pemerintah kabupaten sumenep filetentang izin mendirikan bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan...

25
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 21 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMENEP Menimbang : Mengingat : a. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, perlu untuk melakukan peninjauan kembali dan sekaligus mengganti Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 16 Tahun 2000 tentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 09); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2104); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 );

Upload: phamdung

Post on 16-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 21 TAHUN 2008

TENTANG

RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMENEP

Menimbang : Mengingat :

a. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, perlu untuk melakukan peninjauan kembali dan sekaligus mengganti Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 16 Tahun 2000 tentang Izin Mendirikan Bangunan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 09);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2104);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 );

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4494);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Menetapkan :

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah Dalam Penegakan Peraturan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Izin Mendirikan Bangunan Gedung;

23. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Acara Pemungutan Retribusi Daerah;

24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah;

25. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

SUMENEP dan

BUPATI SUMENEP

MEMUTUSKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Sumenep; 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Sumenep; 3. Bupati adalah Bupati Sumenep; 4. Pejabat yang ditunjuk adalah Pegawai yang diberi tugas

tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya;

6. Retribusi Perizinan Tertentu adalah Retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan hukum yang dimaksudkan untuk pembinaan pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan;

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

7. Izin Mendirikan Bangunan adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan hukum untuk mendirikan suatu bangunan yang dimaksudkan agar desain, pelaksanaan pembangunan, dan bangunan sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku, sesuai dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan;

8. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pemberian izin oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan hukum, termasuk merubah bangunan;

9. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk dilakukan pembayaran retribusi oleh pemungut atau pemotong retribusi tertentu;

10. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan izin mendirikan bangunan;

11. Bangunan adalah bangunan rumah tempat tinggal, fasilitas umum komersial, fasilitas umum swasta, fasilitas umum pemerintah, jembatan, saluran/selokan, jalan dan halaman serta pagar dan lain-lain;

12. Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau sebagian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan;

13. Merubah Bangunan adalah pekerjaan mengganti dan atau menambah bangunan yang ada, termasuk pekerjaan, membongkar yang berhubungan dengan pekerjaan mengganti bagian bangunan tersebut;

14. Garis Sempadan adalah garis khayal yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, as sungai atau as pagar yang merupakan batas antara bagian kavling atau pekarangan yang boleh dan yang tidak boleh dibangun bangunan;

15. Koefisien Dasar Bangunan adalah bilangan pokok atas perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas kavling/pekarangan;

16. Koefisien Lantai Bangunan adalah bilangan pokok atas perbandingan antara jumlah luas lantai dasar bangunan dengan luas kavling/pekarangan;

17. Koefisien Bangunan adalah tinggi bangunan diukur dari permukaan tanah sampai dengan titik teratas dari bangunan tersebut;

18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SKRD, adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;

19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau benda;

20. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

21. Penyidik Tindak Pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya;

BAB II

KETENTUAN PERIZINAN

Pasal 2

(1) Setiap pelaksanaan pendirian bangunan baru, pemugaran dan atau perbaikan bangunan tersebut terlebih dahulu harus mendapat izin dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan permohonan tertulis dari yang bersangkutan.

(3) Setiap permohonan izin harus mengisi formulir dan dilampiri : a. identitas pemohon. b. status, letak dan luas tanah yang akan dibangun. c. jenis bangunan. d. gambar rencana bangunan secara terinci beserta konstruksi

dan bahan yang digunakan. (4) Khusus bangunan bertingkat harus dilampiri surat pernyataan

dari tetangga 1 (satu) rumah sekitarnya. (5) Bentuk isi dan tata cara pengisian serta penyampaian

permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 3

(1) Permohonan Izin Mendirikan Bangunan dapat ditolak jika : a. dianggap dapat mengganggu keselamatan, ketentraman

atau kepentingan umum dan atau tempat sekitar; b. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku menyangkut tata ruang. (2) Dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditolak, harus disertai dengan alasan-alasan.

Pasal 4

(1) Apabila Bupati memandang yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, dapat dikeluarkan Izin Mendirikan Bangunan.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas nama pemohon dan tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(3) Dalam surat izin ditetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemegang izin.

Pasal 5

(1) Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

4 dapat dibatalkan oleh Bupati, jika pelaksanaan pekerjaan bangunan tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Izin Mendirikan Bangunan.

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

(2) Pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) segera diberitahukan kepada pemegang izin disertai alasan pembatalannya setelah lebih dahulu diberikan peringatan secara tertulis dengan batas waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya surat peringatan tersebut.

