pendahuluan ferr

Upload: fernia-stevani

Post on 10-Jul-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Tulang merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagian lainnya. Karena fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku. Otot berfungsi untuk mengerakan bagaian-bagian tubuh. Ada yang untuk menggerakan tulang dan sendi, ada yang digunakan untuk menggerakan organ-organ tubuh. dan ada yang khusus untuk memompa darah di jantung. Keduanya mempunyai serat collagen yang merupakan serabut sangat kuat. Perbedaannya terletak pada sifat jaringan yang berada di sekitar serat collagen itu. Tulang dibentuk jaringan utama yang terdiri dari kalsium yang kaku sedangkan pada otot diisi sel atau serabut otot yang dapat berkontraksi.

1

PEMBAHASANMakroskopis Tulang Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh manusia dan kemampuannya menahan stress (beban) berada dibawah tulang rawan. Tulang juga merupakan bentuk khusus jaringan ikat. Tulang terdiri atas sel, serat, dan matriks. Karena deposisi mineral di dalam matriks, berfungsi sebagai kerangka kaku bagi tubuh, dan menyediakan tempat penambat bagi otot dan organ. Tulang juga melindungi otak di dalam tengkorak, jantung dan paru dalam troaks, dan organ urinaria dan reproduksi diantara tulang pelvis. Tulang berfungsi untuk hemopoiesis (pembentukan sel darah)dan sebagai reservoar, kalsium, fosfat, dan mineral lain. Hampir seluruh kalsium tubuh tertimbun dalam tulang dan kebutuhan tubuh akan kalsium diambil dari tulang.1 Fungsi tulang Menggambarkan bentuk tubuh Penentuan tinggi seseorang Perlindungan organ tubuh yang lunak Tempat melekatnya otot Sebagai alat gerak pasif Menghasilkan sel-sel darah Tempat penimbunan mineral seperti; calsium dan phosphor

Tulang pada tubuh manusia terdiri dari beberapa macam yaitu: a. Ossa longa (Long Bone)

2

Sesuai dengan namanya tulang pipa memiliki bentuk seperti pipa atau tabung dan biasanya berongga. Diujung tulang pipa terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian tengah disebut diafisis, kedua ujung disebut epifisis dan diantara epifisis dan diafisis disebut cakra epifisis. Beberapa contoh tulang pipa adalah pada tulang tangan diantaranya tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius) serta tulang kaki diantaranya tulang paha (femur), dan tulang kering (tibia).

b. Ossa plana (Flat Bone) Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contohnya adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada (sternum), dan tulang tengkorak. c. Ossa brevia Dinamakan tulang pendek karena ukurannya yang pendek dan berbentuk kubus umumnya dapat kita temukan pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang. d. Ossa irregular (Tulang tak berbentuk) Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Tulang ini terdapat di bagian wajah dan tulang belakang.2 Tengkorak kepala manusia terdiri dari berbagai macam tulang yaitu : Os frontale Os nasale Os maxilla 3

Os mandibula Os zygomaticum Os sphenoidale Os occipitale Os lacriniale Os temporal Os parientale

Terdapat 4 sutura di dalam cranium yaitu : Sutura coronalis adalah pertemuan antara os parientalis dan os Sutura squamosa adalah pertemuan antara os pariental dan os Sutura sagitalis adalah pertemuan antara os parientalis dan os Sutura lambdoidea adalah pertemuan antara os parientalis dan

frontalis. temporal. sinistra. os occipitalis. OtotOtot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalam tubuh.

Otot wajah dibagi atas : Mm. kulit kepala dibagi menjadi 2 yaitu : M. occipito frontalis M. temporor parientalis

Mm. daerah ais mata dibagi menjadi 2 yaitu :

4

M. orbicularis acculi M. currugator supercilli

Mm. daerah hidung dibagi menjadi 3 yaitu : M. procerus M. nasalis M. labii superior alae nasi

Mm. daerah mulut dibagi menjadi 9 yaitu : M. orbicularis oris M. zygomaticus major et minor M. levator anguli M. levator labii superior et inferior M. tranversus menti M. depressor anguli oris M. platisma M. risorius M. mentalis M. buccinators. 4,6

Mikroskopik Otot pengisi atau otot yang menempel pada sebagian besar tulang kita (=skeletal) tampak bergaris-garis atau berlurik-lurik jika dilihat melalui mikroskop. Otot tersebut terdiri dari banyak kumpulan (bundel) serabut paralel panjang dengan diameter penampang 20-100m yang disebut serat otot. Panjang serat otot ini mampu mencapai panjang otot itu sendiri dan merupakan sel-sel berinti jamak (=multinucleated cells). Serat otot sendiri tersusun dari kumpulankumpulan paralel seribu myofibril yang berdiameter 1-

5

2m dan memanjang sepanjang sebuah serat otot. Garis-garis pada otot lurik disebabkan oleh struktur miofibril-miofibril yang saling berkaitan.

