penanganan (seed processing) dan penyimpanan...
TRANSCRIPT
Pengolahan (Seed Processing)
dan Penyimpanan Benih
Pengolahan Benih
Pengolahan benih= proses transformasi fisik benih dari saat setelah panen menjadi benih yang bersih dan seragam serta memenuhi standar yang ditentukan.
Tujuan pengolahan benih= menghasilkan benih yang memiliki mutu fisik, fisiologis, dan genetik yang sesuai dengan standar mutu benih.
Prosesing dapat meningkatkan mutu fisik, fisiologis, dan genetik
Bagan alur prosesing/pengolahan benih
Bagan alur material-material yang dibuang pada
prosesing/pengolahan benih
Tahap-tahap Pengolahan Benih
1. Penerimaan
2. Pra-pengolahan
3. Pengeringan
4. Pembersihan
5. Pemilahan
6. Perlakuan
7. Pengemasan
Penerimaan
- Bentuk calon benih: ose (biji curah),
brangkasan, tongkol kering, buah basah,
polong basah, dll
- Jumlah calon benih
- Kondisi calon benih: KA dan persentase
serta jenis kotoran fisik
Pra-pengolahan
Proses pembersihan kotoran yang kasar
dari suatu lot benih
Tujuan:
- Memperlancar proses pembersihan
selanjutnya
- Mengurangi resiko kerusakan alat-alat
pembersih
- Mengurangi resiko kontaminasi OPT
Pengeringan
- Berdasarkan sifatnya benih ada tiga jenis: benih ortodoks, rekalsitran, dan intermediate.
- Pengeringan merupakan proses penting dalam pengolahan benih ortodoks.
- Memperpanjang daya simpan
- Dalam pengeringan yang paling penting adalah RH dibanding suhu.
Pengeringan dilakukan 2 cara:
1. Pengeringan alami (matahari)
2. Pengeringan dengan alat pengering (sistem ventilasi atau meningkatkan suhu udara)
Pembersihan
Proses mengeluarkan campuran yang tidak
diinginkan dalam lot benih (serpihan
tanaman, kerikil, benih pecah, benih
ukuran abnormal, benih busuk, biji
tanaman lain, dll)
Alat dasar pembersih benih: Air Screen
Cleaner (ASC)
Mesin Air Screen Cleaner (ASC)
Pemilahan (separation dan
upgrading) Pemilahan dapat dilakukan berdasarkan sifat
fisik benih: ukuran, bobot, warna, affinitas
terhadap cairan, tekstur permukaan kulit,
klorofil, bentuk, panjang, dll.
Alat-alat yang digunakan: cylinder separator,
gravity separator, spiral separator, roll mill,
magnetic separator, color separator
Jenis dan prinsip kerja alat pemilah
benih
Alat Pemilah Benih Prinsip pemilahan
Cylinder Separator Panjang benih
Gravity Separator Bobot benih
Spiral Separator Bentuk benih (shape)
Roll Mill Permukaan/tekstur
benih dan benih pipih
Magnetic Separator Permukaan/tekstur
benih (benih rusak) dan
affinitas thd cairan
Color Separator Warna benih
Cylinder Separator
Gravity Separator
Spiral Separator
Roll Mill
Magnetic Separator
Color Separator
Color separator
bekerja
berdasarkan
prinsip fotosel,
yaitu perbedaan
warna benih
deteriorasi dan
benih standar
Perlakuan benih
Mengaplikasikan bahan kimia kepada benih dengan tujuan mengurangi, mengendalikan, atau menolak organisme-organisme yang merusak atau dapat menyebabkan penyakit benih baik sifatnya soilborne, seedborne, atau airborne.
Tiga cara perlakuan benih:
1. Pemberian bahan kimia
2. Perlakuan air panas
3. Pelapisan benih
Pengemasan
Tindakan memberikan lingkungan mikro
yang optimal agar benih tidak dipengaruhi
faktor lingkungan selama penyimpanan.
Prinsipnya adalah menjaga KA dan respirasi
tetap rendah.
