pendahuluan-farmakognosi-sejarah

17
5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 1/17 1 PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI Standar Kompetensi : Pada akhir kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan tentang Sejarah materia medika, sejarah panemuan obat dan ruang lingkup farmakognosi, peristilahan, kaitan farmakognosi dengan bidang ilmu lain, simplisia, budi daya, pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pemalsuan, sediaan galenik, biogenesis, biosintesis, jalur biosintesis, karbohidrat, glikosida (flavonoid, alkohol, antrakinon, sianogen, steroid, isotiosianat, tanin, aldehid, dll),fenolat alam, lemak, terpenoid, fenilpropanoid, minyak atsiri. Kompetensi Dasar, mahasiswa dapat: Menjelaskan definisi, ruang lingkup, dan sejarah farmakognosi. A. SEJARAH SINGKAT FARMAKOGNOSI Sejak awal pemisahan ilmu Farmasi dan ilmu kedokteran, semua informasi mengenai obat dan penggunaannya dalam masyarakat barat disetbut Materia Medika (bahan obat). Uraian obat yang paling terkenal ditulis oleh Pedanois Dioscorides pada abad 1 M, seorang ahli farmakobotani berkebangsaan Yunani, berjudul “Materia Medica Libricinque” (membahas bahan obat, dalam 5 volume). Risalah yang memuat 600 tanaman obat ditambah sejumlah produk-produk yang berasal dari hewan dan mineral ini digunakan sebagai acuan di lapangan selama ± 15 abad. Sejalan dengan main berkembangnya ilmu pengetahuan, maka makin diperlukan pula adanya pengkhususan disiplin ilmu. Paa awal abad ke 19, Materia Medika terbagi menjadi Farmakologi (mengenai aksi obat) dan Farmakognosi (mengenai semua aspek obat, dengan lebih sedikit penekanan mengebai aksi obat). Saat itu semua obat berasal dari bahan alam sehingga tidak diperlukan adanya  persyaratan. Istilah farmakognsi berasal dari kata Yunani yaitu: Pharmacon (obat) dan Gnosis (ilmu pengetahuan). Istilah ini diperkenalkan oleh S.A.Seydler, seorang mahasiswa kedokteran di Halle/Saale, Jerman, yang menggunakan judul ”Analectica Pharmacognoistica” dalam disetasinya pada tahun 1815. Namun penelitian sejarah terakhir telah menemukan penggunaan istilah ”Farmakognosis” yang lebih awal J.A. Schmidt menggunakan istilah tersebut dalam Lehrbuch der Materia Medica,

Upload: khalidah-nur-mahdi

Post on 18-Jul-2015

460 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 1/17

1

PENDAHULUAN FARMAKOGNOSI

Standar Kompetensi : Pada akhir kuliah ini diharapkan mahasiswa dapatmengerti dan menjelaskan tentang Sejarah materia medika,sejarah panemuan obat dan ruang lingkup farmakognosi,peristilahan, kaitan farmakognosi dengan bidang ilmu lain,simplisia, budi daya, pengumpulan, pengolahan,pengawetan, pemalsuan, sediaan galenik, biogenesis,biosintesis, jalur biosintesis, karbohidrat, glikosida(flavonoid, alkohol, antrakinon, sianogen, steroid,isotiosianat, tanin, aldehid, dll),fenolat alam, lemak,terpenoid, fenilpropanoid, minyak atsiri.

Kompetensi Dasar, mahasiswa dapat: Menjelaskan definisi, ruang lingkup, dansejarah farmakognosi.

A. SEJARAH SINGKAT FARMAKOGNOSI

Sejak awal pemisahan ilmu Farmasi dan ilmu kedokteran, semua informasi

mengenai obat dan penggunaannya dalam masyarakat barat disetbut Materia Medika

(bahan obat). Uraian obat yang paling terkenal ditulis oleh Pedanois Dioscorides pada

abad 1 M, seorang ahli farmakobotani berkebangsaan Yunani, berjudul “Materia

Medica Libricinque” (membahas bahan obat, dalam 5 volume). Risalah yang memuat

600 tanaman obat ditambah sejumlah produk-produk yang berasal dari hewan dan

mineral ini digunakan sebagai acuan di lapangan selama ± 15 abad.Sejalan dengan main berkembangnya ilmu pengetahuan, maka makin

diperlukan pula adanya pengkhususan disiplin ilmu. Paa awal abad ke 19, Materia

Medika terbagi menjadi Farmakologi (mengenai aksi obat) dan Farmakognosi

(mengenai semua aspek obat, dengan lebih sedikit penekanan mengebai aksi obat).

Saat itu semua obat berasal dari bahan alam sehingga tidak diperlukan adanya

 persyaratan.

Istilah farmakognsi berasal dari kata Yunani yaitu: Pharmacon (obat) dan

Gnosis (ilmu pengetahuan). Istilah ini diperkenalkan oleh S.A.Seydler, seorang

mahasiswa kedokteran di Halle/Saale, Jerman, yang menggunakan judul ”Analectica

Pharmacognoistica” dalam disetasinya pada tahun 1815. Namun penelitian sejarah

terakhir telah menemukan penggunaan istilah ”Farmakognosis” yang lebih awal J.A.

Schmidt menggunakan istilah tersebut dalam Lehrbuch der Materia Medica,

Page 2: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 2/17

2

dipublikasikan di Vienna tahun 1811 yang menjelaskan tentang studi tumbuhan obat

dan sifat-sifatnya.

Pada abad ke-19, para ahli kimia mulai mensintesis sejumlah besar senyawa

organik dengan sturktur makin kompleks, beberapa diantaranya bermanfaat sebagai

agen terapi. Karena produk-produk sintesis tersebut dianggap berada di luar bidang

farmakognosi, maka bidang kimia medisinal yang sejak masa Paracelcus relatif tidak 

 berkembang, segera mengambil alihnya, sehingga terdapat 3 disiplin ilmu dasar obat

yaitu:

1. Farmakologi, menguraikan tentang aksi oabt dan efeknya.

2. Farmakognosi, mencakup semua informasi obat-obat dari bahan alam

(tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme).

