penanganan kerusakan cokelat non- filling dan … · 2020. 1. 6. · saat ini kantor utama dan...
TRANSCRIPT
PENANGANAN KERUSAKAN COKELAT NON-
FILLING DAN FILLING KACANG
SAAT PROSES PRODUKSI
PT TAMA COKELAT INDONESIA, GARUT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagai dari syarat-syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pangan
Oleh:
ELFARA NABYLA TASYA
NIM : 16.I1.0083
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2019
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelasaikan dan menyusun laporan kerja praktek yang berjudul “Literature
Review : Penanganan Kerusakan Cokelat Non-Filling Dan Filling Kacang Saat Proses
Produksi PT Tama Cokelat Indonesia”. Kerja Praktek merupakan kegiatan mahasiswa
yang dilakukan di perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang dan melihat relevansi
melalui pengembangan diri dengan mendalami bidang ilmu pangan. Kerja Pratek
mempunyai bobot 2 (dua) SKS dan dilaksanakan dalam waktu 22-30 hari, disesuaikan
dengan kebijakan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata dan
Perusahaan tempat Kerja Pratek. Laporan Kerja Praktek sebagai bentuk tanggung jawab
penulis selama melaksanakan kerja praktek di PT Tama Cokelat Indonesia pada tanggal
1 Februari hingga 28 Februari 2019.
Selama melaksanakan Kerja Praktek dan laporan Kerja Praktek, penulis mendapatkan
wawasan mengenai cokelat secara umum, pengalaman, pengetahuan serta keterampilan
dalam proses pembuatan cokelat di PT Tama Cokelat Indonesia. Laporan Kerja Pratek
dapat diselesaikan karena adanya bimbingan, pengarahan, dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah membantu dalam kelancaran Kerja Praktek dan penulisan laporan Kerja
Praktek. Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridhonya kepada penulis.
2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP., MSc. Selaku Dekan Fakultas Teknologi
Pertanian, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang.
3. Ibu Dr. Ir. Lindayani, MP. Selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah
membantu, mengarahkan dan memberikan masukan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek.
4. Bapak Kiki Gumelar, selaku pemilik PT Tama Cokelat Indonesia yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek di PT Tama
Cokelat Indonesia.
ii
5. Bapak Yosep Aliyin S.H, selaku Human Resources Departement (HRD) dan
Pembimbing I di PT Tama Cokelat Indonesia.
6. Bapak Fahmi, selaku Kepala Research and Development (R&D) dan Pembimbing II
dari PT Tama Cokelat Indonesia.
7. Aa Encum, Aa Imron dan Aa Ucup yang telah mengajarkan pembuatan cokelat selama
kerja praktek.
8. Ibu Nina dan Ibu Nunung selaku staff pengemasan sekunder yang telah membimbing
dan mengajarkan cara mengemas produk kepada penulis selama kerja praktek.
9. Seluruh staff dan karyawan PT Tama Cokelat Indonesia yang telah membimbing dan
memberikan informasi-informasi kepada penulis.
10. Orang tua (Samin Sugiri dan Erin Nuraeni) yang senantiasa mendukung dalam
menyelesaikan kerja praktek di PT Tama Cokelat Indonesia.
11. Ibu Murni yang telah mendukung dan menyemangati penulis selama kerja praktek di
PT Tama Cokelat Indonesia.
12. Nadia Shafira Oktaviola dan Ineke Loan Azari yang telah berdinamika bersama selama
melaksanakan kerja praktek di PT Tama Cokelat Indonesia.
13. Teman-teman (Dewi, Tesa, Nita, Chella, Bella, Wanda, Yellow, Reza) yang selalu
mendukung dalam menyelesaikan kerja pratek.
Dengan demikian, penulis berharap agar laporan Kerja Praktek dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat bagi banyak pihak khususnya bagi segenap
keluarga besar Universitas Katolik Soegijapranata. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan laporan kerja praktek, karena itu kritik dan saran dari
pembaca sangat bermanfaat bagi penulis. Terima kasih.
