pendahuluan

79
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan adalah unsur yang tidak bisa dihindari dalam hidup ini. Suda h merupakan fitrah manusia untuk selalu membentuk sebuah komunitas. Dan dalam sebuah komunitas selalu dibutuhkan seorang pemimpin. Pemimpin adalah orang yang dijadikan rujukan ketika komunitas tersebut. Pemimpin adalah orang yang memberikan visi dan tujuan. Menjadi pemimpin berarti bersiap untuk menjadi pembelajar. Mungkin kita harus belajar memimpin dengan menggunakan posisi atau jabatan tertentu. Buktikanlah hasil dari kepemimpinan kita dan pupuk selalu kredibiltas pribadi hingga akhirnya orang mengikuti kita karena raihan atau prestasi bagus yang telah kita capai. Kemudian, teruslah belajar, masukkanlah nilai- nilai spiritual dalam kepemimpinan kita, dan akhirnya buatlah orang lain menjadikanmu pemimpin mereka karena semua kualitas pribadi kita dan daya pikat spiritulitas 1

Upload: anis

Post on 22-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

asal

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan adalah unsur yang tidak bisa dihindari dalam hidup ini.

Sudah merupakan fitrah manusia untuk selalu membentuk sebuah komunitas. Dan

dalam sebuah komunitas selalu dibutuhkan seorang pemimpin. Pemimpin adalah

orang yang dijadikan rujukan ketika komunitas tersebut. Pemimpin adalah orang

yang memberikan visi dan tujuan.

Menjadi pemimpin berarti bersiap untuk menjadi pembelajar. Mungkin

kita harus belajar memimpin dengan menggunakan posisi atau jabatan tertentu.

Buktikanlah hasil dari kepemimpinan kita dan pupuk selalu kredibiltas pribadi

hingga akhirnya orang mengikuti kita karena raihan atau prestasi bagus yang telah

kita capai. Kemudian, teruslah belajar, masukkanlah nilai-nilai spiritual dalam

kepemimpinan kita, dan akhirnya buatlah orang lain menjadikanmu pemimpin

mereka karena semua kualitas pribadi kita dan daya pikat spiritulitas kita pada

mereka. Dengan menpelajari dan mencotoh beberapa gaya kepemimpinan

Rasullah SAW sebagai anutan kita.

Seorang pemimpin tentunya harus dekat dengan tuhan,artinya harus

beribadah dengan rajin,harus jujur,komunikatif,kompeten selalu menyelesaikan

masalah dengan musyawarah agar mencapai mufakat.Inspiratif yang artinya

seorang pemimpin harus mempunyai ide-ide yang cemerlang yang berguna baik

untuk kelompoknya.Serta yang tidak kalah penting adalah rendah hati,tidak boleh

1

Page 2: Pendahuluan

sombong dengan jabatan yang ia miliki karena semua itu semata-mata hanyalah

titipan Allah SWT.

Sebagai seorang pemimpin harusnya mempunyai jiwa yang lembut dan

peduli terhadap lingkungan dan sesama apalagi terhadap anggota

kelompoknya,pemimpin yang baik adalah pemimpin yang suka menolong dan

berlaku adil. Sealain itu seorang pemimpin juga harus bermoral. Pemimpin yang

bermoral menggunakan kekuasaan untuk mencapai tujuan organisasi,

menghormati hak, individu, dan kelompok, dan adil dalam berhubungan dengan

orang lain.

Berdasarkan uraian di atas maka disadari atau pun tidak kepemimpinan

adalah suatu fitrah, dan juga keharusan yang mesti kita laksanakan sepenuhnya.

Dengan ini maka perlu kiranya kita mengetahui apa itu Kepemimpinan, terutama

Kepemimpin berdasarkan Dienul Islam. Mudah-mudahan makalah ini dapat

menjadi pengantar untuk mengetahui kepemimpinan ini dengan lebih lanjut.

Amiin.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui kepemimpinan Rasulullah SAW dalam hijra-Nya

2. Mengetahui karakteristik pemimpin islam yang dekat dengan Tuhan

3. Mengetahui konsep pemimpin yang efisien

4. Mengetahhui Pemimpin yang berjiwa penolong

5. Mengetahui Pemimpin yang bermoralitas

6. Mengetahui pemimpin yang profesional

2

Page 3: Pendahuluan

II. KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW SALAM HIJRAH-NYA

II.1 Nabi Muhammad SAW (53 tahun) Ahli Aqidah

Yang pertama adalah Rasulullah sendiri ia dijuluki sebagai aqidah . selama 23

tahun beliau berdakwah dan mampu mengubah masyarakat madinah. Masyarakat

madani artinya adalah masyarakat yang dekat dengan tuhan dan sejahtera.Menurut

Rachman (2008) aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara

umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal sehat,wahyu dan fitrah. Menurut

Andika dkk (2009) masyarakat madani adalah masyarakat yang

beradap ,menjujung tinggi nilai-nilai kemanusian yang maju dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Masyarakat madani memiliki 3 ciri pokok yaitu pertama masyarakat itu

memiliki nilai dan normal yang diaktualisasikan dalam langgam kelembagaan

tertentu yang kedua masyarakat itu memiliki derajat kemandirian independensi

tertentu terhadap negara,ketiga adanya tujuan yang harus dicapai secara bersama-

sama,baik melalui fusi kekuatan sosial dalm masyarakat maupun membentuk

langkah-langkah sinergis diantara mereka (Holidin,2002).

II.2 Abu Bakar As Sidiq ( 51 Tahun ) Ahli Ekonomi

Abu Bakar As Siddiq lahir dimekah dengan nama kecil Abdul Ka’bah

kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Abdullah. Dia adalah salah satu orang

yang membantu mensukseskan hijrah Rasulullah. Beliau mendapat gelaran As

Siddiq kerana sentiasa membenarkan setiap perkataan dan tindakan Rasulullah

SAW (Kahar,2007). Peristiwa yang membawa kepada gelaran ini ialah apabila

3

Page 4: Pendahuluan

berlakunya peristiwa Isra dan Mi'raj yang telah dialami oleh Rasulullah S.A.W.

Apabila orang ramai mengatakan baginda berdusta, malah ada dikalangan sahabat

yang ragu-ragu tentang peristiwa tersebut, Saidina Abu Bakar menjadi orang

pertama membenarkan dan mempercayai peristiwa tersebut dengan penuh

keyakinan tanpa ragu-ragu. Abu Bakar Adalah orang yang selalu menemani

Rasulullah ketika hijrah kemadinah,dia dijuluki sebagai ahli ekonomi karena

kepandaiannya dalam berdagang.Menurut Akbar (2005) menyatakan bahwa Abu

Bakar As Siddiq mendapat tugas untuk melaksanakan diyat (tembusan atas darah

kematian) dan penarikan hutang. Abu Bakar adalah orang yang selalu menemani

Rasullulah dalam berhijrah dia menyiapkan unta terbaik dengan harga 800

Dirham untuk dikendarai Rasulullah.

Dengan Julukannya sebagai ahli ekonomi Abu Bakar As Siddiq adalah orang

yang sangat kaya pada saat masuk islam hartanya tak kurang dari 40.000 Dirham

dari hasil dagangnya (Haekal,2005). Beliau sangat pandai dalam masalah ekonomi

dan perdagangan,dan setelah masuk islam ia masih terus berdagang dan

mendapatkan laba yang cukup besar. Menurut Wahyu (2008) bahwa ekonomi

islam adalah ilmu pengetahuan yang normatif,artinya ekonomi islam berusaha

mengarahkan apa yang seharusnya (das sollen) dilakukan manusia dalam kegiatan

ekonomi. Kecerdasan inilah yang menjadikan beliau kaya,Allah memang

memberi suatu kelebihan kepada Abu Bakar As Siddiq. Menurut Zaqqib (2006)

ahli ekonomi adalah orang yang pandai atau berkompeten dan mengusai ilmu

ekonomi dunia. Sepatutnya kita meneladani dan meniru Abu Bakar As Siddiq

dengan mempelajari bagaimana cara beliau mencapai kesuksesan.

4

Page 5: Pendahuluan

II.3 Abdullah Bin Abu Bakar (25 Tahun) Ahli Strategi

Ketika itu Abdullah masih berusia 25 tahun,ia dijuluki sebagai ahli strategi

Rasulullah ketika beliau akan berperang. Menurut Ahyar (2013) Strategi berarti

cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.Nah

tujuan Abdullah dalam strateginya adalah membantu Rasullulah agar menang

dalam peperangan. Menurut Soerhartono (2013) strategi kepemimpinan adalah

sesuatu yang sangat penting dalam suatu perumusan pencapaian tujuan.

II.4 Amir Bin Fuhairah ( 20 tahun ) Ahli Kekuatan Fisik

Amir bin Fuhairah adalah hamba sahaya milik abu bakar yang telah di

bebaskan. Ketika Nabi SAW dan abu bakar berhijrah ke madina ia bersembunyi di

gua tsur selama 3 hari,amir adalah seorang pengembala kambing yang saat itu

sebagai mata-mata Rasulullah. Setiap hari ia mengembalakan kambingnya

bersama pengembala lain ketika pulang ia berlambat-lambat hingga gelap malam

dan membawa kambing-kambingnya ke gua agar Rasulullah dapat meminum

susunya. Hal ini yang menjadikan amir di sebut sebagai ahli fisik.Imran (2006)

Menyatakan kekuatan fisik adalah kekuatan yang dimiliki berdasarkan

jasmaninya.

Ali (2008) Menyatakan kekuatan fisik akan bisa didapatkan apabila terus

menerus berlatih. Kekuatan fisik manusia tentulah berbeda dengan kekuatan fisik

nabi tidak perlu adanya latihan karena itu merupakan sebuah wahyu yang di

berikan oleh Allah seperti halnya kepadda Rasulullah dan Amir bin Fuhairah.

Jasan (2013) menyatakan kekuatan fisik Rasulullah sangat luar biasa beliau

mampu memunculkan batu besar untuk pertahanan kota Madinah. Jelaslah

5

Page 6: Pendahuluan

Rasulullah di berikan wahyu seperti Amir bin Fuhairah yang mampu menyamar

tanpa di ketahui umat Quraisy. Ada (2011) Menyatakan kesehatan jasmani adalah

salah satu bagian dari kekuatan fisik.

II.5 Ali Bin Abi Thalib (15 tahun) Ahli Kepemimpinan / Kecerdasan

Intelektual

Ali Bin Abu Thalib saat itu masih sangat muda,ia baru berusia 15 tahun tapi ia

sudah sangat ikut membantu Rasulullah dengan kecerdasan intelektualnya atau

kecerdasan kepemimpinannya. Ali dijadikan anak angkat oleh Nabi SAW. Ali

bersedia tidur dikamar nabi untuk mengelabuhi kaum quraisy yang akan

mengagalkan hijrah Rasulullah. Hal tersebut yang menjadikan Alli disebut

sebagai ahli kecerdasan intelektual. Amzrah (2012) menyatakan perang khandaq

juga menmjadi saksi keberanian Ali bin Abi Thalib ketika memerangi Amar bin

Abdiwud.

Hal itu menunjukan sikap kepemimpinan Ali yang sudah berani memimpin

sebuah perang dan mengalahkan Amar bin Abdiwud yang akhirnya meninggal

dunia dan jasadnya terangkat menghilang kelangit. Abdul (2013) Menyatakan

pemimpin adalah orangn yang mampu mempengaruhi orang lain agar mau

mengikuti kehendaknya. Sedangkan Robbius (2012) menyatakan kepemimpinan

adalah kemampuan untuk memempengaruhi suatu kelompok untuk mecapai suatu

tujuan.

