatasi permasalahn tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel Jenis Masalah Dan Solusi permasalah Berdasarkan Analisa Akar

Masalah Sinergitas Pembiayaan Non APBD

No Jenis Permasalahan Solusi Permasalahan

1 Pemahaman CSR yang masih kurang Diadakannya sosialisasi ataupun

workshop mengenai kegiatan CSR

kepada perusahaan

2 Peraturan perusahaan Pemerintah Daerah Melakukan

Mediasi kepada perusahaan induk

3 Kurangnya data yang akurat Pengakurasian dan Pensinergian

data dari masing-masing SKPD

4 Pandangan masyarakat yang salah

terhadap program CSR

Mengintensifkan sosialisasi kepada

masyarakat

5 Belum adanya forum dan perbedaan

kepentingan.

Mensinergikan kegiatan CSR dari

masing-masing perusahaan dalam

suatu wadah forum.

6 Tidak terlaksanakannya CSR oleh

beberapa perusahaan

Sosialisasi dan Pembuatan

peraturan yang tegas

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

88

Program dan Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR per Wilayah

Peta Program

Bantuan dana CSR yang dilakukan di Banyuwangi disebar di 24 kecamatan yang ada di

kabupaten Banyuwangi . dalam pembagiannya, dana CSR ini dikelompokkan dalam 9

bidang meliputi bidang pertanian, ketahan pangan, peternakan , kelautan perikanan,

lingkungan hidup, Koperasi dan UMKM, Pemberdayaan masyarakat, pendidikan serta

perdagangan. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pembagian CSR di 9 bidang

tersebut serta kecamatan- kecamatan yang memperoleh bantuan dana CSR.

1. Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang paling dominan berdasarkan

struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Sektor pertanian tersusun atas

beberapa sub sektor yang sangat potensial.Peranan sub sektor tanaman bahan

makanan dapat me-nyumbang produksi padi Jawa Timur, yang mana Kab. Banyuwangi

merupakan salah satu daerah lumbung padi. Kabupaten Banyuwangi me-rupakan salah

satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang mempunyai luas daerah terbesar,

sehingga dengan adanya ketersediaan luas daerah yang begitu besar tersebut,

kesempatan untuk dijadikan sebagai lahan pertanian akan mempunyai peluang

besar.Pada tahun 2010 produksi Padi sawah dan ladang sebesar 852.536 ton (dalam

bentuk gabah kering giling) telah mengalami kenaikan sebesar 10,95 persen dibanding

tahun 2009.Sedangkan Untuk produksi tanaman sayuran, didominasi Cabe Besar,

Sawi/Petsai dan Tomat.

Untuk pengembangan di sektor pertanian, maka pemerintah bekerja sama

dengan stakeholder yang ada mendanai beberapa kegiatan daerah dengan dananCSR.

Untuk program CSR bidang pertanian pada umumnya dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan yang bergerak dalam produksi yang berkaitan dengan pertanian seperti

perusahaan pupuk, perusahaan kimia untuk obat-obatan pertanian, perusahaan bibit

pertanian dan perusahaan sejenisnya. Perusahaan-perusahaan tersebut pada orientasi

utama program CSR yang disalurkan pada umumnya diprioritaskan untuk hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan pertanian, namun tidak menutup kemungkinan perusahaan

lain dapat menyalurkan bantuan program CSR ke dalam bidang pertanian.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

89

a. Bidang Tanaman Pangan

Untuk pertanian tanaman pangan menurut dinas Pertanian, Perkebunan dan

Kehutanan setidaknya terdapat tiga program yang dapat disinergikan dengan program

CSR perusahaan. Salah satu bentuk program yang dapat disinergikan adalah bantuan

alat pengolahan tanah (hand tractor), Rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani,

serta bantuan penguatan modal bagi gabungan kelompok tani mitra Bulog.Wilayah

tersebut dinilai oleh pihak dinas tingkat ketersediaan masih kurang dan belum

sepenuhnya mampu terfasilitasi melalui dana dari dinas.

Bagi perusahaan yang memiliki perencanaan penyaluran program dibidang

pertanian semisal penyaluran dana CSR untuk pembangunan irigasi pertanian, maka

perusahaan dapat memperhatikan wilayah di Kecamatan Sempu dan Kecamatan

Genteng, karena diwilayah tersebut berdasarkan informasi dinas tingkat ketersediaan

sistem irigasi pertanian masih membutuhkan penambahan, selain itu juga karena

wilayah tersebut merupakan wilayah potensi pertanian tanaman pangan yaitutermasuk

sebagai wilayah penghasil tanaman padi sehingga ketersediaan saluran irigasi memang

sangat penting sebagai penyuplai kebutuhan air untuk proses tanam komoditas

tersebut.

b. Bidang Tanaman Holtikultur

Untuk sektor pertanian bidang tanaman holtikultur yang menangani masalah

pertanian buah-buahan dan tanaman hiassetidaknya terdapat 5 program yang dapat

disinergikan dengan program CSR seperti kebutuhan pengadaan sumur bor bagi

kebutuhan pengairan pertanian tanaman holtikultura komoditas jambu biji daging

merah serta komoditas jeruk siam. Dimana wilayah yang membutuhkan pengadaan

sumur tersebut adalah di Desa karangdoro Kecamatan Tegalsari untuk komoditas

jambu biji daging merah karena wilayah tersebut potensi pertanian komoditas tersebut

sedang menjadi perhatian namun masih membutuhkan dukungan system pengairan

untuk proses pertaniannya. Selain pengadaan sumur bor tingkat kebutuhan lainnya di

bidang tanaman holtikultur adalah kebutuhan pengadaan keranjang panen, serta

bantuan modal untuk pembelian benih tanaman holtikutur seperti benih pohon jeruk

yang terdapat di Kecamatan Bangorejo. Perusahaan – perusahaan yang hendak

menyalurkan dana CSR di bidang holtikultur dapat memperhatikan informasi tersebut

sebagai dasr pertimbangan untuk jenis penyaluran dan wilayah penyaluran.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

90

c. Bidang Perkebunan

Bidang perkebunan Kabupaten Banyuwangi menyimpan potensi yang sangat

besar karena ditunjang dengan kondisi geografis daerah terutama Banyuwangi bagian

barat yang merupakan daerah dataran tinggi.Beragam potensi perkebunan yang

dimiliki Banyuwangi diantaranya adalah perkebunan kopi, perkebunan kelapa, karet,

kakao, Lada, dan beragam tanaman perkebunan lainnya.potensi tersebut sangat

disayangkan apabila tidak mampu terkelola dengan optimal hanya karena kurangnya

pendanaan

Perusahaan yang perduli terhadap kondisi pertanian dan memiliki perencanaan

penyaluran dana CSR bidang perkebunai maka dapat menjadi pertimbangan seperti

pengembangan tanaman kopi arabika dengan wilayah sasaran Kecamatan Kalibaru dan

Kecamatan Wongsorejo.

2. Peternakan

Sektor peternakan saat ini sedang mendapatkan perhatian tinggi dari

pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi terutama peternakan sapi perah dan sapi

potong.Pemerintah sedang serius untuk terus mengembangkan sentra-sentra

peternakan sapi seperti wilayah Kecamatan Licin untuk peternakan sapi perah dan

Kecamatan Wongsorejo untuk peternakan sapi potong disamping wilayah lainnya di

Kabupaten Banyuwangi.

Agar dapat menghasilkan pembangunan yang maksimal maka program-

program tersebut hendaknya dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder yang

lainnya dan tidak hanya mengandalkan sumber dari pemerintah daerah.Seperti di

kecamatan purwoharjo dan cluring dana CSR digunakan untuk pembuatan biogas.

