perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh .../pengaruh... · vertikultur kaleng cat...

42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN JUMLAH POPULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) MENGGUNAKAN VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: duongxuyen

Post on 19-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN JUMLAH POPULASI

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN

(Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) MENGGUNAKAN

VERTIKULTUR KALENG CAT

Jurusan/Program Studi Agronomi

Oleh :

DONI KRISNA SANJAYA

H 0107004

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN JUMLAH POPULASI

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN

(Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) MENGGUNAKAN

VERTIKULTUR KALENG CAT

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi Agronomi

Oleh :

DONI KRISNA SANJAYA

H 0107004

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN JUMLAH POPULASI

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN

(Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) MENGGUNAKAN

VERTIKULTUR KALENG CAT

Yang dipersembahkan dan disusun oleh

DONI KRISNA SANJAYA H 0107004

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : Desember 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Sri Nyoto, MS NIP. 19570803.198503.1.001

Anggota I

Ir. Trijono DS, MP NIP.19560616.198403.1.002

Anggota II

Dr. Ir. Parjanto, MP NIP. 19620323.198803.1.001

Surakarta, Desember 2012

Mengetahui Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225.1986011.1.001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

- Almarhum Ayah tersayang yang selalu mengiringi perjalanan hidupku.

- Ibu, Kakak dan semua keluargaku tersayang yang tak pernah henti

memanjatkan doa – doanya senantiasa memberikan pelatihan mental

semasa saya hidup.

- Sahabat – sahabatku yang selalu memberikanku perlidungan baik lahir

maupun batin (Mayer dan Wahyu).

- Kekasih Listia Dwi Mardiyanti yang selalu memberikan dukungan moril.

- Rekan sepenelitian Meidly Dwi Jayanto yang selalu memberikan ide – ide

kreatif dan memacu semangat selama penelitian.

- Semua rekan – rekan seperjuangan Agronomi ‘07 yang telah membantu

baik tenaga, pikiran dan do’a (Didid, Bahrul, Taufik, Arif, Ketty, Budi,

Novianda, Kiky, Tunjung, Tri Sulistyo, Taufan, Firdaus, Ahmad dkk.).

- Ir. Endang Setia Muliawati, Msi yang memberikan saran untuk kebaikan

serta tempat untuk penelitian.

- Laboran screen house Fakultas Pertanian Mas Wawan yang rela

meluangkan waktunya untuk membantu penelitian.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat, hidayah, petunjuk serta berbagai kemudahan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan

judul “Pengaruh Ketinggian Media dan Jumlah Populasi terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Baby Kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra)

Menggunakan Vertikultur Kaleng Cat” dengan baik dan lancar. Penyusunan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan,

bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Ir. Pardono, MS selaku Ketua Jurusan Agronomi FP UNS.

3. Ir. Sri Nyoto, MS selaku pembimbing utama, Ir. Trijono Djoko Sulistijo, MP,

selaku pembimbing pendamping dan Dr. Ir. Parjanto, MP selaku dosen

pembahas yang telah memberikan evaluasi dan masukannya dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Prof. Dr. Ir. Sholahuddin, MS selaku pembimbing akademik.

5. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian sampai skripsi ini

selesai yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis selalu berusaha membuat karya ini dengan baik, saran dan

masukan selalu diharapkan untuk membuat karya ini lebih baik lagi. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

memberikan wawasan untuk memajukan dunia pertanian pada umumnya.

Surakarta, 30 November 2012

Penulis

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

RINGKASAN ................................................................................................. xi

SUMMARY ...................................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

A. Karakteristik Kailan ........................................................................... 4

B. Vertikultur ......................................................................................... 5

C. Jarak Tanam ....................................................................................... 6

D. Bahan Tanam ..................................................................................... 7

1. Arang Sekam ................................................................................. 7

2. Pupuk Kandang Sapi ..................................................................... 8

E. Hipotesis ............................................................................................ 10

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 11

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 11

B. Bahan dan Alat Penelitian .................................................................. 11

1. Bahan ............................................................................................. 11

2. Alat ................................................................................................ 11

C. Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 11

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

1. Rancangan Percobaan ................................................................... 13

2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 12

3. Variabel Pengamatan .................................................................... 14

4. Analisis Data ................................................................................ 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 16

A. Tinggi Tanaman ................................................................................ 16

B. Jumlah Daun ...................................................................................... 18

C. Luas Daun .......................................................................................... 21

D. Berat Segar ......................................................................................... 22

1. Daun .............................................................................................. 22

2. Batang ........................................................................................... 23

3. Akar ............................................................................................... 24

E. Berat Kering ....................................................................................... 25

1. Daun .............................................................................................. 25

2. Batang ........................................................................................... 26

3. Akar ............................................................................................... 27

F. Berat Segar per Ketinggian Media ..................................................... 28

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 30

A. Kesimpulan ........................................................................................ 30

B. Saran .................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

LAMPIRAN .................................................................................................... 34

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Analisis Ragam pada Berbagai Variabel Penelitian ............................ 16

2. Rerata Tinggi Tanaman pada 8 MST (cm) ................................................... 17

3. Rerata Jumlah Daun pada 8 MST (helai) ...................................................... 19

4. Rerata Luas Daun pada 8 MST (cm2) ........................................................... 21

5. Rerata Berat Segar Daun pada 8 MST (g) .................................................... 22

6. Rerata Berat Segar Batang pada 8 MST (g) .................................................. 23

7. Rerata Berat Kering Daun pada 8 MST (g) .................................................. 25

8. Rerata Berat Kering Batang pada 8 MST (g) ................................................ 26

9. Rerata Berat Kering Akar pada 8 MST (g) ................................................... 27

10. Rerata Berat Segar per Ketinggian Media pada 8 MST (g) .......................... 28

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Grafik Rerata Tinggi Tanaman Baby Kailan Tiap Minggu ......................... 18

2. Grafik Rerata Jumlah Daun Baby Kailan Tiap Minggu .............................. 20

3. Histogram Berat Segar Akar ........................................................................ 24

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.a Tabel Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 8 MST ................................. 34

1.b Tabel Analisis Ragam Jumlah Daun Umur 8 MST ....................................... 34

1.c Tabel Analisis Ragam Luas Daun Umur 8 MST ........................................... 34

1.d Tabel Analisis Ragam Berat Segar Daun Umur 8 MST ................................ 34

1.e Tabel Analisis Ragam Berat Segar Batang Umur 8 MST ............................. 35

1.f Tabel Analisis Ragam Berat Segar Akar 8 MST ........................................... 35

1.g Tabel Analisis Ragam Berat Kering Daun 8 MST ........................................ 35

1.h Tabel Analisis Ragam Berat Kering Batang 8 MST ..................................... 35

1.i Tabel Analisis Ragam Berat Kering Akar 8 MST ......................................... 36

1.j Tabel Analisis Ragam Berat Segar per Ketinggian Media Umur 8 MST ..... 36

2 Denah Penelitian ............................................................................................ 37

3.a Dokumentasi Penelitian (Alat dan Bahan) .................................................... 38

3.b Dokumentasi Penelitian (Pelaksanaan Penelitian) ........................................ 39

3.c Dokumentasi Penelitian (Sampel Penelitian) ................................................ 41

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN JUMLAH POPULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BABY KAILAN

(Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) MENGGUNAKAN VERTIKULTUR KALENG CAT

Doni Krisna Sanjaya

H0107004

RINGKASAN

Kailan dapat juga dikonsumsi dalam ukuran mini atau dikenal sebagai baby kailan yaitu sayuran kailan yang dipanen lebih awal. Pangsa pasarnya yang cukup menjanjikan adalah pasar supermarket, karena konsumennya masyarakat kelas menengah ke atas dan perkotaan. Kecenderungan konsumen perkotaan saat ini adalah mencari produk yang berkualitas yaitu memiliki nilai tambah terhadap manfaat kesehatan, berpenampilan menarik, dan harga yang terjangkau. Salah satu teknik budidaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sayuran adalah sistem vertikultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian media dan jumlah populasi terhadap pertumbuhan dan hasil baby kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra). Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2012 sampai Juni 2012 di Screen House Fakultas Pertanian UNS dengan ketinggian tempat 96 mdpl dan letak astronomi 70 33’ 39.5” LS dan 1100 51’ 31,4’ BT.

