review rtrw kota semarang

43
Kelompok: Andiri Rahadian Faradina Ilma Nurma Kumaladewi Shahnaz Acrydiena

Upload: shahnaz-acrydiena

Post on 14-Jun-2015

2.624 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review RTRW kota semarang

Kelompok:Andiri Rahadian

Faradina IlmaNurma KumaladewiShahnaz Acrydiena

Page 2: Review RTRW kota semarang

Latar Belakang

Konsep Pembangunan Wilayah Berkelanjutan:

- Pilar pembangunan berkelanjutan

- Model Compact City sebagai salah satu solusi

Kriteria Muatan Rencana Tata Ruang dalam Kaitannyadengan Pembangunan Wilayah Berkelanjutan

Analisis SWOT Kota Semarang

Rumusan Usulan Strategi Pembangunan berdasarkananalisis SWOT

Evaluasi RTRW Kota Semarang ditinjau dari efektivitaspenyelesaian masalah perkotaan

Kesimpulan Hasil Evaluasi

Rekomendasi Perbaikan

Page 3: Review RTRW kota semarang

• Sebagai kota dengan jumlah penduduk terbesar ke-8 diIndonesia (BPS, 2010), Kota Semarang dihadapkan padaberbagai permasalahan akibat tingginya arus urbanisasi

• Disisi lain, Undang-Undang mengamanatkan disusunnya RTRW sebagai instrumen pengendalian pembangunan

• Perlu dilakukan evaluasi untuk melihat efektivitas RTRW Kota Semarang dalam mengakomodir potensi dan mengatasipermasalahan yang terjadi di Kota Semarang

Page 4: Review RTRW kota semarang

• Kota Semarang terdiri atas 16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan

• Topografi Kota terdiri dari derah pantai, dataran rendah, dan perbukitan

• Dilintasi oleh sungai-sungai besar ,dan pada musim hujan, Kota Semarang sebagai daerah hilir, seringkali dilanda banjir akibat dari limpasan debit air dari sungai-sungai besar yang melintas tersebut

• Luas wilayah Kota Semarang sebesar 373,70 Km2 dengan penggunaan lahannya berupa lahan sawah seluas 39,56 Km2 (10,59%) dan 334,14 Km2 (89,41%) bukanlahan sawah

• Sebaran penduduk kota belum merata. Kecamatan Semarang Tengah merupakan wilayah terpadat, sedangkan Kecamatan Mijen merupakan wilayah dengan kepadatan terendah

• Dari sisi ekonomi, terdapat 2 sektor yang cukup besar sumbangannya dalam PDRB atas dasar harga berlaku, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan

Page 5: Review RTRW kota semarang

LATAR BELAKANG

• kemajuan dan kemakmuran suatu kota atau wilayah lebihsering dilihat dari parameter ekonomi (PDRB, GDP)

• Pembangunan yang hanya berorientasi ekonomi akanmenimbulkan ketidak seimbangan dan cenderungmengabaikan kelestarian alam

Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai:

“ Pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhangenerasi saat ini tanpa mengurangi kesempatan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya”

Page 6: Review RTRW kota semarang

PEMBANGUNAN KOTA

BERKELANJUTAN

SOSIAL

’ EKONOMI

TATA KELOLA PEMERINTAHAN KOTA YANG BAIK

LINGKUNGAN

Page 7: Review RTRW kota semarang

Compact city:

• suatu pendekatan dalam perencanaan kota yang didasarkan pada pengembangan secara intensif dalam kawasan perkotaan eksisting atau pada kota-kota dengan kepadatan yang relatif tinggi, dengan membatasi pertumbuhannya (Cowan, 2004)

• argumen kunci dalam konsep compact city adalah adanyasistem transportasi yang berorientasi pada angkutan umum, pencegahan penggunaan kendaraan bermotor serta pembatasan jumlah perjalanan komuter. (Marcotullio, P.J. 2001)

