pemikiran muhammad hatta tentang konsep negara …

171
PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA DITINJAU DARI FIQH SIYASAH Skripsi DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelarSarjanaHukum (SH) DalamJurusanHukum Tata Negara FakultasSyariah Oleh : Refka Novia Sari 1315038 PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA ISLAM FAKULTAS SYARIAH IAIN BUKITTINGGI 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP

NEGARA DITINJAU DARI FIQH SIYASAH

Skripsi

DiajukanUntukMemenuhi Salah

SatuSyaratUntukMencapaiGelarSarjanaHukum (SH)

DalamJurusanHukum Tata Negara FakultasSyariah

Oleh :

Refka Novia Sari

1315038

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

IAIN BUKITTINGGI 1440 H / 2019 M

Page 2: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …
Page 3: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …
Page 4: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …
Page 5: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

ABSTRAK

Skripsi ini berjudulPemikiran Muhammad Hatta Tentang Konsep

Negara Di Tinjau Dari Fiqh Siyasah,ditulis oleh Refka Novia Sari, NIM

1315.038 Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syariah Institut

Agama Islam Negeri ( IAIN) Bukittinggi.

Latar Belakang Penulis mengangkat permasalahan ini, perlu diketahui

bahwa Konsep Pemikiran Muhammad Hatta tentang konsep negara ia dipengaruhi

oleh faham Sosialisme yang tidak terlepas dari pengaruh barat. Salah satu

pengaruh yang sangat menonjol dalam diri Hatta adalah dibidang Koperasi,

dengan koperasi rupanya hatta ada kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang

merupakan paham sosialis. Bahwa berdasarkan pemaparan diatas, penulis

akhirnya tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana Tentang Konsep Negara

menurut Muhammad Hatta dan bagaimana Negara di Tinjau dari Fiqh Siyasah.

Dalam skripsi ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Library Reseach (Penelitian Kepustakaan) yaitukegiatan untuk menghimpun

informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek

penelitian.Dengan membaca literatur yang membahas tentang Konsep Negara

secara umum dan konsep negara dalam Fiqh Siyasah. Dengan metode ini penulis

berusaha mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan jalan mencari pendapat-

pendapat dan teori-teori yang relevan dengan pokok permasalahan yang terdapat

dalam skripsi ini.

Hasil dari penelitian ini, tentang konsep negara menurut Muhammad Hatta

adalah karena di pengaruhi oleh berbagai latarbelakang, Hatta dibesarkan dalam

zaman penjajahan, membuat Hatta melihat keprihati-hatian akibat perlakuan

belanda terhadap rakyat Indonesia. Dengan keadaan rakyat Indonesia ini,

kemudian Muhammad Hatta menolak keras imperalialisme dan kolonialisme

dalam bentuk apapun. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat. Ideologi

tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannya baik dalam bidang politik,

ekonomi, dan sosial, yang dijalankan dengan konsep kedaulatan rakyat atau

dikenal dengan istilah demokrasi. Pemikiran Muhammad Hatta dalam bidang

politik adalah keharusan politik non-koperasi sebagai satu-satunya strategi

perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka.

Analisis konsep negara dalam kecamata Muhammad Hatta ditinjau dari

Fiqh Siyasah, istilah negara tidak ada disinggung dalam Al-quran maupun

Sunnah. Sedangkan dalam fiqh siyasah istilah negara dikenal dengan daulah,

khilafah, imamah, dan kesultanan. Untuk itu menurut analisa penulis tentang

pemikiran Muhammad Hatta ini pemikirannya juga dipengaruhi oleh pendidikan

dan organisasi yang digelutinya, juga mempengaruhi seseorang yang rasional.

Sedangkan Hatta sendiri menganut paham ideologi sosialisme demokrat. Ideologi

tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannya baik dalam bidang politik,

ekonomi, dan sosial dan dijalankan dengan konsep kedaulatan rakyat atau dikenal

dengan istilah demokrasi.

Page 6: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر الر بسم الله

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirrabil’alamin, puji dan syukur yang tak terhingga penulis

haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan limpahan rahmat,

rezeki dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

untuk meraih gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Syari’ah, Jurusan Hukum

Tata Negara ( Siyasah) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, dalam

bentuk skripsi yang berjudul “PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA

TENTANG KONSEP NEGARA DI TINJAU DARI FIQH SIYASAH ”.

Shalawat beserta salam penulis mohonkan kepada Allah SWT kiranya

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah

kebenaran dan penerang jalan yang membawa manusia dari kebodohan menuju

alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan

dari bebagai pihak. Maka dari itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan

Ucapan terima kasih yang tulus serta do’a semoga bantuan yang telah diberikan

semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang.

Dari lubuk hati yang paling dalam, penulis ingin menghaturkan rasa terima

kasih yang tulus kepada Ayahanda (Abrar) dan Ibunda (Asnawati)yang selalu

Page 7: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

mendo’a kan setiap langkah penulis dan mencurahkan kasih sayangnya yang tiada

henti kepada penulis, dan mereka yang telah susah susah payah membesarkan dan

mendidik serta memotivasi penulis untuk terus berjuang dalam menuntut ilmu dan

tidak boleh berputus asa dalam mencapai cita-cita. Selanjutnya kepada saudara

dan saudari penulis yang selalu memberikan semangat buat penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini yaitu Bari Prima Ramadhan (Adek Laki-laki), Zul Ef

Rida Wati (Kakak Perempuan Ke-1), Rosnita Sari (Kakak Permpuan Ke-2).

Selesainyaskripsiinitidakterlepasdaribantuanberbagaipihak.Untukitutiada

kata yang penulisucapkanselainucapanterimakasih yang takterhinggakepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku RektorInstitut Agama Islam Negeri

(IAIN)Bukittinggi, yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana

selama penulis menimba ilmu pengetahuan, beserta Bapak dan Ibu wakil

Rektor IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Ismail, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi

beserta Bapak dan Ibu wakil dekan Fakultas Syari’ah.

3. Bapak Dr. Helfi, M. Ag selaku Ketua Program Studi Hukum Tata Negara

Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi, dan beserta Bapak Penasehat Akademik

(PA) Dr. H. Edi Rosman, S. Ag, M. Hum yang telah membimbing penulis

dalam menyelesaikan perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi.

4. Bapak Dr. H. Edi Rosman, S. Ag, M. Hum selaku pembimbing I, yang telah

memberika arahan, bimbingan dan saran-saran-saran dalam penulisan skripsi

ini..

Page 8: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

5. Bapak H. Andriyaldi, Lc, MA, selaku pembimbing II, yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen, Karyawan / karyawati Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi yang

telah membekali penulis dalam berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak / Ibu / Saudara dan Saudari, selaku pegawai perpustakaan IAIN

Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam

peminjaman buku dan memberikan kemudahan kepada penulis berupa literatur

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah) BP 2015, dan

beserta Kakak-kakan Senior dari Program Studi Hukum Tata Negara ( Siyasah)

yang telah banyak memberikan masukan, kritikan dan saran dalam

penyelesaian skripsi ini. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah

SWT memberikanbalasanatasjasabaik yang telahdiberikan kepada penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan

dan kekurangan, dan penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk

kesempurnaan skripsi ini, namun bila ada kekurangan penulis mengharapkan

kritikan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat

menambah khasanah intelektual agama dan mudah-mudahan skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri dan semoga bernilai

ibadah disisi Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Page 9: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Wassalamu’alaikumWr. Wb

Bukittinggi, Juli 2019

Penulis

Refka Novia Sari

NIM. 1315.038

Page 10: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAK ......... ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................... .......................................................... ii

DAFTAR ISI .............. .................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Dan Batasan Masalah......................................................... 7

C. TujuanPenelitian ................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian .............................................................................7

E. Penjelasan Judul ............................... ................................................. 8

F. MetodePenelitian ..................................................................... 10

G. SistematikaPenulisa ........................................................................ 13

BAB II ISLAM DAN NEGARA

A. Konsep Dasar Islam ........................................................................... 15

B. Konsep Dasar Negara ........................................................................ 61

C. Konsep Fiqh Siyasah.......................................................................... 74

BAB III RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD HATTA

A. Biografi Muhammad Hatta .............................................................. 91

B. Pendidikan Muhammad Hatta ........................................................... 102

C. Organisasi, dan karya Politik Muhammad Hatta ...................... .......... 111

D. Kiprah dan aktivitas politik Muhammad Hatta ........................... ............... 116

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pemikiran Muhammad Hatta tentang konsep negara . ........................ 122

Page 11: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

B. Analisa terhadap konsep Negara dalam Kecamata

Muhammad Hatta di tinjau dari Fiqh Siyasah ..................................... 138

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................ ......................................................................... 145

B. Saran ........................... ......................................................................... 148

DAFTAR PUSTAKA...... ............................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang agama dan negara di indonesia, menurut pakar

politik muslim kita Hubungan Agama dan Negara menjadi persoalan yang

paling banyak diminati oleh masyarakat muslim dalam Pemikiran Politik ,

terutama pada abad 19 hingga abad 21. Karena hubungan agama dan

negara masih tetap relevan untuk dijadikan sebuah penelitian, dan menjadi

sesuatu yang menarik bagi pemikir politik Islam.Sedangkan hubungan

Islam dengan kehidupan bernegara di negara kita ini merupakan topik

yang masih relevan untuk dibicarakan. Meskipun perjuangan

konstitusional untuk mewujudkan negara Islam di Indonesia sudah

kehilangan momentum historisnya sejak tahun 1950an, sebagai ekpresi

dari kenyataan sosiologis dominasi Islam di negara kita, senantiasa muncul

anasir-anasir Islam yang memajukan appeal tentang Indonesia yang

berdasarkan Islam.1

Kecenderungan munculnya aksi-aksiteroris dan gerakan radikal

berlatar Islam sejak enam tahun belakangan ini mengingatkan kita bahwa

usaha-usaha untuk mewujudkan Indonesia yang berdasarkan islam belum

sepenuhnya padam di tanah air kita. Oleh sebab itu demi mempertahankan

keutuhan bangsa dan kesinambungan pembangunan nasional, sangat

penting bagi kita untuk memahami bagaimanabapak pendiri bangsa

1 Zulfikri Suleman , Hatta, Islam dan Negara

Page 13: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

(founding fathers) dimasa lalu mengelola interaksi antara Islam dengan

kehidupan bernegara.2

Sedangkan menurut tokoh muslim Munawir sjadzali melihat ada

tiga kelompok pemikir Muslim yang memiliki sikap yang berbeda, secara

global di dunia islam terdapat tiga aliran tentang hubungan islam dan

ketatanegraan: Pertama,Kelompok Pertama berpendapat bahwa islam

bukanlah semata-mata agama dalam pengertian Barat, yakni hanya

berkaitan dengan hubungan antara manusia dan Tuhan, sebaliknya islam

adalah satu agama yang sempurna dan lengkap dengan pengaturan bagi

segala aspek kehidupan manusia termasuk aspek kehidupan bernegara.

Tokoh-tokoh utama dalam aliran ini antara lain Syekh Hasan al Banna,

Sayyid Quthb, Syekh Muhammad Rasyisd Ridha, dan yang paling vokal

adalah Maulana A.A . Al-Maududi.

Kedua, Kelompok Kedua berpendapat islam adalah agama dalam

pengertian Barat, yang tidak ada hubungannya dengan urusan kenegaraan.

Menurut aliran ini Nabi Muhammad hanyalah seorang rasul biasa yang

diutusan Allah Swt, dengan tugas untuk mengajak manusia kembali

kepada kehidupan yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti

luhur, dan Nabi tidak pernah dijadiakan sebagai pendiri negara dan

mengepalai satu negara. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam aliran ini

antara lain Ali- Abd al-Raziq dan Dr. Thaha Husein.

2Ibid.Hal 2.

Page 14: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Ketiga, Aliran Ketiga ia berpendapat bahwa islam adalah suatu

agama yang serba lengkap dan bahwa dalam islam terdapat sistem

ketatanegaraaan. Tetapi aliran ini juga menolak anggapan bahwa Islam

adalah agama dalam pengertian Barat yang hanya mengatur hubungan

antara manusia dan Maha Penciptanya. Dan bahwa Aliran ini berpendirian

bahwa dalam islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan , tetapi terdapat

seperangkat nilai etika bagi kehidupan bernegara. Tokoh-tokoh yang

termasuk dalam aliran ini yaitu Dr. Mohammad Husein Haikal.3

Di indonesia hubungan politik antara Islam dan Negara di

Indonesia pada Paruh pertama abad 20 ditandai dengan anatagonisme dan

kecuriagaan satu sama lainnya. Perbedaan pandangan pada pendiri

Republik Indonesia yang sebagian besarnya umat Muslim mengenai

hendak dibawa kemanakah negara Indonesia yang baru merdeka. Salah

satu butir terpenting dalam perbedaan pendapat di atas itu adalah apakah

negara ini bercorak “ islam” atau “ nasionalis”.4

Perbedaan pendapat di Indonesia tentang agama dan negara

menjadi permaslahan yang serius, salah satu tokoh pemikir islam yang pro

(menolak) terhadap islam sebagai ideologi negara adalah Mohammad

Natsir, menurunya bahwa islam tidak dapat dipisahkan dari negara.

Pendapatnya, urusan kenegaraan pada dasarnya merupakan bagian integral

3Munawir Sjadzali, Islam dan Tata negara: Ajaran sejarah dan pemikiran ,

(Jakarta: UI Press, 1990), hal.1 4Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan Praktik Politik

Islam di Indonesia , (Jakarta: Democrasy, 2011), hal. 66

Page 15: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Islam, yang di dalamnya mengandung falsafah hidup atau ideologi seperti

kalangan Kristen, fasis atau Komunisme.5

Sedangkan menurut Gusdur ia berpendapat bahwa islam tidak

memberikan konsep yang jelas untuk membangun sebuah negara,

melainkan hanya memberi nilai etik bagi kehidupan bangsa dan negara.

Gusdur ingin menegakkan demokrasi yang seutuhnya, artinya tidak ada

tendensi agama yang melekat pada konsep ini. Gusdur lebih

mengasumsikan agama sebagai sumber motivasi pandangan hidup bangsa

atau ideologi negara (Pancasila). Agama berperan mendorong kegiatan

individu melalui nilai-nilai yang diserap Pancasila dengan menjadikannya

sebagai bentuk pandangan hidup bangsa. Jadi agama disini hanyalah

bersifat dialogis bukan simbiosis. 6

Munawir Sjadzali berpendapat bahwa islam dan negara tidak

berkaitan, piagam madinah yang dianggap sebagai Konstitusi oleh umat

islam tidak menyebutkan agama dan negara. Menurutnya Piagam Madinah

hanya sebagai landasan kehidupan bermasyarakat bukan untuk

membentuk sebuah negara, nabi Muhammad SAW pun tidak menjelaskan

yang dibentuk di Madinah adalah sebuah negara.7

Islam dalam ideologi negara dan pandangan hidup bangsa,

merupakan salah satu model bagaimana islam berhungungan dengan

negara. Negara Pancasila dapat diterima oleh umat islam dikarenakan

5Mohammad Natsir, Capita Salecta, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.436 6 Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam, Volume 4, Nomor 2,

(Oktober, 2014), ISSN 2019-0109. 7Munawir Sjadzali, Op. Cit. Hal. 16

Page 16: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

islam tidak mengenal konsep negara islam dan sistem pemerintahan yang

definitif. Menurut Gus Dur konsep negara islam tidak dikenal dalam Al-

Qur’an dengan menjelaskan tentang sistem alih kepemimpinan negara

(suksesi) yang berbeda-beda. Konsep suksesi sebagai bagian penting

dalam sistem negara seharusnya jelas dan definitif dan hal itu ternyata

tidak dimiliki oleh islam. Islam menurut Gus Dur, memang tidak mengatur

konsep kenegaraan.8

Menurut Hatta islam adalah agama individual , yaitu usaha orang

perorang dalam memahami,menghayati dan menafsirkan ajaran islam ,

berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta memiliki

penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan

bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal

pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan yang maha Esa , dan

juga tuhan yang maha pengasih dan Maha Penyayang, yang kemudian

menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk

islam adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu

memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamain, keadilan dan

persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.

Tujuan islam adalah mewujudkan keadilan sosial yang terformulasi

denagan tindakan “menyeru kepada kebaikan dan mencegah kejahatan”

(al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar). Siapa yang menghendaki

suatu tujuan , konsekuensinya harus mau melaksanakan cara-cara untuk

8Ali Masyur Musa, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur, ( Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama, 2010), hal. 103

Page 17: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini Ibn Taimiyah (661 H/1263M-

728H/1328M) ia menegaskan “Allah mewajibkan manusia untuk

melakukan perintah berlaku ma’ruf dan nahi munkar, keadilan,

melaksanakan haji, melaksanakan shalat-shalat jama’ah, dan memerangi

orang-orang yang zalim. Semua itu tidak akan terlaksana kecuali dengan

kekuatan (kekuasaan) dan imarah(kepemimpinan).9

Sedangkan Negara dalam pandangan islam merupakan otoritas

syari’ah terhadap seluruh manusia, baik terhadap kalangan penguasa

maupun terhadap massa rakyat, yang prinsip-prinsipnya dirumuskan oleh

Allahyang disampaikan oleh Nabi kepada manusia ang termaktub dalam

Al-Qur’an dan Sunnah serta dijabarkan dalam penafsiran-penafsiran

ulama, yang secra sosiologis ditegakkan oleh kekuatan-kekuatan yang

dipercayai. Tujuan dari negara itu adalah mewujudkan kesejahteraan

masyarakat universal di dunia dan akhirat.10

Berdasrkan latar Belakang Di atas, penulis tertarik untuk

mengetahui lebih lanjut bagaimana studi pemikiran Muhammad Hatta

tentang Negara di Indonesia menurut Pandangan fiqih Siyasah, dan Oleh

sebab itu, penulis tertarik untuk menuangkan dalam bentuk Karya Ilmiah

yaitu “Pemikiran Muhammad Hatta tentang Konsep Negara di

Indonesia dalam tinjauan fiqih Siyasah”.

9 Efrinaldi, Syari’at Islam dan Dinamika Masyarakat (Solusi terhadap

Problematika Kontemporer), (Jakarta: Kencana Prenada Group), hal. 109 10Ibid, hal. 112

Page 18: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan diatas penulis membatasi

masalah sebagai berikut:

“ Pemikiran Mohammad Hatta tentang konsep Negara”

2. Rumusan Masalah

Setelah membatasi masalah dalam penelitian ini, penulis

berpendapat sebagai berikut:

1. Bagaimana pemikiran Mohammad Hatta tentang Negara?

2. Bagaimana Analisa tentang Konsep Negara dalam kecamata

Muhammad Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Mohammad Hatta

tentang konsep Negara.

2. Untuk menganalisa Konsep Negara dalam kecamata Muhammad

Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

1. Untuk mengetahui Pemikiran Muhammad Hatta tentang

Negara

Page 19: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

2. Untuk menganalisa Konsep Negara dalam kecamata

Muhammad Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah.

b. Manfaat Praktis

1. Untuk mengetahui Pemikiran Muhammad Hatta tentang Negara

khususnya bagi penulis sendiri.

2. Dapat memberikan sumbanagan pemikiran atau bahan masukan bagi

pihak-pihak yang terkait terutama pemikiran Muhammad Hatta tentang

Negara, khususnya agar tidak salah dalam memahamai pemikiran

Muhammad Hatta tentang Negara.

3. Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat Wisuda untuk

mendapatkan gelar Srata Satu (S1) program studi Hukum Tata Negara

(Siyasah) di Institutut Agama Islam Negeri Bukittinggi (IAIN

Bukittinggi).

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari keraguan dan kesalahan fahaman dalam

memahami judul skipsi ini, maka penulis akan menjelaskan kata-kata

penting yang terkandung pada judul di atas, diantaranya :

Pemikiran: Proses, cara, dan perbuatan memikir. Maksudnya disini

yaitu proses jalan pikir Muhammad Hatta tentang Konsep Negara.

Konsep: Pengertian. Maksunya yaitu, Konsep Negara Menurut

pemikiran Muhammad Hatta.

Islam: agama dari Tuhan, yang berisi tuntunan hidup yang

diwahyukan kepada hamba-Nya untuk seluruh umat manusia. Maksudnya

Page 20: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Islam dalam pengertian ini yaitu berarti tunduk dan menyerah atau taat.

Sebagai Agama, Islam berdiri di atas penyerahan diri sepenuhnya dan taat

kepada Allah SWT. Untuk itu sebabnya agama ini dinamakan Islam.11

Negara: persekutuan Bangsa di satu Daerah yang tentu batas-

batasnya yang diperintrah dan diurus oleh badan pemerintahan yang

teratur.12

Muhammad Hatta : Sebagai Tokoh Proklamator, ia adalah seorang

Wakil Presiden RI, ia juga seorang Guru Besar,

dan akan tetapi ia di Indonesia adalah sebagai

Bapak Koperasi Indonesia.13

Indonesia : Nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang

terletak diantara benua Asia dan benua Australia;

bangsa, budaya , bahasa yang ada di negara

Indonesia.14

Negara : Persekutuan Bangsa di satu daerah yang tentu batas-

batasnya yang diperintah dan diurus oleh badan

pemerintahan yang teratur.15

Siyasah : Mengatur, mengendalikan, mengurus, atau membuat

keputusan. Maksudnya yaitu “ pengurusan

11Rabithah Alam Islam Mekah, Islam Mekah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh

dan Ilmuan Dunia Mendapat Hidaya, (Jakarta: Cahaya Press), hal. 16 12Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustak,

1982), hal. 18 13 Muhammad Hatta, Membangun Kaoperasi dan Koperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Koperasi Pegawai Negeri, 1971), hal IX 14Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3 , (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 2,

hal. 430 15Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982),

hal. 18

Page 21: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kemaslahatan umat manusia sesuai dengan syara”,

dan adapaun pengertian yang lain Siyasah adalah

“segala perbuatan yang membawa manusia le=bih

dekat dengan kepada kemaslahatan dsan lebih jauh

dari kemafsadahan, sekalipun Rasulullah tidak

menetapkannya dan bahkan Allah Swt. Tidak

menentukannya.16

Muhammad Hatta : Tokoh Proklamator, ia adalah wakil Presiden Ri, ia

juga seorang Guru Besar, dan di Indonesia ia dijuluki

sebagai Bapak Koperesi Indonesia. Ia dilahirkan di

Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 12 Agustus

1902.1718

Tujuan dari negara itu adalah mewujudkan kesejahteraan

masyarakat universal di dunia dan akhirat.19Untuk itu saya sebagai penulis

tertarik untuk mengkaji “Pemikiran Muhammad Hatta tentang konsep

Negara ditinjau dari Fiqih Siyasah, dan serta menganalisa Konsep

Negara dalam Kecamata Muhammad Hatta ditinjau dari Fiqh

Siyasah”.

16Ibn Al-Qayyim al Jawziyyah 17Muhammad Hatta, Memnbangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971) 18 Muhammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Koperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 9 19 Ibid, hal. 112

Page 22: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan jenis penelitian library

research (penelitian pustaka). Penelitian pustaka adalah serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.20 Jadi dalam hal

ini yang penulis lakukan adalah dengan mengumpulkan buku-buku yang

berkenaan dengan penelitian ini, kemudian mencatat dan mengolahnya

berdasarkan pada data-data kepustakaan yang berkaitan pada pokok

persoalan yang dibahas.

1. Sumber Data

Untuk memudahkan mengidentifikasi sumber data, maka

penulis mengklasifikan sumber dat menjadi dua sumber data, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data penelitian langsung pada subjek

sebagai sumber informasi yang diteliti. Adapun sumber data dalam

penelitian ini adalah Muhammad Hatta: Agama dan Negara.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung atau sebagai

data tambahan bagi data primer. Sebagai data sekunder dalam

20Mestika Zed, Metodologi Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2004) hal. 3

Page 23: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan antaranya

sebagai berikut:

Mohammad Hatta, Memoir, Jakarta: P.T. Bumi Restu,

1982. Munawir Sjadzali, Islam dan Tata negara: Ajaran sejarah

dan pemikiran , Jakarta: UI Press, 1990.

Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transformasi

Gagasan dan Praktik Politik Islam di Indonesia , Jakarta:

Democrasy, 2011.

Mohammad Natsir, Capita Salecta, Jakarta: Bulan Bintang,

1973.

Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam,

Volume 4, Nomor 2, Oktober, 2014, ISSN 2019-0109.

Ali Masyur Musa, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur,

Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2010.

Efrinaldi, Syari’at Islam dan Dinamika Masyarakat (Solusi

terhadap Problematika Kontempore), Jakarta: Kencana Prenada

Group.

Dan serta buku-buku yang berkaitan dengan pemikiran

politik khususnya Agama dan Negara di Indonesia menurut

tinjauan islam dalam fiqih Siyasah.

2. Teknik Pengumpulan dan Analisi Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka penulis menggunakan metode dokumentasi yang diamati

Page 24: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

bukan benda hidup tetapi benda mati, maka yang digunakan dalam

metode pengumpulan data hanya dokumen tertulis berupa buku-buku

umum maupun khusus, media cetak, media informasi dan data-data

lain yang relevan dengan penelitian ini.

Dalam menganalisis data, peneliti memakai content analisis,

yaitu suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data, karya tulis

kemudian diadakan analisis dan menafsirkan data tersebut. Analisis

yang dimaksud adalah menyusun data-data yang diperoleh secara

temuan yang berupa wacana baru.

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan terarah dan mudah dipahami dalam pembahasan

proposal ini, penulis akan mengemukakan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Merupakan pendahuluan yang di dalamnya membuat

beberapa pokok pikiran yang mendasari perwujudan

pembahasan secara keseluruhan yang meliputi sebagai

berikut: latar belakang masalah, Batasan dan Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Penjelasan Judul, Metodologi Penulisan, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II Merupakan landasan teori yang meliputi di dalamnya

yaitu tentang Konsep Islam, Negara, dan Fiqh Siyasah

yang terdiri dari (1) Konsep Dasar Islam terdiri dari:

Page 25: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Pengertian Islam, Konsep dasar Islam, Tujuan Ajaran

Islam, Karakteristik Ajaran Islam, dan Ruang Lingkup

AjaranIslam, (2) Konsep Negara yang terdiri dari:

pengertian Negara, Unsur-unsur terbentuknya suatu

Negara, Tujuan dari Negara, dan Korelasi Islam dan

Negara, dan (3) Konsep Fiqh Siyasah yang terdiri dari:

Pengertian Fiqh Siyasah, Objek Kajian Fiqh Siyasah,

Metode Mempelajari Fiqh Siyasah, dan Manfaat

mempelajari Fiqh Siyasah.

BAB III Biografi Muhammad hatta yang terdiri dari, Kelahiran

Muhammad Hatta, Pendidikan Muhammad Hatta,

Karya-karya Muhammad Hatta, Kiprah dan Aktivitas

Politik Muhammad Hatta.

BAB IV Hasil Penelitian yang didalamnya terdiri dariPemikiran

Muhammad Hatta tentang Negara, menganalisa

Terhadap Konsep Negara dalam kecamata Muhammad

Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah.

BAB V Merupakan Penutup yang berisikan tentang Kesimpulan

dan Saran.

Page 26: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

BAB II

ISLAM DAN NEGARA

A. Konsep Dasar Islam

Berbicara tentang konsep dasar Islam memiliki 3 kata yang

mempunyai arti yaitu, konsep dasalah suatu rancanagan yang difahami.

Dasar adalah asas atau aturan, dan sedangkan Islam adalah agama yang

diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang berpedoman pada kitab suci

Al-Quran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT, melalui

malaikat Jibril. Islam adalah rahmat dan Islam juga damai. Karena seperti

yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.21

Islam adalahal-Islam wahyun ilahiyun unzila ila nabiyyi

Muhammadin Sallallahu ‘alaihi wasallam lisa’adati al-dunya wa al-

akhirat(Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw

sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat). Inti

dari Islam adalah Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.Kita

percaya bahwa wahyu itu terdiri atas dua macam, yakni: Al-Qur’an dan

Wahyu yang berbentuk hadis , sunnah Nabi Muhammad saw.22

Sedangkan pengertian agama (islam) adalah suatu unsur mengenai

pengalaman yang dipandang mempunyai nilai tinggi, yaitu pengabdian

kepada suatu kekuasaan, yang dipercayai sebagi suatu yang menjadi asal

21 Blogspot. Com, Konsep Dasar Islam, diakses pada hari Rabu, 17 Juli 2019,

Jam, 08.00 WIB 22 M. Ato Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011), hal. 19

Page 27: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

mula segala sesutau, kemudian yang menambah dan melestarikan nilai-

nilai serta sejumlah ungkapan yang sesuai dengan urusan pengabdian

tersebut, baik dengan jalan melakukan upacara yang simbolis maupun

melalui perbuatan yang bersifat perseorangan atau secara bersama-sama.

