penambahan tepung kacang merah -...
TRANSCRIPT
PENAMBAHAN TEPUNG KACANG MERAH
(PHASEOLUS VULGARIS L.) DALAM PEMBUATAN
ROTI MANIS
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
FAKIH FADILAH
NIM : 140309256594
JURUSAN TATA BOGA
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
PENAMBAHAN TEPUNG KACANG MERAH (PHASEOLUS VULGARIS
L.) DALAM PEMBUATAN ROTI MANIS
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada
Jurusan Perhotelan Program Studi Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan
Untuk Memenuhi Salah Satu Pernyataan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
FAKIH FADILAH
NIM : 140309256594
Menyetujui,
Penguji 1 Penguji II
Yogiana Mulyani, MM.Par Abdul Gafur, S.Pd., M.Pd
NIP.19720328 1996032002 NIP.19890218 201504 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
PENAMBAHAN TEPUNG KACANG MERAH (PHASEOLUS VULGARIS
L.) DALAM PEMBUATAN ROTI MANIS
Disusun Oleh :
FAKIH FADILAH
NIM : 140309256594
PROGRAM STUDI TATA BOGA
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ria Setyawati, M.Pd Syahrul Karim, S.St., M.Sc
NIP : 2011.90.019 NIK : 2014.90.021
Mengetahui,
Ketua Jurusan Tata Boga
Yogiana Mulyani, MM.Par
NIP. 19720328 199603 2 002
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fakih Fadilah
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 25 Agustus 1995
NIM : 140309256594
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “Penambahan Tepung
Kacang Merah Dalam Pembuatan Roti Manis” Adalah bukan merupakan hasil
karya tulis orang lain, baik sebagaimana pun keseluruhannya, kecuali dalam
kutipan yang kami sebutkan nama sumbernya. Demikian pernyataan yang kami
buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar kami
bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 8 September 2017
Mahasiswa,
Fakih Fadilah
NIM : 140309256595
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ria Setyawati, M.Pd Syahrul Karim, S.St., M.Sc
NIP : 2011.90.019 NIK : 2014.90.021
Karya ilmiyah ini kupersembahkan kepada
Ayahhanda, ibunda, kakak dan adik tercinta
Wahyu Hidayat yang selalu menemani
Serta Kerabat dan teman – teman yang telah mendukung
Sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai citivas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Fakih Fadilah
NIM : 140309256594
Program Studi : Tata Boga
Judul TA : Penambahan Tepung Kacang Merah Dalam Pembuatan
Roti Manis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk
memeberikan hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan,
mengalih media atau formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat : Balikpapan
Pada Tanggal : 8 September 2017
Yang Menyatakan
Fakih Fadilah
NIM. 140309256594
ABSTRAK
Fakih Fadilah, Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.)
Dalam Pembuatan Roti Manis Tugas Akhir, Balikpapan, Program Studi Tata
Boga, Politeknik Negrei Balikpapan, 2017.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk 1) untuk mengetahui
proses pembuatan tepung kacang merah, 2) untuk mengetahui proses pembuatan
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah, 3) untuk mengetahui
penilaian tingkat kesukaan panelis pada roti manis dari segi warna, tekstur, aroma
dan rasa, 4) untuk mengetahui kualitas mutu dari segi warna, tekstur, aroma dan
rasa pada roti manis dengan penambahan tepung kacang merah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua tahap penelitian. Tahap
pertama adalah penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan cara melakukan uji
eksperimen. Tahap kedua adalah penelitian lanjutan yang dilakukan dengan cara
melakukan uji organoleptik. Penelitian ini melibatkan 25 panelis agak terlatih dari
Mahasiswa Tata Boga semester 4 untuk melakukan uji hedonik, uji mutu hedonik
dan dianalisa menggunakan analisa statistic deskriptif.
Beradasarkan hasil yang penulis peroleh terhadap Penambahan tepung
kacan merah dalam pembuatan roti manis mendapatkan perlakuan terbaik untuk
uji hedonik dari segi warna rata-rata 3.95, dari segi tekstur dengan rata-rata 4.40,
dari segi aroma dengan rat-rata 4.04, dan segi rasa dengan rata-rata 4.12. Hasil uji
mutu hedonik dari segi warna dengan rata-rata 3.80, dari segi tekstur dengan rata-
rata 4.08, dari segi aroma dengan rata-rata 3.44, dan dari segi rasa dengan rata-rata
4.12.
Kata kunci: Tepung, Kacang merah, Roti manis.
ABSTRACT
Fakih Fadilah,The additional of red bean flour in the making of sweat bread.
Final project. Food and beverage department, Balikpapan State Polytechnic,
2017.
The purposes of this research are 1) to know the process of making of red
bean flour 2) to know process of making of sweat bread with the additional of red
bean flour 3) to know panelist’s favored rating on the sweat bread from colour,
texture, aroma and flavor 4) to know the quality of colour, texture, aroma and
flavor of the sweet bread with additional of red bean flour.
In this research the researcher used two stage of research by conducting
an experiment rest. The second was further research by conducting an
organoleptic test. This research involve 25 trained panelist from tata boga further
collage fourth semester to conduct a hedonic test. Hedonic quality test and
analyzed by statistic deskriptif analysis.
Based on the result of researcher obtain with additional red bean flour. In
the making of sweet bread obtain the best treatment by hedonic test in terms of
colour with the average of 3.95, in terms of texture with the average of 4.40, in
terms of aroma with the average of 4.40, and in term of flavor with the average of
4.12. the result of hedonic test from the terms of colour with the average of 3.80,
in terms of textute the average of 4.08, in terms of aroma with average of 3.44
and in terms of flavor the average of 4.12.
Keyword: Flour, Red bean, Sweet bread.
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena
berkat rahmatNya penyusunan tugas akhir guna memperoleh gelar Ahli Madya
pada Jurusan Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan ini dapat terselesaikan.
Adapun judul dari Proposal Tugas Akhir yang penulis susun adalah : Penambahan
tepung kacang merah (phaseolus vulgaris l.) dalam pembuatan roti manis.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada
semua pihak yang membantu penulis selama proses pembuatan Tugas Akhir ini
oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu Yogiana Mulyani MM.Par selaku kepala program studi tata boga politeknik
negeri Balikpapan.
2. Ibu Ria Setyawati M.Pd selaku pembimbing 1 yang telah banyak memberi
arahan dan masukan kepada saya dalam penyusunan proposal tugas akhir ini.
3. Bapak Syahrul Karim, S.St., M.Sc selaku pembimbing 2 juga telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada saya dalam penyusunan
proposal tugas akhir ini.
4. Bapak , Mama dan serta teman-teman saya yang telah banyak mendukung
penuh selama penyususunan proposal Tugas Akhir.
5. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini bukanlah karya yang
sempurna, dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun.
Balikpapan, 10 Mei 2017
Fakih Fadilah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
D. Batasan Masalah ..................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................................ 5
1. Tinjuan Umum Kacang Merah ......................................................... 5
a. Komposisi Kandungan Nutrisi atau Gizi Kacang Merah .............. 7
b. Manfaat Kacang Merah ................................................................. 7
2. Tinjauan Umum Tepung ................................................................... 8
a. Jenis-Jenis Tepung ........................................................................ 8
b. Metode Pembuatan Tepung........................................................... 11
c. Metode Pembuatan Tepung Kacang Merah .................................. 12
3. Tinjauan Umum Roti ........................................................................ 13
a. Jenis-Jenis Roti .............................................................................. 13
b. Bahan Utama Pembuatan Roti ...................................................... 14
c. Metode-Metode Pembuatan Roti................................................... 17
d. Karakteristik Mutu Roti Manis ..................................................... 18
e. Resep Acuan .................................................................................. 20
4. Uji Organoleptik ................................................................................ 21
a. Pengertian Uji Organoleptik ......................................................... 21
b. Syarat Uji Organoleptik ............................................................... 21
c. Tujuan Uji Organoleptik ............................................................... 21
d. Hal-Hal yang Tercakup dalam Pengujian Organoleptik .............. 22
e. Metode Pengujian Organoleptik ................................................... 24
f. Beberapa Masalah yang Memerlukan Pemecahan Segi
Organoleptik .................................................................................... 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 31
C. Kerangka Berfikir ................................................................................... 33
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 35
1. Penelitian Pendahuluan ....................................................................... 35
2. Penelitian Lanjutan ............................................................................. 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 35
1. Penelitian Pendahuluan ....................................................................... 35
2. Penelitian Lanjutan ............................................................................. 35
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................................. 36
1. Populasi .............................................................................................. 36
2. Sampel ................................................................................................ 36
3. Teknik Sampling ................................................................................. 37
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 37
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37
2. Instrumen Pengumpulan Data............................................................. 38
E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 46
1. Penelitian Pendahuluan ....................................................................... 46
2. Penelitian Lanjutan.............................................................................. 46
F. Prosedur Penelitian .................................................................................. 47
1 Penelitian Pendahuluan Tepung .......................................................... 47
2. Penelitian Pendahuluan Roti ............................................................... 47
3. Penelitian Lanjutan ............................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................... 49
1. Penelitian Pendahuluan ....................................................................... 49
a. Proses Pembuatan Tepung Kacang Merah ..................................... 49
b. Proses Pembuatan Roti Manis Tepung Kacang Merah .................. 51
2. Penelitian Lanjutan ............................................................................. 61
a. Uji Hedonik..................................................................................... 61
b. Uji Mutu Hedonik ........................................................................... 72
B. Pembahasan............................................................................................. 83
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 86
B. Saran ....................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kacang Merah ......................................................................... 6
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir .................................................................... 35
Gambar 3.1 Alur Proses Penelitian Pendahuluan Tepung .......................... 47
Gambar 3.2 Alur Proses Penelitian Pendahuluan Roti ................................ 47
Gambar 3.3 Alur Proses Penelitian Lanjutan .............................................. 48
Gambar 4.1 Pencucian dan Perendaman ..................................................... 49
Gambar 4.2 Proses Penjemuran ................................................................... 50
Gambar 4.3 Proses Penggilingan ................................................................. 50
Gambar 4.4 Proses Pengayakan .................................................................. 51
Gambar 4.5 Tepung Terigu ......................................................................... 52
Gambar 4.6 Susu bubuk .............................................................................. 52
Gambar 4.7 Ragi .......................................................................................... 52
Gambar 4.8 Air ............................................................................................ 52
Gambar 4.9 Gula pasir ................................................................................. 52
Gambar 4.10 Tepung kacang merah ............................................................ 52
Gambar 4.11 Mentega ................................................................................. 52
Gambar 4.12 Garam .................................................................................... 52
Gambar 4.13 Tepung terigu ......................................................................... 53
Gambar 4.14 Ragi ........................................................................................ 53
Gambar 4.15 Gula pasir ............................................................................... 53
Gambar 4.16 Air .......................................................................................... 53
Gambar 4.17 Pencampuran ......................................................................... 53
Gambar 4.18 Biang roti manis .................................................................... 53
Gambar 4.19 Pencampuran Bahan .............................................................. 54
Gambar 4.20 Penimbangan Adonan ............................................................ 54
Gambar 4.21 Pembulatan Adonan ............................................................... 55
Gambar 4.22 Memprofing Adonan ............................................................. 55
Gambar 4.23 Egg Wash ............................................................................... 56
Gambar 4.24 Memanggang Adonan ........................................................... 56
Gambar 4.25 Penyajian ............................................................................... 56
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Kacang merah ....................... 7
Tabel 2.2 Resep Acuan ................................................................................ 20
Tabel 3.1 Skala Hedonik dan Skala Numerik .............................................. 43
Tabel 3.2 Skala Mutu Hedonik dan Skala Numerik .................................... 44
Tabel 3.3 Lembar Uji Hedonik .................................................................... 45
Tabel 3.4 Lembar Uji Mutu Hedonik .......................................................... 46
Tabel 4.1 Formula 1 .................................................................................... 57
Tabel 4.2 Formula 2 .................................................................................... 58
Tabel 4.3 Formula 3 .................................................................................... 60
Tabel 4.4 Uji Hedonik Warna Formula 1 ................................................... 61
Tabel 4.5 Uji Hedonik Warna Formula 2 .................................................... 62
Tabel 4.6 Uji Hedonik Warna Formula 3 .................................................... 63
Tabel 4.7 Statistik Uji Hedonik Warna ....................................................... 63
Tabel 4.8 Uji Hedonik Tekstur Formula 1 .................................................. 64
Tabel 4.9 Uji Hedonik Tekstur Formula 2 .................................................. 65
Tabel 4.10 Uji Hedonik Tekstur Formula 3 ................................................ 65
Tabel 4.11 Statistik Uji Hedonik Tekstur .................................................... 66
Tabel 4.12 Uji Hedonik Aroma Formula 1 ................................................. 67
Tabel 4.13 Uji Hedonik Aroma Formula 2 ................................................. 67
Tabel 4.14 Uji Hedonik Aroma Formula 3 ................................................. 68
Tabel 4.15 Statistik Uji Hedonik Aroma ..................................................... 69
Tabel 4.16 Uji Hedonik Rasa Formula 1 ..................................................... 70
Tabel 4.17 Uji Hedonik Rasa Formula 2 ..................................................... 70
Tabel 4.18 Uji Hedonik Rasa Formula 3 ..................................................... 71
Tabel 4.19 Statistik Uji Hedonik Rasa ........................................................ 71
Tabel 4.20 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 1 ........................................ 72
Tabel 4.21 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 2 ........................................ 73
Tabel 4.22 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 3 ........................................ 74
Tabel 4.23 Statistik Uji Mutu Hedonik Warna ............................................ 74
Tabel 4.24 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 1 ....................................... 75
Tabel 4.25 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 2 ....................................... 76
Tabel 4.26 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 3 ....................................... 76
Tabel 4.27 Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur .......................................... 77
Tabel 4.28 Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 1 ........................................ 78
Tabel 4.29 Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 2 ........................................ 78
Tabel 4.30 Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 3 ........................................ 79
Tabel 4.31 Statistik Uji Mutu Hedonik Aroma ........................................... 80
Tabel 4.32 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 1 ........................................... 81
Tabel 4.33 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 2 ........................................... 81
Tabel 4.34 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 3 ........................................... 82
Tabel 4.35 Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa .............................................. 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang merah merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang
memiliki kandungan pati serta serat yang tinggi. Kacang merah juga kaya
akan asam folat, kalsium, karbohidrat kompleks, serat dan protein yang
tergolong tinggi. Kandungan karbohidrat kompleks dan serat yang tinggi
dalam kacang nerah dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Kadar
indeks glikemik kacang merah juga termasuk rendah sehingga
menguntungkan penderita diabetes dan menurunkan risiko timbulnya
diabetes. Kacang merah termasuk kacang-kacangan yang banyak terdaat
diseluruh pelosok tanah air. Pada catatan botani jenis kacang-kacangan,
kacang merah ditemukan pertama kali di Amerika Tengah kemudian
dikembangkan diseluruh dunia dan berkembang dengan baik di negeri
yang terletak di sekitar khatulistiwa.
Pada umumnya pemanfaatan kacang merah hanya sebatas diolah
menjadi bubur, sup dan selai manis sebagai pengisi beberapa kue seperti
bakpai, kue bulan, kue moci, kue dorayaki, dan lain-lain. Selain diolah
menjadi beberapa produk tersebut, kacang merah dapat diolah menjadi
tepung.
Pengolahan kacang merah menjadi tepung dapat memperpanjang
masa simpan kacang merah itu dan memberikan peluang aplikasi lebih
luas. Tepung kacang merah merupakan hasil penggilingan kacang merah
yang telah melalui tahapan perendaman kemudian dikeringkan.
