makalah demokrasi terpimpin (2)

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959, akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai kepada kesimpulan bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang membahayakan kehidupan negara. Atas kesimpulannya tersebut, Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam suatu acara resmi di Istana Merdeka, mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah sistem demokrasi yakni Demokrasi Terpimpin. Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD.1 Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan dan pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak sebagai menteri pertama. B. Permasalahan Adapun permasalahan yang saya sngkat dalam makalah ini adalah : ii

Upload: septian-muna-barakati

Post on 11-Apr-2017

226 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah demokrasi terpimpin (2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante

dan rentetan peristiwa-peristiwa politik yang mencapai klimaksnya dalam bulan Juni 1959,

akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai kepada kesimpulan bahwa telah

muncul suatu keadaan kacau yang membahayakan kehidupan negara. Atas kesimpulannya

tersebut, Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, dalam suatu acara resmi di Istana

Merdeka, mengumumkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran Konstituante dan

berlakunya kembali UUD 1945 dalam kerangka sebuah sistem demokrasi yakni

Demokrasi Terpimpin.

Dekrit yang dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mendapatkan

sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan

kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari

sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam

dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah

Agung dan KSAD.1 Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, Kabinet Djuanda dibubarkan

dan pada tanggal 9 Juli 1959, diganti dengan Kabinet Kerja. Dalam kabinet tersebut

Presiden Soekarno bertindak sebagai perdana menteri, sedangkan Ir. Djuanda bertindak

sebagai menteri pertama.  

B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang saya sngkat dalam makalah ini adalah :

-  Bagaimana pelaksanaan demokrasi terpimpin

-  Bagaimana system ekonomi masa demokrasi terpimpin

-  Bagaimana proses pembebasan Irian Barat

C. Tujuan

-  Agar mahasiswa mengetahui pelaksanaan demokrasi terpimpin

-  Agar mahasiswa mengetahui system ekonomi masa demokrasi terpimpin

-   Agar mahasiswa memahami tentang pembebasan Irian Barat

ii

Page 2: Makalah demokrasi terpimpin (2)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

1.      Kurun Waktu 1959 – 1965

Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang digunakan adalah

UUD 1945 dengan sistem Demokrasi Terpimpin. Menurut UUD 1945 presiden tidak

bertanggung jawab kepada DPR, presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pengertian

demokrasi terpimpin pada sila keempat Pancasila adalah dipimpin oleh hikmah

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, akan tetapi presiden menafsirkan

“terpimpin”, yaitu pimpinan terletak di tangan ‘Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan

demikian pemusatan kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya pemusatan kekuasaan di

tangan presiden menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan

UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30

September 1965 (G30S/PKI) yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.

2.      Pandangan Umum

1. Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari

dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno.

2. Disebut Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu

mengandalkan pada kepemimpinan Presiden Sukarno.

3. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah kepemimpinan pada satu tangan

saja yaitu presiden.

3.      Tugas Demokrasi terpimpin :

1. Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak

setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap

dan stabil.

2. Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi Parlementer atau

Liberal. Hal ini disebabkan karena: Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan

presiden hanya terbatas sebagai kepala negara. Sedangkan kekuasaan Pemerintah

dilaksanakan oleh partai.

4.      Dampaknya

Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu demokratisasi

(menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi (pemusatan

kekuasaan di tangan presiden).

5.      Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin :

a. Kebebasan partai dibatasi

ii

Page 3: Makalah demokrasi terpimpin (2)

b. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala

pemerintahan.

c. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945

d. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR dan Front

Nasional.

6.      Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD 1945

adalah sebagai berikut.

1.      Kedudukan Presiden

Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi,

kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS  tunduk kepada Presiden.

Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan

adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana

Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-

partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang

tidak memimpin departemen.

2.      Pembentukan MPRS

Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.

Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945

pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan

umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang

duduk di MPR.

7.      Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat  :

1. Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia,

dan Setuju pada manifesto Politik.

2. Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah,

dan 200 orang wakil golongan.

3. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara

(GBHN).

3.      Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena DPR

menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan

pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat

Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presiden. Peraturan

DPRGR juga ditentukan oleh presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak serta

kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan UUD 1945 sebab

berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.

ii

Page 4: Makalah demokrasi terpimpin (2)

Tugas DPR GR adalah sebagai berikut.

