1.1. latar belakang - bappeda.banyuwangikab.go.id · kedudukan rpijm dalam rencana pembangunan...
TRANSCRIPT
EXECUTIVE SUMMARY
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh Indonesia,
dan dilakukan secara bersama
pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu,
efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar
masyarakat, terutama bagi masyarakat berpengahasi
untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang
disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah
pembangunan berkelanju
Pendayagunaan sumberdaya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan
pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan
ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan
dengan tetap menjaga daya dukung lingku
baik diperkotaan maupun diperdesaan.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program
infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan
secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khu
Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/ Kota
untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya
Bidang PU/ Cipta Karya melaui penyiapan Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh Indonesia,
secara bersama-sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari
pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu,
efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh
masyarakat, terutama bagi masyarakat berpengahasilan rendah sebagai upaya
untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang
disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah
pembangunan berkelanjutan.
Pendayagunaan sumberdaya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan
pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan
ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan
dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengembangan wilayah
baik diperkotaan maupun diperdesaan.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program
infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan
secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal
Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/ Kota
untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya
Bidang PU/ Cipta Karya melaui penyiapan Rencana Program Investasi Jangka
(RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program
I - 1
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh Indonesia,
sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari
pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu,
besarnya bagi seluruh
lan rendah sebagai upaya
untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang
disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah
Pendayagunaan sumberdaya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan
pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan
ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan
ngan serta pengembangan wilayah
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program
infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan
susnya Direktorat Jenderal
Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/ Kota
untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya
Bidang PU/ Cipta Karya melaui penyiapan Rencana Program Investasi Jangka
(RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/ Kota
dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan
daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekono
penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni
(Livable).
RPIJM perlu memperhatikan aspek kelayakan program
kegiatan dan kelayakan spasialnya
daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta
sosial dan lingkungannya
mempertimbangkan
mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan RPIJM, yang
diharapkan mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan
kabupaten/ kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi
individual setiap kabupaten/ kota. Dengan demikian, RPIJM diharapkan dapat
mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan, secara spesifik
sesuai dengan karakteristik dan potensi, sehingga dapat mendorong
pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskin
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.
Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur
pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJ
Panjang Daerah (RPJPD) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dengan tujuan untuk merujuk sinergi kebijakan dan
sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.
RPIJM Bidang Infrastruktur meliputi berbagai sektor, yaitu :
1. Sektor Pengembangan Permukiman (Bangkim);
2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL);
3. Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) :
a. Bidang Drainase
b. Bidang Persampahan
c. Bidang Air Limbah
4. Sektor Pengembanga
5. Sektor Pengembangan Air Bersih.
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/ Kota
dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan
daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekono
penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni
perlu memperhatikan aspek kelayakan program dari masing
kelayakan spasialnya sesuai dengan skenario pembangunan
daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta
sosial dan lingkungannya. Disamping itu RPIJM yang akan disusun harus
mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan kapasitas kelembagaan
pelaksanaan program investasi yang telah disusun.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan RPIJM, yang
diharapkan mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan
kabupaten/ kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi
individual setiap kabupaten/ kota. Dengan demikian, RPIJM diharapkan dapat
mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan, secara spesifik
sesuai dengan karakteristik dan potensi, sehingga dapat mendorong
pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.
Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur
pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dengan tujuan untuk merujuk sinergi kebijakan dan
sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.
Infrastruktur meliputi berbagai sektor, yaitu :
Sektor Pengembangan Permukiman (Bangkim);
Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL);
Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) :
Bidang Drainase
Bidang Persampahan
Bidang Air Limbah
Sektor Pengembangan Air Minum (AM).
Sektor Pengembangan Air Bersih.
II - 2
BIDANG INFRASTRUKTUR
infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/ Kota
dapat menggerakkan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan
daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni
dari masing-masing
sesuai dengan skenario pembangunan
daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan
. Disamping itu RPIJM yang akan disusun harus
kapasitas kelembagaan dalam
pelaksanaan program investasi yang telah disusun.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan RPIJM, yang
diharapkan mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan
kabupaten/ kota secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi
individual setiap kabupaten/ kota. Dengan demikian, RPIJM diharapkan dapat
mengakomodasi dan merumuskan kebutuhan pembangunan, secara spesifik
sesuai dengan karakteristik dan potensi, sehingga dapat mendorong
an dan peningkatan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.
Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur
pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari Rencana Pembangunan
MN) dan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dengan tujuan untuk merujuk sinergi kebijakan dan
sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
6. Sektor Pembangunan Jalan :
a. Pembangunan Jalan Lingkungan
b. Pembangunan Jalan Poros Desa
c. Pembangunan Jalan Utama Kota
d. Pembangunan Jembatan
7. Sektor Pengembangan Irigasi
Rencana Program Investasi Jangka menengah
teknis kelayakan program (
infrastruktur. Sebagai dokumen teknis, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu
merupakan Consolidated Feasibility Study
sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.
