kata pengantar - bappeda.banyuwangikab.go.id 2013.pdf · gambar 4.2 perkembangan tpak, tpt dan tkk...

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, akhirnya publikasi ini bisa diselesaikan. Publikasi ini dibutuhkan oleh

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai bahan evaluasi dan

penyusunan perencanaan pembangunan khususnya di ketenagakerjaan

dan produktifitas.

ILOR (Incremental Labour Output Ratio) Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2012 ini, disusun dengan tujuan diperoleh informasi yang terkait

antara input ketenagakerjaan terhadap outputnya, dalam hal ini didekati

dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.

Kajian ILOR ini akan bertambah manfaatnya apabila disandingkan

dengan kajian ketenagakerjaan yang lebih mendalam. Kajian yang lebih

mendalam akan mampu memberikan model arah pembangunan

ketenagakerjaan ke depan yang lebih baik.

Demikian semoga bermanfaat.

Banyuwangi, 2013

Penyusun

I L O R K a b u p a t e n B a n y u w a n g i

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI......... ............................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Konsep dan Definisi ............................................................ 4

1.3 Dasar Penyusunan .............................................................. 9

1.4 Maksud, Tujuan Dan Manfaat ............................................ 11

1.5 Hasil yang Diharapkan ........................................................ 12

1.6 Sistematika Penyusunan .................................................... 13

BAB II METODOLOGI .................................................................................. 15

2.1 Pengertian ILOR .................................................................. 15

2.2 Sumber Data dan Metodologi ............................................ 17

BAB III POTENSI EKONOMI .......................................................................... 21

3.1 Geografis ............................................................................. 21

3.2 Kependudukan .................................................................... 25

3.3 Pendidikan .......................................................................... 25

3.4 Kesehatan ........................................................................... 27

3.5 Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 28


ii

BAB IV PEMBAHASAN ILOR ......................................................................... 30

4.1 Gambaran umum ketenagakerjaan ................................... 30

4.2 Gambaran ILOR ................................................................... 32

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 42

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 43

5.2 Gambaran ILOR ................................................................... 44

LAMPIRAN........ .............................................................................................


iii

DAFTAR TABEL

TABEL ULASAN

Tabel 4.1 Prosentase Penduduk Usia dan Besaran Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009 –Tahun 2012 ................................................. .................... 31

Tabel 4.2 Rata – rata nilai ILOR Menurut Lapangan Usaha ............... 51


iv

TABEL LAMPIRAN

Tabel 1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Banyuwangi, 2012 ............................... 47 Tabel 2 Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk di Kab. Banyuwangi 2000, 2010 dan 2012 ........................ 48 Tabel 3 Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata

Anggota Rumah Tangga di Kab. Banyuwangi, Tahun 2008-2012 ................................................................ 49 Tabel 4 Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kab. Banyuwangi 2012 ............................ 50 Tabel 5 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Jenis

Kegiatan Utama di Kab. Banyuwangi 2010-2012 .............. 51 Tabel 6 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis

Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kab. Banyuwangi Tahun 2012 ............................................ 52 Tabel 7 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis

Kegiatan Utama dan Pendidikan yang Ditamatkan di Kab. Banyuwangi 2012 ................................................... 53 Tabel 8 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin di Kab. Banyuwangi, 2012 .................................................. 54 Tabel. 9 PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp) ................................................................. 55


v

Tabel. 10 PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rp) ....................................................... 57 Tabel. 11 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2012 (%) ............................ 59 Tabel. 12 Laju Inflasi PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2012 (%) ............................ 61 Tabel. 13 Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012 ................. 63 Tabel. 14 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Banyuwangi

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (%) ............................................................... 65

Tabel. 15 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Banyuwangi

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) ..................................................... 67

Tabel. 16 Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Tahun 2008-2012 ............................. 69

Tabel. 17 Prosentase Penduduk Kabupaten Banyuwangi Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Tahun 2008-2012 .................. 70

Tabel. 18 PDRB ADHK (juta rupiah) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2008-2012 ........................................................................... 71

Tabel. 19 Prosentase PDRB ADH Kabupaten Banyuwangi Tahun 2008-2012 ........................................................................... 72


vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Luas Kabupaten Banyuwangi Dirinci Menurut Penggunaannya Tahun 2012 ............................................ 22

Gambar 4.1 Penduduk Berumur 15 Tahun + Menurut Jenis

Kegiatan Utama di Kab. Banyuwangi Tahun 2012 ............. 34 Gambar 4.2 Perkembangan TPAK, TPT dan TKK di Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2009 - 2012 ......................................... 35 Gambar 4.3 Perkembangan TPT Kab. Banyuwangi Tahun 2009 – 2012 ............................................................. 36 Gambar 4.4 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha di Kab. Banyuwangi Tahun 2012 .................................................................................... 37

Gambar 4.5 Trend Rata-rata ILOR Periode 5 Tahunan Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2012 .................................................... 38


vii


1

BBAABB II

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan di bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu

bagian utama dari pembangunan nasional maupun daerah. Jumlah

penduduk dan jumlah angkatan kerja yang besar merupakan suatu

potensi untuk usaha produktif. Harapan dari besarnya angkatan kerja

tersebut, para pencari kerja bukan hanya mampu memasuki pasar /

lowongan kerja yang dibutuhkan bahkan diharapkan mampu

menciptakan lapangan kerja baru. Oleh karena itu upaya

pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja

dan kesempatan berudaha. Hal tersebut dikasudkan agar penduduk

dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.

Aspek ketenagakerjaan merupakan aspek pokok dalam

pembahasan kesejahteraan penduduk karena sesungguhnya

kesempatan kerja merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan


2

sosial yang berdimensi ekonomi dan sosial. Oleh karena itu,

kesempatan memperoleh pekerjaan telah dirumuskan dan

dicantumkan oleh para pendiri bangsa ini di dalam Undang-Undang

Dasar 1945 (UUD’45) pasal 27 ayat 2. Dimana diharapkan setiap

penduduk yang mampu dan mau bekerja akan memperoleh

pekerjaan yang sesuai disertai dengan perlindungan kerja yang

manusiawi, termasuk di dalamnya memperoleh upah yang cukup

untuk hidup layak.

Permasalahan pengangguran bisa berdampak pada

meningkatnya masalah-masalah sosial di masyarakat seperti

perampokan, pencurian, dan berbagai tindak kejahatan/kriminal

lainnya. Demikian pula kesejahteraan pekerja, semakin sejahtera

para pekerja maka semakin sejahtera para keluarga/rumah tangga

pekerja. Maksudnya semakin sejahtera masyarakat Kabupaten

Banyuwangi, maka upaya pembangunan harus diarahkan pada

penciptaan lapangan kerja sehingga setiap warga negara dapat

memperoleh pekerjaan dan menempuh kehidupan yang layak bagi

kemanusiaan.


3

Di tengah-tengah upaya peningkatan pembangunan ekonomi,

pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan, peningkatan

pendapatan dan kesejahteraan, keserasian pertumbuhan antar

wilayah dan antar sektor, pelaksanaan pembangunan di Kabupaten

Banyuwangi memerlukan fundamental ekonomi yang kokoh.

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

perekonomian Kabupaten Banyuwangi selama periode tahun 2008-

2012 makin meningkat. Kondisi tersebut dari sudut pandang

ketenagakerjaan mengindikasikan dua hal yaitu : pertama, ada

peningkatan produktivitas tenaga kerja; kedua, penyediaan lapangan

kerja menjadi semakin luas. Peningkatan produktivitas tenaga kerja

menunjukkan bahwa proses produksi berjalan semakin efisien dan

efektif. Sedangkan penyediaan kesempatan kerja yang semakin luas

akan menyerap lebih banyak tenaga kerja, yang pada gilirannya akan

meningkatkan output kegiatan ekonomi dan mengurangi

pengangguran.

Kabupaten Banyuwangi sebagai kabupaten yang memiliki luas

wilayah yang luas dan penduduk yang tersebar di 217

desa/kelurahan, tentu tidak terlepas dari permasalahan

kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan sosial dan


4

lapangan kerja. Usaha untuk mensejahterakan masyarakat

memerlukan berbagai informasi mengenai kondisi saat ini dan yang

diinginkan. Pengukuran tingkat pendapatan masyarakat secara

absolut seringkali menjadi polemik dalam pengertian dan rumusan

yang digunakan. Oleh karenanya, untuk melihat sejauh mana tingkat

kesejahteraan masyarakat dapat dilihat melalui penyediaan

kesempatan kerja dan kemudahan dalam berpartisipasi secara

ekonomi di berbagai sektor. Dengan semakin terbuka lebarnya

kesempatan kerja dapat diasumsikan semakin mudah masyarakat

mencari kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dirinya

sekaligus partisipasi dalam maraih kesejahteraan sebagai imbalan

balas jasa atas usaha yang dilakukan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu suatu indikator

yang dapat mengukur sejauh mana tambahan tingkat kesempatan

kerja masyarakat dibandingkan dengan tambahan output riil

perekonomian Kabupaten Banyuwangi. Indikator yang menunjukkan

hal tersebut yaitu perkembangan perluasan kesempatan kerja dan

pengisian lapangan kerja dapat diukur dengan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT). Semakin besar nilai TPT maka semakin banyak yang

tidak terserap oleh pasar kerja atau semakin tidak mudah para


5

pencari kerja memperoleh pekerjaan. Sedangkan kemungkinan

penyerapan tenaga kerja yang dikaitkan dengan unsur pendapatan

yaitu berupa perubahan nilai output dirumuskan ke dalam ILOR

(Incremental Labour Output Ratio). Perumusan tersebut

dimaksudkan untuk melihat rasio antara tambahan jumlah orang

yang bekerja dengan peningkatan satu satuan nilai PDRB. Untuk

memenuhi perumusan tersebut, dilihat melalui perbandingan antara

perubahan jumlah penduduk usia kerja yang terserap dalam aktifitas

ekonomi dengan penambahan output perekonomian suatu wilayah.

