pendahuluan indra pembau

3
Secara Fisiologis , penciuman dan pengecapan mempunyai hubungan yang erat . Secara umum keduanya digolongkan sebagaivisceral sense, karena berhubungan erat sekali dengan fungsi gastrro intestinal ( pencernaan ). Sel– sel reseptor untuk penciuman adalah sel–sel saraf bipolar yang berasal dari susunan saraf pusat sensori. Dendritnya tidak berupa serabut , tetapi berupa batang pendek yang sama lebarnya dengan soma sel . Ujung dendrite ini agak melebar dan terdapat rambut – rambut atau silia . Diantara sel–sel saraf indera ini ada sel – sel saraf penyokong yang pada ujungnya terdapat mikrovili. Sel–sel dendrite ini agak melebar dan terdapat rambut – rambut atau silia . Sel – sel ini mengeluarkan lendir . Diantara sel – sel tersebut ada muara kelenjar . getah sel – sel penyokong dan getah kelenjar itu ditutupi sel saraf indera tersebut ialah substansi yang dapat larut didalam zat cair yang menutupi sikia sel tersebut . Substansi yang berbau biasanya mempunyai 3 – 4 sampai 18 – 20 atom ( molekul – molekul ) dengan jumlah atom yang sama tetapi dengan rumus bangun yang berbeda juga berbeda baunya . Biasanya manusia dapat membedakan antara 2000 – 4000 bau . Manusia tidak dapat menbaui O2, CO2, dan CO. Perbedaan dalam konsentrasi dari substansi yang berbau dapat menimbulkan perbedaan dalam sensasi . Nervus olfaktorius (saraf cranial T ) melayani ujung organ pencium. Serabut – serabut ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung yang dikenal sebagai olfaktorik hidung, nervus olfaktorius dilapisi sel–sel yang sangat khusus , yang mengeluarkan fibril–fibril halus untuk berjalin dengan serabut–

Upload: aldhi-van-zantaniz

Post on 20-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

indra penghidu

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Indra Pembau

Secara Fisiologis , penciuman dan pengecapan mempunyai hubungan yang erat . Secara

umum keduanya digolongkan sebagaivisceral sense, karena berhubungan erat sekali dengan

fungsi gastrro intestinal ( pencernaan ). Sel– sel reseptor untuk penciuman adalah sel–sel saraf

bipolar yang berasal dari susunan saraf pusat sensori. Dendritnya tidak berupa serabut , tetapi

berupa batang pendek yang sama lebarnya dengan soma sel . Ujung dendrite ini agak melebar

dan terdapat rambut – rambut atau silia . Diantara sel–sel saraf indera ini ada sel – sel saraf

penyokong yang pada ujungnya terdapat mikrovili. Sel–sel dendrite ini agak melebar dan

terdapat rambut – rambut atau silia . Sel – sel ini mengeluarkan lendir . Diantara sel – sel tersebut

ada muara kelenjar . getah sel – sel penyokong dan getah kelenjar itu ditutupi sel saraf indera

tersebut ialah substansi yang dapat larut didalam zat cair yang menutupi sikia sel tersebut .

Substansi yang berbau biasanya mempunyai 3 – 4 sampai 18 – 20 atom ( molekul –

molekul ) dengan jumlah atom yang sama tetapi dengan rumus bangun yang berbeda juga

berbeda baunya . Biasanya manusia dapat membedakan antara 2000 – 4000 bau . Manusia tidak

dapat menbaui O2, CO2, dan CO. Perbedaan dalam konsentrasi dari substansi yang berbau dapat

menimbulkan perbedaan dalam sensasi . Nervus olfaktorius (saraf cranial T ) melayani ujung

organ pencium. Serabut – serabut ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung yang dikenal

sebagai olfaktorik hidung, nervus olfaktorius dilapisi sel–sel yang sangat khusus , yang

mengeluarkan fibril–fibril halus untuk berjalin dengan serabut–serabut dari bulbus olfaktorius .

Bulbus olfaktorius yang pada hakekatnya merupakan bagian dari otak yang terpencil , adalah

bagian yang agak berbentukbulbus (membesar) dari saraf olfaktorius yang terletak diatas

lempeng kroboformis tulang etmoid. Impuls – impuls bau dihantarkan oleh filum olfaktorium ke

bulbus olfaktorius . Di dalam bulbus olfaktorius cabang – cabang dendrite sel mitra.Serabut –

serabut dari sel berjalan melalui tructus olfaktorius dan berakhir melalui pemancar dalam dua

daerah utama pada lobus tempporalis otak yang masing – masing dinamakan area olfaktoria

medial dan area olfaktoria lateral , dimana impuls tersebut ditafsirkan .

Kita dapat mengidentifikasikan zat – zat yang dapat menyebabkan perangsang penciuman

yaitu :

a. zat harus mudah menguap , sehingga dapat dihirup dan masuk kelubang hidung

Page 2: Pendahuluan Indra Pembau

b. zat dapat larut dalam air , sehingga ia dapat melalui muskus untuk mencapai sel

olfaktoria

c. zat dapat larut dalam lipida . Hal ini diduga karena rambut olfaktoria dan ujung sel –

sel olfaktooria tediri dari zat – zat lipid .

Terdapat sekitar tujuh kelas perangsang penciuman primer yaitu yang mampu

merangsang sel – sel olfaktoria tertentu , yaitu kamfer / kapur barus (amphora cecua), wangi /

kasturi (musky), bunga (floral), permen (peppermint), ether, pedas, dan busuk . Rasa penciuman

ini sangat peka , dan kepekaannya mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama

untuk waktu yang lama .