pendahuluan hema1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pemeriksaan darah rutin merupakan salah satu hal yang harus
diketahui oleh para tenaga medis, karena hal tersebut merupakan dasar
dari rangkaian medis yang harus dilakukan sebelum atau sesudah
melakukan diagnosa ataupun tindakan medis lainnya. Selain itu
dengan pemeriksaan darah rutin pula kita dapat mengetahui keadaan
probandus dan mengaitkan keadaanya dengan aplikasi klinis yang
ada, seperti jika kekurangan Hb maka probandus dapat diperkirakan
menderita anemia.
Maka dari itu sebagai calon tenaga medis khususnya dokter gigi,
kitapun harus mengetahui cara kerja pemeriksaan tersebut agar
dikemudian hari pada saat menemui pasien kita sudah mengetahui apa
saja yang terlebih dahulu harus diperiksa pada pasien-pasien dengan
kelainan darah tertentu agar tidak menimbulkan kesalahan atau
kegawatan.
I.2 Tujuan
1. Mengetahui cara kerja pemeriksaan darah rutin
2. Mengetahui cara pemeriksaan kadar hemoglobin pada manusia
3. Mengetahui cara pemeriksaan jumlah leukoosit pada manusia
4. Mengetahui cara pemeriksaan laju endap darah pada manusia
I.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mempraktekkan cara kerja pengambilan
darah dan pemeriksaannya sehingga dapat mengetahui keadaan normal
atau tidaknya kadar hemoglobin, jumlah sel leukosit, dan laju endap
darah pada probandus.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemeriksaan kadar hemoglobina. Hemoglobin adalah protein respiratori, spektrum warna merah
hemaglobinmemberikan warna pada darah. Protein tersebut berfungsi untuk mengangkut oksigen ke jaringan dan membawa karbon dioksida kembali ke paru. Komponen utama hemoglobin adalah hame dan globin.Hemoglobin normal pada dewasa adalah hemoglobin A yang terdiri dari empat komponen hame dan empat rantai polipeptida dengan jumlah keseluruhan 547 asam amino. Rantai polipeptita ini mempunyai dua rantai alfa dan dua rantai beta, setiap rantai ini mengikat dua hame. Satu rantai alfa terbentuk dari 141 asam amino dan satu rantai beta terbentuk dari 146 asam amino. Fungsi dari hemoglobin selain untuk mengangkut oksigen ialah untuk molecular tranduser panas melalui siklus oksigenasi –deoksigenasi. Hemoglobin adalah modular metabolism eritrosit dan oksidasi hemoglobin petanda proses penuaan hemoglobin. Aktivitas enzimatik hemoglobin mempunyai peranan dalam interaksi dengan obat.Menurut Standley (2010) nilai hemoglobin yang normal pada wanita adalah di antara 12g/dl hingga 16g/dl. (repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21400/4chapter%2011.pdf)
b. KapilerKapiler sejati adalah jaringan anastomosis cabang samping dari pembuluh darah transit dan dikelilingi pada sisi hulu oleh sfingter prakapiler kecil yang mengandung otot polos (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, halaman 596)
c. VenaDinding venula hanya sedikit lebih tebal dari dinding kapiler, selain itu juda dinding vena lebih tipis dan mudah teregang. Dinding tersebut mengandung otot polos yang relative lebih sedikit namun dapat berkontraksi lebih kuat bila mendapat rangsangan dari sarafnoraderenergik vena dan vasokontriktordarah seperti endotelin. (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, halaman 599)
2. Jumlah Leukosita. Pada keadaan normal,darah manusia mengandung 4000 – 11.000 sel darah
putih per mikro liter.Jenis sel terbanyak adalah granulosit.sel granulosit muda memiliki inti berbentuk tapal kuda yang akan berubah menjadi multi
2
lobula dengan bertambahnya umur sel. Leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan terhadap masuknya benda lain dari dalam tubuh, khususnya mikroorganisme. Penurunan jumlah leukosit pada pasien yang menmgalami depresi sumsum tulang akibat kemoterapi antikanker seperti metotreksat dapat menyebabkan turunnya imunitas sehingga penderita menjadi rentan terhadap infeksi opoturnistik.
b. Bilik Hitung Neubauer Improved adalah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah leukosit yang dihitung dengan metode konvensional.