Pembuatan biogas diharapkan dapat membantu peternak memanfaatkan limbah ternak

dengan memanfaatkannya menjadi biogas yang bisa menjadi sumber kehidupan bagi

masyarakat setempat. Selain itu untuk mendukung program pemerintah

mengembangkan daerah peternakan di kecamatan licin, maka dana CSR digunakan

untuk membantu daerah setempat dengan mendistribusikan bibit sapi unggul di

kecamatan tersebut.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

91

3. Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintah Desa

Selain di bidang pertanian terdapat permasalahan lainnya yang menjadi

program pembangunan di Kabupaten Banyuwangi adalah permasalahan sosial.Salah

satu permasalahan social yang kerap melanda berbagai daerah tidak terkecuali untuk

negara maju adalah permasalahan kemiskinan.Di Kabupaten Banyuwangi

permasalahan kemiskinan terjadi merata di setiap Kecamatan dengan daerah yang

memiliki jumlah kemiskinan yang tertinggi adalah kecamatan Rogojampi dan Kalipuro

Kemiskinan memberikan dampak terhadap beberapa hal seperti tidak tercukupinya

kebutuhan dasar mereka karena rendahnya tingkat pendapat yang diterima

masyarakat. Salah satu kebutuhan dasar masyarakat selain kebutuhan akan pangan

adalaha kebutuhan akan tempat tingga yang layak. Kebutuhan tempat tinggal yang

layak tersebut menjadi kebutuhan dasar karena akan memberikan dampak terhadap

tingkat kesehatan masyarakat.

4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Pencapaian perekonomian Kabupaten Banyuwangi yang besar, salah satu

sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah berasal dari bentuk usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM).sektor ini menjadi penompang utama dalam struktur

perekonomian daerah dengan jumlah UMKM sudah mencapai lebih dari 200.000

UMKM. karena peranannya yang penting dalam perekonomian maka diperlukan

perhatian yang serius untuk menjaga agar usaha tersebut terus tumbuh dan

berkembang. Pengembangan UMKM diharapkan agar perekenomian di Banyuwangi

dapat berkembang serta menjadikan usaha kecil mampu bersaing dengan usaha besar

dengan mempunyai nilai tambah tersendiri. Fasilitas yang bisa didanai dari dana CSR

diantaranya yaitu fasilitas sarana tenda, fasilitas sarana kaos dan fasilitas ketrampilan .

program pengembangan ketrampilan bagi para pedagang kecil dan menengah

diharapkan mampu memperbaiki pedagang kecil agar dapat bersaing dengan

pedagang lainnya. Pelatihan ini juga sangat berguna bagi para pedagang, dikarenakan

masih banyak pedagang yang kurang terampil dalam penjualan serta pengelolaan

usaha , pengembangan ketrampilan bagi PKL diberikan di beberapa kecamatan di

antaranya purwoharjo, glagah, dan giri.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

92

5. Perikanan

Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan

terbesar di Jawa Timur, salah satu daerah di Banyuwangi penghasil ikan yaitu di

daerah muncar yang memiliki pelabuhan ikan.Produksi ikan di Kabupaten Banyuwangi

setiap tahun naik.Berdasarkan data di Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi,

tahun 2011 produksi ikan di Banyuwangi mencapai 57 ribu ton per tahun.Sementara di

tahun 2012 naik menjadi 66 ribu ton.

Untuk meningkatkan potensi perikanan serta mensejahterakan masyarakat

pesisir, maka pemerintah Banyuwangi melakukan program-program yang di danai oleh

CSR dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dana

tersebut akan digunakan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

kesehatan, dan lingkungan. Pasalnya, potensi yang dimiliki sektor kelautan dan

perikanan di Banyuwangisangatlah besar

Beberapa program yang dibaiayai dengan dana CSR diantaranya mengenai

pengolahan hasil laut.pengolahan hasil laut di antaranya yaitu pembuatan nugget,

pembuatan gel, pembuatan bakso, dll. Pelatihan ketrampilan ini bertujuan agar

pengolahan hasil laut tidak hanya berhenti pada penjualan bahan mentah hasil laut,

namun sudah berupa hasil olahan yang menghasilkan nilai jual lebih tinggi

dibandingkan hanya menjual hasil laut. Dan hal ini nantinya diharapkan dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. Program – program lain yang dapat

didanai oleh dana CSR yaitu bantuan peralatan pemasaran seperti freezer dan coolbox.

Penggunaan freezer diharapkan membantu penyimpanan ikan agar lebih tahan lama

dan tetap segar sehingga tidak membuat rugi negalayan jika ikan yang didapat tidak

terjual semua.

Program lain yang dibiayai oleh dana CSR di bidang perikanan yaitu gerakan

makan ikan yang ditujukan kepada seluruh warga Banyuwangi. Hal ini mengingat

bahwa Banyuwangi memiliki potensi yang baik di bidang perikanan, maka dengan

peningkatan jumlah konsumsi ikan karena pentingnya protein bagi tubuh maka nantiya

diharapkan akan berdampak pada pendapatn nelayan.

6. Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan

Dana CSR di Banyuwangi juga tidak luput pada program pembangunan pada

bidang perindustian, perdagangan dan pertambangan. Untuk peningkatan pada bidang

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

93

tersebut maka pembangunan program yang didanai oleh CSR di Banyuwangi banyak

ditujukan pada IKM . adanya bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

usaha masyarakat di Banyuwangi, dapat menciptkan sebuah kemandirian dan bisa

bersaing dengan usaha besar. Bantuan program yang diberikan berupa peralatan

produksi, bantuan pinjaman dengan bunga rendah, serta ketrampilan dalam bidang

pemasaran. Bantuan program yang di danai dengan CSR lebih banyak pada bantuan

peralatan IKM Gula sehat. Hal ini dikarenakan gula merupakan industri inti dan perlu

dikembangkan untuk kemajuan daerah Banyuwangi. Penerima bantuan inperalatan

gula ditujukan di kecamatan rogojampi, srono, bangorejo, pesanggaran dan siliragung.

Kecamatan- kecamatan tersebut merupakan daerah di Banyuwangi yang merupakan

sentra IKM di sektor gula.

7. Lingkungan Hidup

Kepedulian terhadap lingkungan sangat perlu perhatian khusus. Hal ini karena

lingkungan berperan banyak untuk kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Kerusakan

pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena

tangan-tangan jahil manusia.Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang

dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang

tidak maksimal pada lingkungan tersebut dan menghambat aktivitas manusia. Maka

dari itu, maka diperlukan program-program khusus untuk menjaga dan melestarikan

lingkungan sekitar.

semakin meningkatnya kuantitas perusahaan-perusahaan yang beroperasi di

Banyuwangidengan melakukan kegiatan eksploitasi serta ekstraksi terhadap lingkungan

hidup dan sumber daya alam harus pula berbanding lurus dengan kualitas

pertanggungjawaban dan penanganan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh

kegiatan operasionalnya terhadap lingkungan dan sumber daya alam, sehingga, akan

tercipta harmonisasi dan keseimbangan antara kegiatan perekonomian (profit), sosial

(people) dan pelestarian terhadap lingkungan hidup (planet) oleh korporasi sesuai

dengan prinsip Triple Bottom Lines CSR (Keuntungan, tanggung jawab sosial dan

kelestarian lingkungan) sebagai tonggaknya. Pada tabel 7.4 dapat dilihat mengenai

program- program yang dilakukan untuk lingkungan hidup di Banyuwangi, diantaranya

yaitu pemeriksaan kesehatan masyarakat, pembentuka IPAL biogas, dan sebagainya.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

94

Tabel 7.4 Program-program Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup

Yang Dapat Dibiayai Melalui Program CSR

NO PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN

LOKASI KETERANGAN

1. Pemeriksaan kesehatan masyarakat sekitar pabrik terkait disfungsi paru-paru akibat debu semen dan asbes

Sekitar pabrik semen, asbes, mebeuler dan pecahan batu.

2. Pembentukan bank sampah (konsep : pinjam uang, bayar pakai sampah)

Lokasi timbulan sampah, lokasi padat penduduk, contoh : perumahan GGM, Sobo, Sutri, Brawijaya dll.

3. Pembentukan patroli lingkungan oleh my darling (masyarakat sadar lingkungan)

Sekitar pabrik yang berpotensi mencemari lingkungan, patrol perairan untuk kerusakan terumbu karang dan patrol sungai untuk pencemaran air.

