pemerintah masa demokrasi terpimpin hingga lahirnya orde baru
DESCRIPTION
PengetahuanTRANSCRIPT
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
PEMERINTAH MASA DEMOKRASI TERPIMPIN HINGGA LAHIRNYA ORDE BARU
A.Pemerintah Demokrasi Terpimpin
1. Sistem Politik Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin di tafsirkan dari sila ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kata “dipimpin” kemudian ditafsirkan bahwa demikrasi harus dipimpin oleh presiden.
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, maka pada tanggal 9 Juli 1959 Kabunet Djuanda dibubarkan dan digantikan dengan Kabinet Kerja dan Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda menjadi menteri pertama. Kabinet ini dilantik pada 10 Juli 1959, dengan programnya yang disebut Tri Program Kabinet Kerja meliputi masalah-masalah sandang pangan, keamanan dalam negeri, dan pengembalian Irian Barat.
Pada 24 Juni 1960, Presiden Soekarno telah berhasil menyusun anggota DPR yang diberi nama Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong dan dilantik pada 25 Juni 1960. Dalam komposisi anggota DPR-GR itu, perbandingan jumlah golongan nasionalis, Islam, dan komunis adalah 44,43,30. Kemudian setelah dilakukan penambahan perbandingan menjadi 97, 67, 81. Dengan demikian, partai yang paling diuntungkan adalah PKI. Tugas DPR-GR adalah melaksanankan Manifestasi Politik, merealisasi Amanat Penderitaan Rakyat,dan melaksanakan demokrasi terpimpin.
2. Nasakom dan Peran PKI
Ajaran Presiden Soekarno tentang Nasakom(Nasinalis, Agama, dan Komunis) sangat menguntungkan PKI karena menempatkannya sebagai bagian yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Bahkan, Presiden Soekarno menganggap aliansinya dengan PKI menguntungkan sehingga PKI ditempatkan pada barisan terdepan dalam demokrasi terpimpin.
Sejak 1963, PKI sudah berusaha untuk duduk dalam cabinet. Usaha-usaha PKI untuk duduk dalam cabinet antara lain dilakukan dengan aksi corat-coret, pedato, dan petisi-petisi yang menyerukan bentuk cabinet Nasakom tahun ini juga. Tindakan Pki itu bertujuan untuk mematahkan pembinaan keamanan teritoral oleh TNI-AD.
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
3. Politik Luar Negeri Nefo dan Oldefo
Pada awal pelaksanaan Demokrasi Terpimpin Indonesia cukup berperan aktif dalam hal-hal kegiatan Internasional. Antara lain:
Pengiriman Pasukan Garuda II ke Kongo yang tergabung dalam UNOC (United Nation Operation Congo)
Tanggal 30 September 1960 Presiden Soekarno berpidato dalam SU PBB yang berjudul “To Build The Word a New” yang menguraikan tentang Pancasila, Irian Barat, Kolonialisme, Peredaan Perang Dingin dan Perbaikan Organisasi PBB.
Memprakarsai gerakan Non Blok Sebagai tuan rumah ASIAN GAMES IV di Jakarta (24 Agustus – 4 September
1962).
Hubungan dengan negara-negara barat semakin renggang karena mereka dianggap pasif dalam pembebasan Irian Barat. Sebaliknya hubungan ke Timur semakin erat karena Soviet dan Cina bersedia memberi bantuan dalam hal perlengkapan militer. Selanjutnya Indonesia mengkondisikan adanya 2 kubu kekuatan dunia yaitu:
Oldefo (Old Establishid Forces) yaitu Kubu Negara Kapitalis Imperialis. Nefo (New Emerging Forces) yaitu Kubu Negara Tertindas yang progresif
Revolusioner menentang imperialisme dan Neokolonialisme.
Seiring dengan pelaksanakan politik Nefo Oldefo ini pada masa Demokrasi Terpimpin juga dijalankan Politik Mercu Suar yang berpendapat bahwa Indonesia merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia.Realisasinya adalah pembangunan proyek-proyek besar dan spektakuler yang banyak menelan biaya miliaran rupiah misalnya diselenggarakannya Ganefo (Games of The New Emerging Forces) untuk itu dilaksanakan pembangunan komplek olahraga senayan.Puncaknya Indonesia keluar dari keanggotaan PBB tanggal 7 Januari 1965.
