pemic 4

16
IMPLAN GIGI DEFINISI IMPLAN GIGI Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau tulang rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan maupun jembatan. Keuntungan implan gigi adalah restorasi tersebut sangat menyerupai gigi asli karena tertanam di dalam jaringan sehingga dapat mendukung dalam hal estetik, perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri. Pada prinsipnya implan gigi memerlukan bahan yang dapat diterima jaringan tubuh, cukup kuat dan dapat berfungsi bersama-sama dengan restorasi protesa di atasnya. Menurut Boskar (1986) dan Reuther (1993), syarat implan gigi adalah sebagai berikut : 1. Biokompatibel Yang dimaksud dengan biokompatibel adalah non toksik, non alergik, non karsinogenik, tidak merusak dan mengganggu penyembuhan jaringan sekitar serta tidak korosif. 2. Cukup kuat untuk menahan beban pengunyahan 3. Resistensi tinggi terhadap termal dan korosi. 4. Elastisitasnya sama atau hampir sama dengan jaringan sekitar 5. Dapat dibuat dalam berbagai bentuk Indikasi Dan Kontra indikasi Pemasangan Implan Indikasi pemasangan implan gigi adalah : 1. Pada pasien dengan ketebalan tulang rahang yang cukup. 2. Pasien dengan kebersihan rongga mulut yang baik. 3. Pasien yang kehilangan semua atau sebagian gigi geliginya, akan tetapi sulit memakai gigi tiruan konvensional akibat adanya koordinasi otot mulut yang kurang sehingga stabilitas gigi tiruan sulit tercapai atau adanya refleks muntah sehingga sulit memakai gigi tiruan.

Upload: deaswastika

Post on 08-Dec-2014

129 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemic 4

IMPLAN GIGI

DEFINISI IMPLAN GIGI

Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau tulang rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan maupun jembatan. Keuntungan implan gigi adalah restorasi tersebut sangat menyerupai gigi asli karena tertanam di dalam jaringan sehingga dapat mendukung dalam hal estetik, perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri.

Pada prinsipnya implan gigi memerlukan bahan yang dapat diterima jaringan tubuh, cukup kuat dan dapat berfungsi bersama-sama dengan restorasi protesa di atasnya. Menurut Boskar (1986) dan Reuther (1993), syarat implan gigi adalah sebagai berikut :

1. Biokompatibel

Yang dimaksud dengan biokompatibel adalah non toksik, non alergik, non karsinogenik, tidak merusak dan mengganggu penyembuhan jaringan sekitar serta tidak korosif.

2. Cukup kuat untuk menahan beban pengunyahan

3. Resistensi tinggi terhadap termal dan korosi.

4. Elastisitasnya sama atau hampir sama dengan jaringan sekitar

5. Dapat dibuat dalam berbagai bentuk

Indikasi Dan Kontra indikasi Pemasangan Implan

Indikasi pemasangan implan gigi adalah :

1. Pada pasien dengan ketebalan tulang rahang yang cukup.

2. Pasien dengan kebersihan rongga mulut yang baik.

3. Pasien yang kehilangan semua atau sebagian gigi geliginya, akan tetapi sulit memakai gigi tiruan konvensional akibat adanya koordinasi otot mulut yang kurang sehingga stabilitas gigi tiruan sulit tercapai atau adanya refleks muntah sehingga sulit memakai gigi tiruan.

4. Pasien yang menolak gigi aslinya diasah untuk pembuatan gigi tiruan.

Kontra indikasi pemasangan implan gigi :

1. Pada pasien dengan keadaan patologi pada jaringan lunak dan keras.

2. Luka ekstraksi yang baru.

3. Pasien dengan penyakit sistemik.

4. Pasien yang hipersensitif terhadap salah satu komponen implan.

5. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruksism, merokok dan alkohol.

6. Pasien dengan kebersihan mulut yang jelek.

KLASIFIKASI IMPLAN GIGI

Implan dapat diklasifikasikan kepada tiga kategori, antara lain :

1. Berdasarkan bahan yang digunakan.

Page 2: pemic 4

2. Berdasarkan penempatannya dalam jaringan.

3. Berdasarkan pilihan perawatan.

o Berdasarkan bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan untuk implan gigi, antara lain :

1. Logam

Terdiri dari Stainless Steel, Vitallium, Titanium dan logam. Pemakaian Stainless Steel merupakan kontra indikasi bagi pasien yang alergi terhadap nikel, pemakaiannya juga dapat menyebabkan arus listrik galvanik jika berkontak dengan logam campuran atau logam murni. Vitallium paling sering digunakan untuk kerangka implan subperiosteal. Titanium terdiri dari titanium murni dan logam campuran titanium yang tahan terhadap korosi. Implan yang dibuat dari logam dengan lapisan pada permukaan adalah implan yang menggunakan titanium yang telah diselubungi dengan lapisan tipis keramik kalsium fosfat pada bagian strukturnya.