Kecerdasan intelekual pada nabi tentulah merupakan sebuah anugerah atau

wahyu dari Allah SWT,sehingga kecerdasan intelektual pada nabib sangat luar

biasa,berbeda dengan pada manusia. Selain itu kecerdasan intelektual adalah suatu

6

Page 7: Pendahuluan

kemampuan untuk menjelaskan sifat pikiran yangh mencangkup sejumlah

kemampuan seperti menalar ,merencanakan dan memecahkan masalah

(Budi,2011).

2.6 Asma Bin Abu Bakar ( 12 tahun) Ahli Kekuatan Kecerdasan

Asma bin Abu bakar saat itu masih sangat muda sama seperti Ali, tetapi ia

sudah terlibat dalam hijrah Rasulullah ke Madinah. Dia adalah seorang wanita

mujahir yang sangat mulia dan tokoh yang sangat terkenal akan kemulian jiwa

dan kemauannya yang kuat. Zulkifilly (2011) Menyatakan dalam bukunya Asma ‘

mendapat gelarv dzatun nithaqin (si empunya ikat pinggang) karena dia

mengambil ikat pinggangnya lalu memotong menjadi dua kemudian yang satu dia

gunakan untuk sufrah (bungkus makanan untuk bekal) Rasulullah SAW dan yang

lain untuk membentuk qirbahnya,karena itulah ia dijuluki sebagai ahli kekuatan

kecerdasan.

Umar menyatakan kekuatan kecerdasan di bagi menjadi tiga kelompok yaitu

kecerdasan intelektual (IQ) ,kecerdasan Emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual

(SQ). Sealain itu Adam (2013) menyatakan kecerdasan adalah awal dari

pemikiran mencapai kesuksesan. Dan Zaenuri (2010) menyatakan kekuatan

kecerdasan bisa didapatkan melalui proses pelatihan atau bimbinngan arahan yang

tepat. Pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang mampu membuat anggotanya

selalu merasa sukses dan bisa menyelesaikan semua pekerjaanya dengan

baik,dengan terobosan - terobosan baru dari pemimpinnya (Maimunah,2009).

Apabila pemimpinnya cerdas anak buahnya pun akan mencerminkan sikap

seorang anutanya. Pemimpin yang cerdas akan selalu terlihat tenang.

7

Page 8: Pendahuluan

III. KARAKTERISTIK PEMIMPIN YANG DEKAT DENGAN

TUHAN

3.1 Karakteristik Pemimpin Islam

1. Jujur

Pemimpin Yang baik adalah pemimpin yang jujur. Orang yang memiliki

kejujuran selalu melandasi ucapan dan keyakinan serta perbuatannya berdasarkan

ajaran islam. Akhmad (2008) menyatakan dalam hadis Nabi bersabda

“sesungguhnya kebenaran itu membawa ketenangan dan kedustaan menimbulkan

keragu-raguan”.

2. Komunikatif

Komunikatif menurut kamus besar bahasa indonesia artinya kemampuan

seseorang untuk mempergunakan bahasa yang secara sosial dapat diterima oleh

orang lain. Apriyani (2013) menyatakan pemimpin yang komunikatif mempunyai

ciri cinta damai,gemar membaca dan belajar,peduli sesama,sangat pandai

berbicara.

3. Kompeten

Seorang pemimpin harus kompeten artinya adalah ahli dalam bidangnya.

Tampubolon (2010) menyatakan pemimpin yang harus memiliki 4 macam

kualitas yaitu kejujuran,pandangan ke depan,mengihalmi pengikutnya dan

kompeten. Pemimpin yang kompeten adalah pemimpin yang menguasai terhadap

bidang yang ia kerjakan,tahu bagaimana membawa perusahaan itu agar

8

Page 9: Pendahuluan

kedepannya lebih maju,mempunyai pandangan yang luas untuk kedepannya

(Danfar,2009).

4. Musyawarah

Musyawarah menurut bahasa artinya berunding dan berembug. Ismail (2010)

menyatakan persefahaman (consesus) menjadikan organisasi ini seolah-olah satu

komununitas atau keluarga kecil.

5. Inspiratif

Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa inspiratif artinya harus

mempunyai ide-ide yang berdasarkan akal sehat sehingga bisa dilaksanakan.

Helena dkk (2010) menyatakan seseorang dapat dikatakan pemimpin yang

inspiratif jika pemimpin dapat menyalurkan emosi positif kepada karyawan atau

rekan kerjanya.

6. Rendah Hati

Seorang pemimpin harus mempunyai sifat rendah hati,artinya tidak

sombong dan sabar. Seorang pemimpin dikatakan rendah hati apabila ia mau

menerima kritik dan masukan dari bawahannya dan berhasilk membuat seluruh

anggota tim merasa diterima atau tidak dikucilkan (Elizer dkk,2014).

Pemimpin yang hubungannya dekat dengan Tuhan ada beberapa tujuan

hidup diantaranya sebagai berikut :

1. Abdullah (Mengabdi Kepada Allah)

Talib (2010) menyatakan bahwa Ibadah adalah melaksanakan

segala ketaatan dan perintah Allah yang berkaitan dengan akhlak dan kewajiban.

Sebagai Abdullah kita harus selalu mengagungkan dan menyembah kepada-Nya

9

Page 10: Pendahuluan

tanpa menyekutukan dengan sesuatu apapun untuk mencapai keridhaan dan

mengharaap pahala-Nya diakhirat. Hakikat ibadah adalah ketundukan jiwa yang

timbul karena hati merasakan cinta akan tuhan yang ma’bud (disembah). Dalam

syariat islam ibadah mempunyai dua unsur yaitu unsur ketundukan dan kecintaan

yang paling dalam kepada Allah (Makfiah,2006).

Ibadah kepada Allah merupakan tujuan utama diciptakannya jin dan

manusia : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepadaku“(Qs.Adz-Dzariyat:56). Ibadah ini tidak bisa dilaksanakan

dengan benar kecuali apabila kekuasaan (terhadap manusia) diserahkan kepada

Allah:”Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah,dia telah memerintahkan agar

kamu tidak menyembah selain dia itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan

manusia tidak mengetahuinya” (Qs.Yusuf:40) (Al-Hasyimi,2009). Dan juga rasa

cinta adalah dasar dan motivasi orang mengabdi,ada pepatah “ Man ahabba

syai’an abadahu”(barang siapa mencintai sesuatu makan ia akan mengabdikan

dirinya kepada sesuatu yang dicintainya) (Mirahmadi,2010).

2. Khalifah (Pemimpin)

Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai daya untuk menarik orang

lain dengan tanpa paksaan agar mereka secara bersama-sama mewujudkan

visinya. Bay (2008) menyatakan manusia tugasnya sebagai khalifah dibumi

makskud dari khalifah adalah manusia diciptakan untuk mengatur apa-apa yang

ada dibumi. Manusia tidak akan bisa teratur dalam kehidupannya,melainkan

dengan adanya imam (pemimpin) yang berkuasa dan berdaulat.

10

Page 11: Pendahuluan

Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian

memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang

atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan - alasannya. Seorang pemimpin

adalah seseorang yang aktif membuat rencana - rencana, mengkoordinasi,

melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama

sama

Khalifah berperan sebagai pemimpin umat baik urusan negara maupun

urusan agama.mekanisme pemilihan khalifah ada banyak cara. Rasulullah adalah

imamnya para imam,khalifah adalam imamnya rakyat dan alquran adalah

imamnya kaum muslimin (Fahri,2009).

Ajwa (2007) menyatakan kata khalifah dibedakan menjadi tiga

macam arti yaitu menganti kedudukan,jabatan,dan perubahan. Ibnu khaldum

menegaskan “kekhalifahan harus mampu menggerakan umat untuk bertindak

sesuai dengan ajaran islam dan menyeimbangkan kewajiban didunia dan diakhirat

(kewajiban dunia) harus seimbang (dengan kewajiban untuk akhirat). Seperti yang

diperintahkan oleh Nabi Muhammad “semua kepentingan dunia harus

mempertimbangkan keuntungan untuk kepentingan akhirat”. Ada tiga kata kunci

dalam definisi pemimpin yaitu kemampuan,mempengaruhi,tujuan

(Shobron,2009). Pemimpin juga sebagi agen perubahan dengan kegiatan

mempengaruhi orang-orang lebih dari pada pengaruh orang-orang tersebut

kepadanya.

khalifah memimpin sebuah khilafah,yaitu sebuah sistem kepemimpinan

umat,dengan menggunakan islam sebagai ideologi serta undang-undangnya

11

Page 12: Pendahuluan

mengacu kepada Al-Quran,hadis,ijma,dan qiyas. Marwadi (2008) menyebutkan

dalam bukunya bahwa objek imamah (kepentingan umat islam) ialah untuk

meneruskan khilafah Nubuwwah (Kepemimpinan Nabi SAW).

IV. PEMIMPIN YANG EFISIEN

Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai keahlian

memimpin,mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian atau pendapat orang

atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasanya. Pengertian efisien

adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output hasil dengan sumber-

sumber yang dipergunakan,seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan

penggunaan sumber terbatas. Dengan kata lain hubugan antara apa yang telah

diselesaikan (Danfar,2009)

Pemimpin yang efisien tentunya mengerti macam-macam

kekosongan,yang pertama kekosongan hati. Pemimpin yang efisen memiliki

kecerdasan emosional. Hidayati dkk (2010) menyatakan bahwa emosi berperan

besar terhadap suatu tindakan bahkan dalam pengambilan keputusan “rasional”.

Kekosongan jiwa seorang pemimpin sudah sepatutnya dekat dengan tuhan yaitu

rajin beribadah kepada tuhan sehingga tidak merasakan kekosongan jiwa. Jiwanya

akan merasa tenang karena spiritualnya kuat. Kecerdasan spiritual adalah

kemampuan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai,yaitu

menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan

kaya,serta menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain (Tikollah dkk,2010).

12

Page 13: Pendahuluan

Kekosongan akal,seorang pemimpin sudah pasti memiliki kecerdasan

intelektual yang tinggi. Choiriah (2013) menyatakan kecerdasan intelektual adalah

kemampuan kognitif yang dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara

efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh

faktor gentik.

4.1 Dakwah (Pemberdaya)

Dakwah adalah mengajak orang kembali dari kebodohan kepada

mengerti,dari kesesatan kepada tuntunan dan ajaran Allah SWT dengan cara

hikmah dan mau’idha hasanah (Adnan,2005). Dakwah adalah pedoman yang

lengkap tentang perilaku manusia serta ketentuan hak dan kewajiabn manusia

pada kewajiban dan hidayah serta amal ma’ruf nabi munkar untuk mencapai

kepada kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat dengan melihat pandangan dan

pola pikiran manusia berdasarakan aqidah yang bermanfaat. Taufik (2013)

menyatakan dakwah adalah pedoman yang lengkap tentang perilaku manusia serta

ketentuan hak dan kewajiban. Dengan dakwah manusia akan terangkat dari

kehinaan,kebodohan,kemaksiatan dan kekufuran.

Dengan dakwah manusia tercerahkan dari kegelapan menuju

cahaya,dengan dakwah pula manusia memperoleh kebahagiaan dan kemuliaan

baik didunia maupun diakhirat (al-atsari,2007). Dalam islam,seorang pemimpin

mempunyai haknya bagaikan seorang orang tua karena ikatan batin,bagaimana

seorang guru karena memberikan ilmu dan pengetahuan bagaikan syekh karena

membimbing rohani dan pengendali (pemimpin) karena menentukan strategi dan

13

Page 14: Pendahuluan

taktik berdakwah. Maka dakwah dalam islam mencakup seluruh makna yang

terkandung diatas (Kalli,2004)

4.2 Bergaul Dengan Baik

Bergaul merupakan salah satu interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan

kunci dari semua kehidupan bersama-sama. Bertemunya orang perorang secara

badaniah tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.

Maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial,yang

menunjuk pada hubungan-hubungan sosial dinamis (Sutarno,2007). Kemampuan

bergaul adalah modal yang sangat besar manfaatnya bagi mobilitas sosial. Mereka

akan memperoleh berbagai informasi dari berbagai teman mereka. Kemampuan

bergaul membuat seseorang mengalami mobilitas yang tinggi karena berbagai

kebiasaan yang diadakan teman maupun jaringan kerja yang ada (Soeroso,2008).

Pemimpin yang mudah bergaul bisa dikatakan komunikatif. Komunikatif

ini sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan,yang pasti antara anggota dan

pemimpin. Menjadi komunikatif bukanlah tentang siapa diri kita,ekstrovet atau

introvet melainkan lebih kepada cara kita dalam menciptakan arus komunikasi

yang efektif (Nugraha,2012). Berlebihan dalam bergaul juga tidak baik akan

mendatangkan penyakit,maka dari itu bergaullah dengan sewajarnya,ciptakan

komunikasi yang baik. Demikian juga berlebih-lebihan dalam pergaulan akan

mendatangkan kerugian didunia dan diakhirat,seyogyanya bagi seorang hamba

dapat mengambil hikmah dari setiap pergaulan (Ath-thayar,2007).

4.3 Suka Menolong

14

Page 15: Pendahuluan

Membangun karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup.

Anak-anak akan tumbuh menjadi seorang yang berkarakter jika ia tumbuh dalam

lingkungan yang berkarater pula. Menanamkan tokoh tersembunyi dalam benak

anak-anak diharapkan dapat memberi kekuatan,arahan dan panduan perilaku yang

baik kepada anak-anak. Misalnya tokoh anak yang suka menolong,penyampaian

cerita bagaimana anak tersebut menolong orang lain,akan mengarahkan anak

untuk mendupkikasikan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-harinya

(Aisyah,2010). Menolong adalah nenbrikan orang apa yang mereka

butuhkan,tidak selalu apa yang mereka inginkan. Hal yang diberikan jelas tidak

hanya sekedar materi atau benda,tetapi bisa juga non materl sifatnya dan

melakukan sesuatu yang orang lain tidak dapat lakukan sendiri atau membantu

orang yang tak punya waktu melakukannya (Izzah,2013).

Membantu orang lain merupakan hal yang penting yang kadang diabaikan.

Membantu orang lain kehendaknya dengan ikhlas tanpa pamrih. Membantu orang

lain tidak perlu digembar-gemborkan,cukup diri anda dan tuhan saja yang

tahu,percayalah dengan membantu orang lain makan kemudahan dan

keberuntungan selalu menyertai kita (Pangarep,2010). Seorang pemimpin sudah

sepatunya menjadi contoh anggotanya,harus suka menolong,termasuk menolong

anggota kelompoknya ketika sedang kesusahan. Pemimpin harus mempunyai jiwa

yang baik dan tangguh. Hamim (2012) menyatakan pemimppin yang baik adalah

pemimpin yang suka menolong dan berlaku adil.

4.4 Gemar Membaca

15

Page 16: Pendahuluan

Membaca adalah ketrampilan mengenal dan memahami tulisan dalam

bentuk urutan lambang-lambang garfis dan perubahannya menjadi wicara yang

bermakna dalam mentuk pemahaman-pemahaman diam-diam atau pengajaran

keras-keras (Kridalaksana,2007). Membaca adalah sebuah kegiatan yang ringan

san sederhana karena dengan membaca kita akan memperoleh begitu banyak

ilmu,baik ilmu keagamaan maupun ilmu keduniaan. Dengan membaca kkita dapat

berjalan melintasi budaya dan keragaman dunia,membaca dapat pula dijadikan

sebagai penguat kepribadian,karena semakin banyak ilmu yang kita

dapat,diharapkan khazanah pemikir dan kebijaksanaan diri dapat terus

berkembang (Sukartiningngsih,2005).

Sebagai seorang pemmimpin sudah pasti harus gemar membaca

apapun,agar meningkatkan pengetahuan dan intelektual. Dengan membuat kita

menjadi tahu akan segalanya Dn menjadikan kita pandai,sempatkan waktu kita

setiap hari untuk membaca minimal 2 jam perhari disela-sela waktu istirahat

kita,dengan seperti itu setiap hari maka kita akan terbiasa. Beberapa manfaat

membaca adalah sebagai berikut : a). Meningkatkan kadar intelektual, b).

Memperoleh berbagai informasi dan pengetahuan hidup, c). Memiliki cara

pandang dan pola pikir yang luas, d). Memperkaya perbendaharaan kata, e).

Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dibelahan dunia, f). Meningkatkan

keimanan, g). Mendapatkan hiburan (Sapril,2010). Membaca merupakan jendela

dunia. Membaca merupakan jembatan penghubing dengan generasi-generasi

terdahulu. As-Suwaidan (2005) menyatakan sebaiknya seseorang membaca

mengkhususkan 70% dari bacaannya untuk bidang-bidng yang digemari yang

16

Page 17: Pendahuluan

diharapkan dirinya akan menjadi pemimpin besar dalam bidang itu dan selebihan

30% untuk bidang ilmu lainnya.

V. PEMIMPIN YANG BERJIWA PENOLONG

Sebagai seorang pemimpin harusnya mempunyai jiwa yang lembut dan

peduli terhadap lingkungan dan sesama apalagi terhadap anggota kelompoknya.

Hamim (2012) menyatakan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang suka

menolong dan berlaku adil. Berikut adalah sikap yang harus ada dalam jiwa

seoorang pemimpin :

5.1 Tolong Menolong Dalam Hal Kebaikan dan Ketaqwaan

Manusia dan persekitaran adalah dua elemen yang tidak boleh dipisahkan

dalam memastikan kesempurnaan dan kelangsungan kehidupan. Budaya ikram

atau budaya saling menolong juga merupakan amalan yang mulia yang boleh

mewujudkan keharmonian dalam sebuah masyarakat (Rosila, 2005).

a. Hubungan Baik dengan Tuhan

Untuk menjalin hubungan dekat dengan Allah ta’ala diperlukan suatu

peleburan. Kami berulang kali memerintahkan kepada jemaat kami untuk teguh

dalam hal ini. Sebab, kecuali seseorang terputus dari dunia dan kecintaan kepada

dunia menjadi dingin, dan ghairat alami serta peleburan kepada Allah Ta’ala tidak

tumbuh, tidak akan timbul pengabdian (Nuruddin, 2013).

Apabila hubungan manusia dengan Allah baik, maka alam ini akan

diperintahkan oleh-Nya untuk berkhidmat (melayani) eksistensi manusia dengan

sebaik-baiknya. Endang (2010) Tetapi jika hubungan manusia dengan Allah tidak

17

Page 18: Pendahuluan

baik, maka alam ini tidak akan bersahabat kepada manusia, akhirnya timbullah

berbagai macam bencana.

b. Ibadah

Pengertian ibadah menurut Al-Qur’an tidak hanya terbatas pada apa yang

disebut ibadah mahdhah atau rukun islam saja, tetapi cukup luas seluas aspek

kehidupan yang ada selama wahyu Allah memberikan pegangannya dalam

persoalan itu (Beben, 2013).

c. Hubungan dengan Sesama

Walaupun Seseorang rajin beribadah kepada Allah, bila hubungan dengan

sesama manusianya buruk, maka ia tidak akan selamat di dunia maupun di

akhirat. Seyogyanya memang hubungan yang baik dan sehat antara seorang

hamba dengan Rabbnya akan berimbas atau berdampak positif pada hubungannya

dengan sesama manusia (Rahman, 2006).

Islam mengenal arti tolong menolong antar sesama manusia karena

diajarkan oleh kitab dan rasulnya. Sedekah adalah harta atau non harta yang

dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha dinluar zakat untuk kemaslahatan

umat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan

usaha untuk diberikan pada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam

(Fauzi, 2007).

d. Berperan untuk Orang Lain

Banyak kajian tentang sumber daya manusia dan keorganisasian yang

menyoroti masalah factor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Suparman (2007)

menyatakan dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul

18

Page 19: Pendahuluan

dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya.

Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi.

1.1 Bukan Menolong dalam Dosa dan Kejahatan

Tidak mungkin individu yang kotor, akan melahirkan masyarakat yang baik.

Karena itu adalah jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat madani, yaitu

masyarakat yang bersih dan beradab, penuh dengan nuansa tolong menolong

dalam kebaikan dan ketaqwaan serta jauh dari kerjasama dalam keburukan dan

dosa, adalah hanya dengan kembali kepada fitrah (Hermawan, 2012).

Pendayagunaan ZIS untuk pinjaman konsumtif di BAZIS kabupaten

Semarang lebih didasari oleh adanya prinsip ta’awun (tolong menolong), prinsip

tolong menolong itu bukanlah prinsip yang tidak diatur maupun dijelaskan dalam

Islam. “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Q.S

Al-Maidah : 2) (Anam, F. 2011).

Saling tolong menolong dilakukan dalam kebaikan. Allah SWT melarang

tolong menolong dalam hal berbuat kejahatan. Misalnya, menolong teman

berdusta pada orangtuanya, saling bantu dalam menyontek ketika ulangan,

membantu dalam mencuri, dan sebagainya (Yusmansyah, 2006).

5.3 Teguh Hati (Konsisten)

Teguh adalah tetap berada di jalur petunjuk, konsisten diatas jalan ini,

istiqamah diatas kebaikan, dan terus berusaha untuk menambah. Ghazali (2009)

menyatakan dan jika tergelincir tumitnya maka dia langsung bertaubat. Bisa jadi

19

Page 20: Pendahuluan

setelah taubat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itulah kondisi orang yang

bersifat dengan akhlak tsabat.

a. Iman

Untuk mencapai tujuan Negara, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh

dari aparat Negara. Selain itu, diperlukan juga pemimpin yang beriman, bermoral,

berilmu, terampil, dan demokratis. Beriman memiliki arti bahwa pemimpin yang

percaya kepada Tuhan YME, sehingga dalam menjalankan wewenangnya tidak

akan melakukan perbuatan-pervuatan yang dilarang oleh agama (Bernard, 2011).

b. Amal Sholeh

Tindakan kebaikan bukan untuk kepentingan Tuhan, sebab Tuhan adalah

Maha Kaya, tidak membutuhkan apapun dari manusia (Marzuki, 2010).Iman yang

abstrak dan amal yang kongkret, kaum muslimin perlu menjlankan ibadah-ibadah

yang diperintahkan Allah. Jadi, orang islam tidak cukup hanya dengan mengakui

rukun iman (percaya pada Allah, malikat, kitab-kitab, Rasul-rasul, hari akhir, dan

qada san qadar) tetapi juga harus melaksanakan rukun islam (mengucapkan dua

kalimat syahadat, mendirikan shalat, berpuasa pada bulan Ramadhan,

mengeluarkan zakat, dan menunaikan haji ke Mekkah bagi yang mampu) (Azra,

2005 ).

5.4 Saling Menasehati atau Mengingatkan ( Amal Shaleh)

Basri (2009) menyatakan Tawashi dalam kebenaran menunjukkan makna

bagaimanapun ketinggian ilmu dan iman seseorang tetaplah ia memerlukan untuk

dinasehati dan diingatkan. Allah berkata : “Demi masa. Sesungguhnya manusia

20

Page 21: Pendahuluan

dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh, dan saling

menasehati dalam kebenaran dan kesabaran” (Q.S Al-Asr ayat 1-3).