Pasal 6

(1) Pelaksanaan pekerjaan bangunan harus sesuai dengan izin atau

ketentuan yang diberikan dengan mengindahkan persyaratan yang berlaku.

(2) Surat izin yang diberikan berikut lampiran-lampirannya, harus senantiasa berada ditempat pekerjaan bangunan.

(3) Apabila pemegang izin memandang perlu untuk diadakan pemeriksaan, pemegang izin dapat memberitahukan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk guna diantarkan pemeriksaan.

Pasal 7

(1) Apabila pemegang izin memandang perlu untuk diadakan

pemeriksaan, pemegang izin dapat memberitahukan secara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk guna diadakan pemeriksaan.

(2) Khusus untuk membongkar bangunan, kepada yang bersangkutan sebelum melaksanakan pembongkaran harus memberitahukan rencana tersebut kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk untuk mendapatkan izin.

BAB III

KETENTUAN PENELITIAN ATAU PEMERIKSAAN KONTRUKSI BANGUNAN

Pasal 8

(1) Pejabat yang ditunjuk, karena jabatannya bertugas untuk : a. meneliti semua berkas permohonan Izin Mendirikan

Bangunan; b. memeriksa dan jika perlu mengambil contoh bahan atau

alat-alat yang dipergunakan dalam membangun yang tercantum dalam Izin Mendirikan Bangunan;

c. mengawasi pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini untuk ditaati.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan bangunan.

(3) Apabila menurut hasil pemeriksaan suatu bangunan ternyata tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pejabat yang ditunjuk dapat menghentikan pekerjaan bangunan dan kemudian memberi peringatan tertulis dalam waktu tertentu untuk segera memperbaiki atau membongkar bangunan yang bersangkutan.

(4) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai batas waktu yang ditentukan tidak dilaksanakan, pejabat yang ditunjuk berhak membongkar bangunan tersebut atas biaya pemegang izin.

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

BAB IV FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG

Bagian Pertama Fungsi Bangunan Gedung

Pasal 9

Fungsi Bangunan Gedung harus memenuhi ketentuan peruntukan yang ditetapkan dalam RTRW, RDTRKP, RTBL.

Fungsi Bangunan Gedung sebagaimana pada ayat (1), meliputi: Fungsi hunian:

Rumah tinggal tunggal, deret, susun, sementara. Fungsi keagamaan:

Masjid, musholla, gereja, kapel, pura, vihara, kelenteng. Fungsi usaha:

Perkantoran, perdagangan,perindustrian, perhotelan, wisata, rekreasi, terminal, gedung penyimpanan.

Fungsi sosial budaya: Pendidikan, kesehatan, kebudayaan, laboratorium, pelayanan umum.

Fungsi khusus. Fungsi Bangunan Gedung dapat dirancang lebih dari satu fungsi,

dengan tetap memenuhi ketentuan.

Bagian Pertama Klasifikasi Bangunan Gedung

Pasal 10 Klasifikasi Bangunan Gedung :

Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan tingkat kompleksitas meliputi : 1) Bangunan gedung sederhana; 2) Bangunan gedung tidak sederhana; dan 3) Bangunan gedung khusus.

Klasifikasi banguna gedung berdasarkan tingkat permanensi meliputi : 1) Bangunan gedung permanen; 2) Bangunan gedung semi permanen; dan 3) Bangunan gedung darurat atau sementara.

Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan tingkat resiko kebakaran meliputi : Bangunan gedung tingkat risiko kebakaran tinggi; Bangunan gedung tingkat risiko kebakaran sedang; dan Bangunan gedung tingkat risiko kebakaran rendah.

Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan pada zonasi gempa, mengikuti tingkat zonasi gempa yang ditetapkan oleh instansi yang berwewenang meliputi : 1) Zona I/minor; 2) Zona II/minor; 3) Zona III/sedang; 4) Zona IV/sedang; 5) Zona V/kuat; dan 6) Zona VI/kuat.

Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan lokasi meliputi :

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

1) Bangunan gedung di lokasi padat; 2) Bangunan gedung di lokasi sedang; dan 3) Bangunan gedung di lokasi renggang.

Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan ketinggian meliputi : 1) Bangunan gedung bertingkat tinggi dengan jumlah

lantai lebih dari 8 (delapan) lantai; 2) Bangunan gedung bertingkat sedang dengan jumlah

lantai 5 (lima) lantai sampai dengan 8 (delapan) langtai; dan

3) Bangunan gedung bertingkat rendah dengan jumlah lantai 1 (satu) lantai sampai dengan 4 (empat) lantai.

Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan kepemilikan meliputi : 1) Bangunan gedung milik Negara, bangunan gedung

milik yayasan dikatagorikan sama dengan milik Negara dalam pengaturan berdasarkan kepemilikan;

2) Bangunan gedung milik badan usaha; dan 3) Bangunan gedung milik perorangan. Bangunan gedung kedutaan besar negara asing dan

bangunan gedung diplomatik lainnya dikatagorikan sebagai bangunan gedung milik perorangan.

BAB V

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 11

Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin mendirikan bangunan.

Pasal 12

(1) Obyek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin mendirikan bangunan.

(2) Bangunan yang tidak dikenakan retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah : a. bangunan tempat-tempat Ibadah; b. bangunan yang bersifat sosial murni.

Pasal 13

Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan hukum yang memperoleh Izin Mendirikan Bangunan.

BAB VI

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 14

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.

BAB VII PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Bagian Pertama Penghitungan Besarnya Retribusi IMB

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Pasal 15

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan izin.

(2) Penghitungan besarnya retribusi IMB gedung meliputi: a. Komponen retribusi dan biaya; b. Penghitungan besarnya retribusi; dan c. Tingkat penggunaan jasa.

(3) Perhitungan besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagaian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Indek Penghitungan Besarnya Retribusi IMB Gedung

Pasal 16

(1) Indek Penghitungan besarnya retribusi retribusi IMB meliputi: a. Penetapan indeks; b. Skala Indeks; c. Kode.

(2) Indeks tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, sebagai faktor pengkali terhadap harga satuan retribusi untuk mendapat besarnya retribusi yang meliputi: a. Indeks untuk penghitungan besarnya retribusi bangunan

gedung ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

b. Indeks untuk penghitungan besarnya retribusi prasarana bangunan gedung ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

(3) Skala Indeks sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, ditetapkan berdasarkan peringkat terendah hingga tertinggi dengan mempertimbangkan kewajaran perbandingan dalam intensitas penggunaan jasa sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

(4) Untuk identifikasi indeks penghitungan retribusi IMB gedung

guna ketertiban administrasi dan transparansi, disusun daftar kode dan indeks perhitungan retribusi IMB untuk bangunan gedung dan prasaran bangunan gedung sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Harga Satuan (Tarif) Retribusi IMB Gedung

Pasal 17

Harga satuan (tarif) retribusi meliputi bangunan gedung dan prasarana bangunan gedung sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat Rumus Penghitungan Retribusi IMB Gedung

Pasal 18

(1) Tingkat penggunaan jasa IMB gedung dihitung dengan rumus sebagai berikut: a. Retribusi pembangunan gedung baru : L x It x 1,00 x

HSbg; b. Retribusi rehabilitasi/renovasi bangunan gedung : L x It x

Tk x HSbg; c. Retribusi prasarana bangunan gedung sebelum berlakunya

Peraturan Daerah ini : L x It x 1,00 x (100% - Jumlah Tahun BG dibangun x 2%) x HSbg;

d. Retribusi rehabilitasi prasarana gedung : V x I x Tk x HSpbg;

e. Retribusi prasarana bangunan gedung sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini : L x I x 1,00 x (100% - Tahun BG dibangun x 2%) x HSbg;

f. Retribusi prasarana bangunan gedung : V x I x Tk x HSpbg. Keterangan : L : Luas lantai bangunan gedung V : Volume / besaran (dalam satuan m2, m, unit) I : Indeks It : Indeks terintegrasi Tk : Tingkat kerusakan : 0,45 untuk kerusakan sedang 0,65 untuk kerusakan berat HSbg : Harga satuan retribusi bangunan HSpbg : Harga satuan retribusi prasarana gedung 1,00 : Indeks pembangunan baru.

(2) Contoh tata cara penghitungan retribusi IMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB VIII WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 19

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat izin mendirikan bangunan diberikan.

BAB IX

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 20

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut sekaligus dengan menggunakan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan. (3) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

disetor ke Kas Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 21 (1) Pengeluaran surat teguran/surat lain yang sejenis sebagai awal

tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) harti setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

(3) Surat teguran sebegaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

BAB XI

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 22

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi administrasi.

(2) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(3) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa peringatan lisan dan peringatan tertulis.

(4) Ketentuan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.

