rtrw kotim

110
Materi Teknis RTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian ruang sebagai wadah bagi kegiatan sosial-ekonomi manusia, memiliki keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang tidak sama, berdampak pada sering timbulnya konflik dalam pemanfaatan ruang wilayah. Konflik atau pertentangan pemanfaatan ruang seringkali muncul akibat belum tertatanya ruang wilayah untuk berbagai kegiatan secara optimal. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai suatu rencana penataan ruang wilayah yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengarahkan dan mengendalikan pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha serta swadaya masyarakat sehingga tercapai keterpaduan program-program sektoral dan daerah. Pada hakekatnya penataan ruang adalah suatu rangkaian proses siklik, dimulai dengan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. Penataan ruang ini secara hukum merupakan wewenang dan tugas pemerintah daerah, sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. I-1

Upload: nita-setiawati

Post on 12-Jan-2016

190 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian ruang sebagai wadah bagi kegiatan sosial-ekonomi

manusia, memiliki keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang tidak

sama, berdampak pada sering timbulnya konflik dalam pemanfaatan

ruang wilayah. Konflik atau pertentangan pemanfaatan ruang

seringkali muncul akibat belum tertatanya ruang wilayah untuk

berbagai kegiatan secara optimal.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kotawaringin Timur

sebagai suatu rencana penataan ruang wilayah yang dimaksudkan

sebagai alat untuk mengarahkan dan mengendalikan pembangunan

baik yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha serta swadaya

masyarakat sehingga tercapai keterpaduan program-program sektoral

dan daerah.

Pada hakekatnya penataan ruang adalah suatu rangkaian proses siklik,

dimulai dengan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta

pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan Rencana Tata Ruang

adalah hasil perencanaan tata ruang. Penataan ruang ini secara hukum

merupakan wewenang dan tugas pemerintah daerah, sebagaimana

ditegaskan dalam UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, wewenang

penyelenggaraan penataan ruang mencakup kegiatan pengaturan,

pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang,

didasarkan pada pendekatan wilayah dengan batasan wilayah

administratif dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pemerintah

daerah, dalam pelasanaan proses penyusunan rencana tata ruang

I-1

Page 2: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

diberikan kebebasan untuk meminta bantuan atau memohon

pendampingan dari konsultan perencanaan.

Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan

penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur

sebagai subsistem perencanaan tata ruang diatasnya yaitu Rencana

Tata Ruang Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan dan

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.

Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu kabupaten di

Provinsi Kalimantan Tengah yang terletak di bagian barat Kota

Palangkaraya. Kabupaten Kotawaringin Timur telah mengalami

pemekaran wilayah dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2002

Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi dalam 10 kecamatan, kemudian

pada tahun 2005 Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi 13

kecamatan yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kecamatan Teluk

Sampit, Kecamatan Pulau Hanaut, Kecamatan Metaya Hilir Utara,

Kecamatan Mentaya Baru/Ketapang, Kecamatan Baamang, Kecamatan

Seranau, Kecamatan Kota Besi, Kecamatan Cempaga, Kecamatan

Cempaga Hulu, Kecamatan Parenggean, Kecamatan Mentaya Hulu,

Kecamatan Antang Kalang. Kemudian pada tahun 2008 menjadi 15

kecamatan, setelah Kecamatan Telawang dan Kecamatan Bukit

Santuai masuk ke dalam bagian Kabupaten Kotawaringin Timur.

Arahan kebijakan Provinsi Kalimantan Tengah menetapkan Kabupaten

Kotawaringin Timur sebagai kawasan andalan pariwisata, pertanian

dan kelautan, serta ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

Sehingga membutuhkan perencanaan pengembangan daerah yang

tepat ntuk mendorong dan menangani ketiga kegiatan tersebut diatas.

Lahirnya Undang-undang Penataan Ruang Nomor 26 tahun 2007

sebagai pengganti Undang-undang 24 Tahun 1992 membawa

perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan kegiatan penataan

ruang, salah satunya pada aspek pengendalian pemanfaatan ruang,

selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan sanksi yang

merupakan salah satu upaya sebagai perangkat tindakan penertiban

I-2

Page 3: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

dan peraturan zonasi.

Pengenaan sanksi ini tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang

yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang,

tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang

yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

rencana tata ruang. Disamping itu, lahirnya Undang-undang 26 Tahun

2007 memberikan amanat bahwa perlu adnya penyesuaian terhadap

substansi materi dari RTRW Kabupaten dan penyeselesaian RTRW

Kabupaten harus bisa diselesaikan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun

setelah UU Penataan Ruang diterbitkan. Dengan mengacu pada

batasan waktu yang telah ditetapkan maka Kementerian Pekerjaan

Umum melakukan percepatan penyelesaian RTRW Kabupaten/ Kota di

seluruh Indonesai, termasuk Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimatan

Tengah tepatnya Kabupaten Kotawaringin Timur yaitu paling lambat

sampai akhir tahun 2011.

Melihat limit waktu yang sangat urgen tersebut, maka pada tahun

2011 Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah

Dekonsentrasi Pekerjaan Umum Bidang Penataan Ruang Kabupaten

Kotawaringin Timur mengadakan kegiatan Pendampingan Teknis

Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Kotawaringin Timur dalam rangka penyelesaian dan penyesuaian

substansi materi RTRW dan Ranperda RTRW Kabupaten Kotawaringin

Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW Kabupaten

Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam

kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Kotawaringin Timur, antara lain adalah:

1. Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

2. Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Kawasan

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

I-3

Page 4: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

3. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang;

4. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

5. Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

7. Undang-undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar

Budaya;

8. Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Ketentuan

Kepariwisataan;

9. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

10. Undang-undang No. 5 Tahun 1983 Landasan Kontinen

Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;

11. Undang-undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan

Pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia;

12. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

13. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta

Pemanfaatan Hutan;

15. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;

16. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

17. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2003 tentang

Penatagunaan Tanah;

18. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2000 tentang

Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah;

I-4

Page 5: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

19. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang

Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran

Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;

20. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa;

21. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985 tentang

Perlindungan Hutan;

22. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1970 tentang

Perencanaan Hutan;

23. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;

24. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun

1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

25. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun

1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;

26. Peraturan Menteri PU Nomor 11/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan

Peraturan daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta rencana

rincinya.

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998

tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang daerah.

28. Kepmen 15 /PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

29. Peraturan Menteri PU Nomor 16/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

30. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis

Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan

Sungai dan Bekas Sungai.

31. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.

1.3 Profil Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur

Pada sub bab ini akan disajikan profil wilayah Kabupaten Kotawaringan

Timur meliputi letak gografis dan batas administrasi, kondisi fisik

I-5

Page 6: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

wilayah, kependudukan, potensi ekonomi wilayah , ketersedian sarana

dan prasarana, kodisi permukiman serta perkembangan isu-isu

strategis di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.

1.3.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi

Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu dari 13

kabupaten/kota yang ada di Propinsi Kalimantan Tengah. Secara

geografis berkedudukan pada 112˚7’ 29” - 113˚ 14’ 22” Bujur Timur

dan 1˚ 11’ 504” - 3˚ 18’ 51” Lintang Selatan, dengan luas wilayah

16.496 Km². Adapun batas-batas administrasi wilayahnya adalah

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Katingan;

Sebelah Timur : Kabupaten Katingan;

Sebelah Selatan : Laut Jawa;

Sebelah Barat : Kabupaten Seruyan.

Pada tahun 2011 Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi atas 17

kecamatan, yang terdiri dari 15 kecamatan definitif dan 2 kecamatan

hasil pemekaran. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai

pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Kotawaringin Timur,

dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1Nama Kecamatan dan Luas Wilayah Kabupaten

Kotawaringin Timur

KecamatanIbukota

KecamatanJumlah Desa

Luas (km²) Keterangan

Mentaya Hilir Selatan

Samuda 10 318,00

Teluk Sampit Ujung Pandaran 6 610,00

Pulau Hanaut Bapinang 10 619,00

Mentaya Hilir Utara Bagendang 7 723,00

Mtw. Baru Ketapang Ketapang 11 357,50

Baamang Baamang 6 591,00

SeranauMentaya Seberang

5 547,50

Kota Besi Kota Besi 11 1.860,21

Cempaga Cempaka Mulia 8 1.241,00

Cempaga Hulu Pundu 11 1.183,00

Parenggean Parenggean 24 1.774,0011 desa masuk Kec. Tualan Hulu

Mentaya Hulu Kuala Kuayan 17 1.766,002 desa masuk Kec. Telaga Antang

I-6

Page 7: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

KecamatanIbukota

KecamatanJumlah Desa

Luas (km²) Keterangan

Antang Kalang Tumbang Kalang 30 2.975,0015 desa masuk Kec. Telaga Antang

Bukit Santuai Tb. Penyahuan 14 1.614,00

Telawang Sebabi 6 316,79

Telaga AntangTumbang Mangkup

18 -Kecamatan baru hasil pemekaran

Tualan Hulu Luwuk Sampun 11 -Kecamatan baru hasil pemekaran

Luas Total 147 16.496,00

Sumber: Kabupaten Kotim Dalam Angka, 2011

I-7

Page 8: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Gambar 1.1. Peta orientasi Kab. Kotim

I-8

Page 9: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Gambar 1.2 Peta Administrasi Kab. Kotim

I-9

Page 10: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

1.3.2 Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur

A. Topografi

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki topografi yang

bervariasi, dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok lereng yaitu 0 –

2%, 2 – 15 % dan 15 – 40%, wilayah Kabupaten ini tidak memiliki

lahan dengan tingkat kemiringan lebih dari 40%, sebagian besar

merupakan dataran rendah 0 – 2% dengan luasan 496.367,68

Ha yang meliputi bagian selatan dan di sepanjang sungai-sungai

utama, sedangkan kelas lereng 2-15% terdapat di bagian

tengah, di belakang wilayah sungai-sungai besar dan di

sepanjang sungai-sungai kecil dengan luas kawasan lereng

503.331,89 Ha. Sedangkan Kelas lereng 15-40% terdapat di

bagian utara, terutama di wilayah yang tidak dialiri sungai.

Dilihat dari topografinya Kabupaten Kotawaringin Timur dapat

dibagi dalam 3 (tiga) zona daerah, yaitu :

Daerah pegunungan dengan ketinggian 100 – 500 m dpl.

Daerah bergelombang / berbukit dengan ketinggian 100 – 200 m

dpl

Daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 50 m dpl.

Daerah berbukit hingga pegunungan yang terdiri dari batuan

intrusi masam terdapat dibagian utara wilayah ini, sedangkan

bagian tengah sampai selatan banyak di dominasi oleh dataran

rendar. Dataran bagian tengan terdiri dari dome gambut serta

dataran rendah endapan sungai (fluvial) serta backswamp atau

rawa belakang di sepanjang aliran sungai. Dibagian selatan,

dataran rendah didominasi oleh dataran rendah endapan pantai

(fluvio marine) dan pesisir pantai. Lebih jelas topografi

Kabupaten Kotawringin Timur dapat dilihat pada gambar 1.3.

I-10

Page 11: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Gambar 1.3 Peta Topografi Kab. Kotim

I-11

Page 12: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

B. Kondisi Hidro-Oceanografi

B.1 Kedalaman (Batimetri)

Berdasarkan Peta Fisik Dasar Wilayah Laut dan Pesisir

Kalimantan Tengah yang dikeluarkan oleh Archiegama tahun

2001, diperoleh bahwa perairan laut Propinsi Kalimantan Tengah

secara umum memiliki kondisi batimetri yang relatif dangkal

dengan kedalaman rata-rata kurang dari 30 m.

Kedalaman yang lebih dari 30 m hanya ditemui di bagian barat

dari wilayah laut Kalimantan Tengah, yaitu pada jarak sekitar 75

km ke arah laut dari Kabupaten Kotawaringin Barat atau pada

lintang 3o45’ LS. Sedangkan ke arah timur wilayah perairan,

kedalaman ini berkurang pada garis lintang yang sama.

Kondisi batimetri perairan laut di wilayah Kabupaten

Kotawaringin Timur, umumnya dangkal dan memiliki gradasi

landai, dimana garis isobath (garis khayal yang menghubungkan

kedalaman perairan yang sama) 10 meter ditemui sekitar 10 –

20 km dari pantai. Kedalaman perairan laut dangkal rerata pada

kisaran 0,5 – 4 meter. Kondisi batimetri yang paling dalam hanya

terdapat di sekitar 70 km ke arah luar muara sungai Mentaya

dengan kedalaman sekitar 25 meter. Gradasi kedalaman pantai

bagian Timur Tenggara – Selatan Relatif sangat landai dibanding

bagian Utara – Barat, akibat pengaruh tingkat sedimentasi

ambang Sungai Mentaya yang lebih besar. Pantai dengan

gradasi relatif tajam terdapat di bagian Timur (dekat mulut

muara), sebagai akibat pengaruh gelombang laut Jawa dan arus

muara sungai yang menggeser sedimen transport ke arah lepas

pantai. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.4.

I-12

Page 13: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Gambar 1.4 Peta Batimetri Kabupaten Kotawaringin

Timur

I-13

Page 14: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

B.2 Pasang Surut

Berdasarkan hasil peramalan pasang surut terhadap beberapa

stasiun lokasi di perairan pantai Kalimantan Tengah, dapat

diinformasikan variasi tunggang pasut. Hasil studi menunjukkan

tunggang pasut berkisar antara 47,35 cm di Tanjung Keluang

(Tanjung Penghujan), hingga 321,54 cm di Teluk Sampit. Secara

umum tunggang pasut terendah di perairan pantai bagian barat

dan semakin tinggi ke arah timur (lihat Tabel 1.2).

Perairan Kalimantan Tengah secara umum mempunyai tipe

pasang surut (pasut) campuran cenderung diurnal (mixed tide

prevailing diurnal). Pola kemunculan pasang surut tipe ini adalah

dalam 1 hari bisa terjadi 1 kali saat air pasang dan 1 kali saat air

surut, tetapi bisa juga terjadi 2 kali saat air pasang dan 2 kali

saat air surut dengan ketinggian antar puncak yang jauh

berbeda. Perbedaan elevasi muka laut akibat pasang surut

mampu menggerakan arus, dimana arus pasut yang sangat

umum terjadi di perairan Asia Tenggara yang berkedalaman 25 -

100 meter rata-rata kecepatannya 18,7 cm/detik untuk tipe

pasut semidiurnal, dan 11,6 cm/detik untuk tipe pasut diurnal

(Wyrtki, 1961).

Tabel 1.2Hasil Peramalan Air Pasang Tertinggi, Air Surut Terendah dan

Tunggang Maksimum Pasang Surut di Perairan Pantai Kalimantan Tengah

(PPK-ITB,2002)

No StasiunAir Pasang Tertinggi

(cm)

Air Surut Terendah

(cm)

Tunggang Maksimum

(cm)1. Tanjung Keluang (03º29’30“ LS & 110º40’00“ BT) +27,81 -19,54 47,35

2. PPI Kuala Pembuang (03º24’27,9“ LS & 112º33’33“ BT)

+98,90 -67,76 166,66

3. Tanjung Buaya (03º29’05“ LS & 112º30’49“ BT) +97,60 -66,49 164,09

4. Teluk Kotawaringin (03º00’30“ LS & 111º22’20“ BT)

+60,26 -33,42 93,68

5. Pantai Sei Bakau (02º59’19,3“ LS & 111º35’31,4“ BT)

+69,78 -39,27 109,05

6. Pantai Kubu (02º59’00“ LS & 110º45’00“ BT) +76,53 -43,60 120,13

7. Percabangan S. Kumai & S. Sekonyer (02º46’26,8“ LS & 111º42’50,9“ BT)

+75,15 -42,64 117,79

8. Pelabuhan Ujungpandaran (03º09’17,58“ LS & 113º00’33,6“ BT)

+188,79 -132,53 321,32

9. Teluk Sampit (03º00’10“ LS & 113º28’48“ BT) +188,92 -132,62 321,54

I-14

Page 15: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

No StasiunAir Pasang Tertinggi

(cm)

Air Surut Terendah

(cm)

Tunggang Maksimum

(cm)10. Teluk Sebangau (03º01’24“ LS & 113º30’30“ BT) +188,91 -132,62 321,53

11. Pelabuhan Pulang Pisau (02º45’52“ LS & 114º15’1,8“ BT)

+113,66 -103,9 217,56

12. Gosong Rining (03º02’24“ LS & 114º01’17“ BT) +117,44 -98,87 216,31

13. Batanjung (03º21’19,1“ LS & 114º14’59,1“ BT) +113,67 -103,90 217,57

Catatan: Air pasang terendah dan surut terendah dihitung dari Mean Sea Level (MSL).

Pasang surut (pasut) kawasan pesisir Desa Ujung Pandaran

secara umum merupakan tipe pasut campuran dengan tenggang

pasut sekitar 31,25 cm/ jam.

Selisih pasang harian tertinggi dan terendah yang didasarkan

pada informasi penduduk setempat memperlihatkan adanya

perbedaan dalam rentang yang kecil untuk berbagai lokasi.

Kisaran selisih pasang harian tertinggi dan terendah berkisar

antara 0,80 m sampai 2,50 m.

Rerata Air Tinggi Tertinggi (ATT) perairan sekitar Ujung Pandara

berkisar antara 2,17 – 2,34 m dan rerata Air Rendah Terendah

(ART) berkisar antara 0,54 – 0,61. Kisaran selisih pasang surut

harian menunjukkan fluktuasi yang relatif besar, yaitu berkisar

antara 1,5 m – 2,5 m.

B.3 Gelombang

Kondisi gelombang suatu perairan sebagian besar dipengaruhi

oleh energi yang dihasilkan oleh tiupan angin. Kuat lemahnya

gelombang ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu kecepatan

angin, lamanya angin berhembus (duration), dan jarak tiupan

angin pada perairan terbuka (fetch). Tipe pantai umumnya

landai berpasir, tinggi gelombang berkisar antara 35 – 100 cm,

pecahan gelombang 300 – 850 dan periode gelombang 0,75” s/d

1’ 75”/gel. Aktivitas gelombang telah mengakibatkan abrasi

lingkungan pantai, dengan didasarkan pada temuan-temuan

lapangan antara lain terkikisnya pondasi bangunan pantai

hingga robohnya sebagian bangunan. Tinggi gelombang rerata

pada perairan pesisir berkisar antara 1 – 2 meter pada bulan

Oktober.

I-15

Page 16: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Pengaruh monsun (musim barat dan timur) terhadap kondisi

gelombang dengan jelas terlihat di perairan Kalimantan Tengah.