Page 8: Review RTRW kota semarang

A. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Dengan diberlakukannya kebijakan nasional penataan ruangtersebut, maka tidak ada lagi tata ruang wilayah yang tidakdirencanakan

B. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup Pasal 14 menyatakan KLHS wajib disusunoleh pemerintah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunanberkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalampembangunan suatu wilayah

Page 9: Review RTRW kota semarang

Dalam kerangka KLHS, diharapkan agar RTR yang disusun dapat menjawabpertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Apakah rancangan RTR berpotensi:

1. Mendorong timbulnya percepatan kerusakan sumber daya alam (hutan, tanah, air atau pesisir) dan pencemaran lingkungan yang kini tengah berlangsung disuatu wilayah atau DAS?

2. Meningkatkan intensitas bencana banjir, longsor, atau kekeringan di wilayah-wilayah yang saat ini tengah mengalami krisis ekologi?

3. Menurunkan mutu air dan udara termasuk ketersediaan air bersih yang dibutuhkan oleh suatu wilayah yang berpenduduk padat?

4. Meningkatnya jumlah penduduk golongan miskin sebagai akibat adanyapembatasan baru atas akses dan kontrol terhadap sumber-sumber alam yang semula dapat mereka akses?

5. Mengancam keberlanjutan penghidupan (livelihood sustainability) suatukomunitas atau kelompok masyarakat tertentu di masa mendatang?

(Sumber: KemenLH)

Page 10: Review RTRW kota semarang

Muatan RTRW Kriteria

1 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Mampu merangkum arah pembangunan berdasarkan potensi dan

karakteristik kota dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan

lingkungan

2 Rencana Struktur Ruang

a. Rencana Pusat-pusat Pelayanan Mendukung persebaran pusat-pusat pelayanan secara merata untuk

menghindari penumpukan aktivitas

b. Rencana sistem prasarana

1) Rencana sistem jaringan

transportasi

Mengembangkan sistem jaringan jalan yang terpadu dalam rangka

kemudahan aksesibilitas disesuaikan dengan prediksi kebutuhan

volume jalan

Mendorong pengembangan moda transportasi publik massal untuk

mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi

2) Rencana sistem prasarana lainnya

a) Sistem energi kelistrikan Mampu menjangkau pusat-pusat permukiman secara merata

b) Sistem jar. telekomunikasi Mampu menjangkau pusat-pusat permukiman secara merata

c) Sistem jar. SDA Mengidentifikasi wilayah sungai termasuk waduk, situ, dan embung

Adanya pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai

untuk melindungi fungsinya

Mendorong sistem penyediaan air bersih berbasis PDAM sehingga

mengurangi penggunaan ABT

Mengembangkan sistem pengendali banjir kota

Page 11: Review RTRW kota semarang

Muatan RTRW Kriteria

d) Infrastruktur perkotaan

1 Air limbah Terdapat sistem pengolahan air limbah baik limbah domestik maupun industri

2 persampahan Jumlah TPA dan TPS sesuai kebutuhan dan memenuhi criteria penempatan

lokasi

Jalur pengangkutan sampah mampu menjangkau pusat-pusat permukiman

secara merata

3 drainage Terbangun secara terstruktur sesuai dengan standar kebutuhan drainage

untuk menghindari permasalahan banjir

4 pejalan kaki Tersedia secara merata dalam kondisi baik serta terintegrasi dengan sistem

jaringan jalan

3 Rencana Pola Ruang

a. Rencana Kawasan Lindung

1) Hutan lindung Dipertahankan keberadaannya

Adanya pengendalian yang ketat terhadap pemanfaatan lahan sekitar hutan

lindung untuk menghindari perambahan hutan

2) Kaw. resapan air Pengendalian yang ketat terhadap pemanfaatan ruang sekitar kawasan

3) Kaw. lindung setempat

(sempadan)

