sni rtrw kota

Upload: i7seven

Post on 04-Apr-2018

392 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    1/62

    PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

    PenyusunanRencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    2/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    KATA PENGANTAR

    Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah seperti yang diharapkan,

    pemerintah pusat berkewajiban mendorong pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi

    bagian dari otonomi daerah tersebut. Penerbitan buku pedoman ini merupakan respon

    positif terhadap berbagai permintaan daerah terkait dengan terbitnya amanat UU No. 26

    Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Buku pedoman ini diharapkan dapat dijadikan salah

    satu pegangan bagi Pemerintah Kota dan seluruh masyarakat terutama para praktisi danpara akademisi di berbagai kegiatan yang dalam tugas dan kegiatannya berkaitan dengan

    penataan ruang di wilayah Kota.

    Pedoman ini ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota yang memuat ketentuan teknis

    dan prosedur penyusunan RTRW Kota yang juga mencakup keterlibatan masyarakat dan

    merupakan pedoman umum yang berlaku secara nasional. Buku pedoman ini tidakmenguraikan secara detail proses pelaksanaan penyusunan penataan ruang wilayah kota,

    tetapi hanya merupakan rambu-rambu penyelesaian RTRW Kota sehingga dalam

    pelaksanaan ada kemungkinan ditemukan hal-hal yang perlu dipertajam dan kurang sesuai

    dengan kondisi setempat. Oleh karena itu pelaksanaannya tentu dapat disesuaikan dengan

    karakteristik wilayah kota setempat.

    Kami harapkan upaya fasilitasi pemerintah ini tidak selesai dengan adanya pedoman ini,namun dapat dilanjutkan dengan upaya penyebarluasan dan penyempurnaannya. Untuk itu

    segala masukan, saran maupun kritik untuk perbaikan pedoman ini sangat kami hargai.

    Akhirnya bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini, kami

    mengucapkan terima kasih.

    Jakarta, Mei 2009Departemen Pekerjaan Umum

    Direktorat Jenderal Penataan Ruang

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    3/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... iv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 11.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 11.3 Ruang Lingkup Pedoman ........................................................................................ 11.4 Istilah dan Definisi .................................................................................................. 11.5 Acuan Normatif ....................................................................................................... 31.6 Kedudukan

    1.6.1 RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan SistemPerencanaan Pembangunan Nasional ........................................................ 51.6.2 Kedudukan Pedoman .................................................................................. 6

    1.7 Fungsi dan Manfaat RTRW Kota ........................................................................... 7

    BAB II KETENTUAN TEKNIS PENYUSUNAN RTRW KOTA

    2.1 Muatan RTRW Kota ............................................................................................... 82.2 Format Penyajian ................................................................................................... 82.3 Masa Berlaku RTRW Kota ..................................................................................... 8

    2.6 Rumusan Konsepsi RTRW Kota ............................................................................. 92.6.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi .................................................................... 92.6.2 Rencana Struktur Ruang Kota ..................................................................... 112.6.3 Rencana Pola Ruang ................................................................................... 162.6.4 Penetapan Kawasan Strategis Kota ............................................................ 182.6.5 Arahan Pemanfaatan Ruang ....................................................................... 202.6.6 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang ........................................... 22

    BAB III PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW KOTA

    3.1 Proses Penyusunan RTRW Kota .............. ............................................................ 343.1.1 Persiapan Penyusunan RTRW Kota .......................................................... 343.1.2 Pengumpulan Data yang Dibutuhkan .......................................................... 353.1.3 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 373.1.4 Perumusan Konsepsi RTRW Kota .............................................................. 383.1.5 Penyusunan Raperda RTRW Kota ............................................................. 40

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    4/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan SistemPerencanaan Pembangunan Nasional ................................................................... 5

    Gambar 1.2 Kedudukan RTRW Kota .......................................................................................... 6

    Gambar 1.3 Kedudukan Pedoman ............................................................................................. 7

    Gambar 3.1 Proses dan Prosedur Umum Penyusunan RTRW Kota ......................................... 33

    Gambar 3.2 Prosedur dan Masa Penyusunan RTRW Kota ....................................................... 34

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    5/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    LAMPIRAN

    Lampiran I Sistematika Penyajian RTRW Kota .................................................................... L-1

    Lampiran II Contoh Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota ........................................ L-4

    Lampiran III Contoh Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota ............................................... L-5

    Lampiran IV Contoh Peta Penetapan Kawasan Strategis di Wilayah Kota ............................ L-6

    Lampiran V Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama Dalam PenyusunanRTRW Kota ........................................................................................................ L-7

    Lampiran VI Contoh Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kota............................................... L-8

    Lampiran VII Skema Keterkaitan Data, Analisis, Output, dan Muatan RTRW Kota ................. L-9

    Lampiran VIII Keterkaitan Subtansi, Tahapan, dan Keterlibatan Pihak-pihak DalamPenyusunan RTRW Kota ................................................................................... L-10

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    6/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Wilayah kota pada hakekatnya merupakan pusat kegiatan ekonomi yang dapatmelayani wilayah kota itu sendiri maupun wilayah sekitarnya. Untuk dapatmewujudkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan ruang sebagai tempatberlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, kota perlu dikelola

    secara optimal melalui suatu proses penataan ruang.Sesuai dengan amanat Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruangpasal 11 ayat 2, pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaanpenataan ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota,pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.Dalam hal perencanaan tata ruang wilayah kota, diperlukan suatu rujukan mengenaimuatan, proses dan prosedur penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kota dalam bentuk suatu buku pedoman. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuanpemerintah kota dan pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam menyusunrencana tata ruang wilayah kota untuk menghasilkan suatu rencana tata ruangwilayah kota yang baik.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Pedoman ini dimaksudkan sebagai bahan rujukan dalam kegiatan penyusunanRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota oleh Pemerintah Kota yang dapatdimanfaatkan oleh semua pihak terkait dalam penyusunan RTRW Kota.

    Tujuan penyusunan pedoman ini untuk memberikan panduan kepada pemerintahkota dalam menyusun RTRW kota agar sesuai dengan ketentuan yang disyaratkandalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    1.3 Ruang Lingkup Pedoman

    Pedoman ini merupakan panduan untuk penyusunan RTRW Kota yang memuatketentuan teknis, proses dan prosedur, serta ketentuan minimal lain yang harus

    dipenuhi dalam pelaksanaan penyusunan RTRW kota.

    1.4 Istilah dan Definisi

    Beberapa istilah dan definisi terkait dengan pedoman ini, mencakup:

    1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah rencana tata ruang yang bersifatd i il h k b i i i l b il h

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    7/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    3. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kota adalah arahan pengembanganwilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota guna mencapai tujuan

    penataan ruang wilayah kota dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.4. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota adalah penjabaran kebijakan penataan

    ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yangmenjadi dasar dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang wilayah kota.

    5. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota adalah rencana yang mencakup sistemperkotaan wilayah kota dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasaranawilayah kota yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota selainuntuk melayani kegiatan skala kota, meliputi sistem jaringan transportasi, sistem

    jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistemjaringan sumber daya air.

    6. Pusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atauadministrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional

    7. Subpusat pelayanan kota adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atauadministrasi yang melayani sub wilayah kota

    8. Pusat lingkungan adalahpusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau

    9. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota adalah rencana susunan pusat-pusatpelayanan kegiatan kota yang berhirarki sampai 20 tahun mendatang yang satusama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota.

    10. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota adalah rencana distribusi peruntukanruang wilayah kota yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung danbudidaya sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW kota yang dapatmemberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kota hingga 20 (dua puluh)tahun mendatang.

    11. Kawasan Lindung Kota adalah kawasan lindung yang secara ekologismerupakan satu ekosistem yang terletak pada wilayah kota, kawasan lindungyang memberikan pelindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak diwilayah kota, dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuanperaturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenanganpemerintah daerah kota.

    12. Kawasan Budi Daya Kota adalah kawasan di wilayah kota yang ditetapkandengan fungsi utama untuk dibudi dayakan atas dasar kondisi dan potensisumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan

    13. Kawasan Strategis Kota adalah kawasan yang penataan ruangnyadiprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kotaterhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, dan pendayagunaansumber daya alam dan teknologi tinggi.

    14. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota adalah arahan untuk mewujudkanstruktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai dengan rencana tata ruang

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    8/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    16. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota adalahketentuan-ketentuan yang dibuat/disusun dalam upaya mengendalikan

    pemanfaatan ruang wilayah kota agar sesuai dengan RTRW kota yangdirupakan dalam bentuk ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan,ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi untuk wilayah kota.

    17. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Kota adalah ketentuan umumyang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian pemanfaatanruang yang disusun untuk setiap klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuaidengan rencana tata ruang wilayah kota.