Pemimpin dan rakyat harus saling mengingatkan. Siapa yang boleh

mengingatkan yaitu mereka yang ingat dan siapa yang diingatkan, yaitu mereka

yang lupa. Ada pesan ilahi bahwa :”Saling ingat mengingatkan tentang kebenaran

dan saling ingat mengingatkan tentang kesabaran”. Tidak dibiarkan kelu lidah

kalau harus berkata (mungkin ) tidak disenangi yang menjabat. Tidak dibiarkan

tangan ini kaku menulis sekedar mengingatkan. ( Siregar, 2008 ).

a. Sabar

Jika dikaitkan dengan dengan pola hidup dan kehidupan manusia dewasa

ini, maka manfaat adanya sikap sabar cukup menjanjikan akan terciptanya hidup

yang bermakna dan bertujuan yaitu semata-mata hanya untuk mencari keridhoan

Allah SWT (Hidayati, 2007). Pemimpin Negara, pemimpin sekolah, bahkan

pemimpin keluarga sekalipun, harus mempunyai keberanian untuk meminta

nasihat dari orang lain dan siap menerima koreksi. Ia juga harus sabar untuk tidak

ingin berkuasa terus-menerus ( Gymnastiar, 2007 ).

b. Kebenaran

Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara

atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya itu. Kebenaran

sangat sulit ditemukan dan dibuktikan. Implikasi dari penggunaan ayat untuk

memperoleh pengetahuan melalui alat tertentu atau mengakibatkan karakteristik

kebenaran yang dikandung oleh pengetahuan itu akan memiliki cara tertentu

untuk membuktikannya (Wesilah, 2009).

21

Page 22: Pendahuluan

VI. PEMIMPIN YANG BERMORALITAS

Kepemimpinan etika terbina dari pada dua faktor (pillars) utama. Faktor

tersebut terdiri dari pada kedudukan pemimpin berkenaan sebagai manusia

bermoral dan kedudukan sebagai pengurus moral (moral manager). Menelusuri

watak Nabi Muhammad SAW dalam skop model didapati karakter sebagai

manusia bermoral dan pengurus moral telah wujud pada diri rasulullah SAW pada

zamannya (Ishak, 2011).

Tindakan kepemimpinan bergantung pada pembentukan hubungan sosial

yang efektif dan mencapai masa depan yang diinginkan melalui perjanjian serta

kerjasama. Pemimpin yang bermoral menggunakan kekuasaan untuk mencapai

tujuan organisasi, menghormati hak, individu, dan kelompok, dan adil dalam

berhubungan dengan orang lain (Sitanggang, 2013). Keterampilan memimpin

dapat dipelajari dari buku ataupun pelatihan kepemimpinan, namun menjadi

pemimpin berkarakter tidak cukup dengan melakukan dua hal tersebut. Menjadi

pemimpin yang konsisten mengembangkan komitmen untuk berperilaku yang

bermoral merupakan sebuah proses panjang dan dapat diruntut dari kehidupan

seseorang sejak dini.

Untuk mempersiapkan calon pemimpin yang mengembangkan komitmen

untuk berperilaku yang bermoral disarankan agar orang tua menggunakan metode

dialog, disertai keteladanan dan kedekatan dengan anak ketika melakukan

sosialisasi nilai pada anak-anaknya (Asyanti, 2009). Suharyat (2010) menyatakan

bahwa nilai moral adalah nilai yang membahasa bagaimana manusia

22

Page 23: Pendahuluan

memperlakukan manusia lain untuk mendorong ke saling menguntungkan

kesejahteraan dan pertumbuhan kehdupannya.

6.1 Tauhid (Nilai Kebebasan)

Tauhid yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa,

tidak ada sekutu bagiNya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), asma’

dan sifat-Nya. Urgensi tauhid adalah seorang hamba meyakini dan mengakui

bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan Rajanya.

Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta.

Hanya Dia-lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan setiap yang

disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala

sifat kesempurnaan, maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia SWT

mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi (Muhammad,

2009).

Ilmu aqidah (tauhid) adalah hal yang penting yang harus dipelajri setiap

muslim. Ilmu aqidah harus dipelajari terlebih dahulu sebelum kita mempelajari

yang lain seperti ilmu fiqih (fiqih ibadah seperti wudhu, sholat, puasa, dl), ilmu

akhlak, dan sebagainya (Muhammad, 2010).

Pada kepemimpinannya, Nabi Muhammad SAW senantiasa mengajarkan

doktrin tauhid dan mengajarkan pokok-pokok jaran Islam kepada kaum Muhajirin

dan Anshar di dalam masjid. Di dalam masjid kaum muslimin melakukan ibadah

berjamaah dan senantiasa bertemu, bermusyawarah untuk merundingkan masalah-

masalah yang bersma-sama mereka hadapi (Nasrah, 2005).

23

Page 24: Pendahuluan

Mohammad (2008) menyatakan bagaimanapun, Islam telah menyediakan

garis panduan yang jelas dalam soal kepimpinan yang boleh di praktikan.

Penghayatan terhadap keindahan nama-nama Allah berupaya untuk mendorong

individu meneladani sifat-sifat tersebut sesuai dengan kedudukan dan kemampuan

kita sebagai makhluk-Nya. Secara umumnya, terdapat beberapa sifat yang amat

diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin yang berkesan seperti mempunyai

ilmu pengetahuan yang mencukupi untuk memimpin dan berkeupayaan mentadbir

dan mengurus organisasi dari segi perancangan, penstafan, perlaksanaan dan

pengawalan untuk mencapai objektif yang ditentukan ( Mohammad, 2008 ).

6.2 Nikah (Nilai Keluarga)

Menurut Qomari (2007), hikmah syariat nikah diantaranya adalah : a).

Nikah adalah salah satu sunnah (ajaran) yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah

SAW. b). Nikah adalah satu upaya untuk menyempurnakan iman. c). Pernikahan

adalah sebaik-baiknya cara untuk mendapatkan anak, memperbanyak keturunan

dengan nasab yang terjaga. d). Pernikahan adalah satu hal yang menghindari kita

dari fitnah di dalam ruang lingkup masyarakat. e). Pernikahan melancarkan rezeki

yang ditakdirkan untuk kita.

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam suatu tatanan kehidupan

sosial. Keluarga adalah kelompok dari dua atau lebih individu yang dihubungkan

dengan kelahiran, pernikahan, atau adopsi dan tinggal bersama serta berbagai

fungsi sosial lainnya satu dengan yang lain (Rahmah, 2012). Dan apabila

sepasang suami istri masing-masing saling memahami apa tujuan dan hikmah

suatu pernikahan serta mengerti dan mau menjalankan hak dan kewajibannya

24

Page 25: Pendahuluan

masing-masing dengan penuh tanggung jawab,segala sesuatu berjalan dan tentu

saja pada akhirnya akan membuahkan kebahagiaan dunia dan akhirat (Prakoso,

dkk, 2007).

Dalam pandangan islam pernikahan merupakan konsep illahi yang

didalamnya terkandung unsure-unsur religi maupun unsure sosial. Pernikahan

sebagai suatu cara membentuk keluarga merupakan perintah agama (QS. An-

nisa:3), agar manusia dapat hidup tentram dan bahagia (QS.Ar-

Rum:21) (Tampubolon,2010 ). Surat An-Nisa ayat 1-4 menjelaskan tentang apa

itu menikah, bagaimana menjalankannya (Ahmad, 2006).

Efek dari menikah bagi seorang laki-laki adalah menjadi suami. Dan

resiko perubahan itu adalah kewajiban-keajiban. Di antaranya kewajiban mencari

nafkah untuk menghidupi keluarga dan kewajiban sebagai kepala rumah tangga

alias pemimpin rumah tangga. ( Nata, 2007 ).

6.3 Hayati (Nilai Kemanusiaan)

Nilai kemanusiaan adalah nilai mengenai harkat dan martabat manusia.

Manusia merupakan makhluk yang tertinggi di antara makhluk ciptaan Tuhan

sehingga nilai-nilai kemanusiaan tersebut mencerminkan kedudukan manusia

sebagai makhluk tertinggi diantara makhluk-makhluk lainnya. Seseorang

mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi menghendaki masyarakat

memiliki sikap dan perilaku sebagai layaknya manusia. Sebaliknya dia tidak

menyukai seikap dan perilaku yang sifatnya merendahkan orang lain (Alim,

2012).

25

Page 26: Pendahuluan

Negara dalam hal ini para pemimpinnya yang punya otoritas kebijakan,

mestinya tahu, bahwa kevaliditasan nilai-nilai agama hanya bisa terukur oleh

kacamata tiap individu (person), bagaimana memahami hakikat kehidupan dengan

memandang rasa kemanusiaan. Etika kebangsaan diterapkan bukan hanya demia

menjaga stabilitas keamanan di masyarakat, tetapi untuk peningkat kesadaran

intern yang lebih berhaluan pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan

kesetaraan, berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, dan UUD 1945

(Winarno, 2013).

Bentuk pendidikan yang dialakukan orang tua dalam menanamkan nilai-

nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah ceramah, memberikan contoh

yang baik, memberi kebebasan yang bertanggung jawab, memberikan pendidikan,

dan menegur jika anak tersebut melakukan kesalahan (Masrukin, 2012).

Seorang pemimpin tidak boleh sedikitpun mempunyai sifat materialism

karena itu pasti akan terjerumus ke dalam sebuah kasus korupsi. Sudah tak dapat

disangkal lagi bahwa tirani materialism dan nilai-nilai kemanusiaan adalah dua

titik ekstrem yang selalu berlawanan. Manusia tidak mungkin resah karena

tersebarnya nilai-nilai kemanusiaan. Keresahan itu timbul karena tirani

materialisme. Tirani materialisme adalah sumber kejahatan, penyakit social,

penyelewengan moral, rusaknya hubungan persaudaraan, dan permusuhan

sesamamanusia (Al-Bahy Muhammad, 2005 ).

Bagaimana yang akan terjadi jika seorang pemimpin tidak memiliki sifat

nilai kemanusiaan. Pastilah akan ada banyak sekali yang dirugikan. Jawabannya

maka akan banyak sekali kekacauan, korupsi, dan lain-lain.Mengenai peningkatan

26

Page 27: Pendahuluan

korupsi memang valid. Namun efektivitasnya hanya bersifat temporer. Sistem

pengawasan hanya akan menciptakan shock therapy dan ketakutan. Semua

tindakannya sah-sah saja menurut hukum, padahal itu melanggar nilai-nilai

kemanusiaan dan keadilan masyarakat ( Pradiansyah, 2006).

Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam

menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif (Mulyana,2006).

Seperti sosiologi pada umumnya, Kuperman memandang norma sebagai salah

satu bagian terpenting dari kehidupan sosial sebab dengan penegakan norma

seseorang dapat merasa tenang dan terbebas dari segala tuduhan masyarakat yang

akan merugikan dirinya. Nilai merupakan keyakinan yang membuat seseorang

bertindak atas dasar pilihannya (Allport,2004). Nilai terjadi pada wilayah

psikologi yang disebut keyakinan. Keyakinan ditempatkan sebagai wilayah

psikologi yang lebih tinggi dari wilayah lainnya seperti hasrat, motif, sikap,

keinginan, dan kebutuhan.

Kluckhohn (Brameled,2004), mendefinisikan nilai sebagai konsepsi dari

apa yang diinginkan yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan

tujuan akhir tindakan. Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan

pilihan. Pengertian tersebut merupakan kesimpulan dari beberapa pengertian nila

diatas, dimaksudkan sebagai takaran manusia sebagai pribadi yang utuh atau nilai

yang berkaitan dengan konsep benar dan salah yang dianut oleh 9 golongan atau

masyarakat tertentu. Nilai kemanusiaan adalah nilai mengenai harkat dan martabat

manusia.

