pencabutan sederhana

Upload: amelia-rosyida

Post on 08-Jan-2016

263 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Dentistry

TRANSCRIPT

Pencabutan SederhanaPencabutan jenis sederhana adalah pencabutan dengan melonggarkan gusi di sekitar gigi dan mengeluarkan gigi di dalam soket dari tulang elevator menggunakan tang ekstraksi. Teknik sederhana digunakan untuk ekstraksi gigi erupsi yang indikasi, misalnya gigi berjejal. Teknik pinch grasp yaitu teknik penggunaan elevator atau tang yang efektif tergantung pula pada retraksi pipi atau bibir dan stabilitas prosesus elevatoris. Pinch grasp digunakan untuk pencabutan gigi atas. Pinch grasp terdiri dari memegang prosesus alveolaris diantara ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang bebas, sehingga akan membantu retraksi pipi, stabilisasi kepala, mendukung prosesus alveolaris, dan meraba tulang bukal. Pencabutan gigi yang sudah goyah menggunakan anestesi chlor ethyl pada mukosa labial dan palatal/lingual dan pencabutan gigi yang belum goyah menggunakan anestesi infiltrasi.1) Langkah pencabutana) Gigi diperiksa secara teliti baik secara klinis maupun radiografi. b) Pada saat pencabutan, siku operator setinggi bahu pasien. c) Kepala pasien menghadap ke depan untuk pencabutan gigi anterior maxilla maupun mandibula. d) Tangan kanan operator memegang handle dari tang dan tangan kiri memegang gigi. Beaks dari tang dimasukan ke dalam soket, untuk gigi yang berakar tunggal ujung beaks harus sampai dibawah cervico cement enamel junction.e) Anestesi untuk gigi anterior rahang atas, titik anestesi terletak pada lipatan mukolabial sedikit mesial dari gigi caninus. Jarum diarahkan ke apeks caninus. Sehingga nervus alveolaris superior anterior teranestesi. Juga dilakukan anestesi pada papilla incisiva untuk menganestesi nervus nasopalatinus. f) Anestesi pada rahang bawah anterior dilakukan dengan menginjeksikan cairan anestesi pada mukosa didekat gigi yang akan dicabut baik pada bagian labial maupun lingual untuk menganestesi nervus alveolaris inferior.g) Pada gigi yang sudah goyah, i. Letakkan ujung tang (beaks) pada bagian labial dan lingual atau palatal gigi sampai cervical. ii. Bila akar telah berpegang kuat pada tang, gerakan pencabutan rotasi (gigi diputar sesuai sumbu panjang gigi) dan ekstraksi gigi dengan gerakan kearah pertumbuhan gigi. Untuk gigi anterior maksila gerakan dari palatal ke labial, sedangkan untuk gigi anterior rahang bawah gerakana dari lingual ke labial. Tekanan dan gerakan yang dilakukan harus merata dan terkontrol untuk menghindari fraktur.h. Pada gigi yang belum goyah, i. Anestesi secara infiltrasi dan lakukan pemisahan gigi dan gusi dengan menggunakan elevator. ii. Gerakan elevator dari apikal ke koronal sampai gigi goyah. iii. Gigi yang sudah goyang dicabut dengan gerakan rotasi setelah akar berpegang kuat pada tang dan ekstraksi dengan gerakan ke arah pertumbuhan gigi. Untuk gigi anterior maksila gerakan dari palatal ke labial, sedangkan untuk gigi anterior rahang bawah gerakana dari lingual ke labial. Tekanan dan gerakan yang dilakukan harus merata dan terkontrol untuk menghindari fraktur.2) Instrumentasia. Diagnostic Set1) Sonde/Explorer, digunakan