pendahuluan

25

Click here to load reader

Upload: rian-asnoel-maulana

Post on 26-Jun-2015

298 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pendahuluan

11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mawar termasuk tanaman tahunan (perenial) yang mempunyai struktur

batang yang berkayu keras, berduri, bercabang banyak, menghasilkan bunga,

buah, biji, terus-menerus, serta masa produksinya berulang-ulang. Mawar terkenal

sangat harum, membuat banyak kalangan kemudian memanfaatkannya untuk

disuling sebagai bahan parfum. Kemudian makin meluas dan beragam,

diantaranya adalah sebagai tanaman hias yang berfungsi sebagai bunga potong,

bunga tabur, tanaman taman, dan pot (Trubus Agrisarana, 2006).

Untuk stek diambil dari semak (pohon kecil), dipilih cabang yang belum

berkayu terlampau keras. Panjang stek 5-10 cm, semak yang akan diambil steknya

hidupnyaq subur, berbunga bagus serta lebat. Stek itu dipotong dengan pisau yang

tajam dekat daun sebab disitu tekumpul cadangan makanan yang terbanyak.

Disitulah mudah akan terjadi akar (Adjung, 2006).

Ukuran dasar ketersediaan suatu zat hara bagi pengambilan oleh panjang

akar tertentu adalah kadar zat hara tersebut dalam larutan tanah pada permukaan

akar. Pada gilirannya kadar ini tegantung pada tingkat awal zat hara dalam tanah

dan perubahan-perubahan dalam kadar pada permukaan akar yang

dapat terjadi sebagai suatu akibat pengambilan air dan zat-zat hara

(Goldworthy dan Fisher, 1996).

Faktor pertumbuhan adalah bahan yang dibutuhkan oleh sel untuk

mempertahnkan kelangsungan hidup dirinya, tetapi sel tidak dapat memproduksi

diri sendiri. Zat pengatur tumbuh yaitu zat atau senyawa-senyawa yang datang

1

Page 2: pendahuluan

11

dari luar tumbuhan. Pengatur tumbuh yang utama adalah vitamin dan mineral

yang didapat dari lingkungannya, tetapi pada tumbuhan autotropik, semua vitamin

dibuat didalam tubuh tumbuhan, yakni didalam tiap sel tempat vitamin ini

diperlukan (Heddy, 1990).

Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dasar hara mineral yang

sama dan berbagai unsur digunakan oleh tanaman yang berbeda untuk

menghasilkan tujuan akhir yang sama. Terdapat dua sifat pengambilan ion oleh

tanaman : pertama faktor konsentrasi, yaitu kemampuan tanaman untuk

mengakumulasi ion sampai suatu konsentrasi, yang kadang-kadang beberapa

tingkat lebih besar dari pada dalam medium; yang kedua, perbedaan kuantitatif

yang ada diantara spesies tanaman dan bahkan kadang-kadang didalam satu

spesies tentang kebutuhan terhadap hara yang berbeda. Sel-sel akar tanaman

umumnya mengandung ion konsentrasi yang lebih tinggi daripada medium di

sekitarnya (Fitter and Hay, 1991).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan Inisiasi akar adalah untuk mengetahui

pertumbuhan stek tanaman Mawar ( Rosa sp.) pada konsentrasi zat pengatur

tumbuhan yang berbeda.

Kegunaan Percobaan

Adapun kegunaan percobaan adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat

mengikuti praktikum di Laboratoriuim Fisiologi Tumbuhan Universitas Sumatera

Utara, Medan. Dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

2

Page 3: pendahuluan

11

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Suryowinoto (1997) mawar merupakan bunga hias berupa herba

dengan batang berduri yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Magnoliopsida

Ordo : Rosales

Family : Rosaceae

Genus : Rosa

Spesies : Rosa sp.

Mawar umumnya memiliki akar tunggang. Mawar merupakan tanaman

semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2-5 m.

walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat ditanaman lain

dapat mencapai 20 m (Darliah, 2007).

Batang mawar tumbuh tegak dengan ranting cabang yang banyak pada

batang dan ranting terdapat duri-duri kecil dan tajam. Batang mawar termasuk

jenis batang berkayu keras yang dilindungi kulit batang (Tjitrosoepomo, 2001).

Daun majemuk, menyirip ganjil, anak daun 5-7 jarang 3, helaian anak

daun bulat telur lonjong, ujung meruncing, dan tepi daun bergerigi

(Suryowinoto, 1997).

