pencemaran sungai kapuas oleh berbagai limbah
DESCRIPTION
Tugas makalah konservasi dan rehabilitasi SDPTRANSCRIPT
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Manusia dalam kehidupannya memiliki 7 kebutuhan dasar yang akan dipenuhi. Menurut
Maslow[1], kebutuhan yang paling dasar ialah kebutuhan fisiologis. Ada 3 hal yang harus
dipenuhi dalam kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan.Salah satu
komponen yang termasuk dalam 3 kebutuhan tersebut ialah kebutuhan akan air. Air diperlukan
dalam berbagai hal, seperti irigasi, mandi, minum, mencuci dan memasak. Manusia mendapatkan
air dari berbagai sumber salah satunya ialah melalui sungai. Air sungai banyak digunakan dalam
kehidupan masyarakat, baik yang berada di kota maupun masyarakat di pedesaan.
Pentingnya sungai bagi kehidupan sehari-hari sayangnya tidak membuat manusia turut menjaga
kelestarian sungai. Sampah-sampah dibuang ke sungai dengan seenaknya tanpa memperdulikan
kehidupan biota yang ada di dalamnya. Selain sampah, manusia juga membuang limbah ke
dalam sungai. Limbah tersebut biasanya berasal dari pabrik yang berada dekat dengan sungai.
Dengan masuknya sampah dan limbah ke dalam sungai, kualitas air di sungai pun menjadi buruk
dan tak layak konsumsi. Kerugian pun tentunya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di dekat
sungai. Merekalah yang dengan langsung memanfaatkan sungai dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari.
1.2.Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang ada, ditemukan 3 perumusan masalah, yaitu :
Apa sajakah jenis pemanfaatan air sungai oleh masyarakat?
Bagaimana kondisi kesehatan warga setelah menggunakan air sungai yang tercemar?
Tindakan apa yang dapat dilakukan warga untuk mengatasi dampak dari penggunaan air sungai
yang tercemar?
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk, antara lain :
Mengetahui kegiatan apa saja yang menggunakan air sungai
Mengetahui kondisi kesehatan warga setelah menggunakan air sungai yang tercemar
Mengetahui penanggulangan yang dapat dilakukan warga dalam rangka mengatasi dampak
penggunaan air sungai yang tercemar
1.4. Kegunaan
Kegunaan dari Makalah ini ialah dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pencemaran air sungai serta penanggulangan yang dapat dilakukan akibat penggunaan air sungai
yang telah tercemar. Lebih lanjut, studi pustaka ini dapat digunakan untuk menghimbau
masyarakat agar tidak tinggal di daerah bantaran sungai serta tidak mencemari sungai-sungai di
sekitar mereka.
2.1. Pencemaran
Pencemaran merupakan suatu fenomena yang sangat umum di daerah perkotaan. Sekarang
ini pencemaran juga mulai merambah ke daerah pedesaan, terutama pada desa-desa yang mana
terdapat pabrik industri di dalamnya. Penyebab pencemaran bisa bermacam-macam; bisa karena
ulah manusia maupun terjadi secara alamiah. Hanya saja, hampir seluruh pencemaran yang
terjadi merupakan ulah manusia. Tak jarang, mereka yang melakukan pencemaran berpura-pura
tidak tahu atau bahkan tidak mengakui tindakannya. Secara ilmiah, pencemaran lingkungan
diartikan sebagai berikut :
“Pencemaran lingkungan ialah perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian
karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkatan
radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia, dan jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi
langsung manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-benda,
perilaku dalam apreiasi dan rekreasi di alam bebas,” (Sastrawijaya 1991:57).
Pencemaran sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada media yang tercemar.
Ada pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara dan pencemaran makanan serta obat-
obatan. Masing-masing pencemaran tersebut memiliki resiko yang merugikan bagi makhluk
hidup. Salah satu yang cukup mengganggu kehidupan makhluk di bumi ialah pencemaran air.
2.1.1 Pencemaran Sungai
Pencemaran air berarti masuknya material lain ke dalam air sehingga mengurangi kualitas
air dalam penggunaannya. Pencemaran air ini meliputi juga pencemaran sungai. Padahal sungai
merupakan suatu komponen penting yang berperan dalam siklus hidrolgi[2].