Pengendalian yang ketat terhadap pemanfaatan ruang sekitar kawasan

4) RTH kota Adanya arahan untuk pemenuhan RTH perkotaan sebesar 30% dari luas kota

melalui:

- Pembangunan RTH baru

- Revitalisasi RTH yang terlantar

- Pemeliharaan dan peningkatan fungsi RTH yang sudah ada

5) Kawasan cagar budaya Revitalisasi kawasan cagar budaya

6) Kawasan rawan bencana

alam

Upaya pembebasan kawasan dari aktivitas dan pembangunan

Page 12: Review RTRW kota semarang

Muatan RTRW Kriteria

b Rencana Kawasan Budidaya

1) Kaw. perumahan Perumahan kepadatan tinggi didorong di pusat kota dengan arahan pertumbuhan

hunian secara vertikal

Perumahan kepadatan sedang dan rendah dilokasikan di daerah pinggiran kota

dengan menjaga agar pertumbuhannya tidak mengganggu luasan kawasan lindung

2) Kaw.

Perdagangan dan

jasa

Didorong pertumbuhannya secara vertikal di pusat kota

Persebaran kawasan pusat perbelanjaan skala besar perlu diperhatikan agar tidak

menambah beban aktivitas pusat kota

3) Kaw. perkantoran Didorong pertumbuhannya secara vertikal di pusat kota

4) Kaw. Industri Dibatasi pertumbuhannya agar tidak mengganggu kawasan dengan fungsi lindung

dan tidak menambah beban lingkungan akibat limbah produksi

5) Kaw. Pariwisata Didorong perkembangannya melalui infrastruktur yang memadai

Disusun arahan pemanfaatan yang secara khusus mampu mengangkat potensinya

6) Kaw. Ruang

terbuka non hijau

Ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis di pusat kota sebagai media sosialisasi

7) Peruntukkan

ruang sektor

informal

Dialokasikan pertumbuhannya pada titik-titik tertentu dengan dilengkapi prasarana

yang memadai (perparkiran, air bersih, listrik, dll)

8) Kaw. pertanian Dipertahankan keberadaannya dan dilindungi dari tekanan alih fungsi lahan

Page 13: Review RTRW kota semarang

Muatan RTRW Kriteria

4 Rencana Pengembangan Kawasan Strategis

a. Kaw. Strategis

pertumbuhan

ekonomi

Dipertahankan di pusat kota

Didukung dengan infrastruktur sehingga berdaya optimal

b. Kaw. Strategis

bidang daya dukung

lingkungan

Revitalisasi fungsi kawasan dan perlindungan terhadap aktivitas yang

mengganggu fungsi

c. Kaw. Strategis

bidang sosial

budaya

Revitalisasi fungsi kawasan dan dukungan kegiatan yang mendukung

kepariwisataan

Page 14: Review RTRW kota semarang

A. STRENGHT

1. Memiliki posisi geostrategis sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah dan berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa

2. Memiliki potensi pariwisata alam dengan kondisi topografi yang terdiri dari Kota Bawah dan Kota Atas

3. Memiliki potensi pariwisata sosial budaya karena memiliki bangunan-bangunan peninggalan sejarah dan keragaman etnis, budaya dan agama masyarakat

4. Adanya sarana pendidikan tinggi berskala nasional-internasional yaitu Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang

5. Masih adanya kawasan dengan fungsi lindung di terutama di Kota Atas

6. Pesatnya laju pertumbuhan sektor perdagangan, jasa, dan industri Kota Semarang

Page 15: Review RTRW kota semarang

B. WEAKNESS

1. Rob dan Banjir di terutama di Kota Semarang bagian utara

Dikarenakan adanya penurunan muka tanah (land subsidance)

