pencekikan

8
III. PENCEKIKAN A. Definisi Pencekikan atau manual strangulation merupakan jenis strangulasi yang selalu dikaitkan dengan pembunuhan adalah penekanan pada leher dengan tangan atau lengan bawah, yang menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat. Pencekikan dengan menggunakan tangan sendiri adalah tidak mungkin , karena adanya tekanan pada leher menyebabkan terjadinya kehilangan kesadaran dan dengan sendirinya tekanan pada leher tersebut akan terhenti. Dengan demikian penjeratan dengan tangan atau pencekikan selalu merupakan kasus pembunuhan. B. Mekanisme Kematian Tekanan di dan di sekitar leher terkenal sebagai tindakan yang berpotensi mematikan . Kematian dapat disebabkan setelah kompresi leher oleh salah satu dari empat mekanisme atau dengan kombinasi dari dua atau lebih hal berikut: 1. Obstruksi jalan napas Obstruksi jalan napas dengan kompresi langsung dari laring atau trakea atau oleh tekanan pada leher menaikan laring ke atas dan menyebabkan bagian superior dari faring tersumbat oleh dasar lidah. Hal ini dapat dicapai dengan tekanan dari lengan di bagian depan leher, kadang-kadang disebut "choke hold.”

Upload: yastari-sofyan-afif

Post on 24-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

asfiksia karena pencekikan

TRANSCRIPT

III. PENCEKIKANA. DefinisiPencekikan atau manual strangulation merupakan jenis strangulasi yang selalu dikaitkan dengan pembunuhan adalah penekanan pada leher dengan tangan atau lengan bawah, yang menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat.Pencekikan dengan menggunakan tangan sendiri adalah tidak mungkin , karena adanya tekanan pada leher menyebabkan terjadinya kehilangan kesadaran dan dengan sendirinya tekanan pada leher tersebut akan terhenti. Dengan demikian penjeratan dengan tangan atau pencekikan selalu merupakan kasus pembunuhan.

B. Mekanisme KematianTekanan di dan di sekitar leher terkenal sebagai tindakan yang berpotensi mematikan . Kematian dapat disebabkan setelah kompresi leher oleh salah satu dari empat mekanisme atau dengan kombinasi dari dua atau lebih hal berikut:1. Obstruksi jalan napas Obstruksi jalan napas dengan kompresi langsung dari laring atau trakea atau oleh tekanan pada leher menaikan laring ke atas dan menyebabkan bagian superior dari faring tersumbat oleh dasar lidah. Hal ini dapat dicapai dengan tekanan dari lengan di bagian depan leher, kadang-kadang disebut "choke hold.2. Oklusi pembuluh darah di leher. Faktor ini hampir sepenuhnya bertanggung jawab atas kesan adanya tanda-tanda ' klasik kongesti , sianosis , edema dan petechiae di atas garis konstriksi .Tekanan rendah dalam sistem vena dan sifat tipis dari dinding vena membuat oklusi vena lebih mudah dicapai dari oklusi arteri; Namun, kapasitas cadangan yang besar dari sistem vena membuat tidak memungkinkan kematian yang cepat bahkan jika oklusi lengkap dicapai, kecuali terdapat beberapa faktor lainnya .

3. Kompresi atau oklusi arteri karotis. Ini lebih sulit dicapai daripada oklusi vena karena tekanan tinggi dalam sistem arteri dan ketebalan inding arteri. Namun, efek oklusi akan menjadi jelas lebih cepat. Jika oklusi bilateral dari karotis tercapai, tidak sadarkan diri hampir segera akan terjadi, oklusi karotis selama 4 menit atau lebih dapat menyebabkan kerusakan otak.4. Refleks vagal terjadi sebagai akibat rangsangan pada nervus vagus pada corpus caroticus (carotid body) di percabangan arteri karotis interna dan eksterna yang akan menimbulkan bradikardi dan hipotensi. Refleks vagal ini jarang terjadi.