Pengemasan
Tujuan pengemasan benih
Memudahkan pengelolaan benih
Memudahkan transportasi benih
Memudahkan penyimpanan benih dengan
kondisi yang memadai
Mempertahankan persentase viabilitas benih
Mengurangi pengaruh lingkungan yang
berubah-ubah
Mempertahankan kadar air benih
Pengemasan
Material
Property Poly
eth
ylene (
PE)
Poly
vinyl
chlo
ride (
PV
C)
Poly
vinyl
denech
lori
de (
PV
DC
)
Poly
est
er
(Myl
ar)
Cellu
lose
(Pla
in t
ransp
aran
t)
PE/M
SAT
cellu
lose
Cellu
lose
ace
tate
Kra
ft p
aper
Sulp
hite p
aper
Gla
ssin
e
Wax
ed g
lass
ine
PE C
oat
ed p
aper
PV
DC
Coat
ed p
aper
Allu
min
ium
foil
(9 m
ikro
n)
Water vapour resistance 7 2 9 4 0 8 1 0 0 0 4 7 8 10
Gas transmission 3 5 8 6 6 8 2 0 0 3 5 3 8 10
Odour resistance 3 5 8 8 6 8 2 0 0 3 4 3 8 10
water resistance 10 10 10 10 5 6 6 2 2 3 5 6 6 10
Oil or grease resistance 5 8 8 8 10 6 6 0 0 4 6 5 8 10
Teknologi Penyimpanan Benih
Mempertahankan viabilitas benih selama
penyimpanan, dengan menurunkan laju
respirasi
Teknologi Penyimpanan dan
Kemunduran Benih Kemunduran benih= turunnya kualitas, sifat, atau viabilitas yang berdampak
pada rendahnya vigor benih dan tanaman menjadi turun hasilnya.
Kemunduran benih:
1. Berkurangnya respirasi
2. Bertambahnya asam lemak
3. Laju perkecambahan berkurang
4. Laju pertumbuhan dan perkembangan berkurang
5. Hilangnya daya tumbuh
6. Kecambah abnormal tinggi
7. Kehilangan aktivitas enzim
8. Perkecambahan mengecil
9. Kehilangan daya simpan
10. Keserempakan tumbuh turun
11. Perubahan warna
12. Mati
Kemunduran
benih dapat
diamati dari
aspek biokimia
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyimpanan benih (secara umum)
- Faktor internal: genetik, kondisi fisik, KA
benih, viabilitas awal
- Faktor eksternal: kelembapan dan suhu
penyimpanan
Hubungan kadar air benih dan RH ruang penyimpanan pada suhu tertentu
Hubungan kadar air benih dan RH ruang penyimpanan
pada beberapa komoditas tanaman
Penyimpanan berdasarkan waktu
Tipe Penyimpanan Berdasarkan
Waktu Penyimpanan:
1. Penyimpanan jangka pendek (Short-term
storage)
2. Penyimpanan jangka menengah (Mid-term
storage)
3. Penyimpanan jangka panjang (Long-term
storage)
Tipe Penyimpanan Benih
Penyimpanan jangka pendek (Short-term storage) = 1
- 9 bulan
RH ruang penyimpanan 50 % dengan suhu 30 0C dan kadar air
benih untuk benih yang banyak mengandung lemak atau minyak
adalah 7 %, dan untuk benih yang mengandung protein dan
karbohidrat adalah 11%.
RH ruang penyimpanan 60 % dengan suhu 20 0C dan kadar air
benih untuk benih yang banyak mengandung lemak atau minyak
maksimal adalah 9.5 %, dan untuk benih yang banyak mengandung
protein dan karbohidrat adalah 13 %.
Tipe Penyimpanan Benih
Penyimpanan jangka menengah (Mid-term storage) =
9 – 18 bulan
RH ruang penyimpanan 40 %, suhu 30 0C, kadar air benih untuk
benih yang banyak mengandung minyak atau lemak maksimal 6 % dan
banyak mengandung protein maksimal 10 %.
RH ruang penyimpanan 50 %, suhu 20 0C, kadar air benih untuk
benih yang banyak mengandung minyak atau lemak maksimal 7 % dan
banyak mengandung protein maksimal 11 %.
RH ruang penyimpanan 60 %, suhu 10 0C, kadar air benih untuk
benih yang banyak mengandung minyak atau lemak maksimal 9 % dan
banyak mengandung protein maksimal 11 %.
Tipe Penyimpanan Benih
Penyimpanan jangka panjang (Long-term storage) =
18 – 120 bulan
RH ruang penyimpanan 45 % dan suhu 10 0C merupakan
kondisi yang aman untuk penyimpanan selama lima tahun
RH ruang penyimpanan 30 % dan suhu 4 0C merupakan kondisi
yang aman untuk penyimpanan benih antara 5 – 15 tahun.