Pengambilan air tanah

Reklamasi pantai

Penambahan luasan kawasan terbangun

2. Kemacetan lalu lintas

Kualitas transportasi publik yang kurang baik

Beberapa titik kemacetan: Jatingaleh, Kaligawe, dan SimpangLima

Page 16: Review RTRW kota semarang

3. Konversi Lahan yang tidak terkendali khususnya lahan pertanian

terjadi konversi lahan pertanian seluas 60,63 ha selama kurun waktu 2000-2009

Pola konversi terjadi di daerah pinggiran seperti Kecamatan Gunungpati, Tembalang, Gayamsari

Keberadaan lahan pertanian harus dipertahankan terutama untuk daerah yang berfungsi resapan

Jika diabaikan akan berdampak buruk bagi kota bawah terutama masalah banjir

4. Rusaknya Ekosistem Mangrove dan Abrasi di Kawasan Pesisir Kota Semarang

Perakaran mangrove efektif untuk perangkap sedimen, memperlambatkecepatan arus dan mencegah erosi pantai

Tak adanya penahan gelombang (mangrove), makin membuat terkikisnyapesisir di sepanjang pantai utara Jawa

Kawasan pantai Semarang masih memiliki lahan ekosistem mangrove seluas36,51 Ha yang 11 hektar diantaranya semakin rusak kondisinya

Page 17: Review RTRW kota semarang

5. Kurangnya RTH di area perkotaan Kota Semarang

Konversi ruang terbuka hijau (RTH) menjadi bangunan menyebabkan degradasi kualiatas lingkungan Kota

Berkurangnya daerah resapan air, penghasil O2, penetralisir karbon, ruangaktivitas sosial, dan pengendali iklim mikro kota

Saat ini luasan RTH Kota Semarang adalah sebesar 7,71%, angka ini masih jauhdibawah target luasan RTH yang dimanatkan UUPR yaitu sebesar 30% dari luaskawasan perkotaan

No Kawasan Luas (Ha)

1 Taman Kota 15.70

2 Lapangan Olah Raga 72,99

3 Kawasan Hutan Non Budidaya 1.083,00

4 Pemakaman 270.50

5 Pekarangan dll 1.438,94

Total 2.881,13

Luas Kota Semarang 37.360,94

Prosentase RTH Kota Semarang 7,71%Sumber: Bappeda Kota Semarang 2012

Page 18: Review RTRW kota semarang

6. Munculnya pusat-pusat permukiman baru yang tidak terkendali

Faktor kepadatan penduduk dan meningkatnya harga lahan di pusat kota menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di pinggiran Kota Semarang

Munculnya lokasi-lokasi hunian baru di pinggiran Kota Semarang mendorong terjadinya pertumbuhan spasial yang tidak terkendalidan kecenderungan pemanfaatan lahan yang tidak efisien

7.Perkembangan aktivitas kawasan industri berpengaruh terhadap fungsi lindung kawasan

Peruntukan lahan bagi kawasan industri yang berlokasi di pinggiran kota dikhawatirkan perkembangannya akan berpengaruh terhadap luasan kawasan lindung

keberadaan kawasan industri membawa dampak langsung yang diterima oleh permukiman yaitu sprawling, kebisingan dan polusi

Page 19: Review RTRW kota semarang

1. Adanya kebijakan pengembangan ekonomi melalui pengembangan kawasan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang)

Poros Joglosemar dikembangkan menjadi segitiga emas lokomotif pengembangan ekonomi mulai bisnis, jasa, pariwisata, industri, dan pembangunan infrastruktur

Upaya yang dilakukan melalui pembangunan infrastruktur dalam bentuk pengembangan bandar udara bertaraf internasional sertarencana pembangunan jalan tol Yogyakarta – Solo – Semarang

2. Adanya kerjasama investor terutama dalam bidang perdagangan dan jasa serta pariwisata

jumlah investor dan investasi selama 5 tahun telah mengalami kenaikan yaitu dari 1.560 investor pada tahun 2005 menjadi 2.253 investor pada tahun 2009

Kondisi ini perlu didukung perbaikan infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi

Page 20: Review RTRW kota semarang

1. Kedudukannya sebagai Ibukota Provinsi Jateng dapat menjadi ancaman urbanisasi yang besar dari kota-kota di sekitarnya.