Dengan demikian RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi
merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual
yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Banyuwangi
khususnya dalam bidang infrastruktur. Hal ini terkait pula dengan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah
yang tepat, jelas, dan
terselenggaranya good governance
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab
1.2. Pengertian dan Kedudukan
a. Pengertian
Rencana Progran Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah
Permukiman atau disingkat sebagai RPIJM Bidang Permukiman merupakan
dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (
Development Plan
RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantika
dokumen politik sebagaimana Repelita pada masa yang lalu, akan tetapi
RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (
untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang Permukiman. Sebagai
dokumen teknis, RPIJM perlu
namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan
pihak-pihak terkait, masyarakat, professional dan lain
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
Sektor Pembangunan Jalan :
Pembangunan Jalan Lingkungan
Pembangunan Jalan Poros Desa
Pembangunan Jalan Utama Kota
Pembangunan Jembatan
Sektor Pengembangan Irigasi
Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) merupakan dokumen
teknis kelayakan program (Feasibility Study) untuk rencana pembangunan
infrastruktur. Sebagai dokumen teknis, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu
Consolidated Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak
ai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.
Dengan demikian RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi
merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual
yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Banyuwangi
nya dalam bidang infrastruktur. Hal ini terkait pula dengan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah
yang tepat, jelas, dan legitimate yang diperlukan sebagai prasyarat
good governance. Dengan arah kebijakan d
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab
dan Kedudukan RPIJM
Rencana Progran Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah
Permukiman atau disingkat sebagai RPIJM Bidang Permukiman merupakan
dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (
Development Plan: IDP) di Kabupaten/ Kota yang bersifat lintas sektoral.
RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai
dokumen politik sebagaimana Repelita pada masa yang lalu, akan tetapi
RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (
untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang Permukiman. Sebagai
dokumen teknis, RPIJM perlu dikerjakan secara professional (oleh ahlinya),
namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan
pihak terkait, masyarakat, professional dan lain
II - 3
BIDANG INFRASTRUKTUR
(RPIJM) merupakan dokumen
) untuk rencana pembangunan
infrastruktur. Sebagai dokumen teknis, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu
yang dapat diterima semua pihak
Dengan demikian RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi
merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai persoalan aktual
yang akan dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Banyuwangi
nya dalam bidang infrastruktur. Hal ini terkait pula dengan
pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban Pemerintah Daerah
yang diperlukan sebagai prasyarat
. Dengan arah kebijakan demikian itu maka
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab.
Rencana Progran Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah Bidang
Permukiman atau disingkat sebagai RPIJM Bidang Permukiman merupakan
dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (Infrastruktur
: IDP) di Kabupaten/ Kota yang bersifat lintas sektoral.
n fungsi RPJMD sebagai
dokumen politik sebagaimana Repelita pada masa yang lalu, akan tetapi
RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (Feasibility Study)
untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang Permukiman. Sebagai
dikerjakan secara professional (oleh ahlinya),
namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan
pihak terkait, masyarakat, professional dan lain-lain.pada tahap
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/ Kota dan melalui dial
investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak
terkait pada tahap penyusunan prioritas program/ kelayakan program
investasi. Dengan demikian RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu
merupakan consolidated FS
pertanggungjawaban pemerintah.
b. Kedudukan
Kedudukan RPIJM Bidang Permukiman yaitu berada di bawah kebijakan
spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana
Pembangunan Infrastruktur
masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM
pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD.
Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi,
Kabupaten/ Kota sedangkan kebijakan se
mengacu pada RPJMN dan RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010
atau lanjutannya serta Masterplan sector yang ada. Bilamana Tata Ruang
maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment
berdasarkan kebijakan tata ruan
Selanjutnya dapat dilihat pada
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/ Kota dan melalui dial
investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak
terkait pada tahap penyusunan prioritas program/ kelayakan program
investasi. Dengan demikian RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu
consolidated FS yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk
pertanggungjawaban pemerintah.
Kedudukan RPIJM Bidang Permukiman yaitu berada di bawah kebijakan
spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana
Pembangunan Infrastruktur (Infrastructure Development
masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM
pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD.
Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi,
Kabupaten/ Kota sedangkan kebijakan sektoral/ program dalam RPIJM
mengacu pada RPJMN dan RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010
atau lanjutannya serta Masterplan sector yang ada. Bilamana Tata Ruang
maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment
berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan sektoral yang ada.
Selanjutnya dapat dilihat pada Skema : 01, berikut ini.
II - 4
BIDANG INFRASTRUKTUR
penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/ Kota dan melalui dialog
investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang
terkait pada tahap penyusunan prioritas program/ kelayakan program
investasi. Dengan demikian RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu
a pihak sebagai bentuk
Kedudukan RPIJM Bidang Permukiman yaitu berada di bawah kebijakan
spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana
Plan) di masing-
masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM
pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD.
Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi,
ktoral/ program dalam RPIJM
mengacu pada RPJMN dan RPJMD Kabupaten Banyuwangi 2010 – 2015
atau lanjutannya serta Masterplan sector yang ada. Bilamana Tata Ruang
maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment
g maupun kebijakan sektoral yang ada.
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
Kedudukan RPIJM dalam Rencana Pembangunan Nasional
Sumber : Buku Panduan Penjelasan UmumPU/ Cipta Karya. Direktorat Jenderal Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum
1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran.
Maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang
Infrastruktur mempunyai maksud untuk
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banyuwangi secara terpadu, efektif,
dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
Penjabaran dari maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai upaya untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur secara
terpadu, efektif dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
Selain itu tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat menjadi dokumen
Program/ Anggaran Kerja antara Pemerintah Pusat,
Kota yang kelayakannya dapat dipertanggungjawabkan.
2. Mewujudkan kemandirian Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan
pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan
Kabupaten/ Kota
Rencana Induk Sistem
Kebijakan Spasial
R T R W N
P r o v i n s i
N a s i o n a l
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
Skema : 01Kedudukan RPIJM dalam Rencana Pembangunan Nasional
Sumber : Buku Panduan Penjelasan Umum Nomer 1. Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) BidangDirektorat Jenderal Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum
Maksud, Tujuan dan Sasaran.
Maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang
Infrastruktur mempunyai maksud untuk merencanakan usulan program
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banyuwangi secara terpadu, efektif,
dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
Penjabaran dari maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah
Sebagai upaya untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur secara
terpadu, efektif dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
Selain itu tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat menjadi dokumen
Program/ Anggaran Kerja antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/
Kota yang kelayakannya dapat dipertanggungjawabkan.
Mewujudkan kemandirian Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan
pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan
MasterplanRencana Induk Sistem
(RIS)
RENCANA PROGRAM INVESTASI
JANGKA MENENGAH
Strategi Pembangunan per Kawasan
Strategi Pembangunan Sektoral
Strategi Pembangunan Kota/Kabupaten
Kebijakan Spasial
R T R W N
R T R W
RTRW
R P J
RPJM Propinsi
RPJM Kabupaten/
Kebijakan Sektoral/ Program
II - 5
BIDANG INFRASTRUKTUR
Kedudukan RPIJM dalam Rencana Pembangunan Nasional
. Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang
merencanakan usulan program
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Banyuwangi secara terpadu, efektif,
Penjabaran dari maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah
Sebagai upaya untuk mensukseskan pembangunan infrastruktur secara
terpadu, efektif dan efisien sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
Selain itu tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat menjadi dokumen
Provinsi, Kabupaten/
Mewujudkan kemandirian Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan
pembangunan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya, produktif dan
RENCANA PROGRAM INVESTASI
JANGKA MENENGAH (RPIJM)
Strategi Pembangunan per Kawasan
Strategi Pembangunan Sektoral
Strategi Pembangunan Kota/Kabupaten
M N
RPJM Propinsi
RPJM Kabupaten/
Kebijakan Sektoral/ Program
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyara
yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional.
3. Sebagai upaya untuk membantu tugas
terkait dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembangunan di
Kabupaten Banyuwangi.
Sebagai dokumen teknis, RPIJMD Bid
profesional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan
dengan pihak-pihak stakeholder, baik pada tahap penyusunan rencana maupun
pembangunan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan d
maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas
program/kelayakan program investasi.
Tujuan penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :
Sedangkan tujuan dari Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
menengah (RPIJM) Bidang
Bidang Infrastruktur sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana
pengembangan wilayah.
Penjabaran dari tujuan
sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan perencan
rencana investasi diperlukan adanya panduan penyusunan yang diwujudkan
dalam bahan RPIJM yang nantinya mampu secara optimal meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pembangunan di Bidang
2. Mensukseskan p
Banyuwangi Tahun 201
lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
3. Mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan pembangunan yang
layak, berkeadilan,
kualitas kehidupan masyarakat yang lebih besar, baik yang selaras dengan
tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyuwangi pada
khususnya dan peningkatan pem
4. Menjadi suatu dokumen yang bersifat sektoral dan terpadu serta merupakan
dokumen yang disusun yang bersifat Consolidated Feasibility Study yang
dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah
terhadap pelaksanaan pembangunan khususn
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik
yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional.
Sebagai upaya untuk membantu tugas–tugas Badan/ Dinas/ Kantor/ Bagian
terkait dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembangunan di
Kabupaten Banyuwangi.
Sebagai dokumen teknis, RPIJMD Bidang Infrastruktur perlu dikerjakan secara
profesional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan
pihak stakeholder, baik pada tahap penyusunan rencana maupun
pembangunan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan d
pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas
program/kelayakan program investasi.
Tujuan penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :
Sedangkan tujuan dari Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur adalah tersusunnya Dokumen RPIJM
Bidang Infrastruktur sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana
pengembangan wilayah.
tujuan maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah
Mengoptimalkan perencanaan pembangunan khususnya dalam penyusunan
rencana investasi diperlukan adanya panduan penyusunan yang diwujudkan
dalam bahan RPIJM yang nantinya mampu secara optimal meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pembangunan di Bidang Infrastruktur
ensukseskan pembangunan infrastruktur Bidang Infrastruktur
Banyuwangi Tahun 2013 – 2017 secara terpadu, efektif dan efisien sehingga
lebih bermanfaat bagi masyarakat luas.
Mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan pembangunan yang
layak, berkeadilan, berbudaya, produktif dan berkelanjutan, menciptakan
kualitas kehidupan masyarakat yang lebih besar, baik yang selaras dengan
tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyuwangi pada
khususnya dan peningkatan pembangunan Nasional pada umumnya.
Menjadi suatu dokumen yang bersifat sektoral dan terpadu serta merupakan
dokumen yang disusun yang bersifat Consolidated Feasibility Study yang
dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah
terhadap pelaksanaan pembangunan khususnya Bidang Infrastruktur.
II - 6
BIDANG INFRASTRUKTUR
kat yang lebih baik
tugas Badan/ Dinas/ Kantor/ Bagian
terkait dalam mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembangunan di
perlu dikerjakan secara
profesional, namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan
pihak stakeholder, baik pada tahap penyusunan rencana maupun
pembangunan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan dunia usaha
pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas
Sedangkan tujuan dari Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
Infrastruktur adalah tersusunnya Dokumen RPIJM
Bidang Infrastruktur sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana
maksud penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah
aan pembangunan khususnya dalam penyusunan
rencana investasi diperlukan adanya panduan penyusunan yang diwujudkan
dalam bahan RPIJM yang nantinya mampu secara optimal meningkatkan
Infrastruktur
Infrastruktur di Kabupaten
secara terpadu, efektif dan efisien sehingga
Mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan pembangunan yang
berbudaya, produktif dan berkelanjutan, menciptakan
kualitas kehidupan masyarakat yang lebih besar, baik yang selaras dengan
tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Banyuwangi pada
bangunan Nasional pada umumnya.
Menjadi suatu dokumen yang bersifat sektoral dan terpadu serta merupakan
dokumen yang disusun yang bersifat Consolidated Feasibility Study yang
dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah
Infrastruktur.
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
Sasaran penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :
Sasaran yang diharapkan dari Kegiatan Penyusunan Rencana Program
Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur Kabupaten
Banyuwangi adalah :
Tersusunnya Dokumen RPIJM
sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana pengembangan
wilayah yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Banyuwangi.
Tersusunnya rencana investasi di Kabupaten Banyuwangi yang dapat
didanai dari APBD Kabupaten Banyuwangi, dana
Propinsi, dan dana hibah pinjaman luar negeri maupun dana swasta.
Selain itu sasaran yang hendak dicapai dalam
Infrastruktur adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan prog
layak untuk dihuni dan mampu mendanai kotanya sendiri.
2. Menyusun program
yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kesejahtera-an masya
perkotaan yang memadai.
3. Menterjemahkan dan operasionalisasi dari dokumen legal seperti : Propeda,
Renstrada dan Renstra Dinas
4. Menyusun program invetasi infrastruktu
skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping
(equity).
1.4. Ruang Lingkup
1. Mengupdate, menginventarisasi, dan mengidentifikasi data
Bidang Infrastruktur di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
2. Mengkaji dan menganalisis lokasi ditinjau dari segi sosial ekonomi dan
teknis.
3. Menentukan perencanaan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Agar dokumen Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang
Infrastruktur yang dihasilkan bermutu, maka dalam proses penyusunannya pihak
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
Sasaran penyusunan RPIJM Bidang Infrastruktur adalah :
Sasaran yang diharapkan dari Kegiatan Penyusunan Rencana Program
Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur Kabupaten
Banyuwangi adalah :
Tersusunnya Dokumen RPIJM Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi
sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana pengembangan
wilayah yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Banyuwangi.
Tersusunnya rencana investasi di Kabupaten Banyuwangi yang dapat
didanai dari APBD Kabupaten Banyuwangi, dana-dana hibah APBN, APBD
Propinsi, dan dana hibah pinjaman luar negeri maupun dana swasta.
Selain itu sasaran yang hendak dicapai dalam penyusunan RPIJM Bidang
Infrastruktur adalah sebagai berikut :
Menyiapkan program pembangunan yang menunjang kemandirian kota,
layak untuk dihuni dan mampu mendanai kotanya sendiri.
Menyusun program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
an masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana
perkotaan yang memadai.
Menterjemahkan dan operasionalisasi dari dokumen legal seperti : Propeda,
Renstrada dan Renstra Dinas-dinas dalam kerangka tata ruang yang berlaku.
Menyusun program invetasi infrastruktur kota yang akan didanai dengan
skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping
Mengupdate, menginventarisasi, dan mengidentifikasi data-
Bidang Infrastruktur di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Mengkaji dan menganalisis lokasi ditinjau dari segi sosial ekonomi dan
Menentukan perencanaan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Agar dokumen Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang
Infrastruktur yang dihasilkan bermutu, maka dalam proses penyusunannya pihak
II - 7
BIDANG INFRASTRUKTUR
Sasaran yang diharapkan dari Kegiatan Penyusunan Rencana Program
Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang Infrastruktur Kabupaten
Bidang Infrastruktur Kabupaten Banyuwangi
sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana pengembangan
wilayah yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Tersusunnya rencana investasi di Kabupaten Banyuwangi yang dapat
dana hibah APBN, APBD
Propinsi, dan dana hibah pinjaman luar negeri maupun dana swasta.
penyusunan RPIJM Bidang
ram pembangunan yang menunjang kemandirian kota,
program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
rakat dengan menyediakan sarana dan prasarana
Menterjemahkan dan operasionalisasi dari dokumen legal seperti : Propeda,
dinas dalam kerangka tata ruang yang berlaku.
r kota yang akan didanai dengan
skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping
-data dan program
Mengkaji dan menganalisis lokasi ditinjau dari segi sosial ekonomi dan
Menentukan perencanaan yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Agar dokumen Rencana Program Investasi Jangka menengah (RPIJM) Bidang
Infrastruktur yang dihasilkan bermutu, maka dalam proses penyusunannya pihak
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
penyedia jasa konsultansi harus melakukan diskusi dan asistensi kepada
BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi.