    18. Ketentuan Perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh

    pemerintah daerah kota sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiappihak sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalammelaksanakan pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana tataruang yang telah disusun dan ditetapkan.

    19. Ketentuan Insentif dan Disinsentif adalah perangkat atau upaya untukmemberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan denganrencana tata ruang dan juga perangkat untuk mencegah, membatasipertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tataruang.

    20. Arahan Sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja yangmelakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencanatata ruang yang berlaku.

    1.5 Acuan Normatif

    Pedoman ini disusun berdasarkan:

    1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria;2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam

    Hayati dan Ekosistemnya;

    3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

    4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

    5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

    6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional;

    7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

    8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional (RPJPN);

    9. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    9/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    15. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral danBatubara;

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak danKewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat DalamPenataan Ruang;

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian PetaUntuk Penataan Ruang Wilayah;

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan;

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah;

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

    23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan PemerintahDaerah Kabupaten/Kota;

    24. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan

    Pemerintah 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan RencanaPengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;

    25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata CaraPenyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana PembangunanDaerah;

    26. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata RuangWilayah Nasional;

    27. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber DayaAir;

    28. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;

    29. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;

    30. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan KawasanLindung;

    31. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi PenataanRuang Nasional.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    10/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    1.6 Kedudukan

    1.6.1 RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem PerencanaanPembangunan Nasional

    Kedudukan RTRW kota dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaanpembangunan nasional dapat dilihat pada Diagram 1.1 di bawah ini.

    Diagram 1.1

    Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang danSistem Perencanaan Pembangunan Nasional

    RTRW Nasional

    RTRW Provinsi

    RTR Pulau

    RTR Kawasan Strategis Nasional

    RTR Kawasan Strategis Provinsi

    RTRW Kota

    RTRW Kabupaten

    RDTR Kota

    RTR Kawasan Strategis Kota

    RDTR Kabupaten

    RTR Kawasan StrategisKabupaten

    Rencana Umum Rencana Rinci

    RPJP Nasional

    RPJM Nasional

    RPJP Propinsi

    RPJM Propinsi

    RPJPKabupaten/Kota

    RPJMKabupaten/Kota

    1.6.2 Kedudukan Pedoman

    Penyusunan RTRW akan terikat dengan pedoman-pedoman lainnya. Kedudukanpedoman RTRW Kota sebagaimana terlihat pada diagram berikut ini.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    11/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Diagram 1.3

    Kedudukan Pedoman

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    12/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    1.7 Fungsi dan Manfaat RTRW Kota

    1. Fungsi RTRW Kota

    Fungsi dari RTRW kota adalah:

    a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

    b. acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah kota;

    c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kota;

    d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah,

    masyarakat dan swasta;e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota;

    f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota yang meliputipenetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif,serta pengenaan sanksi; dan

    g. acuan dalam administrasi pertanahan.

    2. Manfaat RTRW Kota

    Manfaat RTRW kota adalah untuk:

    a. mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota;

    b. mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayahsekitarnya; dan

    c. menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    13/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    BAB II

    KETENTUAN TEKNIS PENYUSUNAN RTRW KOTA

    2.1 Muatan RTRW Kota

    RTRW kota memuat:

    1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;2. Rencana struktur ruang wilayah kota;

    3. Rencana pola ruang wilayah kota;

    4. Penetapan kawasan strategis yang diprioritaskan penataan ruangnya;

    5. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utamajangka menengah 5 (lima) tahunan selama 20 (dua puluh) tahun; dan

    6. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan

    umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif,serta arahan sanksi.

    2.2 Format Penyajian

    Konsep RTRW kota disajikan dalam dokumen sebagai berikut:

    1. Materi Teknis Rencana Tata Ruang kota yang terdiri atas:

    a. Buku Data dan Analisisyang dilengkapi peta-peta;

    b. Buku Rencana yang disajikan dalam format A4; dan

    c. Album Peta yang disajikan dengan tingkat ketelitan skala minimal 1:25.000dalam format A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhiketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembagayang berwenang.

    2. Naskah Raperda RTRW kota, yang terdiri atas:

    a. Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana

    sebagaimana dimaksud pada angka I di atas dan disajikan dalam format A4;dan

    b. Lampiran yang terdiri atas peta rencana struktur ruang, peta rencana polaruang, peta penetapan kawasan strategis kota, dan tabel indikasi programyang disajikan dalam format A3.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    14/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Peninjauan kembali RTRW kota dapat dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun jika:

    1. terjadi perubahan kebijakan dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang

    wilayah; dan

    2. terjadi dinamika internal yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secaramendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar danpemekaran wilayah yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

    Peninjauan kembali dan revisi RTRW kota dilakukan bukan untuk pemutihanpenyimpangan pemanfaatan ruang.

    2.4 Konsepsi RTRW Kota

    2.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi

    Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang merupakan terjemahan dari visidan misi kota dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi idealtata ruang kota yang diharapkan.

    1. Tujuan Penataan Ruang Kota

    Tujuan penataan ruang wilayah kota merupakan arahan perwujudan ruangwilayah kota yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.

    Tujuan penataan ruang wilayah kota memiliki fungsi:

    a. Sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategipenataan ruang wilayah kota;

    b. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalamRTRW kota; dan

    c. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatanruang wilayah kota.

    Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan:

    a. Visi dan misi pembangunan wilayah kota;

    b. Karakteristik wilayah kota; dan

    c. Isu strategis dan kondisi objektif yang diinginkan.

    Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan dengan kriteria:

    a. Mengakomodasi fungsi dan peran kota yang telah ditetapkan dalamrencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang provinsi, danrencana tata ruang kawasan metropolitan (untuk kota yang berada

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    15/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    2. Kebijakan

    Kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arah tindakan yang

    harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota.

    Kebijakan penataan ruang wilayah kota berfungsi:

    a. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruangwilayah kota;

    b. Sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayahkota;

    c. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam

    RTRW kota; dan

    d. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatanruang wilayah kota.

    Kebijakan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan:

    a. Tujuan penataan ruang wilayah kota dan ketentuan peraturanperundang-undangan;

    b. Karakteristik wilayah kota; dan

    c. Kapasitas sumber daya wilayah kota dalam mewujudkan tujuanpenataan ruangnya.

    Kebijakan penataan ruang wilayah kota dirumuskan dengan kriteria:

    a. Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dankebijakan penataan ruang wilayah provinsi yang berlaku pada wilayah

    kota bersangkutan;

    b. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktuperencanaan pada wilayah kota bersangkutan;

    c. Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupunyang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan

    d. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

    3. Strategi

    Strategi penataan ruang wilayah kota merupakan penjabaran kebijakanpenataan ruang wilayah kota ke dalam langkah-langkah operasional untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Strategi penataan ruang wilayah kota berfungsi:

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    16/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Strategi penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan:

    a. Kebijakan penataan ruang wilayah kota;

    b. Ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

    c. Kapasitas sumber daya wilayah kota dalam melaksanakan kebijakanpenataan ruangnya.

    Strategi penataan ruang wilayah kota dirumuskan dengan kriteria:

    a. Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang wilayah kota;

    b. Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataanruang wilayah nasional dan provinsi;

    c. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktuperencanaan pada wilayah kota bersangkutan secara efisien danefektif;

    d. Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur danrencana pola ruang wilayah kota; dan

    e. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

    2.4.2 Rencana Struktur Ruang Kota

    Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat-pusatpelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan olehsistem jaringan prasarana wilayah kota.

    Rencana struktur ruang wilayah kota berfungsi:

    1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kotayang memberikan layanan bagi wilayah kota;

    2. Sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah kota sesuai denganfungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat pelayanankota; dan

    3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah limatahunan untuk 20 (dua puluh) tahun.

    Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, ekonomi,dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional,yang meliputi:

    1. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional

    2. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    17/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    2. Kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kota dalam rangkamendukung kegiatan sosial ekonomi;

    3. Daya dukung dan daya tampung wilayah kota; dan

    4. Ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Rencana struktur ruang wilayah kota dirumuskan dengan kriteria:

    1. Memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yangberbatasan;

    2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktuperencanaan pada wilayah kota bersangkutan;

    3. Penentuan pusat-pusat pelayanan di dalam struktur ruang kota harusberhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang kota serta salingterkait menjadi satu kesatuan sistem;

    4. Sistem jaringan prasarana kota dibentuk oleh sistem jaringan transportasisebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistemjaringan prasarana lainnya, dengan penjelasan sebagai berikut:

    a. Sistem prasarana utama yang merupakansistem jaringan transportasi,yang terdiri atas:

    1) Sistem Jaringan Transportasi Darat, mencakup:

    a) Sistem jaringan jalan yang terdiri atas:

    i. jaringan jalan tol di dalam wilayah kota dan jaringanjalan sekunder di dalam kota sesuai dengan PP No.34 tahun 2006 tentang Jalan;

    ii. jaringan jalan provinsi yang ada di Daerah KhususIbukota Jakarta;

    iii. jalan khusus yang berada di wilayah kota;

    iv. lokasi terminal sesuai dengan jenis dan kelaspelayanannya; dan

    v. pengembangan prasarana dan sarana angkutanumum.

    b) Sistem jaringan kereta api

    i. jaringan jalur kereta api termasuk subway danmonorail; dan

    ii. stasiun kereta api.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    18/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Rencana pembangunan dan pengembangan pelabuhan denganmempertimbangkan fungsi jaringan transportasi laut:

    a) alur pelayaran yang berada pada wilayah kota bersangkutan;dan

    b) pelabuhan laut yang berada di wilayah kota.