BAB XII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 23

(1) Pembinaan dan pengawasan izin lokasi dilaksanakan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Dalam melaksanakan pengendalian dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat membentuk Tim.

BAB XIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 24

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

BAB XIV

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 25

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugas penyidikan berwenang untuk : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti

keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana yang dilakukan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka penyidikan tindak pidana;

g. menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimasud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan

diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan tindak pidana menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 26 Terhadap Izin Mendirikan Bangunan yang dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhir masa berlakunya izin.

BAB XVI KETENTUAN PENUTUP

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Pasal 27

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur oleh Bupati.

Pasal 28

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 16 Tahun 2000 tentang Izin Mendirikan Bangunan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumenep.

Ditetapkan di : Sumenep pada tanggal : 30 Desember 2008 BUPATI SUMENEP KH. MOH. RAMDLAN SIRAJ, SE, MM Diundangkan di : Sumenep pada tanggal : 30 Desember 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMENEP

H. FEN A. EFFENDY SAID, SE, MSi, MM Pembina Utama Muda NIP. 510 087 567

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2008 NOMOR 23

LAMPIRAN : Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor : Tahun 2008 Tanggal :

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

NO URAIAN BESARNYA TARIF Rp.

PENELITIAN/ PEMERIKSAAN KONSTRUKSI

I.

BANGUNAN TIDAK BERTINGKAT Rumah Tinggal

1. Permanen Jalan Kolektor Primer

(0 – 50 M2) Luas selebihnya

Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

2. Semi Permanen

a. Jalan Kolektor Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

3. Non Permanen

a. Jalan Kolektor Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2)

Luas selebihnya

20.000,00 1.000 / M2

18.000,00 750 / M2

12.000,00 500 / M2

11.000,00 250 / M2

10.000,00 500 / M2

8.000,00 350 / M2

7.000,00 300 / M2

5.000,00 250 / M2

6.000,00 300 / M2

5.000,00 200 / M2

4.500,00 150 / M2

4.000,00 150 / M2

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

1 2 3 4

Bangunan Fasilitas Umum

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

1. Bangunan Fasilitas Umum Komersial : Toko, Kantor, Hotel, Bank, Bioskop, Tempat Usaha, Pabrik, Gudang, Tempat Rekreasi, Amusemen & Usaha-Usaha Komersial. a. Jalan Kolektor Primer

- Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya - Non Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer - Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya - Non Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder - Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya - Non Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder - Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya - Non Permanen (0 – 20 M2) (21 – 50 M2) Luas selebihnya

2. Bangunan Fasilitas Umum Swasta : Usaha Rumah Sakit, Usaha Dalam Pendidikan dan yang sejenis a. Jalan Kolektor Primer

( 0- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2)

Luas selebihnya c. Jalan Kolektor Sekunder

(0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

30.000,00 80.000,00 4.000 / M2

25.000,00 60.000,00 3.000 / M2

25.000,00 60.000,00 3.000 / M2

20.000,00 50.000,00 2.500 / M2

20.000,00 50.000,00 2.500 / M2

15.000,00 40.000,00 2.000 / M2

15.000,00 40.000,00 2.000 / M2

10.000,00 30.000,00 1.500 / M2

35.000,00 3.000 / M2

30.000,00 2.500 / M2

25.000,00 2.000 / M2

20.000,00 1.500 / M2

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

1 2 3 4

II. BANGUNAN BERTINGKAT

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

A. Rumah Tinggal / Lantai Kayu Lantai II a. Jalan Kolektor Primer

( 0- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

B. Rumah Tinggal / Lantai Beton 1. Lantai I

a. Jalan Kolektor Primer ( 0- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

2. Lantai II

a. Jalan Kolektor Primer ( 0- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

3. Lantai III

a. Jalan Kolektor Primer ( 0- 50 M2)

Luas selebihnya b. Jalan Lokal Primer

(0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

7.000,00 550 / M2

6.000,00 350 / M2

5.000,00 250 / M2

4.500,00 200 / M2

20.000,00 1.500 / M2

18.000,00 1.000 / M2

12.000,00 750 / M2

10.000,00 500 / M2

30.000,00 2.000 / M2

27.000,00 1.500 / M2

20.000,00 1.000 / M2

15.000,00 750 / M2

50.000,00 3.000 / M2

40.000,00 2.000 / M2

25.000,00 1.500 / M2

22.000,00 1.000 / M2

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

1 2 3 4

III. BANGUNAN FASILITAS UMUM

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

KOMERSIAL

1. Lantai I a. Jalan Kolektor Primer

( 0- 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer ( 0- 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder ( 0- 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder ( 0- 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