Agama adalah cara yang dipakai manusia dalam menghidupkan

hubungannya dengan kekuatan di atas jangkauan manusia yaitu kekuatan

yang ghaib dan pada kekuatan tersebutlah kepercayaan manusia

menggantungkan harapan.23

Agama adalah petunjuk bagi manusia untuk membedakan baik

dengan buruk, benar dengan salah, indah dengan jelek, kemudian petunjuk

itu dianggap berasal dari Tuhan yang dapat dibuktikan keberadaannya

secara etika, logika dan estetika. Untuk itu orang-orang yang memiliki

paham untuk memisahlkan nilai-nilai luhur agama dengan kehidupan

keseharian, termasuk dengan kehidupan ilmu pengetahuan, disebut dengan

paham sekularisme, sedangkan orangnya dikenal dengan ilmuwan

sekuler.24

Sedangkan secara etimologi agama berasal dari dua kata

Sansakerta yaitu “A” yang berarti tidak, dan “Gama” yang berarti kacau,

jadi agama dapat diartikan sebagai penjaga kekacauan.25 Untuk itu ada

beberapa pengaturan mendasar yang diberikan dalam ekonomi, hukum,

politik, pemerintahan, sosial, budaya, dan juga pariwisata. Contoh, dalam

23Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,

2009), hal. 123 24Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik,... Ibid. hal. 123 25Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik,... Ibid. hal. 123

Page 28: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

hal sosial yaitu, kasus sex yakni untuk sex ini maka dibuat pengaturan

pernikahan yang sakralberdasarkan kasih sayang yang tidak menutup

kemungkinan berhubungan sex, karena kasih sayang beresiko

pengorbanan sedangkan sex beresiko kepemilikan pribadi yang subyektif.

Maka dilarang menikahi keluarga (dalam arti anak, ibu, bapak,

saudara yang disebut inces), dilarang pernikahan sejenis (dalam artian

sesama perempuan yang disebut dengan lesbian dan sesama lelaki yang

disebut homosex).

Untuk itu dengan pernikahan ini maka berhubungan agama dengan

ilmu pemerintahan selayaknyalah pemerintah melarang berdirinya lokasi

pelacuran. Namun begitu banyaknya di lokasi pariwisata ditemukan pula

lokasi pelacuran baik yang terbuka ataupun terselung tetapi secara diam-

diam dilindungi oleh pemerintah yang berkuasa.

Contoh dalam hal perekonomian, perdagangan dan industri, yakni

kasus perpindahan kekayaan. Pindahnya uang dengan mudah dari

seseorang kepada orang lain disebut dengan pertaruhan, akan membuat

unsur kejiwaan terganggu karena kepemilikan yang tidak dihormati lewat

persetujuan kalah menang ini, maka resikonya akan menimbulkan

pencurian pada kesempatan lainnya, oleh karena itu selayaknyalah

pemerintah tidak mengizinkan berdirinya lokasi perjudian. Namun begitu

banyaknya pada suatu lokasi pariwisata berdiri rumah judi dari tingkat

Page 29: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kelas atas sampai kelas rendah, bahkan Las Vegas dan Monaco

mempunyai penghasilan dari perjudian ini. 26

Sekulerisme adalah memisahkan agama dengan negara, atau lebih

spesifik memisahkan kaidah nilai-nilai luhur agama denngan kehidupan

kenegaraan yang dianggap kehidupan duniawi sedangkan agama

mengurus akhirat. Jadi dengan begitu para rohaniawan seperti haji, ustadz,

pastor, pendeta, bikshu, pedande, dan lainnya tokoh agama itu tidak

selayaknya masuk dalam perihal kenegaraan dalam pandangan sekular.27

a. Pengertian Islam

Berbicara tentang Islam berarti berbicara tentang pluralitas umat

Islam. Islam adalah suatu “Teks” yang multi interpretasi, Islam

dipahamidan diekspresikan secara beragam oleh para pemeluknya.

Untuk itu, dalam sejarah Indonesia sikap politik dan ekpresi politik

umat Islampun bukanlah hal yang tunggal, melainkan (cukup)beragam.

Bahkan antar umat Islam itu sendiri, dalam menyikapi masalah yang

sama, sering terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan ini kadang

memicu perselisihan, bukan hanya antara umat Islam dengan rezim

kekuasaan, melainkan juga antar umat Islam itu sendiri.28

Islam adalah agama dari Tuhan, berisi tuntutan hidup yang

diwahyukan kepada hamba-Nya untuk seluruh umat manusia. Karena

untuk tegaknya kehidupan manusia. Untuk tegaknya kehidupan

26Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,

2009), hal. 124 27Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik,... Ibid,hal. 124 28 M. Arif Hakim, Jejak-jejak Islam Politik : Sinopsis Sejumlah Studi Islam

Indonesia, (Jakarta: Ditjen Bagais, 2004), hal 33

Page 30: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

manusia di atas bumi diperlukan dua hal: yaitu Pertama: Terpenuhinya

kebutuhan pokok untuk menjamin kelangsungan hidup, dan kecukupan

material yang dibutuhkan oleh perseorangan dan masyarakat. Kedua:

Mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang tata cara hidup

perseorangan dan masyarakat dan kebudayaan.29

Allah Rabbul ‘alamin telah menyediakan kedua macam kebutuhan

itu secukupnya untuk manusia. Untuk kebutuhan pertama, Allah swt.

menyediakan sumber alam dan menyerahkannya kepada manusia

untuk digali dan diolah. Sedangkan untuk kebutuhan kedua, yakni

kebutuhan kejiwaan atau rohani, kemasyarakatan dan kebudayaan,

Allah swt. Memilih dan mengangkat para rasul yang diberi wahyu

tentang peraturan hidup yang dapat membimbing manusia menempuh

jalan hidup yang lurus dan benar. 30

Peraturan hidup dinamakan Islam, agama yang dibawa oleh semua

Rasul. Islam dalam bahasa Arab berarti tunduk dan menyerah atau taat.

Sebagai Agama, Islam berdiri di atas dasar penyerahan diri

sepenuhnya dan taat kepada Allah swt, untuk itu sebabnya agama ini

dinamakan Islam.31

Islam juga berarti selamat dan sejahtera. Dalam pengertian ini

menunjukan bah wa manusia tidak akan dapat mencapai keselamatan

dan kesejahteraan yang sebenarnya, kecuali dengan menyerahkan diri

29 Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh dan Ilmuan

Dunia Mendapat Hidayah, (Jakarta: Cahaya Press, hal 15-16 30Ibid..., hal. 16

31Ibid

Page 31: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

sepenuhnyua kepada Allah swt. cara hidup seperti inilah yang selalu

berada dibawah naungan ketaatan kepada Allah swt, hidup yang selalu

diliputi ketenangan jiwa bagi perseorangan dan kesejahteraan bagi

masyarakat.32Terdapat dalam (Q.S Ar-Ra’d (13) : 28 - 29).

الذين آمنوا وتطمئن ق لوبم بذكر الل ألا بذكر الل تطمئن القلوب الات طوب لم وحسن مآب )٢٨) (٢٩(الذين آمنوا وعملوا الص

Artinya: “ 28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,

hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram. 29. orang-orang yang beriman dan beramal

saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali

yang baik.”(QS. Ar-Ra’d: 28-29)

Al- Qur’an menganjurkan orang untuk berdo’a yaitu terdapat

dalam (QS. Toha, 20: 114) yang berbunyi:

(٤١١رب زدن علما )وقل

Artinya: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu

pengetahuan."

Al-Qur’an menyatakan bahwa orang yang berpengetahuan itu tidak

sama dengan orang yang tidak berpengalaman. Terdapat dalam

(QS. Az-Zumar, 39: 9), yaitu yang berbunyi:

قانت آنء الليل ساجدا وقائما يذر الآخرة وي رجو رحة ربه أمن هو ر أولو ا ي تذك قل هل يستوي الذين ي علمون والذين لا ي علمون إن

(٩الألباب )

32 Ibid. Hal, 15-16

Page 32: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang

mengetahui dengan orang-orang yang tidak

mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah

yang dapat menerima pelajaran”.

Dari penjelasan ayat diatas dapat dikatakan bahwa asasi akidah

Islam itu ada tiga:

1. Iman atau percaya atas ke-Esaan Allah.

2. Iman atau percaya bahwa Muhammad itu utusan Allah.

3. Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya hisab

pada hari kiamat.

Maka barang siapa yang beriman kepada ketiga asasi akidah Islam

tersebut, ia termasuk orang Muslim, dan kesemuanya dituangkan dalam

kalimat. “La ilaaha illallaah, Muhammadur- rasuulullah”. Kenyataanya

bahwa sebagian besar bangsa Indonesia beragama Islam disebut sebagai

dukungan, karena “Islam adalah agama yang pengalamanya dalam

melaksankan toleransi dan pluralisme adalah unik dalam sejarah agama-

agama”. Sampai sekarang bukti hal itu kurang lebih tampak jelas dan

nyata pada berbagai masyarakat dunia: di mana agama Islam merupakan

anutan mayoritas, agama-agama lain dan tidak mengalami kesulitan

berartiakan tetapi sebaliknya di mana mayoritas bukan Islam dan kaum

Muslimin menjadi minoritas, mereka ini selalu mengalami kesulitan yang

tidak kecil, kecuali di negara-negara demokrasi Barat. Di sana umat Islam

Page 33: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

sejauh ini masih memperoleh kebebasan beragama yang menjadi hak

mereka”33

Menurut Nurcholish “islam adalah agama terbuka, dan umat Islam

harus menjadi golongan yang terbuka. Umat Islam harus tampil dengan

penuh percaya kepada diri sendiri, bijaksana dan arif, serta menyadari

fungsinya selaku saksi dan juri atas manusia. Mereka adalah pemimpin,

karena itu harus bersikap sebagai pemimpin . mereka adalah pamong,

karena itu harus bertindak ngemong. Mereka adalah golongan paling

unggul, karena itu harus mencerminkan keunggulan itu dalam sikap-sikap

yang dewasa dan penuh semangat Leadership, tidak egopis, tapi altruis...

jadi kemenangan Islam tidak boleh mewujudkan diri dalam bentuk yang

mengancam golongan lain... jadi kemenangan itu juga kemenangan semua

golongan yang bukan Muslim itu”.34

2. Sumber Dasar Ajaran Islam

Sumber Dasar Ajaran Islam terbagi atas dua: yaitu sumber hukum

asli, dan sumber hukum lainnya.

a. Sumber Hukum Asli, yaitu agama Islam yang bersumber dari Al-

Quran dan As-Sunnah (Al-Hadist).

b. Sumber Hukum lain, yaitu agama Islam yang bersumber dari akal

pikiran (ra’yu) yang melalui cara-cara berijtihad. Diantaranya

33M. Syafi’i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, (Jakarta: Paramadina,

1995), hal. 230 34 M. Syafi’i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, op. Cit., hal. 232

Page 34: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

yaitu, Al-Ijma’, Qiyas, Isti’hsan, Al-Istishlah, Urf, Istishab, Syar’u

man qablana, Saddus Zari’ah.

Agama Islam bersumber dari wahyu ( Al-Qur’an) dan sunnah (Al-

Hadis), dan adapun Ajaran Islam yang bersumber dari ra’yu (akal pikiran)

manusia melalui ijtihad. Untuk lebih memperjelas sumber-sumber hukum

Islam yaitu sebagai berikut:

a. Al-qur’an

Al-qur’an adalah sumber hukum Islam pertama dan utama. Ia

memuat kaidah-kaidah hukum fundamental (asasi). Al-qur’an merupakan

kitabsuci yang memuat wahyu (firman) Allah,Tuhan Yang Maha Esa, asli

seperti yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad

sebagai rasul Nya sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari,

mula-mula di Makkah kemudian di Madinah untuk menjadi pedoman atau

petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai

kesejahteraan di dunia ini dan kehidupan di akhirat kelak.35

Dalam ajaran Islam menurut S. Hossein Nasr Al-Qur’an adalah

inti sari semua pengetahuan. Namun, pengetahuan yang terkandung di

dalam Al-qur’an hanyalah benih-benih atau prinsip-prinsipnya saja.36

Al-qur’an ialah wahyu yang diturunkan berbahasa Arab oleh Allah

kepada Nabi Muhammad yang sampai kepada kita umat Islam melalui

35Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh dan Ilmuan

Dunia Mendapat Hidaya..., hal. 17 36Ibid.

Page 35: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

malaikat jibril dengan riwayat yang mutawatir.37 Dan adapun Unsur-unsur

Al-Quran, yaitu sebagai berikut:

a. Berupa lafadh

b. Lafadh itu berbahasa Arab

c. Diturunkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad kepada kita

manusia yang melalui malaikat Jibril.

d. Diriwayatkan dari generasi ke generasi berikutnya, sampai kepada

kita dengan jalan mutawatir.38

Untuk itu dapat kita simpulkan dari unsur-unsur Al-Quran diatas,

Al-Quran adalah wahyu yang berupa lafadh yang berbahasa Arab, wahyu

yang berupa ma’na, yang di turunkan Allah melaui Nabi Muhammad

melalui malaikat Jibril, yang diriwayatkan dari generasi ke kegenerasi

berikutnya, yang sampai kepada kita melalui jalan mutawatir.

Al-Quran menurut sebagian besar Ulama, kata Al- Quran dilihat

dari segi bahasa, yaitu merupakan bentuk masdar dari kata qara’a, yang

berarti bacaan atau apa yang tertulis padanya39 , seperti terdapat dalam

surat Al-Qiyamah (75) : 17-18 :

نا جعه وق رآنه ) (١٨ع ق رآنه )(فإذا ق رأنه فاتب ١٧إن علي Artinya:

37Usman Said, Pengantar Ilmu Fiqh (Pengantar Ilmu Hukum Islam), (Jakarta:

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, 1981), hal.126 38Ibid., hal. 126 39 Rahmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 49

Page 36: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila

Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya

itu”.

Adapun definisi Al-Quran secara terminologi40, menurut sebagian

besar ulama Ushul Fiqh adalah sebagai berikut:

كلم الله تعا لى ا لمنز ل على محمد صل الله عليه وسلم با للفظ العر بي المنقو ل الينا با لتو امكتو ب با مصا حف ا لمتعبد بتلا و ته المبد و ء با

.لفا تحة و ا لمجتو م بسو ر ة النا س Artinya: “Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi

sesudahnya secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah,

tertulis dan mushaf; dimulai dari surat Al-Fatihah dan ditutup

dengan surat An-Nas.”

Untuk itu dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa AL-

Quran adalah yang di mulai dengan surat Al-fatihah dan di akhiri dengan

surat An-Nash. Yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melaui

perantara malaikat Jibril, apabila membacanya bernilai ibadah tertulis

dalam mushaf, yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara

mutawatir.

b. As-Sunnah (Al-Hadist)

Pengertian As-Sunnah secara bahasa yaitu:

الطر يقه محمو دة كانت ا و مد مو مة

Artinya : “ Jalan yang terpuji dan atau yang

tercela”.41

40 Rahmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh..., Ibid., hal.50 41 Munzir Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 4

Page 37: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Sunnah dari segi bahasa adalah jalan yang biasa dilalui atau suatu

cara yang senantiasa dilakukan, tanpa mempermasalahkan, apakah tersebut

baik atau buruk.42 Untuk itu arti sunnah tersebut bisa dilihat dalam sabda

Rasulullah SAW, yang berbunyi:

له ا جر ها و اجر من عمل با بعد ه من غير ان من سن في الا سلا م سنة حسنة فينقص من ا جو ر هم شيء و من سن في الا سلام سنة سية كا ن عليه و ز ر ها و و ز

43ر من عمل با من بعد ه من غير ا ن ينقص من ا و ز ا ر هم شي ء)ر و اه مسلم(

Artinya: “ siapa yang melakukan sesuatu perbuatannya yang baik,

ia akan mendapatkan pahala (dari perbuatan itu dan pahala orang

yang menirunya setelah dia, dengan tidak dikurangi palahalanya

sedikit pun. Dan barang siapa yang melakukan perbuatan yang

jelek, ia akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang

menirukannya, dan tidak dikurangi dosanya sedikitpun.”

Dan juga Allah berfirman dalam QS Al-Kahfi (18): 55, yang

berbunyi:

م إلا أن تتي هم وما منع الناس أن ي ؤمنوا إذ جاءهم الدى ويست غفروا رب (٥٥تي هم العذاب ق بلا )سنة الأولين أو ي

Artinya: “Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia

dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan

dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan

menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-

umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan

nyata.” Allah juga berfirman dalam QS. Al-Isra’ (17): 77, yang berbunyi:

د لسنتنا تحويلا ) لك من رسلنا ولا ت ( ٧٧الإسراء:سنة من قد أرسلنا ق ب Artinya: “(kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu

ketetapan terhadap Rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum

42Prof Ramad Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 59 43 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Op. Cit., hal. 5

Page 38: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kamudan tidak akan kamu dapati perobahan bagi ketetapan Kami

itu.”

Sebenarnya masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang

menunjukan arti sunnah menurut bahasa, yaitu seperti dalam QS. Al-Anfal

(8): 38, al-Hijr (15): 13, al-Ahzab (33): 38, 62. QS. Al-Fathir (35): 43, al-

Mukmin (40): 85, dan QS. Al-Fath (48): 23.44

Bila kata sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan

dengan hukum syara’, maka yang dimaksud dengan tidak lain kecuali

segala sesuatu yang diperintahkan, dilarang, atau dianjurkan oleh

Rasulullah SAW, baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya.

Dan apabila dalam dalil hukum syara’ disebutkan al-Kitab dan al-Sunnah,

berarti yang dimaksudkan itu adalah Al-Quran dan Hadis.45

Sedangkan pengertian Sunnah menurut istilah, dikalangan ulama

terdapat perbedaan pendapat, yaitu: pertama, menurut ahli hadis adalah:

و صفة خلقية ا و ما ا شر عن النبى صلى الله عليه و سلم من فو ل ا و فعل ا و تقر ير ا 46خلقية ا و سير ة سو ا ء كا ن قبل البعثة ا و بعد ها

Artinya: “segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa

perkataan,perbuatan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan

hidup, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya”.

Jadi dari perkataan, para ahli hadis diatas mengidentikkan sunnah

dengan hadis itu adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.47

44Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 7 45Ibid 46 Ibid

Page 39: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Untuk itu para ahli hadis menyamakan antara sunnah dengan

hadis. Tampaknya para ahli hadis membawa makna sunnah ini kepada

seluruh kebiasaan Nabi SAW, baik yang melahirkan hukum syara’

maupun tidak.Dengan demikian, berpegang teguhlah kepada Al-Quran

dan sunnah Nabi untuk itu akan menjaminseseorang terhindar dari

kesesatan. Sebagaimana hadis rasul yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

تر كت فيكم شيين لن تضلو ا بعد هما كتا ب الله و سنتى )ر و اه الا كم(48

Artinya: Aku tinggalkan pada kalian dua pustaka. Kamu

tidak akan sesat setelah (berpegang) pada keduanya, yaitu

Kitab Allah dan SunnahKu”. (HR. Hakim )

Kedua, ulama ushuliyyin jika antara Sunnah dan hadis dibedakan,

maka bagi mereka, hadis adalah sebatas sunnah qauliyah-nya Nabi SAW

saj. Untuk itu sunnah cakupannya lebih luas dibanding hadis, sebab

sunnah mencakup perkataan, perbuatan dan penetapan (taqrir) Rasul, yang

bisa dijadikan dalil hukum syar’i.49

Menurut Ilmu Ushul Fiqh diatas, ulama ahli Ushul Fiqh,

mengatakan bahwa sunnah adalah segala yang diriwayatkan dari Nabi

SAW, baik berupa perbuatan, perkataan,dan ketetapan yang berkaitan

dengan hukum.”50 Adapun definisi sunnah menurut ahli ushul yaitu ia

hanya membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang bersumber

47Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010)..., Op.Cit.,

hal. 60 48 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 9 49 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid, hal. 8 50 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Op. Cit,

hal. 60

Page 40: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

dari nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun taqrir (ketetapan) yang

berkaitan dengan hukum syara’.51

Dengan demikian, sifat, perilaku, sejarah hidup, dan segala yang

bersumber dari Nabi SAW yang tidak berkaitan dengan hukum syara’ dan

terjadi sebelum diangkat menjadi rasul itu tidak disebut dengan sunnah.

Selanjutnya yang Ketiga,pengertian sunnah menurut ahli Hadis berbeda

dengan ahli usul Ia mengatakan sunnah adalah segala sesuatu yang

disandarkan kepada Nabi SAW yang berhubungan dengan hukum syara’,

baik berupa perkataan, perbuatan, maupun penetapan (taqrir) beliau.

Menurut Ilmu Fiqh, pengertaian sunnah menurut ahli fiqh hampir

sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli Ushul Fiqh.

Akan tetapi, istilah sunnah dalam fiqh, yaitu juga dimaksudkan sebagai

salah satu hukum taklifi, yang berarti yaitu sesuatu perbuatan yang akan

mendapatkan pahala apabila dikerjakan dan tidak berdosa apabila di

tinggalkan.52

Berdasarkan pengertian sunnah menurut ahli hadis diatas, mereka

mendefinisikan sunnah terdapat dalam hadist Nabi, yaitu:

كل ما صد ر عن ا لنبى صل الله عليه و سلم غير ا لقر ا ن اكر يم من 53قو ل ا و فعل ا و تقر ير مما يصلحا ن يكو ن د ليلا لكم شر عي

51Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Op.Cit., hal. 10 52Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh..., Ibid, hal. 60 53 Munzier Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 5

Page 41: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Artinya: “segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW selain

Al-Quran al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan maupun

penetapan (taqrir)nya yang pantas untuk dijadikan dalil bagi

hukum syara’”

Untuk memperjelas pemahaman kita tentang pengertian

sunnah oleh ahli ushul, banyak ayat Al-Quran yang dapat kita jadikan

argumentasi bagi pendapat ahli ushul di atas, seperti firman Allah

SWT dalam QS. Al-Hasyr (59) : 7 yang berbunyi:

قرب ما أفاء الل على رسوله من أهل القرى فلله وللرسول ولذي ال بيل كي لا يكون دولة بين الأغنياء والي تامى والمساكين وابن السمنكم وما آتكم الرسول فخذوه وما ناكم عنه فان ت هوا وات قوا الل إن

(٧الل شديد العقاب )Artinya: “...apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka

terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka

tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah Amat keras hukumannya.”(QS. Al-Hasyr: 7)

Ayat di atas memerintahkan kepada umat Islam agar menaati

segala ketentuan yang telah digariskan oleh Rasulullah, baik mengenai

perintah maupun larangannya.Dalam ayat lain Allah juga berfirman, yaitu

QS. Al-Nahl (16): 44:

للناس ما ب البينات والزبر وأن زلنا إليك الذكر لت بين نزل إليهم ولعلهم رون ) (٤٤ي ت فك

Artinya: “...Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu

menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan

kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”54(QS. AL-Nahl:

44)

54Munzier Suparta, Ilmu Hadis..., Op. Cit, hal.11

Page 42: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Ayat di atas mengisyaratkan kepada umat Islam Agar mereka

melaksanakan Sunnah Nabi SAW. Sebagaimana mereka mengamalkan al-

Quran, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan.55

Untuk itu asasi akidah Islam itu ada tiga, yaitu:

1. Iman atau percaya atas ke- Esaan Allah.

2. Iman atau kepercayaan bahwa Muhammad itu utusan Allah.

3. Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya

hisab pada hari kiamat.56

Maka barang siapa yang beriman kepada tiga pokok diatas, ia

tergolong orang Muslim, dan semuanya itu dituangkan dalam kalimat

“Laa ilaaha illallah, Muhammadur-rasuulullaah”. Titik tolak kepercayaan

Islam ialah percaya atas Ke-Esaan Allah, yaitu Tauhid, dan bahwa Allah

swt. tidak menjadiklan manusia untuk dibiarkan begitu saja tanpa petunjuk

yang menerangi jalan hidup mereka. Untuk itu Allah swt telah mengutus

para Rasul yang membawa Agama Allah untuk keselamatan mereka, dan

Muhammad saw adalah Rasul-Nya yang terakhir. Iman kepada Rasul itu

menuntut supaya juga beriman kepada risalnya serta taat kepada ajaran-

ajarannya, menerima ketentuan hukum yang telah ditetapkannya mengenai

perjalanan hidup yang harus ditempuh. 57

55Ibid 56 Ibid.,hal.18 57 Ibid

Page 43: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Landasan kedua dalam Islam ialah beriman kepada Risalah

Muhammad saw dan memeluk Agama yang dibawanya, dan

melaksanakan segala ajarannya. Selanjutnya ajaran ini membawa kita

kepada pokok Islam yang ketiga, yaitu percaya atas adanya kehidupan

akhirat.58

Islam mengeluarkan manusia dari alam khurafat dan kegelapan dan

membawa mereka ke dunia ilmu yang terang benderang. Kemudian Islam

adalah agama yang praktis, tidak hanya merupakan teori yang kosong,

bukan hanya akaidah yaqng harus diimani semata-mata, melainkan juga

harus dijadikan sumber praktik hidup sehari-hari, sehingga jiwa yang

berisi iman itu mengalir dalam arus amal perbuatan, seperti mengalirnya

air diatas bumi yang subur. Islam tidak hanyaberupa kata-kata yang

berulang-ulang, berupa dzikir dan puji kepada Allah swt. saja, melainkan

juga menjiwai kehidupan manusia seluruhnya.59

Allah berfirman dalam (QS. Ar Ra’d (13): 29) yang berbunyi:

الات طوب لم وحسن مآب ) (٢٩الذين آمنوا وعملوا الصArtinya: “orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi

mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”. (QS. Ar-

Ra’ad : 29) Agama Islam yang membawa nilai-nilai dan norma- kewahyuan

bagi kepentingan hidup manusia di atas bumi, baru aktual dan

58 Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh

dan Ilmuan Dunia Mendapat Hidayah..., Ibid, hal. 19 59Ibid, hal. 20

Page 44: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

fungsional bila diinternalisasikan ke dalam pribadi melalui proses

kependidikan yang konsisten, terarah kepada tujuan.60

4. Karakteristik Ajaran Islam

Istilah karakteristik ajaran Islam terdiri dari dua kata, yaitu

karakteristik dan ajaran Islam. Kata karakteristik dalam kamus bahasa

Indonesia, diartikan adalah sesuatu yang mempunyai karakter atau sifat

yang khas. Sedangkan Islam dapat diartikan yaitu agama yang diajarkan

Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-Quran dan

diturunkan ke dunia ini melalui wahyu Allah SWT yang melalui perantara

melalui malaikat Jibril.61

Jadi pengertian Karakteristi Ajaran Islam dapat diartikan sebagai

ciri yang khas atau khusus yang mempelajari tentang berbagai ilmu

pengetahuan dan kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama,

muamalah (kemanusiaa), yang didalamnya termasuk ekonomi, sosial,

politik, kesehtan, dan disiplin Ilmu.

Karakteristik ajaran Islam terdiri dari berbagai bidang disiplin

ilmu, bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bidang Sosial

Karakteristik Islam dalam bidang sosial ini termasuk yang

paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran islam dalam bidang

60H. Muzayyin Arifin, M.ed, Kapita Salekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT

Bumi Aksara), hal. 4 61 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada

jam, 09.00, hal. 2

Page 45: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

sosial ditunjukkan untuk menyejahterakan manusia. Namun khusus

dalam bidang sosial ini, islam menjunjung tinggi sifat tolong

menolong, saling menasehati, Tentang hak dankesabaran,

kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan

kebersamaan. Ukuran tertinggi derajat manusia dalam pandangan

Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya,kebangsaanya, warna

kulitnya, bahasa, dan jenis kelamin yang berbau resialis.62

Akan tetapi ditentukan oleh ketakwaan yang ditunjukan oleh

prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Contoh

perbandingan antara Islam dengan agama yang lainnya yaitu: Di India

umpamanya tempat persemaian salah satu agama dunia yang tertua,

kita melihat agama hindu Brahmana membagi-bagi para pemeluknya

kedalam empat kasta. Sedangkan kasta Brahmana menempati kasta

tertinggi dan rakyat jelata (Paria) menempati kasta terendah.

Sedangkan dalam Islam tidak mengenal adanya kasta dalam

pembagian masyarakat sosialnya.63

Potensi manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial

ia merupakan wujud berupa kecendrungan untuk bergaul dan

menjalinhubungan antar sesama manusia. Potensi ini yang disebut

dengan fitrah sosial, yaitu kecendrungan manusia untuk hidup

62 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli

2019, pada jam, 09.00..., Ibid, hal. 2 63 Ibid

Page 46: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

berkelompok 64 . Didalmnya terbentuk suatu ciri yang khas disebut

dengan kebudayaan. Pada hakikatnya manusia merupakan umat yang

satu. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 213 yang

berbunyi:

ليح رين ومنذرين وأن زلمعهمالكتاببالق ةواحدةف ب عثاللهالنبيينمبش كم كانلناسأمن ب عدماجاءتمالبينات ب غياب ي نالناسفيمااخت لفوافيهومااخت لففيهإلاالذينأوتوهمن ب ي يشاءإلىصراطمستق بإذنواللهي هديمن همفهدىاللهالذينآمنوالمااخت لفوافيهمنالق

(٢١٣يم )Artinya: “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul

perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai

pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama

mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di

antara manusia tentang perkara yang mereka

perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu

melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka

Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-

keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka

sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang

beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka

perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu

memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada

jalan yang lurus”.(QS. Al-Baqarah: 213)

Manusia itu dijadikan berpuak-puak dan berbangsa-bangsa,

dan bersuku-suku untuk saling mengenal.65Allah SWT berfirman

dalam (QS. Al-Hujarat (49) : 13 yang berbunyi:

أي ها الناس إن خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا ي ( ١٣إن أكرمكم عند الل أت قاكم إن الل عليم خبير )

64Ibid

65 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019,

pada jam, 09.00..., Ibid, hal. 3

Page 47: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang

yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS. Al-Hujarat:

13)

Dan manusia diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam

kebaikan dan ketaqwaan.66 Yaitu terdapat dalam (QS. ) dengan demikian

secara fitrah manusia sudah memiliki dorongan hidup bermasyarakat,

Allah berfirman dalam(QS.Al-Maidah (5) : 2 ) yang berbunyi:

هر الرام و لوا شعائر الل ولا الش لا الدي ولا ي أي ها الذين آمنوا لا تحم ورضوان وإذا ت غون فضلا من رب القلائد ولا آمين الب يت الرام ي ب وكم عن المسجد الرام حللتم فاصطادوا ولا يرمنكم شنآن ق وم أن صد

ى الب والت قوى ولا ت عاونوا على الإث والعدوان أن ت عتدوا وت عاونوا عل (٢وات قوا الل إن الل شديد العقاب )

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar

kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)

binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,

dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang

mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan

keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah

menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan

janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum

karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada

mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat

berat siksa-Nya”.