Berdasarkan sumbernya, gelombang dapat dibedakan menjadi

dua jenis yaitu gelombang swell (gelombang rambat yang telah

keluar dari daerah pembangkitnya, yaitu: angin) dan sea

(gelombang yang berada pada daerah pembangkitnya, yaitu:

angin). Pola umum penjalaran gelombang pada kedua musim

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Musim Timur

Pola umum arah penjalaran gelombang laut di perairan

Kalimantan Tengah mengikuti kecenderungan angin musim

yang berlaku, yaitu angin musim timur. Hasil simulasi model

menunjukkan bahwa gelombang bergerak bersesuaian

dengan pergerakan angin musim timur, yaitu dari timur

menuju barat dengan kecenderungan untuk bergerak dalam

arah tegak lurus pantai ketika gelombang mendekati pantai,

dengan tinggi gelombang perairan dalam terletak pada

kisaran 0.75 – 1 m.

Hasil simulasi spektrum gelombang pada lokasi / koordinat

(3°0’10” LS-113°28’48” BT) yang mewakili perairan

Kalimantan Tengah, mendukung pola umum karakteristik

tinggi gelombang dan arah penjalarannya seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya. Spektrum dua dimensi (2D)

Gelombang di perairan Kalimantan Tengah memberikan

informasi tinggi gelombang signifikan musim timur sebesar

0,74 m, dengan arah rata-rata datang gelombang sebesar

311° (relatif terhadap utara).

Tinjauan lebih lanjut dari spektrum 2D, memberikan informasi

perihal signifikansi gelombang sea maupun gelombang swell

terhadap pembentukan gelombang total yang terjadi pada

masing-masing perairan kajian. Di perairan Kalimantan

Tengah, kontribusi gelombang swell cukup signifikan sehingga

menyamai kontribusi gelombang sea. Informasi besar tinggi

gelombang dan arah datang, untuk gelombang sea dan swell

diberikan pada Tabel 1.3 berikut ini:

I-16

Page 17: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Tabel 1.3.Kisaran Tinggi Gelombang dan Arah Datang untuk Gelombang

Sea dan Swell di Kalimantan Tengah pada Musim Timur

Gelombang Sea

Hs(m) θ (°) Hs(m) θ (°)

(Tinggi (Arah (Tinggi (Arah

Gelombang) Gelombang) Gelombang) Gelombang)

0.51 326 0.55 300

Sumber: PPK-ITB, 2002, Gelombang Swell

2. Musim Barat

Secara umum, karakteristik gelombang perairan dalam di

perairan Kalimantan Tengah menguat bersesuaian dengan

angin musim barat yang cenderung bertiup lebih kencang

dibandingkan dengan musim timur. Tinggi gelombang

signifikan di perairan Kalimantan Tengah berkisar diantara

0,75 – 2 m, dengan arah penjalaran dari barat ke timur.

Seperti halnya pada musim timur, hasil simulasi spektrum

gelombang pada musim barat untuk lokasi/koordinat yang

mewakili perairan Kalimantan Tengah mendukung pola umum

karakteristik tinggi gelombang dan arah penjalarannya.

Spektrum 2D Gelombang di perairan Kalimantan tengah

memberikan informasi tinggi gelombang signifikan musim

barat sebesar 1,11 meter, dengan arah rata-rata datang

gelombang sebesar 81° (relatif terhadap utara). Pada musim

barat peran gelombang swell dan sea cukup berimbang

kontribusinya membentuk gelombang perairan dalam di

perairan Kalimantan Tengah. Informasi besar tinggi

gelombang dan arah datang, untuk gelombang sea dan swell

pada musim barat diperlihatkan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4Kisaran Tinggi Gelombang dan Arah Datang untuk Gelombang

Sea dan Swell di Perairan Kalimantan Tengah pada Musim Barat

I-17

Page 18: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Gelombang Sea

Hs(m) Θ (°) Hs(m) θ (°)

(Tinggi (Arah (Tinggi (Arah Gelombang) Gelombang) Gelombang) Gelombang)

0.73 51 0.84 100 Sumber: PPK-ITB, 2002, Gelombang Swell

B.4 Arus Laut

Perairan Indonesia mempunyai pola arus permukaan yang

sangat dipengaruhi oleh monsun barat daya (Oktober – Maret)

dan monsun tenggara (April – September). Pengaruh kedua

monsun ini jelas terlihat di Pantai Kalimantan Tengah yang

tepatnya berada di bagian selatan dari daratan Pulau

Kalimantan. Pola arus di perairan laut Kalimantan Tengah yang

mewakili empat musim yang berbeda, dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Musim Barat Musim ini terjadi pada bulan Desember sampai

dengan bulan Februari. Pada saat ini angin bertiup dari Barat

ke Timur. Pola arus musim ini diwakili oleh simulasi arus

bulan Februari. Pergerakan arus di daerah sekitar pantai

jelas mengarah ke Timur akibat angin Barat, dan arus

bergerak ke arah barat menuju Laut Flores dan sebagian

membelok ke arah Selat Makasar. Kecepatan arus pada

bulan ini berkisar antara 0,02 – 3,0 m/detik.

b. Musim Peralihan I Musim ini terjadi pada bulan Maret sampai

dengan bulan Mei. Pada musim ini mulai terjadi peralihan

arah angin yang bergerak dari Timur ke Barat. Pola arus di

musim ini diwakili oleh simulasi arus di bulan Mei. Arah arus

menuju ke Barat walaupun nilainya masih kecil. Kondisi ini

diakibatkan oleh kekuatan angin yang relatif masih lemah,

Kecepatan arus pada bulan ini berkisar antara 0,01 –

2,6m/detik.

c. Musim Timur Musim ini terjadi dari bulan Juni sampai dengan

bulan Agustus. Kondisi angin bertiup dari Timur ke Barat.

Pada laporan ini pola arus hasil simulasi pada musim timur

diwakili oleh pola arus pada bulan Agustus. Hasil simulasi

I-18

Page 19: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

model memperlihatkan bahwa kecepatan arus permukaan di

sekitar pantai lebih kuat dibandingkan arus yang terjadi

pada bulan Mei dengan arah dari Timur ke Barat. Kecepatan

arus pada bulan ini berkisar antara 0,01 – 2,0 m/detik.

d. Musim Peralihan II Musim ini terjadi pada bulan September

sampai dengan bulan November. Kondisi angin mulai

membelok ke arah Timur atau mulai terjadi peralihan dari

musim timur ke musim barat. Dengan demikian arus

permukaan di sekitar pantai yang pada awalnya bergerak ke

Barat mulai melemah dan kemudian akan membelok ke arah

Timur. Proses perubahan ini akan diikuti oleh pergerakan

massa air. Kecepatan arus permukaan pada bulan ini

berkisar antara 0,01 – 1 m/detik ( ITB 2002).

Pengukuran kecepatan arus di perairan laut Kabupaten

Kotawaringin dikakukan pada 14 titik pengamatan. Pengamatan

dilakukan pada bulan Juli 2004, dengan hasil pengamatan

seperti pada Tabel 1.5. Berdasarkan data tabel dibawah, kisaran

kuat arus di perairan laut Kabupaten Kotawaringin Timur antara

0,050 – 02,50 m/sekon.

Tabel 1.5.Kecepatan Arus di Pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur

No Kecepatan Arus (m/dtk)

Titik Pengamatan

X_easting Y_northing

1 0.250 74.298.305.133 964.711.020.4842 0.215 74.196.419.024 965.562.497.2533 0.050 73.104.782.141 966.392.141.2844 0.150 72.653.572.229 966.828.796.0375 0.050 72.304.248.427 966.122.870.8526 0.200 72.740.903.180 965.125.842.4997 0.200 71.706.463.278 964.151.700.5028 0.210 73.566.161.541 965.972.292.9619 0.050 72.783.256.587 965.936.450.486

10 0.333 72.362.600.000 964.373.900.00011 0.125 73.402.500.000 965.462.100.00012 0.118 71.108.500.000 963.903.800.00013 0.083 72.051.700.000 965.547.300.00014 0.154 72.399.900.000 967.816.600.000

Sumber : Hasil pengukuran bulan juli 2004

B.5 Temperatur Air Laut

I-19

Page 20: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Berdasarkan hasil observasi bulan Juli 2004 dengan pengukuran

insitu, nilai temperatur pada titik lokasi pengamatan berkisar

dari 27,50-28,90* C. Hasil penelitian yang pernah dilakukan

pada bual oktober tahun 2000, temperatur air di perairan

Kalimantan Tengah berkisar 25,1 – 33 ºC. Sedangkan menurut

Wyrtki (1961) temperatur perairan Kalimantan Tengah dan Laut

Jawa hanya berkisar 25 – 31 ºC. Jika mengacu kepada SK Menteri

KLH No. Kep-02/MENKLH/1988 tentang baku mutu air yang

direkomendasikan untuk kegiatan budidaya dan konservasi laut,

maka perairan Kotawaringin Timur mempunyai kisaran

temperatur yang cukup baik. Kondisi kisaran temperatur

tersebut akan mendukung kehidupan organisme air, dimana

temperatur optimum untuk fotosistesis tumbuhan air adalah

berkisar 25 – 35 ºC (Sheridan dan Ulik, 1976 dalam Denie, 2000).

B.6 Salinitas

Pengukuran salinitas di lakukan secara insitu pada 14 titik lokasi

pengamatan. Besaran salinitas peraliran Kabupaten

Kotawaringin Timur berkisar 0,60 – 26,25. Penelitian terdahulu

menggambarkan nilai salinitas pada saat surut di muara sungai

besar dan pantai pesisir Kalimantan Tengah, berkisar 0 – 0,31 ‰

. Baku mutu salinitas air untuk kegiatan budidaya dan

konservasi biota laut berdasarkan SK Menteri KLH No.

Kep-02/MENKLH/1988 adalah ± 10 % alami.

C. Geologi

Geologi daerah Kabupaten Kotawaringin Timur tersusun oleh 5

jenis formasi yaitu Formasi Dahor, Formasi Kuayan, Formasi

Mentaya, Formasi Pembuang dan endapan Aluvial. Untuk lebih

jelasnya mengenai kondisi masing-masing formasi tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Formasi Dahor dapat ditemui di sebagian besar selatan

wilayah kabupaten Kotawaringin Timur tepatnya pada

bagian belakang disepanjang Daerah Aliran Sungai Mentaya.

Satuan batuan (satuan litologi) penyusun formasi Dahor ini

terdiri dari konglomerat dengan komponen fragmen kuarsif

I-20

Page 21: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

dan basal berselingan dengan batu pasir, batu lempung.

Umur formasi ini diperkirakan Miosen Tengah sampai

Pleistosen, berdasarkan korelasi dengan formasi Dahor

dilembar Tewah (Sumintadipura, 1976). Tebal formasi ini

diperkirakan 300 m yang diendapkan dilingkungan paralik.

b. Formasi Kuayan terletak di bagian tengah wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur tepatnya di Utara. Satuan

batuan (satuan litologi) penyusun formasi Kuayan ini terdiri

dari breksi dengan komposisi andesit dan basal, aliran lava,

batu pasir tufaan dan tuf. Formasi ini tidak dapat ditentukan

umurnya, tetapi di Kalimantan Barat, Van Emmichoven

(1939) op. Cit. Margono U, dkk (1995) menemukan fosil di

formasi ini berumur Trias.

c. Formasi Mentaya terletak disekitar Kota Kuala Kuayan.

Satuan batuan (satuan litologi) penyusun Formasi Mentaya

ini dibagian bawah didominasi oleh batu pasir sedangkan

dibagian atas batu pasir arkosa berbutir halus-kasar,

terdapat struktur silang siur (cross bedding) dan gelembur

gelombang. Setempat terdapat sisipan konglomerat kuarsa

dan batu lempung yang kadang-kadang mengandung

batubara. Formasi ini diendapkan pada kala Eosen-Oligosen

dalam lingkungan pengendapan litoral, setempat berupa

rawa-rawa.

d. Formasi Pembuang terletak dibagian selatan wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur, terutama di sekitar

Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau

Hanaut. Satuan batuan (satuan litologi) penyusun Formasi

Pembuang ini terdiri dari batupasir karbonan (carbonaceous

sandstone), konglomerat (conglomerate), batulanau

(siltstone), batu lempung (claystone) dan gambut (peat).

e. Endapan aluvial, tersusun oleh endapan delta (deltaic

deposit) dan endapan klastika tak terpisahkan

(undifferenttiated clastic deposit). Endapan delta terdiri dari

pasir kasar-halus (coarse to fine grained sands), lanau (silt)

dan lumpur (mud). Sedangkan endapan klastika tak

I-21

Page 22: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

terpisahkan terdiri dari pasir (sand), lanau (silt), lempung

(clay) dan gambut (peat). Struktur geologi yang terdapat di

Kabupaten Kotawaringin Timur adalah struktur

sesar/patahan (fault) dan kekar (join). Struktur patahan

dapat memicu terjadinya bencana alam geologi. Daerah

yang rawan terhadap bencana alam geologi ini antara lain

Kecamatan Mentaya Hulu karena pada daerah ini terdapat

struktur sesar/patahan. Potensi pertambangan bahan galian

yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur antara lain

batubara, bijih besi, emas primer (dengan asosiasi mineral

perak dan atau mineral tembaga timah hitam atau seng),

emas sekunder, kwarsa kristal (termasuk kecubung atau

amethist), bentonit, kaolin, pasir kwarsa, granit, basalt,

gambut, dan tanah liat.

Selain itu, Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari berbagai

macam batuan, endapan, dan di beberapa bagian terdapat

sesar. Struktur geologi tersebut mengakibatkan wilayah ini

memiliki cukup banyak potensi bahan galian tambang yang

dapat dimanfaatkan, baik bahan galian A, B, maupun C. Bahan-

bahan galian yang banyak terdapat di wilayah ini meliputi

batubara, air raksa, emas, kaolin, bijih besi, pasir kwarsa, granit,

gambut, bauksit, dan lain-lain. Potensi bahan galian ini tersebar

hampir di seluruh wilayah.

Gambar 1.5 Peta Geologi Kabupaten Kotawaringin Timur

I-22

Page 23: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

D. Fisiografi

Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dibagi ke dalam beberapa

wilayah fisiografis, yaitu:

1. Dataran rendah, endapan pantai

Wilayah ini terdapat di tepi pantai, tepatnya pantai yang

berbatasan dengan Laut Jawa, yang berjarak 2-5 km dari

pantai. Dataran ini terbentuk dari hasil pengendapan pantai,

yang berupa tanah kering atau sedikit tergenang dan

memiliki tekstur kasar.

2. Dataran rendah, endapan sungai

Wilayah ini terdapat di tepian sungai yang berbelok-belok

(meander) atau danau kecil. Letaknya agak tinggi, namun

I-23

Page 24: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

kadang-kadang tergenang dan banjir akibat limpahan air

sungai. Dataran ini bertekstur tanah sedang sampai halus.

Seluruh wilayah dataran rendah, baik yang berupa endapan

sungai maupun endapan pantai, masih dipengaruhi oleh

pasang surut air laut.

3. Lahan gambut

Wilayah ini terletak di belakang wilayah endapan sungai

(levee), yang terbentuk akibat hutan rawa monoton telah

mencapai klomaks, sehingga terbentuk gambut yang

cembung (dome).

4. Dataran rendah, batuan endapan pantai

Wilayah ini terletak agak ke hilir/tengah, terutama di sekitar

Sungai Mentaya. Dataran ini membentang dari Pangkalan

Bun sampai Palangkaraya terus ke timur. Pada wilayah ini air

sulit mengalir keluar karena wilayah ini sangat datar,

sehingga pada beberapa tempat drainase agak terhambat.

Dataran ini memiliki tekstur tanah yang kasar.

5. Pegunungan/perbukitan batuan intrusi masam

Wilayah ini merupakan daerah patahan (told) dan lipatan

(fault), terdapat di bagian hulu. Bentuk wilayah ini berbukit

dan bergunung, yang didominasi oleh batuan endapan pasir

dan liat dan diselingi dengan batuan intrusi yang umumnya

masam.

6. Delta/Pulau

Merupakan daratan dengan luasan yang kecil di tengah laut

maupun sungai.

7. Lain-lain

Bagian yang termasuk lain-lain adalah tubuh air, diantaranya

danau dan rawa, yaitu merupakan depresi atau cekungan

yang airnya masih dalam. Pada daerah ini belum sempat

terbentuk gambut.

I-24

Page 25: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Kabupaten Kotawaringin Timur didominasi oleh pegunungan/

perbukitan intrusi masam dan dataran rendah batuan pantai.

Pegunungan atau perbukitan terdapat pada bagian utara

wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Pegunungan/perbukitan tersebut terdiri dari batuan intrusi

dan endapan masam, sehingga memiliki kendala dalam

pembudidayaan lahan.

Dataran rendah endapan pantai banyak ditemui pada bagian

tengah dan pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur. Selain

dataran rendah dengan batuan pantai, pada bagian tengah

Kabupaten Kotawaringin Timur juga memiliki kondisi fisiografis

yang terdiri dari dome gambut, serta dataran rendah endapan

sungai dan backswamps di sepanjang aliran sungai. Sedangkan

pada bagian selatan, fisiografis wilayahnya merupakan dome

gambut dan dataran rendah endapan sungai. Pada bagian

pesisir fisiografis wilayahnya terdiri dari dataran rendah endapan

pantai. Kendala yang dihadapi Kabupaten Kotawaringin Timur

terutama dalam membangun saluran air, dimana air sulit

mengalir keluar serta kadang-kadang tergenang dan banjir.

E. Klimatologi

Kondisi iklim Kabupaten Kotawaringin Timur termasuk beriklim

tropis basah (lembab) dengan tipe B (menurut Schmidt dan

Ferguson) dengan kelembaban nisbi berkisar antara 82% – 89%

dan suhu rata-rata bulanan berkisar antara 27˚C - 36˚C.

Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan kabupaten dengan

curah hujan bervariasi. Pada daerah pedalaman kecenderungan

curah hujannya tinggi sedang dikawasan pantai memiliki curah

hujan sedang. Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah

kabupaten ini berkisar antara 1.934 mm/tahun.

F. Jenis Tanah

Untuk seluruh wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri

dari tiga jenis tanah yang terbagi dalam tiga bagian geografis.

Di pesisir atau di bagian Selatan terdiri dari Alluvial Marine yang

I-25

Page 26: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

memiliki kandungan hara rendah. Sedang di bagian tengah

sebagian besar jenis tanahnya adalah Podsol air tanah, Podsol

Kuning dan Alluvial Gleihumus yang berada di sepanjang sungai.

Wilayah ini memiliki kendala pada drainase yang terhambat.

Sedang di bagian utara sebagian besar jenis tanahnya adalah

Podsolik Merah Kuning, Regosol dan Litosol. Wilayah ini terdiri

dari batuan, sebagian bersibat masam. Memiliki kandungan

hara yang rendah dan berbukit-bukit.