Penelitian ini menggunakan rancangan split plot dengan main plot ketinggian media dan sub plot jumlah populasi, yang terdiri dari 2 (dua) faktor perlakuan. Faktor pertama adalah ketinggian media, yaitu 144 cm, 126 cm dan 108 cm. Faktor kedua adalah jumlah populasi, yaitu 40, 36, 32 dan 28. Pelaksanaan penelitian ini meliputi pembuatan tempat tanaman, persiapan lahan, pembuatan media tanam dan penyusunan kaleng cat, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Variabel pengamatan meliputi ketinggian media tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar (daun, batang, akar), berat kering (daun, batang, akar) dan berat segar per ketinggian media. Analisis data menggunakan analysis of varian (Anova). Apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda dengan uji Duncan’s (DMRT) taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jumlah populasi 28 (7x4) memberikan hasil yang maksimal untuk variabel jumlah daun, dengan rerata 5 helai. Perlakuan ketinggian media 144 cm memberikan hasil yang maksimal untuk variabel tinggi tanaman, dengan rerata 21,05 cm. Dan mempengaruhi variabel berat segar per ketinggian media. Dengan rerata ketinggian media 144 cm (300,41 g) memberikan hasil lebih berat dari ketinggian media 126 cm (282,44 g) dan paling rendah pada ketinggian media 108 cm (270,83 g). Tidak terjadi interaksi antara perlakuan jumlah populasi dan ketinggian media.

Kata kunci: Baby kailan, vertikultur, ketinggian media, jumlah populasi

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

EFFECT OF ELEVATION MEDIA AND TOTAL POPULATION GROWTH AND RESULTS BABY KAILAN (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) USING VERTIKULTUR CANS OF PAINT

Doni Krisna Sanjaya

H 0107004

SUMMARY

Kailan can also be consumed in miniature otherwise known as baby kailan kailan vegetables are harvested early. Its market share is quite promising supermarkets, because consumers upper middle class people and cities. The trend of urban consumers today are looking for quality products that have added value to health benefits, attractive, and affordable price. One of cultivation techniques that can be applied to improve the quality and quantity of vegetables is vertikultur system. This study aimed to determine the effect of elevation media and the total population toward on the growth and yield of baby kailan (Brassica oleraceae VAR. Albo-glabra). The research was conducted in February 2011 until June 2012 at Screen House the Faculty of Agriculture UNS with a height of 96 meters above sea level and lies astronomical 70 33 '39.5 "latitude and 1100 51' 31.4 'E.

The study used a split plot with the main plot elevation media and sub-plot total population, consisting of 2 (two) treatment factors. The first factor is the elevation media, the 144 cm, 126 cm, and 126 cm. The second factor is the total population, which is 40, 36, 32 and 28. Implementation of the study include the manufacture of the plant, land preparation, planting media creation and preparation of paint cans, planting, maintenance and harvesting. Observation variables plant height, number of leaves, leaf area, fresh weight (leaves, stems, roots), dry weight (leaves, stems, roots) and fresh weight per elevation media. Analysis of data using analysis of variance (ANOVA). If there is a significant difference followed by a multiple range test with Duncan's test (DMRT) level of 5%.

The results showed that treatment of the total population 28 (7x4) gives a maximal result to the number of leaves variable, with a mean of 5 leaves. Treatment elevation media 144 cm gives a maximal result for plant height variable, with a mean of 21.05 cm. And also effect fresh weight per elevation media variable, with an average elevation media 144 cm (300.41 g) gives higher yield heavier than elevation media 126 cm (282.44 g) and lowest in the elevation media 108 cm (270.83 g). There is no interaction between treatment and the total population a high level. Keywords: Baby kailan, vertikultur, elevation media, the total population

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baby kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) merupakan salah

satu jenis sayuran yang dibudidayakan untuk memenuhi permintaan pasar,

khususnya di kota-kota besar yang mempunyai prospek pengembangan yang

cukup cerah. Pangsa pasarnya yang cukup menjanjikan adalah supermarket,

karena konsumennya masyarakat kelas menengah ke atas dan perkotaan.

Sayuran baby kailan termasuk dalam familia Brassicaceae, yang

dikonsumsi bagian daun dan batangnya. Bentuk tanamannya sepintas seperti

caisin. Kailan dapat juga dikonsumsi dalam ukuran mini atau dikenal sebagai

baby kailan yaitu sayuran kailan yang dipanen lebih awal.

Kecenderungan konsumen perkotaan saat ini adalah mencari produk

yang berkualitas yaitu memiliki nilai tambah terhadap manfaat kesehatan,

berpenampilan menarik, dan harga yang terjangkau. Salah satu teknik

budidaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

sayuran adalah sistem vertikultur.

Vertikultur adalah sistem budidaya tanaman bertingkat, yang

dikembangkan oleh para peminat berkebun untuk menggunakan semaksimal

mungkin areal lahan di pekarangannya. Di beberapa negara maju,

penggunaan vertikultur telah dipadukan dengan hidroponik ataupun

aeroponik (Gunarto, 2005). Sistem pertanian vertikal ini sangat cocok

diterapkan khususnya bagi para petani atau pengusaha yang memiliki lahan

sempit. Vertikultur dapat pula diterapkan pada bangunan-bangunan

bertingkat, perumahan umum, atau bahkan pada pemukiman di daerah padat

yang tidak punya halaman sama sekali. Dengan metode vertikultur ini, kita

dapat memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Usaha tani secara komersial

dapat dilakukan secara vertikultur, apalagi kalau sekadar untuk memenuhi

kebutuhan sendiri seperti sayuran atau buah-buahan semusim. Untuk

mendapatkan keindahan, aneka tanaman hias pun dapat ditanam secara

bertingkat (Widarto, 1997).

1

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sistem ini sangat cocok diterapkan di perkotaan yang membutuhkan

perawatan mudah, tanpa banyak biaya dan tenaga. Dengan perhitungan orang

kota mempunyai aktivitas yang cukup padat sehingga tidak perlu rajin pergi

ke lahan yang identik dengan sawah dan ladang. Dengan demikian hasil

tanaman baby kailan akan maksimal walau tersandung masalah susahnya

bertani tanpa mempunyai lahan yang cukup memadai.

B. Perumusan Masalah

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi salah satu jawaban untuk

meningkatkan populasi dari tanaman baby kailan dibandingkan dengan

metode pertanian konvensional pada umumnya. Budidaya dengan

menggunakan sistem ini akan mendapatkan hasil yang lebih berlipat.

Vertikultur yang dilakukan pada penelitian ini berbeda dari yang lain,

yaitu menggunakan model rak bersusun atau talang air bertingkat. Vertikultur

yang digunakan yaitu menggunakan wadah cat plastik bekas 5 kg yang

disusun vertikal serta sisi samping kaleng dilubangi sebagai tempat tumbuh

tanaman. Sehingga diperoleh lubang tanam yang banyak pada sisi kaleng cat

5 kg tersebut, seiring dengan jumlah lubang tanam secara langsung jumlah

populasi tanaman pun juga akan diperoleh banyak hasil yang didapat.