untuk memeriksa struktur gigi dari cacat atau kerusakan dan mendeteksi adanya pit, fisure, kalkulus dan karies (menggunakan jenis explorer yang berbentuk tumpul).2) Kaca Mulut, digunakan untuk memberikan pandangan yang tidak langsung, memberikan pantulan cahaya.3) Excavator, digunakan untuk membongkar tumpatan sementara dan membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran-kotorannya atau sisa makanan yang terdapat di dalam kavitas 4) Pinset. Cotton Plier tanpa penguncinya, untuk memegang kapas, dan memindahkan instrumen atau material lain ke dalam dan dari mulut5) Bengkok, berfungsi untuk meletakkan diagnostic set dan instrumen lainnya yang dibutuhkan.b) Tang-tang Ekstraksi.Pencabutan gigi-geligi dilakukan dengan menggunakan tang. Komponen dasar dari tang gigi adalah handel atau pegangan, hinge atau engsel dan beaks. Tang gigi bagian handel dipegang menggunakan tangan dan digunakan dengan cara ditekan selama pencabutan. Beaks adalah komponen tang yang fungsional untuk menjepit daerah leher gigi dan mencabutnya dari soket tulang alveolar. Karena gigi-geligi mempunyai anatomi yang bervariasi, tang cabut gigi juga mempunyai desain yang berbeda-beda sesuai dengan gigi mana yang akan dicabut.1) Tang pencabutan untuk gigi anterior rahang atas, memiliki ciri adalah antara beaks dan handelnya sejajar dan beaks berbentuk konkaf, tidak berbentuk pointed.2) Maxillary universal forceps, digunakan untuk pencabutan gigi premolar, membentuk lekukan yang menyerupai huruf S.3) Tang pencabutan gigi molar rahang atas, untuk gigi molar 1 dan molar 2. Tang jenis ini ada 2 macam. Pertama adalah tang untuk sisi kanan dan tang untuk sisi kiri. 4) Tang pencabutan gigi molar 3 rahang atas, berbentuk lekukan, dan merupakan tang yang paling panjang sesuai dengan posisi gigi molar 3 yang berada di bagian paling posterior.5) Maxillarry root tip forceps, memiliki hendel berbentuk lurus, sedangkan beaks menyempit dan membentuk sudut. 6) Tang pencabutan untuk gigi anterior rahang bawah dan premolar, ciri dari tang ini beaks dan hendel menghadap ke arah yang sama membentuk suatu lengkung.7) Tang pencabutan untuk gigi molar rahang bawah, digunakan untuk kedua sisi rahang bawah. Beaks tang ini mempunyai ujung yang meruncing atau pointed yang digunakan untuk mencabut akar bifurkasio gigi. Tang ini digunakan untuk mencabut gigi molar 1 dan molar 2 pada sisi kanan dan kiri rahang bawah.8) Tang pencabutan untuk gigi molar 3 rahang bawah, mempunyai hendel yang lurus, sedangkan beaksnya lebih panjang daripada tang cabut untuk gigi molar 2 rahang bawah karena posisi gigi molar 3 lebih di posterior.Gambar Tang Ekstraksi Rahang Atas dan Rahang Bawahc) Elevator Elevator mempunyai 3 bagian, yaitu hendel, shank dan blade. Blade dari masing-masing elevator mempunyai bentuk yang berbeda. 3 jenis elevator yang biasanya digunakan untuk oral surgery adalah :a) Straight elevatorElevator ini paling sering digunakan untuk mengangkat gigi dan akar pada rahang atas maupun rahang bawah. mempunyai 2 permukaan blade, yaitu permukaan konkaf dan permukaan konvek. Permukaan konkaf diaplikasikan pada bagian bukal sedangkan yang lainnnya diaplikasikan secara tegak lurus pada gigi.