Penyebab pencemaran sungai dapat berasal dari :
“Tingginya kandungan sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian, penambangan,
konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya,Limbah organik dari manusia, hewan dan
tanaman,Sampah dll
Kecepatan pertambahan senyawa kimia yang berasal dari aktivitas industri yang membuang
limbahnya ke perairan” (Hendrawan 2005:13-14).
Pencemaran sungai secara lebih lanjut dapat menyebabkan blooming algae[3] akibat kelebihan
nutrien fosfat yang ada di dalam sungai (Round 1981:307). Blooming algae membuat kadar
oksigen pada air menjadi rendah bahkan mencapai nol. Apabila terjadi blooming algae, maka
kehidupan biota di dalam sungai akan berkurang sehingga dapat menghilangkan suatu
ekosistem.Permasalahan lainnya, Cyanobakteria merupakan alga yang mengeluarkan toksin yang
juga beresiko bagi kesehatan manusia dan hewan(Round 1981:307). Oleh karena itu, apabila
terjadi blooming algaemaka sungai tidak dapat digunakan secara total.
2.2. Pemanfaatan Air Sungai
Air sungai termasuk ke dalam air permukaan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Pada
masyarakat pedesaan, air sungai masih digunakan untuk mencuci, mandi, sumber air minum dan
juga pengairan sawah. Menurut Diana Hendrawan, “sungai banyak digunakan untuk keperluan
manusia seperti tempat penampungan air, sarana transportasi, pengairan sawah, keperluan
peternakan, keperluan industri, perumahan, daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersedian
air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi” (Hendrawan 2005:13).
Dalam kegiatan sehari-hari, masyarakat menggunakan air sungai untuk hampir semua kegiatan
rumah tangga. Mereka mencuci baju dan piring, mandi, dan juga minum menggunakan air
sungai.
2.3. Kondisi Kesehatan Warga Pengguna Air Sungai
Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tentunya memanfaatkan sungai dalam kehidupan
sehari-hari mereka, baik mencuci, memasak, mandi maupun minum. Ketika mereka
menggunakan air sungai yang telah tercemar, tentu akan ada efek samping yang dirasakan. Efek
samping utama yang diterima oleh masyarakat ialah penyakit. Penyakit yang terjadi umumnya
ialah penyakit diare. Diare dapat terjadi akibat protozoa maupun bakteri. Umumnya diare
disebabkan oleh bakteri dalam air. Air yang kotor digunakan untuk mencuci sehingga bakteri
tertinggal di benda-benda yang kemudian digunakan oleh warga.
Selain diare, penyakit lain yang dapat menyerang warga ialah cacingan. Cacingan terjadi akibat
infeksi dari telur cacing yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit ini ditandai dengan perut buncit
namun kondisi tubuh yang kurus. Penyakit kulit juga merupakan penyakit yang umum diderita
masyarakat pengguna air tercemar. Biasanya gatal-gatal ialah ciri utama yang terjadi sebelum
penyakit kulit menjadi lebih parah. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan mineral yang
beracun untuk kulit.
2.4. Tindakan Penanggulangan untuk Mengatasi Dampak yang Terjadi
Kerusakan sungai yang semakin parah tentunya meresahkan masyarakat sekitar, terutama
bagi mereka yang secara langsung memanfaatkan sungai. Pemerintah tentunya dapat melakukan
konservasi sumber daya air, sebagaimana yang tertulis pada Undang-Undang Sumber Daya Air.
Dalam Undang-Undang Sumber Daya Air, dijelaskan bahwa “konservasi sumber daya air salah
satunya dapat dilakukan melalui kegiatan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air yang dilakukan dengan cara mengelola air sungai yang baik dan benar” (Undang-Undang
Sumber Daya Air 2004). Pengendalian pencemaran tersebut dilakukan dengan mencegah
masuknya benda-benda yang dapat mencemarkan sumber air terutama sungai. Tujuan dari
pengelolaan dan pengendalian pencemaran air ialah mempertahankan serta mengembalikan
kualitas air sehingga menjadi lebih baik (Undang-Undang Sumber Daya Air 2004).