2. Keramik

Keramik terdiri keramik bioaktif dan bio-inert. Bioaktif berarti bahan yang memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar implan, contoh dari bahan ini adalah hidroksiapatit dan bioglass. Bio-inert adalah bahan yang bertolenrasi baik dengan tulang tetapi tidak terjadi formasi tulang.

3. Polimer dan komposit

Polimer dibuat dalam bentuk porus dan padat, digunakan untuk peninggian dan penggantian tulang. Ia merupakan suatu bahan yang sukar dibersihkan pada bagian yang terkontaminasi dan pada partikel porusnya karena sifatnya yang sensitif terhadap formasi sterilisasi.

o Berdasarkan penempatannya dalam jaringan.

Menurut lokasi tempat implan ditanam, maka implan gigi terdiri dari :

a) Implan subperiosteal

Implan ini lebih lama dibanding jenis implan yang lain dan pertama sekali diperkenalkan oleh Muller dan Dahl pada tahun 1948. Implan ini tidak ditanam ke dalam tulang, melainkan diletakkan diatas tulang alveolar dan dibawah periosteum.

Terutama digunakan pada kondisi rahang yang mengalami atrofi yang hebat, apabila pasien telah mengalami kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa atau pada kasus dimana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada daerah mentalis. Implan ini memerlukan teknik insersi dua tahap.

Penggunaan implan subperiosteal pada rahang atas telah dibatasi karena dilaporkan bahwa keberhasilannya dalam lima tahun tidak mencapai 75%. Implan ini juga tidak dianjurkan untuk ditempatkan pada tempat yang antagonisnya merupakan gigi asli.

b) Implan endosteal

Implan endosteal ditanam ke dalam tulang rahang melalui gusi dan periosteum, sebagian tertanam dan terkait dalam tulang. Implan ini mempunyai tiga desain dasar yaitu blade, cylinder dan screw.

Dalam implan endosteal diharapkan terjadi osseointegrasi yaitu penyatuan tulang dengan implan tanpa diperantarai jaringan lunak. Popularitas implan endosteal semakin meningkat, terlihat dari banyaknya pilihan desain yang dapat digunakan. Laporan-laporan

Page 3: pemic 4

menyebutkan bahwa tingkat keberhasilannya dapat melebihi 15 tahun apabila teknik bedah dan perawatan pasca bedah dilakukan dengan baik.

Ditinjau dari teknik bedahnya, implan endosteal terdiri dari teknik insersi satu tahap dan insersi dua tahap. Pada teknik satu tahap, pembedahan hanya dilakukan sekali sehingga tonggak abutment menonjol keluar mukosa setelah operasi selesai. Sedangkan pada teknik dua tahap, operasi dilakukan dua kali yaitu operasi pertama untuk meletakkan implan pada tulang rahang. Setelah masa penyembuhan, dilakukan operasi kedua untuk pemasangan abutment.

c) Implan transosteal atau transosseous

Merupakan implan gigi yang menembus tulang rahang dan hanya digunakan pada rahang bawah. Implan jenis ini jarang dipakai dan dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.

o Berdasarkan pilihan perawatan

Pada tahun 1989, Misch melaporkan bahwa terdapat lima pilihan perawatan berdasarkan prostetik pada implan. Dari kelima pemilihan perawatan tersebut tiga yang pertama merupakan protesa cekat (FP), dimana ia boleh disekrupkan atau disemenkan. Protesa cekat diklasifikasikan berdasarkan jumlah struktur jaringan keras dan lunak yang diganti.

Dua lagi merupakan protesa lepasan (RP) yang diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya.

FP-1 : Protesa cekat, hanya mahkota gigi yang diganti; tampak seperti gigi asli

FP-2 : Protesa cekat; mahkota dan sebagaian dari akarnya tampak normal pada sebagian oklusal tetapi mengalami elongasi pada sebagian gingiva.