ILOR merupakan sebuah rasio yang menginformasikan kepada

kita seberapa banyak tambahan tenaga kerja yang diperlukan untuk

memberikan tambahan satu unit output perekonomian. Semakin

kecil besaran ILOR maka kebutuhan tenaga kerja untuk meningkatkan

satu unit output perekonomian semakin sedikit. Hal ini juga berarti

bahwa produktivitas tenaga kerja menjadi semakin tinggi. Dengan

semakin tingginya produktivitas kerja maka kebutuhan terhadap

tenaga kerja untuk menaikkan tingkat output tertentu semakin

sedikit. Jadi besaran ILOR dapat menggambarkan efisiensi faktor

tenaga kerja di satu sisi dan di sisi lain dapat digunakan untuk


6

memperkirakan jumlah angkatan kerja yang dapat diserap jika suatu

perekonomian dinaikkan satu satuan (unit).

1.2 KONSEP DAN DEFINISI

Untuk mendapatkan pemahaman yang sama, maka perlu

disusun berbagai pengertian-pengertian yang berhubungan dengan

ILOR (Incremental Labour Output Ratio). Pengertian dimaksud telah

disesuaikan dengan rumus-rumus matematis yang digunakan dalam

penghitungan ILOR, adalah sebagai berikut :

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah

Kabupaten Banyuwangi selama enam bulan atau lebih dan atau

jika kurang dari enam bulan bertujuan untuk menetap.

Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun

ke atas) yang bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi

sementara tidak bekerja dan atau penduduk yang mencari

pekerjaan.

Bekerja adalah penduduk yang melakukan suatu pekerjaan

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

pendapatan/keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit

satu jam secara terus menerus dalam seminggu sebelum


7

pencacahan. Termasuk dalam hal ini pekerja keluarga tanpa

upah yang membantu suatu usaha, dan mereka yang punya

pekerjaa, tetapi sementara tidak bekerja.

Mencari Pekerjaan (menganggur) adalah mereka yang belum

pernah bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Usaha mencari

pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum

pencacahan, tetapi termasuk mereka yang mencari pekerjaan

sebelumnya dan selama seminggu yang lalu masih

mengharapkan mendapatkan pekerjaan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio antara

penduduk yang termasuk angkatan kerja (bekerja + mencari

pekerjaan) dengan total penduduk usia kerja.

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah perbandingan antara

penduduk usia kerja yang bekerja dengan total penduduk usia

kerja yang termasuk ke dalam angkatan kerja.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan

antara penduduk usia kerja yang tidak mempunyai pekerjaan

dan sedang mencari pekerjaan dengan total penduduk usia

kerja yang termasuk ke dalam angktan kerja.


8

Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke

atas) yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan. Bukan

angkatan kerja dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

mereka yang mempunyai kegiatan bersekolah, mengurus rumah

tangga, dan lainnya (pensiun, cacat, tidak mampu, bekerja dan

sebagainya)

Bersekolah adalah mereka yang melakukan kegiatan bersekolah

di sekolah formal mulai pendidikan dasar sampai dengan

pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu, termasuk mereka

yang sedang libur.

Mengurus Rumah Tangga adalah mereka yang hanya

mempunyai kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu

mengurus rumah tangga selama seminggu yang lalu sebelum

pencacahan tanpa mendapat upah. Sedangkan pembantu

rumah tangga yang mendapat upah walaupun kegiatannya

mengurus rumah tangga dianggap bekerja.

Kegiatan Lainnya adalah mereka yang melakukan kegiatan

selain disebutkan di atas, seperti mereka yang termasuk

penerima pendapatan, cacat jasmani, pensiunan dan mereka

yang tidak melakukan suatu kegiatan apapun.


9

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Konsep “Domestik” artinya seluruh nilai tambah yang

ditimbulkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu wilayah

terakumulasi di dalam besaran PDRB tanpa memperhatikan

domisili siapa pemilik faktor produksinya. Dengan demikian,

nilai besaran PDRB menunjukkan kemampuan suatu daerah

dalam menghasilkan pendapatan/balas jasa dari faktor-faktor

produksi yang ada di daerah tersebut.

Data mengenai ketenagakerjaan dan PDRB tersebut diperoleh

melalui berbagai sensus/survey antara lain : Sensus Penduduk,

Survei Sosial Ekonomi Nasional, Survei Angkatan Kerja Nasional,

Survei Khusus Pendapatan Regional dan lain sebagainya.

1.3 DASAR PENYUSUNAN

Dasar penyusunan ILOR (Incremental Labour Output Ratio)

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012 adalah :

1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik;


10

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah dua kali; terakhir Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

diubah dua kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 7 Tahun 2007

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 3 Tahun 2012;


Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi;


tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Tahun Anggaran 2013;


11

9. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 56 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2013;

10. Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor

188/844/KEP/429.011/2012 tentang Standar Satuan Harga

Belanja Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2013;

11. Kesepakatan bersama (MoU) antara Pemerintah Kabupaten

Banyuwangi dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten

Banyuwangi Nomor 188/30/429.012/2013 dan Nomor

35101.065 tanggal 04 Januari Tahun 2013 tentang Penyusunan

Indikator Ekonomi, Statistik Daerah dan Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah.

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Publikasi ILOR Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012 ini dibuat

dengan maksud dan tujuan untuk memperoleh gambaran

produktivitas dan potensi tenaga kerja pada skala kabupaten

maupun sektoral di Kabupaten Banyuwangi yaitu :


12

1. Memberikan gambaran produktivitas tenaga kerja;

2. Memberikan gambaran peluang penyerapan tenaga kerja oleh

sektor ekonomi jika suatu perekonomian (PDRB) dinaikkan satu

satuan (unit);

3. Memberikan gambaran kualitas tenaga kerja;

4. Memberikan gambaran perkembangan pembangunan

ketenagakerjaan;

5. Memberikan gambaran kesejahteraan masyarakat ditinjau dari

sisi kemudahan memperoleh pekerjaan.

1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :

1. Tersusunnya publikasi ILOR (Incremental Labour Output Ratio)

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012 sebagai alat ukur

produktivitas tenaga kerja, khususnya untuk mengevaluasi

tingkat capaian kualitas sumberdaya tenaga kerja, terciptanya

lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

2. Ditetapkannya Strategi Peningkatan kualitas tenaga kerja di

Kabupaten Banyuwangi.


13

1.6 SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Sistematika penyusunan yang terkait dengan Kegiatan Penyusunan

ILOR (Incremental Labour Output Ratio) Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisikan tentang latar belakang penyusunan dan

pengertian umum tentang ILOR (Incremental Labour Output Ratio),

maksud dan tujuan, hasil yang diharapkan serta sistematika

penyajiannya.

Bab 2 Metodologi

Bab ini menjelaskan tentang prinsip dasar penyusunan azas

penyusunan, pendekatan penyusunan, metode penghitungan

yang akan digunakan dalam membentuk besaran ILOR

(Incremental Labour Output Ratio) di Kabupaten Banyuwangi

Bab 3 Potensi Ekonomi

Bab ini memberikan gambaran umum tentang potensi ekonomi di

Kabupaten Banyuwangi yang ditinjau berdasarkan potensi sumber

daya alam dan sumber daya manusianya.


14

Bab 4 Pembahasan ILOR

Kajian pada bab ini merupakan uraian gambaran umum

ketenagakerjaan dan indikator ILOR (Incremental Labour Output

Ratio) Kabupaten Banyuwangi .

Bab 6 Penutup

Secara singkat bab ini berisi kesimpulan dan saran terkait indikator

ILOR (Incremental Labour Output Ratio) Kabupaten Banyuwangi .


15

BAB II

METODOLOGI

2.1 PENGERTIAN ILOR

Produks Domestik Regional Bruto (PDRB) juga dapat didefinisikan

sebagai total produksi barang dan jasa yang diproduksi di suatu

wilayah (regional) tertentu dan dalam periode waktu tertentu

(biasanya satu tahun). Besar kecilnya jumlah barang dan jasa yang

dihasilkan perekonomian suatu wilayah tergantung pada besar

kecilnya kapasitas produksi suatu wilayah (regional). Sedangkan

besar kecilnya kapasitas produksi tergantung pada komposisi,

kualitas, serta kuantitas faktor-faktor produksi yang terdapat

dalam perekonomian tersebut.

Dalam konsep ekonomi makro, faktor produksi biasanya

dibedakan menjadi faktor produksi alam/ sumberdaya alam

(natural resources), faktor produksi tenaga kerja/ suberdaya

manusia (human resources) dan faktor produksi kapital/

sumberdaya modal (capital resources).


16

Faktor produksi alam Kabupaten Banyuwangi sering dikatakan

berlimpah. Tetapi, sebenarnya sebagian masih merupakan faktor

produksi alam yang masih potensial (belum riil). Sementara faktor

produksi tenaga kerja, dari hitungan kuantitas banyak, akan tetapi

dari sisi kualitas masih harus ditingkatkan. Demikian juga faktor

produksi modal, masih banyak faktor produksi alam yang belum

tergali karena rendahnya faktor produksi kapital.

Azas pembangunan ekonomi adalah untuk memperbesar kapasitas

produksi. Semakin besar kapasitas produksi suatu wilayah berarti

semakin besar pula jumlah barang dan jasa yang diproduksinya.