3. Kimia Medisinal, ilmu tentang obat-obat sintesis.

Keadaan ini berlaku hingga pertengahan abad 20, dimana farmakognosi dan

kimia medisinal mulai disatukan. Perlu diperhatikan, meskipun penggunaan obat-

obat dari alam terus berlanjut (seperti antibiotik kontrasepsi oral, serum, vaksin, dan

obat-obat tradisional) namun pendidikan dan penelitian lebih dikonsentrasikan pada

obat-obat sintetik. Sejumlah peneliti yang bekerja di bidang botni dibekali dengan

ilmu kimia dan kimia bahan alam.

Pada akhir abad ke-20 terjadi 3 kejadian penting yang telah menghasilkan perubahan mendasar pada sikap/perilaku masyarakat dan ilmuan tentang

farmakognosi. Pertama, orang awam menemukan kegunaan seluruh tumbuhan obat

atau yang umumnya mereka sebut dengan herba. Ketidakpuasan terhadap kemanjutan

dan biaya obat modern ditambah dengan makin meningkatnya depresiasi terhadap

sesuatu yang bersifat ”alami” dan ”organik” telah mengakibatkan berjuta orang di

seluruh dunia menambah apresiasi yang mendalam terhadap penggunaan obat

tradisional untuk pengobatan bermacam penyakit.

Revolusi hijau dalam artian herba obat saat ini sangat populer di AS, meski

 belum dimengerti dan didukung oleh FDA yang mengklasifikasikan sebagian besar 

tanaman obat sebagai suplemen diet atau bahan tambahan makanan dan memberi

aturan yang keras dalam pelabelan, namun nampaknya permintaan konsumen akan

Page 3: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 3/17

3

meningkatkan minat terhadap penggunaan tanaman obat klasik sebagai obat

tradisional.

Kedua, pabrik-pabrik besar farmasi telah mempertimbangkan bahwa tanaman

yang secara turun temurun dikenal sebagai obat kemungkinan merupakan sumber 

 bahan baku terbaik untuk mendapatkan obat-obat baru maupun protoptype bagi

mereka. Karena situasi yang ada menylitkan bagi tanaman obat tradisional untuk 

memperoleh atau mendapatkan pasar yang eksklusif, maka penfcarian tumbuhan obat

telah dialihkan ke tanaman-tanaman asing pada area tertentu seperti hutan-hutan

tropis. Saat ini perusahaan-perusahaan besar farmasi telah mengembangkan kerja

sama baik dengan individu-individu maupun oraganisasi-organisasi yang mencari

tumbuhan obat di beberapa negara seperti: Brazil, Costarica, China, Mexico, hingga

ke pulau Kalimantan dan Kepulauan Samoa. Usaha intensif ini tetntunya untuk 

mendaptkan hasil yant positif berupa tumbuh-tumbuhan obat baru yang

memungkinkan dalam waktu ini.

Dan akhirnya, revolusi terbesar dari semuanya, yang masih dalam tahap

 pertumbuhan, telah dimulai di lapangan yang secara bervariasi disebut sebagai

teknologi DNA rekombinan, teknik genetik, atau lebih spesifik lagi sebagai

farmakobioteknologi. Ini meliputi transfer material genetik dari satu oraganisme ke

organisme lainnya sehingga memungkinkan oraganisme tersebut menghasilkansejumlah komponen dari organisme awal yang berguna sebagai obat.

Penerapan teknik dalam farmakognosi pertama kali dilakukan secara komersiil

oleh Eli Lilly Company sehingga memungkinkan produksi insulin manusia oleh suatu

strain khusus bakteri E. Coli non patogen yang sebelumbya telah diubah secara

genetik melalui adisi dengan suatu gen untuk produksi insulin manusia.

Produksi komersiil lainnya yang dihasilkan dari metode ini adalah aktivator 

 plasminogen jaringa, alteplase atau t-PA, suatu agen trombolitik. Agen ini disintesis

menggunakan DNA komplementer (c-DNA), untuk tipe jaringan alami manusia

aktivator plasminogen diperoleh dari suatu deretan dari sel-sel telur hamster Cina yang

selanjutnya akan mensekresi enzim alteplase ke dalam kultur. Selanjutnya, enzim ini

dikumpulkan, dimurnikan, dan dipasarkan. Contoh-contoh ini memperlihatkan

Page 4: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 4/17

4

kemungkinan penerapan teknologi DNA rekombinan dalam produksi obat-obat secara

komersil.

Dalam menjajikan sejarah singkat tentang perkembangan awal dan jatuh

 bangkitnya disiplin ilmu farmakognosi, pembahasan sengaja dibatasi hanya pada

 perkembangannya dalam kultur barat. Ini bukan berarti bahwa obat-obat yang berasal

dari tumbuhan dan hewan kurang berperan dalam kultur (budaya) Asia yang diwakili

oleh negara seperti China dan India. Di China, ensiklopedia obat Pen-ts̀ ao kang mu,

disusun oleh Li-Shih Chen dan dipublikasikan tahun 1596 yang berisi lebih dari 2000

 jenis obat-obatan alami. Saat ini telah sekitar 5000 tumbuhan asli digunakan sebagai

herba obat di China. Vedas dari India, suatu koleksi himne (puji-pujian) yang ada

sebelum 1000 SM, memuat lebih dari 1000 herba obat yang sebagian besar masih

terus digunakan dalam pengobatan Ayurvedic.

Kebudayaan-kebudayaan tersebut hanya memberikan sedikit kontribusi obat-

obatan barat. Tumbuhan obat yang berguna seperti Ma huang (Ephedra) dari China

dan Ranwolfia dari India merupakan pengecualian. Namun demikian persepsi-

 persepsi filosofis yang mendasari pengobatan China dan Ayurdevic secara

keseluruhan berbeda dengan persepsi yang mendasari pengobatan di barat.