Tingginya arus urbanisasi yang tidak diimbangi oleh perbaikan dan penambahan sarana prasarana akan menyebabkanterjadi ketimpangan supply dan demand sehingga berdampak pada kesemrawutan kota

2. Bagian utara Kota Semarang merupakan bagian kota yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa

Letaknya yang di bagian pesisir merupakan ancaman tenggelamnya bagian utara Kota Semarang

terjadi penurunan muka tanah di wilayah pesisir Kota Semarang sebesar 5,165 cm/tahun

Page 21: Review RTRW kota semarang

A. Strategi S-O Meningkatkan kerjasama regional dengan kota-kota disekitarnya

melalui perbaikan infrastruktur baik di bidang ekonomi, transportasi, pariwisata, dll

Memberikan kemudahan dalam berinvestasi dengan cara pengalokasian ruang untuk kegiatan perdagangan dan jasa serta penyediaan infrastruktur yang mendukung.

Pengaturan ruang-ruang kawasan budidaya secara optimal tanpa mengganggu luasan kawasan lindung.

B. Strategi S-T Pemanfaatan potensi ruang terbuka hijau di Kota Atas sebagai area

resapan air. Melakukan pengaturan kepadatan penduduk untuk menghindari

kekurangan pemenuhan prasarana dan sarana. Membentuk sub-sub pusat guna mendukung fungsi pusat kota

diantaranya untuk mencegah pertambahan kepadatan penduduk di pusat kota dan membatasi penggunaan sumberdaya di pusat kota.

Page 22: Review RTRW kota semarang

C. Strategi W-O

Memperbaiki infrastruktur transportasi untuk mengurangi kemacetan dan menunjang pengembangan kawasan Joglosemar

Kebijakan penataan prasarana sarana serta kepadatan bangunan di kota.

Perbaikan daerah pesisir untuk pengembangan wisata pesisir.

Kebijakan penataan daerah pinggiran

Perkembangan aktivitas kawasan industri berpengaruh terhadap fungsi lindung kawasan.

D. Strategi W-T

Pembatasan penggunaan ABT untuk kegiatan perkotaan terutama di bagian utara Kota Semarang

Memperbaiki sistem transportasi massal guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Pembuatan Peraturan tentang pengendalian konversi lahan pertanian subur di pinggiran Kota Semarang.

Menjaga dan melestarikan mangrove di daerah pesisir

Pembuatan Taman sebagai RTH khususnya di kawasan perkotaan

Penyediaan Prasarana dan sarana dasar yang memadai sesuai kebutuhan dan jumlah penduduk Kota Semarang

Page 23: Review RTRW kota semarang

A. Permasalahan kemacetan Kota Semarang

1. Ditinjau dari tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang

Pada kebijakan pengembangan pola ruang, terlihat adanyaarahan untuk mengoptimalkan pengembangan kawasan dipusat kota melalui perwujudan pemanfaatan ruang yang efisiendan kompak

Pemusatan aktivitas di pusat kota akan menambah beban lalulintas jalan, hal ini harus ditangani strategi transportasi yang tepat

Salah satu kebijakan pengembangan struktur ruang berbunyi“Peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusatkegiatan”

Page 24: Review RTRW kota semarang

2. Ditinjau dari rencana struktur ruang

a. Pusat-pusat pelayanan

• Kemacetan di Kota Semarang terpusat diBWK I, II, dan III

• Munculnya pusat-pusat permukimanbaru di daerahpinggiran kotaSemarang dapat dilihatsebagai potensikemacetan