27

Page 28: Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk yang tertinggi di antara makhluk ciptaan

Tuhan sehingga nilai-nilai kemanusiaan tersebut mencerminkan kedudukan

manusia sebagai makhluk tertinggi di antara makluk-makhluk lainnya. Seseorang

mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi menghendaki masyarakat

memiliki sikap dan perilaku sebagai layaknya manusia (Koentjoroningrat,2006).

6.4 Adil (Nilai Keadilan)

Islam memerintahkan umatnya untuk berbuat adil dengan semua orang,

memerintah mereka berbuat adil dengan orang yang mereka cintai dan orang yang

mereka benci, ia menginginkan mereka adil secara mutlak hanya karena Allah,

bukan karena sesuatu yang lain, standarnya tidak dipengaruhi oleh kecintaan dan

kebencian; rasa cinta tidak mendorong umat Islam yang bertaqwa meninggalkan

kebenaran dan condong kepada kebatilan karena orang yang mereka cintai, dan

kebencian tidak menghalangi mereka melihat kebenaran dan memperhatikannya

karena orang yang mereka benci (Al-Hasyimi,2009). Adil adalah keutamaan

untuk diri sendiri yang terdiri dari 3 kumpulan keutamaan; bijaksana, kesucian

tubuh, keberanian, itu adalah perdamaian yang menguatkan satu sama lain, dan

mematuhinya dengan kekuatan yang istimewa sampai tidak saling berebut (untuk

menguasainya) dan tidak saling memukul seperti menuntutnya atas kebosanan

aibnya (Mohammad,2009). Dan diceritakan untuk manusia keluarga selalu meilih

dengan melayani diri sendiri terhadap dirinya sendiri dahulu, kemudia melayani

orang lain (Ichwana, dkk, 2010).

Keadilan dimanapun selalu terkait dengan manusia ketika ia menjalani

kehidupan kesehariannya, dan keterkaitannya dengan sesama manusia dimanapun

28

Page 29: Pendahuluan

ia berada. Apa yang dirasakan manusia, keadilan yang dihadapinya kadangkala

tidaklah sesuai dengan keinginannya. Manusia berhadapan dengan berbagai

kendala yang bersumber dari faktor sosial, budaya, ekonomi, manusia, dan

lainnya (Meliono, 2012). Syarat menjadi seorangpemimpin salah satunya adalah

adil. Menurut Daud (2005) Syarat utama yang terpenting yang mesti ada pad

seorang pemimpin yaitu adil.

Menurut Wiloto (2006) bahwa pemimpin yang layak untuk dipilih di

situasi sekarang adalah seorang pemimpin yang memiliki visi dan misi yang

konkrit seta membangun daerah dan berpradigma ekonomi rakyat secara

benar, bukan hanya selogan apalagi politik semata. Pemimpin yang adil akan

menciptakan kemakmuran yaitu dengan meningkatkan taraf hidup rakyat,

memberdayakan potensi SDA dan SDM demi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat, serta menciptakan nilai tambah demi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.

6.5 Amanah (Nilai Kejujuran)

Dengan adanya nilai-nilai kebaikan (akhlakul karimah) tersebut yang

tercermin dalam perilaku sehari-hari, tentunya akan semakin memberikan

kesadaran kepada setiap individu untuk selalu menerapkan nilai-nilai kejujuran

dalam proses pembelajaran yang akan selalu memberikan pancaran kebaikan di

masa yang akan datang (Salafudin, 2010). Agama Islam mengharuskan setiap

pemeluknya memiliki hati dan perasaan yang mawas dan kuat, oleh karena itu

semua amal perbuatan dapat dijauhkan dari sikap ekstrim dan memudah-

mudahkan. Amanah dalam perspektif agama Islam memiliki makna dan

29

Page 30: Pendahuluan

kandungan yang luas, dimana seluruh makna dan kandungan tersebut bermuara

pada satu pengertian yaitu setiap orang merasakan bahwa Allah SWT senantiasa

menyertainya dalam setiap urusan yang dibebeani kepadanya, dan setiap orang

memahami dengan penuh keyakinan bahwa kelak ia akan dimintakan

pertanggungjawaban atas urusan tersebut (Noor, 2011).

Bagian terdepan dari nilai-nilai dan konsep-konsep luhur yang ditegaskan

dan diinformasikan ulang lewat wahyu Islam adalah kejujuran/ kebenaran, karena

kejujuran adalah keutamaan yang paling utama dan pangkal segala ahlaq dan

perilaku yang mulia. Kebesaran dan kedudukan mulia kejujuran ditunjukan oleh

banyaknya ayat dalam Al – Qur’an dan Hadits –Hadits yang diriwayatkan dari

Nabi.. Demikianlah kenyataannya bahwa setiap firman selalu disampaikan Nabi

sebagaimana difirmankan kepada beliau. (Hadiyanto, 2010). Sifat amanah inilah

yang dapat mengangkat posisi Nabi di atas pemimpin umat atau Nabi-Nabi

terdahulu ( Bya, 2008 ).

Pemimpin yang amanah adalah pemegang mandat yang dapat dipercaya (al-

amin). Yang memberi mandat adalah rakyat. Coba camkan apa yang dikatakan

oleh Mahatma Gandhi, “Di antara sikap moral yang peling penting adalah

mempercayai diri sendiri dan membangun kepercayaan dengan orang lain”.

Pemimpin yang amanah juga pemimpin yang objektif dan adil, tidak menyia-

nyiakan ksempatan untuk kebaikan dan kemajuan bersama, serta pantang

menyelewengkan wewenang. Dalam bahasa modern, amanah itu

disebut trust (kepercayaan) atau trustworthiness (layak dan bisa dipercaya).

Pemimpin amanah memiliki setidak-tidaknya tiga kriteria. Pertama,  kapabilitas

30

Page 31: Pendahuluan

yakni kemampuan atau kompetensi. Ini diukur antara lain, melalui kepandaian dan

ilmu, keterampilan mengelola dan memimpin. Kedua, integritas yakni kualitas

moral dan keluhuran budi pekerti. Ketiga, bukti dan hasil.  (M. Alfian, 2009).

Sutikno (2010) menyatakan Tanpa amanah, karakter seseorang akan tergadai demi

kepentingan pribadi dan sesaat.

VII. PEMIMPIN YANG PROFESIONAL

VII.1 Bekerja sebagai Ibadah

Orang yang berkerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan

tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat dan negara tanpa

menyusahkan orang lain. Al-Quran menggariskan golongan yang baik lagi

beruntung (al-falah) itu adalah orang yang banyak taqwa kepada Allah, khusyu

sholatnya, baik tutur katanya, memelihara pandangan dan kemaluannya serta

menunaikan tanggung jawab sosialnya seperti mengeluarkan zakat dan lainnya

(QS Al Mu’minun : 1 – 11) (Maharani, 2012). Rata-rata dalam hidup kita

menghabiskan waktu ± 30 tahun bekerja.Setelah itu pensiun, lalu manula, dan

kembali pulang, menghadap ke haribaan Tuhan Allah Yang Maha Esa.“Manusia

itu makhluk pencari makna. Kita seyogyanya berpikir, untuk apa menghabiskan

waktu yang sangat lama, ± 30 tahun bekerja (Santoso, 2009).

Dalam menghadapi tekanan-tekanan pada pelaksanaan tugasnya, selain

harus berpedoman kepada etika profesinya seorang internal auditor juga harus

berpegang teguh pada etika yang telah ditetapkan agamanya. Salah satu etika yang

berdasarkan keagamaan adalah etika kerja Islam.Etika kerja Islam yang

31

Page 32: Pendahuluan

bersumber dari Syari’ah mendedikasikan kerja sebagai kebajikan (Yuteva, 2010).

Dari beberapa hasil riset, diidentifikasi bahwa kombinasi kepemimpinan kepala

sekolah yang profesional,taat beribadah harapan tinggi (partisipasi) warga

sekolah, dan budaya sekolah yang positif merupakan faktor penentu efektivitas

sekolah (Lestari, 2004).

Beberapa penelitian riset mendukung asumsi bahwa etos kerja merupakan

faktor penting yang menentukan pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik dan

bertambahnya kepuasan (Tampubolon,2008).

VII.2 Bekerja sebagai Amanah

Al-Khazandar (2009) menytakan karena Allah memerintahkan menunaikan

amanah kepada pemiliknya, dan melarang berkhianat kepada Allah dan Rasul-

Nya, serta melarang menghianati semua amanah mereka.Dan Dia menjadikan

diantara sifat orang-orang yang beruntung adalah bahwa sesungguhnya mereka

menjaga janji dan amanah mereka. Dan jiwa manusia dengan fitrahnya cenderung

kepada pemberi nasehat yang dipercaya (al-Amin) dan berpegang kepada orang

yang kuat lagi dipercaya, sehingga non muslim mengutamakan orang yang

amanah. Dengan melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya, maka nyatalah

wujud keimanan seorang Muslim yang senantiasa bergerak aktif di dalam

dadanya.Karena pergerakanyang aktif itu, maka imannya menjadi produktif

menghasilkan karya kebaikan dan amalsholeh.Baginya, amanah meski berat

sekalipun adalah tanggung jawabnya tidak hanyakepada manusia tetapi juga

kepada Allah SWT (Fauzi, dkk, 2010).

32

Page 33: Pendahuluan

Falsafal dan konsep amanah yang ditekankan dalam aspek kepemimpinan

adalah sesuatu yang perlu dipikul oleh pemimpin yang sudah diberi kepercayaan

(Hasan,2010). Bekerja adalah menjalankan perintah Allah, itulah pendorong

internal yang sangat efektif. Seorang muslim yang berjiwa sehat tentu saja

menginginkan amalannya merupakan sesuatu yang membanggakan (Jaya, 2011)

Kerja akan dilihat oleh Allah, Rasul, dan orang-orang beriman lainnya. Kemudian

kerja akan yang maha mengetahui hal yang ghaib, artinya Allah SWT mengetahui

kuealitas kerja kita, keikhlasan dalam bekerja, kejujuran dan amanah dalam

bekerja kemudia amal itu akan disiarkan secara langsung pada hari kiamat.

VII.3 Bekerja dengan Sungguh-sungguh

Seorang yang telah bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya

akan bertambah martabat dan kemuliannya. Sebaliknya, orang yang tidak bekerja

alias menganggur, selain kehilangan martabat dan harga diri di hadapan dirinya

sendiri, juga di hadapan orang lain. Jatuhnya harkat dan harga diri akan

menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Tindakan mengemis, merupakan

kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah SWT (Pramandhika,

2011).Seorang leader adalah seorang pemimpin yang mampu mengeluarkan

pendapatnyabagi mengembangkan suatu organisasi bisnis dan dikerjakan secara

bersama dengan sungguh-sungguh oleh anggota organisasi (Miraza,2013).