    3) Jaringan Transportasi Udara, mencakup:

    Rencana pembangunan dan pengembangan bandar udaradengan mempertimbangkan fungsi jaringan transportasi udara:

    yang dapat berupa bandar udara pusat penyebaran primer, pusatpenyebaran sekunder, dan pusat penyebaran tersier besertasarana pendukungnya dengan mempertimbangkan:

    a) Ruang udara di atas bandara yang dipergunakan langsunguntuk kegiatan bandar udara (ketentuan keselamatan yangditetapkan dalam Kawasan Keselamatan OperasionalPenerbangan (KKOP). Penentuan KKOP mengikutiketentuan dalam Kepmen Perhubungan Nomor KM 49 Tahun

    2000);b) Ruang udara di sekitar bandar udara yang ditetapkan

    sebagai jalur penerbangan; dan

    c) Bandar udara yang berada di wilayah kota.

    b. Sistem prasarana lainnya yang terdiri atas telekomunikasi, sumberdaya air, energi, dan infrastruktur perkotaan yang mengintegrasikannya

    dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kota.1) Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan

    yang meliputi:

    a) pembangkit listrik (skala besar maupun mikro) di wilayahkota;

    b) jaringan prasarana energi yang mencakup:

    i. penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi, dalam

    wilayah kota (jika ada);ii. penjabaran jaringan transmisi tenaga listrik Saluran

    Utama Tegangan Ultra Tinggi (SUTUT), Saluran UdaraTegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan Saluran UdaraTegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kota (jika ada);

    iii. jalur-jalur distribusi energi kelistrikan, lokasi pembangkit,

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    19/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Rencana sistem jaringan telekomunikasi yang dikembangkanmeliputi sistem kabel, sistem nirkabel, dan sistem satelit, yang

    terdiri atas: Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi

    berupa jaringan telepon fixed line dan lokasi pusatautomatisasi sambungan telepon;

    Infrastruktur telepon nirkabel berupa lokasi menaratelekomunikasi termasuk menara Base Transceiver Station(BTS); dan

    Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi di

    wilayah kota.

    3) Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Kota

    Rencana sistem jaringan sumber daya air kota dikembangkanyang terdiri atas:

    a) sistem jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi,dan lintas kabupaten/kota yang berada pada wilayah kota

    bersangkutan;

    b) wilayah sungai di wilayah kota, termasuk waduk, situ, danembung pada wilayah kota;

    c) sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatanpertanian di wilayah kota;

    d) sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan

    e) sistem pengendalian banjir di wilayah kota.

    4) Infrastruktur Perkotaan yang meliputi prasarana penyediaan airminum kota, pengelolaan air limbah, sistem persampahan,sistem drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan prasaranadan sarana jaringan jalan pejalan kaki, dan jalur evakuasibencana.

    a) Sistem Penyediaan Air Minum Kota

    Sistem penyediaan air minum kota mencakup sistem jaringanperpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan.

    b) Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota

    Sistem pengelolaan air limbah kota meliputi sistem air

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    20/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    c) Sistem Persampahan Kota

    Sistem persampahan kota meliputi tempat pembuangansampah sementara (TPS) dan tempat pemrosesan akhirsampah (TPA).

    d) Sistem Drainase Kota

    Sistem drainase kota meliputi jaringan primer, sekunder, dantersier yang berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan

    (storm water) dan air permukaan lainnya untuk menghindarigenangan air di wilayah kota.

    e) Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan SaranaJaringan Jalan Pejalan Kaki

    Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringanjalan pejalan kaki dapat direncanakan dalam bentuk ruangpejalan kaki di sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi air, ruangpejalan kaki di kawasan komersial/perkantoran, ruang pejalankaki di RTH, ruang pejalan kaki di bawah tanah, dan ruangpejalan kaki di atas tanah.

    f) Jalur Evakuasi Bencana

    Jalur evakuasi bencana meliputi escape way dan meltingpoint baik dalam skala kota maupun kawasan.

    5. Mengikuti ketentuan pemetaan struktur ruang wilayah kota sebagai berikut:

    a. sistem pusat-pusat pelayanan dan sistem prasarana utama harusdigambarkan pada satu lembar peta wilayah kota secara utuh;

    b. sistem pusat-pusat pelayanan yang terdiri dari pusat kota, sub-pusatkota, dan pusat lingkungan harus digambarkan dengan simbol sesuaiilustrasi pada Gambar 2.1.;

    c. rencana struktur ruang wilayah kota harus menggambarkan jaringanjalan yang berada dalam wilayah kota yang menjadi kewenangan kotadan jalan primer yang melalui kota tersebut;

    d. sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar petawilayah kota secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri;

    e sistem jaringan prasarana jalan har s digambarkan mengik ti terase

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    21/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografis yang ditentukanoleh instansi yang berwenang.

    6. Harus mengikuti peraturan perundangan-undangan terkait;

    Ilustrasi peta rencana struktur ruang wilayah kota seperti tercantum padaGambar 2.1. Sedangkan contoh peta rencana struktur ruang wilayah kotaditunjukkan pada Lampiran II pedoman ini.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    22/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Departemen Pekerjaan Umum 17

    Gambar 2.1

    Ilustrasi Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    23/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    2.4.3 Rencana Pola Ruang

    Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan

    ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untukfungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

    Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi:

    1. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakatdan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota;

    2. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

    3. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima

    tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan4. sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kota.

    Rencana pola ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan:

    1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota;

    2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kota;

    3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi danlingkungan; dan

    4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

    Rencana pola ruang wilayah kota dirumuskan dengan kriteria:

    1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN besertarencana rincinya;

    2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP besertarencana rincinya;

    3. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yangberbatasan;

    4. Memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah kota;

    5. Memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan dalam wilayahkota;

    6. Menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30 % dari luas wilayah kota;7. Menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal;

    8. Menyediakan ruang terbuka non hijau untuk menampung kegiatan sosial,budaya, dan ekonomi masyarakat kota; dan

    9. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    24/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasanbawahannya, yang meliputi kawasan bergambut dan kawasan

    resapan air;3) Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan

    pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk,kawasan sekitar mata air;

    4) Ruang terbuka hijau (RTH) Kota, yang antara lain meliputi tamanRT, taman RW, taman kota dan permakaman;

    5) Kawasan suaka alam dan cagar budaya;

    6) Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawantanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasanrawan banjir; dan

    7) Kawasan lindung lainnya.

    b. Kawasan budidaya yang terdiri atas:

    1) Kawasan perumahan yang dapat dirinci, meliputi perumahandengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang,

    dan perumahan dengan kepadatan rendah;

    2) Kawasan perdagangan dan jasa, yang diantaranya terdiri ataspasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern;

    3) Kawasan perkantoran yang diantaranya terdiri atas perkantoranpemerintahan dan perkantoran swasta;

    4) Kawasan industri, yang meliputi industri rumah tangga/kecil danindustri ringan;

    5) Kawasan pariwisata, yang diantaranya terdiri atas pariwisatabudaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan;

    6) Kawasan ruang terbuka non hijau;

    7) Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atauruang-ruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi meltingpointketika bencana terjadi);

    8) Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan

    9) Kawasan peruntukan lainnya, meliputi antara lain: pertanian,pertambangan (disertai persyaratan yang ketat untukpelaksanaan penambangannya), , peruntukan pelayanan umum(pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta keamanan dankeselamatan), peruntukan militer, dan lain-lain sesuai denganperan dan fungsi kota.

    P d P R T t R Wil h K t

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    25/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    di wilayah kota atau sampai batas negara yang disepakati secarainternasional apabila kota terkait berbatasan laut dengan negara lain;

    c. rencana pola ruang wilayah kota dapat digambarkan dalam beberapalembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks petaRupa Bumi Indonesia (RBI) atau mengikuti ketentuan Bakosurtanal.Untuk wilayah kota yang memiliki wilayah pesisir dan kelautan perludilengkapi dengan peta batimetri (yang menggambarkan kontur laut)skala 1:25.000; dan

    d. pengambaran rencana pola ruang wilayah kota harus mengikutiperaturan perundangan-undangan terkait pemetaan rencana tataruang.

