pemikiran jasser auda
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 pemikiran Jasser Auda
1/2
Jasser auda
Tradisionalis
Jasser Auda membagi kelompok Tradisionalis ke dalam beberapa kategori, yaitu
Skolastik Tradisonalis, skolastik neo-tradisionalis, Neo-literalis, dan orientasi teori
idilogis.
a) Skolastik Tradisonalis
Kelompok yang dikategorikan ini ulama-ulama yang mengikuti pandangan
‘ulama’ klasik, termasuk Sha’i, !aliki, "ana, "anbali, Shiah, atau #badiyah
sebagai pemegang otoritas pemakna teks al-$ur’an maupun hadith. Seluruh
penyelesaian problem selalu diru%ukkan kepada hasil-hasil i%tihad madhab ini.
Kelompok ini melakukan i%tihad, %ika problem yang ter%adi tidak ditemukan dalam
pandangan para imam madhab ini. &alam hal ini, #%tihad dilakukan melalui
metode 'iyas yang diru%ukkan kepada hasil-hasil i%tihad sebelumnya.
Salah satu (ontoh adalah tentang proses penetapan hukum tentang
Kepemimpinan erempuan dalam "ukum #slam yang disampaikan oleh #mam
*ni+ersitas #slam Saud di iyad. roses keputusan hukum dimulai dari penasiran
!adhab "anbali, khususnya pendapat #bn Taymiyah, tentang hadith ukhary
yang menyatakan/ 0tidak akan bahagia suatu kaum %ika dipimpin seorang
perempuan1. roses penetapan dilakukan tanpa banyak memberikan pen%elasan
tentang penasiran !adhab "anbali, karena apa yang disampaikan lebih
dipengaruhi oleh kepentingan politik. Sehingga penetapan lebih diarahkan pada
2ilayah yang diperbolehkan bagi perempuan untuk men%adi pemimpin, yaitu
2ilayah-2ilayah pendidikan tertentu dan kesehatan perempuan, atau
perempuan men%adi imam shalat bagi sesama %enis. Sedangkan pada 2ilayah
sosial yang lain, seperti hukum, politik, peradilan, media, ekonomi, militer, dan
pendidikan pada umumnya, perempuan tidak diperkenankan untuk memimpin.
b) Skolastik neo-tradisionalis
!enurut Jasser Auda kelompok Neo-Tradisonalis lebih terbuka disbanding
dengan kelompok Tradisionalis, hanya sa%a masih terpaku pada madhab yang
dianutnya. !ereka menerima berbagai madhab, khususnya madhab empat
3!aliki,Sha’i, "ana, dan "anbali). Akan tetapi pada pilihan pendapat mereka
lebih memilih pada pendapat yang mayoritas 3%umhur) disepakati oleh para
imam madhab.
() Neo-literalis
Neo-literalis merupakan sebagian aliran dari kelompok tradisionlis yang
disebut dengan aliran 4ahiriyah. !eskipun demikian enomena ini tidak sa%a
ter%adi pada kelompok Sunni, pada kelompok Shia %uga demikian. Neo literalis
kontemporer lebih menggantungkan pada koleksi-koleksi hadith dari satu ulama,
-
8/18/2019 pemikiran Jasser Auda
2/2
seperti +ersi 5ahabi dari ulama "anbali, atau pada Shiah, hadith-hadith koleksi
shiah. *lama-ulama literalis lama mendukung metode istishab sebagai kaidah
usul yang men%adi komponen dasar ma'asid. Akan tetapi, Neo-letralis menolak
ma'asid sebagai ligitasi hukum. ealitas sekarang menun%ukkan bah2a neo-
literalis radikal mengkritik teori ma'asid yang dianggap sebagai ide sekuler yang
menyamar.
lo(king the means 3sadd al-&hara’i) pada tema yang sering diulang-ulang
pada pendekatan neo-literalis sekarang ini adalah kepentingan otoritas
penguasa, khususnya yang terkait pada hukum tentang perempuan. Seperti
perempuan dilarang mengemudikan mobil, bepergian sendiri, beker%a pada
stasion radio dan tele+isi, men%adi 2akil rakyat, bahkan ber%alan di per%alanan.
d) 6rientasi teori idiologis.
Sebuah aliran tradisionalis yang o+erlap dengan posmodernis dalam
mengkritisi rasionalitas modern dan nilai-nilai bias 7ropa sentris yang
kontradikti. 8a9lur ahman mengkategorikan aliran ini sebagai ‘8undamentalis
ostmodern’. !ereka memiliki proyek perla2anan kepada barat dan khususnya
demokrasi dan sistemnya. Argumen utama aliran ini adalah bah2a pemerintah,
perundang-undangan, dan kekuasaan pemerintah adalah hak Tuhan se(ara
mutlak, dan tidak diberikan kepada manusia sebagai kontrak atau hak.