4. Kemah hijau dan sekolah alam siswa SD/SMP, pembentukan karakterpeduli lingkungan

Kalongan licin, watudodol kalipuro, paltuding kawah ijen, trianggulasi alas purwo.

5. Pembuatan portaible biogas digester dari limbah rumah tangga (sisa makanan)

Pilot projek di beberapa perumahan

6. Pembuatan IPAL Biogas Masyarakat petani ternak

7. Bantuan sarana pengelolaan sampah dengan system 3 R (Reduse, Reuse, Recycle)

Masyarakat Kabupaten Banyuwangi

8. Penanaman pohon daerah penangkap air Sekitar sumber-sumber air, sempadan sungai

9. Penghijauan tanaman pantai dan tanaman produktif

Jalan lingkar timur (Kel. Mandar, Kepatihan, Karangrejo, Kertosari) kawasan pelabuhan ketapang.

10. Pembuatan Biopori Lahan yang cenderung kurang produktif

11. Sanitasi lingkungan / MCK (Mandi, Cuci, Kaskus)

Masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai MCK

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup

8. Pendidikan

Pendidikan merupakan unsur paling penting suatu bangsa.Kemajuan suatu

bangsa merupakan cerminan dari kemajuan pendidikan rakyatnya. Kemajuan di bidang

pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak tidak hanya pemerintah. Dengan

peran serta lembaga-lembaga terkait, tentunya dapat membantu meringankan beban

pemerintah guna memajukan pendidikantermasuk di daerah Banyuwangi. Peningkatan

di bidang pendidikan diharapkan menciptan generasi penerus bangsa yanglebih baik.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

95

Program bidang pendidikan yang didanai oleh CSR di daerah Banyuwangi dapat dilihat

pada tabel 7.5. pengembangan di bidang pendidikan di Banyuwangi tidak hanya

dilakukan dengan program peningkatan sarana dan prasarana sekolah serta bantuan

dan penghargaan bagi siswa. Namun juga termasuk penghargaan bagi guru yang

berprestasi. Hal ini dikarenakan guru dianggap sebagai salah satu indikator

keberhasilan pendidikan di indonesia.

Tabel 7.5 Program-program Pembangunan Bidang Pendidikan Yang

Dapat Dibiayai Melalui Program CSR

Nomor Pelaksanaan Program / Kegiatan pembangunan

Lokasi / Keterangan

1 Pembangunan Taman Posyandu Masing - masing desa se kabupaten Banyuwangi

2 Pembelian alat peraga, perlengkapan sekolah bagi siswa kurang mampu bagi SiswaSD, SMP, SMA dan SMK

Siswa se Kabupaten Banyuwangi

3 Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi kurang mampu

Siswa kurang mampu

4 Pemberian besiswa bagi siswa berprestasi

Siswa yang berprestasi

5 Pemberian penghargaan bagi guru berprestasi

Guru berprestasi

6 Pemberian Penghargaan bagi siswa berprestasi SD, SMP, SMA dan SMK

Siswa berprestasi

Sumber: Dinas Pendidikan

9. Ketahanan Pangan

Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pangan nasional di Jawa Timur,

yang memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi produksi pangan nasional.

Sektor pertanian di Banyuwangi tidak hanya berperan terhadap ketahanan pangan

tetapi juga mempunyai andil yang sangat besar terhadap sumber pendapatan,

kesempatan kerja, serta perekonomian regional maupun nasional.

Namun, permasalahan ketahanan pangan di berbagai daerah termasuk di

Banyuwangi sebagai implikasi berkembangnya sektor jasa, perdagangan, konstruksi,

dan beberapa sektor non pertanian lainnya, telah terjadi konversi lahan pertanian

sehingga luas garapan usaha tani semakin berkurang dan kapasitas produksi semakin

menurun. Ini merupakan problem yang harus dihadapi dihadapi bersama. Dukungan

semua pihak diperlukan untuk menekan laju konversi lahan pertanian antara lain

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

96

melalui perencanaan dan pengendalian tata ruang, rehabilitasi dan ekstensifikasi lahan;

meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha pertanian serta pengendalian

pertumbuhan penduduk.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan di Banyuwangi, maka dilakukan

program-program pengembangan dan peningkatan baik di sektor pertanian maupun non

pertanian untuk ketahanan pangan di Banyuwangi. Beberapa program yang perlu

ditingkatkan dan didanai oleh biaya CSR meliputi beberapa sektor yaitu: pertanian,

peternakan, dan perikanan.

Di bidang pertanian bantuan yang diberikan dari dana CSR yaitu berupa

pemberian bibit tanaman sayur .Pemberian bibit diharapkan dapat mendongkrak petani

sayur untuk peninngkatan produksinya. Pembagian bibit sayur di antaranya bibit tomat,

terong, kacang panjang, cabe besar dan cabe kecil. Pemberian bibit sayur dikarenakan

karena produksi sayur di Banyuwangi rendah dibandingkan dengan padi. Kesulitan

mendapatkan bibit unggul mengakibatkan produksi sayur rendah.

Bantuan lain yang diberikan yaitu di bidang peternakan , perikanan dan pupuk.

Hal ini juga bertujuan agar pengembangan bidang tidak hannya di pertanian, namun

juga ke semua bidang. Pemberian bantuan di bidang peternakan yaitu berupa pemberian

bibit ayam buras, bibit itik, dan di bidang perikanan yaitu pemberian bibit lele di

kecamatan licin.

Sinergitas Program Pembangunan dengan CSR per Wilayah

Dalam peningkatan CSR telah dijelaskan bahwa ada 9 bidang dinas yang

memperlihatkan keinginan untuk mensinergikan program pembangunannya dengan

program CSR dengan berbagai program dan kegiatan yang tersebar di 24 Kecamatan

di daerah Banyuwangi. Di Banyuwangi sendiri terdapat 24 kecamatan yang masing-

masing wilayah mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhan wilayah tersebut.

Berikut akan di jelaskan program – program yang didanai oleh dana CSR di 24

kecamatan yang tersebar luas di Kabupaten Banyuwangi.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

97

a. Kecamatan Gambiran

Kecamatan Gambiran merupakan salah

satu kecamatan yang ada di kabupaten

Banyuwangi. Secara geografis,

Kecamatan gambiran berbatasan

langsung dengan Kecamatan Genteng

dan Bangorejo di sebelah utara dan

selatan sedangkan di sebelah Barat dan

timur, Kecamatan Gambiran berbatasan

langsung dengan Kecamatan Tegalsari

dan Cluring.

Program CSR di kecamatan ini masih

dalam 2 lingkup yaitu di bidang pertanian

dan kelautan perikanan. Di bidang

pertanian, program yang masih terbuka

untuk dikembangkan adalah bantuan

penguatan untuk modal Gabungan

Kelompok Tani. Sedangkan di bidang kelautan program yang masih terbuka untuk

dikembangkan adalah program penguatan Gerakan Memasyarakat Makan Ikan seperti

yang ditunjukkan dalam tabel 7.6

Tabel7.6 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Gambiran

No Program

Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan

1 Bantuan penguatan modal bagi Gabungan Kelompok Tani Mitra Bulog

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Kelautan Perikanan

3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

98

b. Kecamatan Bangorejo

Pada kecamatan Bangorejo sudah

banyak program-program yang

dikembangkan dengan bantuan dana CSR.

Salah satu contohya yaitu di bidang

peternakan. Potensi peternakan Banyuwangi

ini masih diperkaya produksi kulit. Program

yang mendukung pengembangan

peternakan di kecamatan ini yaitu

pembuatan biogas dan pabrik pakan ternak,

hal ini dikarenakan kecamatan bangorejo

memiliki potensi pada bidang peternakan.

Untuk menigkatkan nilai tambah pada

bidang peternakan maka program yang

dapat disenrgikan adalah pembuatan pabrik

pakan ternak dan biogas. Pembuatan pabrik

pakan ternak dibuat dengan tujuan untuk

mengurangi ketergantungan produk pakan

jadi dari luar kabupaten dengan harga pembelian yang tinggi. Dengan dibentuknya

pabrik pakan ternak di kecamatn ini, diharapkan mempermudah peternak dalam

mengelola peternakannya.