1. Melaksanakan manifesto politik

2. Mewujudkan amanat penderitaan rakyat

3. Melaksanakan Demokrasi Terpimpin

4.      Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara

Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden

No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri

atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24

orang wakil golongan. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan

mengajukan usul kepada pemerintah. Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada

dibawah pemerintah/presiden sebab presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena

DPAS yang mengusulkan dengan suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan

RI 17 AGUSTUS 1959 yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal

dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN

berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang

Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan

Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal dengan MANIPOL USDEK.

5.      Pembentukan Front Nasional

Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959. Front

Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi

dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945. Tujuannya adalah menyatukan segala

bentuk potensi nasional menjadi kekuatan untuk menyukseskan pembangunan. Front

Nasional dipimpin oleh Presiden Sukarno sendiri. Tugas front nasional adalah sebagai

berikut.

1. Menyelesaikan Revolusi Nasional

2. Melaksanakan Pembangunan

3. Mengembalikan Irian Barat

6.      Pembentukan Kabinet Kerja

Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil presiden

diangkatlah Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja mengalami tiga kali perombakan

(reshuffle). Program kabinet ini adalah sebagai berikut.

1. Mencukupi kebutuhan sandang pangan

2. Menciptakan keamanan negara

3. Mengembalikan Irian Barat.

ii

Page 5: Makalah demokrasi terpimpin (2)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom

Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer

menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara yang

berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin

pemerintah mengambil langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan

berbangsa dan bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama,

dan Komunis).Tujuannya untuk menggalang persatuan bangsa. Bagi presiden NASAKOM

merupakan cerminan paham berbagai golongan dalam masyarakat. Presiden yakin bahwa

dengan menerima dan melaksanakan Nasakom maka persatuan Indonesia akan terwujud.

Ajaran Nasakom mulai disebarkan pada masyarakat. Dikeluarkan ajaran Nasakom sama

saja dengan upaya untuk memperkuat kedudukan Presiden sebab jika menolak Nasakom

sama saja dengan menolak presiden.

Kelompok yang kritis terhadap ajaran Nasakom adalah kalangan cendekiawan dan ABRI.

Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan mengemukakan

bahwa PKI merupakan barisan terdepan pembela NASAKOM. Keterlibatan PKI tersebut

menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan berbangsa dan

bernegara serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi komunis. Selain

itu PKI mengambil alih kedudukan dan kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil

meyakinkan presiden bahwa Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap

TNI.

B. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang

terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan

Udara, dan Angkatan Kepolisian. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri

Panglima Angkatanyang kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI

menjadi salah satu golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia.

C. Penataan Kehidupan Partai Politik

Pada masa demokrasi Parlementer, partai dapat melakukan kegiatan politik secara leluasa.

Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin, kedudukan partai dibatasi oleh penetapan

presiden No. 7 tahun 1959. Partai yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah anggota

yang terlalu sedikit akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada hanya tinggal 11

partai. Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian. Pembatasan

ii

Page 6: Makalah demokrasi terpimpin (2)

gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan pemerintah terutama presiden.

Kedudukan presiden yang kuat tersebut tampak dengan tindakannya untuk membubarkan

2 partai politik yang pernah berjaya masa demokrasi Parlementer yaitu Masyumi dan

Partai Sosialis Indonesia (PSI). Alasan pembubaran partai tersebuat adalah karena

sejumlah anggota dari kedua partai tersebut terlibat dalam pemberontakan PRRI dan

Permesta. Kedua Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1960.