    1. rencana pola ruang untuk ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalambumi wilayah kota akan diatur lebih lanjut dengan pedoman tersendiri;

    2. harus mengikuti peraturan perundang-undangan terkait;

    Ilustrasi peta rencana pola ruang wilayah kota seperti tercantum pada Gambar2.2. Sedangkan contoh peta rencana pola ruang wilayah kota ditunjukkan padaLampiran III pedoman ini.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    26/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Departemen Pekerjaan Umum 21

    Gambar 2.2

    Ilustrasi Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    27/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    2.4.4 Penetapan Kawasan Strategis Kota

    Kawasan strategis kota merupakan wilayah yang penataan ruangnya

    diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kotadi bidang ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

    Kawasan strategis kota berfungsi:

    1. mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikanketerpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutandalam mendukung penataan ruang wilayah kota;

    2. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi,sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalamwilayah kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadapwilayah kota bersangkutan;

    3. sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRWkota; dan

    4. sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota.

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    28/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Departemen Pekerjaan Umum 23

    Gambar 2.3

    Penetapan Kawasan Strategis Kota

    U

    Sumber : Hasil Kajian Tim

    U

    Sumber : Hasil Kajian Tim

    U

    Sumber : Hasil Kajian Tim

    Batas Propinsi

    Batas Kabupaten

    Batas Kecamatan

    Batas Kelurahan

    Sungai

    Danau / Situ

    Jalan Kerta Api

    Jalan TOL

    Jalan Arteri Primer

    Jalan Kolektor Primer

    Jalan Kolektor Sekunder

    Rencana Jalan TOL

    Rencana Jalan Kolektor Primer

    Interchange

    Interchange

    Fly Over

    Rencana Jalan Kolektor Sekunder

    Terminal

    Stasiun KA

    Jalan Lokal Sekunder

    Kawasan Pertumbuhan Cepat

    Kawasan Revitalisasi / Diremajakan

    Kawasan Wisata Buatan Unggulan Kota

    Kawasan Pusat Pendidikan

    Kawasan Cagar Budaya (Bangunan Bersejarah)

    Kawasan Cagar Alam / Taman Hutan Rakyat

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    29/62

    y g y

    Kawasan strategis kota ditetapkan berdasarkan:

    1. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;

    2. nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensipenanganan kawasan;

    3. kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkanterhadap tingkat kestrategisan nilai ekonomi, sosial budaya, danlingkungan pada kawasan yang akan ditetapkan;

    4. daya dukung dan daya tampung wilayah kota; dan

    5. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

    Kawasan strategis kota ditetapkan dengan kriteria:

    1. memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsiyang ada di wilayah kota;

    2. dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan ekonomi yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatanekonomi yang memiliki:

    a. potensi ekonomi cepat tumbuh;

    b. sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;

    c. potensi ekspor;

    d. dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatanekonomi;

    e. kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

    f. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangkamewujudkan ketahanan pangan;

    g. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalamrangka mewujudkan ketahanan energi;

    h. sumber daya alam yang strategis untuk kepentingan pembangunankota; dan/atau

    i. pengaruh yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggaldi dalam wilayah kota.

    3. dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan sosial budaya seperti halnya:

    a. tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;

    b prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    30/62

    g. hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkanjatidiri maupun penanda (vocal point, landmark) budaya kota;dan/atau

    h. kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentinganpembangunan kota.

    4. merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah provinsi, antara lain:

    a) kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam

    strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;b) memiliki sumber daya alam strategis;c) memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan

    antariksa;d) memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;

    ataue) memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

    5. dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudutkepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti halnya:

    a. tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

    b. kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, floradan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punahyang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

    c. kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna airyang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;

    d. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbanganiklim makro;

    e. kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitaslingkungan hidup;

    f. kawasan rawan bencana alam; dan/atau

    g. kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam danmempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

    Kawasan strategis kota dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasionaldan/atau kawasan strategis provinsi, namun harus memilikikepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagiankewenangan yang jelas.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    31/62

    Contoh peta kawasan strategis kota, sebagaimana tercantum pada LampiranIV pedoman ini.

    2.4.5 Arahan Pemanfaatan Ruang

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota merupakan upaya perwujudanrencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama kotadalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahunperencanaan 20 (dua puluh) tahun.

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berfungsi:

    1. sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrogramanpemanfaatan ruang;

    2. sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan program utama (besaran,lokasi, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan);

    3. sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5(lima) tahunan pertama; dan

    4. sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota disusun berdasarkan:

    1. rencana struktur ruang dan pola ruang;

    2. ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;

    3. kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;dan

    4. prioritas pengembangan wilayah kota dan pentahapan rencana

    pelaksanaan program sesuai dengan RPJPD.

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota disusun dengan kriteria:

    1. mendukung perwujudan struktur ruang kota, pola ruang kota dan kawasanstrategis kota;

    2. mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;

    3. realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu

    perencanaan;

    4. konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baikdalam jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan

    5. sinkronisasi antar program harus terjaga.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    32/62

    2. Lokasi

    Lokasi adalah tempat dimana usulan program utama akan dilaksanakan.

    3. Besaran

    Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan programutama yang akan dilaksanakan.

    4. Sumber Pendanaan

    Sumber pendanaan dapat berasal dari APBN, APBD provinsi, APBD kota,dan/atau masyarakat.

    5. Instansi Pelaksana

    Instansi pelaksana adalah pihak-pihak pelaksana program utama yangmemiliki kewenangan dalam melaksanakan program, yaitu pemerintah,pihak swasta, dan masyarakat.

    6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan

    Usulan indikasi program utama direncanakan dalam kurun waktuperencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan,sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yangbervariasi sesuai kebutuhan. Penyusunan indikasi program utamadisesuaikan dengan pentahapan jangka waktu 5 tahunan RPJP DaerahKota.

    Arahan pemanfaatan ruang, sekurang-kurangnya memiliki muatan sebagaiberikut:

    A. perwujudan rencana struktur wilayah kota,A1. perwujudan pusat pelayanan kegiatan kota

    A2. perwujudan sistem jaringan prasarana kota, yang mencakup pulasistem prasarana nasional dan wilayah/regional dalam wilayah kota

    A2.1 perwujudan sistem jaringan transportasi di wilayah kota, yangmeliputi sistem prasarana transportasi darat, udara, dan air

    A2.2 perwujudan sistem jaringan sumber daya air

    A2.3 perwujudan sistem jaringan energi dan kelistrikan

    A2.4 perwujudan sistem jaringan telekomunikasi

    A2.5 perwujudan sistem persampahan, sanitasi dan drainase

    B. perwujudan pola ruang wilayah kota

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    33/62

    ruang kota. Tetapi pada masing-masing bagian dapat dijabarkan lebih rincisesuai kebutuhan pemanfaatan ruang masing-masing wilayah kota.

    Matrik susunan tipikal indikasi program utama dalam penyusunan RTRWkabupaten, sebagaimana tercantum pada Lampiran V pedoman ini.

    2.4.6 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

    Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota adalah ketentuanyang diperuntukkan sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputiketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan pemberianinsentif dan disinsentif, serta arahan sanksi dalam rangka perwujudan rencana

    tata ruang wilayah kota.

    Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota berfungsi:

    1. sebagai alat pengendali pengembangan kota;

    2. menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;

    3. menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruangyang telah sesuai dengan rencana tata ruang;

    4. meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tataruang; dan

    5. mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan

    6. melindungi kepentingan umum.

    Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota disusunberdasarkan:

    1. rencana struktur ruang dan pola ruang;2. tingkat masalah, tantangan, dan potensi yang dimiliki wilayah kota;

    3. kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;dan

    4. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

    Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota disusun dengan

    kriteria:

    1. terukur dan realistis; dan

    2. dapat diterapkan dan penetapannya melalui kesepakatan antar pemangkukepentingan.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    34/62

    b. ketentuan umum peraturan zonasi kota berfungsi sebagai:

    1) landasan bagi penyusunan peraturan zonasi pada tingkatan

    operasional pengendalian pemanfaatan ruang;2) dasar pemberian izin pemanfaatan ruang; dan

    3) salah satu pertimbangan dalam pengawasan pemanfaatan ruang.

    c. ketentuan umum peraturan zonasi disusun berdasarkan:

    1) struktur ruang dan pola ruang wilayah kota;

    2) karakteristik wilayah; dan

    3) peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.

    d. peraturan zonasi yang telah ditetapkan dalam RTRW kota yangberisikan:

    1) Deskripsi atau definisi pola ruang (jenis zona) yang telahditetapkan dalam rencana pola ruang;

    2) Tujuan atau kualitas ruang yang diharapkan untuk setiap jenispola ruang;

    3) Ketentuan umum yang merupakan ketentuan kinerja dari setiappola ruang yang meliputi: ketentuan intensitas pemanfaatanruang, tata masa bangunan, kepadatan bangunan, besarankawasan terbangun, besaran ruang terbuka hijau prasaranaminimum yang perlu diatur terkait pengendalian pemanfaatanruang;

    4) Ketentuan pemanfaatan ruang pada zona-zona yang dilewati olehsistem jaringan prasarana dan sarana wilayah kota mengikuti

    ketentuan perundang-undangan yang berlaku; dan5) ketentuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan

    pembangunan kota untuk mengendalikan pemanfaatan ruangpada kawasan lindung, kawasan rawan bencana, KawasanKeselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan kawasanlainnya.

