pemikiran muhammad hatta tentang konsep negara …
TRANSCRIPT
PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA TENTANG KONSEP
NEGARA DITINJAU DARI FIQH SIYASAH
Skripsi
DiajukanUntukMemenuhi Salah
SatuSyaratUntukMencapaiGelarSarjanaHukum (SH)
DalamJurusanHukum Tata Negara FakultasSyariah
Oleh :
Refka Novia Sari
1315038
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
IAIN BUKITTINGGI 1440 H / 2019 M
ABSTRAK
Skripsi ini berjudulPemikiran Muhammad Hatta Tentang Konsep
Negara Di Tinjau Dari Fiqh Siyasah,ditulis oleh Refka Novia Sari, NIM
1315.038 Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syariah Institut
Agama Islam Negeri ( IAIN) Bukittinggi.
Latar Belakang Penulis mengangkat permasalahan ini, perlu diketahui
bahwa Konsep Pemikiran Muhammad Hatta tentang konsep negara ia dipengaruhi
oleh faham Sosialisme yang tidak terlepas dari pengaruh barat. Salah satu
pengaruh yang sangat menonjol dalam diri Hatta adalah dibidang Koperasi,
dengan koperasi rupanya hatta ada kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang
merupakan paham sosialis. Bahwa berdasarkan pemaparan diatas, penulis
akhirnya tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana Tentang Konsep Negara
menurut Muhammad Hatta dan bagaimana Negara di Tinjau dari Fiqh Siyasah.
Dalam skripsi ini, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Library Reseach (Penelitian Kepustakaan) yaitukegiatan untuk menghimpun
informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek
penelitian.Dengan membaca literatur yang membahas tentang Konsep Negara
secara umum dan konsep negara dalam Fiqh Siyasah. Dengan metode ini penulis
berusaha mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan jalan mencari pendapat-
pendapat dan teori-teori yang relevan dengan pokok permasalahan yang terdapat
dalam skripsi ini.
Hasil dari penelitian ini, tentang konsep negara menurut Muhammad Hatta
adalah karena di pengaruhi oleh berbagai latarbelakang, Hatta dibesarkan dalam
zaman penjajahan, membuat Hatta melihat keprihati-hatian akibat perlakuan
belanda terhadap rakyat Indonesia. Dengan keadaan rakyat Indonesia ini,
kemudian Muhammad Hatta menolak keras imperalialisme dan kolonialisme
dalam bentuk apapun. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat. Ideologi
tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannya baik dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial, yang dijalankan dengan konsep kedaulatan rakyat atau
dikenal dengan istilah demokrasi. Pemikiran Muhammad Hatta dalam bidang
politik adalah keharusan politik non-koperasi sebagai satu-satunya strategi
perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Analisis konsep negara dalam kecamata Muhammad Hatta ditinjau dari
Fiqh Siyasah, istilah negara tidak ada disinggung dalam Al-quran maupun
Sunnah. Sedangkan dalam fiqh siyasah istilah negara dikenal dengan daulah,
khilafah, imamah, dan kesultanan. Untuk itu menurut analisa penulis tentang
pemikiran Muhammad Hatta ini pemikirannya juga dipengaruhi oleh pendidikan
dan organisasi yang digelutinya, juga mempengaruhi seseorang yang rasional.
Sedangkan Hatta sendiri menganut paham ideologi sosialisme demokrat. Ideologi
tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannya baik dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial dan dijalankan dengan konsep kedaulatan rakyat atau dikenal
dengan istilah demokrasi.
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر الر بسم الله
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirrabil’alamin, puji dan syukur yang tak terhingga penulis
haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan limpahan rahmat,
rezeki dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
untuk meraih gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Syari’ah, Jurusan Hukum
Tata Negara ( Siyasah) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, dalam
bentuk skripsi yang berjudul “PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA
TENTANG KONSEP NEGARA DI TINJAU DARI FIQH SIYASAH ”.
Shalawat beserta salam penulis mohonkan kepada Allah SWT kiranya
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah
kebenaran dan penerang jalan yang membawa manusia dari kebodohan menuju
alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
dari bebagai pihak. Maka dari itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan
Ucapan terima kasih yang tulus serta do’a semoga bantuan yang telah diberikan
semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
Dari lubuk hati yang paling dalam, penulis ingin menghaturkan rasa terima
kasih yang tulus kepada Ayahanda (Abrar) dan Ibunda (Asnawati)yang selalu
mendo’a kan setiap langkah penulis dan mencurahkan kasih sayangnya yang tiada
henti kepada penulis, dan mereka yang telah susah susah payah membesarkan dan
mendidik serta memotivasi penulis untuk terus berjuang dalam menuntut ilmu dan
tidak boleh berputus asa dalam mencapai cita-cita. Selanjutnya kepada saudara
dan saudari penulis yang selalu memberikan semangat buat penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini yaitu Bari Prima Ramadhan (Adek Laki-laki), Zul Ef
Rida Wati (Kakak Perempuan Ke-1), Rosnita Sari (Kakak Permpuan Ke-2).
Selesainyaskripsiinitidakterlepasdaribantuanberbagaipihak.Untukitutiada
kata yang penulisucapkanselainucapanterimakasih yang takterhinggakepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku RektorInstitut Agama Islam Negeri
(IAIN)Bukittinggi, yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana
selama penulis menimba ilmu pengetahuan, beserta Bapak dan Ibu wakil
Rektor IAIN Bukittinggi.
2. Bapak Dr. Ismail, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi
beserta Bapak dan Ibu wakil dekan Fakultas Syari’ah.
3. Bapak Dr. Helfi, M. Ag selaku Ketua Program Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi, dan beserta Bapak Penasehat Akademik
(PA) Dr. H. Edi Rosman, S. Ag, M. Hum yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi.
4. Bapak Dr. H. Edi Rosman, S. Ag, M. Hum selaku pembimbing I, yang telah
memberika arahan, bimbingan dan saran-saran-saran dalam penulisan skripsi
ini..
5. Bapak H. Andriyaldi, Lc, MA, selaku pembimbing II, yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen, Karyawan / karyawati Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi yang
telah membekali penulis dalam berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak / Ibu / Saudara dan Saudari, selaku pegawai perpustakaan IAIN
Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam
peminjaman buku dan memberikan kemudahan kepada penulis berupa literatur
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah) BP 2015, dan
beserta Kakak-kakan Senior dari Program Studi Hukum Tata Negara ( Siyasah)
yang telah banyak memberikan masukan, kritikan dan saran dalam
penyelesaian skripsi ini. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah
SWT memberikanbalasanatasjasabaik yang telahdiberikan kepada penulis.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan
dan kekurangan, dan penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
kesempurnaan skripsi ini, namun bila ada kekurangan penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat
menambah khasanah intelektual agama dan mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri dan semoga bernilai
ibadah disisi Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Bukittinggi, Juli 2019
Penulis
Refka Novia Sari
NIM. 1315.038
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN TIM PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAK ......... ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................... .......................................................... ii
DAFTAR ISI .............. .................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Dan Batasan Masalah......................................................... 7
C. TujuanPenelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................7
E. Penjelasan Judul ............................... ................................................. 8
F. MetodePenelitian ..................................................................... 10
G. SistematikaPenulisa ........................................................................ 13
BAB II ISLAM DAN NEGARA
A. Konsep Dasar Islam ........................................................................... 15
B. Konsep Dasar Negara ........................................................................ 61
C. Konsep Fiqh Siyasah.......................................................................... 74
BAB III RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD HATTA
A. Biografi Muhammad Hatta .............................................................. 91
B. Pendidikan Muhammad Hatta ........................................................... 102
C. Organisasi, dan karya Politik Muhammad Hatta ...................... .......... 111
D. Kiprah dan aktivitas politik Muhammad Hatta ........................... ............... 116
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pemikiran Muhammad Hatta tentang konsep negara . ........................ 122
B. Analisa terhadap konsep Negara dalam Kecamata
Muhammad Hatta di tinjau dari Fiqh Siyasah ..................................... 138
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................ ......................................................................... 145
B. Saran ........................... ......................................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA...... ............................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara tentang agama dan negara di indonesia, menurut pakar
politik muslim kita Hubungan Agama dan Negara menjadi persoalan yang
paling banyak diminati oleh masyarakat muslim dalam Pemikiran Politik ,
terutama pada abad 19 hingga abad 21. Karena hubungan agama dan
negara masih tetap relevan untuk dijadikan sebuah penelitian, dan menjadi
sesuatu yang menarik bagi pemikir politik Islam.Sedangkan hubungan
Islam dengan kehidupan bernegara di negara kita ini merupakan topik
yang masih relevan untuk dibicarakan. Meskipun perjuangan
konstitusional untuk mewujudkan negara Islam di Indonesia sudah
kehilangan momentum historisnya sejak tahun 1950an, sebagai ekpresi
dari kenyataan sosiologis dominasi Islam di negara kita, senantiasa muncul
anasir-anasir Islam yang memajukan appeal tentang Indonesia yang
berdasarkan Islam.1
Kecenderungan munculnya aksi-aksiteroris dan gerakan radikal
berlatar Islam sejak enam tahun belakangan ini mengingatkan kita bahwa
usaha-usaha untuk mewujudkan Indonesia yang berdasarkan islam belum
sepenuhnya padam di tanah air kita. Oleh sebab itu demi mempertahankan
keutuhan bangsa dan kesinambungan pembangunan nasional, sangat
penting bagi kita untuk memahami bagaimanabapak pendiri bangsa
1 Zulfikri Suleman , Hatta, Islam dan Negara
(founding fathers) dimasa lalu mengelola interaksi antara Islam dengan
kehidupan bernegara.2
Sedangkan menurut tokoh muslim Munawir sjadzali melihat ada
tiga kelompok pemikir Muslim yang memiliki sikap yang berbeda, secara
global di dunia islam terdapat tiga aliran tentang hubungan islam dan
ketatanegraan: Pertama,Kelompok Pertama berpendapat bahwa islam
bukanlah semata-mata agama dalam pengertian Barat, yakni hanya
berkaitan dengan hubungan antara manusia dan Tuhan, sebaliknya islam
adalah satu agama yang sempurna dan lengkap dengan pengaturan bagi
segala aspek kehidupan manusia termasuk aspek kehidupan bernegara.
Tokoh-tokoh utama dalam aliran ini antara lain Syekh Hasan al Banna,
Sayyid Quthb, Syekh Muhammad Rasyisd Ridha, dan yang paling vokal
adalah Maulana A.A . Al-Maududi.
Kedua, Kelompok Kedua berpendapat islam adalah agama dalam
pengertian Barat, yang tidak ada hubungannya dengan urusan kenegaraan.
Menurut aliran ini Nabi Muhammad hanyalah seorang rasul biasa yang
diutusan Allah Swt, dengan tugas untuk mengajak manusia kembali
kepada kehidupan yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti
luhur, dan Nabi tidak pernah dijadiakan sebagai pendiri negara dan
mengepalai satu negara. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam aliran ini
antara lain Ali- Abd al-Raziq dan Dr. Thaha Husein.
2Ibid.Hal 2.
Ketiga, Aliran Ketiga ia berpendapat bahwa islam adalah suatu
agama yang serba lengkap dan bahwa dalam islam terdapat sistem
ketatanegaraaan. Tetapi aliran ini juga menolak anggapan bahwa Islam
adalah agama dalam pengertian Barat yang hanya mengatur hubungan
antara manusia dan Maha Penciptanya. Dan bahwa Aliran ini berpendirian
bahwa dalam islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan , tetapi terdapat
seperangkat nilai etika bagi kehidupan bernegara. Tokoh-tokoh yang
termasuk dalam aliran ini yaitu Dr. Mohammad Husein Haikal.3
Di indonesia hubungan politik antara Islam dan Negara di
Indonesia pada Paruh pertama abad 20 ditandai dengan anatagonisme dan
kecuriagaan satu sama lainnya. Perbedaan pandangan pada pendiri
Republik Indonesia yang sebagian besarnya umat Muslim mengenai
hendak dibawa kemanakah negara Indonesia yang baru merdeka. Salah
satu butir terpenting dalam perbedaan pendapat di atas itu adalah apakah
negara ini bercorak “ islam” atau “ nasionalis”.4
Perbedaan pendapat di Indonesia tentang agama dan negara
menjadi permaslahan yang serius, salah satu tokoh pemikir islam yang pro
(menolak) terhadap islam sebagai ideologi negara adalah Mohammad
Natsir, menurunya bahwa islam tidak dapat dipisahkan dari negara.
Pendapatnya, urusan kenegaraan pada dasarnya merupakan bagian integral
3Munawir Sjadzali, Islam dan Tata negara: Ajaran sejarah dan pemikiran ,
(Jakarta: UI Press, 1990), hal.1 4Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan Praktik Politik
Islam di Indonesia , (Jakarta: Democrasy, 2011), hal. 66
Islam, yang di dalamnya mengandung falsafah hidup atau ideologi seperti
kalangan Kristen, fasis atau Komunisme.5
Sedangkan menurut Gusdur ia berpendapat bahwa islam tidak
memberikan konsep yang jelas untuk membangun sebuah negara,
melainkan hanya memberi nilai etik bagi kehidupan bangsa dan negara.
Gusdur ingin menegakkan demokrasi yang seutuhnya, artinya tidak ada
tendensi agama yang melekat pada konsep ini. Gusdur lebih
mengasumsikan agama sebagai sumber motivasi pandangan hidup bangsa
atau ideologi negara (Pancasila). Agama berperan mendorong kegiatan
individu melalui nilai-nilai yang diserap Pancasila dengan menjadikannya
sebagai bentuk pandangan hidup bangsa. Jadi agama disini hanyalah
bersifat dialogis bukan simbiosis. 6
Munawir Sjadzali berpendapat bahwa islam dan negara tidak
berkaitan, piagam madinah yang dianggap sebagai Konstitusi oleh umat
islam tidak menyebutkan agama dan negara. Menurutnya Piagam Madinah
hanya sebagai landasan kehidupan bermasyarakat bukan untuk
membentuk sebuah negara, nabi Muhammad SAW pun tidak menjelaskan
yang dibentuk di Madinah adalah sebuah negara.7
Islam dalam ideologi negara dan pandangan hidup bangsa,
merupakan salah satu model bagaimana islam berhungungan dengan
negara. Negara Pancasila dapat diterima oleh umat islam dikarenakan
5Mohammad Natsir, Capita Salecta, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h.436 6 Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam, Volume 4, Nomor 2,
(Oktober, 2014), ISSN 2019-0109. 7Munawir Sjadzali, Op. Cit. Hal. 16
islam tidak mengenal konsep negara islam dan sistem pemerintahan yang
definitif. Menurut Gus Dur konsep negara islam tidak dikenal dalam Al-
Qur’an dengan menjelaskan tentang sistem alih kepemimpinan negara
(suksesi) yang berbeda-beda. Konsep suksesi sebagai bagian penting
dalam sistem negara seharusnya jelas dan definitif dan hal itu ternyata
tidak dimiliki oleh islam. Islam menurut Gus Dur, memang tidak mengatur
konsep kenegaraan.8
Menurut Hatta islam adalah agama individual , yaitu usaha orang
perorang dalam memahami,menghayati dan menafsirkan ajaran islam ,
berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta memiliki
penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan
bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal
pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan yang maha Esa , dan
juga tuhan yang maha pengasih dan Maha Penyayang, yang kemudian
menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk
islam adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamain, keadilan dan
persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.
Tujuan islam adalah mewujudkan keadilan sosial yang terformulasi
denagan tindakan “menyeru kepada kebaikan dan mencegah kejahatan”
(al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar). Siapa yang menghendaki
suatu tujuan , konsekuensinya harus mau melaksanakan cara-cara untuk
8Ali Masyur Musa, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur, ( Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama, 2010), hal. 103
mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini Ibn Taimiyah (661 H/1263M-
728H/1328M) ia menegaskan “Allah mewajibkan manusia untuk
melakukan perintah berlaku ma’ruf dan nahi munkar, keadilan,
melaksanakan haji, melaksanakan shalat-shalat jama’ah, dan memerangi
orang-orang yang zalim. Semua itu tidak akan terlaksana kecuali dengan
kekuatan (kekuasaan) dan imarah(kepemimpinan).9
Sedangkan Negara dalam pandangan islam merupakan otoritas
syari’ah terhadap seluruh manusia, baik terhadap kalangan penguasa
maupun terhadap massa rakyat, yang prinsip-prinsipnya dirumuskan oleh
Allahyang disampaikan oleh Nabi kepada manusia ang termaktub dalam
Al-Qur’an dan Sunnah serta dijabarkan dalam penafsiran-penafsiran
ulama, yang secra sosiologis ditegakkan oleh kekuatan-kekuatan yang
dipercayai. Tujuan dari negara itu adalah mewujudkan kesejahteraan
masyarakat universal di dunia dan akhirat.10
Berdasrkan latar Belakang Di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut bagaimana studi pemikiran Muhammad Hatta
tentang Negara di Indonesia menurut Pandangan fiqih Siyasah, dan Oleh
sebab itu, penulis tertarik untuk menuangkan dalam bentuk Karya Ilmiah
yaitu “Pemikiran Muhammad Hatta tentang Konsep Negara di
Indonesia dalam tinjauan fiqih Siyasah”.
9 Efrinaldi, Syari’at Islam dan Dinamika Masyarakat (Solusi terhadap
Problematika Kontemporer), (Jakarta: Kencana Prenada Group), hal. 109 10Ibid, hal. 112
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan diatas penulis membatasi
masalah sebagai berikut:
“ Pemikiran Mohammad Hatta tentang konsep Negara”
2. Rumusan Masalah
Setelah membatasi masalah dalam penelitian ini, penulis
berpendapat sebagai berikut:
1. Bagaimana pemikiran Mohammad Hatta tentang Negara?
2. Bagaimana Analisa tentang Konsep Negara dalam kecamata
Muhammad Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Mohammad Hatta
tentang konsep Negara.
2. Untuk menganalisa Konsep Negara dalam kecamata Muhammad
Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
1. Untuk mengetahui Pemikiran Muhammad Hatta tentang
Negara
2. Untuk menganalisa Konsep Negara dalam kecamata
Muhammad Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah.
b. Manfaat Praktis
1. Untuk mengetahui Pemikiran Muhammad Hatta tentang Negara
khususnya bagi penulis sendiri.
2. Dapat memberikan sumbanagan pemikiran atau bahan masukan bagi
pihak-pihak yang terkait terutama pemikiran Muhammad Hatta tentang
Negara, khususnya agar tidak salah dalam memahamai pemikiran
Muhammad Hatta tentang Negara.
3. Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat Wisuda untuk
mendapatkan gelar Srata Satu (S1) program studi Hukum Tata Negara
(Siyasah) di Institutut Agama Islam Negeri Bukittinggi (IAIN
Bukittinggi).
E. Penjelasan Judul
Untuk menghindari keraguan dan kesalahan fahaman dalam
memahami judul skipsi ini, maka penulis akan menjelaskan kata-kata
penting yang terkandung pada judul di atas, diantaranya :
Pemikiran: Proses, cara, dan perbuatan memikir. Maksudnya disini
yaitu proses jalan pikir Muhammad Hatta tentang Konsep Negara.
Konsep: Pengertian. Maksunya yaitu, Konsep Negara Menurut
pemikiran Muhammad Hatta.
Islam: agama dari Tuhan, yang berisi tuntunan hidup yang
diwahyukan kepada hamba-Nya untuk seluruh umat manusia. Maksudnya
Islam dalam pengertian ini yaitu berarti tunduk dan menyerah atau taat.
Sebagai Agama, Islam berdiri di atas penyerahan diri sepenuhnya dan taat
kepada Allah SWT. Untuk itu sebabnya agama ini dinamakan Islam.11
Negara: persekutuan Bangsa di satu Daerah yang tentu batas-
batasnya yang diperintrah dan diurus oleh badan pemerintahan yang
teratur.12
Muhammad Hatta : Sebagai Tokoh Proklamator, ia adalah seorang
Wakil Presiden RI, ia juga seorang Guru Besar,
dan akan tetapi ia di Indonesia adalah sebagai
Bapak Koperasi Indonesia.13
Indonesia : Nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang
terletak diantara benua Asia dan benua Australia;
bangsa, budaya , bahasa yang ada di negara
Indonesia.14
Negara : Persekutuan Bangsa di satu daerah yang tentu batas-
batasnya yang diperintah dan diurus oleh badan
pemerintahan yang teratur.15
Siyasah : Mengatur, mengendalikan, mengurus, atau membuat
keputusan. Maksudnya yaitu “ pengurusan
11Rabithah Alam Islam Mekah, Islam Mekah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh
dan Ilmuan Dunia Mendapat Hidaya, (Jakarta: Cahaya Press), hal. 16 12Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustak,
1982), hal. 18 13 Muhammad Hatta, Membangun Kaoperasi dan Koperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Koperasi Pegawai Negeri, 1971), hal IX 14Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3 , (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 2,
hal. 430 15Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982),
hal. 18
kemaslahatan umat manusia sesuai dengan syara”,
dan adapaun pengertian yang lain Siyasah adalah
“segala perbuatan yang membawa manusia le=bih
dekat dengan kepada kemaslahatan dsan lebih jauh
dari kemafsadahan, sekalipun Rasulullah tidak
menetapkannya dan bahkan Allah Swt. Tidak
menentukannya.16
Muhammad Hatta : Tokoh Proklamator, ia adalah wakil Presiden Ri, ia
juga seorang Guru Besar, dan di Indonesia ia dijuluki
sebagai Bapak Koperesi Indonesia. Ia dilahirkan di
Bukittinggi, Sumatera Barat, pada tanggal 12 Agustus
1902.1718
Tujuan dari negara itu adalah mewujudkan kesejahteraan
masyarakat universal di dunia dan akhirat.19Untuk itu saya sebagai penulis
tertarik untuk mengkaji “Pemikiran Muhammad Hatta tentang konsep
Negara ditinjau dari Fiqih Siyasah, dan serta menganalisa Konsep
Negara dalam Kecamata Muhammad Hatta ditinjau dari Fiqh
Siyasah”.
16Ibn Al-Qayyim al Jawziyyah 17Muhammad Hatta, Memnbangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971) 18 Muhammad Hatta, Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Koperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 9 19 Ibid, hal. 112
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan jenis penelitian library
research (penelitian pustaka). Penelitian pustaka adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.20 Jadi dalam hal
ini yang penulis lakukan adalah dengan mengumpulkan buku-buku yang
berkenaan dengan penelitian ini, kemudian mencatat dan mengolahnya
berdasarkan pada data-data kepustakaan yang berkaitan pada pokok
persoalan yang dibahas.
1. Sumber Data
Untuk memudahkan mengidentifikasi sumber data, maka
penulis mengklasifikan sumber dat menjadi dua sumber data, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data penelitian langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang diteliti. Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah Muhammad Hatta: Agama dan Negara.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung atau sebagai
data tambahan bagi data primer. Sebagai data sekunder dalam
20Mestika Zed, Metodologi Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004) hal. 3
penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan antaranya
sebagai berikut:
Mohammad Hatta, Memoir, Jakarta: P.T. Bumi Restu,
1982. Munawir Sjadzali, Islam dan Tata negara: Ajaran sejarah
dan pemikiran , Jakarta: UI Press, 1990.
Bahtiar Effendy, Islam dan Negara: Transformasi
Gagasan dan Praktik Politik Islam di Indonesia , Jakarta:
Democrasy, 2011.
Mohammad Natsir, Capita Salecta, Jakarta: Bulan Bintang,
1973.
Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam,
Volume 4, Nomor 2, Oktober, 2014, ISSN 2019-0109.
Ali Masyur Musa, Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur,
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2010.
Efrinaldi, Syari’at Islam dan Dinamika Masyarakat (Solusi
terhadap Problematika Kontempore), Jakarta: Kencana Prenada
Group.
Dan serta buku-buku yang berkaitan dengan pemikiran
politik khususnya Agama dan Negara di Indonesia menurut
tinjauan islam dalam fiqih Siyasah.
2. Teknik Pengumpulan dan Analisi Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini, maka penulis menggunakan metode dokumentasi yang diamati
bukan benda hidup tetapi benda mati, maka yang digunakan dalam
metode pengumpulan data hanya dokumen tertulis berupa buku-buku
umum maupun khusus, media cetak, media informasi dan data-data
lain yang relevan dengan penelitian ini.
Dalam menganalisis data, peneliti memakai content analisis,
yaitu suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data, karya tulis
kemudian diadakan analisis dan menafsirkan data tersebut. Analisis
yang dimaksud adalah menyusun data-data yang diperoleh secara
temuan yang berupa wacana baru.
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan terarah dan mudah dipahami dalam pembahasan
proposal ini, penulis akan mengemukakan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Merupakan pendahuluan yang di dalamnya membuat
beberapa pokok pikiran yang mendasari perwujudan
pembahasan secara keseluruhan yang meliputi sebagai
berikut: latar belakang masalah, Batasan dan Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Penjelasan Judul, Metodologi Penulisan, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Merupakan landasan teori yang meliputi di dalamnya
yaitu tentang Konsep Islam, Negara, dan Fiqh Siyasah
yang terdiri dari (1) Konsep Dasar Islam terdiri dari:
Pengertian Islam, Konsep dasar Islam, Tujuan Ajaran
Islam, Karakteristik Ajaran Islam, dan Ruang Lingkup
AjaranIslam, (2) Konsep Negara yang terdiri dari:
pengertian Negara, Unsur-unsur terbentuknya suatu
Negara, Tujuan dari Negara, dan Korelasi Islam dan
Negara, dan (3) Konsep Fiqh Siyasah yang terdiri dari:
Pengertian Fiqh Siyasah, Objek Kajian Fiqh Siyasah,
Metode Mempelajari Fiqh Siyasah, dan Manfaat
mempelajari Fiqh Siyasah.
BAB III Biografi Muhammad hatta yang terdiri dari, Kelahiran
Muhammad Hatta, Pendidikan Muhammad Hatta,
Karya-karya Muhammad Hatta, Kiprah dan Aktivitas
Politik Muhammad Hatta.
BAB IV Hasil Penelitian yang didalamnya terdiri dariPemikiran
Muhammad Hatta tentang Negara, menganalisa
Terhadap Konsep Negara dalam kecamata Muhammad
Hatta ditinjau dari Fiqh Siyasah.
BAB V Merupakan Penutup yang berisikan tentang Kesimpulan
dan Saran.
BAB II
ISLAM DAN NEGARA
A. Konsep Dasar Islam
Berbicara tentang konsep dasar Islam memiliki 3 kata yang
mempunyai arti yaitu, konsep dasalah suatu rancanagan yang difahami.
Dasar adalah asas atau aturan, dan sedangkan Islam adalah agama yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang berpedoman pada kitab suci
Al-Quran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT, melalui
malaikat Jibril. Islam adalah rahmat dan Islam juga damai. Karena seperti
yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.21
Islam adalahal-Islam wahyun ilahiyun unzila ila nabiyyi
Muhammadin Sallallahu ‘alaihi wasallam lisa’adati al-dunya wa al-
akhirat(Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw
sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat). Inti
dari Islam adalah Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.Kita
percaya bahwa wahyu itu terdiri atas dua macam, yakni: Al-Qur’an dan
Wahyu yang berbentuk hadis , sunnah Nabi Muhammad saw.22
Sedangkan pengertian agama (islam) adalah suatu unsur mengenai
pengalaman yang dipandang mempunyai nilai tinggi, yaitu pengabdian
kepada suatu kekuasaan, yang dipercayai sebagi suatu yang menjadi asal
21 Blogspot. Com, Konsep Dasar Islam, diakses pada hari Rabu, 17 Juli 2019,
Jam, 08.00 WIB 22 M. Ato Mudzhar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011), hal. 19
mula segala sesutau, kemudian yang menambah dan melestarikan nilai-
nilai serta sejumlah ungkapan yang sesuai dengan urusan pengabdian
tersebut, baik dengan jalan melakukan upacara yang simbolis maupun
melalui perbuatan yang bersifat perseorangan atau secara bersama-sama.
Agama adalah cara yang dipakai manusia dalam menghidupkan
hubungannya dengan kekuatan di atas jangkauan manusia yaitu kekuatan
yang ghaib dan pada kekuatan tersebutlah kepercayaan manusia
menggantungkan harapan.23
Agama adalah petunjuk bagi manusia untuk membedakan baik
dengan buruk, benar dengan salah, indah dengan jelek, kemudian petunjuk
itu dianggap berasal dari Tuhan yang dapat dibuktikan keberadaannya
secara etika, logika dan estetika. Untuk itu orang-orang yang memiliki
paham untuk memisahlkan nilai-nilai luhur agama dengan kehidupan
keseharian, termasuk dengan kehidupan ilmu pengetahuan, disebut dengan
paham sekularisme, sedangkan orangnya dikenal dengan ilmuwan
sekuler.24
Sedangkan secara etimologi agama berasal dari dua kata
Sansakerta yaitu “A” yang berarti tidak, dan “Gama” yang berarti kacau,
jadi agama dapat diartikan sebagai penjaga kekacauan.25 Untuk itu ada
beberapa pengaturan mendasar yang diberikan dalam ekonomi, hukum,
politik, pemerintahan, sosial, budaya, dan juga pariwisata. Contoh, dalam
23Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2009), hal. 123 24Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik,... Ibid. hal. 123 25Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik,... Ibid. hal. 123
hal sosial yaitu, kasus sex yakni untuk sex ini maka dibuat pengaturan
pernikahan yang sakralberdasarkan kasih sayang yang tidak menutup
kemungkinan berhubungan sex, karena kasih sayang beresiko
pengorbanan sedangkan sex beresiko kepemilikan pribadi yang subyektif.
