an wilayah kabupaten kotabaru kalsel

34
POTENSI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Pengembangan Wilayah Yang Dibimbing oleh Ibu Sumarmi Disusun Oleh: Wahyu Wardani 106351400649 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN GEOGRAFI

Upload: wahyu

Post on 13-Jun-2015

4.776 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

POTENSI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geografi Pengembangan Wilayah

Yang Dibimbing oleh Ibu Sumarmi

Disusun Oleh: Wahyu Wardani

106351400649

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN GEOGRAFI

Page 2: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

Maret 2008 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk mendorong terjadinya

perkembangan wilayah secara harmonis melalui pendekatan yang bersifat

komperhensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya (Misra R.P,

Regional Development ,1982). Pada dasarnya pendekatan pengembangan wilayah

ini digunakan untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini tersus

berkembang disesuaikan dengan tuntutan waktu, teknologi dan kondisi wilayahnya.

Banyak cara untuk mengembangkan wilayah mulai dari penggunaan konsep

(alat) pembangunan sektoral, bassic need approach , development poles

(poles

de croissance) yang digagas oleh F. Perroux (1955), growth center

yang digagas

oleh Friedman (1969) sampai kepada pengaturan ruang secara terpadu melalui

proses pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) secara sinergi dengan

pengembangan sumberdaya manusia dan lingkungan hidup untuk mencapai

pembangunan yang berkelanjutan. Yang terkahir inilah yang disebut dengan

penataan ruang dan sesuai Undang Undang (UU) No.24/1992 tentang penataan

ruang.

Di Indonesia, dengan keluarnya undang undang ini maka pengembangan

wilayah dilaksanakan melalui alat penataan ruang. Ruang adalah wadah berbagai

kegiatan sesuai dengan kondisi alam setempat dan teknologi yang diterapkan, dan

mencakup ruang daratan, lautan, dam udara beserta sumber daya alam yang

terkandung di dalamnya bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta mahluk

hidup lainnya. Sedangkan Penataan Ruang (UU No. 24/92, pasal 1) mencakup

proses : (1) Penyusunan rencana tata ruang, (2) pemanfaatan ruang yaitu kegiatan

pelaksanaan pembangunan melalui serangkaian penyusunan program pembangunan,

dan (3) pengendalian pemanfaatan ruang yaitu kegiatan pengawasan dan penertiban

pelaksanaan pembangunan (termasuk didalamnya pemberian ijin lokasi dan

investasi) agar sesuai dengan rencana tata ruang. Rencana Tata Ruang sendiri

adalah produk pengaturan Struktur dan Pola pemanfatan ruang. Struktur mengatur

sistem pusat-pusat kegiatan beserta jaringan prasarana secara hirarkhis, dan pola

pemanfaatan ruang adalah mengatur wilayah dengan satuan-satuan (deliniasi ruang)

Page 3: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

yang fungsional sesuai dengan tujuan rencana dan sesuai dengan kondisi daya

dukung dan daya tampung sumber dayanya.

Kabupaten Kotabaru merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang

memiliki potensi alam yang sangat tinggi baik dari segi tambang, pariwisata, hutan,

maupun kekayaan alam lainnya. Oleh karena itu perlu sekali dilakukan pengelolan

yang maksimal agar hasil dari sumber daya yang ada pun dapat dimaksimal. Agar

pengelolaan sumber daya yang ada di Kabupaten Kotabaru dapat maksimal, maka

perlu sekali dilakukan penataaan ruang yang baik berdasarkan potensi wilayahnya.

Dengan adanya penataan ruang baik maka diharapkan hasil dari potensi wilayah

yang adapun dapat maksimal yang sangat berperan penting dalam pengembangan

wilayah.

Walaupun Pemerintah Kabupaten Kotabaru telah memiliki sistem penataan

ruang sendiri namun dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal sehingga perlu

sekali didakan evaluasi terhadap penataan ruang yang merupkan aspek penting

dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Kotabaru. Oleh karena itu dengan

adanya makalah ini dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait

khusunya Pemerintah Kabupaten Kotabaru.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah letak dan kondisi geografis Kabupaten Kotabaru?

2. Bagaimanakan potensi dan pengembangan wilayah di Kabupaten Kotabaru?

3. Apa saja masalah yang terdapat dalam pengembangan wilayah Kabupaten

Kotabaru dan bagaimana solusinya?

C. Tujuan

1. Mengetahui letak dan kondisi geografis Kabupaten Kotabaru.

2. Mengetahui potensi dan pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten

Kotabaru.

3. Mampu mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam pengembangan

wilayah Kabupaten Kotabaru dan memberikan solusi terhadap masalah

tersebut.

Page 4: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah

1. Letak Geografis

Kabupaten Kotabaru adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi

Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Kotabaru.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 13.044,5 km² dan berpenduduk sebanyak

256.302 jiwa (BPS 2004) dengan nelayan laut sebanyak 15.961 jiwa. Motto: "Sa-

ijaan" (bahasa Banjar).Letak Kotabaru pada 01°21'49" sampai dengan 04°10'14"

Lintang Selatan dan 114°19'13" sampai dengan 116°33'28" Bujur Timur, terletak

tepat pada posisi tengah/poros (Barat-Timur dan Utara-Selatan) Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

Dalam konteks regional, Nasional dan Internasional. Kotabaru memiliki

keunggulan kompetitif karena posisi yang strategis yaitu berada pada pusat

persilangan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan potensial menjadi alternatif

gerbang transit paling efesien dalam lalu lintas pelayaran internasional di Asia

Fasifik. Posisi strategis ini juga didukung pada bagian selatan Kabupaten Kotabaru

terdapat Laut Jawa yang merupakan lalu lintas perairan antara Barat dan Timur

Indonesia dan pada bagian Timur terdapat Selat Makasar yang merupakan jalur ke

wilayah Utara menuju ke Negara tetangga antara lain Malaysia, Brunai, Filipina

maupun Korea dan Jepang.

Iklim Kabupaten Kotabaru dipengaruhi oleh dua musim, yakni musim

kemarau dengan suhu udara maksimum rata-rata 30,5-32,9 derajat Celcius dan

intensitas penyinaran matahari rata-rata 33 - 84 % dan musim hujan dengan suhu

udara minimum rata-rata 22,7-24,7 derajat Celcius dan kelembaban nisbi 78 88 %.

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, rata-rata curah hujan berkisar 0,9-

13,5 mm dengan jumlah hari hujan berkisar 5

28 hari.

2. Luas Wilayah

Luas Kabupaten Kotabaru adalah 9.422,46 km2 terletak di sebelah tenggara

Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan, dan merupakan wilayah kabupaten yang

memiliki lahan terluas dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi

Page 5: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

Kalimantan Selatan (25,21 % Kalimantan Selatan). Sebagian wilayahnya terdiri dari

beberapa pulau dan sebagian lagi wilayah daratan yang terletak di Pulau Kalimantan.

Ibukota Kabupaten Kotabaru terletak di Pulau Laut dengan Ibukota Kotabaru.

Secara administratif, Kabupaten Kotabaru mempunyai 18 Kecamatan dan

tahun 2006 dimekarkan menjadi 20 Kecamatan yang tersebar dalam bentuk pulau-

pulau (Lihat gambar 1) dan 195 kelurahan/desa. dengan batas-batas administrasi

sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Pasir (Tanah Grogot), Kalimantan Timur

Selatan : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa

Barat : Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan

Banjar dan Tanah Laut

Timur : Selat Makassar

Wilayah Kabupaten Kotabaru terdiri dari 45 pulau besar dan kecil, yang

terbesar adalah Pulau Laut, dan diantaranya ada beberapa pulau yang dapat

dikategorikan sebagai pulau besar yaitu Pulau Sebuku, Pulau Kunyit, Pulau Sewangi.

Page 6: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

Gambar 1. Peta Persebaran Wilayah Administratif Kab. Kotabaru

Keterangan Nama-Nama Kecamatan :

1. Kecamatan Pamukan Selatan

2. Kecamatan Pamukan Utara

3. Kecamatan Pamukan Barat

4. Kecamatan Sungai Durian

5. Kecamatan Kelumpang Barat

6. Kecamatan Sampanahan

7. Kecamatan Kelumpang Utara

8. Kecamatan Kelumpang Tengah

9. Kecamatan Kelumpang Hulu

10. Kecamatan Hampang

11. Kecamatan Kelumpang Selatan

12. Kecamatan Kelumpang Hilir

13. Kecamatan Pulau Laut Utara

14. Kecamatan Pulau Laut Tengah

15. Kecamatan Pulau Laut Timur

16. Kecamatan Pulau Sebuku

17. Kecamatan Pulau Laut Barat

18. Kecamatan Pulau Laut Selatan

19. Kecamatan Pulau Laut Kepulauan

20. Kecamatan Pulau Sembilan

Topografi wilayah Kabupaten Kotabaru beragam, mulai dari datar,

bergelombang sampai berbukit. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, 92,38%

wilayah terletak pada ketinggian antara 0

125 m yang digunakan untuk kegiatan

budidaya (perikanan, pertanian, perkebunan dan kehutanan) dan 7,62 % sebagai

kawasan lindung. Berdasarkan kelerengannya, 76,38 % wilayah terletak pada

kelerengan 0

15 %, 17,66 % wilayah pada kelerengan 15

40 % dan 5,96% pada

kelerengan lebih dari 40 %.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kotabaru ( Perda nomor 2 tahun 2002 ) dari

luasan wilayah 942.246 Ha, penggunaan lahan di Kabupaten Kotabaru

dikelompokkan untuk kampung/pemukiman (9.679 Ha),Industri dan pertambangan

(15.859 Ha),pertanian (10.583 Ha),Kebun/perkebunan (165.228 Ha), semak,

alangalang, rumput (318.956 Ha). Hutan (409.689 Ha), perairan darat dan lain-lain

(12.250 Ha).

