penanaman sistem vertikultur 1. semaian cabai dimasukan...

12
Penanaman sistem vertikultur 1. Media tanam dilubangi menggunakan sekop kecil sedalam 5 cm dengan jarak tanam 30cm 2. Semaian cabai dimasukan kedalam lubang dan kemudian lubang ditutup 3. Setiap sisi sistem ditanam jenis cabai berbeda. Pemeliharaan 1. Melakukan pengecekan pompa dan aliran air setiap 2 hari sekali 2. Melakukan penyulam pada tanaman yang mati 3. Melakukan penyiraman pada sistem vertikultur pada pagi dan sore hari.

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

Penanaman sistem vertikultur 1. Media tanam dilubangi menggunakan sekop kecil sedalam 5 cm dengan jarak tanam

30cm 2. Semaian cabai dimasukan kedalam lubang dan kemudian lubang ditutup 3. Setiap sisi sistem ditanam jenis cabai berbeda.

Pemeliharaan 1. Melakukan pengecekan pompa dan aliran air setiap 2 hari sekali 2. Melakukan penyulam pada tanaman yang mati 3. Melakukan penyiraman pada sistem vertikultur pada pagi dan sore hari.

Page 2: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

6. Pada bagian atas pipa PVC ½ inci yang mengarah keatas diberi lagi sambungan L ½ inci dan pipa ukuran 12 cm dan 13 cm yang dimasukan kedalam lubang atas tengah lapisan kerangka hidroponik paling atas

7. Bagian bawah pipa PVC ½ inci ukuran 180 cm diberi penyangga baja ringan hollow 8. Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih rendah dari sudut lainnya

dilubangi pada bagian tengah samping (gambar 6) 9. Sudut kerangka yang memiliki letak lebih tinggi dari sudut lainnya dilubangi pada bagian

atas tengah ( gambar 7) 10. Pipa PVC ½ inci ukuran 25 cm diletakan pada lubang tengah samping dan diberi

sambungan L ½ inci, kemudian disambungkan kembali dengan pipa PVC ½ inci ukuran 40 cm pada bagian tengah atas lapisan kerangka hidroponik selanjutnya (gambar 8). kegiatan ini dilakukan dari lapisan 1 ke 2 dan 2 ke 3

11. Pada lubang sudut paling rendah lapisan ke 3 diletakkan pipa PVC ½ inci ukuran 157 cm yang menuju ke kolam ikan dan diberikan sambungan L.

Penyiapan media tanam vertikultur 1. Media tanam disiapkan sebanyak 2 karung ukuran 5 kg 2. Media tanam dimasukan kedalam kerangka vertikultur pada lapisan paling bawah pada

sistem vertikultur hidroponik 3. Media tanam disiram dengan air sampai sampai run off.

Penyemaian hidroponik 1. Rockwool dipotong dengan ukuran 3x3 cm sebanyak 100 potong 2. Rockwool dibasahi dengan air, kemudian dilubangi sedalam 1 cm menggunakan paku 3. Benih sawi java rose, bayam merah, pakcoy nauli F1 direndam kedalam air hangat

selama 1 jam pada wadah terpisah 4. Benih sawi java rose dan pakcoy nauli F1 dimasukan kedalam lubang rockwool sebanyak

1 benih untuk setiap lubang. 5. Benih bayam merah dimasukan kedalam lubang rockwool sebanyak 3 benih untuk

setiap lubang 6. Setiap jenis benih ditanam sebanyak 25 potong rockwool. Penyemaian vertikultur 1. Tray semai diisi media tanam, kemudian disiram dengan air hingga run off 2. Media tanam dilubangi sedalam 1 cm menggunakan paku 3. Benih cabai merah gada dan cabai merah rawit putih laskar ditanam 1 benih untuk

setiap lubang. 4. Setiap jenis benih ditanam sebanyak 21 lubang tray

Penanaman sistem hidroponik 1. Flanel 10x2cm disangkutkan pada bagian bawah netpot 2. Rockwool yang terdapat semaian dimasukan kedalam netpot 3. Netpot tersebut diletakkan kedalam sistem (gambar 9) 4. Setiap jenis tanaman diletakan secara berselang-seling (gambar 10)