Vertikultur ini lebih unggul dibanding dengan cara konvensional dalam

segi populasi tanaman yang diperoleh. Populasi tanaman yang didapat dengan

menggunakan vertikultur bisa 5 kali lipat bahkan lebih bila dibandingkan

dengan penanaman secara konvensional. Dalam luasan lahan 1m2, sistem

konvensional hanya terdapat 16 tanaman baby kailan dengan jarak tanam 25 x

25 cm. Sebanding itu, vertikultur kaleng cat bertingkat ini menggunakan taraf

perlakuan dengan ketinggian media dan jumlah populasi yang paling besar,

masing – masing tegakan tersusun dengan ketinggian media 144cm (8

tegakan kaleng) dan tiap kaleng mempunyai 40 lubang tanam, diperoleh

populasi sebanyak 960 tanaman baby kailan. Sehingga kita bisa melihat

perbandingan jumlah populasi yang sangat jauh berbeda antara kedua sistem

tersebut.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Oleh karena itu dapat dirumuskan masalah :

1. Adakah pengaruh ketinggian media terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman baby kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) secara

vertikultur kaleng cat?

2. Adakah pengaruh jumlah populasi terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman baby kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) secara

vertikultur kaleng cat?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh ketinggian media terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman baby kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra)

menggunakan vertikultur kaleng cat.

2. Mengetahui pengaruh jumlah populasi terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman baby kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra)

menggunakan vertikultur kaleng cat.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Kailan

Klasifikasi tanaman kailan (USDA, 2010)

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub class : Dillendidae

Ordo : Capparales

Family : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleraceae (kailan)

Varietas : Brassica oleraceae VAR. alboglabra (baby kailan)

Bentuk tanaman kailan (Brassica oleraceae) mirip dengan tanaman

sawi (caisin) atau kembang kol. Daunnya panjang dan melebar seperti caisim,

sedangkan warna daun dan batangnya mirip dengan kembang kol. Batangnya

agak manis dan empuk, sedangkan daunnya enak dan legit (Wikipedia, 2006).

Varietas Nova mempunyai panjang daun 30-35 cm, lebar daun 23-25 cm,

masa panen 30-40 hari dan produksi 15-20 ton/ha.

Kale cina umumnya dikenal di Asia Tenggara sebagai kailan, yang

ditanam secara luas sebagai sayuran daun untuk digunakan dalam berbagai

masakan Cina. Kailan masak dalam 6-8 minggu di daerah rendah tropika dan

dipanen apabila bunga mulai mekar. Pada garis lintang dan ketinggian yang

lebih tinggi pertanaman ini memakan waktu kira-kira 10 minggu (Williams et

al., 1993).

Kailan merupakan salah satu sayuran yang mempunyai banyak manfaat.

Di antaranya merupakan sumber vitamin K yang sangat baik untuk membantu

proses pembekuan darah. Konsumsi 100 gram kailan dapat memenuhi 141

persen kebutuhan tubuh akan vitamin K setiap hari. Kailan kaya berbagai

vitamin, termasuk vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, dan mineral

4

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

khususnya kalsium dan zat besi. Sayur berwarna hijau ini juga mengandung

isotiosianat, senyawa penangkal kanker. Di Indonesia, meski merupakan jenis

sayuran baru, kailan sudah jadi kegemaran banyak keluarga (Okefood, 2009).

Jenis sayuran yang mirip sawi ini sebelumnya hanya dikonsumsi oleh

warga keturunan Cina. Namun, saat ini semakin banyak ragam olahan kailan

di restoran Cina dan Jepang. Kailan merupakan sayuran yang juga berkhasiat

obat sehingga digunakan dalam terapi berbagai macam penyakit, misalnya

untuk mencegah penyakit rabun ayam, memperbaiki dan memperlancar

pencernaan makanan, mengobati prostat dan kandung kencing, memperkuat

gigi, mencegah kanker paru-paru dan jenis kanker lainnya karena kailan

banyak mengandung karotenoid atau senyawa anti kanker. Oleh karena itu,

kailan termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang memiliki nilai

ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang baik untuk dibudidayakan

(Shanty, 2009).

Dalam sistem hidroponik, untuk budidaya kailan dan jenis sayuran

batang dan daun lainnya, diperlukan nutrisi yang mengandung Nitrogen

(Ntotal) 250 ppm, Posfor (P) 75 ppm, Kalium (K) 350 ppm, Kalsium (Ca)

200 ppm, dan Magnesium (Mg) 74 ppm (Sutiyoso, 2003).

B. Vertikultur

Vertikultur adalah sistem budidaya tanaman bertingkat, yang

dikembangkan oleh para peminat berkebun untuk menggunakan semaksimal

mungkin areal lahan di pekarangannya. Di beberapa negara maju,

penggunaan vertikultur telah dipadukan dengan hidroponik ataupun

aeroponik (Gunarto, 2005).

Sistim pertanian vertikal sementara dimaksudkan untuk memanfaatkan

ruang ke arah vertikal, dengan mengatur media tumbuh dalam wadah/ kolom

supaya pertanaman dapat disusun keatas (Nitisapto, 1992a).

Beberapa rancangan yang telah dicoba dan cukup baik hasilnya adalah

pertanaman pada kolom vertikal, kolom susun, pot susun gantung dan

kantong vertikal/ gantung (Nitisapto, 1992b).

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Sistem pertanian vertikal ini sangat cocok diterapkan khususnya bagi

para petani atau pengusaha yang memiliki lahan sempit. Vertikultur dapat

pula diterapkan pada bangunan-bangunan bertingkat, perumahan umum, atau

bahkan pada pemukiman di daerah padat yang tidak punya halaman sama

sekali. Dengan metode vertikultur ini, kita dapat memanfaatkan lahan

semaksimal mungkin. Usaha tani secara komersial dapat dilakukan secara

vertikultur, apalagi kalau sekadar untuk memenuhi kebutuhan sendiri seperti

sayuran atau buah-buahan semusim. Untuk mendapatkan keindahan, aneka

tanaman hias pun dapat ditanam secara bertingkat (Widarto, 1997).

Kekurangan sistem vertikultur antara lain rawan terhadap serangan

jamur, sehingga pemantauan kondisi pertanaman harus sering dilakukan.

Populasi tanaman yang tinggi menyebabkan kelembaban udara tinggi,

sehingga memungkinkan serangan penyakit mudah menyebar. Penyiraman

harus dilakukan secara kontinyu meskipun hujan, terutama bila tanaman

ditanam pada sistem bangunan beratap (Haryanto et al., 1995).

C. Jarak Tanam

Produsen terus mencari metode yang dapat meningkatkan hasil lahan,

mengurangi biaya, ataupun kombinasi keduanya. Jumlah tanaman pada lahan,

sebagai akibat kerapatan tanaman ataupun jarak tanam masih menjadi

perhatian selama beberapa dekade. Dengan penambahan kerapatan, maka

jarak tanam menjadi lebih dekat dan meningkatkan persaingan antar tanaman

(Farnham, 2001).

Selain pengolahan tanah, variasi pengaturan jarak tanam merupakan

salah satu cara pengendalian gulma secara kultur teknis, yang dapat untuk

meningkatkan daya saing tanaman budidaya terhadap gulma dan

meningkatkan hasil. Peningkatan kerapatan populasi tanaman persatuan luas

pada suatu batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji. Namun penambahan

jumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan hasil karena terjadi kompetesi

unsur hara, air, ruang tumbuh dan sinar matahari (Mintarsih et al.,1989).