Motivasi timbul dengan adanya beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi

sehingga menimbulkan tekanan dan rasa ketidakpuasan tersendiri sehingga

mendorong terciptanya produktivitas kerja pegawai yang tinggi

33

Page 34: Pendahuluan

(Simanjuntak,2011). Etos kerja adalah watak atau karakter suatu kelompok

nasional atau kelompok rasial tertentu. Rukmana (2010) Maksudnya adalah etos

kerja dalam suatu perusahaan tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi harus

diupayakan dengan sungguh-sungguh melalui proses yang terkendali dengan

melibatkan semua sumber daya manusia dalam seperangkat sistem dan alat-alat

pendukung yang ada dalam perusahaan tersebut. Dengan penciptaan karakter dan

watak yang sama diantara sumber daya manusia tersebut maka akan menjamin

terlaksananya fungsi-fungsi manajemen dengan baik dalam rangka mencapai

tujuan organisasi. Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai salah

satunya adalah dengan menumbuhkan motivasi kerja di kalangan

pegawai.Motivasi adalah suatupendorong bagi pegawai untuk mau bekerja dengan

giat dan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Maidah,2009)

VII.4 Menghargai Waktu

Ketika Allah shubhaana wa ta’ala bersumpah dengan sesuatu dari makhluk-

Nya, maka hal itu menunjukkan urgensi dan keagungan hal tersebut. Dan agar

manusia mengalihkan perhatian mereka kepadanya sekaligus mengingatkan akan

manfaatnyayang besar.Sunnah datang untuk lebih menekankan tentang

pentingnya waktu serta berharganya zaman. Seluruh manusia akan dimintai

pertanggung jawaban terhadap nikmat waktu yang telah Allah berikan kepadanya

(Muhammad, 2013). Orang dengan tingkat kebutuhan pada tingkat aktualisasi diri

lebih menghargai waktu, menghargai sesama manusia dan mempunyai rasa yang

kuat pada kebenaran dan kesalahan, pada kebaikan dan kejelekan. Selanjutnya,

34

Page 35: Pendahuluan

orang-orang ini mendorong diri sendiri (dorongan instrinsik) dan bukan mencari

dorongan dari orang lain (dorongan ekstrinsik). Dorongan ekstrinsik menunjukkan

karakteristik orang pada tingkat harga diri (Khoir, 2011). Fazrien dkk (2007)

menyatakan setiap pegawai dituntut untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya

dengansebaikbaiknya. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang pegawai

melaksanakan pekerjaannya dengan mengacu pada Tupoksi yang ada sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Pemimpin afiliatif sangat menghargai perasaan-perasaan orang-orang yang

bekerja untuk dia, karena dia tidak menekankan pada hasil atau pencapaian

tujuan,tetapi lebih pada kebutuhan emosi para karyawannya. Gaya ini sangat

cocok sekali bagi perusahaan yang memiliki iklim kelompok.Ciri dari pemimpin

ini adalah menyenangi kerjasama, harmonisasi, interaksi yang ramah, membangun

relasi yang baik dengan orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu jenis pemimpin

ini sangat menghargai waktu-waktu senggang, karena dengan begitu dia dapat

melakukan pendekatan dengan bawahan untuk membantu mereka melewati masa-

masa sibuk nantinya.empati sangat dikedepankan olehnya karena ia ingin peduli

pada karyawannya secara keseluruhan bukan hanya berdasarkan tanggung jawab

tugas (Alfian, 2010).

VII.5 Kerjasama

Kerjasama tim atau teamwork didefinisikan oleh Scarnati (2005) sebagai

proses yang memungkinkan orang biasa untuk mencapai hasil yang luar biasa.

(Safitri dkk,2012) Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan. Untuk

35

Page 36: Pendahuluan

memperoleh keterampilan di atas perlu pengalaman, dan karena itu pemimpin

harus benar-benar banyak bergaul, bekerjasama, dan berkomunikasi dengan orang

yang dipimpinnya.Yang penting jangan hanya tahu, tetapi harus dapat

melaksanakan (Putri, 2011). Memiliki keterampilan memimpin supaya dapat

bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik.

Pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk memotivasi karyawannya

agar bekerja dengan baik. Apabila motivasi bekerja karyawan rendah maka

kinerja karyawan akan menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki

rendah. Motivasi dan pembangkitan motivasi merupakan sebuah fungsi

manajemen yang penting untuk dilakukan (Setiawan, 2010).Gaya dan nilai dari

suatu budaya yang cenderung tidak banyak berubah dan akar-akarnya sudah

mendalam, walaupun terjadi penggantian manajer. Dalam organisasi dengan

budaya yang kuat, karyawan cenderung berbaris mengikuti penabuh genderang

yang sama. Nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama membuat orang merasa

nyaman dalam bekerja, rasa komitmen dan loyalitas membuat orang berusaha

lebih keras lagi dan didalamnya akan selalu dapat bekerja dengan kemampuannya

yang sama setiap waktu (Mastuti, 2009).

VII.6 Bekerja dengan Pengetahuan

Menurut Saliman (2011), pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai

persyaratan, antara lain : a). Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan

berbicara, kemampuan menilai. b). Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan

dalam bidang tertentu. c). Tanggungjawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet,

36

Page 37: Pendahuluan

percaya diri, agresif. d). Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinggi, kooperatif,

mampu bergaul. d). Status, kedudukan sosial ekonomi cukup tinggi dan tenar.

Kemampuan itu dapat dan harus diajarkan. Suratno (2005) menyatakan

karena itu dalam peningkatan sumber daya khususnya sumber daya manusia,

peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu instrumen

pembangunan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai

organisasi, sangat dibutuhkan tenaga-tenaga yang telah memiliki kemampuan di

bidang tugas masing-masing. Sebagai seorang pemimpin harus mempunyai

pengetahuan yang sangat luas dan terbuka ( Wahid,2005)

Pemimpin yang sukses sudah pasti bekerja dengan pengetahuan dengan

ilmu-ilmu pengetahuan yang ia miliki (Hendrawan,2010). Keberhasilan penerapan

manajemen pengetahuan sangat bergantung pada beberapa faktor.Yang pertama

adalah kualitas pemimpin perusahaan yang didukung semua lini. Disini sang

pemimpin, katakanlah manajemen menengah,harus komit dan taatasas dalam

menerapkan dan mengembangkan sistem secara partisipatif dan integral.Yang

kedua adalah dukungan budaya kerja berbasis pengetahuan di kalangan

manajemen dan karyawan. Secara eksplisit budaya pengetahuan akan memperkuat

budaya kerja yang ada. Dan yang ketiga, karena sebagai sistem maka manajemen

pengetahuan harusmerupakan sistem bisnis perusahaan yang total (Ariwibowo,

2009).

VII.7 Bekerja dengan Memiliki Keahlian

37

Page 38: Pendahuluan

Kerja tim adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan

dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang memiliki keahlian

yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan.

Terjadi saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah

tujuan. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika

dikerjakansecara perorangan (Octarina,2012).

Pemimpin dalam sebuah kepemimpinan harus mempunyai sifat terbuka atas

keahliannya kepada semua yang membutuhkan (Riyadiningsih,2012). Era

globalisasi dunia usaha ditandai dengan terbukanya persaingan yang ketat di

segala bidang, termasuk pada jasa pelayanan kesehatan (rumah sakit), Hal ini

merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan pembangunan bangsa

Indonesia.Organisasi–organisasi menghadapi tantangan untuk mampu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki keahlian khusus

sehingga mampu bersaing dengan dunia usaha (Darwito, 2008).

Pemimpin kharismatik adalah pemimpin yang memiliki visi yang jelas untuk

organisasi dan dapat dengan mudah mengkomunikasikan visi tersebut kepada para

anggota tim. Pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan

orang lain dari kepentingan diri. Ia sebagai pemimpin perusahaan bersedia

memberikan pengorbanan untuk kepentingan perusahaan. Ia menimbulkan kesan

pada bawahannya bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan tugas

pekerjaannya, sehingga patut dihargai. Bawahan memiliki rasa bangga dan merasa

tenang berada dekat dengan pimpinannya.Pemimpin juga dapat tenang

38

Page 39: Pendahuluan

menghadapi situasi yang kritikal, dan yakin dapat berhasil mengatasinya

(Afridhawati, 2009).

VII.8 Pengendalian Mutu

Trianingsih (2005) menyatakan pengendalian Mutu Terpadu merupakan

suatu sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh karyawan di semua

tingkatan dan dengan pengetrapan konsepsi pengendalian mutu dan metode-

metode statistik untuk mendapatkan kepuasan langganan dan yang

mengerjakannya. Melalui Program Pengendalian Mutu Terpadu, maka partisipasi

setiap karyawan dari seluruh tingkatan dan lini jabatan diarahkan pada produk dan

jasa yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan pelayanan,

menambahkan keuntungan dan membuat organisasi perusahaan menjadi lebih

baik. Pengendalian mutu sangat berdampak positif terhadap nilai perusahaan

(Melia,2008).

Menurut Siregar (2008), pemimpin kependidikan mempunyai peranan

penting membudayakan mutu total, antara lain :

a. Mengembangkan system komunikasi yang baik

b. Membimbing dan mendorong tumbuhnya motivasi untuk mengatasi

berbagai masalah

c. Mengembangkan system pendelegasian yang paling efektif dan efisien

Mutu atau kualitas dapat didefinisikan dalam beberapa cara,tergantung

bagaimana cara orang memandang mutu itu sendiri (Trjandrawan,2008). Semua

manajer dituntut untuk menjalankan tugas-tugas yang sifatnya seremonial dan

39

Page 40: Pendahuluan

simbolik. Ketika Rektor satu Perguruan Tinggi menyerahkan Ijazah pada waktu

wisuda ia menjalankan peran kepemimpinan simbolis. Peran ketiga adalah peran

penghubung. Manajer penjualan yang menerima informasi dari manajer

pengendalian mutu di dalam perusahaannya sendiri mempunyai kerjasama

hubungan internal. Hasibuan (2005) menyatakan Ketika manajer penjualan

tersebut berhubungan dengan para eksekutif penjualan lain melalui asosiasi

perdagangan pemasaran, ia mempunyai suatu kerjasama hubungan eksternal.

Mutu didefinisikan sebagai kesesuaian dengan kebutuhan konsumen yang

meliputi ketersediaan, pengiriman, ketahanan produk dan efektivitas biaya

(Toro,2007). Pengendalian mutu sebaiknya dilaksanakan dengan efektif dan

efisien. Menurut Soeharto (2008), tanda-tanda sebuah kegiatan pengendalian mutu

dikatakan efektif, apabila tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan Metode

atau cara yang digunakan harus cukup peka, sehingga dapat mengetahui adanya

penyimpangan selagi masih awal. Dengan demikian dapat diadakan koreksi pada

waktunya sebelum persoalan berkembang menjadi besar sehingga sulit untuk

diadakan perbaikan. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar Untuk

maksud ini diperlukan kemampuan dan kecakapan menganalisis indikator secara

akurat dan objektif (Hartoyo,2008).

Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi

penyelenggaraan proyek (Hasbuana,2008). Dalam hal ini diperlukan kecakapan

memilih titik atau masalah yang strategis agar penggunaan waktu dan tenaga

dapat efisien. Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan

penemuan, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek

40

Page 41: Pendahuluan

yang bersangkutan,agar tindakan koreksi yang diperlukan segera dapat

dilaksanakan. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan biaya yang

dipakai untuk kegiatan pengendalian tidak boleh melampaui faedah atau hasil dari

kegiatan tersebut, karena dalam merencanakan suatu pengendalian perlu dikaji

dan dibandingkan dengan hasil yang akan diperoleh. Dapat memberikan petunjuk

berupa prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang, bilamana pada saat

pengecekan tidak mengalami perubahan.

VIII. PENUTUP

VIII.1 Kesimpulan

Dari beberapa uaraian diatas dapat disimpulkan :

1. Kepemimpinan Rasulullah SAW dalam hijrahnya melibatkan beberapa

sahabatnya yang mempunyai beberapa keahlian diantaranya yaitu seperti Abu

Bakar As Siddiq (Ahli Ekonomi), Abdullah Bin Abu Bakar (Ahli Strategi),

Amir Bin Fuhairah (Ahli Kekuatan Fisik), Ali Bin Abi Thalib (Ahli

Kepemimpinan/Kecerdasan Intelektual), Asma Bin Abu Bakar (Ahli

Kekuatan Kecerdasan).Selain itu Rasulullah SAW sendiri adalah Ahli

Aqidah.