3. Laju Endap Daraha. Westergreen adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang
belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang belum spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akutdan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stressfisiologis (kehamilan).Metode LED Westergreen lebih baik daripada metode Wintrobe karena metode Westergreen memiliki panjang pipet yang lebih panjang ini menyebabkan hasil nilai pemeriksaan lebih baik.
3
BAB III
METODE PEMERIKSAAN
3.1 Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
3.1.1 Alat dan bahan
darah vena
HCL 0,1 N
Aquadest
Tabung pegencer panjang 12 cm, dinding bergaris
mulai angka 2 (bawah) s/d 22 (atas)
Tabung standart hemoglobin
Pipet hemoglobin dengan pipet karet panjang 12,5
terdapat angka 20 µl
Pipet HCL
Botol tempat aquadest dan HCL 0,1 N
Batang pengaduk (dari kaca) .
3.1.2 Cara kerja
Isi tabung dengan HCl 0,1 M sampai dengan angka
2
Hisap darah dengan pipet sampai angka 20 µl
Hapus darah dari ujung pipet
Tuang ke dalam tabung pengencer
Biarkan selama 1-3 menit
Tambahkan aquades tetes demi tetes sambil diaduk
sampai warna sama dengan tabung standar Hb.
Lihat skala
Interpretasikan hasil
3.2 Jumlah leukosit
3.2.1 Alat dan bahan
Darah vena
Larutan truk yang terdiri dari :
4
Gentian violet 1% : 1 ml.
Asam acetat glacial : 1 ml.
Aquadest : 100 ml.
Hemositometer :
Bilik hitung (neubauer improved atau
burker)
Pipet leukosit
Pipet eritrosit
Kaca penutup
Mikroskop
3.2.2 Cara kerja
Bilik hitung dicari dengan mikroskop, cari kotak
sedang dipojok bilik hitung
Hisap darah dengan pipet leukosit sampai angka1
(pengenceran 10 kali)
Hapus darah yang melekat pada ujung pipet
Hisap larutan turk sampai angka 11 (jangan sampai
ada gelembung udara)
Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet
dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
Kocok dengan arah horizontal selama 15-30 detik
Buang 3 tetesan pertama
Tuang pada bilik yang telah ditutup dengan kaca
penutup yang diletakkan di mikrospkop
Hitung sel leukosit dengan perbesaran obyektif 10
kali atau 40 kali, dengan perhitungan :
Σ Leukosit = jmlh leukosit dlm ktk sdg x 6 x10 x 10
Jumlah kotak
3.3 Laju endap darah (LED)
3.3.1 Alat dan bahan
5
Darah EDTA
Larutan truk Natrium Sitrat 3,8%
Tabung Westergreen
Rak westergreen
3.3.2 Cara kerja
Hisaplah dengan spuit steril Natrium Sitrat 3,8 %
sampai angka 150 atau 0,5 ml dan masukkan ke
dalam tabung
Hisaplah darah dengan spuit steril sampai angka 0
atau 2 ml dan masukkan ke dalam tabung yang
sama
Campurlah kedua larutan tersebut
Ambillah campuran tersebut dengan tabung
westergreen sampai angka 0
Letakkan secara tegak lurus pada rak westergreen,
diamkan selama 60 menit
Bacalah tingginya lapisan plasma dalam milimeter
dan laporkanlah angka tersebut sebagai laju endap
darah.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hari dan tanggal praktikum : Senin, 25 April 20111
Nama : Henry Fuji Antony
Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 6 Oktober 1992
Hasil praktikum :
a. Pemeriksaan kadar Hb :
Berdasarkan nilai rujukan menurut Dacie, kadar Hb pada laki-
laki dewasa yaitu 12,5 – 18,0 gr%. Hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan Hb pada Probandus adalah 12,8 gr% jadi probandus
tersebut dinyatakan kadar hemoglobinnya dalam keadaan normal.
b. Jumlah leukosit :
Berdasarkan nilai rujukan menurut Dacie, jumlah sel leukosit
pada laki-laki dewasa yaitu 4 – 11 ribu/mm3. Hasil yang diperoleh
dari pemeriksaan jumlah sel leukosit pada Probandus adalah 9.350,
jadi probandus tersebut dinyatakan jumlah sel leukositnya dalam
keadaan normal.
Perhitungan :
Rata-rata jumlah leukosit dalam kotak sedang : 88+99 / 2 =
93,5
Σ Leukosit = 93,5 x 16 x 10 x 10
16
= 9350
c. LED :
Berdasarkan nilai rujukan menurut Wetergreen, laju endap
darah pada pria yaitu 0 – 15 mm/jam. Hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan laju endap darah pada Probandus adalah 1 mm/jam,
jadi probandus tersebut dinyatakan laju endap darahnya dalam
keadaan normal.