Semarang, Juni 2019
Penulis
Elfara Nabyla Tasya
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………...........i
KATA PENGANTAR …...……………………………………………………..……….ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………....iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………....v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………….......vi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………...vii
1. PENDAHULUAN …………………………………………………….…………... 1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………...…..………..1
1.2. Tujuan Kerja Pratek …………………………………………………….…..1
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ………………………………...…….........1
1.4. Metode Kerja Pratek …………………………………...…………..……….2
2. PROFIL PERUSAHAAN ……………………………………………………….....3
2.1. Sejarah dan Profil Perusahaan …..………...…………...………...……........3
2.2. Visi dan Misi Perusahaan …………………………..……………….....…...3
2.3. Lokasi Perusahaan …………………………………………...…………......4
2.4. Struktur Organisasi ……………………………………………………........4
2.5. Deskripsi Pekerjaan ………………………………………………………...4
2.6. Ketenagakerjaan ………………………………………………………........5
2.7. Peraturan dan Tata Tertib Karyawan ….…………………………………...5
3. SPESIFIKASI PRODUK …………………………………………………………..6
3.1. Cokelat …………………………...…………………...………………….....6
4. PROSES PRODUKSI COKELAT OLAHAN DI PT TAMA COKELAT
INDONESIA…………………………………..………………………………........8
5. TUGAS KHUSUS : LITERATURE REVIEW PENANGANAN KERUSAKAN
PADA COKELAT NON-FILLING DAN FILLING KACANG SAAT PROSES
PRODUKSI PT TAMA COKELAT INDONESIA
5.1. Latar Belakang ……………………..………...…………………………....10
5.2. Tujuan ………………………………………..…...……………………….10
5.3. Metode ………………………………………………......…………….......11
5.4. Analisa Data ……………………………………………………………....11
5.5. Hasil Pengamatan ………………………………………………………....11
5.6. Pembahasan ………………………………………………………….........13
6. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………16
6.1. Kesimpulan ……………………………......…………………..………….16
6.2. Saran …………………………………………...………….…………...…16
7. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..17
8. LAMPIRAN ……………………………………………………………………18
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Pengamatan Titik Leleh Lemak Kakao Cokelat dan Cokelat Batang Non-
Filling …………………………………………………………………….....11
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Produk Cokelat PT Tama Indonesia……………………………………….7
Gambar 2. Kerusakan cokelat non filling ( Blooming )………………………………...12
Gambar 3. Bersama Karyawan PT Tama Cokelat Indonesia dan Mahasiswa Kerja
Praktek .…………………………………………………………………………….23
Gambar 4. Bersama Staff Manajer Departemen Research and Development dan
Mahasiswa Kerja Praktek .……………………………………………………….23
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Tama Cokelat Indonesia ………………………..18
Lampiran 2. Presensi Kerja Pratek …………………………………………………….21
Lampiran 3. Foto bersama karyawan dan staff………………………………………...23
Lampiran 4. Hasil Plagscan Unicheck ………………………………………………...24
Lampiran 5. Kartu Bimbingan Kerja Praktek………………………………………….35
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kerja Pratek
PT Tama Cokelat Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam proses
pengolahan coklat, bermula dari home industry yang didirikan oleh Bpk. Kiki Gumelar
yang kemudian berkembang menjadi bentuk perseroan terbatas pada tahun 2009. Produk
ciri khas dari PT Tama Cokelat Indonesia adalah Chocodot (cokelat isi dodol) dengan
tagline berupa “Indonesian Culture” dimana cokelat tersebut mengangkat ke khasan dari
suatu daerah melalui cita rasa cokelat dan kemasan.
Meningkatnya perkembangan produk, mendorong perusahaan untuk terus melakukan
inovasi dan melakukan peningkatan mutu produk agar dapat bersaing didalam pasar
penjualan. Inovasi yang dilakukan dengan mengeluarkan varian coklat lain seperti cokelat
isi krim buah, biji kopi, kurma, rempah-rempah, teh, jejamuan.
1.2. Tujuan Kerja Pratek
Mengetahui proses pengembangan produk dan sistem pengemasan yang berlaku di
perusahaan PT Tama Cokelat Indonesia serta mendapat wawasan tentang dunia
pekerjaan. Kerja praktek yang dilakukan fokus pada bidang Research & Development
dan pengemasan sekunder.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja Praktek dilakukan di PT Tama Cokelat Indonesia yang berlokasi di Jalan Otto
Iskandar Dinata No.322 Garut, Jawa Barat. Kerja Praktek dilakukan selama 25 hari yang
dimulai pada 1 Februari 2019 dan diakhiri pada 28 Februari 2019.
2
1.4. Metode Kerja Praktek
Kerja praktek dilakukan dengan melakukan metode pengamatan secara langsung, serta
mempraktekannya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek adalah :
- Penjelasan mengenai coklat secara umum serta proses pengolahan coklat
- Mempraktekkan proses pembuatan coklat di ruangan R & D
- Melakukan kegiatan mengemas coklat secara sekunder
3
2. PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah dan Profil Perusahaan
PT Tama Cokelat Indonesia mulanya adalah sebuah industri kecil yang bergerak pada
bidang Bakery dan Cokelat. PT Tama Cokelat Indonesia didirikan pertama kali di
Yogyakarta pada tahun 2007. Namun pada tahun 2009, sang pemilik yang bernama Bpk.
Kiki Gumelar kembali ke daerah asalnya yaitu Kota Garut dan mulai mengembangkan
PT Tama Cokelat Indonesia disana. Sehingga pada Juli 2009, PT Tama Cokelat Indonesia
resmi didirikan di Kota Garut. Meningkatnya permintaan konsumen dari tahun ke tahun
mendorong PT Tama Cokelat Indonesia untuk terus melakukan inovasi terhadap
produknya, inovasi yang dilakukan yaitu dengan mengangkat bahan lain sebagai suatu
produk tanpa meninggalkan cokelat sebagai produk utamanya. Sehingga pada Agustus
2009, produk baru tersebut diluncurkan yaitu coklat berisi dodol (Chocodot).