3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten kotabaru pada tahun 2004 berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotabaru berjumlah 256.302 jiwa dengan

pertumbuhan sebesar 2,4 % pertahun, sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan

Pulau Laut Utara berjumlah 71.077 jiwa dan sebaran terkecil di wilayah kecamatan

Kelumpang Barat berjumlah 4.461 jiwa. Keadaan penduduk di Kabupaten Kotabaru

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :

Page 7: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

Tabel 1. Keadaan penduduk di Kabupaten Kotabaru

No.

Kecamatan Luas (Km2)

Banyaknya

Desa/ Kelurahan

Rumah Tangga Penduduk

1. Pulau Sembilan 4,76

5

1.161

5.570

2. Pulau Laut Barat 398,82

21

4.071

17.722

3. Pulau Laut Selatan 485,19

15

3.748

17.282

4. Pulau Laut Timur 642,81

14

3.138

13.065

5. Pulau Sebuku 225,50

8

1.536

6.288

6. Pulau Laut Utara 159,30

21

16.237

71.077

7. Pulau Laut Tengah 337,64

7

1.950

8.123

8. Kelp. Selatan 279,66

9

2.399

8.818

9. Kelp. Hilir 281,20

8

3.985

15.055

10. Kelp. Hulu 553,44

10

3.185

12.050

11. Kelp. Barat 589,15

6

1.111

4.461

12. Hampang 1.684,64

7

1.980

8.560

13. Sungai Durian 1.042,38

7

2.001

7.436

14. Kelp. Selatan 349,29

12

2.971

11.634

15. Kelp. Selatan 279,45

7

1.401

5.825

16. Pamukan Selatan 391,87

11

3.290

13.042

17. Sampanahan 488,89

10

2.254

9.049

18. Pamukan Utara 1.228,47

17

5.976

21.245

KOTABARU 9.422,46

195

62.394

256.302

Sumber : Kotabaru dalam Angka, BPS 2004

4. Potensi Kabupaten Kotabaru

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotabaru mengalami peningkatan yang

berarti, dilihat dari PDRB dari tahun 2000

2004 yang mencapai 9,13 % per tahun.

Keadaan ini diprediksikan makin terus meningkat sejalan dengan meningkatnya

jumlah investasi yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Kotabaru. Struktur

ekonomi Kabupaten Kotabaru pada akhir tahun 2004 berdasarkan harga berlaku dari

PDRB sejumlah Rp. 3.765.772 juta adalah pertanian (38,42 %), pertambangan dan

penggalian (15,37%), industri pengolahan (9,01%), listrik,gas dan air minum

(0,23%), bangunan (4,31%), perdagangan,restoran dan hotel (15,30%),

pengangkutan dan komunikasi (11,59%), keuangan (1,07%) dan jasa (4,71%).

Membaiknya ekonomi kabupaten Kotabaru terlihat dari makin tumbuhnya

jasa perdagangan, khususnya perdagangan luar negeri (ekspor). Nilai devisa dari

ekspor komoditi (udang beku, ikan beku,hasil hutan kayu, batubara,clinker dan lain-

lain) mencapai US $ 480.019.517,86 (tahun 2003). Nilai ekspor ini akan terus

Page 8: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

meningkat sejalan dengan meningkatnya komoditi ekspor di kabupaten Kotabaru,

baik yang telah ada maupun pengembangan komoditi olahan lainnya di sektor

kelautan, kehutanan, perkebunan dan pertambangan.

Namun sejak beberapa kecamatan, yaitu 5 (lima) kecamatan yang meliputi

Kecamatan Satui, Kecamatan Kusan Hulu, Kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan

Sungai Loban dan Batu Licin di Kabupaten Kotabaru berdiri sendiri sebagai

Kabupaten Tanah Bumbu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotabaru pada tahun

2005 turun sebesar 5.09% dengan nilai PDRB Kabupaten Kotabaru berdasarkan atas

harga yang berlaku pada tahun 2005 mencapai 3.846,04 Milyar Rupiah, sedangkan

PDRB atas dasar harga konstan mencapai 2.848,76 Milyar Rupiah. Sedangkan rata-

rata pertumbuhan ekonomi tahun 2001-2005 jika dengan pertambangan adalah

sebesar 5,69% per tahun dan sebesar 5,09% per tahun tanpa pertambangan. Tetapi

PDRB Kabupaten Kotabaru masih menempati urutan ke dua terbesar setelah Kota

Banjarmasin dengan menyumbang 17,75% terhadap total PDRB Propinsi

Kalimantan Selatan.

4.1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah penduduk Kabupaten Kotabaru Tahun 2004 tercatat sebanyak

256.302 orang. Dengan pertumbuhan sekitar 2,4 % pertahun, maka prediksi jumlah

penduduk Kabupaten Kotabaru pada tahun 2007 sekitar 275.00 orang dan pada tahun

2010 diperkirakan mencapai 295.000 orang.

Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Kotabaru kendatipun relative masih

rendah, namun Pemerintah Kabupaten kotabaru terus berupaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan, antara lain dengan meningkatkan berbagai fasilitas pendidikan

yakni melakukan rehabilitasi gedung-gedung sekolah dasar dan sekolah menengah

dan untuk pemerataan kesempatan belajar dibangun gedung-gedung baru dibeberapa

tempat. Saat ini telah dilakukan pembebasan pungutan SPP terhadap murid SD dan

SLTP yang secara bertahap akan dilakukan sampai dengan tingkat SLTA.

Perkembangan kesehatan masyarakat di Kabupaten Kotabaru cukup baik, hal

ini ditunjang dengan banyaknya sarana atau fasilitas yang disediakan oleh

Pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Pembangunan bidang agama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

upaya untuk meletakkan landasan moral, etik dan spiritual yang kokoh dalam rangka

membangun SDM yang religius. Dalam bentuk fisik, pembangunan bidang agama

mengacu pada tersedianya bantuan untuk pembangunan atau rehabilitasi tempat

Page 9: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

peribadatan, penyediaan kitab suci, rehabilitasi balai siding pengadilan agama,

rehabilitasi kantor-kantor agama, dan lain sebagainya. Kabupaten Kotabaru memiliki

penduduk yang mayoritas beragama Islam yakni 95,72 %, Protestan 2,44 %, Katolik

0,82 %, Hindu 0,68 % dan Budha 0,53 %. Dengan jumlah tempat ibadah 429 mesjid,

683 mushola, 6 gereja katolik, 24 gereja protestan, 41 pura dan 1 vihara.

4.2. Sumber Daya Alam

a. Sumber Daya Hutan dan Perkebunan

Total luas tata guna hutan Kabupaten Kotabaru adalah 450.679.952 Hektar,

sebagian besar yaitu 250.577.716 Hektar digunakan sebagai lahan Hutan Produksi

Tetap (HPT) yang digunakan untuk pengusahaan hutan alam dan hutan tanaman

terealisir 119.451,18 Hektar. Di bidang perkebunan lahan untuk 20 investor telah

dicadangkan seluas 132.886,75 Hektar, dan baru 17 investor yang telah merealisir

perkebunannya dengan luas 102.206 Hektar. Produksi kayu bulat terbesar adalah

jenis akasia yaitu sebesar 143 ribu Meter Kubik dan kayu sengon sebesar 93 ribu

Meter Kubik. Total produksi kayu olahan adalah sekitar 86 ribu Meter Kubik dengan

produksi terbesar olahan kayu gergaji sebesar 52 ribu Meter Kubik. tanaman

perkebunan terutam,a kelapa sawit dan karet dikelola oleh perusahaan besar maupun

perkebunan rakyat dan PTP. Luas tanaman perkebunan tanaman kelapa sawit yang

dikelola oleh perkebunan rakyat adalah sebesar 10 ribu Hektar dengan hasil produksi

sekitar 11 ribu Ton buah kelapa sawit. sedangkan hasil produksi buah kelapa sawit

yang dikelola oleh perusahaan adalah 794 ribu Ton.

b. Sumber Daya Pertanian dan Peternakan

Beberapa sentra pengembangan tanaman pangan (padi dan palawija) dan

pisang terdapat di beberapa kecamatan dengan potensi lahan yang relative luas yang

saat ini baru dimanfaatkan 10.592 Ha. Saat ini sedang dipersiapkan lahan seluas

10.000 Ha untuk mendukung program ketahanan pangan. Demikian pula potensi

peternakan cukup besar, baik untuk peternakan sapi/kerbau maupun unggas dengan

ketersediaan lahan yang relatif luas.

Luas areal panen padi di Kabupaten Kotabaru tahun 2005 adalah 17.105

hektar dengan produktivitas sebesar 3,65 Ton per Hektar, yang dikembangkan di

kecamatan Pulau Laut Timur dan Kecamatan Kelumpang Utara. Disamping hasil

pertanian berupa padi, tanaman pangan lain yang banyak dihasilkan adalah ketela

pohon dengan produksi sebesar 37.369 Ton. Luas tanaman sayur-sayuran adalah

sekitar 1.300 Hektar dengan hesilproduksi 4.380 Ton dan produktivitassebesar 3,37

Page 10: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

Ton per Hektar.