D.  Arah Politik Luar Negeri

Bahasan Umum: Pada awalnya, politik luar negeri Indonesia adalah politik bebas aktif

sesuai yang mengabdi pada kepentingan nasional. Bebas berarti tidak memihak salah satu

blok (barat/timur), sedangkan aktif berarti ikut memelihara perdamaian dunia. Pada masa

demokrasi terpimpin, pelaksanaan politik luar negeri condong mendekati negara-negara

blok timur dan konfrontasi terhadap negara-negara blok barat. Perubahan arah ini

disebabkan oleh

1. Faktor dalam negeri : dominasi PKI dalam kehidupan politik

2. Faktor luar negeri : sikap negara-negara Barat yang kurang simpati dan tidak

mendukung terhadap perjuangan bangsa Indonesia.

a.  Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo

Terjadi penyimpangan dari politik luar negeri bebas aktif yang menjadi cenderung

condong pada salah satu poros. Saat itu Indonesia memberlakukan politik konfrontasi yang

lebih mengarah pada negara-negara kapitalis seperti negara Eropa Barat dan Amerika

Serikat. Politik Konfrontasi tersebut dilandasi oleh pandangan tentang Nefo (New

Emerging Forces) danOldefo (Old Established Forces)

1. Nefo merupakan kekuatan baru yang sedang muncul yaitu negara-negara progresif

revolusioner (termasuk Indonesia dan negara-negara komunis umumnya) yang anti

imperialisme dan kolonialisme.

2. Oldefo merupakan kekuatan lama yang telah mapan yakni negara-negara kapitalis yang

neokolonialis dan imperialis (Nekolim).

Untuk mewujudkan Nefo maka dibentuk poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyong

Yang. Dampaknya ruang gerak Indonesia di forum internasional menjadi sempit sebab

hanya berpedoman ke negara-negara komunis.

b. Politik Konfrontasi Malaysia

Indonesia juga menjalankan politik konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini disebabkan

karena pemerintah tidak setuju dengan pembentukan negara federasi Malaysia yang

dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan Indonesia dan

negara-negara blok Nefo.

ii

Page 7: Makalah demokrasi terpimpin (2)

Dalam rangka konfrontasi tersebut Presiden mengumumkan Dwi Komando Rakyat

(Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964, yang isinya sebagai berikut.

1. Perhebat Ketahanan Revolusi Indonesia.

2. Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris.

3. Pelaksanaan Dwikora dengan mengirimkan sukarelawan ke Malaysia Timur dan Barat

menunjukkan adanya campur tanggan Indonesia pada masalah dalam negeri Malaysia.

c.  Politik Mercusuar

Politik Mercusuar dijalankan oleh presiden sebab beliau menganggap bahwa Indonesia

merupakan mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk

mewujudkannya maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan spektakuler yang

diharapkan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan yang terkemuka di kalangan

Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai milyaran

rupiah diantaranya diselenggarakannya GANEFO (Games of the New Emerging

Forces ) yang membutuhkan pembangunan kompleks Olahraga Senayan serta biaya

perjalanan bagi delegasi asing.

Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB sebab Malaysia

diangkat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

d.  Politik Gerakan Non-Blok

Gerakan Non-Blok merupakan gerakan persaudaraan negara-negara Asia-Afrika yang

kehidupan politiknya tidak terpengaruh oleh Blok Barat maupun Blok Timur. Selanjutnya

gerakan ini memusatkan perjuangannya pada gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-

Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin. Keterlibatan Indonesia dalam GNB

menunjukkan bahwa kehidupan politik Indonesia di dunia sudah cukup maju. GNB

merupakan gerakan yang bebas mendukung perdamaian dunia dan kemanusiaan. Bagi RI,

GNB merupakan pancaran dan revitalisasi dari UUD1945 baik dalam skala nasional dan

internasional.

Besarnya kekuasaan Presiden dalam Pelaksanaan demokrasi terpimpin tampak dengan:

1. Pengangkatan Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta

pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai besar serta

wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin

departemen.

2. Pidato presiden yang berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” pada tanggal 17

Agustus 1959 yang dikenal dengan Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol)

ditetapkan sebagai GBHN atas usul DPA yang bersidang tanggal 23-25 September

1959.

ii

Page 8: Makalah demokrasi terpimpin (2)

3. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia,

Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga

lebih dikenal denganMANIPOL USDEK.

4. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang berarti sebagai

presiden seumur hidup.

5. Pidato presiden yang berjudul ”Berdiri di atas Kaki Sendiri” sebagai pedoman revolusi

dan politik luar negeri.

6. Presiden berusaha menciptakan kondisi persaingan di antara angkatan, persaingan di

antara TNI dengan Parpol.