b) Pair elevator with T-ShapedElevator jenis ini biasanya digunakan untuk rahang bawah pada pencabutan akar gigi molar, setelah semua akar yang lain telah diangkat menggunakan straight elevator. Tip dari elevator ditempatkan pada akar bifurkasio bukal menggunakan sudut luar yang miring sebagai titik tumpu.

c) Pair of double-angled elevatorElevator jenis ini biasanya digunakan untuk mengangkat ujung akar dari rahang atas dan rahang bawah. Hendelnya mirip dengan straight elevator. Shank mempunyai dobel angle yang memungkinkan instrumen ini untuk memasuki soket gigi, dan kedua elevatornya menghadap ke arah yang berlawanan. 6) Indikasi Tujuan dokter gigi adalah menciptakan rongga mulut yang sehat dan dapat berfungsi dengan baik sampai akhir pertumbuhan gigi. Walaupun demikian, ekstraksi gigi penting dilakukan dengan berbagai alasan.a. Karies Besar Gigi yang mahkotanya sudah sangat rusak dan tidak dapat direstorasi lagi.b. Nekrosis Pulpa Gigi dengan pulpitis irreversible yang perawatan endodonti tidak dapat dilakukan lagi atau merupakan kegagalan setelah dilakukan perawatan endodonti. c. Penyakit Periodontal Periodontitis dewasa yang berat dan luas akan menyebabkan kehilangan tulang berlebihan dan mobiliti gigi yang menetap. d. Gigi Retak Gigi yang retak atau mengalami fraktur akar yang biasanya menyebabkan nyeri hebat dan tidak dapat dikendalikan dengan perawatan endodonti.e. Gigi Malposisi Gigi yang dapat menyebabkan trauma jaringan lunak dan posisinya tidak dapat diperbaiki dengan perawatan orthodonti. f. Gigi Terpendam Apabila gigi terpendam menimbulkan masalah dan menyebabkan gangguan fungsi normal dari pertumbuhan gigi, maka gigi terpendam ini diekstraksi. g. Gigi Berlebih Dapat mengganggu pertumbuhan gigi geligi normal atau menyebabkan gigi berjejal berat dan estetis yang kurang pada gigi anterior.h. Gigi Persistensi Gigi desidui yang sudah waktunya tanggal tetapi masih kuat dan gigi penggantinya sudah erupsi. Biasanya gigi desidui mengalami resorbsi sehingga akan goyah, tetapi pada gigi desidui yang gangren tidak mungkin terjadi resorbsi atau karena kondisi kesehatan dari pasien maka gigi desidui itu masih tetap tertanam dalam tulang alveolar. i. Keperluan Orthodonti Ekstraksi gigi premolar dilakukan untuk perawatan orthodonti dengan pertumbuhan gigi yang berjejal. j. Ekstraksi Preprostetis Untuk keperluan pembuatan protesa dilakukan ekstraksi gigi. 7) KontraindikasiDalam keadaan tertentu, tindakan pencabutan tidak boleh dilakukan meskipun gigi memenuhi syarat untuk dilakukan ekstraksi karena terdapat faktor kontra indikasi pada gigi maupun individu.a. Penderita penyakit jantung, hipertensi, arteriosklerosis, dan diabetes mellitusb. Penderita Trombositopenia, karena memiliki jumlah trombosit lebih sedikit dari normal sehingga darah sukar membeku. Seperti yang telah diketahui bahwa trombosit penting artinya dalam pembekuan darah. c. Penderita Leukemia karena memiliki jumlah leukosit yang lebih banyak dari normal dalam darah sehingga mudah mengalami perdarahan. d. Penderita Hemofilia, apabila penderita mendapatkan luka, maka darahnya tidak dapat membeku. Hal ini disebabkan oleh trombosit tidak dapat pecah kalau berhubungan dengan udara karena kekurangan zat antihemofilia dalam serum, sehingga darah akan terus mengalir.e. Kehamilan, ekstraksi gigi merupakan kontraindikasi pada trimester pertama, karena keadaan umum ibu hamil pada trimester pertama sering sangat lemah dan dalam masa pembentukan janin. f. Peradangan di sekitar gigi, ekstraksi gigi dapat dilakukan jika inflamasinya sudah sembuh. 8) Komplikasi Pasca EkstraksiPencabutan gigimerupakan tindakan bedah yang lazim dilakukan dalam praktek kedokteran gigi. Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi pasca pencabutan gigi dapat terjadi setiap saat.1. PerdarahanPendarahan pasca pencabutan bisa dikontrol dengan baik dengan penekanan. Dianjurkan menggigit tampon atau menempatkan tampon diatas luka bekas pencabutan. Pertahankan tampon selama 30 menit pasca pencabutan. Perdarahan yang masih terjadi setelah 30-60 menit dilakukan penekanan dengan menggigit tampon perlu perawatan lanjut hal ini disebut sebagai perdarahan primer (primary hemorrhage). Dapat pula terjadi perdarahan setelah beberapa hari dilakukan pencabutan disebut perdarahan sekunder (secondary hemorrhage).Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan irigasi pada socket dengan salin, Perdarahan dari gusi diatasi dengan penjahitan, Perdarahan dari tulang dapat diatasi dengan penjahitan rapat dan ditambahkan diberi pack, Gigit tampon selama 15-30 menit, diberikan obat-obatan koagulan.1. PembengkakanBiasa terjadi setelah trauma, bila keadaan berlanjut biasanya terdapat infeksi dan perlu diatasi dengan pemberian antibiotika. Kadangkala bila terjadi infeksi disertai pula keadaan kesulitan membuka mulut (trismus), bilamana hal ini terjadi maka perlu diberikan latihan untuk membuka mulut serta diberikan terapi panas. Bila trismus berkelanjutan perlu pemberian terapi latihan membuka mulut.1. Dry SocketKeadaan ini sering terjadi dan menyebabkan rasa sakit yang berkepanjangan setelah pencabutan gigi. Drysocket ditandai dengan hilangnya rusaknya blood clot pada socket, dimulai dengan adanya blood clod yang keabu-abuan dan diikuti rusaknya blood clot sehingga socket terlihat kering.Terapi : irigasi dengan H2O2 atau normal saline, pemberian aplikasi lokal pada socket (alvolgyl, iodoform).1. Fraktur akarKeadaan ini sering terjadi pada pencabutan dengan tang, pada gigi yang mati karena rapuh, akar gigi yang bengkok, atau adanya hipercementosis dll. Bila akar yang fraktur amat kecil dan letaknya jauh terbenam dalam tulang dapat dibiarkan dengan catatan penderita diberitahu keadaan tersebut.