Kemampuan tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu kondisi lereng, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah,

drainase erosi serta faktor pembatas lainnya. Secara umum

kondisi kemampuan tanah di Kabupaten Kotawaringin Timur

dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Sepanjang aliran Sungai Mentaya memiliki kedalaman efektif

tanah lebih dari 90 cm, bertekstur sedang, tergenang secara

periodik dan tidak ada erosi.

b. Dibagian barat wilayah kabupaten yang meliputi Kecamatan

Mentawa Baru Ketapang, Mentaya Hilir Utara, Baamang dan

Kotabesi memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm,

bertekstur sedang, tidak pernah tergenang dan tidak ada

erosi.

c. Semakin ke utara kemampuan tanah di Kabupaten

Kotawaringin Timur memiliki kedalaman efektif tanah lebih

dari 90 cm, bertekstur halus, tidak pernah tergenang dan

tidak ada erosi.

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah

sebagai berikut :

Bagian Selatan

Sebagian besar jenis tanahnya adalah organosol dan alluvial

glei humus yang memiliki kendala pada drainase yang

terhambat namun memiliki kandungan unsur hara yang baik.

Di bagian pesisir terdiri dari alluvial marine yang memiliki

kandungan unsur hara rendah.

Bagian Tengah

Sebagian besar jenis tanahnya adalah podsol air tanah,

podsol kuning dan alluvial gleihumus yang berada di

I-26

Page 27: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

sepanjang sungai. Wilayah ini memiliki kendala drainase

yang terhambat.

Bagian Utara

Sebagian besar jenis tanahnya adalah podsolik merah

kuning, regosol dan litosol. Wilayah ini terdiri dari batuan,

sebagian bersifat masam, memiliki kandungan harayang

rendah dan berbukit-bukit.

Gambar 1.6Peta Jenis Tanah Kabupaten Kotawaringin

Timur

I-27

Page 28: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

G. Hidrologi

Secara umum pola sungai di Kotawaringin Timur adalah pola

dendritik dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila

terjadi hujan merata di seluruh daerah aliran sungai, maka

I-28

Page 29: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

puncak banjirnya akan demikian tinggi hingga mempunyai

potensi besar untuk menggenangi daerah-daerah yang ada di

sekitar aliran sungai, khususnya di bagian hilir sungai.

Dalam Wilayah Kotawaringin Timur terdapat 6 buah sungai besar

yang mengalir dari utara ke selatan dan bermuara di laut Jawa,

yang dapat digunakan sebagai sumber air maupun sebagai

prasarana transportasi. Keenam sungai tersebut dapat dilayari

oleh sarana perhubungan seperti kapal, speed boat, dan long

boat. Air sungai tersebut telah dimanfaatkan oleh penduduk

untuk mandi, cuci, kakus (mck), air minum, serta persawahan.

Selain air sungai, penduduk juga memanfaatkan air tanah.

Menurut RUTR Kotawaringin Timur Tahun 1992 kedalaman air

tanah berkisar antara 1 sampai 7 meter pada sistem lahan

dataran (wilayah pengamatan pada Kecamatan Parenggean,

Seruyan Hilir, dan Mentawa Baru), sedangkan pada sistem lahan

perbukitan kedalaman air tanah lebih dari 7 meter.

Tabel 1.6Nama-nama Sungai Besar di Kabupaten Kotawaringin Timur

NNo

Nama SungaiPanjang

(Km)

Panjang yang dapat dilayari

(Km)

Kedalaman (Km)

Lebar (m)

1 Mentaya 400 270 6 400

2 Cempaga 42 38 6 250

3 Sampit 46 40 6 200

4 Kuayan 48 40 6 200

5 Kalang 18 18 3 200

6 Seranau 21 21 3 200

Sumber: RTRW Pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur, 2001

Diantara keenam sungai tersebut Sungai Mentaya merupakan

sungai terbesar Kotawaringin Timur. Sungai ini mengandung

Podsolik di bagian atasnya, terdiri dari batuan sedimen, pasir,

dan alluvium. Pada daerah pesisir berrawa dengan permeabilitas

tinggi. Panjang Sungai Mentaya adalah 350 Km, yang dapat

I-29

Page 30: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

dilayari 300 Km, kedalaman rata-rata 6 meter dan lebar adalah

300 meter dengan anak sungai :

Anak sungai Sampit panjang 75 Km

Anak sungai Cempaga panjang 100 Km

Anak sungai Seranau panjang 75 Km

Anak sungai Tualan panjang 80 Km

Anak sungai Kuayan panjang 100 Km

Anak sungai Kalang panjang 65 Km

Sungai Mentaya merupakan sumber air bagi penduduk di sekitar

aliran Sungai Mentaya. Namun sungai ini dapat menimbulkan

genangan pada daerah sekitarnya, baik tergenang secara

periodik maupun tergenang sepanjang tahun.

Gambar 1.7................................................................................Peta Hidrologi di Kabupaten Kotawaringin Timur

I-30

Page 31: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

H. Penggunaan Lahan

Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur

meliputi pertambangan, sawah, ladang, kebun campuran, rawa

I-31

Page 32: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

semak belukar, rawa belukar, tanah tebuka, lahan transmigrasi,

tubuh air dan lain–lain. Hingga saat ini penggunaan lahan

terbesar di Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi Hutan

sebesar 411.898 Ha atau 24,97% dari luas wilayah kabupaten

dan semak belukar sebesar 372.713 Ha (22,59%). Penggunaan

untuk permukiman relatif sangat kecil yaitu hanya 4.148 Ha

(0,25%), sawah sebesar 39.762 Ha (2,41%) dan perkebunan

174.186 Ha (10,56%). Permukiman yang ada pada umumnya

tersebar di kota, pusat-pusat kecamatan dan desa sepanjang

aliran sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 1.8.

Dari tahun 2002-2004 tidak ada perubahan pada pemanfaatan

lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur, pemanfaatan lahan

terbesar masih hutan belantara yakni 69,52% dari luas

Kalimantan Tengah kemudian pertanahan 21,72% dari luas

Kalimantan Tengah, diikuti rawa-rawa, sungai, danau dan air

lainnya. Pada tahun 2008 pemanfaatan lahan pada Kabupaten

Kotawaringin Timur lebih bervariasi dari 4 jenis pemanfaatan

lahan menjadi 15 jenis pemanfaatan lahan. Pemanfaatan lahan

yang paling mendominasi pada tahun 2008 adalah hutan

belantara yakni 24,97% dan semak belukar 22,59% kemudian

perkebunan, hutan rawa, rawa belukarsekitar 10% terhadap luas

Kalimantan Tengah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel

1.7.

Tabel 1.7Luas Penggunaan Lahan Tahun 2011

Uraian Luas (Ha) % Terhadap Luas Kabupaten Kotim

Hutan 411.898 27,91

Hutan Mangrove 10.001 0,68

Hutan Rawa 187.766 12,72

Perkebunan 174.186 0,01

Permukiman 4.148 0,28

Pertambangan 7.534 0,51

Sawah 39.762 2,69

Ladang 12.411 0,84Kebun Campuran

31.419 2.12

Semak Belukar 372.713 25,26

Rawa Belukar 174.359 11,82

I-32

Page 33: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Uraian Luas (Ha) % Terhadap Luas Kabupaten Kotim

Tanah Terbuka 83.599 5,67

Transmigrasi 25.719 1,74

Tubuh Air 12.898 0,87

Lain-lain 101.187 6,86

Jumlah 1.475.588 100,00 Sumber : Kotim Dalam Angka

Gambar 1.8Peta Tutupan Lahan Kabupaten Kotawaringin

Timur

I-33

Page 34: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

I. Ekosistem Wilayah Pesisir

I.1 Ekosistem Mangrove

I-34

Page 35: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Ekosistem Hutan mangrove di Pesisir Kotawaringin Timur

meliputi type/bentuk pantai; bentuk muara sungai/laguna dan

bentuk pulau. Hutan mangrove ini merupakan habitat alami ikan

dimana berfungsi sebagai tempat pemijahan ikan atau biota laut

lainnya, perlindungan terhadap kehidupan pantai dan laut

disamping sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut dan

pelindung usaha budidaya di belakangnya. Sebaran hutan

mangrove di pesisir Kotawaringin Timur terdiri dari hutan

mangrove primer terdapat di Kecamatan Teluk Sampit seluas

7.295 Ha (82,51 %) dan kecamatan Pulau Hanaut seluas 1.546

Ha (17,49 %), sedangkan hutan mangrove sekunder hanya

terdapat di Kecamatan P. Hanaut seluas 1.160 Ha (100 %).

Di wilayah Pesisir dan Laut Kotawaringin Timur mempunyai jenis

–jenis flora dan fauna yang beragam baik ukuran maupun jenis.

Jenis-jenis flora diantaranya adalah bakau, cemara laut, jambu

mete, kelapa, nipah dan galam serta jenis tumbuhan yang hidup

sebagai semak belukar. Tumbuhan yang hidup di perairan yang

tergolong plankton terutama chlorophyta, cyanophyta,

diatomae, pyropphyta.

Jenis fauna yang ditemukan antara lain : Bekantan, siamang,

ular rawa, burung elang, udang (Penaeus monodon), udang

manis (Penaeus semisulcatus), udang putih ( Penaeus

merguensis), kepiting (Sclla serrata), rajungan (Portunos

pelagicus), dan kerang-kerangan. Jenis ikan yang ditemukan

antara lain : ikan kakap (Lates calcarifer), tembang (Sardinella

longicep), tenggiri (Scomberomerus commerson), bambangan

(Lutjanus malabaricus), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta),

kembung perempuan (Rastrelliger neglectus), belanak

(Valamugil speigleri), bawal putih (Pampus argentus), tongkol

(Auxis thazard), pari kembang (Orygon sepha), pari burung

(Actomyles nichofie), cucut hiu (Hermigaleus balfouri),

sembilang (Plotosus cavius), telang (Scomberomerus guttalus),

selungsungan (Scomberomerus australosius), selangat

(Dhorosoma chacunda) dan bandeng (Channos channos).

Ekosistem mangrove dapat dibedakan dalam tiga tipe utama,

bentik antai/delta, bentuk muara sungai/laguna, dan bentuk

I-35

Page 36: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

pulau. Ketiga tipe tersebut terwakili di sebagian besar wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur. Hutan mangrove merupakan

ekosistem yang paling produktif dan merupakan sumber hara

untuk perikanan pantai.  Hutan ini menyokong kehidupan

sejumlah besar sepesies binatang dengan menyediakan tempat

berbiak, berpijah, dan makan.  Spesies tersebut meliputi

berbagai jenis burung, ikan, kerang dan krustasea seperti udang,

kepiting.  Hutan bakau juga berfungsi sebagai pelindung pantai

dan penstabilisasi serta berperan sebagai penyangga pencegah

erosi yang disebabkan oleh arus, gelombang, dan angin.  Mereka

juga memainkan peranan penting sebagai pengendali banjir dan

pemelihara permukaan air di bawah tanah.

Ada tiga tipe akar yang biasa dijumpai pada hutan mangrove,

yaitu akar lutut, akar nafas dan akar tunjang. Jenis hutan

mangrove (bakau) yang ditemukan di pesisir wilayah Kabupaten

Kotawaringin Timur. Secara langsung atau tidak langsung, hutan

mangrove melindungi dan menyediakan makanan bagi

komunitas binatang, termasuk burung-burung pantai dan

banyak organisme laut. Hutan mangrove mempunai fauna yang

kaya akan udang-udangan yang besar dan moluska, juga

merupakan tempat yang penting untuk memijah dan pembibitan

bagi udang dan banyak jenis ikan pelagis bernilai komersil

penting.

Jenis mangrove yang dominan ditemukan pada kawasan pesisir

pantai kotawaringin Timur terdapat disebelah timur (pesisir teluk

sampit) antara lain Api-api (Avicennia alba) dan baku-bakauan

(Rhizophora spp.). Sementara dibagian ujung timur didominasi

jenis cemara laut. Pada pantai sebelah barat jenis nipah

(Nympae, sp.) mendominasi vegetasi mangrove sebelah dalam,

sementara pada arah keluar mendekati pantai, jenis Api-api

(Avicennia alba) dan bakau-bakauan (Rhizophora spp.). yang

lebih dominan. Bagian kawasan pantai paling luar yang

berbatasan dengan laut umumnya berpasir dan tidak ditumbuhi

vegetasi.

I-36

Page 37: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Pada kawasan Timur Selatan tidak ditemukan komunitas

mangrove yang berarti, sedangkan pada sebelah utara teluk

sampit terdapat endapan/sedimen lumpur yang mulai ditumbuhi

oleh vegetasi mangrove secara alamiah dari jenis Api-api dan

bakau. Dipantai barat, sedimenasi yang cukup kuat juga terjadi

sehingga mendangkalkan lingkungan dermaga tradisional milik

masyarakat setempat dan pertumbuhan komunitas mangrove

yang cukup besar dari jenis api-api, bakau, rambai. Bibit

mangrove yang tumbuh disebelah utara teluk sampit berpeluang

besar berasal dari pantai barat teluk sampit yang cukup rapat

ditumbuhi beberapa mangrove.

I.2 Ekosistem Terumbu Karang (Coral Reefs)

Komunitas terumbu karang tidak ditemukan pada perairan laut

dangkal (pesisir) dalam wilayah kajian. Berdasarkan informasi

nelayan, komunitas terumbu karang ditemukan sekitar 3 mil dari

pantai, namun demikian keberadaan terumbu karang harus

diperhatikan karena selain sebagai komunitas penting dalam

ekositem perairan laut (sebagai habitat berbagai jenis biota laut,

nursery area, pawning area serta feeding area dan bernilai

ekonomi penting, juga memiliki nilai ekologis penting sebagai

natural barrier bagi daratan karena fungsinya menjadi breaker

water yang melindungi daratan dari peluang abrasi gelombang.

I.3 Estuaria

Estuaria adalah daerah litoral yang agak tertutup (teluk) di

pantai, tempat sungai bermuara dan air tawar dari sungai

becampur dengan air asin dari laut, biasanya berkaitan erat

dengan pertemuan perairan sungai dengan air laut.

Produktivitas estuaria dan lautan dangkal sekitar pantai

menunjang perikanan pantai yang sangat kaya. Sungai Mentaya

secara terus menerus membawa endapan, mineral dan zat-zat

hara ke dalam estuaria, memperbaharui bahan-bahan yang

hilang untuk memelihara produktivitas yang tinggi. Produktivitas

estuaria lebih dari dua kali yang didapatkan kebanyakan

ekosistem darat dan dua puluh kali lebih besar dari pada

samudra terbuka (laporan ITB tahun 2002).

I-37

Page 38: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

J. Potensi Rawan Bencana

J.1 Banjir

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki daerah yang berpotensi

rawan bencana banjir, yaitu Kecamatan Baamang, Mentawa

Baru Ketapang, Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, dan

Teluk Sampit. Kecamatan-kecamatan ini terletak di dataran

rendah yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Selain itu, kecamatan-kecamatan ini terletak bagian hilir sungai,

dimana pola sungai di Kotawaringin Timur adalah pola dendritik

dimana salah satu sifat utamanya adalah apabila terjadi hujan

merata di seluruh daerah aliran sungai, maka puncak banjirnya

akan demikian tinggi hingga mempunyai potensi besar untuk

menggenangi daerah-daerah yang ada di sekitar aliran sungai,

khususnya di bagian hilir sungai.Selain kecamatan-kecamatan di

daerah hilir sungai, kecamatan yang berpotensi rawan bencana

banjir yaitu Kecamatan Cempaga Hulu, Mentaya Hulu, dan

Parenggean.

Lokasi genangan yang terjadi di sekitar Kota Sampit meliputi :

1. Jalan MT. Haryono, daerah sekitar RSUD Dr. Murjani, sekitar

BKKBN dan Jalan Jeruk;

2. Jalan Semangka, Jalan Nangka dan Jalan Plautan;

3. Jalan Nanas, Jalan Manggis, Jalan Pinang dan Jalan Anggur;

4. Jalan DI. Panjaitan, Jalan Sirsak, dan Jalan Langsat;

5. Serta Jalan H. Imbran, Jalan Tembaga Kuning, Jalan Kuningan

dan Jalan Kopi Selatan.

J.2 Kebakaran Hutan dan Lahan

Bencana alam yang kerap terjadi di Kabupaten Kotawaringin

Timur adalah kebakaran lahan. Dari tahun 2005 hingga tahun

2009 terdapat sejumlah titik kebakaran yang tersebar di seluruh

kecamatan. Puncaknya terjadi pada tahun 2006, terdapat 2002

hotspot, yang terbesar terjadi di Kecamatan Mentaya Hilir Utara.

Namun pada tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 366 hotspot.

Untuk tahun 2009 Kecamatan Antang Kalang, Bukit Santui, Teluk

Sampit dan Cempaga Hulu mempunyai titik hotspot lebih

I-38

Page 39: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

dibanding kecamatan-kecamatan lain. Jumlah hotspot per

kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.8.

Tabel 1.8Jumlah Hotspot per Kecamatan Tahun 2005 – 2009

KecamatanJumlah Hot Spot

2005 2006 2007 2008 2009Antang Kalang 13 227 112 46 61Bukit Santui 5 189 67 21 55Mentaya Hulu 17 76 55 10 12Parenggean 43 114 71 22 24Cempaga Hulu 8 108 41 4 31Cempaga 0 56 18 25 9Telawang 6 147 29 4 9Baamang 0 58 9 1 29MB. Ketapang 2 228 10 5 15Seranau 0 26 20 3 8Mentaya Hilir Utara 7 387 23 0 25Mentaya Hilir Selatan 2 96 1 0 14Pulat Hanaut 5 27 5 0 28Teluk Sampit 0 202 0 0 30Kota Besi 0 61 21 17 16

Jumlah 108 2002 482 158 366Sumber : Dinas Kehutanan

H.3 Rawan Abrasi

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki daerah yang berpotensi

rawan bencana abrasi, yaitu kawasan pesisir pantai di wilayah

Kecamatan Pulau Hanaut dan Kecamatan Teluk Sampit. Indikasi

terjadinya abrasi pantai Ujung Pandaran secara visual ditemukan

pada bagian pantai sebelah selatan – tenggara, yang antara lain

dicirikan dengan kerusakan terbukanya sistem perakaran

tumbuhan pantai serta bangunan wisata pantai (digerusnya

potensi pondasi bangunan tersebut) oleh aktivitas gelombang.

1.3.3 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia

Suatu perencanaan selalu melihat dan mempertimbangkan faktor-

faktor pendukungnya, sehingga dapat mewujudkan output rencana

yang dapat mengakomodasi kebutuhan yang diharapkan, kondisi

penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keluarnya

suatu output rencana. Dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah

I-39

Page 40: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

faktor penduduk menjadi salah satu pertimbangan, sehingga disajikan

data kependudukan dalam bentuk time series.

A. Jumlah dan Sebaran Penduduk

Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk Kabupaten

Kotawaringin Timur pada tahun 2009 sebesar 328.816 jiwa atau

82.694 kepala keluarga (KK), sehingga rata-rata ukuran keluarga

(size of family) adalah3.98 jiwa per kepala keluarga (KK).