Pengobatan China maupun Ayhurvedic percaya bahwa penhyakit disebabkan oleh

ketidakseimbangan elemen-elemen tertentu di dalam tubuh, mengingatkan kita padadoktrin 4 elemen yang dikemukakan oleh Hypocrates. Penelitian obat-obat yang

didasarkian pada prinsip-prinsip filosofi seperti itu telah terbukti tidak produktif.

Haya jika herba obat tersebut dievaluasi dengan metode-metode yang digunakan di

 barat barulah dapat dihasilkan obat-obat yang berguna seperti pada kasus Ephedra dan

Rauwolfia. Hal tersebut masih menjadi tugas yang btulm terselesaikan bagi penelitian

tumbuh-tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan obat.

B. NILAI PRODUK-PRODUK OBAT ALAM

Senyawa-senyawa yang bersumber dari alam memainkan empat fungsi penting

dalam pengobatan modern. Pertama senyawa dari alam menyediakan sejumlah obat

yang sangat berguna yang sulit bahkan tidak mungkin dihasilkan secara komersial

dengan cara sintetis. Termasuk di dalamnya beberapa kelompok senyawa seperti:

Page 5: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 5/17

5

alkaloid, opium, ergot, dan tanaman solanaceae; glikosida kardiotonik digitalis;

sebagian besar antibiotik, serum, vaksin, serta produk-produk sejenisnya.

Suber alam juga menyediakan senyawa-senyawa dasar yang dapat sedikit

dimodifikasi untuk mengubahnya menjadi lebih efektif atau kurang toksik. Sejumlah

variasi molekul morfin disajikan sebgai contoh di sini. Peranan produk alam yang

ketiga adalah kegunaannya sebgai protipe atau model untuk obat-obat sintesis yang

memiliki aktivitas fisiologis serupa dengan aslinya. Prokain dan anestetika lokal yang

serupa biasanya disebut sebagai contoh yang mewakili kategori ini. Contoh dari

ketiga tipe senyawa dan keterkaitan hubungannya masing-masing disajikan pada tabel

1-1.

Peran produk alam yang keempat, agak berbeda dari yang telah disebutkan di

atas, namun tidak kalah pentingnya. Beberapa produk alam mengandung senyawa-

senyawa yang memperlihatkan sedikit aktivitasnya ataupun tidak sama sekali, namun

 jika tidak dapat dimodifikasi dengan metode kimia / biologi untuk menghasilkan obat-

obat poten, ternyata dengan menggunakan metode lain tidak dapat. Sebagai contoh,

taxol dapat disintesis dari baceatin III yang banyak terdapat dalam daun berbagai

species cemara. Semantara taxol hanya ditemukan pada kulit kayhu (batang) cemara

 pasific yang langka. Perlakuan kimiawi / biologi yang tepat pada stigmasterol yang

sangat langka terdapat dalam minyak kedelai, memungkinkan produksi dalam skala besar hidrokortison atau kortikosteroid sejenis yaitu senyawa yang hanya terdapat

dalam jumlah kecil di alam. Pentingnya produk alam sebagi prekursor obat-obat

 penting tidak dapat ditegaskan secara nyata.

Telah 25 tahun yang lalu sejak dilakukan survey terakhir yang mendetail

terhadap penggunaan produk alam dan konstituennya dalam bidang medis. Namun

kesimpulan yang dicapai dari survey (terhadap 1,05 M resep baru dan ulangan) secara

 banyak masih luas dikutip dalam literatur. Ada kemungkinan bahwa dengan

 pengecualian terhadap beberapa rincian yang isebutkan lebih lanjut menghasilkan

kesimpulan yang sama (hasilnya akan sama hingga seharusnya).

Dalam studi peresepan ± 25% adalah obat-obat yang mengandung bahan-

 bahan dari tanaman tinggi. Namun demikian, jumlah / angka ini dapat menyesatkan.

Sekitar 10% dari total peresepant (40% nya adalah dengan senyawa-senyawa berasal

Page 6: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 6/17

6

dari tanaman) adalah untuk produk hormon, termasuk progestin, kortikosteroid,

estrogen, dan agen-agen anabolik. Kenyataannya semua ini tidak diisolasi lansung

dari tanaman tinggi tetepi malahan produksi dari prekursor yang diperoleh dari

sumber-sumber tanaman. Dengan kata lain semua itu termasuk produk kategori alam

ke-4 yang telah dibicarakan. Beberapa analgetik narkotik digolongkan dalam kategori

ke-2 yaitu modifikasi kimia atau derivat dari senyawa-senyawa seperti morfin.

Sebenarnya 25% jumlah yang sering dikutip, tidak hanya terdiri dari obat-obat yang

diisolasi dari tanaman saja, tetepi termasuk juga derivat dengan berbagai aktivitas

terkait atau tidak terkait, yang dihasilkan dari prekursor tanaman.

Hampir 12% dari total peresepan yang disurvey adalah produk yang diperoleh

dari mikroba ±6% diperoleh dari hewan, 7% berupa mineral. Sisanya, 50% adalah

campuran dari agen kimia sintesis. Kesimpulannya, survei ini mengindikasikan

 bahwa sekitar 50% peresepan yang dibuat pada tahun 1967 mengandung satu atau

lebih produk obat alam, termasuk berbagai modifikasi molekulnya.

Tidak adanya survey mendetail yang sama yang telah dilakukan sejak saat itu,

tetapi audit peresepan tahun 1991 menunjukkan sedikit perubahan pada keseluruhan

 jumlah 25% di pasar obat secara keseluruhan, namun dengan mempertimbangkan pula

 peningkatan dari obat-obat sintesis yang ada sekarang.