Miofibril

Gambaran aktin dan myosin

Lurik itu merupakan daerah dengan densitas / kepadatan yang silih berganti (antara padat danrenggang) dengan sebutan lurik-lurik A dan luriklurik I. Pola-pola itu berepetisi dengan teratur sehingga tiap satu unit pola 6

dinamakan sarkomer. Sarkomer memiliki panjang 2.5 - 3.0 m pada otot yang rileks dan akan memendek saat otot berkontraksi. Antara sarkomer satu dengan lainnya, terdapatlah lapisan gelap disebut disk Z (=piringan Z). Lurik A terpusat pada daerah terang yang dinamakan daerah H yang peusatnya terletak pada lurik / disk M. lebih teliti lagi, maka terdapat sekelompok filamen yang tebal dan filamen tipis. Filamenfilamen tebal dengan diameter 150 Angstrom itu tertata secara paralel heksagonal dalam daerah yang disebut daerah H. Sementara itu filamen-filamen tipis dengan diameter 70 Angstrom memiliki ujung yang terkait langsung dengan disk Z. Daerah yang terlihat gelap pada ujung-ujung daerah A merupakan tempat relasi-relasi antara filamen tebal dan filamen tipis. Relasi-relasi ini berupa cross-bridges (=jembatan-silang) yang berselang secara teratur. Sarkomer

Filamen-filamen tebal tersusun atas Miosin Filamen-filamen tebal pada vertebrata (makhluk hidup bertulang

belakang) hamper sebagian besar tersusun dari sejenis protein yang disebut Miosin. Molekul miosin terdiri dari enam rantai polipeptida yang disebut rantai berat dan dua pasang rantai ringan yang berbeda (disebut rantai ringan esensial dan regulatori ELC dan RLC). Miosin termasuk protein yang khusus karena memiliki sifat berserat (=fibrous) dan globular. Struktur tersebut dapat 7

dilihat pada gambar 3. Secara umum, molekul miosin dapat dilihat sebagai segmen berbentuk batang sepanjang 1600 Angstrom dengan dua kepala globular. Filamen-filamen tipis tersusun atas Aktin, Tropomiosin dan Troponin Komponen penyusun utama filamen tipis ialah Aktin. Aktin merupakan protein eukariotik yang umum, banyak jumlahnya, dan mudah didapati. Aktin didapati dalam wujud monomer-monomer bilobal globular yang disebut Gaktin yang secara normal mengikat satu molekul ATP untuk tiap-tiap monomer. G-aktin itu nantinya akan berpolimerisasi untuk membentuk fiberfiber yang disebut F-aktin. Polimerisasi ini merupakan suatu proses yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dengan ADP yang nantinya terikat pada unit monomer F-aktin.3 Mekanisme Otot Sarkomer yang sedang beristirahat terdiri dari filamen tebal dan tipis yang sebagian overlapping. Selama suatu siklus kontraksi,filamen tebal dan tipis mempertahankan panjang semula. Karena kontraksi tidak disebabkan oleh pemendeakan filamen individual. Hipotesa pergeseran filamen dari kontraksi otot yang diusulkan oleh HUXLEY telah menerima dukungan yang paling banyak Kontraksi dimulai di dalam pita A, dimana filamen tebal dan tipis overlapping. Di bawah ini diuraikan suatu skema ringkas mengenai bagaiamana aktin dan miosin berinteraksi selama suatu siklus kontraksi: Pada waktu istirahat, ATP berikatan dengan tempat ATPase pada kepala miosin. Miosin memerlukan aktin sebagai suatu kofaktor agar dapat mecahkan ATP dan melepaskan enersi. Di dalam suatu otot yang sedang beristirahat, miosin tidak dapat berhubungan dengan aktin karena penekanan tempat pengikatan oleh kompleks troponin-tropomiosin pada filamen F-aktin. Tetapi, bila tersedia ion Ca 2+,mereka berikatan dengan unit TNC dari troponin. Susunan ruang dari 3 subunit troponin berubah dan menggerakan molekul tropomiosin lebih jauh kedalam alur spiral. Ini membuka tempat 8

