pemicu 3 termo

19
MAKALAH TERMODINAMIKA Pemicu III Proses Proses SiklikKelompok : 10 Nama Anggota : Atikah Ridhowati (1306392922) Clarissa Ancella (1306370644) Fauzan Nazif (1306370392) Ivander Christian S (1306449126) Mahahera B. P. A (1306405736) DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA Depok, Maret 2015

Upload: atikahridhowati

Post on 09-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

termo pemicu 3

TRANSCRIPT

  • 0 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    MAKALAH TERMODINAMIKA

    Pemicu III

    Proses Proses Siklik

    Kelompok : 10

    Nama Anggota : Atikah Ridhowati (1306392922)

    Clarissa Ancella (1306370644)

    Fauzan Nazif (1306370392)

    Ivander Christian S (1306449126)

    Mahahera B. P. A (1306405736)

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Depok, Maret 2015

  • 1 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .. 1

    JAWABAN PERTANYAAN .... 2

    Nomor 1 . 2

    Nomor 2 ... 10

    Nomor 3 ... 12

    KESIMPULAN .... 17

    DAFTAR PUSTAKA .. 18

  • 2 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    JAWABAN PERTANYAAN

    1. Anda baru bekerja di perusahaan konsultan. Pekerjaan pertama yang

    dilakukan adalah menyelidiki kelayakan penggunaan tenaga panas Bumi.

    Di suatu daerah pegunungan tersedia sumber uap panas bertekanan

    rendah yang sangat berlimpah sehingga berpotensi menghasilkan energi

    listrik beberapa ratus MW bila dapat dibuat alat yang tepat. Diusulkan

    untuk menggunakan siklus power plant dengan menggunakan working

    fluid berupa tetrafluroethane (HFC-134a) dengan rute seperti pada

    gambar di bawah ini. Di sekitar lokasi juga tersedia air dingin dalam

    jumlah berlimpah (ingat ini di pegunungan). HFC-134a cair jenuh keluar

    kondesor pada suhu 21oC dipompa hingga mencapai tekanan 400 psia lalu

    dialirkan ke boiler dan keluar sebagai superheated vapor. Uap HFC-134a

    kemudian diekspansikan pada turbin. Sebagai pilot-plant akan dibuat

    sebuah power plant dengan kapasitas 2 MW (output bersih, dikurangi

    daya untuk pompa). Efisiensi turbin adalah sebesar 85% dibanding proses

    isentropis dan efisiensi pompa adalah 90%.

    a. Berapakah tekanan keluar turbin yang saudara rekomendasikan?

    3

    Kondenser

    Boiler

    Turbin Pompa

    1

    2

    4

    cair jenuh, 21 oC

    400 psia, 220 oF

    Win

    Qin

    Qout

    Wout

  • 3 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    b. Tentukanlah jumlah working fluid yang disirkulasikan per jam.

    c. Tentukanlah kebutuhan daya untuk pemompaan.

    d. Cukup layakkah ide ini untuk dilaksanakan dan juga rekomendasi

    untuk perbaikan sistem ini.

    Untuk Penyederhanaan, abaikan pressure drop di boiler dan di kondenser.

    Jawab:

    a. Berapakah tekanan keluar turbin yang saudara rekomendasikan?

    Untuk menyelesaikan permasalahan mengenai tekanan keluar turbin kita

    harus membuat sketsa grafik temperature dan entropi (grafik T-s) dari siklus

    rankine dari sistem yang kita miliki. Berikut ini grafik yang akan kita gunakan:

    Gambar. A Gambar grafik T-s dari siklus rankine sistem dari soal

    (sumber: https://ecourses.ou.edu)

    Dari grafik T-s di atas, dapat kita lihat bahwa dalam siklus yang kita miliki

    terdapat dua buah garis isobarik dan dua buah garis isentropis dimana garis 12

    merupakan proses isentropis pada pompa, garis 23 merupakan proses isobarik

    pada boiler., Garis 34 merupakan proses isentropis pada turbin dan Garis 41

    merupakan proses isobarik pada kondensor.