FP-3 : Protesa cekat; menggantikan mahkota yang hilang dan warna gingiva sebagian dari ruang edentulus; protesa yang paling sering digunakan adalah gigi palsu dan gingiva akrilik, tetapi boleh dibuat dari porselen atau logam

RP-4 : Protesa lepasan; dukungan overdenture sepenuhnya oleh implan.

RP-5 : Protesa lepasan; dukungan overdenture oleh jaringan lunak dan implan.

BAHAN IMPLAN

1. Bahan Implan Yang Terbuat Dari Logam

Jenis-jenis bahan implan logam :

1). Co-Base Alloys ( Co-Cr-Mo, Co-Cr-W-Ni ).

2). Co-Ni-Base Alloys ( MP35N / Co-Ni-Cr-Mo ).

3). 316L Stainless Steel.

4). Ti dan Ti 6Al4V Alloys.

5). Sistem kombinasi plasma spray coating.

6) Logam dan logam paduan yang sering dipergunakan untuk implan dental :

(1). Titanium, Tantalum.

(2). Titanium, Vanadium, Alumunium alloy.

Page 4: pemic 4

(3). Ferum, Chromium, Nickel.

(4). Cobalt, Chromium, Molybdenum.

Dari segi material logam Titanium dengan segala variasi lapisan permukaannya ( Surface coating ) menempati urutan pertama. Sukses Titanium di bidang ortopedik sudah tidak dibantah lagi. Maka rasional apabila titanium juga bersifat biologicaly innert pada maksila dan mandibula.

Kebanyakan sistem implan menggunakan logam sebagai bahan dasarnya dan bahan logam yang sering dipergunakan adalah Titanium. Titanium dan logam paduannya ( Ti-Al-V) memiliki lapisan oksida pada permukaannya. Lapisan tersebut akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada tulang dan pada area tersebut terjadi proses peletakan matriks tulang secara in vivo. Mekanisme inilah yang menjadi salah satu faktor penting dalam penggunaan titanium pada implan dental.

2. Bahan Implan Bukan Logam

Bahan untuk pembuatan implan selain dari logam dan variasinya, juga terbuat dari bahan bukan logam antara lain :

1). Implan yang terbuat dari plastik : Polymeric Material, Porous Polymethyl Methacrilate (PMMA), PMMA yang dikombinasi dengan Vitrous Carbon (PMMA-VC), PMMA yang dikombinasi dengan Silica

2). Implan yang terbuat dari Carbon : Vitrous Carbon, Pyrolic Carbon atau Low Tempetarure Isotropic (LTI), Vapor Deposited Carbon atau Ultra Temperature Isotropic (ULTI)

3). Implan yang terbuat dari Ceramic : Porous Ceramic, Non Porous Ceramic, Biodegradable (misalnya Tricalcium Phiosphat ), Non-Biodegradable (misalnya A 1203)

Sampai saat ini para ahli masih terus mengembangkan bahan implan dan berbagai macam variasinya.

OSSEOINTEGRASI

Kesuksesan implan gigi masa kini dihubungkan dengan ditemukannya metode untuk memaksimalkan kontak permukaan antara implan dan tulang sehat. Definisi osseointegration adalah hubungan langsung antara tulang sehat dan tepi implan endoseus pada tingkat mikroskop cahaya ( McGlumphy dan Larsen, 2003).

Integrasi fibro osseus adalah kontak antara permukaan implant dengan jaringan kolagen yang padat dan sehat yang terdapat antara implant dan tulang. Terjadinya osseointegrasi antara tulang dan implant sehingga tumbuh jaringan fibrous di antaranya menjadi indikasi keberhasilan penanaman implant.

Osseointegration juga didefinisikan sebagai:. "Pembentukan antarmuka langsung antara implan dan tulang, jaringan lunak tanpa intervensi". osseointegrasi implan adalah jenis implan didefinisikan sebagai "sebuah implan endosteal mengandung pori-pori di mana osteoblas dan mendukung jaringan ikat dapat bermigrasi ".

Terapan untuk implantology lisan, ini dengan demikian mengacu pada tulang tumbuh sampai ke implan permukaan tanpa sela lapisan jaringan lunak. Tidak ada jaringan parut , tulang rawan atau ligamen serat yang hadir antara tulang dan permukaan implan. Kontak langsung dari tulang dan permukaan implan dapat diverifikasi mikroskopis .