Page 3: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

Metode Pembuatan kerangka instalasi 1. Baja ringan C dipotong dengan ukuran 200 cm sebanyak 4 potong 2. Baja ringan C dipotong dengan ukuran 15 cm sebanyak 12 potong 3. Baja ringan hollow dipotong dengan ukuran 70 cm 124 cm dan 137 cm sebanyak 4

potong untuk setiap ukuran 4. Baja ringan hollow dipotong dengan ukuran 85 cm dan 90 sebanyak 2 potong untuk

setiap ukuran 5. Kerangka instalasi dirangkai sesuai dengan model (gambar 2.) 6. Kerangka instalasi disatukan dengan sekrup 2 cm menggunakan bor listrik. Setiap sisi

diberikan 3 sekrup. Pembuatan kerangka hidroponik 1. Pipa PVC 3 inci dipotong dengan ukuran 90 cm, 120 cm dan 150 cm sebanyak 4 potong

untuk setiap ukuran 2. Pipa yang telah terpotong dibuatkan lubang tanam dengan jarak tanam 10 cm (gambar

3) menggunakan bor dengan mata bor ukuran 2 inci 3. Pipa dengan ukuran yang sama dirangkai membentuk persegi empat menggunakan

sambungan L (gambar 4) 4. Kerangka tersebut direkatkan menggunakan isolasi PTFE. Pembuatan vertikultur 1. Pipa PVC 3 inci dipotong dengan ukuran 180 cm sebanyak 4 potong. 2. Pipa dipotong ¼ bagian secara horizontal (gambar 5) 3. Pipa diberikan lubang menggunakan bor dengan mata bor 3 mm sebanyak 10 lubang

Pipa dirangkai membentuk persegi empat menggunakan sambungan L 4. Kerangka tersebut direkatkan menggunakan isolasi PTFE.

Perangkaian sistem vertikultur hidroponik 1. Kerangka pipa persegi empat vertikultur diletakan pada kerangka instalasi bagian paling

bawah 2. Kerangka pipa persegi empat hidroponik diletakkan pada kerangka instalasi setelah

kerangka vertikultur dengan ukuran secara berurut dari bawah ke atas (150 cm2, 120 cm2 dan 90 cm2).

Pembuatan sistem irigasi 1. Baja ringan hollow dipotong dengan ukuran 80 cm sebanyak 2 potong 2. Pipa PVC ½ inci dipotong dengan ukuran 12 cm, 13 cm ,25 cm, 40 cm, 80 cm, 116 cm,

180 cm 3. Pompa diletakan kedalam kolam ikan 4. Pompa disambung dengan pipa PVC ½ inci ukuran 80 cm yang telah tersambung

sambungan L ½ inci, setelah itu disambung lagi dengan pipa PVC ½ inci ukuran 180 cm 5. Pipa PVC ½ inci ukuran 180 disambungkan dengan sambungan L ½ inci dan pipa PVC ½

inci ukuran 116 cm yang mengarah keatas

Page 4: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

PRAKTIKUM IV-VIII PERANCANGAN SISTEM VERTIKULTUR HIDROPONIK

Latar Belakang Vertikultur merupakan salah satu teknik budidaya di lahan yang sempit dengan cara

membuat tanaman menjadi bertingkat. Vertikultur dapat memanfaatkan pipa dan planter bag. Vertikultur pada umumnya diletakan di tembok pekarangan rumah dengan menggunakan planter bag gantung dan juga penggunaan pipa yang disusun secara bertingkat. Teknik budidaya secara vertikultur atau vertikal memiliki tujuan untuk menfaatkan lahan sempit secara optimal. Teknik penanaman vertikultur dapat dilakukan secara konvensional ataupun hidroponik. Hidroponik merupakan kegiatan bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Hidroponik menggunakan air sering digunakan pada pertanian perkotaan. Penggunaan hidroponik dengan media air dapat mengefisienkan penggunaan air untuk tanaman(Herwibowo, 2014). Teknik budidaya secara hidroponik terbagi atas beberapa sistem diantaranya Ebb & flow system , wick system Deep Flow Technique (DFT)dan Nutrient Film Technique (NFT).

Teknik hidroponik yang memungkinkan dimodifikasi adalah dengan sistem vertikultur. Menurut Maya (2012), sistem pertanian hidroponik vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Kelebihan dari sistem pertanian vertikultur adalah efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan pemakaian pupuk dan pestisida, kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil, dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu, dan mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman. Dengan penelitian Maya (2012) bahwa tanaman bayam bisa tumbuh optimal dengan area terbatas memiliki rata – rata tinggi tanaman mencapai 14,59 cm, lebar daun 5,07 cm dan jumlah daun 13 helai. Penggunaan Instalasi hidroponik vertikultur memiliki kelebihan yaitu sedikit terserang hama, bebas pestisida, efesiensi waktu dan tenaga, bahkan hasil panen lebih baik, wadah dan instalasi dapat dipakai berulang, dan tepat nutrisi.

Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mengetahui cara membuat sistem urban farming 2. Mengetahui cara merancang sistem hidroponik vertikultur

Bahan dan Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hand gerinda, bor listrik, mata bor 2 inci dan ½ inci, meteram, tray semai, gergaji kecil, paku dan pompa air . Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah pipa PVC 3 inci dan ½ inci, sambungan pipa L 3 inci dan ½ inci, Baja ringan C, baja ringan hollow, sekrup baja ringan 2 cm, isolasi PTFE, lem pipa PVC, netpot ukuran 5 cm, flanel ukuran 10x2cm, benih bayam merah, benih pakcoy nauli F1, benih sawi java rose, benih cabai gada, benih cabai rawit putih laskar, media tanam.

Page 5: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

m (2 buah), talang air 3 inc (2 buah), penutup talang, mur, paralon 4m, paralon bentuk L dan T, set dripper, media tanam, arang sekam, cocopeat (1:2:2), benih bayam merah dan samhong. Metode Tahapan dalam perancangan sistem vertical garden dan sistem irigasi adalah sebagai berikut: Pembuatan Penyangga vertical garden

1. Mengukur baja ringan menggunakan meteran dengan panjang 180 cm sebanyak 4 buah

2. Memotong baja ringan dengan gerinda untuk diperoleh panjang 180 cm 3. Mengukur kemiringan sebesar 30o dan tinggi penyangga untuk disesuaikan dengan

tempat tanam 4. Membuat kuncian penyangga dengan baja ringan sebanyak 14 buah pada tiap sisi

penyangga

Pembuatan Tempat Tanam 1. Mengukur talang air dengan ukuran 100 cm, 80 cm, 75 cm, dan 50 cm, masing-masing

ukuran tersebut terdapat satu pasang sehingga diperoleh 8 buah talang air 2. Memasang penutup talang air dan rekatkan dengan lem 3. Mengukur baja ringan dengan panjang 13 cm yang digunakan sebagai penyangga

tempat talang air 4. Memasang baja ringan tersebut pada sisi depan dan belakang penyangga kemudian

dieratkan dengan baut 5. Memasang talang air pada sisi depan dan belakang penyangga sesuai letak dan

panjangnya 6. Membuat media tanam dengan komposisi media tanam, arang sekam, dan cocopeat

perbandingan 1:2:1 7. Memasukkan media tanam tersebut pada talang air sebagai tempat tanam

Pembuatan Sistem Irigasi 1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Menyusun konsep sistem irigasi yang tepat sesuai dengan model sistem vertikal

garden yaitu dengan menggunakan sistem timer drip irigasi 3. Mengukur paralon ukuran ½ cm sesuai dengan kebutuhan 4. Memotong paralon dengan menggunakan gergaji besi atau gerinda 5. Melubangi paralon yang sudah ditentukan dengan menggunakan solder 6. Memasang paralon yang sudah dipotong, kemudian memulai menyusun kerangka

sistem irigasi sesuai kebutuhan 7. Mengukur panjang selang drip irigasi sesuai kebutuhan 8. Memotong selang drip irigasi kemudian pasang di paralon yang telah dilubangi 9. Mengatur besar kecilnya keluarnya air dari selang drip irigasi dan mengatur timer pada

drip irigasi.

Page 6: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

PRAKTIKUM II-III PERANCANGAN SISTEM VERTICAL GARDEN

Latar Belakang Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan manusia.

Penggunaan lahan yang semakin meningkat oleh manusia, seperti untuk tempat tinggal, tempat melakukan usaha, pemenuhan akses umum dan fasilitas lain akan menyebabkan lahan yang tersedia semakin menyempit. Timbulnya permasalahan penurunan kualitas lingkungan nantinya akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Hal tersebut dikarenakan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kemampuan lahan, daya dukung, dan bentuk peruntukannya.

Lahan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring meningkatnya kebutuhan manusia akan lahan. Perubahan tersebut terjadi karena lahan dimanfaatan untuk kepentingan hidup manusia. Kebutuhan akan lahan dipergunakan untuk kegiatan selain pertanian, cenderung terus mengalami peningkatan, seiring pertumbuhan dan perkembangan peradaban manusia, maka penguasaan dan penggunaan lahan mulai beralih fungsi. Alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali apabila tidak ditanggulangi dapat mendatangkan permasalahan yang serius, antara lain dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan (Iqbal dan Sumaryanto, 2007).