7. Presiden mengambil alih pemimpin tertinggi Angkatan Bersenjata dengan di bentuk

Komandan Operasi Tertinggi (KOTI).

E.  MASA  ORDE BARU

Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan

masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah

masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965.

Orde baru lahir sebagai upaya untuk :

a. Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama

b. Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.

c. Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

d. Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna

mempercepat proses pembangunan bangsa.

Latar belakang lahirnya Orde Baru :

1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965

2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30

September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung

lama.

3. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan

besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut

agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.

4. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung

membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal

dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30

September 1965.

5. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR

mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat) yang berisi :

a. Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya

ii

Page 9: Makalah demokrasi terpimpin (2)

b. Pembersihan Kabinet Dwikora

c. Penurunan Harga-harga barang.

6. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet

Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet

tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September

1965.

7. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk

mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965

tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar

Biasa(Mahmilub).

8. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang

bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas

Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil

langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau

dan sulit dikendalikan.

Upaya menuju pemerintahan Orde Baru :

1. Setelah dikelurkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan

berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan

di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan pemerintahan.

2. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada

pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI.

3. Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan

karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden sementara Soeharto menjadi

pelaksana pemerintahan.

4. Konflik Dualisme inilah yang membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya

karena akhirnya Sukarno mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan

pemerintahan kepada Suharto.

5. Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang istimewa untuk

mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Suharto sebagai

pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut

kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS dari Presiden

Sukarno .

6. 12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia.

Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan

Orde Baru.   

ii

Page 10: Makalah demokrasi terpimpin (2)

F. KEHIDUPAN POLITIK MASA ORDE BARU

1. Upaya untuk melaksanakan Orde Baru :

Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat

berbangsa dan bernegara. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional

guna mempercepat proses pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur.

Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara

murni dan konsekuen.

Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.

2. Pelaksanaan Orde Baru :

a. Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan

b. Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa

Demokrasi Terpimpin.

c. Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk

menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika(dimana terdapat tiga

pemisahan kekuasaan di pemerintahan yaitu Eksekutif,Yudikatif, Legislatif) tetapi

itupun tidak diperhatikan/diabaikan.

G. KEHIDUPAN EKONOMI MASA ORDE BARU

Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi

seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi

swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha

penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi,

penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan

pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang

menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang

lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu

pemerintah menempuh cara sebagai berikut.

a. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi

b. Kerja Sama Luar Negera

c. Pembangunan Nasional

Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu,

1. Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun

2. Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pembangunan Lima Tahun) merupakan

jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu

saling berkaitan/berkesinambungan.

ii

Page 11: Makalah demokrasi terpimpin (2)

H.  MASA PEMILU 1971

Ketika Jenderal Soeharto diangkat oleh MPRS menjadi pejabat Presiden menggantikan

Bung Karno dalam Sidang Istimewa MPRS 1967, ia juga tidak secepatnya

menyelenggarakan pemilu untuk mencari legitimasi kekuasaan transisi. Malah Ketetapan

MPRS XI Tahun 1966 yang mengamanatkan agar Pemilu bisa diselenggarakan dalam

tahun 1968, kemudian diubah lagi pada SI MPR 1967, oleh Jenderal Soeharto diubah lagi

dengan menetapkan bahwa Pemilu akan diselenggarakan dalam tahun 1971. Sebagai

pejabat presiden Pak Harto tetap menggunakan MPRS dan DPR-GR bentukan Bung

Karno, hanya saja ia melakukan pembersihan lembaga tertinggi dan tinggi negara tersebut

dari sejumlah anggota yang dianggap berbau Orde Lama. Pada prakteknya Pemilu kedua

baru bisa diselenggarakan tanggal 5 Juli 1971, yang berarti setelah 4 tahun pak Harto

berada di kursi kepresidenan. Pada waktu itu ketentuan tentang kepartaian (tanpa UU)

kurang lebih sama dengan yang diterapkan Presiden Soekarno.

ii

Page 12: Makalah demokrasi terpimpin (2)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin berlaku di Indonesia antara tahun 1959-1966, yaitu dari

dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga Jatuhnya kekuasaan Sukarno. Disebut

Demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia saat itu mengandalkan pada

kepemimpinan Presiden Sukarno. Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah

kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden.