• Pergerakan kendaraanakan menambahbeban jalan-jalanpenghubung

Page 25: Review RTRW kota semarang

b. Rencana sistem jaringan jalanKONSEP MODEL STRUKTUR JARINGAN a. RADIAL

- Inner Ring Road- Midle Ring Road- Outer Ring Road

b. KONSENTRIK- Internal Radial- Regional Radial

Ke JAKARTA

Ke SOLO

Ke SURABAYA

Konsep Pola Jalan Kota Semarang (Radial Konsentrik)

Page 26: Review RTRW kota semarang

c. Rencana Sistem Angkutan Umum

Dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan, sistem angkutanumum kota memegang peranan yang penting

Jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkatmenyebabkan pada titiktertentu luas jaringan jalan tidak akan mampu melayani kebutuhanpergerakan

Kondisi angkutan umum yang tidak nyaman serta trayek angkutan yang belum menjangkau seluruh bagian wilayah Kota Semarang menyebabkanpenggunaan angkutan umum belum menjadi prioritas warga kota.

Rencana angkutan umum yang dijabarkan pada rencana struktur masihbersifat umum

terlihat bahwa pemerintah daerah belum memiliki konsep yang jelasdalam pengambangan sistem transportasi berbasis angkutan umummassal

Page 27: Review RTRW kota semarang

1. Ditinjau dari rencana struktur ruang

Adanya rencana pengembangan infrastruktur:

a. pengembangan kolam tampung air di KecamatanSemarang Utara;

b. pengembangan tanggul pantai di Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan Genuk;

c. normalisasi aliran sungai di seluruh wilayah Kota Semarang;

d. peningkatan kualitas jaringan drainase di seluruh wilayahKota Semarang

Page 28: Review RTRW kota semarang

Pelabuhan

Tambak

Permukiman

Stasiun

Industri

Peta Guna Lahan Eksisting Semarang Utara

Pelabuhan, Bandara & Stasiun

Kaw. Mix-use

Kaw. Wisata

Kaw. Perdagangan & Jasa

Industri

Rencana Pola Ruang Semarang Utara

Page 29: Review RTRW kota semarang

RTH/lahan tidak terbangun

Permukiman

Peta guna lahan eksisting di Kec. Mijen, Kec. Gunung Pati, dan Kec. Ngaliyan

Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian Holtikultura

Permukiman

Peta Rencana Pola Ruang di Kec. Mijen, Kec. Gunung Pati, dan Kec. Ngaliyan

Ditinjau dari Rencana Pola Ruang

Page 30: Review RTRW kota semarang

1. Ditinjau dari tujuan, kebijakan, dan strategi penataanruang

Sudah termuat beberapa arahan pengelolaan kawasanpantai, diantaranya:

a. Melakukan penghijauan kawasan pantai; dan

b. Mengelola dan mengembangkan reklamasi pantai yang mendukung kelestarian lingkungan dan keberlanjutanpenghidupan masyarakat.

Strategi diatas masih bersifat umum dan belum adastrategi untuk memperbaiki ekosistem mangrove yang sudah rusak

Page 31: Review RTRW kota semarang

2. Ditinjau dari Rencana Pola Ruang Lokasi kawasan pantai berhutan bakau ditetapkan di kecamatan

Tugu dan Genuk Kebijakan mempertahankan kawasan pesisir terdapat pada

rencana kawasan lindung yaitu sempadan pantai Rencana sempadan pantai meliputi:

- perlindungan dan penguatan garis pantai- penghijauan sempadan pantai- pengaturan pemanfaatan sempadan pantai hasil reklamasi

dalam RTR juga disebutkan rencana untuk melakukan penanaman tanaman keras, tanaman perdu, dan pemasangan batu beton untuk melindungi pantai dari abrasi

3. Dintinjau dari arahan pengendalian pemanfaatan ruang belum dijabarkan instrument pengendalian yang secara khusus

mengatur pemanfaatan ruang pada kawasan pantai/pesisir

Page 32: Review RTRW kota semarang

1.Ditinjau dari tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang Adanya itikad pemerintah untuk menambah luasan RTH melalui

kebijakan pengelolaan kawasan lindunga yang berbunyi“peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh wilayah kota”