Dengan bertambah besarnya barang dan jasa di suatu wilayah

maka tingkat kesejahteraan penduduknya semakin tinggi. Untuk

melihat peranan faktor produksi tenaga kerja maka diperlukan

suatu indikator yang menginformasikan seberapa besar pengaruh

perubahan kapasitas faktor produksi tenaga kerja terhadap

perubahan produksi barang dan jasa. Salah satu indikatornya

adalah ILOR (Incremental Labour Output Ratio).

ILOR adalah perbandingan antara perubahan tenaga kerja ( L)

terhadap perubahan output ( Y) perekonomian suatu wilayah.


17

Perubahan tenaga kerja merupakan selisih antara jumlah

penduduk yang bekerja di seluruh sektor ekonomi pada tahun

tertentu dengan tahun sebelumnya. Sedangkan perubahan

output merupakan selisih nilai tambah bruto (PDRB) atas dasar

harga konstan pada tahun tertentu dengan tahun sebelumnya.

Dengan demikian, selain menggambarkan tingkat efisiensi faktor

tenaga kerja, juga dapat diketahui seberapa besar tenaga kerja

yang dapat terserap per tahun jika terjadi penambahan output per

satuan PDRB di suatu wilayah.

2.2. SUMBER DATA DAN METODOLOGI

Untuk mendapatkan informasi yang cukup mengenai tenaga kerja

dan PDRB maka digunakan data penunjang yang diperoleh dari ;

1. Hasil Survei/Sensus

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

2. Hasil Publikasi

Produks Domestik Regional Bruto (BPS)

Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka (BPS)


18

YL

Statistik Industri Besar/Sedang (BPS)

Dalam menghitung besaran ILOR, nilai PDRB perlu dibuat dalam

harga konstan, agar pengaruh perubahan harga dalam ukuran ILOR

dapat dihilangkan. Data yang tersedia adalah atas dasar harga

konstan Tahun 2000.

Rumus ILOR :

ILOR =

Dengan keterangan :

L = penambahan tenaga kerja; dan

Y = penambahan output (PDRB ADHK)

Berdasarkan rumusan teori di atas, ILOR dapat dihitung secara

tahunan, namun baik besaran L maupun Y jika dihitung setiap

tahun akan menjadi bias dikarenakan adanya fluktuasi tahunan pada

tahun tertentu ketika terjadi instabilitas. Oleh karenanya, ILOR

dihitung dengan rata-rata per tahun dalam kurun waktu tertentu,

misalnya 4 tahun. Sehingga rumusan di atas dapat menjadi :


19

Y

L

Rumus ILOR :

ILOR =

Dengan keterangan :

L = jumlah penambahan tenaga kerja selama lima tahun; dan

Y = jumlah penambahan output (PDRB ADHK) selama lima tahun

Besaran ILOR dapat dilihat dari dua sisi. Pertama dikaitkan dengan

peluang penyerapan tenaga kerja, ILOR bermakna positif dalam arti

setiap tambahan satu satuan unit PDRB ADHK akan mampu

menyerap sejumlah tenaga kerja. Sehingga semakin besar ILOR

semakin baik karena semakin banyak tenaga kerja yang dapat

diserap. Tentunya, untuk melihat besarnya angkatan kerja yang tidak

terserap masih harus melihat nilai TPT. Kedua, jika dikaitkan dengan

produktivitas maka semakin besar nilai ILOR berarti semakin tidak

produktif. Kondisi ideal yang ingin dicapai tentu nilai ILOR rendah,

pada saat yang sama nilai TPT juga rendah. Artinya sedikit

pengangguran sedangkan para pekerja mampu mengahasilkan

barang/jasa secara optimal sehingga tingkat kejahteraan diharapkan

tercapai atau telah terjadi pertumbuhan ekonomi yang signifikan.


20

Jika besaran ILOR bernilai negatif mengandung arti bahwa dalam

kurun waktu tertentu ada ketimpangan antara perubahan tenaga

kerja yang terserap di satu sisi dan perubahan output perekonomian

di sisi lain. Ada kalanya telah terjadi pengurangan terserapnya tenaga

kerja tetapi masih mampu menghasilkan nilai output yang cukup.

Atau banyak tenaga kerja yang terserap tetapi justru terjadi

penurunan nilai tambah bruto. Keduanya sama-sama berdampak

kurang baik pada dimensi sosial maupun ekonomi. Untuk daerah-

daerah yang masih berkembang tentu mengutamakan terserapnya

tenaga kerja lebih dahulu pada tingkat produktifitas yang relatif baik.


21

BAB III

POTENSI EKONOMI

3.1 GEOGRAFIS

Dengan luas sekitar 5.782,50 km² sebagian besar wilayah

Kabupaten Banyuwangi masih merupakan daerah kawasan

hutan. Area kawasan hutan ini diperkirakan telah mencapai

183.396,34 ha atau sekitar 31,72 persen, daerah persawahan

sekitar 66.152 ha atau 11,44 persen, perkebunan dengan luas

sekitar 82.143,63 ha atau 14,21 persen, dimanfaatkan sebagai

daerah permukiman penduduk dengan luas sekitar 127.454,22

ha atau 22,04 persen. Sedang sisanya telah dipergunakan oleh

penduduk Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai manfaat

yang ada, seperti jalan, ladang dan lain-lainnya. Selain

penggunaan luas daerah yang demikian itu, Kabupaten

Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km,


22

serta jumlah pulau ada 10 buah. Seluruh wilayah tersebut telah

mem-berikan manfaat besar bagi kemajuan ekonomi penduduk

Kabupaten Banyuwangi.

Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur

Pulau Jawa. Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa

daerah pegunungan, merupakan daerah penghasil berbagai

produksi perkebunan. Daratan yang datar dengan berbagai potensi

yang berupa produksi tanaman pertanian, serta daerah sekitar

garis pantai yang membujur dari arah Utara ke Selatan yang

merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.


23

Berdasarkan garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi

terletak diantara 7 43’ - 8 46’ Lintang Selatan dan 113 53’ - 114

38’ Bujur Timur. Secara administratif sebelah Utara berbatasan

dengan Kabupaten Situbondo, sebelah Timur Selat Bali, sebelah

Selatan Samudera Hindia serta sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Jember dan Bondowoso.

Umumnya daerah bagian Selatan, Barat dan Utara merupakan daerah

pegunungan atau hutan, sehingga pada daerah ini mempunyai

tingkat kemiringan tanah dengan rata-rata mencapai 40 serta

dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan

daerah yang lain. Daerah datar terbentang luas dari bagian Selatan

hingga Utara yang tidak berbukit. Daerah ini banyak dialiri sungai-

sungai yang bermanfaat guna mengairi hamparan sawah yang luas.

Daratan yang datar tersebut sebagian besar mempunyai tingkat

kemiringan kurang dari 15 diikuti rata-rata curah hujan yang cukup

memadai, sehingga bisa menambah tingkat kesuburan tanah. Dari

gambaran kondisi alam yang demikian itu menjadikan Kabupaten

Banyuwangi pernah mendapat peringkat sebagai salah satu

kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang merupakan daerah lumbung

padi. Selain itu menurut data statistik juga memberikan adanya


24

indikasi sebagai kabupaten potensi pertanian yang relatif besar

setelah Kabupaten Malang dan Jember di kawasan Propinsi Jawa

Timur.

Dengan demikian berdasarkan keadaan geografisnya, Kabupaten

Banyuwangi merupakan daerah yang subur bagi tanaman bahan

makanan, berpotensi besar bagi peningkatan produksi tanaman

perkebunan dan kehutanan, serta mempunyai peluang besar bagi

upaya-upaya yang terkait dengan peningkatan potensi kelautan.

Karena dari sepanjang garis pantai yang ada, yang merupakan daerah

potensi perikanan laut dan biota lain itu masih belum dikelola secara

optimal. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas

Gajahmada Jogjakarta pada tahun 2002 menyebutkan bahwa, dari

seluruh potensi laut yang ada itu masih kurang dari 10 persen yang

baru bisa dikelola oleh penduduk Kabupaten Banyuwangi.


25

3.2 KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk telah digunakan sebagai salah satu penimbang

terhadap besar kecilnya perolehan DAU bagi setiap pemerintah

daerah propinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Karena

penduduk merupakan bagian dari pembangunan, maka posisi

penduduk bisa sebagai subyek sekaligus bisa menjadi obyek dari

pembangunan itu sendiri. Sampai dengan akhir tahun 2012 ,

penduduk Kabupaten Banyuwangi tercatat sekitar 1.568.898 jiwa.

Yang terdiri dari laki-laki sejumlah 778.906 jiwa dan perempuan ada

sebanyak 789.992 jiwa. Dari sejumlah penduduk ini terdapat 471.588

kepala rumah tangga.

3.3 PENDIDIKAN

Pada tahun 2012 jumlah fisik sekolah, murid dan guru untuk Sekolah

Taman Kanak-Kanak (TK) jumlahnya masih mempunyai

kecenderungan yang meningkat baik berstatus negeri maupun

swasta. Bahkan keberadaan TK ini penyebarannya sudah bisa ditemui

di setiap desa/kelurahan dengan jumlah sedikitnya ada satu lembaga

sekolah. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan Sekolah Dasar

Negeri (SDN) yang mempunyai kecenderungan jumlah lembaganya


26

menurun dengan jumlah murid yang menurun pula. Penurunan

jumlah lembaga SDN belakangan ini sebagai akibat dari kebijakan

yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan

menyatukan dua SDN menjadi satu SDN, kebijakan ini diambil dengan

mempertimbangkan jumlah murid pada SDN yang ada di bawah

standar kecukupan sehingga perlu adanya efisiensi.