Beberapa cara lain juga dilakukan untuk mencegah masuknya benda-benda yang dapat
mencemarkan sungai. Untuk pabrik-pabrik besar, biasanya digunakan kolam indikator untuk
mengetes apakah limbah yang akan dibuang ke sungai mengandung zat kimia berbahaya atau
tidak. Di dalam kolam indikator tersebut dimasukkan ikan mas, yang nantinya akan bereaksi
terhadap air yang tercemar atau tidak. Ikan mas merupakan ikan yang cukup peka dan mudah
stress bila berada di lingkungan yang tidak baik. Dengan adanya ikan mas, dapat diketahui
dengan mudah apakah limbah yang dibuang berbahaya atau tidak.
Masuknya benda-benda yang mencemarkan sungai biasanya juga disebabkan oleh adanya
pemukiman di bantaran sungai. Fenomena ini biasa terjadi di daerah perkotaan. Pemerintah kota
diharapkan dapat melakukan relokasi terhadap pemukiman ini, sehingga bantaran sungai dapat
steril dari pemukiman warga. Selain melakukan relokasi, pemerintah juga diharapkan melakukan
kegiatan pembersihan sungai dari sampah secara rutin. Sampah yang mengendap di sungai
tentunya akan mengurangi kualitas air sungai. Segala upaya dapat saja dilakukan oleh
pemerintah, namun cara mencegah pencemaran sungai yang paling utama ialah dari dalam diri
sendiri. Seseorang seyogyanya sadar untuk tidak mencemari sungai, terutama dengan sampah.
Sebagai warga masyarakat, kita harus sadar akan lingkungan. Kita harus membiasakan diri untuk
tidak membuang sampah sembarangan, terutama membuang sampah ke sungai.
Masyarakat yang terlanjur terkena imbas dari pencemaran air sungai tentunya tidak boleh
dibiarkan begitu saja. Mereka yang sudah terjangkit penyakit harus segera diperiksakan ke
dokter. Banyak warga yang biasanya menganggap remeh kondisi kesehatan mereka yang jelas
sudah sakit. Bila dibiarkan lebih lanjut, tentunya sakit yang diderita akan semakin parah.
Masyarakat juga harus dihimbau untuk tidak lagi menggunakan air yang sudah tercemar. Untuk
daerah-daerah yang rawan untuk terkena pencemaran air, sebaiknya warga diberikan informasi
untuk dapat mengidentifikasi air yang tercemar secara sederhana. Cara tersebut diharapkan dapat
mengurangi konsumsi air tercemar lebih banyak lagi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pencemaran sungai akibat masuknya benda-benda yang dapat mencemari seperti sampah,
limbah dan zat kimia berbahaya tentunya memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat
pengguna air sungai. Air sungai biasa digunakan untuk kegiatan rumah tangga seperti mencuci,
minum, mandi dan memasak. Masyarakat sekitar yang menggunakan air tercemar kini menjadi
mudah terkena penyakit seperti diare, cacingan, gatal-gatal, serta penyakit kulit lainnya.
Penanggulanggan terhadap pencemaran air sungai bisa dilakukan dengan konservasi sumber
daya air, merelokasi rumah-rumah penduduk dibantaran sungai serta penyadaran diri masing-
masing untuk tidak mencemari sungai. Melalui cara-cara tersebut, diharapkan dampak yang
ditimbulkan dari sungai yang tercemar dapat teratasi.
3.2. Saran
Penggunaan air yang sudah tercemar memberikan dampak yang merugikan bagi kesehatan
manusia. Untuk itu diharapkan masyarakat turut menjaga kebersihan sungai sehingga air sungai
dapat dimanfaatkan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrawan D. 2005. Kualitas air sungai dan situ di DKI Jakarta. Dalam: Makara
Teknologi: 9(1). April 2005. Hal. 13-19.
Kodoatie RJ, Sjarief R. 2010. Tata ruang air. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Round FE. 1981. The ecology of algae. New York : Cambridge University Press.
Sastrawijaya AT. 1991. Pencemaran lingkungan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Republik
Indonesia