Pada bebepara kasus, perkembangan penelitian telah mengaburkan batasantara produk-produk sintesis dan produk-produk alami. Alkaloid efedrin sekarang

 bisa dihasilkan dengan sintesis kimiawi yang melibatkan kondnensasi reduksi L-1-

fenil-1-asetilkarbinol dengan metilamin. Diazepam suatu transquilizer 

 benzodiazepam memerlukan waktu yang lama sejak ditemukan secara alami terdapat

dalam jumlah kecil pada hewan dan tumbuhan hingga adapat disintesis menjadi

 bentuk murninya. Pengikisan batas klasifikasi yang kaku ini merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan aturan dalam farmakgonosi dikombinasikan dengan aturan

kimia medisinal pada berbagai program pendidikan di akademi dan universitas di

Amerika. Tetap tidak boleh dilupakan bahwa 50% saham pasar, dari obat-obat yang

digunakan dalam pengobatan saat ini adalah produk yang alami (berasal dari alam).

C. PRODUKSI PRODUK-PRODUK ALAM

Page 7: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 7/17

7

Karena sumber asalnya yeng berbeda-beda yatiu dari tanaman, mikroba dan

hewan, maka produksi obat alam menghasilkan bentuk yang berbeda-beda pula.

Tumbuhan tingkat tinggi dapat dikumpulkan dari tempat tumbuhnya baik yang liat

maupun yang telah dibudidayakan. Pada kasus tanaman yang diperoleh dari sumber 

alam yang terus berkurang, maka perlu diperhatikan mengenai kontrol kualitasnya.

Pengumpul (kolektor) sebagian besar adalah orang yang kurang terdidik, tidak 

 berpengalaman (kadang tidak peduli) tentang detail-detail taksonomi tumbuhan,

sehingga hasilnya salah diidentifikasi atau terlalu tua. Dapat pula waktu

 pananamannya salah sehingga tidak diperoleh hasil maksimumd ari konstituen yang

diinginkan, atau pengeringan dan penyimpanannya tidak sesuai, terkena serangna

serangga atau hewan pengerat. Oleh karena itu diperlukan adanya kontrol kualitas

untuk mengantisipasi kasus-kasus seperti ini.

 Namun tidak selalu mudah untuk menentukan kualitas material tanaman, jika

 bentuknya masih utuh, indentifikasinya bisa mudah, tetapi jika material sudah tidak 

utuh lagi, ahli yang kualifaaid pun akan mengalami kesulitan, terutama jika material

sudah tidak utuh lagi, ahli yang kualifaid pun akan mengalami kesulitan, terutama jika

 berupa campuran. Sekali bahantanaman telah diekstraksi, hanya teknik analisis yang

sesuailah yang akan memberikan gambaran kualitas yang benar prosedur analisis

dapat dilakukan secara kimia, fisika, tau biologi. Bergabai prosedur kromatografisangat berguna karena memungkinkan analisis untuk membandingkan profil sampel

yang diujikan dengan profil dari suatu produk yang telah diketahui kualitasnya.

Cadangan alam akan habis jika pengumpulan tanaman tidak dilakukan dengan

hati-hati dan teliti. Hal tersebut telah diantisipasi di sebagian besar Amerika, Eropa

Barat dan bahkan sebagian Asia dengan menghargai tumbuhan obt yang dikenal.

Fenomena ini berdampak langsung terhadap pembudidayaan tanaman obat sementara

industri obat sendiri menghadapi berbagai masalah.

Pada awalnya, pasar agak dibatasi dan seringkali mengharuskan teknik dan

 prosedur-prosedur khusus yang sukar dilalkukan terutama pada sekala yang terbatas.

Diperlukannya banyakt enaga kerja, tidak memungkinkan bagi negara-negara industri

maju dimana upah buruh sangat tinggi, kecuali jika mekanisasi dapat dilakukan tetapi

Page 8: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 8/17

8

hal ini akan berab bagi produksi hasil pertanian skala kecil. Karena alasan ini, maka

hasil pertanian tertentu saja yang dibudidayakan di Amerika pada saat ini.

Salah satu contohnya adalah: ginseng Amerika, ketika nilainya yang tinggi

maka tanamnan ini hanhya diproduksi dalam skala kecil. Ginseng ini banyak 

digunakan di negara-negara seputar Asia dan menjadi populer sebgai tonik di Eropa

dan Amerika. Di Amerika, FDA mengizinkan ginseng dikonsumsi sebgai minuman

saja. Ekspor ginseng Amerika pada tahun 1992 mencapai 90 juta USD.

Tanaman obat lainnya yang banyak tumbuh di AS adalah Ginko biloba, satu

 perkebunan dengan 10 juta pohon; tumbuh berupa semak-semak sehingga daunnya

dapat dipanen seara mekanik (dengan menggunakan mesin). Tanaman ini menempati

lebih dari 1000 hektar lahan di Kalifornia selatan. Daunnya dikeringkan dan

dikapalkan di Eropa untuk diproses. Ekstrak Ginko biloba (GBE) merupakan obat

yang laris di AS.

Tanaman yang menghasilkna minyak menguap, seperti pepermin juga ditanam

di beberapa tempat di AS terutama di Indiana dan pasifik barat laut. Seluruh proses

operasionalnhya, termasuk destilasi awal minyak dari material tanaman menggunakan

mekanisasi untuk mengurangi biaya pekerja. Dalam kultivasi tanaman obat

diperhatikan kontrol terhadap seleksi varietas yang akan ditanam dan waktu panennya

untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun kebanyakan kultivasi tanaman obat mengambil tempat di luar AS.

Bahkan tanaman khusus seperti Ergot yang melibatkan inokulasi mekanis dari

tanaman jendis gandum dengan spora jamur terpilih, diproduksi di Eropa Timur.

Lahan kultivasi semacam ini harus mempu bersaing secara ekonomis dengan produksi

saprofitik alkalodi yang diperolehdengan cara menumbuhkan organisme dalam kultur 

terendam. Untuk ini digunakan fermentur berukuran besar seperti pada produksi

antibiotiki.

Suatu metode kultifvasi tanaman obat alternatif yang menggunakan teknik 

kultur dapat pula menghasilkan konstituen-konstituen sekunder yang diharapkan.