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat jumlah

sekolah negeri perkembangannya terus bertambah, yang diikuti

dengan naiknya jumlah SMP sederajat yang dikelola oleh pihak

swasta. Pada sisi lain program pendidikan dasar atau yang lebih

sering disebut-sebut dengan istilah Program Wajib Belajar Sembilan

Tahun, secara kelembagaan di Kabupaten Banyuwangi sudah dapat

dikategorikan cukup memadai, karena dari seluruh kecamatan yang

ada di Kabupaten Banyuwangi seluruhnya sudah mempunyai SMP

bahkan jumlahnya minimal ada satu SMP yang berstatus negeri. Pada

jenjang pendidikan setingkat lebih tinggi yang disebut dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Lembaga SMA sederajat

sampai dengan tahun 2010, keberadaannya di setiap kecamatan

sudah relatif merata karena dari setiap kecamatan yang ada


27

umumnya sudah mempunyai lembaga SMA sederajat minimal ada

satu SMA baik negeri maupun swasta.

Apabila setiap jenjang sekolah dari SD sederajat hingga SMA

sederajat dihitung berdasarkan perbandingan antar jumlah

lembaganya diperoleh bahwa, 5:1 untuk SD sederajat terhadap SMP

sederajat, serta 2:1 untuk SMP sederajat terhadap SMA sederajat.

Sedang perbandingan untuk jumlah muridnya diperoleh sekitar

sekitar 3:1 untuk SD sederajat terhadap SMP sederajat, serta ada

sekitar 2:1 untuk SMP sederajat terhadap SMA sederajat. Arti dari

angka perbandingan tersebut bisa dimaknai bahwa dari setiap jumlah

lulusan 5 SDN sederajat yang bisa meneruskan dan tertampung di

SMP sederajat jumlahnya baru sekitar sepertiganya. Dan dari setiap

jumlah lulusan 2 SMP sederajat yang bisa meneruskan dan

tertampung di SMA sederajat jumlahnya baru sekitar separuhnya.

3.4 KESEHATAN

Perkembangan program pembangunan di bidang kesehatan

pada tahun 2012 relatif meningkat, hal ini bisa dilihat berdasarkan

jumlah fisik dari masing-masing lembaga yang ada. Seperti lembaga

Rumah Sakit (RS) Umum/Khusus yang sebanyak 14 RS, Puskesmas


28

sebanyak 45 lembaga serta Poliklinik/BP ada sebanyak 36 unit.

Beberapa kecamatan yang terletak di kawasan Selatan Kabupaten

Banyuwangi sampai dengan tahun 2012 masih belum tersedia

fasilitas kesehatan yang berupa Rumah Sakit, atau masih dicukupi

dengan adanya Puskesmas Rawat Inap.

Selain fasilitas kesehatan yang harus dibangun secara fisik,

tenaga kesehatan atau para medis juga perlu mendapat tempat

untuk bisa diupayakan keberadaannya, karena kebutuhan akan

pelayanan kesehatan bagi setiap manusia mempunyai sifat yang

paling mendasar. Bila diperhatikan jumlah Dokter (135 orang),

Perawat (686 orang) dan Bidan (565 orang) pada tahun 2012,

persebaran Dokter masih belum sebanding dengan persebaran

penduduk. Sedang untuk Perawat dan Bidan dengan jumlah sebanyak

1251 orang di tahun 2012 diperkirakan belum bisa mencukupi apabila

dirasiokan dengan jumlah penduduk yang mencapai 1.568.898 jiwa.

3.5 PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi biasanya ditandai dengan angka yang positif

nilainya, namun apabila angkanya negatif maka pertumbuhan ekonomi


29

daerah tersebut mengalami kemunduran, seperti saat terjadinya kontraksi

ekonomi yang menimbulkan krisis ekonomi berkepanjangan.

Pada tahun 2012 angka pertumbuhan ekonomi yang terukur di

Kabupaten Banyuwangi mencapai 7,21 persen. Angka sebesar ini

katagorinya lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang pada

saat itu mencapai 7,02 persen, ada peningkatan sebesar 0,19 poin.

Penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi ini terjadi pada Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan angka sebesar 10,87persen dan

Sektor Bangunan/konstruksi dengan pertumbuhan sebesar 9,92 persen.

Penyumbang ketiga adalah Sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 7,11

persen. Sedangkan Sektor Pertanian yang merupakan sektor ekonomi

penyangga perekonomian di Kabupaten Banyuwangi hanya menyumbang

pertumbuhan ekonominya sebesar 5,48 persen.


30

BBAABB IIVV

PPEEMMBBAAHHAASSAANN IILLOORR

4.1 GAMBARAN UMUM KETENAGAKERJAAN

Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2012

mencapai sekitar 1.568.898 jiwa, terdiri dari 778.906 jiwa laki-laki dan

789.992 jiwa perempuan. Dari sekian jumlah penduduk tersebut terbentuk

sejumlah 470.364 rumah tangga. Jumlah penduduk usia kerja di kabupaten

Banyuwangi mencapai 75,47 persen atau 1.181.005 jiwa. Jumlah penduduk

laki-laki usia kerja mencapai 49,67 persen atau 586.617 jiwa, sedangkan

untuk perempuan mencapai 50,33 persen atau 594.388 jiwa. Dari sisi jenis

kelamin, jumlah penduduk usia kerja antara laki-laki dan perempuan relatif

bisa dikatakan sama kuantitasnya.

Jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2012 mencapai lebih dari

tiga perempat terhadap total penduduk (75,66 persen), ada peningkatan

sekitar sedangkan pada Tahun 2011 mencapai 75,47 persen. Penduduk usia

kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Angkatan Kerja dan Bukan

Angkatan Kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang aktif secara


31

ekonomi, yaitu mereka yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan yang

termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang

melakukan kegiatan sekolah, mengurus rumahtangga, dan lainnya.

Penduduk kategori angkatan kerja pada tahun 2012 meningkat 6,50

persen dibandingkan tahun 2011. Jumlah penduduk angkatan kerja pada

tahun 2012 sebanyak 870.948 jiwa, dan pada tahun 2011 sebanyak 817.786

jiwa. Berbeda kondisi dengan angkatan kerja, jumlah penduduk kategori

bukan angkatan kerja menurun minus 12,97 persen. Jumlah penduduk

bukan angkatan kerja pada tahun 2012 sebanyak 316.110 jiwa, dan pada

tahun 2011 sebanyak 363.219 jiwa.

Tabel 4.1.

Prosentase Penduduk Usia dan Besaran Indikator

Ketenagakerjaan Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2009-2012

Uraian

2009

2010

2011

2012

Penduduk Usia Kerja ( % ) 78,02 75,59 75,47 75,66

Bukan Angkatan Kerja ( % ) 29,73 29,76 30,76 26,63

Angkatan Kerja ( % ) 70,27 70,24 69,24 73,37

TPAK 70,27 70,24 69,24 73,37

TKK 95,95 96,08 96,29 96,60

TPT 4,05 3,92 3,71 3,40

Sumber: BPS Kab. Banyuwangi


32

Pada tahun 2012, angka TPAK kabupaten Banyuwangi sebesar 73,37 . Hal

ini bisa diartikan bahwa ada sekitar 73,37 persen penduduk yang siap

untuk bekerja atau yang membutuhkan pekerjaan. TPAK Tahun 2012 ini

lebih tinggi dibandingkan Tahun 2011, yaitu 69,24.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Banyuwangi mencapai

3,40 persen atau setiap 100 orang angkatan kerja terdapat 3 atau 4 orang

penganggur. Dibandingkan tahun 2011 angka TPT mengalami penurunan

0,31 persen.

Sedangkan tingkat kesempatan kerja (TKK) di Kabupaten Banyuwangi

tercatat 96,60 persen pada tahun 2012. Artinya dari setiap 100 orang

angkatan kerja yang ada ditemukan 96 orang di antaranya sedang bekerja.

Dibandingkan tahun 2011 angka TKK mengalami kenaikan 0,31 persen.

4.2 GAMBARAN ILOR

Issu utama dalam bidang ketenagakerjaan adalah persoalan

pengangguran. Berkenaan dengan perluasan kesempatan kerja dan

pengisian lapangan kerja yang tersedia, digunakan dua indikator yaitu

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Incremental Labour Output Ratio

(ILOR). TPT merupakan indikator perekonomian makro suatu wilayah


33

karena memberikan gambaran tentang seberapa besar angkatan kerja

yang tidak terserap ke dalam kegiatan perekonomian.

Dalam hal ini penduduk berumur 15 tahun keatas dapat dibedakan

menjadi penduduk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja dengan

pengertian bahwa angkatan kerja meliputi penduduk yang bekerja baik

tetap maupun sementara dan sedang mencari pekerjaan termasuk

pengangguran. Sedang yang termasuk bukan angkatan kerja adalah

penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang tidak bekerja, dan tidak

mencari pekerjaan, yang dibedakan menjadi : mereka yang bersekolah,

mengurus rumah tangga dan lainnya (pensiun, cacat, tidak mampu bekerja

dan sebagainya).