Maka dilarang menikahi keluarga (dalam arti anak, ibu, bapak,
saudara yang disebut inces), dilarang pernikahan sejenis (dalam artian
sesama perempuan yang disebut dengan lesbian dan sesama lelaki yang
disebut homosex).
Untuk itu dengan pernikahan ini maka berhubungan agama dengan
ilmu pemerintahan selayaknyalah pemerintah melarang berdirinya lokasi
pelacuran. Namun begitu banyaknya di lokasi pariwisata ditemukan pula
lokasi pelacuran baik yang terbuka ataupun terselung tetapi secara diam-
diam dilindungi oleh pemerintah yang berkuasa.
Contoh dalam hal perekonomian, perdagangan dan industri, yakni
kasus perpindahan kekayaan. Pindahnya uang dengan mudah dari
seseorang kepada orang lain disebut dengan pertaruhan, akan membuat
unsur kejiwaan terganggu karena kepemilikan yang tidak dihormati lewat
persetujuan kalah menang ini, maka resikonya akan menimbulkan
pencurian pada kesempatan lainnya, oleh karena itu selayaknyalah
pemerintah tidak mengizinkan berdirinya lokasi perjudian. Namun begitu
banyaknya pada suatu lokasi pariwisata berdiri rumah judi dari tingkat
kelas atas sampai kelas rendah, bahkan Las Vegas dan Monaco
mempunyai penghasilan dari perjudian ini. 26
Sekulerisme adalah memisahkan agama dengan negara, atau lebih
spesifik memisahkan kaidah nilai-nilai luhur agama denngan kehidupan
kenegaraan yang dianggap kehidupan duniawi sedangkan agama
mengurus akhirat. Jadi dengan begitu para rohaniawan seperti haji, ustadz,
pastor, pendeta, bikshu, pedande, dan lainnya tokoh agama itu tidak
selayaknya masuk dalam perihal kenegaraan dalam pandangan sekular.27
a. Pengertian Islam
Berbicara tentang Islam berarti berbicara tentang pluralitas umat
Islam. Islam adalah suatu “Teks” yang multi interpretasi, Islam
dipahamidan diekspresikan secara beragam oleh para pemeluknya.
Untuk itu, dalam sejarah Indonesia sikap politik dan ekpresi politik
umat Islampun bukanlah hal yang tunggal, melainkan (cukup)beragam.
Bahkan antar umat Islam itu sendiri, dalam menyikapi masalah yang
sama, sering terjadi perbedaan pendapat. Perbedaan ini kadang
memicu perselisihan, bukan hanya antara umat Islam dengan rezim
kekuasaan, melainkan juga antar umat Islam itu sendiri.28
Islam adalah agama dari Tuhan, berisi tuntutan hidup yang
diwahyukan kepada hamba-Nya untuk seluruh umat manusia. Karena
untuk tegaknya kehidupan manusia. Untuk tegaknya kehidupan
26Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2009), hal. 124 27Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik,... Ibid,hal. 124 28 M. Arif Hakim, Jejak-jejak Islam Politik : Sinopsis Sejumlah Studi Islam
Indonesia, (Jakarta: Ditjen Bagais, 2004), hal 33
manusia di atas bumi diperlukan dua hal: yaitu Pertama: Terpenuhinya
kebutuhan pokok untuk menjamin kelangsungan hidup, dan kecukupan
material yang dibutuhkan oleh perseorangan dan masyarakat. Kedua:
Mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang tata cara hidup
perseorangan dan masyarakat dan kebudayaan.29
Allah Rabbul ‘alamin telah menyediakan kedua macam kebutuhan
itu secukupnya untuk manusia. Untuk kebutuhan pertama, Allah swt.
menyediakan sumber alam dan menyerahkannya kepada manusia
untuk digali dan diolah. Sedangkan untuk kebutuhan kedua, yakni
kebutuhan kejiwaan atau rohani, kemasyarakatan dan kebudayaan,
Allah swt. Memilih dan mengangkat para rasul yang diberi wahyu
tentang peraturan hidup yang dapat membimbing manusia menempuh
jalan hidup yang lurus dan benar. 30
Peraturan hidup dinamakan Islam, agama yang dibawa oleh semua
Rasul. Islam dalam bahasa Arab berarti tunduk dan menyerah atau taat.
Sebagai Agama, Islam berdiri di atas dasar penyerahan diri
sepenuhnya dan taat kepada Allah swt, untuk itu sebabnya agama ini
dinamakan Islam.31
Islam juga berarti selamat dan sejahtera. Dalam pengertian ini
menunjukan bah wa manusia tidak akan dapat mencapai keselamatan
dan kesejahteraan yang sebenarnya, kecuali dengan menyerahkan diri
29 Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh dan Ilmuan
Dunia Mendapat Hidayah, (Jakarta: Cahaya Press, hal 15-16 30Ibid..., hal. 16
31Ibid
sepenuhnyua kepada Allah swt. cara hidup seperti inilah yang selalu
berada dibawah naungan ketaatan kepada Allah swt, hidup yang selalu
diliputi ketenangan jiwa bagi perseorangan dan kesejahteraan bagi
masyarakat.32Terdapat dalam (Q.S Ar-Ra’d (13) : 28 - 29).
الذين آمنوا وتطمئن ق لوبم بذكر الل ألا بذكر الل تطمئن القلوب الات طوب لم وحسن مآب )٢٨) (٢٩(الذين آمنوا وعملوا الص
Artinya: “ 28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. 29. orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali
yang baik.”(QS. Ar-Ra’d: 28-29)
Al- Qur’an menganjurkan orang untuk berdo’a yaitu terdapat
dalam (QS. Toha, 20: 114) yang berbunyi:
(٤١١رب زدن علما )وقل
Artinya: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan."
Al-Qur’an menyatakan bahwa orang yang berpengetahuan itu tidak
sama dengan orang yang tidak berpengalaman. Terdapat dalam
(QS. Az-Zumar, 39: 9), yaitu yang berbunyi:
قانت آنء الليل ساجدا وقائما يذر الآخرة وي رجو رحة ربه أمن هو ر أولو ا ي تذك قل هل يستوي الذين ي علمون والذين لا ي علمون إن
(٩الألباب )
32 Ibid. Hal, 15-16
Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran”.
Dari penjelasan ayat diatas dapat dikatakan bahwa asasi akidah
Islam itu ada tiga:
1. Iman atau percaya atas ke-Esaan Allah.
2. Iman atau percaya bahwa Muhammad itu utusan Allah.
3. Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya hisab
pada hari kiamat.
Maka barang siapa yang beriman kepada ketiga asasi akidah Islam
tersebut, ia termasuk orang Muslim, dan kesemuanya dituangkan dalam
kalimat. “La ilaaha illallaah, Muhammadur- rasuulullah”. Kenyataanya
bahwa sebagian besar bangsa Indonesia beragama Islam disebut sebagai
dukungan, karena “Islam adalah agama yang pengalamanya dalam
melaksankan toleransi dan pluralisme adalah unik dalam sejarah agama-
agama”. Sampai sekarang bukti hal itu kurang lebih tampak jelas dan
nyata pada berbagai masyarakat dunia: di mana agama Islam merupakan
anutan mayoritas, agama-agama lain dan tidak mengalami kesulitan
berartiakan tetapi sebaliknya di mana mayoritas bukan Islam dan kaum
Muslimin menjadi minoritas, mereka ini selalu mengalami kesulitan yang
tidak kecil, kecuali di negara-negara demokrasi Barat. Di sana umat Islam
sejauh ini masih memperoleh kebebasan beragama yang menjadi hak
mereka”33
Menurut Nurcholish “islam adalah agama terbuka, dan umat Islam
harus menjadi golongan yang terbuka. Umat Islam harus tampil dengan
penuh percaya kepada diri sendiri, bijaksana dan arif, serta menyadari
fungsinya selaku saksi dan juri atas manusia. Mereka adalah pemimpin,
karena itu harus bersikap sebagai pemimpin . mereka adalah pamong,
karena itu harus bertindak ngemong. Mereka adalah golongan paling
unggul, karena itu harus mencerminkan keunggulan itu dalam sikap-sikap
yang dewasa dan penuh semangat Leadership, tidak egopis, tapi altruis...
jadi kemenangan Islam tidak boleh mewujudkan diri dalam bentuk yang
mengancam golongan lain... jadi kemenangan itu juga kemenangan semua
golongan yang bukan Muslim itu”.34
2. Sumber Dasar Ajaran Islam
Sumber Dasar Ajaran Islam terbagi atas dua: yaitu sumber hukum
asli, dan sumber hukum lainnya.
a. Sumber Hukum Asli, yaitu agama Islam yang bersumber dari Al-
Quran dan As-Sunnah (Al-Hadist).
b. Sumber Hukum lain, yaitu agama Islam yang bersumber dari akal
pikiran (ra’yu) yang melalui cara-cara berijtihad. Diantaranya
33M. Syafi’i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, (Jakarta: Paramadina,
1995), hal. 230 34 M. Syafi’i Anwar, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, op. Cit., hal. 232
yaitu, Al-Ijma’, Qiyas, Isti’hsan, Al-Istishlah, Urf, Istishab, Syar’u
man qablana, Saddus Zari’ah.
Agama Islam bersumber dari wahyu ( Al-Qur’an) dan sunnah (Al-
Hadis), dan adapun Ajaran Islam yang bersumber dari ra’yu (akal pikiran)
manusia melalui ijtihad. Untuk lebih memperjelas sumber-sumber hukum
Islam yaitu sebagai berikut:
a. Al-qur’an
Al-qur’an adalah sumber hukum Islam pertama dan utama. Ia
memuat kaidah-kaidah hukum fundamental (asasi). Al-qur’an merupakan
kitabsuci yang memuat wahyu (firman) Allah,Tuhan Yang Maha Esa, asli
seperti yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
sebagai rasul Nya sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari,
mula-mula di Makkah kemudian di Madinah untuk menjadi pedoman atau
petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai
kesejahteraan di dunia ini dan kehidupan di akhirat kelak.35
Dalam ajaran Islam menurut S. Hossein Nasr Al-Qur’an adalah
inti sari semua pengetahuan. Namun, pengetahuan yang terkandung di
dalam Al-qur’an hanyalah benih-benih atau prinsip-prinsipnya saja.36
Al-qur’an ialah wahyu yang diturunkan berbahasa Arab oleh Allah
kepada Nabi Muhammad yang sampai kepada kita umat Islam melalui
35Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh dan Ilmuan
Dunia Mendapat Hidaya..., hal. 17 36Ibid.
malaikat jibril dengan riwayat yang mutawatir.37 Dan adapun Unsur-unsur
Al-Quran, yaitu sebagai berikut:
a. Berupa lafadh
b. Lafadh itu berbahasa Arab
c. Diturunkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad kepada kita
manusia yang melalui malaikat Jibril.
d. Diriwayatkan dari generasi ke generasi berikutnya, sampai kepada
kita dengan jalan mutawatir.38
Untuk itu dapat kita simpulkan dari unsur-unsur Al-Quran diatas,
Al-Quran adalah wahyu yang berupa lafadh yang berbahasa Arab, wahyu
yang berupa ma’na, yang di turunkan Allah melaui Nabi Muhammad
melalui malaikat Jibril, yang diriwayatkan dari generasi ke kegenerasi
berikutnya, yang sampai kepada kita melalui jalan mutawatir.
Al-Quran menurut sebagian besar Ulama, kata Al- Quran dilihat
dari segi bahasa, yaitu merupakan bentuk masdar dari kata qara’a, yang
berarti bacaan atau apa yang tertulis padanya39 , seperti terdapat dalam
surat Al-Qiyamah (75) : 17-18 :
نا جعه وق رآنه ) (١٨ع ق رآنه )(فإذا ق رأنه فاتب ١٧إن علي Artinya:
37Usman Said, Pengantar Ilmu Fiqh (Pengantar Ilmu Hukum Islam), (Jakarta:
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, 1981), hal.126 38Ibid., hal. 126 39 Rahmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 49
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya
itu”.
Adapun definisi Al-Quran secara terminologi40, menurut sebagian
besar ulama Ushul Fiqh adalah sebagai berikut:
كلم الله تعا لى ا لمنز ل على محمد صل الله عليه وسلم با للفظ العر بي المنقو ل الينا با لتو امكتو ب با مصا حف ا لمتعبد بتلا و ته المبد و ء با
.لفا تحة و ا لمجتو م بسو ر ة النا س Artinya: “Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi
sesudahnya secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah,
tertulis dan mushaf; dimulai dari surat Al-Fatihah dan ditutup
dengan surat An-Nas.”
Untuk itu dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa AL-
Quran adalah yang di mulai dengan surat Al-fatihah dan di akhiri dengan
surat An-Nash. Yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melaui
perantara malaikat Jibril, apabila membacanya bernilai ibadah tertulis
dalam mushaf, yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara
mutawatir.
b. As-Sunnah (Al-Hadist)
Pengertian As-Sunnah secara bahasa yaitu:
الطر يقه محمو دة كانت ا و مد مو مة
Artinya : “ Jalan yang terpuji dan atau yang
tercela”.41
40 Rahmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh..., Ibid., hal.50 41 Munzir Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 4
Sunnah dari segi bahasa adalah jalan yang biasa dilalui atau suatu
cara yang senantiasa dilakukan, tanpa mempermasalahkan, apakah tersebut
baik atau buruk.42 Untuk itu arti sunnah tersebut bisa dilihat dalam sabda
Rasulullah SAW, yang berbunyi:
له ا جر ها و اجر من عمل با بعد ه من غير ان من سن في الا سلا م سنة حسنة فينقص من ا جو ر هم شيء و من سن في الا سلام سنة سية كا ن عليه و ز ر ها و و ز
43ر من عمل با من بعد ه من غير ا ن ينقص من ا و ز ا ر هم شي ء)ر و اه مسلم(
Artinya: “ siapa yang melakukan sesuatu perbuatannya yang baik,
ia akan mendapatkan pahala (dari perbuatan itu dan pahala orang
yang menirunya setelah dia, dengan tidak dikurangi palahalanya
sedikit pun. Dan barang siapa yang melakukan perbuatan yang
jelek, ia akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang
menirukannya, dan tidak dikurangi dosanya sedikitpun.”
Dan juga Allah berfirman dalam QS Al-Kahfi (18): 55, yang
berbunyi:
م إلا أن تتي هم وما منع الناس أن ي ؤمنوا إذ جاءهم الدى ويست غفروا رب (٥٥تي هم العذاب ق بلا )سنة الأولين أو ي
Artinya: “Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia
dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan
dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan
menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-
umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan
nyata.” Allah juga berfirman dalam QS. Al-Isra’ (17): 77, yang berbunyi:
د لسنتنا تحويلا ) لك من رسلنا ولا ت ( ٧٧الإسراء:سنة من قد أرسلنا ق ب Artinya: “(kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu
ketetapan terhadap Rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum
42Prof Ramad Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 59 43 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Op. Cit., hal. 5
kamudan tidak akan kamu dapati perobahan bagi ketetapan Kami
itu.”
Sebenarnya masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang
menunjukan arti sunnah menurut bahasa, yaitu seperti dalam QS. Al-Anfal
(8): 38, al-Hijr (15): 13, al-Ahzab (33): 38, 62. QS. Al-Fathir (35): 43, al-
Mukmin (40): 85, dan QS. Al-Fath (48): 23.44
Bila kata sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan
dengan hukum syara’, maka yang dimaksud dengan tidak lain kecuali
segala sesuatu yang diperintahkan, dilarang, atau dianjurkan oleh
Rasulullah SAW, baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya.
Dan apabila dalam dalil hukum syara’ disebutkan al-Kitab dan al-Sunnah,
berarti yang dimaksudkan itu adalah Al-Quran dan Hadis.45
Sedangkan pengertian Sunnah menurut istilah, dikalangan ulama
terdapat perbedaan pendapat, yaitu: pertama, menurut ahli hadis adalah:
و صفة خلقية ا و ما ا شر عن النبى صلى الله عليه و سلم من فو ل ا و فعل ا و تقر ير ا 46خلقية ا و سير ة سو ا ء كا ن قبل البعثة ا و بعد ها
Artinya: “segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa
perkataan,perbuatan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan
hidup, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya”.
Jadi dari perkataan, para ahli hadis diatas mengidentikkan sunnah
dengan hadis itu adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya.47
44Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 7 45Ibid 46 Ibid
Untuk itu para ahli hadis menyamakan antara sunnah dengan
hadis. Tampaknya para ahli hadis membawa makna sunnah ini kepada
seluruh kebiasaan Nabi SAW, baik yang melahirkan hukum syara’
maupun tidak.Dengan demikian, berpegang teguhlah kepada Al-Quran
dan sunnah Nabi untuk itu akan menjaminseseorang terhindar dari
kesesatan. Sebagaimana hadis rasul yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
تر كت فيكم شيين لن تضلو ا بعد هما كتا ب الله و سنتى )ر و اه الا كم(48
Artinya: Aku tinggalkan pada kalian dua pustaka. Kamu
tidak akan sesat setelah (berpegang) pada keduanya, yaitu
Kitab Allah dan SunnahKu”. (HR. Hakim )
Kedua, ulama ushuliyyin jika antara Sunnah dan hadis dibedakan,
maka bagi mereka, hadis adalah sebatas sunnah qauliyah-nya Nabi SAW
saj. Untuk itu sunnah cakupannya lebih luas dibanding hadis, sebab
sunnah mencakup perkataan, perbuatan dan penetapan (taqrir) Rasul, yang
bisa dijadikan dalil hukum syar’i.49
Menurut Ilmu Ushul Fiqh diatas, ulama ahli Ushul Fiqh,
mengatakan bahwa sunnah adalah segala yang diriwayatkan dari Nabi
SAW, baik berupa perbuatan, perkataan,dan ketetapan yang berkaitan
dengan hukum.”50 Adapun definisi sunnah menurut ahli ushul yaitu ia
hanya membatasi pengertian sunnah hanya pada sesuatu yang bersumber
47Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010)..., Op.Cit.,
hal. 60 48 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 9 49 Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid, hal. 8 50 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Op. Cit,
hal. 60
dari nabi, baik perkataan, perbuatan, maupun taqrir (ketetapan) yang
berkaitan dengan hukum syara’.51
Dengan demikian, sifat, perilaku, sejarah hidup, dan segala yang
bersumber dari Nabi SAW yang tidak berkaitan dengan hukum syara’ dan
terjadi sebelum diangkat menjadi rasul itu tidak disebut dengan sunnah.
Selanjutnya yang Ketiga,pengertian sunnah menurut ahli Hadis berbeda
dengan ahli usul Ia mengatakan sunnah adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW yang berhubungan dengan hukum syara’,
baik berupa perkataan, perbuatan, maupun penetapan (taqrir) beliau.
Menurut Ilmu Fiqh, pengertaian sunnah menurut ahli fiqh hampir
sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli Ushul Fiqh.
Akan tetapi, istilah sunnah dalam fiqh, yaitu juga dimaksudkan sebagai
salah satu hukum taklifi, yang berarti yaitu sesuatu perbuatan yang akan
mendapatkan pahala apabila dikerjakan dan tidak berdosa apabila di
tinggalkan.52
Berdasarkan pengertian sunnah menurut ahli hadis diatas, mereka
mendefinisikan sunnah terdapat dalam hadist Nabi, yaitu:
كل ما صد ر عن ا لنبى صل الله عليه و سلم غير ا لقر ا ن اكر يم من 53قو ل ا و فعل ا و تقر ير مما يصلحا ن يكو ن د ليلا لكم شر عي
51Munzir Suparta, Ilmu Hadis..., Op.Cit., hal. 10 52Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh..., Ibid, hal. 60 53 Munzier Suparta, Ilmu Hadis..., Ibid., hal. 5
Artinya: “segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW selain
Al-Quran al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan maupun
penetapan (taqrir)nya yang pantas untuk dijadikan dalil bagi
hukum syara’”
Untuk memperjelas pemahaman kita tentang pengertian
sunnah oleh ahli ushul, banyak ayat Al-Quran yang dapat kita jadikan
argumentasi bagi pendapat ahli ushul di atas, seperti firman Allah
SWT dalam QS. Al-Hasyr (59) : 7 yang berbunyi:
قرب ما أفاء الل على رسوله من أهل القرى فلله وللرسول ولذي ال بيل كي لا يكون دولة بين الأغنياء والي تامى والمساكين وابن السمنكم وما آتكم الرسول فخذوه وما ناكم عنه فان ت هوا وات قوا الل إن
(٧الل شديد العقاب )Artinya: “...apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Amat keras hukumannya.”(QS. Al-Hasyr: 7)
Ayat di atas memerintahkan kepada umat Islam agar menaati
segala ketentuan yang telah digariskan oleh Rasulullah, baik mengenai
perintah maupun larangannya.Dalam ayat lain Allah juga berfirman, yaitu
QS. Al-Nahl (16): 44:
للناس ما ب البينات والزبر وأن زلنا إليك الذكر لت بين نزل إليهم ولعلهم رون ) (٤٤ي ت فك
Artinya: “...Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.”54(QS. AL-Nahl:
44)
54Munzier Suparta, Ilmu Hadis..., Op. Cit, hal.11
Ayat di atas mengisyaratkan kepada umat Islam Agar mereka
melaksanakan Sunnah Nabi SAW. Sebagaimana mereka mengamalkan al-
Quran, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.55
Untuk itu asasi akidah Islam itu ada tiga, yaitu:
1. Iman atau percaya atas ke- Esaan Allah.
2. Iman atau kepercayaan bahwa Muhammad itu utusan Allah.
3. Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya
hisab pada hari kiamat.56
Maka barang siapa yang beriman kepada tiga pokok diatas, ia
tergolong orang Muslim, dan semuanya itu dituangkan dalam kalimat
“Laa ilaaha illallah, Muhammadur-rasuulullaah”. Titik tolak kepercayaan
Islam ialah percaya atas Ke-Esaan Allah, yaitu Tauhid, dan bahwa Allah
swt. tidak menjadiklan manusia untuk dibiarkan begitu saja tanpa petunjuk
yang menerangi jalan hidup mereka. Untuk itu Allah swt telah mengutus
para Rasul yang membawa Agama Allah untuk keselamatan mereka, dan
Muhammad saw adalah Rasul-Nya yang terakhir. Iman kepada Rasul itu
menuntut supaya juga beriman kepada risalnya serta taat kepada ajaran-
ajarannya, menerima ketentuan hukum yang telah ditetapkannya mengenai
perjalanan hidup yang harus ditempuh. 57
55Ibid 56 Ibid.,hal.18 57 Ibid
Landasan kedua dalam Islam ialah beriman kepada Risalah
Muhammad saw dan memeluk Agama yang dibawanya, dan
melaksanakan segala ajarannya. Selanjutnya ajaran ini membawa kita
kepada pokok Islam yang ketiga, yaitu percaya atas adanya kehidupan
akhirat.58
Islam mengeluarkan manusia dari alam khurafat dan kegelapan dan
membawa mereka ke dunia ilmu yang terang benderang. Kemudian Islam
adalah agama yang praktis, tidak hanya merupakan teori yang kosong,
bukan hanya akaidah yaqng harus diimani semata-mata, melainkan juga
harus dijadikan sumber praktik hidup sehari-hari, sehingga jiwa yang
berisi iman itu mengalir dalam arus amal perbuatan, seperti mengalirnya
air diatas bumi yang subur. Islam tidak hanyaberupa kata-kata yang
berulang-ulang, berupa dzikir dan puji kepada Allah swt. saja, melainkan
juga menjiwai kehidupan manusia seluruhnya.59
Allah berfirman dalam (QS. Ar Ra’d (13): 29) yang berbunyi:
الات طوب لم وحسن مآب ) (٢٩الذين آمنوا وعملوا الصArtinya: “orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi
mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”. (QS. Ar-
Ra’ad : 29) Agama Islam yang membawa nilai-nilai dan norma- kewahyuan
bagi kepentingan hidup manusia di atas bumi, baru aktual dan
58 Rabithah Alam Islamy Mekkah, Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh
dan Ilmuan Dunia Mendapat Hidayah..., Ibid, hal. 19 59Ibid, hal. 20
fungsional bila diinternalisasikan ke dalam pribadi melalui proses
kependidikan yang konsisten, terarah kepada tujuan.60
4. Karakteristik Ajaran Islam
Istilah karakteristik ajaran Islam terdiri dari dua kata, yaitu
karakteristik dan ajaran Islam. Kata karakteristik dalam kamus bahasa
Indonesia, diartikan adalah sesuatu yang mempunyai karakter atau sifat
yang khas. Sedangkan Islam dapat diartikan yaitu agama yang diajarkan
Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-Quran dan
diturunkan ke dunia ini melalui wahyu Allah SWT yang melalui perantara
melalui malaikat Jibril.61
Jadi pengertian Karakteristi Ajaran Islam dapat diartikan sebagai
ciri yang khas atau khusus yang mempelajari tentang berbagai ilmu
pengetahuan dan kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama,
muamalah (kemanusiaa), yang didalamnya termasuk ekonomi, sosial,
politik, kesehtan, dan disiplin Ilmu.
Karakteristik ajaran Islam terdiri dari berbagai bidang disiplin
ilmu, bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bidang Sosial
Karakteristik Islam dalam bidang sosial ini termasuk yang
paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran islam dalam bidang
60H. Muzayyin Arifin, M.ed, Kapita Salekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT
Bumi Aksara), hal. 4 61 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada
jam, 09.00, hal. 2
sosial ditunjukkan untuk menyejahterakan manusia. Namun khusus
dalam bidang sosial ini, islam menjunjung tinggi sifat tolong
menolong, saling menasehati, Tentang hak dankesabaran,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan
kebersamaan. Ukuran tertinggi derajat manusia dalam pandangan
Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya,kebangsaanya, warna
kulitnya, bahasa, dan jenis kelamin yang berbau resialis.62
Akan tetapi ditentukan oleh ketakwaan yang ditunjukan oleh
prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Contoh
perbandingan antara Islam dengan agama yang lainnya yaitu: Di India
umpamanya tempat persemaian salah satu agama dunia yang tertua,
kita melihat agama hindu Brahmana membagi-bagi para pemeluknya
kedalam empat kasta. Sedangkan kasta Brahmana menempati kasta
tertinggi dan rakyat jelata (Paria) menempati kasta terendah.
Sedangkan dalam Islam tidak mengenal adanya kasta dalam
pembagian masyarakat sosialnya.63
Potensi manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial
ia merupakan wujud berupa kecendrungan untuk bergaul dan
menjalinhubungan antar sesama manusia. Potensi ini yang disebut
dengan fitrah sosial, yaitu kecendrungan manusia untuk hidup
62 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli
2019, pada jam, 09.00..., Ibid, hal. 2 63 Ibid
berkelompok 64 . Didalmnya terbentuk suatu ciri yang khas disebut
dengan kebudayaan. Pada hakikatnya manusia merupakan umat yang
satu. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2): 213 yang
berbunyi:
ليح رين ومنذرين وأن زلمعهمالكتاببالق ةواحدةف ب عثاللهالنبيينمبش كم كانلناسأمن ب عدماجاءتمالبينات ب غياب ي نالناسفيمااخت لفوافيهومااخت لففيهإلاالذينأوتوهمن ب ي يشاءإلىصراطمستق بإذنواللهي هديمن همفهدىاللهالذينآمنوالمااخت لفوافيهمنالق
(٢١٣يم )Artinya: “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul
perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-
keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang
beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada
jalan yang lurus”.(QS. Al-Baqarah: 213)
Manusia itu dijadikan berpuak-puak dan berbangsa-bangsa,
dan bersuku-suku untuk saling mengenal.65Allah SWT berfirman
dalam (QS. Al-Hujarat (49) : 13 yang berbunyi:
أي ها الناس إن خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا ي ( ١٣إن أكرمكم عند الل أت قاكم إن الل عليم خبير )
64Ibid
65 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019,
pada jam, 09.00..., Ibid, hal. 3
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS. Al-Hujarat:
13)
Dan manusia diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketaqwaan.66 Yaitu terdapat dalam (QS. ) dengan demikian
secara fitrah manusia sudah memiliki dorongan hidup bermasyarakat,
Allah berfirman dalam(QS.Al-Maidah (5) : 2 ) yang berbunyi:
هر الرام و لوا شعائر الل ولا الش لا الدي ولا ي أي ها الذين آمنوا لا تحم ورضوان وإذا ت غون فضلا من رب القلائد ولا آمين الب يت الرام ي ب وكم عن المسجد الرام حللتم فاصطادوا ولا يرمنكم شنآن ق وم أن صد
ى الب والت قوى ولا ت عاونوا على الإث والعدوان أن ت عتدوا وت عاونوا عل (٢وات قوا الل إن الل شديد العقاب )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar
kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat
berat siksa-Nya”.