    Dari pemaparan grafik diatas, proses 41 yang merupakan suatu sistem

    isobarik dimana tekanan pada titik 4 dan titik 1 adalah sama maka dapat kita

    simpulkan bahwa tekanan dari working fluid pada sebelum masuk kondensor

    (titik 4 pada gambar) adalah sama dengan tekanan working fluid pada setelah

  • 4 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    keluar kondensor (titik 1 pada gambar). Perbedaan pada titik 4 dan titik satu

    hanya kualitas saja.

    Pada titik 1, working fluid memiliki kondisi berupa: saturated liquid

    dengan temperatur 21 oC. Untuk mengetahui tekanan pada kondisi tersebut,

    kita dapat melihat tabel saturated dari HFC-134a yang terdapat pada lampiran

    tabel A-10 dari buku Fundamentals of Engineering Thermodynamics Edisi 7

    Moran-Saphiro. Dari tabel A-10 kita dapatkan:

    Temperatur

    (oC)

    Tekanan (bar)

    20 5,716

    21 P1

    24 6,4566

    Dengan menggunakan metode interpolasi maka kita dapat mendapatkan nilai

    dari P1. Nilai yang didapatkan berdasarkan perhitungan tersebut adalah sebesar

    5.9012 bar. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tekanan pada P1

    dan tekanan pada P4 memiliki nilai yang sama. Sehingga nilai tekanan pada P4:

    b. Tentukanlah jumlah working fluid yang disirkulasikan per jam.

    Kita dapat menghitung laju massa melalui neraca energi dari sistem yang

    kita miliki oleh karenanya hal pertama yang harus kita lakukan adalah

    mendefinisikan neraca energi dari sistem yang kita miliki. Neraca energi dari

    sistem yang kita miliki adalah:

    Energi potensial ( dan kinetic ( pada sistem yang kita miliki

    nilainya sangat kecil sehingga dapat kita abaikan. Selain itu, karena sistem

    yang kita miliki merupakan suatu sistem siklus maka m1 dan m2 sama besar

  • 5 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    dan u1 dan u2 juga sama besar sehingga keduanya saling meniadakan.

    Komponen-komponen dalam sistem yang kita miliki yaitu: pompa, boiler,

    turbin, dan kondenser merupakan komponen-komponen steady flow sehingga

    dapat kita katakan bahwa sistem yang kita miliki merupakan sistem steady flow

    atau steady state yang membuat nilai mout pasti sama dengan nilai min. Dengan

    penyederhanaan maka neraca energi dari sistem yang kita miliki akan menjadi:

    Karena sistem yang kita miliki merupakan sistem siklus maka aliran pada

    komponen manapun akan sama terhadap jumlah aliran feed yang dimasukkan

    ke dalam sistem. Sehingga, untuk menjawab soal ini kita hanya perlu meninjau

    aliran pada salah satu komponen saja.

    Pertama-tama kita akan melihat dari aliran turbin dimana diketahui bahwa

    nilai efisiensi turbin adalah 85% atau 0.85. Pada turbin (proses 3-4) merupakan

    proses isentropis sehingga nilai dari S3 dan nilai dari S4 adalah sama. Pada titik

    3, HFC-134a berada pada fase superheated steam dengan kondisi tekanan 400

    psia dan temperatur 220 oF. Beracuan pada tabel superheated steam HFC-134a

    yang diambil dari sumber internet didapatkan data sebagai berikut:

    T (oF)

    P = 400 psia (Tsat = 179,95 oF)

    h (Btu/lbm) s (Btu/lbm.oR)

    200 128,6 0,2235

    220 135,8 0,2343

    240 142,4 0,2438

    Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa entalpi dan entropi pada kondisi

    titik 3 adalah sebesar 135 Btu/lbm atau 315870.8 J/kg dan 0,2343 Btu/lbm.oR

  • 6 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    atau setara dengan 962,964 J/kg.K, sehingga karena s3 = s4 maka entropi pada

    titik 4 juga sebesar 962,964 J/kg.K.