    Contoh tabel ketentuan umum peraturan zonasi kota tercantum pada

    Lampiran VI pedoman ini

    2. Ketentuan perizinan harus memuat:

    a. ketentuan perizinan adalah ketentuan yang diberikan untuk kegiatanpemanfaatan ruang;

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    35/62

    2) peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.

    d. jenis-jenis perizinan terkait dengan pemanfaatan ruang:

    1) izin prinsip;

    2) izin lokasi;

    3) izin penggunaan pemanfaatan tanah;

    4) izin penggunaan bangunan; dan

    5) izin lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.

    e. mekanisme perizinan terkait pemanfaatan ruang yang menjadi

    wewenang pemerintah kota, termasuk pengaturan keterlibatanmasing-masing instansi perangkat daerah terkait dalam setiapperizinan yang diterbitkan;

    f. ketentuan teknis prosedural pengajuan izin pemanfaatan ruang danforum pengambilan keputusan atas izin yang akan dikeluarkan, yangakan menjadi dasar pengembangan Standar Operasional Prosedur(SOP) perizinan; dan

    g. ketentuan pengambilan keputusan apabila dalam dokumen RTRW

    kabupaten belum memberikan ketentuan yang cukup tentangperizinan yang dimohonkan oleh masyarakat, individual maupunorganisasi.

    3. Ketentuan pemberian insentif

    a. Ketentuan pemberian insentif adalah ketentuan yang mengaturtentang pemberian imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yangsejalan dengan rencana tata ruang.

    b. Ketentuan pemberian insentif berfungsi sebagai:

    1) perangkat untuk mendorong kegiatan dalam pemanfaatan ruangyang sejalan dengan rencana tata ruang; dan

    2) katalisator perwujudan pemanfaatan ruang.

    c. Ketentuan pemberian insentif disusun berdasarkan:

    1) struktur ruang dan pola ruang wilayah kota

    2) ketentuan umum peraturan zonasi kota; dan

    3) peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.

    d. Ketentuan insentif dari pemerintah kota kepada pemerintahkabupaten/kota lain yang saling berhubungan dapat diberikan dalambentuk:

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    36/62

    1) pemberian kompensasi;

    2) pengurangan retribusi;

    3) imbalan;

    4) sewa ruang dan urun saham;

    5) penyediaan prasarana dan sarana;

    6) penghargaan; dan/atau

    7) kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yangdiberikan oleh pemerintah kota penerima manfaat kepadamasyarakat umum.

    Ketentuan insentif dimaksud harus dilengkapi dengan besaran dan jeniskompensasi yang dapat diberikan.

    4. Ketentuan pemberian disinsentif :

    a. ketentuan pemberian disinsentif adalah ketentuan yang mengaturtentang pengenaan bentuk-bentuk kompensasi dalam pemanfaatanruang;

    b. ketentuan pemberian disinsentif berfungsi sebagai perangkat untukmencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yangtidak sejalan dengan rencana tata ruang.

    c. ketentuan pemberian disinsentif disusun berdasarkan:

    1) struktur ruang dan pola ruang wilayah kota;

    2) ketentuan umum peraturan zonasi kota; dan

    3) peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.

    d. ketentuan disinsentif dari pemerintah kota kepada pemerintahkabupaten/kota lain yang saling berhubungan dapat diberikan dalambentuk:

    1) pengenaan retribusi yang tinggi; dan/atau

    2) pembatasan penyediaan sarana dan prasarana.

    e. ketentuan disinsentif dari pemerintah kota kepada masyarakat umum(investor, lembaga komersial, perorangan, dan lain sebagainya), yangdiberikan dalam bentuk:

    1) pengenaan pajak/retribusi yang tinggi;

    2) pemberian persyaratan khusus untuk perizinan dalam rangkakegiatan pemanfaatan ruang oleh masyarakat umum; dan/atau

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    37/62

    a. Arahan pengenaan sanksi merupakan arahan ketentuan pengenaansanksi administratif kepada pelanggar pemanfaatan ruang, yang akanmenjadi acuan bagi pemerintah daerah kota.

    b. Arahan pengenaan sanksi administratif berfungsi sebagai:

    1) perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan ataumengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tataruang; dan

    2) penertiban pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencanatata ruang.

    c. Arahan pengenaan sanksi administratif ditetapkan berdasarkan:

    1) hasil pengawasanpenataan ruang;

    2) tingkat simpangan implementasi rencana tata ruang;

    3) kesepakatan antar instansi yang berwenang; dan

    4) peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya.

    d. Arahan pengenaan sanksi administratif dilakukan secara berjenjangdalam bentuk:

    1) peringatan tertulis;peringatan tertulis diberikan oleh pejabat yang berwenang dalampenertiban pelanggaran pemanfaatan ruang dapat memberikanperingatan tertulis melalui penerbitan surat peringatan tertulissebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.

    2) penghentian sementara kegiatan;

    penghentian kegiatan sementara dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

    a) penerbitan surat perintah penghentian kegiatan sementaradari pejabat yang berwenang melakukan penertibanpelanggaran pemanfaatan ruang;

    b) apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentiankegiatan sementara, pejabat yang berwenang melakukanpenertiban dengan menerbitkan surat keputusan pengenaansanksi penghentian sementara secara paksa terhadapkegiatan pemanfaatan ruang;

    c) pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertibandengan memberitahukan kepada pelanggar mengenaipengenaan sanksi penghentian kegiatan pemanfaatan ruangdan akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparatpenertiban;

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    38/62

    ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yangberlaku.

    3) penghentian sementara pelayanan umum;penghentian sementara pelayanan umum dilakukan melaluilangkah-langkah sebagai berikut:

    a) penerbitan surat pemberitahuan penghentian sementarapelayanan umum dari pejabat yang berwenang melakukanpenertiban pelanggaran pemanfaatan ruang (membuat suratpemberitahuan penghentian sementara pelayanan umum);

    b) apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang

    disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertibandengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksipenghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggardengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yangakan diputus;

    c) pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertibandengan memberitahukan kepada pelanggar mengenaipengenaan sanksi penghentian sementara pelayanan umum

    yang akan segera dilaksanakan, disertai rincian jenis-jenispelayanan umum yang akan diputus;

    d) pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepadapenyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikanpelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan secukupnya;

    e) penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanankepada pelanggar; dan

    f) pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian

    sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikantidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar sampaidengan pelanggar memenuhi kewajibannya untukmenyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tataruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

    4) penutupan lokasi;

    penutupan lokasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagaiberikut:

    a) Penerbitan surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yangberwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatanruang;

    b) Apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yangdisampaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan suratk k i l k i k d

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    39/62

    e) Pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi,untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembalisampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk

    menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tataruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

    5) pencabutan izin;

    pencabutan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagaiberikut:

    a) menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izinoleh pejabat yang berwenang melakukan penertiban

    pelanggaran pemanfaatan ruang;b) apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang

    disampaikan, pejabat yang berwenang menerbitkan suratkeputusan pengenaan sanksi pencabutan izin pemanfaatanruang;

    c) pejabat yang berwenang memberitahukan kepada pelanggarmengenai pengenaan sanksi pencabutan izin;

    d) pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban

    mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabatyang memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin;

    e) pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukanpencabutan izin menerbitkan keputusan pencabutan izin;

    f) memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai statusizin yang telah dicabut, sekaligus perintah untuk menghentikankegiatan pemanfaatan ruang secara permanen yang telahdicabut izinnya; dan

    g) apabila pelanggar mengabaikan perintah untuk menghentikankegiatan pemanfaatan yang telah dicabut izinnya, pejabatyang berwenang melakukan penertiban kegiatan tanpa izinsesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    6) pembatalan izin;

    pembatalan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagaiberikut:

    a) membuat lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antarapemanfaatan ruang menurut dokumen perizinan denganarahan pola pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruangyang berlaku;

    b) memberitahukan kepada pihak yang memanfaatkan ruangperihal rencana pembatalan izin agar yang bersangkutan

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    40/62

    e) menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabatyang memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin;dan

    f) memberitahukan kepada pemanfaat ruang mengenai statusizin yang telah dibatalkan.