Meskipun metode ini dapat digunakan pada beberapa kasus tertentu. Metode ini

memeliliki beberapa keterbatasan seperti: pertumbuhan sel lambat, mahalnya media

dan fasilitas produksi, hasil berupa metabolit sedikit dan konstituen yang diperlukan

Page 9: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 9/17

9

cenderugn terseimpan di dalam sel, tidak diekskresikan ke media yang dapat

memudahkan proses pengumpulannya. Hasil studi menunjukkan bahwa kondisi

tertentu, seperti interaksi dengan suatu patogen yang sesuai dapat menstimulasi

 produksi konstituen yang diinginkan dari kultur suspensi sel tanaman, tetapi

 pertumbuhan biomassa sel yang lambat masih merupakan suatu masalah. Metode

 produksi obat ini mungkin tidak akan benar-benar berguna sampai kode gen tanaman

untuk enzim yang menkatalisir reaksi biosintesis yang diharapkant elah dapat

ditransfer ke suatu sel bakteri atau jamur yuang dapt tumbuh lebih cepat.

Metabolit mikroba digunakan sebagai obat, khususnya antibiotik dan agen

antinepolastik sejenis diproduksi dengan fermentasi. Ini biasanya melibatkan proses

 pertumbuhan organisme yang sesuai dalam tangki aerasi berisi beribu-ribu gallon

medium nutrien steril. Pada waktu yang telah ditentukan, sel yang tumbuh dipisahkan

dari kultur broth lalu diekstraksi dan dimurnikan untuk menghasilkna komponen yang

diinginkan. Pada waktu yang telah ditentukan, sel yang tumbuh dipisahkan dari kultur 

 broth lalu diektraksi dan dimurnikan untuk menhgasilkan komponen yang diinginkan.

Pda beberapa kasus, seperti pada sepaflosporin, konstituen yang dihasilkan melalui

fermentasi melalaui perlakuan dengan berbagai reaksi kimia untuk menghasilkan

 produk obat semisintetik yang diharapkan.

Produksi obat melalui rekayasa genetik pada dasarnya mirip dengan teknik fermentasi pada produksi antibiotik. Perbedaan prinsipnya adalah bahwa suatu gen

yang mengontrol pembentukan komponen yang diinginkan ditransfer dari sumber 

aslinya ke suatu sel bakteri yang dapt tumbuh dengan cepat (atau sel hewan) sehingga

memungkinkan sejumlah produksi dalam waktu yang relatif singkat. Karena teknik 

ini relatif baru dan membutuhkan eksperimen utnk mengembangkan suatu paroduk 

komersial tunggal, kebanyakan obat yang dihasilkan dengan teknologi DNA

rekombinan harganya cukup mahal, sehingga dapat membatasi penggunannya.

Sebagai tambahan, komponen yang tidak diharapkan mungkin pula disintesis

oelh organisme yang telah dimodifikasi secara genetik. Ini diperlihatkan secara

gamblang pada tahun 1989 ketika triptofan yang dihasilkan oleh industri Jepang

menggunakan suatu strain bakteri yang dimodifikasi sedemikian rupa telah

mengakibatkan 1400 kasus sindrom mialgia sosinofilia, suatu gangguan pada darah

Page 10: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 10/1

10

yang serius. Sedikitnya tercatat 19 orang meninggal. Pemeriksaan selannutnya

mengungkapkan bahwa triptofan bukanlah agen penyebabnya tetapi adanya dua

kontaminan beracun yang dihasilkan oleh organisme yang telah dimodifikasi tersebut

dan tidak hilang pada saat proses permurniannya. Meski demikian, FDA telah

memutuskan untuk menghapuskan tgriptofan (suplemen diet) di pasaran. Ini

menegaskan diperlukannya evaluasi yang menyeluruh terhadap makanan dan obat-

obatan hasil rekayasa genetik yang diedarkan di pasaran.

Dalam hal khusus, kata biologik berarti bahwa derivat-derivat hwean seperti

serumk, antitoksin, dan globulin atau berarti produk-produk mikrobiologi seperti

vaksin, toksin, dan tuberkulin yang memberi perlindungan terhadap serangan

mikroorganisme patogen. Produk-produk kategori pertama dibuat dari darah hewan.

Produk kategori kedua diproduksi melalui inokulasi patogen yang tepat pada kultur 

media yang sesuai yang pada beberapa kasus dapat terdiri dari jaringan hidup. Setelah

 proses purifikasi, produk telah siap untuk digunakan sebgai obat.

Di USA, dimana praktek medis diorientasikan kepada penggunaan senyawa

kimia tunggal, kebanyakan obat-obat alam diproses untuk menghasilkan satu atau

lebih konstituen aktif. Morfin dari opium, ergotamin dari ergot, dan digoksid dari

daun digitalis adalah contoh-contoh yang khas. Tinctura hidroalkohol, ekstrak air,

atau ekstrak material tanaman sekarang jarang digunakan dalam praktek medis.Wsalaupun produk semacam itu memberikan keuntungan dengan menyediakan

sejumlah tipe konstituen aktif farmakologis yang berbeda, produk-produk tersebut

sering sulit untuk distandardisasi sehingga pembuatan dosis yang tepat menjadi

muskil. Nmaun preparat galenik semacam itu digunakan di banyak negara lain dan

telah populer di AS sebgai hasil kebangkitan kembali minat terhadap tumbuhan obat.

Dengan sedikit pengecualian saat ini standard kualitas pada sediaan-sediaan galenika

di AS kurang, sehingga sediaan semacam itu harus diperoleh dari produsen dengan

reputasi baik dalam kualitas kerja. Di lain pihak produk alam, yang dimurnikan

diharuskan untuk mematuhi standard yang ditetapkan dalam USP atau Farmakope,

sehingga kasus ini kualitas bukanlah masalah yang berarti.

D. KIMIA PRODUK OBAT ALAM

Page 11: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 11/1

11

Organisme hidup dapat dianggap sebagai sebuah laboratorium, biosintesis

tidak hanya untuk senyawa (karbohidrat, protein, dan lemak) yang digunakan sebagai

makanan oleh manusia dan hewan tapi juga untuk sejumlah besar senyawa-senyawa

kimia yang disebut terakhir ini memberikan sifat-sifat terapetik pada obat-obat yang

 berasal dari tanaman dan hewan. Obat-oabt tersebut digunakan dalam bentuk 

 bakunya, atau mungkin diektraksi, sari yang dihasilkan digunakan sebagai obat.

