pemerintah kabupaten kotabaru · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian...

28
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan status Badan Layanan Umum Daerah Penuh; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 58 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, perlu ditetapkan tarif layanan pada Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru; c. bahwa pengaturan retribusi sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 03 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 03 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum, perlu disesuaikan dengan pengaturan tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam huruf b; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Upload: ngokhue

Post on 28-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

BUPATI KOTABARU

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU

NOMOR 29 TAHUN 2014

TENTANG

POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTABARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU,

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan status

Badan Layanan Umum Daerah Penuh;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 58 Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah, perlu ditetapkan tarif layanan pada Badan Layanan

Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru;

c. bahwa pengaturan retribusi sebagaimana Peraturan Daerah

Kabupaten Kotabaru Nomor 03 Tahun 2012 tentang

Retribusi Jasa Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 05 Tahun

2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten

Kotabaru Nomor 03 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum, perlu disesuaikan dengan pengaturan tarif layanan

sebagaimana dimaksud dalam huruf b;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 2 -

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 Tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1820);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4268);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4400)

6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 116, Tambahan Lembahan Negara Republik

Indonesia Nomor 4431);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634);

9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5038);

10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

11. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5072);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 3 -

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Than 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Uang Negara/ Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Pelayanan Umum Daerah;

20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/

MENKES/PER/VII/ 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2013 tentang

Pola Tarif Badan Layanan Umum Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 266);

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 4 -

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 19 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi

Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kotabaru

(Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2007 Nomor

19);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KOTABARU

dan

BUPATI KOTABARU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN

UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTABARU.

BAB I KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Istilah dan Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kotabaru.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Kotabaru.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kotabaru.

5. Badan Layanan Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat

BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk/ditetapkan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya

didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 5 -

6. Rencana Bisnis dan Anggaran, yang selanjutnya disingkat RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran

tahunan yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan

anggaran BLUD.

7. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru.

8. Direktur adalah Direktur RSUD Kotabaru.

9. Pola Tarif adalah merupakan dasar perhitungan untuk

menetapkan besaran tarif layanan rumah sakit.

10. Tarif Layanan adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang

diberikan oleh rumah sakit termasuk imbalan hasil yang wajar

dari investasi dana, dapat bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan.

11. Besaran Tarif Layanan adalah total tarif per unit layanan yang

dihitung berdasarkan biaya satuan (unit cost).

12. Biaya Satuan (unit cost) adalah perhitungan biaya riil yang

dikeluarkan untuk melaksanakan satu unit/jenis layanan

tertentu di rumah sakit yang terdiri dari biaya langsung dan

tidak langsung.

13. Jasa Sarana adalah imbalan hasil yang diterima rumah sakit

atas pemakaian sarana dan fasilitas serta pemanfaatan bahan,

yang digunakan langsung dalam rangka pelayanan kesehatan.

14. Jasa Pelayanan adalah imbalan hasil yang diterima rumah

sakit atas pelayanan yang telah diterima oleh pasien atau

pelanggan lainnya.

15. Akomodasi adalah penggunaan ruangan dan fasilitas di ruang

perawatan termasuk makanan dan minuman pasien.

16. Bahan Alat Kesehatan Habis Pakai yang selanjutnya disingkat BAKHP adalah bahan alat kesehatan habis pakai yang

digunakan dalam rangka penegakan diagnosis, perawatan,

penunjang pelayanan dan pengobatan pasien

Bagian Kedua

Maksud dan Tujuan

Pasal 2

(1) Maksud diberlakukannya Peraturan Daerah ini adalah untuk

mengatur/memberi acuan bagi rumah sakit dalam menyusun

besaran tarif layanan.

(2) Tujuan diberlakukannya Peraturan Daerah ini adalah agar

rumah sakit memperoleh rumusan besaran tarif layanan yang

tepat yang memenuhi unsur-unsur pertimbangan menjamin

kontinuitas pelayanan dan pengembangan pelayanan, fungsi sosial rumah sakit, kompetisi yang sehat dan azas gotong

royong.

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 6 -

Bagian Ketiga

Ruang Lingkup

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi kebijakan tentang

tarif layanan, identifikasi pelayanan yang dikenakan tarif layanan, komponen tarif layanan, pola perhitungan tarif layanan, serta

pendapatan dan pengelolaan pendapatan rumah sakit.

BAB II

KEBIJAKAN TARIF LAYANAN

Pasal 4

(1) Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab bersama dalam

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

(2) Semua kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan di

rumah sakit dikenakan tarif layanan.

(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

seluruh biaya yang dibebankan kepada masyarakat pengguna

layanan atas penyelenggaraan kegiatan di rumah sakit dengan perhitungan biaya setara biaya satuan (unit cost).