Untuk pembuatan biogas diharapkan mampu menggunakan sisa kotoran ternak

yang melimpah di kecamatan ini dan menjadikan kecamatan bungorejo menjadi

kecamatan mandiri. Selain di bidang ternak pengembangan program untuk kemajuan

daerah dapat dilihat pada tabel 7.7

Tabel7.7 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Bangorejo

No Keterangan

Bidang Pertanian, Perkebunan dan kehutanan

1 Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura (komoditas jeruk siam)

2 Pengadaan keranjang panen buah (komoditas buah naga)

3 Bantuan modal untuk pembenihan jeruk dalam rangka mendukung kawasan hortikultura

4 Pengembangan tanaman kelapa gejah

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

99

No Keterangan

5 Intensifikasi tanaman kelapa

6 pengembangan tanaman tebu rakyat

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

7 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

Bidang Peternakan

8 Pabrik pakan ternak

9 Biogas

Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

10 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

14 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

15 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

16 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

c. Kecamatan Banyuwangi

Kecamatan Banyuwangi merupakan ibu kota

dari kabupaten ini. Di kecamatan Banyuwangi

dapat dikatakan sebagai pusat perdagangan di

kabupaten Banyuwangi. Dari data Banyuwangi

dalam angka tahun 2010 tercatat indutri rumah

tangga yang bersifat informal sebanyak 416

industri dengan penyerapan tenaga kerja

sekitar 2.958 orang dan Industri kecil formal

sebanyak 130 industri dengan penyerapan

tenaga kerja sebanyak 891 orang. Hal ini telah

dapat menunjukkan bahwa kecamatan

Banyuwangi merupakan pusat perdagangan di

kabupaten ini.

Untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada di kecamatan Banyuwangi

maka program pemerintah yang dapat disinergikan dengan CSR dapat dilihat pada

tabel 7.8. karena kecamatan Banyuwangimerupakan ibukota dari kabupaten ini, maka

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

100

akses perusahaan swasta dan pemerintah untuk pengembangan daerah lebih mudah.

Banyak program-program dari berbagai bidang yang dilakukan di kecamatan ini.

Seperti bidang pemberdayaan masyarakat, perikanan, peternakan dan ketahanan

pangan.

Tabel7.8 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Banyuwangi

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

Bidang Peternakan

3 Alat pemotong rumput (chooper)

Bidang Perindustrian,Perdagangan dan Pertambangan

4 Bantuan peralatan membatik dan pelatihan untuk penumbuhan WUB dalam rangka pengembangan OVOP

5 home industry mamin dalam rangka penerapan good manufacturing practices

6 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi Industri kecil

7 Pemberian kredit bunga rendah dan pendampingan usaha bagi pedagang kecil

8 Bantuan tenda dan gerobak dagang bagi PKL

9 Bantuan subsidi harga bahan pokok untuk pelaksanaan pasar murah

10 Fasilitasi promosi produk - produk unggulan IKM

Bidang Kelautan Perikanan

11 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

12 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

13 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

14 Rehabilitasi ekosistem pantai

15 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

16 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

17 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

18 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Ketahanan Pangan

19 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan

Dinas Koperasi dn UMKM

20 Fasilitas sarana Tenda

21 Fasilitasi sarana Kaos

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

101

d. Kecamatan Cluring

Kecamatan Cluring terletak di sebelah barat

dari kecamatan Muncar Kabupaten

banyuwangi. Letaknya yang dekat dengan

daerah muncar yang merupakan tempat

pelelangan ikan di Banyuwangi membuat

Kecamatan ini juga memiliki potensi

pemasaran perikanan yang juga perlu untuk

dikembangkan seperti program bantuan

peralatan pemasaran produk perikanan bagi

kelompok pemasar dan juga program

pelatihan dan bantuan alat pengolah produk

perikanan konsumsi. Beberapa program

yang dapat dilakukan di kecamatan Cluring

dalam rangka mengembangkan potensi

daerah dapat dilihat pada tabel 7.9

Tabel7.9 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Cluring

No Keterangan

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

1 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa

Bidang Peternakan

2 Biogas

Bidang Kelautan Perikanan

3 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

4 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

5 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

102

e. Kecamatan Genteng

Genteng merupakan salah satu kecamatan di

kabupaten Banyuwangi yang merupakan

pusat perdagangan ketiga setelah

Banyuwangi dan rogojampi. Karena

merupakan salah satu pusat

perdagangan,cukup banyak program-

program yang masih membutuhkan

pengembangan lebih lanjut seperti bantuan

rehabilitasi jaringan irigasi di bidang

pertanian, program pengentasan kemiskinan

dngan bantuan sosial bagi rumah yang tidak

layak, Pelatihan dan bantuan alat pengolah

produk perikanan konsumsi di bidang

perikanan dan lainnya. Program–program

pengembangan desa melalui dana CSR yang

dapat dilakukan di kecamatan Genteng dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 7.10

Tabel 7.10 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Genteng

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa

Bidang Kelautan Perikanan

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

5 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

6 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Bidang Koperasi dan UMKM

7 Fasilitas sarana Tenda

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

103

f. Kecamatan Giri

Beberapa program yang dapat dilakukan di

kecamatan Giri dalam rangka

mengembangkan potensi daerah dapat

dilihat pada tabel 7.11. program yang

dilakukan sangat beragam di banyak

bidang. Dan program wajib yang dibuat

oleh pemerintah dengan bantuan dana

CSR adalah di bidang perikanan yaitu

gemar makan ikan (GEMARIKAN). Hal ini

mendukung dan menguatkan daerah

Banyuwangi sebagai penghasil ikan yang

sangat potensial. Walaupun kecamatan giri

bukan daerah pesisir, namun program ini

dilaksanakan guna mensosialisasikan

betapa pentingnya ikan dengan

kandungan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini juga menunjukkan

bahwa tingkat daya beli masyarakat rendah di daerah penghasil ikan. Maka program ini

dilaksnakan guna meningkatkan kesadaran masyrakat akan pentingnya ikan sebagai

sumber protein tinggi.

Tabel 7.11 Program - Program yang dapat di danai oleh dana CSR

di Kecamatan Giri

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa

Bidang Kelautan Perikanan

3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Bidang Koperasi dan UMKM

4 Fasilitas sarana Tenda

5 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

104

g. Kecamatan Glagah

Bidang pertanian,perkebunan, dan kehutanan

memiliki wilayah yang cukup luas di Kecamatan

Glagah sehingga dalam perkembangannya saat

ini masih banyak sekali program-program yang

dapat dikembangkan lebih lanjut di daerah ini

seperti Rehabilitasi tanaman kopi robusta,

Intensifikasi tanaman kopi robusta,

Pengembangan tanaman kelapa gejah,

Rehabilitasi tanaman cengkeh, Pengembangan

tanaman pala, Modal usaha kelompok tani kopi,

Pasca panen kopi. Untuk lebih jelasnya,

beberapa program yang dapat dilakukan di

kecamatan Glagah dalam rangka

mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.12.

Tabel 7.12 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Glagah

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

8 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

Bidang Kelautan Perikanan

9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Bidang Koperasi dan UMKM

10 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

105

h. Kecamatan Glenmore

Kecamatan Glenmore memiliki sumber

daya alam yang potensial berupa

perkebunan kopi, kakao, dan karet.

Kecamatan ini terdiri dari 7 desa dengan

38 dusun. Kecamatan ini terlibat aktif

dalam program pemberdayaan

masyarakat.

Potensi perkebunan yang ada di daerah ini

membuat cukup banyak program yang

dapat dilakukan untuk

mengembangkannya lebih jauh seperti

program rehabilitasi, intensifikasi dan

pengembangan tanaman kopi sehingga

diharapkan ke depannya dapat

meningkatkan potensi Kecamatan

Glenmore secara maksimal. Beberapa

program lain yang dapat dilakukan di kecamatan ini dengan bantuan dana CSR dapat

dilihat pada tabel 7.13

Tabel 7.13 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Glenmore

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Intensifikasi tanaman kelapa

8 Pasca panen kopi

Bidang Kelautan Perikanan

9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

106

i. Kecamatan Kabat

Kecamatan Kabat merupakan salah satu

kecamatan di Banyuwangi yang memiliki

potensi di bidang pertanian dan

perikanan. Namun potensi desa di

daerah ini lebih menonjol di bidang

perikanan. Hal ini dikarenakan karena

kecamatan kabat merupakan daerah

pesisir yang sebagian besar mata

pencaharian penduduk sebagai nelayan.

