pemicu 1 kel 3

Upload: trznawijaya

Post on 03-Nov-2015

251 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hematologi fk untar

TRANSCRIPT

  • Pemicu 1 : Gagal Ikut AudisiKelompok 3FK UNTAR

  • Kelompok 3FASILITATOR : dr. Kumala Dewi Darmawi

    NAMANIMJABATANMonica Handayani405070102KETUASilvani 405070012SEKRETARISJoel Osbert405070028PENULISMarwin Tjandra405070006ANGGOTADewi Gotama405070008ANGGOTAForsalina Tamara405070063ANGGOTADian Natalia 405070097ANGGOTAAline Christina405070062ANGGOTACristina Hadi W.405070120ANGGOTARisma Kamila405070121ANGGOTARestu Wahyuni H.405070140ANGGOTASteinley 405070142ANGGOTA

  • Skenario Cahaya 17 tahun seorang gadis yang cantik, langsing, dan mempunyai warna kulit yang putih. Waktu antri ikut audisi Indonesian Idol mendadak merasa kepala pusing dan penglihatannya gelap. Nyaris pingsan. Kemudian dia dibawa ke dokter. Dia mengatakan kejadian seperti ini sudah sering dialami yaitu setiap menstruasi, karena menstruasinya banyak, ganti pembalut sampai 6 kali sehari, dengan lama menstruasi satu minggu. Tadi pagi Cahaya sudah sarapan mie instan 1 bungkus.

  • Skenario Dari pemeriksaan fisik didapat : BB = 42 kg, TB = 165 cm, Tensi 90/60mmHg, Nadi = 100x/menit, Frekwensi pernapasan = 30x/menit, konjunctiva anemis, sklera tidak ikterik, bibir pucat.

    Dari pemeriksaan laboratorium didapat hasil : Hb = 8,2 g/dL ; Lekosit = 9000/L ; Eritrosit = 3,5juta/ L; Trombosit = 150000/L ; Hematokrit = 27 Vol% ; LED = 2mm/jam ; Hitung Jenis didapat : Basofil 1%, Eosinofil 7%, Sel Batang Netrofil 5%, Sel Segmen Netrofil 54%, Limfosit 30%, Monosit 3%.

    Kemungkinan apa yang dialami Cahaya?

  • Learning ObjectiveMengetahui & memahami definisi anemia.Mengetahui & memahami klasifikasi anemia.Mengetahui & memahami patofisiologi anemia.Mengetahui & memahami gejala & komplikasi anemia.Mengetahui & memahami status gizi anemia.Mengetahui & memahami pemeriksaan fisik anemia.Mengetahui & memahami pemeriksaan laboratorium anemia.Mengetahui & memahami penatalaksanaan anemia.

  • Definisi AnemiaPengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

    Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

  • Klasifikasi AnemiaEtiologiMorfologiMikrositik HipokromNormositik NormokromMakrositikKehilangan darahEritropoesis menurunDestruksi meningkatAnemia giziKegagalan sum-sum tulangHerediterDidapatKln. ImunologikKln. Membran eritrositKln. EnzimHb-pathy

  • Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan EtiologiAnemia mikrositik hipokromAnemia defisiensi besiThalasemia majorAnemia akibat penyakit kronikAnemia sideroblastik

    Anemia normositik normokromAnemia pasca perdarahan akutAnemia aplastikAnemia hemolitik didapatAnemia akibat penyakit kronikAnemia pada gagal ginjal kronikAnemia pada sindrom mielodisplastikAnemia pada keganasan hematologik

  • Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan EtiologiAnemia makrositerBentuk megaloblastikAnemia defisiensi asam folatAnemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa

    Bentuk non-megaloblastikAnemia pd penyakit hati kronikAnemia pd hipotiroidsimeAnemia pd sindrom mielodisplatik

  • Klasifikasi Berdasarkan Morfologi

    a. Anemia Hipokromik Mikrositer (MCV

  • b. Anemia Normokromik Normositer (MCV 80-95 fl, MCH 27-34 pg)

    1. Anemia pasca perdarahan akut

    2. Anemia aplasrik-hipoplastik

    3. Anemia hemolitik terutama yang didapat

    4. Anemia akibat penyakit kronis

    5. Anemia mieloplastik

    6. Anemia pada gagal ginjal kronis

    7. Anemia pada mielifibrosis

    8. Anemia pada sindroma mielodisplastik

    9. Anemia pada leukemia akut

  • Anemia Makrositer (MCV > 95 fl)