    Pada titik keempat. seperti yang telah kita ketahui pada soal sebelumnya,

    kondisinya adalah sama persis dalam hal tekanannya dengan kondisi pada titik

    pertama. Berarti kondisi pada titik 4 adalah, tekanan sebesar 85,859 psia dan

    entropi sebesar 0,2343 Btu/lbm.oR. Kemudian, untuk menentukan fase pada

    keadaan tersebut, kita harus melihat tabel A-10 untuk melihat entropi jenuh uap

    pada tekanan 85,859 psia. Dari tabel A-10, didapatkan bahwa entropi jenuh uap

    pada tekanan 85,859 psia adalah sebesar 0,2173 Btu/lbm.oR. Oleh karenanya:

    Karena entropi isentropis yang kita miliki untuk titik 4 lebih besar dari

    entropi uap jenuh, maka dapat kita simpulkan bahwa fase HFC-134a pada titik

    4 masih pada fase superheated. Selanjutnya, dengan memanfaatkan tabel

    superheated HFC-134a yang ada pada sumber internet, kita dapat

    menggunakan data entropi isentropis dan tekanan yang kita miliki untuk

    mencari temperatur pada titik 4.

    entropi 80 psi 85,589 psi 90 psi

    80 oF 0,2239 0,222 0,2205

    100 o

    F 0,2327 0,2309 0,2295

    107,64 oF 0,2343

    Dari tabel di atas, kita mendapatkan bahwa temperatur pada kondisi 4 saat

    entropinya 0,2343 Btu/lbm.oR dan tekanan 85,589 psi adalah sebesar 107,64

    oF. Selanjutnya, kita dapat menggunakan data temperatur dan tekanan pada titik

    4 tersebut untuk mencari entalpi isentropisnya.

    h (Btu/lbm) 80 psi 85,589 psi 90 psi

    107,64 oF 120,87 120,52 120,25

    Kita dapatkan bahwa entalpi isentropis (h4s) pada titik 4 adalah sebesar 120,52

    Btu/lbm atau setara dengan 280329,52 J/kg.

  • 7 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Sekarang kita memiliki nilai entalpi isentropis pada titik 4 (h4s) kemudian yang

    kita harus lakukan adalah mencari nilai entalpi sesungguhnya pada titik 4 (h4)

    melalui penghitungan memanfaatkan nilai efisiensi turbin yang diketahui.

    )

    Setelah kita mendapatkan nilai h4 tersebut, maka kita dapat menghitung

    kerja spesifik (kerja per satuan massa) yang dihasilkan oleh turbin pada

    kenyataannya.

    Sehingga selanjutnya kita dapat menghitung laju alir massanya dengan

    cara membagi daya yang dihasilkan oleh turbin (diketahui dari soal) dengan

    kerja spesifik nyata yang dihasilkan oleh turbin.

    Jadi, laju alir massa dari HFC-134a yang disirkulasikan dalam sistem per-

    jamnya adalah sebesar kg/jam.

    c. Tentukanlah kebutuhan daya untuk pemompaan.

  • 8 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Kita akan menghitung kebutuhan daya (Win) untuk itu kita harus meninjau

    sistem pada titik 1 dan titik 2 yang merupakan titik dimana sistem dari pompa

    tersebut. Tahap yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :

    Menghitung entalpi pada kondisi 2s dengan persamaan berikut:

    Menghitung h2:

    Mencari kerja nyata:

    Mencari nilai daya pompa

    ( )

    Berdasarkan pemaparan perhitungan diatas kita dapat mendapatkkan nilai dari

    Daya pompa . Nilai dari daya pompa adalah 703645,25 W (atau 0,7 MW).

    d. Cukup layakkah ide ini untuk dilaksanakan dan juga rekomendasi untuk

    perbaikan sistem ini.

    Sistem yang kita memiliki masih belum layak untuk digunakan karena

    HFC-134a yang keluar dari turbin masih berada dalam fasa superheated dari

    yang seharusnya uap jenuh dengan kualitas satu. Selain itu, untuk semakin

    menyempurnakan sistem atau dengan kata lain meningkatkan lagi efisiensi dari

    tiap komponen dalam sistem kita dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • 9 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Pemanasan Lanjut

    Dalam siklus ini, pemanasan dilakukan sampai mencapai keadaan

    superheat dengan sistem siklus rankine yang sederhana. Untuk lebih

    mengerti lebih lanjut maka dapat dilihat pada gambar sistem siklus rankine

    dibawah ini.