Untuk mengembangkan daerah ini,

maka pemerintah memiki program yang

dapat disinergikan dengan dana CSR.

Program-program tersebut dapat dilihat

pada tabel 7.14

Tabel 7.14 Program - Program yang

dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Kabat

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Intensifikasi tanaman kelapa

BidangPemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa

Bidang Kelautan Perikanan

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

7 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

8 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

9 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

107

j. Kecamatan Kalibaru

Program yang dapat didanai di kecamatan

kalibaru di dominasi oleh bidang perkebunan.

Hal ini sesuai sekali karena di kecamatan

kalibaru memiliki potensi alam yang baik di

bidang perkebunan. Program yang masih

potensial untuk di danai lebih lanjut seperti

Rehabilitasi tanaman cengkeh, Modal usaha

kelompok tani kopi,pengembangan tanaman

tebu rakyat, Bidang Pemberdayaan

Masayarakat dan Pemerintah Desa, Program

pengentasan kemiskinan dengan kegiatan

bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi

masyarakat yang berpenghasilan rendah yang

tersebar di 2 desa. Beberapa program lain yang dapat dilakukan di kecamatan kalibaru

dalam rangka mengembangkan potensi daerah dapat dilihat pada tabel 7.15.

Tabel 7.15 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Kalibaru

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Modal usaha kelompok tani kopi

6 pengembangan tanaman tebu rakyat

7 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

8 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 2 desa

Bidang Kelautan Perikanan

9 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

10 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

108

k. Kecamatan Kalipuro

Di Kecamatan Kalipuro terdapat pelabuhan

penyeberangan antara pulau Jawa dan Bali,

yaitu di daerah Ketapang sehingga letaknya

cukup strategis dan ramai karena merupakan

perlintasan antara jawa bagian barat dengan

pulau bali. Beberapa program di bidang

kelautan dan perikanan yang berpotensi

untuk dikembangkan lebih lanjut seperti

Pengadaan bantuan rumpon laut dalam /

dangkal, Gerakan memasyarakatkan makan

ikan (GEMARIKAN), Sosialisasi peraturan bagi

masyarakat perikanan & kelautan, Bantuan

sarana bagi kelompokmasyarakat pengawas

(POKMASWAS) perairan. Program-program

lain di kecamatan kalipuro yang dapat di

danai oleh CSR dapat dilihat pada Tabel 7.16

dibawah ini.

Tabel 7.16 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

Di Kecamatan Kalipuro

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Intensifikasi tanaman kelapa

8 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

9 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 8 desa

10 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

Bidang Kelautan Perikanan

11 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

12 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

13 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

14 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

15 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

16 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

109

l. Kecamatan Licin

Licin adalah sebuah kecamatan di

Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa

Timur, Indonesia. Kecamatan ini dibentuk

dari Kecamatan Glagah kabupaten

Banyuwangi menurut Peraturan Daerah

No. 31 Tahun 2004. Secara Geografis,saat

ini Kecamatan Licin berbatasan langsung

dengan Kecamatan Glagah,kalipuro, dan

Songgon. Selain memiliki potensi yang

cukup baik di bidang perkebunan dan

kehutanan, wilayah ini juga memiliki

potensi yang bagus di bidang peternakan

sehingga program distribusi sapi perah

menjadi salah satu hal yang sangat

potensial untuk dikembangkan melalui

program CSR. Tabel 7.17 menggambarkan

program-program lain di kecamatan licin yang potensial untuk didanai oleh CSR.

Tabel 7.17 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Licin

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 pengembangan tanaman tebu rakyat

8 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

9 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 7 desa

Bidang Peternakan

10 Distribusi bibit sapi perah

Bidang Kelautan Perikanan

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

110

No Keterangan

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Bidang Ketahanan Pangan

12 Program Peningkatan ketahanan pangan(pertanian/perkebunan)/ kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

m. Kecamatan Muncar

Kecamatan Muncar adalah

Kecamatan yang memiliki potensi

perikanan yang sangat tinggi. Hasil

tangkapan nelayan di kecamatan

muncar di antaranya ikan lemuru, ikan

tongkol, dan ikan layang. Di kecamatan

muncar terdapat puluhan pabrik

pengolahan ikan. Hasil ikan dan

pengolahan ikan di kecamatan muncar

banyak di ekspor ke negara lain seperti

hongkong, singapura dan belanda.

Selain penghasil ikan kecamatan

muncar merupakan sentra penghasil

semangka terutama di Desa

Tembokrejo dan Desa Bagorejo.

Sebagai kecamatan penghasil ikan terbesar di Banyuwangi dan merupakan

potensi daerah Banyuwangi maka pemerintah bekerja sama dengan swasta

memberikan bantuan di kecamatan muncar melalui dana CSR. Beberapa program yang

ditujukkan di kecamatan muncar sebagian besar merujuk pada perikanan, hal ini

dikarenakan memang di kecamatan muncar merupakan penghasil ikan. Untuk lebih

mengembangkan daerah ini maka program-program yang perlu dilakukan di

kecamatan muncar melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.18

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

111

Tabel 7.18 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Muncar

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Bantuan alat pengolah tanah (hand traktor)

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

3 Intensifikasi tanaman kelapa

Bidang Kelautan Perikanan

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

7 Rehabilitasiekosistem pantai

8 Rehabilitasi terumbu karang

9 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

11 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

12 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

BIdang Koperasi dan UMKM

13 Fasilitas sarana Tenda

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

n. Kecamatan Pesanggaran

Pesanggaran adalah sebuah kecamatan di

barat daya Kabupaten Banyuwangi yang

memiliki wilayah cukup luas. Di kecamatan

ini merupakan kecamatan yang memiliki

potensi di bidang kelautan perikanan karena

letaknya yang berada di tepi pantai selatan

pulau jawa. Beberapa program

pengembangan potensi daerah di

kecamatan ini meliputi 3 bidang, yaitu

bidang pertanian, perindustrian dan

kelautan perikanan. Diantara ketiga bidang

itu, ada satu bidang yang sangat potensial

untuk dikembangkan kembali yaitu bidang

kelautan dan perikanan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7.19

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

112

Tabel 7.19 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Pesanggaran

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Pengembangan tanaman lada

3 pengembangan tanaman tebu rakyat

Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

6 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

7 Rehabilitasi terumbu karang

8 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

9 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

10 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

11 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

o. Kecamatan Purwoharjo

Pada kecamatan purwoharjo program

–program yang di danai oleh CSR meliputi

segala aspek. Dari hal ini dapt disimpulkan

bahwa kecamatan purwoharjo memiliki

potensi yang besar untuk pengembangan

kabupaten Banyuwangi. Mulai dari bidang

pertanian hingga koperasi dan UMKM.

Diantara bidang yang ada tersebut,bidang

perikanan dan kelautan menjadi bidang yang

lebih potensial untuk dikembangkan lebih

lanjut dengan program-program yang ada

seperti Pelatihan dan bantuan alat pengolahan

produk perikanan non konsumsi, Pelatihan

dan bantuan alat pengolah produk perikanan

konsumsi, Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

113

pemasar, Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal, Gerakan

memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN), Sosialisasi peraturan bagi masyarakat

perikanan & kelautan, Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas

(POKMASWAS) perairan

Pada tabel 7.20 dapat dilihat lebih jelas mengenai program-program yang didanai oleh

CSR pada kecamatan Purwoharjo.