66Ibid, hal. 3

Page 48: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan yaitu, janganlah,

melanggar syiar Allah SWT, dan jangan melanggar kehormatan bulan

bulan haram, untuk itu jangan menggangu bintang-bintang , dan jangan

pula menganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah, setelah kamu

telah selesai menunaikan ibadah haji maka bolehlah berburu,dan janganlah

kebencian kamu pada satu kaum atau satu orang kamu janganlah kamu

menganiaya mereka, tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan dan

taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat

siksa-Nya.

2. Bidang Ekonomi

Karakteristik ajaran Islam serlanjutnya dapat dipahami dari

konsepsinya dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwakehidupan

yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak

terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam

rangka mengejar kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan

dunia. Kita membaca hadis Nabi yang di riwayatkan oleh Ibn Mubarak

yang artinya: “bukanlah termasuk orang yang baik di antara kamui adalah

orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan

orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia.

Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang,

Page 49: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat

dikorbankan untuk urusan dunia.67

Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak

langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan

yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus

terlibat dalam mengatur kehidupan Dunia. Dalam teologi Islam, bahwa

alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan

adalah sesuatu yang diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan. Alam raya ini

adalah sesuatu yang diciptakan Allah SWT untuk dimanfaatkan manusia,

dan bukan untuk sekali-kali untuk dijadikan objek penyembahan

sebagaimana dijumpai pada masyarakat primitif. Alam raya dengan segala

keindahannya adalah Ciptaan Allah SWT.68

Untuk itu ketika kita menyaksikan keindahan dan kekaguman itu,

kita dianjurkan untuk mengucapkan subhanallah = Maha Suci Allah yang

telah mencipkan semua itu. Dengan cara itu selain keimanan kita semakin

bertambah mantap, dan juga akan merasakan manfaat atas segala Ciptaan

Allah itu. Dari keadaan demikian, maka kita akan memanfaatkan

kehidupan dunia ini untuk beribadah kepada Allah SWT.69

Sedangkan dalam ajaran fiqh, menurut pandangan islam tentang

kehidupan dibidang ekonomi itu dicerminkan menjelaskan bagaimana

67 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003), hal. 90 68Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam ..., Ibid, hal. 91 69Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid,hal. 91

Page 50: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

menjalankan sesuatu usaha ataupun ajaran islam mengenai kehidupan

demikian, secara tidak lansung menolak dunia dengan urusan agama.

Agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia70. Sebagai contoh

Allah SWT menurunkan ayat tentang larangan berbuat curang dalam

perdagangan, Firman Allah SWT (QS. Al-Muthafifin : 1-4) yang

berbunyi:

فين ) ويل ( ٢(الذين إذا اكتالوا على الناس يست وفون )١للمطف

عوثون )٣وإذا كالوهم أو وزنوهم يسرون ) م مب ( ٤(ألا يظن أولئك أنArtinya: ( 1). Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.

(2). (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran

dari orang lain mereka minta dipnuhi. (3). Dan apabila

mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,

mereka mengurangi. (4). Tidaklah orang-orang itu

menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan

dibangkitkan.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan yaitu, orang-orang yang

curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan

menimbang, maka celaka besarlah orang-orang yang curang. Dari

ayat ini tergambar jelas bahwa Islam memperhatikan kehidupan

manusia dalam bidang ekonomi. Karena ekonomi dan

perkembanganyatidak bisa terlepaskan dari kehidupan manusia,

maka dari itu Islam juga mengaturnya demi terciptanya

kesejahteraan manusia di dunia dan selamat di akhirat kelak.71

70 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada

jam, 09.00..., Op.Cit, hal. 3 71Ibid ...,hal. 3

Page 51: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

3. Bidang Kesehatan

Ciri khas ajaran Islam selanjutnya dapat kita lihat dalam konsepnya

mengenai kesehatan. Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada

prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada penyembuhan. Dalam

bahasa Arab prinsip ini yang berbunyi: “ al-wiqayah khair min al-‘ilaj”.

Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan semakin banyak

petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada dasarnya mengarah

pada upaya pencegahan.72

Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, maka Islam

menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dan batin

dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar,

badan pakain, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Dalam bidang ini

Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Baqarah (2) : 222) yang berbunyi:

رين ) ب المتطه وابين وي ب الت ( ٢٢٢إن الل يArtinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan

diri”.(QS. Al-Baqarah: 222)

Bertaubat sebagaimana dikemukakan pada ayat di atas akan

menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah

72 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003) ..., Op.Cit, hal 81

Page 52: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

menghasilkan kesehatan fisik. 73 Dan selanjutnya Allah SWT juga

berfirman dalam (QS. Al- Mudatsir (74) : 4-5) yang berbunyi:

ر )وثيابك ف (٥(والرجز فاهجر )٤طهArtinya: (4). Dan pakaianmu bersihkanlah, (5). Dan perbuatan

dosa tinggalkanlah. (QS. Al-Mudatsir: 4-5)

Dari ayat diatas di petik yaitu, kita sebagai umat Islam pandailah

dalam membersihkan pakaian kita sendiri, dan tinggalkanlah perbuatan

dosa yang dapat menjerumuskan kita pada hal-hal maksiat yang di benci

Allah SWT.

4. Bidang Politik

Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya

dalam bidang politik. Allah berfirman dalam (QS. An-Nisa (4) : 156) yang

berbunyi:

( ١٥٦وبكفرهم وق ولم على مريم بتان عظيما )Artinya: “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan

tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan

besar (zina)”.(QS. An-Nisa: 156)

Perintah untuk mentaati ulil amri yang artinya penguasa di bidang

politik, pemerintah dan negara. Allah SWT berfirman dalam (QS. An-Nisa

(4) : 59)74 yang berbunyi:

73Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 92 74 Ibid.

Page 53: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

ي أي ها الذين آمنوا أطيعوا الل وأطيعوا الرسول وأول الأمر منكم فإن تم ت ؤمنون بالل والي وم ت نازعتم في شي ء ف ردوه إلى الل والرسول إن كن

( ٥٩الآخر ذلك خير وأحسن تويلا )

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan

taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.

kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,

Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan

Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman

kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih

utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. ( An-Nisa:

59)

Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap

pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang

didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut

berpegang teguh pada tuntutan Allah SWT dan Rasul-Nya maka wajib di

taati. Maka sebaliknya jika pemimpin tersebut bertentangan dengan

kehendak Allah dan Rasulnya, maka boleh di kritik atau diberi saran agar

kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika

cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pemimpin tersebut, maka boleh

saja tidak untuk tidak dipatuhi.75

Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan pemerintahan.

Dalam sejarah kita mengenal berbagai bentuk pemerintahan seperti

republik yang di pimpin Presiden, Kerajaan yang dipimpin Raja, dan

sebagainya. Oleh karena itu setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk

negaranya masing-masing sesuai seleranya. Namun yang terpenting

75Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003) ..., Op.Cit., hal 92

Page 54: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk

menegakkan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian,

dan ketentraman masyarakat.

Manusia adalah makhluk yang diangkat sebagai khalifah Allah

(QS. (6) : 165). Khalifah yang berarti pengganti, penguasa, pengelola.

Dengan demikian manusia tidak boleh mengabaikan keserasian dan

keharmonisan hidupnya yang berdampingan dengan alam semesta sebagai

ekosistem (QS. (45) : 13). Oleh karena itu manusia benar-benar Khalifah

Allah yaitu, manusia yang berperangai baik, yang harus dan mempunyai

kondisi baik.76

Adapun tugas pokok manusia sebagai khalifah adalah untuk

mewujudkan kemakmuran (QS. (11) : 61) , dan untuk mewujudkan

kebahagiaan (QS. (5) : 16) dalam kehidupan dibumi ciptaan tuhannya.

Untuk itu dengan konsep seperti ini diharapkan keseimbangan dan

keharmonis hidup akan tercipta, dan terpelihara dengan baik.77

5. Bidang Agama

Melalui karyanya yang berjudul Islam Doktrin dan peradaban,

Nurcholis Madjid banyak berbicara tentang karakteristik ajaran Islam

dalam bidang Agama. Menurutnya, bahwa dalam bidang agama, Islam

mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah

76 www. Academia. edu, Karakteristik Dan Prinsip-Prinsip Ajaran

Islam,yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada jam, 09.00..., Op.Cit,

hal. 6 77Ibid..., hal. 7

Page 55: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

aturan Tuhan (sunnah Allah) yang tidak akan berubah sehingga juga tidak

mungkinlah dilawan atau diingkari. Islam adalah agama yang Kitab

sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan

peganisme dan syirik, untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing

dengan penuh kesungguhan.78

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang Agama tersebut disamping

mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui

adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan

hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak pada keselamatan. Ini

selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi

dalam beragama.79

Menurut M.Qurais Shihab yaitui bahwa dengan menggali ajaran-

ajaran agama,meninggalkan fanatisme buta, berpijak pada kenyataan, jalan

akan dapat dirumuskan. Bukankah agam-agama monotheisme dengan

ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa pada hakikatnya menganut paham

universalisme. Tuhan yang Maha Esa itulah yang menciptakan seluruh

manusia.80

Pandangan ini merupakan modal besar, disamping itu, diyakini

secara penuh oleh setiap penganut agama bahwa Tuhan yang merupakan

sumber ajaran agama, tidak membutuhkan pengabdian manusia. Ketaatan

78Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003) ..., Op.Cit. hal.80 79Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 81 80Ibid

Page 56: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

dan kedurhakaan manusia tidak menambah atau mengurangi kesempurnaa-

Nya.81

Dengan demikian karakteristik agama Islam dalam visi

keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling

menghargai, karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur

kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.82

6. Bidang Ibadah

Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melaui

konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah yaitu bakti

manusia Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah

tauhid.Majelis Tarjih Muhammadiyahmendefinisikan ibadah yaitu sebagai

upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah dan

menjauhi segala larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-

Nya.

Ibadah ada dua yaitu, ibadah umum dan ibadah khusus. Yang

umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah. Sedangkan ibadah

khusus yaitu apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya,

tingkat dan cara-caranya yang tertentu. Ibadah yang dibahas dalam bidan

ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua, yaitu ibadah khusus. Dalam

yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak

81Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid. hal. 81

82Ibid

Page 57: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

boleh kreatifitas, sebab yang mengcreate atau yang membentuk suatu

ibadah dalam Islam dinilai sebagai bida’ah yang dikutuk Nabi sebagai

kesatuan.83

Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, menaati,

melaksanakan dan menjalankanya dengan penuh ketundukan kepada

Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan rasa terima kasih kepada-Nya.

Dengan demikian, visi Islam tentang Ibadah adalah merupakan sifat, jiwa,

dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan

manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah

kepada-Nya.84

7. Bidang Akidah

Ajaran Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh Mualana

Muhammad Ali, dapat doibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau

yang lazim disebut dengan rukun iman, dan bagian praktek yang

mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yaitu amalan-

amalan yang harus dijadikan pedoman hidup.85

Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini

adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun

prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah

hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada

83 www. Kompasiana.com,Karakteristik Ajaran Islam oleh Ali Hanafia, di akses

pada tanggal 16 juli 2019, jam 08.00 WIB. 84ibid 85Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Op. Cit..., hal. 83

Page 58: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi

kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah SWT. 86

Sedangkan akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati

tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan

dalam bentuk dua kalimat syahadat yaitu menyatakan tidak ada Tuhan

selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya perbuatan

dengan amal saleh. 87

Selanjutnya akidah al-Qardawam Islam harus berpengaruh ke

dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai

aktivitas tersebut bernilai ibadah. Dalam hubungan ini Yusuf al-Qardawi

mengatakan bahwa iman adalah kepercayan yang meresap ke dalam hati,

dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi

pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.88

Dengan demikian akidah Islam bukan seker keyakinan dalam hati,

melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam

bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal

saleh.89

86Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 84

87Ibid 88Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 85 89Ibid

Page 59: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

8. Bidang Ilmu dan Kebudayaan

Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap

terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi Islam

terbuka dan akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi Islam itu

terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar,

tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif , yaitu tidak begitu saja

menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayan, melainkan ilmu dan

kebudayaan yang sejalan dengan Islam.90

Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayan

tersebut dapat pula dilihat dari lima ayat pertama terdapat dalam QS. Al-

Alaq ayat 1-5:

(اق رأ وربك ٢(خلق الإنسان من علق )١اق رأ باسم ربك الذي خلق ) (٥) (علم الإنسان ما ل ي علم ٤(الذي علم بالقلم )٣الأكرم )

Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan.

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.91

Dari lima ayat pertama surat al-Alaq yang diturunkan tuhan kepada

Nabi Muhammad SAW. Islam demikian kuat mendorong manusia agar

memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk

90Ibid 91Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 87

Page 60: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

berfikir, merenung, dan sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga

Islam memandang bahwa orang menuntut Ilmu sama nilainya dengan

Jihad di jalan Allah SWT. Islam menempuh cara demikian, karena dengan

Ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya

untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.92

9. Bidang Pendidikan

Sejalan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan diatas, Islam

juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam

memandang bahwa pendidikan (education for all) adalah hak setiap laki-

laki dan perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life

education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas

dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya.

93.

Semua yang berkaitan dengan dengan pendidikan ini dapat

dipahami dari kandungan surat al-Alaq ayat 1-5 diatas pada bidang Ilmu

dan kebudayaan sebagimana disebutkan pada pembahasan diatas 94 . Di

dalam Al-Quran dapat dijumpai bebagai metode pendidikan, seperti

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi, penugasan, teladan,

pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain sebagainya.

Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang

92Ibid 93Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 87 94 www. Kompasiana.com,Karakteristik Ajaran Islam oleh Ali Hanafia, di akses

pada tanggal 16 juli 2019, jam 08.00 WIB.

Page 61: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

diajarkan, dan dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak

membosankan anak didik95.

10. Bidang Pekerjaan

Karakteristik ajaran Islam lebih lanjut dapat dilihat dari ajarannya

mengenai kerka. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada

Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah

kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah swt, dan kerja

yang bermanfaat bagi orang lain. Untukitu Islam tidak menekankan pada

banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja. Terdapat dalam

QS. Al-Mulk (67) : 2) yang berbunyi:

لوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور ) (٢الذي خلق الموت والياة لي ب Artinya: “ yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji

kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan

Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.(QS. Al-

Mulk: 2)

Menurut penjelasan ayat diatas yaitu siapakah yang paling baik

amalnya, dan bukan yang paling banyak amalnya. Selain itu amal tersebut

juga harus bermanfaat bagi orang lain. Nabi Muhammad SAW

mengingatkan kepada ummatnya bahwa orang yang paling baik adalah

orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.96

Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, maka Islam

memandang kerja yang dilakukan adalah kerja yang profesional, yaitu

95Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 88

96Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 93

Page 62: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kerja yang didukung ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman,

kesungguhan dan lain sebagainya.97

7. Tujuan dari Ajaran Islam

Istilah tujuan secara etimologi yaitu arah, maksud, atau halauan.

Sedangkan dalam bahsa Arab tujuan disebut dengan “Maqasit”.

Sementara dalam bahsa inggris disebut goal, purpose, objektives atau aim.

Secara istilah tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah

sebuah usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Karena itu, pendidikan

yang merupakan suatu usaha yang berproses mempunyai tujuan tertentu

yang hendak dicapai sebagai indikasi berhasilnya pendidikan tersebut.98

Sedangkan Yasin berpendapat bahwa fungsi tujuan pendidikan

mencakup tiga aspek yang semuanya masih bersifat normatif: pertama,

memberikan arah bagi proses pendidikan.Kedua, memberika motivasi dan

aktivitas pendidika, karena pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan

nilai-nilai yang ingin dicapai dan diinternalisasi pada anak didik. Ketiga,

tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi

pendidikan.99

Tujuan ajaran islam diberikan Allah kepada manusia adalah untuk

mencapai keselamatan semenjak lahir hingga ajal menjemput, bahkan

97Ibid. 98 Journal. Radenintan. Ac.id, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-

nilai Sosial, diakses hari rabu 24 juli 209, jam 09.00 WIB. 99 ibid

Page 63: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

hingga bertemu dengan Dzat yang Maha Merajai Hari Pembalasan,yaitu

Allah SWT.

Ajaran Islam menjamin keselamatan hidup manusia apabila

manusia berpegang teguh kepada ajaran Allah SWT tersebut dan

berpegang teguhlah pada perjanjian dengan manusia, sebaimana terdapat

dalam Firman Allah dalam (QS. Al- Imran (3): 112), yang berbunyi:

لة أين ما ثقفوا إلا ببل من الل وحبل من الناس ضربت عليهم الذم كانوا وباءوا بغضب من الل وضربت عليهم المسكنة ذل ك بن

يكفرون بيت الل وي قت لون الأنبياء بغير حق ذلك با عصوا وكانوا (١١٢ي عتدون )

Artinya: “ mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka

berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali

(agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan

manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan

dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang

demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat

Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang

benar. yang demikian itu disebabkan mereka

durhaka dan melampaui batas”.(QS. Al-Imran: 112)

Berpegang teguhlah pada ajaran Allah yang merupakan aqidah.

Berpegang tegulah pada perjanjian dengan manusia adalah perwujudhan

akhlah. Dan aktivitas memegang teguh ajaran Allah dan perjanjian dengan

manusia merupan penerapan syari’ah. Dengan kata lain, perbuatan

(syari’ah) yang didasari oleh kelurusan aqidah dan dampaknya adalah

akhlak (kemanfaatannyzdirasakan oleh manusia lain). Contohnya adalah

shalat. Perbuatan shalat (syari’ah) akan bermakna apabila didasari

motivasi semata-mata karena Allah (aqidah) dan berdampak positif bagi

Page 64: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

perilaku orang yang melaksanakan shalat untuk digunakan dalam

kehidupan bermasyarakat dengan orang lain (akhlak).100

Hubungan antara aqidah, syari’ah dan akhlak bila dianalogikan

adalah seperti uang logam. Syari’ah adalah uang logam itu sendiri yang

memiliki dua sisi penunjang yaitu aqidah dan syari’ah. Uang logam tidak

akan berguna tanpa kedua sisinya, begitupun dengan perbuatan manusia.

Segala perbuatan (syari’ah) akan bermakna apabila dibarengi dengan

tujuan yang jelas (aqidah) dan berdampak posditif bagi manusia lain

(akhlak).101

Islam diajarkan dan dipelajari sejak penderitaan hidup di dunia

maupun di di akhirat. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, untuk

itu semua manusia pasti akan hidup damai dan sejahtera, karena islam

mengajarkan norma-norma hidup dan perilaku kehidupan yang baik dan

jauh dari penderitaan dan kemaksiatan itu yang akan membawa kita pada

penyiksaan di hari akhir nanti. Dengan adanya pemahaman Islam, manusia

akan lebih bisa mendekatkan diri dari sang pencipta dan akan terhindar

dari segala siksaan dan dosa.102

Kerangka dasar ajaran Islam adalah gambaran asli, garis besar, rute

perjalanan atau bagian pokok dari pesan ketuhanan yang disampaikan

Nabi Muhammad SAW kepada manusia.

100 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran

Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB 101Ibid. 102 Journal. Radenintan. Ac.id, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif

Nilai-nilai Sosial, diakses hari rabu 24 juli 209, jam 09.00 WIB.

Page 65: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

8. Ruang Lingkup Ajaran Islam

Ruang lingkup ajaran Islam terdapat tiga pegangan, yaitu: Akidah,

Syari’ah, dan Akhlak.

Akidah adalah secara bahasa yaitu menghimpun atau

mempertemukan dua buah ujung atau sudut/ mengikat. Secara istilah

aqidah adalah keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan

menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan dan peganagn

hidupnya. Istilah ini diidentik dengan iman yang berarti kepercayaan atau

keyakinan.103

Syariah adalah sistem hukum yang didasari Al-Quran, As-Sunnah,

atau Ijtihad. Seorang pemeluk Agama Islam berkewajiban menjalankan

ketentuan ini i’ah berarti sebagai kensekuensi dari ke-Islamannya.

Menjalankan syari’ah berarti melaksanakan ibadah. Dalam hal ini tidak

hanya yang bersifat ritual, seperti yang termasuk dalam Rukun Islam, yaitu

membaca dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa, dan naik haji bagi

yang mampu. Akan tetapi juga meliputi seluruh aktifitas (perkataan

maupun perbuatan) yang dilandasi keimanan terhadap Allah SWT.104

Akhlak, akhlak adalah secara bahasa yaitu kekuatan jiwa dan

perangai yang dapat diperoleh melalui pengasahan mata bathin. Secara

istilah akhlak adalah tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja,

103 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran

Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB 104Ibid.

Page 66: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Sedangkan menurut

Nazaruddin Razak, mangatakan akhlak dengan makna akhlak Islam, yaitu

suatau sikap mental dan tingkah laku perbuatan yang luhur, yang

mempunyai hubungan Zat Yang Maha Kuasa dan juaga merupakan

produk dari keyakinan atas kekuasaan dn keesaan Tuhan, yakni produk

dari jiwa tauhid. Untuk itu bahwa akhlak adalah hasil kreasi manusia yang

sudah dibiasakan dan bukan datang dengan spontan begitu saja, sebab ini

ada kaitannya denagn al-khalq yang berarti mencipta. Maka akhlak adalah

sifat, karakter dan perilaku manusia yang sudah dibiasakan.105 Menurut

Mahmud Syaltout ia membagi pokok ajaran Islam menjadi dua, yaitu

Akidah (kepercayaan) dan Syari’ah (kewajiban beragama sebagai

konsekuensi percaya).

Namun demikian, ada ulama lain yang membagi pokok ajaran

Islam menjadi tiga, yaitu: Iman (akidah), Islam (syari;ah), ihsan (akhlak).

Pengklasifikasian pokok ajaran Islam ini didasarkan pada sebuah hadist

yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yaitu:

“pada suatu hari ketika Nabi SAW bersama kaum muslimin,

datang seorang pria menghampiri Nabi SAW dan bertanya, “wahai

Rasulullah, apa yang dimaksud dengan iman? ‘ Nabi menjawab, ‘kamu

percaya pada Allah, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah

SWT, hari pertemuan dengan Allah, para rasul yang diutus Allah, dan

terjadilah peristiwa kebangkitan manusia dri alam kubur untuk diminta

105Ibid

Page 67: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

pertanggungjawaban perbuatanya oleh Allah, Pria itu brtanya lagi,

‘Wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan Islam? ‘ Nabi menjawab,

‘kamu melakukan ibadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya,

mendirikan shalat fardhu, mengeluarkan harta zakat, dan berpuasa di

bulan Ramadhan’, dan Pria itu kembali bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa

yang dimaksud denganihsan? Nabi menjawab, ‘kamu beribadah kepada

Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Apabila kamu tidak mampu

melihatnya, yakinlah bahwa Allah melihat perbuatan ibadahmu’’.

Untuk itu dari hadis diatas dapat kita simpulkan yang menjadi

pokok ajaran Islam, yaitu:

a. Akidah, yang berisi kepercayan pada hal ghaib.

b. Syari’ah, yang berisi perbuatan sebagai konsekuensi dari

kepercayaan.

c. Akhlak, yang berisi dorongan hati untuk berbuat sebaik-

baiknya meskipun tanpa pengawasan pihak lain, karena

percaya kepada Allah Maha Melihat dan Maha

Mengetahui.106

seperti telah disinggung di atas terdiri dari: Akidah, Syariah, dan

Akhlak. Pada komponen syariah dan akhlak ruang lingkupnya jelas

mengenai ibadah, muamalah dan sikap terhadap khalik (Allah) serta

106 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran

Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB

Page 68: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

makhluk. Pada komponen akidah, ruang lingkup itu akan tampak pula jika

dihubungkan dengan Iman kepada Allah dan para Nabi serta Rasul-Nya.107

B. Konsep Dasar Negara

Secara teoritis konsep negara sebenarnya sudah diperbincangkan

semenjak zaman Yunani Kuno. Hal ini setidaknya tercermin dari

pemikiran politik Plato dan Aristoteles tentang Negara. Kedua ilmuan

Yunani Kuno ini memandang tentang perlunya negara mempunyai

kekuasaan yang dominan. Dominasi kekuasaan negara ini tidak lain

dimaksudkan untuk mencegah setiap kepentingan individu yang akan

bertindak liar. Akan tetapi keselarasan ini bukan berarti harus

menyamakan kepentingan negara atau masyarakat denagn kepentingan

individu. Melainkan kepentingan individu harus menyesuaikan diri dengan

kepentingan negara atau masyarakat.

1. Pengertian Negara

Istilah negara merupakan terrjemahan dari beberapa kata asing

yaitu: state( Inggris), staat(Belanda dan Jerman), atau etat ( Perancis ).

Secara terminologi, negara ialah sebagai organisasi tertinggi di antara satu

kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup dalam

suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. 108

2. Unsur-unsur negara

107 Ali Mohammad Daud, Hukum Islam: Pengan tar Ilmu Hukum dan tata

Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 32-33 108 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi, (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 135

Page 69: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Unsur-unsur adalah bagian-bagian untuk membentuk sesuatau

sehingga apabila salah satu bagian tidak terpenuhi maka sesuatu tidak

terpenuhi syarat, untuk negara maka unsurnya adalah pemerintahan,

pendusuk, wilayah, dan pengakuan. Akan tetapi keberadaan konstitusi

walaupun penting, Negara sebesar Kerajaan Inggris malahan tidak

memilikinya kecuali konvensi (kebiasaan) dan undang-undang biasa di

bawahnya. Negara itu sendiri adalah objek materia ilmu politik.109

Suatu negara memiliki tiga unsur penting, yaitu rakyat, wilayah,

dan pemerintah. Menurut Mahfud M.D ketiga unsur tersebut disebut

sebagai unsur konstitusi. Untuk itu ketiga unsur di atas perlu ditunjang

dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan dunia

internasional yang oleh Mahfuz disebut dengan unsur deklaratif.

Untuk lebih jelas memahami Unsur-unsur pokok dalam negarainki,

berikut akan dijelaskan masing-masing unsur tersebut, yaitu:

a. Rakyat dalam pengertian keneradaan suatu negara adalah

sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan

dan bersa,ma-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Tidak

bisa dibayangkan jika ada suatu negara tanpa rakayat Hal ini

mengingat rakyat atau warga negara adalah substratum

personel dari negara.110

109 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka

Cipta,2009), hal. 29 110 ibid

Page 70: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

b. Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena

tidaka mungkin ada negara tanapa ada batas-batas teritorial

yang jelas. Secara umum, wilayah dalam sebuah negara

biasanya mencakup daratan, perairan (samudra, laut, sungai

dan udara). Dalam konsep negara modern masing-masing batas

wilayah tersebut diatur dalam perjanjian dan perundang-

undangan \internasional.

c. Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yangbnertigas

memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama

didirikannya sebuah negara. Pemerintah, melalui aparat dan

alat-alat negara, yang menetapkan hiukum, melaksanakan

ketertiban dan keamanan, mengadakan perdamaian dan lain-

lain dalam rangka mewujudkan kepentingan wrga negaranya

yang beragam. Untuk mewujudkan cita-cita bersama tersebut

dijumpai bentuk-bentuk negara dan pemerintahan. Pada

umumnya, nama sebuah negara identik dengan model

pemerintahan yang dijalankannya, misalnya, negara demokrasi

dengan pemerintahan sistem parlementer atau presidensial.

Ketiga unsur itu dilenhgkapai denagan unsur negara lainnya

yaitu, konstitusi.

d. Pengakuan negara lain yaitu bersifat menerangkan tentang

adanya negara. Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan

konstitutif, sehingga tidak bersifat mutlak. Suatu negara

Page 71: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

111mempunyai dua pengakuan, yakni pengakuan de facto dan

pengakuan de jure. Pengakuan de facto ialah pengakuan atas

fakta adanya negara. Pengakuan ini di dasarkan adanya fakta

bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur

utama negara (wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat).