    1.Megaloblastik

    a. Anemia defesiensi folat

    b. Anemia defesiensi vitamin B12

    2.Non megaloblastik

    a. Anemia pada penyakit hati kronik

    b. Anemia pada hipotiroid

    c. Anemia pada sindroma mielodisplastik

  • Klasifikasi Anemia menurut Etiopatogenesis Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dlm sumsum tulangKekurangan bahan esensial pembentuk eritrositAnemia defisiensi besiAnemia defisiensi asam folatAnemia defisiensi vit.B12

    Gangguan penggunaan (utilisasi besi)Anemia akibat penyakit kronikAnemia sideroblastik

    Kerusakan sumsum tulangAnemia aplastikAnemia mieloptisikAnemia pd keganasan hematologiAnemia diseritropoeitikAnemia pd sindrom mielodisplatik

    Anemia akibat kekurangan eritropoietin: anemia pd gagal ginal kronik.

  • Klasifikasi Anemia menurut Etiopatogenesis Anemia akibat hemoragiAnemia pasca perdarahan akutAnemia akibat perdarahn kronik

    Anemia hemolitikAnemia hemolitik intrakorpuskularGangguan membran eritrosit (membranopati)Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat G6PDGangguan hemoglobin (hemoglobinopati)-Thalasemia-Hemoglobinopati struktural: HbS, HbE, dllAnemia hemolitik ekstrakorpuskularAnemia hemolitik autoimunAnemia hemolitik mikroangiopatik

    Anemia dgn penyebab tdk diketahui atau dgn patogenesis yg kompleks

  • Patofisiologi Anemia(akut)Kehilangan darah mendadak (30% atau lebih)Jumlah efektif SDM (-)Pengiriman O2 ke jaringanHipovolemia, hipoksemia, gelisah, diaforesis, takikardi, napas pendek, kolaps sirkulasi/shock

  • Patofisiologi AnemiaKronikMassa SDM (-) dlm wkt beberapa bulan

    Jumlah efektif SDM (-)

    Pengiriman O2 ke jaringan

    Mekanisme kompensasi tubuh

    Asimptomatik

    Mikrositik hipokrom

  • Gejala ANEMIAGEJALA UMUMLemahLesuCepat lelahSesak nafasMata berkunang-kunang

  • GEJALA KHAS masing-masing ANEMIAAnemia def. Besi : disfagia, kuku sendok, atrofi papil lidahAnemia megaloblastik : gangguan neurologik pada detergaf. B12Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, dan hepatomegaliAnemia aplastik : perdarahan dan tanda-tanda infeksiGEJALA PENYAKIT DASARTergantung pada penyebab anemia tersebutMis : gejala akibat cacing tambang : sakit perut, warna kuning pada telapak tangan, pembengkakan parotis

  • Pemeriksaan untuk diagnosis ANEMIAPemeriksaan laboratoriumMerupakan pemeriksaan penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis anemiaScreening testPemeriksaan darah seri anemiaPemeriksaan SSTLPemeriksaan khususPemeriksaan penyaringUntuk pengarahan diagnosis lebih lanjutPengukuran kadar hemoglobin, indeks eritrosit, dan hapusan darah tepiPemeriksaan darah seri anemiaHitung leukosit, trombositHitung retikulositLED

  • Pemeriksaan SSTLMemberikan informasi tentang keadaan sistem hematopoesisMutlak diperlukan untuk diagnosis anemia aplastik, anemia megaloblastik, serta kelainan hematologik yang dapat menspupresi sistem eritroidPemeriksaan khususDikerjakan atas indikasi khususAnemia def. Besi : serum iron (SI), TIBC (total iron binding capacity), saturasi transferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin, pengecatan besi pada SSTLAnemia megaloblastik : folat serum, vit. B12 serum, tes supresi deoksiuridin, tes schilingAnemia hemolitik : bilirubin serum, test coomb, elektroforesis HbAnemia aplastik : biopsi SSTL

  • Pemeriksaan NERMean Corpuscular Volume (MCV) Rerata volume eritrosit, dinyatakan dalam femtoliters (fl), atau 10-15 MCV = Hct (%) x 10/RBC count (x 1012/L)

    Volume Eritrosit rata-rata (VER)

    nilai normal: 77-93 fL- > dr normal: eritrosit makrositer- < dr normal: eritrosit mikrositer

    VER =Nilai hematokritJml eritrosit(juta)X 10

  • Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (HER)