Kebijakan tersebut dijabarkan pada strategi yang berbunyi:1) Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau

yang ada; 2) Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih

fungsi; 3) Meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau di kawasan

pusat kota; dan4) Mengembangkan kegiatan agroforestry di kawasan pertanian

lahan kering yang dimiliki masyarakat

Page 33: Review RTRW kota semarang

2. Ditinjau dari rencana pola ruang

Rencana Pengembangan RTH Kota Semarang

Page 34: Review RTRW kota semarang

RTHKoridor hijau

RTH Kaw. Rawangerakan tanah danlongsor

RTH EkowisataHutan Produksi

Peta RencanaRTH Kota Semarang (2011-2031)

Page 35: Review RTRW kota semarang

Permasalahan minimnya luasan RTH……..(lanjutan)

3. Ditinjau dari arahan pemanfaatan ruang (indikasi program)

No Program Utama Lokasi Waktu Pelaksanaan Sumber

dana

Biaya Instansi

PelaksanaPJM I PJM II PJM III PJM IV

2016-2020 2021-2025 2026-2031

1 Penghijauan

sempadan pantai

Seluruh

wilayah

pantai

APBD 3.000 BLH, Din.

Pertanian,

DKP

2 Penghijauan

sempadan sungai

Seluruh

wilayah kota

APBD 3.000 BLH, Din.

Pertanian,

DKP

3 Penghijauan

sempada waduk

dan embung

Seluruh

wilayah kota

APBD 3.000 BLH, Din.

Pertanian,

DKP

4 Pengembangan

RTH

Seluruh

wilayah kota

APBD 30.000 Dintarsih,

Din.

Pertanian

Arahan pemenuhan RTH masih bersifat umum Diperlukan rencana aksi penambahan luasan RTH yang lebih operasional yang

menggambarkan program-program prioritas pembangunan RTH, lokasi, penambahanluasan, tahapan-tahapan pembangunan, dll agar target pemenuhan luasan RTH 30% betul-betul dapat tercapai.

Page 36: Review RTRW kota semarang

1. Ditinjau dari tujuan, kebijakan, dan strategi

Strategi yang ditetapkan untuk mencegah dan mengatasi tumbuhnya pusat-pusat permukiman baru adalah pengembangan ruang kota yang kompak dan efisien

Strategi ini sesuai dengan konsep pembangunanberkelanjutan yang salah satunya menerapkan compact city

Baru berupa arahan untuk memusatkan kepadatan dipusat kota belum berisi arahan untuk permukiman baruyang bermunculan di pinggir kota

Page 37: Review RTRW kota semarang

A

B

BB

C

Peta Rencana Zonasi kawasanperumahan

Perumahan kepadatan tinggi(BWK I, II, III, V)

Perumahan kepadatansedang (BWK IV, VI, VII, danX khusus kec. Tugu

Perumahan kepadatanrendah (BWK VIII, IX, dan X khusus kecamatan Ngaliyan)

B

A

C

Ditinjau dari rencana pola ruang

• Zonasi perumahan cukup tepat dansesuai dengan kondisi lapangan

• Belum mengakomodir pusat-pusatpertumbuhan baru seperti UNDIP diTembalang dan kawasan industri diNgaliyan yang berpotensi menjadikawasan berkepadatan tinggi

• Harus disusun RDTR untuk kawasantersebut untuk mengendalikansprawl

Page 38: Review RTRW kota semarang

1. Ditinjau dari tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang

Terdapat kebijakan pengembangan kawasan budidaya yang berbunyi“pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan dayadukung dan daya tampung lingkungan”

Sedangkan pada kebijakan tersebut terdapat strategi yang berbunyi“membatasi pengembangan kawasan industri”