66Ibid, hal. 3
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan yaitu, janganlah,
melanggar syiar Allah SWT, dan jangan melanggar kehormatan bulan
bulan haram, untuk itu jangan menggangu bintang-bintang , dan jangan
pula menganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah, setelah kamu
telah selesai menunaikan ibadah haji maka bolehlah berburu,dan janganlah
kebencian kamu pada satu kaum atau satu orang kamu janganlah kamu
menganiaya mereka, tolong menolonglah kamu dalam hal kebaikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.
2. Bidang Ekonomi
Karakteristik ajaran Islam serlanjutnya dapat dipahami dari
konsepsinya dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwakehidupan
yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak
terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam
rangka mengejar kehidupan akhirat, dan kehidupan akhirat dicapai dengan
dunia. Kita membaca hadis Nabi yang di riwayatkan oleh Ibn Mubarak
yang artinya: “bukanlah termasuk orang yang baik di antara kamui adalah
orang yang meninggalkan dunia karena mengejar kehidupan akhirat, dan
orang yang meninggalkan akhirat karena mengejar kehidupan dunia.
Orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang,
karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat
dikorbankan untuk urusan dunia.67
Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak
langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan
yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus
terlibat dalam mengatur kehidupan Dunia. Dalam teologi Islam, bahwa
alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan
adalah sesuatu yang diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan. Alam raya ini
adalah sesuatu yang diciptakan Allah SWT untuk dimanfaatkan manusia,
dan bukan untuk sekali-kali untuk dijadikan objek penyembahan
sebagaimana dijumpai pada masyarakat primitif. Alam raya dengan segala
keindahannya adalah Ciptaan Allah SWT.68
Untuk itu ketika kita menyaksikan keindahan dan kekaguman itu,
kita dianjurkan untuk mengucapkan subhanallah = Maha Suci Allah yang
telah mencipkan semua itu. Dengan cara itu selain keimanan kita semakin
bertambah mantap, dan juga akan merasakan manfaat atas segala Ciptaan
Allah itu. Dari keadaan demikian, maka kita akan memanfaatkan
kehidupan dunia ini untuk beribadah kepada Allah SWT.69
Sedangkan dalam ajaran fiqh, menurut pandangan islam tentang
kehidupan dibidang ekonomi itu dicerminkan menjelaskan bagaimana
67 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003), hal. 90 68Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam ..., Ibid, hal. 91 69Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid,hal. 91
menjalankan sesuatu usaha ataupun ajaran islam mengenai kehidupan
demikian, secara tidak lansung menolak dunia dengan urusan agama.
Agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia70. Sebagai contoh
Allah SWT menurunkan ayat tentang larangan berbuat curang dalam
perdagangan, Firman Allah SWT (QS. Al-Muthafifin : 1-4) yang
berbunyi:
فين ) ويل ( ٢(الذين إذا اكتالوا على الناس يست وفون )١للمطف
عوثون )٣وإذا كالوهم أو وزنوهم يسرون ) م مب ( ٤(ألا يظن أولئك أنArtinya: ( 1). Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
(2). (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran
dari orang lain mereka minta dipnuhi. (3). Dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi. (4). Tidaklah orang-orang itu
menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan
dibangkitkan.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan yaitu, orang-orang yang
curang di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan
menimbang, maka celaka besarlah orang-orang yang curang. Dari
ayat ini tergambar jelas bahwa Islam memperhatikan kehidupan
manusia dalam bidang ekonomi. Karena ekonomi dan
perkembanganyatidak bisa terlepaskan dari kehidupan manusia,
maka dari itu Islam juga mengaturnya demi terciptanya
kesejahteraan manusia di dunia dan selamat di akhirat kelak.71
70 www. Academia. edu, yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada
jam, 09.00..., Op.Cit, hal. 3 71Ibid ...,hal. 3
3. Bidang Kesehatan
Ciri khas ajaran Islam selanjutnya dapat kita lihat dalam konsepnya
mengenai kesehatan. Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada
prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada penyembuhan. Dalam
bahasa Arab prinsip ini yang berbunyi: “ al-wiqayah khair min al-‘ilaj”.
Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan semakin banyak
petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada dasarnya mengarah
pada upaya pencegahan.72
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, maka Islam
menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan lahir dan batin
dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar,
badan pakain, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Dalam bidang ini
Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Baqarah (2) : 222) yang berbunyi:
رين ) ب المتطه وابين وي ب الت ( ٢٢٢إن الل يArtinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri”.(QS. Al-Baqarah: 222)
Bertaubat sebagaimana dikemukakan pada ayat di atas akan
menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah
72 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003) ..., Op.Cit, hal 81
menghasilkan kesehatan fisik. 73 Dan selanjutnya Allah SWT juga
berfirman dalam (QS. Al- Mudatsir (74) : 4-5) yang berbunyi:
ر )وثيابك ف (٥(والرجز فاهجر )٤طهArtinya: (4). Dan pakaianmu bersihkanlah, (5). Dan perbuatan
dosa tinggalkanlah. (QS. Al-Mudatsir: 4-5)
Dari ayat diatas di petik yaitu, kita sebagai umat Islam pandailah
dalam membersihkan pakaian kita sendiri, dan tinggalkanlah perbuatan
dosa yang dapat menjerumuskan kita pada hal-hal maksiat yang di benci
Allah SWT.
4. Bidang Politik
Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya
dalam bidang politik. Allah berfirman dalam (QS. An-Nisa (4) : 156) yang
berbunyi:
( ١٥٦وبكفرهم وق ولم على مريم بتان عظيما )Artinya: “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan
tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan
besar (zina)”.(QS. An-Nisa: 156)
Perintah untuk mentaati ulil amri yang artinya penguasa di bidang
politik, pemerintah dan negara. Allah SWT berfirman dalam (QS. An-Nisa
(4) : 59)74 yang berbunyi:
73Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 92 74 Ibid.
ي أي ها الذين آمنوا أطيعوا الل وأطيعوا الرسول وأول الأمر منكم فإن تم ت ؤمنون بالل والي وم ت نازعتم في شي ء ف ردوه إلى الل والرسول إن كن
( ٥٩الآخر ذلك خير وأحسن تويلا )
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. ( An-Nisa:
59)
Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap
pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang
didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut
berpegang teguh pada tuntutan Allah SWT dan Rasul-Nya maka wajib di
taati. Maka sebaliknya jika pemimpin tersebut bertentangan dengan
kehendak Allah dan Rasulnya, maka boleh di kritik atau diberi saran agar
kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika
cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pemimpin tersebut, maka boleh
saja tidak untuk tidak dipatuhi.75
Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan pemerintahan.
Dalam sejarah kita mengenal berbagai bentuk pemerintahan seperti
republik yang di pimpin Presiden, Kerajaan yang dipimpin Raja, dan
sebagainya. Oleh karena itu setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk
negaranya masing-masing sesuai seleranya. Namun yang terpenting
75Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003) ..., Op.Cit., hal 92
bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk
menegakkan keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kedamaian,
dan ketentraman masyarakat.
Manusia adalah makhluk yang diangkat sebagai khalifah Allah
(QS. (6) : 165). Khalifah yang berarti pengganti, penguasa, pengelola.
Dengan demikian manusia tidak boleh mengabaikan keserasian dan
keharmonisan hidupnya yang berdampingan dengan alam semesta sebagai
ekosistem (QS. (45) : 13). Oleh karena itu manusia benar-benar Khalifah
Allah yaitu, manusia yang berperangai baik, yang harus dan mempunyai
kondisi baik.76
Adapun tugas pokok manusia sebagai khalifah adalah untuk
mewujudkan kemakmuran (QS. (11) : 61) , dan untuk mewujudkan
kebahagiaan (QS. (5) : 16) dalam kehidupan dibumi ciptaan tuhannya.
Untuk itu dengan konsep seperti ini diharapkan keseimbangan dan
keharmonis hidup akan tercipta, dan terpelihara dengan baik.77
5. Bidang Agama
Melalui karyanya yang berjudul Islam Doktrin dan peradaban,
Nurcholis Madjid banyak berbicara tentang karakteristik ajaran Islam
dalam bidang Agama. Menurutnya, bahwa dalam bidang agama, Islam
mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah
76 www. Academia. edu, Karakteristik Dan Prinsip-Prinsip Ajaran
Islam,yang di akses pada tanggal, sabtu 19 juli 2019, pada jam, 09.00..., Op.Cit,
hal. 6 77Ibid..., hal. 7
aturan Tuhan (sunnah Allah) yang tidak akan berubah sehingga juga tidak
mungkinlah dilawan atau diingkari. Islam adalah agama yang Kitab
sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan
peganisme dan syirik, untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing
dengan penuh kesungguhan.78
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang Agama tersebut disamping
mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui
adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan
hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak pada keselamatan. Ini
selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi
dalam beragama.79
Menurut M.Qurais Shihab yaitui bahwa dengan menggali ajaran-
ajaran agama,meninggalkan fanatisme buta, berpijak pada kenyataan, jalan
akan dapat dirumuskan. Bukankah agam-agama monotheisme dengan
ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa pada hakikatnya menganut paham
universalisme. Tuhan yang Maha Esa itulah yang menciptakan seluruh
manusia.80
Pandangan ini merupakan modal besar, disamping itu, diyakini
secara penuh oleh setiap penganut agama bahwa Tuhan yang merupakan
sumber ajaran agama, tidak membutuhkan pengabdian manusia. Ketaatan
78Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003) ..., Op.Cit. hal.80 79Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 81 80Ibid
dan kedurhakaan manusia tidak menambah atau mengurangi kesempurnaa-
Nya.81
Dengan demikian karakteristik agama Islam dalam visi
keagamaannya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling
menghargai, karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur
kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.82
6. Bidang Ibadah
Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melaui
konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah yaitu bakti
manusia Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah
tauhid.Majelis Tarjih Muhammadiyahmendefinisikan ibadah yaitu sebagai
upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-
Nya.
Ibadah ada dua yaitu, ibadah umum dan ibadah khusus. Yang
umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah. Sedangkan ibadah
khusus yaitu apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya,
tingkat dan cara-caranya yang tertentu. Ibadah yang dibahas dalam bidan
ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua, yaitu ibadah khusus. Dalam
yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak
81Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid. hal. 81
82Ibid
boleh kreatifitas, sebab yang mengcreate atau yang membentuk suatu
ibadah dalam Islam dinilai sebagai bida’ah yang dikutuk Nabi sebagai
kesatuan.83
Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, menaati,
melaksanakan dan menjalankanya dengan penuh ketundukan kepada
Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan rasa terima kasih kepada-Nya.
Dengan demikian, visi Islam tentang Ibadah adalah merupakan sifat, jiwa,
dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan
manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah
kepada-Nya.84
7. Bidang Akidah
Ajaran Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh Mualana
Muhammad Ali, dapat doibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau
yang lazim disebut dengan rukun iman, dan bagian praktek yang
mencakup segala yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yaitu amalan-
amalan yang harus dijadikan pedoman hidup.85
Karakteristik Islam yang dapat diketahui melalui bidang akidah ini
adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun
prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah
hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada
83 www. Kompasiana.com,Karakteristik Ajaran Islam oleh Ali Hanafia, di akses
pada tanggal 16 juli 2019, jam 08.00 WIB. 84ibid 85Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Op. Cit..., hal. 83
yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi
kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah SWT. 86
Sedangkan akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati
tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah; ucapan dengan lisan
dalam bentuk dua kalimat syahadat yaitu menyatakan tidak ada Tuhan
selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya perbuatan
dengan amal saleh. 87
Selanjutnya akidah al-Qardawam Islam harus berpengaruh ke
dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai
aktivitas tersebut bernilai ibadah. Dalam hubungan ini Yusuf al-Qardawi
mengatakan bahwa iman adalah kepercayan yang meresap ke dalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi
pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.88
Dengan demikian akidah Islam bukan seker keyakinan dalam hati,
melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam
bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal
saleh.89
86Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid., hal. 84
87Ibid 88Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 85 89Ibid
8. Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap
terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi Islam
terbuka dan akomodatif, tetapi juga selektif. Yakni dari satu segi Islam itu
terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar,
tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif , yaitu tidak begitu saja
menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayan, melainkan ilmu dan
kebudayaan yang sejalan dengan Islam.90
Karakteristik Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayan
tersebut dapat pula dilihat dari lima ayat pertama terdapat dalam QS. Al-
Alaq ayat 1-5:
(اق رأ وربك ٢(خلق الإنسان من علق )١اق رأ باسم ربك الذي خلق ) (٥) (علم الإنسان ما ل ي علم ٤(الذي علم بالقلم )٣الأكرم )
Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan.
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.91
Dari lima ayat pertama surat al-Alaq yang diturunkan tuhan kepada
Nabi Muhammad SAW. Islam demikian kuat mendorong manusia agar
memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk
90Ibid 91Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 87
berfikir, merenung, dan sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga
Islam memandang bahwa orang menuntut Ilmu sama nilainya dengan
Jihad di jalan Allah SWT. Islam menempuh cara demikian, karena dengan
Ilmu pengetahuan tersebut seseorang dapat meningkatkan kualitas dirinya
untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.92
9. Bidang Pendidikan
Sejalan dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan diatas, Islam
juga memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan. Islam
memandang bahwa pendidikan (education for all) adalah hak setiap laki-
laki dan perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life
education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas
dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya.
93.
Semua yang berkaitan dengan dengan pendidikan ini dapat
dipahami dari kandungan surat al-Alaq ayat 1-5 diatas pada bidang Ilmu
dan kebudayaan sebagimana disebutkan pada pembahasan diatas 94 . Di
dalam Al-Quran dapat dijumpai bebagai metode pendidikan, seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi, penugasan, teladan,
pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain sebagainya.
Berbagai metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang
92Ibid 93Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 87 94 www. Kompasiana.com,Karakteristik Ajaran Islam oleh Ali Hanafia, di akses
pada tanggal 16 juli 2019, jam 08.00 WIB.
diajarkan, dan dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak
membosankan anak didik95.
10. Bidang Pekerjaan
Karakteristik ajaran Islam lebih lanjut dapat dilihat dari ajarannya
mengenai kerka. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada
Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah
kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah swt, dan kerja
yang bermanfaat bagi orang lain. Untukitu Islam tidak menekankan pada
banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja. Terdapat dalam
QS. Al-Mulk (67) : 2) yang berbunyi:
لوكم أيكم أحسن عملا وهو العزيز الغفور ) (٢الذي خلق الموت والياة لي ب Artinya: “ yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan
Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.(QS. Al-
Mulk: 2)
Menurut penjelasan ayat diatas yaitu siapakah yang paling baik
amalnya, dan bukan yang paling banyak amalnya. Selain itu amal tersebut
juga harus bermanfaat bagi orang lain. Nabi Muhammad SAW
mengingatkan kepada ummatnya bahwa orang yang paling baik adalah
orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.96
Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, maka Islam
memandang kerja yang dilakukan adalah kerja yang profesional, yaitu
95Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 88
96Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam..., Ibid.., hal. 93
kerja yang didukung ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman,
kesungguhan dan lain sebagainya.97
7. Tujuan dari Ajaran Islam
Istilah tujuan secara etimologi yaitu arah, maksud, atau halauan.
Sedangkan dalam bahsa Arab tujuan disebut dengan “Maqasit”.
Sementara dalam bahsa inggris disebut goal, purpose, objektives atau aim.
Secara istilah tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah
sebuah usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Karena itu, pendidikan
yang merupakan suatu usaha yang berproses mempunyai tujuan tertentu
yang hendak dicapai sebagai indikasi berhasilnya pendidikan tersebut.98
Sedangkan Yasin berpendapat bahwa fungsi tujuan pendidikan
mencakup tiga aspek yang semuanya masih bersifat normatif: pertama,
memberikan arah bagi proses pendidikan.Kedua, memberika motivasi dan
aktivitas pendidika, karena pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan
nilai-nilai yang ingin dicapai dan diinternalisasi pada anak didik. Ketiga,
tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi
pendidikan.99
Tujuan ajaran islam diberikan Allah kepada manusia adalah untuk
mencapai keselamatan semenjak lahir hingga ajal menjemput, bahkan
97Ibid. 98 Journal. Radenintan. Ac.id, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Nilai-
nilai Sosial, diakses hari rabu 24 juli 209, jam 09.00 WIB. 99 ibid
hingga bertemu dengan Dzat yang Maha Merajai Hari Pembalasan,yaitu
Allah SWT.
Ajaran Islam menjamin keselamatan hidup manusia apabila
manusia berpegang teguh kepada ajaran Allah SWT tersebut dan
berpegang teguhlah pada perjanjian dengan manusia, sebaimana terdapat
dalam Firman Allah dalam (QS. Al- Imran (3): 112), yang berbunyi:
لة أين ما ثقفوا إلا ببل من الل وحبل من الناس ضربت عليهم الذم كانوا وباءوا بغضب من الل وضربت عليهم المسكنة ذل ك بن
يكفرون بيت الل وي قت لون الأنبياء بغير حق ذلك با عصوا وكانوا (١١٢ي عتدون )
Artinya: “ mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali
(agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan
dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang
demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang
benar. yang demikian itu disebabkan mereka
durhaka dan melampaui batas”.(QS. Al-Imran: 112)
Berpegang teguhlah pada ajaran Allah yang merupakan aqidah.
Berpegang tegulah pada perjanjian dengan manusia adalah perwujudhan
akhlah. Dan aktivitas memegang teguh ajaran Allah dan perjanjian dengan
manusia merupan penerapan syari’ah. Dengan kata lain, perbuatan
(syari’ah) yang didasari oleh kelurusan aqidah dan dampaknya adalah
akhlak (kemanfaatannyzdirasakan oleh manusia lain). Contohnya adalah
shalat. Perbuatan shalat (syari’ah) akan bermakna apabila didasari
motivasi semata-mata karena Allah (aqidah) dan berdampak positif bagi
perilaku orang yang melaksanakan shalat untuk digunakan dalam
kehidupan bermasyarakat dengan orang lain (akhlak).100
Hubungan antara aqidah, syari’ah dan akhlak bila dianalogikan
adalah seperti uang logam. Syari’ah adalah uang logam itu sendiri yang
memiliki dua sisi penunjang yaitu aqidah dan syari’ah. Uang logam tidak
akan berguna tanpa kedua sisinya, begitupun dengan perbuatan manusia.
Segala perbuatan (syari’ah) akan bermakna apabila dibarengi dengan
tujuan yang jelas (aqidah) dan berdampak posditif bagi manusia lain
(akhlak).101
Islam diajarkan dan dipelajari sejak penderitaan hidup di dunia
maupun di di akhirat. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, untuk
itu semua manusia pasti akan hidup damai dan sejahtera, karena islam
mengajarkan norma-norma hidup dan perilaku kehidupan yang baik dan
jauh dari penderitaan dan kemaksiatan itu yang akan membawa kita pada
penyiksaan di hari akhir nanti. Dengan adanya pemahaman Islam, manusia
akan lebih bisa mendekatkan diri dari sang pencipta dan akan terhindar
dari segala siksaan dan dosa.102
Kerangka dasar ajaran Islam adalah gambaran asli, garis besar, rute
perjalanan atau bagian pokok dari pesan ketuhanan yang disampaikan
Nabi Muhammad SAW kepada manusia.
100 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran
Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB 101Ibid. 102 Journal. Radenintan. Ac.id, Konsep Tujuan Pendidikan Islam Perspektif
Nilai-nilai Sosial, diakses hari rabu 24 juli 209, jam 09.00 WIB.
8. Ruang Lingkup Ajaran Islam
Ruang lingkup ajaran Islam terdapat tiga pegangan, yaitu: Akidah,
Syari’ah, dan Akhlak.
Akidah adalah secara bahasa yaitu menghimpun atau
mempertemukan dua buah ujung atau sudut/ mengikat. Secara istilah
aqidah adalah keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan
menjadi landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan dan peganagn
hidupnya. Istilah ini diidentik dengan iman yang berarti kepercayaan atau
keyakinan.103
Syariah adalah sistem hukum yang didasari Al-Quran, As-Sunnah,
atau Ijtihad. Seorang pemeluk Agama Islam berkewajiban menjalankan
ketentuan ini i’ah berarti sebagai kensekuensi dari ke-Islamannya.
Menjalankan syari’ah berarti melaksanakan ibadah. Dalam hal ini tidak
hanya yang bersifat ritual, seperti yang termasuk dalam Rukun Islam, yaitu
membaca dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa, dan naik haji bagi
yang mampu. Akan tetapi juga meliputi seluruh aktifitas (perkataan
maupun perbuatan) yang dilandasi keimanan terhadap Allah SWT.104
Akhlak, akhlak adalah secara bahasa yaitu kekuatan jiwa dan
perangai yang dapat diperoleh melalui pengasahan mata bathin. Secara
istilah akhlak adalah tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja,
103 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran
Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB 104Ibid.
tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan. Sedangkan menurut
Nazaruddin Razak, mangatakan akhlak dengan makna akhlak Islam, yaitu
suatau sikap mental dan tingkah laku perbuatan yang luhur, yang
mempunyai hubungan Zat Yang Maha Kuasa dan juaga merupakan
produk dari keyakinan atas kekuasaan dn keesaan Tuhan, yakni produk
dari jiwa tauhid. Untuk itu bahwa akhlak adalah hasil kreasi manusia yang
sudah dibiasakan dan bukan datang dengan spontan begitu saja, sebab ini
ada kaitannya denagn al-khalq yang berarti mencipta. Maka akhlak adalah
sifat, karakter dan perilaku manusia yang sudah dibiasakan.105 Menurut
Mahmud Syaltout ia membagi pokok ajaran Islam menjadi dua, yaitu
Akidah (kepercayaan) dan Syari’ah (kewajiban beragama sebagai
konsekuensi percaya).
Namun demikian, ada ulama lain yang membagi pokok ajaran
Islam menjadi tiga, yaitu: Iman (akidah), Islam (syari;ah), ihsan (akhlak).
Pengklasifikasian pokok ajaran Islam ini didasarkan pada sebuah hadist
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yaitu:
“pada suatu hari ketika Nabi SAW bersama kaum muslimin,
datang seorang pria menghampiri Nabi SAW dan bertanya, “wahai
Rasulullah, apa yang dimaksud dengan iman? ‘ Nabi menjawab, ‘kamu
percaya pada Allah, para malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah
SWT, hari pertemuan dengan Allah, para rasul yang diutus Allah, dan
terjadilah peristiwa kebangkitan manusia dri alam kubur untuk diminta
105Ibid
pertanggungjawaban perbuatanya oleh Allah, Pria itu brtanya lagi,
‘Wahai Rasulullah apa yang dimaksud dengan Islam? ‘ Nabi menjawab,
‘kamu melakukan ibadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya,
mendirikan shalat fardhu, mengeluarkan harta zakat, dan berpuasa di
bulan Ramadhan’, dan Pria itu kembali bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa
yang dimaksud denganihsan? Nabi menjawab, ‘kamu beribadah kepada
Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Apabila kamu tidak mampu
melihatnya, yakinlah bahwa Allah melihat perbuatan ibadahmu’’.
Untuk itu dari hadis diatas dapat kita simpulkan yang menjadi
pokok ajaran Islam, yaitu:
a. Akidah, yang berisi kepercayan pada hal ghaib.
b. Syari’ah, yang berisi perbuatan sebagai konsekuensi dari
kepercayaan.
c. Akhlak, yang berisi dorongan hati untuk berbuat sebaik-
baiknya meskipun tanpa pengawasan pihak lain, karena
percaya kepada Allah Maha Melihat dan Maha
Mengetahui.106
seperti telah disinggung di atas terdiri dari: Akidah, Syariah, dan
Akhlak. Pada komponen syariah dan akhlak ruang lingkupnya jelas
mengenai ibadah, muamalah dan sikap terhadap khalik (Allah) serta
106 http: //ainulbio. Wordpress.com, Pengertian, Tujuan, dan Sumber Ajaran
Islam, dan serta Ruang Lingkupnya, diakses pada hari rabu, 17 Juli 2019, jam 10.00 WIB
makhluk. Pada komponen akidah, ruang lingkup itu akan tampak pula jika
dihubungkan dengan Iman kepada Allah dan para Nabi serta Rasul-Nya.107
B. Konsep Dasar Negara
Secara teoritis konsep negara sebenarnya sudah diperbincangkan
semenjak zaman Yunani Kuno. Hal ini setidaknya tercermin dari
pemikiran politik Plato dan Aristoteles tentang Negara. Kedua ilmuan
Yunani Kuno ini memandang tentang perlunya negara mempunyai
kekuasaan yang dominan. Dominasi kekuasaan negara ini tidak lain
dimaksudkan untuk mencegah setiap kepentingan individu yang akan
bertindak liar. Akan tetapi keselarasan ini bukan berarti harus
menyamakan kepentingan negara atau masyarakat denagn kepentingan
individu. Melainkan kepentingan individu harus menyesuaikan diri dengan
kepentingan negara atau masyarakat.
1. Pengertian Negara
Istilah negara merupakan terrjemahan dari beberapa kata asing
yaitu: state( Inggris), staat(Belanda dan Jerman), atau etat ( Perancis ).
Secara terminologi, negara ialah sebagai organisasi tertinggi di antara satu
kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. 108
2. Unsur-unsur negara
107 Ali Mohammad Daud, Hukum Islam: Pengan tar Ilmu Hukum dan tata
Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 32-33 108 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi, (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 135
Unsur-unsur adalah bagian-bagian untuk membentuk sesuatau
sehingga apabila salah satu bagian tidak terpenuhi maka sesuatu tidak
terpenuhi syarat, untuk negara maka unsurnya adalah pemerintahan,
pendusuk, wilayah, dan pengakuan. Akan tetapi keberadaan konstitusi
walaupun penting, Negara sebesar Kerajaan Inggris malahan tidak
memilikinya kecuali konvensi (kebiasaan) dan undang-undang biasa di
bawahnya. Negara itu sendiri adalah objek materia ilmu politik.109
Suatu negara memiliki tiga unsur penting, yaitu rakyat, wilayah,
dan pemerintah. Menurut Mahfud M.D ketiga unsur tersebut disebut
sebagai unsur konstitusi. Untuk itu ketiga unsur di atas perlu ditunjang
dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan dunia
internasional yang oleh Mahfuz disebut dengan unsur deklaratif.
Untuk lebih jelas memahami Unsur-unsur pokok dalam negarainki,
berikut akan dijelaskan masing-masing unsur tersebut, yaitu:
a. Rakyat dalam pengertian keneradaan suatu negara adalah
sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan
dan bersa,ma-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Tidak
bisa dibayangkan jika ada suatu negara tanpa rakayat Hal ini
mengingat rakyat atau warga negara adalah substratum
personel dari negara.110
109 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka
Cipta,2009), hal. 29 110 ibid
b. Wilayah adalah unsur negara yang harus terpenuhi karena
tidaka mungkin ada negara tanapa ada batas-batas teritorial
yang jelas. Secara umum, wilayah dalam sebuah negara
biasanya mencakup daratan, perairan (samudra, laut, sungai
dan udara). Dalam konsep negara modern masing-masing batas
wilayah tersebut diatur dalam perjanjian dan perundang-
undangan \internasional.
c. Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yangbnertigas
memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama
didirikannya sebuah negara. Pemerintah, melalui aparat dan
alat-alat negara, yang menetapkan hiukum, melaksanakan
ketertiban dan keamanan, mengadakan perdamaian dan lain-
lain dalam rangka mewujudkan kepentingan wrga negaranya
yang beragam. Untuk mewujudkan cita-cita bersama tersebut
dijumpai bentuk-bentuk negara dan pemerintahan. Pada
umumnya, nama sebuah negara identik dengan model
pemerintahan yang dijalankannya, misalnya, negara demokrasi
dengan pemerintahan sistem parlementer atau presidensial.
Ketiga unsur itu dilenhgkapai denagan unsur negara lainnya
yaitu, konstitusi.
d. Pengakuan negara lain yaitu bersifat menerangkan tentang
adanya negara. Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan
konstitutif, sehingga tidak bersifat mutlak. Suatu negara
111mempunyai dua pengakuan, yakni pengakuan de facto dan
pengakuan de jure. Pengakuan de facto ialah pengakuan atas
fakta adanya negara. Pengakuan ini di dasarkan adanya fakta
bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur
utama negara (wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat).