Tugas Demokrasi Terpimpin

Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak

setabil sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih

mantap/stabil.Demokrasi Terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi

Parlementer/Liberal. Hal ini disebabkan karena :

a. Pada masa Demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala

negara

b. Sedangkan kekuasaan Pemerintah dilaksanakan oleh partai.

c. Dampaknya dari Penataan kehidupan politik yang menyimpang dari tujuan

awaladalah demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi

sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).

Penyimpangan Yang Dilakukan dari Demokrasi Terpimpin Terhadap UUD 1945

1. Kedudukan Presiden

Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi,

kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS  tunduk kepada Presiden.

Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan

adanya tindakan presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana

Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-

partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri yang

tidak memimpin departemen.

2. Pembentukan MPRS

Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.

Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena Berdasarkan UUD 1945

pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara harus melalui pemilihan

umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang

ii

Page 13: Makalah demokrasi terpimpin (2)

duduk di MPR. Anggota MPRS ditunjuk oleh presiden dengan syarat adalah Setuju

kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik Indonesia, dan Setuju pada

manifesto Politik.

Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan daerah,

dan 200 orang wakil golongan. Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar

Haluan Negara (GBHN).

3. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara

Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan Penetapan

Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden sendiri. Keanggotaan

DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang wakil partai politik, 8 orang utusan

daerah, dan 24 orang wakil golongan. Tugas DPAS  adalah memberi jawaban atas

pertanyaan presiden dan mengajukan usul kepada pemerintah.

Pelaksanaannya kedudukan DPAS juga berada dibawah pemerintah/presiden sebab

presiden adalah ketuanya. Hal ini disebabkan karena DPAS yang mengusulkan dengan

suara bulat agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang

berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan Manifesto Politik

Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN berdasarkan Penpres No.1 tahun

1960. Inti Manipol adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia,

Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih

dikenal dengan MANIPOL USDEK.

B. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka ekonomipun

mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin merupakan bagian dari

demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas ekonomi disentralisasikan di pusat

pemerintahan sementara daerah merupakan kepanjangan dari pusat. Langkah yang

ditempuh pemerintah untuk menunjang pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut.

1.  Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional

Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka

dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959

dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang.

Tugas Depernas :

a. Mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional yang berencana

b. Menilai Penyelenggaraan Pembangunan

Hasil yang dicapai, dalam waktu 1 tahun Depenas berhasil menyusun Rancangan

Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Sementara Berencana tahapan tahun 1961-

1969 yang disetujui oleh MPRS. Mengenai masalah pembangunan terutama mengenai

ii

Page 14: Makalah demokrasi terpimpin (2)

perencanaan dan pembangunan proyek besar dalam bidang industri dan prasarana tidak

dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan. 1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas)

diganti dengan nama Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin

oleh Presiden Sukarno.

2.  Penurunan Nilai Uang

Tujuan dilakukan devaluasi :

a. Guna membendung inflasi yang tetap tinggi

b. Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat

c. Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.

Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya

mengenaipenuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.

a. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50

b. Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100

c. Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000

Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi

yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Para pengusaha daerah di

seluruh Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut.

Pada masa pemotongan nilai uang memang berdampak pada harga barang menjadi murah

tetapi tetap saja tidak dapat dibeli oleh rakyat karena mereka tidak memiliki uang.Hal ini

disebabkan karena :

a. Penghasilan negara berkurang karena adanya gangguan keamanan akibat pergolakan

daerah yang menyebabkan ekspor menurun.

b. Pengambilalihan perusahaan  Belanda pada tahun 1958 yang tidak diimbangi oleh

tenaga kerja manajemen yang cakap dan berpengalaman.

c. Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, RI sedang

mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat.

3.      Kenaikan Laju Inflasi

Latar Belakang meningkatnya laju inflasi :

a. Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami kemerosotan.

b. Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan

c. Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar

d. Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada

e. Upaya likuidasi semua sektor pemerintah maupun swasta guna penghematan dan

pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran belanja tidak berhasil

f. Penertiban administrasi dan manajemen perusahaan guna mencapai keseimbangan

keuangan tak memberikan banyak pengaruh

ii

Page 15: Makalah demokrasi terpimpin (2)

g. Penyaluran kredit baru pada usaha-usaha yang dianggap penting bagi kesejahteraan

rakyat dan pembangunan mengalami kegagalan.

