penatalaksanaan oa

16
PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan pada OA bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah ketidakmampuan. Beberapa cara dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala OA serta mencegah kerusakan tulang rawan sendi lebih luas, antara lain : 1. Farmakologi Medikamentosa Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk OA, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas. Obat-obat yang diberikan bertujuan mengurangi rasa sakit (simptomatis), meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidakmampuan. Obat- obat anti inflamasi non steroid (AINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tidak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis OA. Beberapa AINS malahan dikatakan dapat mempercepat proses kerusakan tulang rawan sendi pada OA. Pengobatan untuk OA dewasa ini adalah simptomatik. Banyak pasien OA hanya mempunyai gejala yang minimal, mungkin cukup diterapi dengan latihan fisis tanpa obat. Meskipun pengobatan OA hanyalah untuk mengurangi nyeri, tetapi merupakan hal yang penting karena dapat memperbaiki kualitas hidup pasien. Nyeri sendi pada OA dapat timbul karena berbagai faktor, seperti mikro fraktur pada trabekula subkondral, iritasi ujung

Upload: rillaaa

Post on 01-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

osteoatritis adalah peradangan pda sendioa biasnya terjadi pada sendi-sendi besarnon farmakologifarmakologiNSAIDdiettopikal kortikosteroid

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan Oa

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada OA bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah

ketidakmampuan.

Beberapa cara dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala OA serta

mencegah kerusakan tulang rawan sendi lebih luas, antara lain :

1. Farmakologi

Medikamentosa

Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk OA, oleh karena

patogenesisnya yang belum jelas. Obat-obat yang diberikan bertujuan mengurangi rasa sakit

(simptomatis), meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidakmampuan. Obat-obat anti

inflamasi non steroid (AINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis,

meskipun tidak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis OA. Beberapa AINS

malahan dikatakan dapat mempercepat proses kerusakan tulang rawan sendi pada OA.

Pengobatan untuk OA dewasa ini adalah simptomatik. Banyak pasien OA hanya

mempunyai gejala yang minimal, mungkin cukup diterapi dengan latihan fisis tanpa obat.

Meskipun pengobatan OA hanyalah untuk mengurangi nyeri, tetapi merupakan hal yang

penting karena dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.

Nyeri sendi pada OA dapat timbul karena berbagai faktor, seperti mikro fraktur pada

trabekula subkondral, iritasi ujung saraf periosteal, tekanan pada ligamen karena deformitas

tulang atau efusi, kongesti vena karena remodelling tulang subkondral, regangan otot, dan

reumatisme jaringan lunak. Pada OA yang lebih lanjut, nyeri sendi-sendi dapat timbul karena

sinovitis.

Pada dasarnya terapi farmakologi pada OA dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok,

yaitu :

1. Medikamentosa sistemik

2. Medikamentosa topikal

3. Medikamentosa intraartikular

Medikamentosa Sistemik

Page 2: Penatalaksanaan Oa

a). Analgesik

Parasetamol (asetamonifen) dosis 2,6 – 4 g/hari atau propoksifen HCl berguna

sebagai analgetik sederhana. Asetaminofen merupakan obat pilihan untuk artritis ringan

dan sedang. Tetapi pada pemakaian asetaminofen yang lama dapat menyebabkan

kerusakan hati atau peradangan pada ginjal (nefritis).

Kodein atau narkotik lain jarang dipakai atau dipakai hanya dalam waktu singkat.

Asam salisilat juga merupakan analgetik yang efektif, meskipun harus diperhatikan efek

samping pada saluran pencernaan dan ginjal. Keracunan salisilat juga dapat menimbulkan

gejala-gejala yang tidak khas pada orang tua, seperti kebingungan, gelisah, agitasi,

hiperaktivitas, bicara ngelantur, atau kadang-kadang kejang.

b). Anti-inflamasi non steroid (AINS)

Jika nyeri sendi nyata atau tidak berkurang dengan analgesik atau jika terdapat

tanda-tanda peradangan (panas, merah, efusi, nyeri tekan) dipakai AINS seperti

fenoprofin, diklofenak, ketoprofen, naproksen, ibuprofen, piroksikam, dan lain-lainnya.

Dosis untuk OA biasanya 1/2 – 1/3 dosis penuh untuk RA.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa efek analgetik AINS pada pasien OA

tanpa peradangan lebih baik dari obat analgesik sederhana. Beberapa AINS (misalnya

indometasin) dalam jangka panjang dilaporkan dapat memperberat kerusakan tulang

rawan sendi pada OA. Karena pemakaian obat-obat AINS pada OA (yang biasanya

pasien tua) seringkali berlangsung lama, efek samping yang utama ialah gangguan

mukosa lambung (perdarahan, ulkus) dan gangguan faal ginjal. Oleh karena cara kerja

obat-obat AINS hampir sama (penekanan produksi prostaglandin) maka efek sampingnya

juga sama. Pemakaian kombinasi obat ini hanya akan menambah resiko efek

sampingnya.