2. Ditinjau dari rencana pola ruang

Terdapat 3 (tiga) klasifikasi kawasan industri di Kota Semarang, yaitu:

a. Kawasan berikat yang berlokasi di Kecamatan Semarang Utara danKecamatan Tugu

b. Kawasan industri dan pergudangan yang terletak di Kec. Genuk, Kec. Candisari, Kec. Mijen, Kec. Pedurungan, dan Kec. Semarang Timur

c. Kawasan industri kecil dan rumah tangga yang terdapat di Kec. Genuk dan Kec. Semarang Timur

Page 39: Review RTRW kota semarang

Peta guna lahan eksisting Kota Semarang

Kaw. industri

Tambak

Kaw. industri

Kaw. transportasi

Kaw. wisata

Peta Rencana Pola Ruang Kota Semarang(2011-2013)

Page 40: Review RTRW kota semarang

1. Kebijakan pembangunan yang ditetapkan melaluidokumen perencanaan tersebut belum menerapkanprinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan secaraholistik, terstruktur, dan spesifik

2. Beberapa strategi penyelesaian permasalahan yang dimuat masih bersifat umum dan belum menjabarkanlangkah-langkah penyelesaian masalah yang aplikatif

3. beberapa rencana penempatan dan pengembangankawasan-kawasan budidaya dalam rencana pola ruangdikhawatirkan akan mengganggu fungsi lindung yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungankehidupan di Kota Semarang secara keseluruhan

Page 41: Review RTRW kota semarang

1. Perlu dikembangkan sistem jaringan angkutan publik massal yang terintegrasi dan mampu menjangkau seluruh bagian wilayah kotauntuk mengantisipasi tren penggunaan kendaraan pribadi yang cenderung meningkat di masa yang akan datang yang berpotensimenimbulkan kemacetan dan menurunkan produktivitas kota.

2. Perlu dilakukan pembatasan aktivitas di Semarang Utara yang berpotensi meningkatkan penggunaan Air Bawah Tanah (ABT) yang berdampak pada penurunan muka air tanah dan peningkatan resikobanjir rob, selain itu perlu didorong penyelesaian masalah banjirmelalui pembangunan proyek-proyek pengendali banjir.

3. Perlu dilakukan pengendalian perizinan pembangunan yang ketatterutama pada kawasan-kawasan pinggiran Kota Semarang yang berfungsi sebagai daerah resapan air agar tidak beralih fungsimenjadi kawasan-kawasan terbangun.

4. Perlu disusun rencana aksi yang lebih rinci sebagai upayamemperbaiki dan menyelamatkan ekosistem di wilayah pesisir(mangrove dan pantai).

Page 42: Review RTRW kota semarang

5. Perlu disusun rencana aksi yang lebih rinci dalam upaya penambahan luasanRTH Kota Semarang yang antara lain dapat dilakukan melalui:

• Penambahan luasan RTH baru (pembebasan lahan untuk pembuatantaman kota)

• Revitalisasi RTH lama (pembebasan kawasan sempadan sungai, sempadanrel kereta, sempadan SUTET, dll untuk dikembalikan fungsinya sebagai RTH)

• Pemeliharaan dan peningkatan fungsi RTH lama (taman-taman kota yang selama ini pasif)

• Peningkatan kerjasama dengan sektor swasta dalam rangka penghijauan

6. Perlu disusun Rencana Detail Tata Ruang pada kawasan-kawasanpertumbuhan baru untuk mengendalikan dan menata pertumbuhan.

7. Perlu dilakukan pembatasan aktivitas kawasan Industri di dalam Kota Semarang karena keberadaannya mengancam fungsi lindung dan kelestarianlingkungan. Karena itu disarankan untuk mengalihkan kawasan industri padadaerah-daerah di luar batas administrasi Kota Semarang.

Page 43: Review RTRW kota semarang