Dengan demikian studi-studi farmakognosi harus meliputi pertimbangan yang

menyeluruh terhadap entitas kimia ini. Istilah umum untuk entitas ini adalah

konstituen; bagaimanapun, karena tamanan atu hewan tersusun atas banyak senyawa

kimia, maka adalah suatu langkah yang wajar untuk mengisolasi senyawa-senyawa

yang bertanggung jawab terhadap efek terapetik dan menyebutnya sebagai konstituen

aktif.

Konstituen aktif dibedakan dari konstituen inert, yang juga ada dalam oabt dari

tanaman dan hewan. Sebagai tambahan pati, albumin, dan bahan-bahan pewarna dan

substansi-substansi lain dapat tidak mempunyai aktifitas farmakologi yang pasti dan

 juga dianggap sebgai konstituen inert. Pada obat-obatan dari hewan; keratin, kitin,

sertat otot dan jaringan ikat merupakan konstituen infert. Seringkali keberadaan

substansi intert dapat mengubah atau mengurangi absropsi atau potensi konstituen

aktif. Untuk mengurangi efek yang tidak dikehandaku dari bahan inert atapu preparatobat, intisarinya yang aktif diekstraksi, dikristalisasi, dan dimurnikan untuk 

 penggunaan terapetik. Konstituen oini dikenal sebagai substansi ”sekunder”

tanaman.

Telah ada kontroversi yang panujang mengenai kegunaan senyawa semavcam

itu bagi tanaman yang menhasilkannya. Satu kelompok pendapat mempercayai bahwa

senyawa-senyawa tersebut lebih dari sekedar kesalahan metabolik yaitu intisari yang

tidak berharga, kecuali mungkin sebgai pengganti proses ekskeresi yang tidak ada

dalam tanaman yang mengunci metabolit yang tidak diperlukan dalam bentuk yang

lebih atau kurang permanen.

Hipotesis yang lebih populer saat ini memandang bahwa senyawa tersebut

memberikan nilai pertahanan diri pada tanaman. Sebagaimana duri tajam yang

mencegah predator untuk melukai tanaman yang menghalanginya, demikian pula

Page 12: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 12/1

12

alkaloid beracun atau satu tanin astringen mebantu memelihara suatu spesimen dengan

menjadikannya terasa tidak sedap. Walaupun postulat ini tampak beralasan,

mahasiswa dapat menerapkannya harus hati-hati untuk menghindari pemikiran yang

teleologis (teleologis adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa segala yang ada

di dunia ini ada tujuannya).

Dengan tidak adanya sistem saraf pusat, tanaman tidak dapat dihubungkan

dengan tujuan. Yang terbaik, konstituen semacam itu harus dilihat sebgai peristiwa

metabolisme kebetulan yang memberikan nilai survival, yang memungkinkan tanaman

induknya untuk mencapai kedewasan dan reproduksi.

Konstituen yang aktif farmakologis bertanggung jawab terhadap aktivitas

terapetik obat. Konstituen-konstituen tersebut bisa substansi kimia tunggal atau

campuran intisari yang pemisahan campuran tersebut tidak praktis dan tidak 

menguntungkan. Bahan kimia tunggal contohnya aalah glikosida, terpenoid steroid,

fenilpropanoid, alkaloid, dan peptida. Campuran meliputi getah, fixed oil, lemak lilin,

minyak atsiri, resin, dan kombinasi resin.

Konstituen sekunder dari tanaman obat dipengaruhi oleh 3 faktor prinsipil:

hereditas (komposisi genetik), ontogeni (tingkat perkembangan), dan lingkungan.

Efek genetik menginduksi perubahan-perubahan kuantitatif dan kualitatif, tapi efek 

yang diakibatkan oelh pengaruh lingkungan utamanya adalah perubahan kuantitatif .Beberapa spesies tanaman memiliki kemiripan kondisi dengan yang lain dan

 juga struktur (phenotypically), tidak pernah kurang, berbeda dalam komposisi genetik 

(genotypically). Hal ini sering menjadi alasan perbedaan yang nyata dari komposisi

kimia, terutama sekali dengan referensi konstituen sekunder. Tanaman seperti ini

dikatakan memiliki perbedaan golongan kimia.

Mungkin contoh golongan kimia dari ilmu farmakognosi terbaik ditemukan

dalam jamur Claviceps purpurea. Turunan individu menggambarkan isolasi susunan

kimia yang menghasilkan hasil yanglebih besar dari keinginan tunggal alkaloid,

misalnuya: Ergotamin, sebgai pengganti campuran kompleks alkaloid yang biasanya

dalam konsentrasi kecil. Contoh lain golongan kimia yang termasuk adalah dari

 beberapa spesies Eucalyptus yang menunjukkan variasi besar isi cineol dan konstituen

Page 13: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 13/1

13

yang berhubungan dengan minyak atsiri. Golongan kimia Strophanthus sarmentosus

 berbeda isi glikosida dan sapogenin yang dilaporkan.

Ontogeni juga memainkan peran penting dalam konstituen aktif alam yang

ditemukan dalam tanaman obat. Walaupun hal itu boleh dianggap bahwa konsentrasi

metabolit sekunder akan bertambahs esuai umur tanaman, hal tiu juga tidak memberi

 penialaian secara umum bahwa tanda-tanda konstituen juga harus sesuai dengan

 perkembangan. Isi Cannabidiol dari Cannabis sativa dalam masa pertumbuhan cepat

mendekati puncak dan kemudian mulai akan turun. Ketika terjadi penurunan,

konsentrasi tetrahidrokannabinol mulai meningkat secara resiprok dan berlanjut ketika

tanaman mendekati kedewasaan. Tanamant tua, menimbun bahan tanaman dengan

 baik, merupakan karakteristik dari kanabiol dengan konsentrasi tinggi. Dalam bunga

opium, Papaver somniverum, isi morfin dari kapsul tertinggi dua atau tiga minggu

sesudah berbunga. Jika getah dipanen cepat, alkaloid-alkaloid yang berhubungan

seperti tebain dan kodein cukup menonjol. Dilain pihak, jika panen ditunda tertlau

lama, morfin terdekomposisi.