Ibuprofen and naproxen adalah dua preparat yang sering dipakai. Kedua obat ini

lebih efektif dalam mengurangi gejala dan memperbaiki pergerakan sendi dan kurang

menimbulkan iritasi lambung daripada aspirin. Ibuprofen dan Naproksen dapat

menimbulkan iritasi lambung biola digunakan dalam jangka waktu lama.

Aspirin juga merupakan preparat NSAIDs yang sering digunakan. Penggunaan

jangka lama dapat menyebabkan ulkus lambung.

Page 3: Penatalaksanaan Oa

Cyclo-oxygenase (COX), enzim yang terlibat dalam konversi asam arakidonat

menjadi prostaglandin, berada dalam dua isoform: (1) COX-1, terdapat terutama di

lambung dan menghasilkan prostaglandin yang bersifat sitoprotektif, dan (2) COX-2,

terlibat terutama dalam kaskade inflamasi dan berperan dalam manifestasi nyeri sendi,

pembengkakan , dan kekakuan. Dalam penelitian telah dikembangkan obat yang bekerja

sebagai inhibitor spesifik dari COX-2 (COX-2 inhibitors), seperti rofecoxib, celecoxib.

Meskipun data tentang obat-obat ini masih minimal, namun penelitian telah

menunjukkan bahwa COX-2 inhibitors memiliki efektivitas yang sama dengan AINS

dalam terapi osteoartritis, tapi dengan efek samping gastrointestinal yang minimal. Suatu

studi meta-analisis terhadap rofecoxib menunjukkan resiko relatif 0,51 terhadap

terjadinya efek samping gastrointestinal yang serius bila dibandingkan dengan AINS

konvensional. Keterbatasan obat golongan ini adalah harganya yang relatif mahal,

sehingga pemakaian AINS dengan atau / tanpa obat sitoprotektif saluran cerna masih

lebih banyak digunakan.

c). Obat-obat penghambat progresivitas penyakit

Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa AINS tertentu mempengaruhi

metabolisme proteoglikan, kolagen, degenerasi matriks karena sitokin, penglepasan, atau

aktivasi enzim-enzim perusak kolagen, atau aktivasi metabolit oksidan toksik. Ini berarti

bahwa beberapa AINS menghambat metabolisme tulang rawan sendi sehingga dapat

mempercepat kerusakan jaringan tersebut.

Pada binatang percobaaan, AINS terlihat memperburuk perubahan-perubahan

degeneratif pada OA dan degenerasi tulang rawan sendi in vivo. Dengan demikian

pemberian jangka panjang AINS harus dipertimbangkan pengaruh buruknya pada tulang

rawan sendi yang sakit. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa piroksikam tidak

menimbulkan gangguan pada metabolisme tulang rawan sendi.

Beberapa usaha sedang dilakukan untuk membuat bahan farmakologis yang dapat

memperbaiki atau mencegah proses patologis pada OA.

Page 4: Penatalaksanaan Oa

a. Arteparon (asam glycosaminoglycan polysulfinic ester) pada binatang percobaan

telah terbukti mengurangi kerusakan histologis OA. Masih perlu penelitian klinis

jangka panjang untuk melihat hasil yang sebenarnya.

b. Rumalon (kompleks peptida glikosaminoglikan) yang diperoleh dari tulang rawan

sendi sapi dan ekstrak sumsum tulang. In vitro, obat ini dapat merangsang

pembentukan proteoglikan.

c. Artofen (sodium pentosan polysulfate) adalah suatu heparinoid yang menghambat

hialuronidase, elastase, dan enzim lain yang merusak proteoglikan.

Perkembangan obat-obat di atas masih dalam taraf permulaan, tetapi menjanjikan

suatu usaha tambahan yang positif.

Pengobatan lain yang dikembangkan pada OA adalah SAMe (S-adenosyl

methyonin) yang mrupakan senyawa endogen yang memberikan gugus metil pada

berbagai senyawa yang meliputi neurotransmiter, asam lemak, asam nukleat, protein, dan

fosfolipid membran. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1950, obat ini telah

digunakan untuk terapi depresi, OA, fibrisitis, alcoholic liver disease, dan migren. Dalam

terapi OA, SAMe diduga memiliki efek analgesik dan antiinflamasi. Mekanisme kerjanya

belum jelas, tetapi diduga SAMe membantu produksi proteoglikan. Suatu studi multi

center placebo control trial menunjukkan bahwa SAMe sama efektifnya dengan

naproksen dan superior terhadap plasebo. Selain itu, SAMe lebih dapat ditoleransi

dibandingkan AINS meskipun membutuhkan waktu terapi yang lebih lama dan biaya

yang relatif mahal.