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah

kecamatan Mentaya Baru/Ketapang dengan jumlah penduduk

68.199 jiwa dan jumlah KK sebanyak 16.411 KK, Kecamatan

Baamang menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar

kedua sebanyak 40.133 jiwa. Kecamatan dengan jumlah

penduduk terkecil adalah Kecamatan Bukit Santui dengan

jumlah penduduk sebanyak 7.434 jiwa dengan 1.769 KK.

Persebaran penduduk pada setiap kecamatan dapat dilihat pada

Tabel 1.9.

Tabel 1.9Rincian Jumlah Penduduk Dan Ukuran Keluarga

Di Kotawaringin Timur Per Kecamatan, Tahun 2009

KecamatanJumlah Penduduk

Jiwa KK

Mentaya Hilir Selayan 22370 5921

Teluk Sampit 8485 2233

Pulau Hanaut 18956 5138

Mentawa Baru Ketapang 68199 16411

Seranau 11644 2930

Mentaya Hilir Utara 13698 3661

Kota Besi 17166 4285

Telawang 9955 2399

Baamang 40133 9717

Cempaga 19004 4868

Cempaga Hulu 15317 3840

Parenggean 27504 6776

Mentaya Hulu 22893 6044

Bukit Santuai 7434 1769

Antang Kalang 26058 6702Telaga Antang * *Tualan Hulu * *

Jumlah 328.816 82.694Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009 Ket : * Data belum tersedia, masih ikut kecamatan induk

I-40

Page 41: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

B. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kotawaringin Timur dari tahun 2006 hingga

2009 mengalami peningkatan. Data kependudukan yang

digunakan sebagai dasar pengamatan kecenderungan

pertumbuhan penduduk adalah data kependudukan dalam kurun

waktu 2002–2008, data pertambahan jumlah penduduk dari

tahun 2002 hingga 2008 selalu meningkat dengan rata-rata

pertumbuhan 0,032.

Tabel 1.10Jumlah Penduduk Tahun 2002-2008

KecamatanJumlah Penduduk (Jiwa)

2002 2003 2004 2005 2007 2008

Mentaya Hilir Selatan 30.445 26.928 27.299 25.834 21.796 21.948

Teluk Sampit - - - 10.230 8.421 8.458

Pulau Hanaut 22.824 16.735 16.771 23.020 19.060 19.138

Mentaya Hilir Utara 19.434 11.110 11.138 14.714 12.319 12.358

Mentaya Baru Ketapang 79.874 62.223 62.511 75.663 65.699 67.373

Baamang 45.975 40.696 40.767 47.923 40.127 39.522

Seranau - - 13.827 11.364 11.438

Kota Besi 19.214 24.304 24.381 31.446 27.053 17.384

Cempaga 34.961 31.448 31.501 22.808 19.036 19.145

Cempaga Hulu - 17.172 14.934 15.181

Parenggean 29.594 22.650 22.691 30.034 25.725 25.995

Mentaya Hulu 26.702 27.600 27.662 35.432 29.588 22.894

Antang Kalang 33.383 23.467 23.560 31.877 26.959 27.129

Bukit Santuai - - - - - 6.910

Telawang - - - - - 9.990

Sumber : Kabupaten Kotim Dalam Angka, 2009

C. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Kotawaringin Timur

adalah sebesar 19.93 jiwa/km2 atau rata-rata 1.993 jiwa per

I-41

Page 42: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

desa. Data yang lebih rinci mengenai kepadatan penduduk

Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada Tabel 1.11.

Tabel 1.11 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten

Kotawaringin Timur Per Kecamatan, Tahun 2009

KecamatanKepadatan Penduduk

Densitas

Rata-Rata Per Desa

Rata-Rata Per KK

Mentaya Hilir Selayan 70,35 2.237 3,78

Teluk Sampit 13,91 2.121 3,80

Pulau Hanaut 30,62 1.896 3,69

Mentawa Baru Ketapang

190,77 8.525 4,16

Seranau 21,27 2.329 3,97

Mentaya Hilir Utara 18,95 1.957 3,74

Kota Besi 9,23 1.561 4,01

Telawang 31,42 1.659 4,15

Baamang 67,91 10.033 4,13

Cempaga 15,31 2.376 3,90

Cempaga Hulu 12,95 1.702 4,06

Parenggean 15,50 1.196 4,00

Mentaya Hulu 12,96 1.431 3,79

Bukit Santuai 4,61 531 4,20

Antang Kalang 8.76 869 3,89

Jumlah 19,93 1.993 3,98

Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009

Dari Tabel 1.9 dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling

padat penduduknya dalah kecamatan Mentawa baru Ketapang

(190,77 jiwa per km2). Kota Sampit terletak di Kecamatan

Mentawa baru Ketapang, sehingga dapat dimengerti bila

penduduknya lebih padat dibandingkan kecamatan lainnya.

Kecamatan Baamang lebih padat yakni sebesar 67,91 jiwa per

km2. Kecamatan-kecamatan lainnya relatif lebih jarang

penduduknya, dan yang paling jarang adalah kecamatan Bukit

Santui dan Antang Kalang masing-masing sebesar 4,61 jiwa/km2

I-42

Page 43: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

atau 531 jiwa per desa dan 8,76 jiwa/km2 atau 869 jiwa per

desa.

Gambar 1.9 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten

Kotawaringin Timur

I-43

Page 44: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

D. Struktur Penduduk

D.1 Struktur penduduk menurut kelompok umur

Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur bahwa jumlah

laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah perempuan

dengan ratio sebesar 109. Data lebih rinci dapat dilihat pada

Tabel.1.12.

Tabel 1.12Jumlah Penduduk Kotawaringin Timur Menurut Kelompok

Umur,Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2009

KelompokUmur

Jenis KelaminSex Ratio

Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 16.478 16.029 32.506 103

5 – 9 16.815 16.07 32.885 105

10 – 14 16.856 15.859 32.715 106

15 – 19 16.401 15.634 32.035 105

20 – 24 16.169 15.452 31.621 105

25 – 29 16.291 15.488 31.78 105

30 – 34 15.875 14.819 30.694 107

35 – 39 14.476 12.873 27.349 112

40 – 44 12.256 10.421 22.677 118

45 – 49 9.762 7.898 17.66 124

50 – 54 7.204 5.69 12.893 127

55 – 59 4.956 3.894 8.85 127

60 – 64 3.314 2.68 5.995 124

65 – 69 2.234 1.88 4.114 119

70 – 74 1.38 1.237 2.618 112

75 ke atas 1.243 1.182 2.425 105

I-44

Page 45: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

KelompokUmur

Jenis KelaminSex Ratio

Laki-laki Perempuan Jumlah

Jumlah 171.709 157.107 328.816 109Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009

D.2 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yakni pada

kelompok umur 10 sampai dengan 64 tahun. Tenaga kerja ini

terdiri dari angkatan kerja yakni angkatan kerja yang mencari

kerja, bukan angkatan kerja yakni tenaga kerja yang masih

sekolah atau mengurus rumah tangga atau tenaga kerja

penerima pendapatan.

Berdasarkan Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Kalimantan

Tengah Tahun 2009 diketahui jumlah tenaga kerja di Kabupaten

Kotawaringin Timur sebanyak 206.709 orang terdiri dari 108.434

orang laki-laki dan 98.275 orang perempuan.

Dari Tabel 1.13 dapat diketahui bahwa potensi tenaga kerja

yang sudah diserap lapangan kerja mencapai 135.403 orang

(56,13%), dan pengangguran sebanyak 9.490 orang (3,93%).

Sedangkan tenaga kerja yang tidak menawarkan dirinya untuk

bekerja sebanyak 96.346 orang yakni masih sekolah sebanyak

46.968 orang (19,47%), mengurus rumah tangga 40.783 orang

(16,91%) dan lainnya sebanyak 8.595 orang (3,56%).

Tabel 1.13Penduduk Kotawaringin Timur Umur 10 tahun ke Atas dan

Jenis Kegiatan Utamanya Tahun 2009

NO

.URAIAN

JUMLAH

(ORANG)

PERSENTASE

(%)

I Angkatan Kerjaa. Bekerja 135.403 56,13b. Pengangguran 9.490 3,93

II Bukan Angkatan Kerjaa. Sekolah 46.968 19,47b. Mengurus Rumah Tangga

40.783 16,91

c. Lainnya 8.595 3,56Jumlah 241.239 100,00

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2009

Pencari kerja yang mendaftar ke Dinas Tenaga Kerja setempat

umumnya berpendidikan SLTA/sederajat dan sarjana

muda/sarjana. Lebih jelasnya terdapat pada Tabel 1.14.

I-45

Page 46: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Tabel 1.14Banyaknya Pencari Kerja Menurut Jenis Pendidikan

dan Jenis Penempatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009

Jenis/tingkat pendidikan

Belum ditempatkan tahun

lalu

Pendaftaran tahun

ini

Ditempatkan tahun

ini

Dihapuskan

Sisa/belum ditempatkan tahun

iniTidak Tamat SD 12 12 23 1 0SD dan Setingkat 28 11 23 9 7SLTP dan Setingkat

23 41 25 29 10

SLTA dan Setingkat

652 1.18 206 679 947

DI/DII 622 523 122 530 493Sarjana Muda/DIII 611 635 81 469 696Sarjana/SI 1.708 1.616 158 1.266 1.9

Jumlah 3.656 4.018 638 2.983 4.053Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2009, nilai IPM Kotawaringin Timur

adalah 72,7 meningkat dibanding tahun 2005 dengan nilai IPM

72,5. Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota se-

Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin

Timur adalah relatif tinggi dan berada pada posisi ke 3 (tiga)

diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan

SDM di wilayah ini sudah cukup baik. Peringkat secara nasional

berada pada posisi ke 87.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi

indeks kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, indeks

pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli

yang dilihat dari pengeluran riil per kapita penduduk.

Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di

Kotawaringin Timur Tahun 2005-2009 diperlihatkan pada Tabel.

1.15.

Tabel 1.15Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kotawaringin Timur Tahun 2005 – 2009

IPM & KomponenKotawaringin Timur

2005 2009

Angka Harapan Hidup (tahun) 68,9 79,0

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,0 8,0

I-46

Page 47: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Angka Melek Huruf (persen) 98,7 98,7

Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000)

622,7 624,7

IPM 72,5 72,7

Peringkat Nasional 80 87

Reduksi shortfall 0,81

Peringkat Kalteng 3 3

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2009

D.3 Struktur Penduduk Menurut Agama

Jumlah pemeluk agama terbesar di Kabupaten Kotawaringin

Timur adalah Islam yaitu sebesar 260.633 jiwa (83,33%), diikuti

oleh Agama Hindu sebesar 21.884 jiwa (6,997%). Jumlah

pemeluk Agama Kristen Protestan berjumlah 16.396 jiwa dan

Kristen Katolik sebesar 12.659 jiwa, pemeluk Agama Budha

sebesar 1.187 jiwa.

Tabel 1.16Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2009

Kecamatan

A g a m a

JumlahIslam Kriten

ProtestanKatholi

kHind

uBudha Lainny

aMentaya Hilir Selatan 24.679 102 36 2 82 70 24.971

Teluk Sampit 9.694 11 2 0 0 38 9.745

Pulau Hanaut 19.262 72 0 0 0 29 19.363

Mentawa Baru Ketapang 77.446 4.848 1.436 297 1.089 292 85.408

Seranau 12.079 102 127 5 0 13 12.326

Mentaya Hilir Utara 12.870 344 218 620 3 88 14.143

Kota Besi 16.100 935 348 268 7 107 17.765

Telawang 11.311 1.009 928 3.154 20 39 16.461

Baamang 50.269 2.863 570 262 93 116 54.173

Cempaga 19.273 796 436 579 1 42 21.127

Cempaga Hulu 10.289 2.154 410 4.232 10 84 17.179

Parenggean 26.153 1.961 1.090 2.144 24 171 31.543

Mentaya Hulu 19.073 1.133 353 1.565 8 100 22.232

Bukit Santuai 1.300 1.165 129 4.698 1 87 7.380

Antang Kalang 12.580 4.546 604 5.730 13 841 24.314

I-47

Page 48: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Telaga Antang

Tualan Hulu

Jumlah 2009 322.378

22.041 6.687 23.556

1.351 2.117 378.130

E. Perkiraan Penduduk

Perhitungan penduduk akan berpengaruh pada penentuan dan

perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman

sampai dengan tahun proyeksi yang direncanakan. Pada bagian

ini didiskripsikan proses untuk memperkirakan jumlah penduduk

Kabupaten Kotawaringin Timur dengan menggunakan data

kependudukan 7 tahun ke belakang supaya dihasilkan proyeksi

penduduk yang lebih tepat untuk 20 tahun mendatang.

Tabel 1.17Proyeksi Jumlah Penduduk

Kabupaten Kotawaringin Timur Sampai Tahun 2030

EksistingPertumbuha

n(r)

Proyeksi

TahunJumlah

Penduduk (jiwa)

TahunJumlah

Penduduk (jiwa)

2002 270.015 0,064 2016 376.029

2003 287.161 0,004 2021 427.195

2004 288.281 0,058 2026 478.361

2005 305.067 0,025 2031 529.527

2006 312.756 0,030

2007 322.081 0,009

2008 324.863 0,032

Sumber: Kabupaten Kotim Dalam Angka dan Hasil Analisa 2011

1.3.4 Potensi Ekonomi Wilayah

I-48

Page 49: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

A. Struktur Perekonomian

Kabupaten Kotawaringin Timur, justru Sektor Pertanian masih

merupakan sektor yang paling dominan dan menjadi andalan

utama dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto.

Setelah tiga tahun terakhir sempat mengalami penurunan, pada

tahun 2009 kontribusinya mengalami peningkatan sebesar 34,54

persen. Peningkatan kontribusi Sektor Pertanian pada tahun

2009 terutama dipengaruhi oleh meningkatnya kontribusi Sektor

Perkebunan dan Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya.

Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran merupakan sektor kedua

terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Kotawaringin

Timur. Sejak tahun 2005 sektor ini terus mengalami

peningkatan, dimana pada tahun ini kontribusinya mencapai

27,65 persen. Meningkatnya Sektor Perdagangan, Hotel &

Restoran berkaitan dengan naiknya output Sub Sektor Tanaman

Perkebunan serta Sub sektor Peternakan dan Hasil-hasilnya. Sub

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran memiliki andil terbesar

dalam pembentukan sektor ini, termasuk peranannya dalam

pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Kotawaringin Timur secara keseluruhan.

Gambar 1.1Peranan Sektor Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur

dalam PDRB adh. Berlaku Tahun 2009 (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009

Sektor Industri Pengolahan menempati posisi ketiga terbesar

dalam struktur perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur

tahun 2009. Meskipun demikian, secara umum kontribusi sektor

ini terus menurun dari tahun-tahun sebelumnya, walau pada

tahun 2005 sempat mengalami peningkatan sebesar 17,29

persen, namun pada tahun 2009 kontribusinya hanya sebesar

I-49

Page 50: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

14,82 persen. Menurunnya Sektor Industri Pengolahan

disebabkan menurunnya jumlah produksi bahan baku terutama

kayu yang berasal dari Sub Sektor Kehutanan.

Tabel 1.18Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku, 2003 – 2009 (Persen)

Sektor 2003 2004 2005 2006 2007 2008* 2009**

(1) (2) (3) (4) (5) (2) (3) (4)1. Pertanian 36,68 37,23 38,43 37,11 36,47 34,04 34,54

2. Pertambangan & Penggalian

0,64 0,61 0,58 0,55 0,58 0,79 0,7

3. Industri Pengolahan 17,61 16,82 17,29 16,97 15,71 15,48 14,82

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,37 0,41 0,42 0,4 0,43 0,42 0,36

5.Bangunan 2,67 2,58 2,37 2,53 2,93 3,39 3,71

6.Perdagangan , Hotel & Restoran

23,39 23,99 23,1 24,71 25,21 27,07 27,65

7. Pengangkutan & Komunikasi

9,81 9,45 9,01 9,28 9,84 9,9 8,9

8.Keuangan 2,34 2,3 2,19 2,18 2,58 2,68 2,899. Jasa-jasa 6,49 6,61 6,61 6,28 6,26 6,22 6,42

Total 100 100 100 100 100 100 100*) angka sementara **) angka sangat sementara Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009

Posisi keempat dan kelima dalam struktur perekonomian

Kotawaringin Timur pada tahun 2009 masing-masing ditempati

oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Jasa-jasa.

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki kontribusi

sebesar 8,90 persen, dimana sedikit menurun dibanding tahun

sebelumnya.

Penurunan ini dipengaruhi oleh jumlah penumpang dan muat

barang yang berasal dari Sub Sektor Angkutan Sungai, Danau

dan Penyeberangan. Sementara Sektor Jasa-jasa pada tahun ini

memiliki andil sebesar 6,42 persen. Angka tersebut mengalami

peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Empat posisi terkecil

kontribusinya terhadap pembentukan PDRB tahun 2009 masing-

masing ditempati oleh Sektor Bangunan, Sektor Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan, Sektor Pertambangan dan

Penggalian serta Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Dari masing-

masing sektor tersebut yang kontribusinya meningkat pada

tahun ini adalah Sektor Bangunan dan Sektor Keuangan,

I-50

Page 51: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Persewaan dan Jasa Perusahaan yaitu masing-masing sebesar

3,71 persen dan 289 persen. Sementara Sektor Pertambangan

dan Penggalian dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih mengalami

penurunan masing-masing sebesar 2,89 persen dan 0,36 persen.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat

penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan

ekonomi yang terjadi pada suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi

menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan

menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu

periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian

adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk

menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan

menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi

yang dimiliki oleh masyarakat. Diharapkan dengan adanya

pertumbuhan ekonomi maka pendapatan masyarakat sebagai

pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat.

Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan bila seluruh

balas jasa riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun

tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan kata

lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila

pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar

daripada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.

Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan

ekonomi adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB).

Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin

Timur setelah Kabupaten Katingan dan Seruyan memisahkan diri

secara definitive, selalu mengalami pertumbuhan positif.

Dampak krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak

pertengahan tahun 1997 dan pertikaian etnis di Kabupaten

Kotawaringin Timur pada awal tahun 2001 secara perlahan mulai

teratasi. Pada tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Kotawaringin Timur sedikit melambat dibanding tahun

sebelumnya, akan tetapi masih mengalami pertumbuhan yang

I-51

Page 52: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

positif sebesar 6,38 persen dan angkanya berada di atas laju

pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 1.19Pertumbuhan Sektor Ekonomi PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Tahun 2000 Kab. Kotawaringin Timur Tahun 2003-2009 (Persen)

Sektor 2003

2004

2005

2006 2007 2008* 2009**

1. Pertanian 7,49 6,74 7,43 7,08 3,26 1,9 5,032. Pertambangan & Penggalian 4,67 4,53 8,72 4,28 12,18 43,59 -2,543. Industri Pengolahan 2,84 2,46 3,42 1,45 1,64 2,58 5,144. Listrik, Gas & Air Bersih 4,53 4,52 6,01 13,89 13,81 1,69 8,135.Bangunan 4,91 3,68 6,04 6,91 18,42 22,7 15,976.Perdagangan , Hotel & Restoran 4,81 5,38 4,35 8,47 9,41 10,73 11,17. Pengangkutan & Komunikasi 7,81 4,92 5,65 4,28 9,22 13,25 1,548.Keuangan 5,28 5,26 6,9 5,13 24,94 9,42 12,579. Jasa-jasa 4,26 5,41 3,45 5,36 8,59 5,56 3,07

Total 5,78 5,28 5,61 5,93 6,27 6,51 6,38

*) angka sementara**) angka sangat sementaraSumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur, 2009

Sebagaimana tabel 1.17 memperlihatkan pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur cenderung mengalami

peningkatan setiap tahunnya, tahun 2003 sebesar 5,78 persen

hingga tahun 2008 sebesar 6,51 dan tahun 2009 sedikit

mengalami penurunan menjadi 6,38 persen. Penurunan

pertumbuhan ekonomi ini sebagai imbas dari krisis ekonomi

global yang melanda hampir seluruh negara.