    Pemanasan ulang

    Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama

    menerima uap dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin

    pertama, uap akan masuk ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum

    memasuki turbin kedua yang bertekanan lebih rendah. Manfaat yang bisa

    didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi

    yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi

    turbin.

    Sistem regenerasi

    Konsep siklus ini menyerupai konsep siklus dengan pemanasan ulang.

    Yang membedakan adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan

  • 10 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    kondenser akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati

    turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan

    mengakibatkan pencampuran temperature. Hal ini akan mengefisiensikan

    pemanasan primer.

    2. Suatu mesin standar otto berbahan bakar premium (anggap saja iso

    oktana) mempunyai perbandingan kompresi 10,3 digunakan untuk

    menggerakan sebuah kendaraan bermotor roda 2. Pada kecepatan 70

    km/jam dengan jalan lurus dan rata mesin mengeluarkan daya actual

    sekitar 3 hp. Panas pembakaran bensin diperkirakan 11,4 kkal/g dan

    density bahan bakar adalah 0,703 g/cm3. Bila efisiensi termal

    kendaraan 60% dari efisiensi termal mesin otto ideal, perkirakan

    jarak tempuh maksimum untuk setiap 1 liter bahan bakar. Tuliskan

    asumsi saudara. Berilah komentar potensi penurunan efisiensi bahan

    bakar dalam kondisi riil di jalanan.

    Jawab:

    Diketahui:

  • 11 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Ditanya: Jarak tempuh?

    Asumsi:

    o Siklus otto standar, udara dingin

    o Proses yang terjadi pada sistem tertutup

    o Semua ekspansi dan kompresi adalah adiabatic

    o Model yang digunakan adalah gas ideal

    o Energy kinetic dan energy potensial diabaikan

    Basis: 1 liter BBM

  • 12 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Hal ini mungkin pada kondisi riil karena biasanya efisiensi bahan bakar

    hanya sekitar 20-30 % untuk kompresi 10:1. Dalam kasus ini mencapai

    36,4 %. Efisiensi bahan bakar biasanya dipengaruhi oleh kompresi,

    kualitas bahan bakar itu sendiri, jenis dari kendaraan, ukuran kendaraan,

    serta jarak yang ditempuh.

    3. Untuk mempertahankan suatu proses pada suhu 20oC digunakan

    pendingin chilled water yang diproduksi dengan proses pada skema di

    bawah. Beban pendingin proses 20.000 BTU/jam. Sistem

    menghasilkan chilled water pada suhu 8oC dan keluar alat penukar

    panas pada 17oC untuk direcycle dan dicampur dengan make-up

    water (suhu 25oC). Spray chamber dipertahankan vakum dengan

    sebuah pompa vakum yang menekan uap yang dihasilkan menjadi

    1,05 atm.

    a. Berapakah tekanan maksimum spray chamber agar diperoleh suhu

    chilled water yang diinginkan?

    b. Berapakah jumlah chilled water yang diperlukan?

    c. Berapakah jumlah air yang menguap dalam spray chamber?

    d. Berapakah daya pompa vakum bila pompa memiliki efisiensi 80%

    disbanding proses isentropis?

    e. Berilah komentar singkat kelayakan proses di atas dan kendala apa

    yang mungkin muncul.

    Jawab:

    Asumsi:

  • 13 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Steady state

    Open system

    Pipa bersifat adiabatis (Q = 0)

    Kerja pompa dapat diabaikan (W = 0)

    Energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan (Ek = 0 dan Ep

    = 0)

    Katup yang digunakan berupa katup ekspansi dengan prinsip throttle

    (h1=h2)

    a. Tekanan maksimum spray chamber agar diperoleh suhu chilled water

    yang diinginkan yaitu 8oC adalah 1,072 kPa dengan asumsi air yang

    mengalir dalam sistem berada dalam fase saturated liquid.

    b. Untuk mengetahui jumlah chilled water yang diperlukan, kita meninjau

    heat exchanger sebagai sistem.