Tabel 7.20 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Purwoharjo

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 pengembangan tanaman tebu rakyat

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 9 desa

Bidang Peternakan

3 Alat Pasteurisasi susu

4 Biogas

5 Distribusi bibit sapi perah

Bidang Kelautan Perikanan

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

7 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

8 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

9 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

11 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

12 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Koperasi dan UMKM

13 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

114

p. Kecamatan Rogojampi

Kecamatan Rogojampi merupakan salah satu

kecamatan di Banyuwangi yang memiliki

potensi di bidang pertanian dan perikanan.

Namun potensi di daerah ini lebih menonjol di

bidang perikanan. Hal ini dikarenakan karena

kecamatan Rogojampi merupakan daerah

pesisir yang sebagian besar mata pencaharian

penduduk sebagai nelayan. Untuk

mengembangkan daerah ini, maka pemerintah

memiki program yang dapat disinergikan

dengan dana CSR. Program-program tersebut

dapat dilihat pada tabel 7.21

Tabel 7.21 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Rogojampi

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Intensifikasi tanaman kelapa

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 16 desa

Bidang Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

8 Rehabilitasiekosistem pantai

9 Rehabilitasi terumbu karang

10 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

12 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

13 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Koperasi dan UMKM

14 Fasilitas sarana Tenda

15 Fasilitasi sarana Kaos

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

115

q. Kecamatan Siliragung

Siliragung adalah sebuah kecamatan di

Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur,

Indonesia. Kecamatan ini dibentuk pada tanggal

8 Juli2004 dari Kecamatan Pesanggaran

menurut Perda No. 33 Tahun 2004. Kecamatan

siliragung merupakan daerah pesisir sehingga

daerah ini banyak menghasilkan hasil laut.

Dalam pengembangan daerah ini, maka

pemerintah bersinergi dengan swasta mendanai

program dengan dana CSR dengan tujuan

meningkatkan potensi daerah agar menjadi

lebih maju dan berkembang. Pada tabel 7.22

dapat dilihat mengenai program dari dana CSR.

Tabel 7.22 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Siliragung

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 pengembangan tanaman tebu rakyat

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

3 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa

Dinas Perindustrian,perdagangan dan Pertambangan

4 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Dinas Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

8 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

9 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

116

r. Kecamatan Sempu

Kecamatan Sempu merupakan salah satu

kecamatan di Banyuwangi yang memiliki

potensi di bidang pertanian. Pertanian

merupakan sektor unggulan di kabupaten

Banyuwangi. Untuk mengembangkan

potensi pertanian di kecamatan tersebut

maka banyak program-program pemerintah

yang bekerja sama dengan swasta yang

didanai dari dana CSR yang dilakukan utnuk

pengembangan di bidang pertanian, namun

tidak melupakan bidang lain seperti

pemberdayaan masyarakat dan perikanan.

Program-program yang berpotensi untuk

dikembangkan lebih lanjut melalui didanai melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel

7.23

Tabel 7.23 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Sempu

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani

2 Pengembangan tanaman kelapa gejah

3 Rehabilitasi tanaman cengkeh

4 Modal usaha kelompok tani kakao

5 Intensifikasi tanaman kelapa

6 pengembangan tanaman tebu rakyat

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

7 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 3 desa

Dinas Kelautan Perikanan

8 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

9 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

10 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

117

s. Kecamatan Singojuruh

Kecamatan singojuruh merupakan salah

satu kecamatan di Banyuwangi. Program-

program yang dapat dilaksanakan dengan

bantuan dana CSR dapat dilihat tabel 7.24.

pada kecamatan ini program yang paling

banyak dibutuhkan yaitu pemberdayaan

masyarakat, yaitu bantuan sosial rumah

yang tidak layak huni tersebar di 11 desa.

Kecamatan ini merupakan kecamatan ke-2

yang paling banyak membutuhkan bantuan

di bidang pemberdayaan masyarakat,

kurang lebih sebanyak 1.519 rumah yang

perlu bantuan. Namun,selain

membutuhkan bantuan di bidang

pemberdayaan masyarakat, wilayah ini

juga membutuhkan bantuan pengembangan program di bidang pertanian,kehutanan

dan perkebunan karena potensi di bidang ini juga berpotensi untuk meningkatkan

ekonomi masyarakat sekitar. Program yang masih berpotensi untuk dikembangkan

melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel 7.24 dibawah ini.

Tabel 7.24 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Singojuruh

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 11 desa

Dinas Kelautan Perikanan

3 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

118

t. Kecamatan Songgon

Kecamatan Songgon merupakan salah satu

kecamatan di Banyuwangi yang memiliki

potensi di bidang pertanian. Untuk

mengembangkan potensi di kecamatan

tersebut maka banyak program-program

pemerintah yang bekerja sama dengan

swasta yang didanai dari dana CSR yang

dilakukan untuk pengembangan di bidang

pertanian, namun tidak melupakan bidang

lain seperti pemberdayaan masyarakat dan

perikanan. Bidang Pertanian memiliki potensi

yang besar untuk dikembangkan melalui

program-program yang dibuat melalui CSR

seperti Rehabilitasi, intensifikasi dan pengembangan tanaman kopi robusta. Program-

program lain yang berpotensi dikembangkan melalui dana CSR dapat dilihat pada tabel

7.25

Tabel 7.25 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Songgon

No Keterangan

Dinas Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Rehabilitasi tanaman kopi robusta

2 Intensifikasi tanaman kopi robusta

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 Rehabilitasi tanaman cengkeh

5 Pengembangan tanaman pala

6 Modal usaha kelompok tani kopi

7 Modal usaha kelompok tani kakao

8 Intensifikasi tanaman kelapa

9 pengembangan tanaman tebu rakyat

10 Pasca panen kopi

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

11 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 4 desa

Dinas Kelautan Perikanan

12 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

119

u. Kecamatan Srono

Kecamatan srono merupakan salah satu

kecamatan di kabupaten Banyuwangi yang

memiliki potensi daerah berupa produksi

gula kelapa. Dan sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai

pengrajin gula. Diketahui dari data

Banyuwangi dalam angka bahwa kecamatan

srono memiliki jumlah penyerapan tenaga

kerja terbanyak di kabupaten Banyuwangi.

Tercatat sebanyak 12.591 orang pekerja di

industri kecil non formal dan sebanyak 726

orang di industri kecil formal. Dalam

pemebrian bantuan pada masyarakat melalui

bantuan CSR di kecamatan srono lebih

banyak pada pengembangan industri gula serta pengembangan tanaman penghasil

gula seperti kelapa dan tebu. Pada tabel 7.26 dapat dilihat menegnai program-program

CSR yang ada di kecamatan Srono.

Tabel 7.26 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Srono

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

2 Intensifikasi tanaman kelapa

3 pengembangan tanaman tebu rakyat

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

4 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 5 desa

BidangPerindustrian,perdagangan dan Pertambangan

5 Bantuan peralatan IKM Gula Kelapa Sehat dalam rangka pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Banyuwangi

Bidang Kelautan Perikanan

6 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

7 Fasilitasi Pelatihan Ketrampilan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

120

v. Kecamatan Tegaldlimo

Kecamatan Tegaldlimo merupakan salah satu

kecamatan yag merupakan daerah pesisir.

Dengan demikian tegaldlimo memiliki potensi

daerah di bidang perikanan. Untuk

menguatkan potensi desa di daerah ini maka

beberapa program dirancang untuk

menjadikan kecamatan ini lebih baik serta

tidak ada ketimpangan antara kecamatan satu

dengan lainnya seperti program melalui

Program pengentasan kemiskinan dengan

kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak

huni bagi masyarakat yang berpenghasilan

rendah yang tersebar di 6 desa. Tabel 7.27 menyajikan program-program lain yang

berpotensi di danai oleh CSR.