Sektor peternakan di Kabupaten Kotabaru memiliki populasi ternak sapi

sebesar lebih kurang 7.000 ekor, kerbau 15.000 ekor Kambing 1.4000 ekor, ayam ras

dan itik lebih kurang 2,2 juta ekor.

c. Sumber Daya Kelautan atau Perikanan

Di bidang kelautan atau perikanan, luas laut 38.490 km², pantai sepanjang

825 km yang digunakan untuk perikanan laut,umum, kolam dan budidaya air payau

(tambak), termasuk juga budidaya rumput laut. Beberapa komoditi ekspor yang

dihasilkan adalah udang, ikan tuna, ikan tongkol, ikan cakalang dan lainnya sebesar

66.340 ton/tahun. Disamping itu potensi kelautan diperkaya dengan pulau-pulau

kecil atau sedang berjumlah 94 pulau yang kaya akan potensi laut (terumbu karang,

kerang mutiara dan lain-lain).

Potensi lestari ikan di Kabupaten Kotabaru mencapai 98 Ton/Tahun, selain

itu potensi ikan kerapu mencapai 10,2 Ton/Tahun, udang 15 Ton/Tahun, kepiting

dan rajungan 220 Ton/Tahun, ikan bawal 93 Ton/Tahun, ikan asin 220,5 Ton/Tahun,

lobster 96 Ton/Tahun, dan rumput laut 447 Ton/Tahun serta terdapat juga potensi

karang laut. Rumah tangga perikanan laut tercatat sbanyak 4.149 rumah tangga

dengan perahu motor berjumlah 3.341 unit. Sedangkan jumlah rumah tangga

perikanan darat, tambak dan kolam sebanyak 1.411 rumah tangga dengan perahu

jenis jukung sebanyak 251 buah.

d. Sumber Daya Mineral

Kabupaten Kotabaru memiliki potensi pertambangan yang besar yaitu

Batubara 2.820,5 juta ton, Nikel 42.534 juta ton, Migas 179,89 juta barel

(terindikasi), Emas 8.785.118,84 gram, Biji besi 86.120.700 ton, Batu gamping 855

juta ton, Marmer 23.930.000 ton, Kalsidon 3.112.600 m3, Fosfat 4.125 ton, Pasir

kuarsa 112.500 ton, Peridotite 7.993.000 ton, Batu andesit 316.500.000 ton, Batu

lempung 577 juta ton, Kaolin 200.000 m3, lain-lain seperti Chorimite, Tanah laterir,

Tanah liat dan Tanah uruk. Sebagian potensi tambang yang terdapat di Kabupaten

Kotabaru sudah dieksploitasi, seperti Batubara, Kapur, Emas dan biji besi sehingga

menghasilkan devisa yang cukup besar.

Investasi besar di sektor pertambangan yang telah ada adalah PT. Arutmin

Indonesia, PT. Bahari Cakrawala Sebuku, PT. Sebuku Iron Lateric Ores, PT.

Indocement Prakasa di Tarjun Kecamatan Kelumpang Hilir. Disektor industri agraris

berdiri pula perusahaan pembuat veneer beserta pembibitan albasia yaitu PT. Induk

Page 11: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

Albasia Makmur di Kecamatan Pulau Laut Barat, perkebunan kelapasawit dan

industri pembuatan CPO oleh perusahaan besar seperti Minamas Group, Smart

Group dan PT. SKIP. Dalam bidang industri perkebunan luas lahan yang sangat

besar di Kabupaten Kotabaru sebesar 642 ribu Hektar, sebagai pendukung produksi

perusahaan-perusahaan yang akan beroperasi telah merealisasikan usahanya yang

akan mencapai 120 ribu Hektar lahan perkebunan dan pabrik.

e. Sumberdaya Air

· Air Hujan

Curah hujan tertinggi adalah Nopember- April, sedangkan bulan-bulan

dengan curah hujan rendah adalah Mei

Oktober. Kelem-baban udara berkisar

antara 78

88 %. Kelembaban terendah terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi

pada bulan Januari. Temperatur rata-rata tertingg 32,9 ° C dan terendah 22,7°C.

· Air Permukaan

Di Kabupaten Kotabaru banyak mengalir sungai-sungai besar dan kecil yang

dimanfaatkan sebagai sarana pengairan dan sumber air baku untuk air minum bagi

penduduk di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungaisungai tersebut antara lain

Sungai Mandin, Sungai Jupi, Sungai Serongga, Sungai Sampanahan, Sungai

Manunggul, Sungai Cengal, Sungai Cantung, Sungai Bandilan Besar, dan Sungai

Bangkalaan.

· Air Bawah Tanah

Kedalaman air tanah bervariasi, yaitu antara 50 meter sampai 500 meter di

bawah permukaan bumi. Potensi air tanah yang tinggi terletak di Kecamatan

Kelumpang Hulu, Sungai Durian, dan Pamukan Selatan. Sedangkan potensi air tanah

yang rendah pada umumnya berada di daerah-daerah di Pegunungan Meratus, Pulau

Laut, Pulau Sebuku, dan pulau-pulau lainnya.

f. Sumber Daya Wisata

Di bidang pariwisata, Kabupaten Kotabaru mempunyai potensi yang besar,

berupa potensi wisata pantai, sumber air panas, goa, wisata bahari, dan gunung. Dari

potensi wisata tersebut, yang sangat prospektif dikembangkan adalah jenis objek

wisata alam dan wisata budaya. Wisata alam dapat berupa pantai (Sarang Tiung,

Tamiang dan Pulau Cinta), Terumbu Karang (Teluk Tamiang Kec. P. Laut Barat),

Sumber Air Panas dan Air Terjun, Penyu bertelur (di pulau Birah-birahan, Samber

Gelap), Pulau Manti (memiliki pasir putih dan air yang jernih) dan Goa (Sugung,

Tamuluang, Batu Batulis dan Tangkinang). Wisata budaya yang ada di Kabupaten ini

Page 12: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

adalah lomba perahu katir (Pulau Laut Selatan) dan acara adat Babalian Dewa

(Hampang).

4.3. Sumber Daya Buatan

Beberapa potensi sumber daya buatan di Kabupaten Kotabaru yan bernilai

strategis dan mendukung peningkatan pembangunan, antara lain :

a. Jalan Lingkar Pulau Laut dan Jalan Poros Serongga - Sengayam

Dengan berfungsinya sebagian jalan lingkar Pulau Laut makadaerah-daerah

yang tadinya terpencil kini sudah dapat dihubungkan dan dapat mendukung

kelancaran arus orang dan barang ke penjuru kota diPulau Laut, demikian pula jalan

poros Serongga-Sengayam memperlancar perhubungan dari Kota Kotabaru

kewilayah perbatasan kabupaten Kotabaru dan sebaliknya.

b. Pelabuhan Batubara Mekar Putih

Pelabuhan ini terletak di selatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru. Pelabuhan

ini mampu disandari kapal berbobot mati s/d 200.000 DWT. Kapasitas muat batubara

ke kapal mencapai 4.000 ton/jam. Pelabuhan ini mempunyai panjang dermaga 300

meter, berada sejauh 1,7 km dari pantai, dengan kedalaman air rata-rata 18 meter.

c. Pelabuhan Batubara Tanjung Pemancingan

Pelabuhan ini terletak di ujung utara Pulau Laut yaitu di Tanjung

Pemancingan. Pelabuhan ini dapat disandari kapal berbobot mati s/d 50.000 DWT.

Pelabuhan ini telah dipergunakan sebagai pelabuhan ekspor batubaru keberbagai

negara seperti Jepang, Australia, Amerika, dan lain sebagainya.

d. Pelabuhan Laut Stagen

Pelabuhan ini akan berfungsi sebagai pelabuhan laut alternatif untuk

menggantikan fungsi Pelabuhan Kotabaru dalam memberikan pelayanan jasa

pelabuhan. Dimasa mendatang Pelabuhan Stagen akan dikembangkan menjadi

Pelabuhan Samudera karena posisinya yang strategis (terlindung dari laut) dan

memiliki kedalaman alur yang memungkinkan bersandarnya kapalkapal dengan

tonase yang besar.

e. Pelabuhan Laut Tarjun

Pelabuhan ini berfungsi sebagai pelabuhan bongkar muat semenperusahan

Indocement Tunggal Prakasa (ITP) dan letaknya sangat strageis karena berada di

lokasi kawasan industri Tarjun.

f. Pelabuhan Khusus Lain dan Penyeberangan

Pelabuhan khusus lain yang ada di Kabupaten Kotabaru adala pelabuhan

Page 13: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

untuk aktivitas pertambangan, Kehutanan dan perkebunan, letaknya tersebar baik

yang ada di Pulau Kalimantan maupun di Pulau Laut dan Pulau Sebuku. Untuk

pelabuhan penyeberangan ada dua, yaitu menghubungkan Tanjung Serdang (P.Laut)

- Batulicin dan Stagen

Tarjun.

g. Bandar Udara

Bandar udara stagen mampu didarati pesawat Kalstar (Fokker 27) dengan

penumpang kurang lebih 45 orang untuk melayani penerbangan antara Banjarmasin

dan Kotabaru dan sedang dikembangkan agar dapat didarati pesawat dengan badan

yang lebih besar. Lapangan terbang juga ini digunakan untuk kegiatan yang melayani

penerbangan khusus dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kotabaru. Selain

bandara stagen, di Kabupaten Kotabaru terdapat bandara lain, yaitu di Mekarputih

dan Pulau Sebuku.

h. Kawasan Industri Atau Kawasan Ekonomi Khusus Mekar Putih.

Dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru kawasan

Mekar putih berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri, bahkan

sebagai kawasan ekonomi khusus untuk wilayah Kalimantan Selatan.

B. Peraturan Pemerintah Kabupaten Kotabaru Mengenai Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru

1. Visi Dan Misi Pengembangan Wilayah

Pembangunan Kabupaten Kotabaru mempunyai visi sebagai berikut

terwujudnya pembangunan Kabupaten Kotabaru yang demokratis, efisien dan

berkeadilan melalui paradigma baru .

Misi pengembangan Kabupaten Kotabaru adalah:

1. Melanjutkan, meningkatkan dan menyempurnakan pembangunan sarana dan

prasarana yang sudah ada.

2. Menyelenggarakan dan meningkatkan usaha di berbagai sektor pembangunan

guna mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah untuk pembiayaan

pembangunan dalam rangka otonomi dan memenuhi hajat hidup orang banyak.

3. Mengelola sumber daya alam yang berwawasan lingkungan secara partisipatif

sesuai dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal

bagi negara dan masyarakat.

4. Memberdayakan sumber daya manusia melalui lembaga perekonomian

masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian.

Page 14: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelayanan

kesehatan, pendidikan formal dan informal, serta sosial keagamaan.

6. Menciptakan demokrasi yang sehat dan dinamis serta penegakan supremasi

hukum dan hak asasi manusia.

2. Strategi Pengembangan Wilayah

a. Strategi Pengembangan Kabupaten

Pasal 14:

Pembangunan Kabupaten Kotabaru pada dasarnya merupakan tanggung

jawab dan dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta,

maupun masyarakat. Dengan keterbatasan dana dan aparat, pemerintah lebih

berperan sebagai pengarah agar kegiatan pembangunan lebih berdaya guna dan

berhasil guna bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat umum, melalui

menyusun strategi dalam pengembangan Kabupaten Kotabaru yang lebih

menekankan peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan

pembangunan.

b. Strategi Pengembangan Sektoral

Pasal 15:

Strategi pengembangan sektoral meliputi:

1. Sektor pertanian, kehutanan dan kelautan dan pertambangan merupakan sektor

unggulan perekonomian Kabupaten Kotabaru.

2. Sektor perdagangan, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi serta

restoran dan perhotelan merupakan sektor penunjang gerakan pembangunan dan

perekonomian.

3. Sektor bangunan serta listrik dan air minum dikembangkan untuk mendukung

pembangunan Kabupaten Kotabaru.

4. Pengembangan sektor sebagaimana yang dimaksud dalam angka 1 s/d 3 harus

diikuti oleh kajian lingkungan yang sesuai dengan Peraturan dan

Perundangundagan yang berlaku.

c. Strategi Pengembangan Prasarana

Pasal 16:

Strategi pengadaan prasarana untuk pemanfaatan sumber air dengan tingkat

prioritas dan metode sebagai berikut:

Page 15: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

1. Pengadaan air untuk tanaman pangan adalah dengan mengembangkan saluran

irigasi terutama untuk lahan-lahan produktif.

2. Pengadaan air untuk industri skala besar terutama diarahkan untuk memanfaatkan

sumber air permukaan dan sumber air bawah tanah dengan pengadaan dan

pengelolaan mandiri.

3. Pengadaan air untuk sektor perdagangan, perhubungan, perkantoran dan rumah

tangga dilakukan terutama oleh pemerintah melalui PDAM.

4. Pengembangan sumber daya air untuk pembangkit tenaga listrik. Strategi

pengembangan sumber daya energi listrik melalui pengembangan:

a. Pusat-pusat pembangkit berdasarkan SatuanWilayah Pembangunan.

b. Pembangkit listrik berskala kecil dengan basis energi tersedia setempat

seperti tenaga air, angin, matahari, batubara dan energi lainnya.

Pasal 17:

Pengembangan sistem prasarana utama yang terdiri dari sistem jaringan

transportasi darat, laut dan udara untuk meningkatkan aksesbilitas antara kota-kota

dengan lokasilokasi potensial dan membuka isolasi daerah-daerah terpencil, serta

memperlancar hubungan dengan luar propinsi.

Pasal 18:

1. Keseluruhan jaringan perhubungan darat yang direncanakan untuk dibangun

beserta jalan yang telah ada sebagai berikut:

a. Jalan arteri primer yang menghubungkan Banjarmasin (KalimantanSelatan)

ke Tanah Grogot (Kalimantan Timur) melalui Sungai Danau, Pagatan, Batu

licin, Sungai Kupang, Magalau, Buluh Kuning dan Sengayam.

b. Jalan arteri primer yang menghubungkan Kandangan ke Batulicin melalui

Kecamatan Batulicin dan Kusan Hulu.

c. Jalan arteri primer yang menghubungkan Pamukan Utara ke Amuntai (Hulu

Sungai Utara) melalui Sengayam ke Halong.

d. Jalan kolektor primer yang menghubungkan Pagatan ke Magalau melalui Sei.

Loban, Lasung dan Hampang.

e. Jalan kolektor primer yang menghubungkan Kotabaru ke Berangas melalui

Tanjung Serdang, Mekar Putih, Tanjung Seloka (Jalan Lingkar Pulau Laut).

f. Jalan kolektor primer yang menghubungkan Magalau ke Tanjung

Samalantakan melalui Gunung Batu Besar, Sampanahan dan Sepapah dan

Page 16: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

yang menghubungkan lintas ke Batulicin-Kaltim dengan Pudi serta Tanjung

Samalantakan dengan Tanjung Batu.

g. Jalan kolektor primer yang menghubungkan Magalau ke Bakau melalui

Sungai Durian.

h. Jalan lingkar Batulicin yang menghubungkan Tanah Merah-Sarigadung-Jalan

Kodeco.

i. Jalan lintas tengah dari Pelabuhan Samudera Batulicin ke Sarigadung.

j. Jalan arteri primer yang menghubungkan Batulicin dengan Pengaron

Kabupaten Banjar melalui Kecamatan Kusan Hulu.

k. Dalam jangka panjang rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan

Pulau Laut dengan daratan Kalimantan dan Pulau Laut dengan Pulau Sebuku.

2. Rencana-rencana yang akan ditetapkan dalam sistem transportasi laut sebagai

berikut:

a. Pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang Pelabuhan Samudra di Stagen,

Batulicin, Terminal Batubara dan peti kemas di Mekar Putih, Pelabuhan

Batubara di Tanjung Pemancingan, dan Pelabuhan IKC di Tarjun.

b. Pembangunan fasilitas penunjang pelabuhan samudera baik yang khusus

maupun yang umum.

c. Pengembangan penyebrangan Berangas-Pulau Sebuku.

d. Dalam jangka panjang perlu pengembangan pelabuhan rakyat untuk

mendukung kegiatan pelayaran rakyat khususnya di kota-kota yang terletak di

tepi pantai sebagai tempat melakukan kegiatan ekonomi khususnya

pemasaran ikan dan hasil bumi lainnya.

3. Sistem Transportasi Udara:

a. Pengembangan pelabuhan udara Stagen agar dapat didarati pesawat jenis

Fokker.

b. Pengembangan pelabuhan udara Lontardi dekat pelabuhan Terminal Batubara

Mekar Putih.

c. Rencana Pembangunan Pelabuhan Udara berskala internasional di Kabupaten

Kotabaru untuk mendukung fungsi Kabupaten Kotabaru sebagai salah satu

pusat pengembangan di Kalimantan Selatan.

Pasal 19:

Pemenuhan kebutuhan prasarana telekomunikasi untuk Kabupaten Kotabaru

disesuaikan dengan Satuan Wilayah Pengembangan, Peningkatan prasarana

Page 17: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

telekomunikasi untuk mendukung kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa,

rekreasi dan hiburan serta sekolah.

Pasal 20:

Pengembangan pemukiman diarahkan pada peningkatan peran serta

masyarakat dan swasta dalam pembangunan kota serta peningkatan kemampuan

manajerial pemerintah dalam pembangunan perkotaan guna mengefektifkan

operasional produk rencana tata ruang kota yang telah disusun.

d. Strategi Pengembangan Sumber Daya Alam

Pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya alam harus secara berkeadilan

dan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang

sejalan dengan makin meluasnya tuntutan masyarakat untuk memperoleh kualitas

lingkungan hidup yang makin baik.

e. Strategi Pengembangan Kegiatan Ekonomi

1. Strategi pengembangan industri terutama dikembangkan berbagai jenis industri

sebagai berikut:

a. Jenis industri yang menunjang pemanfaatan sumber daya alam yang potensial

seperti perkebunan tanaman pangan, perikanan, kehutanan dan

pertambangan.

b. Industri yang mengolah hasil dari pemanfaatan sumber daya alam sehingga

mempunyai nilai tambah.

c. Industri yang menggunakan bahan baku melimpah di daerah.

d. Industri yang menggunakan teknologi sederhana dan keahlian tenaga kerja

yang tidak tinggi untuk membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi usaha

masyarakat.

2. Strategi pengembangan sektor perdagangan yang terutama menunjang hasil

produksi daerah dan mendorong perkembangan sektor lainnya.

f. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Strategi pengembangan penduduk dalam hal ini pada dasarnya menekankan

untuk mengarahkan penduduk pada pengembangan sektor-sektor potensial dari

sumber daya alam Kabupaten Kotabaru. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan

tenaga kerja untuk pengembangan wilayah, dilakukan dengan peningkatan

pendidikan kejuruan sesuai dengan potensi wilayah baik melalui pendidikan sekolah

maupun luar sekolah.