Osseointegration juga dapat didefinisikan sebagai:

Page 5: pemic 4

Osseus integrasi, lampiran langsung jelas atau koneksi jaringan osseus terhadap bahan alloplastic lembam tanpa intervensi jaringan ikat. Proses dan koneksi langsung resultan jelas dari permukaan bahan endogen dan tuan jaringan tulang tanpa intervensi jaringan ikat. Antarmuka antara bahan alloplastic dan tulang. (http://en.wikipedia.org/wiki/Osseointegration)

Empat factor utama yang dibutuhkan untuk mencapai suatu osseointrgration antar dua permukaan tulang dan implan adalah :

1. Bahan yang biokompatibel

2. Implan yang baeradaptasi dengan tepat pada tulang yang dipreparasi

3. Pembedahan yang atraumatik untum meminimalis kerusakan jaringan

4. Fase penyembuhan yang tidak terganggu dan adanya imobilitas.

Bahan implan yang biokompatibel diperlukan untuk merangsang penyembuhan tanpa adanya reaksi tubuh untuk menolak benda asing. Jika bahan yang digunakan tidak biokompatibel maka tubuh akan berusaha untuk mengisolasi bahan implan impaln yang asing dengan mengelilinginya denga jaringan granulasi dan jaringan ikat. Bahan implan yang kompatibel yang sering digunakan adlah titanium dan calcium-phosphate ceramic tertentu.

Ukuran celah antara implan dan tulang setelah penempatan implan sangat berpengaruh terjadinhya osseointegrasi. Ukuran celah dapat dikendalikan dengan preparasi yang tepat pada tulang tempat implan akan diletakkan sesuai dengan implan. Pembedahan atraumatik dibutuhkan untuk untuk meminimalisasi injuri termal dan mekanis yang mungkin muncul. Maka untuk memperoleh pembedahan atraumatik digunakan bur yang baru dan tajam dengan kecepatan rendah bertenaga putar tinggi. Selain itu juga dibutuhkan irigasi baik internal maupun eksternal untuk mempertahankan suhu tulang dibawah 56 derajat Celsius, karena jika melebihi maka akan terjadi kerusakan tulang permanent. Sedangkan ketika suhu mencapai 47 derajat selama 1 menit tulang mengalami kerusakan. Dengan minimalnya injuri pada tulang maka memungkinkan lebih cepat sembuh dan mempercepat perlekatan tulang ke implan.

Imobilitas implan tergantung tulang tempat implan tertanam. Komposisi tulang kortikal dan spongiosa sangat mempengaruhi mobilitas implan. Keberhasilan osseountegrasi dapat diukur pertama kali pada pembedahan kedua. Setelah abutmen diletakkan ke badan implan, operatyor harus memeriksa secara hati-hati akan kemungkinan adanya mobilitas yang terdeteksi secara klinis. Jika mobilitas terdeteksi maka implan harus segera diangkat dan soket dibiarkan sembuh.

Menurut Block dan Achong (2004) periode penyembuhan tulang setelah pemasangan implan tanpa protesa maupun abutmen adalah 4 – 6 bulan untuk mandibula dan lebih 6 bulan untuk maksila. Waktu 4 – 6 bulan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencegah berkembangnya kapsulasi fibrosa implan yang sering muncul pada pemasangan protesa terlalu awal. Tetapi berdasarkan penelitian Cooper dkk (2001) cit. Block dan Achong (2004), menyatakan bahwa 96,2 % implan dinyatakan berhasil tanpa resiko kegagalan osseoinrtgrasi pada 3 minggu setelah penempatan implan satu gigi dengan satu tahap di maksila anterior. Tulang tempat implan adalah tulang tipe 3 dan dengan panjang minimal 11 m.

TeoriDua teori tentang mekanisme kimia dengan yang implan endosteal mengintegrasikan

dengan tulang telah diusulkan. Osseointegration, seperti didefinisikan di atas. Jenis integrasi kontras dengan integrasi fibrosseous, di mana jaringan lunak seperti serat dan / atau sel sela antara dua permukaan.

Page 6: pemic 4

Brånemark teori tentang osseointegrationBrånemark mengusulkan bahwa implan mengintegrasikan sehingga tulang diletakkan

sangat dekat dengan implan jaringan ikat tanpa intervensi. Para titanium oksida permanen sekering dengan tulang, seperti Brånemark menunjukkan pada tahun 1950.