112 Adapun pengakuan de jure, merupakan pengakuan akan
sahnya suatu negara atas dasar pertimbangsan yuridis menurut
hukum. Dengan memperoleh pengakuan de jure, maka suatu
negara mendapat hak-haknya di samping kewajiban sebagai
anggota keluarga bangsa sedunia. Untuk itu hak dan kewajiban
yang dimaksud adalah hak dan kewajiban untuk bertindak dan
diberlakukan sebagai suatu negara yang berdaulat penuh di
antara negara-negara lain.113
3. Tujuan Negara
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-
orang yang yang mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang
disepakati bersama. Tujuan dari negara ada beberapa macam, yaitu:
a. Bertujuan untuk memperluas kekuasaan.
b. Bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum.
111A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi ..., Op. Cit., hal. 136
113Ibid
c. Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.114
Dalam tradisi Barat, pemikiran tentang terbentuknya sebuah
negara memiliki tujuan tertentu sesuai model negara tersebut. Dalam
konsep dan ajaran Plato, tujuan adanya negara adalah untuk
memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu) dan
sebagai makhluk sosial. Berbeda dengan Plat, menurut ajaran dan
konsep teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, tujuan negara adalah
untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan tentram dengan
taat kepada dan di bawah pimpinan Tuhan. Pemimpin nmegar
menjalankan kekuasaanya hganay berdasarkan kekuasaan Tuhan yang
diberikan kepadanya. 115
Sedangkan dalam Islam yang dikemukakan oleh Ibnu Arabi,
tujuan negara adalah agar manusia biasa menjalankan kehidupan
dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak
asing. Paradigma ini dasarkan pada konsep sosiohistoris bahwa
manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan watak dan kecenderungan
berkumpul dan bermasyarakat, yang membawa konsekuensi antara
individu-individu satu sama lain saling membutuhkan bantuan.
Menurut Ibnu Khaldun, tujuan negara adalah untuk mengusahakan
kemaslahatan agama dan dunia yang bermuara pada kepada
kepentingan akhirat. 116
114 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 136 115Ibid 116Ibid..., hal. 136
Sedangkan dalam kontek negara Indonesia, tujuan negara
adalah untuk memajukan kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan dan Penjelasan UUD Negara
Republik Indonesia 1945. Untuk itu, dapat dikatakan bagwa Indonesia
merupakan suatu negara yang bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan publik, membentuk suatu masyarakat adil dan
makmur.117
4. Kolerasi Islam dan Negara
Hubungan Islam dan Negara antara keduanya telah berlangsung
lama sekalipun di negara-negara demokrasi mapan. Wacana ini
mendiskusikan bagaimana posisi agama dalam konteks negara modern
(nation state). Dalam kasus Islam hubungan anatara agama dan negara
dalam ko teks dunia Islam masih menjadi perdebatan yang intensif di
kalanagan para pakar Muslim hingga kini.
Menurut Azyumardi Azra, perdebatan itu terlah berlangsung
sejak hampir satu abad, dan masih berlangsung hingga dewasa ini.
Menurut Azra ketegangan perdebatan tentang hubungan agama dan
negara dalam Islam disulut oleh hubungan yang agak canggung anatar
Islam sebagai agama (din) dan negara (dawlah). Berbagai eksperimen
telah dilakukan untuk menyelaraskan antara din dan dawlah dengan
117Ibid.
konsep dan kultur politik masyarakat muslim. Saeperti halnya
percobaan demokrasi di sejumlah negara di dunia, penyelarasan din
dan dawlah di banyak negara negara-negara Muslim telah berkembang
secara beragam. Perkembangan wacana demokrasi di kalangan negara-
negara Muslim dewasa ini semakin menambah maraknya perdebatan
Islam dan negara.
Menurut Abdul Aziz, hingga pertengahan abad ke-19, hampir
tak di jumpai dikalangan pemikir Muslim yang melakukan kajian kritis
terhadap bentuk negara dalam Islam yanhg dikenal denga n sebutan
kekhalifahan dan kesultanan, yang telah mapan selama berabad-abad
sejarah peradaban Islam. Model pemerintahan kekhalifan atau
kesultanan yang diperintah oleh seorang raja dangan mandat absolut
telah berlangsung di kawasan Muslim Timur Tengah maupun dunia
Melayu yang meliputi kawasan Asia Tenggara.
Perdebatan Islam dan negara berangkat dari keyakinan di
kalangan umat Islam bahwa Islam adalah sebuah agama yang lengkap
dan menyeluruh (kaffah). Artinya Islam sebagai sebuah sistem
kehidupan yang menyeluruh (syumuli), yang menghatur semua
kehidupan manusia, tidak saja mengandung dimensi hubungan antara
seorang hamba dengan Allah atau aspek ritual (‘ibadah), tetapi juga
mengandung ajaran tentang hubungan antara sesama manusia. Unsur
terakhir ini termasuk di dalamnya hal-hal terkait dengan politik dan
ketetanegaraan.
Dari pandangan Islam sebagai agama yang komprehensif ini
pada dasarnya dalam Islam tidak dijumpai konsep pemisahan antara
agama (din) dan politik (dawlah). Untuk itu argumaentasi ini sering
dikaitkan dengan posisi Nabi Muhammad di Madinah. Di kota hijrah
ini, Nabi Muhammad berperan ganda, sebagai seorang pemimpin
agama sekaligus sebagai kepala negara yang memimpin sebuah sistem
pemerintahan awal Islam yang oleh kebanyakan pakar, dinilai sangat
modern di masanya.
Posisi ganda Nabi Muhammad di kota Madinah disikapi
beragam oleh kalangan ahli. Secara garis besar perbedaan pandangan
ini bermuara pada apakah Islam identik dengan negra atau sebaliknya
Islam tidak meninggalkan konsep yang tergas tentang bentuk negara,
mengingat sepeninggal Nabi Muhammad tak seorang pun dari sahabat-
sahabatnya dapat menggantikan peran ganda Nabi Muhammad,
sebagai pemimpin dunia yang sekular dan sebagai si penerima wahyu
Allah yang sakral sekaligus.
Menyikapi realitas perdebatan tersebut, Ibnu Taimiyah
mengatakan bahwa posisi Nabi saat itu adalah sebagai Rasul yang
bertugas menyampaikan ajaran (al-kitab) bukan sebagai penguasa .
menurut Ibnu Taimiyah, kalaupun ada pemerintahan, ituhanyalah
sebuah alat untuk menyampaikan agama dan kekuasaan bukanlah
agama itu sendiri. Dengan kata lain, politik atau negara dalam Islam
hanyalah sebagai alat bagi agama, bukan eksistensi dari agama Islam.
Pendapat Ibnu Taimiyah bersumber pada ayat Al-Qur’an
(QS. Al-Hadid 57: 25)
لقد أرسلنا رسلنا بالبينات وأن زلنا معهم الكتاب والميزان لي قوم الناس نا الديد فيه بس شديد ومنافع للناس ولي علم الل من ي نصره بالقسط وأن زل
(٢٥ورسله بالغيب إن الل قوي عزيز )
Artinya: “ Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami yang
disertai kerterangan-keterangan , dan kami turunkan bersama mereka
Kitab dan timbangan, agar manusia berlaku adil, dan kami turunkan
besi, padanya ada kekuatan yang hebat dan manfaat-manfaat bagu
manusia, dan agara Allah mengetahui siapa yangh menolong- Nya
dan (menolong) Rasul-Nya yang gaib (dari padanya).
Bersandarkan pada ayat diatas, Ibnu Taimiyah menyimpulkan bahwa
agama yang benar wajib memiliki buku petunjuk dan “pedang”
penolong. Hal ini dimaksudkan bahwa kekuasaan politik yang
disimbolkan dengan pedang menjadi sesuatu yang mutlak bagi agama,
tetapi kekuasaan itu bukanlah agama itu sendiri. Menurut pandangan
sejumlah kalangan modernis Mesir, anatar lain Ali Abdul Raziq dan
Mohammad Husein Haikal. Menurut Haikal, prinsip-prinsip dasar
kehiodupan kemasyarakatan yang diberiklan oleh Al-Qur’an dan As-
Sunnah tidak ada yang langsung berkaitan dengan ketatanegaraan. Ia
mengatakan bahwa dalam Islam tidak terdapat suatu sistem
pemerintahan yang baku. Umat Islam bebas menganut sistem
pemerintahan apa pun asalkan sistem tersebut menjamin persamaan
antara para warga negaranya, baik hak maupun kewajiban dan
persamaan di hadapan huiklum, dan pelaksanaan urusan negara
diselenggarakan atas dasar musyawarah (syura) dengan berpegang
kepada tata nilai moral dan etika yang diajarkan Islam.118
Untuk itu Hubungan Islam dan negara modern secara teoretis
dapat diklasifikasikan kedalam tiga pandangan, yaitu Integralistik,
simbiotik, dan sekuleristik.
1. Paradigma Integralistik
Paragdima ini menganut paham dan konsep agama dan negara
merupakan suatu kesatuan yang tidak b isa dipisahkan. Keduanya
merupakan dua lembaga yang menyatu (integrated). Paham ini juga
memberikan penegasan bahwa negara merupakan suatau lembaga
politik dan sekaligus lembaga agama. Untuk itu konsep ini
menegaskan kembali bahwa Islam tidak mengenal pemisahan antara
agama (din) dan politik atau negara (dawlah). 119
Dalam pergulatan Islam dan negara modern, pola hubungan
intyegratif ini kemudian melahirkan konsep tentang agama-negara,
yang berarti bahwa kehidupan kenegaraan diatur dengan menggunakan
hukum dan prinsip agama. Dari sinilah kemudian paradigma
integralistik identik dengan paham Islam ad-Din wa dawlah (Islam
sebagai agama dan negara), yang sumber hukum positifnya adalah
hukum Islam (syariat Islam). Paradigma integralistik ini dianut oleh
118 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi ..., Op. Cit., hal. 150 119 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi..., Ibid., hal. 150
negara Kerajaan Saudi Arabia dan penganut paham Syi’ah di Iran.
Kelompok pecinta Ali r.a. ini menggunakan istilah Imamah
sebagaiman dimaksud dengan istilah dawlah yang banyak dirujuk
kalangan Sunni.120
2. Paradigma Simbiotik
Menurut paradigma simbiotik, hubungan agama dan negara
berada pada posisi saling membutuhkan dan bersifat timbal balik (
simbiosis mutualita). Dalam pandangan ini, agama membutuhkan
negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan mengembangkan
agama. Begitu juga sebaliknya, negara juga memerlukan agama
sebagai sumber moral, etika, dan spiritualitas.121
Paradigma simbiotik tampaknya bersesuaian dengan pandangan
Ibnu Taimiyah tentang negara sebagai alat agama di atas. Dalam
kerangka ini, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa adanya kekuasaan
yang mengatur kehidupan manusia merupakan kewajiban agama yang
paling besar. Karena tanpa kekuasaan negara, maka agama tidak bisa
berdiri tegak. Pendapat Ibnu Taimiyah tersebut melegitimasi bahwa
antara agama dan negara merupakn dua entitas yang berbeda, tetapi
saling membutuhkan. Oleh karenanya, konstitusi yang berlaku dalam
paradigma ini tidak saja berasal dari adanya kontrak sosial (social
contract), tetapi bisa diwarnai oleh hukum agama (syari’ah). Dengan
kata lain, agama tidak mendominasi kehidupan berbangsa dan
120Ibid. 121Ibid.
bernegara. Model pemerintahan negara Mesir dan Indonesia dapat
digolongkan kepada paradigma ini.122
3. Paradigma Sekularistik
Paradigma sekularistik beranggapan bahwa ada pemisahan
yang jelas antara agama dan negara. Agama dan negara merupakan dua
bentuk yang berbeda dan satu sama lain memiliki garapan masing-
masing, sehingga keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh satu
sama lain melakukan intervensi. Negara adalah urusan publik,
sedangkan agama merupakan wilayah pribadi masing-masing warga
negara. 123
Berdasarkan pada pemahaman yang dikotonis ini, maka
hukum positif yang berlalah hukum yang berlaku adalah hukum yang
berasal dari kesepakatan manusia melalui social contract yang tidak
trerkait sama sekali dengan hukum agama (syariat). Konsep
sekularistik dapat dilihat menurut pandangan Ali Abdul Raziq yang
menyatakan bahwa dalam sejarah kenabian Rasulullah SAW pun tidak
ditemukan keinginan Nabi Muhammad SAW untuk didirikan negara
Islam. Negara Turki modern dapat digolongkan ke dalam paradigma
ini. Secara konseptual Indonesia memiliki cita-cita mendirikan negra
122 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 151 123 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 151
yang bersandar pada prinsip sekularistik, dengan pengertian pemisahan
antara urusan negara dan agama. 124
Hal ini jelas tergambar pada pernyataan proklamator Indonesia
yaitu Muhammad Hatta dalam salah satu pidatonya tentang hubungan
agama dan negara, seperti dikutip A.B. Kusuma, secara tegas Hatta
menyatakan, “Kita tidak akan mendirikan negara dengan dasar
pemisahan antara “agama” dan “negara”, melainkan kita akan
mendirikan negara modern di atas dasar pemisahan antara urusan
agama dengan urusan negara. Kalau urusan agama juga dipegang
oleh negara, maka agama menjadi perkakas negara, dan dengan itu
hilang sifatnya yang murni”.125
Pernyataan Bung Hatta ini tidak bermaksud merendahkan peran
dan posisi agama (Islam) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
alam modern. Sebaliknya, Bung Hatta yang dikenal luas sebagai sosok
Muslim yang taat, hendak menempatkan posisi agama dalam
mahligainya yang agung sebagai inspirasi moral bangsa, bukan sebagai
alat kekuasaan negara (pemerintah yang tengah berkuasa) sebagi
banyak terjadi di kawasan dunia lain.126
Terkait dengan Islam sebagai agama mayoritas bangsa
Indonesia, Hatta mentatakan “Urusan Negara urusan kita semua.
124Ibid. 125Ibid. 126 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi ..., Ibid., hal. 152
Urusan agama Islam adalah urusan umat dan masyarakat Islam
semata-mata”. Pandangan futruristik proklamator Hatta ini
menemukan momontumnya di Indonesia saat ini. Dalam kenyataan
praktik nasional, fonomena penurunan angka perolehan suara partai
politik berbasis agamma yang mengusung isu-isu bernuansa agama
pada pemilu 2014, menunjukan ketidaksepakatan masyarakat atas
sikap sejumlah partai politik yang menjadikan agama sebagai
komoditas politik. Kenyataan ini bukan sebagai indikator
menurunnya semangat keagamaan masyarakat yang menyadari
bagaimana seharusnya posisi agama dalam sebuah negara Indonesia
modern dengan sistem demokrasinya.127
C. Konsep Fiqh Siyasah
1. Pengertian Fiqh Siyasah
Istilah Fiqh Siyasah terdiri dari dua kata, yakni Fiqh dan Siyasah.
Pengertian Fiqh Siyasah secara bahasa dan Istilah. Kata fiqh secara
bahasa yaitu, tahu, faham, dan mengerti, itu adalah istilah yang dipakai
secara khusus di bidang hukum Islam atau yurisprudensi Islam.
Sedangkan menurut Istilah, Fiqh adalah keterangan tentang
pengertian atau paham dari maksud ucapan sipembicara, atau
pemahaman yang mendalam terhadap maksud-maksud perkataan dan
perbuatan. Adapaun menurut bahasa lain Fiqh adalah pengertian atau
pemahaman dan pengertian terhadap perkataan dan perbuatan
127 A. Ubaidillah, Pendidikan Kewarganegaraan: Pancasila Demokrasi dan
Pencegahan Korupsi ..., Op. Cit., hal. 152
manusia.(lihat al-Fadhl ad-Din. Muhammad bin Mukram bin Manzhur,
Lisan al-Arab, Dar Shadir, Bairut, 1386/1968, hlm. 522; Lois Man’luf,
Al- Munjid fi al- Lughat wa al-A’tam, Dar al-Masyriq, Bairut, 1986.
Hlm. 591, Suyuthi Pulungan. 1995: 22)128
Sedangkan menurut Istilah, Fiqh adalah pengetahuan tentang
hukum-hukum yang sesuai dengan syara’mengenai amal perbuatan
yang diperoleh dari dalil-dalilnya tang tafshili (terperinci, yaitu dalil-
dalil atau hukum-hukum khusus yang diambil dari sumbernya, Al-
Quran dan As-Sunnah). 129Jadifiqh menurut Istilah adalah pengetahuan
tentang hukum-hum yang sesuai dengan syara’ (agama islam)
mengenai amal perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalinya yang
tafshili (terperinci, yaitu dalil-dalil atau hukum-hukum khusus yang
diambil dari summbernya, Al-Quran danm As-Sunnah).
Untuk itu fiqh sering didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum-
hukum Islam partikular dan praktis, yang diistinbath dari dalil-
dalilyang terperinci.Dengan demikian, fiqh merupakan produk
pemikiran dan ijtihad para ulama (fuqaha) yang digali dan dirumuskan
dari pokok-pokok atau dasar-dasar (ushul) syariat, yang bukan
merupakan pokok atau dasar melainkan cabang (furu’) dan ajaran
dasar atau pokok.130
128Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), hal. 13 129Ibid. 130 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan dalam Islam ( Siyasah
Dusturiyah), (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 14
Untuk itu ilmu fiqh terdiri dari dua unsur, yaitu unsur ajaran pokok
dan unsur furu’. Oleh karena itu, ilmu fiqh dapat menerima perubahan
sejalan dengan perkembangan dan kepentingan-kepentingan
(mashalih) masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan
perubahan zaman dan tempat.131
Dengan definisi diatas, Fiqh identik dengan kata “syariah”. Makna
harfiah syari’ah adalah jalan menuju sumber sumber
kehidupan.Syari’at adalah rujukan tindakan umat Islam dalam
beragama yang erat hubungannya dengan masalah akidah, ibadah dan
muamalah. Sedangkan menurut istilah, syariah berarti jalan yang
dilalui air untuk diminum atau tangga tempat naik yang bertingkat-
tingkat. 132
Syari’ah juga diartikan sebagai jalan yang lurus atau thariqatun
mustaqimatun sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Quran. Al-Jatsiyah
ayat 18:
( ١٨مر فاتبعها ولا ت تبع أهواء الذين لا ي علمون )ث جعلناك على شريعة من الأArtinya: “Kemudian kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti
syariah (peraturan) dari (agama) itu, maka ikutilah
(syariat itu) dan jannganlah engkau ikuti keinginan
orang-orang yang tidak mengetahui”. ( Q.S. Al-Jatsiyah:
18).
Manna Al-Qathan dalam Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an
mengatakan bahwa syari’at secara terminologis adalah hukum-hukum
yang berasal atau Produk Allah yang dilimpahkan kerpada para nabi-
131Ibid..., hal. 14 132Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), Op.Cit., hal. 15
Nya, sebagaimana kepadaNabi Muhammad saw. sebagai Rasul
pemungkas untuk didakwahkan kepada umat manusia agar mengikuti
semua tuntutan dan tuntutan yang ada di dalamnya, tuntunan dan
tuntunan untuk manusia berupa hukum-hum Allah yang berkaitan
dengan Tata cara perbuatan manusia yang baik dan benar menurut
aturan Allah.133
Untuk itu dalam Al-Quran, kata Syari’ah senantiasa di hubungkan
dengan Allah. Ulama ushul fiqh memahami konsep syariah sebagai
teks-teks kalamullah yang bersifat syari’ah, yaitu sebagai an-nashush
al- muqaddasahbacaan yang tertuang dalam bacaan Al-Quran dan As-
Sunnah yang sifatnya tetap, tidak mengalami perubahan.
Dalam Al-Quran terdapat kata syari’ah yang setara dengan kata
Ad-din yang artinya agama, sebagaimana trerdapat dalam surat Al-
Maidah ayat 48:
قا لما بين يديه من الكتاب ومهيمنا عليه وأ ن زلنا إليك الكتاب بالق مصدا جاءك من الق لكل جعلنا ولا ت تبع أهواءهم عم ن هم با أن زل الل فاحكم ب ي
لوكم في ما منكم شرعة ومن ة واحدة ولكن لي ب هاجا ولو شاء الل لعلكم أمتم فيه تتلفون يعا ف ي نبئكم با كن آتكم فاستبقوا اليرات إلى الل مرجعكم ج
(٤٨) Atinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan
membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang
lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
133Ibid
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara
kamuKami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-
Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”(QS.
Al-Maidah: 48)
Pada ayat di atas, kata Syariah artinya atauran atau hukum. Oleh
kerena itu, ayat di atas berhubungan (munasabah al-ayat) dengan ayat
sebelumnya, yakni Al-Maidah ayat 45:
نا عليهم فيها أن الن فس بالن فس والعين بالعين والأنف بالأنف والأذن وكت ب ارة له ومن ل ق به ف هو كف ن والروح قصاص فمن تصد ن بالس بالأذن والس
(٤٥ فأولئك هم الظالمون )يكم با أن زل الل Artinya :“ Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At
Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata
dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan
telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya.
Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka
melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang
yang zalim”.( QS. Al-Maidah: 45)
Dalam QS. Al-Jatsiyah ayat 18 diatas memaparkan bahwa
pengertian syari’ah yang identik dengan seluruh ajaran Islam. Semuanya
diseru untuk mengikuti syariat-Nya dan dilarang mengikuti hukum di luar
syari’ah yang disebut dengan “ hawa nafsu”. Syari’ah merupakan konsep
substansial dari seluruh ajaran Islam.Syariah sering disamakan denganfiqh.
Fiqh artinya paham, sedangkan secara istilah fiqh adalah pemahaman
mendalam para ulama tentang hukum syara’yang bersifat amaliyah atau
praktis yang digali dari dalil-dalil yang terperinci. Fiqh diartiakan pula
sebagai ilmu yang mengkaji syariat (Juhaya S. Pradja, 1987: 7)134
Fiqh atau syariah atau hukum Islam adalah ketentuan-ketentuan
yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat yang bersifat
mengendalikan, mencegah, mengikat, dan memaksa. Sedangkan hukum itu
diartikan sebagai penetapan sesuatu atas sesuatu yang lain, yaitu penetapan
sesuatu yang boleh dikerjakan, harus dikerjakan, dan terlarang untuk
dikerjakan. Hukum merupakan ketentuan suatu perbuatan yang terlarang
didalamnya terdapat akibat atau sanksi hukum didalamya. Dalam ilmu
Ushul Fiqh hukum adalah al-isbath atau ketetapan yang mengatur tata cara
perbuatanmanusia yang sudah dewasa (mukallaf). Tuntutan dan ketetapan
yang dimaksudkan mengatur perilaku manusia untukl meninggalkan atau
mengerjakan perbuatan tertentu, Abdul Whab Khalaf mengatakan bahwa
hukum itu tuntunan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang dewasa
yang menyangkut perintah, larangan dn kebolehan untuk mengerjakan atau
meninggalkannya.135
Fiqh atau syariah atau hukum Islam adalah ketentuan-ketentuan
yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat yang bersifat
mengendakan, mencegah, mengikat dan memaksa. Hukum itu diartikan
134Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 17 135 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 18
sebagai penetapan sesuatu atas sesuatu yang lain, yakni penetapan sesuatu
yang boleh dikerjakan, harus dikerjakan, dan terlarang untuk dik,erjakan.
Hukum merupakan ketentuan suatu perbuatan yang terlarang dan berbagai
akibatb atau sanksi hukum di dalamnya.136
Sedangkan dalam ilmu Ushul Fiqh, hukum adalah Ial-isbath atau
ketetapan yang mengatur tata cara perbuatan manusia yang sudah dewasa
(mukallaf). Abdul Wahab Khalaf ia mengatakan bahwa hukum itu
tuntunan Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang dewasa yang
menyangkut perintah, larangan, dan kebolehan untuk mengerjakan atau
meninggalkan (Khudori Bik( 1988:112).137
Antara Fiqh dan syriah terdapat persamaan yaitu dalam konteks
ajaran yang diturunkan Allah untuk mengatur kehidupan manusia di dunia
dengan sumber yang sama, yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Dan juga
terdapat perbedaannya Syariah bersifat tekstual, hanya apa yang tertuang
dalam Al-Quran dan As-Sunnah tanpa ada campur tangan manusia,
sedangkan Fiqh bersifat lebih fungsional karena teks-teks syariah
ditafsirkan dan dipahami secara mendalamsehingga memudahkan manusia
untuk mengamalkannya.138
Fiqh menciptakan rukun dan syarat, sah dan batalnya suatu
perbuatan kesyari’ahan manusia , sedangkan Syariah tidak menciptakan
136Ibid. 137Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), hal. 18 138Ibid.
rukun dan syarat, sah dan batalnya suatu perbuatan ke syari’ahan
manusia.Oleh karena itu, Fazrul Rahman menyebut Fiqh sebagai petunjuk
praktis pengalaman Syari’ah atau konsep fungsional bagi keberadaan
syari’ah.139
Di kalangan ushuliyyin (ahli ushul fiqh), fiqh diartikan sebagai
hukum praktis hasil ijtihad, sementara kalangan fuqaha (ahli fiqh) pada
umumnya mengartikan fiqh sebagai kumpulan hukum islam yang
mencakup semua aspek hukum syar’i, baik yang gtertuang secara tekstual
maupun hasil penalaran atas teks itu sendiri.140
Sedangkan hukum menetapkan sesuatu atas sesuatu yang berlaku,
dalam perspektif hukum Islam, berkaitan dengan perilaku normatif umat
Islam, adalah hukum yang merupakan hasil ijtihad para ulama atau adanya
kontinuitas tindakan terhadap pendapat dan perilaku umat islam
sebelumnya, sebagaimana ulama salaf yang ditiru oleh ulama khalaf, atau
pengejawantahan perilaku sehingga menjadi tradisi.141
Untuk lebih jelasnyaMakna Fiqh Siyasah antara fiqh dan siyasah
terlebih dahulu harus dipisahkan, sehingga perbedaannya jelas. Dan Fiqh
didasarkan pada ciri-cirinya identik dengan syariah. Oleh sebab itu, fiqh
Siyasah yang dimaksukan adalah sama dengan istilah siyasah syar’iah.
139 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 19 140 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah
Dusturiyah), (Bandung: Pustyaka Setia, 2012), hal. 15 141 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah
Dusturiyah),... Ibid., hal 15
Fiqh Siyasah membicarakan perundang-undangan, yang
menyangkut pengaturan hubungan antar warga negara dengan warga
negara lainnya, hubuingan antarwarga negara dengan lembaga negara, dan
hubungan antar lembaga negara. Secara linguistik siyasah, artinya
mengatur, mengendalikan, mengurus atau membuat keputusan,
sebagaimana dalam kalimat sasa al-qaum, mengatur kaum, memerintah
dan memimpin. 142
Sedangkan siyasah menurut bahasa mengandung beberapa arti
yaitu, bisa diartikan dengan memerintah, membuat kebijaksanaan,
pengurusan dan pengendalian. Sedangkan pengertian Siyasah menurut
istilahnya adalah:
Artinya:“ Pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan
syara.”
Siyasah diartikan juga dengan “Politik”. Siyasah oleh Abdul
Wahab Khalaf didefinisikan sebagai undang-uindang yang diletakkan
untuk memelihari ketertiban dan kemaslahattan serta mengatur keadaan.
Dari pengertian tersebu, pada prinsipnya siyasah berkaitan dengan
mengatur dan mengurus manusia dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara dengan membimbingmereka padakemaslahatandan menjauhkan
diridari kemafsadatan.143
142Ibid.
143 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah
Dusturiyah), (Bandung: Pustyaka Setia, 2012), hal. 16 143Ibid.
Siyasah adalah pemerintahan dan politik atau, atau membuat
kebijaksanaan. Menurut Abdul Wahab Khallaf pengertian siyasah
umumnya adalah mengatur, mengurus dan membuat kebijaksanaan atas
sesuatu yang bersifat politis untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
Pengertian siyasah secara terminologi, dalam Lisan Al-A’arab, siyasah di
artikan mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara yang membawa
kemaslahatan Adapun di dalam Al-Munjid siyasah adalah membangun
kemaslahatan manusia dengan membimbing mereka ke jalan yang
menyelamatkan.144
Kemaslahatan yang dimaksud oleh pembuat hukum syara’ yakni
Allah, menurut Rachmat Syafe’i adalah tercapainya tujuan syariat islam
yang lima, yaitu menjaga agama, menjaga akal, menjaga jiwa, menjaga
keturunan, dan menjaga harta kekayaan. Manfaat merupakan kenikmatan
atau sesuatu yang akan mengantarkan pada kenikmatan. Dalam bahasa lain
yaitu, tahsil al-ibqa.maksudnya penghimpunan kenikmatan secara
langsung dan penjagaan terhadap kenikmatan tersebut dengan cara
menjaganya dari kemudaratan dan sebab-sebabnya.145
Untuk itu kemaslahatan yang dimaksukan dalam konteks siyasah
adalah dampak positif yang konkret dari adanya pemerintahan, negara dan
kepemimpinan bagi semua kepentingan-kepentingan masyarakat,
meskipun kemaslahatan yang dimaksukan tidak didasarkan pada nash-nash
144Ibid., hal.16-17 145Ibid.
yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Terutama karena kaitannya
dengan maslah pengendalian kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
yakni melakukan kewajiban dan menjaga hak-hak politik antara pemimpin
dengan rakyatnya, maka kemaslahatan merupakan implikasi dari
plaksanaan hak dan kewajiban yang dimaksudkan.146
Sedangkan dalam perspektif Ushuil Fiqh, kemaslahan dibahs
dalam kajian metode al-maslahah al-mursalah, yaitu suatu kemaslahatan
yang tidak mempunyai dasar dalil, tetapi tidak ada yang membatalkannyha
atau yang melarangnya. Tujuan utama al-maslahah al-mursalah adalah
kemaslahatan, yakni memelihara (menjauhkan) dari kemadharatan dan
menjaga kemamfaatannya.147
Pada prinsipnya, definini-definisi tersebut mengandung persamaan.