Kacang merah mudah didapat di pasar-pasar tradisional salah
satunya yaitu pasar Pandan sari di Balikpapan Barat, sehingga harganya
relatif terjangkau yaitu Rp 28.000/ kg. Di luar negeri seperti di Amerika
Latin, Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa, kacang merah banyak
digunakan untuk tepung, makanan kaleng, susu kacang, dan konsentrat
2
protein. Kacang merah (Phaseolus vulgaris L) merupakan salah 3 satu
jenis kacang-kacangan yang belum banyak dimanfaatkan (Astawan, 2008).
Tepung kacang merah mengandung serat pati yang cukup tinggi
sehingga kacang merah sangat tepat jika dijadikan bahan penambahan
untuk Roti manis. Dari sini penulis akan berinovasi dengan membuat roti
manis dengan penambahan tepung kacang merah sehingga dapat
meningkatkan nilai jual terhadap olahan kacang merah.
Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang di
fermentasikan dan diolah dengan cara dipanggang, kukus, ataupun
digoreng. Di dalam adonan juga di tambahkan garam, gula, susu,
margarin, dan bahan isian seperti coklat, keju, macam-macam selai. Secara
umum roti dibagi menjadi dua, roti isi dan roti manis. Pengertian roti
manis sendiri adalah jenis roti yang mempunyai cita rasa manis yang
menonjol serta bertekstur empuk (soft) dengan atau tanpa isian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang ada maka
rumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan tepung kacang merah?
2. Bagaimana proses pembuatan roti manis dengan penambahan tepung
kacang merah?
3. Bagaimana tingkat kesukaan penalis terhadap penambahan tepung
kacang merah dalam pembuatan roti manis dari segi warna, tekstur,
aroma dan rasa?
4. Bagaimana kualitas roti manis dari segi tekstur, warna dan rasa pada
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah?
3
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian antara lain :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan tepung kacang merah
2. Untuk mengetahui proses pembuatan roti manis dengan penambahan
tepung kacang merah
3. Untuk mengetahui penilaian tingkat kesukaan penalis pada roti manis
dari segi warna, tekstur, aroma dan rasa
4. Untuk mengetahui kualitas mutu dari segi warna, tekstur, aroma dan
rasa pada roti manis dengan penambahan tepung kacang merah
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu jauh dari tujuannya, maka
permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi pada beberapa hal yaitu :
1. Mengetahui proses pembuatan tepung kacang merah
2. Mengetahui proses pembuatan roti manis dengan penambahan tepung
kacang merah
3. Mengetahui tingkat kesukaan penalis terhadap produk roti manis
dengan penambahan tepung kacang merah dari segi tekstur, warna dan
rasa
4. Mengetahui kualitas roti manis dengan penambahan tepung kacang
merah dari segi tekstur, warna dan rasa
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, antara lain :
a. Bagi akademik :
1) Menambah kepustakaan akademik
2) Menambah referensi acuan atau resep pembuatan roti manis
dengan bahan alternative
3) Memberikan masukan bagi proses pengembangan penelitian yang
sejenis selanjutnya
4
b. Bagi penulis :
1) Memberikan pengetahuan dan ketermpilan tentang proses
pembuatan roti manis dengan penambahan tepung kacang merah
2) Memberikan ketermpilan untuk merencanakan, melakukan, dan
melaporkan penelitian ilmiah di bidang pangan
3) Memberikan pengalaman untuk mengembangkan penelitian
tingkat lanjutan
c. Bagi masyarakat :
1) Agar masyarakat mengetahui bahwa kacang merah dapat diolah
menjadi tepung dan dapat digunakan sebagai bahan alternative
pengganti tepung terigu dalam pembuatan roti manis
2) Memberikan nilai jual yang lebih tinggi untuk kacang merah
setelah menjadi sebuah produk
3) Memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana proses
pembuatan tepung kacang merah
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Umum Kacang Merah
Berbagai ragam jenis kacang-kacangan yang memiliki kandungan
protein yang tinggi, salah satunya adalah kacang merah. Hal ini diperjelas
dalam Mateljan Fondation (2011) dalam sistusnya www.whfoods.com
adalah sebagai berikut : “Kacang merah merupakan jenis kacang-
kacangan yang telah popular di dunia yang memiliki bentuk seperti ginjal
dan berwarna merah, termasuk satu keluarga dengan jenis kacangan-
kacangan seperti kacang tolo, kacang kedelai, kacang panjang dan kacang
hijau. Kacang merah dapat digolongkan dalam jenis makanan nabati
kelompok kacang polong (legume). Ada dua jenis kacang merah yaitu
kidney beans (kacang merah besar dan adzuki (kacang merah kecil).
Di Indonesia, kacang merah mulai dikenal dari para penjajah dari
Eropa yaitu portugis yang membawanya dan menjadikan kacang merah
sebagai lahan pertanian di Indonesia, hingga saat ini Indonesia dikenal
sebagai produsen kacang merah kering terbesar termasuk Jawa Barat
sebagai daerah penghasil. Negara – negara lain yang juga penghasil
kacang merah adalah Cina, India, Brazil dan Amerika Serikat.” 7 Definisi
kacang merah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed.2 - cet.7 :
1996) adalah “kacang yang berwarna merah, bijinya besar-besar, banyak
mengandung vitamin dan nama latinnya adalah Phaseolus Vulgaris
Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) atau kacang jogo (kacang
buncis tipe tegak) berasal dari Amerika. Penyebar luasan tanaman kacang
merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat
penyebaran adalah Inggris dan pengembangan dimulai sejak tahun 1594,
ke Negara-negara Eropa dan Afrika hingga ke Indonesia. Tanaman
kacang merah tergolong dalam tanaman semak merambat yang
membutuhkan penyangga ketika tumbuh. Kacang merah tumbuh dengan
6
memiliki tinggi sekitat 3,5 m hingga 4,5 m. sedangkan buahnya
berbentuk polong serta memanjang. Dalam satu polong umumnya
terdapat 2 hingga 3 biji kacang merah. Bentuk biji kacang merah
memiliki ukuran lebih besar dibanding biji kacang hijau ataupun kacang
panjang dengan kulit biji berwarna merah tua atau merah bata. Jika kulit
biji dikupas, maka akan terlihat biji kacang yang berwarna putih.
(Sudarminto, 2015)
Gambar 2.1 Kacang Merah
Sumber: Manfaat.co.id (2014)
7
a. Komposisi Kandungan Nutrisi atau Gizi Kacang merah
Kandungan nutrisi di dalam 100 gram kacang merah dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Komposisi Zat Gizi per 100 gram Kacang merah
Nutrien Jumlah
Protein 23,1gr
Lemak 1,7gr
Karbohidrat 59,5gr
Kalsium 80mg
Fosfor 400mg
Besi 5,0mg
Vitamin A 0
Vitamin B1 0,06mg
Vitamin C 0
Air 12,0gr
Kalori 336kal
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 1997
b. Manfaat Kacang Merah
Kacang merah dalam bahasa Inggris disebut kidney bean
(artinya kacang ginjal) karena bentuk dan warna biji kacang merah
mirip ginjal. Kacang merah menyediakan banyak nutrisi penting yang
sangat bermanfaat bagi tubuh. Beberapa manfaat makan kacang
merah antara lain:
1. Menurunkan kadar kolesterol darah
2. Menurunkan risiko timbulnya diabetes
3. Memperlancar pencernaan
4. Membantu pematangan sel darah merah
5. Membantu sintesis DNA dan RNA
6. Membantu menjaga fungsi sistem saraf
8
7. Mencegah penyakit beri-beri dengan kandungan thiamin
8. Menjaga kesehatan kulit dengan kandungan vitamin B6
9. Mencegah resiko anemia ( Nunung dan Nur, 2013)
2. Tinjauan Umum Tepung
Menurut Wibowo, Djoni (2012), “Tepung merupakan partikel
padat yang berbentuk butiran halus bahkan sangat halus tergantung pada
pemakaiannya. Tepung biasanya digunakan untuk bahan baku industri,
keperluan penelitian, maupun dipakai dalam kebutuhan rumah tangga,
misalnya membuat kue dan roti”.
Menurut The Culinary Institute of America (2011) menyatakan
bahwa “Tepung, adalah gabungan dari lemak padat yang dingin dan air
yang sangat dingin yang merupakan komponen-komponen dasar dari
sebagian besar produk adonan.”
Dari dua sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa, tepung
merupakan komposisi dasar pada produk bakery dan pastry. Sebagian
besar tepung berasal dari bahan nabati, misalnya umbi-umbian dan
bijibijian. Dalam adonan, tepung berperan untuk membentuk tekstur,
memberikan cita rasa, mengikat bahan-bahan lain dan
mendistribusikannya secara merata.
a. Jenis-jenis tepung
Tepung terbagi atas berbagai jenis di antarnya, yaitu :
1) Tepung terigu
Jenis tepung yang satu ini tentu tidak asing lagi di dengar
dan termasuk dalam daftar jenis tepung yang selalu ada serta
sering kita gunakan di dapur. Tepung terigu ada 3 jenisnya :
a) Tepung terigu protein tinggi adalah tepung dengan kadar
glutennya tinggi dan mempunyai daya serap air yang tinggi,
elastis serta mudah di giling. Biasanya di gunakan untuk
9
membuat roti agar mengembang sempurna dan mie agar lebih
kenyal
b) Tepung terigu protein sedang adalah tepung dengan
kandungan glutennya sedang. Biasanya di sebut tepung terigu
serbaguna di karenakan dapat di pakai untuk membuat segala
jenis makanan serta membuat adonan fermentasi seperti donat,
bakpau, muffin, brownies, cake, bapel, panada dan onde-onde.
c) Tepung terigu protein rendah adalah tepung dengan
kandungan gluten yang rendah. Tepung terigu jenis ini
mempunyai daya serap air dan gula yang rendah, hasil adonan
tidak lunak dan sulit diuleni. Biasanya di gunakan untuk
membuat segala jenis kue kering agar kue kering yang di buat
memiliki tekstur yang renyah, serta pastel, gorengan, bakpau.
2) Tepung Panir
Tepung panir adalah jenis tepung yang terbuat dari remah-
remah roti dan memiliki tekstur yang kasar. Biasanya digunakan
untuk membuat tekstur hidangan menjadi lebih renyah dan
menjadi lebih cepat matang ketika digoreng tetapi tidak menyerap
banyak minyak seperti membuat nugget, kroket dan sebagainya.
Tepung panir biasanya digunakan untuk melapisi makanan
sebelum di goreng, dengan cara makanan dicelupkan ke dalam
bahan pencelup basah seperti telur yang di kocok lepas. Kemudian
baru dibalutkan ke dalam tepung panir hingga rata, lalu digoreng.
3) Tepung Pati Jagung
Tepung pati jagung terbuat dari sari pati biji jagung, dan di
Indonesia lebih populer dengan sebutan tepung maizena. Tepung
jagung biasanya digunakan sedikit saja pada adonan kue sebagai
campuran tepung terigu di dalamnya. Tepung maizena sendiri
berfungsi untuk merenyahkan kue kering, melembutkan tekstur
cake, mencegah penggumpalan pada gula halus, dan paling umum
sebagai bahan pengental sup, susu dan saus.
10
4) Tepung Beras dan Tepung Ketan
Tepung beras terbagi menjadi dua macam yaitu ada tepung
beras yang di buat dari beras putih biasa, dan ada yang terbuat
dari tepung beras ketan hitam atau ketan putih di sebut tepung
ketan. Tepung beras biasanya di gunakan untuk membuat aneka
kue jajanan pasar seperti kue nagasari, kue lapis dan sebagainya.
Atau sebagai pelapis gorengan agar lebih renyah. Serta tepung
beras dapat juga digunakan untuk pembuatan bihun. Tepung ketan
memiliki tekstur tepung yang hampir mirip dengan tepung beras
hanya lebih kenyal ketika sudah di olah.
5) Tepung Umbi
Tepung umbi terbuat dari bahan tepung yang berjenis umbi-
umbian seperti singkong, ubi ungu dan ubi ganyong. Biasanya
tepung umbi digunakan untuk membuat roti, cake atau kue kering
dan es krim.
6) Tepung Sagu
Terbuat dari sari pati batang pohon sagu, dan biasanya di
gunakan untuk membuat hidangan yang bersifat agak kenyal
seperti bakso, pempek, bika ambon dan lain-lain.
7) Tepung Hunkwe
Terbuat dari sari pati kacang hijau dan warnanya putih.
Biasanya di gunakan untuk membuat kue-kue tradisional yang
bertekstur lembut seperti kue nagasari, cendol dan kue cantik
manis.
8) Tepung Tapioka
Jenis tepung yang terbuat dari sari pati singkong atau ubi.
Biasanya di gunakan dalam pembuatan bakso.
11
b. Metode Pembuatan Tepung
Hampir semua tepung yang dijual mengunakan mesin dalam
pembuatannya. Alat tersebut sangat efisien dalam pembuatan tepung.
Tepung terigu diperoleh dari hasil penggilingan biji gandum yang
mengalami beberapa tahap pengolahan (Paul & Helen 1972).
Beberapa tahap proses pengolahan tersebut adalah tahap persiapan
dan tahap penggilingan.
Tahap persiapan meliputi proses cleaning (pembersihan),
dampening (pelembapan), dan conditioning (pengondisian). Pada
tahap cleaning, gandum dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti
debu, biji-biji lain selain gandum (seperti biji jagung, kedelai), kulit
gandum, batang gandum, batu-batuan, kerikil, logam, dan lainlain.
Kontaminan-kontaminan tersebut harus dipisahkan dari gandum
sebelum proses penggilingan. Penggunaan ayakan kasar dan magnet
dapat memisahkan benda-benda asing dan substansi logam yang
terdapat pada gandum. Kontaminan kecil memerlukan perlakuan
khusus untuk memisahkannya dari gandum. Gandum yang telah
dibersihkan mengalami proses selanjutnya yaitu proses dampening
dan conditioning.
Proses dampening adalah proses penambahan air agar
campuran gandum memiliki kadar air yang diinginkan. Proses
dampening tergantung pada kandungan air dari gandum, kepadatan,
dan kekerasan biji gandum. Setelah melalui proses dampening
selanjutnya gandum mengalami conditioning dengan menambahkan
air pada gandum dan didiamkan selama waktu tertentu agar air benar-
benar meresap. Tahap ini bertujuan untuk membuat kulit gandum
menjadi liat sehingga tidak hancur pada saat digiling dan dapat
mencapai kadar air tepung terigu yang diinginkan serta memudahkan
endosperma terlepas dari kulit dan melunakkan endosperma.
Tahap selanjutnya adalah tahap penggilingan yang meliputi
proses breaking, reduction, sizing, dan tailing. Prinsip proses
12
penggilingan adalah memisahkan endosperma dari lapisan sel aleuron
atau lapisan kulit. Diawali dengan proses breaking, endosperma
dihancurkan menjadi partikel-partikel dalam ukuran yang seragam
dalam bentuk bubuk seukuran tepung.
Tahap penggilingan selanjutnya adalah proses reduction, yaitu
endosperma yang sudah dihancurkan diperkecil lagi menjadi tepung
terigu, untuk selanjutnya diayak untuk dipisahkan dari bran dan
pollard. Selama proses penggilingan dihasilkan produk-produk
samping seperti dedak, pollard, pellet, dan tepung industri. Tujuan
dari tahap penggilingan ini untuk memperoleh hasil ekstraksi yang
tinggi dengan kualitas tepung yang baik. Proses tepung yang baik
umumnya menghasilkan 74-84% tepung terigu sedangkan bran dan
pollard kira-kira 20- 26%. Tepung hasil produksi dianalisis di
laboratorium kendali mutu untuk dianalisis kandungan-kandungan
dalam tepung terigu yang meliputi penetapan kadar air, kadar abu,
kadar protein, dan kadar gluten, uji warna, uji farinograph,
ekstensograph, alveograph, amylograph, serta analisis mikrobiologi.
c. Metode Pembuatan Tepung Kacang merah
Tahap pertama adalah pencucian dan perendaman selama 12
jam. Pencucian dilakukan secara berulang-ulang sampai kotoran yang
terapung diatas air tidak ada. Selanjutnya kacang merah yang telah
dicuci bersih direndam selama 12 jam. Perendaman diharapkan dapat
menurunkan kandungan zat anti gizi yang ada pada kacang merah.