Weiss 'teori fibro-osseus integrasiTeori Weiss menyatakan bahwa ada ligamen fibro-osseus terbentuk antara implan dan

tulang dan ligamentum ini dapat dianggap sebagai setara dengan ligamentum periodontal ditemukan di gomphosis . Dia membela kehadiran kolagen serat pada antarmuka tulang-implan. Dia menafsirkannya sebagai ligamentum peri-implantal dengan efek osteogenic. Dia pendukung pemuatan awal implan osseointegration dibandingkan Biointegration

Pada tahun 1985, Dr C. de Putter mengusulkan dua cara penjangkaran implan atau retensi sebagai mekanik dan bioaktif. Retensi mekanis dapat dicapai dalam kasus di mana bahan implan adalah logam, misalnya, titanium murni komersial dan paduan titanium. Dalam kasus ini, fitur topologi seperti ventilasi, slot, lesung, benang (sekrup), dll membantu dalam retensi implan. Tidak ada ikatan kimia dan retensi tergantung pada luas permukaan: semakin besar luas permukaan, semakin besar kontak.

Retensi bioaktif dapat dicapai dalam kasus di mana implan dilapisi dengan bahan bioaktif seperti hidroksiapatit . Bahan-bahan bioaktif merangsang pembentukan tulang yang menjurus pada ikatan fisiko-kimia. Implan ankylosed dengan tulang.

TeknikUntuk osseointegrasi implan Gigi , logam, bahan keramik, dan polimer telah

digunakan, pada khususnya titanium . Untuk menjadi disebut osseointegration hubungan antara os dan implan kebutuhan tidak akan 100 persen, dan esensi dari osseointegration berasal lebih dari stabilitas fiksasi dari tingkat kontak dalam hal histologis. Singkatnya itu merupakan proses dimana fiksasi kaku klinis asimtomatik bahan alloplastic dicapai, dan dipelihara, dalam tulang selama pemuatan fungsional.

Ketika osseointegration terjadi, implan erat diadakan di tempat oleh tulang. Proses ini biasanya memakan waktu beberapa minggu atau bulan untuk terjadi yang cukup baik untuk dokter gigi implan untuk menyelesaikan restorasi. Faktanya adalah bahwa tingkat osseointegration implan adalah masalah waktu. Bukti pertama integrasi terjadi setelah beberapa minggu, sementara koneksi yang lebih kuat secara progresif dilakukan selama bulan-bulan berikutnya atau tahun. Meskipun antarmuka osseointegrasi menjadi tahan terhadap guncangan eksternal dari waktu ke waktu, hal itu mungkin akan rusak oleh rangsangan merugikan berkepanjangan dan kelebihan, yang dapat mengakibatkan kegagalan implan. penelitian dilakukan dengan menggunakan 3M ESPE ™ ™ MDI Mini implan gigi , itu mencatat bahwa tidak adanya micromotion pada antarmuka tulang-implan yang diperlukan untuk mengaktifkan osseointegration yang tepat. [15] Selanjutnya, tercatat bahwa ada ambang batas kritis dari micromotion diatas mana proses enkapsulasi berserat terjadi, bukan osseointegration. Dalam kasus normal, tidak adanya sementum pada permukaan implan mencegah lampiran kolagen serat. Hal ini biasanya terjadi karena tidak adanya sel progenitor sementum di daerah yang menerima implan. Namun, ketika sel-sel tersebut hadir, semen bisa terbentuk pada atau di sekitar permukaan implan, dan lampiran kolagen fungsional dapat melampirkan untuk itu.

Osseointegration dari Dental Implants mengacu pada proses tulang tumbuh sampai ke permukaan implan. Tidak ada jaringan lunak menghubungkan tulang ke permukaan implan. Tidak ada jaringan parut , tulang rawan atau ligamen serat yang hadir antara tulang dan permukaan implan. Kontak langsung dari tulang dan permukaan implan dapat diverifikasi mikroskopis . Ketika osseointegration terjadi, implan erat diadakan di tempat oleh tulang.