Perkembangan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja pada 3 tahun

terakhir (2010 – 2012) relatif meningkat. Angka angkatan kerja dan

bukan angkatan kerja pada tahun 2010 dan 2011 hampir sama secara

prosentase (konstan) yaitu untuk angkatan kerja sebesar 70 % dan bukan

angkatan kerja 30%. Sedangkan tahun 2012 terjadi peningkatan pada

angkatan kerja, meningkat 4%. Tahun 2012, angkatan kerja di Kabupaten

Banyuwangi berjumlah 98% dengan kegiatan bekerja 71%, penganggur 2%

dan sisanya termasuk dalam bukan angkatan kerja sebanyak 27%. Bukan


34

angkatan kerja di tersebut termasuk bersekolah, serta mengurus rumah

tangga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1. berikut :

Terlepas dari kelemahan yang ada, penghitungan tingkat pengangguran

yang hanya mengakomodasi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang

mencari pekerjaan, indikator tersebut dapat digunakan sebagai ukuran

untuk melihat sejauh mana pasar kerja mampu menyerap angkatan kerja

yang tersedia.


35

Berdasarkan gambar 4.2 perkembangan TPAK, TPT dan TKK dari tahun

2009 – 2012 dapat diketahui bahwa TPAK yang merupakan rasio antara

penduduk angkatan kerja dan usia kerja berkisar antara 70 – 74. Antara

angka TPAK dan TPT terkait satu dengan yang lain. Apabila angka TPAK

tinggi diikuti dengan angkat TPT rendah, maka kemajuan atau tingkat

capaian dalam menanggulangi pengangguran di daerah tersebut dapat

dikategorikan berhasil. Untuk TKK Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2009

– 2012 ada pada kisaran angka 95 – 97. Sedangkan untuk TPT Kabupaten

Banyuwangi dari tahun 2009 – 2012 mengalami penurunan dari 4,05 pada

tahun 2009 hingga ke angka 3,4 pada tahun 2012. TPT berada pada angka

3,4 tersebut berarti setiap 100 orang angkatan kerja terdapat 3 atau 4

penganggur.


36

Kecenderungan tingkat pengangguran di Kabupaten Banyuwangi (TPT)

dalam kurun waktu 4 tahun terakhir (2009-2012) dapat dikatakan relatif

baik. Dalam arti, ada pengurangan jumlah pengangguran tiap tahunnya.

Angka TPT dari tahun 2009 hingga 2012 mengalami perubahan yang

positif yaitu 4,05; 3,92; 3,71; 3,40. Tidak begitu tingginya angka

pengangguran ini dapat disebabkan karena pendidikan sebagian besar

penduduk angkatan kerja adalah tamat SLTP atau tidak tamat SLTP ke

bawah. Tingkat pendidikan penduduk angkatan kerja yang tamat SLTP ke

bawah mencapai 74,98 persen, sedangkan sisanya adalah tamat SLTA

hingga perguruan tinggi (25,02 persen). Kharakter kelompok pendidikan

rendah ini akan melakukan pekerjaan apapun yang bisa mereka kerjakan

untuk bertahan.


37

Paradigma pembangunan yang hanya mengacu terhadap tingginya angka

pertumbuhan ekonomi telah mulai bergeser. Analisa pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah akan iiikuti oleh indikator sosial lainnya, seperti

tingkat kemiskinan, ketimpangan pendapatan, tingkat pengangguran dan

produktivitas tenaga kerja.

Berdasarkan gambar 4.4. penduduk berumur 15 tahun keatas di

Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2012 lapangan usaha terbesar adalah

bidang Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan sebesar 36% dan

bidang perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebesar 25%.


38

Untuk mengukur produktivitas tenaga kerja di suatu wilayah, biasanya

digunakan indikator ILOR (Incremental Labour Output Ratio). Angka ini

merupakan rasio dari selisih tenaga kerja dibanding selisih produk barang

jasa yang dihasilkan wilayah tersebut dalam kurun waktu yang sama.

Dengan menggunakan rumusan ILOR, dapat dilihat pengaruh dari

perubahan besaran PDRB ADHK terhadap penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Banyuwangi

Dengan menggunakan rata-rata per tahun dalam kurun waktu 5 tahun,

perbandingan antara penambahan tenaga kerja dengan penambahan

besaran atau nilai output ekonomi di Kabupaten Banyuwangi didapatkan

ILOR secara berturut-turut sebesar 0,012 dalam periode tahun 2012-2008;

0,007 dalam periode tahun 2011 - 2007; minus 0,009 dalam periode tahun

2010-2006; 0,029 dalam periode tahun 2009-2005; dan 0,026 dalam

periode tahun 2008-2004.


39

Berdasarkan gambar trend ILOR di atas terlihat garis yang fluktuatif dan

mengarah turun (garis hitam). Hal ini bisa diindikasikan bahwa pada

rentang tersebut ada kecenderungan penyerapan tenaga kerja. Terkecuali

pada tahun 2010 menunjukkan rata-rata ILOR yang negatif atau

menurunnya tenaga kerja yang terserap. Berdasarkan data ada penurunan

tenaga kerja dibanding tahun 2009. Akan tetapi penurunan ini bukan

beralih ke pengangguran tetapi beralih ke kelompok bukan angkatan kerja

seperti ibu rumah tangga, sekolah dan lainnya.

Dari sudut produktifitas tenaga kerja, dari tahun ke tahun semakin

produktif. Bisa terlihat nilai ILOR nya semakin kecil. Pada tahun 2012,

Gambar 4.5.

Trend Rata-Rata ILOR Periode 5 Tahunan

Kabupaten Banyuwangi 2012

-0,02

-0,01

0

0,01

0,02

0,03

0,04

2008-2004 2009-2005 2010-2006 2011-2007 2012-2008

Periode

ILOR


40

perubahan PDRB atas dasar harga konstan senilai 82 juta rupiah

ditimbulkan oleh satu tenaga kerja. Angka ini hampir dua kali lipat

dibanding kondisi tahun 2008-2009. Pada tahun 2008, satu tenaga kerja

menimbulkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan 39 juta rupiah

dan pada tahun 2009 senilai 34 juta.

Apabila dikaji menurut lapangan usaha, ada tiga sektor yang nilai ILOR nya

negatif. Yaitu sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian, dan

sektor Listrik Gas dan Air Bersih. Nilainya ILOR-nya negatif karena jumalh

tenaga kerja yang bekerja di tiga sektor tersebut dari tahun ke tahun

semakin berkurang. Situasi iklim, mulai habisnya sumber daya alamnya

dan rendahnya balas faktor produksi menyebabkan tenaga kerja berpindah

ke sektor yang lain. Kontribusi sektor pertanian masih dominan di

Banyuwangi dalam pembentukan PDRB Banyuwangi. Akan tetapi nilai ILOR

nya menunjukkan angka negatif dan mengecil mulai tahun 2010 hingga

2012. Artinya, dalam tiga tahun terakhir terjadi peralihan tenaga kerja

pertanian ke sektor non pertanian.


41

Tabel 4.2

Rata-rata Nilai ILOR Menurut Lapangan Usaha

Lapangan Usaha

Rata-Rata ILOR 5 Tahunan

2012-2008 2011-

2007

2010-

2006

2009-

2005

2008-

2004

1. Pertanian -0,052 -0,035 -0,020 0,031 0,027

2. Pertambangan Dan Penggalian -0,536 0,027 -0,725 0,071 0,069

3. Listrik, Gas Dan Air Bersih -0,495 0,024 -0,607 0,051 0,045

4. Industri Pengolahan 0,081 0,232 0,044 0,070 0,063

5. Bangunan 0,845 0,593 0,395 0,179 0,145

6. Perdagangan, Hotel Dan

Restoran 0,038 -0,007 -0,011 0,019 0,017

7. Pengangkutan Dan Komunikasi 0,013 0,038 -0,066 0,027 0,023

8. Keuangan, Persewaan Dan

Jasa Perusahaan 0,083 0,010 0,111 0,001 0,001

9. Jasa-Jasa 0,560 0,067 0,669 0,005 0,004

Jumlah 0,012 0,007 -0,009 0,029 0,026

Sumber : Hasil Analisa BPS, 2013


42

Dari tabel 4.2. terlihat bahwa, jika dilihat nilai ILOR menurut lapangan

usaha, maka sektor yang paling efisien dalam arti dibutuhkan hanya sedikit

tenaga kerja untuk menaikkan satu unit PDRB adalah sektor pengangkutan

dan komunikasi sebesar 0,013 di tahun 2012. Berikutnya adalah sektor

perdagangan sebesar 0,038; sedangkan sektor yang banyak paling besar

nilai ILOR nya adalah sektor Bangunan. Pada sektor ini, perubahan tenaga

kerja hanya menimbulkan sedikit perubahan PDRB atas dasar harga

berlaku.


43

BBAABB VV

PPEENNUUTTUUPP

5.1. KESIMPULAN

Pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Banyuwangi selama ini bisa dikatakan membuahkan hasil yang

memuaskan karena pertumbuhan pembangunannya yang selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Pembangunan yang mengacu pada

peningkatan pertumbuhan akan menjadi timpang apabila tidak diikuti

terserapnya tenaga kerja atau menurunnya pengangguran.

Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Banyuwangi pada tahun

2012 masih didominasi sektor Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan

Perikanan dan dengan prosentase terkecil 0,1% yaitu bidang Listrik, Air,

dan Gas.

Tahun 2012 TPAK Kabupaten Banyuwangi ada di angka 73,37,

TKK mencapai 96,6 dan TPT menurun dari tahun 2011 yaitu 3,4. Antara

angka TPAK dan TPT terkait satu dengan yang lain. Apabila angka TPAK

tinggi diikuti dengan angkat TPT rendah, maka kemajuan atau tingkat


44

capaian dalam menanggulangi pengangguran di daerah tersebut dapat

dikategorikan berhasil.