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Jarak yang lebih sempit mampu meningkatkan produksi per luas lahan

dan jumlah biji namun menurunkan bobot biji. Peningkatan produksi akibat

pengurangan jarak juga didapatkan ketika jarak antar tanaman berkurang,

persentase peningkatan produksi perlahan secara nyata ditentukan oleh

persentase peningkatan intersepsi cahaya matahari (Maddonni et al, 2006).

Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman

terhadap gulma karena tajuk tanaman menghambat pancaran cahaya ke

permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma terhambat, disamping juga

laju evaporasi dapat ditekan (Dad Resiworo, 1992).

Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman

budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi

antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam optimum

untuk memperoleh hasil yang maksimum. Sebagai parameter pengukur

pengaruh lingkungan, tinggi tanaman sensitif terhadap faktor lingkungan

tertentu seperti cahaya. Tanaman yang mengalami kekurangan cahaya

biasanya lebih tinggi dari tanaman yang mendapat cahaya (Sitompul dan

Guritno, 1995).

D. Media Tanam

Penambahan masukan organik tanah sama halnya dengan penambahan

fraksi fosfor organik yang juga merupakan salah satu fraksi fosfor yang akan

diserap tanaman. Peningkatan kandungan asam humat dan asam fulvat akan

meningkatkan jumlah muatan pada tapak pertukaran sehingga memungkinkan

pertukaran hara lebih baik, berpengaruh langsung meningkatkan

perkembangan akar dan bahan kering tanaman (Bertham, 2002).

1. Arang Sekam

Arang sekam, berasal dari sekam yaitu bagian dari bulir padi-

padian (Serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat

dimakan, yang melindungi bagian dalam yaitu endospermium dan

embrio. Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota

rumputrumputan (Poaceae). Meskipun pada beberapa jenis Serealia

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam misalnya jagung dan gandum.

Dalam pertanian, sekam dapat dipakai sebagai campuran pakan, alas

kandang, dicampur di tanah sebagai pupuk, dibakar, atau arangnya

dijadikan media tanam. Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam

mengandung beberapa unsur kimia penting.

Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan

hasil samping saat proses penggilingan padi. Sekitar 20% dari bobot padi

adalah sekam padi dan kurang dari 15% dari komposisi sekam adalah abu

sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar. Arang sekam

digunakan sebagai bahan pengisi biofilter karena dapat meningkatkan

porositas. Penambahan arang sekam dalam suatu bahan dapat

menurunkan bobot isi bahan, peningkatan ruang pori total, ruang pori

drainase cepat, serta penurunan ruang pori drainase lambat (Djatmiko et

al. 1985).

Arang sekam mempunyai sifat mudah mengikat air, tidak mudah

lapuk, tidak cepat menggumpal, merupakan sumber kalium bagi

tanaman, memiliki porositas yang baik dan kapasitas yang tinggi serta

tingkat pemadatan yang rendah. Kekurangannya adalah draenase cepat

dan aliran kesamping kurang (Karsono et al, 2002).

Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 1125 kg/m3, dengan

nilai kalori 1 kg sekam sebesar 3300 Cal. sekam memiliki bulk density

0.100 g/ ml, nilai kalori antara 3300 -3600 Cal/kg sekam dengan

konduktivitas panas 0.271 BTU (Houston (1972).

Arang sekam mempunyai karakteristik ringan (berat jenis 0.2 kg/l),

kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi,

berwarna hitam sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan

efektif. Rongganya banyak sehingga aerasi dan drainasenya baik, hal ini

juga mempermudah pergerakan akar tanaman dalam media tanam

tersebut. Arang sekam telah steril, karena saat pembuatannya sekam telah

mendapat panas yang tinggi karena proses pembakaran sehingga tidak

memerlukan desinfeksi dengan kemikalia apapun. Mempunyai daya

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

melapuk lambat dan dianggap dapat bertahan kira-kira satu tahun

sehingga dapat digunakan beberapa kali (Wuryaningsih, 2008).

2. Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang merupakan salah satu sumber bahan organik tanah.

Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat

tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah

untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting

dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik

terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang

diperlakukan. Penambahan bahan organik akan meningkatkan

kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah

untuk pertumbuhan tanaman meningkat (Atman, 2006).

Kotoran sapi adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran

ternak sapi dan urinenya, serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat

dihabiskan. Kotoran sapi banyak digunakan sebagai sumber bahan

organik tanah yang memberikan dampak sangat baik bagi pertumbuhan

tanaman karena adanya penambahan unsur hara dan perbaikan sifat tanah

(Firlana, 2011).

Pupuk kandang adalah semua produk buangan (limbah) ternak

padat atau cair yang digunakan untuk menambah unsur hara dan

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Kandungan unsur hara

dalam pupuk kandang tergantung dari jenis ternak, makanan dan air yang

diberikan, umur ternak, dan bentuk fisik ternak. Pupuk kandang sapi

merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir.

Kandungan pupuk kandang sapi dalam tiap ton adalah 85 % H2O, 2.2-

2.6 % N, 0.26-0.45 % P, 0.13-1.37 % K (Sutanto, 2002).

Di antara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi yang

mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa. Hal ini terbukti dari

hasil pengukuran rasio C/N yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C

dalam pupuk kandang sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan

pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N

yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga

tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan

pupuk kandang sapi harus dilakukan fermentasi agar menjadi pupuk

kandang sapi dengan rasio C/N di bawah 20 (Hartatik et al., 2006).

Tidak semua pupuk kandang sapi berasal dari kotoran murni,

namun biasanya telah bercampur dengan sisa pakan, air kencing, dan alas

ternak (jerami). Mutu pupuk kandang sapi sangat tergantung dari cara

penanganannya. Penanganan pupuk kandang sapi yang benar harus

memperhatikan keadaan alas kandang dan cara penyimpanannya,

sehingga akan menentukan jumlah hara yang dapat digunakan tanaman

(Atmojo, 2003).

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Februari 2012 sampai Mei 2012

di Screen House, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

dengan ketinggian 95 m di atas permukaan laut dan letak astronomi 70 33’

39.5” LS dan 1100 51’ 31,4’ BT.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi benih baby

kailan, tanah, arang sekam dan pupuk kandang sapi hasil fermentasi.

2. Alat

Alat yang digunakan antara lain kaleng plastik cat bekas 5 kg,

kertas karton, timbangan, selang, sprayer, bambu, kawat, tang, alat tulis,

penggaris, mesin bor dan mata bor dengan diameter 3 cm.