(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan:

a. tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan berdasarkan pada

prinsip efisiensi dan produktifitas;

b. harus mempertimbangkan standar pelayanan minimal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. harus mempertimbangkan kontinuitas dan

pengembangan layanan, daya beli masyarakat, azas

keadilan dan kepatutan dan, kompetisi yang sehat.

Pasal 5

(1) Kelas ruang perawatan di rumah sakit yang membedakan

akomodasi ruangan terdiri atas :

a. kelas 3; b. kelas 2;

c. kelas 1;

d. kelas khusus; dan e. kelas Paviliun.

(2) Direktur menetapkan proporsi kelas perawatan sesuai dengan

kebutuhan dan fasilitas ruang rawat berdasarkan kelas-kelas perawatan.

(3) Proporsi tempat tidur perawatan kelas 3 sekurang-kurangnya 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah tempat tidur yang

tersedia.

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 7 -

Pasal 6

Perhitungan tarif pelayanan dengan besaran yang ditetapkan sesuai jenis, sifat atau klasifikasi tindakan/pelayanan dan tidak

memperhitungkan lagi berdasarkan kelas akomodasi ruang

perawatan atau disebut sebagai pelayanan non kelas yaitu untuk

pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang medik.

Pasal 7

(1) Tarif pelayanan dan lain-lain untuk golongan masyarakat yang

pembayaran tarif layanan dijamin oleh pihak penjamin, ditetapkan berdasarkan ketentuan yang ada atau ditetapkan

tersendiri berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling

menguntungkan melalui suatu ikatan perjanjian kerjasama secara tertulis.

(2) Tarif pelayanan untuk peserta Badan Pelaksana Jaminan

Sosial Bidang Kesehatan (BPJS-BK), dan peserta Program

Jaminan Pelayanan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kabupaten Kotabaru, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Apabila pihak penjamin tertentu telah mengadakan perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan masih berlaku,

yang di dalamnya mencakup ruang lingkup kerjasama di

bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama

secara umum.

(4) Kerangka acuan teknis kerjasama pelayanan kesehatan/pengobatan akan dirumuskan lebih lanjut antara

rumah sakit dengan pihak penjamin, dengan tetap mengacu

kepada naskah perjanjian kerjasama antara Pemerintah

Daerah dengan pihak penjamin.

Pasal 8

(1) Besaran tarif pelayanan diusulkan Direktur kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.

(2) Besaran tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan disampaikan kepada

Pimpinan DPRD.

Pasal 9

(1) Direktur berwenang membebaskan tarif pelayanan.

(2) Petunjuk pelaksanaan mengenai pembebasan tarif pelayanan

ditetapkan oleh Bupati atas usulan Direktur.

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 8 -

BAB III

PELAYANAN YANG DIKENAKAN TARIF

Bagian Kesatu

Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Pasal 10

(1) Kegiatan pelayanan kesehatan rumah sakit adalah mengacu

kepada Standar Pelayanan Minimum yang telah ditetapkan oleh Bupati.

(2) Kegiatan pelayanan kesehatan yang dikenakan tarif

dikelompokkan berdasarkan tempat pelayanan dan jenis pelayanan.

(3) Tempat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri

atas penerimaan pasien, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan rawat darurat.

(4) Penerimaan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

adalah tempat penerimaan pasien rumah sakit, baik tujuan

rawat darurat, rawat jalan, rawat inap, maupun untuk tujuan lainnya.

(5) Pelayanan rawat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi/pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, pelayanan

keperawatan, rehabilitasi medis, dan pelayanan kesehatan

lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap, meliputi poliklinik, kamar operasi, rawat rehabilitasi, dan kamar tindakan lainnya.

(6) Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi/pemeriksaan, diagnosis, perawatan, pengobatan,

rehabilitasi medis dan/atau pelayanan kesehatan lainnya

dengan menempati tempat tidur, meliputi ruang perawatan,

kamar operasi, kamar bersalin, rawat intensif dan rawat rehabilitasi.

(7) Pelayanan rawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

merupakan pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah dan/atau menanggulangi risiko

kematian dan/atau cacat.

(8) Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan

penunjang medis.

(9) Pelayanan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (8) adalah pelayanan yang bersifat individu yang diberikan oleh tenaga

medis yaitu dokter dan dokter gigi.

(10) Pelayanan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) adalah seluruh pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh

perawat atau bidan di tempat pelayanan rawat jalan, rawat

inap, rawat darurat, kamar operasi dan tempat

pelayanan/tindakan lainnya.

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 9 -

(11) Pelayanan Penunjang Medis sebagaimana dimaksud pada ayat

(8) merupakan pelayanan untuk penunjang penegakan

diagnosis dan penunjang pelayanan dalam rangka rehabilitasi dan penyembuhan pasien.