Page 18: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

3. Konsep Pengembangan Tata Ruang

a. Konsepsi Pengembangan Kawasan Lindung dan Budidaya

Pasal 24:

Konsep pengembangan kawasan lindung diarahkan pada:

1. Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing baik

untuk melindungi kawasan bawahannya, melindungi kawasan setempat, kawasan

yang memberi perlindungan terhadap flora-fauna dan ekosistemnya dan kawasan

yang rawan terhadap bencana.

2. Pengendalian pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya secara terbatas pada

kawasan lindung agar tidak mengganggu dengan fungsi lindung yang telah

ditetapkan.

Pasal 25:

Konsep pengembangan kegiatan budidaya baik produksi maupun permukiman

adalah:

1. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan-kegiatan budidaya baik produksi maupun

pemukiman secara optimal sesuai dengan kemampuan daya dukung lingkungan.

2. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya agar tidak terjadi

konflik penggunaan ruang antar kegiatan/sektor.

3. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya diutamakan yang berdampak luas

pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

b. Konsepsi Pengembangan Ruang Berdasarkan Satuan Wilayah Pembangunan

(SWP)

Pasal 26:

Terdapat 4 Satuan Wilayah Pembangunan untuk Kabupaten Kotabaru, yaitu:

1. SWP Pamukan, meliputi Kecamatan Pamukan Selatan, Pamukan Utara,

Sampanahan, dan Sungai Durian, berdasarkan potensi utama di bidang produk

kehutanan, perkebunan, peternakan, pertambangan dan galian dengan pusat SWP

di Kota Manggalau.

2. SWP Kelumpang, meliputi Kecamatan Kelumpang Tengah, Kelumpang Hulu,

Kelumpang Selatan, Kelumpang Utara, dan Hampang berdasarkan potensi utama

yaitu di bidang pengembangan pertambangan, galian, perkebunan, peternakan

dan kehutanan dengan pusat SWP di Kota Sungai Kupang.

3. SWP Kusan, meliputi Kecamatan Batulicin, Kusan Hulu, Kusan Hilir, Satui dan

Sei. Loban berdasarkan potensi utama meliputi bidang pengembangan pertanian

Page 19: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

tanaman pangan, perkebunan, peternakan, pertambangan, pariwisata, aneka

industri dan industri kecil yang menunjang pertanian tanaman pangan dengan

pusat SWP di Kota Batulicin.

4. SWP Pulau Laut, meliputi semua kecamatan di Pulau Laut dan Pulau Sebuku

serta Pulau Sembilan, berdasarkan potensi pengembangan di bidang produksi

perikanan, perkebunan, pertambangan, peternakan dan kehutanan dengan pusat

SWP di Kotabaru.

c. Konsepsi Pengembangan Permukiman

Pasal 27:

Konsepsi pengembangan permukiman dimaksudkan untuk lebih memudahkan

pelayanan fasilitas, pengadaan prasarana kota, kemudahan aliran barang dan orang.

Berdasarkan arahan dari Revis RTRW Kabupaten Kotabaru maka hirarki pusat

pemukiman adalah sebagai berikut:

1. Hirarki Pusat Pemukiman I adalah Kota Kotabaru dan Batulicin.

2. Hirarki Pusat Permukiman II adalah Kota Pagatan, Sungai Danau, Mekar

Putih/Lontar, Sungai Kupang, Magalau, Gunung Batu Besar dan Tanjung Batu.

3. Hirarki Pusat Pemukiman III adalah Salino, Tanjung Seloka , sungai Bali, Pulau

Sembilan dan Bakau.

4. Hirarki Pusat Pemukiman IV adalah Ibukota Kecamatan lainnya dan desa-desa

potensial.

Pusat pemukiman selanjutnya adalah desa-desa pusat pertanian dan pusat

kegiatan ekonomi lainnya.

d. Konsepsi Struktur Tata Ruang

Pasal 28:

Konsepsi dan struktur tata ruang Kabupaten Kotabaru, berdasaran kendala dan

potensial setiap lahannya, adalah sebagai berikut:

1. Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung sebagai wilayah yang merupakan

limitasi bagi perkembangan fisik ataupun kegiatan untuk menjaga kelestarian

lingkungan dan sumber daya air.

2. Pola pemanfaatan ruang untuk kegiatan budidaya secara terbatas di kawasan

lindung dilakukan dengan sangat hati-hati dan harus berdasarkan pengkajian

yang mendalam dan dengan pengendalian yang sangat ketat agar tidak

mengganggu fungsi lindung yang telah ditetapkan.

Page 20: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

3. Pola pemanfaatan kawasan budidaya, terdiri dari budidaya pertanian dan non

pertanian. Wilayah belakang yang mempunyai karakteristik basah diarahkan

untuk budidaya pertanian lahan basah serta perikanan. Sedangkan wilayah

belakang yang mempunyai karakteristik pegunungan/dataran tinggi diarahkan

untuk pertanian lahan kering, yaitu perkebunan. Sedangkan kegiatan budidaya

non pertanian seperti industri, perdagangan dan jasa, pemukiman dan prasarana

sosial.

4. Pola jaringan transportasi utama wilayah, yaitu peningkatan ruas dan kualitas

jaringan jalan utama regional dan jalan-jalan yang menghubungkan pusat-pusat

dengan wilayah belakang.

e. Konsepsi Jaringan Jalan dan Prasarana Lain

Pasal 29:

Konsepsi pengembangan jaringan jalan dikembangkan untuk memperlancar

hubungan antar Kabupaten, menghubungkan pusat-pusat pemukiman dan pusat

kegiatan seperti industri, pertambangan, perkebunan, perikanan, perdagangan:

1. Pola jaringan jalan dari utara ke selatan yang menghubungkan Kabupaten

Kotabaru dengan wilayah Kalimantan Timur dan Banjarmasin melalui Tanah

Laut.

2. Pembangunan dan peningkatan jalan penghubung baru dari Sengayam ke Halong

Kabupaten Hulu Sungai Utara, dari Sungai Kupang ke Kabupaten Hulu Sungai

Tengah, dari Batulicin ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Batulicin ke

Kabupaten Banjar.

3. Pola jalan lingkar Pulau Laut dari Kotabaru melalui Lontar, Tanjung Seloka dan

Berangas.

4. Pola lingkar barat yang menghubungkan Kecamatan Satui, Kusan Hulu,

Hampang dan Kelumpang Hulu.

5. Pola jaringan jalan wilayah utara yang ditarik dari Kecamatan Hampang ke

Tanjung Batu dan dari Magalau ke Gunung Batu Besar.

Pasal 30:

Konsepsi pengembangan pelabuhan laut:

1. Pengembangan Pelabuhan Laut Stagen untuk mendukung kegiatan perdagangan

berskala nasional dan internasional.

2. Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin untuk mendukung kegiatan

perdagangan berskala regional, lokal dan antar pulau.

Page 21: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

3. Pengembangan Pelabuhan Mekar Putih, Tanjung Pemancingan dan IKC untuk

mendukung ekspor batubara, semen dan peti kemas.

4. Pengembangan pelabuhan laut lainnya untuk mendukung perdagangan skala

lokal (pelabuhan rakyat) dan pelabuhan khusus untuk mendukung kegiatan

pengangkutan batubara.

Pasal 31:

Konsepsi pengembangan Pelabuhan Udara:

1. Pengembangan Pelabuhan Udara Internasional untuk mendukung kegiatan

perdagangan Kalimantan Selatan wilayah timur.

2. Pengembangan Pelabuhan Udara Stagen untuk mendukung pengurusan

administrasi serta kegiatan ekonomi.

3. Peningkatan Pelabuhan Udara di Mekar Putih untuk mendukung kegiatan ekspor

batubara dan peti kemas.

Pasal 32:

Konsepsi pengembangan energi listrik adalah:

1. Sumber-sumber pembangkit energi listrik di wilayah Kabupaten Kotabaru

dikembangkan berdasarkan SWP.

2. Sistem penyediaan energi listrik di daerah Kabupaten Kotabaru didasarkan pada

asumsi energi listrik menurut tipe rumah.

3. Pengembangan pembangkit energi listrik berskala besar PLTA maupun PLTU

untuk menambah kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai mendukung

Kabupaten Kotabaru sebagai pusat pengembangan Kalimantan Selatan.

4. Pengembangan pembangkit listrik skala kecil berbasis energi setempat untuk

wilayah terpencil dan terisolir.

Pasal 33:

Konsepsi pengembangan BBM adalah:

1. Pusat utama di Kota Kotabaru.

2. Pusat kedua masing-masing bertempat di Sungai Danau untuk Satuan Wilayah

Kusan, Tanjung Batu untuk Satuan Wilayah Kelumpang, Gunung Batu Besar

untuk Satuan Wilayah Pamukan dan Mekar Putih untuk Satuan Wilayah Pulau

Laut.

Page 22: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

Pasal 34:

Konsepsi pengembangan Prasarana Kebutuhan Air:

1. Kebutuhan air untuk irigasi yaitu dengan memanfaatkan daerah aliran sungai

masing-masing kawasan pertanian.

2. Pemenuhan kebutuhan air untuk industri skala besar diarahkan untuk

memanfaatkan sumber air permukaan terdekat dan air bawah tanah.

3. Pemenuhan kebutuhan air untuk kawasan industri, perdagangan, jasa,

fasilitasumum dan permukiman diarahkan menggunakan jasa PDAM dan PSAB

pedesaan.