    7) pembongkaran bangunan;

    pembongkaran bangunan dilakukan melalui langkah-langkahsebagai berikut:

    a) menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaranbangunan dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban

    pelanggaran pemanfaatan ruang;

    b) apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yangdisampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertibanmengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksipembongkaran bangunan;

    c) pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertibanmemberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaansanksi pembongkaran bangunan yang akan segera

    dilaksanakan; dan

    d) berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yangberwenang melakukan tindakan penertiban dengan bantuanaparat penertiban melakukan pembongkaran bangunansecara paksa.

    8) pemulihan fungsi ruang;

    pemulihan fungsi ruang dilakukan melalui langkah-langkahsebagai berikut:

    a) menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisibagian-bagian yang harus dipulihkan fungsinya dan carapemulihannya;

    b) pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaranpemanfaatan ruang menerbitkan surat pemberitahuan perintahpemulihan fungsi ruang;

    c) apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang

    disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertibanmengeluarkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihanfungsi ruang;

    d) pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban,memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaansanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    41/62

    melakukan tindakan paksa untuk melakukan pemulihan fungsiruang; dan

    g) apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampumembiayai kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintahdapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihandilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar di kemudianhari.

    9) denda administratif; yang dapat dikenakan secara tersendiri ataubersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif danbesarannya ditetapkan oleh masing-masing pemerintah daerahkota.

    Ketentuan pengenaan sanksi administratif ini dapat diatur lebih lanjutmelalui Peraturan Walikota

    Ketentuan lebih lanjut terkait pengenaan sanksi pidana dan sanksi perdatamengacu pada peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    42/62

    BAB III

    PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW KOTA

    Sebagai arahan pembangunan wilayah kota, proses dan prosedur penyusunan sampaidengan implementasi RTRW kota disyaratkan berlandaskan atas asas: keterpaduan;keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dankeberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentinganumum; kepastian hukum dan keadilan; dan akuntabilitas.

    Komponen utama penyusunan RTRW kota meliputi tahap persiapan, proses pengumpulandata dan informasi, proses analisis, proses perumusan konsepsi yang dituangkan dalamkonsep pengembangan dan materi teknis, serta penyusunan naskah Raperda. Sedangkanprosedur yang dilalui adalah pentahapan penyusunan RTRW kota yang melibatkan semuapemangku kepentingan dan prosedur legalisasi seperti digambarkan pada Diagram 3.1.

    Waktu yang dibutuhkan untuk proses penyusunan dan penetapan RTRW kota maksimalselama 24 (dua puluh empat) bulan, yang terdiri dari tahap persiapan, pengumpulan data,analisis, perumusan konsepsi, dan penyusunan Raperda membutuhkan waktu antara 8(delapan) bulan sampai dengan 18 (delapan belas) bulan, dan selebihnya digunakan untuk

    proses legalisasi sebagaimana pada Diagram 3.2.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    43/62

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

    Departemen Pekerjaan Umum 38

    Diagram 3.1

    Proses dan Prosedur Umum Penyusunan RTRW Kota

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    44/62

    Diagram 3.2

    Prosedur dan Masa Penyusunan RTRW Kota

    Dari diagram 3.1 dan diagram 3.2, secara umum proses dan prosedur penyusunan RTRWkota, meliputi tahapan sebagai berikut:

    A. Proses Penyusunan RTRW Kota

    1. persiapan penyusunan RTRW kota;

    2. pengumpulan data yang dibutuhkan

    3. pengolahan dan analisis data;

    4. perumusan konsepsi RTRW kota; dan

    5. penyusunan raperda RTRW kota.

    B. Prosedur Penyusunan RTRW Kota

    1. pembentukan tim penyusunan RTRW kota;

    2. pelaksanaan penyusunan RTRW kota;

    3. pelibatan peran masyarakat di tingkat kota dalam penyusunan RTRW kota;

    4. pembahasan raperda RTRW kota.

    ................

    3.1 Proses Penyusunan RTRW Kota

    3.1.1 Persiapan Penyusunan RTRW Kota

    1. Kegiatan Persiapan

    Kegiatan persiapan meliputi:

    a. Persiapan awal pelaksanaan, meliputi : pemahaman Kerangka AcuanKerja (KAK) atau Terms of Reference (TOR) dan penyiapan RencanaAnggaran Biaya (RAB);

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    45/62

    4) Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan,panduan wawancara, kuesioner, panduan observasi dandokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi peralatan dan personil

    yang dibutuhkan; dan

    d. Pemberitaan kepada publik perihal akan dilakukannya penyusunanRTRW kota.

    2) Hasil dari Pelaksanaan Kegiatan Persiapan

    Hasil dari kegiatan persiapan ini, meliputi:

    a. Gambaran umum wilayah perencanaan;

    b. Kesesuaian produk RTRW sebelumnya dengan kondisi dan kebijakansaat ini

    c. Hasil kajian awal berupa kebijakan terkait wilayah perencanaan, isustrategis, potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan, sertagagasan awal pengembangan wilayah perencanaan;

    d. Metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;

    e. Rencana kerja pelaksanaan penyusunan RTRW kota; dan

    f. Perangkat survei data primer dan data sekunder yang akandigunakan pada saat proses pengumpulan data dan informasi(survei).

    3) Waktu Kegiatan

    Untuk melaksanakan kegiatan persiapan ini dibutuhkan waktu 1 bulan,tergantung dari kondisi daerah dan pendekatan yang digunakan.

    3.1.2 Pengumpulan Data yang Dibutuhkan

    1. Kegiatan Pengumpulan Data

    Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah kota dan penyusunanrencana struktur dan pola ruang wilayah kota, harus dilakukan pengumpulandata primer dan data sekunder.

    Pengumpulan data primer dapat meliputi :

    a. Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapta dilaksanakan melaluipenyebaran angket, temu wicara, wawancara orang per orang dan lainsebagainya

    b. Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah kota secaralangsung melalui kunjungan ke semua bagian wilayah kota

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    46/62

    2) Citra satelit1 untuk memperbaharui (update) peta dasar danmembuat peta tutupan lahan

    3) Peta batas wilayah administrasi,

    4) Peta batas kawasan hutan,

    5) Peta informasi analisis kebencanaan (kegempaan, bahaya gunungapi, dll), dan

    6) Peta identifikasi potensi sumberdaya alam.

    b. Data dan informasi

    1) Data dan informasi kebijakan penataan ruang terkait (RTRW provinsi,RTR KSN, RTRW kota sebelumnya).

    2) RPJP Kota dan RPJM Kota, untuk kota-kota yang telah memilikiRPJP dan RPJM

    3) Data tentang kependudukan

    4) Data tentang prasarana, sarana, dan utilitas wilayah

    5) Data perekonomian wilayah

    6) Data tentang kemampuan keuangan pembangunan daerah

    7) Data kondisi fisik/ lingkungan dan sumber daya alam termasukpenggunaan lahan eksisting

    8) Data dan informasi tentang kelembagaan pembangunan daerah

    9) Data dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral,terutama yang merupakan kebijakan pemerintah pusat

    10) Peraturan-perundang undangan terkait

    Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atauinstansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, sertavariabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan dalampengumpulan data. Data dalam bentuk data statistik dan peta, serta informasiyang dikumpulkan berupa data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahunterakhir dengan kedalaman data setingkat kelurahan/desa. Dengan databerdasarkan kurun waktu tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran

    perubahan apa yang terjadi pada wilayah kota.

    2. Hasil dari Pelaksanaan Kegiatan

    Hasil kegiatan pengumpulan data harus didokumentasikan sebagai bagiandalam Buku Data dan Analisis.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    47/62

    ketersediaan data di daerah maupun jenis pendekatan dan metoda yangdigunakan pada tahap ini.

    3.1.3 Pengolahan dan Analisis Data

    1. Kegiatan Pengolahan dan Analisis Data

    Secara garis besar ada dua rangkaian analisis utama yang harus dilakukandalam penyusunan RTRW Kota. Pertama, analisis untuk menggambarkankarakteristik tata ruang wilayah kota. Kedua analisis potensi dan masalahpengembangan kota.