(12) Jenis pelayanan baru selain pelayanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (8) ditetapkan oleh Direktur.

Paragraf 1

Penerimaan Pasien

Pasal 11

(1) Pelayanan penerimaan pasien merupakan pelayanan pendaftaran dan administrasi pasien sebelum mendapatkan

pelayanan rumah sakit yang dilaksanakan di Loket

Penerimaan Pasien sebagai bagian dari Unit Rekam Medis Rumah Sakit.

(2) Pelayanan penerimaan pasien sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi : a. pemeriksaan dokumen persyaratan berobat; dan

b. pemberkasan dan pengelolaan rekam medis.

Paragraf 2

Pelayanan Rawat Inap

Pasal 12

(1) Pelayanan rawat inap terdiri atas :

a. rawat siang hari (day care);

b. rawat sehari (one day care);

c. rawat intensif;

d. perawatan di kamar operasi (pre-post; dan RR)

e. perawatan di kamar bersalin; dan

f. perawatan di kamar observasi IGD; dan

g. perawatan di kamar tindakan lainnya.

(2) Rawat siang hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan pelayanan berkesinambungan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,

perawatan/kebidanan, rehabilitasi, hemodialisa atau

pelayanan lainnya yang menempati tempat tidur 6 (enam) jam

sampai dengan 12 (dua belas) jam.

(3) Rawat sehari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan/kebidanan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi

medis dan/atau pelayanan lainnya yang menempati tempat

tidur lebih dari 12 (dua belas) jam sampai dengan 1 (satu) hari.

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 10 -

Paragraf 3

Pelayanan Medis

Pasal 13

(1) Pelayanan medis diselenggarakan di tempat pelayanan rawat

jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan rawat darurat.

(2) Jenis pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

meliputi :

a. pemeriksaan dan konsultasi;

b. visite dan konsultasi;

c. tindakan medis; dan

d. persalinan.

(3) Pemeriksaan dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan pelayanan medis yang dilakukan di

rawat jalan dan rawat darurat.

(4) Visite dan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b merupakan pelayanan medis yang dilakukan di rawat inap dan rawat intensif.

(5) Tindakan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

merupakan tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis dibagi berdasarkan klasifikasi yang meliputi :

a. tindakan medis ringan;

b. tindakan medis sedang;

c. tindakan medis berat;

d. tindakan medis canggih; dan

e. tindakan medis khusus.

(6) Jenis pelayanan persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf d adalah terdiri dari :

a. persalinan normal;

b. persalinan patologis;

c. kuretase; dan

d. pelayanan bayi baru lahir.

(7) Berdasarkan sifatnya pelayanan medis dibedakan menjadi :

a. terencana adalah pelayanan medis yang karena keadaan

pasiennya tidak memerlukan tindakan segera; dan

b. segera (cito) adalah pelayanan medis yang dikarenakan

keadaan pasien harus segera dilakukan.

(8) Tindakan medis tertentu di beberapa tempat pelayanan dapat

dilakukan secara pelimpahan wewenang dan kolaborasi dengan tenaga lain secara khusus perawat/bidan.

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 11 -

(9) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (8)

adalah pelimpahan tugas secara tertulis oleh dokter

penanggungjawab kepada perawat/bidan sesuai dengan kompetensinya.

(10) Pelayanan kolaborasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8)

adalah pelayanan yang dalam pelaksanaannya melalui

kerjasama lintas profesi.

(11) Direktur menetapkan ketentuan pelimpahan wewenang dan

pelayanan kolaborasi.

Paragraf 4

Pelayanan Keperawatan/Kebidanan

Pasal 14

(1) Jenis pelayanan keperawatan/kebidanan meliputi :

a. pengkajian keperawatan/kebidanan;

b. asuhan keperawatan/kebidanan;

c. tindakan keperawatan/kebidanan; dan

d. konsultasi keperawatan/kebidanan.

(2) Pengkajian keperawatan/kebidanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a adalah pemikiran dasar dari proses

keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data tentang pasien dalam rangka penegakan diagnosis

keperawatan, kekuatan pasien dan rencana yang efektif dalam

perawatan pasien.

(3) Asuhan keperawatan/kebidanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b diklasifikasikan sebagai berikut :

a. asuhan keperawatan dasar;

b. asuhan keperawatan parsial;

c. asuhan keperawatan total; dan

d. asuhan keperawatan intensif.

(4) Tindakan keperawatan/kebidanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf c adalah pelaksanaan rencana tindakan

yang dikerjakan oleh perawat/bidan agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal, meliputi :

a. tindakan keperawatan mandiri; dan

b. tindakan keperawatan kolaborasi.

(5) Konsultasi keperawatan/kebidanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d adalah konsultasi perawat primer atau

perawat asosiasi kepada konselor keperawatan dalam ranah penanganan pelayanan keperawatan klien.