PT Tama Cokelat Indonesia menginginkan untuk memproduksi coklat yang inovatif dan
kreatif. Melakukan inovasi terhadap suatu produk, tentunya harus memperhatikan mutu
dari produk tersebut. Sehingga PT Tama Cokelat Indonesia telah menerapkan penjaminan
mutu tersebut dengan memperoleh Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Certificate pada tahun 2015.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Tama Cokelat Indonesia adalah menjadikan produk PT Tama Cokelat Indonesia
sebagai brand image Indonesia dan dikenal oleh dunia. Misi PT Tama Cokelat Indonesia
adalah mencokelatkan Indonesia dengan membuka cabang, outlet-outlet dan
pendistribusian merata diseluruh Indonesia, mengenalkan budaya-budaya daerah
Indonesia melalui kemasan, penamaan produk dan bahan baku, memberikan nuansa baru
dalam konteks buah tangan atau souvenir atau oleh-oleh atau gift, mengenalkan cokelat
khas Indonesia ke dunia.
4
2.3. Lokasi Perusahaan
Saat ini kantor utama dan pabrik dari PT Tama Cokelat Indonesia berada di Jalan Otto
Iskandar Dinata No.322 Tarogong Kaler, Garut. Permintaan konsumen yang meningkat,
membuat PT Tama Cokelat Indonesia membuka galeri di beberapa daerah agar konsumen
lebih mudah mendapatkan produknya, diantaranya :
1. Galeri D’Jieun Coklat, di Jalan Otista No 2 Tarogong, Garut.
2. Galeri Gedoeng Cokelat, di Jalan Siliwangi No 6, Garut.
3. Galeri Chocodot World Garut, di Jalan Raya Kubang No. 100, Garut.
4. Galeri Bunderan Cokelat, di Jalan Sudirman, Garut.
5. Galeri Chocodot World Bali, di Jl. Patih Jelantik Blok BW.2 No.8 Kuta, Badung,
Bali.
6. Galeri Chocodot World Chocolatique Jogja di Griya Pesona Jambon Indah Ruko
No. 2 Trihanggo Gamping, Sleman.
2.4. Struktur Organisasi
PT Tama Cokelat Indonesia dipimpin oleh CEO atau direktur utama yang dibantu dengan
General Manager. PT Tama Cokelat Indonesia memiliki 5 departemen dibawah General
Manager, yang meliputi Departemen Human Resource Management (RSM) dan Legal
Corp Manager, Departemen Produksi, Departemen Pemasaran (Marketing), Departemen
Research and Development (R&D), Departemen Accounting. Setiap departemen terdapat
Adm. Pada Departemen Human Resource Management (RSM) dan Legal Corp Manager
dibantu oleh CPR, HR, dan Legal. Sedangkan, pada Departemen Keuangan dibantu oleh
R&M, akuntan serta satpam. Struktur Organisasi PT Tama Cokelat Indonesia dapat
dilihat pada Lampiran 1.
2.5. Deskripsi pekerjaan (Job Description)
Struktur organisasi untuk karyawan dan pekerja PT Tama Cokelat Indonesia bertujuan
untuk memfokuskan bagian kerja, sehingga setiap karyawan dan pekerja mengetahui
5
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan divisinya. Tugas dan tanggung jawab setiap
divisi dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.6. Ketenagakerjaan
Berdasarkan hubungan kerja dengan perusahaan, karyawan di Kantor Utama dan Pabrik
PT Tama Cokelat Indonesia hanya memiliki 1 golongan, yaitu karyawan tetap. Karyawan
tetap merupakan karyawan yang terikat perjanjian kerja waktu tidak tentu (PKWTT) pada
Tama Corporate yang berdasarkan surat keputusan direksi dinyatakan sebagai karyawan
tetap.
Karyawan yang bekerja di Kantor Utama dan Pabrik PT Tama Cokelat Indonesia
memiliki tugas masing-masing berdasarkan divisinya. Setiap karyawan memiliki 8 jam
kerja pada hari Senin-Sabtu serta memiliki waktu istirahat 1 jam. Jadwal setiap divisi
dapat berbeda seperti sebagai berikut, pada hari Senin-Jumat karyawan kantor pukul
08.00-16.00 WIB, karyawan pabrik yang bertugas di divisi produksi dan pengemasan
primer pukul 07.00-15.00 WIB, pada divisi R&D dan pengemasan sekunder pukul 08.00-
16.00 WIB sedangkan pada hari Sabtu semua karyawan kantor dan pabrik bertugas mulai
pukul 07.00-15.00 WIB.
2.7. Peraturan dan Tata Tertib Karyawan
Seluruh pekerja di pabrik utama PT Tama Cokelat Indonesia wajib mengenakan penutup
kepala, sarung tangan, sepatu produksi dan baju produksi. Pada pabrik telah disediakan
ruangan ganti khusus yang terdapat loker untuk penyimpanan sepatu produksi dan baju
produksi milik setiap pekerja.
6
3. SPESIFIKASI PRODUK
PT Tama Cokelat Indonesia memproduksi produk olahan cokelat. Olahan coklat yang
diproduksi diantaranya adalah cokelat oleh-oleh edisi Garut, Bali dan Yogyakarta, cokelat
seri Buah-buahan, Update, Update Kids, I Love, The Choco Mine, Teen White, Green
Tea, Van Java, seri Nibs, serta seri Gumbsberry. Selain cokelat, PT Tama Cokelat
Indonesia memproduksi produk lainnya seperti Dodol Truffle, Bangket, Brodol Bites,
Bagehel, Rangichoc, Dodol Praline serta Cioccolato.