112 Adapun pengakuan de jure, merupakan pengakuan akan

sahnya suatu negara atas dasar pertimbangsan yuridis menurut

hukum. Dengan memperoleh pengakuan de jure, maka suatu

negara mendapat hak-haknya di samping kewajiban sebagai

anggota keluarga bangsa sedunia. Untuk itu hak dan kewajiban

yang dimaksud adalah hak dan kewajiban untuk bertindak dan

diberlakukan sebagai suatu negara yang berdaulat penuh di

antara negara-negara lain.113

3. Tujuan Negara

Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-

orang yang yang mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang

disepakati bersama. Tujuan dari negara ada beberapa macam, yaitu:

a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan.

b. Bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum.

111A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi ..., Op. Cit., hal. 136

113Ibid

Page 72: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

c. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.114

Dalam tradisi Barat, pemikiran tentang terbentuknya sebuah

negara memiliki tujuan tertentu sesuai model negara tersebut. Dalam

konsep dan ajaran Plato, tujuan adanya negara adalah untuk

memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu) dan

sebagai makhluk sosial. Berbeda dengan Plat, menurut ajaran dan

konsep teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, tujuan negara adalah

untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tentram dengan

taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin nmegar

menjalankan kekuasaanya hganay berdasarkan kekuasaan Tuhan yang

diberikan kepadanya. 115

Sedangkan dalam Islam yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi,

tujuan negara adalah agar manusia biasa menjalankan kehidupan

dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak

asing. Paradigma ini dasarkan pada konsep sosiohistoris bahwa

manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan watak dan kecenderungan

berkumpul dan bermasyarakat, yang membawa konsekuensi antara

individu-individu satu sama lain saling membutuhkan bantuan.

Menurut Ibnu Khaldun, tujuan negara adalah untuk mengusahakan

kemaslahatan agama dan dunia yang bermuara pada kepada

kepentingan akhirat. 116

114 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 136 115Ibid 116Ibid..., hal. 136

Page 73: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Sedangkan dalam kontek negara Indonesia, tujuan negara

adalah untuk memajukan kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang

sebagaimana tertuang dalam Pembukaan dan Penjelasan UUD Negara

Republik Indonesia 1945. Untuk itu, dapat dikatakan bagwa Indonesia

merupakan suatu negara yang bertujuan untuk mewujudkan

kesejahteraan publik, membentuk suatu masyarakat adil dan

makmur.117

4. Kolerasi Islam dan Negara

Hubungan Islam dan Negara antara keduanya telah berlangsung

lama sekalipun di negara-negara demokrasi mapan. Wacana ini

mendiskusikan bagaimana posisi agama dalam konteks negara modern

(nation state). Dalam kasus Islam hubungan anatara agama dan negara

dalam ko teks dunia Islam masih menjadi perdebatan yang intensif di

kalanagan para pakar Muslim hingga kini.

Menurut Azyumardi Azra, perdebatan itu terlah berlangsung

sejak hampir satu abad, dan masih berlangsung hingga dewasa ini.

Menurut Azra ketegangan perdebatan tentang hubungan agama dan

negara dalam Islam disulut oleh hubungan yang agak canggung anatar

Islam sebagai agama (din) dan negara (dawlah). Berbagai eksperimen

telah dilakukan untuk menyelaraskan antara din dan dawlah dengan

117Ibid.

Page 74: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

konsep dan kultur politik masyarakat muslim. Saeperti halnya

percobaan demokrasi di sejumlah negara di dunia, penyelarasan din

dan dawlah di banyak negara negara-negara Muslim telah berkembang

secara beragam. Perkembangan wacana demokrasi di kalangan negara-

negara Muslim dewasa ini semakin menambah maraknya perdebatan

Islam dan negara.

Menurut Abdul Aziz, hingga pertengahan abad ke-19, hampir

tak di jumpai dikalangan pemikir Muslim yang melakukan kajian kritis

terhadap bentuk negara dalam Islam yanhg dikenal denga n sebutan

kekhalifahan dan kesultanan, yang telah mapan selama berabad-abad

sejarah peradaban Islam. Model pemerintahan kekhalifan atau

kesultanan yang diperintah oleh seorang raja dangan mandat absolut

telah berlangsung di kawasan Muslim Timur Tengah maupun dunia

Melayu yang meliputi kawasan Asia Tenggara.

Perdebatan Islam dan negara berangkat dari keyakinan di

kalangan umat Islam bahwa Islam adalah sebuah agama yang lengkap

dan menyeluruh (kaffah). Artinya Islam sebagai sebuah sistem

kehidupan yang menyeluruh (syumuli), yang menghatur semua

kehidupan manusia, tidak saja mengandung dimensi hubungan antara

seorang hamba dengan Allah atau aspek ritual (‘ibadah), tetapi juga

mengandung ajaran tentang hubungan antara sesama manusia. Unsur

terakhir ini termasuk di dalamnya hal-hal terkait dengan politik dan

ketetanegaraan.

Page 75: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Dari pandangan Islam sebagai agama yang komprehensif ini

pada dasarnya dalam Islam tidak dijumpai konsep pemisahan antara

agama (din) dan politik (dawlah). Untuk itu argumaentasi ini sering

dikaitkan dengan posisi Nabi Muhammad di Madinah. Di kota hijrah

ini, Nabi Muhammad berperan ganda, sebagai seorang pemimpin

agama sekaligus sebagai kepala negara yang memimpin sebuah sistem

pemerintahan awal Islam yang oleh kebanyakan pakar, dinilai sangat

modern di masanya.

Posisi ganda Nabi Muhammad di kota Madinah disikapi

beragam oleh kalangan ahli. Secara garis besar perbedaan pandangan

ini bermuara pada apakah Islam identik dengan negra atau sebaliknya

Islam tidak meninggalkan konsep yang tergas tentang bentuk negara,

mengingat sepeninggal Nabi Muhammad tak seorang pun dari sahabat-

sahabatnya dapat menggantikan peran ganda Nabi Muhammad,

sebagai pemimpin dunia yang sekular dan sebagai si penerima wahyu

Allah yang sakral sekaligus.

Menyikapi realitas perdebatan tersebut, Ibnu Taimiyah

mengatakan bahwa posisi Nabi saat itu adalah sebagai Rasul yang

bertugas menyampaikan ajaran (al-kitab) bukan sebagai penguasa .

menurut Ibnu Taimiyah, kalaupun ada pemerintahan, ituhanyalah

sebuah alat untuk menyampaikan agama dan kekuasaan bukanlah

agama itu sendiri. Dengan kata lain, politik atau negara dalam Islam

hanyalah sebagai alat bagi agama, bukan eksistensi dari agama Islam.

Page 76: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Pendapat Ibnu Taimiyah bersumber pada ayat Al-Qur’an

(QS. Al-Hadid 57: 25)

لقد أرسلنا رسلنا بالبينات وأن زلنا معهم الكتاب والميزان لي قوم الناس نا الديد فيه بس شديد ومنافع للناس ولي علم الل من ي نصره بالقسط وأن زل

(٢٥ورسله بالغيب إن الل قوي عزيز )

Artinya: “ Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami yang

disertai kerterangan-keterangan , dan kami turunkan bersama mereka

Kitab dan timbangan, agar manusia berlaku adil, dan kami turunkan

besi, padanya ada kekuatan yang hebat dan manfaat-manfaat bagu

manusia, dan agara Allah mengetahui siapa yangh menolong- Nya

dan (menolong) Rasul-Nya yang gaib (dari padanya).

Bersandarkan pada ayat diatas, Ibnu Taimiyah menyimpulkan bahwa

agama yang benar wajib memiliki buku petunjuk dan “pedang”

penolong. Hal ini dimaksudkan bahwa kekuasaan politik yang

disimbolkan dengan pedang menjadi sesuatu yang mutlak bagi agama,

tetapi kekuasaan itu bukanlah agama itu sendiri. Menurut pandangan

sejumlah kalangan modernis Mesir, anatar lain Ali Abdul Raziq dan

Mohammad Husein Haikal. Menurut Haikal, prinsip-prinsip dasar

kehiodupan kemasyarakatan yang diberiklan oleh Al-Qur’an dan As-

Sunnah tidak ada yang langsung berkaitan dengan ketatanegaraan. Ia

mengatakan bahwa dalam Islam tidak terdapat suatu sistem

pemerintahan yang baku. Umat Islam bebas menganut sistem

pemerintahan apa pun asalkan sistem tersebut menjamin persamaan

antara para warga negaranya, baik hak maupun kewajiban dan

persamaan di hadapan huiklum, dan pelaksanaan urusan negara

Page 77: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

diselenggarakan atas dasar musyawarah (syura) dengan berpegang

kepada tata nilai moral dan etika yang diajarkan Islam.118

Untuk itu Hubungan Islam dan negara modern secara teoretis

dapat diklasifikasikan kedalam tiga pandangan, yaitu Integralistik,

simbiotik, dan sekuleristik.

1. Paradigma Integralistik

Paragdima ini menganut paham dan konsep agama dan negara

merupakan suatu kesatuan yang tidak b isa dipisahkan. Keduanya

merupakan dua lembaga yang menyatu (integrated). Paham ini juga

memberikan penegasan bahwa negara merupakan suatau lembaga

politik dan sekaligus lembaga agama. Untuk itu konsep ini

menegaskan kembali bahwa Islam tidak mengenal pemisahan antara

agama (din) dan politik atau negara (dawlah). 119

Dalam pergulatan Islam dan negara modern, pola hubungan

intyegratif ini kemudian melahirkan konsep tentang agama-negara,

yang berarti bahwa kehidupan kenegaraan diatur dengan menggunakan

hukum dan prinsip agama. Dari sinilah kemudian paradigma

integralistik identik dengan paham Islam ad-Din wa dawlah (Islam

sebagai agama dan negara), yang sumber hukum positifnya adalah

hukum Islam (syariat Islam). Paradigma integralistik ini dianut oleh

118 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi ..., Op. Cit., hal. 150 119 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi..., Ibid., hal. 150

Page 78: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

negara Kerajaan Saudi Arabia dan penganut paham Syi’ah di Iran.

Kelompok pecinta Ali r.a. ini menggunakan istilah Imamah

sebagaiman dimaksud dengan istilah dawlah yang banyak dirujuk

kalangan Sunni.120

2. Paradigma Simbiotik

Menurut paradigma simbiotik, hubungan agama dan negara

berada pada posisi saling membutuhkan dan bersifat timbal balik (

simbiosis mutualita). Dalam pandangan ini, agama membutuhkan

negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan mengembangkan

agama. Begitu juga sebaliknya, negara juga memerlukan agama

sebagai sumber moral, etika, dan spiritualitas.121

Paradigma simbiotik tampaknya bersesuaian dengan pandangan

Ibnu Taimiyah tentang negara sebagai alat agama di atas. Dalam

kerangka ini, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa adanya kekuasaan

yang mengatur kehidupan manusia merupakan kewajiban agama yang

paling besar. Karena tanpa kekuasaan negara, maka agama tidak bisa

berdiri tegak. Pendapat Ibnu Taimiyah tersebut melegitimasi bahwa

antara agama dan negara merupakn dua entitas yang berbeda, tetapi

saling membutuhkan. Oleh karenanya, konstitusi yang berlaku dalam

paradigma ini tidak saja berasal dari adanya kontrak sosial (social

contract), tetapi bisa diwarnai oleh hukum agama (syari’ah). Dengan

kata lain, agama tidak mendominasi kehidupan berbangsa dan

120Ibid. 121Ibid.

Page 79: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

bernegara. Model pemerintahan negara Mesir dan Indonesia dapat

digolongkan kepada paradigma ini.122

3. Paradigma Sekularistik

Paradigma sekularistik beranggapan bahwa ada pemisahan

yang jelas antara agama dan negara. Agama dan negara merupakan dua

bentuk yang berbeda dan satu sama lain memiliki garapan masing-

masing, sehingga keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh satu

sama lain melakukan intervensi. Negara adalah urusan publik,

sedangkan agama merupakan wilayah pribadi masing-masing warga

negara. 123

Berdasarkan pada pemahaman yang dikotonis ini, maka

hukum positif yang berlalah hukum yang berlaku adalah hukum yang

berasal dari kesepakatan manusia melalui social contract yang tidak

trerkait sama sekali dengan hukum agama (syariat). Konsep

sekularistik dapat dilihat menurut pandangan Ali Abdul Raziq yang

menyatakan bahwa dalam sejarah kenabian Rasulullah SAW pun tidak

ditemukan keinginan Nabi Muhammad SAW untuk didirikan negara

Islam. Negara Turki modern dapat digolongkan ke dalam paradigma

ini. Secara konseptual Indonesia memiliki cita-cita mendirikan negra

122 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 151 123 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 151

Page 80: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

yang bersandar pada prinsip sekularistik, dengan pengertian pemisahan

antara urusan negara dan agama. 124

Hal ini jelas tergambar pada pernyataan proklamator Indonesia

yaitu Muhammad Hatta dalam salah satu pidatonya tentang hubungan

agama dan negara, seperti dikutip A.B. Kusuma, secara tegas Hatta

menyatakan, “Kita tidak akan mendirikan negara dengan dasar

pemisahan antara “agama” dan “negara”, melainkan kita akan

mendirikan negara modern di atas dasar pemisahan antara urusan

agama dengan urusan negara. Kalau urusan agama juga dipegang

oleh negara, maka agama menjadi perkakas negara, dan dengan itu

hilang sifatnya yang murni”.125

Pernyataan Bung Hatta ini tidak bermaksud merendahkan peran

dan posisi agama (Islam) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di

alam modern. Sebaliknya, Bung Hatta yang dikenal luas sebagai sosok

Muslim yang taat, hendak menempatkan posisi agama dalam

mahligainya yang agung sebagai inspirasi moral bangsa, bukan sebagai

alat kekuasaan negara (pemerintah yang tengah berkuasa) sebagi

banyak terjadi di kawasan dunia lain.126

Terkait dengan Islam sebagai agama mayoritas bangsa

Indonesia, Hatta mentatakan “Urusan Negara urusan kita semua.

124Ibid. 125Ibid. 126 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 152

Page 81: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Urusan agama Islam adalah urusan umat dan masyarakat Islam

semata-mata”. Pandangan futruristik proklamator Hatta ini

menemukan momontumnya di Indonesia saat ini. Dalam kenyataan

praktik nasional, fonomena penurunan angka perolehan suara partai

politik berbasis agamma yang mengusung isu-isu bernuansa agama

pada pemilu 2014, menunjukan ketidaksepakatan masyarakat atas

sikap sejumlah partai politik yang menjadikan agama sebagai

komoditas politik. Kenyataan ini bukan sebagai indikator

menurunnya semangat keagamaan masyarakat yang menyadari

bagaimana seharusnya posisi agama dalam sebuah negara Indonesia

modern dengan sistem demokrasinya.127

C. Konsep Fiqh Siyasah

1. Pengertian Fiqh Siyasah

Istilah Fiqh Siyasah terdiri dari dua kata, yakni Fiqh dan Siyasah.

Pengertian Fiqh Siyasah secara bahasa dan Istilah. Kata fiqh secara

bahasa yaitu, tahu, faham, dan mengerti, itu adalah istilah yang dipakai

secara khusus di bidang hukum Islam atau yurisprudensi Islam.

Sedangkan menurut Istilah, Fiqh adalah keterangan tentang

pengertian atau paham dari maksud ucapan sipembicara, atau

pemahaman yang mendalam terhadap maksud-maksud perkataan dan

perbuatan. Adapaun menurut bahasa lain Fiqh adalah pengertian atau

pemahaman dan pengertian terhadap perkataan dan perbuatan

127 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan

Pencegahan Korupsi ..., Op. Cit., hal. 152

Page 82: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

manusia.(lihat al-Fadhl ad-Din. Muhammad bin Mukram bin Manzhur,

Lisan al-Arab, Dar Shadir, Bairut, 1386/1968, hlm. 522; Lois Man’luf,

Al- Munjid fi al- Lughat wa al-A’tam, Dar al-Masyriq, Bairut, 1986.

Hlm. 591, Suyuthi Pulungan. 1995: 22)128

Sedangkan menurut Istilah, Fiqh adalah pengetahuan tentang

hukum-hukum yang sesuai dengan syara’mengenai amal perbuatan

yang diperoleh dari dalil-dalilnya tang tafshili (terperinci, yaitu dalil-

dalil atau hukum-hukum khusus yang diambil dari sumbernya, Al-

Quran dan As-Sunnah). 129Jadifiqh menurut Istilah adalah pengetahuan

tentang hukum-hum yang sesuai dengan syara’ (agama islam)

mengenai amal perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalinya yang

tafshili (terperinci, yaitu dalil-dalil atau hukum-hukum khusus yang

diambil dari summbernya, Al-Quran danm As-Sunnah).

Untuk itu fiqh sering didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum-

hukum Islam partikular dan praktis, yang diistinbath dari dalil-

dalilyang terperinci.Dengan demikian, fiqh merupakan produk

pemikiran dan ijtihad para ulama (fuqaha) yang digali dan dirumuskan

dari pokok-pokok atau dasar-dasar (ushul) syariat, yang bukan

merupakan pokok atau dasar melainkan cabang (furu’) dan ajaran

dasar atau pokok.130

128Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), hal. 13 129Ibid. 130 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan dalam Islam ( Siyasah

Dusturiyah), (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 14

Page 83: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Untuk itu ilmu fiqh terdiri dari dua unsur, yaitu unsur ajaran pokok

dan unsur furu’. Oleh karena itu, ilmu fiqh dapat menerima perubahan

sejalan dengan perkembangan dan kepentingan-kepentingan

(mashalih) masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan

perubahan zaman dan tempat.131

Dengan definisi diatas, Fiqh identik dengan kata “syariah”. Makna

harfiah syari’ah adalah jalan menuju sumber sumber

kehidupan.Syari’at adalah rujukan tindakan umat Islam dalam

beragama yang erat hubungannya dengan masalah akidah, ibadah dan

muamalah. Sedangkan menurut istilah, syariah berarti jalan yang

dilalui air untuk diminum atau tangga tempat naik yang bertingkat-

tingkat. 132

Syari’ah juga diartikan sebagai jalan yang lurus atau thariqatun

mustaqimatun sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Quran. Al-Jatsiyah

ayat 18:

( ١٨مر فاتبعها ولا ت تبع أهواء الذين لا ي علمون )ث جعلناك على شريعة من الأArtinya: “Kemudian kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti

syariah (peraturan) dari (agama) itu, maka ikutilah

(syariat itu) dan jannganlah engkau ikuti keinginan

orang-orang yang tidak mengetahui”. ( Q.S. Al-Jatsiyah:

18).

Manna Al-Qathan dalam Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an

mengatakan bahwa syari’at secara terminologis adalah hukum-hukum

yang berasal atau Produk Allah yang dilimpahkan kerpada para nabi-

131Ibid..., hal. 14 132Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), Op.Cit., hal. 15

Page 84: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Nya, sebagaimana kepadaNabi Muhammad saw. sebagai Rasul

pemungkas untuk didakwahkan kepada umat manusia agar mengikuti

semua tuntutan dan tuntutan yang ada di dalamnya, tuntunan dan

tuntunan untuk manusia berupa hukum-hum Allah yang berkaitan

dengan Tata cara perbuatan manusia yang baik dan benar menurut

aturan Allah.133

Untuk itu dalam Al-Quran, kata Syari’ah senantiasa di hubungkan

dengan Allah. Ulama ushul fiqh memahami konsep syariah sebagai

teks-teks kalamullah yang bersifat syari’ah, yaitu sebagai an-nashush

al- muqaddasahbacaan yang tertuang dalam bacaan Al-Quran dan As-

Sunnah yang sifatnya tetap, tidak mengalami perubahan.

Dalam Al-Quran terdapat kata syari’ah yang setara dengan kata

Ad-din yang artinya agama, sebagaimana trerdapat dalam surat Al-

Maidah ayat 48:

قا لما بين يديه من الكتاب ومهيمنا عليه وأ ن زلنا إليك الكتاب بالق مصدا جاءك من الق لكل جعلنا ولا ت تبع أهواءهم عم ن هم با أن زل الل فاحكم ب ي

لوكم في ما منكم شرعة ومن ة واحدة ولكن لي ب هاجا ولو شاء الل لعلكم أمتم فيه تتلفون يعا ف ي نبئكم با كن آتكم فاستبقوا اليرات إلى الل مرجعكم ج

(٤٨) Atinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan

membawa kebenaran, membenarkan apa yang

sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan

sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang

lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa

yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa

133Ibid

Page 85: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah

datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara

kamuKami berikan aturan dan jalan yang terang.

Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-

Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu

terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-

lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah

kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya

kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”(QS.

Al-Maidah: 48)

Pada ayat di atas, kata Syariah artinya atauran atau hukum. Oleh

kerena itu, ayat di atas berhubungan (munasabah al-ayat) dengan ayat

sebelumnya, yakni Al-Maidah ayat 45:

نا عليهم فيها أن الن فس بالن فس والعين بالعين والأنف بالأنف والأذن وكت ب ارة له ومن ل ق به ف هو كف ن والروح قصاص فمن تصد ن بالس بالأذن والس

(٤٥ فأولئك هم الظالمون )يكم با أن زل الل Artinya :“ Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At

Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata

dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan

telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya.

Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka

melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang

diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang

yang zalim”.( QS. Al-Maidah: 45)

Dalam QS. Al-Jatsiyah ayat 18 diatas memaparkan bahwa

pengertian syari’ah yang identik dengan seluruh ajaran Islam. Semuanya

diseru untuk mengikuti syariat-Nya dan dilarang mengikuti hukum di luar

syari’ah yang disebut dengan “ hawa nafsu”. Syari’ah merupakan konsep

substansial dari seluruh ajaran Islam.Syariah sering disamakan denganfiqh.

Fiqh artinya paham, sedangkan secara istilah fiqh adalah pemahaman

Page 86: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

mendalam para ulama tentang hukum syara’yang bersifat amaliyah atau

praktis yang digali dari dalil-dalil yang terperinci. Fiqh diartiakan pula

sebagai ilmu yang mengkaji syariat (Juhaya S. Pradja, 1987: 7)134

Fiqh atau syariah atau hukum Islam adalah ketentuan-ketentuan

yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat yang bersifat

mengendalikan, mencegah, mengikat, dan memaksa. Sedangkan hukum itu

diartikan sebagai penetapan sesuatu atas sesuatu yang lain, yaitu penetapan

sesuatu yang boleh dikerjakan, harus dikerjakan, dan terlarang untuk

dikerjakan. Hukum merupakan ketentuan suatu perbuatan yang terlarang

didalamnya terdapat akibat atau sanksi hukum didalamya. Dalam ilmu

Ushul Fiqh hukum adalah al-isbath atau ketetapan yang mengatur tata cara

perbuatanmanusia yang sudah dewasa (mukallaf). Tuntutan dan ketetapan

yang dimaksudkan mengatur perilaku manusia untukl meninggalkan atau

mengerjakan perbuatan tertentu, Abdul Whab Khalaf mengatakan bahwa

hukum itu tuntunan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang dewasa

yang menyangkut perintah, larangan dn kebolehan untuk mengerjakan atau

meninggalkannya.135

Fiqh atau syariah atau hukum Islam adalah ketentuan-ketentuan

yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat yang bersifat

mengendakan, mencegah, mengikat dan memaksa. Hukum itu diartikan

134Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 17 135 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 18

Page 87: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

sebagai penetapan sesuatu atas sesuatu yang lain, yakni penetapan sesuatu

yang boleh dikerjakan, harus dikerjakan, dan terlarang untuk dik,erjakan.

Hukum merupakan ketentuan suatu perbuatan yang terlarang dan berbagai

akibatb atau sanksi hukum di dalamnya.136

Sedangkan dalam ilmu Ushul Fiqh, hukum adalah Ial-isbath atau

ketetapan yang mengatur tata cara perbuatan manusia yang sudah dewasa

(mukallaf). Abdul Wahab Khalaf ia mengatakan bahwa hukum itu

tuntunan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang dewasa yang

menyangkut perintah, larangan, dan kebolehan untuk mengerjakan atau

meninggalkan (Khudori Bik( 1988:112).137

Antara Fiqh dan syriah terdapat persamaan yaitu dalam konteks

ajaran yang diturunkan Allah untuk mengatur kehidupan manusia di dunia

dengan sumber yang sama, yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Dan juga

terdapat perbedaannya Syariah bersifat tekstual, hanya apa yang tertuang

dalam Al-Quran dan As-Sunnah tanpa ada campur tangan manusia,

sedangkan Fiqh bersifat lebih fungsional karena teks-teks syariah

ditafsirkan dan dipahami secara mendalamsehingga memudahkan manusia

untuk mengamalkannya.138

Fiqh menciptakan rukun dan syarat, sah dan batalnya suatu

perbuatan kesyari’ahan manusia , sedangkan Syariah tidak menciptakan

136Ibid. 137Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), hal. 18 138Ibid.

Page 88: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

rukun dan syarat, sah dan batalnya suatu perbuatan ke syari’ahan

manusia.Oleh karena itu, Fazrul Rahman menyebut Fiqh sebagai petunjuk

praktis pengalaman Syari’ah atau konsep fungsional bagi keberadaan

syari’ah.139

Di kalangan ushuliyyin (ahli ushul fiqh), fiqh diartikan sebagai

hukum praktis hasil ijtihad, sementara kalangan fuqaha (ahli fiqh) pada

umumnya mengartikan fiqh sebagai kumpulan hukum islam yang

mencakup semua aspek hukum syar’i, baik yang gtertuang secara tekstual

maupun hasil penalaran atas teks itu sendiri.140

Sedangkan hukum menetapkan sesuatu atas sesuatu yang berlaku,

dalam perspektif hukum Islam, berkaitan dengan perilaku normatif umat

Islam, adalah hukum yang merupakan hasil ijtihad para ulama atau adanya

kontinuitas tindakan terhadap pendapat dan perilaku umat islam

sebelumnya, sebagaimana ulama salaf yang ditiru oleh ulama khalaf, atau

pengejawantahan perilaku sehingga menjadi tradisi.141

Untuk lebih jelasnyaMakna Fiqh Siyasah antara fiqh dan siyasah

terlebih dahulu harus dipisahkan, sehingga perbedaannya jelas. Dan Fiqh

didasarkan pada ciri-cirinya identik dengan syariah. Oleh sebab itu, fiqh

Siyasah yang dimaksukan adalah sama dengan istilah siyasah syar’iah.

139 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 19 140 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah

Dusturiyah), (Bandung: Pustyaka Setia, 2012), hal. 15 141 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah

Dusturiyah),... Ibid., hal 15

Page 89: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Fiqh Siyasah membicarakan perundang-undangan, yang

menyangkut pengaturan hubungan antar warga negara dengan warga

negara lainnya, hubuingan antarwarga negara dengan lembaga negara, dan

hubungan antar lembaga negara. Secara linguistik siyasah, artinya

mengatur, mengendalikan, mengurus atau membuat keputusan,

sebagaimana dalam kalimat sasa al-qaum, mengatur kaum, memerintah

dan memimpin. 142

Sedangkan siyasah menurut bahasa mengandung beberapa arti

yaitu, bisa diartikan dengan memerintah, membuat kebijaksanaan,

pengurusan dan pengendalian. Sedangkan pengertian Siyasah menurut

istilahnya adalah:

Artinya:“ Pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan

syara.”

Siyasah diartikan juga dengan “Politik”. Siyasah oleh Abdul

Wahab Khalaf didefinisikan sebagai undang-uindang yang diletakkan

untuk memelihari ketertiban dan kemaslahattan serta mengatur keadaan.

Dari pengertian tersebu, pada prinsipnya siyasah berkaitan dengan

mengatur dan mengurus manusia dalam hidup bermasyarakat dan

bernegara dengan membimbingmereka padakemaslahatandan menjauhkan

diridari kemafsadatan.143

142Ibid.

143 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah

Dusturiyah), (Bandung: Pustyaka Setia, 2012), hal. 16 143Ibid.

Page 90: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Siyasah adalah pemerintahan dan politik atau, atau membuat

kebijaksanaan. Menurut Abdul Wahab Khallaf pengertian siyasah

umumnya adalah mengatur, mengurus dan membuat kebijaksanaan atas

sesuatu yang bersifat politis untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Pengertian siyasah secara terminologi, dalam Lisan Al-A’arab, siyasah di

artikan mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara yang membawa

kemaslahatan Adapun di dalam Al-Munjid siyasah adalah membangun

kemaslahatan manusia dengan membimbing mereka ke jalan yang

menyelamatkan.144

Kemaslahatan yang dimaksud oleh pembuat hukum syara’ yakni

Allah, menurut Rachmat Syafe’i adalah tercapainya tujuan syariat islam

yang lima, yaitu menjaga agama, menjaga akal, menjaga jiwa, menjaga

keturunan, dan menjaga harta kekayaan. Manfaat merupakan kenikmatan

atau sesuatu yang akan mengantarkan pada kenikmatan. Dalam bahasa lain

yaitu, tahsil al-ibqa.maksudnya penghimpunan kenikmatan secara

langsung dan penjagaan terhadap kenikmatan tersebut dengan cara

menjaganya dari kemudaratan dan sebab-sebabnya.145

Untuk itu kemaslahatan yang dimaksukan dalam konteks siyasah

adalah dampak positif yang konkret dari adanya pemerintahan, negara dan

kepemimpinan bagi semua kepentingan-kepentingan masyarakat,

meskipun kemaslahatan yang dimaksukan tidak didasarkan pada nash-nash

144Ibid., hal.16-17 145Ibid.