Setelah perendaman, kemudian kacang merah ditiriskan.
Tahap kedua, pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran
selama 2 hari hingga benar-benar kering. Hal ini bertujuan untuk
mengeringkan serta mengurangi kadar air sampai kadar air tertentu.
Diharapkan pula perkembangan mikroba dan enzim-enzim penyebab
pembusukan dapat terhambat atau berhenti.
13
Tahap selanjutnya adalah penggilingan. Penggilingan berguna
untuk mendapatkan tepung kacang merah yang diinginkan. Untuk
memperoleh tepung yang halus. (Ekawati,1999
3. Tinjauan Umum Roti
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi
yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi
(pengembangan), dan pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang
dilaluinya membuat roti memiliki tekstur yang khas. Dilihat dari cara
pengolahan akhirnya, roti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti
yang dikukus, dipanggang, dan yang digoreng. Bakpao dan mantao
adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada merupakan roti yang
digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis, pita bread, dan
baquette adalah roti yang dipanggang (Sufi, 1999).
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung
terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang.
Roti beranekaragam jenisnya. Adapun penggolongannya berdasarkan
rasa, warna, nama daerah atau negara asal, nama bahan penyusun, dan
cara pengembangan. (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
a. Jenis-jenis Roti
Menurut Syarbini, 2013 pembedaan dari tipe jenis adonan dan
proses pembuatan ini, yang menjadikan produk bakery dapat di
golongkan dengan 5 klasifikasi besar :
1) Roti manis
Roti manis adalah jenis roti yang mempunyai cita rasa manis
yang menonjol serta bertekstur empuk (soft) dengan atau tanpa
isian. Roti manis ini di lihat dari adonannya termasuk dalam
kategori rich dough (adonan dengan kadar gula dan margarine
lebih dari 10%).
14
2) Roti tawar
Roti tawar adalah jenis roti yang umumnya memiliki warna
putih dengan kandungan gula dan lemak rata-rata di bawah 10 %
dan bertekstur empuk (soft).
3) Country bread / roti kontinental
Country bread / roti kontinental adalah jenis roti yang dibuat
dengan atau tanpa gula dan margarine di dalam resepnya. Jenis roti
ini merupakan jenis roti-roti eropa yang terbuat dari 5 bahan utama
: Tepung, yeast, garam, air dan atau tanpa improver. Contoh roti
jenis ini adalah : French bread, roll, cobburg, Vienna dan lain-
lainnya yang dikenal dengan istilah crusty bread. Tekstur kulit roti
biasanyan kering (garing) dan renyah (crispy).
4) Rye bread
Rye bread merupakan jenis roti bertekstur keras yang terbuat
dari tepung rye dengan proses fermentasi yang panjang (12-24
jam) dan biasanya ditambahkan asam dalam adonannya sehingga
dikenal dengan istilah sour dough. Roti jenis ini sangat terkenal di
dataran eropa terutama di jerman dan itali.
5) Whole wheat
Whole wheat adalah jenis roti terbuat dari biji gandum utuh
yang dipecah (whole wheat) atau dari campuran biji-bijian lain
seperti oat, barley dan biji bunga matahari
Dari penjelasan diatas, maka penulis akan menggunakan
Roti manis sebagai jenis roti yang akan diuji cobakan.
b. Bahan Utama Pembuatan Roti
Penggunaan bahan-bahan dalam pembuatan roti secara umum
terbagi menjadi 2 klasifikasi besar yaitu : Bahan utama dan bahan
tambahan. Untuk bahan utama untuk membuat roti adalah sebagai
berikut : (Farida, 2008)
1) Tepung
15
Jenis tepung yang digunakan dalam pembuatan roti adalah
tepung gandum, lebih sering disebut sebagai tepung terigu. Tepung
adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus
tergantung pemakaiannya biasanya digunakan untuk keperluan
penelitian, rumah tangga dan bahan baku industri.
Jenis-jenis tepung :
a) Hard flour (tepung terigu protein tinggi), dengan kandungan
protein 14%, cocok digunakan dalam adonan roti, donat, kue
sus, mie
b) Medium flour (tepung terigu protein tengah), dengan kandungan
protein 13% cocok digunakan untuk aneka cake dan pastry,
termasuk di dalamnya martabak manis, muffin.
c) Soft flour (tepung terigu protein rendah), dengan kandungan
protein 10, 5% - 11, 5%. Dipakai untuk kue kering, waffle,
crepes.
Dari beberapa jenis tepung diatas, penulis akan menggunkan
jenis tepung hard flour sebagai bahan prmbuatan Roti manis.
2) Yeast
Ragi adalah aspek terpenting yang bakal bikin adonan roti
anda mengembang. Memberikan ragi semakin banyak bakal bikin
adonan jadi lebih cepat mengembang. Tetapi memberikan ragi
sangat banyak pula bakal membuat rasa seperti bir dalam roti.
Jenis ragi yang paling banyak digunakan adalah jenis ragi
instan. Selain jenis ragi instan, terdapat juga jenis Active Dry Yeast,
merupakan tipe yang harus diaktifkan terlebih dahulu dengan
melarutkannya ke air hangat sebelumnya digabungkan kedalam
adonan. Biasanya kita bakal menjumpai ragi tipe ini dengan nama
dagang Gist, berupa butiran kecoklatan yang begitu keras.
3) Garam
Garam bertindak untuk menyetabilkan gluten serta sangat
mungkin toleransi yang tambah baik pada sistem fermentasi. Garam
16
otomatis juga mempengaruhi warna roti serta cake, ini lantaran
garam menghabat ragi mengkonsumsi gula yang ada di dala adonan.
Bila tidak ada garam yang ditambahkan kedalam adonan jadi
akhirnya kulit roti bakal pucat serta berlangsung pengerutan pada
roti. Di luar hal tersebut, garam juga memberi rasa pada roti yang
kita buat.
4) Air
Air berperan untuk mengaktifkan ragi/yeast serta bikin
beberapa bahan lain tercampur dengan baik. Memberikan air
semakin banyak bakal membuahkan adonan yang lengket, roti yang
lebih pipih dengan lubang-lubang. Sebaliknya, air yang sangat
sedikit bakal menghalangi roti untuk mengembang hingga bakal
membuahkan roti yang keras, kaku serta kering,
Sedangkan bahan tambahan yang digunakan dalam
pembuatan roti meliputi : susu, telur, lemak dan bread improver
1) Susu
Susu berfungsi memberi kontribusi pada kelembaban,
menambah rasa, tekstur dan kelunakan serta menunda basi pada roti
2) Telur
Telur merupakan salah satu bahan yang mempunyai peranan
penting terhadap pembuatan roti. Lemak dan protein yang
terkandung dalam kuning telur akan berpengaruh terhadap
kelembutan roti.
3) Lemak
Lemak dalah pelembut termasuk mentega, margarine dan
lainnya. Lemak digunakan untuk mencegah terjadinya kelengketan
dan menjadikan produk lebih lunak dan memudahkan
pemgembangan adonan.
4) Bread improver
Bread improver merupakan bahan yang digunakan dalam
pembuatan roti sebagai pengembang.
17
c. Metode-metode Pembuatan Roti
Menurut Amalia (2011), dalam industri roti dikenal beberapa
metode atau cara pembuatan roti, seperti :
1) No time dough
Dalam metode pembuatan roti ini, semua bahan diaduk
menjadi satu, kemudian difermentasikan secara cepat. Karena
dituntut proses yang cepat, maka diperlukan bahan tambahan yang
sifatnya membantu/memperbaiki tekstur roti yang dihasilkan.
Bahan tambahan roti yang digunakan berupa penguat dan
pelembut roti.
2) Rolling development (break roll method)
Metode pembuatan roti ini berasal dari Australia dan banyak
dipakai di Indonesia, industri roti skala kecil. Bahan dicampur
dengan mixer secukupnya, kemudian dibuat kalis melalui mesin
rolling. Hasil roti yang dihasilkan berteksture halus dan berpori
rapat. Namun juga diperlukan bahan tambahan untuk
menyempurnakan proses pembuatan rotinya.
3) Straight dough method
Dalam pembuatan roti metode ini, semua bahan diaduk
menjadi satu kemudian difermentasikan. Waktu fermentasi bisa
bervariasi antara 2-3 jam. Setelah fermentasi mencapai kira-kira
80% an, adonan dikempeskan. Kemudian dibulatkan kembali, dan
fermentasi dilanjutkan. Selanjutnya adonan dibentuk sesuai
peruntukannya. Roti yang dihasilkan dengan metode ini tidak
sehalus dan tidak sharum roti yang dihasilkan dengan metode
biang.
4) Sponge and dough method
Pembuatan roti metode biang ini, terdiri dari 12 kali
pencampuran dan 2 kali fermentasi. Sebagian bahan dicampur
membentuk biang (sponge) dan difermentasikan selama 3-6 jam.
Selanjutnya biang dicampur dengan bahan lainnya membentuk
18
adonan (dough). Setelah adonan kalis sempurna, adonan
difermentasikan dengan waktu yang lebih pendek (20-30 menit).
Roti yang dihasilkan dengan metode biang ini berteksture halus
dan harum.
5) Continuous mixing method
Dipakai di industri roti berskala besar, menggunakan biang
cair. Biang cair difermentasikan dalam tangki stainless steel
dalam suhu terkontrol selama beberapa jam. Biang cair ini
didinginkan hingga siap digunakana. Proses selanjutnya
pencampuran menjadi adonan dough tergantung dari masing-
masing industri.
Dari beberapa metode pembuatan roti diatas, maka penulis
akan menggunakan metode Sponge and dough method karena
metode ini menghasilkan roti yang berteksur halus dan harum.
d. Karakteristik Mutu Roti Manis
Menurut Syarbini (2014), adapun karakteristik mutu Roti Manis
yang baik adalah sebagai berikut:
1. Pori-pori (grain). Pori-pori roti dan area di sekitarnya terbentuk
dari jaringan gluten yang terdapat dalam tepung terigu. Struktur
pori-pori roti sangat bervariasi serta tergantung dari roti yang di
buat. Tidak ada standarisasi dalam penilaian pori-pori roti.
Umumnya struktur pori-pori roti harus memiliki bentuk yang
seragam dengan dinding sel yang tipis.
2. Warna pori-pori ( color of crumb). Warna pori-pori tidak ada
standard yang ditetapkan, namun pada umumnya warna pori-pori
roti yang di harapkan harus berwarna cerah atau “bright”. Warna
permukaan pori-pori seharusnya seragam tanpa adanya bercak-
bercak berwarna gelap atau bergaris-garis.
3. Aroma. Aroma dapat di nilai dengan menggunakan indra
penciuman. Aroma roti dapat di kenali dengan aroma yang manis,
19
khas roti (fresh), berbau asam, berbau logam atau berbau jamur .
Roti yang baik di harapkan memiliki aroma yang enak, berbau
khas gandum atau berbau khas biji-bijan atau kacang-kacangan.
4. Rasa (taste). Kualitas roti yang baik harus memiliki rasa roti yang
khas (fresh) dan enak
5. Texture. Tekstur roti dapat di nilai dengan menggunakan indra
perabaan. Tekstur roti yang ideal harus memiliki tekstur yang
halus, kemampuan kembali pada kondisi semula saat di tekan dan
tidak mudah menggumpal.
20
e. Resep Acuan
Berikut adalah resep acuan yang akan digunakan
Tabel 2.2 Resep Acuan
No Bahan-bahan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Bahan biang (A) :
Tepung terigu protein tinggi
Yeast
Gula pasir
Air es
Bahan B :
Tepung terigu protein tinggi
Yeast
Susu bubuk
Gula pasir
Air es
Bahan C :
Garam
Margarin
375 g
4 g
18 g
225 ml
287,5 g
8 g
80 g
150 g
105 ml
9 g
105 g
Cara membuat
1. Masukan bahan A aduk hingga tercampur rata (3 menit)
2. Diamkan adonan A selama 2 jam (untuk mengembangkan
adonan biang agar terbentuk bau, rasa dan struktur adonan yang
lunak)
3.Masukan tepung, yeast, susu bubuk, gula pasir dan air es
kedalam adonan A. aduk hingga setengah kalis.
4. Lalu tambahkan garam dan margarin. Aduk hingga kalis
5. Timbang adonan @50gr , bulatkan
6. Diamkan selama 20 menit
7. Olesi permukaan roti dengan menggunakan kuning telur+susu
8. Oven selama 20-35 menit dengan suhu 180ºc
Sumber: Hotel Pacific (2016)
21
4. Uji Organoleptik
a. Pengertian Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan pengujian berdasarkan tingkat
kesukaan. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting karena
berkaitan dengan selera konsumen. Biasanya konsumen memilih
melalui penampilan secara fisik yang meliputi rasa, warna, tekstur
dan aroma. Karena berkaitan dengan selera konsumen uji
organoleptik dilakukan oleh penalis, dari berbagai kalangan.
Parameter yang digunakan adalah : sifat, fisik. Menurut Winarno
(1995) dalam menentukan rasa suatu makanan diperlukan penunjang
lain diantaranya adalah penciuman.
b. Syarat Uji Organoleptik
Syarat agar dapat disebut uji organoleptik adalah sebagai
berikut :
a) Ada contoh yang diuji yaitu benda perangsang.
b) Ada panelis sebagai pemroses respon.
c) Ada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan,
tanpa penalaran, imaginasi, asosiasi, ilusi, atau meniru orang yang
lain. (Wikipedia bahasa indonesia, ensklopedia bebas, 2015).
c. Tujuan Uji Organoleptik
Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan
selera. Setiap orang di setiap daerah yang memiliki kecenderungan
selera tertentu sehingga produk yang akan dipasarkan harus
disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Selain itu
disesuaikan pula dengan target konsumen, apakah anak – anak atau
orang dewasa. Tujuan organoleptik adalah untuk :
a) Pengembangan produk dan perluasan pasar.
b) Pengawasan mutu, meliputi bahan mentah, produk, dan komoditas.
c) Perbaikan produk.
22
d) Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing.
e) Evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru
d. Hal – Hal yang Tercakup dalam Pengujian Organoleptik
1) Panelis
Untuk penilaian mutu atau analisa sifat – sifat sensorik suatu
komoditi panel bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel
adalah suatu atau sekelompok orang yang bertugas untuk menilai
sifat atau mutu benda berdasarkan kesan yang subyektif. Jadi
penilaian makanan secara panel adalah berdasarkan kesan
subyektif dari para panelis dengan prosedur sensorik tertentu yang
harus diturti. Dalam penilaian organoleptik dikenal beberapa
macam panel. Penggunaan panel-panel ini dapat berbeda
tergantung dari tujuannya. Ada 6 macam panel yang biasa
digunakan, yaitu:
a) Pencicip perorangan (individual expert)
b) Panel pencicip terbatas (small expert panel).
c) Panel terlatih (trained panel).
d) Panel takterlatih (untrained panel).
e) Panel agak terlatih.
f) Panel konsumen (consumer panel).