4. Sistem Ekonomi Terpimpin
Untuk melaksanakan pembangunan di bawah Kabinet Karya dikeluarkan Undang-undang Nomor 80 Tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1958 tentang Pembentukan Dewan Perancang Nasional di bawah Pimpinan Muh. Yamin yang beranggotakan 80 orang. Pada tahun 1963 Dewan Perancang Nasional diganti dengan Badan Perancang Pembangunan Nasional (BAPENAS) yang dipimpin Presiden Soekarno dengan tugas menyusun Rencana Jangka Panjang dan Tahunan baik Nasional maupun Daerah, mengawasi, dan menilai pelaksanaan pembangunan. Pada masa ini inflasi sangat tinggi barang-barang umumnya naik 40%. Untuk mengatasi masalah ini dikeluarkan Deklarasi Ekonomi dengan tujuan untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Salah satu implementasi dari Deklarasi Ekonomi adalah penurunan nilai uang (defaluasi) tanggal 25 Agustus 1959.
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
Dalam rangka pelaksanaan Demokrasi Ekonomi Terpimpin Presiden Soekarno mempersatukan semua Bank Negara ke dalam Bank Sentral, untuk itu dikeluarkan Penpres No. 7 Tahun 1965 tentang pendirian Bank Tunggal milik negara. Tugas Bank tersebut sebagai Bank Sirkulasi, Bank Sentral, dan Bank Umum. Contoh Bank-bank yang dilebur adalah Bank Koperasi dan Bank Nelayan (BKTN), Bank Negara, Bank Umum Negara, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia ke dalam Bank Indonesia.Selanjutnya dibentuklah Bank Negara Indonesia yang terbagi dalam beberapa unit dengan tugas dan pekerjaannya masing-masing.
B. PENGKHIANATAN G-30-S/PKI
1. Berbagai Aksi PKI sebelum Peristiwa G-30-S/PKI
Pada kurun waktu hingga 1956 hingga 1964, PKI mengikuti strategi Moskow, yaitu transisi damai menuju komunisme. PKI kemudian melakukan mobilisasi besar-besaran terhadap anggotanya dan melakukan penyusupan pada departemen-departemen pemerintahan. Akan tetapi, di beberapa daerah terjadi konfrontasi yang meningkat menjadi aksi pemogokan dan aksi sepihak yang bersifat kekerasan dengan tujuan menyingkirkan musuh-musuhnya.
2. Perseteruan antara PKI dan Angkatan Darat
Keadaan ekonomi yang memprihatinkan pada masa demokrasi terpimpin menjadi lahan subur bagi pertumbuhan PKI. Pada awal 1965 hingga September 1965 merupakan masa ofensif radikal yang ditanda tangani oleh ketua D.N. Aidit bersama kelompoknya.
Sementara itu, angkatan darat muncul sebagai organisasi militer pejuang yang juga mengemban tugas kemasyarakatan. Ketika perusahaan Belanda dan asing diambil alih oleh pemerintah melalui kebijakan nasionalisasi, banyak perwira AD yang mendapat tugas sebagai pemimpin perusahaan-perusahaan itu. Perkembangan tersebut tidak disambut baik oleh PKI.
Seiring dengan banyaknya partai politik dan organisasi massa yang telah dibubarkan oleh oresiden, terdapat segitiga kekuatan ketika itu, yaitu PKI, AD, dan presiden. Adanya hubungan yang tidak harmonis antara PKI dan angkatan darat semakin mengukuhkan kedudukan presiden sebagai penengah.Usul PKI yang ditolak angkatan darat,yaitu
a. Angkatan Darat Menolak Pembentukan Angkatan Kelimab. Angkatan Darat Menolak Nasakomisasic. Angkatan Darat Menolak Poros Jakarta-Peking dan Konfrontasi dengan Malaysia
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
3. Pelaksanaan Gerakan 30 September PKI 1965
a. Penculikan Perwira Angkatan Darat
Sekitar pukul 01.30 dini hari tanggal 1 Oktober 1965, tujuh kelompok Pasukan Pasopati yang dipimpin oleh Dul Arief dan ditugaskan menculik para jendral meninggalkan Pondok Gede. Selanjutnya, atas perintah Kolonel Untung pada pukul 04.00 padi Batalion 454 dan 530 mengepung istana dan mengendalikan Stasiun RRI dan GedungPN Telekomunikasi di Jalan Medan Merdeka Selatan. Enam jenderal yang menjadi korban G-30-S/PKI ialah sebagai berikut.
1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang
Logistik)6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal
Angkatan Darat)
b. Pembentukan Dewan Revolusi Indonesia
Melalui RRI pada pukul 07.20 dan diulang pada pukul 08.15, Letnan Kolonel Untung mengumumkan Dekrit No. 1 tentang Gerakan 30 September. Inti dari dekrit tersebut adalah
1. Gerakan 30 September adalah gerakan yang ditujukan terhadapa jenderal anggota Dewan Jenderal yang akan mengadakan kudeta.
2. Pembentukan Dewan Revolusi Indonesia yang angotanya terdiri atas warga sipil dan militer yang mendukung gerakan 30 september.