C. Cara KematianTiga cara melakukan pencekikan (manual strangulasi), yaitu :1. Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.2. Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.3. Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.Apabila pelaku berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku maka ini disebut mugging.

Penyebab dari mekanik asfiksia. (A). Carotid sinus refleks menyebabkan kardiak arrest, (B). Jugular vein compression menyebabkan sianosis dan ptekie, (C.) Carotid artery compression menyebabkan kehilangan kesadaran, (D). Airway obstruction menyebabkan hipoksia (Sumber : Knights Forensic Pathology)

Posisi Tangan saat pelaku pencekikan (Sumber: Color Atlas Of Forensic Pathology)0D. Gambaran Post Mortem Pencekikan1. Kepala:Perdarahan pinpoint, atau petechiae, umumnya terlihat dalam mata setelah kompresi manual (pencekikan) leher. Petechiae mungkin di kedua bola mata, atau kelopak, atau keduanya. Petechiae juga dapat ditemukan pada wajah, terutama dahi, dan sekitar mata. Munculnya Petechiae disebabkan oleh peningkatan tekanan pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh kapiler pecah. Petechiae tidak spesifik untuk asfiksia dan dapat terjadi kematian mendadak natural.2. Pendarahan scleral pada pencekikan , tampak petechiae pada mata dan kelopak mata ( Sumber: Color Atlas Of Forensic Pathology, Knights Forensic Pathology)Lehera. Bagian Luar memar yang bentuknya bulat atau lonjong akibat tekanan jari-jari pelaku Lecet berbentuk bulan sabit akibat kuku pelaku. Jika pencekikan menggunakan satu tangan (misalnya tangan kanan) maka jejas kuku atau memar pada leher bagian kiri korban akan lebih banyak karena tertekan oleh empat jari sedangkan pada leher sebelah kanan hanya sedikit karena tertekan oleh ibu jari saja.

Terdapat pendarahanpada lidah akibatpencekikan (Sumber: Color Atlas ofForensic Pathology )Manual strangulation : tampak memar dan abrasi pada leher akibat tekanan dari kuku pelaku tampak jelas pada korban yang sudah tua karena jaringan di bawah leher sudah longgar (Sumber : Knights Forensic Pathology)b. Bagian Dalam Resapan darah nampak lebih jelas dari pada strangulasi jenis lain, yaitu pada jaringan ikat dibawah kulit, dibelakang kerongkongan, dasar lidah dan kelenjar tyroid.Perdarahan mukosa pada inferior laring dibawah vocal cord pada manual (Sumber : Knights Forensic Pathology) Fraktur dari tulang rawan hyoid yang tersering. Selain itu dapat pula terajadi fraktur tulang thyroid, cricoid karena penekanan langsung pada leher.

2. Paru-ParuEdema paru-paru terjadi jika noksia berlangsung lama. Bila penekanan pada leher terjadi secara intermiten maka pada mulut dan lubang hidung akan terlihat adanya buih halus.

Fraktur Os Hyoid (Sumber: Knights Forensic Pathology)

Subpleural Ptechial haemorrage : Tardieu spot pada manual strangulation (Sumber: Knights Forensic Pathology)

Daftar pustaka:Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang: 2000.

Iedris M, dr., Tjiptomartono A.L, dr., Asfiksia., Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan., Sagung Seto., Jakarta: 2008.

Knight, B. & Saukko, P. J. Knight's Forensic Pathology (3rd ed.). Suffocation and Asphyxia.2004. 352-355. London: Arnold.

Knight, B. & Saukko, P. J. Knight's Forensic Pathology (3rd ed.).Fatal Pressure On The Neck .2004. 367-378. London: Arnold.

Vij Krishan. Text Book Of Forensic Medicine and Toxicology. Asphyxial text. 2011. 132-134. Elsivier

Dix Jay. Color Atlas of Forensic Pathology. Asphyxia (Suffocation) and Drowning. 2000. USA: LLC