Page 91: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Terutama karena kaitannya

dengan maslah pengendalian kehidupan bermasyarakat dan bernegara,

yakni melakukan kewajiban dan menjaga hak-hak politik antara pemimpin

dengan rakyatnya, maka kemaslahatan merupakan implikasi dari

plaksanaan hak dan kewajiban yang dimaksudkan.146

Sedangkan dalam perspektif Ushuil Fiqh, kemaslahan dibahs

dalam kajian metode al-maslahah al-mursalah, yaitu suatu kemaslahatan

yang tidak mempunyai dasar dalil, tetapi tidak ada yang membatalkannyha

atau yang melarangnya. Tujuan utama al-maslahah al-mursalah adalah

kemaslahatan, yakni memelihara (menjauhkan) dari kemadharatan dan

menjaga kemamfaatannya.147

Pada prinsipnya, definini-definisi tersebut mengandung persamaan.

Siyasah berkaitan dengan sistem pengaturan dan pengurusan manusia

dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, dengan membimbing mereka

pada kemaslahatan dan manjauhkannya dari kemudaratan. Adapun

perbedaan terutama pada penekananOrientasi. Sedangkan Abdul Wahhab

Khallaf menyatakan bahwa siyasah adalah pengelolaan masalah umum

bagi negara bernuansa Islam yang menjamin terealisasinya kemaslahatan

dan terhindar dari kemudaratan, dengan tidak melanggar ketentuan syariat

146 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,

(Bandung: Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 25 147Ibid..., hal. 25

Page 92: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

dan prinsip-prinsip syariat yang umum, meskipuntidak sesuai dengan

pendapat-pendapat para imam mujtahid.148

Menurut Khallaf yang dimaksud dengan masalah umum bagi

negara, adalah setiap urusan yang memerlukan pengaturan, baik mengenai

perundang-undangan negara, kebijakan dalam harta benda dan keuangan,

penetapan hukuim, peradilan, kebijaksanaan pelaksanaannya maupun

mengenai urusan dalam dan luar negeri.149

Dari pengertian-pengertian yang diuraikan di atas, maka dapat

simpulkan bahwa Siyasah mengandung beberapa pengertian, yaitu:

1. Pengaturan kehidupan bermasyarakat.

2. Pengendalian hidup bernegara.

3. Penciptaan kemaslahatan hidup manusia dalam

kehidupan bernegara.

4. Perumusan perundang-undangan yang bertujuan

untuk mengendalikan kehidupan warga negara.

5. Pengaturan hubungan antarnegara; dan

6. Strategi pencapaian kemaslahatan dalam

bernegara.150

148 Ibid..., hal. 25 149Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 27-28 150 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah Dusturiyah),

(Bandung: Pustyaka Setia, 2012), Op. Cit., hal. 19

Page 93: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Maka dapat disimpulakan bahwa fiqih Siyasah membicarakan

perundang-undangan, yang menyangkut pengaturan hubungan antar

warga negara dengan warga negara lainnya, hubungan antar

warganegara dengan lembaga negara, dan hubungan antar lembaga

negara151.

2. Objek Kajian Fiqh Siyasah

Fiqh siyasah baik dilihat dari pengertian secara etimologis

maupaun terminologis, maka dapat kita ketahui bahwa objek kajian fiqh

siyasah yaitu, meliputi aspek pengaturan hubungan antar warga negara

dengan warga negara, hubungan antar lembaga negara dengan lembaga

negara, baik hubungan yang bersifat intern suatu negara maupun

hubungan yang bersifat ekstern antar, dalam berbagai bidang kehidupan.

Dari pemahaman seperti itu, nampak bahwa kajian siyasah memusatkan

perhatian pada aspek pengaturan. 152

Penekanan demikian terlihat dari Penjelasan T.M. Hasbi Ash

Shiddieqy.

“Objek kajian Siyasah pekerjaan-pekerjaan mukallaf dan urusan-

urusan mereka dari penafsirannya, dengan mengingat persesuaiannya

penafsiran itu dengan jiwa syariah, yang kita tidak peroleh dalilnya yang

151 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,

(Bandung: Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 25 152A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu

Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 29

Page 94: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

khusus dan tidak berlawanan dengan sesuatu nash dari nash-nash yang

merupakan syariah ‘amah yang tetap.153

Hal yang sama ditemukan pula pada pernyataan Abdul Wahhab

Khallaf, yaitu: “objek pembahasan ilmu siyasah adalah pengaturan dan

perundang-undangan yang dituntut oleh hal ihwal dari segi

persesuaiannya dengan pokok-pokok agama dan merupakan realisasi

kemaslahatan manusia serta memenuhi kebutuhannya.154

Berkenaan dengan luasnya objek kajian fiqh siyasah. Maka

dalam tahap perkembangan fiqh siyasah dewasa ini, dikenal beberapa

pembidangan fiqh siyasah. Tidak jarang pembidangan yang diajukan

ahli yang satu berbeda dengan pembidangan yang diajukan oleh ahli

yang lain. Untuk itu Hasbi Ash Shiddieqy, membagi ke dalam delapan

bidang, yaitu:

1. Siyasah Dusturriyah Syar’iyyah

2. Siyasah Tasyri’iyyah Syar’iyyah

3. Siyasah Qadha ‘iyyah Syar’iyah

4. Siyasah Maliyah Syar’iyyah

5. Siyasah Idariyah Syar’iyyah

6. Siyasah Kharijiyyah Syar’iyyah / Siyasah Dawliyah

7. Siyasah Tanfiziyyah Syar’iyyah

153 A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-

rambu Syariah, Ibid..., hal 29

154A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-

rambu Syariah), Ibid..., hal. 30

Page 95: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

8. Siyasah Harbiyyah Syar’iyyah.155

Sedangkan pembidangan fiqh siyasah terlihat dari kurikulum

fakultas syariah, yang membagi fiqh siyasa ke dalam empat bidang, yaitu

(1) fiqh Dustury (2) fiqh Maliy (3) fiqh Dawly (4) fiqh Harby.156

Pembidangan-pembidangan di atas tidak selayaknya dipandang

sebagai “pembidangan yang telah selesai”. Pembidangan fiqh siyasah

telah, sedang dan akan berubah sesuai dengan pola hubungan antar

manusia serta bidang kehidupan manusia yang membutuhkan pengaturan

siyasah.

(1) Fiqh siyasah Dusturiyyah, yaitu yang mengatuir hubungan

antar warga negara dan lembaga negara yang lain dalam batas-

batas administratif suatu negara.

(2) Fiqh Siyasah dawliyyah, yaitu yang mengatur antarawarga

negara dengan lembaga negara dari negara yang satu dengan

warga negara dan lembaga negara dari negara lain.

(3) Fiqh siyasah maliyyah, yaitui yang mengatur tentang

pemasukan, pengelolaa, dan pengeluaran uang milik negara157.

155Ibid.

156A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-

rambu Syariah), Ibid..., hal. 31

157A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-

rambu Syariah), Ibid..., hal. 31

Page 96: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

3. Metode-metode dalam mempelajari Fiqh Siyasah

Metode yang digunakan untuk mempelajari Fiqh Siyasah tidak

berbeda dengan metode yang di pakai dalam mempelajari fiqh lain,

misalnya fiqh munakahat dan fiqh mawaris. Dalam kaitan ini digunakan

yaitu ‘ ilm ushul al-fiqh dan qawa’id al-fiqh.158 Dibandingklan dengan

fiqh-fiqh yang disebutkan diatas, penggunaan metode ini dalam fiqh

siyasah terasa lebih penting. Karena,masalahnya siyasahtidak diatur secara

terperinci oleh syariat Al-Quran dan Al-Hadist. ‘ Abd Wahab Khalaf,

contoh, mengemukakan beberapa ayat Al-Quran yang berhubungan

dengan masalah siyasah, yaitu sebagai berikut:

1. 10 ayat berhubungan dengan fiqh dustury

2. 25 ayat berhubungan dengan fiqh dawly

3. 10 ayat berhubungan dengan fiqh maliy.

Untuk itu secara umum metode-metode yang digunakan dalam fiqh

siyasah, yaitu: Ijma’, Qiyas, al-Mashlahah al-Mursalah, sadd al-

dzari’ah dan fath al-dzari’ah, al-a’adah, al-istihsan dan kaidah-kaidah

fiqhiyyah.159

1. Al-qiyas, dalam fiqh siyasah digumakan untuk mencari ‘umum al-

ma’na; mencari ilat hukum. Dengan penggunaan al-qiyas, hukum

dari sesuatu masalah dapat diterapkan dalam masalah lain pada

158Ibid. 159 H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam

Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), Ibid.,hal. 32

Page 97: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

masa dan tempat yang berbeda, jika masalah-masalah yang

disebutkan terakhir mempunyai ilat hukum yang sama dengan

masalah yang disebutkan pertama.Berkenaan dengan penggunan al-

qiyas, berlaku kaidah: “Hukum berputar bersama ilatnya, ada dan

tidaknya hukum bergantung atas ada dan tidaknya ilat hukum

tersebut”.160

2. Al- Mashlahah al-Mursalah. Pada umumnya, al-mushlahah al-

mursalah digiunakan dalam mengatur dan mengendalian

persoalan-persoalan yang tidak diatur oleh syariat Al-Quran dan

As-Sunnah. Untuk itiu penerapan al-mashlahah al-mursalah

harus didasarkan pada hasil penelitian yang cermat dan akurat;

dan dalam kepustakaan fiqh, dikenal dengan istilah istiqra’.161

3. Sadd al-Dzari’ah dan fath al-Dzari’ah. Dalam fiqh siyasah sadd

al-Dzari’ah digunakan sebagai upaya pengendalian masyarakat

untuk mencapai kemaslahatan. Untuk itu metode yang ke 3 ini

merupakan “alat” bukan “tujuan”.162

4. Al- A’dah. Adal ini ada dua macam, yaitu al-‘adal ash shohihah

dan al’adah al-fasidah. Al’adah ash shohihah yaitu, adat yang

tidak menyalahi syara’, sedangkan al-‘adah al-fasidah yaitu adat

yang bertentangan dengan syara’. Antara Al-‘adah dan al-

maslahah al-mursalah berhubungan erat bahkan al-‘adah ash

160Ibid. 161Ibid. 162 Ibid..., hal. 34

Page 98: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

shahihah pada umumnya berfungsi untuk memelihara dan

menjaga kelangsungan kemaslahatan.163

5. Al- Istihsan. Al-istihsan sering diartikan yaitu, perubahan dalil

yang dipakai seorang mujtahid. Dalam hubungan itu, dari dalil

yang satu ke dlil yang lain, yang menurutnya lebih kuat, menurut

‘Ibn Arabiy. “ Melaksanakan dalil yang kuat diantara dua

dalil”.164

6. Kaidah-kaidah Kulliyah Fiqhiyah. Kaidah-kaidah Fiqhiyah

Kulliyah sebagai teori ulama banyak digunakan untuk melihat

ketetapan pelaksanaan fiqh siyash. Kaidah-kaidah itu bersifat

umum. Oleh karena itu dalam penggunaanya, perlu

memperhatikan kekecualian-kekecualiandan syarat-syarat

tertentu. Kaidah kulliyah fiqhiyah di atas merupakan kaidah-

kaidah yang sering digunakan dalam fiqh siyasah. 165

4. Manfaat mempelajari Fiqh Siyasah

Mempelajari Fiqh Siyasah sangat berguna bagi berbagai

kepentingan ada dua kegunaan mendasar yang dapat dipetikm dari

mempelajari fiqh siyasah, yaitu:

1. Kegunaan Akademik; dan

2. Kegunaan praktik

163Ibid..., hal. 35 164Ibid. 165 H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam

Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 39

Page 99: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Kegunaan Akademik adalah kegunaan yang berkaitan dengan

dunia pendidikan, khususnya pendidikan ilmu politik yang merupakan

bagian dari kajian disiplin ilmu sosial. Dengan mempelajari Fiqh Siyasah,

diperoleh hal-hal sebagai berikut:

1. Bertambahnya wawasan pengetahuan di bidang ilmu sosial, terutama

dalam pengetahuan politik perspektif Islam, sehingga akan diperoleh

pula pengetahuan yang berharga ketika melakukan perbandingan

teuretis dengan ilmu politik perspektif Barat pada umumnya.

2. Mempelajari akar-akar sejarah politik dan pemerintahan di masa Nabi

hingga Khulafa’ur Rasyidun berguna untuk menangkap ide dasar dan

prinsip pembangunan politik dan pemerintahannya, sehingga dapat

ditemukan unsur-unsur ideologisn yang dapat diterapkan dalam

kehidupan politik di masa kini.

3. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam siyasah syar’iyah dapat

dijadikan pedoman dan strategi pemberlakuan norma-norma politik

pada masa kini. Misalnya penerapan prinsip demokrasi dalam

kehidupan politik multipartai di Indonesia.

4. Memahami Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber siyasah syar’iyah

dapat menambah wawasan pemahaman dan penafsiran yang lebih luas

jika bermaksud mengambil substansi qur’an berkaitan dengan

perpolitikan di abad modern ini.

5. Mempelajari jatuh-bangunya pemerintahan pada masa lalu,

terutama pada masa kejayaan Islam dan kemundurannya

Page 100: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

merupakan pelajaran berharga untuk dijadikan cermin akademik

tentang bangun dan runtuhnya kekuasaan di dunia.

6. Berbagai pemikiran ulama tentang politik, misalnya dari Al-

Mawardi, Al-Maududi, Ali-Abdul Raziq, dan sebagainya

mengenai kekuasaan dan pemerintahan dengan acuan siyasah

syar’iyah.166

Kegunaan praktik, dengan penegakan prinsip demokrasi dan

pemilihan umum sebagai alat untuk mencapainya merupakan praktik

langsung siyasah. Hanya saja, apakah berbasis kepada nilai-nilai Islam

atau tidak? Oleh karena itu, salah satu kegunaan praktik dal;am

mempelajari Siyasah syar’iyah adalah melakukan uji coba melalui

pembangunan demokrasi dan nilai-nilai p[olitik di Indonesia sehingga

apabila ditemukan indikator kesuksesan, dunia akan bercermin kepada

Demokrasi gaya Indonesia.167

Untuk menjalankan semua itu, pemerintah melahirkan berbagai

kebijakan berupa perundang-undangan atau berbagai peraturan. Peraturan

perundangan yang dimaksud merupakan bagian dari produk politik

ekonomi yang dalam kajian fiqh siyasah dan menjadi bagian dari fiqh

siyasah maliyah. Hal itu berarti fiqh siyasah maliyah memiliki kegunaan

praktis yang sangat signifikan dalam mencapai kemaslahatan umum.kajian

166Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:

Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 116 167Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,... Ibid., hal.

25

Page 101: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

pertama dari fiqh siyasah adalah kajian fiqh siyasah dusturiyah. Hal yang

sangat penting dalam kaitannya dengan siyasah dusturiyah adalah

pembuatan undang-undang dan melahirkan kebijakan penguasa yang berisi

berbagai aturan untuk kehidupan masyarakat dalam bernegara.168

168Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,... Ibid., hal. 25

Page 102: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

BAB III

BIOGRAFI MOHAMMAD HATTA

A. Riwayat Hidup Mohammad Hatta

1. Kelahiran Muhammad Hatta

Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada

tanggal 12 agustus 1902. Bukittilah sebuah kota kecil yang terletak di

tengah-tengah dataran tinggi Agam. Letaknya indah diujung kaki gunung

Merapi dan gunung Singgalang dan di sebelah utaranya kelihatan pula

melengkung cabang-cabang Bukik Barisan. Antara Bukittinggi dan

gunung Singgalang terbentang sebuah ngarai yang dalam dan bagus

pemandangannya.169 Agak jauh dari tempat itu pada jurusan sebelah timur

tampak gunung Sago. Apabila tidak ada klabut, kelihatan dari jauh sebelah

barat laut gunung Pasaman yang kesohor dalam dongeng sebagai gunung

yang mengandung emas. Ngarai dan gunung-gunung serta Bukit-bukit

Barisan yang kelihatan sekitarnya itu memberikan kepada kota Bukittinggi

suatu pemandangan yang indah sekali. Hawanya sejuk, pada malam hari

malahan dingin.170

Berbagai jenis bunga subur tumbuhnya di sana. Orang-orang yang

datang bertamasya dari daeah pesisir sering menamai Bukittinggi “ Kota

kebun bunga mawar”. Selai dari indah pemandangnnya, kota itu bersih

juga. Jalan-jalan raya disapu selalu oleh orang-orang hukuman yang

169Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 1 170 Ibid.

Page 103: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

mendapat hukuman berat yang didatangkan dari tempat-tempat yang jauh.

Ini muslihat pemerintah jajahan untuk menghalangi supaya mereka jangan

melarikan diri. Letak rumah-rumah dalam kota kecil itu tersusun baik.

Tiap-tiap rumah tempat tinggal mempunyai pekarangannya. Di sebelah

muka biasanya ditanami bunga-bunga, pada sebelah belakang tumbuh

beberapa pohon buah-buahan.

Di masa penjajahan Belanda Bukittinggi disebut oleh yang

berkuasa Fort de Kock. Inilah nama resminya, tetapi rakyat Agam selalu

menyebutnya Bukittinggi. Nama Fort de Kock itu memperingatkan kita

kepada masa perang Padri di Sumatera Barat, yang berlangsung dari kira-

kira tahun 1923-1942.

Perang Padri berasal dari pertentangan kaun adat dan kaum agama,

Guru-guru agama yang baru kembali dari Mekah, yang terpengaruh di

sana denagn sikap keras dan murni kaum wahabi, mau membersihkan

agama Islam di Minangkabau dari berbagai perbuatan yang diadatkan,

seperti mengadu ayam, makan sirih dan mengisap cerutu. Beberapa bagian

dari hukum adat dianggap mereka bertentangan dengan hukum-hukum

Islam. Mereka lupa bahwa hukum yang setinggi-tingginya dalam Islam

ialah damai.

Pada tahun 1825 tentara kolonial menyerbu sampai ke Bukittinggi

untuk memerangi kaum Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.

Pada tempat yang strategis itu di atas sebuah bukit dibuatnya sebuah

benteng yang berbentuk bintang. Benteng itu diberi nama “Sterreschans”,

Page 104: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

bintang pelindun. Daerah Bukittinggi yang langsung dikuasainya sekitar

itu disebut Fort de Kock, dinamakan kepada Jenderal De Rock yang

menjadi Panglima seluruh angkatan perang kolonial Belanda di waktu

itu.171

Di masa Muhammad Hatta lagi anak-anak Bukittinggi

penduduknya hanya kira-kira 2500 orang. Di antarnya lebih kurang 300

orang bangsa Belanda dan paling sedikit 1/3 dari itu termasuk keluarga

militer. Ini tidak mengherankan karena di situ ditempatkan satu batalnya

tentara kecil tentara kolonial. Jumlah orang Tionghoa dan kaum peranakan

ada kira-kira 600 atau 650 orang.

Kota Bukittinggi itu kelihatan benar sebagai sebagai kota bangunan

kolonial. Penduduknya yang sedikit itu tinggal berkampung-kampung

menurut golongan bangsa. Penduduk bangsa Belanda tinggal sepanjang

suatu jalan raya yang terutama, bersambung dengan deretan rumah-rumah

tempat kediaman opsir-opsir dan tangsi militer.ditengah-tengah kota pada

tempat yang ketinggian terdapat tempat kedudukan Pemerintah Daerah,

Residen yang didampingan oleh kantornya. Sejak tahun 1915, setelah ke

residen “ Padangsche Bovenlanden” dihapuskan, rumah itu menjadi

tempat kediaman asisten reside. Di sebelah kantor itu dalam bentuk yang

hampir serupa terletak sekolah Belanda. Rumah Controleur berada di

seberang jalan, di muka kantor Asisten-residen.172

171 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982)..., Ibid., hal. 2 172 Ibid..., hal. 1

Page 105: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Rumah Keluarga kami tempat aku dilahirkan terl;etak di Aur

Tajungkang, di pinggir kota pada jalan raya yang menuju ke Payakumbuh,

ke jurusan timur. Sekarang namanya Jalan Sutan Syahrir. Di muka rumah

kami di sebelah jalan raya dan jalan Sutan Syahrir. Di muka rumah kami

di sebelah jalan raya dan jalan kereta api yang lewat di situ terbentang

sawah-sawah yang luas yang sebelah tengah kumpulan sawah itu kira-kira

lebih sedikit dari setengah km jaraknya dari rumah kami, terletak kampung

“Tengah Sawah”. Dalam kampung itu terdapat rumah dan surau Syekh

Muhammad Djamil Djambek, Ia adalah seorang ulama besar yang terkenal

sampai tamat dipimpin oleh murid-muridnya yang sudah khatam Quran

beberapa kali dan diangkat beliau menjadi “Guru-Tua”. Sesudah itu untuk

menanam pengertian tentang agama Islam, beliau sendiri yang

mengajarkannya.173

Rumah Muhammad Hatta bertingkat dua, yang tertbuat dari papan

dan atap seng. Dari situ mereka dapat menikmati pemandangan yang indah

atas dua gunung sejoli, Merapi dan Singgalang, seolah keduanya berdiri

sedang berbimbing tangan. Dibelakang rumahnya mempunyai sebuah

tebat atau kolam itru menim ulkan hubungan yang baik antara Kakek nya,

Ilyas gelar Baginda Marah, dengan orang-orang Belanda yang berkuasa di

Bukittinggi. Sewaktu-waktu mereka dikirimi ikian dari situ dan sebalinya

pada Hari Raya Idul fitri mereka mengirimkan cerutu Belanda yang

173 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 5

Page 106: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kesohor kepada beliau. Perhubungan yang baik itu membukakan jalan

bagiku untuk masuk sekolah Belanda.174

Di tepi perkarangan sebelah kiri sampai ke belakang terdapat

kandang kuda yang dapat memuat sampai 18 ekor kuda. Kakek ku yang Ia

panggil Pak Gaek ia mengusahakan pengangkutan pos Bukittinggi- Lubuk

Sikaping yang bersambung sampai ke Sibolga. Pengangkutan pos itu yang

berjalan tiga kali seminggu diborongkan oleh Pemerintah kepada orang

partikulir yang memberikan tawaran yang terendah untuk jangka yang

tertentu. Barang-barang pos itu diangkut dengan gerobak tertutup yang di-

segel sebelum berangkat dan ditarik oleh kuda sepasang. Jam berangkat

ditentukan sampainya pada tempat yang dituju di tetapkan pula.

Sedangkan datang terlambat didenda dan besar denda itu bergantung pada

lamanya terlambat. Untuk itu pengangkutan pos itu harus dikerjakan

dengan organisai yang rapih.175

Di sebelah kiri perkarangan rumah kami mengalir sebuah kali kecil

yang menjadi batas kota Bukittinggi di waktu itu. Pada jalan raya di atas

kali itu terdapat sebuah jembatan yang terbuat dari batu. Bukan seabagai

tanda batas kota jembatan iti hidup dalam ingatanku. Aku

mengingatkannya berhubung dengan suatu peristiwa yang mempunyai

segi kolonial.176

Bukittinggi pada masa itu melahirkan bagiku pengetahuan tentang

perbedaan hidup di dalam kota dan di dalam dusun-dusun sekitarnya.

174 Ibid..., hal. 6 175 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 6-8 176 Ibid..., hal. 7

Page 107: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Apalagi karena bukittinggi adalah sebuah kota kecil yang sudah

memperlihatkan hidup berlainan menurut perbedaan bangsa, perbedaan itu

mudah ditangkap. Ia sering dibawa oleh kenalan dan sahabat Kakeknya ke

kampung mereka yang terpisah dari kota oleh beberapa puluh piring sawah

saja. Dalam kota Bukittinggi rata-rata didapati keluarga yang bercorak

individual. Ibu, bapa dan anak-anak tinggal serumah. Kadang-kadang ikut

serta tinggal kakek dan nenenk di situ, perkeluarga. Sering juga disebut

keluarga kecil, ada yang menyebut famili untuk menunjukan bahwa ada

pertaliannya dengan keluarga besar yang tinggal di kampung.177

Didesa atau kampung Minangkabau keluarga itu lain duduknya.

Bentuk keluarga kampung itu kuberi saja nama keluarga kolektif. Rumah

dan harta bukan kepunyaan orang-orang, melainkan kepunyaan bersama

sekeluarga.178

Pak Gaekku mendirikan tiga buah rumah baru sederet letaknya

untuk ibuku dan paman-pamanku untuk anak beliau yang 3 orang. Oleh

karena tanah tempat mendirikan tiga buah rumahitu kepunyaan Mak Alieh,

ketiga buah rumah itu kemudian diletakkan pula atas namanya. Untuk

cucuku kemudian lagi, katanya, ruamh “uasng” masih ada. Struktur

keluarga kami menuruti garis patriarkal.

Sampai berumur 5 tahun lebih aku menyangka bahwa bapaku ialah

Haji Ning, saudagar yang berasal dari Palembang, tetapi berumah tetap di

padang. Ia memperlakukan Muhammad Hatta begitu baik, sehingga aku

177 Ibid..., hal. 7 178 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 12

Page 108: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

tak menduga bahwa ia bapa tiriku, juga setelah kemudian lahir adik-

adikku sampai 4 orang, perwempuan semuanya, sikapnya terhadap aku tak

berubah. Kami seibu sebapak hanya dua orang. Kakakku yang perempuan

kira-kira 2 tahun lebih tua dari aku. Seibu kami berenam. Aku sendiri anak

Laki-laki.179

Nama Ayah kandung Muhammad Hatta yaitu Haji Muhammad

Djamil, anak Syekh Batuhampar. Ia meninggal dalam usia 30 tahun, waktu

aku baru berumur 8 bulan. Karena itu aku tak kenal akan dia. Menurut

cerita orang, termasuk ibuku ia pernah berkata: “ Engkau potret hidup dari

ayahmu”. Di waktu ia kecil ada kepercayaan orang di Minangkabau, kalau

anak laki-laki serupa dengan bapaknya, salah seorang anak mengalah,

cepat-cepat pulang ke alam baka, Entah benar entah tidak, itu Tuhan punya

kuasa.180

Batuhampar tempat ayahku dilahirkan ialah sebuah kampung yang

tidak jauh letaknya dari Payakumbuh. Berpuluh tahun kampung itu

terkenal sebagai pusat pendidikan agama Islam. Dari seluruh Sumatera,

juga Kalimantan dan Malaya. Orang datng belajar kesana. Kampung itu

mulai terkenal sejak Datuk Syekh Abdul Rahman diakui sebagai pusat

pendidikan agama Islam. Dari seluruh Sumatera, juga Kalimantan dan

Malaya, orang datang belajar ke sana. Kampung itu mulai terkenal sejak

Datuk Syekh Abdul Rahman diakui sebagai ulama besar di situ. Beliau

bukan saja seorang guru agama yang besar pengaruhnya, tetapi juga

179 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 14 180 Ibid.

Page 109: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

seorang ahli Tarikat Islam.ia berecita-cita menjadiakn Batuhampar sebagai

benteng pertahanan agama Islam, karena penyerbuian bangasa kulit putih

ke Minangkabau sudah mendesak Islam ke pinggir. Waktu ia berada di

Mekah untuk menhgerjakan rukun Islam yang kelima , ia tertarik pada

buku-buku karangan Imam Ghazali. Di sana ia memperoleh keyakinan

bahwa ajaran Ghazali perlu diketahi untuk memahamkan Tuhiod sedalam-

dalamnya, Menurut keterangan yang kuperoleh kemudian dari anak-cucu

dan pengikut-pengikut beliau, Syekh Abdul Rahman tidak puas dengan

cara yang lazim dipakai untuk mengajarkan Tuhid dengan sifat 20,

sungguh pun sifat 20 itu berasal dari Imam Asy’ari.181

Sewaktu-waktu diri dilatih dengan duduk seorang diri sambil

menumpahkan segala marifat kepada Allah s.wt. untuk menempuh jalan

tarikat itu perlu ada pimpinan dari seorangf guru. Ratib dan zikir adalah

suatu jalan ke situ dan berguna selama dengan itu rasa cinta kepada Allah

menjadi lebih besar dan bertambah kuat. Tetapi Ratib dan zikit yang

mengakibatkan lupa pada diri sendiri dan selanjutnya lupa kepada Tuhan

adalah haram hukumnya.182

2. Pendidikan Mohammad Hatta

Muhammad Hatta pertama kali mengenal pendidikan formal di

sekolah Swasta. Setelah enam bulan, ia poindah ke sekolah rakyat dan

sekelas dengan kakaknya Rafiah. Namun pelajarannya berhenti pada

pertengahan semester kelas tiga. Kemudian ia pindah ke ELS di Padang

181 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 15 182 Ibid.

Page 110: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

yang sekarang ( SMA Negeri 1 Padang) sampai tahun 1913, kemudian

melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917.