3. Dewan Revolusi Merupakan sumber dari segala kekuasaan dalam Negara republic Indonesia.
4. Kabinet Dwikora dengan sendirinya berstatus demisioner sampai dengan pembentukan cabinet baru oleh Dewan Revolusi Indonesia.
5. Di daerah-daerah mulai dari provinsi sampai dengan desa-desa dibentuk Dewan Revolusi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di wilayah tersebut.
Presidium Dewan Revolusi terdiri atas lima pemimpinan Gestapu, yaituKomandan : Letnan Kolonel UntungWakil Komandan : Brigdjen Suparjo
: Letnan Kolonel Udara Heru
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
: Kolonel Laut Sunardi: Adjun Komisaris Besar Polisi Anwas
4. Penumpasan G-30-S/PKI
Mengenai penyelesaian masalah Gerakan 30 September digariskan bahwa yang
berkaitan dengan aspek-aspek politis akan diselesaikan oleh presiden, aspek militer-
administratif diserahkan kepada Mayjen Pranoto. Serta mengenai aspek militer teknis,
keamanan, dan ketertiban diserahkan kepada mayor Jenderal Soeharto.
5. Reaksi masyarakat terhadap G-30-S/PKI
Di umumkannya pernyataan presiden yang mengutuk Gerakan 30 September
mengungkap fakta bahwa PKI yang mendalangi gerakan tersebut. Akibatnya, kemarahan
rakyat terhadap PKI semakin meningkat, yg dilampiaskan melalui berbagai aksi seperti
pembakaran gedung kantor pusat PKI di jalan Keramat Raya, rumah tokoh-tokoh PKI,
dan kantor-kantor nya.
C. Lahirnya Orde Baru
1. Aksi-aksi Mahasiswa
Pada sidang kabinet Dwikora 6 Oktober 1965, presiden memutuskan bahwa
penyelesaian Gerakan 30 September akan ditangani langsung oleh presiden. Setelah
itu tuntutan seadil-adilnya terhadap pelaku Gerakan 30 September semakin banyak.
Pada 26 Oktober 1965 kesatuan aksi tersebut bergabung dalam Front Pancasila.
Pada 10 Januari 1966 dimulaillah aksi demonstrasi mahasiswa UI. Mereka
menyapaikan Tritura Isinya:
a. Bubarkan PKI
b. Retool Kabinet Dwikora
c. Perbaikan ekonomi
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
2. Kabinet Dwikora yang Disempurnakan
Pada tanggal 21 Februari 1966, presiden me reshuffle kabinet menjadi Kabinet
Dwikora yang Disempurnakan. Pada saat pelantikan tanggal 24 Februari 1966, terjadi
demonstrasi serentak mengempeskan ban mobil. Dalam bentrokan dalam istana,
mahasiswa bernama Arif rachman Hakim gugur tertembak. Esoknya presiden
membubarkan KAMI.
Untuk melanjutkan aksi KAMI dibentuk KAPPI dan KAPI. 8 maret 1966,
Departemen Luaar Negri diserbu pelajar dan mahasiswa. Pada saat bersamaan kantor
berita China, Hsia Hua terbakar.
3. Surat Perintah 11 Maret 1966
Pada 11 Maret 1966, Kabinet Dwikora mengadakan sidang pertama di Istana
Merdeka. Sidang bertujuan mencari jalan keluar dari krisis yang semakin memuncak
setelah G-30-S/PKI. Sidang dibuka dengan memberikan kata sambutan, kemudian ia
menerima laporan bahwa selain mahasiswa yang berdemonstrasi juga ada pasukan tanpa
tanda pengenal di seragamnya. Meski ada jaminan bahwa keadaan aman namun presiden
tetap meniggalkan sidang. Bersama waperdam I dan III presiden menuju Bogor
mengendarai helikopter.
Tiga orang perwira tinggi AD sepakat untuk menyusul presiden ke Bogor untuk
meyakinkan presiden bahwa ABRI dan AD bersedia menjagan keamanan. Di Istana
Bogor, ketiga perwira tersebut mengadakan pembicaraan dengan presiden. Pembicaraan
iu menghasilkan putusan memberi surat perintah kepada Jenderal Soeharto. Surat itu
berisi perintah untuk memulihkan ketertiban ketertiban dan keamanan. Surat itu dikenal
dengan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar). Surat ini menjadi titik balik lahirnya Orde
Baru.
Setelah menerima Supersemar tindakan Soeharto adaah membubarkan PKI dan
ormas-ormasnya pada tanggal 12 Maret 1966. Langkah berikutnya yang diambil oleh
Presiden Soeharto adalah menahan 15 menteri yang diduga terlibat G-30-S/PKI.
4. Masa Transisi (1966-1967)
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
Selama kurun waktu 1966-1967 terdapat dualisme kepemimpinan yaitu pihak
Presiden Soekarno dan Jenderal Soeharto yang semakin populer setelah menumpas G-30-
S/PKI. Soeharto juga berhasil melaksanakan stabilitas ekonomi dan politik.