Dalam penilaian organoleptik seorang panelis membutuhkan
indra yang berguna dalam menilai sifat indrawi suatu produk
yaitu:
a) Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap,
viskoditas, ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat
jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
b) Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan
konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen
penyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat
23
diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan
konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.
c) Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu
indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau
busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami
kerusakan.
d) Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa , maka rasa manis
dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin
pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan
rasa pahit pada bagian belakang lidah.
2) Laboratorium Penilaian Organoleptik
Laboratorium penilaian organoleptik adalah suatu
laboratorium yang menggunakan manusia sebagai alat pengukur
berdasarkan kemampuan penginderaannya. Laboratorium ini perlu
persyaratan tertentu agar diperoleh reaksi kejiwaan yang jujur dan
murni tanpa pengaruh faktor-faktor lain.
a) Unsur-Unsur Penting dalam Laboratorium Penilaian
Organoleptik
(1) Suasana : meliputi kebersihan, ketenangan, menyenangkan,
kerapihan, teratur serta cara penyajian yang estetis.
(2) Ruang : meliputi ruang penyiapan sampel / dapur, ruang
pencicipan, ruang tunggu para panelis dan ruang
pertemuan para panelis
(3) Peralatan dan Sarana : meliputi alat penyiapan sampel, alat
penyajian sampel, dan alat komunikasi (sistem lampu,
format isian, format instruksi, alat tulis).
b) Persayaratan Laboratorium Penilaian Organoleptik
Untuk menjamin suasana tenang seperti tersebut di atas
diperlukan persyaratan persyaratan khusus di dalam
laboratorium.
24
(1) Isolasi : agar tenang maka laboratorium harus terpisah dari
ruang lain atau kegiatan lain,pengadaan suasana santai di
ruang tunggu, dan tiap anggota perlu bilik pencicip
tersendiri
(2) Kedap Suara : bilik pencicip harus kedap suara,
laboratorium harus dibangun jauh dari keramaian
(3) Kadar Bau : ruang penilaian harus bebas bau-bauan asing
dari luar (bebas bau parfum/rokok panelis), jauh dari
pembuangan kotoran dan ruang pengolahan.
(4) Suhu dan Kelembaban : suhu ruang harus dibuat tetap
seperti suhu kamar (20-250C) dan kelembaban diataur
sekitar 60%.
(5) Cahaya : cahaya dalam ruang tidak terlalu kuat dan tidak
terlalu redup.
e. Metode Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik mempunyai bermacam – macam cara.
Cara-cara pengujian itu dapat digolongkan dalam beberapa kelompok
1) Pengujian Pembedaan
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah
ada pembedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh.
Meskipun dalam pengujian dapat saja sejumlah contoh dijadikan
bersama tetapi untuk melaksanakan pembedaan selalu ada dua
contoh yang dapat dipertentangkan.
Uji – uji digunakan untuk menilai pengaruh macam – macam
perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan
bagi industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau
persamaan antara dua produk dari komiditi yang sama. Yang
terakhir ini terutama dari segi konsumen. Macam – macam uji
pembedaan sebagai berikut :
25
(1) Uji Pasangan
Dalam pengujian dengan uji pasangan, dua contoh
disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode
berlainan. Masing-masing anggota panel diminta untuk
menyatakan ada atau tidak ada perbedaan dalam sifat yang
diujikan. Agar pengujian ini efektif, sifat atau kreteria yang
dujikan harus jelas dan dipahami panelis.
(2) Uji Segitiga
Uji segitiga digunakan utuk mendeteksi perbedaan yang
kecil. Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka
dari pada uji pasangan. Uji mula – mula diperkenalkan oleh 2
ahli statistik Denmark pada tahun 1946. Dalam pengujian ini
kepada masing – masing penelis disajikan secara acak 3 contoh
berkode. Pengujian ketiga contoh itu biasanya dilakukan
bersamaan tetapi dapat pula berurutan. Panelis diminta memilih
satu diantara 3 contoh yang berbeda dari 2 yang lain. Dalam uji
ini tidak ada contoh baku atau pembanding.
(3) Uji Dua – Trio
Uji ini seperti halnya pada uji segitiga, tiap – tiap
anggota panel disajikan 3 contoh , 2 contoh dari bahan yang
sama dan contoh ketiga dari bahan yang lain. Bedanya ialah
bahwa salah satu dari dua contoh yang sama dicicip atau
dikenali dulu dan dianggap sebagai cotoh baku, sedangkan
kedua contoh lainnya kemudian. Dalam penyuguhannya ketiga
contoh itu dapat diberikan bersamaan.
(4) Uji Pembanding Ganda (Dual Standards)
Uji pembanding ganda juga disebut dual standards.
Bentuk pengujian pembanding ganda menyerupai uji duo-trio.
Jika pada uji dua – trio digunakan satu contoh baku sebagai
pembanding, maka pada uji pembanding ganda digunakan dua
contoh baku sebagai pembanding yaitu A dan B.
26
(5) Uji Pembanding Jamak
Uji pembanding jamak juga disebut multiple
standards. Dalam uji pembanding jamak digunakan 3 atau
lebih contoh pembanding. Contoh – contoh pembanding itu
biasanya mempunyai kesamaan sifat atau hanya berbeda kecil
dalam tingkat.
(6) Uji Rangsangan Tunggal (Single Stimulus)
Uji rangsangan tunggal juga disebut uji A dan bukan
A. Uji ini kembangkan di Universitas Brown. Pengertian
contoh bukan A ialah semua contoh yang tidak mempunyai
sifat – sifat sensorik seperti yang dispesifikasikan dengan
contoh A. Contoh A dapat pula diganti dengan contoh B yaitu
dengan sifat sensorik tertentu atau yang lebih dispesifikasi
tetapi berbeda dengan contoh A.
(7) Uji Tunggal atau monadik.
Uji tunggal juga disebut uji monadik. Uji ini terutama
diperuntukkan bagi komoditi atau contoh yang mempunyai
kesan kemudian (after taste) yang kuat. Bahan – bahan contoh
demikian jika disajikan dalam jumlah banyak dan bersamaan
waktunya, contoh yang satu akan mempengaruhi penilaian
contoh berikutnya.
2) Uji Penerimaan
Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan
suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang
menyenangi. Jika pada uji pembedaan panelis menggemukakan
kesan akan adanya perbedaan tanpa disertai senang atau tidak,
maka pada uji penerimaan, panelis mengemukakan tanggapan
pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau
tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensorik atau
27
kualitas yang dinilai. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai
macam – macam uji penerimaan sebagai berikut :
(1) Uji kesukaan
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Dalam uji
hedonik, panelis diminta untuk menyatakan tentang
kesukaan atau ketidaksukaan. Tingkat – tingkat kesukaaan
ini disebut skala hedonik. Skala hedonik dapat direntangkan
atau diciutkan menurut skala yang dikehendakinnya
(2) Uji Mutu Hedonik
Berbeda dengan uji kesukaan, uji mutu hedonik
tidak menyatakan suka atau tidak suka, melainkan
menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik –
buruk ini disebut kesan mutu hedonik. Kesan mutu hedonik
lebih spesifik daripada sekedar kesan suka atau tidak suka.
Rentangkan skala hedonik berkisar dari ekstrim baik sampai
ke ekstrim jelek.
3) Uji Skalar
Jika pada uji – uji organoleptik terdahulu tidak langsung
menyangkut suatu besaran, maka pada uji scalar panelis diminta
menyatakan besaran kesan yang diperolehnya. Besaran itu dapat
dinyatakan dalam bentuk besaran scalar atau dalam bentuk skala
numerik. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai jenis – jenis Uji
Skalar sebagai berikut :
(1) Uji Skalar Garis
Bentuk garis harus berubah adalah bentuk yang
paling biasa dalam menyatakan besaran scalar. Garis itu
mempunyai titik pangkal dan mempunyai arah. Sepanjang
garis itu skala dengan jarak yang sama. Arah scalar dapat
satu maupun dua.
28
(2) Uji Skor
Uji skor disebut pemberian skor atau scoring.
Pembelian skor ialah memberikan angka nilai atau
menempatkan nilai mutu sensorik terhadap bahan yang diuji
pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Tingkat skala
mutu ini dapat dinyatakan dalam ungkapan – ungkapan
skala mutu yang sudah menjadi baku.
(3) Uji Perbandingan Pasangan
Uji perbandingan pasangan juga disebut paired
comparison. Uji ini hampir menyerupai uji pasangan.
Bedanya terletak pada pertanyaan, Jika pada uji pasangan
dinyatakan ada atau tidak adanya perbedaan, maka pada uji
perbandingan pasangan pertanyaan itu dapat ditambahkan
lagi “mana yang lebih” dari dua contoh yang diuji.
Kelebihan ini dapat berarti lebih baik, dapat pula lebih
buruk.
(4) Uji Perbandingan Jamak
Uji perbandingan jamak juga disebut multiple
comparison. Uji ini prinsipnya hampir sama dengan uji
perbandingan pasangan. Jika pada uji perbandingan
pasangan hanya dua contoh disajikan, maka pada uji
perbandingan jamak banyak contoh, yaitu tiga atau lebih
contoh disuguhkan secara bersamaan.
(5) Uji Perjenjangan
Uji perjenjangan juga disebut uji pengurutan atau
ranking. Dalam uji ini panelis diminta membuat urutan
contoh – contoh yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu
sensorik. Dalam urutan jenjang ini, jarak antara jenjang ke
atas dan kebawah tidak harus sama.
29
4) Pengujian Deskripsi
Pada uji – uji sebelumnya, penilaian sensorik didasarkan
pada sifat sensorik. Penilaian ini juga disebut penilaian satu
dimensi. Mutu suatu komoditi pada umumnya ditentukan oleh
beberapa sifat sensorik. Pengujian deskripsi merupakan penilain
sensorik yang berdasarkan sifat – sifat sensorik yang lebih
kompleks, meliputi banyak sifat sensorik.
f. Beberapa Masalah yang Memerlukan Pemecahan Segi
Organoleptik
1) Pengembangan Produk
Suatu produk baru yang maupun yang tiruan (imitasi)
secara umum perlu diketahui aseptabilitasnya. Untuk itu dapat
dilakukan uji hedonik dan uji pembedaan.
2) Perbaikan Produk
Perbaikan produk dapat dikur secara obyektif maupun
subyektif atau secara organoleptik. Dalam uji ini perlu diketahui :
apakah produk baru berbeda dan lebih dari produk lama? Apakah
produk baru lebih disukai dari produk lama?
3) Penyesuaian Proses
Termasuk dalam penyesuaian proses ialah penggunaan alat
baru, pemakaian bahan baru dan perbaikan proses. Tujuannya
untuk efisiensi atau menekan biaya pengolahan tanpa
mempengaruhi mutu. Jadi uji yang digunakan adalah uji
pembedaan, uji skalar ataupun uji hedonik.
4) Mempertahankan Mutu
Masalah yang sangat penting dalam industri adalah
mempertahankan mutu dan keseragaman mutu. Agar hal tersebut
dapat dicapai maka perlu diperhatikan pengadaan bahan mentah,
pengolahan/ produksi dan pemasaran. Uji yang digunakan adalah :
Uji pembedaan, uji skalar ataupun uji hedonik.
30
5) Uji Simpan
Selama penyimpanan atau pemasaran produk akan
mengalami penurunan mutu akan perlu dilakukan pengujian. Hasil
uji ini sekaligus dapat menetapkan umur simpan. Uji yang
dilakukan adalah uji pembedaan, uji skalar, uji hedonik, dan uji
diskripsi.
6) Pengkelasan Mutu
Dalam pengkelasan mutu perlu dilakukan sortasi yang
teliti menurut kriteria baku dan spesifikasi baku yang ditetapkan.
Uji yang dipakai adalah uji skalar.
7) Pemilihan Produk atau Bahan Terbaik
Untuk keperluan suatu proses perusahaan perlu memilih
salah satu atau lebih bahan sejenis (varietas tertentu), maka uji
yang dilakukan meliputi uji pembedaan, uji penjenjangan, uji
skalar dan uji diskrpsi.
8) Uji Pemasaran
Uji pemasaran tidak dilakukan didalam laboratorium
melainkan di tempat umm, di pasar atau di toko. Untuk itu
digunakan uji pembedaan sederhana dan uji hedonik.
9) Kesukaan Konsumen
Diantara beberapa produk yang sama, ingin diketahui
produk mana yang paling disukai. Uji organoleptik yang
digunakan adalah uji hedonik.
10) Seleksi Panelis
Uji organoleptik yang banyak digunakan untuk memilih
anggota sampel adalah uji pembedaan, uji skalar dan uji diskripsi.
31
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Erna Sulistyowati (2013) yang berjudul “Pengaruh penambahan
tepung kacang merah pada pembuatan mie basah terhadap komposisi
proksimat dan daya terima” menjelaskan bahwa Pembuatan mie basah
dapat dilakukan dengan pencampuran tepung terigu dan tepung lainnya.
Tepung kacang merah dijadikan pensubstitusi tepung terigu karena
kandungan protein lebih tinggi dari tepung terigu yaitu 22,95%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan mie basah terhadap
komposisi proksimat dan daya terima.
Metode Penelitian : Rancangan penelitian yang digunakan adalah
rancangan acak lengkap yaitu penggunaan empat variasi penambahan (0%,
10%, 20%, dan 30%). Data komposisi proksimat dan daya terima
dianalisis menggunakan uji statistik one way anova dan dilanjutkan uji
DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
penambahan tepung kacang merah terhadap kadar air, kadar lemak dan
kadar protein mie basah. Semakin banyak penambahan tepung kacang
merah maka semakin meningkat kadar air mie basah yang dihasilkan.
Kadar lemak terendah pada mie basah dengan penambahan tepung kacang
merah 20% sebesar 3,75%. Sedangkan, kadar lemak tertinggi pada mie
basah dengan penambahan tepung kacang merah 0% (kontrol) sebesar
9,84%.
Semakin banyak penambahan tepung kacang merah maka semakin
tinggi kadar protein mie basah yang dihasilkan. Tidak ada pengaruh
penambahan tepung kacang merah terhadap kadar abu mie basah. Kadar
karbohidrat (by difference) yang tertinggi pada mie basah dengan
penambahan tepung kacang merah 0% sebesar 43,85% dan kadar
karbohidrat terendah pada mie basah dengan penambahan tepung kacang
merah 30% sebesar 22,22%.Ada pengaruh penambahan tepung kacang
merah terhadap daya terima mie basah. Berdasarkan warna, aroma, rasa,
32
tekstur, dan kesukaan keseluruhan penambahan yang disukai panelis
adalah penambahan tepung kacang merah 0% dan 20%.
2. Penelitian Vernawati (2015) yang berjudul “Pengaruh subtitusi tepung
kacang merah terhadap kualitas pie” menjelaskan bahwa terdapat
pengaruh pada kedua perlakuan. Pada kualitas warna, kulit pie yang
dihasilkan bewarna kurang kuning keemasan. Pada kualitas aroma (harum
butter), kulit pie yang dihasilkan beraroma cukup harum butter. Sedangkan
pada kualitas aroma (kacang merah), kulit pie yang dihasilkan cukup
beraroma kacang merah. Pada kualitas tekstur, kulit pie yang dihasilkan
bertekstur rapuh. Pada kualitas rasa (gurih) dan rasa (kacang merah), kulit
pie yang dihasilkan berasa gurih dan cukup berasa kacang merah.
Berdasarkan uji hedonik, panelis lebih menyukai substitusi 25% dari pada
50%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh substitusi
tepung kacang merah 25% dan 50% dari jumlah terigu yang digunakan
terhadap kualitas, warna, aroma, rasa, dan tekstur dari kulit pie, serta untuk
menganalisa perbedaan pengaruh substitusi tepung kacang merah 25% dan
50% dari jumlah terigu yang digunakan terhadap kualitas warna, aroma,
rasa, dan tekstur dari kulit pie
Menggunakan metode eksperimen murni (true eksperiment) yaitu
metode percobaan lansung tentang pengaruh substitusi tepung kacang
merah terhadap kualitas kulit pie.