Tabel 7.27 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Tegaldlimo

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kelapa gejah

Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

2 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 6 desa

Bidang Kelautan Perikanan

3 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

4 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

5 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

6 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

7 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

8 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

121

w. Kecamatan Tegalsari

Kecamatan Tegalsari memiliki potensi daerah di

bidang pertanian. Salah satu hasil pertanian

yang ada di kecamatan Banyuwangi adalah labu

kuning dan jambu biji. Untuk meningkatkan

kesejahteraan petani di kecamatan ini, maka

diperlukan bantuan agar produk hasil pertanian

utamanya memiliki nilai ekonomi yang lebih

tinggi. Selain pertanian, bidang kehutanan dan

perkebunan juga tidak kalah penting untuk

dikembangkan melalui program CSR sehingga

mampu meningkatkan kehidupan ekonomi

masyarakatnya seperti Pengadaan sumur bor

mendukung kawasan hortikultura(komoditas

jambu biji daging merah), Pengadaan keranjang

panen buah (komoditas jambu biji daging

merah), Pengembangan tanaman kelapa gejah, pengembangan tanaman tebu rakyat

Beberapa bantuan pemerintah dan swasta lain yang dapat dilakukan melalui program

CSR dapat dilihat melalui tabel 7.28

Tabel 7.28 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Tegalsari

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengadaan sumur bor mendukung kawasan hortikultura(komoditas jambu biji daging merah)

2 Pengadaan keranjang panen buah (komoditas jambu biji daging merah)

3 Pengembangan tanaman kelapa gejah

4 pengembangan tanaman tebu rakyat

BidangKelautan Perikanan

5 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

122

x. Kecamatan Wongsorejo

Kecamatan wongsorejo merupakan salah

satu kecamatan di Banyuwangi yang

memiliki potensi di bidang perikanan.

Kecamatan wongsorejo merupakan

kecamatan yang berada di daerah pesisir.

Hasil tangkap ikan di kecamatan ini

seperti ikan kakap,kerapu dan udang.

Selain itu, hasil non ikan seperti cumi-

cumi, kepiting juga bisa di dapatkan di

daerah ini. Untuk peningkatan potensi

daerah maka di kecamatan ini program-

program dari dana CSR lebih banyak

dilakukan untuk pengembangan

ekosistem air.upaya pengembangan

daerah laut perlu dilakukan untuk

meningkatkan tidak sekedar jumlah

produksinya saja tetapi juga kualitasnya, sehingga memenuhi standar untuk dieksport.

Disamping itu karena jenis-jenis ikan kerapu atau kakap merupakan ikan karang, maka

upaya penangkapannya hendaklah juga memperhatikan kelestarian lingkungan

terumbu karang sebagai habitat ikan-ikan karang tersebut. Program program CSR

dapat dilihat lebih lengkap pada tabel 7.29

Tabel 7.29 Program - Program yang dapat didanai oleh dana CSR

di Kecamatan Wongsorejo

No Keterangan

Bidang Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan

1 Pengembangan tanaman kopi arabika

2 Pegembangan Tanaman Kelapa Gejah

3 Pasca panen kopi

Bidang Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintah Desa

4 Program pengentasan kemiskinan dengan kegiatan bantuan sosial rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang tersebar di 12 desa

Bidang Kelautan Perikanan

5 Pelatihan dan bantuan alat pengolahan produk perikanan non konsumsi

6 Pelatihan dan bantuan alat pengolah produk perikanan konsumsi

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

123

No Keterangan

7 Bantuan peralatan pemasaran produk perikanan ikan bagi kelompok pemasar

8 Rehabilitasiekosistem pantai

9 Rehabilitasi terumbu karang

10 Pengadaan bantuan rumpon laut dalam / dangkal

11 Gerakan memasyarakatkan makan ikan(GEMARIKAN)

12 Sosialisasi peraturan bagi masyarakat perikanan & kelautan

13 Bantuan sarana bagi kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) perairan

Bidang Koperasi dan UMKM

14 Fasilitas sarana Tenda

Sumber: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN FORUM CSR

Dalam rangka meningkatkan optimalisasi pemanfaat dana CSR sebagai upaya

mendukung program-program pembangunan pemerintah daerah maka diperlukan

suatu wadah untuk mensinergikan CSR dengan pembangunan daerah. Salah satu

langkah yang dapat dilakukan adalah pemerintah daerah dapat menginisiasi

membentuk forum CSR. Forum CSR ini merupakan suatu wahana bertemunya

pemerintah daerah, dunia usaha (BUMN, BUMD, Perusahaan, etc.), organisasi

kemasyarakatan, LSM, lembaga pendidikan, dan stakeholders lainnya.

Gambar. 7.2

Model Kelembagaan Pengembangan Forum CSR

Sumber: Penulis, 2013

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

124

Pemerintah daerah dapat menginisiasi pembentukan forum CSR. Pemerintah

daerah harus memiliki semacam tim ad hoc (satgas/pokja) yang khusus menangani

CSR ini. Satgas/pojka ini dapat dinamakan sebagai Tim Fasilitasi CSR (TF-CSR). Pokja

ini terdiri dari SKPD-SKPD yang terkait, dimana salah satu SKPD dapat menajdi

koordinator Pokja ini, Misalnya Bappeda. Pokja ini melakukan sosialisasi-sosialisasi

penetingnya sinergi swasta dalam mendukung perekonomian daerah kesejahteraan

masyarakat melalui sinergi CSR dengan program pembangunan daerah. Pemerintah

daerah dapat mengundang pihak swasta (kalangan usaha), perguruan tinggi,

organisasi kemasyarakatan, dan stakeholders lainnya untuk mendorong pembentukan

forum CSR. Alangkah lebih baik jika forum CSR diberikan payung hukum, misalnya

melalui Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

Dalam forum CSR ini, pemerintah daerah dapat memberikan fasilitasi kepada

dunia usaha untuk menyalurkan program CSR-nya. Di sisi lain, pemerintah daerah

harus memiliki data base terkait sasaran-sasaran yang dapat dibiayai oleh CSR.

Dengan adanya data base ini, perusahaan memiliki pilihan untuk menyalurkan dana

CSR-nya sesuai dengan minat dan kompetensi dari masing-masing perusahaan. Dalam

hal ini, Perusahan dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi maupun organisasi

kemasyarakatan untuk membantu atau memediasi penyaluran dana CSR perusahan

kepada kelompok sasaran.

Di kalangan perusahan, antar perusahaan dapat membentuk wadah tersendiri

antar perusahaan sebagai media komunikasi antar perusahaan dalam hal penyusunan

program CSR. Wadah ini dapat dinamkan Forum Pelaksana CSR (FP-CSR). FP-CSR

harus dapat menunjuk salah satu anggotanya untuk menjadi koordinator, dimana

tugas koordinator FP-CSR ini adalh menajalin komunikasi yang intensi dengan

koordinatir TF-CSR. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antar keduanya

diharapkan dapat menimbulkan sinergi antar program CSR dan program pembangunan

daerah.

Perguruan tinggi dapat dilibatkan dalam pelaksanaan CSR karena perguruan

tinggi meiliki kompetensi dalam hal pemberdayaan masyarakat, pembinaan maupun

pendampingan bagi pengembangan kelompok masyarakat. Selain itu, organisasi

kemasyarakat dapat dilibatkan dalam pelaksanaan program CSR, karena organisasi

kemasyarakatan biasanya memiliki modal sosial yang kuat yaitu trust (kepercayaan)

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

125

dan keeratan hubungan dengan masyarakat. Sehingga hal ini dapat menjadi garansi

bagi penyaluran dana CSR.

SINERGI PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN CSR

Dalam rangka mendorong sinergi dan arah yang lebih jelas prgram CSR dengan

program pembangunan daerah, maka perlu ada “rule of game” atau aturan main yang

jelas di dalam foum CSR. Perusahan-perusahan setiap tahun dapat menyusun program

CSR-nya masing-masing, kemudian menyampaikan rencana program CSR-nya kepada

koordinator FP-CSR. Kumpulan dari berbagai rencana program CSR yang telah disusun

oleh masing-masing perusahaan yang tergabung dalam FP-CSR kemudian disampaikan

kepada TF-CSR melalui koordinator FP-CSR. Selanjutnya, TF-CSR ini akan

mensinergikan dengan program pembangunan daerah, bisanya akan disinergikan

dengan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

Gambar 7.3

Model Sinergi Program Pembangunan Daerah dengan CSR

Sumber: Penulis, 2013

Perusahan-perusahaan yang belum tergabung di dalam FP-CSR dapat

menyampaikan program-program CSR-nya langung kepada TF-CSR. TF-CSR dapat

mengarahkan perusahaan-perusahaan yang belum tergabung dalam FP-CSR untuk

bergabung dalam FP-CSR agar lebih memudahkan dalam sinergi dan koordinasi.