Untuk menciptakan keadaan yang stabil, supersemar dikukuhkan dan memberi
wewenang kepada Soeharto selaku menteri/ Panglima AD untukmengambil tindakan
yang perlu untuk menjaga keamanan dan kestabilan jalannya revolusi. Pada waktu
bersamaan dikeluarkan Tap MPRS tentang pembentukan kabinet Ampera yan dipimpin
Soeharto. Kabinet Ampera dibentuk dan diresmikan pada 28 Juli 1966.
5. Penyerahan Kekuasaan
Pada Sidang Umum 1966, presiden diminta untuk memberikan
pertanggungjawaban mengenai kebijakan yang dilakukan. Pada 10 Januari 1967 presiden
menyampaikan naskah sebagai pelengkap Nawaksara. Namun isinya tidak meredakan
keadaan di masyarakat. Pada 9 Februari 1967, DPR-GR mengajukan agar MPRS
mengadakan sidang istimewa. Agar terjadi peralihan kekuasaan daripresiden Soekarno
dilakukan pendekatan pribadi. Pimpinan ABRI pun mengusulkaJenderal Soeharto
sebagai pengganti. Pada 20 Februari 1967, Soekarno menandatangani surat penyerahan
kekuasaan kepada Soeharto. Pada 12 Maret 1967, Jenderal Soeharto dilantik dan diambil
sumpahnya sebagai presiden RI. Setelah pelatikan nama menjadi Demokrasi Terpimpin
berubah Orde Baru.
Soal Evaluasi Bab 6
1. Oldefo menurut Presiden Soekarno adalah B . Negara-negara Imperalis Barat
2. Indonesia keluar dari anggota PBB karena D . Malaysia diangkat sebagai anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB
3. Yang dimaksud dengan Angkatan Kelima adalah B . buruh dan petani yang
dipersenjatai
4. Dalam rangka memperluas pengaruhnya, PKI membentuk Biro Khusus yang
dipimpin oleh A . DN. Aidit
5. Pengambilalihan Gedung RRI dari tangan PKI dipimpin oleh A . Mayjen Soeharto
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
6. Pemerintahan Presiden Soeharto menganggap tonggak lahirnya Orde Baru adalah
B . lahirnya supersemar
7. Tindakan pertama Jenderal Soeharto setelah menerima Supersemar adalah D .
membubarkan PKI dan Ormas-ormasnya
8. Pengesahan dan pengukuhan Supersemar dilakukan MPRS melalui A . Tap.
MPRS No.IX/MPRS/1966
9. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya serta dinyatakan sebagai partai terlarang di
Indonesia melaui C . Tap.MPRS No.XXV/MPRS/1966
10. Tugas Kabinet Ampera yang ditetapkan oleh MPRS pada tahun 1966 adalah B.
Caturkarya.
Esay
1. Jelaskan pengertian demokrasi terpimpin ditafsirkan dari UUD 1945!
pengertian demokrasi terpimpin ditafsirkan dari UUD 1945 adalah Demokrasi
Terpimpin ditafsirkan dari sila ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn / perwakilan. Kata “dipimpin”
kemudian ditafsirkan bahwa demokrasi harus dipimpin oleh presiden.
2. Tuliskan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi pada masa demokrasi
terpimpin terhadap Negara RI!
penyelewengan-penyelewengan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin
terhadap Negara RI adalah
Kedudukan Presiden
Pembentukan MPRS
Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR
Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom
3. Tuliskan faktor-faktor penyebab kegagalan pemulihan ekonomi pada masa
demokrasi terpimpin!
Faktor-faktor penyebab kegagalan pemulihan ekonomi pada masa demokrasi
terpimpin adalah
Menumpas pemberontakan PRRI/PERMESTA.
Adanya inflasi yang cukup tinggi ± 400.
KATARINA NOVIANAXI IPA 1
Konfrontasi dengan Malaysia (Dwikora).
Defisit negara mencapai 7,5 miliar rupiah.
4. Jelaskan kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin!
kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin adalah
Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo.
Nefo (New Emerging Forces) merupakan kekuatan baru yang sedang
muncul yaitu negara-negara progresif revolusioner (termasuk Indonesia
dan negara-negara komunis umumnya) yang anti imperialisme dan
kolonialisme.
Oldefo (Old Established Forces) merupakan kekuatan lama yang telah
mapan yakni negara-negara kapitalis yang neokolonialis dan imperialis.
5. Mengapa PKI mengusulkan pembentukan Ankatan kelima?
PKI mengusulkan pembentukan Ankatan kelima karena PKI merasa kekuatan militernya masih sangat lemah apalagi bila menghadapi angkatan darat.