3. Penelitian Tiara Niken Ayuningrum (2015) yang berjudul “pembuatan
roti tawar dari tepung singkong dan tepung kedelai”. Roti merupakan salah
satu makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Bahan baku roti adalah tepung terigu yang terbuat dari gandum yang
belum dibudidayakan di Indonesia. Oleh karena itu, melalui penelitian ini
diharapkan tepung terigu dapat disubstitusi dengan tepung singkong yang
mudah dibudidayakan di Indonesia. Untuk menambah nilai gizi dari roti
yang dihasilkan, tepung singkong dicampurkan dengan tepung kedelai
yang memiliki kadar protein tinggi.
33
Tujuan dari penelitian ini adalah mensubstitusikan tepung terigu
dengan tepung singkong dan tepung kedelai dalam pembuatan roti tawar.
Manfaat penelitian ini adalah memberi pengetahuan mengenai kondisi
optimum pembuatan roti tawar dengan memanfaatkan potensi lokal tepung
singkong dan dengan tambahan nilai gizi dari tepung kedelai.
Metodologi penelitian meliputi analisa aktivitas ragi serta analisis
protein dan kadar air dalam masing-masing jenis tepung. Percobaan utama
dilakukan dengan menggunakan variasi rasio massa tepung singkong dan
tepung kedelai, jumlah gluten, dan ragi Saccharomyces cerevisiae.
Pengolahan data untuk pengaruh jumlah tepung kedelai dan singkong
terhadap karakteristik roti tawar dilakukan dengan rancangan percobaan.
Kesimpulan yang diperoleh adalah dari segi nutrisi, tepung singkong dan
tepung kedelai dapat mensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan roti.
Tetapi dari segi daya mengembang serta rasa, tepung singkong dan tepung
kedelai tidak dapat sepenuhnya mensubstitusi tepung terigu. Jaringan yang
terbentuk dalam adonan tidak dapat menahan gas CO2 yang terbentuk
selama fermentasi sehingga adonan tidak dapat mengembang. Variasi
optimal dalam pembuatan roti tawar adalah rasio tepung singkong : tepung
kedelai 3 : 1 dengan persentase gluten 15%
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir memiliki tujuan agar selama penelitian berlangsung
tetap menggunakan dasar penelitian yang telah dibuat. Terkait dengan judul
yang dibuat yaitu “Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris
L.) dalam Pembuatan Roti Manis’ maka disusunlah kerangka berfikir bahwa
tepung kacang merah dapat digunakan sebagai bahan penambahan dalam
pembuatan roti manis yang mana selama ini pemanfaatan kacang merah
hanya sebatas menjadi bubur, sup dan selai manis sebagai pengisi beberapa
kue seperti bakpai, kue bulan, kue moci, kue dorayaki, dan lain-lain.
Tujuan dari penelitian penambahan tepung kacang merah dalam
pembuatan roti manis salah satunya ialah untuk mengetahui bahwa tepung
34
kacang merah dapat diolah menjadi bahan penambahan dalam pembuatan roti
manis.
Dalam proses pembuatannya, penulis memulai penelitian dengan
percobaan pembuatan tepung kacang merah. Tepung kacang merah tersebut
kemudian digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan roti manis.
Penulis kemudian melakukan penelitian terhadap tingkat kesukaan
konsumen serta mutu terhadap roti manis dengan penambahan tepung kacang
merah melalui kuesioner. Data kuesioner yang telah didapat kemudian diolah
untuk mendapat kesimpulan mengenai tingkat kesukaan konsumen serta
mutu terhadap roti manis dengan penambahan tepung kacang merah.
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir, 2017
Pembuatan tepung kacang merah
Penggunaan tepung kacang merah pada
produk roti manis
Memperoleh formula roti manis
Pembuatan produk roti manis
Uji hedonik
Mengetahui hasil uji hedonik
Uji mutu hedonik
Mengetahui hasil uji mutu hedonik
35
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen
di Bidang Tata Boga. Menurut Sugiyono (2012) penelitian eksperimen
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
2. Penelitian Lanjutan
Jenis penelitian lanjutan yang penulis pakai adalah uji organoleptik
yakni uji penerimaan. Uji organoleptik adalah uji yang menggunakan
indera, baik indera penglihatan, indera pencicipan, indera pembauan, dan
indera perabaan. Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan
suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan oramg
menyenangi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2017.
Berempat di rumah peneliti di jalan gunung 4 RT 42 No 03 Balikpapan
Barat.
2. Penelitian Lanjutan
Waktu penelitian lanjutan dimulai dari tanggal 20 Juli 2017 sampai
dengan 2 Agustus 2017. Penulis melakukan penelitian akhir yang berupa
produk akhir roti manis dan pengujian organoleptik. Tempat penelitian
dilaksanakan di Politeknik Negeri Balikpapan yang tepatnya berada di Jl.
Soekarno Hatta km 8.
36
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012), menyatakan wilayah generalisasi terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan katarekteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
a. Populasi penelitian pendahuluan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kacang merah di
pasar Pandan sari Balikpapan Barat.
b. Populasi penelitian lanjutan
Populasi dalam penelitian lanjutan ini adalah mahasiswa jurusan
Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan angkatan tahun 2015 yang
berjumlah 55 Mahasiswa.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti
melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti
ingin meneliti tentang populasi tersebut dan peneliti memeiliki
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik
pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti.
Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representatif bagi
populasi tersebut.
a. Penelitian Pendahuluan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel kacang merah
sebanyak 1 kg dengan karakteristik sebagai berikut: tidak berulat, tidak
berjamur, butir-butirannya tidak melekat satu dengan yang lain, dan
baunya tidak langu.
b. Penelitian Lanjutan
Sampel dalam penelitian lanjutan ini disebut juga dengan istilah
panelis. Adapun panelis yang di ambil adalah panelis agak terlatih
37
yaitu Mahasiswa Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan angkatan
2015 sebanyak 25 mahasiswa.
3. Teknik sampling
1. Penelitian Pendahuluan
Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono
2012). Teknik pengambilan sampel yang penulis lalukan yaitu penulis
mendapatkan sampel dengan cara membeli di pasar Pandan Sari
dengan harga Rp. 28.000/kg . Cuci bersih kacang merah, rendam
kacang merah tiriskan lalu jemur hingga benar-benar kering, haluskan
lalu ayak. Kacang merah yang telah dihaluskan akan dijadikan bahan
tambahan dalam pembuatan Roti manis.
2. Penelitian Lanjutan
Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah teknik
purposive. Teknik purposive merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu, untuk menguji dan menilai dari tingkat
kesukaan produk. Penulis memilih panelis dari 25 mahasiswa
Politeknik Negeri Balikpapan Jurusan Tata Boga angkatan tahun 2015
sebagai panelis yang akan diberikan lembar uji hedonik dan uji mutu
hedonik untuk memberikan penilain tingkat kesukaan dari segi rasa,
aroma, tekstur dan warna dari Roti manis.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
adalah teknik mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan
berbagai macam material contohnya yang ada di perpustakaan, seperti
dokumen, buku, catatan, majalah, kisah sejarah dan pendukung lainya
seperti dari internet.
38
b. Eksperimen
Pada penelitian pendahuluan dengan melakukan beberapa
percobaan untuk mendapatkan formula roti manis yang tepat untuk
menghasilkan suatu produk yang layak yang selanjutnya disebarkan
kepada panelis untuk mengetahui uji hedonik dan mutu hedonik.
c. Observasi
Penulis melakukan pengamatan di pasar untuk meninjau bahan
baku agar mudah diperoleh. Lalu pengamatan berlanjut pada proses
pembuatan produk roti manis tepung kacang merah sampai tahap
akhir..
d. Dokumentasi
Dokumentasi melalui gambar-gambar maupun foto yang penulis
ambil sendiri, untuk memperlihatkan data bahan dan peralatan apa saja
yang digunakan dalam penelitian ini, mengetahui proses pembuatan
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah dan hasil akhir
produk roti manis.
e. Kuesioner
Kuesioner yang penulis lakukan yaitu memberikan lembar
kuesioner kepada responden berupa pertanyaan-pertanyaan tentang
produk yang akan penulis buat dengan opsi jawaban yang tersedia
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil uji hedonik dan mutu hedonik
yang dibutuhkan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian pendahuluan peralatan yang digunakan dalam
pembuatan roti manis dengan penambahan tepung kacang merah antara
lain yaitu:
1) Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menimbang
sehingga menghasilkan timbangan yang tpat. Fungsi timbangan disini
39
adalah untuk menimbang bahan-bahan pembuatan Roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah.
2) Gelas ukur
Gelas ukur adalah sejenis gelas yang terbuat dari plastik yang
mempunyai ukuran pada dindingnya. Fungsi gelas ukur disini adalah
untuk mengukur air yang akan digunakan dalam pembuatan Roti manis
dengan penambahan tepung kacang merah.
3) Bowl
Bowl adalah alat yang digunakan untuk meletakkan bahan-
bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Roti manis tepung kacang
merah yang sudah ditimbang. Selain itu bowl juga digunakan untuk
tempat mengaduk Roti manis.
4) Mixer
Mixer adalah alat pengaduk yang menggunakan energi listrik.
Mixer disini berfungsi sebagai alat untuk mengaduk bahan-bahan yang
sudah ditimbang menjadi adonan roti manis.
5) Oven
Oven adalah alat yang digunakan untuk memanggang roti manis.
6) Sendok makan
Sendok makan adalh alat yang digunakan untuk menuangkan
bahan-bahan pada saat akan ditimbang. Sendok makan yang digunakan
harus dalam keadaan bersih dan kering.
8) Blender
Blender digunakan saat penelitian untuk menghaluskan kacang
merah yang sudah dikeringkan
9) Saringan tepung
Dalam akttifitas penelitian ini penulis menggunakan saringan
untuk mengayak tepung yang telah dihaluskan.
40
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian pendahuluan
pembuatan roti manis dengan penambahan tepung kacang merah yaitu :
a. Tepung Kacang merah
Tepung kacang merah yang digunakan merupakan hasil dari kacang
merah yang dihancurkan halus hingga menjadi tepung sebagai
penambahan pada roti manis.
b. Tepung Terigu
Digunakan sebagai pembentuk struktur dan tekstur roti manis,
pengikat bahan-bahan lain dan mendistribusikannya secara merata,
serta berperan dalam membentuk cita rasa.
c. Ragi
Ragi juga membuat adonan menjadi elastis dan lekat sehingga
menaikkan rasa dan aroma roti.
d. Gula Pasir
Berfungsi sebagai energi bagi ragi untuk memulai aktivitasnya
sehingga proses pengembangan menjadi lebih cepat, memberi rasa
manis, membuat roti lebih empuk dan memberi warna kulit roti dengan
proses karamelisasinya.
e. Telur
Digunakan untuk meningkatkan rasa, tekstur, cita rasa dan
meningkatkan keempukan roti manis.
f. Susu Bubuk
Membuat struktur roti makin kokoh, kuat dan stabil serta
menaikkan rasa dan nilai gizi.
g. Air
Untuk membantu melarutkan dan membagi ragi ke seluruh bagian
tepung dan untuk pembentukan gluten.
h. Mentega
Berguna untuk menambah cita rasa, memberi warna cerah dan
membuat roti lebih tahan lama.
41
i. Garam
Berfungsi memberi aroma dan rasa, mengatur kadar peragian dan
memutihkan warna roti.
Dalam penelitian lanjutan, penulis menggunakan instrumen
penelitian untuk mengetahui tingkat konsumen terhadap sifat organoleptik
yang meliputi aspek warna, rasa, tekstur, dan aroma yaitu lembar uji
hedonik dan mutu hedonik. Jenis skala hedonik yang digunakan adalah
rentang skala 5 tingkat. Dimana nilai untuk menyatakan tingkat kesukaan
dan mutu pada produk, diberikan dengan kriteria sebagai berikut :
42
Tabel 3.1 Skala Hedonik dan Skala Numerik
No Kriteria Yang
Diuji
Skala Hedonik Skala
Numerik
1 Warna Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
5
4
3
2
1
2 Tekstur Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
5
4
3
2
1
3 Aroma Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
5
4
3
2
1
4 Rasa Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
5
4
3
2
1
43
Tabel 3.2 Skala Mutu Hedonik dan Skala Numerik
No Kriteria Yang
Diuji
Skala Hedonik Skala
Numerik
1 Warna Sangat Menarik
Menarik
Agak Menarik
Tidak Menarik
Sangat Tidak menarik
5
4
3
2
1
2 Tekstur Sangat Empuk
Empuk
Agak Empuk
Tidak Empuk
Sangat Tidak Empuk
5
4
3
2
1
3 Aroma Sangat Beraroma Kacang Merah
Beraroma Kacang Merah
Agak Beraroma Kacang Merah
Tidak Beraroma Kacang Merah
Sangat Tidak Beraroma Kacang Merah
5
4
3
2
1
4 Rasa Sangat Manis
Manis
Agak Manis
Tidak Manis
Sangat Tidak Manis
5
4
3
2
1
44
Tabel 3.3 Lembar Uji Hedonik
Nama Panelis :
Tanggal :
Kelas :
Berilah tanda ( ) pada jawaban pertanyaan untuk setiap sampel yang diajukan
terhadap produk roti manis dengan penambahan tepung kacag merah sebagai
berikut :
No. Aspek Penelitian Skala Hedonik Kode Sampel
F1 F2 F3
1. Bagaimana tingkat
kesukaan warna
dari roti manis
dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
2. Bagaimana tingkat
kesukaan tekstur
dari roti manis
dengan
penambahan
kacang merah?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
3. Bagaimana tingkat
kesukaan aroma
dari roti manis
dengan
penambahan
kacang merah?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
4. Bagaimana tingkat
kesukaan rasa
dari roti manis
dengan
penambahan
tepung kacang
merah ?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
45
Tabel 3.4 Lembar Uji Mutu Hedonik
Nama Panelis :
Tanggal :
Kelas :
Berilah tanda ( ) pada jawaban pertanyaan untuk setiap sampel yang diajukan
terhadap produk dinner roll dengan penambahan tepung tempe sebagai berikut :
No. Aspek Penelitian Skala Hedonik Kode Sampel
F1 F2 F3
1. Bagaimana tingkat
warna dari roti
manis dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Menarik
Menarik
Agak Menarik
Tidak Menarik
Sangat Tidak Menarik
2. Bagaimana tingkat
tekstur dari roti
manis dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Empuk
Empuk
Agak Empuk
Tidak Empuk
Sangat Tidak Empuk
3. Bagaimana tingkat
aroma dari roti
manis dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Beraroma
kacang merah
Bearoma kacang merah
Agak Beraroma kacang
merah
Tidak Beraroma kacang
merah
Sangat Tidak Beraroma
kacang merah
4. Bagaimana rasa
dari roti manis
dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Manis
Manis
Agak Manis
Tidak Manis
Sangat Tidak Manis
46
E. Teknik Analisis Data
1. Penelitian Pendahuluan
Untuk menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian
pendahuluan, metode yang akan digunakan adalah metode analisa data
deskriptif. Metode analisa deskriptif adalah data - data yang diperoleh dari
penelitian yang sebelumnya telah dikumpulkan, kemudian disusun dan
seterusnya diperoleh gambaran dari masalah tersebut.