Siyasah berkaitan dengan sistem pengaturan dan pengurusan manusia
dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, dengan membimbing mereka
pada kemaslahatan dan manjauhkannya dari kemudaratan. Adapun
perbedaan terutama pada penekananOrientasi. Sedangkan Abdul Wahhab
Khallaf menyatakan bahwa siyasah adalah pengelolaan masalah umum
bagi negara bernuansa Islam yang menjamin terealisasinya kemaslahatan
dan terhindar dari kemudaratan, dengan tidak melanggar ketentuan syariat
146 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 25 147Ibid..., hal. 25
dan prinsip-prinsip syariat yang umum, meskipuntidak sesuai dengan
pendapat-pendapat para imam mujtahid.148
Menurut Khallaf yang dimaksud dengan masalah umum bagi
negara, adalah setiap urusan yang memerlukan pengaturan, baik mengenai
perundang-undangan negara, kebijakan dalam harta benda dan keuangan,
penetapan hukuim, peradilan, kebijaksanaan pelaksanaannya maupun
mengenai urusan dalam dan luar negeri.149
Dari pengertian-pengertian yang diuraikan di atas, maka dapat
simpulkan bahwa Siyasah mengandung beberapa pengertian, yaitu:
1. Pengaturan kehidupan bermasyarakat.
2. Pengendalian hidup bernegara.
3. Penciptaan kemaslahatan hidup manusia dalam
kehidupan bernegara.
4. Perumusan perundang-undangan yang bertujuan
untuk mengendalikan kehidupan warga negara.
5. Pengaturan hubungan antarnegara; dan
6. Strategi pencapaian kemaslahatan dalam
bernegara.150
148 Ibid..., hal. 25 149Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 27-28 150 Jubair Situmorang, Politik Ketatanegaraan Dalam Islam (Siyasah Dusturiyah),
(Bandung: Pustyaka Setia, 2012), Op. Cit., hal. 19
Maka dapat disimpulakan bahwa fiqih Siyasah membicarakan
perundang-undangan, yang menyangkut pengaturan hubungan antar
warga negara dengan warga negara lainnya, hubungan antar
warganegara dengan lembaga negara, dan hubungan antar lembaga
negara151.
2. Objek Kajian Fiqh Siyasah
Fiqh siyasah baik dilihat dari pengertian secara etimologis
maupaun terminologis, maka dapat kita ketahui bahwa objek kajian fiqh
siyasah yaitu, meliputi aspek pengaturan hubungan antar warga negara
dengan warga negara, hubungan antar lembaga negara dengan lembaga
negara, baik hubungan yang bersifat intern suatu negara maupun
hubungan yang bersifat ekstern antar, dalam berbagai bidang kehidupan.
Dari pemahaman seperti itu, nampak bahwa kajian siyasah memusatkan
perhatian pada aspek pengaturan. 152
Penekanan demikian terlihat dari Penjelasan T.M. Hasbi Ash
Shiddieqy.
“Objek kajian Siyasah pekerjaan-pekerjaan mukallaf dan urusan-
urusan mereka dari penafsirannya, dengan mengingat persesuaiannya
penafsiran itu dengan jiwa syariah, yang kita tidak peroleh dalilnya yang
151 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 25 152A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu
Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 29
khusus dan tidak berlawanan dengan sesuatu nash dari nash-nash yang
merupakan syariah ‘amah yang tetap.153
Hal yang sama ditemukan pula pada pernyataan Abdul Wahhab
Khallaf, yaitu: “objek pembahasan ilmu siyasah adalah pengaturan dan
perundang-undangan yang dituntut oleh hal ihwal dari segi
persesuaiannya dengan pokok-pokok agama dan merupakan realisasi
kemaslahatan manusia serta memenuhi kebutuhannya.154
Berkenaan dengan luasnya objek kajian fiqh siyasah. Maka
dalam tahap perkembangan fiqh siyasah dewasa ini, dikenal beberapa
pembidangan fiqh siyasah. Tidak jarang pembidangan yang diajukan
ahli yang satu berbeda dengan pembidangan yang diajukan oleh ahli
yang lain. Untuk itu Hasbi Ash Shiddieqy, membagi ke dalam delapan
bidang, yaitu:
1. Siyasah Dusturriyah Syar’iyyah
2. Siyasah Tasyri’iyyah Syar’iyyah
3. Siyasah Qadha ‘iyyah Syar’iyah
4. Siyasah Maliyah Syar’iyyah
5. Siyasah Idariyah Syar’iyyah
6. Siyasah Kharijiyyah Syar’iyyah / Siyasah Dawliyah
7. Siyasah Tanfiziyyah Syar’iyyah
153 A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-
rambu Syariah, Ibid..., hal 29
154A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-
rambu Syariah), Ibid..., hal. 30
8. Siyasah Harbiyyah Syar’iyyah.155
Sedangkan pembidangan fiqh siyasah terlihat dari kurikulum
fakultas syariah, yang membagi fiqh siyasa ke dalam empat bidang, yaitu
(1) fiqh Dustury (2) fiqh Maliy (3) fiqh Dawly (4) fiqh Harby.156
Pembidangan-pembidangan di atas tidak selayaknya dipandang
sebagai “pembidangan yang telah selesai”. Pembidangan fiqh siyasah
telah, sedang dan akan berubah sesuai dengan pola hubungan antar
manusia serta bidang kehidupan manusia yang membutuhkan pengaturan
siyasah.
(1) Fiqh siyasah Dusturiyyah, yaitu yang mengatuir hubungan
antar warga negara dan lembaga negara yang lain dalam batas-
batas administratif suatu negara.
(2) Fiqh Siyasah dawliyyah, yaitu yang mengatur antarawarga
negara dengan lembaga negara dari negara yang satu dengan
warga negara dan lembaga negara dari negara lain.
(3) Fiqh siyasah maliyyah, yaitui yang mengatur tentang
pemasukan, pengelolaa, dan pengeluaran uang milik negara157.
155Ibid.
156A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-
rambu Syariah), Ibid..., hal. 31
157A. Djazuli, Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-
rambu Syariah), Ibid..., hal. 31
3. Metode-metode dalam mempelajari Fiqh Siyasah
Metode yang digunakan untuk mempelajari Fiqh Siyasah tidak
berbeda dengan metode yang di pakai dalam mempelajari fiqh lain,
misalnya fiqh munakahat dan fiqh mawaris. Dalam kaitan ini digunakan
yaitu ‘ ilm ushul al-fiqh dan qawa’id al-fiqh.158 Dibandingklan dengan
fiqh-fiqh yang disebutkan diatas, penggunaan metode ini dalam fiqh
siyasah terasa lebih penting. Karena,masalahnya siyasahtidak diatur secara
terperinci oleh syariat Al-Quran dan Al-Hadist. ‘ Abd Wahab Khalaf,
contoh, mengemukakan beberapa ayat Al-Quran yang berhubungan
dengan masalah siyasah, yaitu sebagai berikut:
1. 10 ayat berhubungan dengan fiqh dustury
2. 25 ayat berhubungan dengan fiqh dawly
3. 10 ayat berhubungan dengan fiqh maliy.
Untuk itu secara umum metode-metode yang digunakan dalam fiqh
siyasah, yaitu: Ijma’, Qiyas, al-Mashlahah al-Mursalah, sadd al-
dzari’ah dan fath al-dzari’ah, al-a’adah, al-istihsan dan kaidah-kaidah
fiqhiyyah.159
1. Al-qiyas, dalam fiqh siyasah digumakan untuk mencari ‘umum al-
ma’na; mencari ilat hukum. Dengan penggunaan al-qiyas, hukum
dari sesuatu masalah dapat diterapkan dalam masalah lain pada
158Ibid. 159 H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam
Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), Ibid.,hal. 32
masa dan tempat yang berbeda, jika masalah-masalah yang
disebutkan terakhir mempunyai ilat hukum yang sama dengan
masalah yang disebutkan pertama.Berkenaan dengan penggunan al-
qiyas, berlaku kaidah: “Hukum berputar bersama ilatnya, ada dan
tidaknya hukum bergantung atas ada dan tidaknya ilat hukum
tersebut”.160
2. Al- Mashlahah al-Mursalah. Pada umumnya, al-mushlahah al-
mursalah digiunakan dalam mengatur dan mengendalian
persoalan-persoalan yang tidak diatur oleh syariat Al-Quran dan
As-Sunnah. Untuk itiu penerapan al-mashlahah al-mursalah
harus didasarkan pada hasil penelitian yang cermat dan akurat;
dan dalam kepustakaan fiqh, dikenal dengan istilah istiqra’.161
3. Sadd al-Dzari’ah dan fath al-Dzari’ah. Dalam fiqh siyasah sadd
al-Dzari’ah digunakan sebagai upaya pengendalian masyarakat
untuk mencapai kemaslahatan. Untuk itu metode yang ke 3 ini
merupakan “alat” bukan “tujuan”.162
4. Al- A’dah. Adal ini ada dua macam, yaitu al-‘adal ash shohihah
dan al’adah al-fasidah. Al’adah ash shohihah yaitu, adat yang
tidak menyalahi syara’, sedangkan al-‘adah al-fasidah yaitu adat
yang bertentangan dengan syara’. Antara Al-‘adah dan al-
maslahah al-mursalah berhubungan erat bahkan al-‘adah ash
160Ibid. 161Ibid. 162 Ibid..., hal. 34
shahihah pada umumnya berfungsi untuk memelihara dan
menjaga kelangsungan kemaslahatan.163
5. Al- Istihsan. Al-istihsan sering diartikan yaitu, perubahan dalil
yang dipakai seorang mujtahid. Dalam hubungan itu, dari dalil
yang satu ke dlil yang lain, yang menurutnya lebih kuat, menurut
‘Ibn Arabiy. “ Melaksanakan dalil yang kuat diantara dua
dalil”.164
6. Kaidah-kaidah Kulliyah Fiqhiyah. Kaidah-kaidah Fiqhiyah
Kulliyah sebagai teori ulama banyak digunakan untuk melihat
ketetapan pelaksanaan fiqh siyash. Kaidah-kaidah itu bersifat
umum. Oleh karena itu dalam penggunaanya, perlu
memperhatikan kekecualian-kekecualiandan syarat-syarat
tertentu. Kaidah kulliyah fiqhiyah di atas merupakan kaidah-
kaidah yang sering digunakan dalam fiqh siyasah. 165
4. Manfaat mempelajari Fiqh Siyasah
Mempelajari Fiqh Siyasah sangat berguna bagi berbagai
kepentingan ada dua kegunaan mendasar yang dapat dipetikm dari
mempelajari fiqh siyasah, yaitu:
1. Kegunaan Akademik; dan
2. Kegunaan praktik
163Ibid..., hal. 35 164Ibid. 165 H. A. Djazuli, Fiqh Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam
Rambu-rambu Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 39
Kegunaan Akademik adalah kegunaan yang berkaitan dengan
dunia pendidikan, khususnya pendidikan ilmu politik yang merupakan
bagian dari kajian disiplin ilmu sosial. Dengan mempelajari Fiqh Siyasah,
diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1. Bertambahnya wawasan pengetahuan di bidang ilmu sosial, terutama
dalam pengetahuan politik perspektif Islam, sehingga akan diperoleh
pula pengetahuan yang berharga ketika melakukan perbandingan
teuretis dengan ilmu politik perspektif Barat pada umumnya.
2. Mempelajari akar-akar sejarah politik dan pemerintahan di masa Nabi
hingga Khulafa’ur Rasyidun berguna untuk menangkap ide dasar dan
prinsip pembangunan politik dan pemerintahannya, sehingga dapat
ditemukan unsur-unsur ideologisn yang dapat diterapkan dalam
kehidupan politik di masa kini.
3. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam siyasah syar’iyah dapat
dijadikan pedoman dan strategi pemberlakuan norma-norma politik
pada masa kini. Misalnya penerapan prinsip demokrasi dalam
kehidupan politik multipartai di Indonesia.
4. Memahami Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber siyasah syar’iyah
dapat menambah wawasan pemahaman dan penafsiran yang lebih luas
jika bermaksud mengambil substansi qur’an berkaitan dengan
perpolitikan di abad modern ini.
5. Mempelajari jatuh-bangunya pemerintahan pada masa lalu,
terutama pada masa kejayaan Islam dan kemundurannya
merupakan pelajaran berharga untuk dijadikan cermin akademik
tentang bangun dan runtuhnya kekuasaan di dunia.
6. Berbagai pemikiran ulama tentang politik, misalnya dari Al-
Mawardi, Al-Maududi, Ali-Abdul Raziq, dan sebagainya
mengenai kekuasaan dan pemerintahan dengan acuan siyasah
syar’iyah.166
Kegunaan praktik, dengan penegakan prinsip demokrasi dan
pemilihan umum sebagai alat untuk mencapainya merupakan praktik
langsung siyasah. Hanya saja, apakah berbasis kepada nilai-nilai Islam
atau tidak? Oleh karena itu, salah satu kegunaan praktik dal;am
mempelajari Siyasah syar’iyah adalah melakukan uji coba melalui
pembangunan demokrasi dan nilai-nilai p[olitik di Indonesia sehingga
apabila ditemukan indikator kesuksesan, dunia akan bercermin kepada
Demokrasi gaya Indonesia.167
Untuk menjalankan semua itu, pemerintah melahirkan berbagai
kebijakan berupa perundang-undangan atau berbagai peraturan. Peraturan
perundangan yang dimaksud merupakan bagian dari produk politik
ekonomi yang dalam kajian fiqh siyasah dan menjadi bagian dari fiqh
siyasah maliyah. Hal itu berarti fiqh siyasah maliyah memiliki kegunaan
praktis yang sangat signifikan dalam mencapai kemaslahatan umum.kajian
166Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2007), Op.Cit, hal. 116 167Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,... Ibid., hal.
25
pertama dari fiqh siyasah adalah kajian fiqh siyasah dusturiyah. Hal yang
sangat penting dalam kaitannya dengan siyasah dusturiyah adalah
pembuatan undang-undang dan melahirkan kebijakan penguasa yang berisi
berbagai aturan untuk kehidupan masyarakat dalam bernegara.168
168Beni Ahmad Saebani, Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam,... Ibid., hal. 25
BAB III
BIOGRAFI MOHAMMAD HATTA
A. Riwayat Hidup Mohammad Hatta
1. Kelahiran Muhammad Hatta
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada
tanggal 12 agustus 1902. Bukittilah sebuah kota kecil yang terletak di
tengah-tengah dataran tinggi Agam. Letaknya indah diujung kaki gunung
Merapi dan gunung Singgalang dan di sebelah utaranya kelihatan pula
melengkung cabang-cabang Bukik Barisan. Antara Bukittinggi dan
gunung Singgalang terbentang sebuah ngarai yang dalam dan bagus
pemandangannya.169 Agak jauh dari tempat itu pada jurusan sebelah timur
tampak gunung Sago. Apabila tidak ada klabut, kelihatan dari jauh sebelah
barat laut gunung Pasaman yang kesohor dalam dongeng sebagai gunung
yang mengandung emas. Ngarai dan gunung-gunung serta Bukit-bukit
Barisan yang kelihatan sekitarnya itu memberikan kepada kota Bukittinggi
suatu pemandangan yang indah sekali. Hawanya sejuk, pada malam hari
malahan dingin.170
Berbagai jenis bunga subur tumbuhnya di sana. Orang-orang yang
datang bertamasya dari daeah pesisir sering menamai Bukittinggi “ Kota
kebun bunga mawar”. Selai dari indah pemandangnnya, kota itu bersih
juga. Jalan-jalan raya disapu selalu oleh orang-orang hukuman yang
169Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 1 170 Ibid.
mendapat hukuman berat yang didatangkan dari tempat-tempat yang jauh.
Ini muslihat pemerintah jajahan untuk menghalangi supaya mereka jangan
melarikan diri. Letak rumah-rumah dalam kota kecil itu tersusun baik.
Tiap-tiap rumah tempat tinggal mempunyai pekarangannya. Di sebelah
muka biasanya ditanami bunga-bunga, pada sebelah belakang tumbuh
beberapa pohon buah-buahan.
Di masa penjajahan Belanda Bukittinggi disebut oleh yang
berkuasa Fort de Kock. Inilah nama resminya, tetapi rakyat Agam selalu
menyebutnya Bukittinggi. Nama Fort de Kock itu memperingatkan kita
kepada masa perang Padri di Sumatera Barat, yang berlangsung dari kira-
kira tahun 1923-1942.
Perang Padri berasal dari pertentangan kaun adat dan kaum agama,
Guru-guru agama yang baru kembali dari Mekah, yang terpengaruh di
sana denagn sikap keras dan murni kaum wahabi, mau membersihkan
agama Islam di Minangkabau dari berbagai perbuatan yang diadatkan,
seperti mengadu ayam, makan sirih dan mengisap cerutu. Beberapa bagian
dari hukum adat dianggap mereka bertentangan dengan hukum-hukum
Islam. Mereka lupa bahwa hukum yang setinggi-tingginya dalam Islam
ialah damai.
Pada tahun 1825 tentara kolonial menyerbu sampai ke Bukittinggi
untuk memerangi kaum Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.
Pada tempat yang strategis itu di atas sebuah bukit dibuatnya sebuah
benteng yang berbentuk bintang. Benteng itu diberi nama “Sterreschans”,
bintang pelindun. Daerah Bukittinggi yang langsung dikuasainya sekitar
itu disebut Fort de Kock, dinamakan kepada Jenderal De Rock yang
menjadi Panglima seluruh angkatan perang kolonial Belanda di waktu
itu.171
Di masa Muhammad Hatta lagi anak-anak Bukittinggi
penduduknya hanya kira-kira 2500 orang. Di antarnya lebih kurang 300
orang bangsa Belanda dan paling sedikit 1/3 dari itu termasuk keluarga
militer. Ini tidak mengherankan karena di situ ditempatkan satu batalnya
tentara kecil tentara kolonial. Jumlah orang Tionghoa dan kaum peranakan
ada kira-kira 600 atau 650 orang.
Kota Bukittinggi itu kelihatan benar sebagai sebagai kota bangunan
kolonial. Penduduknya yang sedikit itu tinggal berkampung-kampung
menurut golongan bangsa. Penduduk bangsa Belanda tinggal sepanjang
suatu jalan raya yang terutama, bersambung dengan deretan rumah-rumah
tempat kediaman opsir-opsir dan tangsi militer.ditengah-tengah kota pada
tempat yang ketinggian terdapat tempat kedudukan Pemerintah Daerah,
Residen yang didampingan oleh kantornya. Sejak tahun 1915, setelah ke
residen “ Padangsche Bovenlanden” dihapuskan, rumah itu menjadi
tempat kediaman asisten reside. Di sebelah kantor itu dalam bentuk yang
hampir serupa terletak sekolah Belanda. Rumah Controleur berada di
seberang jalan, di muka kantor Asisten-residen.172
171 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982)..., Ibid., hal. 2 172 Ibid..., hal. 1
Rumah Keluarga kami tempat aku dilahirkan terl;etak di Aur
Tajungkang, di pinggir kota pada jalan raya yang menuju ke Payakumbuh,
ke jurusan timur. Sekarang namanya Jalan Sutan Syahrir. Di muka rumah
kami di sebelah jalan raya dan jalan Sutan Syahrir. Di muka rumah kami
di sebelah jalan raya dan jalan kereta api yang lewat di situ terbentang
sawah-sawah yang luas yang sebelah tengah kumpulan sawah itu kira-kira
lebih sedikit dari setengah km jaraknya dari rumah kami, terletak kampung
“Tengah Sawah”. Dalam kampung itu terdapat rumah dan surau Syekh
Muhammad Djamil Djambek, Ia adalah seorang ulama besar yang terkenal
sampai tamat dipimpin oleh murid-muridnya yang sudah khatam Quran
beberapa kali dan diangkat beliau menjadi “Guru-Tua”. Sesudah itu untuk
menanam pengertian tentang agama Islam, beliau sendiri yang
mengajarkannya.173
Rumah Muhammad Hatta bertingkat dua, yang tertbuat dari papan
dan atap seng. Dari situ mereka dapat menikmati pemandangan yang indah
atas dua gunung sejoli, Merapi dan Singgalang, seolah keduanya berdiri
sedang berbimbing tangan. Dibelakang rumahnya mempunyai sebuah
tebat atau kolam itru menim ulkan hubungan yang baik antara Kakek nya,
Ilyas gelar Baginda Marah, dengan orang-orang Belanda yang berkuasa di
Bukittinggi. Sewaktu-waktu mereka dikirimi ikian dari situ dan sebalinya
pada Hari Raya Idul fitri mereka mengirimkan cerutu Belanda yang
173 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 5
kesohor kepada beliau. Perhubungan yang baik itu membukakan jalan
bagiku untuk masuk sekolah Belanda.174
Di tepi perkarangan sebelah kiri sampai ke belakang terdapat
kandang kuda yang dapat memuat sampai 18 ekor kuda. Kakek ku yang Ia
panggil Pak Gaek ia mengusahakan pengangkutan pos Bukittinggi- Lubuk
Sikaping yang bersambung sampai ke Sibolga. Pengangkutan pos itu yang
berjalan tiga kali seminggu diborongkan oleh Pemerintah kepada orang
partikulir yang memberikan tawaran yang terendah untuk jangka yang
tertentu. Barang-barang pos itu diangkut dengan gerobak tertutup yang di-
segel sebelum berangkat dan ditarik oleh kuda sepasang. Jam berangkat
ditentukan sampainya pada tempat yang dituju di tetapkan pula.
Sedangkan datang terlambat didenda dan besar denda itu bergantung pada
lamanya terlambat. Untuk itu pengangkutan pos itu harus dikerjakan
dengan organisai yang rapih.175
Di sebelah kiri perkarangan rumah kami mengalir sebuah kali kecil
yang menjadi batas kota Bukittinggi di waktu itu. Pada jalan raya di atas
kali itu terdapat sebuah jembatan yang terbuat dari batu. Bukan seabagai
tanda batas kota jembatan iti hidup dalam ingatanku. Aku
mengingatkannya berhubung dengan suatu peristiwa yang mempunyai
segi kolonial.176
Bukittinggi pada masa itu melahirkan bagiku pengetahuan tentang
perbedaan hidup di dalam kota dan di dalam dusun-dusun sekitarnya.
174 Ibid..., hal. 6 175 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 6-8 176 Ibid..., hal. 7
Apalagi karena bukittinggi adalah sebuah kota kecil yang sudah
memperlihatkan hidup berlainan menurut perbedaan bangsa, perbedaan itu
mudah ditangkap. Ia sering dibawa oleh kenalan dan sahabat Kakeknya ke
kampung mereka yang terpisah dari kota oleh beberapa puluh piring sawah
saja. Dalam kota Bukittinggi rata-rata didapati keluarga yang bercorak
individual. Ibu, bapa dan anak-anak tinggal serumah. Kadang-kadang ikut
serta tinggal kakek dan nenenk di situ, perkeluarga. Sering juga disebut
keluarga kecil, ada yang menyebut famili untuk menunjukan bahwa ada
pertaliannya dengan keluarga besar yang tinggal di kampung.177
Didesa atau kampung Minangkabau keluarga itu lain duduknya.
Bentuk keluarga kampung itu kuberi saja nama keluarga kolektif. Rumah
dan harta bukan kepunyaan orang-orang, melainkan kepunyaan bersama
sekeluarga.178
Pak Gaekku mendirikan tiga buah rumah baru sederet letaknya
untuk ibuku dan paman-pamanku untuk anak beliau yang 3 orang. Oleh
karena tanah tempat mendirikan tiga buah rumahitu kepunyaan Mak Alieh,
ketiga buah rumah itu kemudian diletakkan pula atas namanya. Untuk
cucuku kemudian lagi, katanya, ruamh “uasng” masih ada. Struktur
keluarga kami menuruti garis patriarkal.
Sampai berumur 5 tahun lebih aku menyangka bahwa bapaku ialah
Haji Ning, saudagar yang berasal dari Palembang, tetapi berumah tetap di
padang. Ia memperlakukan Muhammad Hatta begitu baik, sehingga aku
177 Ibid..., hal. 7 178 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 12
tak menduga bahwa ia bapa tiriku, juga setelah kemudian lahir adik-
adikku sampai 4 orang, perwempuan semuanya, sikapnya terhadap aku tak
berubah. Kami seibu sebapak hanya dua orang. Kakakku yang perempuan
kira-kira 2 tahun lebih tua dari aku. Seibu kami berenam. Aku sendiri anak
Laki-laki.179
Nama Ayah kandung Muhammad Hatta yaitu Haji Muhammad
Djamil, anak Syekh Batuhampar. Ia meninggal dalam usia 30 tahun, waktu
aku baru berumur 8 bulan. Karena itu aku tak kenal akan dia. Menurut
cerita orang, termasuk ibuku ia pernah berkata: “ Engkau potret hidup dari
ayahmu”. Di waktu ia kecil ada kepercayaan orang di Minangkabau, kalau
anak laki-laki serupa dengan bapaknya, salah seorang anak mengalah,
cepat-cepat pulang ke alam baka, Entah benar entah tidak, itu Tuhan punya
kuasa.180
Batuhampar tempat ayahku dilahirkan ialah sebuah kampung yang
tidak jauh letaknya dari Payakumbuh. Berpuluh tahun kampung itu
terkenal sebagai pusat pendidikan agama Islam. Dari seluruh Sumatera,
juga Kalimantan dan Malaya. Orang datng belajar kesana. Kampung itu
mulai terkenal sejak Datuk Syekh Abdul Rahman diakui sebagai pusat
pendidikan agama Islam. Dari seluruh Sumatera, juga Kalimantan dan
Malaya, orang datang belajar ke sana. Kampung itu mulai terkenal sejak
Datuk Syekh Abdul Rahman diakui sebagai ulama besar di situ. Beliau
bukan saja seorang guru agama yang besar pengaruhnya, tetapi juga
179 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 14 180 Ibid.
seorang ahli Tarikat Islam.ia berecita-cita menjadiakn Batuhampar sebagai
benteng pertahanan agama Islam, karena penyerbuian bangasa kulit putih
ke Minangkabau sudah mendesak Islam ke pinggir. Waktu ia berada di
Mekah untuk menhgerjakan rukun Islam yang kelima , ia tertarik pada
buku-buku karangan Imam Ghazali. Di sana ia memperoleh keyakinan
bahwa ajaran Ghazali perlu diketahi untuk memahamkan Tuhiod sedalam-
dalamnya, Menurut keterangan yang kuperoleh kemudian dari anak-cucu
dan pengikut-pengikut beliau, Syekh Abdul Rahman tidak puas dengan
cara yang lazim dipakai untuk mengajarkan Tuhid dengan sifat 20,
sungguh pun sifat 20 itu berasal dari Imam Asy’ari.181
Sewaktu-waktu diri dilatih dengan duduk seorang diri sambil
menumpahkan segala marifat kepada Allah s.wt. untuk menempuh jalan
tarikat itu perlu ada pimpinan dari seorangf guru. Ratib dan zikir adalah
suatu jalan ke situ dan berguna selama dengan itu rasa cinta kepada Allah
menjadi lebih besar dan bertambah kuat. Tetapi Ratib dan zikit yang
mengakibatkan lupa pada diri sendiri dan selanjutnya lupa kepada Tuhan
adalah haram hukumnya.182
2. Pendidikan Mohammad Hatta
Muhammad Hatta pertama kali mengenal pendidikan formal di
sekolah Swasta. Setelah enam bulan, ia poindah ke sekolah rakyat dan
sekelas dengan kakaknya Rafiah. Namun pelajarannya berhenti pada
pertengahan semester kelas tiga. Kemudian ia pindah ke ELS di Padang
181 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982), hal. 15 182 Ibid.
yang sekarang ( SMA Negeri 1 Padang) sampai tahun 1913, kemudian
melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917.