7
B. Pembahasan
1. Hemoglobin
Pada pemeriksaan kadar Hb dengan menggunakan metode sahli
kemungkinan kesalahan adalah 10 % terjadi akibat keadaan alat standar
Hb yang sudah pucat dan volume pipet yang tidak tepat,hal ini juga terjadi
pada saat pemriksaan Hb yang dilakukan oleh kelompok kami dengan
kesalahan yang sama.
Sintesis Hemoglobin
Fungsi utama eritrosit adalah membawa O2 ke jaringan dan
mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru – paru.Untuk dapat
mencapai pertukaran gas ini,eritrosit mengandung protein khusus
hemoglobin.Tiap eritrosit mengandung sekitar 640 juta
hemoglobin.Tiap molekul hemoglobin ( Hb ) A pada orang dewasa
normal terdiri atas empat rantai polipeptida α2β2,masing –
masing dengan gugus hemenya sendiri.
Darah orang dewasa normal juga mengandung dua
hemoglobin lain dalam jumlah kecil yaitu HbF dan
HbA2.Keduanya mengandung rantai α,tetapi secara berurutan,
dengan rantai γ dan δ ,selain rantai β.Sinesis heme terutama
terjadi di mitokondria melalui suatu rangkaian reaksi biokimia
yang bermula dengan kondensasi glisin dan suksinin koenzim
A oleh kerja enzim kunci yang bersifat membatasi kecepatan
reaksi yaitu asam δ–aminolevulinat ( ALA ) sintase.Piridoksal
fosfat ( vitamin B6 ) adalah suatu koenzim untuk reaksi ini
yang dirangsang oleh eritroprotein.Akhirnya protoprofirin
bergabung dengan besi dalam bentuk ferro ( Fe2+) untuk
membentuk heme.
8
Masing – masing molekul heme bergabung dengan satu
rantai globin yang dibuat pada poliribosom.Suatu tetramer
yang terdiri dari empat rantai globin masing – masing dengan
gugus hemenya sendiri dalam satu ‘ kantung ‘ kemudian
dibentuk untuk menyusun satu molekul hemoglobin
( Hoffbrand,2005).
Gambar.rantai globin pada hemoglobin dewasa
Dalam pemeriksaaan kami terhadap darah probandus hasil
yang kami peroleh adalah 12, 8 % , sehingga dapat kami simpulkan
bahwa darah probandus Hbnya adalah normal.Dengan keterangan
sebagai berikut :
Nilai rujukan menurut DAICE
Dewasa Laki – Laki : 12,5 – 18,0 gr %
Dewasa Wanita : 11,5 – 16,5 gr %
Kekurangan Hb juga dapat menjadi indikasi bahwa pada probandus
mengalami anemia.Karena salah satu ciri utama penyakit anemia ialah
9
kurangnya Hemoglobin dalam tubuh,walaupun kurang akan eritrosit
juga mempengaruhinya.Anemia sendiri terdiri dari 6 macam yaitu :
a. Anemia mikrositik
b. Anemia normositik
c. Anemia makrositik
d. Anemia hipokrom
e. Anemia normokrom
f. Anemia hiperkrom
2. LED
LED tidak spesifik untuk penyakit ataupun gangguan kesehatan
tertentu.Perlu data – data lain untuk menyimpulkan penyebab dari
naiknya LED.Baik melalui anamnesa meliputi keluhan dan riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, serta hasil pemeriksaan penunjang lain.
LED tinggi merupakan salah satu indikasi adanya gangguan kesehatan
dalam tubuh.Namun seseorang pada hasil pemeriksaan LED tinggi belum
tentu memiliki gangguan kesehatan.
Sedangkan dalam pemeriksaan yang praktikan lakukan,didapati bahwa
LED probodus berdasarkan nilai rujukan WESTERGREEN adalah 1
mm / jam,dari hasil tersebut dapar disimpulkan bahwa LED probandus
dalam keadaan normal.
LED dapat meningkat pada kondisi berikut :
1. Wanita hamil
2. Obesitas
3. Kadar kolesterol yang tinggi
4. Anemia
5. Penyakit Tuberkulosis ( TBC )
6. Gangguan pada ginjal
7. Penyakit tiroid ( kelenjar gondok )
8. Penyakit yang berhubungan dengan peradangan
10
9. Rhematoid Artritis, penyakit yang dapat menimbulkan
perdangan dan kerusakan sendi.