pengikatan aktif dari komponen bulat aktin sehingga aktin bebas berinteraksi dengan kepala molekul mision. Pengikatan ion kalsium ke unit TNC sesuai dengan stadium dimana miosin ATP di ubah menjadi kompleks aktif. Sebagai akibat pertemuan kepala miosin dengan subunit G-aktin dari filamen tipis, ATP di pecahkan menjadi ADP, Pi dan energi. Kegiatan ini menyebabkan deformasi atau pelungkungan kepala dan sebagian-bagian miosin yang seprti batang. Karena aktin berikatan dengan miosin, gerakan kepala miosin menarik aktin di atas filamen miosin. Meskipun sejumlah besar kepala miosin menonjol dari filamen tebal, pada setiap saat selama kontraksi, hanya sejumlah kecil kepala berhubungan dengan tempat pengikat aktin yang tersedia. Tetapi, ketika kepala miosin yang terikat menggerakan aktin mereka mengadakan jembatan aktin-miosin yang baru. Jembatan aktin-miosin yang lama hanya terlepas setelah miosin mengikat suatu molekul ATP baru. Jika tidak tersedia ATP, kompleks aktin-mision menjadi stabil, ini menyebabkan kekakuan otot yang luar biasa (rigor mortis) yang terjadi setelah kematian. Kontraksi otot tunggal merupakan akibat dari ratusan siklus pembentukan dan pemecahan jembatan. Kegiatan kontraksi yang menyebabkan overlapping sempurna diantara filamen tipis dan tebal berlangsung terus sampai ion Ca2+ dikeluarkan dan kompleks troponin-tropomiosin menutupi kembali tempat pengikatan miosin tersebut selama kontraksi, ukuran pita I berkurang ketika filamen aktif menembus kedalam pita A. Pada saat bersamaan, pita H-bagian pita A yang hanya terdiri dari filamen tebal-berkurang ketika filamen tipis sama sekali menutupi filamen tebal. Hasil nettonya adalah bahwa setiap sarkoner, dan sebagai akibatnya seluruh sel (serabut), sangat memendek.5

9

10

Fungsi otot Mm. kulit kepala dibagi menjadi 2 yaitu : M. occipito frontalis = menggerakkan kulit kepala, menciptakan kerut miring di dahi. M. temporor parientalis = menggerakkan kulit kepala.

Mm. daerah ais mata dibagi menjadi 2 yaitu : M. orbicularis acculi = menutup kelopak mata, menggerakkan alis mata. M. currugator supercilli = menggerakkan kulit dahi dan alis mata kea rah pangkal hidung. Mm. daerah hidung dibagi menjadi 3 yaitu : M. procerus = menarik kulit dahi dan alis mata. M. nasalis = menggerakkan cuping hidung dan hidungnya sendiri. M. labii superior alae nasi = menggerakkan bibir, pipi dan kulit dagu.

Mm. daerah mulut dibagi menjadi 9 yaitu : M. orbicularis oris = menutup bibir, sehingga juga menggerakkan

cuping hidung, pipi, dan juga kulit dagu. M. zygomaticus major et minor = menarik sudut mulut diarah lateral dan ke atas, menggerakkan bibir,cuping hidung, pipi dan kulit dagu. M. levator anguli = menarik sudut mulu ke arah medial dan atas. M. levator labii superior et inferior = menarik bibir atas ke atas dan lateral, menarik bibir bawah ke lateral dan bawah. M. tranversus menti = menggerakkan kulit dagu M. depressor anguli oris = menarik sudut mulut ke bawah. M. platisma = menegangkan kulit leher. M. risorius = menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung pipi. 11

M. mentalis = membentuk lekuk dagu. M. buccinators = menegangkan bibir. 7

PENUTUPKetidakseimbangan kerja pada sebagian ataupun seluruh otot pada wajah dapat menyebabkan kelumpuhan seluruh ataupun sebagaian wajah, hal ini dapat disebabkan oleh tidak pernah dipakai atau dipergunakan atau digerakkan.

12

DAFTAR PUSTAKA1. Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional, ed-9. Jakarta: EGC ; 2003. 2. Sistem rangka. Diunduh dari : http://belajarbiologi.rumahilmuindonesia.net/?p=11. 7 April 2010. 3. 4. Berman, Irwin. Color atlas of basic histology. Miami : Lange ; 2003 Netter, Frank H. atlas of Human Anatomy. Edisi 4. USA : Saunders ; 2006. 5. Sherwood, Lauralee. Human Physiology from Cell to Systems. Edisi 5. Belmont : Thomson-Brooks/Cole ; 2004. 6. Wibowo, Daniel S. Atlas Tubuh Manusia. Jakarta : Grasindo ; 2008.

13

7.

Putz, Reinhard . Pabst, Reinhard. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Tabel Otot, Sendi, dan Saraf. Jakarta : EGC ; 2007

14