3

Page 4: pendahuluan

11

Bunga mawar adalah bunga yang sempurna yang dapat membentuk biji

dan mudah menyilangkannya untuk membentuk hibrida baru. Tanaman ini

membentuk malai bunga yang sederhana hingga membentuk karangan bunga.

Helaian mahkota bunganya ada yang selapis, ada pula yang bersusun. Warna

bunganya bervariasi dari putih mulus, kuning orange, merah muda, ungu muda,

ungu tua, dan hijau. Semua jenis tanaman mawar berduri melengkung kebawah

dan tajam (Rismunandar, 1995).

Buah menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan

banyak putik). Kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar.

Sebagian buah mawar berwarna merah beberapa pengecualian mawar tertentu ada

yang menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam (Darliah, 2007).

Biji tanaman mawar sangat kecil dengan diameter 0,5-1 mm, berwarna

kuning dan tersusun dalam daging buah (Steenis, 2005).

Syarat Tumbuh

Iklim

Mawar dapat hidup dengan baik ditempat-tempat yang terbuka atau

ditempat yang sedikit terlindung dari cahaya matahari, baik di dataran rendah

maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1-1000 m diatas permukaan laut.

Meskipun demikian di dataran tinggi jauh lebih baik (Suryowinoto, 1997).

Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi yang luas terrhadap

lingkungan hidup untuk tumbuh, dapat ditanam didaerah beriklim

subtropis/dingin. Suhu udara 18-250 C dan kelembaban 70-80 %

(Goldworthy dan Fisher, 1996).

4

Page 5: pendahuluan

11

Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000

mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam/hari. Di daerah cukup sinar

matahari mawar akan sering dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh.

Sinar matahari pagi lebih baik daripada sinar matahari sore yang dapat

menyebabkan pengeringan tanaman (Soekartawi, 1996).

Tanah

Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan kaya akan kadar

humusnya. Daya tahannya terhadap air baik, tetapi tidak menyukai air yang

menggenang. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6-8 (Rismunandar, 1995).

Pertanaman mawar mempunyai derajat keasaman yang ideal adalah

dengan pH 5,6-6,5. Pertanaman mawar memerlukan rumah plastik untuk menjaga

bunga dari siraman air hujan, sehingga kualitas dan karangan bunga dapat di

pertahankan. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-

30%) dan pada tanah latosol dan andosol (Plantus, 2007).

Bunga mawar dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi.

Tetapi untuk tanaman mawar tertentu seperti mawar the arabicanya menyukai

dataran tinggi sebab bunganya akan tumbuh dengan sempurna, baik bentuk,

ukuran, warna, maupun baunya. Media tumbuh seabiknya tanah yang gembur dan

kaya akan kadar hara sebab tanah yang demikian daya tahannya terhadap air

relatif baik. Tanaman mawar tidak menyukai air yang tergenang. Mawar tumbuh

baik pada tanah dengan pH antara 6-8 (Rismunandar, 1995).

Media Tanam

Mawar cukup peka terhadap kekurangan air. Sifat ini tampak pada akar

serabutnya yang halus. Untuk memperoleh produksi mawar yang baik perlu

5

Page 6: pendahuluan

11

diperhatikan saat tanam yang tepat. Waktu yang paling baik untuk menanam

adalah saat mulai turun hujan, sebab pada masa itu pertumbuhan tanaman akan

berlangsung cepat dan subur sehingga menjelang musim kering sudah berproduksi

dengan baik (Soekartawi, 1996).

Sebaiknya menanam stek didalam pot yang berisi pasir. Untuk

memudahkan air siraman mengalir keluar pot. Sebelumnya pot diisi pasir

diletakkan lapisan pecahan genting didalam pot (Atjung, 2006).

Banyak media yang dapat digunakan untuk menyesuaikan stek ini asalkan

gembur dan halus sehingga akar yang baru keluar tidak terhalang pertumbuhannya

(Goldworthy dan Fisher, 1996).

Inisiasi Akar

Stek adalah cabang yang bisa langsung ditanam begitu saja tanpa proses

pencangkokan. Yang bisa di stek tentunya cabang yang sudah cukup umur dan

bentuknya baik. Penanaman bisa dilakukan langsung satu stek di satu pot, tetapi

bisa juga penanaman secara koloni, yakni beberapa stek didalam satu pot

(Rahardi, 1997).