10. Demam rematik
11. Heperfibrinogenemia,peningkatan kadar fibrinogen ( zat yang
berperan dalam pembekuan darah )
12. Multiple Myeloma
Kadar LED di bawah angka normal dapat disebabkan oleh :
1. penyakit yang berhubungan dengan gagal jantung
2. kadar protein dalam plasma darah rendah bisa terjadi pada
gangguan hati atau ginjal
3. hipotermia,suhu tubuh dibawah normal
4. anemia sel sabit
5. penggunaan obata anti radang jenis steroid
6. hipofibrinogenemia,kurangnya kadar fibrinogen dalam darah
Terkadang pemeriksaan dalam medical check up tidak cukup untuk
menyimpulkan penyebab naiknya LED diperlukan pemeriksaan fisik,
mungkin pemeriksaan penunjang yang menyebabkan naiknya LED.
3. Jumlah Leukosit
Pada saat pemeriksaan darah probandus kami menggunakan
penghitungan leukosit pada bilik hitung Neubauer Improved atau
Burker.Bilik yang kami gunakan adalah 1, 3, 7, 9.Dari situ kami
melakukan penghisapan darah probandus sampai dengan angka 1
( pengenceran 10 x),dan hisapan larutan turk sampai angka 11.Dengan
mengocok secara horizontal 15 – 30 detik,lalu membuang 3 tetes
pertama,dan dituangkan ke tiap – tiap bilik,barulah kami hitung dengan
pembesaran obyektif 10x / 40.Dalam praktikum kita kali ini kita
menggunakan larutan Trunk.Larutan trung sendiri berfungsi untuk
menghancurkan sel – sel lain,sehingga memudahkan prkaktikan dalam
melakukan pengamatan terhadap jumlah leukosit dalam bilik hitung
burker.
11
Sehingga kami mendapatkan hasil dari penamatan bahwa jumlah
leukosit darah probandus adalah 9350 / mm³.Dari hasil tersebut dapat
kami simpulkan bahwa darah probandus normal.Dengan ketentuan
sebagai berikut :
Nilai rujukan menurut Daice :
Dewasa pria : 4 – 11 ribu / mm³
Dewasa wanita : 4 – 11 ribu / mm³
C. Aplikasi Klinis
1. Hemoglobin (Hb)
Jika seorang pasien diperiksalaboratorium dan mengalami
Penurunan Hb dengan batas normal terdapat pada pasien: Anemia,
kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan intravena berlebih, dan
hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik, aspirin,
antineoplastik(obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin,
rifampin, dan trimetadion. Sedangkan jika pasien dengan hasil Hb
yang meningkay dari batas normal terdapat pada pasien dehidrasi,
polisitemia, PPOK, gagal jantung kongesti, dan luka bakar hebat. Obat
yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan gentamicin.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada
tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di
tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga
dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal
(tertinggi pagi hari).
Nilai normal Hb
Wanita : 12-16 gr/dl
Pria : 14-18 gr/dl
Anak : 10-16 gr/dl
Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl
Anemia
12
Anemia merupakan berkurangnya kadar hemoglobin
darah. Walaupun nilai normal dapat bervariasi antar
laboratorium, kadar hemoglobin biasanya kurang dari13,5g/dl
pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dewasa.
Setelah kehilangandarah dalam jumlah banyak yang akut, tidak
segera terjadi anemia karena volume darahtotal berkurang.
Memakan waktu sampai sehari untuk menggantikan volume
plasma dansampai derajat anemia. Regenerasi massa hemoglobin
memakan waktu yang lama. Adaptasi utama terhadap anemia
terjadi dalam sistem kardiovaskular (dengan peningkatan volume
sekuncup dan takikardia) dan pada kurva disosiasi
O2 hemoglobin.(Hoffbrand, 2005)
Gejala yang ditimbulkan biasanya nafas pendek,
khususnya pada saat berolahraga, kelemahan, letargi, palpitasi
dan sakit kepala. Tanda-tanda dapat dibedakan menjadi tanda
umum dan khusus. Tanda umum meliputi kepucatan membran
mukosit yang timbul bila kadar hemoglobin kurang dari 9-10
g/dl. Sebaliknya warna kulit bukan tanda yang dapat diandalkan.