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 12 -

Paragraf 5

Pelayanan Penunjang Medik

Pasal 15

Jenis pelayanan penunjang medis meliputi :

a. pelayanan laboratorium;

b. pelayanan radiologi;

c. pelayanan farmasi;

d. pelayanan rehabilitasi medis;

e. pelayanan hemodialisa;

f. pelayanan gizi;

g. pelayanan transfusi darah dan bank darah plus;

h. pelayanan laundry;

i. pelayanan sterilisasi;

j. pemulasaraan jenazah;

k. pelayanan ambulance; dan

l. pelayanan pemeriksaan kesehatan;

Pasal 16

Pelayanan laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf a terdiri atas :

a. pemeriksaan patologi klinik;

b. pemeriksaan patologi anatomi; dan

c. pemeriksaan mikrobiologi klinik.

Pasal 17

Pelayanan radiologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf

b terdiri atas :

a. pemeriksaan radio diagnostik;

b. pemeriksaan diagnostik elektromedik; dan

c. pemeriksaan diagnostik khusus.

Pasal 18

(1) Pelayanan farmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf c terdiri atas pelayanan farmasi klinis dan pelayanan farmasi non klinis.

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 13 -

(2) Pelayanan farmasi klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari :

a. dispensing;

b. asuhan kefarmasian;

c. pelayanan informasi obat; dan

d. konseling obat.

(3) Pelayanan farmasi non klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah suatu proses yang merupakan siklus kegiatan

dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan

bagi kegiatan pelayanan.

Pasal 19

(1) Pelayanan rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 15 huruf d merupakan pelayanan yang diberikan oleh

Instalasi Rehabilitasi Medik.

(2) Pelayanan rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. fisioterapi;

b. terapi okupasional;

c. terapi wicara; dan

d. ortotik/prostetik.

Pasal 20

(1) Pelayanan hemodialisa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e adalah pelayanan di Instalasi Hemodialisa merupakan

pelayanan cuci darah pasien gagal ginjal berdasarkan indikasi

medis.

(2) Pelayanan hemodialisa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk day care terdiri atas :

a. tindakan hemodialisa; dan

b. asuhan keperawatan.

Pasal 21

(1) Pelayanan gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf f

adalah pelayanan di Instalasi Gizi merupakan pelayanan oleh

tenaga gizi dalam bentuk asuhan (konseling) gizi dan pengadaan dan penyelenggaraan makanan pasien di ruang

rawat inap.

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 14 -

(2) Pelayanan gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas :

a. pengadaan dan penyelenggaraan makanan

b. distribusi makanan; dan

c. asuhan gizi.

Pasal 22

(1) Pelayanan transfusi darah dan bank darah plus sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 huruf g merupakan pelayanan

transfusi darah yang diselenggarakan oleh Instalasi Transfusi

Darah Rumah Sakit (UTDRS).

(2) Pelayanan transfusi darah dan bank darah plus sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. seleksi donor darah

b. serologi dan crossmatch;

c. pengaktapan;

d. penyimpanan darah donor; dan

e. distribusi darah donor.

Pasal 23

(1) Pelayanan loundry sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf h merupakan pelayanan dalam pengelolaan linen rumah sakit yang diselenggarakan Instalasi Loundry.

(2) Pelayanan loundry terdiri atas :

a. pengelolaan linen bekas pakai yang meliputi : pemilahan, dekontaminasi, pencucian, penyeterikaan; dan

b. distribusi kepada pasien rawat inap.

Pasal 24

(1) Pelayanan sterilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf i merupakan pelayanan yang bertanggungjawab

terhadap suplai alat/bahan kesehatan steril yang diselenggarakan di Instalasi Sterilisasi.

(2) Pelayanan sterilisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas :

a. pengelolaan alat/bahan bekas pakai; dan

b. sterilisasi.

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 15 -

Pasal 25

(1) Pelayanan pemulasaraan jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf j adalah pelayanan pemulasaraan

jenazah baik yang berasal dari rumah sakit maupun jenazah

dari luar rumah sakit yang diselenggarakan di Instalasi

Pemulasaraan Jenazah.

(2) Pelayanan pemulasaraan jenazah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terdiri atas :

a. perawatan jenazah;

b. penyimpanan jenazah;

c. bedah mayat;

d. konservasi (pengawetan) jenazah; dan

e. pelayanan medico legal.

Pasal 26

(1) Pelayanan ambulansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

huruf k adalah pelayanan mobilisasi terhadap

kegawatdaruratan, mobilisasi jenazah dan pelayanan rujukan pasien.