    Nilai normal: 27-32 pg- < dr normal: eritrosit hipokromKonsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER)

    Nilai normal: 31-35 g/dL- < dr normal: eritrosit hipokromHER = Nilai hemoglobinJml eritrosit(juta)X 10KHER =Nilai hemoglobinNilai hematokritX 10Pemeriksaan NER

  • PEMERIKSAAN LABORATORIUMAnemia mikrositik hipokrom :SI, TIBC, saturasi transferin, feritinElektroforesa HbDarah tepi

    Anemia normositik normokrom :Hitung retikulositComb direk, indirekDarah samar (Urobilinogen, bilirubin)

    Anemia makrositik :Asam folat, B12LDH serum

  • KAPASITAS MENGIKAT BESI TOTAL (TIBC) Bertujuan untuk mengukur kapasitas transferin serum mengikat besi Retang normal TIBC pada orang dewasa : 240-360 g/dL, pada usia diatas 70 tahun cenderung menurun sampai sekitar 250 g/dL TIBC meningkat pada defisiensi besi dan kehamilan, tetapi mungkin normal atau rendah pada penyakit kronis dan malnutrisiTinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium

  • SATURASI TRANSFERINTinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Saturasi transferin tidak diukur secara langsung tetapi diperoleh sebagai suatu rasio Rentang saturasi normal : 20-45 % Persentase saturasi rendah pada defisiensi besi (< 5 %) dan penyakit kronik dan tinggi pada anemia sideroblastik, keracunan besi, serta hemolisis intravaskular dan hemokromatosis

  • FERITIN SERUMTinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Merupakan suatu protein yang tidak mengandung besi dan berada dalam konsentrasi relatif rendah dibandingkan feritin jaringan Terdapat dalam plasma dan serum Diukur dengan pemeriksaan imunoradiometrik (IRMA) atau enzymelinked immunosorbent assay (ELISA) Setiap 1 g/dL feritin mencerminkan 8-10 mg simpanan besi Rentang normal pada pria : 20-250 g/dL Rentang normal pada anak dan wanita premenopause : 10-200 g/dL Feritin rendah pada anemia defisiensi besi (
  • Elektroforesa Hb

  • HITUNG RETIKULOSITRetikulosit sering dapat dibedakan pada apusan darah yang diwarnai dengan Wright karena ukurannya besar dan warnanya sedikit keabu-abuan atau unguHitung retikulosit : persentase dari retikulosit yang beredarDidasarkan pada penilaian visual terhadap sel yang diwarnai yang memperlihatkan serat-serat retikulumSekarang mulai digunakan mesin otomatis flow cytometryTinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium

  • HITUNG RETIKULOSITHitung retikulosit meningkat :Kehilangan darah akutHemolitik

    Hitung retikulosit menurun :Anemia aplastikAnemia mielophtisikTinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium

  • TEST COOMBDIRECT : sel eritrosit pasien dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan dengan antiserum atau antibodi monoclonal terhadap berbagai imunoglobulin dan fraksi komplemenINDIRECT : untuk mendeteksi autoantibodi yang terdapat pada serum. Serum pasien direaksikan dengan sel-sek reagen. Imunoglobulin yang beredar pada serum akan melekat pada sel-sel reagen, dan dapat di deteksi dengan antiglobulin sera dengan terjadinya aglutinasi

  • Darah samar (Urobilinogen, bilirubin)

  • PENGUKURAN VITAMIN B12DAN ASAM FOLATSistem pemeriksaan yang sering dipakai adalah enzyme immunoassay

    Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium

  • PEMERIKSAAN PENYERAPAN VITAMIN B12Pemeriksaan penyerapan vitamin B12 dengan cara Uji SchillingUji Schiling menggunakan ekskresi vitamin B12 berlabel radioaktif di urine setelah pemberian oral dosis tertentu dengan atau tanpa faktor intrinsikUji Schiling bertujuan memastikan apakah ada gangguan penyerapan vitamin B12Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium

  • Kebutuhan Asupan GiziEnergi : 10-19 kkal/cmProtein : 0,27-0,29 g/cmTotal Mineral : 1200 mgVit B12 : 2,5 - 3,0 mikrogram/hariZat besi :wanita haid : 2,38mg/hariwanita pasca menopause : 0,96 mg/hari

  • Komplikasi anemiaKomplikasi anemia: 1. Merasa cepat lelah saat bekerja sehingga produktivitas juga menurun. 2. Karena jantung harus bekerja lebih keras untuk mengkompensasi kekurangan oksigen di dalam darah akibat anemia, pada akhirnya dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke. 3. Jika anemia yang terjadi akibat defisiensi B12, secara bersamaan juga bisa terjadi kerusakan saraf dan gangguan fungsi otak. Karena Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk kesehatan saraf dan fungsi otak.