3.1. Cokelat
Bahan baku cokelat yang digunakan terdapat 3 jenis yaitu dark chocolate, milk chocolate,
white chocolate. Cokelat olahan yang diproduksi oleh PT. Tama Cokelat Indonesia
dikemas menggunakan aluminium foil sebagai kemasan primernya, sedangkan untuk
kemasan sekunder menggunakan jenis kertas yang beragam berdasarkan seri cokelat yang
diproduksi. Kertas yang digunakan sebagai pengemas sekunder terdapat 2 jenis yaitu
kertas dengan berat 310 gsm dan paper dengan berat 160 gsm. Produk yang dikemas
dengan kertas 310 gsm diantaranya adalah produk oleh-oleh edisi Yogyakarta dan Bali,
seri I Love, Update, Update Kids, The Choco Mine, Van Java, Coffeechoc, Green Tea,
seri Nibs dan Gumsberry sedangkan produk yang dikemas dengan paper 160 gsm
diantaranya seperti produk oleh-oleh edisi Garut dan seri Teen White. Pada setiap
kemasan sekunder memiliki jenis finishing yang berbeda, seperti laminasi daff (seri
Update dan Gumsberry), laminasi glossy (seri Nibs), finishing embose spot UV (seri I
Love), finishing embose foil (seri Van Java). Cokelat yang telah dikemas dengan kemasan
primer dan sekunder kemudian dimasukkan ke dalam box, yang memiliki berat kertas 5
gram. Dalam 1 box dapat diisi 12-24 buah cokelat. Cokelat yang telah dimasukkan ke
dalam box selanjutnya disatukan ke dalam sebuah karton. Pada kemasan sekunder
terdapat informasi mengenai nama produk, berat bersih, informasi nutrisi, komposisi dan
masa kedaluwarsa, keterangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta nama
produsen.
7
Produk cokelat yang paling banyak diminati oleh konsumen atau merupakan produk best
seller adalah cokelat seri Update karena memiliki rasa yang bervariasi seperti cookies
chocolate, mix choco (dark, milk, white chocolate), milk chocolate, dark chocolate, white
chocolate, marble cookies chocolate, milk cookies chocolate, dark and white chocolate,
milk and dark chocolate. Produk cokelat seri Update tersedia dalam 2 ukuran yaitu seri
Update besar (100 gram) dan seri Update mini (50 gram). Selain produk cokelat seri
Update terdapat produk lain yang merupakan produk ciri khas dari PT Tama Cokelat
Indonesia yaitu Dodol Truffle dan Dodol Praline, kedua produk tersebut merupakan
produk cokelat berisi dodol. Perbedaan antara Dodol Truffle dan Dodol Praline terdapat
pada banyaknya cokelat yang tercoating, dimana pada Dodol Truffle mengandung
coating cokelat lebih banyak dibandingkan dengan Dodol Praline. Produk-produk cokelat
yang diproduksi oleh PT Tama Cokelat Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Produk Cokelat PT Tama Indonesia (Sumber : Dokumen perusahaan)
8
4. PROSES PRODUKSI COKELAT OLAHAN DI PT TAMA COKELAT
INDONESIA
Cokelat merupakan produk olahan yang berasal dari biji tanaman kakao (Theobroma
cacao) famili Sterculiaceae (Lip & Anklam, 1998). Produk cokelat sangat rentan terhadap
suhu, bau, udara, cahaya, kelembaban dan waktu. Sehingga, jika menyimpan cokelat
dalam keadaan yang tidak terkontrol pada jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas seperti berubahnya tekstur, rasa, aroma serta kenampakan
dari produk cokelat (Ramlah, 2016).
Proses pembuatan cokelat di PT Tama Cokelat Indonesia tidak berawal dari bahan baku
biji kakao, tetapi berawal dari bahan cokelat yang sudah berbentuk cokelat batang. Proses
pembuatan cokelat meliputi cokelat batang yang diproses dengan cara steaming,
kemudian dilakukan proses tempering, molding, serta cooling sehingga terbentuk produk
cokelat olahan.
Pada tahapan steaming dapat dilakukan bersamaan dengan tahapan mixing, karena saat
proses steaming dilakukan pula tahapan penambahan bahan tambahan pangan (BTP)
seperti penambahan pewarna makanan atau penambahan flavor untuk memperkuat suatu
cita rasa dari produk olahan cokelat yang diproduksi.
Pada tahapan tempering cokelat yang telah mencair disimpan didalam piping bag dan
diletakkan didalam alat tempering. Proses tempering yang berjalan di PT Tama Cokelat
Indonesia tidak memiliki aturan suhu dan waktu secara pasti, proses tempering dilakukan
secara langsung ketika cokelat telah mencair kemudian untuk mengetahui berakhirnya
proses tempering hanya dilihat dari tekstur coklatnya.