Kegagalan-kegagalan tersebut disebabkan karena:

a. Pemerintah tidak mempunyai kemauan politik untuk menahan diri dalam melakukan

pengeluaran.

b. Pemerintah menyelenggarakan proyek-proyek mercusuar sepertiGANEFO (Games of

the New Emerging Forces ) dan CONEFO (Conferenceof the New Emerging

Forces) yang memaksa pemerintah untuk memperbesar pengeluarannya pada setiap

tahunnya.

Dampaknya :

a. Inflasi semakin bertambah tinggi

b. Harga-harga semakin bertambah tinggi

c. Kehidupan masyarakat semakin terjepit

d. Indonesia pada tahun 1961 secara terus menerus harus membiayai kekeurangan neraca

pembayaran dari cadangan emas dan devisa

e. Ekspor semakin buruk dan pembatasan Impor karena lemahnya devisa.

f. 1965, cadangan emas dan devisa telah habis bahkan menunjukkan saldo negatif

sebesar US$ 3 juta sebagai dampak politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara-

negara barat.

Kebijakan Pemerintah :

a. Keadaan defisit negara yang semakin meningkat ini diakhiri pemerintah dengan

pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang. Sehingga menambah berat angka

inflasi.

b. 13 Desember 1965 pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan menjadikan uang

senilai Rp. 1000 menjadi Rp. 1.

Dampaknya dari kebijakan pemerintah tersebut :

a. Uang rupiah baru yang seharusnya bernilai 1000 kali lipat uang rupiah lama akan

tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai sekitar 10 kali lipat lebih tinggi

dari uang rupiah baru.

b. Tindakan moneter pemerintah untuk menekan angka inflasi malahan menyebabkan

meningkatnya angka inflasi.

C. Perjuangan Pembebasan Irian barat

Ada 3 bentuk perjuangan dalam rangka pembebesan Irian Barat : Diplomasi,

Konfrontasi Politik dan Ekonomi serta Konfrontasi Militer.

1.  Perjuangan Diplomasi

Ditempuh guna menunjukkan niat baik Indonesia mandahulukan cara damai dalam

menyelesaikan persengketaan. Perjuangan tersebut dilakukan dengan perundingan. Jalan

ii

Page 16: Makalah demokrasi terpimpin (2)

diplomasi ini sudah dimulai sejak Kabinet Natsir (1950) yang selanjutnya dijadikan

program oleh setiap kabinet. Meskipun selalu mengalami kegagalan sebab Belanda masih

menguasai Irian Barat bahkan secara sepihak memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah

Kerajaan Belanda.

2. Konfrontasi Politik dan Ekonomi

Konfrontasi ekonomi dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap aset-aset dan

kepentingan-kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia. Konfrontasi ekonomi tersebut

sebagai berikut.

1. Tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB, diumumkan

pembatalan utang-utang RI kepada Belanda.

2. Selama tahun 1957 dilakukan :

-    Pemogokan buruh di perusahaan-perusahaan Belanda

-          Melarang terbitan-terbitan dan film berbahasa Belanda

-          Memboikot kepentingan-kepentingan Belanda di Indonesia

2. Selama tahun 1958-1959 dilakukan :

-          Nasionalisasi terhadap ± 700 perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia

-          Mengalihkan pusat pemasaran komoditi RI dan Rotterdam (Belanda) ke Bremen,

Jerman.

3.      Konfrontasi Militer

Dampak dari tindakan konfrontasi politik dan ekonomi tersebut maka tahun 1961 dalam

Sidang Majelis Umum PBB terjadi perdebatan mengenai masalah Irian Barat.  Diputuskan

bahwa Diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker bersedia menjadi penengah dalam

perselisihan antara Indonesia dan Belanda.

Bunker mengajukan usul yang dikenal dengan Rencana Bunker, yaitu :

Pemerintah Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia.

Setelah sekian tahun, rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk menentukan

pendapat apakah tetap dalam negara Republik Indonesia atau memisahkan diri.