FP-CSR

Program CSR

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

126

Kesimpulan

Merujuk kepada hasil pengamatan di lapangan mengenai pelaksanaan

program CSR yang kemudian dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian mengenai

sinergitas pembiayaan non APBD terdapat beberapa poin yang dapat dikemukanan

yaitu :

1. Program – program pembangunan yang potensial dibiayai oleh pembiayaan non

APBD berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

kabupaten Banyuwangi bersadarkan isu strategis terdapat enam hal yaitu

a. Mengenai pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan

b. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran,

c. Pembangunan pertanian dan peningkatan pariwisata

d. Pembangunan infrastruktur,

e. Mengatasi permasalahn degradasi lingkungan,

f. serta peningkatan good government pemerintah daerah

Program tersebut potensial sesuai dengan perencanaan pembangunan

pembangunan jangka menengah daerah, sehingga pelaksanaan pembiayaan

non APBD dapat lebih terarah dan dapat mendukung program karena sejalan

dengan rencana pembangunan daerah Kabupaten Banyuwangi.

2. Potensi dan permasalahan penyaluran CSR di Kabupaten Banyuwangi

berdasarkan observasi lapangan adalah:

a. Potensi :

Sudah banyak perusahaan yang melakukan program CSR dengan

berbagai variasi pelaksanaan kegiatan

PENUTUP

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

127

Sudah munculnya kesadaran untuk melakukan CSR

Adanya dukungan peraturan perusahaan untuk melakukan CSR

Adanya keterbukaan perusahaan untuk saling bersinergi

Pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan semakin berkembangnya

usaha dan industri yang kemudian akan berimbas kepada semakin

besarnya dana CSR yang akan disalurkan ke Masyarakat

b. Permasalahan:

Masih minimnya pengetahuan mengenai CSR yang menyebabkan

banyak perusahaan tidak memahami definisi dan manfaat CSR sehingga

mereka tidak melakukan CSR.

Minimnya data yang akurat menyebabkan perusahaan kesulitan untuk

menetapkan sasaran kegiatan sehingga kerap mereka masih harus

melakukan observasi ulang saran kegiatan.

Otoritas terbatas dari beberapa perusahaan utamanya perusahaan yang

meiliki induk di Jakarta atau Surabaya karena otoritas penentuan

program CSR ditentukan oleh pusat.

3. Permasalahan umum yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi mengenai

pelaksanaan program CSR adalah kurang terarahnya dan terkoordinirnya

pelaksanaan yang diakibatkan belum adanya forum yang mampu

mengakomodir pelaksanaan kegiatan CSR dari semua stakehorlder yang

melaksanakan CSR.

Saran

a. Agar pelaksanaan program CSR tidak terjadi simpang siur maka hendaknya

disesuaikan dengan perencanaan pembangunan daerah. Terdapat beberapa

alternatif bentuk CSR dengan mengacu kepada rencana pembangunan jangka

menengah daerah yaitu:

Tabel 8.1 Program Pembangunan Yang Dapat Dibantu Dengan CSR

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

1 Pendidikan 1. Rehabilitasi bangunan sekolah dan sarana

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

128

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

penunjang

2. Penyediaan buku-buku sekolah

3. Penyediaan alat-alat praktek & peraga pengajaran

4. Pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi dan

tidak mampu

5. Pemberian seragam sekolah bagi siswa tidak

mampu

6. Pelatihan dan bimibingan bagi peningkatan

kompetensi guru

7. Memberikan pelatihan kewirausahaan bagi siswa

8. Mempermudah akses magang bagi siswa SMK dan

sederajat.

2 Kesehatan

1. Peningkatan program sosial melalui layanan gratis,

misalnya operasi katarak, khitan massal,

pemeriksaan gigi, konsultasi dan pemeriksaan

kesehatan.

2. Penyuluhan kesehatan masyarakat dan

lingkungan.

3. Peningkatan gizi masyarakat.

4. Bantuan peralatan kesehatan di tingkat posyandu

dan puskesmas pembantu.

5. Peningkatan partisipasi dalam pencegahan wabah

penyakit, misalanya bantuan fogging.

3 Infrastruktur

1. Bantuan penyediaan air bersih di daerah terisolasi

dan daerah kekeringan.

2. Penydiaan sanitasi di pusat-pusat kemiskinan

bayuwangi.

3. Bantuan perbaikan infrastruktur jalan pedesaan.

4. Bantuan penyediaan penerangan di kawasan

terpencil

5. Peningkatan akses informasi bagi masyarakat

melalui penyediaan Wifi gratis di pusat-pusat

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

129

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

bertemunya masyarakat, misalnya Alun-alun,

pusat perbelanjaan, dan kantor pemerintahan.

4 Kemiskinan

1. Rehabilitasi rumah bagi keluarga miskin

2. Bantuan modal usaha untuk keluarga miskin.

3. Pelatihan dan pendampingan pemberdayaan

ekonomi masyarakat.

4.

5 Pengangguran

1. Pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi

masyarakat, khususnya generasi muda di

banyuwangi

2. Prioritas tenaga kerja lokal untuk tenaga kerja

bagi perusahaan-perusahaan yang berada di

banyuwangi

3. Bantuan modal usaha bagi calon wirausaha muda

melalui kompetisi (dengan kompetisi busines plan

atau proposal usaha)

6 Sektor UMKM

1. Pembinaan dan pendampingan UMKM di

banyuwangi

2. Peningkatan kerjasama antara UMKM dan industri

besar.

3. Bantuan modal usaha bagi UMKM yang berpotensi

ekspor.

4. Bantuan modal usaha untuk pemberdayaan

ekonomi kaun perempuan

7 Sektor Pertanian

1. Bantuan sarana dan prasarana pertanian bagi

petani miskin

2. Membuat pilot project untuk pengembangan

vaietas tertentu dalam rangka meningkatkan

produktivitas pertanian

3. Memberikan prnyuluhan dan pendampingan bagi

petani dalam rangka proses produksi dan

pengendalian hama serta pasca panen.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

130

NO PRIORITAS PEMBANGUNAN BENTUK BANTUAN CSR

4. Kerjasama petani dan industri besar untuk

kepastian pembilian hasil-hasil pertanian yang

dapat mendukung input industri di banyuwangi.

7 Sektor Pariwisata

1. Promosi wisata di banyuwangi

2. Memberikan paket-paket murah untuk wisatawan

berlibur di banyuwangi

3. Peningkatan frekwensi gelar wisata dan festival

seni dan budaya banyuwangi

4. Pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata

8 Lingkungan

1. Bantuan rehabilitasi lingkungan, misalnya

penanaman pohon.

2. Membantu dalam pengelolalaan sampah

3. Memberikan kompensasi bagi masyarakat di

sekitar industri besar yang terkena dampak polusi

akibat proses produksi

9

Peningkatan good

governance pemerintah

daerah

1. Bantuan teknis penyusunan perencanaan

pembangunan yang dapat diberikan oleh lembaga

perguruan tinggi.

2. Mempublikasikan program-program pembangunan

daerah dan keberhasilannya melalui media cetak

dan media informasi lainnya.

Mendorong terbentuknya forum yang mampu menfasilitasi segala kebutuhan

yang berkaitan pelaksanaan kegiatan CSR ini. Forum tersebut merupakan

kumpulan dari beragam perusahaan yang mempunya visi dan misi yang sama

terhadap pentingnya pelaksanaan program CSR. Dengan adanya forum

tersebut diharapkan akan berfungsi sebagai:

a. Wadah untuk menampung aspirasi mengenai kegiatan CSR.

b. Wadah untuk bertukar fikir mengenai permasalahan yang melingkupi

pelaksanaan CSR yang kemudian dicarikan solusi terhadap permasalahn

tersebut.

SINERGITAS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN NON APBD

131