Medikamentosa Topikal

Terapi topikal adalah alternatif pada pasien OA yang memiliki gejala rasa sakit yang

refrakter terhadap terapi analgesik atau pasien tidak dapat mentoleransi efek dari terapi

sistemik. Dua agen yang biasa diberikan secara topikal adalah AINS, dan Capsaicin.

Suatu studi meta-analisis menunjukkan bahwa 65% pasien yang mendapatkan terapi

AINS topikal memiliki respon yang baik terhadap terapi. Meskipun jumlah penelitian dan

sampel yang digunakan masih minimal, namun cukup beralasan untuk menyimpulkan

bahwa terapi AINS topikal efektif dan aman pada pasien OA dalam 2 minggu pertama

pengobatan. Setelah 2 minggu, tidak diketahui efektivitas AINS lebih baik dari placebo.

Page 5: Penatalaksanaan Oa

Capsaicin dapat mengurangi gejala dengan toksisitas yang rendah. Ini merupakan

obat baru yang belum terlalu banyak dipasarkan.7 Capsaicin adalah senyawa alami yang

mendeplesi deposit Substance P secara dari ujung saraf sensorik, sehingga mengurangni

transmisi rangsang nyeri dari saraf tepi ke susunan saraf pusat. Suatu studi meta-analisis

menunjukkan bahwa Capsaicin dapat ditoleransi dengan baik dan memiliki efek yang

signifikan bila dibandingkan dengan plasebo.

Selain AINS dan capsaicin, agen yang juga digunakan sebagai obat topikal adalah

Lidocaine topikal. Lidocaine relatif cukup efektif dalam mengurangi rasa nyeri.

Medikamentosa Intraartikular

a. Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik bukan merupakan indikasi dalam pengobatan OA.

Beberapa penelitian melaporkan steroid intra-artikular mungkin berguna untuk

menghilangkan nyeri pada OA. Bagaimana pengaruh steroid pada kerusakan tulang

rawan sendi pada OA masih menjadi perdebatan. Beberapa penelitian melaporkan steroid

mengurangi kerusakan tulang rawan sendi, tetapi penelitian yang lain melaporkan

sebaliknya.

Suntikan kortikosteroid pada epidural dapat mengurangi gejala-gejala nyeri

radicular.

b. Viscosupplementation

Beberapa preparat hialuronan tersedia dalam suntikan intraartikular.

Berkurangnya rasa nyeri diketahui berasal peningkatan viskositas cairan sinovial,

sehingga pengobatan pada kondisi demikan disebut viscosupplementation. Hasil

penelitian terakhir menyebutkan bahwa suntikan hialuronat tidak lebih baik dari AINS

dalam mengurangi gejala, memperbaiki fungsi fisik, dan kekakuan.

2. Non Farmakologik

a. Perlindungan sendi

OA mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik.

Koreksi terhadap postur yang buruk dan penyangga (korset) untuk lordosis lumbal yang

Page 6: Penatalaksanaan Oa

berlebihan mungkin membantu. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang

sakit (misalnya modifikasi tempat duduk dan mengurangi kebutuhan jongkok dan berlutut

untuk OA sendi lutut). Istirahat yang periodik akan membantu mengurangi nyeri.

Pemakaian tongkat, sepatu khusus, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja

sendi juga perlu diperhatikan.

Beban pada lutut berlebihan karena kaki yang tertekuk (pronatio).

b. Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien OA yang gemuk harus menjadi program

utama pengobatan OA. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya

keluhan dan peradangan.

Beberapa hal yang berkaitan dengan diet pada OA, antara lain

Obesitas meningkatkan faktor resiko perkembangan osteoartritis.

Vitamin C penting dalam perkembangan normal kartilago. Defisiensi vitamin C akan

memicu perkembangan kartilago menjadi lemah. Vitamin C dapat diperoleh dari buah-

buahan, atau suplemen.

Seseorang dengan densitas tulang yang rendah, missal pada osteoporosis, kemungkinan

memiliki resiko yang tinggi terkena OA. Olah raga dan asupan calcium yang adekuat

dapat mengontrol densitas tulang.

Defisiensi Vitamin D meningkatkan resiko terjadinya penyempitan celah sendi dan

perkembangan OA. Suplementasi vitamin D yang direkomendasikan adalah 400 IU per

hari.

Pada tahun-tahun ini, suplemen glucosamine dan kondroitin dapat mengurangi gejala,

termasuk nyeri dan kekakuan.

c. Dukungan psiko-sosial

Dukungan (pengertian) psiko-sosial diperlukan oleh pasien OA oleh karena sifatnya

yang menahun dan ketidakmampuan yang ditimbulkannya. Di satu pihak, pasien ingin

menyembunyikan ketidakmampuannya, di pihak lain ia ingin orang lain turut memikirkan

penyakitnya. Pasien OA seringkali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena

faktor-faktor psikologis.