2. Lantai II

a. Jalan Kolektor Primer (0 – 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

3. Lantai III

a. Jalan Kolektor Primer (0 – 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 20 M2) ( 21- 50 M2)

Luas selebihnya c. Jalan Kolektor Sekunder

(0 – 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 20 M2) ( 21- 50 M2) Luas selebihnya

30.000,00 90.000,00 4.500 / M2

25.000,00 70.000,00 4.000 / M2

20.000,00 60.000,00 3.000 / M2

15.000,00 30.000,00 2.000 / M2

50.000,00 110.000,00 6.000 / M2

45.000,00 90.000,00 5.000 / M2

40.000,00 70.000,00 4.000 / M2

35.000,00 50.000,00 3.000 / M2

80.000,00 130.000,00 7.000 / M2

75.000,00 110.000,00 6.000 / M2

70.000,00 80.000,00 5.000 / M2

65.000,00 60.000,00 4.000 / M2

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

1 2 3 4

IV BANGUNAN FASILITAS UMUM SWASTA

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

V.

1. Lantai I a. Jalan Kolektor Primer

( 0- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

2. Lantai II a. Jalan Kolektor Primer

( 0- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

3. Lantai III

a. Jalan Kolektor Primer ( 0- 50 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Lokal Primer (0 – 50 M2) Luas selebihnya

c. Jalan Kolektor Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

d. Jalan Lokal Sekunder (0 – 50 M2) Luas selebihnya

BANGUNAN JEMBATAN

a. Konstruksi dari kayu ( 0- 15 M2)

Luas selebihnya b. Konstruksi Pasangan batu gunung

(0 – 15 M2) Luas selebihnya

c. Konstruksi Besi Beton (0 – 15 M2) Luas selebihnya

d. Konstruksi Beton Bertulang (0 – 15 M2) Luas selebihnya

e. Konstruksi Besi Baja (0 – 15 M2) Luas selebihnya

35.000,00 3.000 / M2

30.000,00 2.500 / M2

25.000,00 2.000 / M2

20.000,00 1.500 / M2

60.000,00 4.000 / M2

50.000,00 3.000 / M2

40.000,00 2.500 / M2

30.000,00 2.000 / M2

80.000,00 4.000 / M2

60.000,00 3.000 / M2

50.000,00 2.500 / M2

40.000,00 2.000 / M2

6.000,00 400 / M2

8.000,00 600 / M2

17.000,00 1.500 / M2

27.000,00 2.000 / M2

60.000,00 3.000 / M2

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

1 2 3 4

VI. BANGUNAN SALURAN / SELOKAN

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

VII.

VIII.

IX

a. Konstruksi batu/batu/pipa/paralon dan Buis beton ( 0- 15 M2) Luas selebihnya

b. Tembok Penahan Tanah dan penangkis sungai (0 – 15 M2) Luas selebihnya

BANGUNAN JALAN / HALAMAN

a. Jalan / Plesmen Plat / Beton (0 – 15 M2) Luas selebihnya

b. Jalan Beraspal (0 – 15 M2) Luas selebihnya

BANGUNAN PAGAR

a. Konstruksi Tembok, Besi atau Kawat/ Kayu yang hadap kejalan (0 – 15 M2) Luas selebihnya

b. Konstruksi Tembok, Besi atau Kawat/ Kayu untuk batas halaman (0 – 15 M2) Luas selebihnya

BANGUNAN LAIN-LAIN

1. Jemuran a. Konstruksi Batu Gunung

(0 – 15 M2) Luas selebihnya

b. Konstruksi Beton Bertulang (0 – 15 M2) Luas selebihnya

2. Lapangan Olahraga a. Konstruksi Batu Gunung

(0 – 15 M2) Luas selebihnya

b. Konstruksi Beton Bertulang (0 – 15 M2)

Luas selebihnya 3. Kolam Renang

(0 – 50 M2) Luas selebihnya

4. Rehab / Perbaikan bangunan a. Rumah Tinggal

- Jalan Kolektor Primer (0 – 25 M2) Luas selebihnya

- Jalan Lokal Primer (0 – 25 M2) Luas selebihnya

- Jln. Kolektor Sekunder (0 – 25 M2) Luas selebihnya

- Jalan Lokal Sekunder (0 – 25 M2) Luas selebihnya

6.000,00 750 / M2

10.000,00 1.000 / M2

10.000,00 750 / M2

20.000,00 1.500 / M2

17.000,00 750 / M2

12.000,00 750 / M2

30.000,00 1.000 / M2

50.000,00 1.500 / M2

20.000,00 1.000 / M2

30.000,00 1.500 / M2

50.000,00 2.500 / M2

10.000,00 750 / M2

8.000,00 500 / M2

7.000,00 400 / M2

6.000,00 300 / M2

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

1 2 3 4

b. Komersil (0 – 25 M2)