Ia pindah sekolah ke Padang pada pertengahn 1913. Tiga bulan
sebelum vakasi besar murid-murid kelas 4 yang bermaksud akan
menempuh kemudian ujian masuk HBS boleh mengambil pelajaran prive
dalam bahasa Perancis. Pelajaran itu diberikan oleh seorang guru sekolah
Belanda pada sore hari, tiga kali seminggu. Kebetulan pada waktu itu Pak
Gaekku sudah memperoleh persetujuan dari tuan Chevalier, seorang
kommis pos bahwa ia akan mengajarkan bahasa Inggris kepadaku. 183
Menurut beliau bahasa Inggris lebih penting dan lebih perlu dari
bahasa Perancis, sebab bahsa perniagaan. Maka tak jadi aku mengikuti
pelajaran bahasa Perancis. Tetapi malang bagiku, setelah tiga bulan aku
belajar bahassa bahasa Inggris , tuan Chevalier dipindahkan kerja ke
Betawi. Itu berarti bagi dia naik pangkat, bagiku kehilangan guru yang tak
akan ada gantinya di Bukittinggi. Akan pindah belajar bahasa Perancis,
aku sudah ketinggalan tiga bulan dan pada permulaanya pula. Maka
diputuskan oleh orang tuaku, supaya aku pinda sekolah ke Padang sesudah
vakansi. Dipadang ada sekolah itu sedikit sekali murid bangsa Indonesia.
selama aku bersekolah di situ dari kelas 5 sampai kelas 7, kami anak
Indonesia yang sekelas hanya 3 orang. Di seluruh sekolah barangkali hnys
6 atau 7 orang. Kebanyakan anak-anak Indonesia yang boleh masuk
183 Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: P.T. Bumi Restu, 1982)..., Ibid. hal. 29
sekolah Belands diterima pada sekolah Belanda kedua yang sederajat
dengan sekolah-sekolah Belanda lainnya seluruh Sumatera.184
Kepindahan kepadang membawa perubahan besar dalam didikan
agama bagiku. Di Bukittinggi set3lah tamat mengajio Quran, ia sudah
mulai menempuh pelajaran agama ke jurusan Fiqh dan Tafsir. Tetapi
terlebih dahulu harus belajar Nahu, untuk menguasai bahasa Arab banyak
sedikitnya. Pelajaran ini langsung dipimpin oleh Syekh Djambek. Empat
bulan lamanya Ia belajardengan dia dalam romboingan 10 orang, lima kali
semionggu sejam sehari.185
Muhammad Hatta merasa lega sedikit seteleh pindah sekolah ke
Padang. Di Padang aku hanay bersekolah pada pagi hari, kecuali 6 bulan
pertama yang aku mengikuti pelajaran membaca Qur’an kembali. Yang
tempat hawanya panas itu tidaka akan sanggup aku mengunjungi sekolah
dua sampai tiga kali sehari seperti di Bukitinggi.
Selain pengetahuan umum, ia telah ditempa ilmu-ilmu agama sejak
kecil. Ia pernah belajar agama kepada Muhammad Jamil Jambek,
Abdullah Ahmad, dan beberapa ulama lainnya. Selain keluarga,
perdagangan memengaruhi perhatian Hatta terhadap perekonomian. Di
padang, ia mengenal pedagang-pedagang yang masuk anggota Seriakt
Usaha dan juga aktif dalam Jong Sumatranen Bond sebagai bendahara.
184 Ibid.
185 Ibid..., hal. 29
Kegiatannya ini tetap dilanjutkannya ketika ia bersekolah di Prins Hendrik
School. Muhammad Hatta tetap menjadi bendahara di Jakarta.186
Kakeknya bermaksud akan ke Mekkah, dan pada kesempatan
tersebut, ia dapat membawa Muhammad Hatta melanjutkan pelajaran di
bidang agama, yaitu ke Mesir (Al-Azhar). Ini diolakuka unt5uk
meningkatkan kualitas surau di Batu Hampar yang sudah menurun
semenjak ditinggalkan Syaikh Abdurrahman. Tapi hal ini di protes dan
mengusulkan Pamannya Idris untuk menggantikannya. Menurut catatan
Amrin Imran, Pak Gaeknya kecewa dan Syekh Arsyad pada akhirnya
menyerahkan kepada Tuhan.187
Pada 18 November 1945, Hatta menikah dengan Rahmi Hatta dan
tiga hari setelah menikah, mereka bertempat tinggal di Yogyakarta.
Kemudian ia di karunia 3 anak perempuan yang bernam Meutia Farida
Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta.188
Pelajaran yang dituntutnya pada P.H.S. Sekolah dagang menengah
di Djakarta, memberikian pengertian dan alat kepadanya tentang
membereskan organisasi dan administrasi. Menurut pendapatnya, suatu
pergerakan yang tidak mempunyai masalah tidak bisa hidup subur, karena
masalah itulah yang menjadi perikatan batin batin bagi anggota-
186 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-709-633-5, 2012), hal. 9 187 Imran, Amrin, Muhammad Hatta: Pejuang, Proklamator, Pemimpin,
Manusia Biasa, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1981), hal. 7
anggotanya. Paham ini selalu dipegangnya sampai kedalam pergerakan
rakyat.189
Dimasa mudanya itu, ketika beliau sebenarnya masih kanak-kanak,
beliau sudah belajar kenal dengan soal-soal politik yang hangat dan hebat
dipersoalkan dalam pers dan rapat-rapat umum. Udara politik Indonesia
ketika itu sudah mengandung soal,, Indie Weerbaar” tahun 1917,,,
November-belofte” tahun 1918,,, Herzieningscommissie” tahunm 1919,
Serikat Islam afdeling B di Tjimareme tahun 1919-1920 dan soal,,
suikerrietareaal”, luasnya sawah rakyat yang dapat dipakai untuk tanaman
tebu. Semuanya itu soal yang menimbulkan dan menyinggung sentimen
nasional dan perdebatan soal itu banyak sedikitnya hinngap juga dalam
pergerakan pemuda.190
Waktu Mohammad Hatta dalam tahun 1921 meneruskan
pelajaranya ke Handels-Hogeschool (Nederlandsche Economische
Hogeschool sekarang dan akan berkembang menjadi Rijksuniversiteit
Rotterdam) di Rotterdam, dengan sendirinya beliau tertarik kedalam
perkumpulan mahasiswa Indonesia yang diwaktu itu masih bernama
Indische Vereniging. Pemuda Indonesia di Nederland diwaktu itu berada
dalam masa perpisahan. Setelah kelihatan, bahwa politik non-cooperation
dan nama Indische Verening diganti fdengan Indonesische Vaereniging,
189 Ibid.
190 Ibid..., hal. 7
ialah pada tahun 1922, yang kemudian dalam tahun 1925nama itu diganti
lagi dengan Perhimpunan Indonesia.191
Tuah Mohammad Hatta sebagai organisator dan pemegang uang
yang cakap sampai kedalam kalangan mahasiswa Indonesia disana. Sebab
itu beliau tyerus dipegang oleh yang tua-tua untuk duduk dalam pengurus.
Kecuali dalam tahun 1924, Mohammad Hatta terus-menurut menjadi
bendahara dalam pengurus yang berganti-ganti dari mulai tahun 1922
sampai 1925. Beliau lah yang mengusahakan, agar perkumpulan
mempunyai masalah sendiri yang teratur terbitnya. Tahun pertama,ialah
tahun 1923 meneruskan penerbitan ,,Hindia Poetra”,, yang dulunya
diterbitkan bersama-sama dalam hubungan Indonesische Verbond.
Indonesische Vebond. 192
Indonesische Verbond itu ialah perikatan berbagai kumpulan, yang
anggota-anggotanya kemudian akan bertugas di Hindia Belanda. Dengan
menganut dasar noncooperation, Indonesische Vereniging keluar dari
Indonesische Verbond dan seterusnya mengambil jalan dan politik sendiri.
Dari mulai tahun 1924 namanya diganti menjadi ,, Indonesia Merdeka”.
Dari jalanya perubahan nama perkumpulan dan masalah tergambar
kemajuan kejurusan ketegasan tujuan dan pendirian dari pemuda-pemuda
Indonesia itu.193
191 Ibid..., hal 8
192 Ibid..., hal.8 193Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 24
Pada tahun 1923 Mohammad Hatta lulus dalam ujian,,,Handels-
ekonomie”. Mula-mula beliau bermaksud akan menempuh ujian doktoral
ilmu ekonomi pada penghabisan tahun 1925 di Rotterdam diadakan
cabang baru dalam pelajaran doktoral, yaitu,, Staatskundig-economische
richting”, dimana Hukum Negara dan Hukum Administratif menjadi
vakutama disebelah kedua bagian ekonomi, maka Mohammad Hatta
tertarik hatinya oleh alirtan studi yang baru itu. Memang sebagai politikus
perlu orang mempunyai pengetahuan yang agak dalam dan teratur tentang
Hukum Negara. Menurut pendapatnya, beliau tidak akan rugi kalau
menyambung lagi pelajarannya yang hampir tamat itu kejurusan yang
baru. Dengan memperpanjang studi satu atau satu-setengahnya tahun lagi,
beliau akan ,memperoleh perlengkapan yang lebih sempurna untuk
menjalankan kewajibannya terhadap Tanah Air dimasa datang. Beliau
mwerencanakan akan akan menempuh ujian doktoral pada penghabisan
tahun 1926 atau permulaan tahun1927.194
Berhubungan dengan aktivitas Perhimpunan Indonesia yang luar
biasa itu, yang besar pengaruhnya dalam pergerakan rakyat di Indonesia,
maka Pemerintah Nederland, atas adpis yang salah dari penasihat
kolonialnya, telah mengambil tindakan terhadapnya. Mohammad Hatta
bersama-sama tiga orang pengurus lain ditangkap dan ditahan dalam
penjara sampai 51/2 bulan lamanya. Akan tetapi mahkamah di Den Haag
membebaskan mereka dari segala tuntutan pada bulan Maret 1928. Dalam
194Ibid. hal. 24
proses yang bersejarah itu yang dihadiri juga oleh beberapa koresponden
luar negeri, Mohammad Hatta menunjukkan sikap yang tegas dan
mengagumkan. Pidato pembelanjaannya kemudia diterbitkan sebagai
brosur dengan nama,, Indonesie vrij”. 195
Tidak lama sesudah proses Perhimpunan Indonesia itu
dimenangkan, Mohammad Hatta menemui mahasiswa yang muda-muda
yang dipandangnya tepat untuk menggantinya berangsur-angsur. Yang
muda-muda itu yang dididiknya dan dipengaruhinya untuk
menggantikannya ialah berturut-turut: Abdullah Sjoekoer, Roesbandi dan
Soetan Sjahrir. Dalam urutan ini pulalah mereka akan diasuhnya berganti-
ganti menjadi ketua Perhimpunan Indonesia. Tetapi baru Abdullah
Sjoekoerlah yang terpilih menjadi gantinya tahun 1930.Sesudah itu terjadi
di Indonesia berbagai hal yang meminta perhatian Bung Hatta P.N.I.,
Setelah Bung Karno dan tiga orang kawannya dihukum oleh Landraad
Bandung, dibubarkan oleh Pengurus Besarnya sendiri dan sesudah itu
mereka yang membubarkan P.N.I. itu mendirikan partai baru bernama
Partai Indonesia. 196
Pimpinan golongan menengah memproses pembubaran itu dan
mendirikan golongan sendiri dengan nama Golongan Merdeka. Bung
Hatta dari jauh membantu Golongan Merdeka itu, Baru 4 orang pemimpin
dihukum, partai dibubarkan”, katanya. Di India berpuluh-puluh ribu
195Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pega menemui mahasiswaPegawai Negeri, 1971),Op.
Cit, hal. 26 196Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun..., hal. 26
anggota India National Congress ditangkapi, karena bergerak atas anjuran
Gandi pergi ke pantai untuk membuar garam, partai dan gerakan jalan
terus. Gerakan itu baru berhenti sesudah Pemerintah Kolonial di India
mencabut kembali berbagai peraturan dan larangan.197
Antara beberapa pemimpin Golongan Merdeka dan Bung Hatta
tercapai persetujuan dengan surat menyurat untuk mendirikan masalah
bsendiri yang diberi nama ,, Daulat Rakyat”. Bung Hatta aktif membantu
nya dengan berbagai karangan yang berisikan pendidikan politik dan
semangat berjuang, semangat tahan uji. Bung Hatta menyiapkan rencana
untuk menjatuhkan golongan Merdeka. Untuk merundingkan dan
melaksanakan rencana itu Sjahrir dikirim pulang ke Indonesia . dia akan
kembali meneruskan pelajaran ke Nederland, apabila Bung Hatta sudah
kembali ke Indonesia.198
Dalam pada itu Mr. Sartono, ketua Partai Indonesia dengan
perantaraan mahasiswa yang baru datang dari Indonesia kenegeri
Belandas dapat mempengaruhi pemuda-pemuda yang kurang kuat
punggungnya untuk memilih pilhak Partai Indonesia. Dalam pada itu
Partai Komunis Nederland berusaha pula melakukan pengaruhnya, dengan
bekerja sama dengan mahasiswa yang untuk pro Partai Indonesia, untuk
memasukkan pengaruhnya kedalam Perhimpunan Indonesia. Dalam
susunan pengstam Effendi menjadiurus P.I. baru dalam tahun 1931 terpilih
197 Ibid. hal. 26
198 Ibid..., hal 27
Rustam Effendi menjadi ketua. Dengan pilihan ini P.I. Lambat laun
menjadi alat C.P.H. Partai Komunis.199
Mohammad Hatta baru pertengahan tahun 1932 dapat menamatkan
studinya di Rotterdam. Vak-vakudjiannya ialah: ekonomi, hukum negara
dan hukum administratif, hukum internasional dan pembendaharaan
negara.tidakl lama sesudah itu Mohammad Hatta kembali ke Indonesia,
setelah 11 tahun lamanya beliau meninggalkan tanah airnya. Studi yang
begitu lama yang disertai dengan aktivitas politik tidak merugikan
baginya. Beliau memperoleh basis teoti yang lebih kukuh dan peninjauan
politik yang berdasarkan pengetahuan. Beliau mempunyai kesempatan
belajar pula belajar kenal dari dekat dengan berbagai aliran politik
internasional. Semuianya adalah pengalaman yang berharga baginya untuk
melakukan kewajibannya terhadap Tanah Air dikemudian hari.200
3. Karya-karya Muhammad Hatta
Bagian yang terbesar dari usianya di sumbangkannya untuk
mencapai kemerdekaan Tanah Air, sebagai penganut cita-cita dan
sebagai pemimpin pergerakan rakyat, dengan mengalami penderitaan
dalam pembuangan bertahun-tahun lamanya, dan akhirnya menjadi
pemimpin negara. Sebagai pemimpin ia berpedoman kepada prinsip,
bahwa tugas seorang pemimpin demokrat ialah mencarikan ganti
selekas-lekasnya. Makin cepat ia digantikan makin baik. Itu suatu tanda
bahwa demokrasi hidup. Hidup oprang seorang terbatas, tetapai hidup
199 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 27 200 Ibid, hal. 27
pergerakan atau negara terus menerus. jangan nasib negara tergantung
pada seorang pemimpin.
Bunghatta dalam perjuangan banyak sekali menulis tulisan yang
membela perjuanagan dan cita-cita Indonesia Merdeka, bersatu,
berdaulat , adil dan makmur. Berhubungan dengan itu, pada waktu
Bung Htata mencapai usia 50 tahun, beberapa orang kawan-kawan
memperingati saat itu dengan menerbitkan kembalai karangan-karangan
yang tersebar. Dalam berbagaia masalah dan surat kabar atau yang telah
diterbitkan sebagai brosur. Meskipun karangan-karangan itu tidak up to
date lagi setelah Indonesia mencapai kemerdekaan , tetapai buah tangan
Bung Hatta tetap berharga, karena tjaranja menulis dan mengupas
berbagai-bagai soal tetap menarik perhatian. Logika yang tajam sesuai
dengan sentimen yang dikuasai.201
Dari karangan-karangan Bung Hatta itu dapat kita ikuti
jalan perjuanagan bangsa kita dimasa yang lampau, dan tergambar
kembali dimuka kita segala masalah-masalah yang dihargai oleh
pergerakan rakyat Indonesia dimasa itu. Bung Hatta menghadapi
segala masalah yang dihadapai oleh pergerakan dimasa yang
lampau dengan tenang dan prinsipil. Sebab itu, juka kita membaca
karangan-karangan , bukan saja memnggambarkan jiwa Hatta yang
besar, tetapi juga menggambarkan sejarah perjuangan bangsa
201 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 17
Indonesia untuk melepaskan ikatan penjajahan untuk mencapai
Tanah Air yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.202
Karangan-karangan Bung Hatta yang banyak itu tidak
semuanya dapat dikumpulkan kembali, sehingga tidak sedilit
karangan-karangan yang penting yang diterbitkan didalam dan
diluar negeri tidak dapat diusul kembali.sungguhpun demikian
karangan-karangan yang dapat sisusul kembali. Sungguhpun
demikian karangan-karangan yang dapat dikumpulkan dan
diterbitkan kembali, cukup memberikan gambaran yang jelas
tentang perjuangan dimasa yang lampau dan buah pikiran , juga
tjaranja Bung Hatta mengupas berbagai masalah.
Karangan-karangan Bung Hatta yang terbaik sebagi buku
atau yang bakal diterbitkan menjadi buku tidak dimuat dalam
penerbitkan itu. Seperti kita ketahui, kumpulkan karangan Bung
Hatta yang diterbitkan dalam tahun 1952 terbagi atas duan
golongan yang terpisah. Golongan yang pertama yang terbit pada
hari ulang tahunnya yang ke 50 itu, berisikan karangan-karangan
yang ditulis dalam bahsa Belanda, beserta beberapa buah karangan
yang ditulis atau pidatio tyang di ucapkan dalam Bahasa Perancis
dan Inggris. Hampir seluruh karangan itu ditulis waktu Bung Hatta
masih barada dinegeri Belanda. Kecuali dua, yang ditulisnya waktu
ia berada ditempat pembuagan Banda Neira. Yang Satu berjudul,,
202 Ibid.
“Enige grondtrekken van de Economische wereldbouw”, yang
mulanya dimuat didalam Maandlad Sin Tit Po, 1938 no. 6,7,8 dan
9. Yang satu lagi berjudul,, Marxisme of epigonenwijsheid ?” yang
menangkis serangan seorang komunis terhadap karangannya di Sin
Tit Po, dimuat dalam madjalah mingguan,, “ Nationale
Commentaren no. 10, 11, 12, 13 dan 14 tahun 1940. Ada dua lagi
yang terbit lebih dahulu dalam majalah Indonesia dan disalur orang
kedalam bahasa Belanda. Tulisan-tulisan yang berbahasa Belanda
Belanda ini diterbitkan kembali dengan nama,, “ Verspreide
Geschriftren”, yang tebalnya lebih dari 580 halaman.203
Mohammad Hatta berasal dari Minangkabau, beliau lahir di
Bukitinggi. Tetapi ada satu sifat yang ganjil padanya yang
membedakan beliau dengan kebanyakan anak dari Minangkabau.
Pada umunya orang Minangkabau pandai berpidato dan bersilat
dengan kata-kata. Pemimpin-pemimpin yang berasal dari
Minagkabau rata-rata terkenal sebagai orator.umpamanya saja Haji
Agus Salim, Abdul Moeis, Muhammad Yamin, Tan Malaka,
Mochtar Loetfi dan banyak lainnya. Tetapi Mohammad Hatta tidak
pandai berpidato. Ajun suaranya tidak bisa memikat hati orang
banyak dan kekuatan katanya hanya terletak pada isinyanya. Isi
katanya lebih enak di baca dari pada di dengar. Barangkali inilah
203 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit,hal. 18-19
sebabnya beliau mencari kekuatannya didalam menuliskan buah
pikirannya.
Sifat yang ganjil itu barangkali tertanam selama asuhannya
dari kecil. Suasana keagamaan serta aktivitas ekonomi dalam
rumah tangga orang tuanya menjadikannya beliau orang yang taat,
pendiam tidak suka banyak bicara. Hanya jabatannya kemudian
sebagai pemimpin rakyat dan pemimpin negara memaksa beliau
harus banyak berpidato. Tetapi mseskipun demikian, beliau tidak
pernah menjadi seorang orator. Kekuatannya tidak terletak dalam
menghadapi rapat umum, melainkan pada rapat khusus dengan
pemimpin dan pemuka, dimana beliau dapat mengupas dan
menguraikan rupa-rupa masalah negara dan masyarakat secara
logis dan analisis. Cara beliau berbicara biasanya tenang.204
Akan tetapi jika mengenai soal yang prinsipil sekali, beliau
biosa juga berpidato yang berapi-api dengan ayun suara dan
piliham kata-kata yang tangkas. Umpamanya saja pidatonya yang
bersejarah dalam sidang Komite Nasional Pusat di Malang pada
tahun 1947, waktu membela Penetapan Presiden No 6, sangat
mengagumkan semua yang hadir. Logika, analisa, pilihan kata
serta ayun suaranya demikian tepatnya, sehingga sukar orang dapat
membantah. Orang taksangka, bahwa beliau pandai juga berpidato
sedemikian hebatnya, bahwa beliau akan mendapat kemenangan.
204Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 19
Kelihatan dengan nyata pengaruh dan sugesti yang ditimbulkan
oleh pidatonya atas anggota dan publik yang hadir ditribune.205
Sepanjang pengetahuan kami, baru sekali itulah
Mohammad Hatta berpidato demikian hebatnya. Sebelum itu
belum pernah dan sesudah itu tak ada lagi. Juga didalam memberi
keterangan yang penting-penting tentang politik negara, kalau
perlu kadang-kadang beliau mengeluarkan kata-kata yang pedas
dan tegas, tetapi sikapnya tgetap sebagai biasa biasa: Kalm dan
zakelijk.206
Hidup Mohammad Hatta waktu mudanya hampir sejalan
dengan timbulnyapergerakan kebangsaan di Indonesia. Inilah yang
menjadi dorongan apa sebab beliau dalam usia yang mufda sekali,
selagi duduk dalam bangku sekolah menengah, telah tertarik
kedalam pergerakan. Sebagai biasa bermula dengan pergerakan
pemuda. Pergerakan kebangsaan yang dipelopori oleh Budi Utomo
dalam tahun 1908, dan berkobar sejak tahun 1913, membuka hati
pemuda Indonesia untukmeginsafi kewajiban mereka terhadap
Tanah Air. Berturut-turut dari tahun 1916 lahirlah perkumpulan-
perkumpulan pemuda, seperti Jong 207 Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Minahasa, dan Jong Ambon. 208
205 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 21 206 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit, hal. 22 207Ibid, hal. 22 208 Ibid.
Dengan sendirinya Mohammad Hatta yang berjiwa
pengabdi kepada cita-cita terseret kedalam perkumpulan Jong
Sumatranen Bond. Sejak umur 16 tahun Mohammad Hatta sudah
aktif dalam pekumpulan. Minatnya yang terutama tertuju kepada
organisasi dan usianya yang terutama ialah memperkuat organisasi
dan keuangan perkumpulan. Minatnya yang terutama tertuju
kepada organisasi dan usahanya yang terutama ialah memperkuat
organisasi dan keuangan perkumpulan.209
4. Kiprah dan Aktivitas Politik Muhammad Hatta
Pergerakan politikMuhammad Hatta ia mulai waktu
bersekolah di Belanda dari 1921-1931. Ia bersekolah di Handels
Hogeschool (sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam),
selama ia bersekolah di sana, ia masuk organisasi sosial Indishe
Vereeniging yang kemudia menjadi organisasi politik dengan
adanya pengaruh Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan
Douwes Dekker. Pada tahun 1923, Hatta menjadi Bendahara dan
mengasuh majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi
Indonesia Merdeka. Pada tahun 1924, organisasi ini berubah nama
menjadi Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia).210
Pada tahun 1926, ia menjadi pimpinan Perhimpunan
Indonesia. Sebagai akibatnya, ia terlambat menyelesaikan studi.
210 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,,,Op.
Cit, hal. 17-18
Dibahwah kepemimpinannya, Perhimpunan Indonesia mendapat
perubahan. Perhimpuan ini lebih banyak memperhatiakn
perkembanagan pergerakan di Indonesia dengan memberikan
banyak komentar, dan banyak ulasan di media massa di Indonesia.
Setahun kemudian, ia seharusnya sudahberhenti dari jabatan ketua,
namun ia dipilih kembali hingga tahun 1930. Pada Desember 1926,
semau dari Pki datang kepada Hatta untuk menawarkan pimpinan
pergerakan nasional secara umum kepada Perhimpunan Indonesia,
selain itgu dia dan semauan membuat suatu perjanjian bernama
“Konvensi Semauan Hatta”. Inilah yang dijadiakan alasan
Pemerintah Belanda ingin menangkap Hatta. 211
Pada waktu itu, Hatta belum menyetujui paham komunis.
Stalin membatalkan keinginan Semaun, sehingga hubungan Hatta
dengan komunisme mulai memburuk. Sikap Hatta ini ditentang
oleh anggota Perhimpunan Indonesia ( PI) yang sudah dikuasai
komunis. Pada tahun 1927, ia mengikuti sidang “ Liga Menentang
Imperialisme, Penindasan Kolonial dan untuk Kemerdekaan
Nasional” di Frankfurt. Dalam sidang ini, pihak komunis dan
utusan dari Rusia tampak Ingin menguasai sidang ini, sehingga
Hatta tidak bisa percaya terhadap komunis. Pada waktu itu,
majalah Perhimpunan Indonesia (PI), Indonesia Merdeka masuk
dengan mudah ke Indonesia lewat penyelundupan, karena banyak
211 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,
Ibid..., hal. 18
penggeledahan oleh pihak kepolisian terhadap kaum pergerakan
yang dicurigai.212
Pada 25 September 1927, Hatta bersama Ali Sastroamidjojo,
Nazir Datuk Pamuncak, dan Madjid Djojohadiningrat ditangkap
oleh penguasa Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang
yang kait-kaitannya dengan Semaun, terlibat p[emmberontakan di
Indonesia yang di lakukan PKI dari tyahun 1926-1927, dan
menghasut (opruiing) supaya menentang kerajaan Belanda.
Mohammad Hatta sendiri dihukum tiga tahun penjara. Mereka
semua di penjara di Rotterdam, dia juga dituduh melarikan diri,
sehingga dia yang sedang memperkenalkan Indonesia ke kota-kota
di Eropa sengaja pulang lebih cepat begitu berita ini tertsebar.213
Semua tiuduhan itu ia tolak dalam Pidatonya “ Indonesia
Merdeka” ( Indonesie Vrij) pada sidang kedua tanggal 22 Maret
1928. Pidato ini sampai ke Indonesia dengan cara penyelundupan.
Ia juga dibela 3 orang pengacara Belanda yang salah satuny berasal
dari parlemen. Yang dari parlemen, bernama J.E.W. Duys. Tokoh
ini memang bersimpati padanya. Setelah ditahan beberapa bulan,
mereka berempat dibebaskan dari tuduhan, karena tuduhan tidak
bisa dibuktikan. 214
212 Deliar Noer, Jaap Erkelens, ed, Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa,,,Op.
Cit, hal. 23-24 213 Hardjosoediro Soejitno, Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia.
(Jakarta: Pradnya Parmita, 1984), hal. 41 214 Ibid.
Sampai pada tahun 1931, Muhammad Hatta mundur dari
keduduikannya sebagai ketua, karena hendak mengikutiujian
sarjana, sehingga ia berhenti dari PI. Akibatnya, PI jatuh ke tangan
komunis, dan mendapat arahan dari partai komunis Belanda dan
juga dari Moskow. Setelahtahun 1931, PI mengecam keras
kebijakan Hatta dan mengeluarkannya dari organisasi ini.
Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda mengecam sikap Hatta
sebab ia bersama Soedjadi mengkritik secara terbuka terhadap PI.
Perhimpuan menahan sikap terhadap kedua orang lain.215
Dalam susunan pengurus P.I. Baru dalam tahun 1931 terpilih
Rustam Effendi menjadi ketua. Dengan pilihan P.I. Lambat laun
menjadi alat C. P. H. Partai Komunis. Pada Desember 1931, para
pengikut Hatta segera membuat gerakan tandinagan yang disebut
Gerakan Merdeka yang kemudia bernama Pendidikan Nasional
Indonesia yang disebut dengan PNI Baru. Ini yang mendorong
Hatta dan Syahrir yang pada saat itu sedang bersekolah di Belanda
untuk mengambil langkah kongrety untuik mempersiapkan
kepemoimpinan disana. Hatta sendiri merasa perlu untuk
menyelesaikan studinya terlebih dahulu. Oleh karenanya, Syahrir
terpaksa pulang dan untuk memimpin PNI. Kalau Hatta kembali
pada 1932, diharapkan Syahrir dapat melanjutkan studinya.216
215Ibid.
216 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi
Membangun, (Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971),Op. Cit,
hal. 27
Pada pertengahun 1932 Muhammad Hatta dapat
menamatkan studinya di Rotterdam. Vak-vudjiannya yaitu:
ekonomi, hukum negara dan hukum administratif. Hukum
internasional dan pembendaharaan negara. Tidak lama sesudah itu
Muhammad Hatta kembali ke Indonesia, asetelah 11 tahun lamnya
beliau meninggalkan tanah airnya. Studi yang begitu lama dan di
sertai dengan aktivitas politiktidak merugikan baginya. Beliau
memperoleh basis teori yang lebih kukuh dan dan peninjauan
politik yang berdasarkan pengetahuan. Beliau mempunyai
kesempatan pula belajar kenal dari dekat dengan berbagai aliran
poplitik internasional. Semuanya adalah pengalaman yang
berharga terhadap Tanah Air dikemudian hari.217
Setelah kita menguraikan disini, sejarah hidup Bung Hatta
agak panjang untuk suatu biografi yang ringkas, ada baiknya pula
disebutkan disini beberapa pidato Bung Hatta yang dicetak sebagi
buku kecil atau risalah, sejak ia diluar kerjanya yang biasa
mengambilkan waktu untuk memberi pelajaran pada Universitas.