  • Bedah Kasus

    NormalKasusKesimpulanHb12-16 g/dL8,2 g/dLDibawah normalLeukosit4000-10000 / l9000 /lNormalEritrosit4-5 juta / l3,5 jt / lDibawah normalTrombosit150000-450000 / l150000 / lNormalHematokrit37-43 Vol %27 Vol %Dibawah normalLED< 15 mm/jam2 mm/jamNormalBasofil0-1 %1 %NormalEosinofil1-3 %7 %Diatas normalNetrofil batang2-6 %5 %NormalNetrofil segmen50-70 %54 %NormalLimfosit20-40 %30 %NormalMonosit2-8 %3 %Normal

  • Pada kasusKesimpulanBerat badan42 kgIMT = 15,43 % kurang giziTinggi badan165 cmTensi90/60 mmHgHipotensiNadi100 x/menitNormalFrekwensi pernapasan30 x/menitNormalKonjunctivaAnemisTidak normalSkleraTidak ikterikNormalWana bibirPucatTidak normal

  • Status GiziBatas IMT untuk perempuan normal 18,7-23,9

    Range IMT :1. Kurus [Berat] < 17,0 2. Kurus [Ringan] 17,0-18,4 3. Normal 18,5-25,0 4. Gemuk [Ringan] 25,1-27,0 5. Gemuk [Berat] < 27

  • Kemungkinan Anemia yang Diderita CahayaAnemia pendarahan kronik (menstruasi berlebih)Anemia karena parasit (eosinofil yang meningkat)Anemia gizi (berat badan yang kurang)Anemia defisiensi besi (menstruasi berlebih)

  • Anemia defisiensi FeBila cadangan besi, besi di dalam plasma dan hemoglobin kurang dari normalAnemia defisiensi besi, kekurangan besi diawali oleh deplesi besi kemudian defisiensi besi dan akhirnya baru terjadi anemia defisiensi besi.Deplesi besi merupakan permulaan kekurangan besi dimana cadangan besi didalam tubuh berkurang atau tidak ada, tapi besi di dalam plasma masih normal dan hemoglobin dan hematokrit juga masih normal Defisiensi besi tanpa anemia yaitu selain cadangan besi juga besi dalam plasma sudah berkurang, tapi hemoglobin masih normal

  • Anemia Karena kekurangan zat gizi Karena kekurangan zat gizi Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit yang terjadi.

  • Anemia perdarahan kronik

  • Anemia karena parasitAncylostoma duodenaleNecator americanus

  • KesimpulanBerdasarkan data pemicu, kami tidak dapat langsung menegakkan diagnosa dan memberikan terapi karena belum diketahui jenis anemia yang diderita CahayaDiperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui jenis anemia yang diderita Cahaya

  • SaranSebaiknya Cahaya kembali ke dokter dan meminta rujukan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjutMenerapkan pola hidup sehat

  • Daftar pustakaA. Ronald, Sacher, dkk. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ed 11. 2004. Jakarta : EGC.

    Arisman, MB. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi Dalam Daur Kehidupan. 2004. Jakarta : EGC.

    Price,S.A & Wilson,L.M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Ed 6 Vol1. 2006. Jakarta : EGC.

    Sudoyo,A.W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jld II ed IV. 2006. Jakarta Barat : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

    http://fkuii.org/tiki-download_wiki_attachment.php?attId=1039

    http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_PenilaianHasilPemeriksaan.pdf/10_PenilaianHasilPemeriksaan.html

    www.ghi.com/topic.aspx?page=36

    http://akhmadi.multiply.com/journal/item/12/Masalah_Kekurangan_Zat_Besi

    http://www.ivs-online.org/v2/faq.php

    ***Mekanisme kompensasi tubuh : meningkatkan curah jantung & pernapasan, karena itu meningkatkan pengiriman O2 ke jaringan2 o/SDM. Meningkatkan pelepasan O2 o/Hb. Mengembangkan volume plasma dgn menarik cairan dr sela-sela jaringan. Retribusi aliran darah ke organ-organ vital.******