Ia pindah sekolah ke Padang pada pertengahn 1913. Tiga bulan

sebelum vakasi besar murid-murid kelas 4 yang bermaksud akan

menempuh kemudian ujian masuk HBS boleh mengambil pelajaran prive

dalam bahasa Perancis. Pelajaran itu diberikan oleh seorang guru sekolah

Belanda pada sore hari, tiga kali seminggu. Kebetulan pada waktu itu Pak

Gaekku sudah memperoleh persetujuan dari tuan Chevalier, seorang

kommis pos bahwa ia akan mengajarkan bahasa Inggris kepadaku. 183

Menurut beliau bahasa Inggris lebih penting dan lebih perlu dari

bahasa Perancis, sebab bahsa perniagaan. Maka tak jadi aku mengikuti

pelajaran bahasa Perancis. Tetapi malang bagiku, setelah tiga bulan aku

belajar bahassa bahasa Inggris , tuan Chevalier dipindahkan kerja ke

Betawi. Itu berarti bagi dia naik pangkat, bagiku kehilangan guru yang tak

akan ada gantinya di Bukittinggi. Akan pindah belajar bahasa Perancis,

aku sudah ketinggalan tiga bulan dan pada permulaanya pula. Maka

diputuskan oleh orang tuaku, supaya aku pinda sekolah ke Padang sesudah

vakansi. Dipadang ada sekolah itu sedikit sekali murid bangsa Indonesia.

selama aku bersekolah di situ dari kelas 5 sampai kelas 7, kami anak

Indonesia yang sekelas hanya 3 orang. Di seluruh sekolah barangkali hnys

6 atau 7 orang. Kebanyakan anak-anak Indonesia yang boleh masuk

183 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982)..., Ibid. hal. 29

Page 111: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

sekolah Belands diterima pada sekolah Belanda kedua yang sederajat

dengan sekolah-sekolah Belanda lainnya seluruh Sumatera.184

Kepindahan kepadang membawa perubahan besar dalam didikan

agama bagiku. Di Bukittinggi set3lah tamat mengajio Quran, ia sudah

mulai menempuh pelajaran agama ke jurusan Fiqh dan Tafsir. Tetapi

terlebih dahulu harus belajar Nahu, untuk menguasai bahasa Arab banyak

sedikitnya. Pelajaran ini langsung dipimpin oleh Syekh Djambek. Empat

bulan lamanya Ia belajardengan dia dalam romboingan 10 orang, lima kali

semionggu sejam sehari.185

Muhammad Hatta merasa lega sedikit seteleh pindah sekolah ke

Padang. Di Padang aku hanay bersekolah pada pagi hari, kecuali 6 bulan

pertama yang aku mengikuti pelajaran membaca Qur’an kembali. Yang

tempat hawanya panas itu tidaka akan sanggup aku mengunjungi sekolah

dua sampai tiga kali sehari seperti di Bukitinggi.

Selain pengetahuan umum, ia telah ditempa ilmu-ilmu agama sejak

kecil. Ia pernah belajar agama kepada Muhammad Jamil Jambek,

Abdullah Ahmad, dan beberapa ulama lainnya. Selain keluarga,

perdagangan memengaruhi perhatian Hatta terhadap perekonomian. Di

padang, ia mengenal pedagang-pedagang yang masuk anggota Seriakt

Usaha dan juga aktif dalam Jong Sumatranen Bond sebagai bendahara.

184 Ibid.

185 Ibid..., hal. 29

Page 112: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Kegiatannya ini tetap dilanjutkannya ketika ia bersekolah di Prins Hendrik

School. Muhammad Hatta tetap menjadi bendahara di Jakarta.186

Kakeknya bermaksud akan ke Mekkah, dan pada kesempatan

tersebut, ia dapat membawa Muhammad Hatta melanjutkan pelajaran di

bidang agama, yaitu ke Mesir (Al-Azhar). Ini diolakuka unt5uk

meningkatkan kualitas surau di Batu Hampar yang sudah menurun

semenjak ditinggalkan Syaikh Abdurrahman. Tapi hal ini di protes dan

mengusulkan Pamannya Idris untuk menggantikannya. Menurut catatan

Amrin Imran, Pak Gaeknya kecewa dan Syekh Arsyad pada akhirnya

menyerahkan kepada Tuhan.187

Pada 18 November 1945, Hatta menikah dengan Rahmi Hatta dan

tiga hari setelah menikah, mereka bertempat tinggal di Yogyakarta.

Kemudian ia di karunia 3 anak perempuan yang bernam Meutia Farida

Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta.188

Pelajaran yang dituntutnya pada P.H.S. Sekolah dagang menengah

di Djakarta, memberikian pengertian dan alat kepadanya tentang

membereskan organisasi dan administrasi. Menurut pendapatnya, suatu

pergerakan yang tidak mempunyai masalah tidak bisa hidup subur, karena

masalah itulah yang menjadi perikatan batin batin bagi anggota-

186 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-709-633-5, 2012), hal. 9 187 Imran, Amrin, Muhammad Hatta: Pejuang, Proklamator, Pemimpin,

Manusia Biasa, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1981), hal. 7

Page 113: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

anggotanya. Paham ini selalu dipegangnya sampai kedalam pergerakan

rakyat.189

Dimasa mudanya itu, ketika beliau sebenarnya masih kanak-kanak,

beliau sudah belajar kenal dengan soal-soal politik yang hangat dan hebat

dipersoalkan dalam pers dan rapat-rapat umum. Udara politik Indonesia

ketika itu sudah mengandung soal,, Indie Weerbaar” tahun 1917,,,

November-belofte” tahun 1918,,, Herzieningscommissie” tahunm 1919,

Serikat Islam afdeling B di Tjimareme tahun 1919-1920 dan soal,,

suikerrietareaal”, luasnya sawah rakyat yang dapat dipakai untuk tanaman

tebu. Semuanya itu soal yang menimbulkan dan menyinggung sentimen

nasional dan perdebatan soal itu banyak sedikitnya hinngap juga dalam

pergerakan pemuda.190

Waktu Mohammad Hatta dalam tahun 1921 meneruskan

pelajaranya ke Handels-Hogeschool (Nederlandsche Economische

Hogeschool sekarang dan akan berkembang menjadi Rijksuniversiteit

Rotterdam) di Rotterdam, dengan sendirinya beliau tertarik kedalam

perkumpulan mahasiswa Indonesia yang diwaktu itu masih bernama

Indische Vereniging. Pemuda Indonesia di Nederland diwaktu itu berada

dalam masa perpisahan. Setelah kelihatan, bahwa politik non-cooperation

dan nama Indische Verening diganti fdengan Indonesische Vaereniging,

189 Ibid.

190 Ibid..., hal. 7

Page 114: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

ialah pada tahun 1922, yang kemudian dalam tahun 1925nama itu diganti

lagi dengan Perhimpunan Indonesia.191

Tuah Mohammad Hatta sebagai organisator dan pemegang uang

yang cakap sampai kedalam kalangan mahasiswa Indonesia disana. Sebab

itu beliau tyerus dipegang oleh yang tua-tua untuk duduk dalam pengurus.

Kecuali dalam tahun 1924, Mohammad Hatta terus-menurut menjadi

bendahara dalam pengurus yang berganti-ganti dari mulai tahun 1922

sampai 1925. Beliau lah yang mengusahakan, agar perkumpulan

mempunyai masalah sendiri yang teratur terbitnya. Tahun pertama,ialah

tahun 1923 meneruskan penerbitan ,,Hindia Poetra”,, yang dulunya

diterbitkan bersama-sama dalam hubungan Indonesische Verbond.

Indonesische Vebond. 192

Indonesische Verbond itu ialah perikatan berbagai kumpulan, yang

anggota-anggotanya kemudian akan bertugas di Hindia Belanda. Dengan

menganut dasar noncooperation, Indonesische Vereniging keluar dari

Indonesische Verbond dan seterusnya mengambil jalan dan politik sendiri.

Dari mulai tahun 1924 namanya diganti menjadi ,, Indonesia Merdeka”.

Dari jalanya perubahan nama perkumpulan dan masalah tergambar

kemajuan kejurusan ketegasan tujuan dan pendirian dari pemuda-pemuda

Indonesia itu.193

191 Ibid..., hal 8

192 Ibid..., hal.8 193Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 24

Page 115: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Pada tahun 1923 Mohammad Hatta lulus dalam ujian,,,Handels-

ekonomie”. Mula-mula beliau bermaksud akan menempuh ujian doktoral

ilmu ekonomi pada penghabisan tahun 1925 di Rotterdam diadakan

cabang baru dalam pelajaran doktoral, yaitu,, Staatskundig-economische

richting”, dimana Hukum Negara dan Hukum Administratif menjadi

vakutama disebelah kedua bagian ekonomi, maka Mohammad Hatta

tertarik hatinya oleh alirtan studi yang baru itu. Memang sebagai politikus

perlu orang mempunyai pengetahuan yang agak dalam dan teratur tentang

Hukum Negara. Menurut pendapatnya, beliau tidak akan rugi kalau

menyambung lagi pelajarannya yang hampir tamat itu kejurusan yang

baru. Dengan memperpanjang studi satu atau satu-setengahnya tahun lagi,

beliau akan ,memperoleh perlengkapan yang lebih sempurna untuk

menjalankan kewajibannya terhadap Tanah Air dimasa datang. Beliau

mwerencanakan akan akan menempuh ujian doktoral pada penghabisan

tahun 1926 atau permulaan tahun1927.194

Berhubungan dengan aktivitas Perhimpunan Indonesia yang luar

biasa itu, yang besar pengaruhnya dalam pergerakan rakyat di Indonesia,

maka Pemerintah Nederland, atas adpis yang salah dari penasihat

kolonialnya, telah mengambil tindakan terhadapnya. Mohammad Hatta

bersama-sama tiga orang pengurus lain ditangkap dan ditahan dalam

penjara sampai 51/2 bulan lamanya. Akan tetapi mahkamah di Den Haag

membebaskan mereka dari segala tuntutan pada bulan Maret 1928. Dalam

194Ibid. hal. 24

Page 116: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

proses yang bersejarah itu yang dihadiri juga oleh beberapa koresponden

luar negeri, Mohammad Hatta menunjukkan sikap yang tegas dan

mengagumkan. Pidato pembelanjaannya kemudia diterbitkan sebagai

brosur dengan nama,, Indonesie vrij”. 195

Tidak lama sesudah proses Perhimpunan Indonesia itu

dimenangkan, Mohammad Hatta menemui mahasiswa yang muda-muda

yang dipandangnya tepat untuk menggantinya berangsur-angsur. Yang

muda-muda itu yang dididiknya dan dipengaruhinya untuk

menggantikannya ialah berturut-turut: Abdullah Sjoekoer, Roesbandi dan

Soetan Sjahrir. Dalam urutan ini pulalah mereka akan diasuhnya berganti-

ganti menjadi ketua Perhimpunan Indonesia. Tetapi baru Abdullah

Sjoekoerlah yang terpilih menjadi gantinya tahun 1930.Sesudah itu terjadi

di Indonesia berbagai hal yang meminta perhatian Bung Hatta P.N.I.,

Setelah Bung Karno dan tiga orang kawannya dihukum oleh Landraad

Bandung, dibubarkan oleh Pengurus Besarnya sendiri dan sesudah itu

mereka yang membubarkan P.N.I. itu mendirikan partai baru bernama

Partai Indonesia. 196

Pimpinan golongan menengah memproses pembubaran itu dan

mendirikan golongan sendiri dengan nama Golongan Merdeka. Bung

Hatta dari jauh membantu Golongan Merdeka itu, Baru 4 orang pemimpin

dihukum, partai dibubarkan”, katanya. Di India berpuluh-puluh ribu

195Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pega menemui mahasiswaPegawai Negeri, 1971),Op.

Cit, hal. 26 196Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun..., hal. 26

Page 117: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

anggota India National Congress ditangkapi, karena bergerak atas anjuran

Gandi pergi ke pantai untuk membuar garam, partai dan gerakan jalan

terus. Gerakan itu baru berhenti sesudah Pemerintah Kolonial di India

mencabut kembali berbagai peraturan dan larangan.197

Antara beberapa pemimpin Golongan Merdeka dan Bung Hatta

tercapai persetujuan dengan surat menyurat untuk mendirikan masalah

bsendiri yang diberi nama ,, Daulat Rakyat”. Bung Hatta aktif membantu

nya dengan berbagai karangan yang berisikan pendidikan politik dan

semangat berjuang, semangat tahan uji. Bung Hatta menyiapkan rencana

untuk menjatuhkan golongan Merdeka. Untuk merundingkan dan

melaksanakan rencana itu Sjahrir dikirim pulang ke Indonesia . dia akan

kembali meneruskan pelajaran ke Nederland, apabila Bung Hatta sudah

kembali ke Indonesia.198

Dalam pada itu Mr. Sartono, ketua Partai Indonesia dengan

perantaraan mahasiswa yang baru datang dari Indonesia kenegeri

Belandas dapat mempengaruhi pemuda-pemuda yang kurang kuat

punggungnya untuk memilih pilhak Partai Indonesia. Dalam pada itu

Partai Komunis Nederland berusaha pula melakukan pengaruhnya, dengan

bekerja sama dengan mahasiswa yang untuk pro Partai Indonesia, untuk

memasukkan pengaruhnya kedalam Perhimpunan Indonesia. Dalam

susunan pengstam Effendi menjadiurus P.I. baru dalam tahun 1931 terpilih

197 Ibid. hal. 26

198 Ibid..., hal 27

Page 118: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Rustam Effendi menjadi ketua. Dengan pilihan ini P.I. Lambat laun

menjadi alat C.P.H. Partai Komunis.199

Mohammad Hatta baru pertengahan tahun 1932 dapat menamatkan

studinya di Rotterdam. Vak-vakudjiannya ialah: ekonomi, hukum negara

dan hukum administratif, hukum internasional dan pembendaharaan

negara.tidakl lama sesudah itu Mohammad Hatta kembali ke Indonesia,

setelah 11 tahun lamanya beliau meninggalkan tanah airnya. Studi yang

begitu lama yang disertai dengan aktivitas politik tidak merugikan

baginya. Beliau memperoleh basis teoti yang lebih kukuh dan peninjauan

politik yang berdasarkan pengetahuan. Beliau mempunyai kesempatan

belajar pula belajar kenal dari dekat dengan berbagai aliran politik

internasional. Semuianya adalah pengalaman yang berharga baginya untuk

melakukan kewajibannya terhadap Tanah Air dikemudian hari.200

3. Karya-karya Muhammad Hatta

Bagian yang terbesar dari usianya di sumbangkannya untuk

mencapai kemerdekaan Tanah Air, sebagai penganut cita-cita dan

sebagai pemimpin pergerakan rakyat, dengan mengalami penderitaan

dalam pembuangan bertahun-tahun lamanya, dan akhirnya menjadi

pemimpin negara. Sebagai pemimpin ia berpedoman kepada prinsip,

bahwa tugas seorang pemimpin demokrat ialah mencarikan ganti

selekas-lekasnya. Makin cepat ia digantikan makin baik. Itu suatu tanda

bahwa demokrasi hidup. Hidup oprang seorang terbatas, tetapai hidup

199 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 27 200 Ibid, hal. 27

Page 119: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

pergerakan atau negara terus menerus. jangan nasib negara tergantung

pada seorang pemimpin.

Bunghatta dalam perjuangan banyak sekali menulis tulisan yang

membela perjuanagan dan cita-cita Indonesia Merdeka, bersatu,

berdaulat , adil dan makmur. Berhubungan dengan itu, pada waktu

Bung Htata mencapai usia 50 tahun, beberapa orang kawan-kawan

memperingati saat itu dengan menerbitkan kembalai karangan-karangan

yang tersebar. Dalam berbagaia masalah dan surat kabar atau yang telah

diterbitkan sebagai brosur. Meskipun karangan-karangan itu tidak up to

date lagi setelah Indonesia mencapai kemerdekaan , tetapai buah tangan

Bung Hatta tetap berharga, karena tjaranja menulis dan mengupas

berbagai-bagai soal tetap menarik perhatian. Logika yang tajam sesuai

dengan sentimen yang dikuasai.201

Dari karangan-karangan Bung Hatta itu dapat kita ikuti

jalan perjuanagan bangsa kita dimasa yang lampau, dan tergambar

kembali dimuka kita segala masalah-masalah yang dihargai oleh

pergerakan rakyat Indonesia dimasa itu. Bung Hatta menghadapi

segala masalah yang dihadapai oleh pergerakan dimasa yang

lampau dengan tenang dan prinsipil. Sebab itu, juka kita membaca

karangan-karangan , bukan saja memnggambarkan jiwa Hatta yang

besar, tetapi juga menggambarkan sejarah perjuangan bangsa

201 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 17

Page 120: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Indonesia untuk melepaskan ikatan penjajahan untuk mencapai

Tanah Air yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.202

Karangan-karangan Bung Hatta yang banyak itu tidak

semuanya dapat dikumpulkan kembali, sehingga tidak sedilit

karangan-karangan yang penting yang diterbitkan didalam dan

diluar negeri tidak dapat diusul kembali.sungguhpun demikian

karangan-karangan yang dapat sisusul kembali. Sungguhpun

demikian karangan-karangan yang dapat dikumpulkan dan

diterbitkan kembali, cukup memberikan gambaran yang jelas

tentang perjuangan dimasa yang lampau dan buah pikiran , juga

tjaranja Bung Hatta mengupas berbagai masalah.

Karangan-karangan Bung Hatta yang terbaik sebagi buku

atau yang bakal diterbitkan menjadi buku tidak dimuat dalam

penerbitkan itu. Seperti kita ketahui, kumpulkan karangan Bung

Hatta yang diterbitkan dalam tahun 1952 terbagi atas duan

golongan yang terpisah. Golongan yang pertama yang terbit pada

hari ulang tahunnya yang ke 50 itu, berisikan karangan-karangan

yang ditulis dalam bahsa Belanda, beserta beberapa buah karangan

yang ditulis atau pidatio tyang di ucapkan dalam Bahasa Perancis

dan Inggris. Hampir seluruh karangan itu ditulis waktu Bung Hatta

masih barada dinegeri Belanda. Kecuali dua, yang ditulisnya waktu

ia berada ditempat pembuagan Banda Neira. Yang Satu berjudul,,

202 Ibid.

Page 121: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

“Enige grondtrekken van de Economische wereldbouw”, yang

mulanya dimuat didalam Maandlad Sin Tit Po, 1938 no. 6,7,8 dan

9. Yang satu lagi berjudul,, Marxisme of epigonenwijsheid ?” yang

menangkis serangan seorang komunis terhadap karangannya di Sin

Tit Po, dimuat dalam madjalah mingguan,, “ Nationale

Commentaren no. 10, 11, 12, 13 dan 14 tahun 1940. Ada dua lagi

yang terbit lebih dahulu dalam majalah Indonesia dan disalur orang

kedalam bahasa Belanda. Tulisan-tulisan yang berbahasa Belanda

Belanda ini diterbitkan kembali dengan nama,, “ Verspreide

Geschriftren”, yang tebalnya lebih dari 580 halaman.203

Mohammad Hatta berasal dari Minangkabau, beliau lahir di

Bukitinggi. Tetapi ada satu sifat yang ganjil padanya yang

membedakan beliau dengan kebanyakan anak dari Minangkabau.

Pada umunya orang Minangkabau pandai berpidato dan bersilat

dengan kata-kata. Pemimpin-pemimpin yang berasal dari

Minagkabau rata-rata terkenal sebagai orator.umpamanya saja Haji

Agus Salim, Abdul Moeis, Muhammad Yamin, Tan Malaka,

Mochtar Loetfi dan banyak lainnya. Tetapi Mohammad Hatta tidak

pandai berpidato. Ajun suaranya tidak bisa memikat hati orang

banyak dan kekuatan katanya hanya terletak pada isinyanya. Isi

katanya lebih enak di baca dari pada di dengar. Barangkali inilah

203 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit,hal. 18-19

Page 122: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

sebabnya beliau mencari kekuatannya didalam menuliskan buah

pikirannya.

Sifat yang ganjil itu barangkali tertanam selama asuhannya

dari kecil. Suasana keagamaan serta aktivitas ekonomi dalam

rumah tangga orang tuanya menjadikannya beliau orang yang taat,

pendiam tidak suka banyak bicara. Hanya jabatannya kemudian

sebagai pemimpin rakyat dan pemimpin negara memaksa beliau

harus banyak berpidato. Tetapi mseskipun demikian, beliau tidak

pernah menjadi seorang orator. Kekuatannya tidak terletak dalam

menghadapi rapat umum, melainkan pada rapat khusus dengan

pemimpin dan pemuka, dimana beliau dapat mengupas dan

menguraikan rupa-rupa masalah negara dan masyarakat secara

logis dan analisis. Cara beliau berbicara biasanya tenang.204

Akan tetapi jika mengenai soal yang prinsipil sekali, beliau

biosa juga berpidato yang berapi-api dengan ayun suara dan

piliham kata-kata yang tangkas. Umpamanya saja pidatonya yang

bersejarah dalam sidang Komite Nasional Pusat di Malang pada

tahun 1947, waktu membela Penetapan Presiden No 6, sangat

mengagumkan semua yang hadir. Logika, analisa, pilihan kata

serta ayun suaranya demikian tepatnya, sehingga sukar orang dapat

membantah. Orang taksangka, bahwa beliau pandai juga berpidato

sedemikian hebatnya, bahwa beliau akan mendapat kemenangan.

204Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 19

Page 123: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Kelihatan dengan nyata pengaruh dan sugesti yang ditimbulkan

oleh pidatonya atas anggota dan publik yang hadir ditribune.205

Sepanjang pengetahuan kami, baru sekali itulah

Mohammad Hatta berpidato demikian hebatnya. Sebelum itu

belum pernah dan sesudah itu tak ada lagi. Juga didalam memberi

keterangan yang penting-penting tentang politik negara, kalau

perlu kadang-kadang beliau mengeluarkan kata-kata yang pedas

dan tegas, tetapi sikapnya tgetap sebagai biasa biasa: Kalm dan

zakelijk.206

Hidup Mohammad Hatta waktu mudanya hampir sejalan

dengan timbulnyapergerakan kebangsaan di Indonesia. Inilah yang

menjadi dorongan apa sebab beliau dalam usia yang mufda sekali,

selagi duduk dalam bangku sekolah menengah, telah tertarik

kedalam pergerakan. Sebagai biasa bermula dengan pergerakan

pemuda. Pergerakan kebangsaan yang dipelopori oleh Budi Utomo

dalam tahun 1908, dan berkobar sejak tahun 1913, membuka hati

pemuda Indonesia untukmeginsafi kewajiban mereka terhadap

Tanah Air. Berturut-turut dari tahun 1916 lahirlah perkumpulan-

perkumpulan pemuda, seperti Jong 207 Java, Jong Sumatranen

Bond, Jong Minahasa, dan Jong Ambon. 208

205 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 21 206 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 22 207Ibid, hal. 22 208 Ibid.

Page 124: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Dengan sendirinya Mohammad Hatta yang berjiwa

pengabdi kepada cita-cita terseret kedalam perkumpulan Jong

Sumatranen Bond. Sejak umur 16 tahun Mohammad Hatta sudah

aktif dalam pekumpulan. Minatnya yang terutama tertuju kepada

organisasi dan usianya yang terutama ialah memperkuat organisasi

dan keuangan perkumpulan. Minatnya yang terutama tertuju

kepada organisasi dan usahanya yang terutama ialah memperkuat

organisasi dan keuangan perkumpulan.209

4. Kiprah dan Aktivitas Politik Muhammad Hatta

Pergerakan politikMuhammad Hatta ia mulai waktu

bersekolah di Belanda dari 1921-1931. Ia bersekolah di Handels

Hogeschool (sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam),

selama ia bersekolah di sana, ia masuk organisasi sosial Indishe

Vereeniging yang kemudia menjadi organisasi politik dengan

adanya pengaruh Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan

Douwes Dekker. Pada tahun 1923, Hatta menjadi Bendahara dan

mengasuh majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi

Indonesia Merdeka. Pada tahun 1924, organisasi ini berubah nama

menjadi Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia).210

Pada tahun 1926, ia menjadi pimpinan Perhimpunan

Indonesia. Sebagai akibatnya, ia terlambat menyelesaikan studi.

210 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,,,Op.

Cit, hal. 17-18

Page 125: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Dibahwah kepemimpinannya, Perhimpunan Indonesia mendapat

perubahan. Perhimpuan ini lebih banyak memperhatiakn

perkembanagan pergerakan di Indonesia dengan memberikan

banyak komentar, dan banyak ulasan di media massa di Indonesia.

Setahun kemudian, ia seharusnya sudahberhenti dari jabatan ketua,

namun ia dipilih kembali hingga tahun 1930. Pada Desember 1926,

semau dari Pki datang kepada Hatta untuk menawarkan pimpinan

pergerakan nasional secara umum kepada Perhimpunan Indonesia,

selain itgu dia dan semauan membuat suatu perjanjian bernama

“Konvensi Semauan Hatta”. Inilah yang dijadiakan alasan

Pemerintah Belanda ingin menangkap Hatta. 211

Pada waktu itu, Hatta belum menyetujui paham komunis.

Stalin membatalkan keinginan Semaun, sehingga hubungan Hatta

dengan komunisme mulai memburuk. Sikap Hatta ini ditentang

oleh anggota Perhimpunan Indonesia ( PI) yang sudah dikuasai

komunis. Pada tahun 1927, ia mengikuti sidang “ Liga Menentang

Imperialisme, Penindasan Kolonial dan untuk Kemerdekaan

Nasional” di Frankfurt. Dalam sidang ini, pihak komunis dan

utusan dari Rusia tampak Ingin menguasai sidang ini, sehingga

Hatta tidak bisa percaya terhadap komunis. Pada waktu itu,

majalah Perhimpunan Indonesia (PI), Indonesia Merdeka masuk

dengan mudah ke Indonesia lewat penyelundupan, karena banyak

211 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,

Ibid..., hal. 18

Page 126: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

penggeledahan oleh pihak kepolisian terhadap kaum pergerakan

yang dicurigai.212

Pada 25 September 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo,

Nazir Datuk Pamuncak, dan Madjid Djojohadiningrat ditangkap

oleh penguasa Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang

yang kait-kaitannya dengan Semaun, terlibat p[emmberontakan di

Indonesia yang di lakukan PKI dari tyahun 1926-1927, dan

menghasut (opruiing) supaya menentang kerajaan Belanda.

Mohammad Hatta sendiri dihukum tiga tahun penjara. Mereka

semua di penjara di Rotterdam, dia juga dituduh melarikan diri,

sehingga dia yang sedang memperkenalkan Indonesia ke kota-kota

di Eropa sengaja pulang lebih cepat begitu berita ini tertsebar.213

Semua tiuduhan itu ia tolak dalam Pidatonya “ Indonesia

Merdeka” ( Indonesie Vrij) pada sidang kedua tanggal 22 Maret

1928. Pidato ini sampai ke Indonesia dengan cara penyelundupan.

Ia juga dibela 3 orang pengacara Belanda yang salah satuny berasal

dari parlemen. Yang dari parlemen, bernama J.E.W. Duys. Tokoh

ini memang bersimpati padanya. Setelah ditahan beberapa bulan,

mereka berempat dibebaskan dari tuduhan, karena tuduhan tidak

bisa dibuktikan. 214

212 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,,,Op.

Cit, hal. 23-24 213 Hardjosoediro Soejitno, Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia.

(Jakarta: Pradnya Parmita, 1984), hal. 41 214 Ibid.

Page 127: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Sampai pada tahun 1931, Muhammad Hatta mundur dari

keduduikannya sebagai ketua, karena hendak mengikutiujian

sarjana, sehingga ia berhenti dari PI. Akibatnya, PI jatuh ke tangan

komunis, dan mendapat arahan dari partai komunis Belanda dan

juga dari Moskow. Setelahtahun 1931, PI mengecam keras

kebijakan Hatta dan mengeluarkannya dari organisasi ini.

Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda mengecam sikap Hatta

sebab ia bersama Soedjadi mengkritik secara terbuka terhadap PI.

Perhimpuan menahan sikap terhadap kedua orang lain.215

Dalam susunan pengurus P.I. Baru dalam tahun 1931 terpilih

Rustam Effendi menjadi ketua. Dengan pilihan P.I. Lambat laun

menjadi alat C. P. H. Partai Komunis. Pada Desember 1931, para

pengikut Hatta segera membuat gerakan tandinagan yang disebut

Gerakan Merdeka yang kemudia bernama Pendidikan Nasional

Indonesia yang disebut dengan PNI Baru. Ini yang mendorong

Hatta dan Syahrir yang pada saat itu sedang bersekolah di Belanda

untuk mengambil langkah kongrety untuik mempersiapkan

kepemoimpinan disana. Hatta sendiri merasa perlu untuk

menyelesaikan studinya terlebih dahulu. Oleh karenanya, Syahrir

terpaksa pulang dan untuk memimpin PNI. Kalau Hatta kembali

pada 1932, diharapkan Syahrir dapat melanjutkan studinya.216

215Ibid.