Tahap molding yang merupakan proses pencetakan, dimana cokelat yang telah siap di
cetak menggunakan alat pencetak dan di berikan filling. Ketika proses pencetakan
berjalan cukup lama, terdapat reaksi antara cokelat dengan udara di lingkungan sekitar,
hal ini menyebabkan terjadinya perubahan tekstur pada cokelat dimana cokelat mulai
mengalami pengerasan. Cokelat yang mengalami pengerasan, kembali dimasukkan ke
dalam alat tempering atau dilakukan pengulangan steaming untuk membuat tekstur
9
cokelat mencair sehingga dapat kembali dicetak. Setelah tahapan molding atau
pencetakan, dilakukan cooling terhadap cokelat-cokelat tersebut dengan dimasukkan ke
dalam freezer kulkas dengan tujuan untuk mengeraskan dan memadatkan tekstur cokelat.
Olahan cokelat yang telah siap diletakkan didalam suatu tray.
Cokelat yang telah melewati proses produksi, masuk ke dalam tahapan pengemasan
primer. PT Tama Cokelat Indonesia tidak memiliki divisi Quality Control (QC) secara
khusus untuk mengontrol kualitas dari produk yang telah diproduksi, divisi Quality
Control (QC) yang bertugas untuk mengetahui kualitas cokelat merangkap tugas sebagai
divisi pengemas primer.
10
5. TUGAS KHUSUS : LITERATURE REVIEW PENANGANAN KERUSAKAN
COKELAT NON-FILLING DAN FILLING KACANG SAAT PROSES
PRODUKSI DI PT TAMA COKELAT INDONESIA, GARUT
5.1. Latar Belakang
Cokelat merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan. Berdasarkan
jenisnya, jenis kerusakan yang paling sering terjadi pada cokelat adalah kerusakan kimia
dan kerusakan fisik. Kerusakan kimia yang terjadi berupa blooming pada cokelat.
Blooming yang terjadi terdapat dua jenis yaitu sugar bloom dan fat bloom. Sugar bloom
merupakan timbulnya bercak putih dari kristal gula akibat terdapat kandungan air didalam
cokelat, sedangkan fat bloom adalah peristiwa timbulnya bintik kristal dari lemak yang
terkandung pada permukaan cokelat (Afoakwa, 2010).
Sugar bloom dan fat bloom dapat mempengaruhi penampakan dari cokelat sehingga
menyebabkan kerusakan fisik pada cokelat. Kerusakan pada cokelat cepat terjadi pada
jenis cokelat filling, seperti kerusakan secara mikrobiologis. Kerusakan dari aktifitas
mikroba dapat membentuk lendir, gas, asam dan toksin. Kerusakan cokelat dengan isian
kacang dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kapang dan menghasilkan
toksin jenis aflatoksin (Prayitno et al, 2018). Berdasarkan kerusakan-kerusakan tersebut
maka harus dilakukan penanganan terhadap cokelat non-filling dan filling kacang yang
mengalami kerusakan. Menurut Talbot (1999) tempering dapat dijadikan upaya untuk
mencegah kerusakan pada cokelat. Tempering merupakan proses melelehkan cokelat
dengan metode pemanasan dan pendinginan dengan metode yang tepat. Sedangkan
penanganan kerusakan mikrobiologis dapat diawali dengan pengecekkan pada sampel.
5.2. Tujuan
Mengetahui penanganan yang tepat terhadap rusaknya cokelat non-filling dan filling
kacang.
11
5.3. Metode
Cara yang dilakukan untuk mengetahui kerusakan pada cokelat non filling adalah
menggunakan cokelat batang yang terbuat dari dua formulasi yaitu formulasi satu
komponen lemak lebih rendah (21,5%) dan formulasi dua komponen lemak lebih tinggi
(40%) dan masing-masing formasi diberi dua perlakuan yaitu perlakuan satu dengan
mencetak dan melakukan proses tempering sedangkan perlakuan dua dengan mencetak
tanpa melakukan proses tempering dan langsung disimpan di dalam refrigerator.
5.4. Analisa Data
Analisa data pada cokelat non-filling dilakukan dengan menguji ketahanan titik leleh
cokelat, hasil pengujian titik leleh cokelat lemak kakao pada cokelat tempering dan non
tempering dilampirkan ke dalam tabel hasil pengamatan.