1. Fraktur tulang alveolarDapat terjadi pada waktu pencabutan gigi yang sukar. Bila terasa bahwa terjadi fraktur tulang alveolar sebaiknya giginya dipisahkan terlebih dahulu dari tulang yang patah, baru dilanjutkan pencabutan.1. Fraktur dari tuberositas maxilarisTerjadi pada waktu pencabutan gigi molar tiga rahang atas. Perlu dihindari oleh karena tuberositas diperlukan sebagai retensi pada pembuatan gIgi palsu.1. EdemaEdema merupakan kelanjutan normal dari setiap tindakan pencabutan dan pembedahan gigi, dan merupakan reaksi normal dari jaringan terhadap cedera. Besarnya edema yang terjadi bervariasi setiap individu dan tidak selalu sama, yaitu trauma yang besarnya sama, tidak selalu mengakibatkan derajat edema yang sama baik pada tiap-tiap pasien. Pembengkakan yang terjadi biasanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.Usaha untuk mengkontrol edema mencakup termal (dingin), fisik (penekanan), dan obat-obatan. Usaha termal (dingin) disini adalah berupa pemberian aplikasi dingin pada saat 24 jam pertama sesudah tindakan pembedahan atau pencabutan gigi. Usaha fisik (penekanan) disini adalah penggunaan pembalut tekanan yang sering digunakan pada pembedahan oral mayor untuk membatasi terjadinya edemamaupun hematom. Dan untuk pemberian obat-obatan, yang sering diberikan adalah jenis steroid yang diberikan secara parenteral, oral, atau topikal. Edema biasanya terjadi hanya sementara, dan biasanya pada kebanyakan pasien terjadi sampai 7-20 hari.6. DHE Pasca EkstraksiAgar kondisi segera sembuh dan tidak mengalami komplikasi pascapencabutan, maka dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut:a. Jangan sering-sering meludah dengan kuat.b. Ganti kapas/tampon setelah 30-45 menit pasca pencabutan c. Tidak makan/minum hingga efek anestesi hilang.d. Jangan berkumur-kumur pada 24 jam pertama pasca pencabutan.e. Mengunyah makanan di sisi yang tidak di cabut untuk sementara waktu sampai pemulihan selesai.f. Jika ada pembekakan pada pipi, lakukan aplikasi kompres dengan air dingin selama 15 menit agar mengurangi bengkak yang terjadi karena sehari pasca pencabutan, terutama operasi gigi molar 3 atau gigi bungsu dapat terjadi bengkak dan memar kurang lebih selama 2-3 hari. Ini adalah hal yang normal.g. Setelah 34 hari pasca pencabutan, berhati-hatilah saat menyikat gigi pada daerah pencabutan.h. Konsumsi obat antinyeri hanya diberikan bila diperlukan saja.

Daftar PustakaPedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).