Syarat tanaman yang dijadikan stek adalah yang hidupnya subur, berbunga

bagus serta lebat. Sebelum stek ditanam daun yang dibawah sekali dan daun-daun

di atasnya separuh dibuang supaya air menguap. Stek juga diperlukan tanaman

yang perakaran kuat dan hanya dapat dihasilkan oleh jenis lain bila

disambungkan. Stek ditanam di persemaian dengan jarak 10 cm. persemaian perlu

diberikan atap dan disiram hingga cukup basah agar tanaman tumbuh cepat.

Keadaan air di persemaian tidak boleh menggenang. Setelah tumbuh beberapa

6

Page 7: pendahuluan

11

cabang, disisakan satu cabang yang paling kuat. Stek kemudian dipindahkan, bila

batangnya sudah mencapai 15-20 (Rahardi, 1997).

Sejumlah besar eksperimen mengamati pengambilan ion, beberapa dengan

menghilangkan akar-akar, yang lain menggunakan seluruh tanaman, tetapi

semuanya dalam kondisi tidak seimbang, biasanya menggunakan akar yang

sebelumnya tumbuh pada CaSO4O2 mM atau 0,5 mM dan mengukur pengambilan

ion pada periode yang sangat pendek (Pradhan, 2001).

Berat akar mempertahankan kemampuan untuk menyerap ion-ion zat hara

diduga bahwa bagian akar yang lebih tua segera kehilangan kemampuan bahwa

penyerapan utama adalah dekat ujung akar disela-sela rambut akar masih ada dan

penebalan dinding sel endodermis sedikit (Hopkins, 1995).

Semua tanaman memilki kemampuan mekanisme penyerapan yang

memungkinkan pergerakkan ion menembus membran sel, terutama nitrat dan

anonium, forfat, kalium, kalsium, sulfat, magnesium, besi, mangan, tembaga,

boron, khlor, seng, dan molybdenum.kadar zat hara secara khas dekat dengan

tanah dengan akar-akar hidup (Laurie, dkk, 1997).

Bentuk gradien kadar air tergantung pada laju pengaruh sel-sel korteks dan

kemampuan zat hara untuk berdifusi melewati sampai kepermukaan akar.

Terkadang pengambilan zat hara oleh system akar secara keseluruhan tak

seimbang pada bagian-bagian tertentu yang berhubungan dengan persediaan air

dan zat-zat hara yang akart-akarnya telah mengalami perubahan besar memang

akan kelebihan kapasitas untuk pengambilan ion meskipun dalam kondisi yang

sesuai (Pandey and Sinha, 1995).

7

Page 8: pendahuluan

11

Lokasi tempat munculnya akar adventif masih belum jelas. Namun

demikian pada kebanyakan tanaman inisiasi serjadi sesudah tanaman dipotong.

Segera sesudah bagian batang, cabang, dan daun dipotong, didaerah bekas

potongan tersebut menjadi luka. Akar adventif selalu terjadi pada bagian tanaman

yang bersifat meristematik dengan adanya luka. Pada luka itu terjadi differensiasi

sel kembali. Oleh karenanya, pada daerah tersebutlah asal akar adventife tumbuh.

Pada tanaman herba berkayu akar adventif berasal dari daerah diluar dan diantara

ikatan pembuluh vascular (vascular bundles). Pada sekumpulan sel ini merupakan

tempat inisiasi akar, sel-sel tersebut terus membelah dan berdifferensiasi

membentuk jaringan primordial akar, kemudian terbentuklah akar-akar yang

sesungguhnya (Ashari, 1995).

ZPT NAA

Hormon tanaman adalah senyawa organik yang disintesis disalah satu

bagian tanaman dan dipindahkan kebagian lain dan pada konsentrasi yang sangat

rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis. Ini adalah batasan hormon

yang diterima secara universal (Mukherji dan Ghosh, 2001).

Zat pengatur tumbuh tanaman adalah zat organik yang dalam jumlah kecil

mempunyai aktivitas menstimulasi, menghambat, menekan (retardesi) dan

memodifikasi berbagai prises fisiologis (Zulkarnain, 2009).

Asam naptalen asetat (NAA) mempunyai efek sama dengan IAA. Pada

saat sekarang masyarakat sudah mengetahui peran auksin sebagai zat tumbuh

perangsang perakaran yang dijual dengan nama dagang Bioroton atau Rooton F

(Ashari, 1995).