Dampak krisis ekonomi ini tentu berimbas pula bagi Indonesia,

namun begitu saat ini kondisi ekonomi fiskal dan moneter

nasional cukup siap dan kuat bila dibandingkan dengan krisis

ekonomi pada tahun 1997 sehingga pengaruh krisis ini tidak

berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Penurunan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin

Timur lebih disebabkan oleh menurunnya nilai investasi dan

ekspor bagi komoditi daerah serta menurunnya daya beli

masyarakat akibat inflasi, selanjutnya terjadinya pemutusan

I-52

Page 53: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

hubungan kerja oleh perusahaan yang terkena imbas krisis

ekonomi global.

Jika dilihat dari pertumbuhan per sektor, hanya Sektor

Pertambangan dan Penggalian yang mengalami pertumbuhan

negatif. Hal ini dipengaruhi turunnya produksi bahan tambang

sebagai dampak dari krisis global yang menyebabkan turunnya

permintaan terhadap bahan tambang terutama bijih besi. Selain

itu diperketatnya kepemilikan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) bagi penambang menyebabkan tidak

semua orang bebas menambang di suatu lahan. Sehingga hanya

perusahaan-perusahaan yang memiliki AMDAL saja yang

diijinkan melakukan kegiatan pertambangan.

Sektor yang paling besar pertumbuhannya dimiliki oleh Sektor

Bangunan, namun demikian jika melihat kebelakang

pertumbuhan sektor ini tidak selaju tahun sebelumnya.

Pertumbuhan terbesar kedua dimiliki oleh Sektor Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan, dimana jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan sektor ini melaju

cukup pesat. Selanjutnya yang memiliki pertumbuhan terbesar

ketiga adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar

11,10 persen sedikit melaju dibanding tahun 2008.

Sementara itu, selain Sektor Pertambangan dan Penggalian,

sektor yang mengalami pertumbuhan di bawah 10 persen

adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 8,13 persen,

Sektor Industri Pengolahan sebesar 5,14 persen, Sektor

Pertanian sebesar 5,03 persen, Sektor Jasa-jasa sebesar 3,07

persen dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 1,54

persen.

C. Kemampuan Anggaran

Kemampuan anggaran Kabupaten Kotawaringin Timur dapat

diketahui dari realisasi APBD Kabupaten, realisasi penerimaan

daerah (otonom) serta realisasi belanja daerah (otonom). Seperti

terlihat pada Tabel 1.16, bahwa sumber penerimaan terbesar

Kabupaten Kotawaringin Timur adalah dana perimbangan, bila

dispesifikkan yaitu dana alokasi umum. Dana Alokasi Umum

I-53

Page 54: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

(DAU) adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap

daerah otonom (propinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap

tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah

satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu

komponen pendapatan pada APBD. Tujuan DAU adalah sebagai

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk

mendanai kebutuhan Daerah Otonom dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi.

Berdasarkan Tabel 1.20 dapat dilihat bahwa tingkat

ketergantungan Kabupaten Kotawaringin Timur terhadap dana

perimbangan DAU sangat tinggi, dari jumlah pendapatan

sebesar Rp 632.480.777.002,69 sebagian besar 88,58% atau

sebesar Rp 560.255.215.577,00 bersumber dari dana

perimbangan, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya

sekitar 6,46% saja (Rp 40.842.946.205,69) sedangkan

pendapatan lainnya hanya sekitar 4,96% .

Tabel 1.20Realisasi APBD Tahun 2008

Keterangan Realisasi Prosentase (%)

Pendapatan 632.480.777.002,69

 

1.   Pendapatan Asli Daerah 40.842.946.205,69 6,46

2.   Dana Perimbangan 560.255.215.577,00 88,583.   Lain-lain pendapatan daerah yang

sah31.382.615.220,00 4,96

Belanja 660.906.480.639,50

1.   Belanja Operasi 421.613.193.647,00 35,96

2.   Belanja Modal 237.643.261.992,50 0,12

3.   Belanja Tak Terduga 796.725.000,00 0,13

4.   Transfer 853.300.000,00 4,30

Surplus (defisit) 28.425.703.636,81 14,66

Pembiayaan Daerah 96.888.425.616,05

 

1.    Penerimaan Pembiayaan Daerah 126.861.925.616,05

2.    Pengeluaran Pembiayaan Daerah 29.973.500.000,00

Pembiayaan Netto 96.888.425.616,05 100,00

Sisa Lebih Pembiayaan68.462.721.979,2

4  

Sumber : Kotim Dalam Angka Tahun 2008

I-54

Page 55: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Tabel 1.21Realisasi Penerimaan Daerah Tahun 2008

Jenis PenerimaanJumlah

Penerimaan (rupiah)

Prosentase (%)

1. Pendapatan Asli Daerah40.842.946.205,6

9  

1.1 Pajak Daerah 6.789.035.793,00 16,62

1.2 Retribusi Daerah 17.611.788.564,00 43,12

1.3 Bagian Laba BUMD 1.778.799.313,67 4,36

1.4 Penerimaan Lain-lain 14.663.322.535,02 35,90

2. Dana Perimbangan560.255.215.577,

00  

2.1 Bagi Hasil Pajak 38.842.080.257,00 6,93

2.2 Bagi Hasil bukan Pajak 34.266.314.695,00 6,12

2.3. Dana Alokasi Umum (DAU)445.665.199.800,0

0 79,55

2.4 Dana Alokasi Khusus (DAK) 41.481.620.825,00 7,40

3. Lain-lain pendapatan yang sah31.382.615.220,0

0  

3.1 Dana Darurat 3.750.000.000,00 0,00

3.2 Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 25.645.015.220,00 0,013.3 Dana Penyesuaian dan otonomi khusus 1.987.600.000,00 0,00

Jumlah Penerimaan Daerah632.480.777.002,

69  Sumber: BPS Kotawaringin Timur 2008

Tabel 1.22Realisasi Belanja Daerah Tahun 2008

Jenis Belanja JumlahPengeluaran (rupiah)

Prosentase (%)

Belanja Operasi421.613.193.647,

00  

1.1. Belanja Pegawai 238.683.086.213,00 56,61

1.2. Belanja Barang 148.273.886.768,00 35,17

1.3. Belanja Bunga, Subsidi, Hibah - -

1.6. Belanja Bantuan Sosial 14.627.430.666,00 3,47

1.7. Belanja Bantuan Keuangan 20.028.790.000,00 4,75

Belanja Modal237.643.261.992,

50  

2.1. Belanja Tanah 5.204.296.300,00 2,19

2.2. Belanja Peralatan dan Mesin 36.189.873.652,00 15,23

2.3. Belanja Gedung dan Bangunan 91.690.346.921,00 38,58

2.4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 89.741.469.076,50 37,76

2.5. Belanja Aset Tetap Lainnya 2.526.666.950,00 1,06

2.6. Belanja Aset Lainnya 12.290.609.093,00 5,17

Belanja Tidak Terduga 796.725.000,00  

3.1. Belanja Tidak Terduga 796.725.000,00 100,00

I-55

Page 56: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Jenis Belanja JumlahPengeluaran (rupiah)

Prosentase (%)

Transfer 853.300.000,00  

4.1. Bagi Hasil Pajak Daerah 426.650.000,00 50,00

4.2. Bagi Hasil Retribusi Daerah 426.650.000,00 50,00

Jumlah Belanja Daerah660.906.480.639,

50   Sumber: BPS Kotawaringin Timur 2008

C. Identifikasi Sektor Ekonomi

C.1 Sektor Pertanian Tanaman Pangan

Komoditas Padi

Produksi padi di Kabupaten Kotawaringin Timur dari tahun ke

tahun berfluktuasi, terutama untuk jenis padi sawah. Pada

tahun 2007 hasil produksi padi sawah di Kabupaten

Kotawaringin Timur sebanyak 21.564 ton, pada tahun

selanjutnya 2008 turun menjadi 17.756 ton kemudian

meningkat menjadi 19.107 ton pada tahun 2009. Komoditas

padi yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang merupakan

komoditas yang paling banyak diusahakan dengan luas panen

dan produksi terbesar di antara komoditas lainnya.

Luasan panen dan jumlah produksi padi sawah berfluktuasi.

Sejak tahun 2006 dengan jumlah produksi sebesar 14.787 ton

meningkat pada tahun 2007 kemudian menurun pada tahun

2008 dan kemudian meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi

sebesar 19.107 ton. Selain padi sawah, Kabupaten

Kotawaringin Timur juga menghasilkan padi ladang meskipun

secara kuantitas tidak sebanyak padi sawah. Pada tahun 2006

produksi padi ladang Kabupaten Kotawaringin Timur adalah

38.801 ton, jumlah tersebut terus mengalami penurunan

hingga pada tahun 2009 menjadi 17.728 ton.

Tabel 1.23Luas Panen dan Produksi Padi Menurut Kecamatan

KecamatanPadi Sawah Padi Ladang Total

LuasProdu

ksiProduktivitas

LuasProdu

ksiProdu

kLuas

Produksi

Produktivitas

I-56

Page 57: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

tivitasMentaya Hilir Selatan 453 1.858 41,02 773 1.415 18,31 1.226 3.273 26,70

Teluk Sampit 1.66

6 5.092 0,00 385 497 12,91 2.051 5.589 0,00

Pulau Hanaut 1.50

1 4.914 32,74 506 544 10,75 2.007 5.458 27,19Mentawa Baru Ketapang 321 1.197 37,29 323 510 15,79 644 1.707 26,51

Seranau 24 156 0,00 359 844 23,51 383 1.000 26,11Mentaya Hilir Utara 103 478 0,00 374 796 21,28 477 1.274 26,71

Kota Besi 290 1.074 0,00 845 1.962 23,22 1.135 3.036 26,75

Telawang 75 397 0,00 299 579 19,36 374 976 26,10

Baamang 75 332 0,00 309 670 21,68 384 1.002 26,09

Cempaga 78 334 42,82 964 2.449 25,40 1.042 2.783 0,00

Cempaga Hulu 63 285 45,24 748 1.897 25,36 811 2.182 26,91

Parenggean 134 547 40,82 477 1.073 22,49 611 1.620 26,51

Mentaya Hulu 341 1.276 37,42 763 1.676 21,97 1.104 2.952 26,74

Bukit Santuai 78 335 0,00 497 1.189 23,92 575 1.524 26,50

Antang Kalang 221 832 37,65 700 1.627 23,24 921 2.459 26,70

Jumlah

2009

5.423

19.107 35,23 8.322 17.728 21,30 13.745 36.835 26,80

2008

4.812

17.746 36,88 8.611 18.201 21,14 13.423 35.947 26,78

2007

6.175

21.564 34,92

13.362 30.385 22,74 19.537 51.949 26,59

2006

4.008

14.787 36,89

14.468 38.801 26,82 18.476 53.588 29,00

Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009

Palawija

Untuk produksi palawija pada tahun 2006 didominasi oleh

komoditas ubi kayu sebesar 5.707 ton kemudian disusul

berturut-turut oleh ubi jalar sebanyak 892 ton dan jagung 81

ton. Semua komoditas palawija setiap tahunnya mengalami

peningkatan produksi hingga pada tahun 2009 produksi ubi

kayu sebesar 6.394 ton, ubi jalar sebesar 1.136 ton dan

produksi jagung menjadi 102 ton. Komoditas yang terbatas

pengusahaannya adalah kedelai dan kacang hijau yang hanya

terdapat di beberapa kecamatan. Kecamatan-kecamatan yang

memiliki luas pertanian tanaman pangan cukup besar adalah

Kecamatan Pulau Hanaut, Cempaga, Parenggean dan Antang

Kalang. Produksi padi dan palawija di Kabupaten Kotawaringin

Timur seperti tertera pada Tabel berikut ini.

Hortikultura

I-57

Page 58: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Produksi tanaman sayur yang relatif besar di Kabupaten

Kotawaringin Timur adalah kacang panjang dengan total

produksi 945 ton. Disusul cabe dengan total produksi 828 ton.

Produksi sayur yang relatif banyak lainnya adalah ketimun

dengan jumlah produksi 729 ton. Jika dilihat tingkat

perkembangan produksi selama 4 tahun, semua komoditas

mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Dari berbagai

komoditas sayur-sayuran, cabai, kacang panjang dan ketimun

memiliki persebaran produksi paling banyak yaitu tersebar di

semua kecamatan. Kecamatan Mentawa Baru Ketapang

memiliki produksi sayur-sayuran terbesar di Kabupaten

Kotawaringin Timur. Produksi sayur-sayuran menurut jenis

dan kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 1.24Produksi Sayur-Sayuran Menurut Jenis Dan Kecamatan (Ton)

KecamatanBawang

daunTomat Cabe

Terong

SawiKacang Panjan

g

LabuSiam

Ketimun BayamKangkung

Buncis

Mentaya Hilir Selatan 3 14 64 62 17 118 0 86 9 45 17

Teluk Sampit 0 0 35 21 0 29 9 38 6 0 0

Pulau Hanaut 7 7 46 44 0 38 2 15 12 0 5Mentawa Baru Ketapang 13 74 124 80 98 136 17 133 59 68 77

Seranau 0 1 30 38 0 25 2 16 8 10 0Mentaya Hilir Utara 2 15 70 33 10 95 5 89 22 19 15

Kota Besi 2 12 47 47 0 81 0 92 19 0 7

Telawang 1 28 25 42 12 32 0 27 17 30 4

Baamang 8 35 60 34 0 60 5 23 15 16 6

Cempaga 1 18 57 35 0 40 11 22 10 0 0

Cempaga Hulu 3 0 25 40 0 28 5 17 8 0 0

Parenggean 10 47 70 75 115 125 24 135 74 93 51

Mentaya Hulu 0 0 80 40 0 71 3 15 16 27 0

Bukit Santuai 0 11 12 18 0 18 0 8 4 0 8

Antang Kalang 0 0 83 32 11 49 0 13 5 18 10

Jumlah

2009 50 262 828 641 263 945 83 729 284 326 200

2008 47 278 788 630 265 114 109 717 285 313 171

2007 91 137 709 721 90 90 98 860 261 337 172

2006 105 312 443 370 233 123 92 1.347 205 263 111Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009

I-58

Page 59: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Produk buah-buahan yang menjadi andalan Kabupaten

Kotawaringin Timur adalah pisang. Produksi pisang di

Kabupaten Kotawaringin Timur relatif stabil sepanjang tahun

2006 hingga 2009 karena masa panen pisang tidak terlalu

bergantung pada musim. Jumlah total produksi pisang

Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2009 sebesar 819 ton.

Setelah pisang, peringkat beringkutnya dalam jumlah

produksi adalah buah Cempedak yang pada tahun 2009

menghasilkan 612 ton dan Nenas dengan jumlah produksi 556

ton pada tahun 2009. Kecamatan Mentaya Hilir Selatan

memiliki produksi buah-buahan terbesar di Kabupaten

Kotawaringin Timur. Produksi buah-buahan menurut jenis dan

kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1.25Produksi Tanaman Buah - Buahan Menurut Jenis Dan Kecamatan (Ton)

KecamatanSa Pe Pi Ne Sa Cem Macam Ram Du Je Mang Duwo pa sang nas lak pe Jam bu ri ruk ga ku  ya       dak bu tan an      

Mentaya Hilir Selatan

4 4 147 35 17 42 1 67 4 30 7 3

Teluk Sampit 0 0 47 10 0 10 0 7 2 8 0 0

Pulau Hanaut 0 0 83 12 0 115 0 25 13 10 0 2Mentawa Baru Ketapang 4 6 76 57 98 57 4 72 26 41 8 9

Seranau 0 0 25 37 0 17 0 0 2 3 0 0Mentaya Hilir Utara 2 7 96 9 10 32 1 21 3 5 0 4

Kota Besi 6 6 13 158 0 39 5 34 5 131 8 12

Telawang 0 1 23 5 12 21 2 5 1 7 1 0

Baamang 3 1 55 117 0 63 2 36 20 16 3 5

Cempaga 7 2 47 7 0 72 3 21 27 37 3 10

Cempaga Hulu 0 0 21 10 0 76 2 27 17 21 0 7

Parenggean 16 9 89 50 115 43 7 68 68 70 20 5

Mentaya Hulu 9 1 50 21 0 12 0 9 49 11 15 5

Bukit Santuai 0 0 8 3 0 3 0 2 2 0 0 0

Antang Kalang 6 0 39 25 11 10 2 6 14 12 2 0

Jumlah

2009 7 37 819 556 263 612 29 400 253 402 67 622008

81 46 681 486 265 559 72 366 254 346 78 49

2007

49 30 981 255 90 397 29 360 384 424 360 78

2006

64

107 719 203 233 325 40 326 139 219 58 81

I-59

Page 60: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009

C.2 Sektor Perkebunan

Potensi sub sektor tanaman perkebunan di Kabupaten

Kotawaringin Timur meliputi karet, kelapa dalam, kopi, lada dan

kelapa sawit. Untuk tanaman perkebunan rakyat, karet dan

kelapa dalam merupakan komoditas yang memiliki luas

terbesar. Kelapa dalam terkonsentrasi di wilayah pesisir

Kabupaten Kotawaringin Timur dengan Kecamatan Mentaya Hilir

Selatan mempunyai luas terbesar diikuti Kecamatan Pulau

Hanaut. Untuk perkebunan karet terutama berkembang di

wilayah tengah sampai utara Kabupaten Kotawaringin Timur

dengan luas terbesar di Kecamatan Mentaya Hulu. Untuk

perkebunan kelapa sawit diusahakan oleh perkebunan besar

swasta dengan pola inti atau plasma dengan kelompok tani atau

Koperasi Unit Desa (KUD). Selengkapnya data perkembangan

luas perkebunan rakyat dapat dilihat pada Tabel 1.26.