Selain ruang lingkup
hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisa kelayakan
program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan
perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yan
sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah
dalam Bidang Infrastruktur.
Adapun cakupan RPIJM Bidang Infrastruktur, yaitu :
1. Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Permu
maupun APBD (
Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangun
an lima tahun Bidang Permukiman sebagaimana dimaksud dalam RPJMN
2009 – 2014 dan seter
2. Pembangunan daerah Bidang Infrastruktur terutama di kota
menjadi prioritas dalam rangka pemertaan pembangunan dan peningkatan
pertumbuhan daerah.
3. Sistematika RPIJM mencakup :
Isu dan kecenderungan situasi
Kerangka logis
dan sasaran/ keluaran yang perlu dicapai.
Rencana pembangunan perkotaan,
Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran
sebagai ringkasan memorandum program),
Program infestasi infrastruktur Bidang Permukiman dalam penyediaan
perumahan dan pemukiman; perbaikan perumahan dan permukiman;
penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, penanganan dra
minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta
pengendalian banjir,
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan,
Rencana Peningkatan Pend
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
penyedia jasa konsultansi harus melakukan diskusi dan asistensi kepada
BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi.
uang lingkup di atas, penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota, pada
hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisa kelayakan
program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan
perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yan
sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah
dalam Bidang Infrastruktur.
Adapun cakupan RPIJM Bidang Infrastruktur, yaitu :
Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur
Jangka Menengah Bidang Permukiman terutama yang dibiayai dari APBN
maupun APBD (Cost Sharing maupun Joint Program) Propinsi maupun
Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangun
an lima tahun Bidang Permukiman sebagaimana dimaksud dalam RPJMN
dan seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang.
Pembangunan daerah Bidang Infrastruktur terutama di kota
menjadi prioritas dalam rangka pemertaan pembangunan dan peningkatan
pertumbuhan daerah.
Sistematika RPIJM mencakup :
Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan
Kerangka logis (Logical Framework) penyusunan RPIJM Bidan Infrastruktur
dan sasaran/ keluaran yang perlu dicapai.
Rencana pembangunan perkotaan,
Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran
ringkasan memorandum program),
Program infestasi infrastruktur Bidang Permukiman dalam penyediaan
perumahan dan pemukiman; perbaikan perumahan dan permukiman;
penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, penanganan drainase), penyediaan dan pengelolaan air
minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta
pengendalian banjir,
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan,
Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah,
II - 8
BIDANG INFRASTRUKTUR
penyedia jasa konsultansi harus melakukan diskusi dan asistensi kepada
penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota, pada
hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisa kelayakan
program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan
perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas),
sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah
Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur
kiman terutama yang dibiayai dari APBN
) Propinsi maupun
Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangun-
an lima tahun Bidang Permukiman sebagaimana dimaksud dalam RPJMN
usnya maupun MDG 2015 yang akan datang.
Pembangunan daerah Bidang Infrastruktur terutama di kota-kota yang
menjadi prioritas dalam rangka pemertaan pembangunan dan peningkatan
dan kondisi yang perlu diperhatikan
penyusunan RPIJM Bidan Infrastruktur
Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran
Program infestasi infrastruktur Bidang Permukiman dalam penyediaan
perumahan dan pemukiman; perbaikan perumahan dan permukiman;
penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
inase), penyediaan dan pengelolaan air
minum; penataan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta
Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan,
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah,
Lampiran penunjang.
Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus
dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJMN 200
ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing
masing Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini cakupan komponen program untuk
Kabupaten/ Kota yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai
dengan kebutuhan.
1.5. Landasan Hukum
Landasan hukum dalam Penyusunan RPIJM antara lain sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional;
2. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentan
4. Undang-Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
6. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
7. Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perecanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).
8. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
9. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
10. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
11. Undang-Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;
Landasan Operasional berupa kebijakan strategi, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
2. Keputusan Presiden No. 7 Tahun 200
Jangka Menengah Nasional 2004
3. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 51 tahun 2005 tentang RENSTRA
Departemen Pekerj
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah,
Lampiran penunjang.
Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus
dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJMN 200
ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing
masing Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini cakupan komponen program untuk
Kabupaten/ Kota yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai
Landasan hukum dalam Penyusunan RPIJM antara lain sebagai berikut :
Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional;
undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perecanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).
Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;
Landasan Operasional berupa kebijakan strategi, yaitu:
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2004-2009;
Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 51 tahun 2005 tentang RENSTRA
Departemen Pekerjaan Umum 2005-2009.