2. Penelitian Lanjutan
Pada penelitian lanjutan, data yang terkumpul dari hasil uji hedonik
dan mutu hedonik akan dianalisis secara statistika deskriptif dengan
melihat tingkat kesukaan konsumen pada roti manis dengan penambahan
tepung kacang merah. Menurut Sugiyono (2011) statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum ataupun tidak untuk umum. Penyajian data ini melalui tabel,
grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
mean(pengukuran tedensi sentral), perhitungan desil, persentil,
perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar
deviasi, perhitungan persentase.
47
F. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir
sebagai berikut :
1. Penilitian Pendahuluan Tepung
Gambar 3.1 Alur Proses Penelitian Pendahuluan tepung
Sumber : Penulis, 2017
2. Penelitian Pendahuluan Roti
Gambar 3.2 Alur Proses Penelitian Pendahuluan Roti
Sumber : Penulis, 2017
Persiapan pencucian dan
perendaman selama
12 jam
penjemuran
selama 2 hari
hingga kering
penggilingan
Pengayakan
Persiapan Pencampuran bahan Proses pembuatan
roti manis
Pendinginan Roti
manis
Pengemasan Roti
manis
48
3. Penelitian Lanjutan
Dalam proses penelitian pendahuluan dalam pembuatan Roti manis
dengan subtitusi tepung kacang merah, dilakukan dengan alur proses
penelitian pendahuluan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Alur Proses Penilitian Lanjutan
Sumber : Penulis, 2017
Persiapan
diri
PersiapanProduk dan
Kuesioner Uji
Hedonik dan Uji
Mutu Hedonik
Menyebar Angket Uji
Hedonik dan Uji Mutu
Hedoik Kepada
Penalis
Mengumpulkan Data
Analisi dan Pegolahan
Data
Menyimpulkan hasil
pengolahan data uji
organoleptik
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Pada penelitian pendahuluan ini terdiri dari dua proses yaitu :
a. Proses Pembuatan Tepung Kacang Merah
Pada proses pembuatan tepung kacang merah penulis
menggunakan kacang merah sebanyak 1 kg. Proses pembuatan tepung
kacang merah ialah sebagai berikut :
1) Proses Pencucian dan Perendaman
Kacang merah yang baru dibeli dipasar dicuci terlebih
dahulu secara berulang-ulang sebanyak 3 kali sampai kotoran
yang terapung diatas air tidak ada, kemudian direndam selama
12 jam.
Gambar 4.1 Pencucian dan Perendaman
Sumber : Penulis (2017)
2) Proses Penjemuran
Proses selanjutnya yaitu melakukan penjemuran dengan
sinar matahari hingga benar-benar kering selama 2 hari. Hal ini
bertujuan untuk mengeringkan serta menggurangi kadar air.
50
Gambar 4.2 Proses Penjemuran
Sumber : Penulis (2017)
3) Proses Penggilingan
Penggilingan kacang merah bertujuan untuk menghaluskan
kacang merah sehingga menjadi tepung.
Gambar 4.3 Proses Penggilingan
Sumber : Penulis (2017)
4) Proses Pengayakan
Pengayakan kacang merah untuk mendapatkan kualitas
tepung yang baik menggunakan ayakan dengan ukuran 8 mes.
51
Gambar 4.4 Proses Pengayakan
Sumber : Penulis (2017)
Hasil dari eksperimen tepung kacang merah sebanyak 1 kg
menghasilkan 500 gr tepung kacang merah. Menghasilkan tepung
kacang merah bertekstur yang halus, berwarna putih kemerahan,
beraroma kacang merah.
b. Proses Pembuatan Roti Manis Tepung Kacang Merah
Roti manis tepung kacang merah adalah roti yang berbahan dasar
tepung terigu, tepung kacang merah, gula, ragi, mentaga, dan air. Yang
memiliki ciri-ciri rasa manis, dan tekstur lembut. Ada beberapa
tahapan untuk membuat roti manis, berikut ini yaitu tahapan membuat
roti manis:
1) Menimbang Bahan
Pertama penulis melakukan penimbangan bahan agar roti
manis sesuai dengan hasil yang memenuhi standar resep. Bahan-
bahan yang ditimbang ialah tepung kacang merah, tepung terigu,
ragi, gula, mentega, garam, susu bubuk dan air.
52
Gambar 4.5 Tepung terigu
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.6 Susu bubuk
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.7 Ragi
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.8 Air
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.9 Gula Pasir
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.10 Tepung Kacang Merah
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.11 Mentega
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.12 Garam
Sumber: Penulis (2017)
53
2) Pembuatan Biang Roti Manis
Dalam pembuatan roti manis ini penulis menggunakan
metode Sponge and dough method karena dapat menghasilkan roti
yang halus dan harum. Berikut ini bahan-bahan pembuat biang.
Gambar 4.13 Tepung Terigu
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.14 Ragi
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.15 Gula Pasir
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.16 Air
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.17 Pencampuran
Sumber: Penulis (2017)
Gambar 4.18 Biang Roti Manis
Sumber: Penulis (2017)
54
3) Pencampuran Bahan
Setelah membuat biang proses selanjutnya yaitu
menambahkan bahan-bahan kering seperti: tepung terigu, tepung
kacang merah, ragi, air, susu bubuk, gula dan air. Kemudian aduk
hingga tercampur rata.
Gambar 4.19 Pencampuran Bahan
Sumber: Penulis (2017)
4) Penimbangan adonan
Setelah adonan kalis, bagi adonan sesuai dengan berat 60gr.
Gambar 4.20 Penimbangan Adonan
Sumber: Penulis (2017)
5) Rounding adonan
Setelah adonan di timbang, selanjutnya adonan di bulatkan
yang bertujuan untuk memperhalus permukaan roti manis.
55
Gambar 4.21 Pembulatan Adonan
Sumber: Penulis (2017)
6) Memprofing adonan
Setelah adonan dibulatkan, selanjutnya adonan diproofing
dengan cara dibiarkan saja disuhu ruang diamkan selama kurang
lebih 1 jam sampai adonan mengembang 2 kali lipat.
Gambar 4.22 Memprofing Adonan
Sumber: Penulis (2017)
7) Egg wash
Setelah adonan menggembang proses selanjutnya yaitu
memoles permukaan roti manis dengan susu cair yang
ditambahkan dengan kuning telur. Proses ini bertujuan untuk
memberikan warna kuning keemasan.
56
Gambar 4.23 Egg Wash
Sumber: Penulis (2017)
8) Memanggang adonan
Setelah permukaan roti diolesi egg wash selanjutnya oven
selama 30-35 menit dengan suhu 180°C.
Gambar 4.24 Memanggang Adonan
Sumber: Penulis (2017)
9) Penyajian
Roti manis yang telah selesai dioven dan akan dibagikan
pada panelis konsumen.
Gambar 4.25 Penyajian
Sumber: Penulis (2017)
57
Berdasarkan pelaksanaannya, maka dilakukan eksperimen
sebanyak 3 eksperimen. Berikut pelaksanaan eksperimen tersebut
adalah:
1) Eksperimen Pertama
Pada eksperimen pertama ini dilakukan pada tanggal 27
Mei 2017 di tempat kediaman penulis, dengan menggunakan
tepung kacang merah (Phaseolus Vulgaris L) sebanyak 62 gram.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada eksperimen pertama
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Formula 1
Bahan-bahan Jumlah
Bahan biang (A) :
Tepung terigu protein tinggi
Yeast
Gula pasir
Air es
Bahan B :
Tepung terigu protein tinggi
Tepung kacang merah
Ragi
Susu bubuk
Gula pasir
Air es
Bahan C :
Garam
Margarine
375 g
4 g
18 g
225 ml
287,5 g
66 g
8 g
80 g
150 g
105 ml
9 g
105 g
Sumber: Penulis (2017)
58
Berdasarkan hasil dari eksperimen 1 dari proses pembuatan
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak 66
gram memiliki warna putih kecoklatan, memiliki tekstur yang
lembut, tidak beraroma kacang merah, dan memiliki rasa yang
sangat manis. Hal ini disebabkan penambahan tepung kacang
merah yang sedikit dibandingkan tepung terigu.
2) Pelaksanaan Eksperimen kedua
Pada eksperimen kedua ini dilakukan pada tanggal 27 Mei
2017 di tempat kediaman penulis. Cara pembuatannya masih sama
dengan eksperimen pertama, tetapi yang berbeda dengan adanya
penambahan tepung kacang merah yang digunakan yaitu 132 gram.
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada eksperimen pertama
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Formula 2
Bahan-bahan Jumlah
Bahan biang (A) :
Tepung terigu protein tinggi
Yeast
Gula pasir
Air es
Bahan B :
Tepung terigu protein tinggi
Tepung kacang merah
Ragi
Susu bubuk
Gula pasir
Air es
Bahan C :
Garam
Margarine
375 g
4 g
18 g
225 ml
287,5 g
132 g
8 g
80 g
150 g
105 ml + 25 ml
9 g
105 g
Sumber: Penulis (2017)
59
Berdasarkan hasil dari eksperimen 2 dari proses pembuatan
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak 132
gram memiliki warna kecoklatan dikarenakan adanya penambahan
tepung kacang merah sebanyak 132 gram, memiliki tekstur yang
lembut dikarenakan adanya penambahan air sebanyak 25 ml,
beraroma kacang merah hal ini disebabkan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 132 gram, dan memiliki rasa yang manis
hal ini disebabkan penambahan tepung kacang merah yang cukup
banyak yaitu 132 gr.
3) Pelaksanaan Eksperimen Ketiga
Pada eksperimen ketiga dilakukan pada tanggal 27 Mei
2017 ditempat kediaman penulis, cara pembuatannya masih sama
tetapi dengan penambahann tepung kacang merah menjadi 198
gram. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada eksperimen
pertama adalah sebagai berikut:
60
Tabel 4.3 Formula 3
Bahan-bahan Jumlah
Bahan biang (A) :
Tepung terigu protein tinggi
Yeast
Gula pasir
Air es
Bahan B :
Tepung terigu protein tinggi
Tepung kacang merah
Ragi
Susu bubuk
Gula pasir
Air es
Bahan C :
Garam
Margarine
375 g
4 g
18 g
225 ml
287,5 g
198 g
8 g
80 g
150 g
105 ml + 50 ml
9 g
105 g
Sumber: Penulis (2017)
Berdasarkan hasil dari eksperimen 3 dari proses pembuatan
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak 198
gram memiliki warna kecoklatan dikarenakan adanya penambahan
tepung kacang merah sebanyak 132 gram, memiliki tekstur yang
lembut dikarenakan adanya penambahan air sebanyak 50 ml,
beraroma kacang merah hal ini disebabkan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram, dan memiliki rasa yang agak
manis hal ini disebabkan karena penambahan air dan tepung
kacang merah yang tidak diimbangi dengan penambahan gula.
61
2. Penelitian Lanjutan
Pada penelitian lanjutan penulis melakukan uji organoleptik yaitu
uji hedonik dan uji mutu hedonik untuk mengetahui kesukaan dan
kelayakan dari penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti
manis yang menggunakan tepung kacang merah seberat 66 gram, 132
gram, dan 198 gram.
a. Uji Hedonik
Pada penelitian organoleptik uji hedonik untuk mengetahui apakah
ada pengaruh penggunaan tepung kacang merah terhadap rasa, aroma,
tekstur dan warna.
Pada penelitian uji hedonik dan mutu hedonik ini penulis
mengambil 25 orang panelis mahasiswa politeknik negeri Balikpapan
yang dilakukan pada tanggal 13 juni 2017. Dan pada penelitian ini
penulis mengolah data menggunakan SPSS 2.0 For Windows untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul.
1. Uji Hedonik Warna
a. Uji Hedonik Warna Formula 1
Berdasarkan uji kesukaan terhadap warna pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 66 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak
suka, sebanyak 9 panelis (36%) yang menyatakan agak suka,
sebanyak 16 panelis (64%) yang menyatakan suka dan tidak ada
panelis (0%) yang menyatakan sangat suka.
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 9 36.0 36.0 36.0
4 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.4 Uji Hedonik Warna Formula 1
62
b. Uji Hedonik Warna Formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap warna pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 132 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak
suka, sebanyak 5 panelis (20%) yang menyatakan agak suka,
sebanyak 16 panelis (64%) yang menyatakan suka, dan sebanyak
4 panelis (16%) yang menyatakan sangat suka
Tabel 4.5 Uji Hedonik Warna Formula 2
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 5 20.0 20.0 20.0
4 16 64.0 64.0 84.0
5 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
c. Uji Hedonik Warna Formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap warna pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 198 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, sebanyak 2 panelis (4%) yang menyatakan
tidak suka, sebanyak 7 panelis (28%) yang menyatakan agak
suka, sebanyak 11 panelis (44%) yang menyatakan suka dan
sebanyak 5 panelis (20%) yang menyatakan sangat suka.
63
Tabel 4.6 Uji Hedonik Warna Formula 3
Berdasarkan nilai rata-rata pada warna roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 3.64, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.96, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 3.76.
Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean dari
uji hedonik warna didapatkan jumlah terbanyak terdapat pada
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram.
F3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 7 28.0 28.0 36.0
4 11 44.0 44.0 80.0
5 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Statistics
f1 f2 f3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.64 3.96 3.76
Std. Error of
Mean .098 .122 .176
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .490 .611 .879
Variance .240 .373 .773
Range 1 2 3
Minimum 3 3 2
Maximum 4 5 5
Sum 91 99 94
Tabel 4.7 Statistik Uji Hedonik Warna
64
2. Uji Hedonik Tekstur
a. Uji Hedonik Tekstur Formula 1
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 66 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, sebanyak 4 panelis (16%) yang menyatakan
tidak suka, sebanyak 14 panelis (56%) yang menyatakan agak
suka, sebanyak 4 panelis (20%) yang menyatakan suka, dan 2
panelis (8%) yang menyatakan suka.
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 4 16.0 16.0 16.0
3 14 56.0 56.0 72.0
4 5 20.0 20.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
b. Uji Hedonik Tekstur Formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 132 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
tidak suka, sebanyak 12 panelis (48%) yang menyatakan agak
suka, sebanyak 12 panelis (48%) yang menyatakan suka, dan
tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat suka.
Tabel 4.8 Uji Hedonik Tekstur Formula 1
65
c. Uji Hedonik Tekstur Formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 198 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak
suka, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan agak suka,
sebanyak 13 panelis (52%) yang menyatakan suka, dan sebanyak
11 panelis (44%) yang menyatakan sangat suka.
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 12 48.0 48.0 52.0
4 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
F3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 1 4.0 4.0 4.0
4 13 52.0 52.0 56.0
5 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.9 Uji Hedonik Tekstur Formula 2
Tabel 4.10 Uji Hedonik Tekstur Formula 3
66
Berdasarkan nilai rata-rata pada tekstur roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 4.40, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.44, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 3.20.
Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean dari
uji hedonik tekstur didapatkan jumlah terbanyak terdapat pada
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak
66 gram.
3. Uji Hedonik Aroma
a. Uji Hedonik Aroma Formula 1
Berdasarkan uji kesukaan terhadap aroma pada penambahan
tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis sebanyak 66
gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka,
sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan tidak suka, sebanyak
11 panelis (44%) yang menyatakan agak suka, sebanyak 12
Statistics
f1 f2 f3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 4.40 3.44 3.20
Std. Error of
Mean .115 .117 .163
Median 4.00 3.00 3.00
Mode 4 3a 3
Std. Deviation .577 .583 .816
Variance .333 .340 .667
Range 2 2 3
Minimum 3 2 2
Maximum 5 4 5
Sum 110 86 80
Tabel 4.11 Statistik Uji Hedonik Tekstur
67
panelis (12%) yang menyatakan suka, dan sebanyak 1 panelis
(4%) yang meyatakan sangat suka.
b. Uji Hedonik Aroma Formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap aroma pada peda
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 132 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
tidak suka, sebanyak 8 panelis (32%) yang menyatakan agak
suka, sebanyak 14 panelis (56%) yang menyatakan suka dan
sebanyak 2 panelis (8%) yang menyatakan sangat suka.