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Split Plot yang

terdiri atas dua faktor perlakuan, yaitu ketinggian media sebagai main

plot dan jumlah populasi sebagai sub plot diulang sebanyak 3 kali :

a. Faktor pertama yaitu ketinggian media :

T1 : 144 cm (tinggi tegakan 8 kaleng)

T2 : 126 cm (tinggi tegakan 7 kaleng)

T3 : 108 cm (tinggi tegakan 6 kaleng)

b. Faktor kedua yaitu jumlah populasi :

L1 : 40 (10x4) populasi

L2 : 36 (9x4) populasi

L3 : 32 (8x4) populasi

L4 : 28 (7x4) populasi

11

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :

T1L1 : Perlakuan dengan tinggi 144 cm dan jumlah populasi 40 (10x4)

T1L2 : Perlakuan dengan tinggi 144 cm dan jumlah populasi 36 (9x4)

T1L3 : Perlakuan dengan tinggi 144 cm dan jumlah populasi 32 (8x4)

T1L4 : Perlakuan dengan tinggi 144 cm dan jumlah populasi 28 (7x4)

T2L1 : Perlakuan dengan tinggi 126 cm dan jumlah populasi 40 (10x4)

T2L2 : Perlakuan dengan tinggi 126 cm dan jumlah populasi 36 (9x4)

T2L3 : Perlakuan dengan tinggi 126 cm dan jumlah populasi 32 (8x4)

T2L4 : Perlakuan dengan tinggi 126 cm dan jumlah populasi 28 (7x4)

T3L1 : Perlakuan dengan tinggi 108 cm dan jumlah populasi 40 (10x4)

T3L2 : Perlakuan dengan tinggi 108 cm dan jumlah populasi 36 (9x4)

T3L3 : Perlakuan dengan tinggi 108 cm dan jumlah populasi 32 (8x4)

T3L4 : Perlakuan dengan tinggi 108 cm dan jumlah populasi 28 (7x4)

Masing-masing kombinasi perlakuan tersebut diulang sebanyak

3 kali, sehingga diperoleh 36 unit percobaan.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pembuatan Tempat Tanaman

Pembuatan tempat tanam ini diawali dengan melubangi kaleng

cat sesuai perlakuan jumlah populasi dengan mesin bor yang memiliki

mata bor khusus dengan diameter 3 cm.

b. Persiapan Lahan

Persiapan lahan ini meliputi perataan lahan, pemasangan bambu

pada tepi lahan dan penegak pada tengah kaleng per tegakan serta

pemasangan kawat. Tujuan dari persiapan lahan ini adalah sebagai

penopang dan penahan tegakan agar berdiri tegak.

c. Pembuatan Media Tanam

Mencampur bahan tanam arang sekam, pupuk kandang sapi dan

tanah dengan perbandingan 2 : 2 : 1. Setelah media tercampur

kemudian dimasukkan ke dalam kaleng cat serta disusun sesuai denah

rancangan perlakuan.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

d. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan memasukkan langsung biji baby

kailan ke dalam lubang tanam pada tiap kaleng cat sesuai perlakuan

(tanpa persemaian). Sebelum dimasukkan ke dalam polpulasi, biji

direndam dalam air + 15 menit. Setiap lubang tanam pada kaleng

minimal diisi 2 butir.

e. Pemeliharaan

i. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit yang mati

sampai maksimal 2 minggu setelah tanam. Penyulaman dilakukan

pada tanaman baby kailan yang mati atau tidak sehat

pertumbuhannya.

ii. Penyiraman dan Pengendalian OPT

Penyiraman dilakukan sehari sekali dan dilakukan pada pagi

atau sore hari. Penyiraman dilakukan dengan semprot sprayer

buatan ditujukan pada polpulasi tanam. Pengendalian OPT

dilakukan apabila dibutuhkan dan dilakukan sebelum penyiraman.

f. Pemanenan

Pemanenan umumnya dilakukan pada baby kailan berumur 20

hari (+3 minggu). Tetapi pada vertikultur tanaman dipanen lebih

panjang umurnya dari tanaman yang ditanam pada lahan normal. Ini

dikarenakan faktor sempitnya media tanam dan rapatnya jarak tanam

yang mengakibatkan persaingan mendapatkan unsur hara, air dan

cahaya matahari lebih tinggi, sehingga tanaman akan tumbuh

maksimal dalam kurun waktu yang lebih lama.

g. Pengamatan

Pengamatan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman baby

kailan dilakukan sesuai variabel pengamatan yang dilakukan sampai

waktu panen.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Variabel Pengamatan

a. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah pada kaleng

cat sampai dengan pucuk daun tertinggi. Tinggi tanaman diamati

setiap seminggu sekali mulai dari minggu pertama setelah tanam

sampai panen.

b. Jumlah daun

Dihitung jumlah daun yang tumbuh sempurna, baik yang

melekat pada batang atau yang gugur. Dilakukan seminggu sekali

mulai dari minggu pertama setelah tanam sampai panen.

c. Luas daun

Sebelum panen dilakukan pengukuran tinggi dan lebar daun.

Pengamatan luas daun dilakukan saat penimbangan berat kering daun.

Dan dengan menggunakan rumus berat kering akan diperoleh luas

daun.

LD :

Keterangan :

LD : Luas daun

Ws : Berat kering daun sampel (2 cm2)

Wt : Berat kering daun total

Lr : Luasan daun sampel (1 cm2)

Setelah diperoleh Luas Daun dari berat kering maka dicari nilai

konstanta dengan rumus kombinasi luas daun yaitu :

LD 1 : LD2

: Panjang x lebar x konstanta

Setelah diperoleh konstanta dari berat kering maka dicari nilai luas

daun pada minggu terakhir dengan rumus :

LD : Panjang daun x lebar daun x jumlah daun x konstanta

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Berat segar (akar, batang dan daun)

Berat segar sampel ditimbang setelah panen dan tanaman baby kailan

dicuci terlebih dahulu. Kemudian memisahkan daun, batang dan akar

setelah itu ditimbang dengan timbangan digital.

e. Berat kering (akar, batang dan daun)

Daun, batang dan akar dibungkus dengan kertas koran tiap perlakuan.

Setelah itu dimasukkan ke dalam oven pada suhu 80 oC hingga

beratnya konstan, kemudian ditimbang.

f. Berat segar per ketinggian media

Berat panen per tingkat ditimbang saat panen dengan menimbang

seluruh tanaman baby kailan tiap tingkat pada masing – masing

perlakuan.

4. Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman atau

Analysis of Varian (Anova), jika terdapat pengaruh yang nyata

dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (DMRT) pada taraf

kepercayaan 5%.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah

daun, luas daun, berat segar (daun, batang, akar), berat kering (daun, batang, akar)

dan berat segar per ketinggian media.

Hasil analisis ragam pengaruh ketinggian media, jumlah populasi, dan

interaksi ketinggian media dan jumlah populasi tanam terhadap pertumbuhan dan

produksi baby kailan dapat dilihat di tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Ragam pada Berbagai Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Ketinggian

media Lubang Interaksi

1. Tinggi Tanaman 2. Jumlah Daun 3. Luas Daun 4. Berat Segar

a. Daun b. Batang c. Akar

5. Berat Kering a. Daun b. Batang c. Akar

6. Berat Segar per Ketinggian Media

* ns ns

ns ns ns

ns ns ns *

ns * ns

ns ns ns

ns ns ns ns

ns ns ns

ns ns ns

ns ns ns ns

Sumber : Hasil analisis Keterangan : * = nyata ns = tidak nyata

A. Tinggi Tanaman

Pertumbuhan adalah proses kehidupan tanaman yang mengakibatkan

perubahan ukuran menjadi semakin besar dan juga yang menentukan hasil

tanaman. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati

baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang

digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang

diterapkan. Tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling

mudah dilihat (Sitompul dan Guritno, 1995).

16

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tinggi tanaman baby kailan akan meningkat seiring bertambahnya

umur tanaman. Pada penelitian ini pengamatan tinggi tanaman dilakukan

mulai umur 1 minggu setelah tanam, dengan cara mengukur tanaman baby

kailan dari permukaan tanah sampai ujung daun yang terpanjang.

Tabel 2. Rerata Tinggi Tanaman pada 8 MST (cm)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 21,43 21,19 20,86 20,71 21,05a 126 cm 20,64 20,33 20,02 20,47 20,37ab 108 cm 19,83 20,33 20,14 19,36 19,92b Rerata 20,63a 20,62a 20,34a 20,18a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Berdasarkan analisis ragam tinggi tanaman (lampiran 1.a), ada

pengaruh ketinggian media terhadap tinggi tanaman. Tetapi perlakuan jumlah

populasi tidak menunjukkan pengaruh nyata bagi tinggi tanaman dan juga

tidak ada interaksi.