Faktor lingkungan dapat menghasilkan variasi dari konstituen sekonder 

tanaman termasuk tanah, iklim, kumpulan flora, dan metode pengolahan, Karena

semua faktor ini lebih kurang berhubungan, hal ini mempersulit evaluasi individual.

Sebagai contoh, beberapa alkaloid yang dikandung tanaman terakumulasi dengankonsentrasi yang tinggi pada daerah-daerah yang lembab dibadningkan di tempat yang

kering. Bagaimanapun, hal ini benar-benar mempunyai hubungan dengan tanah, yang

mana biasanya di tempat yang kering miskin nitrogen, dan biasanya sumber yang kaya

nitrogen diperlukan untuk mendapatkan alkaloid yang baik. Hal ini tidak selalu

 berhubungan dengan keadaan minyak atsiri tanaman sebabkelebihan nitrogen tidak 

selalu menyebabkan kenaikan hasil. Memang di daerah kering berlimpah-limpah

tanaman yang berbeda dengan habitat basah.

Satu tahap dari farmakognosi yang idanggap berperan penting pada tahun-

tahun belakangan iani dari jalur biokimia yang mengarahkan pada formasi konstituen

sekunder yang digunakan sebgai obat. Studi jini biasanya mengacu pada biosintesis

obat atau biogenesis. Pengertian síntesis nimia fenobarbitasl atau obat síntesis lain

merupakan hal yang penting bagi siswa nimia mendisinal, ilmu pengetahuan dari

Page 14: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 14/1

14

síntesis biokimia obat dari alam sama pentingnya untuk siswa farmakognosi. Jalar 

 biosíntesis mengarah pada formasi konstituen sekunder yang digunakan sebgai obat

telah menjadi tujuan penelitian ilmiah pada abad ke-20. Pada awal 1912, ahli nimia

Swiss G.Trier mempostulatkan bahwa asam amino dan derivat sederhananya menjadi

 precursor dari alkaloid yang secara sturktural kompleks. Bagaimanapun juga, hal ini

tidak sampai menyebabkan senyawa organik yang mempunyai isotop terlabel telah

tersedia di paro kedua abad ini yang dikonfirmasi secara positip dari hal ini dan

hipótesis teori nimia lain dapat dicapai.

Beberapa dari rangkaian reaksi dasar ini mengarahkan pada tipe yang berbeda

dari konstituen sekunder yang digunakan sebgai obat akan disajikan pada bab yang

 berhubungan dengan obat dan konstituennya,

E. KEASLIAN OBAT

Sebgaian besar consumen membeli obat-obat yang diresepkan over-the-

counter (OTC) tidak menunjukkan keasliannya. Sejauh mereka konsen, obat dalam

 botol hanya seperti milk dalam kemasannya dan makanan kaleng dalam kaleng.

Dengan beberapa perkecualian, perkembangan obat telah sering diikuti kemajuan yang

logis dari produk alam yang tak termodifikasi, biasanya diekstraksi dari herba, untuk 

modifikasi sintesis pada entitas kimia alami, menuju senyawa sintetik murni yangmenunujukkan sedikit hubungan dengan senyawa alamnya. Akan memberikan

 pelajaran untuk menyeleksi satu dari senyawa terakhir ini dan untuk melacak 

keasliannya.

Ibuprofen atau asam (±)-2-(4-isobutylphenil) propionat saat ini digunakan

secara luas sebagai obat antiinflamasi non steroid (NSAI), analgesik dan antipiretik.

Ibuprofen diperkenalkan di pasar obat Amerika pada tahun 1974 dengan nama Motrin.

Dengan melihat strukturnya sekilas tampaknya merupakan suatu senyawa kimia yang

sama sekali baru dan berbeda dengan obat-obat yang telah ada sebelumnya. Namun

 jika diperhatikan lebih seksama, akan tampak struktur cincin aromatik dengan rantai

samping gugus karboksil terminal. Struktur yang sama dijumpai pada aspirin (asam

asetil salisilat) yang telah lama digunakan untuk efek terapi yang sama dengan

ibuprofen. Karakteristik lain yang sama-sama dimiliki oleh 2 senyawa obat ini adalah:

Page 15: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 15/1

15

1. Memiliki konfigurasi yang datar sehingga memungkinkan untuk berikatan dengan

reseptor spresifik pada enzim.

2. Bersifat asam dan segera terionisasi pada pH fisiologi.

3. Larut dalam air, memungkinkan untuk terkonsentrasi dalam plasma dan cairan

ekstra sel.

4. Cukup larut dalam lemak, memungkinkan penetrasi melalui membran biologi

dengan mudah.

Aspirin tidak terdapat dalam tanaman dan bukan pula sebagai NSAID yang

orisinil. Namun, yang dikenal adalah salisin (glikosida alkohol salisil) yang diisolasi

 pertama kali dari kulit kayu pohon willow (Salix sp) oleh seorang farmasis dari

Perancis, H.Leroux pada tahun 1829. Literatur modern pertama menggunakan kulit

 batang Willow pada pengobatan demam tercatat pada tahun 1763, namun demikian

Hiprocrates dan Celcus telah mengenal khasiat tanaman ini. Salisis yang telah

diisolasi merupakan suatu pro-drug yang setelah dikonsumsi akan diubah menjadi

 bentuk aktifnya yaitu asam salisilat di dalam saluran cerna dan hati. Pada masa itu,

asam salisilat sendiri telah diisolasi dari sumber-sumber lain termasuk dari rumput-

rumputan yang kemudian dikenal sebgai Spiraea ulmaria, L (Semarang lebih dikenal

sebagai Filipéndula ulmaria, (L.) Maxim). Berdasarkan tanaman asalnya itu asam

salisilat disebut Spirsaure di Jerman atau asam spirat di Inggris.Asam salisilat diketahui mempunyai efek antiinflamasi dan analgetik-

antipiretik yang sangat baik, namun bentuk garam natriumnya tidak dapat dikonsumsi

dalam jangka waktu lama karena menyebabkan iritasi dan melukai mulut, esofagus

maupun saluran cerna. Asam salisilat merupakan bahan essensial untuk 

menghilangkan kutil dan mata ikian sebab mempunyai efek keratolitik. Awal tahun

1899, ahli kimia Felix Hoffman dari pabrik obat Bayer di Jerman, mengambil asam

asetil salisilat yang mengendap di dasar botol dan menggunakan untuk mengobati

 penyakit rematik bapaknya yag sudah tidak dapat lagi menggunakan natrium salisilat.

