penatalaksanaan dan pengkajian

6
PENATALAKSANAAN Pada umumnya penanganan penderita Cerebral Palsy meliputi : 1) Reedukasi dan rehabilitasi. Seorang penderita Cerebral Palsy perlu mendapatkan terapi yang sesuai dengan kecacatannya. Evaluasi terhadap tujuan perlu dibuat oleh masing-masing terapist. Tujuan yang akan dicapai perlu juga disampaikan kepada orang tua/keluarga penderita, sebab dengan demikian ia dapat merelakan anaknya mendapat perawatan yang cocok serta ikut berpartisipasi dalam melakukan perawatan tadi di lingkungan hidupnya sendiri. Fisioterapi bertujuan untuk mengembangkan berbagai gerakan yang diperlukan untuk memperoleh keterampilan secara independent untuk aktivitas sehari-hari. Fisioterapi ini harus segera dimulai secara intensif. Untuk mencegah kontraktur perlu diperhatikan posisi penderita sewaktu istirahat atau tidur. Bagi penderita yang berat dianjurkan untuk sementara tinggal di suatu pusat latihan. Fisioterapi dilakukan sepanjang hidup penderita. Selain fisioterapi, penderita Cerebral Palsy perlu dididik sesuai dengan tingkat inteligensinya, di Sekolah Luar Biasa dan bila mungkin di sekolah biasa bersama-sama dengan anak yang normal. Di Sekolah Luar Biasa dapat dilakukan speech therapy dan occupational therapy yang disesuaikan dengan keadaan penderita.

Upload: babybuu

Post on 03-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penatalaksanaan

TRANSCRIPT

PENATALAKSANAANPada umumnya penanganan penderita Cerebral Palsy meliputi :1) Reedukasi dan rehabilitasi.Seorang penderita Cerebral Palsy perlu mendapatkan terapi yang sesuai dengan kecacatannya. Evaluasi terhadap tujuan perlu dibuat oleh masing-masing terapist. Tujuan yang akan dicapai perlu juga disampaikan kepada orang tua/keluarga penderita, sebab dengan demikian ia dapat merelakan anaknya mendapat perawatan yang cocok serta ikut berpartisipasi dalam melakukan perawatan tadi di lingkungan hidupnya sendiri. Fisioterapi bertujuan untuk mengembangkan berbagai gerakan yang diperlukan untuk memperoleh keterampilan secara independent untuk aktivitas sehari-hari. Fisioterapi ini harus segera dimulai secara intensif. Untuk mencegah kontraktur perlu diperhatikan posisi penderita sewaktu istirahat atau tidur. Bagi penderita yang berat dianjurkan untuk sementara tinggal di suatu pusat latihan. Fisioterapi dilakukan sepanjang hidup penderita. Selain fisioterapi, penderita Cerebral Palsy perlu dididik sesuai dengan tingkat inteligensinya, di Sekolah Luar Biasa dan bila mungkin di sekolah biasa bersama-sama dengan anak yang normal. Di Sekolah Luar Biasa dapat dilakukan speech therapy dan occupational therapy yang disesuaikan dengan keadaan penderita. Mereka sebaiknya diperlakukan sebagai anak biasa yang pulang ke rumah dengan kendaraan bersama-sama sehingga tidak merasa diasingkan, hidup dalam suasana normal. Orang tua janganlah melindungi anak secara berlebihan dan untuk itu pekerja sosial dapat membantu di rumah dengan melihat seperlunya.

2) Psikoterapi untuk anak dan keluarganya.Dikarenakan gangguan tingkah laku dan adaptasi sosial sering menyertai Cerebral Palsy, maka psikoterapi perlu diberikan bagi penderita dan keluarganya.3) Koreksi operasi.Koreksi operasi bertujuan untuk mengurangi spasme otot, menyamakan kekuatan otot yang saling berlawanan, menstabilkan sendi-sendi dan mengoreksi deformitas. Tindakan operasi lebih sering dilakukan pada tipe spastik dari pada tipe lainnya. Juga lebih sering dilakukan pada anggota gerak bawah dibanding -dengan anggota gerak atas. Prosedur operasi yang dilakukan disesuaikan dengan jenis operasinya, apakah operasi itu dilakukan pada saraf motorik, tendon, otot atau pada tulang.