2. Karakteristik pemimpin islam yang dekat dengan tuhan adalah pemimpin

yang Jujur, kejujuran pasti akan menunjukan kebenaran dan kebohongan akan

mengarah pada kejahatan atau kesesaraan. Komunikatif,artinya pemimpin itu

dapat berbicara dengan baik dan benar atau komunikatif. Kompeten,seorang

pemimpin harus kompeten atau ahlli dalam bidangnya. Musyawarah,apabila

41

Page 42: Pendahuluan

mengambil keputusan harus berdasarkan musyawarah agar dicapai tujuan

mufakat yang sama. Inspiratif,mempunyai nilai-nilai yang dapat mengispirasi

anggotanya. Rendah Hati,seorang pemimpin harus mempunyai sikap yang

rendah hati artinya tidak sombong. Selain itu pemimpin yang hubungannya

dekat dengan tuhan adalah pemimpin yang Abdullah (mengabdi kepada

Allah) dan Khalifah (pemimpin).

3. Pemimpin yang efisien adalah pemimpin yang mempunyai sifat diantaranya

sebagai berikutt,yaitu Dakwah (Pemberdaya),Bergaul dengan Baik,Suka

Menolong,Gemar Membaca.

4. Seorang pemimpin juga harus berjiwa penolong yaitu yang berarti Tolong

Menolong dalam Kebaikan dan Tidak Tolong Menolong dalam

Kejahatan,selain itu juga Beriman Kepada Qada dan Qadar Allah serta

Pemimpin Yang Beramal Shaleh.

5. Pemimpin yang Bagus Moralitas adalah pemimpin yang mempunyai 5 nilai

moral dalam hidupnya yaitu Tauhid (Nilai Kebenaran),Nikah (Nilai

Keluarga),Hayati (Nilai Kemanusiaan), Adil (Nilai Keadilan) dan Amanah

(Nilai Kejujuran).

6. Seorang pemimpin yang profesional adalah pemimpin yang mempunyai 7

tujuan hidupnya yaitu yang pertama Bekerja Sebagai Ibadah,artinya bekerja

semata-mata karena Allah SWT. Yang kedua Bekerja Sebagai Amanah,yakin

bahwa jabatannya atau kepemimpinannya semata-mata adalah amanah dari

Allah SWT. Yang ketiga Bekerja dengan Sungguh-Sungguh,Dengan sepenuh

hati dan sepenuh jiwa melaksanakan pekerjaannya itu. Yang ke empat

42

Page 43: Pendahuluan

Menghargai Waktu,mengerti dan paham betul bahwa waktu itu berharga

waktu adalah uang,sehingga tidak menyiayiakan waktu untuk hal yang tidak

berguna. Yang ke lima adalah Kerjasama,harus mampu bekerjasama dengan

timnya dengan baik. Yang keenam Bekerja dengan Pengetahuan,dengan akal

pikiran yang rasional. Yang terakhir adalah Bekerja dengan Memiliki

Keahlian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul,syeh Mohd Naqhid. 2013. Kepemimpinan Efektif . Gramedia : Jakarta.

Adam Fetty. 2013. Peningkatan Kecerdasan Melalui Pembelajaran Aplikatif. Jurnal Biovature. Vol.1 No.1.

Adam,Holidin. 2011. Kesehatan Jasmani Masa Kini. Penebar Swadaya : Jakarta.

Adnan,Husain. 2005. Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab. Cakrawala Publishing : Jakarta.

Afridhawati, R. 2009. “Teori-teori Kepemimpinan”. Artikel Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Ahmad, Ginanjar Putra .2006 . Pembatasan Usia Kawin dan Persetujuan Calon Mempelai dalam Prepestif Hukum Islam. Jurnal Equality Vol.13 No.2.

Aisyah,Siti. 2010. Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bercerita. Jurnal Prosiding 2 FKIP Universitas Terbuka. Vol. 2 No.2.

Akbar Zaenal. 2013. Riwayat Hidup Abu Bakar As-Siddiq. Gramedia : Jakarta.

Akhmad,Jazuli. 2008 . Kejujuran Promosi,Konsistensi Tranksaksi dan Memelihara Kepuasan Pelangan Sebagai Implementasi Konsep Pemasaran Dalam Islami. Jurnal Telaah Bisnis. Vol.9 No.2.

Al- Bayi Muhammad. 2005 . Revevansi Metode dan Pendekatan Islam . Jurnal Ilmiah Multidiciplinary Vol.1 No.1.

43

Page 44: Pendahuluan

Al-atsari,Abu Salma. 2007. Dakwah ke Jalan Allah dan Akhlak Seorang Diri. Gema Insani Press : Jakarta.

Alfian. 2010. “Pribadi Baik Bagi Seorang Pemimpin”. Tesis Universitas Bina Nusantara.Al-Hasyimi, Muhammad Ali. 2009. Keadilan dan Persamaan dalam Masyarakat Muslim. Islam House : Jakarta.

Al-Hasyimi. 2009 . Moral dan Keadilan Sebagai Landasan Penegakan Hukum Yang Responsif. Jurnal Equality Vol.1 No.1.

Al-Hasyimy. 2009 . Jati Diri Wanita Muslimah . Terjemahan oleh M.Abul ghafar E.M pustaka Al-kautsar : Jakarta.

Ali,Muhammad. 2008. Pelatihan dan Pengembangan Kekuatan Fisik. Jurnal Agama Islam.Vol.1 No.1.

Alim, S. 2012. “Nilai Kemanusiaan”. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

Al-Khazandar, Mahmud Muhammad. 2009. Amanah. Islam House : Jakarta.

Anam, F. 2011. “Analisis Pendayagunaan Zakat untuk Pinjaman Konsumtif Bagi Korban Bencana di Bazis Kabupaten Semarang”. Tesis.

Andita,Putri,Rosella Pernadi. 2009. Menuju Masyarakat Madani. Gramedia : Jakarta.

Apriyani,Yunida Nur. 2013 . Nilai - Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kepemimpinan Khalifah Shalahuddin Al-Ayyubi dan Relevasinya Terhadap pendidikan agama islam. Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ariwibowo, Widi. 2009. “Management Pengetahuan”. Jurnal Institut Pertanian Bogor.

As-suwaidah. 2005. Kurangnya Kegemaran Membaca Di Perpustakaan. Jurnal Iqra’. Vol.7 No.1.

Asyanti, Setia. 2009. “Keluarga sebagai Tonggak Penyemai Benih-benih Pemimpin yang Berkarakter Tangguh”. Jurnal Temu Ilmiah Nasional Psikologi Islami III Universitas Surakarta.Adnan, M. Anas. 2004. “Fiqih Dakwah: Pola Dan Kebijaksanaannya”. Digital Book Digital Journal Al-Manär Edisi I. :1-18.

44

Page 45: Pendahuluan

At-Thayar. 2007. Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab. Cakrawala Publishing : Jakarta.

Azra,Yunan. 2010. Pendidikan Islam : Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab. Cakrawala Publishing : Jakarta.

Basri, Mu’inudinillah. 2009. “Pilah Pilar Selamat dari Kerugian”. Artikel Islami.

Bay, Joy. 2008 . Akutanbilitas dan Pembentukan Perilaku Amanah dalam Masyarakat Islam. Jurnal Salam vol.1 No.1.

Bay,Kaizal. 2008 . Pengertian Ulil Amri dalam Al-quran dan Implementasinya dalam Masyarakat. Jurnal Ushaluddin. Vol. 17 No.1

Beben. 2013. “Makalah Praktek Ibadah”. Makalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UPI.

Benard,Ahmad. 2011. Makna Ibadah dan Hakikatnya. Islam House : Jakarta

Budi,Pratama. 2011. Kecerdasan Intelektual Tolak Ukur Penyelesaian Masalah. Jurnal Pengetahuan. Vol.1 No.2.

Choiriah,Anis. 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional,Kecerdasan Intelektual,Kecerdasan Spiritual dan Etika Profesi Terhadap Tenaga Kerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik. Fakultas Ekonomi : Universitas Negri Padang.

Danfar. 2009. Pengertian Efisien. Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Bala Pustaka : Jakarta.

Darwito. 2008. “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan”. Tesis Prodi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.

Eliezer, Edward & Roy Setiawan. 2014 . Studi Dekritis Kepemimpinan Kristen pada Divisi Marketing di PT. Rembaka. Jurnal Acora .No.2 Vol.2.

Endang, Busri. 2010. “Futurologi dan Phenomenologi Nilai Spiritual (Hubungan Allah, Manusia, dan Alam)”. Jurnal Pendidikan Vol. 2, No. 1 (2010).

Fahri,M. 2009 . Dicari,Kepemimpinan Prespektif Islam . Jurnal Kepemimpinan Islam. Vol.1 No.2.

Fauzi, Ahmad, dkk. 2010. “Amanah”. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia.

45

Page 46: Pendahuluan

Fazrien Armhela,Sumartono,Tjahjanulin Domai. 2007. “Peran Pemimpin Dalam Pencapaian Kinerja Pegawai “. Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi,Universitas Brawijaya Malang.

Fhariq dan Faizal. 2005. Meneladani Sifat Abdullah Bin Abu Bakar. Unisulla: Semarang.

Ghazali, Muhammad Iqbal. 2009. Tsabat (Teguh Hati). Islam House : Jakarta.

Gymnastiar,Putri. 2007 . Uji Kesabaran Dalam Kehidupan Sehari-hari. Jurnal Akhlakul Kharimah vol.1 no.1.

Hadiyanto, Andy. 2010. “Kejujuran dalam Perspektif Hadits”. Artikel Kejujuran dalam Islam Prodi Psikologi Islami III Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UIN Yogyakarta.

Haekal,Muhammad Husain. 2005. Abu Bakar As-siddiq yang Lembut Hati. Litera Antar Nusa : Jakarta.

Hamim,Muhammad. 2012. Korelasi Anntara Hasta Brata (Konsep Kepemimpinan Dalam Prespektif Budaya Jawa) dan Islamic Leardership. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hasan,Hasrizal.2010.”Seni Memilih Pemimpin Menurut Islam”.Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau.

Hasibuan, HS. 2005. “Manajer dan Perannya dalam Organisasi”. Jurnal Kemenag Smut.

Helena,Jessica & Devie . 2010 . Pengaruh Transformational Leadership Terhadap Organizational Culture dan Enterpreneurial Istensity sebagai Intervening Variable pada Perusahaan Publik di Surabaya. Jurnal Pengaruh Transformasi Leadership. Vol. 1 No.1.

Hendrawan,Beni.2010. “Pengaruh Efektifitas Peran Pemimpin Tingkat IV dan Keterraksesan Informasi Kelembagaan terhadap Minat Kerja Pengawai Negri Sipil di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sumatera Selatan.Universitas Gadja Mada Yogyakarta.

Hermawan, Asep Deni. 2012. “Dari Ramadhan Menuju Titik Fitrah”. Khutbah Ied di Pasir Madur, Ciparay.

46

Page 47: Pendahuluan

Hidayati, Nurul. 2007. “Sabar dalam Al-Quran Menurut Yusuf Al-Qordhowi”. Skripsi UIN Yogyakarta.Moeljono, Djokosantoso. 2008. More About Beyond Leadership 12 Konsep Kepemimpinan. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.Hussin, Sufean. 2005. Pentadbiran dalam Pembangunan Pendidikan. PTS Professional Publishing Sdn. Bhd. Buki ttinggi.