Tabel 4.13 Uji Hedonik Aroma 2
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 8 32.0 32.0 36.0
4 14 56.0 56.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 11 44.0 44.0 48.0
4 12 48.0 48.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.12 Uji Hedonik Aroma Formula 1
68
c. Uji Hedonik Aroma Formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap aroma pada penambahan
tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis sebanyak 198
gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka,
sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan tidak suka, sebanyak
2 panelis (8%) yang menyatakan agak suka, sebanyak 17 panelis
(68%) yang menyatakan 5 panelis (20%) yang menyatakan
sangat suka.
F3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 2 8.0 8.0 12.0
4 17 68.0 68.0 80.0
5 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.14 Uji Hedonik Aroma Formula 3
69
Berdasarkan nilai rata-rata pada aroma roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 3.52, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.68, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 4.04.
Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean uji
hedonik aroma didapatkan jumlah terbanyak terdapat pada roti
manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak 198
gr.
4. Uji Hedonik Rasa
a. Uji Hedonik Rasa Formula 1
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada penambahan
tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis sebanyak
66 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak
suka, sebanyak 2 panelis (8%) yang menyatakan tidak suka,
sebanyak 9 panelis (36%) yang menyatakan agak suka,
Statistics
f1 f2 f3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.52 3.68 4.04
Std. Error of
Mean .131 .138 .135
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .653 .690 .676
Variance .427 .477 .457
Range 3 3 3
Minimum 2 2 2
Maximum 5 5 5
Sum 88 92 101
Tabel 4.15 Statistik Uji Mutu Hedonik Aroma
70
sebanyak 13 panelis (52%) yang menyatakan suka, dan
sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan sangat suka.
b. Uji Hedonik Rasa Formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada penambahan
tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis sebanyak 132
gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka,
tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak suka, sebanyak 8
panelis (32%) yang menyatakan agak suka, sebanyak 16 panelis
(64%) yang menyatakan suka, dan sebanyak 1 panelis (4%) yang
menyatakan sangat suka.
Tabel 4.17 Uji Hedonik Rasa Formula 2
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 8 32.0 32.0 32.0
4 16 64.0 64.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
c. Uji Hedonik Rasa Formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada penambahan
tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis sebanyak 198
gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka,
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 9 36.0 36.0 44.0
4 13 52.0 52.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.16 Uji Hedonik Rasa Formula 1
71
tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak suka, sebanyak 3
panelis (12%) yang menyatakan agak suka, sebanyak 16 panelis
(64%) yang menyatakan suka, dan sebanyak 6 panelis (24%)
yang menyatakan sangat suka.
F3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 3 12.0 12.0 12.0
4 16 64.0 64.0 76.0
5 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan nilai rata-rata pada rasa roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 3.52, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.72, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 4.12
. Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean dari
Statistics
f1 f2 f3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.52 3.72 4.12
Std. Error of
Mean .143 .108 .120
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .714 .542 .600
Variance .510 .293 .360
Range 3 2 2
Minimum 2 3 3
Maximum 5 5 5
Sum 88 93 103
Tabel 4.18 Uji Hedonik Rasa Formula 3
Tabel 4.19 Statistik Uji Hedonik Rasa
72
uji hedonik didapatkan jumlah terbanyak terdapat pada roti manis
dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram.
b. Uji Mutu Hedonik
Pada penelitian organoleptik uji mutu hedonik untuk mengetahui
apakah ada pengaruh penggunaan tepung kacang merah terhadap rasa,
aroma, tekstur dan warna.
Pada penelitian uji hedonik dan mutu hedonik ini penulis
mengambil 25 orang panelis mahasiswa politeknik negeri Balikpapan
yang dilakukan pada tanggal 13 juni 2017. Dan pada penelitian ini
penulis mengolah data menggunakan SPSS 2.0 For Windows untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul.
1. Uji Mutu Hedonik Warna
a. Uji Mutu Hedonik Warna Formula 1
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 66 gram, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak menarik, sebanyak 3 panelis (12%) yang menyatakan
tidak menarik, sebanyak 8 panelis (32%) yang menyatakan agak
menarik, sebanyak 12 panelis (48%) yang menyatakan menarik, dan
sebanyak 1 (4%) yang menyatakan sangat menarik.
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 3 12.0 12.0 16.0
3 8 32.0 32.0 48.0
4 12 48.0 48.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.20 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 1
73
b. Uji Mutu Hedonik Warna Formula 2
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 132 gram, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak menarik, sebanyak 3 panelis (12%) yang
menyatakan tidak menarik, sebanyak 7 panelis (28%) yang
menyatakan agak menarik, sebanyak 14 panelis (56%) yang
menyatakan menarik, dan tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat menarik.
Tabel 4.21 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 2
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 3 12.0 12.0 16.0
3 7 28.0 28.0 44.0
4 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
c. Uji Mutu Hedonik Warna Formula 3
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 198 gram, sebanyak 2 panelis (8%) yang menyatakan
sangat tidak menarik, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
tidak menarik, sebanyak 8 panelis (32%) yang menyatakan agak
menarik, sebanyak 12 panelis (48%) yang menyatakan menarik,
dan sebanyak 2 panelis (8%) yang menyatakan sangat menarik.
74
Tabel 4.23 Statistik Uji Mutu Hedonik Warna
Berdasarkan nilai rata-rata pada warna roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 3.36, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.36, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 3.44.
Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean
dari uji mutu hedonik warna didapatkan jumlah terbanyak
terdapat pada roti manis dengan penambahan tepung kacang
merah sebanyak 198 g.
F3
Frequency Perce
nt
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 2 8.0 8.0 8.0
2 1 4.0 4.0 12.0
3 8 32.0 32.0 44.0
4 12 48.0 48.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Statistics
F1 F2 F3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.36 3.36 3.44
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .907 .860 1.003
Variance .823 .740 1.007
Range 4 3 4
Minimum 1 1 1
Maximum 5 4 5
Sum 84 84 86
Tabel 4.22 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 3
75
2. Uji Mutu Hedonik Tekstur
a. Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 1
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap tekstur pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 66 gram, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak empuk, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
tidak empuk, sebanyak 3 panelis (12%) yang menyatakan agak
empuk, sebanyak 13 panelis (52%) yang menyatakan empuk, dan
sebanyak 8 panelis (32%) yang menyatakan sangat tidak empuk.
b. Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 2
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap tekstur pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 132 gram, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak empuk, sebanyak 3 panelis (12%) yang menyatakan
tidak empuk, sebanyak 9 panelis (36%) yang menyatakan agak
empuk, sebanyak 12 panelis (48%) yang menyatakan empuk, dan
tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat empuk.
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
3 3 12.0 12.0 16.0
4 13 52.0 52.0 68.0
5 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.24 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 1
76
c. Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 3
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap tekstur pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 198 gram, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak empuk, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
tidak empuk, sebanyak 3 panelis (12%) yang menyatakan agak
empuk, sebanyak 13 panelis (52%) yang menyatakan empuk, dan
sebanyak 8 panelis (32%) yang menyatakan sangat empuk.
F3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 3 12.0 12.0 12.0
2 3 12.0 12.0 24.0
3 8 32.0 32.0 56.0
4 10 40.0 40.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 3 12.0 12.0 16.0
3 9 36.0 36.0 52.0
4 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.25 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 2
Tabel 4.26 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 3
77
Berdasarkan nilai rata-rata pada tekstur roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 4.08, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.28, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 3.12.
Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean dari
uji mutu hedonik tekstur didapatkan jumlah terbanyak terdapat
pada roti manis dengan penambahan tepung kacang merah
sebanyak 66 gr.
3. Uji Mutu Hedonik Aroma
a. Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 1
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 66 gram, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak beraroma kacang merah, sebanyak 3 panelis (12%)
yang menyatakan tidak beraroma kacang merah, sebanyak 8
panelis (32%) yang menyatakan agak beraroma kacang merah,
sebanyak 12 panelis (48%) yang menyatakan beraroma kacang
Statistics
f1 f2 f3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 4.08 3.28 3.12
Median 4.00 3.00 3.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .909 .843 1.092
Variance .827 .710 1.193
Range 4 3 4
Minimum 1 1 1
Maximum 5 4 5
Sum 102 82 78
Tabel 4.27 Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur
78
merah, dan sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan sangat
beraroma kacang merah.
b. Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 2
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 132 gram, sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak beraroma kacang merah, sebanyak 3 panelis (12%)
yang menyatakan tidak beraroma kacang merah, sebanyak 7
panelis (28%) yang menyatakan agak beraroma kacang merah,
sebanyak 14 panelis (56%) yang menyatakan beraroma, dan tidak
ada panelis (0%) yang menyatakan sangat beraroma kacang
merah.
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 3 12.0 12.0 16.0
3 8 32.0 32.0 48.0
4 12 48.0 48.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 3 12.0 12.0 16.0
3 7 28.0 28.0 44.0
4 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.28 Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 1
Tabel 4.29 Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 2
79
c. Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 3
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 198 gram, sebanyak 2 panelis (8%) yang menyatakan
sangat tidak beraroma kacang merah, sebanyak 1 panelis (4%)
yang menyatakan tidak beraroma kacang merah, sebanyak 8
panelis (32%) yang menyatakan agak beraroma kacang merah,
sebanyak 12 panelis (48%) yang menyatakan beraroma kacang
merah, dan sebanyak 2 panelis (8%) yang menyatakan sangat
beraroma kacang merah.
Tabel 4.30 Uji Mutu Hedonik Aroma Formula 3
F3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
1 2 8.0 8.0 8.0
2 1 4.0 4.0 12.0
3 8 32.0 32.0 44.0
4 12 48.0 48.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
80
Berdasarkan nilai rata-rata pada aroma roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 3.36, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.36, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 3.44.
Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean dari
uji mutu hedonik aroma didapatkan jumlah terbanyak terdapat
pada roti manis dengan penambahan tepung kacang merah
sebanyak 198 gr.
4. Uji Mutu Hedonik Rasa
a. Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 1
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa pada
penambahan tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis
sebanyak 66 gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak enak, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak
enak, sebanyak 9 panelis (36%) yang menyatakan agak enak,
Statistics
F1 F2 F3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.36 3.36 3.44
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .907 .860 1.003
Variance .823 .740 1.007
Range 4 3 4
Minimum 1 1 1
Maximum 5 4 5
Sum 84 84 86
Tabel 4.31 Statistik Uji Mutu Hedonik Aroma
81
sebanyak 14 panelis (56%) yang menyatakan enak, dan sebanyak
2 panelis (8%) yang menyatakan sangat enak.
b. Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada penambahan
tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis sebanyak 132
gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak enak,
tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak enak, sebanyak
10 panelis (40%) yang menyatakan agak enak, sebanyak 14
panelis (56%) yang menyatakan enak, dan sebanyak 1 panelis
(4%) yang menyatakan sangat enak.
F1
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 9 36.0 36.0 36.0
4 14 56.0 56.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
F2
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 10 40.0 40.0 40.0
4 14 56.0 56.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Tabel 4.32 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 1
Tabel 4.33 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 2
82
c. Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada penambahan
tepung kacang merah dalam pembuatan roti manis sebanyak 198
gram, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak enak,
sebanyak 1 panelis (4%) yang menyatakan tidak enak, sebanyak
1 panelis (4%) yang menyatakan agak enak, sebanyak 17 panelis
(68%) yang menyatakan enal, dan sebanyak 6 panelis (24%)
yang menyatakan sangat enak.
F3
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 1 4.0 4.0 8.0
4 17 68.0 68.0 76.0
5 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Statistics
F1 F2 F3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.72 3.64 4.12
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .614 .569 .666
Variance .377 .323 .443
Range 2 2 3
Minimum 3 3 2
Maximum 5 5 5
Sum 93 91 103
Tabel 4.34 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 3
Tabel 3.35 Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa
83
Berdasarkan nilai rata-rata pada rasa roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram didapatkan
nilai rata-rata 3.72, penambahan tepung kacang merah sebanyak
132 gram didapatkan nilai rata-rata 3.64, dan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 198 gram didapatkan nilai rata-rata 4.12.
Dari 3 sampel yang telah diberikan, berdasarkan nilai mean dari
uji mutu hedonik rasa didapatkan jumlah terbanyak terdapat pada
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak
198 gr.
B. Pembahasan
Pada proses pembuatan tepung kacang merah, proses pertama yang
dilakukan oleh penulis yaitu mencuci kacang merah, proses ini bertujuan
untuk membersihkan dari kotoran yang melekat pada kacang merah.
Selanjutnya proses perendaman, proses ini bertujuan untuk menurunkan zat
anti gizi yang terdapat pada kacang merah. Selanjutnya proses penjemuran,
proses ini bertujuan untuk mengeringkan serta menggurangi kadar air.
Selanjutnya proses penggilingan, proses ini bertujuan untuk menghaluskan
kacang merah sehingga menjadi tepung. Proses terakhir yaitu proses
pengayakan, proses ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas tepung yang
baik.
Pada percobaan pertama dalam pembuatan roti manis dengan
penambahan tepung kacang merah sebanyak 66 gram memiliki warna putih
kecoklatan, memiliki tekstur yang lembut, tidak beraroma kacang merah, dan
memiliki rasa yang sangat manis hal ini disebabkan penambahan tepung
kacang merah yang sedikit dibandingkan tepung terigu. Pada percobaan kedua
dalam pembuatan roti manis dengan penambahan tepung kacang merah
sebanyak 132 gram memiliki warna kecoklatan dikarenakan adanya
penambahan tepung kacang merah sebanyak 132 gram, memiliki tekstur yang
lembut dikarenakan adanya penambahan air sebanyak 25 ml, beraroma kacang
merah hal ini disebabkan penambahan tepung kacang merah sebanyak 132
84
gram, dan memiliki rasa yang manis hal ini disebabkan penambahan tepung
kacang merah yang cukup banyak yaitu 132 gr . Pada percobaan ketiga dalam
pembuatan roti manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak
198 gram memiliki memiliki warna kecoklatan dikarenakan adanya
penambahan tepung kacang merah sebanyak 132 gram, memiliki tekstur yang
lembut dikarenakan adanya penambahan air sebanyak 50 ml, beraroma kacang
merah hal ini disebabkan penambahan tepung kacang merah sebanyak 198
gram, dan memiliki rasa yang agak manis hal ini disebabkan karena
penambahan air dan tepung kacang merah yang tidak diimbangi dengan
penambahan gula.
Dari hasil uji hedonik didapatkan roti manis dengan penambahan
tepung kacang merah sebanyak 132 gram untuk aspek warna didapatkan nilai
rata-rata yaitu 3.95 dikarenakan warna yang dihasilkan lebih coklat dan lebih
menarik sehingga panelis banyak yang memilih sampel ini, hal ini selaras
dengan hasil mutu hedoniknya yang di pilih 132 gram penambahan tepung
kacang merah dengan rata-rata 3.80. Untuk aspek tekstur dengan penambahan
66 gram tepung kacang merah didapatkan nilai rata-rata yaitu 4,40 karena
tekstur yang dihasilkan empuk, hal ini selaras dengan hasil uji mutu
hedoniknya yang dipilih 66 gram tepung kacang merah didapatkan nilai rata-
rata 4.08. Untuk aspek aroma dengan penambahan tepung kacang merah 198
gram didapatkan nilai rata-rata yaitu 4,04 karena aroma yang dihasilkan
sangat beraroma kacang merah, hal ini selaras dengan hasil uji mutu
hedoniknya yang dipilih 198 gram tepung kacang merah didapatkan nilai rata-
rata 3.44. Aspek rasa dengan penambahan tepung kacang merah 198 gram
didapatkan nilai rata-rata 4.12 hal ini selaras denga uji mutu hedoniknya yang
dipilih 198 gram tepung kacang merah didapatkan nilai rata-rata 4.12
Dari ketiga produk yang dihasilkan, dapat di ketahui bahwa panelis
menyukai produk roti manis formula ke 3 dengan penambahan tepung kacang
merah sebanyak 198 gram, karena pada roti manis formula ke 3 didapatkan
warna kecoklatan, tekstur yang lembut, rasa agak manis, dan aroma khas
kacang merah.