    Karakteristik tata ruang wilayah kota yang harus digambarkan, meliputi :

    a) Kedudukan dan peran kota dalam wilayah yang lebih luas (regional)

    1) Kedudukan dan peran kota dalam sistem perkotaan nasional

    2) Kedudukan dan peran kota dalam rencana tata ruang kawasanmetropolitan (bila masuk dalam kawasan metropolitan)

    3) Kedudukan dan peran kota dalam rencana struktur ruang provinsi

    4) Kedudukan dan peran kota dalam sistem perekonomian regional

    b) Karakteristik fisik wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:

    1) karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah,dan sebagainya);

    2) potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami dan bencanaalam geologi);

    3) potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas bumidan air tanah); dan

    4) kesesuaian lahan pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan,dan sebagainya).

    c) Karakteristik sosial-kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi:

    1) sebaran kepadatan penduduk di masa sekarang dan di masa yangakan datang (20 tahun);

    2) proporsi penduduk perkotaan dan perdesaan di masa sekarang dandi masa yang akan datang (20 tahun); dan

    3) kualitas SDM dalam mendapatkan kesempatan kerja.d) Karakteristik ekonomi wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:

    1) basis ekonomi wilayah;

    2) prospek pertumbuhan ekonomi wilayah di masa yang akan datang;dan

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    48/62

    Berdasarkan karakteritik tata ruang wilayah kota kemudian dilakukananalisis potensi dan masalah pengembangan kota yang meliputi :

    a) Analisis daya dukung wilayah kota serta optimasi pemanfaatan ruang;

    b) Analisis daya tampung wilayah kota;

    c) Analisis pusat-pusat pelayanan;

    d) Analisis kebutuhan ruang; dan

    e) Analisis pembiayaan pembangunan

    Hasil dari keseluruhan kegiatan analisis meliputi :

    a) visi pengembangan kota;

    b) potensi dan masalah penataan ruang wilayah kota dari multi aspek yangberpengaruh;

    c) peluang dan tantangan penataan ruang wilayah kota dari multi aspekyang berpengaruh;

    d) kecenderungan perkembangan dan kesesuaian kebijakan penataanruang wilayah kota;

    e) perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah kota yang meliputipengembangan struktur ruang seperti sistem perkotaan dan sistemprasarana, serta pengembangan pola ruang yang sesuai dalammenyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggunakan potensiyang dimiliki, mengelola peluang yang ada, serta dapat mengantisipasitantangan pembangunan ke depan;

    f) daya dukung dan daya tampung wilayah;

    2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

    Hasil kegiatan pengolahan data dan analisis didokumentasikan dalam bukuData dan Analisa. Pokok-pokok penting yang menggambarkan karakteristiktata ruang wilayah kota selanjutnya menjadi bagian awal dari buku RencanaTata Ruang Wilayah Kota.

    3. Waktu Kegiatan

    Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan analisis adalah antara 2-6 bulanbulan, bergantung pada kondisi data yang berhasil dikumpulkan dan metodapengolahan data yang digunakan.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    49/62

    a. Rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayahkota;

    b. Konsep pengembangan wilayah kota;

    Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagaidasar perumusan rencana tata ruang wilayah kota. Hasil kegiatanperumusan konsepsi RTRW yang berupa RTRW kota terdiri atas:

    a. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota

    b. Rencana Struktur Ruang Kota

    c. Rencana Pola Ruang Kotad. Penetapan Kawasan Strategis Kota

    e. Arahan Pemanfaatan Ruang

    f. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

    2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Perumusan Konsepsi

    Hasil kegiatan Perumusan Konsepsi RTRW Kota didokumentasikan dalambuku RTRW Kota yang merupakan materi teknis RTRW kota.

    3. Waktu Kegiatan

    Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perumusan konsep RTRW kotaadalah 2 - 7 bulan.

    3.1.5 Penyusunan Raperda RTRW Kota1. Kegiatan Penyusunan Raperda RTRW Kota

    Kegiatan penyusunan naskah Raperda RTRW kota merupakan prosespenuangan materi teknis RTRW kota ke dalam bentuk pasal-pasal danmengikuti kaidah penyusunan peraturan perundang-undangan khususnyaketentuan-ketentuan dalam UU No. 10 tahun 2004 tentang PeraturanPerundang-undangan.

    2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

    Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah naskah RancanganPeraturan Daerah tentang RTRW kota.

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    50/62

    melibatkan instansi terkait pemerintah kota, instansi terkait pemerintah provinsi,dewan perwakilan rakyat daerah, masyarakat, dan instansi terkait pemerintah pusat.

    Masyarakat yang menjadi pemangku kepentingan dalam penyusunan RTRW kotameliputi:

    1. Masyarakat perorangan;

    2. Organisasi masyarakat tingkat kota atau yang memiliki cakupan wilayah layanansatu kota atau lebih dari kota yang sedang melakukan penyusunan RTRW kota;

    3. Perwakilan organisasi masyarakat tingkat kota dan kabupaten/kota yangberdekatan sistemik dari daerah yang dapat terkena dampak dari penataan ruangdi daerah yang sedang disusun RTRW kota-nya; dan

    4. Perwakilan organisasi masyarakat tingkat kota dan kabupaten/kota dari daerahyang dapat memberikan dampak bagi penataan ruang di daerah yang sedangdisusun RTRW kotanya.

    Prosedur penyusunan RTRW kota meliputi:

    1. Pembentukan tim penyusun RTRW kota yang beranggotakan unsur-unsur daripemerintah daerah kota;

    2. Pelaksanaan penyusunan RTRW kota;

    3. Pelibatan peran mayarakat di tingkat kota dalam penyusunan RTRW kota melalui:

    a. Pada tahap persiapan pemerintah telah melibatkan masyarakat secara pasifdengan pemberitaan mengenai informasi penataan ruang melalui:

    1) Media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah);

    2) Brosur, leaflet, flyers, surat edaran, buletin, jurnal, buku;

    3) Kegiatan pameran, pemasangan poster, pamflet, papan pengumuman,billboard;

    4) Kegiatan kebudayaan (misal: pagelaran wayang dengan menyisipkaninformasi yang ingin disampaikan di dalamnya);

    5) Multimedia (video, VCD, DVD);

    6) Website;

    7) Ruang pamer atau pusat informasi; dan/atau

    8) Pertemuan terbuka dengan masyarakat/kelompok masyarakat.

    b. Pada tahap pengumpulan data, peran masyarakat/organisasi masyarakatakan lebih aktif dalam bentuk:

    1) Pemberian data & informasi kewilayahan yang diketahui / dimiliki

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    51/62

    1) Kotak aduan;

    2) Pengisian kuesioner, wawancara;

    3) Website, surat elektronik, form aduan, polling, telepon, pesansingkat/SMS;

    4) Pertemuan terbuka atau public hearings;

    5) Kegiatan workshop, focus group disscussion (FGD);

    6) Penyelenggaraan konferensi; dan/atau

    c. Pada tahap perumusan konsepsi RTRW kota, masyarakat terlibat secara aktif

    dan bersifat dialogis/komunikasi dua arah. Dialog dilakukan antara lain melaluikonsultasi publik, workshop, FGD, seminar, dan bentuk komunikasi dua arahlainnya.

    Pada kondisi keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan penataanruang telah lebih aktif, maka dalam penyusunan RTRW kota dapatmemanfaatkan lembaga/forum yang telah ada seperti:

    1) satuan kerja (task force/technical advisory committee);

    2) steering committee;3) forum delegasi; dan/atau

    4) forum pertemuan antar pelaku pembangunan.

    d. Pembahasan raperda tentang RTRW kota oleh pemangku kepentinganditingkat kota. Pada tahap pembahasan raperda ini, masyarakat dapatberperan dalam bentuk pengajuan keberatan/sanggahan terhadap raperdaRTRW kota melalui:

    1) Media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah);

    2) Website resmi lembaga pemerintah yang berkewenangan menyusunRTRW Kota;

    3) Surat terbuka di media massa;

    4) Kelompok kerja (working group/public advisory group); dan/atau

    5) Diskusi/temu warga (public hearings/meetings), konsultasi publik,

    workshops, focus group disscussion (FGD), charrettes, seminar,konferensi, dan panel.

    Proses dan Prosedur Penetapan RTRW kota

    Proses dan prosedur penetapan RTRW kota merupakan tindak lanjut dari proses dan

    Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    52/62

    2. Penyampaian raperda kota kepada Menteri untuk permohonan persetujuan substansidengan disertai rekomendasi gubernur, sebelum raperda kota disetujui bersamaantara pemerintah daerah kota dengan DPRD kota;

    3. Penyampaian raperda kota kepada gubernur untuk dievaluasi setelah disetujuibersama antara pemerintah daerah kota dengan DPRD kota; dan

    4. Penetapan rapeda kota tentang RTRW kota oleh Sekretariat Daerah kota.

    Keterkaitan substansi, tahapan, dan keterlibatan pihak-pihak dalam penyusunan RTRWkota, dapat dilihat pada Lampiran VIII pedoman ini.