Tabel 1.26Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat

Menurut Jenis Tanaman Dan Kecamatan (Ha) Tahun 2009

Kecamatan Karet Kopra Kopi LadaKelapa Sawit

Jambu Mete

Mentaya Hilir Selatan 1.368 16.890 416 51 0 0

Teluk Sampit 498 8.440 73 0 0 0

Pulau Hanaut 2.023 13.307 215 9 0 0

Mentawa Baru Ketapang

1.245 42 58 0 0 23

Seranau 817 88 54 0 0 0

Mentaya Hilir Utara 2.508 244 64 12 300 0

Kota Besi 5.466 290 283 133 9.106 0

Telawang na na na na na 0

Baamang 1.172 58 45 71 0 0

Cempaga 4.539 390 254 94 11.761 6

Cempaga Hulu 4.797 375 145 155 4.799 5

Parenggean 9.521 494 124 256 23.626 6

Mentaya Hulu 7.077 530 338 118 181 5

Bukit Santuai na nq na na na na

Antang Kalang 6.272 329 126 56 242 0

Jumlah47.30

341.47

72.19

5955 50.015 45

Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009

I-60

Page 61: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Produksi yang dominan dari sub sektor tanaman perkebunan

meliputi komoditas karet, kelapa dalam dan kelapa sawit. Produk

karet terbesar pada tahun 2009 ada di Kecamatan Parenggean

dan kelapa dalam ada di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Data

produksi komoditas perkebunan dapat dilihat pada tabel 1.27.

Tabel 1.27Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat

Menurut Jenis Tanaman Dan Kecamatan (Ton) Tahun 2009

Kecamatan Karet Kopra Kopi Lada

Mentaya Hilir Selatan 800,00 18.463,20 235,20 11,40Teluk Sampit 190,00 10.543,40 28,90 0,00Pulau Hanaut 1.388,00 13.092,50 72,15 0,00Mentawa Baru Ketapang 1.169,00 15,60 23,80 0,00Seranau 427,00 57,20 33,00 0,00Mentaya Hilir Utara 1.515,00 315,00 14,40 0,00Kota Besi 3.437,00 202,80 173,40 31,60Telawang na na na naBaamang 998,80 28,60 15,30 7,00Cempaga 2.548,40 256,00 101,20 38,40Cempaga Hulu 2.554,00 256,80 41,50 19,80Parenggean 6.116,00 418,80 34,45 99,90Mentaya Hulu 5.007,00 315,90 144,80 24,75Bukit Santuai na na na naAntang Kalang 4.524,00 184,60 63,20 22,05

Jumlah 30.674,20 44.150,40 981,30 254,90

Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009

C.3 Sektor Kehutanan

Produksi kayu di Kabupaten Kotawaringin Timur tahun dari tahun

2006 semakin meningkat hingga puncaknya tada tahun 2008

sebanyak 328.059 m3 kemudian tahun 2009 menurun menjadi

181.180 m3.

Puncak produksi kayu olahan berupa Plywood dan moulding

douwel terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 8.429,18 m3 dan

terus menurun produksinya hingga tahun 2009 dicapai angka

produksi sebesar 3.331,16 m3. Sedangkan Rotan sebagai hasil

hutan jumlahnya semakin menurun dari 14.159 m3 pada tahun

2006 menjadi 5.964 m3 pada tahun 2009.

I-61

Page 62: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Tabel 1.28Produksi Kayu Bulat (Log), Kayu Gergajian,Dan Kayu Olahan

(M³)

Rincian Detil 2006 2007 2008 2009

Kayu Log        - Produksi RKT HPH 31,978.2

3194,292.

83328,058.

97181,180.

15- Kayu Bulat Kecil - 1,382.81 603.70 - (limbah pembalakan)      

- Produksi IPK16,933.7

533,678.8

655,946.0

8 681.36 (Land Clearing & HTI Trans)      - Produksi Trace Jalan 1,445.42 11,941.3

62,313.28 5,526.99

Kayu Gergajian 47,376.34

54,089.82

29,181.56

22,555.78

Kayu Olahan *) 8,429.18 5,990.14 5,385.71 3,331.16*) Kayu olahan terdiri dari Plywood dan Moulding Dowel

Seiring dengan penurunan jumlah produksi hasil hutan berupa

rotan sejak tahun 2006 hingga 2009, ekspor untuk produk rotan

ini juga mengalami penurunan. Ekspor rotan yang tercatat pada

KPPBC Sampit pada tahun 2006 sebesar 2.567.862,00 Kg

dengan nilai sebesar 2.282.513,46 $ US menurun menjadi

197.917,00 Kg dengan nilai 162.291,94 $ US pada tahun 2009

Tabel 1.29Netto Dan Nilai Ekspor Rotan Yang Dilayani

Di KPPBC Sampit (2006 – 2009)

Bulan Netto Nilai Negara Tujuan

JanuariFebruariMaret 68.823 56.434,86 ChinaAprilMei 70.972 58.197,04 ChinaJuniJuliAgustusSeptember 58.122 47.660,04 ChinaOktoberNovemberDesemberJumlah 200

9197.917 162.291,94

200 470.922 378.041,61

I-62

Page 63: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

82007

492.437 394.321,31

2006

2.567.862 2.282.513,46

Sumber: Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Sampit,

C.4 Sektor Peternakan

Komoditas peternakan jenis non-unggas yang diusahakan

meliputi sapi potong, kambing/domba dan babi. Komoditas

peternakan ini dikembangkan terutamanya di bagian tengah

sampai utara Kabupaten Kotawaringin Timur di mana babi

merupakan populasi terbanyak yang diusahakan mengalami

peningkatan dari tahun 2006-2009. Ternak babi paling banyak

dibudidayakan di Kecamatan Antang Kalang. Populasi ternak

sapi potong juga mengalami peningkatan jumlah selama 4 tahun

dari tahun 2006 hingga tahun 2009. Sedangkan populasi ternak

yang mengalami penurunan jumlahnya adalah ternak kambing

dan domba. Populasi kambing pada tahun 2007 sejumlah 4.211

ekor menurun menjadi 3.905 pada tahun 2008 dan sedikit

meningkat pada tahun 2009 sejumlah 4.020 ekor. Penurunan

jumlah populasi yang cukup tajam adalah ternak domba yang

pada tahun 2006 sejumlah 755 ekor menjadi 373 ekor pada

tahun 2009.

Tabel 1.30Populasi Jenis Ternak Menurut Kecamatan (Ekor)

Di Kabupaten Kotawaringin Timur 2006-2009

Kecamatan Sapi Potong Kerbau Kambing Domba Babi

Mentaya Hilir Selatan

257 9 321 14 0

Teluk Sampit 234 27 148 0 296Pulau Hanaut 171 0 120 0 0Mentawa baru Ketapang

339 45 522 112 1.318

Seranau 114 0 159 16 732Mentaya Hilir Utara 370 10 361 37 0Kota Besi 114 0 241 0 1.173Telawang 0 0 0 0 200Baamang 313 0 482 113 1.171Cempaga 113 0 160 0 1.464

I-63

Page 64: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Cempaga Hulu 113 0 422 0 1.465Parenggean 257 0 422 22 1.758Mentaya Hulu 257 0 402 0 2.197Bukit Santuai 0 0 0 0 239Antang Kalang 1714 0 520 59 2.636

Jumlah

2009 2.851 91 4.020 373 14.649

2008 2.774 80 3.905 304 13.950

2007 2.695 80 4.211 460 12.576

2006 2.497 74 2.863 755 11.339

Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009

Untuk populasi unggas meliputi ayam (ras petelur, buras dan

pedaging) dan itik/entok. Populasi yang terbesar adalah ayam

pedaging/broiler dengan konsentrasi peternakan ada di

Kecamatan Parenggean diikuti Kecamatan Mentaya Hulu dan

Kecamatan Baamang. Dilihat dari jumlah populasi unggas ini,

kecuali ayam pedaging/broiler, hampir semuanya mengalami

peningkatan jumlah populasi selama tahun 2006-2009 seperti

terlihat pada tabe seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1.31Populasi Unggas (Ekor)

Di Kabupaten Kotawaringin Timur 2006-2009

KecamatanAyam Ras

PetelurAyam Buras

Ayam Pedaging Itik

Mentaya Hilir Selatan 0 89.870 80.870 2.461Teluk Sampit 0 49.460 24.063 1.539Pulau Hanaut 0 69.242 24.261 2.154Mentawa baru Ketapang 1.315 59.350 202.175 2.770Seranau 0 59.351 32.348 1.847Mentaya Hilir Utara 0 79.134 32.348 2.769Kota Besi 0 49.459 40.435 1.846Telawang 0 0 0 0Baamang 0 98.918 196.001 2.155Cempaga 0 39.458 24.260 1.538Cempaga Hulu 0 49.458 24.360 1.537Parenggean 0 138.485 64.696 3.385Mentaya Hulu 0 108.809 48.522 3.076Bukit Santuai 0 239 0 -Antang Kalang 0 98.920 24.621 3.692

Jumlah 2009 990.023 808.600 30.7692008 834.500 703.717 18.1092007 823.335 611.450 15.155

I-64

Page 65: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

KecamatanAyam Ras

PetelurAyam Buras

Ayam Pedaging Itik

2006 618.699 521.705 10.554Sumber: BPS, Kab. Kotawaringin Timur Dalam Angka 2009

C.5 Sektor Perikanan dan Kelautan

Potensi perikanan di Kabupaten Kotawaringin Timur baik

perikanan budidaya maupun perikanan tangkap sebenarnya

cukup besar. Perikanan laut dihasilkan oleh kecamatan-

kecamatan yang mempunyai pantai yaitu kecamatan Mentaya

Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Selain perikanan

laut, Kabupaten Kotawaringin Timur juga menghasilkan

perikanan darat baik yang berasal dari perairan sungai danau

dan rawa maupun yang berasal dari kolam-kolam budidaya.

Untuk jenis perairan darat baik sungai, danau dan rawa,

produksi terbesar disumbang oleh kecamatan Mentaya Hulu

dengan jumlah produksi pada tahun 2009 untuk sungai

sebanyak 195,6 ton, danau sebanyak 127,4 ton dan rawa

sebanyak 102,7 ton.

Tabel 1.32Produksi Perikanan Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Kotawaringin Timur (Ton Basah)

Kecamatan Perikanan Laut

Perikanan Darat

Perairan Umum

Budidaya Jumlah Total

Mentaya Hilir Selatan 1,806.00 120.30 4.50 124.80

Teluk Sampit 2,719.30 112.70 14.50 127.20

Pulau Hanaut 2,125.60 125.70 3.50 129.20

Mentawa Baru Ketapang

0  83.50 32.00 115.50

Seranau 0  84.40 0.00 84.40

Mentaya Hilir Utara 0  344.30 4.70 349.00

Kota Besi 0  521.90 32.00 553.90

Telawang 0  0.00 0.00 0.00

Baamang 0  95.30 9.60 104.90

Cempaga 0  259.20 0.00 259.20

Cempaga Hulu 0  119.00 0.00 119.00

Parenggean 0  251.20 0.00 251.20

Mentaya Hulu 0  425.70 0.00 425.70

I-65

Page 66: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Kecamatan Perikanan Laut

Perikanan Darat

Perairan Umum

Budidaya Jumlah Total

Bukit Santuai 0  0.00 0.00 0.00

Antang Kalang 0  25.60 0.00 25.60

Jumlah

2009 6,650.90 2,568.80 100.80 2,669.60

2008 8,678.50 2,604.00 101.00 2,705.00

2007 8,425.70 2,460.80 95.30 2,556.10

2006 8,157.80 2,460.80 96.60 2,557.40

2005 7,405.10 3,139.20 71.30 3,210.50

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kotim.Kotawaringin Dalam Angka 2009

Tabel 1.33Produksi Perikanan Umum (Darat) Menurut Kecamatan Dan Je-

nis Perairan (Ton)

KecamatanJenis Perairan Jumlah

TotalSungai Danau Rawa

Mentaya Hilir Selatan 71,00 0,00 49,30 120,30

Teluk Sampit 75,70 0,00 37,00 112,70Pulau Hanaut 100,30 0,00 25,40 125,70Mentawa Baru Ketapang

83,50 0,00 0,00 83,50

Seranau 84,40 0,00 0,00 84,40Mentaya Hilir Utara 187,80 0,00 156,60 344,40Kota Besi 255,60 141,00 125,30 521,90Telawang 0,00 0,00 0,00 0,00Baamang 95,30 0,00 0,00 95,30Cempaga 136,60 20,20 102,40 259,20Cempaga Hulu 70,70 0,00 48,30 119,00Parenggean 156,60 94,60 0,00 251,20Mentaya Hulu 195,60 127,40 102,70 425,70Bukit Santuai 0,00 0,00 0,00 0,00Antang Kalang 25,60 0,00 0,00 25,60

Jumlah

2009 1.538,70 383,20 647,00 2.568,902008 1.550,40 385,60 668,00 5.017,502007 1.507,40 387,80 584,80 9.922,302006 11.501,40 381,80 577,60 19.718,902005 1.169,20 777,90 1.192,10 39.354,30

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kotim.Kotawaringin Dalam Angka 2009

I-66

Page 67: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

C.6 Sektor Industri

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur tidak

dapat dipisahkan dari peranan Sektor Industri Pengolahan. Pada

saat ini, industri pengolahan yang berkembang adalah industri

pengolahan CPO, karet, dan rotan. Industri pengolahan CPO

tersebar di lokasi-lokasi perkebunan kelapa sawit.

C.7 Sektor Pertambangan

Sektor ini mencakup Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi, Sub

Sektor pertambangan Non Migas dan Sub Sektor Penggalian. Di

Kabupaten Kotawaringin Timur hanya terdapat Sub Sektor

Pertambangan Non Migas dan Sub Sektor Penggalian namun

tidak terdapat Sub Sektor Pertambangan Migas.

Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian terhadap

perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2009

kembali menurun setelah tahun sebelumnya sempat meningkat.

Pada tahun 2008 sektor ini memiliki laju pertumbuhan tertinggi

namun pada tahun 2009 Sektor Pertambangan dan Penggalian

mengalami pertumbuhannya negatif sebesar -2,54 persen.

Pertumbuhan negatif ini dikarenakan pertumbuhan negatif yang

cukup besar pada Sub Sektor Pertambangan Non Migas. Hal ini

dipengaruhi turunnya produksi bahan tambang sebagai dampak

dari krisis global yang menyebabkan turunnya permintaan

terhadap bahan tambang terutama bijih besi. Selain itu

diperketatnya kepemilikan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) bagi penambang menyebabkan tidak

semua orang bebas menambang di suatu lahan. Sehingga hanya

perusahaan-perusahaan yang memiliki AMDAL saja yang

diijinkan melakukan kegiatan pertambangan.

Produksi tambang yang dihasilkan Kabupaten Kotawaringin

Timur adalah bijih besi, emas dan zircon. Ketiga komoditi selama

tahun 2007 sampai 2008 mengalami penurunan kecuali bijih

besi yang justru meningkat hingga dua kali lipat, pada tahun

2007 komoditi bijih besi sebesar 1.375.698 ton sedang pada

I-67

Page 68: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

tahun 2008 meningkat menjadi 2.640.881 ton. Mengenai

produksi komoditi pertambangan, potensi bahan galian tambang

serta potensi sumberdaya mineral dapat dilihat pada Tabel 1.34

sampai Tabel 1.35.

Tabel 1.34Produksi Komoditi Tambang Tahun 2007 - 2008

KomoditiProduksi Tambang

Tahun 2007

Tahun 2008

Bijih besi (ton) 1.375.698 2.640.881

Emas rakyat (kg) 31.907.000 13.718.000

Zirkon 28.924.871 24.514.000Sumber : Dinas Pertambangan

Tabel 1.35 Potensi Bahan Galian Tambang dan Jenisnya

Kecamatan Potensi Bahan GalianJenis Bahan

GalianMentaya hilir selatan

Pasir urug Golongan C

Pulau hanaut Zircon Golongan BMentaya hilir utara Pasir urug Golongan CMtw baru/ketapang Pasir urug Golongan CBeamang Pasir urug Golongan CKota besi Emas, zircon, pasir kuarsa,

gambut, batu granit, biji besiGolongan B

Cempaga Pasir urug, biji besi, kaolin Golongan C dan B

Parenggean Emas, zircon, batu bara Golongan BMentaya hulu Emas, zircon, batu bara, pasir

kuarsa, timah hitamGolongan B

Antang kalang Emas, zircon, batu bara, biji besi

Golongan B

Sumber : Distamben Kab. Kotawaringin Timur

I-68

Page 69: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Berdasarkan Tabel 1.30 dapat diketahui bahwa wilayah

Kabupaten Kotawaringin Timur yang memiliki potensi bahan

galian tambang dengan jenis yang beragam yakni bahan galian

B (zircon, emas, pasir kuarsa, batu granit, bijih besi, batu bara,

timah hitam) dan bahan galian C (pasir urug, ).

Bahan galian tambang ini tersebar di beberapa kecamatan,

antara lain: pasir urug di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,

Mentaya Hilir Utara, Mentawa Baru/Ketapang, Baamang; zircon

terdapat di Kecamatan Pulau Hanaut, Kota Besi, Parenggean,

Mentaya Hulu, dan Antang Kalang; emas di Kecamatan Kota

Besi, Parenggean, Mentaya Hulu dan Antang Kalang; Pasir

Kuarsa di Kecamatan Kota Besi dan Mentaya Hulu; batubara

terletak di Kecamatan Parenggean, Mentaya Hulu dan Antang

Kalang; sedangkan potensi bahan galian bijih besi terdapat di

Kecamatan Kota Besi, Cempaga dan Antang Kalang.

Namun data hasil produksi yang didapat hanyalah data produksi

pertambangan bijih besi, emas dan sirkon. Dari data tersebut

dipaparkan bahwa produksi komoditi tambang Kabupaten

Kotawaringin Timur pada tahun 2007 – 2008 menunjukkan

jumlah produksi emas dan zircon mengalami penurunan. Emas

turun menjadi 13.718.000 kg, dan zircon turun menjadi

24.514.000. Sedangkan produksi bijih besi hasil produksinya

justru meningkat hingga 100%.

C.8 Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari

atas :

1. Pariwisata budaya, yaitu : Rumah Adat

Betang Tumbang Gagu di Kecamatan Antang Kalang dan

Festival upacara Tewah di Kecamatan Kota Besi.

2. Pariwisata buatan, yaitu : Taman Kota

Sampit, Museum Kayu Sampit, dan Komplek bekas pabrik

NV Bruynzeel di Sampit.

3. Pariwisata alam, yaitu : Pantai Ujung

Pandaran, Danau Burung, dan ekowisata hutan mangrove

(perlindungan Bekantan) di Kecamatan Teluk Sampit, serta

wisata susur Sungai Mentaya.

I-69

Page 70: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

1.3.5 Ketersedian Fasilitas Sosial dan Umum

A. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada

tahun 2009 berjumlah 546 dimulai dari tingkat Taman Kanak-

kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT) dan pesantren. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.36.