4. Pengembangan kebutuhan air pada angka (1) sampai (3) diatas dikelola dengan

baik dan pengaturannya.

4. Strategi Pengembangan Kawasan Prioritas

Pasal 35:

Kawasan-kawasan prioritas yaitu:

1. Daerah yang dapat dikatakan terisolir maupun terpencil yaitu:

a. Kawasan Pantai Timur Kabupaten Kotabaru yang terletak di Pulau

Kalimantan sepanjang pesisir Selat Makasar, dimana kota-kota yang berada

di tepi pantai merupakan kota hirarki IV.

b. Pulau Sembilan

c. Pulau Sebuku

d. Wilayah perbatasan dengan Kalimantan Timur khususnya wilayah

Kecamatan Pamukan Utara.

1. Kawasan yang berperan menunjang kegiatan sektor-sektor strategi/unggulan.

2. Kawasan yang pertumbuhannya cepat.

3. Kawasan kritis yang perlu dipelihara fungsi lindungnya, untuk menghindarkan

kerusakan lingkungan.

Pasal 36:

Strategi pembangunan kawasan prioritas yaitu:

1. Meningkatkan hirarki kota.

2. Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai pusat pelayanan.

3. Meningkatkan kegiatan ekonomi berdasarkan potensi yang dimilikinya.

4. Membangun akses jalan dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung

lainnya.

Page 23: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

5. Meningkatkan interkoneksi dengan kota lain dengan diiringi peningkatan sarana

perhubungan.

6. Khusus untuk kawasan kritis perlu adanya penerapan sanksi dan rehabilitasi

lahan kritis.

5. Alokasi Pemanfaatan Ruang

a. Kawasan Lindung

Kawasan Lindung di Kotabaru terdiri dari:

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yang mencakup

Kawasan Lindung yang terletak di Kecamatan Satui, Kusan Hulu, Batulicin,

Hampang, Pamukan Utara, Sungai Durian, Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur,

Pulau Laut Selatan dan Pulau Laut Barat.

2. Kawasan perlindungan setempat, yang terdiri dari:

a. Kawasan sempadan pantai yang meliputi dataran sepanjang tepian yang

lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100

meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

b. Kawasan sempadan sungai yang meliputi kawasan selebar 100 meter di

kirikanan sungai besar.

c. Kawasan sekitar danau atau waduk di Kecamatan Pulau Laut Utara

ditetapkan 50 meter dari tepi waduk.

d. Kawasan sekitar mata air di Kecamatan Pulau Laut Utara, Pamukan Utara,

Kelumpang Utara, Sampanahan dan sebagainya, meliputi kawasan sekurang-

kurangnya radius 200 meter disekitar mata air.

3. Kawasan pantai berhutan bakau terletak di Kecamatan Batulicin, Kelumpang

Selatan, Kelumpang Hulu, Kelumpang Tengah, Sampanahan, Sungai Durian,

Pulau Laut Timur, Pulau Laut Utara, Pamukan Selatan dan Pulau Sebuku.

4. Pemanfaatan kawasan lindung sebagai kawasan budidaya dapat dilakukan secara

sangat terbatas dan berdasarkan pengkajian yang mendalam serta tidak

berpengaruh terhadap fungsi lindung yang telah ditetapkan.

b. Kawasan Budidaya

Pasal 38:

Kawasan Budidaya dapat dikelompokkan dalam:

(1). Kawasan Hutan Produksi

(2). Kawasan Pertanian

Page 24: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

(3). Kawasan Pariwisata

(4). Kawasan Pertambangan

(5). Kawasan Perindustrian

(6). Kawasan Pemukiman

(7). Kawasan Laut dan pesisir.

Pasal 39:

Kawasan Hutan Produksi terdiri dari:

1. Kawasan Hutan Produksi Terbatas yang terletak di Kecamatan Satui, Kusan

Hulu, Batulicin, Hampang, Sungai Durian dan Pamukan Utara.

2. Kawasan Hutan Produksi Tetap yang terletak di Kecamatan Pulau Laut Barat,

Pulau Laut Selatan, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Utara, Satui, Kusan Hulu,

Batulicin, Kelumpang Hulu, Hampang, Sungai Durian, Kelumpang Tengah,

Kelumpang Utara, Sampanahan, Pulau Sebuku dan Pamukan Utara.

Pasal 40:

Kawasan Pertanian terdiri dari:

1. Kawasan Pertanian Lahan Basah, terletak di Kecamatan Batulicin, Pulau Laut

Timur, Pulau Laut Selatan, Pamukan Utara, Pamukan Selatan, Sampanahan,

Kusan Hulu, Kusan Hilir, Satui dan Pulau Laut Utara.

2. Kawasan Pertanian Tanaman Lahan Kering diarahkan pada Kecamatan Satui,

Sungai Loban, Kusan Hulu, Hampang, Kelumpang Tengah, Sampanahan, Sungai

Durian, Pamukan Utara dan Pamukan Selatan.

3. Kawasan Tanaman Keras (Tahunan/Perkebunan), diarahkan pada lokasi-lokasi

pertanian tanaman keras tersebar di seluruh kecamatan.

4. Kawasan Perikanan, dikembangkan di Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut

Timur, Pulau Laut Selatan, Pulau Laut Barat, Kusan Hilir, Sungai Loban,

Pamukan Selatan, Sampanahan, Kelumpang Tengah, Kelumpang Utara,

Kelumpang Selatan, Pulau Sebuku dan Pulau Sembilan.

5. Kawasan Peternakan, dikembangkan di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan

Batulicin, Pulau Laut Barat, Pulau Laut Selatan, Kusan Hilir, Satui dan Sungai

Loban.

Pasal 41:

Kawasan Pariwisata terdapat di beberapa kecamatan, yaitu:

1. Kawasan wisata pantai terletak di Kecamatan Kusan Hilir, Pulau Laut Utara,

Pulau Laut Selatan, Pulau Laut Barat, Pulau Sebuku, dan Pulau Sembilan.

Page 25: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

2. Kawasan wisata alam terletak di Kecamatan Kelumpang Hulu, Batulicin,

Hampang, Pulau Laut Utara dan Kelumpang Selatan.

3. Kawasan wisata sejarah/makam raja-raja dan ulama terletak di Kecamatan Pulau

Laut Utara, Pamukan Utara, Kelumpang Tengah, Sampanahan, Kusan Hilir,

Sungai Durian dan Kelumpang Hulu.

Pasal 42:

Pengembangan kegiatan industri di wilayah Kabupaten Kotabaru diarahkan pada

Kecamatan Pulau Laut Barat, Pulau Laut Utara, Batulicin, Kelumpang Selatan,

Kelumpang Hulu, Pamukan Utara, Pulau Laut Timur dan Kelumpang Tengah.

Pasal 43:

Kawasan Pertambangan dialokasikan pada:

1. Pertambangan Batugamping/semen terletak di Kecamatan Kelumpang Selatan

dan Kelumpang Hulu.

2. Pertambangan lainnya yang terletak di bawah permukaan bumi tidak

dialokasikan secara khusus dalam eksploitasinya dapat dialihfungsikan sementara

(pinjam pakai).

Pasal 44:

Kawasan pemukiman yang diperuntukan pengelompokan perumahan penduduk

termasuk di dalamnya sarana/prasarana sosial ekonomi, bagi penduduk dengan

dominasi kegiatan non pertanian. Kriteria yang digunakan adalah:

1. Dominasi penggunaan lahan adalah pemukiman perkotaan.

2. Memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan pemukiman

3. Memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan

fasilitas/prasarana yang dibutuhkan.

4. Mempertimbangkan usaha-usaha/kebijaksanaan yang ada.

5. Mengalihkan penggunaan pertanian lahan kering yang berada terjepit di sekitar

pemukiman perkotaan yang ada menjadi pemukiman perkotaan.

6. Mempertimbangkan sentral pemerintahan, perdagangan dan ekonomi.

Pasal 45:

Kawasan laut dan pesisir:

1. Kawasan laut adalah batas 4 mil dari pantai yang pemanfaatannya untuk berbagai

budidaya pantai dan kegiatan perikanan lainnya.

2. Untuk menjaga kelestarian sumber daya laut maka daerah terumbu karang dan

kawasan hutan bakau dilindungi dari kegiatan eksploitasi.

Page 26: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

6. Pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Pasal 46:

Penyusunan dan pelaksanaan program-program serta proyek-proyek di

kawasan budidaya dan kawasan lindung, yang diselenggarakan oleh instansi

Pemerintah, Swasta, masyarakat harus berdasarkan pada pokok-pokok kebijaksanaan

sebagaimana dimaksud dalam BAB IX Peraturan Daerah ini.

Pasal 47:

Peta rencana alokasi pemanfaatan ruang, struktur tata ruang dan kawasan

prioritas dengan skala 1:100.000 serta Buku RTRW Kabupaten Kotabaru (Buku

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru) dengan sistematika tersebut

pada pasal 4 Peraturan Daerah ini sebagaimana terlampir merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 48:

RTRW Kabupaten bersifat terbuka untuk umum dan ditempatkan di Kantor

Pemerintah Daerah dan tempat-tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat.

Pasal 49:

Masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi mengenai RTRW

Kabupaten secara cepat, tepat dan mudah.

7. Pengendalian dan Pengawasan

Pasal 50:

1. Pengendalian Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru

diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap

pemanfaatan ruang.

2. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk

pelaporan, pemantauan dan evaluasi.