8

Page 9: pendahuluan

11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian ± 25 m dpl.

Percobaan dilaksanakan pada tanggal 24 September 2010 pada pukul 08.00 WIB

sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan pada percobaan yaitu Mawar sebagai objek

percobaan, top soil dan pasir dengan komposisi 2 : 1 yang digunakan sebagai

media tanam, polibeg sebagai tempat media tanam, plastik untuk menutup atau

menyungkup batang tanaman, tali plastik untuk mengikat plastik dengan polibeg,

label nama untuk menulis perlakuan kosentrasi.

Alat yang digunakan yaitu gunting sebagai alat potong, meteran sebagai

alat ukur panjang / tinggi, gelas beaker sebagai tempat rootone, timbangan untuk

mengukur berat, alat tulis untuk menulis hasil di buku data, dan buku data sebagai

tempat untuk menuliskan hasil.

Prosedur Percobaan

- Dipilih cabang tanaman yang baik, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda

sepanjang ± 30 cm

- Direndam cabang bagian bawah dalam larutan rootone F, masing – masing 0

ppm, 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm selama ± 5 menit

- Diisi media ke dalam polibeg yaitu campuran top soil dan pasir dengan

perbandingan 2 : 1 lalu disiram dengan air

9

Page 10: pendahuluan

11

- Ditanam tanaman, disiram sedikit air, lalu tanaman disungkup dengan plastik

transparan lalu diikat dengan tali plastik

- Amati pertumbuhan tanaman setiap minggu

10

Page 11: pendahuluan

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komoditi : Mawar (Rosa sp)

Tanggal

Pengamatan

Jumlah Tunas

0 ppm 500 ppm 1000 ppm 1500 ppm

1 2 X 1 2 X 1 2 X 1 2 X

8 Oktober 2010 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Oktober 2010 1 0 0,5 1 1 1 2 1 1,5 2 2 2

22 Oktober 2010 2 1 1,5 2 2 2 2 2 2 2 2 2

29 Oktober 2010 3 2 2,5 3 2 2,5 3 3 3 3 2 2,5

5 November 2010 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3

Komoditi : Mawar (Rosa sp)

Tanggal

Pengamatan

Panjang Tunas

0 ppm 500 ppm 1000 ppm 1500 ppm

1 2 X 1 2 X 1 2 X 1 2 X

8 Oktober 2010 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Oktober 2010 0,7 0 0,35 1,8 0,25 0,125 1,2 1,5 1,35 0 1,8 0,9

22 Oktober 2010 1,1 1 1,05 2,5 0,5 1,5 1,7 2,5 2,1 0,1 2,3 1,2

29 Oktober 2010 2 1 1,5 3,2 1 2,1 2,5 3 1,4 1 2,8 1,9

5November2010 4 2,5 3,25 4 1,5 2,75 3,4 3,2 3,3 2 3 2,5

11

Page 12: pendahuluan

11

Pembahasan

Dalam percobaan yang dilakukan, pada perlakuan control, pertambahan

panjang tunas maupun jumlah tunas dari mawar bertambah. Hal ini disebabkan

karena pad saat melakukan pemotongan untuk stek, bahan yang digunakan adalah

bagian tanaman yang sehat seperti cabang yaitu cabang yang masih berwarna

hijau yang benyak mengandung N dan CO2 . Hal ini sesuai dengan literatur

Rahardi (1997) yang menyatakan bahwa yang bisa di stek tentunya cabang yang

sehat, sudah cukup umur, dan bentuknya baik.

Pada percobaan dengan parameter panjang tunas untuk komoditi mawar,

memiliki panjang tunas yang paling panjang adalah perlakuan 500 ppm sebesar 4

cm. dan terendam pada minggu pertama seluruhnya karena larutan ZPT dalam

konsentarsi rendah akan mempercepat proses pertumbuhan bunga mawar tersebut.

Sesuai literatur Pandey and Sinha (1995) yang menyatakan bahwa kelebihan ZPT

akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti inhibitor,

sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses

pertumbuhan suatu tanaman.

Pada percobaan dengan komoditi mawar dengan parameter panjang tunas

dan perlakuan 1000 ppm tidak akan mengalami pertumbuhan. Hal ini disebab

konsentrasi zat pengatur tumbuh yang terlalu besar akan menghambat

petumbuhan dan perkembangan seperti inhibitor. Sesuai literatur

Pandey and Sinha (1995) yang menyatakan bahwa kelebihan ZPT akan

menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti inhibitor,

sedangkan ZPT yang diberikan secara tepat sesuai dosis akan mempercepat proses

pertumbuhan suatu tanaman.