Untuk itu buku kecil dan risalah itu adalah, sebagai berikut:
1. Pengantar kejalan Ilmu dan Pengetahuan, P.T.
Pembangunan, Djakarta, cetakan 1, 1954: cetakan ke 4,
1970.
217Mohammad Hatta, Ibid. hal. 27
2. Meninjau masalah kooperasi, P.T. Pembangunan
Djakarta, 1954.
3. Pengantar kejalan Ekonomi Sosiologi, cetakan 1 oleh
Fasco Djakarta, 1957; cetakan kedua oleh Djembatan
Djakarta, 196....
4. Islam, Society, Democracy dan Peace, K.B.R.I. New
Delhi, 1955.
5. Lampau dan Datang, Djembatan Djakarta. 1956.
6. The Co-operative Movement in Indonesia, Cornell
University Press, NewYork 1957.
7. Pengantar kejalan Ekonomi perusahaan , P.T.
Pembangunan Djakarta, 1957.
8. Tanggung jawab moril kaum intelegensia. Pidato Hari
Alumni I Universitas Indonesia 1957.
9. Tantangan masa kepada ilmu-ilmu sosial: Penerbit Fasco
Djakarta, 1958. Pidato pada kongres Ilmu Pengetahuan
Nasional I di Malang, 6 Agustus 1958.
10. Pendidikan menengah kooperasi; Yayasan Pendidikan
Kooperasi Jogjakarta, 1958.
11. Ekonomi Terpimpin, Cetakan I Penerbit Fasco Djakarta,
1960; cetakan II, Penerbit Djambatan Djakarta, 1967.
12. Persoalan ekonomi sosialis Indonesia, Penerbit
Djambatan Djalkarta; cetakan I 1963; cetakan II, 1967.
13. Demokrasi Kita, cetakan I, Pandji Masyarakat Djakarta,
1960, cetakan II, Pustaka Antara Djakarta, 1961.
14. Peranan Pemuda menuju Indonesia Merdeka, Indonesia
adil dan Makmur; Penerbit, Angkasa, Bandung, 1996.
15. Mengambil pelajaran dari masa lampau untuk
membangun masa datang; ceramah didepan KAMI
Bogor: Penerbit, Angkasa, Bandung 1966.
16. Pancasila Jalan Luru; Penerbit, Angkasa, Bandung,
1966.
17. Teori ekonomi, Politik Ekonomi, Orde ekonomi; Penerbit
Tintamas Jakarta, 1967.
18. Masalah bantuan Pembangumnan Ekonomi bagi
Indonesia; Penerbit Jambatan Jakarta, 1968.
19. Pendidikan Nasional Indonesia; Penerbit P.T. , Melati.
Bogor, 1968.
20. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945; Penerbit Tintamas
Jakarta, 1969.
21. Sesudah 25 tahun, Pidato pada Dies Natalis Universitas
Sjiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, 2 September 1970,
Penerbit Jambatan, 1970.
22. Ekonomi Berencana, Pidato pada Dies Natalis
Universitas Sriwijaya 1971; Penerbit Gunung Agung,
1971.218
Bung Hatta dahulu tidak mau menulis sebuah Memoir,
sebab itu dipandangnya terlalu subjektif. Ia ingin menyerahkan
penulis sejarah bangsa dan negara kita kepada ahli sejarah. Tetapi
berhubung dengan usaha memalsukan sejarah dimasa Orla, maka
atas desakan pemuda pada permulaan masa enam puluhan
dimulailah kenang-kenangan kepada masa yang lampau, yang akan
akan menceritakan pengalamanya diwaktu kanak-kanak,
perjuangan dalam masa pemuda dan dalam pergerakan. Tetapi
karena ia jatuh sakit dalam muda dan dalam pergerakan. Tetapi
karena ia jatuh sakit dalam tahun 1963 dan perlu berobat keluar
negeri, ke Swedia, pekerjaan yang sudah dimulainya itu jadi
terbangkalai.219
Kemudia waktu ia mendapat kesempatan untuk menyelidiki
sesuatu masalh Indonesia di East West Center di Honolulu,
dicobanya menimbulkan kembali ingatannya yang mengenai
masalah kemerdekaan kita. Sekembalinya dari Honolulu ditulisnya
buku kecil, Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945” sebagai jilid
pertama. Rencananya uraian itu akan menjadi 4 jilid, akan meliputi
218 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi Membangun,
(Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 42 219 Mohammad Hatta, Membangun Kooperasi dan Kooperasi
Membangun, (Djakarta-Raja: Pusat Kooperasi Pegawai Negeri, 1971), hal. 42-
43
masa perjuangan Republik Indonesia dari memproklamirkan
kemerdekaan sampai pencerahan kedaulatan. Jilid ke ke II sudah
dimulainya, tetapi pekerjaan itu terhalang lagi, karena Presiden
meminta beliau menjadi Penasehat kepada Presiden dan kepada
Komisi Empat, untuk meninjau masalah korupsi. Pekerjaan itu
banyak pula memakan waktu, membaca berbagai laporan,
bersidng, dan mendengarkan keterangan. Keterangan yang
diberikan oleh mereka atau golongan yang dimionta datang oleh
Komisi IV.220
Pengalamannya dalam perjuangan untuk mencapai
Indonesia Merdeka dan dalam ikut membangun negara mereka
cukup banyak yang dapat menjadi pelajaran bagi angkatan
kemudian. Seperti dikatakan dahulu oleh Arthur Miller Lehning
waktu diresmikan Bibliotik. Politik dan sosial di Merdeka Selatan:
Bung Hatta tidak saja banyak mempelajari sejarah, tetapi Ia juga
membuat sejarah. Sejarah Tanah Air dari jajahan yang terbelenggu
menjadi negara yang merdeka.221
220Mohammad Hatta..., Ibid. hal. 43
221 Ibid..., hal. 43
BAB IV
PEMIKIRAN MUHAMMAD HATTA
A. Pemikiran Muhammad Hatta Tentang Negara
Pemikiran dari Muhammad Hatta, yaitu sebagai berikut,Pandangan
Muhammad Hatta tentang Demokrasi, Pemikiran Muhammad Hatta
tentang HAM, Pemikiran Muhammad Hatta tentang Kebangsaan,
Pemikiran Muhammad Hatta tentang Politik Luar Negeri.222
Dari pemikiran-pemikiran Muhammad Hatta diatas disini penulis
akan membahas yang menjadi pemikiran Muhammad Hatta yang paling
menonjol terutama di bidang ekonomi dan Hukum Tata Negara, ia tidak
hanya seorang politikus saja akan tetapi Muhammad Hatta lebih dari itu Ia
adalah seorang Cendikiawan yang Tulen, terutama dibidang ekonomi dan
Hukum Tata Negara.
Hal itu tidaklah mengherankan karena semasa Hatta kuliah, ia
mengambil jurusan di bidang tersebut. Dalam bidang ekonomi, Hatta
mengeluarkan gagasan mengenai penerapan demokrasi yang tidak hanya
di bidak politik saja, seperti yang diterapkan oleh negara-negara Barat.
Tetapi juga meliputi demokrasi ekonomi, dimana kekayaan suatu negeri
yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti listrik, air, tambang itu
tidak dikuasai oleh orang perorang atau golongan tertentu, tetapi dalam
222222 Jejak Kampus. Blogspot. Com, Pemikiran Politik Muhammad Hatta,
diakses pada tanggal 18 juli 2019, pada jam, 09.00 WIB
masalah ini rakyat pun mempunyai hak untuk turut serta menikmati
kekayaan alam yang ada di negeri ini.223
Maka disini penulis akan menjelaskan pemikiran Ekonomi Hatta
lainnya, yang juga terbilang fenomenal atau terkenal adalah
membangkitkan ekonomi rakyat, seperti petani, nelayan pedagang,-
pedagang kecil melalui jalan koperasi. Dalam mengeluarkan gagasan
terlihat bahwa Hatta mengambil demokrasi ekonomi ini sebagai titik tolak
dalam pemikiran-pemikiran ekonomi Hatta lainnya.224
Adapun pemikiran Hatta dalam bidang Hukum Tata Negara. Hatta
menolak pandangan Professor van Vollenhoven, yang mengatakan bahwa
kata Indonesia tidak dapat diperjuangkan sebagai penamaan
ketatanegaraan bagi daerah yang dikuasai Belanda di Asia Belanda.
Menurut pendapatnya bahwa sekalipun bagian terbesar dari orang-orang
Indonesia, yakni kurang lebih dari 49 jam juta jiwa, masih ada kira-kira 15
juta yang tinggal di luar wilayah itu.225
Dalam hal ini Hatta menyatakan keberatannya dalam pernyataan
Profesor van Vollenhoven tersebut. Hatta berpendapat, sebaiknya Profesor
van Vollenhoven melihat contoh ke Amerika Serikat kata “ Amerika “
yang secra geografis ialah benua “ baru” yang membentang dari kutub ke
kiutub yang didalmnya terdapat berbagai negara dan bangsa, namun hanya
223223Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam, diakses pada tanggal, 18 juli 2019, pada jam 09.30 WIB 224Ibid. 225Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam, diakses pada tanggal, 18 juli 2019, pada jam 09.30 WIB.
satu negara yang menduduki kurang dari seperempat bagian dari seluruh
wilayahnya.
Lalu penamaan (negara) Amerika Serikat menimbulkan kesan
adanya perserikatan dari semua negara yang ada di Amerika, akan tetapi
dalm hal ini penamaan Amerika Serikat sudah lazim, dan kalau kita
berbicara tentang Amerika Serikat maka yang lazimnya dimaksud dengan
penduduk “Amerika Serikat” dan bukan orang Kanada, Meksiko dan lain
sebagainya.226
Adapun pemikiran Hatta dalam bidang Ketatanegaraan lainnya
adalah pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, untuk mengatasi
kekacauan, karena timbulnya pemberontakan-pemberontakan pada waktu
itu dan juga untuk memberikan perasaan dan tentram kepada rakyat.227
Menurut Hatta titik berat untuk pelaksanaan otonomi bukan pada
tingkat provinsi yang waktu itu Rancangan Undang-Undang (RUU)
sedang digodok oleh DPR, pelaksanaan otonomi daerah di tingkat provinsi
adalah sebuah kontruksi yang salah dan lebih menyerupai sistem hirarki
Hindia Belanda dahulu.228
Sedangkan Hatta berpendapat apabila Indonesia mau mendekatkan
demokrasi yang bertanggungjawab kepada rakyat, melaksanakan cita-cita
lama yaitu “pemerintahan dari yang diperintah”, maka sebaliknya titik
226Ibid. 227 Mohammad Hatta, Kumpulan Pidato II, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung,
2002), hal. 12 228Ibid.
berat otonomi daerah diletakkan di tingkatan Kabupaten, provinsi. Dalam
hal ini hanyalah menjadi badan koordinasi dari semua Kabupaten yang
berada di dalam lingkungannya. Dengan menitiknmeratkan otonomi
daerah pada Kabupaten, maka Kabupaten dapat memimpin perkembangan
otonomi desa berangsur-angsur, sampai juga di desa tercapai mengurus
rumah tangganya sendiri.229
Namun walaupun begitu, semasa hidupnya, Hatta tidak membatasi
pemikirannya hanya di dua bidang itu saja, sebagai politikus dan juga
seorang muslim, Hatta kerap kali mengeluarkan gagasan-gagasannya
dalam masalah politik dan juga pemikiran keislaman.230
Sedangkan pemikirannya di bidang Politik, Hatta secara tegas
mengecam kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan oleh bangsa
kulit putih kepada orang berkulit berwarna. Hatta melihat bahwa motivasi
penjajahan yang dilakukan itu lebih didasarkan oleh ketamakan. Hatta
juga menolak anggapan bahwa kolonialisme adalah sebuah transfer
peradaban dari bangsa yang lebih maju peradabannya kebangsa yang
terbelakang.231
Pemikiran Hatta dalam bidang politik adalah keharusan politik
non-koperasi yaitu soal lama yang dapat menarik perhatian orang banyak.
Itu pun tidak mengherankan, karena non koperasi menolak bekerja
229Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam, diakses pada tanggal, 18 juli 2019, pada jam 09.30 WIB. 230Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam..., Ibid., Di akses tanggal 18 juli 2019, jam 09.30 WIB 231Ibid.
bersama-sama dengan si penjajah dan percaya atas diri sendiri. Akan tetapi
sampai pada waktu yang akhir ini orang hampir rata-rata tidak tahu,
hingga mana batasnya politik ini dalam politik praktis (practishe politiek),
banyakan orang menyangka bahwa soal non kooperasi sudah habis dengan
memboikot dewan-dewan perwakilan Hindia Belanda.
Bagi PNI, Non Kooperasi adalah suatu senjata perjuangan, satu
aksi (actie), dan mengenai juga aksi parlementer (actie parlementaire),
sekalipun aksi disana itu tidak dipandang terutama, melainkan sebagai
daripad propaganda di luar negeri (buitenlandshe propaganda),untuk
memberantas imperialisme kolonial. 232 Non-kooperasi pada dasarnya
tinggal tetap, tidak mau bekerja bersama-sama dengan pemerintah. Hanya
sipak terjang ada berlainan menurut tempat dan waktu.
Sedangkan Ir. Soekarno menulis dalam keterangannya dalam pers
tentang soal non-kooperasi, bahwa seorang nasionalis non-kooperator
yang suka duduk di dalam Tweede Kamer menjalankan politik yang tidak
prinsipil lagi. Ia merupakan dasarnya yang disendikan kepada keyakinan
atas adanya pertentangan kebutuhan antara kaum pertuanan dan kaumnya
sendiri.
Ir. Soekarno menerangkan pada permulaan karangannya, bahwa
non-kooperasi adalah salah satu asa perjuangan menuntut Indonesia
Merdeka. Di antara si penjajah dan si terjajah ada pertentangan kebutuhan,
sebab itu Indonesia Merdeka hanya dapat dicapai dengan usaha sendiri,
232 Blogspot.com, Tulisan Muhammad Hatta: Non-Kooperasi PNI, di akses pada
hari selasa, 20 Agustus 2019, Jam 08.00 WIB.
dengan machtsvorming dan aksi massa (massa-actie). Non kooperasi
menolak pekerjaan bersama dengan kaun pertuanan di atas semua
lapangan dan menuntut adanya satu perjuangan yang tidak kenal damai,
satu onverbiddelijkestrijd dengan kaum pertuanan itu. 233
Non kooperasi tidak saja memboikot dewan-dewan perwakilan
yang diadakan oleh kaum sana, tetapi lebih lanjut ia adalah aktivitas
politik (politieke activiteit). Sebab itu non-kooperasi berisi radikalisme,
radikal dalam semangat, dalam sepak terjang dan pada innerlijke dan
uiterlijkehouding. salah satu bagian dari non-kooperasi adalah tidak mau
duduk di dalam dewan-dewan kaum pertuanan. Sebab itu menurut faham
Ir. Soekarno, seseorang yang mau duduk dalam Tweede Kamer, sekalipun
ia membanting tenaga sehebat-hebatnya, berjuang di sana dengan mati-
matian menentang imperialisme Belanda, orang itu adalah seorang
kooperator.
Perhatikanlah yang ditulis oleh Soekarno234:
“ Pada saat yang seorang nasionalis non-kooperator masuk ke
dalam sesuatu dewan kaum pertuanan, ya, pada saatyang ia di dalamnya
asanya suka masuk dan duduk dalam suatudewan kaum pertuanan itu,
sekalipun dewan ini bernama Tweede Kamer atau Volkenbond, pada saat
itu ia melanggar asanya yang disendikan pada keyakinan atas adanya
pertentangan kebutuhan antara kaum pertuanan dan kaumnya sendiri. Pada
233 Blogspot.com, Tulisan Muhammad Hatta: Non-Kooperasi PNI, di akses pada
hari selasa, 20 Agustus 2019, Jam 08.00 WIB. 234 Ibid.
saat itu, ia menjalankan politik yang di dalam hakekatnya melanggar asas
non-kooperasi”. 235
Non-kooperasi menimbulkan sebagai satu-satunya strategi
perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Karena kemerdekaan
tidak akan diberikan oleh pihak penjajah kepada pihak yang terjajah, hal
ini telah dibuktikan oleh pelanggaran janji yang telah dilakukan Belanda
untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada bulan November
1918.
Selain itu untuk menuju Indonesia merdeka, rakyat harus diberikan
kesadaran bersama akan kemerdekaanya, dengan jalan memberikan
pendidikan dan pelatihan bagi rakyat. Dalam memberikan kesadaran ini ia
berbeda dengan Soekarno yang lebih menekankan rapat-rapat akbar.236
Pemikiran Hatta dalam bidang politik yang lainnya adalah penerapan
politik bebas akti, dalam pidatonya kepada Badan Pekerja Komite
Nasional Pusat (KNP) pada tanggal 2 september 1948, ia mengatakan237:
“mestikah kita bangsa Indonesia yang memperjuangkan
kemerdekaan bangsa dan negara kita, hanya harus memilih antara pro
Rusia dan pro Amerika? Apakah tidak ada pendirian lain yang harus kita
ambil dalam mengejar cita-cita kita? Pemerintah berpendapat bahwa
pendirian yang harus kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi objek
dalam pertarungan Internasional, melainkan kita harus tetap menjadi
235 Blogspot.com, Tulisan Muhammad Hatta: Non-Kooperasi PNI, di akses pada
hari selasa, 20 Agustus 2019, Jam 08.00 WIB. 236Ibid. 237 Mohammad Hatta, Demokrasi kita, Bebas Aktif dan Ekonomi Masa Depan,
(Jakarta, UI Press, 1980), hal.30
subjek yang berhak menentukan nasib kita sendiri, berhak
memperjuangkan tujuan kita sendiri, yaitu Indonesia merdeka
seluruhnya.”
Untuk itu pidato inilah yang dianggap merupakan peletakan dasar
politik luar negeri Repulik Indonesia, yaitu politik bebas dan aktif, “ kata
“bebas” maksudnya karena Indonesia tidak ingin bersekutu dengan salah
satu dari blok-blok yang bertentangan, blok Barat dan Blok Komunis.
Sedangkan kata “Aktif” maksunya negara ini berusaha sekuat-kuatnya
untuk memelihara perdamaian dan meredakan pertentangan sesuai dengan
cita-cita PBB.238
Hatta termasuk pemikir Indonesia yang mempunyai pendapat
bahwa perkembangan suatu masyarakat memerlukan perencanaan yang
rasional. Hatta memilih cara cara yang bertahap tapi nyata. Ini tercermin
jauih sebelum Indonesiamerdeka. Pemikiran Hatta adalah bukan hanya
mencapai Indonesia merdeka,tetapi juga mempersiapkan Indonesia untuk
memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan itu sebaik-baiknya. Dengan
memperhatikan keperluan yang dibutuhkan bangsa Indonesia untuk
membangun suatu sistem perekonomian dan politik yang layak dan
handal.239
Untuk pemikiran Hatta ini dipengaruhi oleh berbagi latarbelakang.
Hatta dibesarkan dalam zaman penjajahan, membuat Hatta melihat
keprihati-hatian akibat perlakuan Belanda terhadap rakyat Indonesia.
238Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta Ditinjau dari Perspektif Ekonomi
Islam..., Op. Cit., Di akses tanggal 18 juli 2019, jam 09.30 WIB 239Ibid.
Keadaan rakyat Indonesia inilah kemudian Hatta menolak keras
imperialisme dan kolonialisme dalam benruk apapun. Latar belakang
pendidikan dan organisasi yang digeluti juga mempengaruhinya menjadi
seseorang yang rasional. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat.
Ideologinya tersebut menjadi konsep dari setiap pemikirannyabaik dalam
bidang politik, ekonomi, dan sosial dijalankan dengan konsep kedaulatan
rakyat atau yang dikenal dengan istilah demokrasi.240
Hatta sebagai seorang sosialis, sosialisme yang berhaluan Islam. Ia
memberikan pemahaman mengenai sosialisme yang berkaca dari
kehidupan di desa yang berupa gotong-royong dan azas kekeluargaan yang
merupakan kesinambungan dari kolektivisme yang beraturan. Pada
intinya Hattamenginginkan tidak adanya pemimpin yang besar yang tidak
terkontrol untuk melaksanakan segala keinginannya, sebaliknya
menginginkan asaz kekeluargaan yang mufakat.241
Sosialisme yang di anut Hatta tidak lepas juga dari pengaruh Barat,
karena ia memang menempuh studinya di Belanda sehingga sedikit
banyak terpengaruh. Ia banyak menimba ilmu dari Fabian Society
( Inggris) yang merupakan laboraturium yang mengolah masalah-masalah
kemasyarakatan. Salah satu pengaruh yang menonjol dalam diri Hatta
adalah di bidang Koperasi yang di Indonesia yang merupakan hasil
belajarnya selama di Scandinavia. Dengan koperasi rupanya Hatta ada
240 Jurnal- Online. um. ac. id, Aktivitas Muhammad Hatta, Oleh Dian Safitri,
diakses pada tanggal 18 juli 2019, pada jam 10.00 WIB 241Ibid.
kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang merupakan paham
sosialis.242
Sosialisme Indonesia dipengaruhi oleh 3 (tiga) aliran yaitu dari
Barat berupa Marxisme atau sosialisme demokrasi, dari Islam, dan dari
dasar hidup asli bangsa Indonesia yang berbentuk kolektivisme.
Persamaan yang ada pada diri Hatta dan Soekarno dalam memandang
tumbuhnya sosialisme tidak lepas dari adanya cita-cita bersama untuk
melawan kolonialisme dan kapitalisme imperialisme untuk mencapai
kemerdekaan bersama.243
Hatta memberikan nama Kedaulatannya Rakyat pada konsepsi
demokrasinya yang mengandung arti demokrasi politik, demokrasi
ekonomi dan sosial. Istilah kedaulatan Rakyat Konsepsi Hatta itu tercakup
seluruh kehidupan masyarakat untuk mencapai kemakmuran, beliau
mengatakan, Volkssouveriniteit kedaulatan Rakyat J.J. Rousseau, berlainan
dengan Kedaulatan Rakyat Konsepsinya. Terlalu berdasarkan
individualisme, sedangkan konsepsi kedaulatan rakyat Hatta berdasarkan
rasa bersama atau kolektiviteit. Demokrasi atau Kedaulatan Rakyar
Konsepsi Hatta bersendi pada demokrasi tua yang ada di Indonesia.244
Azas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada
rakyat sehingga semua hukum harus bersandar pada keadilan dan
kebenaran hidup dalam arti rakyat banyak.Dengan kata lain, semua
242Ibid. 243 Mohammad Hatta, Islam Masyarakat dan Demokrasi dan Perdamaian.
Jakarta: Tintamas, 1957), hal 9 244Jurnal- Online. um. ac. id, Aktivitas Muhammad Hatta, Oleh Dian Safitri,
diakses pada tanggal 18 juli 2019, pada jam 10.00 WIB
perekonomian negeri harus diputuskan oleh rakyat dengan musyawarah.
Untuk itu Demokrasi yang ada di Indonesia di golongkan menjadi 3 (tiga)
sendi, yaitu (1) Cita-cita rapat, yang menekankan adanya musyawarah
untuk mufakat. (2) Cita-cita protes masa, yaitu hak rakyat untuk
membantah dengan cara umum segala peraturan negeri yang dipandang
tidak adil (3) cita-cita tolong menolon, bahwa dalam hati sanubari rakyat
Indonesia penuh dengan rasa bersama, kolektivitas sehingga persekutuan
asli di Indonesia memakai asas kolektivitas, tetapi bukan kolektivitas yang
berdasarkan sentralisasi (satu pimpinan di atas) melainkan desentralisasi
yaitu tiap-tiap bagian berhak menemukan nasibnya sendiri.245
Adapaun pemikiran Muhammad Hatta tentang keadilan sosial
dapat dilihat pada saat Ia berbicara tentang Pancasila. salah satu jalan
untuk mencapai keadilan sosial adalah kooperasi, yang mewujudkan
kerjasama dengan dasar tolong-menolong. Organisasi kooperasi sesuai
dengan cita-cita Islam, karena Islam meletakkan tanggung jawab pada
individu untuk keselamatan masyarakat seluruhnya. Untuk mencapai
keadilan sosial menurut Islam, negara hendaknya merupakan suatu welfare
state (yang menjamin kemakmuran bagi semua orang). Bukan hanya
kemakmuran jasmani saja melainkan kemakmuran rohani. Kesejahteraan
hidup akan mencapai apabila ada keseimbangan antara kemakmuran
jasmani dan rohani.246
245 Mohammad Hatta, Islam Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian , (Jakarta:
Tintamas, 1957), hal. 10 246Ibid,hal. 10
Pemikiran Muhammad Hatta dalam merumuskan pasal-pasal UUD
1945 yang tertuang dalam UUD 1945 mencakup beberapa hal, yaitu:
pertama, tentang pasal yang menyangkut hak-hak warga negara meliputi
pasal 26 ( sebelum diamandemenkan pasal 26 terdiri dari 2 ayat, setelah
diamandemenkan pasal 26 terdiri dari 3 ayat) pasal 27 ayat 2 (isinya sama
dengan UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen yaitu Tiap-tiap
warga nera berhak perkerjaan yang layak bagi kemanusiaan) dan pasal 28
(tentang Hak Azazi Manusia, yaitu Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang).Kedua, berkaitan dengan jasmani
negara untuk masalah kesejahteraan rakyat (demokrasi ekonomi), meliputi
pasal 33 (sebelum diamandemenkan terdiri dari 3 ayat dan setelah
amandemen terdiri dari 5 ayat) dan pasal 34 (setelah amandemen terdiri
dari 5 ayat).