(2) Pelayanan ambulansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas :

a. ambulansi rujukan;

b. ambulansi kegawatdaruratan medik (118); dan

c. ambulansi jenazah (mobil jenazah).

Pasal 27

(1) Pelayanan pemeriksaan kesehatan (medical check up)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf l adalah

pemeriksaan kondisi kesehatan atas permintaan tertulis oleh

seseorang atau badan hukum, melalui pemeriksaan dan atau penunjang medik dengan hasil yang dinyatakan dalam surat

keterangan.

(2) Pelayanan pemeriksaan kesehatan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. pemeriksaan sederhana; dan

b. pemeriksaan standar.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 16 -

Pasal 28

Bagi warga Negara Asing dikenakan tarif layanan sebesar dua kali dari tarif yang berlaku.

Bagian Kedua

Kegiatan Non Pelayanan

Pasal 29

(1) Kegiatan non pelayanan yang dikenakan tarif terdiri atas :

a. pendidikan dan pelatihan;

b. penelitian;

c. kerjasama bantuan alat dan tenaga kesehatan;

d. konsultasi dan narasumber; dan

e. kegiatan penunjang lainnya.

(2) Kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi magang, orientasi, konsultasi,

studi banding, praktek lapangan, dan kegiatan pendidikan dan

pelatihan lainnya.

(3) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b meliputi penelitian kesehatan dan penelitian non kesehatan,

termasuk permintaan data, dokumen atau referensi lainnya.

(4) Kegiatan kerjasama bantuan pemakaian alat dan tenaga

kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

adalah pelaksanaan kegiatan pihak lain dengan pinjam pakai alat kesehatan atau tenaga kesehatan tertentu.

(5) Kegiatan konsultasi dan narasumber sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf d adalah kegiatan konsultasi dan narasumber oleh pegawai rumakh sakit kepada orang/pihak

lain, dalam hal manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit

dan pelayanan kedokteran.

(6) Kegiatan penunjang lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e antara lain kegiatan sewa lahan/ruang, parkir,

kantin, hostel, pemasaran, promosi dan kerjasama operasional

(KSO).

(7) Ketentuan lebih lanjut tentang kegiatan non pelayanan diatur

oleh Direktur.

(8) Jenis kegiatan non pelayanan selain yang ditetapkan pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur.

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 17 -

BAB IV

KOMPONEN TARIF

Pasal 30

(1) Tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi komponen jasa sarana dan jasa pelayanan.

(2) Obat-obatan dan bahan non medis lainnya, tidak termasuk

dalam komponen tarif rumah sakit, tetapi dibayar terpisah oleh pasien (pasien bukan peserta BPJS-BK).

(3) Komponen jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan imbalan yang diterima oleh rumah sakit atas pemakaian sarana termasuk BAKHP, bahan lain, sarana atau

fasilitas lainnya, yang digunakan langsung dalam rangka

pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis dengan memperhitungkan biaya investasi.

(4) Komponen jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksana

pelayanan atas jasa yang diberikan rumah sakit kepada pasien dalam rangka pelayanan medis, pelayanan keperawatan,

pelayanan penunjang medis dan/atau pelayanan lainnya.

(5) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas jasa medis, jasa keperawatan, jasa tenaga penunjang

medis, dan jasa tenaga kesehatan lainnya.

(6) Jasa medis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi jasa seluruh tenaga medis yang melakukan pelayanan medis.

(7) Jasa keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

meliputi jasa seluruh tenaga perawat/bidan yang melakukan tindakan dan/atau asuhan keperawatan/ kebidanan.

(8) Jasa penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

meliputi jasa seluruh tenaga penunjang medis yang

melakukan pelayanan penunjang medis.

(9) Jasa tenaga kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) meliputi jasa seluruh tenaga pelayanan disamping

jenis tenaga sebagaimana dimaksud pada ayat (6), ayat (7) dan ayat (8).

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 18 -

Pasal 31

Tarif pelayanan kegiatan non pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 meliputi komponen jasa sarana

dan/atau jasa lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB V

POLA PERHITUNGAN TARIF

Pasal 32

(1) Pola tarif merupakan dasar perhitungan untuk menetapkan besaran tarif layanan rumah sakit.

(2) Besaran tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dihitung berdasarkan activity based costing yaitu menghitung biaya satuan per tindakan, yang merupakan bagian dari

akuntansi murni.

(3) Rumus menghitung besaran tarif layanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) adalah penjumlahan biaya satuan (unit cost) dengan pengembangan layanan rumah sakit.

(4) Biaya satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan

hasil perhitungan biaya BAKHP, inflasi biaya BAKHP, jasa pelayanan dan beban rumah sakit.

(5) Pengembangan layanan rumah sakit sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) ditetapkan dengan penambahan sebesar 20%

(dua puluh persen) dari total biaya satuan.