Berdasarkan kajian ILOR ini, diperoleh informasi bahwa ada

kecenderungan produktifitas tenaga kerja yang makin meningkat di

Kabupaten Banyuwangi. Atau dengan kata lain, produktifitas tenaga kerja

makin meningkat. Dalam tiga tahun terakhir, diperoleh informasi

kecenderungan berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian, penggalian

dan pertambangan, dan Listrik gas dan air. Apabila dikaji menurut

lapangan usaha, ada tiga sektor yang nilai ILOR nya negatif. Yaitu sektor

Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian, dan sektor Listrik Gas dan

Air Bersih. Nilainya ILORnya negatif karena jumalh tenaga kerja yang

bekerja di tiga sektor tersebut dari tahun ke tahun semakin berkurang.

Situasi iklim, mulai habisnya sumber daya alamnya dan rendahnya faktor

produksi menyebabkan tenaga kerja berpindah ke sektor yang lain.

Kontribusi sektor pertanian masih dominan di Banyuwangi dalam

pembentukan PDRB Banyuwangi. Utamanya hasil pengolahan pangan dan

hasil pertanian olahan menempati angka yang tinggi dalam kontribusi

PDRB.


45

5.2. SARAN

Dalam mengurangi pengangguran perlu adanya suatu program dari

pemerintah untuk memberikan peluang dan kesempatan kerja bagi para

pencari kerja. Program tersebut antara lain dengan memberikan

pelatihan/kursus untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas, misalnya pelatihan kewirausahaan, pelatihan pengolahan hasil

pertanian, ataupun pelatihan lain yang outputnya dapat digunakan untuk

membuka peluang kerja baru. Sedangkan untuk menyerap tenaga kerja

yang berkualitas karena pendidikan yang ditamatkan, perlu adanya Balai

Latihan Kerja ataupun pusat pendidikan pelatihan keterampilan kerja. Hal

tersebut dapat dilakukan untuk mereka yang setelah menamatkan

pendidikan maka dapat memiliki keterampilan lebih yang dapat digunakan

pada kesempatan kerja sektor industri. Di satu sisi perlu adanya

penyelenggaraan bursa kerja secara rutin di Kabupaten Banyuwangi agar

dapat memberikan informasi khususnya peluang kerja bagi para pencari

kerja.


46

LLAAMMPPIIRRAANN


47

Tabel 1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kab. Banyuwangi,

Tahun 2012

Kecamatan Luas

Penduduk (orang)

Kepadatan Pend

(org/km2) km2 % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 010 Pesanggaran 802,50 13,88% 48.870 3,11% 61

011 Siliragung 95,15 1,65% 44.820 2,86% 471

020 Bangorejo 137,43 2,38% 60.027 3,83% 437

030 Purwoharjo 200,30 3,46% 65.628 4,18% 328

040 Tegaldlimo 1341,12 23,19% 61.674 3,93% 46

050 Muncar 146,07 2,53% 129.737 8,27% 888

060 Cluring 97,44 1,69% 70.771 4,51% 726

070 Gambiran 66,77 1,15% 58.930 3,76% 883

071 Tegalsari 65,23 1,13% 46.532 2,97% 713

080 Glenmore 421,98 7,30% 70.093 4,47% 166

090 Kalibaru 406,76 7,03% 61.737 3,94% 152

100 Genteng 82,34 1,42% 83.874 5,35% 1019

110 Srono 100,77 1,74% 87.942 5,61% 873

120 Rogojampi 102,33 1,77% 93.173 5,94% 911

130 Kabat 107,48 1,86% 67.546 4,31% 628

140 Singojuruh 59,89 1,04% 45.663 2,91% 762

150 Sempu 174,83 3,02% 71.994 4,59% 412

160 Songgon 301,84 5,22% 50.714 3,23% 168

170 Glagah 76,75 1,33% 34.323 2,19% 447

171 Licin 169,25 2,93% 28.043 1,79% 166

180 Banyuwangi 30,13 0,52% 106.797 6,81% 3545

190 Giri 21,31 0,37% 28.693 1,83% 1346

200 Kalipuro 310,03 5,36% 76.566 4,88% 247

210 Wongsorejo 464,80 8,04% 74.751 4,76% 161

Banyuwangi 5782,50 100% 1.568.8

98 100% 271

Sumber : Proyeksi SP (Banyuwangi Dalam Angka, BPS Tahun 2013)


48

Tabel 2 Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk di Kab. Banyuwangi

2000, 2010 dan 2012

Kecamatan Jumlah Penduduk (orang)

Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun

(%)

2000 2010 2012 2000-2010 2010-2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

010 Pesanggaran 90.316 48.412 48.870 0,27* 0,95

011 Siliragung - 44.390 44.820 0 0,97

020 Bangorejo 57.899 59.442 60.027 0,26 0,98

030 Purwoharjo 63.589 64.969 65.628 0,21 1,01

040 Tegaldlimo 59.472 61.176 61.674 0,28 0,81

050 Muncar 122.238 128.924 129.737 0,53 0,63

060 Cluring 67.871 70.049 70.771 0,32 1,03

070 Gambiran 100.347 58.412 58.930 0,41* 0,89

071 Tegalsari - 46.161 46.532 0 0,80

080 Glenmore 67.117 69.471 70.093 0,35 0,90

090 Kalibaru 57.830 61.181 61.737 0,56 0,91

100 Genteng 79.895 83.124 83.874 0,4 0,90

110 Srono 84.217 87.209 87.942 0,35 0,84

120 Rogojampi 88.791 92.358 93.173 0,39 0,88

130 Kabat 63.501 67.137 67.546 0,56 0,61

140 Singojuruh 45.890 45.242 45.663 -0,14 0,93

150 Sempu 69.543 71.281 71.994 0,25 1,00

160 Songgon 49.857 50.275 50.714 0,08 0,87

170 Glagah 58.708 33.992 34.323 0,53* 0,97

171 Licin - 27.878 28.043 0 0,59

180 Banyuwangi 101.813 106.000 106.797 0,4 0,75

190 Giri 26.743 28.510 28.693 0,64 0,64

200 Kalipuro 64.451 76.179 76.566 1,69 0,51

210 Wongsorejo 68.703 74.306 74.751 0,79 0,60

Banyuwangi 1.488.791 1.556.078 1.568.898 0,22 0,82

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka, BPS Tahun 2013


49

Tabel 3 Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga,dan Rata-rata Anggota Rumah

Tanggadi Kab. Banyuwangi, 2008-2012

Tahun Jumlah Penduduk

(orang) Jumlah Rumah

Tangga Rata-rata Anggota

Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4)

2008 1.583.918 460.238 3

2009 1.587.403 461.255 3

2010 1.556.078 467.733 3

2011 1.564.833 470.363 3

2012 1.568.898 471.588 3 Sumber : Banyuwangi Dalam Angka, BPS Tahun 2013


50

Tabel 4

Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kab. Banyuwangi 2012


Kelompok Umur Penduduk(orang)

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0 - 4 64.502 61.471 125.973

5 - 9 61.286 58.790 120.076

10 - 14 65.617 62.253 127.870

15 - 19 63.758 60.395 124.153

20 - 24 52.774 52.085 104.859

25 - 29 53.745 54.835 108.580

30 - 34 58.294 60.091 118.385

35 - 39 60.661 62.156 122.817

40 - 44 61.679 63.531 125.210

45 - 49 56.662 59.054 115.716

50 - 54 48.779 50.106 98.885

55 - 59 41.142 40.136 81.278

60 - 64 32.952 33.198 66.150

65 - 69 23.846 26.351 50.197

70 - 74 16.480 20.247 36.727

75+

16.729 25.293 42.022

Jumlah 778.906 789.992 1.568.898


51

Tabel 5

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas menurut Jenis Kegiatan Utamadi Kab. Banyuwangi 2010-2012

Jenis Kegiatan Utama 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

I. Angkatan Kerja

1. Bekerja 793.846 787.410 841.317

2. Penganggur 32.415 30.376 29.631

II. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah, Mengurus Rumah tangga, dan Lainnya)

349.996 363.219 316.110

Jumlah 1.176.257 1.181.005 1.187.058

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 70,24 69,24 73,37

Tingkat Pengangguran 3,92 3,71 3,40 Sumber : Banyuwangi Dalam Angka, BPS Tahun 2013


52

Tabel 6

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kab. Banyuwangi 2012

Jenis Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

I. Angkatan Kerja

1. Bekerja 487.185 354.132 841.317

2. Penganggur 18.148 11.483 29.631

II. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah, Mengurus Rumah tangga, dan Lainnya)

79.218 236.892 316.110

Jumlah Penduduk Usia Kerja 584.551 602.507 1.187.05

8

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 86,45 60,68 73,37

Tingkat Pengangguran 3,59 3,14 3,40



53

Tabel 7

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Pendidikan yang Ditamatkan di Kab. Banyuwangi 2012

Jenis Angkatan Kerja

Pendidikan yang ditamatkan

SD Ke bawah SLTP SLTA Ke

atas Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Bekerja 487.628 151.129 202.560 841.317

2. Penganggur 9.697 4.597 15.337 29.631

Jumlah 497.325 155.726 217.897 870.948



54

Tabel 8 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

dan Jenis Kelamin di Kab. Banyuwangi, 2012

Lapangan Usaha Laki-laki Perempua

n Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 185.369 113.715 299.08

4

Pertambangan dan Penggalian 8.982 2.706 11.688

Industri Pengolahan 51.029 53.819 104.84

8

Listrik, Air, dan Gas 852 0 852

Bangunan 72.349 0 72.349

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 83.495 125.388 208.88

3

Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 26.213 2.763 28.976

Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan

8.890 6.327 15.217

Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 50.006 49.414 99.420



55

Tabel. 9 PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2010 - 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)

NO. LAPANGAN USAHA 2010 *) 2011 **) 2012***)