3. Penertiban terhadap pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang

diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Keterpaduan pelaksanaan RTRW Kabupaten Kotabaru dikoordinasikan oleh

Bupati Kotabaru.

Pasal 51:

1. Pengendalian pembangunan fisik di Kawasan Budidaya dilakukan melalui

kewenangan perijinan yang ada pada instansi Pemerintah Daerah.

Page 27: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

2. Pelaksanaan tindakan penertiban dilakukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan

RTRW Kabupaten.

3. Pemantauan dan pencegahan segala kegiatan pembangunan yang bertentangan

dengan Peraturan Daerah ini, menjadi wewenang Bupati Kotabaru.

C. Masalah Pengembangan Wilayah di Kabupaten Kotabaru Serta Solusinya

1. Jalur dan Sarana Transportasi

Kabupaten Kotabaru memiliki wilayah administratif yang menyebar, maka

agar dalam aksesibilitas dan hubungan antar daerah di Kabupaten Kotabaru dapat

maksimal dan berlangsung dengan baik maka harus dibuat jalur dan sarana

transportasi yang memadai. Saat ini untuk jalur perhubungan antar daerah baik skala

kecamatan maupun kota di Kabupaten Kotabaru sangat minim sekali. Sehingga

untuk keperluan yang berkaitan dengan perhubungan memerlukan waktu yang lama.

Walaupun sekarang ini sudah dibuat jalur lingkar pulau laut dan jalan poros serongga

sengayam yang bisa mempersingkat waktu perjalanan. Karena sebelum jalan ini

dibuat hubungan antar daerah dilakukan melalui jalur laut yang dalam waktu tertentu

resiko gelombang besar sering terjadi dan membutuhkan waktu yang lama. Namun

jalur perhubungan ini tidak memadai karena jalannya yang bergelombang, karena

sering dilalui alat-alat berat milik perusahaan batubara maupun sawit yang beroperasi

di wilayah Kabupaten Kotabaru sehingga jalannya rusak. Selain itu jembatan-

jembatan yang berada di jalur ini juga umumnya sudah tidak layak karena banyak

jembatan yang sudah berlubang dan lapuk sehingga bahayanya sangat tinggi.

Selain masalah tersebut untuk perhubungan antar wilayah di Kabupaten

Kotabaru juga kadang harus lewat daerah tetangga, seperti jalur perhubungan

sengayam (Pamukan Barat) dan Pamukan Utara harus melalui wilayah Kabupaten

Pasir, Kalimantan Timur, karena Kabupaten Kotabaru tidak memiliki jalur yang

menghubungkan wilayah tersebut. Selain itu walaupun Kabupaten Kotabaru

memiliki jalur penyeberangan Stagen-Tarjun yang menghubungkan antar wilayah

pulau laut dengan wilayah yang berada di pulau besar Kalimantan, namun masih

banyak masyarakat yang melewati jalur Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, karena

sedikitnya kapal penyeberangan yang beroperasi di jalur Stagen-Tarjun sehingga

waktu tunggunya sangat lama, selain itu juga untuk masuk pelabuhan penyeberangan

Tarjun harus melalui jalan berbatu selama ± tiga puluh menit.

Solusi untuk masalah ini sebaiknya dilakukan rehabilitasi ulang lagi terhadap

Page 28: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

jalur transportasi yang ada di Kabupaten Kotabaru, dengan melakukan pengaspalan

kembali yang lebih permanen, karena pengaspalan yang dilakuan sebelumnya lebih

bersifat pengerasan tanah. Selain itu juga jembatan yang berada di jalur lingkar Pulau

Laut dan jalan poros Serongga-Sengayam di perbaiki ulang dengan membuat

jembatan dari beton, karena umumnya jembatan yang ada di jalur ini terbuat dari

kayu dan besi tua. Agar jalan yang berada di lingkar pulau laut dan poros Serongga-

Sengayam tidak cepat rusak maka untuk angkutan alat berat perusahaan-perusahaan

yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kotabaru harus membuat jalur transportasi

sendiri atau jalur khusus untuk alat berat yang bisa disediakan Pemerintah Kabupaten

Kotabaru dengan bekerjasama dengan perusahaan yang bersangkutan seperti yang

dilakukan pemerintah Kabupaten Pasir dengan membuat jalur alat berat yang berada

didaerah Petangis dan yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pasir Utara. Untuk

jalur penyeberangan Stagen-Tarjun dilakukan penambahan kapal penyeberangan

yang berkapasitas lebih besar, agar tidak terjadi pengantrian penumpang dan

melakukan perbaikan jalan yang berada di jalur Serongga-Tarjun. Dan agar wilayah

Kecamatan Pamukan Utara dengan Kecamatan Pamukan Barat dan Kecamatan

Sungai Durian dapat ditempuh dengan cepat maka dibuat Jalan Poros yang

menghubungkan ketiga kecamatan tersebut dan kecamatan lain dengan membuka

jalur barat-timur Pamukan Barat dan Pamukan Utara yang dihubungkankan dengan

jalur jalan Poros Serongga-Sengayam, dan mambuat jembatan layang yang dapat

menghubungkan antara Pamukan Utara dan Sungai Durian karena kedua wilayah ini

dipisahkan oleh sungai sehingga untuk transportasi antar daerah harus menempuh

jalan memutar melewati Pamukan Barat. Selain itu untuk jalur laut yang meng

hubungkan antar daerah khusunya antar Pulau Laut dengan Pulau Sembilan dibuat

alat transportasi kapal yang melayani khusus jalur tersebut seperti Surabaya-Madura,

karena selama ini belum ada jalur transportasi khusus untuk kedua pulau ini sehingga

apabila ada keperluluan maka sarana transportasinya adalah kapal barang yang tidak

memiliki jadwal pelayaran tertentu.

2. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi

Jaringan listrik dan telekomunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat

vital dalam pembangunan suatu daerah, karena dengan adanya jaringan listrik dan

telekominikasi yang baik maka informasi antar daerahpun akan lebih mudah didapat.

Namun untuk beberapa wilayah di Kabupaten Kotabaru kebutuhan ini masih belum

Page 29: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Kotabaru, karena masih banyak

wilayah yang belum dialiri listrik dan jalur telekomunikasi atau telepon. Sampai saat

ini pembangunan sarana listrik dan telekomunikasi di Kabupaten Kotabaru masih

terpusat di pusat pemerintahan saja. Sehingga untuk daerah-daerah terpencil di

Kabupaten Kotabaru untuk mendapatkan fasilitas listrik masyarakatnya membuat

jaringan listrik sendiri dengan cara swadaya yang dayanya sangat kecil karena hanya

menggunakan mesin diesel kecil. Selain itu untuk telekomunikasi di Kabupaten

Kotabaru juga demikian karena masih banyak wilayah yang tidak mendapatkan

sinyal telepon, bahkan hal ini tidak hanya terjadi di wilayah terpencil saja namun

juga di wilayah yang dekat dengan pusat kota seperti daerah Gunung Sari (Stagen)

juga sulit untuk mendapatkan sinyal telepon atau hp padahal daerah ini jarak dengan

pusat kota sangat dekat sekitar ± 18 km.

Solusinya adalah pemerintah daerah Kabupaten Kotabaru harus berupaya

membangun sarana dan prasarana listrik yang ada di wilayah Kabupaten Kotabaru

dengan bekerjasama dengan pihak PLN dan Telkom. Agar nantinya semua

Masyarakat daerah Kabupaten Kotabaru bisa merasakan jaringan listrik dan

telekomunikasi dengan baik. Sehingga dalam perkembangan informasi masyarakat

daerah Kabupaten Kotabaru khususnya di daerah terpencil dapat memperoleh dan

menyampaikan informasi dengan cepat. Untuk mengurangi keterbatasan kebutuhan

jaringan listrik mungkin pemerintah Kabupaten Kotabaru dapat membuat

pembangkit listrik dengan tenaga air (PLTA). Dengan menggunakan bendungan

yang terdapat di daerah Pulau Laut dan bekerjasama dengan pihak PLN. Karena

suplai air di bendungan ini sangat besar yang kemudian listriknya bisa dialirkan

kedaerah Pulau Laut maupun daerah lainnya yang menjangkau. Selain dapat

menambah pasokan listrik juga dapat menghemat pengeluaran BBM.

Sedangkan untuk kebutuhan jaringan telekomunikasi pemerintah Kabupaten

Kotabaru bisa bekerjasama dengan pihak telkom ataupun swasta seperti telkomsel,

indosat, maupun yang lainnya untuk memberikan kemudahan dalam membuka atau

memperluas jaringan telekomunikasinya. Sehingga dengan adanya kerjasama yang

baik maka diharapkan dapat memberikan keuntungan baik bagi pemerintah maupun

bagi perusahaan terkait. Karena selama ini untuk menyampaikan informasi yang

penting dari pusat kedaerah ataupun sebaliknya membutuhkan waktu yang sangat

lama, karena harus menempuh jarak yang jauh. Dengan adanya jaringan listrik dan

telekomunikasi yang baik maka diharapkan informasi yang ada lebih cepat diterima

Page 30: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

dan dikembangkan baik melalui fax, email, maupun dengan jaringan telpon dan lain-

lain yang bisa mempercepat proses penyampaian informasi.