(6) Biaya BAKHP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan

total biaya pembelian.

(7) Inflasi biaya BAKHP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan perkiraan besar inflasi 10% (sepuluh

persen).

(8) Beban rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan perhitungan rata-rata beban rumah sakit untuk

setiap tindakan pelayanan.

BAB VI

PENGELOLAAN PENDAPATAN RUMAH SAKIT

Pasal 33

(1) Pendapatan Rumah Sakit berasal dari usaha kegiatan

pelayanan dan kegiatan non pelayanan.

(2) Pendapatan usaha dari kegiatan pelayanan merupakan

pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa

yang diberikan kepada masyarakat.

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 19 -

(3) Pendapatan usaha dari kegiatan non pelayanan merupakan

pendapatan yang berasal dari kegiatan pendidikan dan

pelatihan, penelitian, hasil kerjasama operasional, parkir, sewa, jasa lembaga keuangan, dan kegiatan lainnya.

(4) Penggunaan jasa pelayanan diperuntukkan bagi petugas

pemberi pelayanan langsung, tidak langsung dan untuk

pengembangan rumah sakit.

Pasal 34

Seluruh penerimaan/pendapatan dari sumber manapun yang sah

di rumah sakit, wajib disetor dan dicatat kepada bendahara penerimaan rumah sakit.

Pasal 35

Pendapatan Rumah Sakit dikelola langsung untuk membiayai

belanja Rumah Sakit sesuai dengan RBA.

Pasal 36

Tata cara pengelolaan seluruh pendapatan Rumah Sakit meliputi

pemungutan, pembukuan, penyetoran, penyaluran, penggunaan dan pelaporan, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 37

(1) Penggunaan pendapatan yang diperoleh dari layanan

digunakan untuk membiayai pengeluaran rumah sakit yang

terdiri atas komponen jasa sarana (biaya operasional rumah sakit) dan jasa pelayanan.

(2) Penggunaan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan oleh Direktur dengan proporsi sebagai berikut :

a. biaya pegawai paling besar 44% (empat puluh empat

persen); dan

b. biaya operasional, biaya investasi paling kecil 56% (lima puluh enam persen).

(3) Proporsi jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, terdistribusikan secara proporsional pada seluruh instalasi/unit pelayanan yang dikenakan tarif layanan.

(4) Penetapan proporsi komponen tarif (jasa sarana dan

pelayanan) berdasarkan pertimbangan keberlangsungan

operasional pelayanan rumah sakit.

(5) Proporsi masing-masing komponen tarif ditiap instalasi/unit

pelayanan ditetapkan oleh Direktur.

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 20 -

BAB VII

PENYESUAIAN TARIF

Pasal 38

(1) Tarif layanan rumah sakit dapat dilakukan penyesuaian dan pemutahiran sesuai kebutuhan baik untuk tujuan menjamin

kontinuitas pelayanan dan pengembangan layanan serta

pertimbangan lainnya.

(2) Penyesuaian tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat dilakukan terhadap sebagian atau seluruh bagian

tarif.

(3) Penyesuaian tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) diusulkan oleh Direktur kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

(4) Penyesuaian tarif layanan ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 39

Pembinaan dan pengawasan untuk pelaksanaan Peraturan Daerah

ini dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 40

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, ketentuan Pasal 9,

Pasal 12 ayat (2) dan Lampiran II dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 03 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa

Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru Tahun 2012 Nomor

03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 02) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Kotabaru Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas yang

Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 03 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Kabupaten

Kotabaru Tahun 2013 Nomor 05, Tambahan Lembaran Daerah

Kabupaten Kotabaru Nomor 04), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 21-

Pasal 41

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Daerah Kabupaten Kotabaru.

Ditetapkan di Kotabaru

pada tanggal 31 Desember 2014

BUPATI KOTABARU,

H. IRHAMI RIDJANI

Diundangkan di Kotabaru pada tanggal 31 Desember 2014

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTABARU,

H. SURIANSYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU

TAHUN 2014 NOMOR 29

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN : (210/2014)

Page 22: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 1 -

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU

NOMOR 29 TAHUN 2014

TENTANG

POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTABARU

I. UMUM

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotabaru dengan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) dengan status BLUD

Penuh bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa, diperlukan upaya pengaturan dan penyesuaian sehingga proses

penerapan PPK BLUD itu sendiri dapat berjalan sesuai ketentuan.

Saat ini tahun 2014 RSUD Kotabaru memperoleh pendapatan dari dari tarif

retribusi pelayanan kesehatan yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah

Nomor 03 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kabupaten Kotabaru Nomor 03 Tahun 2012 tentang

Retribusi Jasa Umum, maka dengan status BLUD yang telah ditetapkan, perlu dilakukan penyesuaian sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Keuangan BLUD yaitu penetapan pola tarif pelayanan berdasarkan perhitungan biaya satuan per jenis pelayanan.