    LAMPIRAN I

    SISTEMATIKA PENYAJIAN RTRW KOTA

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    53/62

    SISTEMATIKA PENYAJIAN RTRW KOTA

    Bab Uraian Isi Rencana

    I Pendahuluan

    1. Dasar hukum penyusunan RTRW kota.

    2. Profil wilayah kota, mencakup:

    a. Gambaran umum kota yang dilengkapi dengan peta orientasi dan

    pembagian wilayah kota;

    b. Kependudukan dan sumber daya manusia;

    c. Potensi bencana alam;

    d. Potensi sumber daya alam; dan

    e. Potensi ekonomi wilayah.3. Isu-isu strategis.

    4. Peta-peta mencakup sekurang-kurangnya mencakup:

    a. Peta orientasi;

    b. Peta guna lahan eksisting;

    c. Peta rawan bencana;

    d. Peta kepadatan penduduk eksisting;

    IITujuan,Kebijakan,

    dan Strategi

    1. Tujuan penataan ruang wilayah kota; dan2. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota.

    III

    Rencana

    Struktur

    Ruang

    1. Rencana pusat-pusat pelayanan di dalam wilayah kota;

    2. Rencana sistem prasarana di wilayah kota, mencakup:

    a. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat,

    transportasi laut dan transportasi udara;

    b. Rencana pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan;c. Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi ;

    d. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air kota,

    e. Rencana pengembangan infrastruktur kota, meliputi: sistem penyediaan air

    minum, sistem pengelolaan air limbah kota, sistem persampahan kota, sistem

    drainase kota, penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan saraja jaringan

    jalan pejalan kaki, jalur evakuasi bencana.

    Pada bagian ini dilampirkan peta rencana struktur ruang yang menggambarkan

    sistem pusat-pusat pelayanan beserta sistem jaringan prasarananya.

    Bab Uraian Isi Rencana

    Rencana pola ruang wilayah kota meliputi

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    54/62

    IVRencana

    Pola Ruang

    Rencana pola ruang wilayah kota, meliputi

    a. Rencana pola ruang kawasan lindung yang terdiri dari:

    - Hutan Lindung;

    -Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,yang meliputi kawasan bergambut dan kawasan resapan air;

    - Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan pantai,

    sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar

    mata air,

    - Ruang terbuka hijau kota (RTH) Kota, yang antara lain meliputi taman RT,

    taman RW, taman kota dan permakaman;

    - Kawasan suaka alam dan cagar budaya;

    - Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan tanah

    longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir;dan

    - Kawasan lindung lainnya.

    b. Rencana pola ruang kawasan budidaya yang terdiri dari:

    - perumahan yang meliputi perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang,

    dan rendah;

    - perdagangan dan jasa, yang meliputi pasar tradisional, pusat perbelanjaan

    dan toko modern;

    - perkantoran yang meliputi perkantoran pemerintahan (sipil dan militer) dan

    perkantoran swasta;

    - industri, yang meliputi industri rumah tangga/kecil

    - pariwisata, yang meliputi pariwisata budaya, pariwisata alam, dan

    pariwisata buatan;

    - ruang terbuka non hijau; dan

    - peruntukan lainnya, meliputi antara lain: ruang untuk evakuasi bencana

    (ruang-ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya yang dapat berubah fungsi

    menjadi melting point ketika bencana terjadi), pertanian, pertambangan(disertai persyaratan yang ketat untuk pelaksanaan penambangannya),

    peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal, peruntukan pelayanan

    umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta keamanan dan

    keselamatan), peruntukan militer, dan lain-lain sesuai dengan peran dan

    fungsi kota.

    Pada bagian ini dilampirkan peta rencana pola ruang yang menggambarkan

    semua delineasi peruntukkan ruang kawasan lindung wilayah kota dan kawasan

    budidaya wilayah kota.

    V

    Penetapan

    Kawasan

    Strategis

    Kota

    1. Lokasi dan jenis kawasan strategis kota; dan

    2. Peta kawasan strategis kota yang menunjukkan delineasi kawasan-kawasan

    strategis yang ada di wilayah kota.

    Bab Uraian Isi Rencana

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    55/62

    VIArahanPemanfaatan

    Ruang

    Tabel indikasi program utama jangka panjang yang dirinci pada program jangka

    menengah lima tahunan kota, yang mencakup indikasi program utama, lokasi,

    besaran, waktu pelaksanaan, perkiraan pembiayaan, sumber dana, kelembagaandan instansi pelaksana yang distrukturkan dalam:

    1. Indikasi program perwujudan rencana struktur wilayah kota,

    2. Indikasi program perwujudan rencana pola ruang wilayah kota,

    3. Indikasi program perwujudan kawasan strategis kota.

    VII

    Ketentuan

    Pengendalian

    pemanfaatan

    Ruang

    1. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur dan pola ruang wilayah kota;

    2. Ketentuan umum perizinan, meliputi:

    Daftar semua perizinan di wilayah kota baik saat ini maupun rencana;

    Mekanisme perizinan yang terkait dengan pemanfaatan ruang; dan

    Arahan pengambilan keputusan terkait dengan perizinan yang akan

    diterbitkan.

    3. Ketentuan umum insentif-disinsentif, meliputi:

    Insentif-disinsentif kepada pemerintah kabupaten/kota lainnya; maupun

    Insentif-disinsentif kepada masyarakat.

    4. Arahan sanksi administratif yang diberikan kepada:

    Pelanggar pemanfaatan ruang yang tidak pernah mengajukan perizinan

    pemanfaatan ruang;

    Pemohon izin pemanfaatan ruang yang tidak memenuhi ketentuan

    sebagaimana izin pemanfaatan ruang yang diminta; dan

    Pemberi izin yang melanggar kaidah dan ketentuan pemanfaatan ruang.

    LAMPIRAN II

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    56/62

    L-4

    LAMPIRAN II

    CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA

    LAMPIRAN III

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    57/62

    L-5

    LAMPIRAN III

    CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA

    LAMPIRAN IV

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    58/62

    L-6

    LAMPIRAN IVCONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS DI WILAYAH KOTA

    LAMPIRAN V

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    59/62

    L-7

    LAMPIRAN V

    MATRIK SUSUNAN TIPIKAL INDIKASI PROGRAM UTAMA

    DALAM PENYUSUNAN RTRW KOTA

    NoProgramUtama

    Lokasi Besaran

    Waktu PelaksanaanSumber

    DanaInstansi

    PelaksanaPJM-1 (x1-x5) PJM-2(x5-x10)

    PJM-3(x11-x15)

    PJM-4(x15-x20)

    Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

    A Perwujudan Struktur Ruang

    1

    Perwujudan Pusat Pusat Pelayanan1.1. .

    1.2. .

    2

    Perwujudan Sistem Prasarana2.1. Transportasi

    *. .

    *. .

    2.2. JaringanEnergi/Listrik

    *. .

    *. .

    2.3. .

    *. .

    *. .

    B Perwujudan Pola Ruang

    1

    PerwujudanKawasan Lindung

    *. .

    *. .

    2

    PerwujudanKawasanBudidaya

    *. .*. .

    C Perwujudan Kawasan Strategis Kota1 1.1. .

    *. .

    *. .

    1.2. ..

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    60/62

    LAMPIRAN VII

  • 7/29/2019 SNI RTRW Kota

    61/62

    L-9

    KETERKAITAN SUBSTANSI, TAHAPAN, DAN KETERLIBATAN PIHAK-PIHAK DALAM PENYUSUNAN RTRW KOTA

    ProsesKegiatan

    Proses Penyusunan

    Persiapan Pengumpulan Data Pengolahan data & analisisPerumusan Konsepsi

    RTRWPenyusunan RAPERDA

    RTRW Provinsi

    RINCIANKEGIATAN

    Persiapan Penyusunanmeliputi:Persiapan awal:pemahaman terhadapTOR/KAK penyiapananggaran biaya

    Kajian awal datasekunder : review rtrwkota dan kebijakanlainnya

    Persiapan teknispelaksanaan :penyusunan metodologi,rencana rinci danpenyiapan rencanasurvei

    Selain itu, dilakukanpemberitaan penyusunanRTRW kepada masyarakatmelalui media massa(cetak dan elektronik).

    Pengumpulan data/petadilakukan dengan surveiprimer (observasi lapangan,wawancara, penyebarankuesioner) dan surveisekunder

    Data yang diperlukan :1. Peta

    Peta-peta : Peta RBI Peta citra satelit Peta potensi sda Peta potensi

    kebencanaan

    2. Data dan informasi: Kebijakan penataan

    ruang terkait Kebijakan sektoral Kondisi fisik lingkungan Kondisi prasarana dan

    sarana wilayah Kependudukan Perekonomian Kelembagaan

    Peraturan perundang-undangan terkait

    1. Analisis karakteristikwilayah Kedudukan dan peran

    kota dalam wilayah yanglebih luas

    Karakteristik fisik

    wilayah Karakteristik sosial

    kependudukan Karakteristik

    perekonomian Kemampuan keuangan

    daerah

    2. Analisis potensi danmasalah pengembangan

    wilayah A