Ternyata asam asetil salisilat terbukti efektif dan dapat ditoleransi. Selanjutnya

aspirin (asam asetil spirat) diperkenalkan dalam pengobatan.

Tahun-tahun berikutnya telah dibuat berbagai modifikasi asam salisilat secara

sintetik dengan tujuan untuk meningkatkan aksi dan mengurangi efek sampingnya.

Page 16: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 16/1

16

Asetanilid terbukti terlalu toksik; fenasetin bersifat karsinogen; asetaminofen

digunakan sebagai analgetik tetapi tidak memiliki efek antiinflamasi; obat-obat non

steroid antiinflamasi baru, seperti ibuprofen, mempunyai kelebihan dan kekurangan

tetapi umumnya cukup efektif.

Menarik untuk dipikirkan bagaimana suatu industri besar dunia tumbuh

dengan memanfaatkan suatu pohon yang dapat menghasilkan penghilang rasa sakit

dan inflamasi. Ini hanyalah salah satu dari sekian banyak contoh yag dapat diambil

untuk memperlihatkan berbagai manfaat tunbuhan obat dan beberapa banyak industri

farmasi modern berhutang kepada warisan produk alam.

F. MASA DEPAN

Masa depan pengembangan obat tidak terletak pada pencarian obat-obat

tradisional baru, skrining ekstraknya pada berbagai aktivitas fisiologi, dan isolasi

komponen-komponen kimia aktif dan prototipe-prototipe uantuk dibuat menjadi obat

melalui cara semisintesis atau sintesis total. Tidak juga pada skrining acak kimia

organik yang baru disintesis dengan harapan dapat mengobati kanker atau mencegah

 penolakan tubuh setelah pencangkokan hati. Tetapi masa depan terletak pada

kesesuaian abhan alam terhadap situs reseptor di dalam sel-sel otak atau pada oragan

atu pada jaringan lainnya serta pada sintesis agen-agen yang akan menempati situs

tersebut agar menghasilkan efek yang diinginkan dan mencegah efek yang tidak diinginkan.

 Namun bertentangan dengan ungkapan ’the future is now’, maka minimal pada

 pengembangan obat masa depan bukanlah pada saat ini. Masa depan akan datang

tetapi dengan lambat dan bertahapk, tidak sekaligus. Jadi hingga suatu saat nanti

dimana perkembangan farmakobiolteknologi telah memungkinkan penjualan produk-

 produknya dengan harga memadai atau jika semua situs reseptor telah diketahui dan

obat-obat yang sesuai dengannya telah dapat disintesis dengan mudah, kita harus

mengandalkan metode-metode empiris klasik untuk penemuan obat-obat baru.

Tentunya tanaman telah dicoba dan dari sumber yang benar. Jika kita dapat

mengekang pertambahan penduduk yang selalu terlalu banyak, memungkinkan

 pertimbangan sejumlah spesies yang bermanfaat dan potensial untuk dikembgangkan

dapat diteliti secara ilmiah dan klinis sebelum musnah dan mengalami kepunahan.

Page 17: pendahuluan-farmakognosi-sejarah

5/16/2018 pendahuluan-farmakognosi-sejarah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pendahuluan-farmakognosi-sejarah-55ab56868c217 17/1

17

Tentunya pasti ada beberapa bahan, obat baru yang dapat ditemukan, tetapi untuk 

mencapai hal itu kita terus berpacu paa waktu.

Salah satu tanaman obat yang telah menjadi punah dalam zaman nenek 

moyang dulu adalah silphium (Ferula sp), sebuah obat untuk mengontrol kelahiran

yang berniali tinggi pada zaman Romawi kuno. Penggunaannya sebgai obat

kontrasepsi secara luas dan besar-besaran sehingga tanaman yang sulit dibudidayakan

ini tidak terdapat lagi di daerah Meditierania dan di tempat lainnya setelah abad ke-3.

Hal ini harus diterima sebgai pelajaran berharga bagi siapapun yang mencari bukti

tentang manusia yang hanya mencari untung dari bahan tanaman.

Dalam menghadapi masalah kita sendiri, kita harus selalu ingat untuk tidak 

merusak bahan-bahan yang banyak kita manfaatkan untuk mencapai kemajuan

Tanaman telah banyak membantu kita dari sejak awal. Sulit membayangkan jika

Farmasi atau obat-obatan tanpa glikosida digitalis, alkaloid opium, antibiotik 

tetrasiklin, bahkan antrakinon senna. Saelain itu, tanpa tanaman, tidak mungkin ada

 begitu bayak obat yang akan ditemukan. Inilah waktunya untuk mengungkapkan rasa

 berterimakasih kita dengan menolong tanaman agar dapat melansungkan hidpunya di

dunia, dimana tanaman lebih dulu ada dibanding Homo sapiens. Jika kita gagal dalam

 perlindungan alam, maka baik Farmasi maupun kemanusiaan akan lenyap.

Pertanyaan:1. Tuliskan bagaimana istilah Farmakognosi muncul!

2. Jelaskan bagaimana revolusi hijau berperan dalam pengembangan obat alam!

3. Ceritakan perkembangan obat alam di AS dan Eropa!

4. Jelaskan masa depan obat alam!