20.000,00

50 % I B

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Luas selebihnya c. Sosial Komersil

(0 – 25 M2) Luas selebihnya

5. Bangunan Teras

a. Konstruksi kayu (0 – 25 M2) Luas selebihnya

b. Konstruksi Beton/Besi (0 – 25 M2) Luas selebihnya

6. Pemasangan Reklame

a. Jalan Kolektor Primer b. Jalan Lokal Primer c. Jalan Kolektor Sekunder

7. Pembangunan Tangki

(0 – 5.000 ltr) (6.000 – 10.000 ltr) (11.000 – 15.000 ltr)

8. Pembangunan Cerobong

(0 – 6 M) Luas selebihnya

9. Pemancangan Tiang a. Antena Pemancar Non Komersial b. Antena Pemancar Komersial c. Antena Parabola d. Tiang Listrik / Telpon

10. Bangunan Menara Air

- Rangka Besi (0 – 15 M2) Luas selebihnya

- Rangka Beton (0 – 15 M2) Luas selebihnya

- Rangka Pasangan Batu (0 – 15 M2)

Luas selebihnya

1.500 / M2

5.000,00 1.000 / M2

10.000,00 750 / M2

20.000,00 1.500 / M2

5.000,00 / M2

3.000,00 / M2

2.000,00 / M2

50.000,00 100.000,00

150.000,00

15.000,00 3.000 / M

30.000,00 100.000,00 30.000,00 3.000,00

12.000,00 1.000 / M2

25.000,00 3.000 / M2

6.000,00 1.000 / M2

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

50 % I B

BANGUNAN FASILITAS UMUM PEMERINTAHAN :

Berdasarkan Nilai kontrak dengan ketentuan sebagai berikut : 0 - 50 juta = 0,50% 51 juta - 100 juta = 0,45% 101 juta - 300 juta = 0,40% 301 juta - 500 juta = 0,35% 501 juta - 1 Milyar = 0,30%

BUPATI SUMENEP

KH.MOH. RAMDLAN SIRAJ,SE,MM

BAB XV

K E B E R A T A N

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Pasal 24

Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk atas SKR atau dokumen lain yang dipermasalahkan SKRDKBT dan SKRDLB.

Keberatan diajukan secara tertulis dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

Dalam hal wajib Retribusi mengajukan kebaratan atas ketetapan retribusi. Wajib Retribusi harus atas dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut.

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi kerana keadaan di luar kekuasaannya.

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.

Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 25

Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terutang.

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan dianggap dikabulkan.

BAB XVI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 26

(1) Atas Kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepda Kepala Daerah.

(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDI-B harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkan SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 27

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :

a. Nama dan alamat Wajib Retribusi; b. Masa retribusi c. Besarnya kelebihan pembayaran; d. Alasan yang singkat dan jelas

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Kepala Daerah.

Pasal 28

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi;

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (4) pembayaran dilakukan dengan cara memindahkan bukukan dan bukti pemindahbukukan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XVII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 29

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XVIII

KADALUWARSA PENAGIHAN

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Pasal 30

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan Surat Tegoran, atau b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik

langsung maupun tidak langsung.

BAB XIX

P E N G A W A S A N

Pasal 31

(1) Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Selain pengawasan dimaksud ayat (1) dilakukan pengawasan secara rutin serta penyelidikan terhadap dugaan adanya perbuatan melawan hukum oleh petugas pemungut retribusi.

BAB XX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 32

(3) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(4) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XXI

P E N Y I D I K A N

Pasal 33

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan hukum tentang kebenaran

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi Daerah;

meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf P;

memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;

memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

menghentikan penyidikan; melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XXII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 16 Tahun 2000 tentang Izin Mendirikan Bangunan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Pasal 35

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur oleh Kepala Daerah.

Pasal 36

Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumenep.

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP filetentang Izin Mendirikan Bangunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep

Ditetapkan di : Sumenep

pada tanggal :

BUPATI SUMENEP

KH. MOH. RAMDLAN SIRAJ, SE, MM