Ketiga, kepiawaian Hatta dalam mempengaruhi tokoh-tokoh Islam
agar mencabut tujuh anak kalimat bersyarat dalam naskah Pembukaan
UUD 1945 yang semula bersembunyi, “Dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi kata “Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Keempat,khusus mengenai bagian ke empat ini, Hatta memiliki
pertimbangan objektif dan subjektif, yang dapat menjadi bahan pemikiran
anggota MPR sekarang. Pertimbangan objektifnya karena berdasarkan
aspirasi yang berkembang antar lain didukung oleh laporan intelijen
Jepang. Di wilayah yang bukan merupakan basis Islam seperti Sulawesi
Utara, sebagai Maluku dan Nusa Tenggara Timur, tidak akan
menggabungkan diri ke wilayah Indonesia apabila tujuh kata itu tidak
dihapus dari pembukaan UUD 1945 dan pasal 29 UUD 1945.247Untuk
ituHatta lebih mentingkan tujuan, sedangkan persatuan dipandangnya
sebagai alat. Hatta menolak negara kesatuan dan lebih menganjurkan
dibentarnya negara serikat, sebagai sebuah konsekuensi dari Konsep
kedaulatan rakyat yang digulirkannya.248
Dua tokoh Proklamator kemerdekaan bangsa ini, yaitu Soekarno
dan Hatta, mereka miliki ciri-ciri masing-masing dalam pemikiran dan
gagasannya mengenai suatu bangsa yang merdeka. Disatu pihak Soekarno
lebih menekankan kepada persatuan dan kebesaran bangsa yang dapat
mengorbankan semangat kebangsaan , di lain pihak Hatta lebih
menekankan tantang Kemakmuran dan demokrasi bagi rakyat
Indonesia.Pemikiran dari kedua tokoh tersebut walaupun ada yang
berbeda, tetapi ada kesamaan. Untuk itu perbedaan yang terdapat dari
keduanya akan saling melengkapi.249
Diantara pemikiran Muhammad Hatta diatas pemikirannya Yang
paling menonjol dari konsep pemikiran Muhammad Hatta adalah
pemikiran politik kebangsaan yang menjelaskan pandangannya bahwa
247 Rikard Bangun, Bung Hatta,( Jakarta: Penerbi Buku Kompas, (ed)
2003), hal. 11 248Jurnal Online UM, Dian Safitri, Aktivitas Mohammad Hatta, diakses
pada 19 Juli 2019, Jam 09.30, hal. 11 249 Agus Dedi, Pemikiran Politik, negara, dan Kehidupan Politik,
diakses pada tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB
kemakmuran dan demokrasi itu merupakan aspek yang mutlak harus
dicapai oleh bangsa Indonesia. Untuk kedepannya Bangsa Indonesia harus
menjadi bangsa yang bersatu dan tidak terpisah-pisah, bebas dari
penjajahan asing dalam bentuk apapun baik itu politik dan ideologi.250
Dalam menentukan kriteria tentang bangsa dan kebangsaan,
bukanlah suatu paradigma yang mudah. Bung Hatta diambil dari kriteria
persamaan tidak bisa sependapat dengan teori geopolitik. Bangsa dan
kebangsaan tidak bisa diambil dari kriterian persamaan asal, persamaan
bahasa dan persamaan agama. Sementara geopolitik memandang masalah
kekuatan nasional semata-mata dalam istilah geografi dan didalam proses,
merosot menjadi metafisika politis yang diutarakan dalam jargon yang
tidak berdasarkan ilmu pengetahuan.251
Menurut Hatta batas negara yang akan dibentuk hanya mencakup
wilayah Hindia Belanda saja. Ia menolak pikiran Mohammad Yamin yang
mendasarkan keperluan strategi perang dan pertahanan serta kegunaan.252
Tentang masalah Kebangsaan, Bung Hatta memandang ada bermacam-
macam dan golongan yang memajukannya. Pada masa pergerakan,
setidaknya Bung Hatta melihat tiga macam rasa kebangsaan, yaitu
kebngsaan cap ningrat, kebangsaan cap intelek dan kebangsaan cap
rakyat. 253 Rasa kebangsaan yang dimiliki kaum ningrat merupakan
250Ibid. 251 Staffnew. Uny. Ac.id, Pemikiran Hatta tentang Demokrasi, Kebangsaan dan
Hak Azazi Manusia, diakses pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 08.00 WIB
252 Mohammad Hatta, Pengertian Pancasila, (Jakarta: Idayu Press, 1997), hal. 15 253 Staffnew. Uny. Ac.id, Pemikiran Hatta tentang Demokrasi, Kebangsaan dan Hak Azazi
Manusia, diakses pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 08.00 WIB
golongan pemerintah yang sejak zaman penjajahan berharap, jika
Indonesia merdeka merasa dalam hati bahwa mereka mempunyai hak
mendasar riwayat alias historisch Rech atas pemerintahan Indonesia. Bagi
kaum ningrat, kembalinya kejayaan Majapahit ke atas alam Indonesia
senantiasa menjadi obsesi, dalam situasi kebangsaan seperti ini rakyat
menempati posisi marjinal.254
Jika dibandingkan nasionalisme yang dianut Bung Karno, maka
berbeda ceritanya. Nasionalisme Soekarno bersifat anti penjajahan dan
anti imperialisme yang kemudia berkembang menjadi anti unsur-unsur
Barat. Baginya nasionalisme yang tumbuh di Barat berbeda dengan
nasionalisme Timur. Kalau di Barat, nasionalisme tersebut bercirikan
komersialisme, kapitalisme, kolonialisme, imperialisme. Sedangkan
nasionalisme Timur mempunyai ciri-ciri sebaliknya, kolonialisme dan anti
Barat, sehingga tidak memungkinkan untuk bekerja sama dengan
Imperialisme Barat.255
Menurut Hatta kedudukan Bangsa tidak ditentukan oleh bahasa
yang sama, dan agama yang serupa, melainkan oleh kemauan untuk
bersatu, dimana ada kemauan untuk bersatu dalam perikatan yang bernama
bangsa, disitulah timbul kebangsaan.256
Dasar-dasar perikemanusiaan harus terlaksana dalam segala segi
penghidupan. Muhammad Hatta lebih menekankan pentingnya suatu
254 Ibid. 255 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia: Kumpulan Karangan,
(Jakarta: Gramedia, 1981, hal. 120 256 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia: Kumpulan Karangan,
(Jakarta: Gramedia, 1981,...Ibid, hal 120
integritas bangsa yang bebas dari segala bentuk penjajahan untuk
menciptakan suatu kemakmuran dan demokrasi yang menjadi dasar suatu
negara. Selain pemikiran politik kebangsaan Muhammad Hatta juga
memilikipemikiran politik tentang pemahaman tentang sosialisme
kebersamaan.257 Sejalan dengan itu dijelaskan oleh Deliar Noer bahwa
Hatta mengemukakan dalam bidang politik dan ekonomi suatu negara,
maka rakyatlah yang berdaulat. Artinya bahwa kebersamaan perlu
dibangun untuk kemajuan suatu negara.
Sosialisme kebersamaan yang dikembangkan Hatta dipengaruhi
ayahnya yang berasal dari Minagkabau. Disitu rasa kekeluargaan sangat
kuat untuk saling tolong-menolong dan adanya pemimpin yang dengan
anak buahnya saling kerja sama, musyawarah, mufakat, sehingga akhirnya
menyimpulkan bahwa konsep kebersamaan itu diidentik dengan bentuk
koperasi. Koperasi merupakan usaha bersama untuk menolong diri-sendiri
secara bersama-sama258. Dengan demikian orang yang berkiprah sebagai
anggota dalam suatu koperasi harus memiliki kepentingan untuk meraih
kesejahteraan.259
Meski mengecam dan menolak paham komunis /Marxisme,
seorang Hatta ternyata lebih terpukau dengan ekonomi politik dan aliran
historis dari pada ekonomi klasik. Hatta dengan tegas membedakan teori
ekonomi, politik ekonomi, dan orde ekonomi. Gagasan ekonominya lebih
257Ibid. 258 Agus Dedi, Pemikiran Politik, negara, dan Kehidupan Politik, diakses pada
tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB 259 http: // Jurnal. Unigal. ac. Id, Pemikiran Politik Soekarno, Muhammad Hatta,
dan Tan Malaka, oleh Agus Dedi, diakses pada tanggal 17 Juli 2019, Jam, 08.30 WIB
banyak mengacu kepada Gustav Schomoller, werner Sombart, Karl Marx
sendiri dari pada ekomom macam Adam Smith. Ilmu ekonomi dan
pandangannya bukan ilmu yang historis seperti matematika, melainkan
ekonomi merupakan ilmu sosial yang hidup menurut perkembangan
zaman.260
Dasar pemikiran Hatta sesungguhnya adalah kepercayaan pada
kemungkinan kehidupan politik yang demokratis dalam situasi colonial.
Sudah tidak terhitunglagi betapa banyaknya karya dan kontribusi besar
Bung Hatta untuk negeri ini, mulai dari saat ia menjadi pejabat tinggi
negara maupun saat telah pensiun dari lingkup pemerintahan. Sebagai
regenerasi muda sudah sepatnya kita menjaga dan menjalankan apa yang
menjadi cita-cita dari Bung Hatta sendiri.261
B. Analisa Terhadap Konsep Negara dalam Kecamata Muhammad
Hatta di tinjau dari Fiqh Siyasah
Setelah menjelaskan pemikiran Muhammad Hatta tentang Negara,
maka menurut analisa penulis tentang konsep negara dalam kecamata
Muhammad Hatta yang ditinjau dari Fiqh Siyasah, yaitu tentang konsep
Negara, negara secara terminologi yaitu organisasi tertinggi diantara satu
260 https: // darunnajah.com, Dasar-dasar Pemikiran Bung Hatta, Diakses pada
hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 06.30 WIB 261 https: // darunnajah.com, Dasar-dasar Pemikiran Bung Hatta, Diakses pada
hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019, Jam, 06.30 WIB
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di
dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.262
Maka dalam penelitian ini menurut analisa penulis Muhammad
Hatta tergolong pada paham sosialis, sosialisme yang berhaluan islam. Ia
memberikan pemahaman mengenai sosialisme yang berkaca dari
kehidupan di desa yang berupa gotong-royong dan azas kekeluargaan
merupakan kesinambungan dari kolektivisme yang beraturan. Pada intinya
Hatta menginginkan tidak adanya pemimpin yang besar yang tidak
terkontrol untuk melaksanakan segala keinginannya, sebaliknya
menginginkan azas kekeluargaan yang mufakat.
Sedangkan pendapat Muhammad Hatta dalam konsep negara ini
dilihat dari pemikir tokoh muslim dalam hubungan Islam dan negara,
paradigma integralistik hampir sama persis dengan pandangan negara
teokrasi Islam. Ia termasuk dalam pandangan intrgralistik. Yaitu menurut
paham dan konsep agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan dua lembaga yang menyatu
(integrated). Paham ini memberikan penegasan bahwa negara merupakan
suatu lembaga politik dan sekaliguis lembaga agama. Sedangkan
penegasan kembali bahwa Islam mengenal pemisah anatara agama (din)
dan politik atau negara (dawlah). Untuk itu paradigma ini di identik
denganpaham Islam ad-Din wa dawlah (islam sebagai agama dan negara),
yang sumber hukum positifnya adalah hukum Islam (syariat Islam) .
262 Ahmad A. Hafizar Hanafi, Tata Negara, hal 19
Paradigma integralistik ini dianaut oleh negara Kerajaan Saudi Arabia dan
penganut Paham Syi’ah di Iran. Sedangkan kelompok pecinta Ali r.a.
menggunakan istilah Imamah, sebagai mana dimaksud dengan istilah
dawlah yang banya dirujuk oleh kalangan sunni.
Maka dari penelitian diatas penulis akan menjelaskan pengertian
negara dalam khazanah islam, sebab dalam kajian Islam, istilah negara
bisa bermakna Daulah, khilafah, Imamah, Hukumah, dan Kesultanan.
Kata Daulah berasal dari bahasa Arab yaitu dala-yadulu-daulah, yang
artinya bergilir, beredar, dan berputar. Sedangkan secara istilah arti
teoritisnya adalah kelompok suatu wilayah tertentu dan terorganisir oleh
suatu pemerintahan yang mengatur kepentingan dan kemaslahatan
mereka. Dan dapat juga diartikan sebagai pemerintah, kerajaaan atau
dinasti.263
Sedangkan kata khilafah, berasal dari kata khalf, yang artinya
“wakil”, “ pengganti”, atau “penguasa”. Istilah ini awalnya dipakai oleh
Abu Bakar saat menyebut dirinya sebagai khilafah (pengganti) Nabi
Muhammad. 264 Adapun kata Imamah teori ini lebih berkembang pada
kelompok Syi’ah. Dalam lingkungan syiah, Imamah menekankan dua
rukun yaitu kekuasaan imam (wilayah) dan kesucian imam (‘Ismah). jika
263 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid I , Hal. 262 264 Said Aqil al-Munawwar, “Fiqh Siyasah dalam kontek perubahan menuju
masyarakat madani” jurnal ilmu sosial keagamaan, vol. I. No.I, 1992, hal.21
khilafah dan imamah berkorelasi dengan formal politik atau kekuasaan
maka hukumah berhubungan dengan sistem pemerintahan.265
Istilah negara tidak disinggung di dalam al-quraran maupun as-
sunnah , dalam unsur-unsur esensial yang menjadi dasar negara dapat kita
temukan al-quran. Dalam kajian fiqh siyasah, dikenal istilah-istilah seperti
daulah266, khilafah, imamah267 merupakan dan kesultanan yang sering
kali dikonotasikan dengan istilah negara.Istilah imamah dan khalifah
merupaka dua istilah yang yang sama maknanya, karena khilafah adalah
suatu kepemimpinan yang berlaku secara umum bagi seluruh kaum
muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari’at dan
mensyiarkan Islam keseluruh penjuru dunia. Sedangkan imamah dalam
kajian islam juga sering digunakan sebagai teori yang menyerupai makna
negara. Menurut al-Mawardi, imam bisa dimaknai sebagai khalifah, raja
sultan, atau kepala negara.sedangkan menurut Munawir Sjadzali, al-
mawardi memberikan ruang bagi agama suatu jabatan politik yaitu istilah
yang sama maknanya.
Menurut Muhammad Hatta islam adalah agama individual, yaitu
usaha oarang perorang dalam memahami, menghayati dan menafsirkan
ajaran islam, berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta
memiliki penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan
bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal
265 John L. Esposito (ed) The oxford..., vol 4, Jilid II, Artikel oleh Keith
Lewinstein, tt, hal. 139 266 Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, (Jakarta: Gramedia, 1994), hal. 50 267Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran Sejarah dan Pemikiran,
ed. 5, (Jakarta: UI Press, 1993), hal. 63
pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa, dan
juga tuhan yang maha pengasih dan Maha penyayang, yang kemudian
menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk
Islam, adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamaian, keadilan dan
persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.
Dan sedangkan kata daulah berasal dari bahasa Arab yang
bermakna bergilir, beredar dan berputar, istilah daulah sam dengan atau
wangsa yang berarti sistem kekuasaan ynag berpuncak pada seorang
pribadi dan di dukung oleh keluarganya atau clannya. Jadi dalam istilah
sekarang diartikan sebagai negara, selai itu faham itu juga erat kaitannya
dengaqn dar-islam yang bermakna kekuasaan tertinggi terletak ditangan
seorang penguasa muslim yang memberlakukan Hukum Islam sebagai
hukum utama di dalam wilayahnya.268Dengan demikian secara de facto
ternyata islam mempraktikkan beberapa istilah yang bersinonim atau sama
dengan konsep negara, sedangkan secara konseptual atau de jure ternyata
Islam memang tidak mengenal konsep negara yang detail.
Dalam Al-Quran ada kata-kata balad yang disebut sampai
sembilan sembilan kali, kata balad disebut lima kali, dan adapun satu surat
yang bernama al-balad, yaitu surat yang ke-90 (sembilan puluh) yang
mengisahkan kota Mekkah. Kata-kata balad diartikan dengan negeri,
268Bernard Lewis, Bahasa Politik Islam, (Jakarta: Gramedia, 1994), Op. Cit.,
hal.. 50
daerah, wilayah, yang itu merupakan salah satu unsur berdirinya suatu
negara.269
Secara etimologi, istilah negara merupakan terjemahan dari kata
asing, yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan
etat (bahsa Perancis, sedangkan kata staat, state, etat itu diambil dari
bahsa latin status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dan tetap
atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Kata status
atau statum lazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan). 270
Pengertian negara secara terminologi diartikan yaitu dengan
organisasi pokok dari kekuasaan politik yang telah memenuhi semua
unsur yang harus ada dalam suatu negara. Unsur-unsur adalah bagian-
bagian untuk membentuyk sesuatu sehingga apabila salah satu bagian
tidak terpenuhi maka sesuatu tidak memenuhi syarat untuk negara. Unsur-
unsur negara adalah pemerintahan, penduduk, wilayah dan
pengakuan.271Negara itu sendiri adalah objek material ilmu politik.
Pengertian suatu negara dapat dilihat pada ketentuan Konvensi
Montevidio tahun 1933 mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban
negara yang menyebutkan bahwa suatu negara dapat dikatan sebagai
subjek Hukum Internasional, apabila telah memiliki unsur-unsur, yaitu
penduduk yang tetap, wilayah tertentu, pemerintah yang berdaulat, dan
269Sjechul Hadi Poernomo, Islam dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan Teori
dan Praktek, (Surabaya: Cv. Aulia, 2004), hal.1 270 Dede Rosyada, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):
Demokrasi, Hak Azazi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media,
2000), hal. 41 271 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Politik, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2009), hal. 29
kemampuan mengadakan hubungan dengan negara-negara lainya. Untuk
itu selain dari keempat unsur diatas, maka ada juga yang menjadi unsur
politik terbentuknya suatu negara yang juga dapat berakibat hukum, yang
disebut dengan pengakuan.272
Sedangkan menurut Muhammad Hatta Bangsa adalah suatu
persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan, sebagai suatu persekutuan
yang tersusun menjadi satu yaitu terbit karena percaya atas persamaan
nasib dan tujuan.273
Sedangkan menurut soekarno syarat untuk menjadi bangsa yaitu,
harus ada persatuan antar orang yang kemudian memiliki rasa terikat
dengan tanah airnya.
272Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian Peranan, dan fungsi dalam
Era Dinamika Global, ed. 2, (Bandung : PT. Alumni, 2005), hal. 65 273 www. Siswapedia. Com , Pengertian Bangsa menurut Para Ahli, di akses
pada 18 juli 2019, pada Jam 10.00 WIB
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdarkan pemahaman pada bab sebelumnya maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Negara merupakan suatu organisasi tertinggi di antara
satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, yang hidup
di dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Maka
dapat kesimpulan bahwa tujuan dari negara itu adalah untuk memperluas
kekuasaan, untuk menyelenggarakan ketertiban hukum,dan untuk mencapai
kesejahteraan umum.
Mengenai istilah negara para pemikir Islam dan pakar Indonesia
berbeda pendapat tentang istilah Negara, berikut diantaranya, yaitu: Menurut
Plato, negara adalah suatu tubuh yang senantiasa tampak maju, berkembang,
sebagaimana layaknya orang-orang (manusia). Sedangkan menurut Aristoteles
pengertian negara adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
memperoleh hidup yang sebaik-baiknya
1. Pemikiran Muhammad Hatta dalam Konsep Negara
Untuk itu dari penjelasan para ahli mengenai Negara mereka saling
berbeda-beda pendapat dalam mengungkapkan suatu istilah dalam
Negara, maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Negara
adalah: “suatu kelompok persekutuan, alat organisasi kedaerahan dan
kewilayahan, yang memikili sistem politik yang melembaga dari rakyat,
keluarga, desa dan pemerintah yang lebih tinggi, yang terdiri dari orang-
orang yang kuat yang memiliki monopoli, kewibawaan, daulat, hukum,
dan kepemimpian yang bersifat memaksa sehingga pada akhirnya
memperoleh keabsahan dari luar dan dalam negeri, selanjutnya organisasi
ini memiliki kewenangan untuk membuat rakyatnya tentram, aman,
teratur, terkendali di satu pihak dan di lain pihak melayani kesejahteraan
dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama.
Sedangkan pemikiran Muhammad Hatta dalam bidang politik
adalah keharusan politik non-koperasi sebagai satu-satunya strategi
perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Untuk itu dari
pemikiran Hatta diatas yang melatarbelakangi pemikirannya itu adalah
pendidikan dan organisasi yang digelutinya juga mempengaruhi menjadi
seseorang yang rasional. Hatta menganut ideologi sosialisme demokrat,
Hatta sebagai seorang sosialis, sosialisme yang berhaluan Islam.
Sosialisme yang di anut Hatta tidak terlepas dari pengaruh Barat, karena
ia memang menempuh studinya di Belanda sehingga sedikit banyak
terpengaruh. Salah satu pengaruh yang menonjol dalam diri Hatta adalah
di bidang Koperasi yang di Indonesia merupakan hasil belajarnya selama
di Scandinavia di Indonesia. Dengan koperasi rupanya Hatta ada
kecocokan untuk diterapkan di Indonesia, yang merupakan paham
sosialis.
Menurut Muhammad Hatta islam adalah agama individual, yaitu
usaha oarang perorang dalam memahami, menghayati dan menafsirkan
ajaran islam, berbekal pengalaman dan kemampuan masing-masing. Hatta
memiliki penafsiran sendiri tentang islam serta posisinya dalam kehidupan
bernegara. Pertama Hatta, memandang Islam secara hakiki, berpangkal
pada keyakinan tentang ajaran tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa, dan
juga tuhan yang maha pengasih dan Maha penyayang, yang kemudian
menumbuhkan kesadaran bahwa tugas dan tanggung jawab untuk pemeluk
Islam, adalah berbuat baik terhadap sesama. Maksudnya yaitu
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, perdamaian, keadilan dan
persaudaraan dan persatuan dalam kehidupan bersama.
2. Pengertian Negara dalam Fiqh Siyasah
Untuk itu pengertian negara dalam khazanah Islam, istilah negara
yaitu, Daulah, Khilafah, Imamah, Hukumah, dan Keseultanan. Istilah
daulah berasal dari bahasa Arab yakni dal-yadulu- daulah yang artinya
bergilir, beredar, dan berputar. Secara istilahnya arti teorinya adalah
kelompok sosial yang menetap pada suatu wilayah tertentu dan diorganisir
oleh suatu pemerintahan yang mengatur kepentingan dan kemaslahatan
mereka, dan dapat diartikan sebagai pemerintah, kerajaan atau
dinasti.Sedangkan kata Khalifah berasal dari kata khalif yang berarti
“wakil”, “ pengganti”, “penguasa” (pengganti) Nabi Muhammad SAW.
3. Analisa terhadap Konsep Negara Menurut Muhammad Hatta ditinjau
dalam Fiqh Siyasah.
Bangsa adalah suatu persatuan yang ditentukan oleh keinsyafan,
sebagai suatu persekutuan yang tersusun menjadi satu yaitu terbit karena
percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Muhammad Hatta tidak hanya
membatasi pemikirannya hanya di dua bidang saja, sebagai seorang
politikus ia juga seorang muslim, hatta kerap kali mengelurkan gagasan-
gasanya dalam maslah politik dan juga pemikiran keislaman. Pemikiran
Hatta secara tegas mengecam kolonialisme dan imperialisme yang
dilakukan oleh bangdsa kulit putih kepada orang berkulit berwarna.
Menurut analisa penulis konsep Muhammad Hatta termasuk
kedalam faham sosialis / sosialisme. Kalau dilihat dalam tinjauan fiqh
siyasah paham Hatta ini termasuk dalam pandangan integralialistik dalam
hubungan Islam dan negara, yang mana faham integralistik ini merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Antara ad-Din wa dawlah
(islam sebagai agama dan negara).
B. Saran
Untuk saran dari penulis sendiri yaitu tentang konsep negara
menurut beberapa para ahli mereka dalam mengungkapkan istilah negara
mereka berbeda-beda dalam berpendapat, akan tetapi juga ada persamaan
diantaranya. Mengenai suatu negara harus memenuhi unsur terbentuknya
suatu negara yaitu, rakyat, pemerintah, wilayah, dan pengakuan dari
wilayah lain. Untuk itu suatu negara tidak bisa disebut sebagai Negara,
apabila salah satu dari unsurnya tersebut tidak terpenuhi. Dan adapun
tujaun dari suatu negara Indonesia adalah yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Indonesia 1945 yang terdapat dalam
alinea keempat itu.
Oleh karena itu, saya sebagai penulis menginginkan suatu negara
itu dapat memenuhi unsur-unsur dari suatu negara, dan mencapai tujuan
negara yang adil dan makmur berguna untuk mencapai kemaslahatan
hidup di dunia ini dan di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Ainulbio. 2019. http: //Wordpress.com. Rabu 17/07/2019 Pengertian,
Tujuan, dan Sumber Ajaran Islam, dan serta Ruang Lingkupnya/
Al-Daulah. 2014. Jurnal Hukum dan Perundangan Islam. Volume 4.
Nomor 2. ISSN 2019-0109.
Anwar, M. Syafi’i. 1995 Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia. Jakarta:
Paramadina.
Arifin, H. Muzayyin, M.ed. Kapita Salekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Blogspot. Com. 2019. Rabu. 17/07/2019. Konsep Dasar Islam.
Daud, Ali Mohammad. 2012. Hukum Islam: Pengan tar Ilmu Hukum dan
tata Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Djazuli, A. 2009. Fiqh Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat dalam
Rambu-rambu Syariah. Jakarta: Kencana
Effendy, Bahtiar. 2011. Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan
Praktik Politik Islam di Indonesia. Jakarta: Democrasy
Efrinaldi. Syari’at Islam dan Dinamika Masyarakat (Solusi terhadap
Problematika Kontemporer). Jakarta: Kencana Prenada Group.
Hakim, M. Arif. 2004. Jejak-jejak Islam Politik : Sinopsis Sejumlah Studi
Islam Indonesia. Jakarta: Ditjen Bagais.
Hanafia, Ali. www. Kompasiana.com.2019/ 16/07/2019/ Karakteristik
Ajaran Islam/
Hatta, Muhammad. 1971. Membangun Kaoperasi dan Koperasi
Membangun, Djakarta-Raja: Pusat Koperasi Pegawai Negeri.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Mauna, Boer. 2005. Hukum Internasional: Pengertian Peranan, dan
fungsi dalam Era Dinamika Global. ed. 2. Bandung : PT. Alumni.
Mekkah, Rabithah Alam Islamy. Islam Pilihan Kami: Kisah Tokoh dan
Ilmuan Dunia Mendapat Hidayah. Jakarta: Cahaya Press.
Mudzhar M. Ato. 2011. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munzir Suparta. 2014. Ilmu Hadis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Musa Ali, Masyur. 2010. Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama.
Nata, Abuddin. 2003 Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Natsir, Mohammad.1973. Capita Salecta. Jakarta: Bulan Bintang.
Poernomo , Sjechul Hadi. Islam dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan
Teori dan Praktek. Surabaya: Cv. Aulia.
Poerwadarminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN
Balai Pustaka.
Radenintan. 2009. Journal //Ac.id/ 24/07/2009/ Konsep Tujuan Pendidikan
Islam Perspektif Nilai-nilai Sosial/
Rosyada, Dede dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education): Demokrasi, Hak Azazi Manusia dan Masyarakat
Madani, (Jakarta: Prenada Media.
Saebani, Beni Ahmad. 2007. Fiqh Siyasah Pengantar Ilmu Politik Islam.
Bandung: Pustaka Setia.
Said Usman.1981. Pengantar Ilmu Fiqh (Pengantar Ilmu Hukum Islam.
Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama.
Situmorang, Jubair.2012. Politik Ketatanegaraan dalam Islam ( Siyasah
Dusturiyah). Bandung: Pustaka Setia.
Sjadzali, Munawir. 1990. Islam dan Tata negara: Ajaran sejarah dan
pemikiran. Jakarta: UI Press.
Syafe’i, Prof Ramad. 2010. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: Pustaka Setia.
Syafii, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Pustaka
Reka Cipta.
Syafiie, Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
www. Siswapedia. Com. 2004. /18/07/2019/ Pengertian Bangsa menurut
Para Ahli.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Refka Novia Sari
NIM : 1315.038
Tempa Tanggal Lahir : Matur Katik, 11 November 1996
Alamat : Jorong Matur Katik, Nagari Matua Hilia,
Kecamatan Matur, Kabuipaten Agam
Anak Ke : 3 (tiga) dari 4(empat) bersaudara:
1. Zul Ef Rida Wati 2. Rosnita Sari 3.
Refka Novia Sari 4. Bari Prima
Ramadhan.
Motto :
“Cepat lulus dan terlambatlulus dalam perkuliahan bukan berarti kepintaran dan
bukan berarti kebodohan seseorang, karena berkat Usaha dan
Do’a kepada Allah SWT, “karena usaha tidak akan
pernahmengkhianati hasil”. Alangkah kerdilnya jika mengukur
kepintaran seseorang hanya dari siapa yang paling cepat lulus. /
cepat keluar, “Sebaik-baiknya skripsi adalah skripsi yang
selesai” Bukankah sebaik-baiknya skripsi adalah skripsi yang
selesai? Baik itu selesai tepat waktu maupun tidak tepat waktu”.
PENDIDIKAN:
1. Sekolah Dasar Negeri ( SDN O2 AMPEK SURAU), Lulus pada tahun
2011.
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N MATUR), Lulus pada tahun
2013.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMA N 1 MATUR), Lulus pada
tahun 2015.
4. Kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Fakultas
Syariah, Program Studi Hukum Tata Negeri (Siyasah).
PENGALAMAN ORGANISASI DAN PELATIHAN:
1. IKATAN MAHASISWA KECAMATAN MATUR (IMKEMA)
EKSTERNAL TAHUN 2015-2019.
2. UNIK KEGIATAN MAHASISWA DA’WAH’AZZAMUL’IFFAH
(UKMD) IAIN BUKITTINGGI (INTERNAL)TAHUN 2016-2019.
3. LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) HIMPUNAN
MAHASISWA JURUSAN JINAYAH SIYASAH TAHUN 2016/2017.
4. PANITIA PELAKSANA SEMINAR HIMPUNAN MAHASISWA
JURUSAN JINAYAH SIYASAH (HMJ JS) IAIN BUKITTINGGI
TAHUN 2016/2017
5. PANITIA PELAKSANA MUSYAWARAH HIMPUNAN
MAHASISWA JINAYAH SIYASAH (HMJ JS) KE V1 IAIN
BUKITTINGGI TAHUN 2016/2017.
6. PESERTA TRAINING KADER II (TEKAD II) UKM
DAKWAH’AZZAMUL ‘IFFAH IAIN BUKITTINGGI 2017/2018.
7. PANITIA SEMINAR AL-QUR’AN UNIT KEGIATAN
MAHASISWA (UKM FTQ) IAIN BUKITTINGGI TAHUN
2018/2019.
8. PANITIA PELAKSANA SEMARAK LIBURAN (LOMBA MUSIK
KREATIF) DI KKN IAIN BUKITTINGGI TAHUN 2018.
9. PANITIA PELAKSANA / RELAWAN TABLIGH AKBAR USTADZ
H. ABDUL SOMAD, Lc, MA “MERAJUT UKHUWAH
ISLAMIYAH) TAHUN 2019
BIODATA ORANG TUA:
a. Ayah
Nama : Abrar
Pekerjaan : Tani / pekebun
Tempat Tanggal Lahir : Matur Katik, 09 Agustus 1967
Alamat : Jorong Matur Katik, Nagari Matua Hilia,
Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.
b. Ibu
Nama : Asnawati
Pekerjaan : Tani / Ibu Rumah Tangga
Tempat Tanggal Lahir : Matur Katik, 02 Februari 1967
Alamat : Jorong Matur Katik, Nagari Matua Hilia,
Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.
Bukittinggi, Agustus 2019
Penulis
Refka Novia Sari
NIM. 1315.038