Hidayati,Reni,Yadi Purwanto dan Susatyo Yuwono. 2010. Kecerdasan Emosi Stres Kerja dan Kinerja Karyawan. Fakultas Psikologi,Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Holidin,Akbar. 2005. Masyarakat Madani Sejahtera. Jurnal Agama Islam. No.1 Vol.2.

Ichwana, Rangga, dkk. 2010. “Adil dan Perdamaian antara Sesama Manusia”. Jurnal Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Imran,Muhammad. 2006. Kesehatan dan Kekuatan Fisik. PT.Elex Media Komputindo : Jakarta.

Ishak, Suraiya. 2011. “Model Kepemimpinan Etika Berlandas Sirah Nabi Muhammad SAW”. Jurnal Hadhari 3 (2)(2011) 23-44.

Ismail,Solahudin. 2010 . Pembentukan Organisasi Cemerlang Pandangan Dalam Melantik Pemimpin. Jurnal Kepemimpinan Islam Vol.2 No.1.

Izzah,FN. 2013. Sehat,Peduli,Adaptif,Toleransi,dan Suka Menolong. Jurnal UIN Kalijaga.

Jasan,Agus. 2013. Meneladani Sifat Kekuatan Fisik Rasulullah SAW. Jurnal Ahlak Agama. Vol.1 No.2.

Jaya, Agung Trana. 2011. “Hubungan Amanah dan Motivasi dengan Etos Kerja Kader Hidayatullah”. Tesis Universitas Indonesia.

Kahar,Irawati A. 2010 . Konsep Kepemimpinan Dalam Perubahan Organisasi ( Organization Change ) Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol.4 No.1.

Kalli,Ahmad. 2004. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Grasindo : Jakarta.

Khoir, AM. 2011. “Menghargai Waktu untuk Seorang Pemimpin”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

47

Page 48: Pendahuluan

Kridalaksana,Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Gramedia : Jakarta.

Lestari, Slamet. 2004. “Perspektif Kepemimpinan Pendidikan”. Jurnal Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

M.Alfian . 2009 . Pemimpin Menurut Pandangan Hamka Satu Tinjauan Dalam Tafsir Al-Azhar. Univesitas Malaya.

Maharani, Y. 2012. “Etos Kerja dalam Islam”. Jurnal Institut Pertanian Bogor.

Makfiyah. 2006 . Pemahaman Pendidikan Agama dan Pengaturnya Terhadap Pelalksanaan Ibadah Siswa MTS AL-FALAH Jakarta Selatan. Skripsi.

Marzuki. 2010. “Memilih Pemimpin yang Benar Perspektif Islam”. Jurnal Jurusan PKn Universitas Negeri Yogyakarta.

Masrukin, Hary. 2012. “Upaya Menanamkan Nilai-nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab pada Anaknya yang Menjadi Siswa di SMAN 2 Kota Batu”. Jurnal Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Mastuti, Fauziyah. 2009. “Pola Kepemimpinan Organisasi Pendidikan di Jawa Tengah Ditinjau dari Filsafat Pendidikan Menurut Kaplan”. Jurnal Prodi Magister Administrasi Publik Universitas Diponegoro.

Meliono, Irmayanti. 2012. “Dimensi Budaya dalam Prinsip Keadilan Amartya Sen dan Relevansinya di Indonesia”. Jurnal Prosiding the 4th International Conference on Indonesian Studies.

Mirahmadi,As-Sayed,Nurjan. 2008 . Khalifah Dalam Dinamika Sejarah. Jurnal Agama Islam. Vol.1.No.2.

Miraza,Bacthiar Hassan. 2013 .”Leadership : Being Right and Being Strong”.Jurnal Keungan dan Bisnis.Vol.5 No.3.

Muhammad, Abu. 2008 . Belajar Menghargai Waktu. Islam House : Jakarta

Muhammad, Syaikh. 2009. Ringkasan Fiqih Islam I. Islam House : Jakarta.

Muhammad. 2010 . “Mengenal 20 Sifat Allah SWT”. Serial Tausiyah PCI NU : Taiwan.

48

Page 49: Pendahuluan

Nasrah. 2005. “Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Agama dan Negara”. Jurnal Prodi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Nata,Amalia. 2007 . Pemaknaan,Penyesuaian,dan Komunikasi dalam Perkawinan

pada Dosen Perempuan. Jurnal Sosial dan Pembangunan Vol.1 No.1.

Noor, Ali Fikri. 2011. “Serial Akhlak Muslim : Amanah”. Artikel Serial Akhlak

Muslim : Jakarta.

Nugraha,Adi. 2012. Membina Hubungan dengan Orang Lain. Situs Al-Ukhuwah Jogja Dua.

Nuruddin, Fadhal Ahmad. 2013. “Mengembangkan Hubungan Penghambaan Sejati dengan Allah”. Jurnal.

Octarina, B. 2012. “Hubungan teamwork dengan Pimpinan”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Pangarep,Puji. 2012. Nilai dan Etika Menolong. Jurnal Pusat Pengkajian Ilmu Pendidikan USM. Vol.1 No.1.

Pradiansyah. 2006 . Nialai-nilai Kemanusiaan. Gramedia : Jakarta.

Prakoso, Wahyu, dkk. 2007. “Akhlak dalam Keluarga”. Makalah MIPA FKIP Universitas Muhammadiyah Malang.

Pramandhika, Ananto. 2011. “Motivasi Kerja dalam Islam”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Putri. 2011. “Kepemimpinan Pendidikan”. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.

Qomari, Abu Hamzah Ibnu. 2007. “Hikmah dan Hukum Nikah”. Majalah Qiblati Edisi 05 Tahun II/2007 : Jakarta.

Rachmawati,Hatib. 2008. Mengkaji Aqidah Islam. Lentera Hati : Tanggerang.

49

Page 50: Pendahuluan

Rahmah, A. 2012. “Pola Asuh dalam Keluarga”. Jurnal Universitas Sumatera Utara.

Rahman, Abdur. 2006. “Membina Hubungan dengan Orang Lain”. Situs al-ukhuwah Jogja Dua.

Riyadiningsih,Hening. 2012 .“ Peran Kondisi Psikologi dan Karakteristik Pribadi Dalam Pengembangan Kepemimpinan Efektif : Sebuah Tinjauan Konseptual”.UNWIKU Purwokerto.

Robbius. 2012. Kepemimpinan Islam. Unisulla : Semarang.

Rosila, Nik. 2005. “Nilai dan Etika Menolong”. Jurnal Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan USM.

Rukmana, WiddiEga. 2010. “AnalisisPengaruhHuman Relationship (HubunganAntarManusia) danKondisiFisikLingkunganterhadapEtosKerjadanKinerjaKaryawanDedy Jaya Plaza Tegal. SkripsiFakultasEkonomiUniversitasDiponegoro.

Saeroso. 2008. Aspek Kepribadian Seorang Pemimpin. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Salafudin. 2010. “Kecerdasan Spiritual dan Hubungannya dengan Penerapan Nilai-nilai Kejujuran Siswa MTs Daarul Hikmah Pamulang”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saliman. 2011. “Kepemimpinan (Konsep, Pendekatan, dan Strategi)”. Artikel Universitas Negeri Yogyakarta.

Santoso, Priyambudi. 2009. “Kerja (Kerja Keras) Itu Ibadah”. Jurnal IPB 2012.

Sapril. 2010. Budaya Membaca Masyarakat Kampus. Jurnal Iqra. Vol.4 No.1.

Scarniati . 2005 . “Pencapaian Team Work “. Gramedia : Jakarta

Setiawan, RB. 2010. “Aspek Kepribadian Seorang Pemimpin”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

50

Page 51: Pendahuluan

Shihab,M.Quraish. 2005. Tafsir Al Misbah : Pesan,Kesan dan Keserasian Al-quran. Gramedia : Jakarta.

Shobron,Sudarno. 2009 . Khalifah Dalam Dinamika Sejarah. Jurnal Agama Islam. Vol.1 No.2.

Simanjuntak, MM. 2011. “Produktivitas Kerja Pegawai”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Siregar, AR. 2008. “Manajemen Mutu”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Sitanggang, RE. 2013. “Pemimpin yang Bermoral Tinggi”. Skripsi Universitas Sumatera Utara.

Suhartono, Antonius. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan. Jurnal Kepemimpinan. Vol. 3 No.1.

Suharyat,Yayat. 2010 , Hubungan Antara Sikap Kepemimpinan Kharismatik

Dengan Etika Organisasi Pimpinan PTAIS di Kopertais I. Jurnal Sikap

dan Perilaku vol.1 No.1.

Sukarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

Sukartiningsih,Wahyu. 2005. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.5 No.1.

Suparman. 2007 . Gemar Sosialisasi . Jakarta : Crakawala Dunia

Suratno. 2005. “Konsep Kemampuan Sumber Daya Manusia”. Sulutkemenag.go.id diakses pada 18 Juni 2014 12:10.

Sutikno. 2010. Pemimpin Yang Amanah. Gramedia Jakarta.

Talib,Abdul Latif. 2010 . Hijrah Pemulaan Sebuah Kegemilangan. PTS Litera Sdn Bhd.

Tampubolon,Bianat Dulbert. 2010. Analisme Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja Terhadap Kinerja Pengawai Pada Organisasi yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal Standarisasi. Vol.9.No.3.

51

Page 52: Pendahuluan

Taufik. 2010. Wakaf dalam Prespektif Hukum Islam. Jurnal Fakultas Hukum,Universitas Pekalongan.

Tikallah,M.Ridwan,Iwan Triyuwono & H.Unti Ludigdo. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional,Kecerdasan Spiritual Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akutansi. Jurnal Simposium Nasional Akutansi.

Triningsih. 2005. “Hubungan Pengendalian Mutu Terpadu dan Semangat Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT Pabelan Surakarta Tahun 2005”. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Trjandrawan,Denny Iskandar. 2008. “Total Quality Management dalam Upaya Meningkatkan Mutu Guna Menunjang Aktivitas Perusahaan”. Jurnal Bisnis Vol.1 No.1.

Umar,Saeful. 2013. Meneledani Sifat Kecerdasan Rasull. Jurnal Agama Islam. Vol.3 No.1.

Wahid,Razak. 2005 . “Pengetua Sebagai Pemimpin Perubahan “. Jurnal Institut Pengetua.Vol.1 No.1.

Wahyu,Putra. 2008. Ekonomi Islam. Gramedia : Jakarta.

Wesilah. 2009. “Konsep Ilmu dan Kebenaran dalam Pemikiran Al-Ghazali”. Skripsi UIN Yogyakarta.

Wiloto. 2006. Visi Misi Seorang Pemimpin . Jurnal Kepemimpinan Vol.1 No.1.

Winarno, Ariel. 2013. “Keragaman Etika dan Budaya”. Artikel ISIF Cirebon.

Yumansyah. 2006 . Gemar Tolong Menolong . Gramedia : Jakarta.

Yuteva,Sekarani. 2010. “AnalisisPengaruhEtikaKerja Islam terhadapKomitmenProfesi Internal Auditor, KomitmenOrganisasi, danSikapPerubahanOrganisasi”. SkripsiFakultasEkonomiUniversitasDiponegoro Semarang 2010.

Zaenuri,Imam. 2010. Definisi Para Ahli Mengenai Strategi,Metode,Taktik,dan Model Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Palembang.

Zaini,muhammad. 2013. Aqidah Islam. Universitas Muslim Indonesia.

52

Page 53: Pendahuluan

Zaqqib,Asmuni. 2006. Konsep Pembangunan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi Islam. Vol.1 No.1.

Zulkiflli. 2011. Biografi Asma’. Gramedia : Jakarta.

53