II - 9
BIDANG INFRASTRUKTUR
Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus
dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJMN 2009-2014 juga harus
ditinjau secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing-
masing Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini cakupan komponen program untuk
Kabupaten/ Kota yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai
Landasan hukum dalam Penyusunan RPIJM antara lain sebagai berikut :
Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
g Pemerintahan Daerah.
Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perecanaan
Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
Undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
4 tentang Rencana Pembangunan
Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 51 tahun 2005 tentang RENSTRA
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 494/PRT/M/2005 tentang
Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan
Permukiman;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan Strategi Nasional Pengemb
Minum;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP
Pengelolaan Persampahan;
8. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 50 tahun 2005 tentang
Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah.
9. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 8 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur
Tahun 2006-2008
10. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No...Tahun..tentang Pokok
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
11. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No.10 Tahun 2011 tentang Visi
Dan Misi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 494/PRT/M/2005 tentang
Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP) Sistem Penyediaan Air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP
Pengelolaan Persampahan;
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 50 tahun 2005 tentang
Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah.
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 8 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur
2008
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No...Tahun..tentang Pokok
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No.10 Tahun 2011 tentang Visi
Dan Misi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010 – 2015.
II - 10
BIDANG INFRASTRUKTUR
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 494/PRT/M/2005 tentang
Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2006 tentang
angan (KNSP) Sistem Penyediaan Air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KNSP-SPP) Sistem
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 50 tahun 2005 tentang Petunjuk
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 8 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Jawa Timur
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No...Tahun..tentang Pokok –
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No.10 Tahun 2011 tentang Visi
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
2.1. Profil Geografi
2.1.1. Posisi Geografis
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur
Provinsi Jawa Timur, berbatas
wilayah 5.782.50 km
seluas 223,149 ha atau 38,59%. Lahan persawahan
11,58%, perkebunan seluas 45.311 ha atau 7,84%, permukiman seluas
125,241 ha atau 21,66%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll.
Selain itu, Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang
lebih kurang 175,8 k
terletak di ujung timur pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran
tinggi berupa pegunungan, yang merupakan daerah penghasil produk
perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produ
pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke
selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebelah utara Kabupaten Situbondo,
sebelah timur Selat Bali, sebelah selat
barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Berdasarkan
garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 7
43’ - 8046’: Lintang Selatan dan 113
Topografi wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat dan utara
pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar
merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata
barat dan utara 400, dengan rata
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
Posisi Geografis
Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur
Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan Selat Bali, dengan luas
wilayah 5.782.50 km2. Sebagian besar wilayah daratannya berupa hutan
seluas 223,149 ha atau 38,59%. Lahan persawahan sekitar 66.983 ha atau
11,58%, perkebunan seluas 45.311 ha atau 7,84%, permukiman seluas
125,241 ha atau 21,66%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll.
Selain itu, Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang
lebih kurang 175,8 km, dan 10 pulau. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi
terletak di ujung timur pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran
tinggi berupa pegunungan, yang merupakan daerah penghasil produk
perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produ
pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke
selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebelah utara Kabupaten Situbondo,
sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Samudera Indonesia, dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Berdasarkan
garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 7
46’: Lintang Selatan dan 113053’ - 114038’ Bujur Timur.
wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat dan utara
pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar
merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian
barat dan utara 400, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding
II - 11
BIDANG INFRASTRUKTUR
Banyuwangi terletak di ujung timur pulau jawa atau di ujung timur
n langsung dengan Selat Bali, dengan luas
. Sebagian besar wilayah daratannya berupa hutan
sekitar 66.983 ha atau
11,58%, perkebunan seluas 45.311 ha atau 7,84%, permukiman seluas
125,241 ha atau 21,66%, dan sisanya dimanfaatkan untuk jalan, ladang dll.
Selain itu, Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang
m, dan 10 pulau. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi
terletak di ujung timur pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran
tinggi berupa pegunungan, yang merupakan daerah penghasil produk
perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil
pertanian, serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke
selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
Batas Wilayah Kabupaten Banyuwangi sebelah utara Kabupaten Situbondo,
an Samudera Indonesia, dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Berdasarkan
garis batas koordinatnya, posisi Kabupaten Banyuwangi terletak di antara 70
38’ Bujur Timur.
wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat dan utara
pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar
rata pada wilayah bagian
bih tinggi bila dibanding
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar
mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata
cukup memadai, sehingga akan bisa menambah tingkat kesuburan tanah.
Dataran rendah yang te
banyak sungai yang selalu mengalir dalam sepanjang tahun. Di Kabupaten
Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan
sawah yang sangat luas, juga berpengaruh positif terhadap tingkat
tanah. Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari
Wilayah Propinsi Jawa Timur, terletak diantara koordinat 7
Selatan dan 113053'
dalam 24 wilayah kecamatan,
wilayah Kabupaten Banyuwangi :
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Selanjutnya dapat dilihat pada
Luas Masing
Sumber :
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar
mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata
cukup memadai, sehingga akan bisa menambah tingkat kesuburan tanah.
Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara terdapat
banyak sungai yang selalu mengalir dalam sepanjang tahun. Di Kabupaten
Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan
sawah yang sangat luas, juga berpengaruh positif terhadap tingkat
Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari
Wilayah Propinsi Jawa Timur, terletak diantara koordinat 70
53' - 114038' Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi terbagi
dalam 24 wilayah kecamatan, dengan luas wialayah 5482,5 Km
wilayah Kabupaten Banyuwangi :
Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo dan Bondowoso
Sebelah Timur : Selat Bali
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso
Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel : 2.01 - 2.02 dan Peta : I
Tabel : 2.01Luas Masing-Masing Wilayah KecamatanKabupaten Banyuwangi - Tahun 2010
No. KecamatanLuas Wilayah
(Km2)1. Pesanggaran 802,50
2. Siliragung 95,15
3. Bangorejo 137,43
4. Purwoharjo 200,30
5. Tegaldlimo 1.341,12
6. M u n c a r 146,07
7. C l u r i n g 97,44
8. Gambiran 66,77
9. Tegalsari 65,23
10. Glenmore 421,98
11. Kalibari 406,76
12. G e n t e n g 82,34
13. S r o n o 100,77
14. Rogojampi 102,33
15. K a b a t 107,48
16. Singojuruh 59,89
17. S e m p u 174,83
18. S o n g g o n 301,84
19. G l a g a h 76,75
20. L i c i n 169,25
21. Banyuwangi 30,13
22. G i r i 21,31
23. Kalipuro 310,03
24. Wongsorejo 464,80
Jumlah 5.782,50
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011.
II - 12
BIDANG INFRASTRUKTUR
dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar
mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150, dengan rata-rata curah hujan
cukup memadai, sehingga akan bisa menambah tingkat kesuburan tanah.
rbentang luas dari selatan hingga utara terdapat
banyak sungai yang selalu mengalir dalam sepanjang tahun. Di Kabupaten
Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan
sawah yang sangat luas, juga berpengaruh positif terhadap tingkat kesuburan
Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari043' - 8046 Lintang
38' Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi terbagi
dengan luas wialayah 5482,5 Km2. Batas-batas
Kabupaten Situbondo dan Bondowoso
Kabupaten Jember dan Bondowoso
II.01, berikut ini.
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
EXECUTIVE SUMMARY
No. Kecamatan
Pesanggara
n
Siliragung
Bangore
jo
Purw
oharj
o
1. Pesanggaran 7 18 24
2. Siliragung 7 11 17
3. Bangorejo 18 11 6
4. Purwoharjo 24 17 6
5. Tegaldlimo 44 37 26 20
6. M u n c a r 58 51 40 34
7. C l u r i n g 32 25 14 85
8. Gambiran 31 24 13 16
9. Tegalsari 37 30 19 22
10. Glenmore 40 33 22 33
11. Kalibari 50 43 32 59
12. G e n t e n g 37 30 19 21
13. S r o n o 39 32 21 12
14. Rogojampi 44 37 26 21
15. K a b a t 49 42 31 31
16. Singojuruh 60 53 42 42
17. S e m p u 47 40 29 29
18. S o n g g o n 61 54 43 42
19. G l a g a h 65 58 47 43
20. L i c i n 73 66 55 51
21. Banyuwangi 60 53 42 41
22. G i r i 65 58 47 43
23. Kalipuro 68 61 50 47
24. Wongsorejo 94 87 76 53
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 201
II - 13
(RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTUR
Tabel : 2.02Jarak (Km) Terdekat Antar Kecamatan Tahun 2010
Kabupaten Banyuwangi
Tegald
lim
o
Mu
nc
ar
Clu
rin
g
Gam
biran
Tegals
ari
Gle
nm
ore
Kalibari
Ge
nt
en
g
Sr
on
o
Rogoja
mpi
Ka
ba
t
Sin
goju
ruh
Se
mp
u
So
ng
go
n
44 58 32 31 37 40 50 37 39 44 49 60 47 61
37 51 25 24 30 33 43 30 32 37 42 53 40 54
26 40 14 13 19 22 32 19 21 26 31 42 29 43
20 35 9 16 22 33 59 21 12 21 31 42 29 42
15 31 41 47 63 78 48 35 47 52 61 53 65
15 15 25 31 45 50 30 7 17 22 27 42 36
31 15 5 11 32 37 17 7 18 23 33 27 36
41 25 5 6 25 30 10 11 21 25 25 20 41
47 31 11 6 31 36 16 17 27 31 31 26 47
63 45 32 25 31 5 15 38 48 53 35 25 72
78 20 37 30 36 5 20 44 54 59 40 30 73
48 30 17 10 16 15 20 24 34 39 15 10 53
35 7 7 11 17 36 41 22 10 15 25 32 29
47 17 18 21 27 39 44 24 10 5 15 25 19
52 22 23 25 31 53 59 39 15 5 20 30 24
61 27 33 25 31 35 30 25 25 15 20 10 10
53 42 27 20 26 15 30 10 32 25 30 10 20
55 36 36 41 47 72 73 53 29 19 24 10 20
67 37 37 40 46 70 75 54 29 20 19 35 45 39
75 45 45 48 54 78 83 62 37 28 27 43 53 47
61 32 32 40 46 65 70 50 24 15 10 30 40 34
64 35 35 43 49 68 73 53 27 18 13 33 43 37
69 39 39 47 53 72 77 57 41 22 17 37 47 41
91 69 69 77 83 102 107 87 71 52 47 60 70 69
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011.