5.5. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan terhadap pengujian ketahanan titik leleh cokelat lemak kakao pada
cokelat tempering dan non tempering dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Titik Leleh Lemak Kakao Cokelat dan Cokelat Batang Non-
Filling
Bahan Titik Leleh Awal
(℃) Titik Leleh Akhir
(℃) Lemak Kakao Cokelat - -
Lemak Kakao Cokelat Tempering 31,5 35,5
Lemak Kakao Cokelat Tanpa
Tempering
30 32
Cokelat susu batangan
F1L1T1 30 32,4
F1L1T2 30 31,4
F1L2T1 29 30
F1L2T2 29 31
F2L1T1 30 32,6
F2L1T2 30 32,1
F2L2T1 29 31
F2L2T2 29 30
Sumber : Indarti et al, 2013
Ket:
F1 = Formulasi 1 L1 = Lemak Tempering T1 = Tempering cetak
F2 = Formulasi 2 L2 = Lemak Tanpa Tempering T2 = Cetak tanpa tempering
12
Dapat dilihat pada Tabel 1., bahwa pada lemak kakao cokelat tempering memiliki titik
leleh akhir lebih tinggi hingga mencapai 35,5℃. Selain itu, cokelat susu batangan dengan
perlakuan lemak tempering dan tempering saat pencetakan juga memiliki titik leleh akhir
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa tempering. Sehingga tempering
dapat dijadikan upaya untuk memperlambat terjadinya kerusakan pada cokelat. Contoh
kerusakan cokelat non filling, yaitu terjadinya blooming dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerusakan cokelat non filling ( Blooming )
(Sumber : www.cakezone.com)
13
5.6. Pembahasan
Citarasa atau flavor dari sebuah makanan adalah aspek terpenting. Ketika terjadi
perubahan cita rasa atau flavor, hal ini menjadi indikasi menurunnya mutu suatu bahan
pangan. Adanya penyimpangan flavor pada makanan mengakibatkan timbulnya bau
tengik, hal ini dapat terjadi karena adanya oksidasi asam lemak (Hadiyanto, 2015).
Penurunan mutu cokelat ditandai dengan adanya kerusakan yang terjadi pada cokelat
tersebut, hal ini karena produk cokelat sangat rentan terhadap suhu, bau, udara, cahaya,
kelembaban dan waktu (Ramlah, 2016). Beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan
pada cokelat di antaranya waktu dan suhu tempering, campuran lemak yang tidak sesuai,
suhu pendinginan, kondisi suhu dan waktu penyimpanan (Ramlah, 2016).
Cokelat yang diproduksi oleh PT Tama Cokelat Indonesia terbagi menjadi cokelat non-
filling dan cokelat filling. Cokelat non-filling merupakan produk olahan cokelat yang
dibuat tanpa adanya bahan tambahan lain. Sedangkan cokelat filling merupakan produk
olahan cokelat yang diberikan bahan tambahan lain. Bahan tambahan yang diberikan
dapat bermacam-macam seperti cookies, kacang, permen gummy, dan sebagainya.
Pembuatan yang dilakukan kepada dua jenis produk cokelat tersebut sama, yang
membedakan hanya terdapat isian pada jenis cokelat filling. Pada cokelat seringkali
terjadi kerusakan setelah proses pengolahan, seperti halnya pada saat penyimpanan
produk cokelat. Kondisi penyimpanan yang kurang terkontrol dapat menyebabkan
timbulnya spot-spot lemak atau yang disebut dengan fat bloom, hal ini dapat terjadi
karena suhu saat penyimpanan mencapai lebih dari 30oC dan suhu terus meningkat
sehingga lemak akan mencair kemudian mengkristal kembali ke dalam bentuk yang lebih
besar (Nuraeni, 2016).
Tempering merupakan sebuah proses yang terdiri atas pemanasan, pendinginan serta
pengadukan yang dilakukan dengan kecepatan yang rendah (Boliger et al, 1999). Proses
tempering yang baik dilakukan dengan adanya kenaikan dan penurunan suhu secara
terkontrol. Proses tempering awal sebaiknya pada suhu suhu 270C selama 10 menit, lalu
suhu dinaikan hingga 500C selama 20 menit, kemudian suhu diturunkan kembali menjadi
300C selama 10 menit, lalu suhu dinaikan kembali sampai mencapai 35oC selama 1
14
menit (Talbot, 1999). Untuk mengetahui kerusakan pada cokelat, dilakukan pendekatan
teori mengenai kerusakan cokelat non filling, berdasarkan literatur yang dituliskan oleh
Indarti et al (2003). Pengujian terhadap kerusakan cokelat non filling dengan melakukan
pengamatan terhadap titik leleh cokelat. Pengujian titik leleh coklat bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tempering produk cokelat itu sendiri yang dapat menghambat
kerusakan pada cokelat. Pada pengamatan yang dilakukan bahan cokelat formulasi dua
diketahui memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan dengan formulasi satu akibat
adanya komponen lemak yang lebih tinggi didalamnya. Lemak tersebut memiliki peran
untuk meningkatkan kestabilan pada titik leleh cokelat, selain itu jumlah kandungan
lemak yang lebih tinggi menunjukan pula bahwa saat diberikan perlakuan tempering pada
lemak cocoa, formulasi dua lebih banyak mengalami proses tempering dibandingkan
dengan formulasi satu. Hasil pengujian kerusakan blooming juga dilakukan, diketahui
bahwa pada coklat batangan yang menggunakan lemak cocoa yang di tempering
blooming tidak terbentuk, sedangkan penggunaan lemak cocoa tanpa proses tempering
pada cokelat batangan terjadi pembentukan blooming. Sehingga dari hasil pengamatan
yang dilakukan oleh Indarti et al (2003), dapat diketahui bahwa tempering dapat dijadikan
penanganan untuk mencegah atau menghambat kerusakan cokelat. Kemudian, Talbot
(1999) menambahkan bahwa cokelat yang di tempering memiliki ikatan lemak berbentuk
β memiliki titik leleh 29,5-36 oC, dimana bentuk ikatan lemak tersebut merupakan bentuk
yang paling diinginkan oleh industri cokelat karena memiliki titik leleh yang paling stabil
dengan demikian kerusakan pada cokelat dapat diperlambat.