85
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun masih memiliki keterbatasan penelitian yaitu:
1. Terbatasnya waktu yang diperlukan untuk mengetahui masa daya simpan
roti manis dengan penambahan tepung kacang merah.
2. Kurangnya ketersediaan buku atau referensi yang terkait pembuatan
tepung, dan juga kendalam dalam mencari teori atau sumber informasi
internet karena masih banyak sumber yang kurang jelas.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan:
1. Proses pembuatan tepung kacang merah yaitu pilih kacang merah yang
berkualitas baik, cuci, rendam, jemur hingga benar-benar kering, kacang
yang sudah kering kemudian di haluskan menggunakan blender dan
kemudian diayak untuk mendapatkan tekstur yang halus.
2. Proses pembuatan roti manis degan penambahan tepung kacang merah
yaitu menimbang semua bahan, membuat adonan biang, mencampurkan
bahan kering (tepung kacang merah, tepung terigu, gula, dan susu), aduk
hingga tercampur lalu tambahkan air aduk hingga setengah kalis,
tambahkan mentega dan garam aduk hingga kalis. Istirahatkan selama 20
menit, susun di loyang untuk dioles permukaan roti manis menggunakan
kuning telur dan susu cair. Bakar dalam oven pada suhu 180ºC hingga
matang.
3. Berdasarkan hasil uji hedonik dari 25 panelis pada produk roti manis
dengan penambahan tepung kacang merah di peroleh hasil panelis
menyatakan suka terhadap warna dari roti manis dengan penambahan
tepung kacang merah sebanyak 132 gr dengan rata-rata 3,95. Panelis
menyatakan suka terhadap tekstur roti manis dengan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 66 gr dengan rata-rata 4,40. Panelis menyatakan
suka terhadap aroma roti manis dengan penambahan tepung kacang merah
sebanyak 198 gr dengan rata-rata 4,04. Dan panelis menyatakan suka
terhadap rasa roti manis dengan penambahan tepung kacang merah
sebanyak 198 gr dengan rata-rata 4,12.
4. Berdasarkan hasil uji mutu hedonik dari 25 panelis pada produk roti manis
dengan penambahan tepung kacang merah di peroleh hasil panelis
menyatakan suka terhadap warna roti manis dengan penambahan tepung
kacang merah sebanyak 132 gr dengan rata-rata 3,80. Panelis menyatakan
87
suka terhadap tekstur dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak
66 gr dengan rata-rata 4,08. Panelis menyatakan suka pada aroma roti
manis dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak 198 gr dengan
rata-rata 3,44 gr. Dan panelis menyatakan suka pada rasa roti manis
dengan penambahan tepung kacang merah sebanyak 198 gr dengan rata-
rata 4,12.
Berikut adalah resep yang dihasilkan pada roti manis dengan penambahan
tepung kacang merah sebanyak 198 gram:
Bahan-bahan Jumlah
Bahan biang (A) :
Tepung terigu protein tinggi
Yeast
Gula pasir
Air es
Bahan B :
Tepung terigu protein tinggi
Tepung kacang merah
Ragi
Susu bubuk
Gula pasir
Air es
Bahan C :
Garam
Margarine
375 g
4 g
18 g
225 ml
287,5 g
198 g
8 g
80 g
150 g
105 ml + 50 ml
9 g
105 g
Sumber: Penulis (2017)
88
B. Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil penelitian diatas, maka penulis
dapat menyarankan bebrapa hal untuk penelitian lanjutan diantaranya
sebagai berikut :
1. Perlu adanya penelitian mengenai daya tahan simpan roti manis
dengan penambahan tepung kacang merah
2. Mencari lebih banyak sumber informasi tentang bahan baku dan
produk yang akan diteliti dibuku, majalah atau media cetak lainnya
yang bisa dipertanggung jawabkan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, 2011. Aneka Info Membuat Roti. Diambil pada tanggal 25 April 2016
Diambil pada tanggal 4 Agustus 2015 diposting pada tanggal 10
Januari 2011, di http://metode-pembuatanroti/membuat roti.info/.
Astawan, M. (2008). Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ayuningrum, Niken. (2015). Pembuatan roti tawar dari tepung singkong dan
tepung kedelai. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Industri di Universitas Katolik Parahyangan.
Direktorat Gizi Depkes R.I (1997). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara
Karya Aksara, Jakarta.
Ekawati, D. (1999). Pembuatan Cookies dari Tepung Kacang Merah (Phaseolus
vulgaris L) Sebagai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Skripsi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Farida, (2008). Pelaksaan Pembelajaran Cake dan Roti Pada Program Studi
Pendidikan Tata Boga, Sekolah Tinggi Negeri di Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung :
Mateljan. (2011). Kidney beans. Diambil pada tanggal 20 April 2017, dari
http://www.whfoods.com.
Mudjajanto, E.S dan Yulianti, L.N., (2004). Membuat Aneka Roti. Penebar
Swadaya,Bogor.
Nunung Nurjanah & Nur Ihsan. (2013). Ancaman Dibalik Segarnya Buah dan
Sayur. Jakarta : Pustaka Bunda
Sudarminto. (30 Juli 2015). Kacang merah (phaseolus Vulgaris L.), Diambil pada
tanggal 20 April 2017, dari
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/07/kacang-merah-phaseolus-
vulgaris-l/.
Sufi, S.Y., (1999). Kreasi Roti. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sulistyowati, Erna. (2013). Pengaruh penambahan tepung kacang merah pada
pembuatan mie basah terhadap komposisi proksimat dan daya
terima. Skripsi pada jurusan Gizi, Fakultas Ilmu Keseshatan di
Universitas Muhammdiyah Surakarta.
Susiwi, (2009). Penilaian organoleptik. Universitas Indonesia.
Syarbini, M Husin. (2013). A-Z Bakery. Solo: Metograf.
90
The Culinary Institute of America. (2011). The professional chef. New York :
Wiley. ISBN 0-470-42135-5.
Vernawati. (2015). Pengaruh subtitusi tepung kacang merah terhadap kualitas
pie. Skripsi pada jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
Fakultas Teknik di Universitas Negeri Padang.
Wibowo,Djoni (2012). Pengertian Tepung. Diambil pada tanggal 20 April 2017,
dari http://thesis.binus.ac.id/ecolls/doc/Bab2/2012-2-00992-
HM%20Bab2001.pdf.
Wikipedia. (2016). Organoleptik. Diambil pada tanggal 30 April 2017, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptik.
Winarno. (1980). Pengantar teknologi pangan. Jakarta : PT. Gramedia. Diambil
pada tanggal 12 Mei 2017.
Paul, P. C. and H. P. Helen. 1972. Food Theory and Applications. John Wiley
Sons. New York.
91
LEMBAR QUESIONER UJI HEDONIK
Nama Panelis :
Tanggal :
Kelas :
Berilah tanda ( ) pada jawaban pertanyaan untuk setiap sampel yang diajukan
terhadap produk roti manis dengan penambahan tepung kacag merah sebagai
berikut :
No. Aspek Penelitian Skala Hedonik Kode Sampel
F1 F2 F3
1. Bagaimana tingkat
kesukaan warna
dari roti manis
dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
2. Bagaimana tingkat
kesukaan tekstur
dari roti manis
dengan
penambahan
kacang merah?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
3. Bagaimana tingkat
kesukaan aroma
dari roti manis
dengan
penambahan
kacang merah?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
4. Bagaimana tingkat
kesukaan rasa
dari roti manis
dengan
penambahan
tepung kacang
merah ?
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
92
LEMBAR QUESIONER UJI MUTU HEDONIK
Nama Panelis :
Tanggal :
Kelas :
Berilah tanda ( ) pada jawaban pertanyaan untuk setiap sampel yang diajukan
terhadap produk dinner roll dengan penambahan tepung tempe sebagai berikut :
No. Aspek Penelitian Skala Hedonik Kode Sampel
F1 F2 F3
1. Bagaimana tingkat
warna dari roti
manis dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Menarik
Menarik
Agak Menarik
Tidak Menarik
Sangat Tidak Menarik
2. Bagaimana tingkat
tekstur dari roti
manis dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Empuk
Empuk
Agak Empuk
Tidak Empuk
Sangat Tidak Empuk
3. Bagaimana tingkat
aroma dari roti
manis dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Beraroma
kacang merah
Bearoma kacang merah
Agak Beraroma kacang
merah
Tidak Beraroma kacang
merah
Sangat Tidak Beraroma
kacang merah
4. Bagaimana rasa
dari roti manis
dengan
penambahan
tepung kacang
merah?
Sangat Manis
Manis
Agak Manis
Tidak Manis
Sangat Tidak Manis
93
REKAPITULASI HASIL DATA ANGKET UJI HEDONIK
UJI HEDONIK WARNA
NAMA F1 F2 F3
Andi 4 4 5
Andre 4 4 5
Angel 3 4 5
Bimo 4 3 4
Daskar 3 4 3
Devica 4 4 4
Dharma 3 3 3
Dimas 4 3 2
Fahma 4 4 4
Isna 4 5 3
Khusnul 3 4 3
Larasati 4 4 4
Mega 4 5 5
Mohan 4 4 4
Ningrum 4 4 3
Nurhasana 3 5 4
Nurul 3 4 3
Pritaloka 4 3 4
Reynaldi 4 5 4
Risali 3 4 2
Rizki 4 4 4
Rizky 3 4 5
Sintiya 3 3 3
Suwarsono 4 4 4
Wahyu 4 4 4
94
UJI HEDONIK TEKSTUR
NAMA F1 F2 F3
Andi 5 3 3
Andre 4 4 5
Angel 5 4 3
Bimo 4 4 5
Daskar 3 3 3
Devica 4 3 3
Dharma 4 4 4
Dimas 4 3 3
Fahma 5 4 3
Isna 4 2 3
Khusnul 5 4 3
Larasati 5 3 2
Mega 5 4 4
Mohan 4 3 3
Ningrum 4 3 4
Nurhasana 5 4 3
Nurul 5 4 3
Pritaloka 4 3 2
Reynaldi 5 3 3
Risali 4 3 2
Rizki 4 4 4
Rizky 4 4 3
Sintiya 5 3 2
Suwarsono 4 4 4
Wahyu 5 3 3
95
UJI HEDONIK AROMA
NAMA F1 F2 F3
Andi 4 4 4
Andre 4 4 4
Angel 3 4 5
Bimo 4 3 5
Daskar 3 2 2
Devica 4 4 4
Dharma 4 4 4
Dimas 2 3 4
Fahma 3 4 4
Isna 3 3 4
Khusnul 3 3 4
Larasati 3 3 4
Mega 4 4 5
Mohan 4 4 4
Ningrum 4 4 4
Nurhasana 5 5 5
Nurul 3 4 3
Pritaloka 3 3 3
Reynaldi 4 5 4
Risali 3 3 4
Rizki 4 4 4
Rizky 4 4 4
Sintiya 3 4 5
Suwarsono 4 4 4
Wahyu 3 3 4
96
UJI HEDONIK RASA
NAMA F1 F2 F3
Andi 4 4 5
Andre 5 4 5
Angel 3 4 5
Bimo 3 5 4
Daskar 3 3 3
Devica 4 4 5
Dharma 3 3 3
Dimas 2 4 4
Fahma 3 4 4
Isna 4 3 4
Khusnul 4 3 4
Larasati 2 3 3
Mega 4 4 5
Mohan 4 4 4
Ningrum 4 4 4
Nurhasana 4 4 4
Nurul 3 3 4
Pritaloka 4 4 4
Reynaldi 4 4 4
Risali 3 3 4
Rizki 4 4 4
Rizky 4 3 4
Sintiya 3 4 5
Suwarsono 4 4 4
Wahyu 3 4 4
97
REKAPITULASI HASIL DATA ANGKET UJI MUTU HEDONIK
UJI MUTU HEDONIK WARNA
NAMA F1 F2 F3
Andi 3 4 5
Andre 4 4 4
Angel 5 5 5
Bimo 3 3 4
Daskar 3 3 2
Devica 3 3 3
Dharma 3 3 4
Dimas 3 4 5
Fahma 4 4 4
Isna 3 3 4
Khusnul 4 3 4
Larasati 3 3 4
Mega 4 4 5
Mohan 4 4 4
Ningrum 5 3 5
Nurhasana 4 4 4
Nurul 4 4 4
Pritaloka 4 4 4
Reynaldi 4 4 4
Risali 4 3 4
Rizki 4 4 4
Rizky 4 4 4
Sintiya 4 3 4
Suwarsono 3 4 5
Wahyu 4 4 4
98
UJI MUTU HEDONIK TEKSTUR
NAMA F1 F2 F3
Andi 5 4 3
Andre 5 1 1
Angel 4 4 5
Bimo 5 4 3
Daskar 1 3 4
Devica 3 3 3
Dharma 5 4 3
Dimas 5 3 2
Fahma 5 4 4
Isna 4 3 1
Khusnul 3 3 3
Larasati 3 2 1
Mega 4 4 4
Mohan 5 4 3
Ningrum 4 2 4
Nurhasana 4 3 3
Nurul 4 4 4
Pritaloka 4 4 4
Reynaldi 4 3 3
Risali 4 2 2
Rizki 4 4 4
Rizky 4 4 4
Sintiya 4 3 4
Suwarsono 5 3 2
Wahyu 4 4 4
99
UJI MUTU HEDONIK AROMA
NAMA F1 F2 F3
Andi 3 4 5
Andre 3 3 3
Angel 4 4 4
Bimo 3 3 3
Daskar 4 4 4
Devica 4 4 4
Dharma 3 3 3
Dimas 1 4 5
Fahma 3 3 4
Isna 4 4 3
Khusnul 4 4 4
Larasati 3 2 1
Mega 4 4 4
Mohan 2 1 1
Ningrum 4 2 4
Nurhasana 4 4 4
Nurul 4 4 4
Pritaloka 2 2 2
Reynaldi 4 4 3
Risali 4 4 4
Rizki 4 4 4
Rizky 3 3 3
Sintiya 5 4 3
Suwarsono 2 3 4
Wahyu 3 3 3
100
UJI MUTU HEDONIK RASA
NAMA F1 F2 F3
Andi 3 4 5
Andre 4 4 4
Angel 5 5 5
Bimo 3 3 4
Daskar 3 3 2
Devica 3 3 3
Dharma 3 3 4
Dimas 3 4 5
Fahma 4 4 4
Isna 3 3 4
Khusnul 4 3 4
Larasati 3 3 4
Mega 4 4 5
Mohan 4 4 4
Ningrum 5 3 5
Nurhasana 4 4 4
Nurul 4 4 4
Pritaloka 4 4 4
Reynaldi 4 4 4
Risali 4 3 4
Rizki 4 4 4
Rizky 4 4 4
Sintiya 4 3 4
Suwarsono 3 4 5
Wahyu 4 4 4
101
FOTO-FOTO UJI PANELIS
102