Penetapan pola tarif pelayanan berdasarkan pertimbangan mampu menunjang operasional rumah sakit dan pengembangan pelayanan, fungsi

sosial rumah sakit, azas kekeluargaan dan gotong royong serta

pertimbangan kompetisi yang sehat dengan rumah sakit lain disekitar.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2 Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas. Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7 Ayat (1)

Pihak penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai

penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menggunakan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Page 23: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 2 -

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 8 Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11 Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas. Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5) Yang dimaksud dengan tindakan medis ringan adalah tindakan

medis yang memiliki risiko kecil, yang dilakukan oleh dokter yang

memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP), dan dapat dilimpahtugaskan kepada perawat/bidan.

Yang dimaksud dengan tindakan medis sedang adalah tindakan

medik yang memiliki risiko sedang dan dapat dilaksanakan dengan atau tanpa pembiusan, yang dilakukan oleh dokter yang memiliki

STR dan SIP atau dapat dilimpahtugaskan atas dasar keyakinan

dokter kepada perawat/bidan.

Yang dimaksud dengan tindakan medis berat adalah tindakan

medik yang memiliki risiko tinggi dan umumnya dilakukan dengan pembiusan lokal, yang mutlak dilakukan oleh dokter yang

memiliki STR dan SIP sesuai dengan bidang keahliannya.

Yang dimaksud dengan tindakan medis canggih adalah tindakan

medik yang memiliki risiko tinggi dan tidak dapat

dilimpahtugaskan kepada perawat/bidan dan umumnya dilakukan dengan atau tanpa pembiusan, menggunakan alat canggih yang

dilakukan oleh dokter yang memiliki STR dan SIP sesuai dengan

bidang keahliannya.

Yang dimaksud dengan tindakan medis khusus adalah tindakan

medis dengan faktor penyulit dan memiliki risiko sangat tinggi,

umumnya dilakukan dengan pembiusan total, hanya dapat dilakukan oleh seorang dokter yang memiliki STR dan SIP sesuai

dengan bidang keahliannya dapat dikerjakan sendiri dan atau

bersama dalam tim.

Page 24: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 3 -

Ayat (6)

Huruf a

Cukup jelas. Huruf b

Persalinan patologis meliputi :

1. Persalinan dengan cara vaccum ekstraksi;

2. Persalinan dengan forcep; 3. Persalinan dengan penanganan perdarahan post partum;

4. Persalinan sungsang; dan

5. Persalinan gemelli. Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d Cukup jelas.

Ayat (7) Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9) Yang dimaksud dengan pelimpahan wewenang adalah tindakan

medis yang dilimpahkan secara tertulis maupun lisan langsung

kepada perawat/bidan yang dianggap mampu dan kompeten melaksanakannya dan semua risiko yang terjadi akibat

pelimpahan wewenang tersebut merupakan tanggungjawab dokter

yang melimpahkan.

Pelimpahan wewenang harus terselenggara secara jelas untuk

tujuan kejelasan tanggungjawab dan kejelasan pembagian jasa pelayanan antara yang memberikan dan menerima limpah

wewenang.

Ayat (10)

Cukup jelas Ayat (11)

Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)

Pelayanan keperawatan adalah bentuk pelayanan rofessional bio, psiko, sosial, spiritual secara menyeluruh oleh tenaga

keperawatan/kebidanan untuk membantu penderita dalam

menanggulangi gangguan dan mengatasi masalah kesehatan atau menanggapi upaya pengobatan untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan

pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan

berpedoman pada standar, etika dan etik keperawatan.

Page 25: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 4 -

Huruf a

Asuhan keperawatan dasar (minimum nursing care) adalah

pelayanan yang diberikan oleh perawat/bidan kepada pasien

untuk pemenuhan kebutuhan kesehatannya saja yang memiliki kemampuan sendiri untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya, dengan riteria :

a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.

b. Makan dan minum dilakukan sendiri.

c. Ambulasi dengan pengawasan. d. Observasi tanda vital dilakukan setiap pergantian jaga.

e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.

Huruf b

Asuhan keperawatan parsial (partial nursing care) adalah

pelayanan yang diberikan oleh perawat/bidan kepada pasien

untuk pemenuhan kebutuhan kesehatannya yang tidak memiliki kemampuan penuh untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya, dengan riteria :

a. Kebersihan diri, makan dan minum dibantu.

b. Observasi tanda vital setiap 4 jam.

c. Ambulasi dibantu. d. Pengobatan lebih dari sekali.