Pada pembuatan cokelat di PT Tama Cokelat Indonesia terdapat pula proses tempering,
namun proses tempering yang dilakukan di perusahaan tersebut belum optimal
dikarenakan proses tempering yang berjalan tidak ada kontrol waktu dan suhu. Akibat
tidak adanya standar atau aturan resmi yang berlaku untuk pengaturan suhu dan waktu
selama proses tempering, maka proses tempering dinilai tidak terlalu efektif untuk
mencegah kerusakan pada cokelat, karena tempering yang berlangsung tidak terlalu
berpengaruh terhadap kestabilan suhu cokelat atau titik leleh pada cokelat, sehingga jika
cokelat berada di dalam kondisi yang tidak mendukung maka cokelat-cokelat yang
diproduksi oleh PT Tama Cokelat Indonesia mudah mengalami kerusakan, kerusakan
bahkan bisa terjadi sejak saat produk tersebut belum sampai ke konsumen. Sehingga
15
penanganan seperti perlakuan tempering dengan standar yang telah ditentukan menjadi
faktor penting untuk menghambat atau bahkan mencegah terjadinya kerusakan pada
cokelat. Cokelat filling kacang paling cepat mengalami kerusakan dibandingkan dengan
cokelat non-filling. Hal tersebut karena isian pada cokelat yang tergolong kurang bertahan
lama. Berdasarkan pengujian umur simpan dari laboratorium yang diuji oleh PT Tama
Cokelat Indonesia, cokelat filling hanya dapat bertahan kurang lebih 6 sampai 8 bulan,
namun waktu penyimpanan tersebut tidak dapat ditetapkan secara pasti, karena
dipengaruhi juga oleh faktor kondisi penyimpanan seperti suhu penyimpanan.
Cokelat yang telah di produksi oleh PT Tama Cokelat Indonesia disimpan ke dalam suatu
tray atau nampan secara bertumpuk. Kemudian saat proses pengemasan berlangsung
nampan-nampan tersebut dibiarkan terbuka sehingga hal itu menjadi jalan masuknya uap
air dari udara sekitar serta komponen-komponen lain yang dapat menjadi sumber
kontaminasi, terutama untuk kacang sebagai bahan isian. Secara mikrobiologis, kondisi
tersebut dapat memicu kerusakan akibat kontaminasi dari mikroorganisme. Menurut
Sauer et al (1992) kacang tanah dapat diserang oleh kapang yang berasal dari genus
Aspergillus, Eurotium dan Penicillium selama penyimpanan. Kemudian, Becket (1999)
menambahkan bahwa sebelum proses pengolahan berlangsung, biji kakao dapat
mengalami permasalahan pasca panen seperti terkontaminasi oleh mikroorganisme jenis
Salmonella, sehingga proses produksi yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol
tumbuh dan kembangnya mikroorganisme. Sehingga adanya serangan mikroorganisme
pada isian cokelat tersebut yang menyebabkan cokelat filling memiliki waktu
penyimpanan lebih pendek dibandingkan dengan cokelat non-filling.
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan secara mikrobiologis
adalah melakukan sistem pemantauan terhadap bahan baku, produk hasil produksi dan
lingkungan produksi, sehingga hal tersebut dapat menjadi peringatan dini jika terjadi
kontaminasi pada produk, rancangan dapat berupa pengambilan sampel produk cokelat
secara acak untuk menguji adanya kontaminasi pada produk yang mengakibatkan produk
tersebut mengalami kerusakan. Pengambilan sampel pun sebaiknya tidak hanya berasal
dari produk jadi saja, tetapi dapat juga diambil dari residu atau sisa hasil produksi untuk
mengetahui sumber kontaminasi, apakah sumber kontaminasi tersebut berasal dari alat-
alat yang digunakan atau berasal dari bahan dan alat lain.
16
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Penanganan kerusakan cokelat non-filling dapat dilakukan dengan perlakuan proses
tempering dengan suhu dan waktu yang terkontrol.
2. Penanganan kerusakan cokelat filling kacang dilakukan dengan membuat rancangan
pengambilan sampel secara acak untuk mengetahui terjadinya kontaminasi sejak awal.
6.2. Saran
Saran yang diberikan penulis adalah bagian produksi memperhatikan standar suhu dan
waktu untuk proses pengolahan cokelat, serta memperhatikan kondisi lingkungan
penyimpanan cokelat. Sehingga kualitas cokelat yang diproduksi tetap terjaga.
17
7. DAFTAR PUSTAKA
Afoakwa, E.O. (2010). Chocolate Science and Technology 1st Edition. Oxford : United
Kingdom: Wiley-Blackwell.
Becket., S.T. (1999) Industrial chocolate manufacture and use 4th edition. Oxford :
Blackwell Science.
Bolliger, S., Zeng, Y., and Windhab, E.J. (1999). In-line measurement of tempered cocoa
butter and chocolates by means of near-infrared spectroscopy. Journal of American
Oil Chemist Society. Vol.76 (6) : 659-667.