Berdasarkan Uji Duncan untuk tinggi tanaman (tabel 2) untuk

perlakuan ketinggian media, rerata ketinggian media 144 cm memberikan

hasil yang lebih tinggi dibanding ketinggian media 126 cm. Hal ini

disebabkan pengaruh intensitas cahaya yang diperoleh, ketinggian media

yang lebih tinggi maka perolehan cahaya lebih banyak didapat daripada

dibanding pada ketinggian media yang lebih rendah. Serta ketinggian media

yang lebih rendah pada saat sebelum dan sesudah matahari bersinar total akan

ternaungi sebagian pencahayaannya oleh tegakan yang lebih tinggi. Sehingga

persaingan memperoleh cahaya matahari berpengaruh terhadap tinggi

tanaman.

Menurut Salisbury dan Ross (1995), penambatan CO2 paling banyak

terjadi sekitar tengah hari ketika ketinggian media cahaya paling tinggi.

Cahaya sering membatasi fotosintesis terlihat juga dengan menurunnya laju

penambatan CO2 ketika tumbuhan terkena bayangan awan sebentar.

Diperkuat dengan pendapat Thomas (1965), proses fotosintesis memerlukan

cahaya yang diperlihatkan dengan adanya pengaruh intensitas cahaya

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

terhadap laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya yang besar akan

mempengaruhi keseluruhan reaksi fotosintesis. Dalam keadaan intensitas

cahaya rendah maka laju fotosintesis juga akan rendah. Keadaan seperti ini

disebut faktor pembatas, dalam hal ini cahaya menjadi faktor pembatas.

Gambar 1. Grafik Rerata Tinggi Tanaman Baby Kailan Tiap Minggu

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa grafik kombinasi perlakuan antara

tinggi tanaman dan jumlah populasi tanam menunjukan pertambahan tinggi

tiap minggunya, meskipun kedua perlakuan tidak menunjukkan adanya

interaksi.

B. Jumlah Daun

Daun memiliki stomata yang merupakan tempat masuknya udara dan

unsur yang berasal dari udara. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi pembukaan stomata. Stomata tanaman

pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup pada saat

hari gelap, sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk

fotosintesis pada siang hari. Umumnya proses pembukaan memerlukan waktu

sekitar 1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore.

Jumlah daun yang banyak dapat menyerap cahaya, CO2 dan air dalam jumlah

yang banyak sehingga fotosintesis meningkat dan akan terbentuk senyawa

organik seperti karbohidrat.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Hasil fotosintesis tersebut kemudian akan disalurkan ke bagian tanaman yang

lain sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang.

Tabel 3. Rerata Jumlah Daun pada 8 MST

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 5,05 4,67 4,57 4,52 4,7a 126 cm 5,05 4,66 4,52 4,66 4,73a 108 cm 4,9 4,67 4,76 4,62 4,74a Rerata 5a 4,67b 4,62b 4,6b (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Hasil analisis ragam jumlah daun (lampiran 1.b) menunjukkan bahwa

perlakuan jumlah populasi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun baby

kailan. Tetapi ketinggian media tidak mempengaruhi jumlah daun dan tidak

terjadi interaksi.

Berdasar Uji Duncan untuk jumlah daun (tabel 3) pada perlakuan

jumlah populasi 28 (5 helai) menunjukkan hasil yang lebih banyak daripada

ketiga perlakuan lain, yaitu jumlah populasi 32, 36 dan 40. Ini berarti jumlah

populasi tanaman dalam satu luasan tertentu dapat mempengaruhi jumlah

daun.

Selain itu pengaturan jarak tanam sangat memberikan pengaruh

terhadap jumlah daun yang ada. Dengan jumlah populasi per kaleng yang

lebih sedikit, ini berarti jarak tanam semakin lebar. Sehingga intensitas radiasi

matahahi yang diterima lebih besar di bandingkan jarak tanam yang lebih

sempit. Selain itu ketersediaan unsur hara dan air yang tercukupi sehingga

munculnya daun lebih banyak.

Bilman (2001) mengungkapkan bahwa dengan menggunakan jarak

tanam yang lebar, maka tanaman dapat berkembang dengan baik,cahaya yang

didapatkan dimanfaatkan tanaman untuk berfotosintesis lebih besar.

Diperkuat oleh pendapat Mayadewi (2007), namun pada jarak tanam yang

terlalu sempit mungkin tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif

kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk memperoleh

hasil yang maksimum.

Gambar 2. Grafik Rerata Jumlah Daun Baby Kailan Tiap Minggu

Dalam grafik dapat dilihat jumlah daun mengalami peningkatan tiap

minggunya. Khususnya pada umur 1 sampai 3 minggu setelah tanam, jumlah

daun mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding umur tanam setelah itu.

Ini dikarenakan belum adanya persaingan unsur hara, air dan intensitas radiasi

matahari. Tetapi peningkatan pada umur 4 sampai 8 MST lebih kecil karena

pada umur tersebut persaingan unsur hara dalam kaleng sangat besar dan

daun antar tanaman juga saling menutupi sehingga cahaya matahari banyak

yang terhalang oleh daun tanaman lain.

Oleh karena itu dapat dikatakan jumlah daun adalah salah satu indikator

pertumbuhan tanaman dan dapat digunakan sebagai data penunjang untuk

menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi. Jumlah daun juga sangat

mempengaruhi proses fotosintesis. Menurut (Suryaningsih, 2004), daun

merupakan pabrik karbohidrat bagi tanaman budidaya. Daun digunakan

sebagai tempat untuk penyerapan dan pengubahan energi cahaya matahari

melalui proses fotosintesis sebagai sumber penghasil makanan yang

digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan menghasilkan bahan

panen.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

C. Luas Daun

Daun merupakan organ yang bertugas untuk melakukan fotosintesis

dengan bantuan cahaya matahari yang bertujuan menghasilkan makanan bagi

tanaman itu sendiri. Luas daun dan kadar klorofil mempengaruhi jumlah

makanan yang di hasilkan. Semakin lebar suatu daun dan semakin banyak

jumlah klorofil berarti akan semakin banyak hasil fotosintesis yang dapat

distribusikan ke seluruh tubuh tumbuhan.

Luas daun merupakan parameter utama dalam kaitannya dengan fungsi

daun sebagai penerima cahaya dan tempat terjadinya fotosintesis. Luas daun

menentukan sebagian laju fotosintesis per satuan tanaman, atau dengan

pengertian lain bahwa informasi mengenai fotosintesis tanaman yang akan

diperoleh (Sitompul dan Guritno, 1995).

Untuk parameter luas daun tidak diukur setiap minggu, tetapi hanya

sekali pada waktu panen atau pada tanaman umur 8 MST.

Tabel 4. Rerata Luas Daun pada 8 MST (cm2)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 185,47 168,83 170,9 178,63 175,96a 126 cm 186,52 185,33 178,92 171,09 180,46a 108 cm 185,82 178,81 178,22 174,62 179,37a Rerata 185,82a 177,65a 176,01a 175,98a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Hasil analisis ragam luas daun (lampiran 1.c), menunjukkan bahwa

perlakuan jumlah populasi dan ketinggian media tidak berpengaruh nyata

terhadap variabel luas daun serta tidak terjadi interaksi.