    Asumsi:

    - Steady state

    - Open system

    - Tidak ada kerja yang dilakukan oleh heat exchanger (W=0)

    - Kecepatan konstan dan tidak ada perubahan posisi (Ek = 0 dan Ep

    = 0)

    - Tidak ada massa yang dibawa saat ada penambahan kalor ke dalam

    sistem (m2=0)

    Basis = 1 jam

    Neraca Energi

    Heat Exchanger 8oC

    Chilled 17oC

    Q

    1

    2

    3

  • 14 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Neraca Massa

    (

    )

    (

    )

    Jadi, massa chilled water yang dibutuhkan sistem keseluruhan sebanyak

    559,2 kg setiap jamnya.

    c. Berapakah jumlah air yang menguap dalam spray Chamber?

    Kondisi sistem adalah steady state sehingga :

    3 = 1

    4 = 5

    Persamaan Neraca Massa dan Energi :

    1h3 + 5h4 = 1h1 + 5h5

    1(h3 h1) = 5(h5-h4)

    5 =

    Besar entalpi :

  • 15 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    h1 = Saturated liquid pada 8oC = 33600 J/kg

    h3 = Saturated liquid pada 17oC = 71400 J/kg

    h4 = Saturated liquid pada 25oC = 105000 J/kg

    h5 = Saturated vapor pada 8oC = 2520000 J/kg

    Besar jumlah air yang menguap adalah

    5 =

    5 =

    5 = 8,752 kg/jam

    d. Berapakah daya pompa vakum bila pompa memiliki efisiensi 80%

    dibanding proses isentropis?

    Keadaan :

    Proses isentropis maka s5 = s6

    Fasa uap jenuh

    s5 = s6 = 8950 J/kg K (pada 8oC)

    h6s = 3600 kJ/kg

    = 80%

    Menghitung kerja actual

    =

  • 16 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    Daya

    P =

    P =

    Energi panas yang terbuang dari vacuum

    h6 = W actual + h5

    h6 =

    h6 =

    e. Berilah komentar singkat kelayakan proses di atas dan kendala apa

    yang mungkin muncul.

    Proses diatas menunjukkan bahwa proses diatas akan berjalan

    apabila memiliki pompa dengan kapasitas yang tinggi karena

    berdasarkan perhitungan diatas aliran massa cukup besar yaitu

    dengan beban pendingan 20000 BTU/jam atau setara dengan 21090

    kJ/jam. Artinya perusahaan harus memiliki pompa yang cukup mahal

    karena memiliki daya yang besar, sehingga memerlukan cost lebih.

    Kendala lainnya adalah energi yang terbuang dalam bentuk panas pada

    vacuum pump cukup besar yaitu

    . Dalam dunia industry, energi

    terbuang sama dengan cost yang dibuang sia-sia.

  • 17 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    KESIMPULAN

    Sistem refrijeran adalah sistem yang bertujuan untuk menjaga daerah

    dingin dengan temperatur sekitarnya.

    Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan

    dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin

    (Petrol Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.

    Pompa adalah mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida

    dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut,

    pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu

    menjadi energi tekanan pada fluida.

    Turbin adalah rotary engine (mesin yang berotasi) yang dapat mengekstrak

    energy dari aliran fluida.

  • 18 | P e m i c u 3 : P r o s e s - P r o s e s S i k l i k ( K e l o m p o k 1 0 )

    DAFTAR PUSTAKA

    Cengel, Y.A. .2006. Thermodynamics : An Engineering Approach, 5th Edition.

    New York : McGraw Hill.

    Holman, J.P. (1986) Perpindahan Kalor, Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

    Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. 2004. Termodinamika Teknik, Jilid 1. Jakarta :

    Erlangga [terjemahan].

    Serway, R. dan Jewett, J. 2013. Physics for Scientist and Engineers, 9th Edition.

    Stamford : Cengage Learning.

    Smith, J.M., Van Ness, H.C., dan Abbott, M.M. 2005. Introduction to Chemical

    Engineering Thermodynamics, 7thEdition. New York : McGraw Hill Higher

    Education.

    Moran, Michael J., dkk. 2011. Fundamentals of Engineering Thermodynamics

    Seventh Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.