3. Kebutuhan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat yang harus

dipenuhi oleh suatu pemerintah yaitu dengan cara menyediakan sarana pendidikan

yang layak dan memadai. Dalam suatu pembangunan tingkat pendidikan masyarakat

menjadi salah satu indikator yang sangat penting dalam mengukur perkembangan

masyarakat suatu wilayah apakah sudah maju atau tidak. Dengan adanya pendidikan

yang baik di suatu wilayah maka diharapkan sumber daya manusia yang ada di

wilayah tersebut juga menjadi lebih berkualitas. Dengan kualitas sumber daya

manusia yang tinggi maka diharapkan pula pemanfaatan sumber daya alam yang ada

di daerah tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal dengan

memanfaatkan sumber daya manusia yang ada diwilayah tersebut.

Di Kabupaten Kotabaru khususnya didaerah terpencil sarana pendidikan

seperti guru, alat tulis, dan bahan ajar menjadi salah satu faktor yang sangat terbatas.

Sehingga kegiatan belajar mengajar dibeberapa daerah di Kabupaten Kotabaru tidak

dapat berlangsung dengan maksimal. Banyak sekolahan yang masih kekurangan guru

karena pada umumnya guru-guru yang ada di Kabupaten Kotabaru adalah guru yang

berasal dari luar daerah seperti Jawa yang pada umumnya tujuan mereka mengajar di

Kalimantan adalah untuk mendapatkan gelar PNS, yang kemudian setelah mengajar

beberapa tahun pindah lagi ke daerah asalnya sehingga kebutuhan guru tetap tidak

terpenuhi. Disamping itu juga masih ada sekolahan yang belum memiliki guru tetap,

karena sebagian besar gurunya merupakan tenaga kerja honorer dari sekolahan

negeri lainnya. Selain itu masalah lainnya adalah sulitnya mendapatkan bahan ajar

seperti buku pedoman, bahkan karena keterbatasan buku tersebut buku-buku lama

dari kurikulum yang lama pun masih banyak yang dipakai sebagai bahan acuan

belajar mengajar. Mungkin untuk daerah perkotaan atau kecamatan sarana ini sudah

mulai terpenuhi namun untuk mendapatkan bahan ajar lain sangat sulit karena buku

yang ada terbatas.

Solusi untuk masalah ini adalah, untuk mengurangi kekurangan guru

diharapkan pemerintah Kabupaten Kotabaru memberikan beasiswa pendidikan untuk

melanjutkan kuliah sebagai tenaga pengajar kepada putra daerahnya dan setelah

selesai langsung diangkat sebagai tenaga pengajar di wilayah tersebut. Selain itu

Page 31: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

dalam melakukan pengangkatan pegawai negeri sipil diutamakan dari putra daerah

Kabupaten Kotabaru sendiri. Sekarang ini cara ini sudah di tempuh namun masih

kurang sosialisasi kepada masyarakat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang

perguruan tinggi, sehigga masih perlu diadakan sosialisasi yang lebih baik lagi

mungkin cara yang sudah ditempuk pihak pemerintah Kabupaten Kotabaru samapi

saat ini adalah dengan cara membebaskan biaya pendidikan dari SD-SMA. Selain itu

kepada guru yang mengajar di daerah atau desa terpencil juga diberikan insentif yang

lebih tinggi dibandingkan denga daerah perkotaan atau kecamatan. Untuk masalah

keterbatasan buku pelajaran pemerintah Kabupaten Kotabaru dapat bekerjasama

dengan salah satu atau beberapa pihak penerbit untuk menyediakan kebutuhan buku

dan menyalurkannya secara merata ke daerah-daerah di Kabupaten Kotabaru yang

digunakan sebagai acuan belajar mengajar.

4. Kawasan Lindung dan Budidaya

Dalam perencanaan pola pemanfaatan ruang perlu diidentifikasi dan deliniasi

kawasan lindung dan kawasan budidaya agar kelestarian yang ada di suatu daerah

tetap terjaga sehingga tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan dampak negatif

lainnya. Di kawasan Kabupaten Kotabaru khususnya untuk pengelompokan kawasan

ini masih belum maksimal dan bahkan masih ada yang belum dilakasanakan.

Kawasan penting yang ada di Kabupaten Kotabaru yang perlu dilindungi

adalah kawasan Pulau Laut. Karena Pulau Laut secara langsung adalah sebagai

penyangga daratan bagian pesisir timur-sealatan pulau besar Kalimantan yang secara

geografis berfungsi sebagai penyangga abrasi pantai teritorial daratan sisi pesisir

sebelah tenggara pulau besar Kalimantan yang memberikan kontribusi terhadap garis

pantai diwilayah Kalimantan. Selain itu Pulau Laut juga memiliki kakayaan hasil

tambang yang melimpah karena hampir sebagian besar wilayah Pulau Laut

berpotensi sebagai area pertambangan batubara. Pulau Laut juga memiliki

keanekaragaman hayati yang beragam yang merupakan miniatur hutan tropis, karena

sebagian besar hutan tropis terdapat di Pulau Laut. Namun semua kekayaan alam

yang ada di Pulau Laut tersebut kini semakin berkurang akibat aktivitas

penambangan dan penebangan hutan yang merusak tatanan ekosistem di Pulau Laut.

Kekayaan alam khususnya hutan dan tambang di wilayah Pulau Laut

harusnya dilindungi agar tidak menimbulkan kerusakan ekologi, karena hutan di

wilayah Pulau Laut merupakan area yang sangat vital bagi ketersedian air, khusunya

Page 32: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

untuk ketersediaan air bersih bagi separuh penduduk Kabupaten Kotabaru yang

mendiami wilayah Pulau Laut. Oleh karenanya menjadi penting untuk

mempertahankan ekosistem Pulau Laut dari aktivitas pertambangan dan penebangan

hutan, karena sudah banyak lubang-lubang besar akibat penambangan dan

penebangan hutan yang ada di wilayah Pulau Laut yang tidak direklamasikan dengan

baik, yang dikhawatirkan selain merusak lingkungan juga dapat mengakibatkan

Pulau Laut hilang tenggelam dihantam oleh gelombang laut. Karena untuk proses

reklamasi atau memulihkan hutan-hutan yang rusak membutuhkan waktu sedikitnya

lima belas tahun untuk rehabilitasi.

Solusi untuk masalah ini adalah Pemerintah Kabupaten Kotabaru harus

membuat aturan dan hukuman yang tegas untuk melarang kegiatan penambangan

dan penebangan hutan diwilayah pulau laut dan menetapkan pulau laut sebagai

kawasan lindung dan budidaya yang bukan hanya sebuah peraturan tertulis yang

berada diatas kertas putih dan terus diabaikan dalam pelaksanaanya, karena

umumnya kegiatan illegal Mining dan Illegal Loging yang ada di wilayah Kabupaten

Kotabaru juga melibatkan oknum-oknum tertentu. Dan walaupun pemerintah

kabupaten ingin membuka investasi janganlah disektor-sektor ekstraktif ini, karena

pengembangan wilayah Pulau Laut masih bisa melalui sektor-sektor lain seperti

kelautan, pariwisata, perkebunan, kehutanan, pendidikan dan pusat pemerintahan,

atau bahkan sebagai tempat penelitian. Selain itu pemerintah juga harus mendorong

masyarakat Kabupaten Kotabaru khususnya yang berada di wilayah Pulau Laut

untuk menjaga lingkungan hidup dan kelestarian hutan seperti yang di tumbuhkan

pada masyarakat Bali untuk menjaga lingkungannya serta reboisasi kawasan hutan

kritis sedini mungkin karena rusaknya lingkungan hidup juga dapat merusak tatanan

sosial kemasyarakatan.

Untuk kawasan budidaya di Kabupaten Kotabaru juga perlu dibangun karena

juga berfungsi sebagai faktor pendukung pembangunan di Kabupaten Kotabaru.

Kawasan ini berfungsi sebagai kegiatan yang berpotensi ekonomiyang tidak

memberikan dampak kerusakan lingkungan. Untuk Pulau Sembilan, Kecamatan

Pamukan Selatan, dan Pulau Laut bagian selatan maupun utara dapat di tetapkan

sebagai kawan budidaya kelautan karena wilayah ini memiliki potensi ekonomi yang

besar dibidang kelautan, hal ini mungkin dapat didukung dengan membuat pabrik

penolahan ikan, karena sampai saat ini Kabupaten Kotabaru yang memiliki sumber

daya laut yang melimpah masih belum mempunyai pabrik pengolahan ikan. Untuk

Page 33: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

wilayah yang berada di utara pulau besar Kalimantan seperti wilayah Kecamatan

Pamukan Barat, Sungai Durian, Pamukan Utara dan sekitarnya dapat ditetapkan

sebagai kawasan budidaya perkebunan dan kehutanan, seperti sawit, karet dan lain-

lain yang mamiliki komoditi ekspor yang tinggi. Bahkan mungkin untuk wilayah ini

perlu dibuat pabrik industri pengembangan biofuel yang mendukung kebijakan

nasional dalam rangka mengurangi impor minyak dan penghematan devisa negara,

karena ketersediaan bahan baku utama berupa minyak sawit dan potensi

pengembangan jarak pagar diwilayah ini relatif besar.

Page 34: an Wilayah Kabupaten Kotabaru Kalsel

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR RUJUKAN

Djakapermana, Ruchyat Deni.2003.Penataan Ruang Wilayah Pulau Kalimantan Sebagai Konsepsi Pengembangan Wilayah dengan Mengoptimalisasikan Pemanfaatn SDA dan Lingkungan. Bogor:ITB

http://id.kotabarukab.go.id/potensi_daerah.html http://id.kotabarukab.go.id/peta_administrasi.html http://id.kotabarukab.go.id/wilayah_geografis.html http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kotabaru Proposal BPPD Kabupaten Kotabaru Tahun 2006