Uji Duncan luas daun (tabel 4) menunjukkan bahwa tidak ada selisih

rerata yang cukup besar pada kedua perlakuan, rerata yang dihasilkan hampir

seragam. Sehingga variabel jumlah daun belum berpengaruh terhadap luas

daun baby kailan. Hal ini dikarenakan persaingan antar tanaman yang sesuai

dengan banyaknya perlakuan jumlah populasi dan ketinggian media ternyata

belum mempengaruhi luas daun tanaman pada 8 MST dan persaingan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

memperoleh unsur hara, cahaya matahari, dan air tidak mempengaruhi luas

daun.

D. Berat Segar

Berat segar brangkasan merupakan hasil penangkapan energi oleh

tanaman pada proses fotosintesis sehingga pelarut pemelihara tekanan fungsi

air memegang sebagian peranan penting dalam menentukan berat segar

brangkasan. Pertumbuhan dalam arti terbatas merupakan pertambahan ukuran

atau berat tanaman karena adanya perubahan struktur baru pertumbuhan akar,

batang dan daun.

Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai pertambahan ukuran yang

dapat diketahui dengan adanya pertambahan panjang, diameter dan luas

bagian tanaman. Parameter lain yaitu dengan adanya pertambahan volume,

massa, berat basah dan berat kering tanaman (Harjadi, 1993).

Untuk berat segar tanaman sampel diukur ketika panen sampel selesai,

kemudian diketuk2 pada bagian akar agar tanah yang menempel terlepas.

Setelah itu ditimbang tiap bagian tanaman.

1. Daun

Tabel 5. Rerata Berat Segar Daun pada 8 MST (g)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 3,32 2,9 2,78 2,6 2,9a 126 cm 2,96 2,78 2,6 2,65 2,75a 108 cm 2,95 2,75 2,71 2,84 2,81a Rerata 3,08a 2,81a 2,7a 2,69a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Hasil analisis ragam untuk berat segar daun (lampiran 1.d)

menunjukkan bahwa antara perlakuan jumlah populasi dan ketinggian

media tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar daun. Dan tidak

menimbulkan interaksi antara kedua perlakuan.

Uji Duncan untuk berat segar daun (tabel 5) dapat dilihat, tidak ada

selisih rerata yang cukup besar yang terdapat di kedua perlakuan, rerata

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

yang dihasilkan untuk keduanya hampir seragam. Sehingga yang paling

efisien yaitu perlakuan ketinggian media 108 cm dan perlakuan jumlah

populasi 28. Dengan ketinggian media 108 cm bisa lebih menghemat

jumlah kaleng yang digunakan, serta dengan jumlah populasi 28 kita bisa

menghemat tenaga untuk melakukan pengeboran lebih sedikit dibanding

jumlah populasi 32, 36, dan 40 dalam membuat lubang tanam pada sisi

kaleng cat tersebut.

Selain itu dikarenakan tanaman belum menunjukkan persaingan

dalam memperoleh cahaya matahari, unsur hara, dan air, khususnya unsur

hara karena banyaknya unsur hara hanya terbatas dalam kaleng tidak ada

penambahan unsur hara.

2. Batang

Tabel 6. Rerata Berat Segar Batang pada 8 MST (g)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 1,13 1,12 1,2 1,09 1,14a 126 cm 1,02 0,97 1,19 1,15 1,08a 108 cm 1,06 1,14 1,07a 1,21 1,12a Rerata 1,07a 1,08a 1,15a 1,15a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Hasil analisis ragam untuk berat segar sampel batang (Lampiran

1.e), menunjukkan bahwa antara perlakuan jumlah populasi dan

ketinggian media tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar batang.

Dan tidak menimbulkan interaksi antara kedua perlakuan.

Berdasar Uji Duncan untuk berat segar batang (tabel 6)

menunjukkan kedua perlakuan tidak menunjukkan selisih rerata yang

cukup besar, rerata yang ditunjukkan keduanya hampir seragam. Sehingga

yang paling efisien yaitu perlakuan ketinggian media 108 cm dan

perlakuan jumlah populasi tanam 28. Dengan ketinggian media 108 cm

bisa lebih menghemat jumlah kaleng yang digunakan, serta dengan

jumlah populasi 28 kita bisa menghemat tenaga untuk melakukan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pengeboran lebih sedikit dibanding jumlah populasi 32, 36, dan 40 dalam

membuat lubang tanam pada sisi kaleng cat tersebut.

Selain itu dikarenakan tanaman belum menunjukkan kompetisi

dalam memperoleh cahaya matahari, unsur hara, dan air, khususnya unsur

hara karena banyaknya unsur hara hanya terbatas dalam kaleng tidak ada

penambahan unsur hara.

3. Akar

Berdasar analisis ragam untuk berat segar sampel akar (Lampiran

1.f), menunjukkan bahwa antara perlakuan jumlah populasi dan

ketinggian media tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar sampel

akar, dan tidak menimbulkan interaksi antara kedua perlakuan.

Gambar 2. Histogram Berat Segar Akar Baby Kailan

Dalam histogram terlihat bahwa tidak ada selisih cukup besar pada

perlakuan jumlah populasi. Gen pembawa tanaman merupakan salah satu

faktor yang menyebabkan berat kering akar pada tiap perlakuan jumlah

populasi sama. Karena gen adalah unit pewarisan sifat dari organisme

hidup yang berfungsi sebagai pengendali pewarisan sifat suatu individu

kepada keturunannya. Oleh sebab itu, jika suatu benih berasal dari

varietas yang sama, telah diseleksi, dan berada pada lingkungan yang

sama, kemungkinan besar akan bersifat sama pula.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Hal ini diperkuat oleh Salisbury dan Ross (1995), bentuk dari

keseluruhan sistem akar lebih dikendalikan secara genetik daripada

lingkungan. Lingkungan media, keadaan fisik media dan kelembapan

media.

E. Berat Kering

Berat kering tanaman merupakan salah satu parameter yang berguna

untuk menilai pertumbuhan tanaman, yaitu seberapa besar transformasi energi

matahari yang digambarkan dalam bentuk brangkasan kering. Semakin besar

berat keringnya menunjukkan semakin baik pertumbuhan suatu tanaman

(Haryadi, 1989).

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pembelahan dan pembesaran sel,

tetapi definisi paling umum adalah berat kering. Berat kering total tanaman

merupakan penimbunan hasil bersih asimilasi CO2 dari proses fotosintesis

sepanjang musim pertumbuhan (Gardner et al., 1991). Berat produksi bahan

kering tanaman adalah menggambarkan hasil dari laju fotosintesis bersih

tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).

Untuk berat kering tanaman diukur ketika pengukuran berat segar

tanaman telah selesai. Satu persatu bagian tanaman dimasukkan ke dalam

kertas koran sesuai perlakuan, kemudian dimasukkan oven pada suhu 800C

kemudian ditimbang hingga beratnya konstan.

1. Daun

Tabel 7. Rerata Berat Kering Daun 8 MST (g)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 0,39 0,38 0,39 0,32 0,37a 126 cm 0,36 0,36 0,32 0,33 0,34a 108 cm 0,35 0,35 0,36 0,39 0,36a Rerata 0,37a 0,36a 0,36a 0,35a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Hasil analisis ragam untuk berat kering sampel daun (lampiran 1.g)

menunjukkan bahwa antara perlakuan jumlah populasi dan ketinggian

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

media tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering sampel daun, dan

tidak menimbulkan interaksi antara kedua perlakuan.

Dalam Uji Duncan untuk berat kering daun (tabel 7) terlihat bahwa

rerata yang ditunjukkan pada kedua perlakuan tidak menunjukkan selisih

yang cukup besar, rerata yang dihasilkan hampir seragam. Sehingga yang

paling efisien yaitu perlakuan ketinggian media 108 cm dan perlakuan

jumlah populasi tanam 28. Dengan ketinggian media 108 cm bisa lebih

menghemat jumlah kaleng yang digunakan, serta dengan jumlah populasi

28 kita bisa menghemat tenaga untuk melakukan pengeboran lebih sedikit

dibanding jumlah populasi 32, 36, dan 40 dalam membuat lubang tanam

pada sisi kaleng cat tersebut.