Page 7: pemic 4

Proses ini biasanya memakan waktu empat sampai enam bulan terjadi cukup baik untuk dokter gigi implan untuk menyelesaikan restorasi. PEMERIKSAAN RADIOGRAF

Prosedur pemeriksaan radiografik yang tepat merupakan bagian terpenting dari rencana perawatan implan gigi. Dari pemeriksaan radiografik pra perawatan implan diperoleh informasi diagnostik mengenai kemungkinan penyakit tulang yang ada, kualitas dan kuantitas tulang rahang, hubungan dengan struktur kritis di rahang atas maupun di rahang bawah yang berada di lokasi implan, serta posisi dan orientasi implan yang tepat dan akurat.Untuk keperluan perawatan implan gigi, berbagai imaging modalities dapat digunakan, yaitu radiografi periapikal panoramik, oklusal, lateral sefalometri, tomografi, Dental CT dan MRI.

KEBERHASILAN IMPLAN GIGI

Setelah kita melakukan implantasi, maka kita harus mengetahui apakah imlan yang telah ditanam telah mengikuti kriteria keberhasilan atau belum. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu implan diantaranya (Pedlar dan Frame, 2001):

1. Biokompatibilitas dari implan material

2. Desain implan

3. Karakteristik permukaan implan

4. Kesehatan fisik dari pasien

5. Kondisi anatomi yang baik

6. Kooperasi pasien, status oral hygiene, kebiasaan merokok

7. Pengalaman operator

8. Beban implan setelah osseointegrasi.

Secara lokal pemeriksaan visual dan palpasi akan dijumpai keadaan-keadaan yang dapat mengganggu pemasangan implan, misalnya jaringan lunak flabby yang berlebihan, ridge yang sempit atau tajam, atau adanya undercut. Tetapi hal-hal tersebut akan tersamar bila jaringan lunak yang menutupi tulang sangat padat, immobile dan tibious. Untuk berhasilnya suatu implan sebaiknya kita perhatikan keadaan-keadaan dibawah ini (Karasutisna, 2002):

1. Ketebalan tulang di lingual kurang lebih 1 mm dan 0,5 mm di sisi fasial dari implan

2. Jarak antar implan minimal 3 mm

3. Jarak antara implan dan nasal cavity minimal 1 mm

4. Jarak antara implan dan dasar sinus maksilaris minimal 1 mm

5. Ketinggian tulang yang adekuat umumnya dijumpai diantara nasal cavity dan sinus maksilaris

6. Jarak antara implan dan canalis alveolaris inferior minimal 2 mm

Menurut Schnitman dan Schulman (1979) kriteria keberhasilan suatu implan meliputi (Anusavice, 2003):

1. Pada pemeriksaan klinis, mobilitas implan kurang dari 1 mm

2. Tidak terdapat radiolusensi

3. Bone loss harus kurang dari satu per tiga tinggi implan.

Page 8: pemic 4

4. Tidak terdapat infeksi dan kerusakan struktur. Bila terdapat inflamasi harus dilakukan perawatan

5. Tingkat kesuksesan implan 75% atau lebih setelah 5 tahun fungsi.

Sedangkan menurut Albrektsson, et. al., (1986) diantaranya:

1. Pada pemeriksaan klinis unattached implan tidak mobile

2. Secara radiograf tidak menunjukkan adanya periapikal radiolusen

3. Vertical bone loss kurang dari 0,2 mm pada tahun pertama pemakaian implan

4. Tidak terdapat gejala seperti nyeri, infeksi, neuropathy, parestesi, dan kelainan pada canalis mandibularis.

5. Tingkat kesuksesan 85% atau lebih pada akhir 5 tahun periode observasi dan 80% pada akhir periode 10 tahun sebagai kriteria minimal kesuksesan implan.

SIFAT TITANIUM

Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti dan nomor atom 22. Dia merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut dan klorin dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam alloy kuat dan ringan (terutama dengan besi dan aluminum) dan merupakan senyawa terbanyaknya, titanium dioksida, digunakan dalam pigmen putih. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya.

Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenit, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua bentuk alotropidan lima isotop alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%). Sifat Titanium mirip denganzirkonium secara kimia maupun fisika.

Keunggulan Titanium

Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat dengan baja tapi hanya 60% dari berat baja.

Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan aluminium. Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C maka dibutuhkan

titanium karena aluminium akan kehilangan kekuatannya seacara nyata. Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada aluminium dan baja. Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka komponen-

komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih sedikit dibanding aluminium. (http://id.wikipedia.org/wiki/Titanium)

Sifat-sifatTitanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat

jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia ductile. Titanium merupakan satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara.

Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi klorida. Titanium murni diberitakan dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons. Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamama. Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal

Page 9: pemic 4

berubah menjadi bentuk beta kubus secara perlahan-lahan pada suhu 880 derajat Celcius. Logam ini terkombinasi dengan oksigen pada suhu panas merah dan dengan klor pada suhu 550 derajat Celcius. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia (physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian. (http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/titanium/)

1. Logamnya berstruktur heksagonal memiliki kemiripan sifat dengan logam besi dan nikel.2. Keras, tahan panas (mp 1680 oC, bp 3260 oC)3. Penghantar panas dan listrik yang baik4. Tahan terhadap korosi, sehingga banyak digunakan untuk mesin turbin, industri kimia, pesawat terbang, dan peralatan laut.5. Meskipun merupakan unsur yang tidak reaktip dapat bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti : hidrogen (H 2 ), Halogen, oksigen, nitrogen, karbon, boron, silikon dan sulfur pada temperatur tertentu. Media pelarut yang baik : HF

KEGAGALAN

Kegagalan implan gigi sering berkaitan dengan kegagalan implan untuk osseointegrate benar dengan tulang, atau sebaliknya. Sebuah implan gigi dianggap gagal jika hilang, ponsel atau menunjukkan kehilangan tulang peri-implan (sekitar implan) lebih besar dari 1,0 mm pada tahun pertama dan lebih besar dari 0,2 mm setelah setahun.

Implan gigi tidak rentan terhadap karies gigi tetapi mereka dapat mengembangkan kondisi yang disebut peri-implantitis. Ini adalah kondisi peradangan dari mukosa dan / atau tulang di sekitar implan yang dapat mengakibatkan hilangnya tulang dan hilangnya akhirnya implan. Kondisi ini biasanya, tetapi tidak selalu, berhubungan dengan infeksi kronis. Peri-implantitis lebih mungkin terjadi pada perokok berat, pasien dengan diabetes, pasien dengan kebersihan mulut yang buruk dan kasus-kasus dimana mukosa sekitar implan tipis. Saat ini tidak ada kesepakatan universal tentang pengobatan terbaik untuk peri-implantitis. Kondisi dan penyebabnya masih kurang dipahami.

Risiko kegagalan meningkat pada perokok. Untuk alasan ini implan sering ditempatkan hanya setelah pasien telah berhenti merokok sebagai pengobatan sangat mahal. Lebih jarang, implan mungkin gagal karena posisi yang buruk pada saat operasi, atau mungkin kelebihan beban awalnya menyebabkan kegagalan untuk mengintegrasikan. Jika merokok dan posisi masalah ada sebelum operasi implan, dokter sering menyarankan pasien bahwa sebuah jembatan atau gigitiruan sebagian daripada implan mungkin solusi yang lebih baik.

Kegagalan juga dapat terjadi secara independen dari penyebab yang diuraikan di atas. Implan seperti benda lainnya menderita dari dan keausan. Jika implan (s) yang dimaksud adalah menggantikan gigi yang umum digunakan, maka mungkin menderita dari keausan dan air mata dan setelah bertahun-tahun bisa retak dan pecah, meskipun ini adalah kejadian yang sangat langka. Satu-satunya cara untuk meminimalkan risiko terjadi ini adalah untuk mengunjungi dokter gigi setempat untuk review reguler.

Pada sebagian besar kasus di mana implan gagal untuk mengintegrasikan dengan tulang dan ditolak oleh tubuh penyebabnya tidak diketahui. Hal ini dapat terjadi pada sekitar 5% kasus. Untuk hari ini kita masih tidak tahu mengapa tulang akan mengintegrasikan dengan implan titanium gigi dan mengapa hal itu tidak menolak materi sebagai 'benda asing'. Banyak

Page 10: pemic 4

teori telah didalilkan selama lima dekade terakhir. Sebuah teori baru menyatakan bahwa bukannya respon jaringan aktif biologis, integrasi tulang dengan implan adalah kurangnya respon jaringan negatif. Dengan kata lain, untuk alasan yang tidak diketahui respon biasa dari tubuh untuk menolak benda asing ditanamkan ke dalamnya tidak berfungsi dengan benar dengan implan titanium. Ini telah lebih jauh telah mendalilkan bahwa penolakan implan terjadi pada pasien yang tulang jaringan benar-benar bereaksi ketika mereka alami harus dengan 'benda asing' dan menolak implan dengan cara yang sama yang akan terjadi dengan sebagian besar bahan implan lainnya. (http://en.wikipedia.org/wiki/Dental_implant)