Hadiyanto, D. A. S. (2015) Teknologi dan Metode Penyimpanan Makanan sebagai Upaya
Memperpanjang Shelf Life. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol. 2 (2) : 57-59.
Indarti E., Normalina., dan Budijanto. (2013), Kajian Pembuatan Coklat Batang Dengan
Metode Tempering dan Tanpa Tempering. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia Vol. 5 (1) : 1-6.
Lip, M dan E. Anklam. 1998. Review of cocoa butter and alternative fats for use in
chocolate-part a. compositional data. Journal of food chemistry, Vol. 62 (1) : 73-
97.
Nuraeni, M. D. R. (2016). Kajian Organoleptik dan Fisiko Kimia Olahan Cokelat Rasa
Jahe dengan Tempering dan Tanpa Tempering. Universitas Pasundan Bandung.
[Skripsi].
Prayitno W. E, Kusumaningrum H.D dan Lioe, H. N. Kondisi Penyimpanan Kacang
Tanah dan Potensi Cemaran Aspergillus flavus pada Pedagang Pengecer Pasar
Tradisional di Wilayah Jakarta. Agritech Vol. 38 (1) : 45-55.
Ramlah, S. (2016). Karakteristik Mutu dan Citarasa Cokelat Kaya Polifenol. Jurnal
Industri Hasil Perkebunan. Vol. 11 (1) : 23-32.
Sauer, D.B., R.A. Meronuck, and C.M. Christensen. 1992. Storage of Cereal Grain and
Their Product. Association of Cereal Chemists. America.
Talbot, G. (1999). Chocolate Temper in Industrial Chocolate Manufacture and Use 4th
edition. Oxford : Blackwell Science.
18
8. LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Tama Cokelat Indonesia
Marketing Akuntan
dan GA HRM
dan
Legal Refresentatif
Area
R&D Produksi
Bake
Sweet Chocolate
Marketing
Communication
Selling
Division
Development
produk
Market
Analisis
CEO/Direktur
Utama
Sekretaris
General Manager
19
a. CEO atau Direktur Utama
Tugas dari CEO atau Direktur utama adalah memimpin dan menjalankan perusahaan,
menentukan peraturan yang berlaku untuk seluruh karyawan, sebagai perwakilan
perusahaan untuk menjalin hubungan dengan perusahaan lain serta berperan dalam
menetapkan strategi untuk mencapai visi misi perusahaan.
b. Sekretaris
Tugas dari sekretaris adalah memberikan informasi terkait perusahaan pada direktur,
menjadi perantara bagi pihak-pihak yang akan berhubungan dengan direktur, menjadi
mediator antara direktur dengan staff dan karyawan, membuat dan mengatur jadwal
pertemuan pimpinan (direktur) dengan relasi perusahaan.
c. General Manager
Tugas General Manager adalah membuat perencanaan keuangan perusahaan,
mengoperasikan perusahaan dengan bekerja sama dengan manager divisi lain,
penghubung antara perusahaan dengan pasar perdagangan.
d. Human Resource Management (RSM) dan Legal Corp Manager
Tugas Human Resouce Management dan Legal Corp Manager adalah melakukan
pengawasan sumber daya manusia dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia, membuat SOP, training serta development system, bertanggung jawab dalam
penerimaan karyawan, membuat kontrak kerja karyawan, bertanggung jawab terhadap
absensi, perhitungan gaji, bonus dan tunjangan karyawan.
e. Produksi
Tugas dari Produksi adalah membuat perencanaan dan jadwal proses produksi,
mengawasi jalannya proses produksi agar sesuai dengan perencanaan, mengatur
manajemen gudang terkait ketersediaan bahan baku, membuat laporan berkala
mengenai kegiatan produksi
20
f. Marketing
Tugas dari Marketing adalah mengenalkan produk dan menjualnya kepada konsumen,
menyampaikan informasi kepada perushaan mengenai kelebihan dan kekurangan
produk, menjalin hubungan antara perusahaan dengan mitra-mitra.
g. Akuntansi dan General Affair
Tugas akuntansi adalah mengatur anggaran perusahaan serta arus kas perusahaan.
Tugas general affair adalah melakukan pengelolaan terhadap aset perusahaan,
mengatur perizinan perusahaan, mengatur semua kebutuhan operasional perusahaan.
h. Research and Development (R&D)
Tugas Research and Development (R&D) adalah melakukan pengembangan produk
baru, melakukan penelitian pengembangan pada produk baru, melakukan pengecekan
terhadap bahan yang akan digunakan sesuai aspek keamanan dan halal, mencari
komposisi dan informasi untuk pengembangan produk baru.
21
Lampiran 2. Presensi Kerja Praktek
22
23
Lampiran 3. Foto bersama karyawan dan staff
Gambar 3. Foto Bersama karyawan PT Tama Cokelat Indonesia
Gambar 4. Foto Bersama Staff Manajer Departemen Research and Development
24
Lampiran 4. Hasil Plagscan Unicheck
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Lampiran 5. Kartu Bimbingan Kerja Praktek