Tabel 1.36Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur

2009

No

Kecamatan TK SD SDLB

SLTP

SLTA

SMK

PT

Pesantren

1 Mentaya Hilir Selatan 8 22 0 2 1 1 0 12 Teluk Sampit 0 7 0 3 0 0 0 03 Pulau Hanaut 8 19 0 4 0 2 0 04 Mentaya Hilir Utara 30 41 0 11 6 4 0 05 Mentawa Baru Keta-

pang4 12 0 4 1 1 1 1

6 Baamang 3 11 1 3 1 0 3 17 Seranau 7 24 0 8 1 0 0 08 Kota besi 0 15 0 6 0 0 0 09 Cempaga 12 21 0 4 2 2 0 010 Cempaga Hulu 5 20 0 4 1 0 0 011 Parengeaan 3 22 0 3 1 0 0 012 Mentaya Hulu 17 35 0 8 1 1 0 013 Antang Kalang 5 29 0 9 2 0 0 0

Jumlah 103

328

1 77 19 11 4 3

Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009

B. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan di Kabupaten Kotawaringin Timur

didominasi oleh fasilitas peribadatan umat islam, karena

mayoritas penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur adalah

beragama islam. Persebaran tempat ibadah menurut kecamatan

di Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.37.

Tabel 1.37

I-70

Page 71: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kotawaringin Timur

Kecamatan MasjidLanggar/Mushola

Gereja Katholik

Gereja Protestan

Rumah Kebaktia

n

Vihara Pura

Mentaya Hilir Selayan

33 52

Teluk Sampit 9 4Pulau Hanaut 20 33Mentawa Baru Ketapang

44 94

Seranau 10 5Mentaya Hilir Utara

14 18

Kota Besi 24 13TelawangBaamang 32 10Cempaga 18 14Cempaga Hulu 9 4Parenggean 34 53Mentaya Hulu 22 30Bukit SantuaiAntang Kalang 8 18

Jumlah 2009 277 348 1 2008 286 385 31 84 3 5 42

Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009

C. Fasilitas Kesehatan

Keberadaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur

terdiri dari 1 (satu) unit Rumah Sakit Umum (RSU), 20 unit

Puskesmas, 113 Puskesmas pembantu, 255 Posyandu, 80

poliklinik desa (polindes), desa siaga 106 buah yang tersebar di

13 kecamatan. Sebaran fasilitas kesehatan dapat dilhat pada

Tabel 1.38.

Tabel 1.38Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun

2009

Kecamatan RSU Puskesmas

Puskesmas

Pembantu

Polindes

Poskesdes

Posyandu

Desa Siag

a

Mentaya Hilir 0 1 7 5 5 12 10

I-71

Page 72: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Kecamatan RSU Puskesmas

Puskesmas

Pembant

Polindes

Poskesdes

Posyandu

Desa Siag

aSelayanTeluk Sampit 0 1 3 3 1 6 4Pulau hanaut 0 1 9 4 1 22 7Mentawa Baru/ Ketapang 1 3 7 3 2 29 7Seranau 0 1 5 6 1 7 6Mentaya Hilir Utara 0 1 6 6 6 13 7Kota Besi 0 1 8 8 0 15 14Telawang 0 1 6 4 0 0 0Baamang 0 2 6 2 2 15 4Cempaga 0 1 7 9 1 15 8Cempaga Hulu 0 1 7 4 1 22 8Parenggean 0 2 16 8 2 38 12Mentaya Hulu 0 1 6 6 2 22 8Bukit Santuai 0 1 4 4 0 0 0Antang Kalang 0 2 16 8 5 39 11

Jumlah 1 20 113 80 29 255 106Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009

D. Fasilitas Pemerintahan serta Pertahanan dan Keamanan

Kegiatan pemerintahan skala regional di Kabupaten

Kotawaringin Timur dipusatkan di Kota Sampit. Perkantoran

pemerintah daerah dan instansi vertikal terdapat di sepanjang

ruas jalan utama. Sedangkan kegiatan pemerintahan skala lokal

tersebar di setiap ibukota kecamatan dan ibukota desa di

wilayah.

Kegiatan pertahanan dan keamanan skala regional, khususnya

pertahanan dan keamanan darat di Kabupaten Kotawaringin

Timur dipusatkan di Kota Sampit. Kegiatan pertahanan dan

keamanan wilayah perairan dan laut dipusatkan di Kecamatan

Mentaya Hilir Selatan.

Fasilitas pertahanan dan keamanan darat di Kabupaten

Kotawaringin Timur antara lain :

- Markas Kodim 1015 Sampit

- Polres Kotawaringin Timur

- Yonif Antang

- Markas Brimob di ruas Jalan Jenderal Sudirman km 18

- Lapangan tembak di ruas Jalan Jenderal Sudirman km 18

- Polsek dan Koramil yang tersebar di hampir seluruh kecamatan

I-72

Page 73: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

E. Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Fasilitas perdagangan dan jasa skala regional di Kabupaten

Kotawaringin Timur terpusat di Kota Sampit. Sektor Perbankan

mulai berkembang di Kabupaten Kotawaringin Timur. Di Kota

Sampit terdapat kantor Bank Indonesia, namun pada saat ini

berhenti beroperasi. Bank BRI, Bank BNI, dan Bank

Pembangunan Kalteng bahkan telah memiliki kantor cabang

pembantu di kecamatan.

Tabel 1.39

Infratruktur Jasa Keuangan dan Perhotelan Kab. Kotawaringin

Timur

No. Lembaga Keuangan Bukan Bank Perbankan

1. Perum Pegadaian Bank Mandiri

2. Asuransi Bumi Putera Bank Negara Indonesia

3. Asuransi Jiwa Raharja Bank Pembangunan Kalteng

4. Asuransi Jasindo Bank Rakyat Indonesia

5. Asuransi Bumi Asih Bank Danamon

6. Asuransi ACA Bank Internasional Indonesia

7. Asuransi Simas Mobil Bank Central Asia

8. Asuransi Prudential Bank Mega

9. C.U.Eka Pambelum Itah Bank Muamalat

10 Kantor-kantor pembiayaan lainnya Bank BTN

11 Bank Mandiri SyariahSumber : Profil Potensi Investasi dan Dunia Usaha Kotim Tahun 2008 dan hasil

olahan 2011

Persebaran bank yang beroperasi di Kabupaten Kotawaringin

Timur dapat dilihat pada tabel 1.40.

I-73

Page 74: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Tabel 1.40Jumlah Bank yang Beroperasi di Kabupaten Kotawaringin

Timur

Nama BankBank Pemerintah

& Swasta

Bank Pembangunan

Daerah Lokasi

KC KU KCP KC KU KCPPT. BRI 1 Sampit

2 Sampit1 Samuda1 Kuala Kuayan1 Parenggean

PT. BNI ‘46 1 Sampit1 Samuda

PT. Mandiri 1 SampitBPD 1 SampitBank Danamon 1 1 Sampit

SamudaBII 1 SampitBank Mega 1 Sampit

Jumlah 6 5 3 1 - -Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009

Fasilitas hotel dan penginapan di Kabupaten Kotawaringin Timur

dapat dilihat pada tabel 1.41.

Tabel 1.41 Sebaran Hotel dan Penginapan

Di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2009

KecamatanPenginapan & Hotel (buah)

Hotel&Penginapan

Kamar

Tempat Tidur

Mentaya Hilir Selayan 1.

12 18

Teluk Sampit 0 0 0Pulau Hanaut 0 0 0Mentawa Baru Ketapang 29. 652 886Seranau 0 0 0Mentaya Hilir Utara 0 0 0Kota Besi 2. 16 24Telawang 0 0 0Baamang 8. 173 252Cempaga 0 0 0Cempaga Hulu 2. 11 14Parenggean 3. 22 26Mentaya Hulu 2. 17 26Bukit Santuai 0 0 0Antang Kalang 1. 33 48

Jumlah 51 921 1.282Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2009

I-74

Page 75: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

F. Fasilitas Olahraga dan Rekreasi

Fasilitas olah raga dan rekreasi yang terdapat di Kabupaten

Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.42.

Tabel 1.42Banyaknya Fasilitas Olah Raga di Kabupaten Kotawaringin

Timur

Fasilitas Jumlah

Gedung Serba Guna 1

Lapangan Voli 73

Lapangan Basket 13

Lapangan Sepak Bola 38

Lapangan Bulu Tangkis 57

Taman Bermain 2

Tenis Meja 112

Sanggar Senam 4Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009

Selain itu, di Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat 1 buah

stadion olah raga yag sekaligus dipergunakan untuk acara-acara

tertentu, 1 buah GOR, dan Sport Center yang sedang dalam

tahap pengembangan.

1.3.6 Kondisi Permukiman

Kondisi permukiman yang salah satunya bisa dilihat dari kondisi

bangunan perumahan yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur

dapat dilihat pada tabel 1.43.

Tabel 1.43Jumlah Bangunan Permanen, Semi Permanen, dan Tidak

Permanen Menurut Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur

Kecamatan Permanen Semi Permanen

Tidak Permanen

Mentaya Hilir Selayan

2.141 1.232 1.707

Teluk Sampit 203 943 952

Pulau Hanaut 41 2.179 1.208

Mentawa Baru Ketapang

13.527 3.912 604

I-75

Page 76: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Kecamatan Permanen Semi Permanen

Tidak Permanen

Seranau 700 1.667 487

Mentaya Hilir Utara 1.230 824 760

Kota Besi 441 2.669 392

Telawang 42 2.275 102

Baamang 2.944 3.674 1.819

Cempaga 1.497 1.377 1.365

Cempaga Hulu 831 1.797 931

Parenggean 493 3.253 4.329

Mentaya Hulu 993 2.530 498

Bukit Santuai 157 1.104 203

Antang Kalang 178 4.238 1.028

Jumlah 25.418 33.674 16.385

Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009

1.3.7 Kondisi Utilitas dan Prasarana Wilayah

A. Air Bersih

Air bersih merupakan salah satu dari kebutuhan pokok manusia,

air bersih dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,

social dan kebutuhan industry. Untuk memenuhi kebutuhan air

bersih di Kabupaten Kotawaringin Timur sumber yang digunakan

berasal dari PDAM, untuk melihat jumlah pelanggan dan jumlah

air yang disalurkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.44Disitribusi Air Bersih Kabupaten Kotawaringin Timur

Tahun 2008

Kategori Pelanggan Pelanggan

Disalurkan (m3)

Rumah Tangga 17.861 6.247.429

Perusahaan/Niaga/Hotel/Restoran 58 306.350

Kantor Pemerintahan 728 263.425

Badan Sosial dan lain-lain 424 319.206

Jumlah 19.071 7.136.410

Sumber: Data dan Analisa, Tahun 2009

Pada tahun 2009 telah didistribusikan sebanyak 5.987.364 m3

air bersih di kabupaten Kotawaringin Timur, di mana 3.131.707

m3 melalui sambungan induk sebesar rata-rata 61.868 m3 per

hari. Dari total distribusi yang disalurkan 3.309.444 m3, yang

I-76

Page 77: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

disalurkan ke pelanggan rumah tangga sebesar 18.965, ke

pelanggan perusahaan/hotel/restoran sebanyak 613 pelanggan

sebesar 232.726 m3, sejumlah 222.265 m3 disalurkan ke 352

pelanggan kantor pemerintahan dan 155.362 m3 disalurkan ke

362 pelanggan badan sosial, sehingga secara keseluruhan

disalurkan dengan jumlah 20.292 pelanggan.

Cakupan pelayanan PDAM pada tahun 2009 hanya mampu

melayani atau memenuhi kebutuhan akan 66.912 jiwa atau baru

18,7% dari penduduk dengan jumlah sambungan sebanyak

10.492 sambungan. Cangkupan pelayanan terbanyak berada di

kota Sampit dengan jumlah pelanggan sebanyak 7.006

sambungan. Untuk lebih jelasnya mengenai cangkupan

pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur lihat Tabel 1.45.

Tabel 1.45Cakupan Pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur

Tahun 2009

No Unit kerjaPenduduk Cangkupan Pelayanan

(jiwa) (jiwa) %1 Sampit 83.267 45.036 54,0

2 Pelangsian 17.413 1.104 6,3

3 Kota besi 6.605 2.052 31,0

4 Cempaka Mulia 3.541 1.272 36,0

5 Pundu 3.307 984 19,7

6 Parengeaan 5.045 1.500 19,7

7 Kuala Kuayan 5.042 2.724 54,0

8 Samuda 18.450 1.998 10,8

9 Mentaya Sebrang 4.073 1.614 39,6

10 Bagendang

2.791 414 14,8

Jumlah 184.563 66.912 28,7Sumber: Corporate Plan 2001-2009, PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007

Selain jaringan PDAM, di Kabupaten Kotawaringin Timur juga

terdapat fasilitas air bersih lainnya yang terdapat di beberapa

kecamatan.

Tabel 1.46Fasilitas Air Bersih UPTD Pengelola Air Bersih Pemerintah

Kabupaten Kotawaringin Timur

I-77

Page 78: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

LOKASI VOLUME SATUAN TAHUNJENIS

BANGUNAN

KEC. MB. KETAPANG        

1. Sumur Bor Artesis Desa Bapeang 1 Unit 2005 -

2. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bapanggang 1 Unit 2006 Beton

KECAMATAN BAAMANG        

1.Sumur Bor Pompa Dangkal Taman Miniatur Budaya 1 Unit 2007 Beton

2. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Tanah Mas 1 Unit 2007 Beton

KECAMATAN SERANAU        

1. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Terantang 1 Unit 2009 Beton

2. Sumur Bor Pompa Dangkal UPT Seragam Jaya 1 Unit 2010 Beton

KECAMATAN KOTA BESI        

1.Sumur Bor Pompa Dangkal Komp. W.A. Pratama 1 Unit 2006 Beton

2. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Kandan 1 Unit 2006 Beton

3. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Camba 1 Unit 2009 Beton

4. Profil Tank 1100 Liter di Desa Tinduk (PAH) 1 Unit 2009 Beton

KECAMATAN TELAWANG        

1. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Sei Babi 1 Unit 2005 Beton

2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Ranting Tada 1 Unit 2005 Beton

3.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Simpang Sei Babi 1 Unit 2006 Beton

4.Sumur Bor Pompa Dangkal Jl. Jendral Sudirman Km. 35 1 Unit 2006 Beton

5. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Tanah Putih 1 Unit 2008 Beton

6.Sumur Bor Pompa Dangkal Jl. Jendral Sudirman Km. 40 1 Unit 2008 Beton

7. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Biru Maju 1 Unit 2009 Beton

8. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Sei Babi 1 Unit 2009 Beton

9. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Biru Maju 1 Unit 2010 Beton

10.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bukit Makmur 1 Unit 2010 Beton

KECAMATAN CEMPAGA        

1. Sumur Bor Artesis Desa Luwuk Ranggan 1 Unit 2005 Kayu Ulin

2. Sumur Bor Artesis Desa Patai 1 Unit 2006 Kayu Ulin

3. Sumur Bor Artesis Desa Sei Paring 1 Unit 2006 Kayu Ulin

4. Sumur Bor Artesis Desa Jemaras 1 Unit 2006 Kayu Ulin

5. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Sei Paring 1 Unit 2007 Beton

6.Jaringan Pipa Induk Distribusi Pipa PVC Dia 6 " 4000 M´ 2010 -

7.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Sei Paring 1 Unit 2011 Jaringan Pipa

KECAMATAN CEMPAGA HULU        

1. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Plantaran 1 Unit 2005 Beton

2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Pantai Harapan 1 Unit 2005 Beton

3. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Pundu 1 Unit 2006 Beton

4.Sumur Bor Pompa Dangkal Dusun Trobos Desa Bukit Raya 1 Unit 2008 Beton

5. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bukit Batu 1 Unit 2008 Beton

6. Sumur Bor Artesis Desa Bukit Raya 1 Unit 2008 Kayu

I-78

Page 79: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

LOKASI VOLUME SATUAN TAHUNJENIS

BANGUNAN

7. Penangkap Mata Air 1 Unit 2009 Kayu

8.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Pelantaran 1 Unit 2009 Jaringan Pipa

KECAMATAN PARENGGEAN        

1. Sumur Bor Artesis Desa Karang Sari 1 Unit 2005  

2. Sumur Bor Artesis Desa Mekar Jaya 1 Unit 2005  

3. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Kabuau 1 Unit 2005 Beton

4. Sumur Bor Artesis Desa Karang Tunggal 1 Unit 2006  

5. Sumur Bor Artesis Desa Harapan Sari 1 Unit 2006  

6. Sumur Gali Desa Karang Tunggal 1 Unit 2009  

7.Sumur Bor Pompa Dangkal RT. 18 Jl. Sumber Parenggean 1 Unit 2009 Beton

KECAMATAN ANTANG KALANG        

1.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Beringin Agung 1 Unit 2009 Beton

2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Tumbang Boloi 1 Unit 2010 Kayu

3.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Tumbang Kalang 1 Unit 2008 Jaringan Pipa

4.Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Tumbang Sangai 1 Unit 2008 Jaringan Pipa

KECAMATAN MENTAYA HILIR UTARA        

1.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bagendang Permai 1 Unit 2005 Beton

2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Pondok Damar 1 Unit 2005 Beton

3.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bagendang Hilir 1 Unit 2006 Beton

4. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Ramban 1 Unit 2006 Beton

5.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Suluh Bakung 1 Unit 2008 Beton

6. Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Natai Baru 1 Unit 2008 Beton

7.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Bagendang Hulu 1 Unit 2009 Beton

8. Terminal Air Profil Tank 2.200 Ltr 2 Bh 2 Bh 2009 Beton

KECAMATAN MENTAYA HILIR SELATAN        

1.Profil Tank 1100 Liter TERSEBAR DI Kecamatan MH. Selatan 10 Bh 2008 Kayu

2.Profil Tank 1100 Liter di Desa Jaya Karet (PAH) 10 Bh 2009 Kayu

3. Terminal Air Profil Tank 2.200 Ltr 2 Bh 7 Unit 2010 Beton

KECAMATAN PULAU HANAUT        

1.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Babaluh Kecil 1 Unit 2008 Beton

2.Sumur Bor Pompa Dangkal Desa Babaluh Besar 1 Unit 2008 Beton

3. Profil Tank 1100 Liter di Desa Satiruk (PAH) 10 Bh 2009 Kayu

4.Profil Tank 1100 Liter di Desa Bapinang Hilir (PAH) 20 Bh 2010 Kayu

KECAMATAN PULAU HANAUT        

1. Terminal Air Bersih 8.000 Ltr di Desa Parebok 3 Bh 2008 Beton

2.Profil Tank 1100 Liter di Lampuyang Kecil (PAH) 10 Bh 2008 Kayu

3.Profil Tank 1100 Liter di Desa Besawang (PAH) 10 Bh 2009 Kayu

I-79

Page 80: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

LOKASI VOLUME SATUAN TAHUNJENIS

BANGUNAN

4.Kolam Pengendap Air Bumi Perkemahan Ujung Pandaran 1 Bh 2009 -

5. Terminal Air Profil Tank 2.200 Ltr 2 Bh 7 Unit 2010 Beton

B. Listrik

Menurut data penjualan tenaga listrik pada tahun 2009,

diketahui bahwa hampir seluruh kecamatan di Kabupaten

Kotawaringin Timur telah menjadi pelanggan listrik.