Persebaran penduduk antara kota dan desa tidak merata. Jumlah penduduk yang bermukim di daerah Kota meningkat dengan pesat dibandingkan dengan penduduk yamg bermukim di Desa. Suatu kota akan memiliki ketergantungan kepada wilayah pedesaan yang berada di sekitar kota tersebut, khususnya dalam penyediaan pangan. Pangan yang berada di suatu kota akan bergantung dari hasil pertanian yang berasal dari wilayah pedesaan disekitar kota tersebut. Hal yang dapat dilakukan agar ketersediaan pangan di Kota terpenuhi adalah dengan pertanian lahan sempit, salah satunya adalah vertikultur.

Sіstеm vеrtіkultur adalah sіstеm budіdaya pеrtanіan yang dіlakukan sеcara vеrtіkal atau bеrtіngkat. Sіstеm іnі cocok dіtеrapkan dі lahan-lahan sеmpіt atau dі pеmukіman yang padat pеnduduknya. Jеnіs tanaman yang dapat dіtanam sеcara vеrtіkultur іnі sangat banyak, bіasanya darі komodіtas sayuran, tanaman hіas ataupun komodіtas tanaman obat yang dіkеnal dеngan sеbutan tanaman hortіkultura. Dеngan mеngіntеgrasіkan bеbеrapa modеl budіdaya kіta juga dapat mеnіngkatkan potеnsі hasіl darі lahan yang tеrbatas. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui sistem vertical garden pada kegiatan urban farming, 2. Melakukan perancangan sistem dan pembuatan sistem vertical garden untuk

menghasilkan produktivitas hortikultura 3. Mengetahui optimal atau tidak optimal sistem vertikultur diterapkan dilahan yang

sempit.

Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam perancangan ini antara lain: gerinda, bor, penggaris, meteran, irigasi tetes (timer) dan pompa air time. Adapun bahan yang diperlukan adalah: baja ringan 2

Page 7: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

Local Food Pedalers, Vancouver, BC (Located on a vacant lot in an industrial area) Vacant Lot/Under-Utilized Site Deskripsi: Lot yang kosong karena penguasaan lahan, pemanfaatan yang kurang, atau perbaikan tanah. Dapat ditemukan di zona komersial atau industri. Peternakan ini seringkali bersifat sementara dan tempat tidur yang ditinggikan adalah khas untuk produksi. Pemilik: Pengembang, bisnis lokal atau kota

Richmond Sharing Farm, Richmond, BC. Agriculturally Zoned/ALR Land Deskripsi: Pertanian di Cadangan Lahan Pertanian atau lahan yang dikategorikan untuk pertanian dalam batas kota. Pemilik: Bervariasi

Tujuan 1. Mengenal tipologi dari pertanian perkotaan yang ada di dunia 2. menganalisi tipe tipologi disekitar lokasi percobaan

Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan adalat alat tulis lapang, kamera dan modul Metode 1. Mahasiswa dibagi atas 4 kelompok untuk penentuan lokasi zonasi 2. Mencari lokasi disekitar kampus untuk dijadikan lokasi zonasi. Masing-masing kelompok

menentukan 3 lokasi yang berbeda. 3. Tentukan beberapa kriteria yang termasuk ke dalam tipologi tersebut dan

dokumentasikan lokasi zonasi 4. Membuat laporan dari penetuan lokasi zonasi

Page 8: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

Deskripsi: Satu atau lebih lot perumahan digunakan. Kepemilikan dapat bergantung pada komitmen kepemilikan, penjualan rumah, dan keterlibatan masyarakat. Ruang tersebut sering disewakan dengan imbalan hasil atau persen dari penjualan makanan. Pemilik: Pemilik rumah / penyewa

SOLEfood Farms, Vancouver BC Urban Spaces (parking lots and rooftops) Deskripsi: Banyak yang dimiliki oleh pemilik pribadi yang kosong karena tanah atau perbaikan tanah. Peternakan ini seringkali bersifat sementara dan tempat tidur yang ditinggikan adalah khas untuk produksi. Pemilik: Pengembang, bisnis local

Loutet Farm, North Vancouver, BC Parks and Public Greenspaces Deskripsi: Sebagian taman umum diubah menjadi pertanian perkotaan. Pemilik: Pemerintah daerah. Kebun dapat dijalankan oleh organisasi lokal yang mengawasi manajemen dan operasi kebun untuk memastikan mereka memenuhi persyaratan Kota.