12

Page 13: pendahuluan

11

Dalam percobaan ini akar yang tumbuh dan batang stek adalah akar

adventif (akar serabut). Akar serabut tersebut berwarna putih dan lunak. Akar

serabut muncul sebagai akibat adanya pertukaran. Akar adventif tersebut

terbentuk dalam 3 tahap. Sesuai dengan literature Ashari (2003) yaitu proses

terbentuknya akar adventif ada 3 tahap yaitu (1) differensiasi sel yang masih

hidup menjadi sel meristematis (inisiasi akar), (2) differensiasi sel-sel

meristematis sehingga terbentuknya primordial akar (calon akar), (3) terbentuknya

akar-akar muda.

Zat pengatur tumbuh atau auksin berfungsi untuk memodifikasi berbagai

proses fisiologi tanaman serta dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman. Hal

ini sesuai dengan literatur Zulkarnain (2009) yang menyatakan bahwa zat

pengatur tumbuh tanaman adalah zat organik yang dalam jumlah kecil

mempunyai aktivitas menstimulasi, menghambat, menekan (retardesi) dan

memodifikasi berbagai proses fisiologis.

13

Page 14: pendahuluan

11

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pada perlakuan konsentrasi ZPT 1500 ppm, akar mengalami pertumbuhan

yang lebih lambat yaitu sebesar 2 cm.

2. Dalam parameter jumlah tunas paling banyak adalah pada perlakuan 500 ppm

yaitu berjumlah 4.

3. Dalam parameter jumlah tunas paling banyak adalah pada perlakuan 0 ppm,

1000 ppm, dan 1500 ppm yaitu berjumlah 3.

4. Pada perlakuan parameter panjang tunas yang paling panjang dan cepat

pertumbuhannya adalah pada perlakuan 0 ppm dan 500 ppm yaitu 4 cm.

5. Panjang tunas pada perlakuan 1000 ppm yaitu sebesar 3,4 cm.

Saran

Sebaiknya pada saat perendaman stek dalam ZPT, waktunya harus

benar-benar diperhatikan agar data yang didapat lebih akurat.

14

Page 15: pendahuluan

11

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta.

Atjung, 2007. Tanaman Hias (Memelihara, Menanam, dan Gunanya). Yosaguna, Jakarta.

Darliah. 2007. Budidaya Mawar Bunga Potong. Dikutip dari http://kebunmawar.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 15 September 2010.

Fitter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Prees, Yogyakarta.

Goldsworthy, P. R. dan N. M. Fisher. 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. UGM Press, Yogyakarta.

Heddy, S. 1990. Hormon Tumbuhan. Rajawali, Jakarta.

Hopkins, W. G. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey&Sons Inc., New York.

Laurie, A. B. S. M. S, D. C. Kiplinger, and K. S. Nelson. 1997. Commercial Flower Forcing. McGraw-Hill Book Company, New York.

Mukherji, S and A. k. Ghosh. 2001. Plant Physiology. Tata McGraw HillPublishing Company Limitted. New Delhi.

Pandey, S. N and Sinha, B. K. 1992. Plant Physiology. Vikas Pub, lishing House PVT LTD. India.

Plantus. 2007. Tanaman Mawar. Dikutip dari http://anekaplanta.wordpress.com. Diakses Pada Tanggal 15 September 2010.

Pradhan, S. 2001. Plant Physiology. Har-Anand Publication PVT ltd, New Delhi.

Rahardi, F. 1997. Bercocok Tanaman Dalam Pot. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rismunandar. 1995. Budidaya Bunga Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Salisbury, F. B. and C. W, Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB, Bandung.

Soekartawi. 1996. Manajemen Agribisnis Bunga Potong. UI Press, Jakarta.

Steenis, V. 2005. Flora. Pradnya Paramitha, Jakarta.

15

Page 16: pendahuluan

11

Suryowinoto, S. M. 1997. Flora Eksotika (Tanaman Hias Berbunga). Kanisius, Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2001. Morfologi Tumbuhan. UGM Press, Yogyakarta.

Trubus Agrisarana. 2006. Membuat Pewarna Alami. Trubus, Surabaya.

Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara, Jakarta.

16

Page 17: pendahuluan

11

17