Selain itu disebabkan tanaman belum menunjukkan kompetisi

dalam memperoleh cahaya matahari, unsur hara, dan air, khususnya unsur

hara karena banyaknya unsur hara hanya terbatas dalam kaleng tidak ada

penambahan unsur hara. Sehingga belum mempengaruhi pertumbuhan

pada variabel berat kering daun.

2. Batang

Tabel 8. Rerata Berat Kering Batang 8 MST (g)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 0,1 0,11 0,13 0,12 0,12a 126 cm 0,11 0,12 0,14 0,12 0,13a 108 cm 0,16 0,13 0,12 0,13 0,14a Rerata 0,13a 0,12a 0,13a 0,12a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Hasil analisis ragam untuk berat kering sampel batang (lampiran

1.h) menunjukkan bahwa antara perlakuan jumlah populasi dan

ketinggian media tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering sampel

batang, dan tidak menimbulkan interaksi antara kedua perlakuan.

Dalam Uji Duncan untuk berat kering batang (tabel 8) dapat dilihat,

tidak ada selisih rerata yang cukup besar yang terdapat di kedua

perlakuan, rerata yang dihasilkan untuk keduanya hampir seragam.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sehingga yang paling efisien yaitu perlakuan ketinggian media 108 cm

dan perlakuan jumlah populasi 28. Dengan ketinggian media 108 cm bisa

lebih menghemat jumlah kaleng yang digunakan, serta dengan jumlah

populasi 28 kita bisa menghemat tenaga untuk melakukan pengeboran

lebih sedikit dibanding jumlah populasi 32, 36, dan 40 dalam membuat

lubang tanam pada sisi kaleng cat tersebut.

Selain itu disebabkan tanaman belum menunjukkan persaingan

dalam memperoleh cahaya matahari, unsur hara, dan air, khususnya unsur

hara karena banyaknya unsur hara hanya terbatas dalam kaleng tidak ada

penambahan unsur hara. Sehingga belum mempengaruhi pertumbuhan

pada variabel berat kering batang.

3. Akar

Tabel 9. Rerata Berat Kering Akar 8 MST (g)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 0,07 0,1 0,09 0,1 0,09a 126 cm 0,07 0,12 0,097 0,08 0,09a 108 cm 0,14 0,09 0,08 0,11 0,11a Rerata 0,097a 0,1a 0,09a 0,097a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Berdasarkan analisis ragam untuk berat kering sampel akar

(lampiran 1.i) menunjukkan bahwa antara perlakuan jumlah populasi dan

ketinggian media tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering sampel

akar, dan tidak menimbulkan interaksi.

Berdasar Uji Duncan untuk berat kering akar (tabel 9), tidak ada

selisih rerata yang cukup besar yang terdapat di kedua perlakuan, rerata

yang dihasilkan untuk kedua perlakuan hampir seragam. Gen pembawa

tanaman merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berat kering

akar pada tiap perlakuan jumlah populasi sama. Varietas yang sama dan

seleksi bibit merupakan salah satu penyebab berat kering akar pada tiap

perlakuan jumlah populasi sama. Karena gen adalah unit pewarisan sifat

dari organisme hidup yang berfungsi sebagai pengendali pewarisan sifat

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

suatu individu kepada keturunannya. Oleh sebab itu, jika suatu benih

berasal dari varietas yang sama, telah diseleksi, dan berada pada

lingkungan yang sama, kemungkinan besar akan bersifat sama pula.

Hal ini diperkuat oleh Salisbury dan Ross (1995), bentuk dari

keseluruhan sistem akar lebih dikendalikan secara genetik daripada

lingkungan. Lingkungan media, keadaan fisik media dan kelembapan

media. Diduga faktor genetik dari tanaman yang cenderung

mempengaruhi penambahan volume akar dan bukan faktor lingkungan.

F. Berat Segar per Ketinggian Media

Berat segar populasi diukur ketika pengukuran semua variabel selesai.

Dilakukan dengan menimbang semua tanaman yang hidup dalam satu

perlakuan ketinggian media. Kemudian akan diperoleh berat keseluruhan

populasi tanaman dalam satu tinggi media.

Tabel 10. Rerata Berat Segar per Ketinggian Media 8 MST (g)

Tinggi Media

Jumlah Populasi Rerata

28 32 36 40 144 cm 295,33 302,41 292,28 311,63 300,41a 126 cm 288,75 272,55 277,49 290,97 282,44b 108 cm 257,44 280,35 288,03 257,52 270,83c Rerata 280,51a 285,1a 285,94a 286,71a (-)

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada masing - masing perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %. (-) = tidak terjadi interaksi antar ketinggian media dan jumlah populasi

Hasil uji ragam menunjukkan bahwa perlakuan ketinggian media

menunjukkan pengaruh yang nyata, sedangkan perlakuan jumlah populasi pada

kaleng tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar per ketinggian media.

Serta tidak terjadi interaksi antara ketinggian media dan jumlah populasi pada

tanam tersebut (lampiran 1.j).

Berdasarkan Uji Duncan untuk berat segar per ketinggian media (tabel

10), perlakuan jumlah populasi tidak menunjukkan beda nyata. Pada keempat

perlakuan jumlah populasi menunjukkan hasil yang hampir seragam.

Sedangkan pada perlakuan ketinggian media menunjukkan perbedaan yang

nyata pada variabel pengamatan berat segar per ketinggian media berturut –

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

turut diperoleh nilai rerata tertinggi pada perlakuan ketinggian media 144 cm

(300,41g), ketinggian media 126 cm (282,44g) dan terendah pada perlakuan

ketinggian media 108 cm (270,83g).

Hal ini dikarenakan tanaman yang ditanam pada ketinggian media 126

cm dan ketinggian media 108 cm lebih sedikit dibandingkan ketinggian

media 144 cm. Sehingga tiap perlakuan ketinggian media bisa diasumsikan

mempunyai selisih berat populasi satu kaleng. Otomatis berat segar yang

dihasilkan pada ketinggian media kaleng yang lebih tinggi akan semakin

besar. Selain itu disebabkan ketiga jenis perlakuan ketinggian media belum

menunjukkan kompetisi dalam memperoleh cahaya matahari, unsur hara, dan

air, khususnya unsur hara karena banyaknya unsur hara hanya terbatas dalam

kaleng tidak ada penambahan unsur hara. Sehingga semakin besar ketinggian

media, semakin besar juga berat segar yang dihasilkan.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · VERTIKULTUR KALENG CAT Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : DONI KRISNA SANJAYA H 0107004 FAKULTAS PERTANIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasar hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Jumlah populasi berpengaruh terhadap jumlah daun., jumlah daun

tertinggi (5 helai) didapat pada jumlah populasi 28 (7x4).

2. Ketinggian media berpengaruh terhadap berat segar tanaman dan tinggi

tanaman., berat segar tanaman dan tinggi tanaman tertinggi didapat pada

ketinggian media 144 cm.

3. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan jumlah populasi dan ketinggian

media.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Berdasar penelitian ini memberikan hasil tanaman yang kurang optimal,

disarankan penelitian sejenis lebih lanjut perlu memperhatikan agar

jumlah populasi tidak terlalu padat atau jarak tanam lebih lebar, sehingga

perlu penambahan unsur hara.

30