216 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi

Membangun, (Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit,

hal. 27

Page 128: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Pada pertengahun 1932 Muhammad Hatta dapat

menamatkan studinya di Rotterdam. Vak-vudjiannya yaitu:

ekonomi, hukum negara dan hukum administratif. Hukum

internasional dan pembendaharaan negara. Tidak lama sesudah itu

Muhammad Hatta kembali ke Indonesia, asetelah 11 tahun lamnya

beliau meninggalkan tanah airnya. Studi yang begitu lama dan di

sertai dengan aktivitas politiktidak merugikan baginya. Beliau

memperoleh basis teori yang lebih kukuh dan dan peninjauan

politik yang berdasarkan pengetahuan. Beliau mempunyai

kesempatan pula belajar kenal dari dekat dengan berbagai aliran

poplitik internasional. Semuanya adalah pengalaman yang

berharga terhadap Tanah Air dikemudian hari.217

Setelah kita menguraikan disini, sejarah hidup Bung Hatta

agak panjang untuk suatu biografi yang ringkas, ada baiknya pula

disebutkan disini beberapa pidato Bung Hatta yang dicetak sebagi

buku kecil atau risalah, sejak ia diluar kerjanya yang biasa

mengambilkan waktu untuk memberi pelajaran pada Universitas.

Untuk itu buku kecil dan risalah itu adalah, sebagai berikut:

1. Pengantar kejalan Ilmu dan Pengetahuan, P.T.

Pembangunan, Djakarta, cetakan 1, 1954: cetakan ke 4,

1970.

217Mohammad Hatta, Ibid. hal. 27

Page 129: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

2. Meninjau masalah kooperasi, P.T. Pembangunan

Djakarta, 1954.

3. Pengantar kejalan Ekonomi Sosiologi, cetakan 1 oleh

Fasco Djakarta, 1957; cetakan kedua oleh Djembatan

Djakarta, 196....

4. Islam, Society, Democracy dan Peace, K.B.R.I. New

Delhi, 1955.

5. Lampau dan Datang, Djembatan Djakarta. 1956.

6. The Co-operative Movement in Indonesia, Cornell

University Press, NewYork 1957.

7. Pengantar kejalan Ekonomi perusahaan , P.T.

Pembangunan Djakarta, 1957.

8. Tanggung jawab moril kaum intelegensia. Pidato Hari

Alumni I Universitas Indonesia 1957.

9. Tantangan masa kepada ilmu-ilmu sosial: Penerbit Fasco

Djakarta, 1958. Pidato pada kongres Ilmu Pengetahuan

Nasional I di Malang, 6 Agustus 1958.

10. Pendidikan menengah kooperasi; Yayasan Pendidikan

Kooperasi Jogjakarta, 1958.

11. Ekonomi Terpimpin, Cetakan I Penerbit Fasco Djakarta,

1960; cetakan II, Penerbit Djambatan Djakarta, 1967.

12. Persoalan ekonomi sosialis Indonesia, Penerbit

Djambatan Djalkarta; cetakan I 1963; cetakan II, 1967.

Page 130: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

13. Demokrasi Kita, cetakan I, Pandji Masyarakat Djakarta,

1960, cetakan II, Pustaka Antara Djakarta, 1961.

14. Peranan Pemuda menuju Indonesia Merdeka, Indonesia

adil dan Makmur; Penerbit, Angkasa, Bandung, 1996.

15. Mengambil pelajaran dari masa lampau untuk

membangun masa datang; ceramah didepan KAMI

Bogor: Penerbit, Angkasa, Bandung 1966.

16. Pancasila Jalan Luru; Penerbit, Angkasa, Bandung,

1966.

17. Teori ekonomi, Politik Ekonomi, Orde ekonomi; Penerbit

Tintamas Jakarta, 1967.

18. Masalah bantuan Pembangumnan Ekonomi bagi

Indonesia; Penerbit Jambatan Jakarta, 1968.

19. Pendidikan Nasional Indonesia; Penerbit P.T. , Melati.

Bogor, 1968.

20. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945; Penerbit Tintamas

Jakarta, 1969.

21. Sesudah 25 tahun, Pidato pada Dies Natalis Universitas

Sjiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, 2 September 1970,

Penerbit Jambatan, 1970.

Page 131: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

22. Ekonomi Berencana, Pidato pada Dies Natalis

Universitas Sriwijaya 1971; Penerbit Gunung Agung,

1971.218

Bung Hatta dahulu tidak mau menulis sebuah Memoir,

sebab itu dipandangnya terlalu subjektif. Ia ingin menyerahkan

penulis sejarah bangsa dan negara kita kepada ahli sejarah. Tetapi

berhubung dengan usaha memalsukan sejarah dimasa Orla, maka

atas desakan pemuda pada permulaan masa enam puluhan

dimulailah kenang-kenangan kepada masa yang lampau, yang akan

akan menceritakan pengalamanya diwaktu kanak-kanak,

perjuangan dalam masa pemuda dan dalam pergerakan. Tetapi

karena ia jatuh sakit dalam muda dan dalam pergerakan. Tetapi

karena ia jatuh sakit dalam tahun 1963 dan perlu berobat keluar

negeri, ke Swedia, pekerjaan yang sudah dimulainya itu jadi

terbangkalai.219

Kemudia waktu ia mendapat kesempatan untuk menyelidiki

sesuatu masalh Indonesia di East West Center di Honolulu,

dicobanya menimbulkan kembali ingatannya yang mengenai

masalah kemerdekaan kita. Sekembalinya dari Honolulu ditulisnya

buku kecil, Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945” sebagai jilid

pertama. Rencananya uraian itu akan menjadi 4 jilid, akan meliputi

218 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,

(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 42 219 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi

Membangun, (Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 42-

43

Page 132: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

masa perjuangan Republik Indonesia dari memproklamirkan

kemerdekaan sampai pencerahan kedaulatan. Jilid ke ke II sudah

dimulainya, tetapi pekerjaan itu terhalang lagi, karena Presiden

meminta beliau menjadi Penasehat kepada Presiden dan kepada

Komisi Empat, untuk meninjau masalah korupsi. Pekerjaan itu

banyak pula memakan waktu, membaca berbagai laporan,

bersidng, dan mendengarkan keterangan. Keterangan yang

diberikan oleh mereka atau golongan yang dimionta datang oleh

Komisi IV.220

Pengalamannya dalam perjuangan untuk mencapai

Indonesia Merdeka dan dalam ikut membangun negara mereka

cukup banyak yang dapat menjadi pelajaran bagi angkatan

kemudian. Seperti dikatakan dahulu oleh Arthur Miller Lehning

waktu diresmikan Bibliotik. Politik dan sosial di Merdeka Selatan:

Bung Hatta tidak saja banyak mempelajari sejarah, tetapi Ia juga

membuat sejarah. Sejarah Tanah Air dari jajahan yang terbelenggu

menjadi negara yang merdeka.221

220Mohammad Hatta..., Ibid. hal. 43

221 Ibid..., hal. 43

Page 133: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

BAB IV

PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA

A. Pemikiran Muhammad Hatta Tentang Negara

Pemikiran dari Muhammad Hatta, yaitu sebagai berikut,Pandangan

Muhammad Hatta tentang Demokrasi, Pemikiran Muhammad Hatta

tentang HAM, Pemikiran Muhammad Hatta tentang Kebangsaan,

Pemikiran Muhammad Hatta tentang Politik Luar Negeri.222

Dari pemikiran-pemikiran Muhammad Hatta diatas disini penulis

akan membahas yang menjadi pemikiran Muhammad Hatta yang paling

menonjol terutama di bidang ekonomi dan Hukum Tata Negara, ia tidak

hanya seorang politikus saja akan tetapi Muhammad Hatta lebih dari itu Ia

adalah seorang Cendikiawan yang Tulen, terutama dibidang ekonomi dan

Hukum Tata Negara.

Hal itu tidaklah mengherankan karena semasa Hatta kuliah, ia

mengambil jurusan di bidang tersebut. Dalam bidang ekonomi, Hatta

mengeluarkan gagasan mengenai penerapan demokrasi yang tidak hanya

di bidak politik saja, seperti yang diterapkan oleh negara-negara Barat.

Tetapi juga meliputi demokrasi ekonomi, dimana kekayaan suatu negeri

yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti listrik, air, tambang itu

tidak dikuasai oleh orang perorang atau golongan tertentu, tetapi dalam

222222 Jejak Kampus. Blogspot. Com, Pemikiran Politik Muhammad Hatta,

diakses pada tanggal 18 juli 2019, pada jam, 09.00 WIB

Page 134: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

masalah ini rakyat pun mempunyai hak untuk turut serta menikmati

kekayaan alam yang ada di negeri ini.223

Maka disini penulis akan menjelaskan pemikiran Ekonomi Hatta

lainnya, yang juga terbilang fenomenal atau terkenal adalah

membangkitkan ekonomi rakyat, seperti petani, nelayan pedagang,-

pedagang kecil melalui jalan koperasi. Dalam mengeluarkan gagasan

terlihat bahwa Hatta mengambil demokrasi ekonomi ini sebagai titik tolak

dalam pemikiran-pemikiran ekonomi Hatta lainnya.224

Adapun pemikiran Hatta dalam bidang Hukum Tata Negara. Hatta

menolak pandangan Professor van Vollenhoven, yang mengatakan bahwa

kata Indonesia tidak dapat diperjuangkan sebagai penamaan

ketatanegaraan bagi daerah yang dikuasai Belanda di Asia Belanda.

Menurut pendapatnya bahwa sekalipun bagian terbesar dari orang-orang

Indonesia, yakni kurang lebih dari 49 jam juta jiwa, masih ada kira-kira 15

juta yang tinggal di luar wilayah itu.225

Dalam hal ini Hatta menyatakan keberatannya dalam pernyataan

Profesor van Vollenhoven tersebut. Hatta berpendapat, sebaiknya Profesor

van Vollenhoven melihat contoh ke Amerika Serikat kata “ Amerika “

yang secra geografis ialah benua “ baru” yang membentang dari kutub ke

kiutub yang didalmnya terdapat berbagai negara dan bangsa, namun hanya

223223Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi

Islam, diakses pada tanggal, 18 juli 2019, pada jam 09.30 WIB 224Ibid. 225Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi

Islam, diakses pada tanggal, 18 juli 2019, pada jam 09.30 WIB.

Page 135: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

satu negara yang menduduki kurang dari seperempat bagian dari seluruh

wilayahnya.

Lalu penamaan (negara) Amerika Serikat menimbulkan kesan

adanya perserikatan dari semua negara yang ada di Amerika, akan tetapi

dalm hal ini penamaan Amerika Serikat sudah lazim, dan kalau kita

berbicara tentang Amerika Serikat maka yang lazimnya dimaksud dengan

penduduk “Amerika Serikat” dan bukan orang Kanada, Meksiko dan lain

sebagainya.226

Adapun pemikiran Hatta dalam bidang Ketatanegaraan lainnya

adalah pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, untuk mengatasi

kekacauan, karena timbulnya pemberontakan-pemberontakan pada waktu

itu dan juga untuk memberikan perasaan dan tentram kepada rakyat.227

Menurut Hatta titik berat untuk pelaksanaan otonomi bukan pada

tingkat provinsi yang waktu itu Rancangan Undang-Undang (RUU)

sedang digodok oleh DPR, pelaksanaan otonomi daerah di tingkat provinsi

adalah sebuah kontruksi yang salah dan lebih menyerupai sistem hirarki

Hindia Belanda dahulu.228

Sedangkan Hatta berpendapat apabila Indonesia mau mendekatkan

demokrasi yang bertanggungjawab kepada rakyat, melaksanakan cita-cita

lama yaitu “pemerintahan dari yang diperintah”, maka sebaliknya titik

226Ibid. 227 Mohammad Hatta, Kumpulan Pidato II, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung,

2002), hal. 12 228Ibid.

Page 136: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

berat otonomi daerah diletakkan di tingkatan Kabupaten, provinsi. Dalam

hal ini hanyalah menjadi badan koordinasi dari semua Kabupaten yang

berada di dalam lingkungannya. Dengan menitiknmeratkan otonomi

daerah pada Kabupaten, maka Kabupaten dapat memimpin perkembangan

otonomi desa berangsur-angsur, sampai juga di desa tercapai mengurus

rumah tangganya sendiri.229

Namun walaupun begitu, semasa hidupnya, Hatta tidak membatasi

pemikirannya hanya di dua bidang itu saja, sebagai politikus dan juga

seorang muslim, Hatta kerap kali mengeluarkan gagasan-gagasannya

dalam masalah politik dan juga pemikiran keislaman.230

Sedangkan pemikirannya di bidang Politik, Hatta secara tegas

mengecam kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan oleh bangsa

kulit putih kepada orang berkulit berwarna. Hatta melihat bahwa motivasi

penjajahan yang dilakukan itu lebih didasarkan oleh ketamakan. Hatta

juga menolak anggapan bahwa kolonialisme adalah sebuah transfer

peradaban dari bangsa yang lebih maju peradabannya kebangsa yang

terbelakang.231

Pemikiran Hatta dalam bidang politik adalah keharusan politik

non-koperasi yaitu soal lama yang dapat menarik perhatian orang banyak.

Itu pun tidak mengherankan, karena non koperasi menolak bekerja

229Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi

Islam, diakses pada tanggal, 18 juli 2019, pada jam 09.30 WIB. 230Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi

Islam..., Ibid., Di akses tanggal 18 juli 2019, jam 09.30 WIB 231Ibid.

Page 137: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

bersama-sama dengan si penjajah dan percaya atas diri sendiri. Akan tetapi

sampai pada waktu yang akhir ini orang hampir rata-rata tidak tahu,

hingga mana batasnya politik ini dalam politik praktis (practishe politiek),

banyakan orang menyangka bahwa soal non kooperasi sudah habis dengan

memboikot dewan-dewan perwakilan Hindia Belanda.

Bagi PNI, Non Kooperasi adalah suatu senjata perjuangan, satu

aksi (actie), dan mengenai juga aksi parlementer (actie parlementaire),

sekalipun aksi disana itu tidak dipandang terutama, melainkan sebagai

daripad propaganda di luar negeri (buitenlandshe propaganda),untuk

memberantas imperialisme kolonial. 232 Non-kooperasi pada dasarnya

tinggal tetap, tidak mau bekerja bersama-sama dengan pemerintah. Hanya

sipak terjang ada berlainan menurut tempat dan waktu.

Sedangkan Ir. Soekarno menulis dalam keterangannya dalam pers

tentang soal non-kooperasi, bahwa seorang nasionalis non-kooperator

yang suka duduk di dalam Tweede Kamer menjalankan politik yang tidak

prinsipil lagi. Ia merupakan dasarnya yang disendikan kepada keyakinan

atas adanya pertentangan kebutuhan antara kaum pertuanan dan kaumnya

sendiri.

Ir. Soekarno menerangkan pada permulaan karangannya, bahwa

non-kooperasi adalah salah satu asa perjuangan menuntut Indonesia

Merdeka. Di antara si penjajah dan si terjajah ada pertentangan kebutuhan,

sebab itu Indonesia Merdeka hanya dapat dicapai dengan usaha sendiri,

232 Blogspot.com, Tulisan Muhammad Hatta: Non-Kooperasi PNI, di akses pada

hari selasa, 20 Agustus 2019, Jam 08.00 WIB.

Page 138: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

dengan machtsvorming dan aksi massa (massa-actie). Non kooperasi

menolak pekerjaan bersama dengan kaun pertuanan di atas semua

lapangan dan menuntut adanya satu perjuangan yang tidak kenal damai,

satu onverbiddelijkestrijd dengan kaum pertuanan itu. 233

Non kooperasi tidak saja memboikot dewan-dewan perwakilan

yang diadakan oleh kaum sana, tetapi lebih lanjut ia adalah aktivitas

politik (politieke activiteit). Sebab itu non-kooperasi berisi radikalisme,

radikal dalam semangat, dalam sepak terjang dan pada innerlijke dan

uiterlijkehouding. salah satu bagian dari non-kooperasi adalah tidak mau

duduk di dalam dewan-dewan kaum pertuanan. Sebab itu menurut faham

Ir. Soekarno, seseorang yang mau duduk dalam Tweede Kamer, sekalipun

ia membanting tenaga sehebat-hebatnya, berjuang di sana dengan mati-

matian menentang imperialisme Belanda, orang itu adalah seorang

kooperator.

Perhatikanlah yang ditulis oleh Soekarno234:

“ Pada saat yang seorang nasionalis non-kooperator masuk ke

dalam sesuatu dewan kaum pertuanan, ya, pada saatyang ia di dalamnya

asanya suka masuk dan duduk dalam suatudewan kaum pertuanan itu,

sekalipun dewan ini bernama Tweede Kamer atau Volkenbond, pada saat

itu ia melanggar asanya yang disendikan pada keyakinan atas adanya

pertentangan kebutuhan antara kaum pertuanan dan kaumnya sendiri. Pada

233 Blogspot.com, Tulisan Muhammad Hatta: Non-Kooperasi PNI, di akses pada

hari selasa, 20 Agustus 2019, Jam 08.00 WIB. 234 Ibid.

Page 139: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

saat itu, ia menjalankan politik yang di dalam hakekatnya melanggar asas

non-kooperasi”. 235

Non-kooperasi menimbulkan sebagai satu-satunya strategi

perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Karena kemerdekaan

tidak akan diberikan oleh pihak penjajah kepada pihak yang terjajah, hal

ini telah dibuktikan oleh pelanggaran janji yang telah dilakukan Belanda

untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada bulan November

1918.

Selain itu untuk menuju Indonesia merdeka, rakyat harus diberikan

kesadaran bersama akan kemerdekaanya, dengan jalan memberikan

pendidikan dan pelatihan bagi rakyat. Dalam memberikan kesadaran ini ia

berbeda dengan Soekarno yang lebih menekankan rapat-rapat akbar.236

Pemikiran Hatta dalam bidang politik yang lainnya adalah penerapan

politik bebas akti, dalam pidatonya kepada Badan Pekerja Komite

Nasional Pusat (KNP) pada tanggal 2 september 1948, ia mengatakan237:

“mestikah kita bangsa Indonesia yang memperjuangkan

kemerdekaan bangsa dan negara kita, hanya harus memilih antara pro

Rusia dan pro Amerika? Apakah tidak ada pendirian lain yang harus kita

ambil dalam mengejar cita-cita kita? Pemerintah berpendapat bahwa

pendirian yang harus kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi objek

dalam pertarungan Internasional, melainkan kita harus tetap menjadi

235 Blogspot.com, Tulisan Muhammad Hatta: Non-Kooperasi PNI, di akses pada

hari selasa, 20 Agustus 2019, Jam 08.00 WIB. 236Ibid. 237 Mohammad Hatta, Demokrasi kita, Bebas Aktif dan Ekonomi Masa Depan,

(Jakarta, UI Press, 1980), hal.30

Page 140: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

subjek yang berhak menentukan nasib kita sendiri, berhak

memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka

seluruhnya.”

Untuk itu pidato inilah yang dianggap merupakan peletakan dasar

politik luar negeri Repulik Indonesia, yaitu politik bebas dan aktif, “ kata

“bebas” maksudnya karena Indonesia tidak ingin bersekutu dengan salah

satu dari blok-blok yang bertentangan, blok Barat dan Blok Komunis.

Sedangkan kata “Aktif” maksunya negara ini berusaha sekuat-kuatnya

untuk memelihara perdamaian dan meredakan pertentangan sesuai dengan

cita-cita PBB.238

Hatta termasuk pemikir Indonesia yang mempunyai pendapat

bahwa perkembangan suatu masyarakat memerlukan perencanaan yang

rasional. Hatta memilih cara cara yang bertahap tapi nyata. Ini tercermin

jauih sebelum Indonesiamerdeka. Pemikiran Hatta adalah bukan hanya

mencapai Indonesia merdeka,tetapi juga mempersiapkan Indonesia untuk

memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan itu sebaik-baiknya. Dengan

memperhatikan keperluan yang dibutuhkan bangsa Indonesia untuk

membangun suatu sistem perekonomian dan politik yang layak dan

handal.239

Untuk pemikiran Hatta ini dipengaruhi oleh berbagi latarbelakang.

Hatta dibesarkan dalam zaman penjajahan, membuat Hatta melihat

keprihati-hatian akibat perlakuan Belanda terhadap rakyat Indonesia.

238Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi

Islam..., Op. Cit., Di akses tanggal 18 juli 2019, jam 09.30 WIB 239Ibid.

Page 141: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Keadaan rakyat Indonesia inilah kemudian Hatta menolak keras

imperialisme dan kolonialisme dalam benruk apapun. Latar belakang

pendidikan dan organisasi yang digeluti juga mempengaruhinya menjadi

seseorang yang rasional. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat.

Ideologinya tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannyabaik dalam

bidang politik, ekonomi, dan sosial dijalankan dengan konsep kedaulatan

rakyat atau yang dikenal dengan istilah demokrasi.240

Hatta sebagai seorang sosialis, sosialisme yang berhaluan Islam. Ia

memberikan pemahaman mengenai sosialisme yang berkaca dari

kehidupan di desa yang berupa gotong-royong dan azas kekeluargaan yang

merupakan kesinambungan dari kolektivisme yang beraturan. Pada

intinya Hattamenginginkan tidak adanya pemimpin yang besar yang tidak

terkontrol untuk melaksanakan segala keinginannya, sebaliknya

menginginkan asaz kekeluargaan yang mufakat.241

Sosialisme yang di anut Hatta tidak lepas juga dari pengaruh Barat,

karena ia memang menempuh studinya di Belanda sehingga sedikit

banyak terpengaruh. Ia banyak menimba ilmu dari Fabian Society

( Inggris) yang merupakan laboraturium yang mengolah masalah-masalah

kemasyarakatan. Salah satu pengaruh yang menonjol dalam diri Hatta

adalah di bidang Koperasi yang di Indonesia yang merupakan hasil

belajarnya selama di Scandinavia. Dengan koperasi rupanya Hatta ada

240 Jurnal- Online. um. ac. id, Aktivitas Muhammad Hatta, Oleh Dian Safitri,

diakses pada tanggal 18 juli 2019, pada jam 10.00 WIB 241Ibid.

Page 142: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang merupakan paham

sosialis.242

Sosialisme Indonesia dipengaruhi oleh 3 (tiga) aliran yaitu dari

Barat berupa Marxisme atau sosialisme demokrasi, dari Islam, dan dari

dasar hidup asli bangsa Indonesia yang berbentuk kolektivisme.

Persamaan yang ada pada diri Hatta dan Soekarno dalam memandang

tumbuhnya sosialisme tidak lepas dari adanya cita-cita bersama untuk

melawan kolonialisme dan kapitalisme imperialisme untuk mencapai

kemerdekaan bersama.243

Hatta memberikan nama Kedaulatannya Rakyat pada konsepsi

demokrasinya yang mengandung arti demokrasi politik, demokrasi

ekonomi dan sosial. Istilah kedaulatan Rakyat Konsepsi Hatta itu tercakup

seluruh kehidupan masyarakat untuk mencapai kemakmuran, beliau

mengatakan, Volkssouveriniteit kedaulatan Rakyat J.J. Rousseau, berlainan

dengan Kedaulatan Rakyat Konsepsinya. Terlalu berdasarkan

individualisme, sedangkan konsepsi kedaulatan rakyat Hatta berdasarkan

rasa bersama atau kolektiviteit. Demokrasi atau Kedaulatan Rakyar

Konsepsi Hatta bersendi pada demokrasi tua yang ada di Indonesia.244

Azas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada

rakyat sehingga semua hukum harus bersandar pada keadilan dan

kebenaran hidup dalam arti rakyat banyak.Dengan kata lain, semua

242Ibid. 243 Mohammad Hatta, Islam Masyarakat dan Demokrasi dan Perdamaian.

Jakarta: Tintamas, 1957), hal 9 244Jurnal- Online. um. ac. id, Aktivitas Muhammad Hatta, Oleh Dian Safitri,

diakses pada tanggal 18 juli 2019, pada jam 10.00 WIB

Page 143: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

perekonomian negeri harus diputuskan oleh rakyat dengan musyawarah.

Untuk itu Demokrasi yang ada di Indonesia di golongkan menjadi 3 (tiga)

sendi, yaitu (1) Cita-cita rapat, yang menekankan adanya musyawarah

untuk mufakat. (2) Cita-cita protes masa, yaitu hak rakyat untuk

membantah dengan cara umum segala peraturan negeri yang dipandang

tidak adil (3) cita-cita tolong menolon, bahwa dalam hati sanubari rakyat

Indonesia penuh dengan rasa bersama, kolektivitas sehingga persekutuan

asli di Indonesia memakai asas kolektivitas, tetapi bukan kolektivitas yang

berdasarkan sentralisasi (satu pimpinan di atas) melainkan desentralisasi

yaitu tiap-tiap bagian berhak menemukan nasibnya sendiri.245

Adapaun pemikiran Muhammad Hatta tentang keadilan sosial

dapat dilihat pada saat Ia berbicara tentang Pancasila. salah satu jalan

untuk mencapai keadilan sosial adalah kooperasi, yang mewujudkan

kerjasama dengan dasar tolong-menolong. Organisasi kooperasi sesuai

dengan cita-cita Islam, karena Islam meletakkan tanggung jawab pada

individu untuk keselamatan masyarakat seluruhnya. Untuk mencapai

keadilan sosial menurut Islam, negara hendaknya merupakan suatu welfare

state (yang menjamin kemakmuran bagi semua orang). Bukan hanya

kemakmuran jasmani saja melainkan kemakmuran rohani. Kesejahteraan

hidup akan mencapai apabila ada keseimbangan antara kemakmuran

jasmani dan rohani.246

245 Mohammad Hatta, Islam Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian , (Jakarta:

Tintamas, 1957), hal. 10 246Ibid,hal. 10

Page 144: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Pemikiran Muhammad Hatta dalam merumuskan pasal-pasal UUD

1945 yang tertuang dalam UUD 1945 mencakup beberapa hal, yaitu:

pertama, tentang pasal yang menyangkut hak-hak warga negara meliputi

pasal 26 ( sebelum diamandemenkan pasal 26 terdiri dari 2 ayat, setelah

diamandemenkan pasal 26 terdiri dari 3 ayat) pasal 27 ayat 2 (isinya sama

dengan UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen yaitu Tiap-tiap

warga nera berhak perkerjaan yang layak bagi kemanusiaan) dan pasal 28

(tentang Hak Azazi Manusia, yaitu Kemerdekaan berserikat dan

berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya

ditetapkan dengan undang-undang).Kedua, berkaitan dengan jasmani

negara untuk masalah kesejahteraan rakyat (demokrasi ekonomi), meliputi

pasal 33 (sebelum diamandemenkan terdiri dari 3 ayat dan setelah

amandemen terdiri dari 5 ayat) dan pasal 34 (setelah amandemen terdiri

dari 5 ayat).

Ketiga, kepiawaian Hatta dalam mempengaruhi tokoh-tokoh Islam

agar mencabut tujuh anak kalimat bersyarat dalam naskah Pembukaan

UUD 1945 yang semula bersembunyi, “Dengan kewajiban menjalankan

syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi kata “Ketuhanan Yang

Maha Esa”.