Gla
ga
h
Lic
in
Banyuw
angi
Gir
i
Kalipuro
Wongsore
jo
65 73 60 65 68 94
58 66 53 58 61 87
47 55 42 47 50 76
43 51 41 43 47 53
67 75 61 64 69 91
32 45 32 35 39 69
37 45 32 35 39 69
40 48 40 43 42 77
46 54 46 49 53 83
70 78 65 68 72 102
75 83 70 73 77 107
54 62 50 53 57 87
29 37 24 27 41 71
20 28 15 18 22 52
19 27 10 13 17 40
35 43 30 33 37 60
45 53 40 43 47 70
39 47 34 37 41 69
8 5 4 8 35
8 13 12 16 43
5 13 3 7 30
5 12 3 4 33
4 16 7 4 35
64 43 30 33 35
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
EXECUTIVE SUMMARY II - 14
(RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTUR
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013
EXECUTIVE SUMMARY
2.1.2. Kondisi Topografis
A. Topografi
Kabupaten Banyuwangi terletak di
laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut
dibedakan atas :
1. Ketinggian 0 - 100 meter di atas permukaan laut hampir terdapat pada seluruh
wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi
2. Glagah, Songgon, Glenmore, Kalibaru, Genteng, Sempu dan wilayah
Kecamatan Singojuruh.
3. Ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan laut hampir terdapat di seluruh
wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Banyuwangi
dan wilayah Kecama
4. Ketinggian 500 -
Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru, Glenmore,
Sempu dan Kecamatan Pesanggaran.
5. Ketinggian 1000
Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan
Glenmore.
6. Ketinggian lebih dari 1500
wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan
Kecamatan Glenmore.
7. Ketinggian lebih dari 2000
wilayah Kecamatan Kalipuro, Songgon dan Wilayah Kecamatan
Glenmore.Daerah wilayah Kecamatan pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo,
Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharj
wilayah Kecamatan Pesanggaran.
B. Kelerengan Lahan/ Slope.
Tingkat Lereng/ kemiringan tanah di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai
berikut :
1. Lereng dengan kemiringan 0
wilayah Kabupaten Banyuwangi.
2. Paling luas terdapat di wilayah Kecamatan Bangorejo, dan yang tidak
mempunyai kemiringan lereng 0
Songgon.
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) – BIDANG INFRASTRUKTURKABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013 - 2017
Kondisi Topografis
Banyuwangi terletak di ketinggian 0 – 2.500 meter di atas permukaan
laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut
100 meter di atas permukaan laut hampir terdapat pada seluruh
wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.
Glagah, Songgon, Glenmore, Kalibaru, Genteng, Sempu dan wilayah
Kecamatan Singojuruh.
500 meter di atas permukaan laut hampir terdapat di seluruh
wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Banyuwangi
dan wilayah Kecamatan Muncar.
- 1000 meter diatas permukaan laut meliputi
Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru, Glenmore,
dan Kecamatan Pesanggaran.
Ketinggian 1000 - 1500 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah
matan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan
Ketinggian lebih dari 1500 - 2000 meter di atas permukaan laut meliputi
wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan
Kecamatan Glenmore.
h dari 2000 - 2500 meter di atas permukaan laut meliputi
wilayah Kecamatan Kalipuro, Songgon dan Wilayah Kecamatan
Glenmore.Daerah wilayah Kecamatan pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo,
Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharj
wilayah Kecamatan Pesanggaran.
Kelerengan Lahan/ Slope.
Tingkat Lereng/ kemiringan tanah di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai
Lereng dengan kemiringan 0 - 2 % seluas 204,99 Ha atau 35,45 % dari luas
wilayah Kabupaten Banyuwangi.
luas terdapat di wilayah Kecamatan Bangorejo, dan yang tidak
mempunyai kemiringan lereng 0 - 2 % adalah wilayah Kecamatan Glagah dan
II - 15
BIDANG INFRASTRUKTUR
2.500 meter di atas permukaan
laut. Berdasarkan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) ketinggian tersebut
100 meter di atas permukaan laut hampir terdapat pada seluruh
Glagah, Songgon, Glenmore, Kalibaru, Genteng, Sempu dan wilayah
500 meter di atas permukaan laut hampir terdapat di seluruh
wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Banyuwangi
1000 meter diatas permukaan laut meliputi wilayah
Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru, Glenmore,
1500 meter di atas permukaan laut meliputi wilayah
matan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan Kecamatan
2000 meter di atas permukaan laut meliputi
wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Songgon, Kalibaru dan
2500 meter di atas permukaan laut meliputi
wilayah Kecamatan Kalipuro, Songgon dan Wilayah Kecamatan
Glenmore.Daerah wilayah Kecamatan pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo,
Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo dan
Tingkat Lereng/ kemiringan tanah di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai
2 % seluas 204,99 Ha atau 35,45 % dari luas
luas terdapat di wilayah Kecamatan Bangorejo, dan yang tidak
Kecamatan Glagah dan