UBC Farm, University of British Columbia, Vancouver, BC Institutional Land Deskripsi Kebun: Ruang di halaman rumah sakit, universitas, atau lembaga lainnya. Pemilik: Lembaga

Page 9: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

PRAKTIKUM I PENGENALAN URBAN FARMING DI DUNIA

Latar Belakang

Pertanian perkotaan dapat dilakukan dimana saja oleh petani, misal di halaman permahan, ladang coklat, zona industri, ruang sempit disekitar banguan rumah, lahan sempit dipinggiran kota, jalanan kota, atap rumah dan tempat-tempat yang berpotensi untuk membudidayakan tanaman. Pertanian perkotaan sendiri mempuyai tiga kategori yaitu Agricultural land reserve (ALR), Agriculturally zoned land dan Non Agriculture Land. Uraian sebagai berikut: 1. Cadangan lahan pertanian/Agricultural land reserve (ALR). Tanah di dalam ALR

dirancang dan diatur di bawah undang-undang provinsi serta peraturan daerah (Government of BC, 2011). Kegiatan pertanian yang terjadi dalam ALR juga dilindungi oleh undang-undang lain seperti UU Hak atas Pertanian (Ministry of Agriculture, 2012). Ini melindungi pertanian dari keluhan gangguan dan peraturan pemerintah setempat yang dapat menghambat praktik pertanian.

2. Agriculturally zoned land. Lahan yang dikategorikan sebagai pertanian Ini adalah lahan yang dianggap sebagai lahan pertanian potensial tetapi tidak termasuk dalam ALR. Banyak kota di BC memiliki keduanya ALR dan non-ALR lahan pertanian yang dikategorikan dalam atau berdekatan dengan batas kota mereka. Pertanian di luar ALR kurang dilindungi oleh undang-undang yang disebutkan di atas dan ditentukan oleh pemerintah daerah. Hal ini membuat petani perkotaan yang beroperasi di lahan non-ALR lebih rentan terhadap keluhan dan pembatasan kota. Namun, karena sifat intensif dan multi-fungsi dari banyak pertanian perkotaan, tidak berada dalam ALR dapat menjadi positif karena berkurangnya pembatasan penggunaan yang diizinkan. Akibatnya, petani perkotaan mungkin dapat memasukkan berbagai penggunaan yang lebih luas (mis., Restoran kecil) di pertanian mereka yang tidak diizinkan di lahan ALR.

3. Non-agricultural land /Tanah non-pertanian. Pertanian di atas tanah yang tidak secara resmi ditetapkan untuk pertanian sebagai penggunaan utama (mis., Tanah yang dikategorikan sebagai perumahan, taman, komersial, industri, dan kelembagaan) diatur terutama oleh pemerintah daerah. Peternakan ini, sering diintegrasikan dengan atau berdekatan dengan kegunaan lain, dapat ditemukan hampir di mana saja di sebuah komunitas - tanah kosong, halaman perumahan, tanah perumahan, tempat parkir, atap rumah, jalan-jalan, dan ruang terbuka institusional. Zonasi lahan ini mungkin atau mungkin tidak mengizinkan pertanian perkotaan sebagai kegiatan yang diizinkan. Berikut ini adalah contoh tipologi lahan pertanian perkotaan:

Urban Acres, Nelson BC Residential Yard

Page 10: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

DAFTAR ISI Praktikum I. Pengolahan lahan ………………………………………………………………………………….10

Praktikum II. Persiapan Lahan …………………………………………..…………………………...………… 14

Praktikum III. Penanaman ……….………………………………………..…………………………...………… 23

Praktikum IV. Mengenal dan Menghitung kebutuhan sarana produksi ………..………..… 26

Praktikum V. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman …….…………………………….……………... 28

Praktikum VI. Pengamatan Perkembangan Tanaman ……...……………………………….……… 33

Praktikum VII. Pengenalan Sistem Pertanaman ……….…………………………………...…………. 40

Praktikum VIII. Panen dan Komponen Hasil ……..…………..……………………………….………... 43

Page 11: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang tak pernah

berhenti memberikan nikmat kepada kami, sehingga dengan petunjuk dan rahmatNya penulis

dapat menyelesaikan Penuntun Praktikum Urban Hortikultura.

Penuntun praktikum ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan penuntun praktikum ini.

Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan penuntun praktikum ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penuntun praktikum

ini dapat bermanfaat untuk membantu mahasiswa dalam praktikum Mata Kuliah Urban

Hortikultura Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma.

Depok, Januari 2019

Dosen Pengampu Mata Kuliah Urban Hortikultura

Page 12: Penanaman sistem vertikultur 1. Semaian cabai dimasukan ...putri_irene.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72036/MODUL... · Sudut kerangka (sambungan L) yang memiliki letak lebih

MODUL PRAKTIKUM URBAN HORTIKULTURA

Putri Irene Kanny, SP.,M.Si

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

2019