Keempat,khusus mengenai bagian ke empat ini, Hatta memiliki

pertimbangan objektif dan subjektif, yang dapat menjadi bahan pemikiran

anggota MPR sekarang. Pertimbangan objektifnya karena berdasarkan

aspirasi yang berkembang antar lain didukung oleh laporan intelijen

Page 145: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Jepang. Di wilayah yang bukan merupakan basis Islam seperti Sulawesi

Utara, sebagai Maluku dan Nusa Tenggara Timur, tidak akan

menggabungkan diri ke wilayah Indonesia apabila tujuh kata itu tidak

dihapus dari pembukaan UUD 1945 dan pasal 29 UUD 1945.247Untuk

ituHatta lebih mentingkan tujuan, sedangkan persatuan dipandangnya

sebagai alat. Hatta menolak negara kesatuan dan lebih menganjurkan

dibentarnya negara serikat, sebagai sebuah konsekuensi dari Konsep

kedaulatan rakyat yang digulirkannya.248

Dua tokoh Proklamator kemerdekaan bangsa ini, yaitu Soekarno

dan Hatta, mereka miliki ciri-ciri masing-masing dalam pemikiran dan

gagasannya mengenai suatu bangsa yang merdeka. Disatu pihak Soekarno

lebih menekankan kepada persatuan dan kebesaran bangsa yang dapat

mengorbankan semangat kebangsaan , di lain pihak Hatta lebih

menekankan tantang Kemakmuran dan demokrasi bagi rakyat

Indonesia.Pemikiran dari kedua tokoh tersebut walaupun ada yang

berbeda, tetapi ada kesamaan. Untuk itu perbedaan yang terdapat dari

keduanya akan saling melengkapi.249

Diantara pemikiran Muhammad Hatta diatas pemikirannya Yang

paling menonjol dari konsep pemikiran Muhammad Hatta adalah

pemikiran politik kebangsaan yang menjelaskan pandangannya bahwa

247 Rikard Bangun, Bung Hatta,( Jakarta: Penerbi Buku Kompas, (ed)

2003), hal. 11 248Jurnal Online UM, Dian Safitri, Aktivitas Mohammad Hatta, diakses

pada 19 Juli 2019, Jam 09.30, hal. 11 249 Agus Dedi, Pemikiran Politik, negara, dan Kehidupan Politik,

diakses pada tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB

Page 146: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kemakmuran dan demokrasi itu merupakan aspek yang mutlak harus

dicapai oleh bangsa Indonesia. Untuk kedepannya Bangsa Indonesia harus

menjadi bangsa yang bersatu dan tidak terpisah-pisah, bebas dari

penjajahan asing dalam bentuk apapun baik itu politik dan ideologi.250

Dalam menentukan kriteria tentang bangsa dan kebangsaan,

bukanlah suatu paradigma yang mudah. Bung Hatta diambil dari kriteria

persamaan tidak bisa sependapat dengan teori geopolitik. Bangsa dan

kebangsaan tidak bisa diambil dari kriterian persamaan asal, persamaan

bahasa dan persamaan agama. Sementara geopolitik memandang masalah

kekuatan nasional semata-mata dalam istilah geografi dan didalam proses,

merosot menjadi metafisika politis yang diutarakan dalam jargon yang

tidak berdasarkan ilmu pengetahuan.251

Menurut Hatta batas negara yang akan dibentuk hanya mencakup

wilayah Hindia Belanda saja. Ia menolak pikiran Mohammad Yamin yang

mendasarkan keperluan strategi perang dan pertahanan serta kegunaan.252

Tentang masalah Kebangsaan, Bung Hatta memandang ada bermacam-

macam dan golongan yang memajukannya. Pada masa pergerakan,

setidaknya Bung Hatta melihat tiga macam rasa kebangsaan, yaitu

kebngsaan cap ningrat, kebangsaan cap intelek dan kebangsaan cap

rakyat. 253 Rasa kebangsaan yang dimiliki kaum ningrat merupakan

250Ibid. 251 Staffnew. Uny. Ac.id, Pemikiran Hatta tentang Demokrasi, Kebangsaan dan

Hak Azazi Manusia, diakses pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 08.00 WIB

252 Mohammad Hatta, Pengertian Pancasila, (Jakarta: Idayu Press, 1997), hal. 15 253 Staffnew. Uny. Ac.id, Pemikiran Hatta tentang Demokrasi, Kebangsaan dan Hak Azazi

Manusia, diakses pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 08.00 WIB

Page 147: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

golongan pemerintah yang sejak zaman penjajahan berharap, jika

Indonesia merdeka merasa dalam hati bahwa mereka mempunyai hak

mendasar riwayat alias historisch Rech atas pemerintahan Indonesia. Bagi

kaum ningrat, kembalinya kejayaan Majapahit ke atas alam Indonesia

senantiasa menjadi obsesi, dalam situasi kebangsaan seperti ini rakyat

menempati posisi marjinal.254

Jika dibandingkan nasionalisme yang dianut Bung Karno, maka

berbeda ceritanya. Nasionalisme Soekarno bersifat anti penjajahan dan

anti imperialisme yang kemudia berkembang menjadi anti unsur-unsur

Barat. Baginya nasionalisme yang tumbuh di Barat berbeda dengan

nasionalisme Timur. Kalau di Barat, nasionalisme tersebut bercirikan

komersialisme, kapitalisme, kolonialisme, imperialisme. Sedangkan

nasionalisme Timur mempunyai ciri-ciri sebaliknya, kolonialisme dan anti

Barat, sehingga tidak memungkinkan untuk bekerja sama dengan

Imperialisme Barat.255

Menurut Hatta kedudukan Bangsa tidak ditentukan oleh bahasa

yang sama, dan agama yang serupa, melainkan oleh kemauan untuk

bersatu, dimana ada kemauan untuk bersatu dalam perikatan yang bernama

bangsa, disitulah timbul kebangsaan.256

Dasar-dasar perikemanusiaan harus terlaksana dalam segala segi

penghidupan. Muhammad Hatta lebih menekankan pentingnya suatu

254 Ibid. 255 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia: Kumpulan Karangan,

(Jakarta: Gramedia, 1981, hal. 120 256 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia: Kumpulan Karangan,

(Jakarta: Gramedia, 1981,...Ibid, hal 120

Page 148: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

integritas bangsa yang bebas dari segala bentuk penjajahan untuk

menciptakan suatu kemakmuran dan demokrasi yang menjadi dasar suatu

negara. Selain pemikiran politik kebangsaan Muhammad Hatta juga

memilikipemikiran politik tentang pemahaman tentang sosialisme

kebersamaan.257 Sejalan dengan itu dijelaskan oleh Deliar Noer bahwa

Hatta mengemukakan dalam bidang politik dan ekonomi suatu negara,

maka rakyatlah yang berdaulat. Artinya bahwa kebersamaan perlu

dibangun untuk kemajuan suatu negara.

Sosialisme kebersamaan yang dikembangkan Hatta dipengaruhi

ayahnya yang berasal dari Minagkabau. Disitu rasa kekeluargaan sangat

kuat untuk saling tolong-menolong dan adanya pemimpin yang dengan

anak buahnya saling kerja sama, musyawarah, mufakat, sehingga akhirnya

menyimpulkan bahwa konsep kebersamaan itu diidentik dengan bentuk

koperasi. Koperasi merupakan usaha bersama untuk menolong diri-sendiri

secara bersama-sama258. Dengan demikian orang yang berkiprah sebagai

anggota dalam suatu koperasi harus memiliki kepentingan untuk meraih

kesejahteraan.259

Meski mengecam dan menolak paham komunis /Marxisme,

seorang Hatta ternyata lebih terpukau dengan ekonomi politik dan aliran

historis dari pada ekonomi klasik. Hatta dengan tegas membedakan teori

ekonomi, politik ekonomi, dan orde ekonomi. Gagasan ekonominya lebih

257Ibid. 258 Agus Dedi, Pemikiran Politik, negara, dan Kehidupan Politik, diakses pada

tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB 259 http: // Jurnal. Unigal. ac. Id, Pemikiran Politik Soekarno, Muhammad Hatta,

dan Tan Malaka, oleh Agus Dedi, diakses pada tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB

Page 149: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

banyak mengacu kepada Gustav Schomoller, werner Sombart, Karl Marx

sendiri dari pada ekomom macam Adam Smith. Ilmu ekonomi dan

pandangannya bukan ilmu yang historis seperti matematika, melainkan

ekonomi merupakan ilmu sosial yang hidup menurut perkembangan

zaman.260

Dasar pemikiran Hatta sesungguhnya adalah kepercayaan pada

kemungkinan kehidupan politik yang demokratis dalam situasi colonial.

Sudah tidak terhitunglagi betapa banyaknya karya dan kontribusi besar

Bung Hatta untuk negeri ini, mulai dari saat ia menjadi pejabat tinggi

negara maupun saat telah pensiun dari lingkup pemerintahan. Sebagai

regenerasi muda sudah sepatnya kita menjaga dan menjalankan apa yang

menjadi cita-cita dari Bung Hatta sendiri.261

B. Analisa Terhadap Konsep Negara dalam Kecamata Muhammad

Hatta di tinjau dari Fiqh Siyasah

Setelah menjelaskan pemikiran Muhammad Hatta tentang Negara,

maka menurut analisa penulis tentang konsep negara dalam kecamata

Muhammad Hatta yang ditinjau dari Fiqh Siyasah, yaitu tentang konsep

Negara, negara secara terminologi yaitu organisasi tertinggi diantara satu

260 https: // darunnajah.com, Dasar-dasar Pemikiran Bung Hatta, Diakses pada

hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 06.30 WIB 261 https: // darunnajah.com, Dasar-dasar Pemikiran Bung Hatta, Diakses pada

hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 06.30 WIB

Page 150: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di

dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.262

Maka dalam penelitian ini menurut analisa penulis Muhammad

Hatta tergolong pada paham sosialis, sosialisme yang berhaluan islam. Ia

memberikan pemahaman mengenai sosialisme yang berkaca dari

kehidupan di desa yang berupa gotong-royong dan azas kekeluargaan

merupakan kesinambungan dari kolektivisme yang beraturan. Pada intinya

Hatta menginginkan tidak adanya pemimpin yang besar yang tidak

terkontrol untuk melaksanakan segala keinginannya, sebaliknya

menginginkan azas kekeluargaan yang mufakat.

Sedangkan pendapat Muhammad Hatta dalam konsep negara ini

dilihat dari pemikir tokoh muslim dalam hubungan Islam dan negara,

paradigma integralistik hampir sama persis dengan pandangan negara

teokrasi Islam. Ia termasuk dalam pandangan intrgralistik. Yaitu menurut

paham dan konsep agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan dua lembaga yang menyatu

(integrated). Paham ini memberikan penegasan bahwa negara merupakan

suatu lembaga politik dan sekaliguis lembaga agama. Sedangkan

penegasan kembali bahwa Islam mengenal pemisah anatara agama (din)

dan politik atau negara (dawlah). Untuk itu paradigma ini di identik

denganpaham Islam ad-Din wa dawlah (islam sebagai agama dan negara),

yang sumber hukum positifnya adalah hukum Islam (syariat Islam) .

262 Ahmad A. Hafizar Hanafi, Tata Negara, hal 19

Page 151: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Paradigma integralistik ini dianaut oleh negara Kerajaan Saudi Arabia dan

penganut Paham Syi’ah di Iran. Sedangkan kelompok pecinta Ali r.a.

menggunakan istilah Imamah, sebagai mana dimaksud dengan istilah

dawlah yang banya dirujuk oleh kalangan sunni.

Maka dari penelitian diatas penulis akan menjelaskan pengertian

negara dalam khazanah islam, sebab dalam kajian Islam, istilah negara

bisa bermakna Daulah, khilafah, Imamah, Hukumah, dan Kesultanan.

Kata Daulah berasal dari bahasa Arab yaitu dala-yadulu-daulah, yang

artinya bergilir, beredar, dan berputar. Sedangkan secara istilah arti

teoritisnya adalah kelompok suatu wilayah tertentu dan terorganisir oleh

suatu pemerintahan yang mengatur kepentingan dan kemaslahatan

mereka. Dan dapat juga diartikan sebagai pemerintah, kerajaaan atau

dinasti.263

Sedangkan kata khilafah, berasal dari kata khalf, yang artinya

“wakil”, “ pengganti”, atau “penguasa”. Istilah ini awalnya dipakai oleh

Abu Bakar saat menyebut dirinya sebagai khilafah (pengganti) Nabi

Muhammad. 264 Adapun kata Imamah teori ini lebih berkembang pada

kelompok Syi’ah. Dalam lingkungan syiah, Imamah menekankan dua

rukun yaitu kekuasaan imam (wilayah) dan kesucian imam (‘Ismah). jika

263 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid I , Hal. 262 264 Said Aqil al-Munawwar, “Fiqh Siyasah dalam kontek perubahan menuju

masyarakat madani” jurnal ilmu sosial keagamaan, vol. I. No.I, 1992, hal.21

Page 152: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

khilafah dan imamah berkorelasi dengan formal politik atau kekuasaan

maka hukumah berhubungan dengan sistem pemerintahan.265

Istilah negara tidak disinggung di dalam al-quraran maupun as-

sunnah , dalam unsur-unsur esensial yang menjadi dasar negara dapat kita

temukan al-quran. Dalam kajian fiqh siyasah, dikenal istilah-istilah seperti

daulah266, khilafah, imamah267 merupakan dan kesultanan yang sering

kali dikonotasikan dengan istilah negara.Istilah imamah dan khalifah

merupaka dua istilah yang yang sama maknanya, karena khilafah adalah

suatu kepemimpinan yang berlaku secara umum bagi seluruh kaum

muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari’at dan

mensyiarkan Islam keseluruh penjuru dunia. Sedangkan imamah dalam

kajian islam juga sering digunakan sebagai teori yang menyerupai makna

negara. Menurut al-Mawardi, imam bisa dimaknai sebagai khalifah, raja

sultan, atau kepala negara.sedangkan menurut Munawir Sjadzali, al-

mawardi memberikan ruang bagi agama suatu jabatan politik yaitu istilah

yang sama maknanya.

Menurut Muhammad Hatta islam adalah agama individual, yaitu

usaha oarang perorang dalam memahami, menghayati dan menafsirkan

ajaran islam, berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta

memiliki penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan

bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal

265 John L. Esposito (ed) The oxford..., vol 4, Jilid II, Artikel oleh Keith

Lewinstein, tt, hal. 139 266 Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, (Jakarta: Gramedia, 1994), hal. 50 267Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran Sejarah dan Pemikiran,

ed. 5, (Jakarta: UI Press, 1993), hal. 63

Page 153: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa, dan

juga tuhan yang maha pengasih dan Maha penyayang, yang kemudian

menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk

Islam, adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu

memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamaian, keadilan dan

persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.

Dan sedangkan kata daulah berasal dari bahasa Arab yang

bermakna bergilir, beredar dan berputar, istilah daulah sam dengan atau

wangsa yang berarti sistem kekuasaan ynag berpuncak pada seorang

pribadi dan di dukung oleh keluarganya atau clannya. Jadi dalam istilah

sekarang diartikan sebagai negara, selai itu faham itu juga erat kaitannya

dengaqn dar-islam yang bermakna kekuasaan tertinggi terletak ditangan

seorang penguasa muslim yang memberlakukan Hukum Islam sebagai

hukum utama di dalam wilayahnya.268Dengan demikian secara de facto

ternyata islam mempraktikkan beberapa istilah yang bersinonim atau sama

dengan konsep negara, sedangkan secara konseptual atau de jure ternyata

Islam memang tidak mengenal konsep negara yang detail.

Dalam Al-Quran ada kata-kata balad yang disebut sampai

sembilan sembilan kali, kata balad disebut lima kali, dan adapun satu surat

yang bernama al-balad, yaitu surat yang ke-90 (sembilan puluh) yang

mengisahkan kota Mekkah. Kata-kata balad diartikan dengan negeri,

268Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, (Jakarta: Gramedia, 1994), Op. Cit.,

hal.. 50

Page 154: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

daerah, wilayah, yang itu merupakan salah satu unsur berdirinya suatu

negara.269

Secara etimologi, istilah negara merupakan terjemahan dari kata

asing, yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan

etat (bahsa Perancis, sedangkan kata staat, state, etat itu diambil dari

bahsa latin status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dan tetap

atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Kata status

atau statum lazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan). 270

Pengertian negara secara terminologi diartikan yaitu dengan

organisasi pokok dari kekuasaan politik yang telah memenuhi semua

unsur yang harus ada dalam suatu negara. Unsur-unsur adalah bagian-

bagian untuk membentuyk sesuatu sehingga apabila salah satu bagian

tidak terpenuhi maka sesuatu tidak memenuhi syarat untuk negara. Unsur-

unsur negara adalah pemerintahan, penduduk, wilayah dan

pengakuan.271Negara itu sendiri adalah objek material ilmu politik.

Pengertian suatu negara dapat dilihat pada ketentuan Konvensi

Montevidio tahun 1933 mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban

negara yang menyebutkan bahwa suatu negara dapat dikatan sebagai

subjek Hukum Internasional, apabila telah memiliki unsur-unsur, yaitu

penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintah yang berdaulat, dan

269Sjechul Hadi Poernomo, Islam dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan Teori

dan Praktek, (Surabaya: Cv. Aulia, 2004), hal.1 270 Dede Rosyada, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):

Demokrasi, Hak Azazi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media,

2000), hal. 41 271 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,

2009), hal. 29

Page 155: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kemampuan mengadakan hubungan dengan negara-negara lainya. Untuk

itu selain dari keempat unsur diatas, maka ada juga yang menjadi unsur

politik terbentuknya suatu negara yang juga dapat berakibat hukum, yang

disebut dengan pengakuan.272

Sedangkan menurut Muhammad Hatta Bangsa adalah suatu

persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan, sebagai suatu persekutuan

yang tersusun menjadi satu yaitu terbit karena percaya atas persamaan

nasib dan tujuan.273

Sedangkan menurut soekarno syarat untuk menjadi bangsa yaitu,

harus ada persatuan antar orang yang kemudian memiliki rasa terikat

dengan tanah airnya.

272Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan, dan fungsi dalam

Era Dinamika Global, ed. 2, (Bandung : PT. Alumni, 2005), hal. 65 273 www. Siswapedia. Com , Pengertian Bangsa menurut Para Ahli, di akses

pada 18 juli 2019, pada Jam 10.00 WIB

Page 156: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdarkan pemahaman pada bab sebelumnya maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa Negara merupakan suatu organisasi tertinggi di antara

satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, yang hidup

di dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Maka

dapat kesimpulan bahwa tujuan dari negara itu adalah untuk memperluas

kekuasaan, untuk menyelenggarakan ketertiban hukum,dan untuk mencapai

kesejahteraan umum.

Mengenai istilah negara para pemikir Islam dan pakar Indonesia

berbeda pendapat tentang istilah Negara, berikut diantaranya, yaitu: Menurut

Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa tampak maju, berkembang,

sebagaimana layaknya orang-orang (manusia). Sedangkan menurut Aristoteles

pengertian negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna

memperoleh hidup yang sebaik-baiknya

1. Pemikiran Muhammad Hatta dalam Konsep Negara

Untuk itu dari penjelasan para ahli mengenai Negara mereka saling

berbeda-beda pendapat dalam mengungkapkan suatu istilah dalam

Negara, maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Negara

adalah: “suatu kelompok persekutuan, alat organisasi kedaerahan dan

Page 157: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

kewilayahan, yang memikili sistem politik yang melembaga dari rakyat,

keluarga, desa dan pemerintah yang lebih tinggi, yang terdiri dari orang-

orang yang kuat yang memiliki monopoli, kewibawaan, daulat, hukum,

dan kepemimpian yang bersifat memaksa sehingga pada akhirnya

memperoleh keabsahan dari luar dan dalam negeri, selanjutnya organisasi

ini memiliki kewenangan untuk membuat rakyatnya tentram, aman,

teratur, terkendali di satu pihak dan di lain pihak melayani kesejahteraan

dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama.

Sedangkan pemikiran Muhammad Hatta dalam bidang politik

adalah keharusan politik non-koperasi sebagai satu-satunya strategi

perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Untuk itu dari

pemikiran Hatta diatas yang melatarbelakangi pemikirannya itu adalah

pendidikan dan organisasi yang digelutinya juga mempengaruhi menjadi

seseorang yang rasional. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat,

Hatta sebagai seorang sosialis, sosialisme yang berhaluan Islam.

Sosialisme yang di anut Hatta tidak terlepas dari pengaruh Barat, karena

ia memang menempuh studinya di Belanda sehingga sedikit banyak

terpengaruh. Salah satu pengaruh yang menonjol dalam diri Hatta adalah

di bidang Koperasi yang di Indonesia merupakan hasil belajarnya selama

di Scandinavia di Indonesia. Dengan koperasi rupanya Hatta ada

kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang merupakan paham

sosialis.

Page 158: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Menurut Muhammad Hatta islam adalah agama individual, yaitu

usaha oarang perorang dalam memahami, menghayati dan menafsirkan

ajaran islam, berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta

memiliki penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan

bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal

pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa, dan

juga tuhan yang maha pengasih dan Maha penyayang, yang kemudian

menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk

Islam, adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu

memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamaian, keadilan dan

persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.

2. Pengertian Negara dalam Fiqh Siyasah

Untuk itu pengertian negara dalam khazanah Islam, istilah negara

yaitu, Daulah, Khilafah, Imamah, Hukumah, dan Keseultanan. Istilah

daulah berasal dari bahasa Arab yakni dal-yadulu- daulah yang artinya

bergilir, beredar, dan berputar. Secara istilahnya arti teorinya adalah

kelompok sosial yang menetap pada suatu wilayah tertentu dan diorganisir

oleh suatu pemerintahan yang mengatur kepentingan dan kemaslahatan

mereka, dan dapat diartikan sebagai pemerintah, kerajaan atau

dinasti.Sedangkan kata Khalifah berasal dari kata khalif yang berarti

“wakil”, “ pengganti”, “penguasa” (pengganti) Nabi Muhammad SAW.

3. Analisa terhadap Konsep Negara Menurut Muhammad Hatta ditinjau

dalam Fiqh Siyasah.

Page 159: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Bangsa adalah suatu persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan,

sebagai suatu persekutuan yang tersusun menjadi satu yaitu terbit karena

percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Muhammad Hatta tidak hanya

membatasi pemikirannya hanya di dua bidang saja, sebagai seorang

politikus ia juga seorang muslim, hatta kerap kali mengelurkan gagasan-

gasanya dalam maslah politik dan juga pemikiran keislaman. Pemikiran

Hatta secara tegas mengecam kolonialisme dan imperialisme yang

dilakukan oleh bangdsa kulit putih kepada orang berkulit berwarna.

Menurut analisa penulis konsep Muhammad Hatta termasuk

kedalam faham sosialis / sosialisme. Kalau dilihat dalam tinjauan fiqh

siyasah paham Hatta ini termasuk dalam pandangan integralialistik dalam

hubungan Islam dan negara, yang mana faham integralistik ini merupakan

suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Antara ad-Din wa dawlah

(islam sebagai agama dan negara).

B. Saran

Untuk saran dari penulis sendiri yaitu tentang konsep negara

menurut beberapa para ahli mereka dalam mengungkapkan istilah negara

mereka berbeda-beda dalam berpendapat, akan tetapi juga ada persamaan

diantaranya. Mengenai suatu negara harus memenuhi unsur terbentuknya

suatu negara yaitu, rakyat, pemerintah, wilayah, dan pengakuan dari

wilayah lain. Untuk itu suatu negara tidak bisa disebut sebagai Negara,

apabila salah satu dari unsurnya tersebut tidak terpenuhi. Dan adapun

tujaun dari suatu negara Indonesia adalah yang tercantum dalam

Page 160: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Pembukaan Undang-undang Dasar Indonesia 1945 yang terdapat dalam

alinea keempat itu.

Oleh karena itu, saya sebagai penulis menginginkan suatu negara

itu dapat memenuhi unsur-unsur dari suatu negara, dan mencapai tujuan

negara yang adil dan makmur berguna untuk mencapai kemaslahatan

hidup di dunia ini dan di akhirat kelak.

Page 161: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …
Page 162: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

DAFTAR PUSTAKA

Ainulbio. 2019. http: //Wordpress.com. Rabu 17/07/2019 Pengertian,

Tujuan, dan Sumber Ajaran Islam, dan serta Ruang Lingkupnya/

Al-Daulah. 2014. Jurnal Hukum dan Perundangan Islam. Volume 4.

Nomor 2. ISSN 2019-0109.

Anwar, M. Syafi’i. 1995 Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia. Jakarta:

Paramadina.

Arifin, H. Muzayyin, M.ed. Kapita Salekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Blogspot. Com. 2019. Rabu. 17/07/2019. Konsep Dasar Islam.

Daud, Ali Mohammad. 2012. Hukum Islam: Pengan tar Ilmu Hukum dan

tata Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djazuli, A. 2009. Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam

Rambu-rambu Syariah. Jakarta: Kencana

Effendy, Bahtiar. 2011. Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan

Praktik Politik Islam di Indonesia. Jakarta: Democrasy

Efrinaldi. Syari’at Islam dan Dinamika Masyarakat (Solusi terhadap

Problematika Kontemporer). Jakarta: Kencana Prenada Group.

Hakim, M. Arif. 2004. Jejak-jejak Islam Politik : Sinopsis Sejumlah Studi

Islam Indonesia. Jakarta: Ditjen Bagais.

Hanafia, Ali. www. Kompasiana.com.2019/ 16/07/2019/ Karakteristik

Ajaran Islam/

Hatta, Muhammad. 1971. Membangun Kaoperasi dan Koperasi

Membangun, Djakarta-Raja: Pusat Koperasi Pegawai Negeri.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Mauna, Boer. 2005. Hukum Internasional: Pengertian Peranan, dan

fungsi dalam Era Dinamika Global. ed. 2. Bandung : PT. Alumni.

Mekkah, Rabithah Alam Islamy. Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh dan

Ilmuan Dunia Mendapat Hidayah. Jakarta: Cahaya Press.

Page 163: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Mudzhar M. Ato. 2011. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munzir Suparta. 2014. Ilmu Hadis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Musa Ali, Masyur. 2010. Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur. Jakarta:

PT Gelora Aksara Pratama.

Nata, Abuddin. 2003 Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Natsir, Mohammad.1973. Capita Salecta. Jakarta: Bulan Bintang.

Poernomo , Sjechul Hadi. Islam dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan

Teori dan Praktek. Surabaya: Cv. Aulia.

Poerwadarminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN

Balai Pustaka.

Radenintan. 2009. Journal //Ac.id/ 24/07/2009/ Konsep Tujuan Pendidikan

Islam Perspektif Nilai-nilai Sosial/

Rosyada, Dede dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic

Education): Demokrasi, Hak Azazi Manusia dan Masyarakat

Madani, (Jakarta: Prenada Media.

Saebani, Beni Ahmad. 2007. Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam.

Bandung: Pustaka Setia.

Said Usman.1981. Pengantar Ilmu Fiqh (Pengantar Ilmu Hukum Islam.

Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama.

Situmorang, Jubair.2012. Politik Ketatanegaraan dalam Islam ( Siyasah

Dusturiyah). Bandung: Pustaka Setia.

Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata negara: Ajaran sejarah dan

pemikiran. Jakarta: UI Press.

Page 164: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Syafe’i, Prof Ramad. 2010. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: Pustaka Setia.

Syafii, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Pustaka

Reka Cipta.

Syafiie, Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Pustaka Reka

Cipta.

www. Siswapedia. Com. 2004. /18/07/2019/ Pengertian Bangsa menurut

Para Ahli.

Page 165: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …
Page 166: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …
Page 167: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …
Page 168: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Refka Novia Sari

NIM : 1315.038

Tempa Tanggal Lahir : Matur Katik, 11 November 1996

Alamat : Jorong Matur Katik, Nagari Matua Hilia,

Kecamatan Matur, Kabuipaten Agam

Anak Ke : 3 (tiga) dari 4(empat) bersaudara:

1. Zul Ef Rida Wati 2. Rosnita Sari 3.

Refka Novia Sari 4. Bari Prima

Ramadhan.

Motto :

“Cepat lulus dan terlambatlulus dalam perkuliahan bukan berarti kepintaran dan

bukan berarti kebodohan seseorang, karena berkat Usaha dan

Page 169: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

Do’a kepada Allah SWT, “karena usaha tidak akan

pernahmengkhianati hasil”. Alangkah kerdilnya jika mengukur

kepintaran seseorang hanya dari siapa yang paling cepat lulus. /

cepat keluar, “Sebaik-baiknya skripsi adalah skripsi yang

selesai” Bukankah sebaik-baiknya skripsi adalah skripsi yang

selesai? Baik itu selesai tepat waktu maupun tidak tepat waktu”.

PENDIDIKAN:

1. Sekolah Dasar Negeri ( SDN O2 AMPEK SURAU), Lulus pada tahun

2011.

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N MATUR), Lulus pada tahun

2013.

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMA N 1 MATUR), Lulus pada

tahun 2015.

4. Kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Fakultas

Syariah, Program Studi Hukum Tata Negeri (Siyasah).

PENGALAMAN ORGANISASI DAN PELATIHAN:

1. IKATAN MAHASISWA KECAMATAN MATUR (IMKEMA)

EKSTERNAL TAHUN 2015-2019.

2. UNIK KEGIATAN MAHASISWA DA’WAH’AZZAMUL’IFFAH

(UKMD) IAIN BUKITTINGGI (INTERNAL)TAHUN 2016-2019.

3. LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) HIMPUNAN

MAHASISWA JURUSAN JINAYAH SIYASAH TAHUN 2016/2017.

Page 170: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

4. PANITIA PELAKSANA SEMINAR HIMPUNAN MAHASISWA

JURUSAN JINAYAH SIYASAH (HMJ JS) IAIN BUKITTINGGI

TAHUN 2016/2017

5. PANITIA PELAKSANA MUSYAWARAH HIMPUNAN

MAHASISWA JINAYAH SIYASAH (HMJ JS) KE V1 IAIN

BUKITTINGGI TAHUN 2016/2017.

6. PESERTA TRAINING KADER II (TEKAD II) UKM

DAKWAH’AZZAMUL ‘IFFAH IAIN BUKITTINGGI 2017/2018.

7. PANITIA SEMINAR AL-QUR’AN UNIT KEGIATAN

MAHASISWA (UKM FTQ) IAIN BUKITTINGGI TAHUN

2018/2019.

8. PANITIA PELAKSANA SEMARAK LIBURAN (LOMBA MUSIK

KREATIF) DI KKN IAIN BUKITTINGGI TAHUN 2018.

9. PANITIA PELAKSANA / RELAWAN TABLIGH AKBAR USTADZ

H. ABDUL SOMAD, Lc, MA “MERAJUT UKHUWAH

ISLAMIYAH) TAHUN 2019

BIODATA ORANG TUA:

a. Ayah

Nama : Abrar

Pekerjaan : Tani / pekebun

Tempat Tanggal Lahir : Matur Katik, 09 Agustus 1967

Alamat : Jorong Matur Katik, Nagari Matua Hilia,

Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

Page 171: PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP NEGARA …

b. Ibu

Nama : Asnawati

Pekerjaan : Tani / Ibu Rumah Tangga

Tempat Tanggal Lahir : Matur Katik, 02 Februari 1967

Alamat : Jorong Matur Katik, Nagari Matua Hilia,

Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

Bukittinggi, Agustus 2019

Penulis

Refka Novia Sari

NIM. 1315.038