Pelayanan listrik di Kabupaten Kotawaringin Timur masih

mengandalkan tenaga diesel. Pada tahun 2009 jumlah

pelanggan listrik adalah 41.579. Nilai penjualan tenaga listrik di

Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.47.

Tabel 1.47Nilai Penjualan Tenaga Listrik Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Kotawaringin Timur

Kecamatan Jumlah Pelanggan

Daya Tersambung

Kwh Terjual

Mentaya Hilir Selatan/Teluk Sampit/Mentaya Hilir Utara

4.999 3.746.625 7.067.389

Pulau Hanaut 1.195 821.550 1.200.519

Mentawa Baru Ketapang 14.957 18.629.184 40.715.093

Baamang / Seranau 9.972 12.419.456 27.143.395

Kota Besi 2.625 1.789.150 2.989.804

Cempaga / Cempaga Hulu 2.333 1.674.350 3.072.416

Parenggean 2.470 2.098.650 4.552.290

Mentaya Hulu 1.567 1.137.600 1.424.187

Antang Kalang 1.461 1.272.750 1.532.284

Jumlah 41.579 43.589.315 89.697.377Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009

C. Telepon

Telepon sebagai sarana komunikasi modern menjadi kebutuhan

utama masyarakat, tersedianya sambungan telepon dapat

menjamin kelancaran komunikasi antara seseorang dari daerah

satu ke daerah yang lain.

I-80

Page 81: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Telekomunikasi di Kabupaten Kotawaringin Timur telah

dilakukan dengan jaringan telepon PTSN maupun telepon

seluler, yang dapat tersambung dengan jaringan internet.

Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai 2.618 sambungan

telepon yang tersebar di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Fasilitas telekomunikasi umum yang terdapat di Kabupaten

Kotawaringin Timur dapat dilihat pada tabel 1.48.

Tabel 1.48Persebaran Fasilitas Telekomunikasi Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kotawaringin Timur

KecamatanKomunikasi

Wartel

Warnet

Tlp Umum

Mentaya Hilir Selayan 1 3 0Teluk Sampit 0 0 0Pulau Hanaut 0 0 0Mentawa Baru Ketapang 15 10 2Seranau 0 0 0Mentaya Hilir Utara 0 0 0Kota Besi 1 0 0Telawang 0 0 0Baamang 6 12 3Cempaga 0 0 0Cempaga Hulu 0 0 0Parenggean 1 0 0Mentaya Hulu 0 0 0Bukit Santuai 0 0 0Antang Kalang 0 0 0

Jumlah 24 25 5 Sumber : Kotawaringin Timur dalam Angka, 2009

D. Air Limbah

Pengelolaan air limbah permukiman di Kabupaten Kotawaringin

Timur sebagian besar dilakukan dengan sistem pengelolaan air

limbah setempat (on-Site System), yaitu sistem penanganan air

I-81

Page 82: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

limbah domestik yang dilakukan secara individual dan/atau

komunal dengan fasilitas dan pelayanan dari satu atau beberapa

bangunan, yang pengolahannya diselesaikan secara setempat

atau di lokasi sumber. Sistem ini ada yang terbentuk dengan

pola sederhana dan cubluk.

Jumlah penggunaan MCK di sungai (jamban/on-site) mulai

berkurang, diasumsikan tinggal 20 % dari total penduduk.

Selebihnya menggunakan MCK pada rumah tangga masing-

masing, namun belum ada yang terhubung dengan sarana

pembuangan limbah (septic tank).

Tabel 1.49Tingkat Pelayanan PS Air Limbah On-Site System

Kecamatan

Jumlah

Rumah

Tangga

Jumlah PS Sanitasi On-Site SystemPengumpulan Pengolahan

Jamban Terapun

g

Jamban Keluarg

a

Lain-lain

Tangki Septik Standa

r

Cubluk

Lain-lain

Mentaya Hilir Selatan

5.540 1.108 4.432 - - 4.432 -

Teluk Sampit 2.099 420 1.679 - - 1.679 -

Pulau Hanaut 4.964 993 3.971 - - 3.971 -

Mty. Hilir Utara 3.072 614 2.458 - - 2.458 -

MB Ketapang 15.910 3.182 12.728 - - 12.728 -

Baamang 9.777 1.955 7.822 - - 7.822 -

Seranau 2.922 584 2.338 - - 2.338 -Sumber : RPIJM Bidang Cipta Karya, 2008

E. Sampah

Pengelolaan sampah di Kabupaten Kotawaringin Timur masih

menggunakan mekanisme lama, yaitu open dumping. Saat ini

terdapat 3 buah TPA yang melayani kebutuhan pembuangan

akhir sampah, yaitu TPA di Kota Sampit, Bagendang, dan

Parenggean.

I-82

Page 83: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Ketiga TPA tersebut secara eksisting belum mampu melayani

kebutuhan pemrosesan sampah secara luas. Di luar pelayanan

ketiga TPA ini, masih menggunakan pola sederhana (dibakar,

ditimbun, maupun dibuang ke sungai).

Kondisi sistem persampahan di Kabupaten Kotawaringin Timur :

I. TPS 1 Jalan S. Parman : 11 TPS2 Jalan Muchran Ali : 11 TPS3 Jalan MT. Haryono : 9 TPS4 Jalan HM. Arsyad : 7 TPS5 Jalan DI. Panjaitan : 7 TPS6 Jalan Gatot Subroto : 6 TPS7 Jalan Pemuda/ Rel : 6 TPS8 Jalan Christopal Mihing : 5 TPS9 Jalan Pelita : 3 TPS

10 Jalan Cilik Riwut : 4 TPS11 Jalan H. Mansyur : 5 TPS12 Jalan Walter Concrad : 6 TPS13 Jalan Ir. H. Juanda : 7 TPS14 Khusus Taman Kota : 8 TPS15 Jalan Jendr. Sudirman : 9 TPS16 Jalan Kapten Mulyono : 10 TPS17 Jalan H. Imbran 11 TPS18 Jalan P. Antasari : 12 TPS19 Jalan H. Akhmad : 13 TPS20 Jalan Kopi 14 TPS21 Jalan Tambun Bungai : 15 TPS22 Jalan Pepabri 16 TPS23 Jalan Kembali 17 TPS24 Jalan Usman Harun : 18 TPS25 Jalan Cut Nyak Dien : 19 TPS26 Jalan RA. Kartini 20 TPS27 Jalan KH. Dewantara : 21 TPS28 Jalan Sawit Raya : 22 TPS29 Jalan Pelelangan : 23 TPS

TOTAL JUMLAH TPS : 98 TPS

II. KONTAINER 1 Exs. THR : 1 Unit2 Perumahan Bukit Permai : 1 Unit3 PPM : 1 Unit4 Lembaga Permasyarakatan : 1 Unit5 Pemda : 1 Unit6 RSUD Dr. Murjani : 1 Unit7 Jendral Sudirman Km. 6 : 1 Unit8 Samuda : 1 Unit

TOTAL JUMLAH CONTAINER 8 Unit

I-83

Page 84: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

III DUMPTRUCK BERJUMLAH 7 BUAHIV TRUCK CONTAINER 2 BUAHV TRUCK TAMAN BERJUMLAH 2 BUAHVI TRUCK TANGKI 3 BUAHVII KAPASITAS SAMPAH YANG TERANGKUT PER HARI ± 80 M³.

F. Irigasi

Untuk memaksimal pelayanan pengamat pengairan, maka di

Kabupaten Kotawaringin Timur dibagi menjadi empat wilayah

kerja pengamat pengairan (WKPP), yaitu:

1) WKPP Mentaya Hulu meliputi:

a. Kecamatan Seranau

b. Kecamatan Baamang

c. Kecamatan Kota Besi

d. Kecamatan Cempaga

e. Kecamatan Cempaga Hulu

f. Kecamatan Mentaya Hulu

g. Kecamatan Antang Kalang

h. Kecamatan Parenggean.

2) WKPP Mentaya Hilir meliputi:

a. Kecamatan Mentawa Baru Ketapang

b. Kecamatan Mentaya Hilir Utara

c. Kecamatan Mentaya Hilir Selatan

d. Kecamatan P. Hanaut

e. Kecamatan Teluk Sampit.

3) WKPP Pulau Hanaut.

4) WKPP Teluk Sampit.

G. Transportasi

G.1 Transportasi Darat

1. Terminal

Terminal yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah

Terminal Patih Rumbih terdapat di Kota Sampit dengan

pelayanan terminal tipe B, dan memiliki kegiatan dominan

sebagai terminal transit dari Palangkaraya ke Pangkalanbun

I-84

Page 85: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

dan ke Banjarmasin. Sedangkan terminal penumpang tipe C

terdapat di Sampit, Samuda dan Parenggean.

2. Jaringan Jalan

Kondisi jalan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur

secara umum prasarana jalan akses antar kabupaten atau ke

Ibukota Propinsi maupun antar Kecamatan sudah ada, akan

tetapi sebagian besar masih merupakan jalan tanah, dengan

kondisi jalan yang umumnya rusak. Berikut jaringan jalan

yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur, meliputi :

a. Jaringan jalan arteri primer yang ada di Kabupaten

Kotawaringin Timur, terdiri atas :

- ruas jalan Kasongan – Pelantaran sepanjang 61,963 km

- ruas jalan Batas Kota Sampit - Pelantaran/Km. 65

sepanjang 57,389 km

- ruas jalan Jl. Cilik Riwut (Sampit) sepanjang 17,971 km

- ruas jalan Batas Kota Sampit – km 65.00 (Sp. Bangkal)

sepanjang 60,824 km

- ruas jalan Jl. A. Yani (Sampit) sepanjang 2,456 km

- ruas jalan Jl. Sudirman (Sampit) sepanjang 3,219 km

b. Jaringan jalan kolektor primer K2 yang ada di

Kabupaten Kotawaringin Timur, terdiri atas :

- ruas jalan Sampit – Samuda sepanjang 32,35 km

- ruas jalan Jl. HM. Arsyad (Sampit) sepanjang 6,45 km

- ruas jalan Samuda – Ujung Pandaran sepanjang 49,00

km

- ruas jalan Pelantaran – Parenggean sepanjang 34,75 km

- ruas jalan Parenggean – Tumbang Sangai sepanjang

51,20 km

- ruas jalan lingkar utara (Sampit) sepanjang 12 km

- ruas jalan lingkar selatan (Sampit) sepanjang 7,50 km

c. Jaringan jalan lokal dan sekunder yang ada di

Kabupaten Kotawaringin Timur

d. Alur pelayaran sungai, terdiri atas :

- Sungai Mentaya : Sampit – Cempaga Hulu;

- Sungai Mentaya : Sampit – Teluk Sampit;

I-85

Page 86: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

- Sungai Mentaya : Sampit – Mentaya Hulu – Antang

Kalang;

- Sungai Cempaga : Pantai Harapan – Cempaka Mulia –

Kota Besi; dan Terusan Hantipan : Samuda – Pagatan.

e. Dermaga sungai dan penyeberangan, terdiri atas :

- Dermaga Antang Kalang, Tumbang Kalang Seberang,

Tumbang Jaringau, Tumbang Turung, Rantau Katang,

Sangai, Sangai Kota, dan Sangai Seberang di

Kecamatan Antang Kalang;

- Dermaga Bajarum, Kandan Seberang, Hanjalipan, Kota

Besi Hilir, Kota Besi Hulu, Pasar Desa Sebabi, dan

Pamalian di Kecamatan Kota Besi;

- Dermaga Rubung Buyung, dan Pasar Desa Baninan di

Kecamatan Cempaga;

- Dermaga Pasar Desa Parit, Pasar Desa Sudan di

Kecamatan Cempaga Hulu;

- Dermaga Kuala Kuayan Seberang di Kecamatan

Mentaya Hulu;

- Dermaga Kabuau di Kecamatan Parenggean;

- Dermaga Habaring Hurung, Pelangsian, Mesjid Jami di

Kecamatan Mentawa Baru Ketapang;

- Dermaga Pasar Desa Runting Tada di Kecamatan

Telawang;

- Dermaga Mentaya Seberang Hilir, Mentaya Seberang

Hulu, Ganepo, dan Mesjid Taqwa di Kecamatan

Seranau;

- Dermaga Pasar Desa Bagendang Hilir, Pasar Desa

Ramban, Pasar Sabtu Bagendang, dan Sei Lancang di

Kecamatan Mentaya Hilir Utara;

- Dermaga Pasar Samuda di Kecamatan Mentaya Hilir

Selatan;

- Dermaga Bapinang Hilir, Babaluh, Bapinang,

Pelangsian, dan Satiruk di Kecamatan Pulau Hanaut;

dan

- Dermaga Desa Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk

Sampit.

I-86

Page 87: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

G.2 Transportasi Laut

Pelabuhan utama di Kabupaten Kotawaringin Timur :

- Pelabuhan Sampit, sebagai pelabuhan penumpang

- Pelabuhan Bagendang, sebagai pelabuhan CPO dan

Multipurpose

- Pelabuhan pengumpan : Pelabuhan Samuda di Kecamatan

Mentaya Hilir Selatan

Terminal khusus, terdiri atas :

- Pelabuhan PT Windu Nabatindo Lestari, PT Bumi Hutan

Lestari, PT Sarana Prima Multi Niaga, PT Hutan Sawit Lestari,

PT Duta Borneo Pratama, PT Fajar Mentaya Abadi, dan PT

Mirah Labuan Berlian di Kecamatan Cempaga Hulu;

- Pelabuhan PT Kotabesi Iron Mining, PT Feron Tambang

Kalimantan, dan PT Sukajadi Sawit Mekar di Kecamatan

Telawang;

- Pelabuhan PT Bisma Dharma Kencana di Kecamatan

Cempaga;

- Pelabuhan PT Tunas Agro Subur Kencana dan PT Sylva Sari

di Kecamatan Kota Besi

- Pelabuhan PT Mentaya Iron Ore Mining, PT Uni Primacom, PT

Katingan Indah Utama, PT Surya Inti Sawit Kahuripan, dan PT

Unggul Lestari di Kecamatan Parenggean

Alur pelayaran, terdiri dari :

a. alur pelayaran internasional, yaitu Sampit – Luar Negeri

b. alur pelayaran nasional :

- Sampit - Semarang;

- Sampit – Surabaya;

- Sampit – Jakarta;

- Sampit – Banjarmasin;

- Sampit – Pangkalan Bun

G.3 Transportasi Udara

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki sebuah bandar udara

dengan nama Bandara H. Asan, yang terletak di Kecamatan

Baamang.

I-87

Page 88: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Bandara H. Asan mempunyai panjang landasan pacu (Run Way)

: 1.850 m X 30 m yang memungkinkan untuk didarati oleh

pesawat sejenis Boeing. Pada saat ini beroperasi 2 buah

maskapai penerbangan, yaitu PT Merpati Nusantara Airlines

(MNA) dan PT Kalstar, dengan rute penerbangan tujuan : Jakarta,

Surabaya, Semarang, Banjarmasin, dan Pangkalan Bun.

1.4 Isu- Isu Strategis

Mencermati data fakta lapangan yang terlihat saat obervasi, informasi

yang tersampaikan pada saat lokakarya serta hasil analisis terhadap

data-data sekunder memberikan gambaran beberapa isu penting

terkait rencana penataan ruang Kabupaten Kotawaringin Timur.

Kabupaten Kotawaringin Timur, mengalami dinamika perkembangan

yang cukup dinamis. Dinamika perkembangan sangat dipengaruhi

pembangunan fisik atau aktifitas baru yang memberikan dampak

terhadap aktifitas lainnya. Dalam konteks pengembangan Kabupaten

Kotawaringin Timur ke depan, perlu diamati dan dikaji lebih mendalam

beberapa hal yang mengemuka (issues), karena hal tersebut dapat

saja menjadi titik-tolak untuk merencanakan atau mengembangkan

suatu komponen ruang atau komponen kota.

Isu Strategis yang berkembang di Kabupaten Kotawaringin Timur

adalah :

Kota Sampit sebagai kawasan perkotaan yang harus didorong

pertumbuhannya. Sebagai PKW, letak Kota Sampit dilalui oleh

jalan arteri primer yaitu Jalan Kalimantan Poros Selatan yang

melintasi Palangka Raya - Kasongan – Sampit – Pangkalan Bun.

Hal tersebut menjadi pendorong bagi pengembangan Kabupaten

Kotawaringin Timur.

Perkebunan besar swasta (PBS) yang beroperasi di Kabupaten

Kotawaringin Timur sangat banyak, namun sebagian besar

produknya langsung dikirim keluar daerah hanya dalam wujud

CPO, bukan turunannya.

Areal perkebunan besar swasta (PBS) sangat besar namun belum

dapat memberikan manfaat yang maksimal baik untuk

masyarakat maupun pemerintah daerah.

I-88

Page 89: rtrw kotim

Materi TeknisRTRW KABUPATEN KOTAWARINGIN

TIMUR

Tingkat kerusakan ruas jalan di Kabupaten Kotawaringin Timur

sangat tinggi dengan faktor penyebab utama yaitu muatan

kendaraan yang melebihi tonase yang dianjurkan.

Potensi pertambangan yang melimpah, namun semuanya dikirim

langsung keluar daerah dalam kondisi mentah.

Seringnya konflik yang terjadi akibat sengketa lahan antara

perkebunan besar swasta dengan masyarakat setempat.

Terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan RI No : SK.292/Menhut-

II/2011, dimana dijadikan sebagai acuan perijinan pemanfaatan

ruang di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Ketidaktepatan pemanfaatan ruang yang terjadi sebagai akibat

perbedaan acuan yang digunakan dalam pemberian ijin

pemanfaatan ruang.

Banyaknya pelanggaran kawasan hutan oleh aktivitas budidaya

non kehutanan yang dilakukan oleh pengusaha, masyarakat,

maupun pemerintah daerah tanpa melalui prosedur dan

ketentuan yang berlaku.

Jumlah obyek pariwisata yang kurang dan dukungan sarana dan

prasarana yang kurang memadai.

Kurang berkembangnya kawasan pertanian tanaman pangan.

Adanya perbedaan kepentingan antara kepentingan konservasi

dengan kepentingan bisnis atau pertumbuhan ekonomi yang

terjadi pada suatu kawasan.

Meningkatnya bencana alam yang terjadi terutama banjir dengan

tudingan utama akibat pengelolaan kawasan dan penataan ruang

yang tidak tepat sehingga mengganggu kestabilan lingkungan.

Terbatasnya ruang budidaya non kehutanan pada kawasan APL

(Areal Penggunaan Lain) berdasarkan Keputusan Menteri Ke-

hutanan RI No : SK.292/Menhut-II/2011 setelah dikurangi kawasan

budidaya yang sudah eksisting, sehingga memerlukan kebijakan

yang tepat berdasarkan prioritas dan ketersediaan anggaran.

I-89