Sirkulasi yang hiperdinamik dapatr menunjukan takikardia,
Gambar. Rantai globin pada hemoglobin dewasa normal nadi
kuat, kardiomegali dan bising jantung aliran sistolik khususnya
pada apeks. Sedangkan pada tanda spesifik dikaitkan dengan
jenis anemia tertentu misalnya koilonikia dengan defisiensi besi,
ikterus dengan anemia hemolitik lain, deformiotas tulang dengan
talasemia mayor dan anemia hemolitik kongenital lain yang
berat. (Hoffbrand, 2005)
2. Leukosit
Bila jumlah leukosit lebih dari nilai normal, maka keadaan tersebut
disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun
13
patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang
berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.
Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya proses infeksi
atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendisitis,
tuberkolosis, tonsilitis, dll. Dapat juga terjadi miokard infark, sirosis
hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia
hemolitik, anemia sel sabit , penyakit parasit, dan stress karena
pembedahan ataupun gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa
disebabkan oleh obat-obatan, misalnya: aspirin, prokainmid, alopurinol,
kalium yodida, sulfonamide, haparin, digitalis, epinefrin, litium, dan
antibiotika terutama ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin,
tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.
Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi
tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumaotid artritis, dan
penyakit hemopoetik(anemia aplastik, anemia perisiosa). Leokopenia
dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama saetaminofen,
sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika,
antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan
antibiotika.(penicilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)
Nilai normal :
Dewasa : 4.000-10.000/mm3
Bayi/anak : 9.000-12.000/mm3
Bayi baru lahir : 9.000-30.000/mm3
3. Laju Endap Darah (LED)
Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat
dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun
ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun
memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi. Jadi orang normal
pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila
Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi
14
pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk pemeriksaan
penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang
dokter.
LED mengukur kecepatan endap eritrosit dan menggambarkan
komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit dan plasma.
LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta
gravitasi bumi. Makin berat sel darah makin cepat laju endapnya dan
makin luas permukaan sel makin lambat pengendapannya. LED darah
normal relatif kecil karena gravitasi bumi seimbang dengan perpindahan
plasma ke atas. Setiap peningkatan viskositas plasma (misal oleh
kolesterol dan lemak lain) akan menimbulkan daya tarik ke atas semaki
besar sehingga laju endap lambat, tetapi sebaliknya setiap keadaan yang
membuat sel darah lebih berat (misal: saling melekat/menggumpal), maka
laju endap ke bawah makin meningkat. Perlekatan sel darah (Rouleaux)
dapat terjadi karena peningkatan perbandingan globulin, albumin dan
fibrinogen.
LED dapat dipakai sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi,
perjalanan penyakit terutama penyakit kronis misalnya TBC dan arthritis
rheumatoid. Peninggian LED biasanya terjadi akibat peningkatan kadar
globulin dan fibrinogen karena infeksi akut lokal maupun sistemis atau
trauma, kehamilan, infeksi kronis,dan infeksi terselubung yang berubah
menjadi akut. Penurunan LED dapat terjadi pada polisitemia vera, gagal
jantung kongesti, anemia sel sabit, infeksi mononukleus, defisiensi faktor
V pembekuan, dll.
LED normal:
Pria : 0-8 mm/jam
Wanita : 0-15 mm/jam
15
BAB V
KESIMPULAN
Pemeriksaan darah rutin dengan menggunakan darah vena maupun darah
kapiler pada tubuh dapat memberikan pengetahuan yang bermacam-macam terutama
untuk mengetahui kadar hemoglobin, jumlah leukosit, laju endap darah dan
menghitung jenis leukosit atau Different Count. Sehingga dengan mengetahui hal-hal
tersebut, kita dapat mengantisipasi adanya gangguan fungsi darah pada seseorang jika
ditemukan hasil yang kurang atau lebih dari normal. Kemudian juga dapat dilakukan
tindakan-tindakan lebih lanjut untuk upaya penanganannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21400/4/chapter%2011.pdf, diakses pada
tanggal 26 april 2011.
Kapita selekta kedokteran edisi ke-3 jilid ke-2. Penerbit media aesclapius fakultas
kedokteran universitas Indonesia.2000.
Ganong, William F.2008. buku ajar fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta.
Guyton, Arthur C and Hall, John E.2007. buku ajar fisiologi kedokteran. EGC :
Jakarta.
http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/laju-endap-darah-led.html
17