Huruf c Asuhan keperawatan total (total nursing care) adalah

pelayanan secara menyeluruh yang diberikan oleh

perawat/bidan kepada pasien untuk pemenuhan kebutuhan

kesehatannya yang sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya secara keseluruhan

dilaksanakan oleh perawat/bidan, dengan riteria :

a. Sebagian besar aktivitas dibantu.

b. Observasi tanda vital setiap 2-4 jam sekali.

c. Terpasang folley chateter, intake output dicatat. d. Terpasang infus.

e. Pengobatan lebih dari sekali.

f. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.

Huruf d

Asuhan keperawatan intensif (intensive nursing care) adalah

pelayanan untuk pasien-pasien berpenyakit kritis di ruangan yang mempunyai peralatan khusus dan tenaga khusus untuk

melaksanakan monitoring, perawatan, pengobatan dan

penanganan lainya secara intensif dengan riteria :

a. Segala aktifitas diberikan oleh perawat.

b. Posisi diatur. c. Observasi tanda vital setiap 2 jam.

d. Makan memerlukan NGT.

e. Terapi intra vena.

f. Penggunaan suction. g. Gelisah/disorientasi.

Page 26: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 5 -

Ayat (4)

Huruf a

Tindakan mandiri perawat merupakan tindakan mandiri dan tidak bergantung pada profesi lain dimana perawat

dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri

dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan

untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sesuai kompetensinya.

Huruf b Tindakan kolaborasi perawat merupakan tindakan

keperawatan yang membutuhkan kerjasama dengan profesi

lain dalam rangka pemberian pelayanan kepada pasien sesuai kompetensinya.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16

yang dimaksud dengan pemeriksaan patologi klinik meliputi pemeriksaan darah, kimia darah, urine, feses, sputum, sekret, liquor.

Yang dimaksud dengan Pemeriksaan patologi anatomi meliputi pemeriksaan sitologi, fine needle aspiration biopsy, histophatologi,

potong beku, histokimia dan imonologi.

Yang dimaksud dengan Pemeriksaan mikrobiologi klinik meliputi

pemeriksaan pewarnaan gram, sputum BTA, KOH/NACL/M.Blue (@),

dan kultur aerobe dan Resistensi.

Pasal 17

Yang dimaksud dengan Pemeriksaan radio diagnostik meliputi

pemeriksaan tanpa bahan kontras, dengan bahan kontras, ultrasonografi, dan pemeriksaan dental X-ray.

Yang dimaksud dengan Pemeriksaan diagnostik elektromedik meliputi pemeriksaan eletrocardiogram (EKG), echocardiografi, treedmill, dan

pemeriksaan holter monitoring.

Yang dimaksud dengan Pemeriksaan diagnostik khusus adalah

pemeriksaan yang belum termasuk dalam pemeriksaan radio diagnostik

dan pemeriksaan diagnostik elektromedik.

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a

Dispesing adalah pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi, penyiapan obat, pemberian etiket,

penyerahan, informasi dan dokumentasi yang meliputi

dispesing resep individual dan disposing dosis unit.

Huruf b

Asuhan kefarmasian adalah melakukan isit eke ruang rawat untuk melaksanakan asuhan kefarmasian.

Page 27: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 6 -

Huruf c

Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah menyiapkan dan

memberikan pelayanan informasi obat secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi

kesehatan lainnya dan pasien.

Huruf d

Konseling Obat adalah memberikan solusi atas keluhan-keluhan pasien yang berkenaan dengan penggunaan obat

dan memotivasinya sehingga tujuan terapi tercapai secara

optimal. Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 19 Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas. Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas. Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24 Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas. Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan ambulance rujukan adalah

pelayanan ambulance untuk rujukan pasien. Huruf b

Yang dimaksud dengan ambulance 118 adalah pelayanan

ambulance untuk kasus kegawatdaruratan medik di masyarakat untuk dibawa ke sarana pelayanan kesehatan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan ambulance jenazah adalah pelayanan mobilisasi jenazah baik dari rumah sakit ke

rumah atau sebaliknya.

Pasal 27 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Huruf a

Yang dimaksud dengan pemeriksaan sederhana adalah

hanya pemeriksaan fisik oleh dokter.

Page 28: PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU · bidang pelayanan kesehatan/pengobatan, maka naskah perjanjian kerjasama dimaksud merupakan payung kerjasama secara umum. (4) Kerangka acuan teknis

- 7 -

Huruf b

Yang dimaksud dengan pemeriksaan standar adalah : a. Pemeriksaan fisik.

b. Elektrokardiografi.

c. Foto thorax.

d. Laboratorium klinik : pemeriksaan darah rutin, urin rutin, dan kimia darah.

e. Pemeriksaan gigi.

f. Pemeriksaan mata g. Konsul dokter spesialis, dan

h. Administrasi.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32 Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas. Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35 Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas. Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas. Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40 Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU

NOMOR 20