Page 7: Penatalaksanaan Oa

d. Konseling masalah seksual

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien OA terutama pada tulang belakang,

paha, dan lutut. Seringkali diskusi mengenai hal ini harus dimulai dari dokter, karena

biasanya pasien enggan mengutarakannya.

e. Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan OA, yang meliputi pemakaian

panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang ssedang diberikan

sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif

sebaiknya diberi dingin, dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pemanasan. Berbagai

sumber panas dapat dipakai, seperti hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonik, inframerah,

diatermi, mandi parafin, dan mandi dari pancuran panas.

Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang

biasanya atropik pada sekitar sendi OA. Latihan isometrik lebih baik daripada isotonik

karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada

tungkai yang lumpuh, timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena otot-otot

periartikular memegang peranan penting terhadap perlindungan rawan sendi dari beban,

maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.

Page 8: Penatalaksanaan Oa

Gambar . Jenis-jenis Latihan untuk OA

f. Akupunktur

Akupunktur merupakan pengobatan tradisional dari Cina berupa penusukan jarum

pada tempat-tempat tertentu yang merupakan jalur saraf, bertujuan untuk memperbaiki

kesehatan.

Menurut The National Center for Complementary and Alternative Medicine di the

National Institutes of Health, akupunktur berguna sebagai terapi tambahan atau terapi

alternatif untuk nyeri arthritis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akupunktur bila digunakan bersama terapi

konvensional dapat memperbaiki fungsi dan mengurangi nyeri pada OA.

Page 9: Penatalaksanaan Oa

Gambar Titik-titik Akupunktur Pada OA

g. Prolotherapy

Prolotherapy adalah terapi medikal alami untuk memperbaiki tendon, ligamen, dan

kerusakan kartilago. Prolotherapy merangsang tubuh untuk mengubah daerah dengan

menginduksi reaksi inflamasi ringan pada ligament dan kartilago yang lemah. Terjadinya

inflamasi menyebabkan sirkulasi ke ligamen meningkat.

Gambar Peran Prolotherapy Pada OA

Page 10: Penatalaksanaan Oa

h. Operasi

Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien OA dengan kerusakan sendi yang nyata,

dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dapat dilakukan adalah

osteotomi (untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian), debridemen sendi

(menghilangkan fragmen tulang rawan sendi), pembersihan osteofit, atroplasti total atau

parsial, dan atrodesis. Kondroplasti (atroplasti abrasi) telah mempeoleh perhatian untuk

pengobatan OA. Akan tetapi belum ada penelitian terkontrol untuk menilai efektivitasnya,

dan jaringan fibrokartilago yang terbentuk di atas tulang yang gundul tidak sebaik rawan

normal dalam kemampuannya menghadapi beban. Sekarang sedang diteliti usaha untuk

menggunakan teknik operasi cangkok sel-sel kondrosit untuk membangun kembali

permukaan tulang rawan sendi.

Operasi penggantian sendi biasanya dilakukan pada pasien OA lutut di mana

pengobatan yang cukup agresif tidak dapat mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi sendi.

Atroplasti dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas. Osteotomi dapat merupakan

metode operasi yang lebih konservatif, dapat mengurangi nyeri, terutama pada pasien OA

lutut atas dan paha yang belum lanjut.

Laminektomi dan spinal fusion dapat dipikirkan pada pasien dengan keadaan yang

sudah parah dan terjadi nyeri yang berulang-ulang yang sudah tidak dapat diatasi dengan

obat-obatan, atau adanya komplikasi neurologik. Pada stenosis lumbalis mengkin

membutuhkan extensive decompressive laminectomy untuk mengurangi gejala.

KOMPLIKASI

Komplikasi yang utama pada OA adalah nyeri. Tingkat nyeri berbeda-beda, dari ringan

menjadi berat.

PENCEGAHAN

Page 11: Penatalaksanaan Oa

Pencegahan primer dan sekunder sebaiknya dipikirkan dalam pengobatan OA.

Mengatur berat badan ideal merupakan faktor utama untuk mencegah OA pada sendi-sendi

yang menahan tubuh.

Asupan vitamin D juga mempengaruhi osteoarthritis. Asupan yang kurang

berhubungan dengan peningkatan progresifitas OA.

PROGNOSIS

Prognosis OA umumnya baik. Dengan obat-obat konservatif, sebagian besar nyeri pasien dapat teratasi. Hanya kasus-kasus yang berat memerlukan operasi. Akan tetapi harus diingat pasien-pasien OA dilaporkan mempunyai resiko hipertensi dan penykit jantung yang lebih tinggi.