InfeksiHal utama dalam pembedahan implant yang harus diperhatikan adalah masalah sterilisasi

alat dan tempat pembedahan. Kegagalan implant dapat terjadi karena ada infeksi yang bisa disebabkan salah satunya kurang terjaganya sterilisasi saat pengerjaan implant atau kondisi yang tidak suci hama. Namun selain sari keadaan yang tidak suci hama, infeksi bisa berasal dari gigi tetangga yang dirawat endodontik yang memungkinkan terjadinya infeksi kronis.

Namun, tak semua penderita gigi tanggal bisa menjalani pemasangan gigi rituan. Ada beberapa kelompok yang tidak boleh menjalani operasi implan gigi tersebut.“Pasien yang menjalani terapi steroid dan infeksi tulang sebaiknya menyelesaikan dulu tahap pengobatannya. Setelah dinyatakan sembuh, baru pasang implan gigi,” kata drg Nina Nilawati SpPerio.

Tekanan OklusalAda teori yang menyebutkan bahwa makan makanan lembek untuk waktu lama

menyebabkan oto-otot untuk mengunyah menjadi atrophy. Sebagaimana pasien makan dan mengunyah dengan protesa baru, otot-otot pengunyahan bekerja keras. Tekanan gigi menjadi lebih besar sebagaimana peningkatan tekanan pada otot.

Selain itu, lanjut Nina, perokok berat tidak boleh langsung menjalani operasi implan gigi. Bila mau menjalani operasi tersebut, pasien dianjurkan berhenti merokok minimal dua minggu sebelumnya. Sebab, rongga mulut harus dikondisikan sehat. Jumlah bakteri sebaiknya harus lebih banyak daripada yang jahat. Dengan begitu, pasien tak akan mengalami infeksi sebelum dan sesudah pemasangan gigi tiruan. “Syarat boleh menjalani implan gigi hampir sama dengan cabut gigi,” lanjut dokter gigi RSU haji, Syrabaya, itu. Ada beberapa prosedur pemeriksaan yang perlu dijalani sebelum operasi pemasangan implan. Pertama, general checup kadar gula dan tekanan darah. Jika kadar gula sangat tinggi, sebaiknya dinormalkan dulu. Begitu juga bila tekanan darah melebihi ambang batas normal.

Pemeriksaan lain, kata Nina, adalah foto panoramis. Foto itu hampir sama dengan x-ray. Hasilnya dicetak. Dokter bisa mempelajari kondisi gigi pasien. Setelah itu, dibuatkan implan yang ukuran dan bentuknya menyerupai gigi asli.Pemasangan implan gigi dilakukan dengan cara operasi. Gusi akan dibuka, lalu dibor untuk memberi tempat pada implan yang akan ditanam. Implan yang dipasang adalah root form implant dengan model uliran. Saat pemasangan implan, dokter harus bisa memastikan terjadi osteointegrasi, menyatunya tulang dengan implan.

“Implan yang terbuat dari titanium tersebut menggantikan fungsi akar gigi. Karena itu, implan harus melekat sempurna ke tulang,” ungkap dokter gigi berusia 47 tahun tersebut. Jika tidak, ada kemungkinan implan yang dipasang jadi goyang. Alumnus FKG Unair itu menambahkan, ada beberapa penyebab gigi goyang. Salahsatunya, infeksi bakteri,” kalau goyang, segera konsultasi ke dokter gigi. Dokter akan merawat implan yang goyang tersebut dan memberikan obat,” katanya. Lalu, bagaimana bila implan tetap goyang meski sudah merawatnya dan mengkonsumsi obat? Nina mengatakan, mungkin implan akan dicabut dulu.

Page 11: pemic 4

Jika memang infeksi, disembuhkan dulu secara total dan rongga mulut diupayakan bersih terus. “Baru tiga bulan kemudian pasien boleh memasang implan lagi,” lanjutnya. (http://www.slideshare.net/MakatiWandansari/unsur-unsur-transisi)

Daftar Pustaka :1. IMPLAN GIGI UNTUK DOKTER GIGI UMUM (Diagnosis dan Implantasi)MAKALAH UNPAD. Oleh ; TIS KARASUTISN. 20042. Repositoy usu .