1 PERTANIAN 10.884.186,46 12.010.933,69 13.861.466,21

a.Tanaman Bahan Makanan 5.614.866,32 6.287.196,90 7.342.159,21

b.Tanaman Perkebunan 1.993.783,75 2.054.033,09 2.332.748,61

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 983.840,28 1.053.687,23 1.191.427,45

d. Kehutanan 375.729,76 422.549,27 460.153,54

e. Perikanan 1.915.966,36 2.193.467,20 2.534.977,40

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 1.077.494,47 1.219.057,50 1.372.852,31

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas 460.155,49 520.492,08 579.659,13

c. Penggalian 617.338,98 698.565,42 793.193,18

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 1.272.557,76 1.417.873,36 1.626.602,91

a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00

1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00

2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 1.272.557,76 1.417.873,36 1.626.602,91

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 993.482,27 1.114.285,62 1.286.509,63

2. Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 3.815,37 4.172,65 4.721,79

3. Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya 27.466,60 30.456,81 33.842,00

4. Kertas dan Barang Cetakan 141.476,75 155.247,96 175.157,94

5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 93.704,48 99.820,16 111.019,39

6. Semen dan Barang Galian Non Logam 2.240,77 2.389,11 2.581,32

7. Logam Dasar, Besi dan Baja 0,00 0,00 0,00

8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 1.525,55 1.673,83 1.821,90

9. Barang lainnya 8.845,97 9.827,22 10.948,94

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 75.368,78 79.687,37 87.458,02

a. Listrik 69.491,84 73.228,63 80.226,34

b. Gas

0,00 0,00

0,00

c. Air Bersih 5.876,94 6.458,74 7.231,68

5 BANGUNAN 245.642,88 291.086,23 340.918,35

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 6.485.329,58 7.726.520,33 9.326.154,53

a. Perdagangan Besar dan Eceran 5.734.124,58 6.879.307,64 8.329.869,27

b. Hotel 254.113,35 286.672,58 341.816,68

c. Restoran 497.091,66 560.540,11 654.468,58


56

Lanjutan Tabel 9


7 PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI 734.577,13 810.406,17 919.026,45

a. Pengangkutan 656.848,28 723.906,41 821.099,03

1. Angkutan Rel 25.048,90 28.780,32 33.761,66

2. Angkutan Jalan Raya 85.695,73 92.935,97 103.763,23

3. Angkutan Laut 346.151,04 370.070,08 413.779,83

4. Angkutan Sungai, Danau 91.974,12 107.374,65 122.522,19

5. Angkutan Udara 0,00 2.025,45 3.930,48

6. Jasa Penunjang Angkutan 107.978,50 122.719,95 143.341,64

b. Komunikasi 77.728,85 86.499,76 97.927,42

1. Pos dan Telekomunikasi 54.292,91 60.124,86 67.913,16

2. Jasa Penunjang Telekomunikasi 23.435,94 26.374,90 30.014,26

8 KEUANGAN, PERSEWAAN dan JS PERUSAHAAN 1.051.862,54 1.185.128,35 1.328.509,61

a. Bank 195.271,87 215.831,96 244.307,91

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 102.220,02 109.314,94 119.533,99

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 608.306,09 690.415,79 774.678,29

e. Jasa Perusahaan 146.064,56 169.565,65 189.989,42

9 JASA-JASA 1.445.401,22 1.626.694,40 1.835.155,08

a. Pemerintahan Umum 772.866,55 861.006,68 971.247,70

1. Adm Pemerintah dan Pertanahan 772.866,55 861.006,68 971.247,70

2. Jasa Pemerintahan Lainnya 0,00 0,00 0,00

b. Swasta 672.534,67 765.687,72 863.907,38

1. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan 159.105,60 177.528,53 195.725,77

2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 18.974,71 22.334,25 26.251,79

3. Jasa Perorangan dan Rumahtangga 494.454,36 565.824,94 641.929,82

PDRB DENGAN MIGAS 23.558.420,84 27.059.769,40 30.698.143,47

PDRB TANPA MIGAS 23.558.420,84 27.059.769,40 30.698.143,47


Keterangan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara


57

Tabel. 10 PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2010 - 2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rp)

2010 *)

NO. LAPANGAN USAHA 2011 **) 2012***)

1 PERTANIAN

5.185.828,09 5.454.518,03 5.753.427,69

a.Tanaman Bahan Makanan

2.578.784,53 2.734.027,36 2.892.812,55

b.Tanaman Perkebunan

934.251,27 959.382,63 992.182,57

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya

624.630,40 644.368,72 669.635,46

d. Kehutanan

181.317,04 190.602,28 201.187,80

e. Perikanan

866.844,85 926.137,04 997.609,31

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN

485.195,00 519.887,44 553.901,78

a. Minyak dan Gas Bumi

0,00 0,00 0,00

b. Pertambangan tanpa Migas

232.435,66 251.355,93 267.312,91

c. Penggalian

252.759,33 268.531,52 286.588,87

3 INDUSTRI PENGOLAHAN

698.108,83 737.999,60 784.093,71

a. Industri Migas

0,00 0,00 0,00


2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 698.108,83 737.999,60 784.093,71

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 531.116,43 563.992,54 602.084,58

2. Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 2.119,49 2.208,93 2.391,00

3. Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya 15.372,04 16.219,03 17.095,64

4. Kertas dan Barang Cetakan 80.960,25 85.000,17 89.382,40

5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 60.435,11 62.030,60 64.142,16

6. Semen dan Barang Galian Non Logam 1.365,64 1.373,97 1.425,88


8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 1.022,77 1.049,47 1.076,28

9. Barang lainnya 5.717,10 6.124,90 6.495,77

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 50.201,57 52.848,10 55.621,42

a. Listrik 47.569,14 50.037,98 52.617,73

b. Gas 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 2.632,43 2.810,12 3.003,69


58

Lanjutan Tabel 10

2010 *)

NO. LAPANGAN USAHA 2011 **) 2012***)

5 BANGUNAN 93.624,47 104.147,86 114.476,09

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 2.778.110,25 3.077.801,19 3.412.285,67

a. Perdagangan Besar dan Eceran 2.346.728,58 2.608.341,88 2.899.344,88

b. Hotel 122.032,84 132.968,20 144.610,23

c. Restoran 309.348,84 336.491,10 368.330,56

7 PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI 483.920,15 518.769,74 555.670,22

a. Pengangkutan 421.580,06 451.225,81 482.146,40

1. Angkutan Rel 10.611,57 11.805,04 12.912,64

2. Angkutan Jalan Raya 54.677,15 58.063,85 61.937,06

3. Angkutan Laut 225.243,38 234.572,96 247.884,46

4. Angkutan Sungai, Danau 66.627,40 74.580,05 80.707,80

5. Angkutan Udara 0,00 2.025,45 2.266,76

6. Jasa Penunjang Angkutan 64.420,55 70.178,46 76.437,68

b. Komunikasi 62.340,09 67.543,93 73.523,82

1. Pos dan Telekomunikasi 44.612,59 48.194,54 52.058,99

2. Jasa Penunjang Telekomunikasi 17.727,50 19.349,39 21.464,83

8 KEUANGAN, PERSEWAAN dan JS PERUSAHAAN 648.097,34 692.882,73 738.631,90

a. Bank 140.861,24 151.130,03 161.148,44

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 75.239,42 79.473,14 84.095,19


d. Sewa Bangunan 354.254,12 378.768,51 403.718,72

e. Jasa Perusahaan 77.742,56 83.511,06 89.669,55

9 JASA-JASA 592.109,47 629.794,66 670.423,21

a. Pemerintahan Umum 296.078,61 313.576,86 331.784,18

1. Adm Pemerintah dan Pertanahan 296.078,61 313.576,86 331.784,18


b. Swasta 296.030,86 316.217,80 338.639,03

1. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan 72.480,99 75.829,61 79.540,62

2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 7.641,56 8.649,48 9.580,75

3. Jasa Perorangan dan Rumahtangga 215.908,31 231.738,71 249.517,66

PDRB DENGAN MIGAS 11.015.195,17 11.788.649,35 12.638.531,69

PDRB TANPA MIGAS 11.015.195,17 11.788.649,35 12.638.531,69

Sumber : Banyuwangi Dalam Angka, BPS Tahun 2013 Keterangan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara


59

Tabel. 11 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2012 (%)