4) Obat-obatan.Pemberian obat-obatan pada Cerebral Palsy dimaksudkan untuk memperbaiki gangguan tingkah laku, neuro-motorik dan untuk mengontrol serangan kejang.Pemberian obat anti kejang padapenderitaCerebral Palsy memberikan hasil yang baik dalam mengontrol kejang, tetapi pada Cerebral Palsy tipe spastik dan atetosis, obat ini kurang berhasil. Demikian pula obat muskulorelaksan kurang berhasil menurunkan tonus otot pada Cerebral Palsy tipe spastik dan atetosis. Pada penderita dengan kejang diberikan maintenance anti kejang yang disesuaikan dengan karakteristik kejangnya, misalnya luminal, dilantin dan sebagainya. Pada keadaan tonus otot yang berlebihan, obat golongan benzodiazepine, misalnya : valium, librium atau mogadon dapat dicoba. Pada keadaan choreoathetosis diberikan artane. Tofranil (imipramine) diberikan pada keadaan depresi. Pada penderita yang hiperaktif dapat diberikan dextroamphetamine 5 -- 10 mg pada pagi hari dan 2,5 -- 5 mg pada waktu tengah hari.

A. PENGKAJIAN1. BiodataLaki-laki beresiko lebih banyak dari pada wanita. Cerebral Palsy sering terjadi pada kelahiran anak pertama karena kesulitan untuk melahirkan, Kejadian Cerebral Palsy lebih tinggi pada bayi BBLR dan kembar. Ibu yang berumur 40 tahun keatas memiliki resiko, terlebih multipara.2. Riwayat kesehatan.Riwayat kesehaataan yang berhubungan dengan factor prenatal, natal dan post natal serta keadaan sekitar kelahiran yang mempredisposisikan anoksia janin.3. Keluhan dan manifestasi klinikObservasi adanya manivestasi cerebral palsy, khususnya yang berhubungan dengan pencapaian perkembangannya : Perlambatan perkembangan motorik kasarManifestasi umum, pelambatan pada semua pencapaian motorik, meningkat sejalan dengan pertumbuhan.

Tampilan motorik abnormalPenggunaan tangan unilateral yang terlaalu dini, merangkaak asimetris abnormal, berdiri atau berjinjit, gerakan involunter atau tidak terkoordinasi, menghisap buruk, kesulitan makaan, sariawan lidah menetap.

Perubahan tonus ototPeningkatan ataau penurunan tahanan pada gerakan pasif, postur opistotonik (lengkung punggung berlebihan), merasa kaku dalam memegang atau berpakaian, kesulitan dalam menggunakan popok, kaku atau tidak menekuk pada pinggul dan sendi lutut bila ditarik ke posisi duduk (tanda awal).

Posture abnormalMempertahankan agar pinggul lebih tinggi dari tubuh pada posisi telungkup, menyilangkan ataau mengekstensikan kaki dengan telapak kaki plantar fleksi pada posisi telentang, postur tidur dan istirahat infantile menetap, lengan abduksi pada bahu, siku fleksi, tangan mengepal.

Abnormalitas reflexRefleks infantile primitive menetap (reflek leher tonik ada pada usia berapa pun, tidak menetap diatas usia 6 bulan), Refleks Moro, plantar, dan menggenggam menetaap atau hiperaktif, Hiperefleksia, klonus pergelangan kaki dan reflek meregang muncul pada banyak kelompok otot pada gerakan pasif cepat.

Kelainan penyerta lainnya Pembelajaran dan penalaran subnormal (retardasi mental pada kira-kira dua pertiga individu). Kerusakan perilaku dan hubungan interpersonal Gejala lain yang juga bisa ditemukan pada CP:- Kecerdasan di bawah normal- Keterbelakangan mental- Kejang/epilepsi (terutama pada tipe spastik)- Gangguan menghisap atau makan- Pernafasan yang tidak teratur- Gangguan perkembangan kemampuan motorik (misalnya menggapai sesuatu, duduk, berguling, merangkak, berjalan)- Disartria- Gangguan penglihatan- Gangguan pendengaran- Kontraktur persendian- Gerakan menjadi terbatas.