Pelaksanaan penyelesaian masalah Irian Barat akan selesai dalam jangka waktu dua

tahun.

Guna menghindari bentrokan fisik antara pihak yang bersengketa, diadakan pemerintah

peralihan di bawah pengawasan PBB selama satu tahun.

Indonesia menyetujui usul itu dengan catatan jangka waktu diperpendek. Pihak

Belanda tidak mengindahkan usul tersebut bahkan mengajukan usul untuk menyerahkan

Irian Barat di bawah pengawasan PBB. Selanjutnya PBB membentuk negara Papua dalam

jangka waktu 16 tahun.

ii

Page 17: Makalah demokrasi terpimpin (2)

Jadi Belanda tetap tidak ingin Irian Barat menjadi bagian dari Indonesia. Keinginan

Belanda tersebut tampak jelas ketika tanpa persetujuan PBB, Belanda mendirikan negara

Papua, lengkap dengan bendera dan lagu kebangsaan. Tindakan Belanda tersebut tidak

melemahkan semangat bangsa Indonesia. Indonesia menganggap bahwa sudah saatnya

menempuh jalan kekuatan fisik (militer).

Perjuangan jalur militer ditempuh dengan tujuan untuk :

Menunjukkan kesungguhan Indonesia dalam memperjuangankan apa pun yang

memang menjadi haknya.

Menunjukkan kesungguhan dan memperkuat posisi Indonesia.

Menunjukkan sikap tidak kenal menyerah dalam merebut Irian Barat.

ii

Page 18: Makalah demokrasi terpimpin (2)

BAB V

KESIMPULAN

Demokrasi terpimpin di Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas

Maret pada tanggal 11 maret 1966. Demokrasi terpimpin di Indonesia dimaksudkan oleh

Sukarno sebagai demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yang berbeda dengan

system demokrasi liberal yang merupakan produk dari barat, tetapi pada pelaksanaannya,

Demokrasi Terpimpin mengalami bentuk macam penyimpangan. Penyimpangan-

penyimpangan tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden

Soekarmo. Era tahun 1959 sampai dengan 1966 merupakan era Soekarno, yaitu ketika

keijakan-kebijakan Presiden Soekarno sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia

Dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno dimaksudkan untuk

melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia agar sesuai dengan UUD

1945. Tetapi pada pelaksanaannya, pemerintah khususnya Presiden Soekarno banyak

melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri

ii

Page 19: Makalah demokrasi terpimpin (2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi, Idrus. 1997. Hukum Tata Negara. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

2. Budiardjo, Miriam. 1977. Dasar-Dasai Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

3. Fatoni, Uwes. 2006. Sejarah Sistem Politik Indonesia. Surabaya. Unitomo.4. Kansil. 1996. Tata Negara. Jakarta. Erlangga.5. Kencana, Inu. 2005. Sistem Politik Indonesia. Bandung. Refika Aditama.6. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Widiasarana7. Indonesia.

ii

Page 20: Makalah demokrasi terpimpin (2)

MID TEST : ILMU LOGIKA

SISTEM DEMOKRASI TERPIMPIN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :NAMA : SUBANDI STAMBUK : 21208281SEMESTER : IIPRODI : ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2013

ii

Page 21: Makalah demokrasi terpimpin (2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1

1.2Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................2

A. Masa demokrasi terpimpin di indonesia

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................5

A. Keterlibatan Pki Dalam Ajaran Nasakom...................................................5

B. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia..................................................5

C. Penataan Kehidupan Partai Politik.............................................................5

D. Arah Politik Luar Negeri.............................................................................6

E. Masa Orde Baru.........................................................................................8

F. Kehidupan Politik Masa Orde Baru...........................................................10

G. Kehidupan Ekonomi Masa Orde Baru.......................................................10

H. Masa Pemilu 1971.....................................................................................11

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................12

A. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin...........................................................12

B. Kehidupan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin............................13

C. Perjuangan Pembebasan Irian Barat.........................................................15

BAB V KESIMPULAN...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................19

ii

Page 22: Makalah demokrasi terpimpin (2)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas

berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis

dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“SISTEM POLITIK DI INDONESIA” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon

permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat

kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan

semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Raha, Juli 2013

"Penulis"

ii