1 PERTANIAN 5,30 5,18 5,48

a.Tanaman Bahan Makanan 6,22 6,02 5,81

b.Tanaman Perkebunan 2,16 2,69 3,42

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 2,90 3,16 3,92

d. Kehutanan 5,22 5,12 5,55

e. Perikanan 7,92 6,84 7,72

2 PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN 7,00 7,15 6,54


b. Pertambangan tanpa Migas 8,27 8,14 6,35

c. Penggalian 5,85 6,24 6,72

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 5,24 5,71 6,25



2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 5,24 5,71 6,25

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 5,73 6,19 6,75

2. Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 3,60 4,22 8,24

3. Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya 4,89 5,51 5,40

4. Kertas dan Barang Cetakan 4,50 4,99 5,16

5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 2,13 2,64 3,40

6. Semen dan Barang Galian Non Logam 0,40 0,61 3,78


8. Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 2,26 2,61 2,55

9. Barang lainnya 7,20 7,13 6,06

4 LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH 2,58 5,27 5,25

a. Listrik 2,40 5,19 5,16

b. Gas 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 5,91 6,75 6,89

5 BANGUNAN 7,94 11,24 9,92

6 PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN 8,91 10,79 10,87

a. Perdagangan Besar dan Eceran 8,99 11,15 11,16

b. Hotel 8,55 8,96 8,76

c. Restoran 8,43 8,77 9,46


60

Lanjutan Tabel 11


7 PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI 5,02 7,20 7,11

a. Pengangkutan 4,74 7,03 6,85

1. Angkutan Rel 10,81 11,25 9,38

2. Angkutan Jalan Raya 5,78 6,19 6,67

3. Angkutan Laut 1,27 4,14 5,67

4. Angkutan Sungai, Danau 11,69 11,94 8,22

5. Angkutan Udara 0,00 0,00 11,91

6. Jasa Penunjang Angkutan 8,90 8,94 8,92

b. Komunikasi 6,93 8,35 8,85

1. Pos dan Telekomunikasi 6,61 8,03 8,02

2. Jasa Penunjang Telekomunikasi 7,74 9,15 10,93

8 KEUANGAN, PERSEWAAN dan JS PERUSAHAAN 4,28 6,91 6,60

a. Bank 5,74 7,29 6,63

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 3,32 5,63 5,82


d. Sewa Bangunan 3,32 6,92 6,59

e. Jasa Perusahaan 7,09 7,42 7,37

9 JASA-JASA 5,78 6,36 6,45

a. Pemerintahan Umum 5,84 5,91 5,81

1. Adm Pemerintah dan Pertanahan 5,84 5,91 5,81


b. Swasta 5,72 6,82 7,09

1. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan 3,59 4,62 4,89

2. Jasa Hiburan dan Kebudayaan 14,47 13,19 10,77

3. Jasa Perorangan dan Rumahtangga 6,17 7,33 7,67

PDRB DENGAN MIGAS 6,22 7,02 7,21

PDRB TANPA MIGAS 6,22 7,02 7,21



61

Tabel. 12 Laju Inflasi PDRB Kabupaten Banyuwangi

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2012 (%)


1 PERTANIAN 5,37 5,16 9,87




d. Kehutanan 6,11 7,38 3,39

e. Perikanan 5,91 7,56 7,81




c. Penggalian 9,26 7,01 6,81




2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00












a. Listrik 0,52 0,18 4,19

b. Gas 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 2,89 3,03 4,89

5 BANGUNAN 3,10 6,72 6,98



b. Hotel 4,65 3,69 9,98

c. Restoran 5,47 3,85 6,91


62

Lanjutan Tabel 12




1. Angkutan Rel 3,39 3,39 7,48


3. Angkutan Laut 5,24 2,79 5,96


5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00


b. Komunikasi 2,57 2,78 4,11




a. Bank 3,48 3,12 6,34





9 JASA-JASA 6,20 6,15 6,33




b. Swasta 5,65 6,93 5,71





PDRB TANPA MIGAS 7,47 7,84 6,24



63

Tabel. 13

Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012


1 PERTANIAN 209,88 220,20 240,93




d. Kehutanan 207,22 221,69 228,72

e. Perikanan 221,03 236,84 254,11




c. Penggalian 244,24 260,14 276,77




2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00










9. Barang lainnya 154,73 160,45 168,55


a. Listrik 146,09 146,35 152,47

b. Gas 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 223,25 229,84 240,76

5 BANGUNAN 262,37 279,49 297,81



b. Hotel 208,23 215,59 236,37

c. Restoran 160,69 166,58 177,69


64

Lanjutan Tabel 13



a. Pengangkutan 155,81 160,43 170,30

1. Angkutan Rel 236,05 243,80 261,46


3. Angkutan Laut 153,68 157,76 166,92


5. Angkutan Udara 0,00 0,00 173,40


b. Komunikasi 124,69 128,06 133,19




a. Bank 138,63 142,81 151,60



d. Sewa Bangunan 171,71 182,28 191,89


9 JASA-JASA 244,11 258,29 273,73




b. Swasta 227,18 242,14 255,11





PDRB TANPA MIGAS 213,87 229,54 242,89



65

Tabel. 14 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Banyuwangi Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2010 – 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (%)


1 PERTANIAN 46,20 44,39 45,15




d. Kehutanan 1,59 1,56 1,50

e. Perikanan 8,13 8,11 8,26




c. Penggalian 2,62 2,58 2,58




2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00












a. Listrik 0,29 0,27 0,26

b. Gas 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 0,02 0,02 0,02

5 BANGUNAN 1,04 1,08 1,11



b. Hotel 1,08 1,06 1,11

c. Restoran 2,11 2,07 2,13


66

Lanjutan Tabel 14




1. Angkutan Rel 0,11 0,11 0,11


3. Angkutan Laut 1,47 1,37 1,35




b. Komunikasi 0,33 0,32 0,32



8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JS PERUSAHAAN 4,46 4,38 4,33

a. Bank 0,83 0,80 0,80





9 JASA-JASA 6,14 6,01 5,98




b. Swasta 2,85 2,83 2,81





PDRB TANPA MIGAS 100,00 100,00 100,00



67

Tabel. 15 Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Banyuwangi

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%)


1 PERTANIAN 47,08 46,27 45,52




d. Kehutanan 1,65 1,62 1,59

e. Perikanan 7,87 7,86 7,89




c. Penggalian 2,29 2,28 2,27




2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00












a. Listrik 0,43 0,42 0,42

b. Gas 0,00 0,00 0,00

c. Air Bersih 0,02 0,02 0,02

5 BANGUNAN 0,85 0,88 0,91



b. Hotel 1,11 1,13 1,14

c. Restoran 2,81 2,85 2,91


68

Lanjutan Tabel 15




1. Angkutan Rel 0,10 0,10 0,10


3. Angkutan Laut 2,04 1,99 1,96




b. Komunikasi 0,57 0,57 0,58




a. Bank 1,28 1,28 1,28





9 JASA-JASA 5,38 5,34 5,30




b. Swasta 2,69 2,68 2,68





PDRB TANPA MIGAS 100,00 100,00 100,00



69

Tabel 16. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi Usia 15 Tahun ke atas yang bekerja

Tahun 2008 - 2012

Tahun 2012 2011 2010 2009 2008

Pertanian,Kehutanan,Perburuan,dan Perikanan

299.084 308.351 353.602 376.327 374.708

Pertambangan dan Penggalian 11.688 93.817 3.702 95.902 95.490

Listrik, Gas, dan Air 852 6.839 270 6.991 6.961

Industri Pengolahan 104.848 122.330 98.457 92.430 92.033

Bangunan 72.349 58.132 51.930 42.230 42.048

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel

208.883 148.818 157.202 166.179 165.465

Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi

28.976 30.440 21.596 27.786 27.667

Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan

15.217 2.480 14.215 1.048 1.043

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

99.420 16.203 92.872 6.847 6.818

Jumlah

841.317

787.410

793.846

815.740

812.233

Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2013


70

Tabel 17. Prosentase Penduduk Kabupaten Banyuwangi Usia 15 Tahun ke atas yang bekerja

Tahun 2008 - 2012

Tahun 2012 2011 2010 2009 2008

Pertanian,Kehutanan,Perburuan,dan Perikanan

35,55 39,16 44,54 46,13 46,13

Pertambangan dan Penggalian 1,39 11,91 0,47 11,76 11,76

Listrik, Gas, dan Air 0,10 0,87 0,03 0,86 0,86

Industri Pengolahan 12,46 15,54 12,40 11,33 11,33

Bangunan 8,60 7,38 6,54 5,18 5,18

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel

24,83 18,90 19,80 20,37 20,37

Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi

3,44 3,87 2,72 3,41 3,41

Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan

1,81 0,31 1,79 0,13 0,13

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

11,82

2,06

11,70

0,84

0,84

Jumlah 100,00 100,00 99,99 100,01 100,01



71

Tabel 18. PDRB ADHK (juta rupiah) ) Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2008 - 2012

Lapangan Usaha 2012***) 2011 **) 2010 *) 2009 2008

PERTANIAN 5.753.428 5.454.518 5.185.828 4.924.852 4.649.526

PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN

553.902 519.887 485.195 453.472 425.972

LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH

55.621 52.848 50.202 48.941 45.949

INDUSTRI PENGOLAHAN 784.094 738.000 698.109 663.376 633.074

BANGUNAN 114.476 104.148 93.624 86.738 83.229

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

3.412.286 3.077.801 2.778.110 2.550.879 2.372.564

PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI

555.670 518.770 483.920 460.795 440.752

KEUANGAN, PERSEWAAN dan JASA PERUSAHAAN

738.632 692.883 648.097 621.487 596.342

JASA-JASA 670.423 629.795 592.109 559.747 531.424

Jumlah

12.638.532 11.788.649 11.015.195 10.370.286 9.778.833



72

Tabel 19. Prosentase PDRB adh Kabupaten Banyuwangi

Tahun 2008 - 2012

Lapangan Usaha 2012***) 2011 **) 2010 *) 2009 2008

PERTANIAN 45,52 46,27 47,08 47,49 47,55

PERTAMBANGAN dan PENGGALIAN

4,38 4,41 4,40 4,37 4,36

LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH

0,44 0,45 0,46 0,47 0,47

INDUSTRI PENGOLAHAN 6,20 6,26 6,34 6,40 6,47

BANGUNAN 0,91 0,88 0,85 0,84 0,85

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

27,00 26,11 25,22 24,60 24,26

PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI

4,40 4,40 4,39 4,44 4,51

KEUANGAN, PERSEWAAN dan JASA PERUSAHAAN

5,84 5,88 5,88 5,99 6,10

JASA-JASA 5,30 5,34 5,38 5,40 5,43

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00



73

kata pengantar - bappeda.banyuwangikab.go.id 2013.pdf · gambar 4.2 perkembangan tpak, tpt dan tkk...

Documents